STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/394/1/Tri...
Transcript of STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/394/1/Tri...
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT)
DENGAN CITRA DIRI MAHASISWI PSIK DI STIKES JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Disusun oleh :
TRI SUSANTI 3211031
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA 2016
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rakhmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan
Antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Citra Diri Mahasiswi PSIK di Stikes
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta”
Sekripsi ini telah dapat diselesaikan atas bimbingan, arahan, dan bantuan dari
berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, dan pada
kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan
setulus-tulusnya kepada:
1. Kuswanto Hardjo, dr, M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2. Dewi Retno Pamungkas, S.Kep., Ns., MNg selaku Ketua Prodi S1 Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta dan dosen pembimbing I yang telah dengan sabar memberikan
bimbingan, saran dan pendapat selama proses penyelesaian skripsi ini.
3. Ida Nursanti, S.Kep,.Ns,.MPH selaku dosen penguji yang banyak
memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Sujono, M.Kes selaku dosen pembimbing II yang telah dengan sabar
memberikan bimbingan, saran dan pendapat selama proses penyelesaian
skripsi ini.
5. Kedua orang tua saya yang sangat saya sayangi, yang selalu memberi
semangat, bimbingan serta do’a agar saya bisa menjadi manusia yang
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
iv
berguna, taat beragama, tak lupa pula seluruh keluarga besar saya yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
6. Teman-teman Program Studi S1 Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta angkatan 2011 yang selalu
memberikan semangat dan masukan yang sangat berharga.
7. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat saya sebutkan satu
persatu.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada
semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuanya. Penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu
saran dan kritik yang sifatnya membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Yogyakarta, Febuari 2016
Tri Susanti
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
ix
HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT)
DENGAN CITRA DIRI MAHASISWI PSIK
DI STIKES JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
Tri Susanti 1, Dewi Retno Pamungkas 2, Sujono Riyadi2
ABSTRAK
Latar Belakang: IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Remaja menghadapi konflik tentang apa yang mereka lihat dan apa yang mereka pandang sebagai struktur tubuh ideal. Pada masa ini terjadi banyak perubahan baik aspek fisik, emosional, dan psikososial. Pembentukan citra diri selama remaja adalah elemen penting dalam pembentukan identitas, krisis sikologis di masa remaja. Tujuan: Untuk mengidentifikasi hubungan antara IMT dengan citra diri pada mahasiswi PSIK di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. Metode: Rancangan penelitian ini adalah observasional analitik dan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 164. Menggunakan proportionate random sampling. Peneliti melakukan pengukuran tinggi badan (TB) secara langsung dengan menggunakan microtaise statumeter. Sedangkan berat badan (BB) di ukur menggunakan timbangan berat badan injak. Hasil pengukuran kemudian digunakan untuk menghitung IMT. Data citra tubuh didapat dengan menggunakan kuesioner. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan nilai korelasi K ll u sebesar -0,243 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 (p < 0,05). Hal ini berarti terdapat hubungan yang lemah antara indeks massa tubuh (IMT) dengan citra diri pada mahasiswi PSIK di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta, dan hubungan tersebut bersifat negatif. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang lemah antara IMT dengan citra diri mahasiswi PSIK di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakata. Kata kunci: IMT, Citra diri, Remaja 1 Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES A Yani Yogyakarta. 2 Dosen STIKES A Yani Yogyakarta.
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
x
RELATIONSHIP BETWEEN THE BODY MASS INDEX (BMI) WITH SELF-IMAGE COLLEGE OF PSIK
IN GENERAL STIKES ACHMAD YANI YOGYAKARTA
Tri Susanti 1, Dewi Retno Pamungkas 2, Sujono Riyadi2
ABSTRACT
Background: BMI is a simple tool for monitor nutritional status of especially with regard by deprivation and overweight. Teenagers face confllict about what they saw and what they saw as the ideal body structure. At this time there were many changes in both the physical, emotional, and psychososial. The formation of self-image during a dolescence is a critical element in the formation of identity, crisis sikologis in adolescience. Objective : To identify the relationship between BMI with the student’s self-image PSIK in general Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. Methods : the study design was observational analytic and cross sectional approach. The number of samples in this study was 164. Using proportionate random sampling. Researchers measuring the height (TH) directly by using microtaise statumeter. Whille body weight (BW) is measured using weight scales underfool. The measurement results are then used to calculate BMI. The body image date acquired using a questionnaire. Results : The results showed a correlation Kendall’s tau value of -0,243 and a pobabillity value of 0,000 (p
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
v
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................. v DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi DAFTAR BAGAN ....................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii INTISARI ...................................................................................................... ix ABSTRACT ................................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian .................................................................... 6 E. Keaslian Penelitian .................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Indeks Massa Tubuh ................................................................ 9 1. Definisi Indeks Massa Tubuh.............................................. 9 2. Kategori Indeks Massa Tubuh ........................................... 10
B. Citra Diri .................................................................................. 16 1. Definisi Citra Diri .............................................................. 16 2. Pembagian Citra Diri .......................................................... 17 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Citra Diri ................... 18 4. Dimensi Pengukuran Gambaran Tubuh Seseorang ............ 19
C. Remaja ...................................................................................... 22 1. Definisi Remaja .................................................................. 22 2. Usia Masa Remaja .............................................................. 22 3. Ciri Masa Remaja ............................................................... 22
D. Kerangka Teori ......................................................................... 26 E. Kerangka Konsep ...................................................................... 27 F. Hipotesis ................................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ............................................................... 28 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 28 C. Populasi dan Sampel ................................................................ 28 D. Variabel Penelitian ................................................................... 32 E. Definisi Operasional ................................................................. 32 F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ....................................... 34 G. Validitas dan Reliabilitas .......................................................... 36 H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ...................................... 38
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
v
I. Etika Penelitian ........................................................................ 40 J. Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 41
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil ........................................................................................... 44
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................ 44 2. Analisa Hasil Penelitian .................................................... 44
B. Pembahasan ................................................................................. 48 1. Karakteristik Responden ................................................... 48 2. Hubungan Antara IMT Dengan Citra Diri ........................ 48 3. Keterbatasan Penelitian ..................................................... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................. 52 B. Saran ........................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
vii
DAFTAR BAGAN Halaman
Bagan 1.Kerangka Teori .......................................................................... 26 Bagan 2.Kerang Konsep .......................................................................... 27
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana jadwal penelitian Lampiran 2. Lembar permohonan menjadi responden Lampiran 3. Informed Consent Lampiran 4. Kuesioner
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
vi
DAFTAR TABEL
Halaman Table 1. Klasifikasi Indeks Massa Tubuh . ............................................ 10 Table 2. Kategori Ambang Batas IMT Untuk Indonesia . ..................... 11 Table 3. Definisi Operasional ................................................................ 33 Tabel 4. Kisi-Kisi Materi Body Image .................................................. 37 Table 5. Analisa Data ............................................................................. 38 Tabel 6. Deskriptif Data Usia, Imdeks Massa Tubuh Citra Diri ............ 45 Tabel 7. Distribusi Frekunsi Indeks Massa Tubuh ................................. 46 Tabel 8. Distribusi Frekuensi Citra Diri ................................................. 46 Tabel 9. Crosstab Indeks Massa Tubuh dengan Citra Diri ..................... 46 Tabel 10. Hasil Uji K ll T u ......................................................... 47
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indeks Massa Tubuh merupakan alat yang sederhana untuk memantau status
gizi khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan.
Batas ambang normal laki-laki adalah 20,1-25,0 dan perempuan adalah 18,7-23,8
(Supariasa et al, 2002). IMT merupakan indeks sederhana dari berat badan (BB)
dan tinggi badan (TB) yang digunakan untuk mengklasifikan kurus, normal,
kelebihan berat badan, dan obesitas (WHO, 2006). Klasifikasi internasional untuk
derajat overweight dan obesitas didasarkan pada IMT (Gibney et al, 2008).
Prevalensi obesitas pada remaja di Indonesia mencapai 21% (Kemenkes, 2013).
Remaja atau “adolescence’’(Inggris), berasal dari bahasa latin “adolescere’’
yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah
bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis
(Widyastuti, 2009). Proses penyesuaian diri menuju kedewasaan umur digunakan
untuk membedakan remaja menurut perkembangan fisik mereka, seperti awal
masa remaja (umur 10-14 tahun), masa remaja pertengahan (umur 15-19 tahun),
dan remaja akhir atau dewasa muda (umur 20-24 tahun) (Badan Pusat Statistik,
2007).
Remaja menghadapi konflik tentang apa yang mereka lihat dan apa yang
mereka pandang sebagai struktur tubuh ideal. Pada masa ini terjadi banyak
perubahan baik aspek fisik, emosional, dan psikososial (Tzafettas, 2009).
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
2
Pembentukan citra diri selama remaja adalah elemen penting dalam pembentukan
identitas, krisis pesikologis dimasa remaja (Wong, 2009). Pada saat ini prevalensi
kelebihan berat badan secara nasional pada perempuan lebih tinggi di bandingkan
laki-laki yaitu masing-masing 23,8% dan 13,9% (Riskesdas 2010). Prevalensi
tertinggi adalah propinsi Sulawesi Utara 37,1% dan yang terendah adalah 13,0%
di propinsi Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan perbedaan menurut jenis kelamin
prevalensi nasional kelebihan berat badan atau Obesitas pada laki-laki lebih
rendah 16,3% dibanding dengan perempuan 26,9%. Di Indonesia ditemukan
prevalensi obesitas sebesar 9,7% di Yogyakarta, 10,6% di Semarang dan 15,8% di
Denpasar (Riskesdas, 2010).
Cash (2004) mengatakan bahwa bagaimana citra diri itu dapat dilihat dari
evaluasi penampilan, yaitu mengukur evaluasi dari penampilan dan keseluruhan
tubuh, apakah menarik atau tidak menarik serta memuaskan dan tidak
memuaskan. Selain itu citra diri merupakan hal pokok dalam konsep diri, citra diri
harus realistik karena semakin seseorang dapat menerima dan menyukai tubuhnya
ia akan lebih bebas dan merasa aman dari kecemasan sehingga harga dirinya akan
meningkat. Citra diri (self-image,body image, citra tubuh, gambaran tubuh) adalah
sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar (Dalami dkk,
2009).
Gangguan citra diri merupakan perubahan persepsi tentang tubuh yang
diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk struktur, fungsi keterbatasan, makna,
dan objek yang sering kontak dengan tubuh (Dalami dkk, 2009). Apabila segala
upaya tidak sesuai dengan apa yang diinginkan, maka mereka akan mengalami
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
3
keputusasaan yang berlebihan dan mengakibatkan depresi (Dalami dkk, 2009).
World Health Organization (WHO, 2012) menyatakan bahwa gangguan depresi
berada pada urutan keempat penyakit didunia. Pengaruh psikologis akibat
kelebihan berat badan menanamkan pikiran yang berdampak buruk terhadap
kelangsungan hidupnya. Kejadian depresi juga dapat timbul dengan adanya stres
di lingkungan sekitar individu, serta berbedanya kenyataan yang diharapkan
dengan ekspektasi yang ada. Dari hasil penelitian (Fatimah, 2012) tentang
Perbedaan Antara Obesitas dan Non Obesitas terhadap Kejadian Depresi, terdapat
63,10% responden tidak depresi dan 36,10% responden mengalami depresi.
Kejadian depresi bisa terjadi pada semua usia. Data dari WHO Paper Depression
tahun 2002 menunjukkan bahwa semakin bertambahnya tahun, saat ini depresi
diketahui mulai terjadi pada setiap golongan usia. Depresi dilaporkan lebih sering
terjadi pada wanita dibandingkan dengan laki-laki. Depresi yang terjadi pada
perempuan didapati 1,6 kali sampai 3,1 kali lebih sering dibandingkan pada laki-
laki. Baik obesitas maupun depresi lebih sering ditemukan pada wanita.
Berdasarkan definisi di atas, maka proses terjadinya masalah pada klien yang
mengalami gangguan citra tubuh biasanya diawali dengan seseorang yang
memiliki gangguan dalam koping yang tidak efektif dalam menghadapi masalah
yang ada. Apabila masalah tersebut tidak dilakukan intervensi dengan baik, maka
kemungkinan timbul masalah lain yaitu harga diri rendah situasional,
ketidakberdayaan, sampai dengan keputusasaan.
Apabila seseorang mengetahui dari hal itu maka seseorang tersebut akan
berusaha untuk menurunkan berat badan dengan cara-cara tertentu dan bahkan
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
4
banyak ditemukan remaja menggunakan cara yang salah untuk menurunkan berat
badan (Stang et al, 2005). Cara yang salah tersebut bisa menyebabkan gangguan
makan contohnya anoreksia nervosa dan bulimia nervosa. Anoreksia nervosa
adalah penyakit kelaparan, disebabkan oleh gangguan citra tubuh berat dan
ketakutan terhadap obesitas yang abnormal sedangkan Bulimia nervosa adalah
gangguan makan di tandai dengan makan sangat berlebihan, diikuti dengan
muntah yang diinduksi sendiri (Stang et al, 2005).
Sebuah penelitian di kalangan remaja yang telah dilakukan oleh Tantiani
(2007) membuktikan 34,8% remaja di Jakarta mengalami penyimpangan perilaku
makan dengan spesifikasi 11,6% menderita anoreksia nervosa dan 27% menderita
bulimia nervosa. Sebuah penelitian lagi yang dilakukan oleh Putra (2008) pada
siswi SMAN 70 Jakarta Selatan diketahui 88,5% responden memiliki
kecenderungan penyimpanan perilaku makan 11,8% pada Anoreksia nervosa dan
23,3% pada Bulimia nervosa. Hal ini akan berdampak lebih buruk pada remaja
(Doenges, 2006).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada hari Rabu, 04
Maret 2015 pada mahasiswi PSIK di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
diperoleh data dari petugas BAA sebanyak 285 mahasiswa. Setelah di lakukan
penghitungan IMT oleh peneliti dikategorikan Normal 179 orang, kurus 49 orang,
gemuk 31 orang dan obesitas 26 orang. Berdasarkan observasi dan wawancara
dari 10 mahasiswa perempuan PSIK yang sudah dilakukan pengukuran tinggi
badan (TB) dan berat badan (BB) dan dilakukan penghitungan IMT. Diketahui
dari 10 mahasiswi yang dilakukan wawancara menggunakan pertanyaan yang ada
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
5
di kuesioner, 7 mahasiswi tersebut memiliki citra diri negatif. Berdasarkan
permasalahan yang terjadi peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan
antara (IMT) dengan citra diri pada perempuan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merumuskan masalah “Apakah
ada hubungan antara IMT dengan citra diri pada mahasiswi di Stikes Jenderal
Achmad Yani Yogyakarta ?’’
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara IMT
dengan citra diri pada mahasiswi PSIK di Stikes Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui IMT pada mahasiswi PSIK di Stikes Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta.
b. Diketahui karakteristik dan tingkat citra diri mahasiswi PSIK di Stikes
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
c. Diketahui hubungan antara IMT dengan citra diri pada mahasiswi PSIK
di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
6
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam
bidang keperawatan, terutama keperawatan jiwa mengenai citra diri dan
pengetahuan IMT.
2. Manfaat Aplikatif
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
gambaran citra diri dan angka IMT pada mahasiswa di Stikes Jenderal
Achmad Yani Yogyakarta.
3. Manfaat Metodologis
Penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan referensi bagi
penelitian lain yang ingin meneliti tentang IMT dan citra diri.
E. Keaslian Penelitian
1. Mukhlia (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Berpikir Positif Pada
Ketidakpuasan Terhadap Citra Tubuh”. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif yang dilengkapi dengan data kualitatif untuk menguatkan
penjelasan proses terapi, khususnya dari sisi subjek. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pelatihan berfikir positif terhadap ketidakpuasan
terhadap citra tubuh. Data kuantitatif kemudian di analisis dengan uji-t dua
sampel independen (independent simple t-test) dan uji berpasangan (paired t-
test) dengan bantuan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pada kelompok eksperimen terdapat perbedaan skor yang signifikan
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
7
(p=0,824). Hasil diskriptif pada penelitian ini menunjukkan bahwa pada
kelompok eksperimen terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara skor
EDI-2 pada saat posttest diandingkan dengan saat pretest peningkatan skor
sebesar 17,62 dan p = 0,000 (p < 0,05), sedangkan pada kelompok kontrol
tidak ada perbedaan skor yang signifikan (p=0,824).
Persamaan pada penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
sama-sama meneliti tentang citra tubuh (body image) pada perempuan, jenis
penelitian sama-sama kuantitatif.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
variabel bebas pada penelitian, tempat dan waktu penelitian, dan analisa uji
pada penelitian.
2. Alhadar (2014) dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Body
Image dan Perilaku Diet dengan Overweight pada Remaja di SMA Katolik
Makasar. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik dengan
rancangan cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara body image dan perilaku diet dengan overweight pada
remaja di SMA Katolik Cendrawasih Makasar tahun 2014. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara body
image dengan overweight (p=0,012), tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara perilaku diet dengan overweight (p=0,917).
Persamaan pada penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
sama-sama meneliti tentang citra tubuh (body image) pada perempuan.
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
8
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
variabel bebas pada penelitian, tempat dan waktu penelitian, dan analisis uji
pada penelitian.
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
42
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta berada di Jalan Ringroad
Barat, Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Stikes Jenderal
Achmad Yani terdiri atas 4 (empat) prodi yaitu Ilmu Keperawatan (S1),
Profesi Ners, Kebidanan (D3) dan Perekam & Informasi Kesehatan (D3).
Jumlah mahasiswa masing-masing prodi tahun ajaran 2015/2016 adalah 607
untuk prodi Ilmu Keperawatan (S1), 123 untuk prodi Profesi Ners, 623 untuk
prodi Kebidanan (D3) dan 218 untuk prodi Perekam & Informasi Kesehatan
(D3).
2. Analisis Hasil Penelitian
Subjek penelitian adalah mahasiswi PSIK Stikes Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta yang berjumlah 218 orang. Namun, yang bersedia menjadi
responden dalam penelitian ini hanya 164 orang. Gambaran tentang
karakteristik subjek penelitian dijelaskan dalam bentuk distribusi frekuensi
berdasarkan variabel dalam penelitian.
a. Analisis Univariat
Hasil analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan
karakteristik dari subjek penelitian.
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
43
1) Data Deskriptif
Data deskriptif dari masing-masing variabel penelitian disajikan
dalam Tabel 2.6 berikut ini.
Tabel 2.6 Deskriptif Data Usia, Indeks Massa Tubuh, Citra Diri
Usia IMT Citra Diri
Min 16 14,85 14 Maks 24 38,80 44 Mean 20,27 21,33 27,45 Std. Dev 1,25 4,30 6,20
Sumber: data primer yang diolah, 2015
Berdasarkan tabel 2.6 di atas maka dapat disimpulkan bahwa usia
responden dalam penelitian ini paling rendah adalah 16 tahun dan
paling tinggi adalah 24 tahun dengan rata-rata 20,27. Variabel Indeks
Massa Tubuh mempunyai nilai terendah sebesar 14,85 dan tertinggi
sebesar 38,80 dengan rata-rata sebesar 21,33. Variabel citra diri
mempunyai nilai terendah sebesar 14 dan tertinggi sebesar 44 dengan
rata-rata sebesar 27,45.
2) Distribusi Frekuensi Indeks Massa Tubuh
Berikut ini adalah distribusi frekuensi indeks massa tubuh yang
terbagi menjadi empat kelompok, yaitu kurus, normal, gemuk dan
obesitas.
Tabel 2.7 Distribusi Frekuensi Indeks Massa Tubuh
No IMT Frekuensi Persentase 1 Kurus 28 17,07 2 Normal 103 62,80 3 Gemuk 18 10,98 4 Obesitas 15 9,15
Jumlah 164 100,00 Sumber: data primer yang diolah, 2015
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
44
Berdasarkan tabel 2.7 di atas maka dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar responden termasuk dalam kategori normal yaitu
sebanyak 103 orang responden (62,80%), dan paling yang paling sedikit
adalah kategori obesitas yaitu sebanyak 15 orang responden (9,15%).
3) Distribusi Frekuensi Citra Diri
Berikut ini distribusi frekuensi citra diri responden yang terbagi
ke dalam dua kategori yaitu citra diri positif dan citra diri negatif.
Tabel 2.8 Distribusi Frekuensi Citra Diri
No Citra Diri Frekuensi Persentase 1 Positif 128 77,44 2 Negatif 36 22,56
Jumlah 164 100,00
Sumber: data primer yang diolah, 2015
Tabel 2.8 di atas menunjukkan bahwa responden paling banyak
mempunyai citra diri yang positif yaitu sebanyak 128 orang (77,44%).
Berdasarkan hasil di atas dapat disusun tabel silang antara Indeks
Massa Tubuh dengan Citra Diri, yaitu sebagai berikut.
Tabel 2.9 Crosstab Indeks Massa Tubuh dengan Citra Diri
IMT Citra Diri Total
Positif % Negatif % Kurus 26 20,31 2 5,56 28 Normal 100 78,13 3 8,33 103 Gemuk 2 1,56 16 44,44 18 Obesitas - - 15 41,67 15 Jumlah 128 36 164
Sumber: data primer yang diolah, 2015
Tabel 2.9 di atas menunjukkan bahwa sebanyak 28 orang yang
termasuk kategori kurus, 26 orang (20,31%) mempunyai citra diri yang
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
45
positif. Sebanyak 103 orang yang termasuk kategori normal, 100 orang
(78,13%) mempunyai citra diri yang positif. Sebanyak 18 orang yang
termasuk kategori gemuk, 16 orang (44,44%) mempunyai citra diri
yang negatif dan dari 15 orang yang termasuk kategori obesitas,
semuanya mempunyai citra diri yang negatif.
b. Analisis Bivariat
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel
bebas yaitu indeks massa tubuh dengan variabel terikat yaitu citra diri.
Uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi Kendall Tau untuk
melihat hubungan antara indeks massa tubuh dengan citra diri. Hasil
pengujiannya adalah sebagai berikut.
Tabel 2.10 Hasil Uji Kendall Tau
Citra Diri
IMT Nilai Korelasi K ll T u
-0,243
Sig 0,000 Sumber: data primer yang diolah, 2015
Berdasarkan Tabel 2.10 di atas diperoleh nilai korelasi K ll
tau sebesar -0,243 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 (p < 0,05). Hal ini
berarti terdapat hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan citra
diri pada mahasiswa PSIK di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta,
dan hubungan tersebut bersifat negatif atau berlawanan arah, artinya
semakin besar IMT seorang mahasiswa maka akan semakin buruk citra
dirinya. Nilai korelasi sebesar - 0,243 berarti hubungan yang terjadi
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
46
adalah hubungan yang rendah karena berada pada rentang 0,20 – 0,399
(Sugiyono, 2007).
.
B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil analisis deskriptif, diperoleh data bahwa responden
dalam penelitian ini berusia antara 16-24 tahun dengan rata-rata 20,27. Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa pada usia tersebut, sebagian besar
responden mempunyai rata-rata IMT sebesar 21,33 yang termasuk dalam
kategori normal, dan responden mempunyai persepsi yang positif terhadap
citra dirinya, yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata 27,45.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada usia 20-an, seseorang
akan lebih memperhatikan kondisi atau keadaan tubuhnya agar terlihat
menarik. Proporsi berat badan dan tinggi badan akan dijaga agar tidak
kelihatan gemuk, yang dapat membuat seseorang menjadi tidak percaya diri
akibat kegemukan. Dengan kata lain pada usia ini seseorang terutama wanita
akan menjaga penampilannya agar terlihat menarik di mata orang lain
terutama lawan jenis.
Levine & Smolak (2002) menyatakan bahwa 40-70% perempuan yang
berada di usia awal 20-an merasakan ketidakpuasan pada dua atau lebih dari
bagian tubuhnya, khususnya pada bagian pinggul, pantat, perut dan paha.
Dalam sebuah penelitian survey ditemukan hampir 80% perempuan yang
menginjak usia 20-an mengalami ketidakpuasan dengan kondisi fisiknya.
Ketidakpuasan akan diri ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi,
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
47
pikiran yang berlebihan tentang penampilan, depresi, rendahnya harga diri,
dan perilaku makan yang maladaptif. Lebih lanjut, ketidakpuasan akan body
image ini dapat sebagai pertanda awal munculnya gangguan makan seperti
anoreksia atau bulimia (Kostanski & Gullone, 1998).
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Alhadar (2014) yang
menyebutkan bahwa overweight pada remaja menyebabkan remaja menjadi
tidak percaya diri dan mempunyai persepsi yang negatif terhadap keadaan
fisiknya. Hal ini ditunjukkan oleh persentase remaja yang memiliki citra diri
negatif terhadap bentuk tubuhnya dan menganggap bentuk tubuhnya tidak
sesuai dengan yang diharapkan sebanyak 85,2%, sedangkan yang tidak
mengalami overweight memiliki citra diri positif terhadap bentuk tubuhnya
sebanyak 54,1%.
2. Hubungan antara IMT dengan Citra Diri
Berdasarkan analisis hasil dengan uji korelasi K ll T u diperoleh
nilai probabilitas sebesar 0,000 dengan nilai korelasi sebesar -0,243. Artinya
ada hubungan antara IMT dengan citra diri, dimana hubungan yang terjadi
bersifat negatif atau berlawanan arah. Hal ini berarti semakin tinggi atau besar
IMT seseorang maka akan semakin buruk/rendah citra diri orang tersebut.
Dengan kata lain IMT dapat mempengaruhi citra diri seseorang. Pembentukan
citra diri pada diri seorang individu terutama remaja merupakan faktor penting
dalam pembentukan identitas (Wong, 2009). Pada umumnya remaja
mempersepsikan citra diri dengan penampilan fisik mereka, terutama pada
bagian-bagian tubuh apakah menarik atau tidak. Gambaran ini menunjukkan
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
48
bahwa citra diri terfokus pada kondisi penampilan tubuh, yaitu apakah kurus,
normal, gemuk atau obesitas. Seperti yang diungkapkan oleh Prameswari, Siti
dan Mifbakhuddin (2013) bahwa citra diri dipengaruhi oleh jenis kelamin,
berat badan dan derajat kekurusan atau kegemukan, teman sebaya, konsep diri
dan media massa.
Pada umumnya, seseorang terutama wanita yang memiliki berat badan
di atas normal cenderung merasa malu, karena memiliki bentuk tubuh yang
tergolong gemuk bahkan cenderung obesitas, sehingga mempersepsikan
dirinya mempunyai citra diri yang negatif. Kecenderungan wanita untuk
mempunyai berat badan yang melebihi batas normal lebih besar daripada laki-
laki. Kondisi ini sesuai dengan data Riskesdas (2010) yang menunjukkan
bahwa prevalensi kelebihan berat badan secara nasional pada perempuan lebih
tinggi dibandingkan pada laki-laki yaitu masing-masing sebesar 23,8% dan
13,9%.
Seseorang yang mengalami obesitas akan mengalami masalah
psikologis, karena muncul perasaan dirinya berbeda atau dibedakan dari
kelompoknya. Thompson (2001) menyebutkan bahwa pada kelompok anak,
remaja dan dewasa muda, obesitas akan berpengaruh pada perkembangan
psikososial. Masalah psikososial yang biasanya muncul adalah gangguan citra
tubuh yang dialami terkait dengan penilaian terhadap penampilan dirinya.
Gangguan citra tubuh tersebut menyebabkan timbulnya perasaan tidak puas
akan dirinya, dan kepercayaan diri yang rendah. Berdasarkan hasil analisis
crosstab menunjukkan bahwa dari 103 mahasiswa yang tergolong IMT normal
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
49
3 orang (8,33%) memiliki citra diri negative. Kondisi ini mungkin disebabkan
oleh persepsi mahasiwa terhadap bentuk fisik yang lainnya, dalam hal ini
bukan berat badan dan tinggi badan, tetapi kecantikan atau warna kulitnya.
Seorang wanita terutama yang masih berusia 20-an, selain menginginkan
bentuk tubuh yang ideal juga menginginkan wajah yang cantik atau kulit yang
putih, sehingga dapat terlihat menarik terutama oleh lawa jenis. Oleh karena
itu, kedua factor tersebut bila tidak ada dalam diri seorang perempuan,
tentunya akan membawa pada persepsi yang negative terhadap dirinya. Hasil
tabulasi silang juga membuktikan bahwa dari 18 orang IMT gemuk, 2 orang
mempunyai citra diri yang positif. Hal ini mungkin disebabkan karena
individu tersebut, memandang diriya memiliki kelebihan yang lain yang bukan
berasal dari penampilan fisiknya, yang dapat menambah kepercayaan dirinya,
misalnya memiliki kepintaran yang lebih atau memiliki nilai akademik yang
bagus, sikap yang supel, mudah bergaul, intelektual dan lain sebagainya.
faktor-faktor tersebut dapat membuat seseorang menjadi percaya diri dan
memandang positif terhadap dirinya sendiri.
Penelitian Tarigan (2007) membuktikan bahwa dari 191 remaja obesitas
di Yogyakarta, 91% mengalami gangguan citra tubuh yang dinyatakan dengan
perasaan tidak puas dengan ukuran tubuhnya sehingga menimbulkan rasa
tidak percaya diri. Dengan demikian bentuk tubuh yang proporsional antara
tinggi badan dengan berat badan sangat mempengaruhi persepsi seseorang
terhadap citra diri mereka. Seseorang yang mempunyai IMT tinggi menilai
dirinya mempunyai penampilan tubuh yang tidak ideal atau memandang
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
50
penampilan tubuhnya dengan negatif. Sebaliknya, seseorang yang mempunyai
IMT rendah menilai dirinya mempunyai penampilan yang ideal atau menarik.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Alhadar (2014) yang
membuktikan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara body
image dengan overweight, dan persentase citra diri negatif sebanyak 85,2%,
sedangkan yang tidak overweight memiliki citra diri positif sebanyak 54,1%.
Penelitian tersebut juga membuktikan bahwa sebagian besar responden yang
mengalami obesitas merasa tidak puas dengan bentuk tubuhnya, dan hal ini
terjadi pada perempuan.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi penelitian selanjutnya. Keterbatasan tersebut adalah peneliti
mengambil batasan standar IMT untuk obesitas hanya di atas 27 kg/m2. Standar
ini diambil berdasarkan klasifikasi berat badan menurut Depkes RI (2003),
dimana batasan seseorang dikatakan obesitas apabila IMT > 27 kg/m2. Banyak
responden yang masih belum mengetahui batasan standar ini, karna sebagian
besar orang hanya mengetahui standar obesitas menurut WHO yaitu IMT ≥ 30
kg/m2. Kondisi ini menyebabkan responden salah persepsi tentang ukuran
tubuhnya sehingga kuesioner yang diisi dapat menimbulkan bias.
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
51
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa IMT
mahasiswi PSIK di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta termasuk dalam
kategori normal, yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata sebesar 21,33. Citra diri
mahasiswi PSIK di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta termasuk dalam
kategori positif, yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata sebesar 27,45. Persentase
mahasiswa yang memiliki citra diri negatif terhadap penampilan fisiknya dan
menganggap bentuk tubuhnya tidak sesuai dengan yang diharapkan sebanyak
44,44% sedangkan yang tidak mengalami overweight memiliki citra diri positif
terhadap penampilan fisiknya sebanyak 78,13%.
Penelitian ini juga membuktikan terdapat hubungan yang signifikan
antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan citra diri mahasiswi PSIK di Stikes
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta, yang ditunjukkan oleh nilai korelasi
K ll u sebesar - 0,243 dengan p-value sebesar 0,000.
B. SARAN
1. Bagi Stikes Achmad Yani Yogyakarta, hasil penelitian ini diharapkan dapat
menambah bacaan ilmiah sebagai sumber wawasan ilmu pengetahuan dalam
bidang keperawatan, terutama keperawatan jiwa mengenai citra diri dan
pengetahuan IMT.
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
52
2. Bagi mahasiswi diharapkan dapat meningkatkan citra diri dengan tidak hanya
berdasarkan pada penampilan fisik, melainkan pada kelebihan lain yang
dimiliki, misalnya kepintaran, bakat dan lain sebagainya.
3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan menambah variabel independen lain
yang diduga mempunyai pengaruh terhadap citra diri.
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, D. & Poppy, M. (2003). Mencegah dan Mengatasi Kegemukan Pada Balita. Jakarta: Puspa Swara.
Alhadar, A. (2014). Hubungan Antara Body Image dan Perilaku Diet dengan Overweight pada Remaja di SMA Katolik Makasar.Sekripsi. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Almatsier, S. (2003). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta.
Arisman, M.B. (2010). Buku Ajaran Ilmu Giz, Gizi Dalam Daur Kehidupan (Ed2). Jakarta : EGC.
Azwar, S. (2011) Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Badan Pusat Statistik. (2007). Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Iindonesia. Yogyakarta.
Banfield, S.S. McCabe, MP. (2002). An Evaluation of Construct of Body Image
Diakses 02 April 2015. http www.findarticlecom cf dls m2248 146 37 8994238 print.html.
Cash, M. E. (2004). Identity development and body image dissatisfaction in college
females. New York: Guilford Publications. Cash & Pruzinsky. (2002). Body Image : A handbook of theory, research, and
Clinical Practive. New York: Guilford Press. Chairiah, P. (2012). Hubungan Gambaran Body Image dan Pola Makan Remaja
Putri di SMAN 38 Jakarta. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan. FK. Universitas Indonesia.
Dacey, J., & Kenny, M. (2001), Adolescent development (2nded.) USA: Brown &
Benchmark Publisher. Dalami, E., Suliswati., Rochimah., Suryati, K, R. & Lestari, W. (2009). Asuhan
Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwal. Penerbit: Trans Media, Jakarta.
http://www.findarticlecom/
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
Depkes RI. 2003. Indikator Indonesia Sehat 2010. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Doenges. E. (2006). Rencana Asuhan Keperawatan. Penerbit: EGK. Jakarta.
Fatimah, N. (2012). Perbedaan Antara Obesitas dan Non Obesitas Terhadap Kejadian Depresi Pada Ibu Rumah Tangga Di Daerah Kelurahan Cililitan, Jakarta Timur. UIN Syarif Hidayatullah .
Galletta, G. M (2005) Obesity Causes. Diakses 5 Maret 2015. Availabel at : http://www.emedicinehealth.com/obesity/page2_em.htm.
Galleta, (2005), Obesity, Retrieved: May 26, 2015, From http://www.emedicinehealth.com/obesity/article em.htm.
Gibney, J. (2008). Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
Hidayat, A. A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Hurlock, E. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan
Kehidupan. (edisi kelima). Jakarta: Penerbit Erlangga. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia. Kostanski, M. and Gullone, E, 1999. Dieting and body image in the child's world:
Conceptualization and behavior. The Journal of Genetic Psychology,160,488-499.
Levine & Smolak (2002). ‘Permasalahan Fisik Remaja’. Diakses pada tanggal 31 Januari 2016, available at http://mo2gi.student.umm.ac.id.
Mukhlia, (2013). Berpikir Positif Pada Ketidakpuasan Terhadap Citra Tubuh. Jurnal Psikoislamia.
Muscari, E. (2005). Panduan Belajar : Keperawatan Pediatrik, Jakarta: EGC.
Notoatmojo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam & Pariani,S. (2001) Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta. Sagung Seto.
http://www.emedicinehealth.com/obesity/page2_em.htmhttp://www.emedicinehealth.com/obesity/articlehttp://mo2gi.student.umm.ac.id/
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
Papalia, D,E., Feldman, R.D., & Olds, S.W. (2008). Human Development, 9th
edition. New York: McGraw Hill. Pariani, (2001). Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Infomedika. Potter, P, A, Perry, A,G. (2005). Buku Ajaran Fundamental Keperawatan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Prameswari, Sorga Perucha Iful, Siti Aisah dan Mifbakhuddin. 2013. Hubungan
Obesitas dengan Citra Diri dan Harga Diri pada remaja Putri di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Semarang. Jurnal Keperawata KOmunitas. Volume 1 No 1 Mei, hlm: 52-61.
Putra, Wahyu K. Y. (2008). Gambaran dan Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kecenderungan Penyimpangan Perilaku Makan pasa Siswi SMAN 70 Jakarta Selatan Tahun 2008, [Skripsi]. FKM UI Depok.
RISKESDAS. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI.
2010. Rudd, N.A. & Lennon S. J. (2000) Citra tubuh and Appearance: Management
Behaviors in College Woman. Clothing and Texttles Research Journals, (32), 615-625.
Santrock, J.W. (2007). Andolescencce Perkembangan remaja (6th ed).
Jakarta:Penerbit Erlangga. Sarwono, S, W. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo;hal:11-12.
Saryono, (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Edisi ke-2. Penerbit: Nuha Medika, Yogyakarta.
Seawell, A. H. & Danorf-Burg. S. (2005). Body image and sexuality in women with
and without systemic lupus erythematosus. Sex Roles, 5(11/12), 865-876. [on-line]. Available FTP: http://findarticles.com/p/articles/mi_m2294/is_11-12_53/ai_n16083985. Tanggal Akses: 19 April 2015.
Semiun, (2006), Kesehatan Mental 3, Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Simanjuntak, J.(2005). Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta: FE UI.
Soegeng, A.L.R.S.(2004). Kesehatan dan gizi. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
http://findarticles.com/p/articles/mi_m2294/is_11-12_53/ai_n16083985http://findarticles.com/p/articles/mi_m2294/is_11-12_53/ai_n16083985
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
Soetjiningsih, (2010). Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Sagung Seto, 1-14
Subarja, D. (2004). Obesitas Premier Pada Anak. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alvabeta,cv.
Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EKG.
Supariasa, I.D.N., Bakri, B. & Fajar, I. (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.
Surya (2010). Jadiliah Pribadi yang Unggal Sebuah Solusi Pengembangan Diri dan Keterampilan Menolak (Refusal Skill) Narkoba. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Stang, Jamie and Mary. (2005). ’Ade lescent Nutrition
Dalam Judipth E. Brown. Nutrition Through the Life Cycle Second Edition. USA : Thomson Wadsworth : Halaman 325-379.
Tantiani, T. (2007). Perilaku Makan Menyimpang Pada Remaja di Jakarta [Thesis]
Program Pascasarjana FKM UI, Depok.
Tarigan, N. 2007. Hubugan Citra Tubuh dengan Status Obesitas, Aktivitas Fisik, dan Asupan Eergi Remaja SLTP di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Skripsi. STIKES Aisyiyah Yogyakarta.
Tarwoto & Wartonah (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi 3. Penerbit: Salemba Medika, Jakarta.
Thomson, J.K. 2001. Body Image, Eating Disorder and Obesity: An Integrative Guide for Assessment and Treatment. Washington, DC: American psychological Association.
Tzafettas (2009). The Relationship Between Friendship Factor, Body-Image Concern
and Restraint Eating. A Study on Greek Female Adolescent and Young Adults. Aristotle University Medical Journal, Vol. 36 No.2.
World Health Organization. (2006). BMI Clasification. Diakses 5 Maret 2015. Availabele at: http://apps.who.int/bmi/index. Jsp?intropage=intro_3.html.
World Health Organization. (2012). Physical Activity. In Guide Community
Preventive Service, http://respository.use.ac.id/, diakses 10 April 2015
http://apps.who.int/bmi/indexhttp://respository.use.ac.id/
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
World Health Organization. (2014). Prioritizing Area for Action in The Field of Population-Based Prevention of Childhood Obesity.
Widyastuti. (2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitra Maya.
Wong, D. (2009). Buku Ajaran Keperawatan untuk Pediatrik. Jakarta: EGC.
Halaman JudulHalaman PengesahanPernyataan KeaslianKata PengantarIntisariAbstractDaftar IsiBAB IBAB IVBAB VDaftar Pustaka