STIMULUS YANG DAPAT MEMPENGARUHI SARAF.docx

13
STIMULUS YANG DAPAT MEMPENGARUHI SARAF DAN OTOT LABORATORIUM FISIOLOGI DISUSUN OLEH JOHARISCAN NAINGGOLAN 122500076 GROUP C FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ii

Transcript of STIMULUS YANG DAPAT MEMPENGARUHI SARAF.docx

Page 1: STIMULUS YANG DAPAT MEMPENGARUHI SARAF.docx

STIMULUS YANG DAPAT MEMPENGARUHI SARAF

DAN OTOT

LABORATORIUM FISIOLOGI

DISUSUN OLEH

JOHARISCAN NAINGGOLAN

122500076

GROUP C

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2012/2013

ii

Page 2: STIMULUS YANG DAPAT MEMPENGARUHI SARAF.docx

DAFTAR ISI

Kata pengantar ......................................................................................................i

Daftar isi ............................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan .............................................................................................1

BAB II Teori-teori

A. Fisiologi saraf .................................................................................... 2B. Rangsangan ......................................................................................... 3C. Hukum all or none law ....................................................................... 4D. Break dan Make .................................................................................. 4

BAB III KESIMPULAN ...................................................................................... 5

Daftar Pustaka ...................................................................................................... 6

ii

Page 3: STIMULUS YANG DAPAT MEMPENGARUHI SARAF.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat yang telah

diberikannya kepada saya dalam penyelesaian makalah ini.

Saya ucapkan terima kasih kepada dosen praktikum fisiologi, Dr. Maya Savira

atas kesempatannya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tujuan untuk

memperbaiki nilai praktikum saya dan absensi praktikum fisiologi.

Demikianlah makalah ini saya perbuat.

Hormat saya,

Johariscan Nainggolan

NIM : 122500076

ii

Page 4: STIMULUS YANG DAPAT MEMPENGARUHI SARAF.docx

BAB I

PENDAHULUAN

Rangsangan ialah sesuatu yang dapat mempengaruhi indra (pencium, peraba,

perasa, dsb) atau sesuatu yg dapat membangkitkan perasaan tertentu (kegembiraan,

kesedihan, keberanian, kehangatan).

Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuan berkontraksi . otot

memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Kontraksi otot

terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan , sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot

sedang beristirahat.

Saraf ialah jaringan yg mengatur kerja sama, menyalurkan rangsangan dari dan

ke alat-alat tubuh.

ii

Page 5: STIMULUS YANG DAPAT MEMPENGARUHI SARAF.docx

BAB II

TEORI-TEORI

A. Fisiologi Saraf

Dalam sistem saraf terdapat istilah polarisasi, depolarisasi, dan repolarisasi.

Polarisasi adalah keadaan dimana saraf sedang istirahat atau keadaan dimana saraf tidak

sedang menjalankan rangsang. Pada keadaan ini muatan yang lebih negatif berada di sisi

dalam membran sedangkan muatan yang lebih positif berada di sisi luar membran.

Membran sel saraf bersifat impermeabel terhadap ion natrium dan permeabel terhadap

ion kalium.

Potensial yang dapat diterima membran saraf dalam keadaan istirahat berbeda-beda

tergantung pada jenis selnya. Hal ini menunjukkan keadaan elektrolis antara sisi dalam

membran dengan sisi luar membran. Perbedaan potensial tersebut disebabkan oleh

adanya distribusi ion natriun dan kalium yang tidak seimbang di antara kedua sisi

membran sel saraf. Besarnya potensial membran yang diukur saat sel dalam keadaan

istirahat ini disebut potensial membran.

Depolarisasi adalah keadaan dimana saraf sedang menjalankan rangsang. Pada keadaan

ini muatan yang lebih negatif berada di sisi luar membran sedangkan muatan yang lebih

positif berada di sisi dalam membran. Membran sel saraf bersifat impermeabel terhadap

ion kalium dan permeabel terhadap ion natrium sehingga ion (Na) berdifusi dan ion (K)

ditahan. Dalam keadaan ini pula dikenal istilah potensial aksi, yaitu potensial membran

yang diukur pada saat sel terdepolarisasi.

Proses ini terjadi jika terdapat rangsangan yang akan menjadi impuls bagi saraf.

Impuls dapat dikatakan sebagai “aliran listrik” yang merambat pada serabut saraf.

Impuls dapat dihantarkan melalui sel saraf dan sinapsis. Impuls melalui sel saraf terjadi

ii

Page 6: STIMULUS YANG DAPAT MEMPENGARUHI SARAF.docx

karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam serabut

saraf sehingga impuls merambat sesuai aliran listrik. Impuls melalui sinapsis terjadi

karena adanya neurontransmiter, yaitu senyawa kimia yang menghantarkan impuls di

dalam sinapsis. Impuls diterima neurontransmiter di membran presinapsis kemudian

neurontransmiter menyebrangi celah sinapsis menuju membran postsinapsis.

Membran postsinapsis mengalami depolarisasi dan impuls diteruskan ke serabut

saraf berikutnya. Perjalan impuls melalui sinaps disebut trasmisi. Terdapat dua jenis

perjalan impuls melalui sinapsis, pertama melalui sinaps elektrik sehingga disebut

transmisi elektrik dan kedua melalui sinaps kimia sehingga disebut trasmisi kimiawi.

Repolarisasi disebut juga sebagai periode penyembuhan setelah saraf mengalami

depolarisasi. Repolarisasi merupakan tahapan yang paling penting bagi sel. Diantara

depolarisasi dan repolarisasi terdapat satu periode yang disebut sebagai periode

refrakter, yaitu periode waktu tertentu saat sel saraf tidak dapat menanggapi rangsang

yang diberikan untuk kedua kalinya.

Terdapat dua jenis periode refrakter, yaitu:

1. Periode refrakter absolut ialah jangka waktu tertentu saat sel saraf benar-benar tidak

dapat menanggapi rangsang yang diberikan untuk kedua kalinya, apapun jenis

rangsangnya dan berapa pun kekuatan rangsang yang diberikan. Periode ini biasanya

berlangsung pada awal repolarisasi.

2. Periode refrakter relatif ialah jangka waktu pada akhir repolarisasi, yang mana sel

saraf kemungkinan sudah dapat kembali menanggapi rangsang, asalkan rangsang yang

diberikan lebih kuat daripada rangsang sebelumnya atau jenis rangsangnya berbeda.

B. Rangsangan

1. Macam rangsangan :

ii

Page 7: STIMULUS YANG DAPAT MEMPENGARUHI SARAF.docx

a. Rangsangan mekanik ; contoh : tekanan , rangsangan ini langsung

menimbulkan kontraksi yang sesaat.

b. Rangsangan kimiawi ; contoh : penggunaan Kristal NaCl ,

rangsangan ini tidak langsung menghasilkan kontraksi, akan tetapi

melakukan kontraksi secara bertahap makin kuat (kontraksi berkali-

kali).

c. Rangsangan suhu ; contoh : penggunaan air panas.

2. Berdasarkan Intensitasnya :

a. Stimulus subliminal ialah rangsangan dengan intensitas lebih kecil

dari nilai ambang yang hanya mengakibatkan terjadinya respon

berupa potensial lokal.

b. Stimulus threshold ialah rangsangan terkecil yang sudah

menimbulkan terjadinya potensial aksi, oleh karena rangsangan

tersebut sudah mencapai nilai ambang.

c. Stimulus maksimal ialah rangsangan yang mengakibatkan kontraksi

maksimal

d. Stimulus supramaksimal ialah rangsangan yang lebih besar dari

rangsangan maksimal tetapi kontraksinya tak lebih dari rangsangan

maksimal.

C. Hukum “ all or none law ”

All or none law adalah prinsip bahwa kekuatan dimana saraf atau serat otot

menanggapi rangsangan tidak tergantung pada kekuatan stimulus. Jika stimulus di atas

ii

Page 8: STIMULUS YANG DAPAT MEMPENGARUHI SARAF.docx

ambang batas, serat saraf atau otot akan memberikan respon lengkap atau tidak ada

jawaban sama sekali.

Masa laten : masa awal/dimulainya diberi rangsangan sampai mengalami kontraksi.

Masa kontraksi : masa saat respon sampai akhir respon/relaksasi.

Masa relaksasi : masa mulai reaksi sampai relaksasi

D. Break dan Make

Penggunaan stimulus listrik dalam mengetahui respon kontraksi dikenal istilah

break dan make.

Break adalah keadaan dimana arus pada elektroda terbuka

Make adalah keadaan dimana arus pada elektoda tertutup

ii

Page 9: STIMULUS YANG DAPAT MEMPENGARUHI SARAF.docx

BAB III

KESIMPULAN

Rangsangan dapat mempengaruhi saraf dan otot, dengan rangsangan yang

berbeda-beda pulah, berdasarkan intensitasnya, serta rangsangan juga menghasilkan

respon dan kontraksi yang bermacam-macam.

Dengan mengerti dari hukum all or none law, kita dapat memahami suatu

stimulus yang mencapai kontrakasi maksimal pada saat potensial aksi mencapai nilai

ambang.

Mengetahui masa pada awal hingga akhir ( laten, kontraksi, relaksasi ).

ii

Page 10: STIMULUS YANG DAPAT MEMPENGARUHI SARAF.docx

DAFTAR PUSTAKA

Cannon, Walter B. Biographical Memoir, Henry Pickering Bowditch, 1840-1911.

Washington, D.C.:National Academy of Sciences, volume xvii, eighth memoir.

1924.

Ganong WF, Buku ajar Fisiologi Kedokteran. Ed.22. Jakarta.1987.

Mitchell, P.H. 1956. A Textbook of General Phisiology. McGraw-Hill Book

Company, Inc, New York.

ii

Page 11: STIMULUS YANG DAPAT MEMPENGARUHI SARAF.docx

ii