PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

35
PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL KEINGINAN PARA TURIS PADA ORISINALITAS KULINER BANDUNG Peneliti: PENELITI : Ardi Mularsari, S.Pd., M.Pd. NIDN : 0107050738 AKADEMI PARIWISATA NASIONAL JAKARTA 2020

Transcript of PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

Page 1: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

PENELITIAN STIMULUS

AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

KEINGINAN PARA TURIS PADA ORISINALITAS KULINER BANDUNG

Peneliti:

PENELITI : Ardi Mularsari, S.Pd., M.Pd.

NIDN : 0107050738

AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

JAKARTA

2020

Page 2: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

i

KEINGINAN PARA TURIS PADA ORISINALITAS KULINER

DI KOTA BANDUNG: STUDI WISATA KULINER

Abstrak

Saat ini karena destinasi wisata kuliner Kota Bandung merupakan salah satu

destinasi wisata kuliner unggulan di Indonesi,diperlukan perhatian yang khusus dari

para stakeholders terhadap sektor kuliner khas Kota Bandung. Kita perlu memahami

keinginan wisatawan terhadap produk wisata khas kuliner di Bandung Raya yang

ditawarkan dalam industri wisatanya, sehingga terjamin keunggulan cita rasa dan

suasana dalam wisata kuliner tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, menggunakan metode analisis konjoin.

Menggunakan alat analisis data SPSS versi 25. Dalam penelitian ini dibahas

keinginan wisatawan terhadap produk, lokasi dan layanan.

Kata kunci: keinginan, wisatawan, Wisata kuliner, Bandung

Abstract

Currently, because the culinary tourism destination of Bandung City is one of the

leading culinary tourism destinations in Indonesia, it requires special attention from

stakeholders towards the culinary sector typical of Bandung City. We need to

understand the desires of tourists for the typical culinary tourism products in

Bandung Raya that are offered in the tourism industry, so that the superior taste and

atmosphere in this culinary tour is guaranteed. This type of research is a descriptive

study with a quantitative approach, using the conjoint analysis method. Using the

SPSS version 25 data analysis tool. This study discusses the desires of tourists for

products, locations and services.

Key words: desire, tourists, culinary tourism, Bandung

Page 3: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

ii

DAFTAR ISI

Abtrak ................................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................... ii

Halaman Pengesahan ............................................................................................ iii

Kata Pengantar ...................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

D. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 7

E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ................................................................................ 8

B. Langkah – Langkah Membentuk Preferensi ............................... 9

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ........................................................................ 20

B. Objek Penelitian .......................................................................... 21

C. Populasi dan Sampling ................................................................ 21

D. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 23

E. Hipotesis Penelitian .................................................................... 25

BAB IV PEMBAHASAN

A. Sistematika Penulisan ................................................................. 26

Daftar Pusaka ........................................................................................................ 27

Page 4: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

iii

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : Keinginan para Turis pada orisinalitas kuliner di Bnadung

2. Bidang kegiatan : Penelitian Stimulus

3. Pelaksana Kegiatan

a. Nama : Ardi Mularsari, S.Pd., M.Pd.

b. Tempat/Tanggal Lahir : Surabaya, 5 September 1960

c. NIDN : 0305096001

d. Pangkat/Golongan : Lektor/ III c

e. Jabatan Fungsional : Ketua pengembangan dan pelatihan pariwisata Akademi

Pariwisata Nasional

f. Alamat : Jl.KP 2 rt09/01 Kel. Jakasampurna Bekasi Barat

g. No. HP : 08129023529

h. E-mail : [email protected]

4. Biaya : Rp.8.000.000 (Delapan juta rupiah)

5. Lama Kegiatan : 6 bulan

Mengetahui, Jakarta, Agustus 2020

Direktur Akparnas, Peneliti

(Eddy Guritno, SE., MSi.M) (Ardi Mularsari, S.Pd., M.Pd.)

Mengetahui

Wakil Rektor Bidang PPMK

Prof. Dr. Ernawati Sinaga, MS.,Apt

Page 5: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

iv

KATA PENGANTAR

Atas karunia Allah SWT, penelitian ini dilaksanakan oleh penulis dalam rangka memenuhi tri

dharma perguruan tinggi, juga sebagai sumbangsih pada dunia pendidikan dan pengembangan

industry Pariwisata di Indonesia. Pengenalan Pariwisata memiliki urgensi dalam melestarikan budaya

tradisi yang asli dari kuliner nusantara, sebagai kekayaan yang sangat dinamis, dalam penyajian,

pengolahan dan rasa yang sangat eksotis. Sehingga Indonesia memiliki mark yang menjadi unggulan,

seperti haknya “rendang” saat ini yang sudah mendunia, go to internasional.

Penulis yang pernah terjun langsung dalam Pariwisata melihat beberapa kelemahan yang

dapat di perbaiki dalam cita rasa orisinalitas kuliner Bandung, misalnya: pemilihan bahan makanan

yang segar, pengolahan bahan yang cepat, dan penyajian yang menarik, jadi tidak hanya rasa yang

diutamakan tetapi juga suasana atau faktor psikologis yang melahirkan kesan dan pesan yang tidak

terlupakan sebagai pengalaman perjalanan seorang turis.

Dalam penelitian ini penulis sertakan resep-resep orisinal makanan Bandung yang secara

visual (Foto) dapat dilihat dan resep yang masih orisinal untuk informasi kuliner tradisional di

Indonesia. Demikian penelitian ini dilaksanakan, semoga menjadi bahan masukan yang baik untuk

kita dunia pendidikan Pariwisata khususnya Kuliner di Hotel

Peneliti, 2020

Ardi Mularsari

Page 6: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.LatarBelakang

Industri pariwisata merupakan sektor yang menjanjikan untuk

pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Sektor pariwisata dapat memberikan dampak

yang sangat positif dalam meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan

masyarakat maupun meningkatkan perekonomian bagi suatu daerah. Seperti yang

dijelaskan oleh UN World Tourism Organization atau yang biasa kita sebut

UNWTO meningkatnya jumlah destinasi di berbagai dunia menjadikan pariwisata

sebagai kunci dalam meningkatkan socio-economi melalui penciptaan lapangan

pekerjaan dan perusahaan, pendapatan ekspor dan pembangunan

infrastruktur(UNWTO, Tourism, 2015).

Tren pariwisata saat ini wisatawan cenderung mengejar kualitas dari

perjalanan wisatanya. Tren jenis wisata ini biasanya disebut dengan wisata

minat khusus. Wisata minat khusus adalah pariwisata yang berfokus pada

gagasan untuk mendapatkan pengalaman unik yang tidak dapat ditemukan di

tempat lain. Menparekraf mengatakan bahwa tujuh sektor pariwisata minat khusus

yang dikembangkan di Indonesia adalah wisata sejarah dan budaya, wisata alam

dan ekowisata, wisata kuliner dan belanja, pertemuan, insentif, konvensi, pameran

(MICE), pariwisata olahraga dan rekreasi, pariwisata pesiar dan pariwisataspa

(2012).Wisata kuliner merupakan salah satu industri pariwisata yang sedang

mengalami perkembangan pesat.Menurut UNWTO (2012) wisata kuliner, yaitu

adalah pengalaman perjalanan ke daerah gastronomi untuk rekreasi atau tujuan

hiburan, yang mencakup kunjungan ke produsen makanan primer dan sekunder,

festival, pameran makanan, peristiwa, petani pasar, acara memasak dan

demonstrasi, mencicipi produk makanan berkualitas, atau kegiatan pariwisata

yang berhubungan dengan makanan.Trenwisatawan kepada kuliner saat ini adalah

dengan datang ke suatu daerah wisata untukmencari dan menikmati

hidanganmakanan khas daerahnya.BPS dan Kemenpar menyatakan mengenai

Page 7: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

2

kajian data pasar wisatawan nusantara untuk Provinsi Jawa Barat, tujuan

wisatawan untuk berwisata kuliner berada di peringkat keempat dengan presentase

15,32% berada di bawah wisata bahari dengan presentase 18,39%, wisata kota dan

pedesaan dengan presentase 29,82%, dan juga objek wisata terintegrasi dengan

presentase 16,6% dari total kegiatan wisata yang ada(Kemenpar, 2017).

Hal ini menunjukan bahwa minat wisatawan terhadap wisata kuliner

cukup tinggi. Selain daripada itudalam Peraturan Daerah No. 15 Tahun 2015

tentang rencana induk pembangunan kepariwisataan Provinsi Jawa Barat tahun

2016-2025 telah membagi destinasi pariwisata Provinsi Jawa Barat menjadi 5

(lima) destinasi wisata provinsi (DPP). Salah satu destinasi pariwisatanya adalah

Cekungan Bandung dan sekitarnya dengan pusat DPP adalah Kota

Bandung(2017).Adapundilansir pada Kompas.com(2018)Kota Bandung

diresmikan menjadi salah satu destinasi wisata kuliner unggulan di Indonesia oleh

Kementerian Pariwisata Indonesia. Diantara kota yang lainnya yaitu, ada Bali dan

Joglosemar (Yogyakarta, Solo dan Semarang). Kota Bandung memiliki posisi

geografis yang strategis, kemudahan akses wisatawan nusantara menjadikan Kota

Bandung berpotensi menjadi magnet penangkal atau pelarian singkat bagi

wisatawan dari Jakarta dan daerah Jawa Barat, maupun sekitarnya. Kemudian

Kota Bandung juga merupakan salah satu kota yang memiliki daya tarik sangat

tinggi dalam bidang pariwisata termasuk dalam daya tarik

wisatakuliner.Berwisata kuliner di Kota Bandung merupakan suatu hal yang wajib

dilakukan ketika berkunjung ke kota kembang tersebut. Ada beraneka ragam jenis

kuliner tradisional khas Kota Bandung yang sangat menarik untuk

dinikmati.Menurut data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

Makanan tradisional khas Kota Bandungdiantaranya adalah mie kocok, kupat

sayur, soto bandung, baso tahu, siomay, batagor, angeun kacang beureum, nasi

timbel, sayur asem,peuyeum bandung, peuyeum ketan, borondong, ladu, alia

agrem, kolontong, opak, ranginang, keripik tempe, keripik oncom, awug, awug

beras, colenak (dicocol enak), surabi, cimol (aci digemol), dan masih banyak

lainnya(Eris, 2019).Makanan-makanan ringan ini merupakan ciri khas Kota

Bandung, sehingga merupakan suatu hal yang wajib bagi wisatawanyang

Page 8: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

3

berkunjunguntuk mencoba salah satu panganan tersebut. Kota ini pun memiliki

peluang yang sangat besar untuk lebih berkembang di masa depan seiring dengan

tingginya minat wisatawan nusantara untuk berwisata di negeri sendiri. Menurut

Kusumaningrum wisatawan adalah seseorang yang melakukan perjalanan dari

suatu tempat lain yang jauh dari rumahnya bukan dengan alasan rumah atau

kantor, biasanya menghabiskan waktu untuk menyegarkan pikiran, bersantai dan

ingin melepaskan diri dari rutinitas kehidupan sehari-hari (2012). Peran

wisatawan ini sangat menetukan dan sering diposisikan sebagai jantung

kegiatanpariwisata itu sendiri.BPS berkolaborasi dengan Kemenpar

mendefinisikan wisatawan Nusantara (wisnus)/domestic

touristsadalah:“Seseorang yang melakukan perjalanan di wilayah teritori suatu

negara, dalam hal ini Indonesia, dengan lama perjalanan kurang dari 6 bulan dan

bukan bertujuan untuk memperoleh penghasilan di tempat yang dikunjungi serta

bukan merupakan perjalanan rutin (sekolah atau bekerja), dengan mengunjungi

objek wisata komersial, dan atau menginap di akomodasi komersial, dan atau

jarak perjalanan lebih besar atau sama dengan 100 (seratus) kilometer pergi-

pulang (Kemenpar, 2017)”Berikut terdapat data jumlah kunjungan wisman dan

wisnus dari tahun 2011-2016 yang dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL 1

DATA WISATAWAN MANCANEGARA DAN NUSANTARAKOTA

BANDUNG

Page 9: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

4

Berdasarkan hasil kunjungantersebut tercatat ada 4.827.589 wisatawan

nusantara yang berkunjung ke Kota Bandung pada tahun 2016.Kunjungan

wisatawannusantaraterus meningkat dari tahun ketahun, kecuali pada tahun 2016.

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang menjadi unggulan Kota

Bandung dan menyumbangkan kontribusi yang cukup signifikan terhadap

perekonomian Kota Bandung. Maka dari itu Wali Kota Bandung pun sangat

peduli dan konsen terhadap kuliner karena wisata kuliner jadi salah satu program

Pemerintah KotaBandung untuk mengangkat identitas kota dengan makanan khas

tradisionalnya.Dalam hal ini Bapak Eris selaku bagian bidang wisata kulinerdi

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung mengatakan bahwa Braga

Culinary Night (BCN) yang diadakan pada bulan januari tahun 2014,merupakan

salah satu bentuk keseriusan pemerintah kota untuk melestarikan kuliner khas

tradisional selain untukmenghidupkan kembali kawasan bangunan bersejarah di

kawasan jalan braga.Semua warga dari berbagai kalangan bisa menikmati sajian

kuliner khas di Bandung ini. Setelah menggelar festival BCN tersebut, pemerintah

Kota Bandung menyelenggarakan beberapa kegiatan serupa ditempat lain, seperti

Cibadak Culinary Nightpada bulan februari tahun 2014, Lengkong Culinary Night

pada april tahun 2014dan Ujung Berung Culinary Nightpada bulan maret tahun

2014. Dengan adanya festival tersebut membuat 30 kecamatan yang ada di Kota

Page 10: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

5

Bandung tergerak juga untuk melestarikan kuliner khas Bandung dengan cara

berjualan makanan khas tradisional (2019).

Selain itu dalam Peraturan Daerah No. 15 Tahun 2015 tentang rencana

induk pembangunan kepariwisataan Provinsi Jawa Barat tahun 2016-2025,Kota

Bandungmemiliki destinasi wisata kuliner yaitu sepertiJalanBraga, Riau, Dago,

Lembang, Paskal Food Marketdan lain-lainnya(2017).

Dari gambaran tersebut sangatlah sesuai dengan karakteristik Kota

Bandung sebagai salah satu destinasi wisata kuliner unggulan di Indonesia. Oleh

karena itu, perlu perhatian yang lebih baik dari para pembuat kebijakan dan

investor terhadap sektor kuliner,khususnya kuliner khas Kota Bandung untuk

memahami dan mengetahui bagaimana preferensi wisatawan agar dapat

mendatangkan konsumen dalam jumlahyang lebihbanyak.Preferensi wisatawan

dapat menjadi dasar dalam memperhitungkan keinginan dan kebutuhan akan

pelayanan fasilitas wisata yang akan diterima. Menurut Porteus dalam Koranti

(2017) preferensi merupakan bagian dari komponen pembuatan keputusan dari

seorang individu, yaitu kecenderungan untuk memilih sesuatu yang lebih disukai

daripada yang lain. Dengan begitu, preferensi dapat memberikan masukan bagi

bentuk partisipasi dalam proses perencanaan.Preferensi dapat dilakukan apabila

kita mengetahui data tentang wisatawan. Data wisatawan yang dibutuhkan

meliputi segmentasi pasar. Kotler dalam (Utama, 2017) mendefinisikan

segmentasi pasar sebagai kelompok besar yang diidentifikasi dalam sebuah pasar,

dimana proses identifikasi yang dilakukan pada umumnya berdasarkan

karakteristik demografi, geografi, psikografi dan perilaku konsumen.Teori segmen

pasar ini sudah biasa digunakan oleh pakar-pakar pemasaran.Selain daripada itu,

diperlukannya perencanaan agar kegiatan wisata kuliner ini tetap terus

berkembang. Langkah utama dalam perencanaan wisata kuliner agar bisa

beradaptasi terhadap semua tuntutan perubahan, yaitu dengan keterbukaan

terhadap saran dan masukan dari berbagai pihak khususnya wisatawan nusantara.

Menurut Agustina et all (2017) mengenai wisata kuliner dibagi berdasarkan tiga

dimensi yang digunakan yaitu produk kuliner, lokasi wisata, dan layanan yang

diberikan. Konsep ini mempengaruhi preferensi wisatawandalam hal membuat

Page 11: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

6

keputusan. Apabila kebutuhan wisatawandapat dipenuhi oleh suatu produk,

kecenderungan wisatawan untuk membeli produk juga akan meningkat.Studi

mengenai preferensi wisatawan dalam hal wisata kuliner ini terbilang masih

jarang dilakukan, sehingga gambaran mengenai wisata kuliner masih belum jelas.

Oleh karena itu dibutuhkan banyak penelitian mengenai wisata kuliner. Salah satu

bagian terpentingnya ialah mengenai preferensi wisatawan dalam berwisata

kuliner. Dengan memahami preferensi wisatawan, pemerintah Kota Bandung

dapat merancang kebijakan dan strategi yang tepat untuk merespon ekspektasi dan

keinginan wisatawan, dalam mengembangkan pariwisata KotaBandung

khususnya wisata kuliner. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengambil

judul“Keinginan (Preferensi) Para Turis Pada Orisinalitas Kuliner Di Kota

Bandung: Studi Wisata Kuliner

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, penulis

merumuskan masalah dari penelitian ini, yaitu:

1.Bagaimana preferensi wisatawan nusantara terhadap produk wisata kuliner di

Kota Bandung?

2.Bagaimana preferensi wisatawan nusantara terhadap lokasi wisata kuliner di

Kota Bandung?

3.Bagaimana preferensi wisatawan nusantara terhadap layanan wisata kuliner di

Kota Bandung?

C.TujuanPenelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis di dalam penelitian ini, yaitu:

1.Mengetahui preferensi wisatawan nusantara terhadap produk wisata kuliner di

Kota Bandung.

2.Mengetahui preferensi wisatawan nusantara terhadap lokasi wisata kuliner di

Kota Bandung.

Page 12: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

7

3.Mengetahui preferensi wisatawan nusantara terhadap layanan wisata kuliner di

Kota Bandung.

D.Keterbatasan Penelitian

Di dalam penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup penelitian hanya

pada wisatawan nusantara atau domestik saja. Pembatasan ini didasari dari data

yang di tunjukan dari BPS bahwa wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung

di dominasi oleh wisatawan nusantara atau domestik saja.Kemudian untuk data

kunjungan wisatawan nusantara yang didapatkan dari BPS dan Kementerian

Pariwisata hanya terbit pada tahun 2011 hingga 2016 saja, dikarenakan

keterbatasan data yang dimiliki oleh BPS maupun Kementerian pariwisata

E.ManfaatPenelitian

Dari penelitian ini, penulis mengharapkan akan adanya manfaat yang bisa

diambil yaitu:

1.Memberikan kontribusi terhadap ilmu pariwisata di bidang kuliner, khususnya

mengenai preferensi wisatawan terhadap wisata kuliner

2.Memberikan rekomendasi bagi parastakeholderyaitu pihak pembuat kebijakan

atau pemerintah daerah khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

Bandung dalam mengembangkan wisata kuliner untuk kedepannya maupun dalam

melakukan evaluasi pengembangan produk wisata kuliner.

Page 13: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.KajianTeori

Kajian teori dalam penelitian ini menjadikan acuan berupa teori

konseptual yang dapat membantu penulis dalam menemukan dan

mengembangkan hasil penelitian.

Terdapat kajian teori yang digunakan oleh penulis guna memfokuskan

penelitian, antara lain: preferensi, segmentasi pasar, daya tarik pariwisata, wisata

kuliner.

1.Wisatawana.

Pengertian WisatawanWisatawan menurut undang-undang kepariwisatan

No. 10 tahun 2009 dapat diartikan sebagai seseorang yang melakukan kegiatan

wisata atau perjalanan wisata. Sumaryo (2013) mendefinisikan wisatawan sebagai

orang yang melakukan perjalanan wisata baik individu maupun kelompok dengan

tujuan untuk berlibur, melakukan kegiatan bisnis maupun wisata minat

khusus.Wisatawan juga bisa dinyatakan sebagai konsumen atau pengguna produk

dan layanan.b.Kategori WisatawanWisatawan dibagi kedalam dua kelompok

menurut Yoeti (1991), yaitu:

1)Wisatawan Nusantara (wisnus)

Merupakan orang yang berdiam dan bertempat tinggal pada suatu negara dan

melakukan perjalanan wisata di negara dimana dia tinggal.

2)Wisatawan Mancanegara (wisman)

Merupakan orang yang melakukan perjalanan wisata yang datang memasuki suatu

negara lain yang bukan merupakan negara dimana dia tinggal.Penulis memilih

wisatawan nusantara atau bisa kita sebut dengan wisatawan domestik, tentunya

yang berkunjung ke Kota Bandung untuk dijadikan objek penelitiannya.

Kemudian sejalan dengan kementrian pariwisata dalam meningkatkan kunjungan

wisatawan, penulis akan membentuk preferensi wisatawan yang berkunjung ke

Page 14: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

9

Kota Bandung. Karena dengan preferensi, dapat menjadi dasar dalam hal

memperhitungkan keinginan dan kebutuhan akankebutuhan wisatawan yang akan

diterima.

2.Preferensi Wisatawan

Pengertian Preferensi WisatawanKotler (1997)mendefinisikan preferensi

konsumen sebagai pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap produk

(barang atau jasa) yang dikonsumsi. Preferensi konsumen menunjukkan kesukaan

konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada. Kemudian Nursusanti

(2005)mengungkapkan bahwa preferensi wisatawan timbul dari keinginan dan

kebutuhan wisatawan terhadap produk yang ditawarkan dalam melakukan

perjalanan wisata. Selain itu menurut Mowen dan Minor dalam Sumarwan (2012)

mengungkapkan bahwa preferensi terbentuk dari persepsi terhadap suatu

produk.Jadi preferensi merupakan sebuah proses seseorang dalam memilih

sesuatu produk yang memang lebih disukainya. Oleh karena itu hal ini dapat

memungkinkan konsumen mendapatkan kepuasaan dari mengkonsumsi suatu

barang atau jasa.

b.Langkah Langkah Membentuk Preferensi

Menurut Lilien et al dalam Simamora (2003), ada beberapa langkah yang harus

dilalui sampai konsumen membentuk preferensi, diantaranya adalah sebagai

berikut :

1)Pertama, diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai sekumpulan

atribut. Konsumen yang berbeda memiliki persepsi yang berbeda tentang atribut

apa yang relevan.

2)Kedua, tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan

keinginan masing masing. Konsumen memiliki penekanan yang berbeda-beda

dalam atribut apa yang paling penting.

3)Ketiga, konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak produk

pada setiap atribut.

Page 15: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

10

4)Keempat, tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam sesuai

dengan perbedaan atribut.

5)Kelima, konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda

melalui prosedur evaluasi.Dalam hal ini, kita dapat merancang suatu strategi

differensiasi atau pembeda dan inovasi dalam suatu produk.

Selanjutnya untuk menunjang langkah-langkah yang harus dilalui dalam

membentuk preferensi seseorang, preferensi dapat dilakukan apabila kita

mengetahui data tentang wisatawan.data wisatawan yang dibutuhkan meliputi

segmentasi pasar.Hal ini penting untuk mengetahui segmentasi wisatawan yang

kemudian akan diolah untuk membentuk preferensi wisatawan. Selanjutnya,

teknik mengolah data yang digunakan untuk membentuk preferensi wisatawan

menggunakan teknik analisis konjoin.

3.Segmentasi Pasar

a.Pengertian Segmentasi Pasar

Berdasarkan Bagyono dalam(Utama, 2017)mendefinisikan segmentasi pasar

sebagai kelompok konsumen yang memiliki kebutuhan akan pelayanan dan

produk yang sama. Sedangkan menurut Lawrence dalam (Utama,

2017)segmentasi pasar adalah proses dimana pasar dibagi menjadi para pelanggan

yang terdiri atas orang-orang dengan kebutuhan dan karakteristik yang sama yang

mengerahkan mereka untuk merespons tawaran produk/jasa dan program

pemasaran strategis tertentu dalam cara yang sama.Berdasarkan kedua definisi

tersebut dapat disimpulkan bahwa segmentasi pasar merupakan sebuah strategi

yang mengelompokan pelanggan dengan kriteria-kriteria yang sama.

b.Karakteristik Segmentasi Pasar

Selain itu Kotler dalam (Utama, 2017)mendefinisikan segmen pasar sebagai

kelompok besar yang diidentifikasi dalam sebuah pasar, dimana proses

Page 16: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

11

identifikasi yang dilakukan pada umumnya berdasarkan karakteristik demografi,

geografi, psikografi dan perilaku konsumen, berikut penjelasannya:

1)Karakteristik Demografi

Merupakan dasar yang paling popular dalam membedakan konsumennya. Karena

keinginan, preferensi dan tingkat pemakaian konsumen sering berhubungan

dengan variabel demografi(Utama, 2017). Karakteristik yang digunakan peneliti

antara lain jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, status, pendapatan,

frekuensi kunjungan dan sumber informasi.

2)Karakteristik Geografi

Merupakan berupa suatu kawasan atau daerah dimana terdapat kebutuhan dan

keinginan yang bervariasi berdasarkan tempat tinggalnya (Utama, 2017).

Karakteristik yang digunakan peneliti adalah daerah asal wisatawan tersebut.

3)Karakteristik Psikografi

Wisatawan memiliki beragam karakteristik dan latar belakang berbeda yang

berdampak kepada beragamnya keinginan dan juga kebutuhan akan suatu produk

wisata. Konsumen yang berada pada kelompok demografis yang sama dapat

dibagi dalam kelompok psikografis yang berbeda satu dengan lainnya (Utama,

2017).Smith (2015) menguraikan bahwa karakteristik psikografis membagi

wisatawan kedalam kelompok-kelompok berdasarkan kelas sosial, life-style dan

karakteristik personal. Kemudian karakteristik psikografis juga dapat membagi

wisatawan berdasarkan motivasi, gaya hidup, minat, attitudedan value (Hall et all,

2003).

Berdasarkan hal tersebut, yang digunakan oleh peneliti ialah motivasi dan

minat sebagai indikator dari karakteristik psikografis tersebut. Untuk indikator

karakteristik personal,gaya hidup, attitude dan value tidak akan digunakan oleh

peneliti karena agar proses penelitian ini dapat terfokus dan lebih efisien. Motivasi

dan minat merupakan suatu hal yang berbeda, berikut penjelasan:

a)Motivasi

Page 17: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

12

Motivasi dapat diartikan sebagai pemberi daya penggerak yang menciptakan

kegairahan seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan

terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasaan menurut Nugroho

J. Setiadi (2010).

Motivasi merupakan hal yang sangat mendasar antara wisatawan dan pariwisata,

karena motivasi merupakan triggerdari proses perjalanan wisata, walaupun

motivasi ini sering tidak disadari. Analisis mengenai motivasi semakin penting

jika dikaitkan dengan pariwisata dimana perilaku manusia dipengaruhi oleh

berbagai motivasi.Menurut Hall et al (2003: 69), wisatawan yang memiliki minat

tinggi terhadap wisata kuliner juga memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap

pengalaman perjalanan wisatanya, yang masuk kedalam kategori berikut:

personnal indulgences, exploration, romance, andrelaxation. Kemudian, menurut

Ryan dan Pitana dalam Suryadan dan Octavia (2015:79):79)

education opportunity merupakan salah satu alasan wisatawan berkunjung ke

sebuah destinasi.

(1) Personnal Indulgences

Menurut Hall et al (2003) personnal indulgences mengindikasikan seseorang

mengunjungi tempat terkenal di sebuah destinasi, mengalami kehidupan yang baik

seperti mencari makanan lezat, dilayani dan mengalami kehidupan perkotaan di

destinasi yang dikunjungi. Lebih tepatnya untuk mencari pengalaman mencicipi

makanan yang baik, agar menjadi bahagia dari suatu daerah yang dikunjungi.

(2) Exploration

Eksplorasi merupakan motivasi untuk mengunjungi tempat-tempat penting yang

memiliki nilai sejarah, serta mengunjungi tempat yang memiliki keajaiban alam

(Hall et al: 2003: 69).

(3) Romance and Relaxation

Menurut Hallet Al (2003: 69) Romance and relaxation adalah motivasi untuk

beristirahat, bersantai dan memulihkan diri; untuk keintiman dan romantisme;

untuk menghabiskan waktu berkualitas dengan keluarga dan/atau pasangan

dengan lokasi yang relatif jauh dari tempat tinggal.

(4) Education opportunity

Page 18: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

13

Education opportunity merupakan keinginan untuk melihat sesuatu yang baru,

mempelajari orang lain dan/atau daerah lain atau mengetahui kebudayaan etnis

lain. Ini merupakan pendorong dominan dalam pariwisata.b)MinatC. Michael Hall

and Liz Sharples (2003:11)merumuskan minat terbagi dalam empat tingkatan

dalam wisata kuliner, yaitu:

(1) Minat Tinggi

Dimana makanan lokal menjadi alasan utama wisatawan untuk mengunjungi

suatu destinasi.

(2) Minat Sedang

Dimana makanan lokal merupakan satu alasan utama dalam mengunjungi sebuah

destinasi namun bukan merupakan satu-satunya alasan utama. Sehingga menjadi

bagian dari rangkaian aktivitas yang lebih luas dalam berwisata.

(3) Minat Rendah

Dimana makanan lokal bukan merupakan alasan utama wisatawan untuk

mengunjungi sebuah destinasi namun merupakan salah satu alasan pendukung.

Biasanya wisatawan mengunjungi sebuah restoran ataumencoba makanan

lokalmkarena terdapat sesuatu yang berbeda dari makanan atau restoran tersebut

yang menarik minat wisatawan.

(4) Tidak ada Minat

Dimana wisatawan berkunjung ke suatu tempat makan atau mencoba makanan

lokal hanya untuk memenuhi kebutuan fisiologis saja.

Berikutini merupakan gambar grafik dari tingkat minat wisatawan dalam

berwisata kuliner.

Sumber: C. Michael Hall and Liz Sharples (2003:11)GAMBAR

1GRAFIK TINGKAT MINAT WISATA KULINER

4)Perilaku KonsumenSegmentasi berdasar perilaku yaitu segmentasi yang

membagi–bagi kelompok berdasarkan knowledgedan attitudepenggunaan atau

respon konsumenterhadap suatu produk tertentu (Utama, 2017). Namun penulis

tidak menggunakan variabel ini dikarenakan agar proses penelitian ini dapat

terfokus dan lebih efisien

Page 19: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

14

Page 20: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

15

Berdasarkan pemaparan para ahli diatas konsep wisata kuliner saling berkaitan satu

dengan yang lainnya. Konsep wisata kuliner yang digunakan peneliti ialah dari Agustina

et al (2017) mengenai konsep wisata kuliner berdasarkan tiga dimensi yang digunakan

yaitu produk kuliner, lokasi wisata, dan layanan yang diberikan pada wisata kuliner.

Untuk dimensi produk wisata kuliner dibagi menjadi beberapa sub-faktor atau yang

disebut indikator, seperti fasilitas wisata, popularitas produk dan kawasan wisata,

orisinalitas produk, dan biaya untuk pariwisata. Sedangkan tingkat untuk indikator lokasi

wisata adalah jarak / waktu dalam berwisata dan kemudahan akses wisata, serta tingkat

indikator layanan untuk kenyamanan di lokasi wisata dan pelayanan yang ramah.Konsep

inimempengaruhi perilaku konsumen dalam hal membuat keputusan. Apabila kebutuhan

konsumen dapat dipenuhi oleh suatu produk, kecenderungan konsumen untuk membeli

produk juga akan meningkat.

B.PenelitianTerdahulu

Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil penelitian terdahulu sebagai bahan kajian dan

perbandingan. Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan

penelitian ini sehingga memudahkan dalam menentukan langkah yang sistematis dan

memperkaya teori yang digunakan. Adapun penelitianyang dijadikan adalah penelitian

yang sesuai dengan topik penelitian ini mengenai preferensi wisatawanataupun

konsumen, sebagai berikut

Page 21: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

16

Page 22: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

17

C.KerangkaPemikiran

Pada penelitian ini akan dibahas mengenai preferensi wisatawan terhadap

wisata kuliner di Kota Bandung. Kemudian penulis mengkonstruksikan model

hubungan antarsub variabel, sebagai berikut:

Page 23: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

18

Olahan penulis(2019) modifikasi dari Utama (2017: 186), Agustina et al (2015:

17).GAMBAR 2KERANGKA PEMIKIRANPreferensi wisatawan dapat menjadi

dasar dalam memperhitungkan keinginan dan kebutuhan akan pelayanan fasilitas

wisata yang akan diterima. Dalam hal ini, kita dapat merancang suatu strategi

differensiasi atau pembeda dan inovasi dalam suatu produk. Selanjutnya untuk

menunjang langkah-langkah yang harus dilalui dalam membentuk preferensi

wisatawan, preferensi dapat dilakukan apabila kita mengetahui data tentang

wisatawan. Data wisatawan yang dibutuhkan meliputi segmentasi pasar. Menurut

Page 24: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

19

kotler dalam (Utama, 2017)dalam mengidentifikasi segmentasi pasar biasanya

berdasarkan karakteristik demografis, geografis dan psikografis.Kemudian

mengenai wisata kuliner dibagi berdasarkan tiga dimensi yang digunakan yaitu

produk kuliner, lokasi wisata, dan layanan yang diberikan(2017). Konsep ini

mempengaruhi preferensi wisatawan dalam hal membuat keputusan.Teknik

mengolah data yang digunakan untuk membentuk preferensi wisatawan

menggunakan analisis kuantitatif deskriptif dan teknik analisis konjoin.Yang

diharapkan akan terkajinya preferensi wisatawan nusantara terhadap wisata

kuliner di Kota Bandung.

D.HipotesisPenelitian

Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, penulis menentukan hipotesis

penelitian sebagai berikut:

H0: Tidak ada korelasi yang kuat antara variabel ESTIMATESdengan

responden (Actual)

H1: Ada korelasi yang kuat antara variabel ESTIMATES dengan

responden

Page 25: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A.DesainPenelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan

penelitian deskriptif dan dengan metode analisis konjoin.

1.Metode Deskriptif Kuantitatif

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2016, p.

23)yaitu:“Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”Peneliti memilih

menggunakan metode deskriptif pendekatan kuantitatif karena peneliti membuat

gambaran sistematis mengenai karakteristik wisatawan dalam berwisata kuliner di

Kota Bandung.

2.Metode Analisis Konjoin

Menurut Singgih Santoso (2018, p. 299)metode analisis Konjoin ini khususnya

banyak digunakan untuk mengetahui preferensi konsumen akan sebuah produk

baru. Pada dasarnya, tujuan dari analisis konjoin adalah untuk mengetahui

bagaimana persepsi seseorang terhadap suatuobjek yang terdiri dari satu atau

banyak bagian. Hasil utama dari conjoint analysis adalah suatu bentuk desain

produk barang, jasa, atau objek tertentu yang diinginkan oleh sebagian besar

responden. Peneliti memilih menggunakan metode Analisis Konjoin ini

dikarenakan untuk mengetahui preferensi wisatawan dalam berwisata kuliner di

Kota Bandung.

Page 26: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

21

B.ObyekPenelitian

Dalam penelitian ini yang dijadikan obyek adalah Kota Bandung. Yang berfokus

kepada zonadaerah kuliner yaitu di jalan braga, jalan cibadak dan jalan

setiabudhi.Denganketiga jalan tersebut yang dijadikan zona fokus maka

diharapkan dapat mewakilkan keseluruhan suara responden yang ada. Sedangkan

untuk responden dalam penelitian ini adalah wisatawan nusantara, yang sedang

dan sudah berkunjung ke Kota Bandung.

C.Populasi danSampling

1.Populasi

Populasi menurut Sugiyono merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas

subyek atau objek yang memiliki karakter dan kualitas tertentu yang ditetapkan

oleh seorang peneliti untuk dipelajari yang kemudian ditarik sebuah kesimpulan

(2016, p. 90). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wisatawan

nusantarayang sedang dan sudah pernah berkunjung ke Kota Bandung selama

penelitian dilaksanakan.

2.Sampling

Sugiyono (2016, p. 91)mendefinisikan sampel sebagai bagian dari jumlah serta

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah

wisatawan nusantara, yang sudah dan sedang berkunjung ke Kota Bandung

selama penelitian dilaksanakan.Metode teknik pengumpulan datanya

menggunakan sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan oleh Isaac dan

Michael dalam buku metodologi penelitian administrasi r&d karangan

Sugiyono(2016, p. 98), untuk tingkat kesalahan, 1%, 5%, 10%. Cara ini khusus

digunakan untuk sampel yang berdistribusi normal, sehingga cara ini tidak dapat

digunakan untuk sampel yang tidak berdistribusi normal, seperti sampel yang

homogen.

Dengan rumus:

Dimana :

Page 27: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

22

λ² dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%.P = Q = 0,5d = 0,05. S =

Jumlah sampelBerdasarkam rumus tersebut dapat dihitung jumlah sampel dari

populasi mulai dari 10 sampai dengan 1.000.000. Dapat dilihat bahwa, makin

besar taraf kesalahan, maka akan semakin kecil ukuran sampel. Berikut

merupakan hasil olahan data dalam penentuan jumlah sampel yang dapat dilihat

pada gambar 3.

Page 28: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

23

GAMBAR 3PENENTUAN JUMLAH SAMPEL DARI POPULASI TERTENTU

DENGAN TARAF KESALAHAN 1%, 5%, DAN 10% Penulismengambil data

dari BPS tahun 2016 untuk kunjungan wisatawan nusantara yang datang ke Kota

Bandung sebesar 4.827.589. Penulismemilih taraf kesalahan sebesar 5%, maka

dari itu jumlah samplingyang didapatkan sebesar 349.

D.MetodePengumpulanData

1.Teknik Pengumpulan Dataa.

DataPrimer

Dataprimeradalahdatayangbersumberlangsungdaripemberidata kepada pengumpul

data (Sugiyono, 2016). Data primer dari penelitian ini diperoleh dengan

penyebaran kuesioner danwawancar

a.Kuesioner

Page 29: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

24

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

pertanyaan atau penyataan tertuliskepada responden untuk dijawab(Sugiyono,

2016, p. 162).Kemudian wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data

apabila ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang

harus diteliti. (Sugiyono, 2016, p. 157).

b.DataSekunder

Data sekunder merupakan sumber data yang didapat dengan cara membaca,

mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari buku serta

dokumen perusahaan. Pada penelitian inidata sekunder didapatkandari studi

dokumen dan studikepustakaan

2.Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data atau informasi, keterangan-keterangan dan data-data yang

diperlukan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a.Angket/Kuesioner

Menurut (Sugiyono, 2016), Angket/kuesioner adalah :“Yaitu teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara menyebarkan daftar pernyataan yang dilengkapi

dengan alternatif jawaban yang tersedia dalam bentuk angket kepada responden.

Penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data dengan menggunakan skala

ordinal dan likert.”Kuesioner atau angket ini akan ditujukan kepada wisatawan

nusantara yang sudah dan sedang berkunjung ke Kota Bandung dan kemudian

akan disebarkan pada responden. Kuesioner fisik disebarkan di dalam tiga zona

daerah kuliner Kota Bandung kemudiankuesioner disebarkan secara online

dengan menggunakan aplikasi google forms. Data yang didapatkan akan diolah

oleh peneliti untuk mendapatkan hasil dari penelitian ini.Alat pengumpul data

kuesioner ini merupakan kertas kuesioner yangsebelumnya telah penulis buat.

b.Pedoman wawancara

Pedoman wawancara digunakan sebagai panduan penulis untuk melaksanakan

kegiatan wawancara dengan petugas di Kantor Kesbangpol Kota Bandung dan

Kantor Disbudpar Kota Bandung

c.Penelahaan kepustakaan

Page 30: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

25

Instrumen pengumpulan data yang digunakan peneliti melalui buku, penelitian

terdahulu dan sebagainya yang berkaitan dengan topik yang diteliti oleh penulis.

Selanjutnya untuk menunjang langkah-langkah yang harus dilalui dalam

membentuk preferensi wisatawan, preferensi dapat dilakukan apabila kita

mengetahui data tentang wisatawan. Data wisatawan yang dibutuhkan meliputi

segmentasi pasar. Menurut kotler dalam (Utama, 2017)dalam mengidentifikasi

segmentasi pasar biasanya berdasarkan karakteristik demografis, geografis dan

psikografis.Kemudian mengenai wisata kuliner dibagi berdasarkan tiga dimensi

yang digunakan yaitu produk kuliner, lokasi wisata, dan layanan yang

diberikan(2017). Konsep ini mempengaruhi preferensi wisatawan dalam hal

membuat keputusan.Teknik mengolah data yang digunakan untuk membentuk

preferensi wisatawan menggunakan analisis kuantitatif deskriptif dan teknik

analisis konjoin.Yang diharapkan akan terkajinya preferensi wisatawan nusantara

terhadap wisata kuliner di Kota Bandung.

D.HipotesisPenelitian

Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, penulis menentukan hipotesis

penelitian sebagai berikut:

H0: Tidak ada korelasi yang kuat antara variabel ESTIMATESdengan responden

(Actual)

H1: Ada korelasi yang kuat antara variabel ESTIMATESdenganresponden

(Actual)

Page 31: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

26

BAB IV

PEMBAHASAN

(Hasil dari wawancara akan di verivikasi dan di eksplansi dalam suatu

analisis)

Sistematika Penulisan:

Bab I. Pendahuluan

Bab II Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori

Bab III Metode Penelitian dan Kerangka Berfikir

Bab IV Pembahasan

Bab V Kesimpulan

Page 32: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

27

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, I., Sumarwan, U., & Kirbrandoko. (2017). Aspek Wisata Kuliner. Consumer

Preferences and Segmentation Analysis of Bogor Culinary Tourism.

Agustina, L. (2012, July). Studi potensi wisata kuliner di Kabupaten Kotawaringin Barat

Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012. Skripsi. Daerah Istimewa Yogyakarta, Daerah

Istimewa Yogyakarta, Indonesia.

Akbar, W. A. (2014, Februari). Studi Potensi Wisata Kuliner di Kabupaten Indramayu

Provinsi Jawa Barat. Skripsi. Daerah Istimewa Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta,

Indonesia.

Andari, R., Priatini, W., & Ramdhani, D. (2014). Jenis Wisata Kuliner. Strategi

Pengembangan RM. Nasi Bancakan Sebagai Daya Tarik Wisata Kuliner Di Kota

Bandung, 4. AnekaWisata. (2018, Agustus 20).

37 Tempat Wisata Kuliner Enak di Bandung Yang Lagi Hits. Retrieved September 25,

2019, from Aneka Wisata: https://www.anekawisata.com/tempat-wisata-kuliner-enak-di-

bandungyang-lagi-hits.html

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

B. K. (2018, April 20). Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung

2016. Retrieved Februari 2, 2019, from Badan Pusat Statistik Kota Bandung:

https://bandungkota.bps.go.id/statictable/2017/08/29/120/jumlahwisatawan-mancanegara-

dan-domestik-di-kota-bandung-2016.html

Barat, D. K. (2007). Wisata Kuliner. Eris. (2019, September 20). Wisata Kuliner di Kota

Bandung. (M. H. Farras, Interviewer) Farhan, A. (2012, October 3).

Ini Dia 7 Wisata Minat Khusus di Indonesia. Retrieved July 9, 2019, from

travel.detik.com: https://travel.detik.com/travel-news/d-2053559/ini-dia-7-wisata-

minatkhusus-di-indonesia Fitasari, A. (2013). Pengertian choice based conjoint.

Penerapan metode choice based conjoint pada studi kasus asrama mahasiswa tpb ipb, 3.

Page 33: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

28

Guzman, T. L., Di-Clemente, E., & Hernandez-Mogollon, J. M. (2014). Culinary

Tourists. Culinary tourists in the Spanish region of Extremadura, Spain. Indonesia, P.

(2009).

Pengertian Daya Tarik Wisata. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun

2009 Tentang Kepariwisataan. Indonesia.

Inskeep, E. (1991). Daya Tarik Wisata. New York: Van Nostrand Reinhold.

Ispranoto, T. (2018, Desember 4). Evaluasi 16 Titik, Pemkot Bandung Harap Jumlah

PKL Berkurang. Retrieved Februari 2, 2019, from Detik News:

https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-4330012/evaluasi-16-titikpemkot-bandung-

harap-jumlah-pkl-berkurang

Kotler, P., & Armstrong, G. (2004). Dasar-Dasar Pemasaran (9 ed.). (A. Sindoro, Trans.)

Jakarta: PT. Indeks Gramedia.

Kotler, P., & Armstrong, G. (2008). Prinsip-Prinsip Manajemen (12 ed.). Jakarta:

Erlangga.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran (13 ed.). Jakarta: Erlangga.

Kusumaningrum, D. (2012, Oktober 29). Wisata, Pariwisata, Wisatawan, Kepariwisataan

& Unsur-unsur Pariwisata. Retrieved Februari 2, 2019, from Tourism Economic:

https://tourismeconomic.wordpress.com/

Laksana, F. (2008). Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. Levy, & Weitz.

(2001). Store Atmosphere. Retrieved September 28, 2019, from www.hestanto.web.id:

https://www.hestanto.web.id/store-atmosphere/

Page 34: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

29

Mangiang, M. (2016, 12 29). Jarak Tempuh Katanya, Waktu Tempuh Maksudnya.

Retrieved September 28, 2019, from patahtumbuh.com:

https://patahtumbuh.com/id/jarak-tempuh-katanya-waktu-tempuhmaksudnya

Nursusanti, B. (2005). Preferensi Wisatawan. Identifikasi Persepsi dan Preferensi

Wisatawan Terhadap Objek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Cianjur,

Ridwan Kamil Resmikan Zona Wisata Kuliner Baru Bandung. Retrieved Agustus 25,

2019, from republika.co.id:

https://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/18/02/08/p3u9zg330- ridwan-kamil-

resmikan-zona-wisata-kuliner-baru-bandung

Ramdani, D. (2013). Pengaruh Vacationscape terhadap keputusan berkunjung ke Kota

Bandung. Skripsi. Bandung, Jawa Barat, Indonesia.

S. Pendit, N. (1994). Syarat Daya Tarik Wisata. Jakarta: Pradnya Paramita. Samparaya,

C. F. (2018, September 20).

Kemenpar Tetapkan 3 Destinasi Kuliner Indonesia. Retrieved August 1, 2019, from

https://travel.kompas.com:

https://travel.kompas.com/read/2018/09/20/083600927/kemenpartetapkan-3-destinasi-

kuliner-indonesia

Samparaya, C. F. (2018, September 20). Kemenpar Tetapkan 3 Destinasi Kuliner

Indonesia. Retrieved Agustus 3, 2019, from https://travel.kompas.com:

https://travel.kompas.com/read/2018/09/20/083600927/kemenpartetapkan-3-destinasi-

kuliner-indonesia

Santoso, S. (2018). Mahis Statistik Multivariat dengan SPSS. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo.

Silalahi, U. (2010). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika

Page 35: PENELITIAN STIMULUS AKADEMI PARIWISATA NASIONAL

30

Aditama. Simamora, B. (2003). Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.