stie-igi.ac.id€¦ · Web viewpenelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan...

38
Metode Penelitian Bisnis Oleh: Drs Harry S Kadir, MM

Transcript of stie-igi.ac.id€¦ · Web viewpenelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan...

Metode Penelitian Bisnis

Oleh: Drs Harry S Kadir, MM

STIE IGI

Jakarta

Bab I

Perspektif Umum Metode Penelitian Bisnis

A. Pengertian Metode dan Penelitian Bisnis

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu. Metode penelitian mengandung beberapa elemen substansial seperti berikut ini:

Cara ilmiah kegiatan penelitian yang didasarkan pada ciri-ciri keilmuan universal –

rasional, empiris dan sistematis

Rasional kegiatan penelitian dengan menggunakan akal dan pikiran, sehingga dapat

dijangkau oleh penalaran manusia.

Empiris cara dilakukan dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat

mengamati, mempelajari dan menggunakannya.

Sistematis berarti proses yang digunakan menggunakan tahapan dan langkah logis

tertentu dan sudah teruji dan diterima kalangan ilmiah.

Setiap penelitian bertujuan antara lain mendapatkan data yang terpercaya ( valid ), yaitu, data

teramati dan terukur, dan mempunyai kriteria tertentu.

Validitas menunjukan derajat ketepatan antara data sesungguhnya di lapangan

dengan data yang berhasil diperoleh atau dikumpulkan dari pelaksanaan penelitian.

Contoh, populasi pembeli mobil Toyota tipe Yaris di dealer PT X di Matraman

selama tahun 2017 sebanyak 100 konsumen, sedangkan data hasil penelitian sebanyak

105, berarti data tidak valid. Secara statistika validitas data dapat diuji antara lain

dengan pengujian reliabilitas dan obyektivitas, jika data reliabel dan obyektif, maka

data cendrung valid.

Reliabilitas berhubungan dengan derajat konsistensi data, semakin tinggi konsistensi

semakin reliabel data yang diperoleh dari penelitian. Interval waktu dan jumlah data

menjadi dasar dari konsistensi data. Misal, sumberdata mengatakan pembelian

penjualan 20 unit, besok ditanya lagi, jawababnya juga 20 unit, lusa ditanya lagi

jawabannya juga 20 unit.

Obyektivitas berkenaaan dengan inrterpersonal agreement (kesepakatan antara

banyak orang). Jika banyak orang mengatakan ( mayoritas mutlak ) partai politik

belum berperan dalam menciptakan demokrasi berkualitas dan mencegah korupsi,

maka data tersebut adalah obyektif.

Data reliabel tidak pasti valid. Manajer pemasaran mengatakan bahwa tenaga

penjualan produktif, dan ini diucapkan di setiap rapat direksi, sehingga data tersebut

mempunyai derajat konsistensi tinggi, tetapi tidak valid, karena penjualan sukses

disebabkan kualitas produk lebih baik dan murah dibandingkan produk pesaing.

Data obyektif belum tentu valid. Jika mayoritas orang yang mengatakan bahwa

partai politik gagal menciptakan demokrasi berkualitas, telah disogok oleh lembaga

peneliti atau dipaksa atau dimanipulasi oleh LSM dan lembaga peneliti yang tidak

bertanggungjawab.

Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian

adalah sebagai berikut:

Penemuan berarti data hasil penelitian baru diketemukan, dan sebelumnya belum

pernah ada. Contoh. Columbus menemukan benua Amerika.

Pembuktian data yang diperoleh digunakan untuk membuktikan pendapat

sebelumnya benar atau tidak benar. Contoh data laporan keuangann digunakan untuk

membuktikan “ terdapat korelasi modal kerja bersih dengan harga saham. “

Pengembangan berarti memperdalam dan memperluas penemuan dan pengetahuan

dan ilmu yang sudah ada. Contoh, hasil penelitian para pemenang hadiah Nobel,

khususnya di bidang ilmu pengetahuan alam.

Kesimpulan: Metode Penelitian Bisnis merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data bisnis yang valid dengan tujuan dapat ditemukan masalah bisnis dan ditangani

dengan efektif dan efisien guna mempertahankan eksistensi operasi bisnis, termasuk

pendekatan, teori dan ilmu bisnis.

B. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada

umumnya dilakukan secara acak (randomly), pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan. Penelitian kuantitatif dilakukan pada sampel yang diambil secara

random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat digeneraliasi untuk populasi dimana

sampel untuk penelitian diambil.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian digunakan untuk meneliti pada obyek

yang alamiah (sebagai lawan eksperimen) dimana sipeneliti menjadi faktor atau instrumen

kunci, pengambilan sampel diambil berdasarkan tujuan penelitian, dan analisis berdasarkan

kualitatif. Dan hasilnya lebih menekankan makna dibandingkan dengan generalisasi.

C. Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Perbedaan metode tersebut mencakup tiga hal, yaitu: perbedaan tentang aksioma, proses

penelitian, dan karakteristik penelitian.

Perbedaan Aksioma. Aksioma adalah pandangan dasar yang kebenarannya tidak

perlu dibuktikan lagi dengan metode ilmiah. Aksioma penelitian kuantitatif dan

kualitatif meliputi aksioma tentang realitas, hubungan peneliti dengan obyek

penelitian, hubungan variabel, kemungkinan generalisasi, dan peranan nilai.

Sifat Realitas. Dalam memandang realitas, gejala, atau obyek yang diteliti, terdapat

perbedaan antara metode kualitatif dan kuatitatif. Seperti telah dikemukakan, dalam

metode kuantitatif, realitas dipandang sebagai sebagai sesuatu yang nyata atau

konkrit, dapat diamati dengan panca indera, dapat dikategorikan menurut jenis,

bentuk, warna, dan perilaku, tidak berubah, dapat diukur dan diverifikasi. Dengan

demikian, dalam penelitian kuantitatif, peneliti dapat menentukan hanya beberapa

variabel saja dari proyek yang diteliti, dan kemudian dapat membuat instrumen untuk

mengukurnya.

Penelitian kualitatif memandang obyek penelitian sebagai sesuatu yang

dinamis, hasil konstruksi pemikiran dan interpretasi terhadap gejala atau fenomena

yang diamati, serta utuh ( holistic ) karena dari setiap aspek dari obyek mempunyai

satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sebagai contoh, didalam meneliti kinerja

sebuah mobil, peneliti kualitatif meneliti seluruh komponen dan sistem mobil,

sedangkan peneliti kuantitatif, cukup hanya meneliti kinerja dan sistem mesin blok

mobil.

Realitas pada penelitian kualitatif bukan hanya gejala yang kasat mata, tetapi

juga yang menyebabkan gejala tersebut tercipta. Misalnya, penelitian

produktivitas pekerja. Peneliti kualitatif tidak hanya melihat kinerja pekerja,

tetapi juga penyebab dari kinerja dan yang melatarbelakanginya, sedangkan

peneliti kuantitatif hanya meneliti penyebab, tidak sampai latar belakang

penyebab. Sebagai contoh, penelitian kualitatif dan kuantitatif sepakat tingkat absensi

rendah pekerja adalah penyebab kinerja pekerja turun. Peneliti kuantitatif

menyimpulkan pekerja malas dan harus dihukum dan diberi hadiah, tetapi peneliti

kualitatif tidak sampai hanya disitu, dia lebih dalam mencari penyebab pekerja malas,

dari faktor lingkungan kerja, lingkungan keluarga, kepemimpinan, dan sebagainya.

Hubungan Peneliti dengan Obyek Penelitian. Dalam penelitian kuantitatif,

kebenaran itu di luar dirinya, sehingga hubungan antara peneliti dengan yang diteliti,

sehingga ada jarak antara subyek dan obyek penelitian, disini peneliti harus bebas

nilai ( sebagai contoh, jika peneliti seorang sosialis demokrat, di dalam meneliti

peranan dan fungsi perusahaan multinasional dalam meningkatkan ekonomi global

dan tingkat kemakmuran global, pasti akan bias, karena mereka sudah mempunyai

keyakinan perusahaan multinasional agen kapitalisme dan imprialisme, dan hanya

mementingkan negara dimana perusahaan berkantor pusat ). Dengan menggunakan

teknik kuesioner sebagai teknik pengumpulan data, secara logika. patri peneliti tidak

kenal dengan obyek penelitian. Di dalam penelitian kualitatiff, dimana peneliti

sebagai instrumen utama dan mempunyai human interest, dan dengan teknik

pengumpulan data participant obsevation ( observasi berperan serta, misal. Seorang

peneliti akan meneliti sistem pengambilan keputusan di partai X, maka dia harus

menjadi anggota dan aktif berinteraksi dengan pimpinan partai, disini faktor

subyektivitas, suka dan tidak suka kepada pimpinan partai, dapat berperan besar bagi

hasil penelitiannya ).

Kemungkinan Generalisasi. Pada umumnya penelitian kuantitatif lebih menekankan

kepada kekuatan dan keluasan informasi ( bukan ke dalaman/deeper informasi ),

sehingga metode kuantitatif sangat cocok digunakan untuk populasi besar atau luas

dengan variabel terbatas ( penelitian korelasi pendapatan per kapita dengan tingkat

gizi balita di Provinsi banten. Bandingkan dengan pola makan balita pada suku Badui

Luar ), pada metode kualitatif. Selanjutnya data yang diteliti adalah data sampel yang

diambil dari populasi dengan teknik probability sampling random. Berdasarkan hasil

penelitian sampel tersebut, peneliti membuat kesimpulan sebagai generalisasi

terhadap populasi. Penelitian kualitatif tidak membuat generalisasi, tetapi makna

dari hasil penelitiannya. Walaupun demikian, hasil penelitian kualitatif yang berupa

makna atau ke dalaman informasi, dapat diterapkan di tempat lain, jika kondisinya

sama atau relatif sama, dan ini disebut ” transferability. “

Hubungan antar variabel. Penelitian kuantitatif dalam melihat hubungan variabel

terhadap obyek yang diteliti lebih bersifat sebab dan akibat ( kausal ), sebagai contoh,

penelitian tentang “ Tipe Kepemimpinan dan Produktivitas Tenaga Penjualan di

Wilayah Kota bekasi pada Kantor Cabang PT Asuransi Jiwasraya. “ Disini jelas

terdapat dua variabel terikat dan bebas. Variabel terikat adalah tingkat penjualan dan

variabel bebas adalah tipe kepemimpinan. Jadi, tipe kepemimpinan tertentu

menyebabkan tingkat produktivitas penjualan meningkat atau turun. Pada penelitian

kualitatif yang bersifat holistik dan lebih menekankan pada proses, jadi, peneliti

kualitatif melihat variabel yang diteliti saling berinteraktif atau saling mempengaruhi,

maka kurang jelas mana variabel bebas dan variabel terikat. Sebagai contoh,

penelitian tentang “ Pendidikan Sex di Kalangan Remaja dan tingkat penderita

HIV/Aids. “ Disini tidak jelas mana yang variabel bebas dan variabel terikat,

karena pendidikan sex dikalangan remaja dapat menjadi variabel bebas maupun

variabel terikat, begitu pula dengan variabel penderita HIV/Aids. Disini terdapat

hubungan interaktif, semakin sadar para remaja terhadap bahaya HIV/Aids melalui

pendidikan sex intensif dan massif, semakin rendah tingkat penderita HIV/Aids.

Peranan Nilai. Peneliti kualitatif dalam melakukan penelitian harus melakukan

interaksi dengan obyek penelitian sebagai sumber data. Dalam interaksi tersebut para

pihak mempunyai latarbelakang, pandangan hidup, pandangan politik, agama,

kepentingan dan persepsi berbeda, sehingga dalam proses penelitian dari rencana

sampai dengan pengumpulan data, analisis data dan kesimpulan, faktor manusia

cukup berperan aktif. Pada penelitian kuantitatif faktor nilai relatif dapat diabaikan,

karena dengn bebas nilai pada peneliti, hasil penelitian kuantitatif semakin valid.

D. Proses Penelitian

Perbedaan antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dapat diketahui dari proses

penelitian. Proses dalam metode penelitian kuantitatif bersifat linier dan kualitatif bersifat

sirkuler.

Proses penelitian kuantitatif harus menjawab atau menyarankan penyelesaian

masalah dari sebuah atau beberapa masalah sekaligus. Masalah merupakan penyimpangan

atau deviasi dari apa yang seharusnya terjadi atau yang direncanakan. Penelitian kuantitatif

bertolak dari obyek yang menjadi masalah nyata. Dan masalah ril atau nyata diperoleh dari

studi pendahuluan yang mendalam terhadap gejala, dan dilakukan dimana saja, baik di

lapangan, kantor, rumah, atau ditempat lain. Pada dasarnya peneliti harus sudah menguasai

teori dan banyak membaca referensi dan hasil penelitian terkait dengan obyek penelitian.

Rumusan dari masalah adalah sebuah atau beberapa kalimat tanya. Contoh:

Bagaiman hubungan antara tipe kepemimpinan dengan produktivitas tenaga

penjualan?

Untuk lebih memantapkan masalah yang akan dipecahkan, peneliti harus mengubah masalah

yang berupa pertanyaan menjadi hipotesis atau penyelesaian sementara, menjadi sebagai

berikut:

Terdapat hubungan antara tipe kepemimpinan dengan produktivitas tenaga penjualan,

atau

Tidak terdapat hubungan antara tipe kepemimpinan dengan produktivitas tenaga

penjualan.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut yang sifatnya sementara peneliti harus memilih

metode penelitian yaang sesuai dan tepat untuk memecahkaan masalah demi ketelitian dan

konsistensi data, serta tingkat kepraktisan berdasarkan ketersediaan dana, waktu dan

kemudahan lainnya, survai atau eksperimen.

Setelah metode penelitian dipilih, peneliti segera menyusun instrumen penelitian, dan

instrumen ini digunakan untuk mengumpulkan data yang dapat berbentuk kuesioner.

Sebelum digunakan kuesioner harus diuji validitas dan reliabilitasnya.

Pengumpulan data dilakukan pada obyek populasi atau sampel dari obyek populasi,

sampel yang harus diambil harus representatif agar generaliasasi yang disimpulkan dan

disarankan memiliki akurasi tinggi.

Setelah data terkumpul, disusun, dikelompokan dan dianalisis untuk menjawab

hipotesis, dan hipotesis yang terbukti, menjadi kesimpulan atau hasil penelitian. Dari proses

penelitian dengan metode kuantitatif merupakan proses linier, dimana urutan dan langkah

aktivitas penelitian jelas, dari rumusan masalah, teori dan referensi, hipotesis,

pengumpulan data, analisis data, kesimpulan dan saran.

Secara singkat langkah penelitian dengan metode kuantitatif dapat dibagi menjadi dua

bagian. Pertama aspek logika ( logico hyphothetico ) terdiri penggunaan konsep, teori,

referensi, hipotesis. Sedangkan untuk pemilihan metode penelitian, penyususunan instrumen,

mengumpulkan data, menganalisis data, adalah aspek metodologi untuk memverifikasikan

hipotesis yang telah diajukan.

Proses Penelitian Kualitatif. Proses penelitian metode kualitatif dimulai dengan

rencana penelitian dengan tujuan yang masih perlu ditemukan dan dibuktikan. Sebagai

contoh, katakanlah, Bapak Alimuddin memutuskan untuk mengunjungi Cibodas ( wisata

alam ). Dia pasti mengetahui lokasi Cibodas di Cipanas di lereng Gunung Gede, Cianjur,

Jawa barat, Indonesia. Tetapi belum mengetahui secara pasti ada apa saja di Cibodas, dia

baru mengetahui setelah membaca informasi tertulis, melihat gambar, dan langsung

menikmati obyek wisata dan berbicara atau mewawancarai petugas dan pengunjung yang

ada di Cibodas.

Berdasarkan ilustrasi tersebut, dapat dikemukankan bahwa walaupun peneliti dengan

metode kualitatif masih belum memiliki masalah terhadap obyek yang akan diteliti, tetapi dia

dapat langsung masuk ke obyek penelitian. Sebagai contoh, seorang peneliti datang ke obyek

penelitian, katakanlah perusahaan besar PT Y, setelah beberapa lama dia berkesimpulan

sementara bahwa telah terjadi masalah pada budaya perusahaan, maka untuk

membuktikannya, dia merumuskan masalah dan hipotesis, mengumpulkan data dengan

wawancara dan data tertulis/dokumen, menganalisis data terkumpul, dan menyimpulkan dan

saran terhadap masalah budaya perusahaan di PT Y.

E. Kapan Metode Kuantitatif dan Kualitatif Digunakan?

Kita tidak perlu mempertentangkan kedua metode tersebut, karena kedua metode tersebut

saling melengkapi, dan masing-masing mempunyai keunggulan dan kelemahan.

Penggunaan Metode Kuantitatif. Metode kuantitatif dapat dilakukan dengan survai dan

eksperimen. Metode kuantitatif digunakan apabila:

Jika masalah yang akan diteliti sudah jelas.

Jika peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi.

Jika ingin menggetahui korelasi antara variabel.

Jika peneliti ingin menguji hipotesis penelitian.

Jika peneliti ingin mendapatkan data akurat dan terukur berdasarkan fenomena

empiris.

Jika ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan,

teori, dan produk tertentu.

Penggunaan Metode Kualitatif. Metode kualitatif digunakan untuk kepentingan berbeda,

jika dibandingkan dengan metode kuantitatif.

Jika masalah penelitian belum jelas

Untuk mendapatkan makna yang tersembunyi dibalik data yang terungkap.

Untuk memahami interaksi sosial.

Untuk Memahami perasaan orang.

Untuk mengembangkan tim pada kelomppok pekerja.

Untuk menggembangkan teori.

Untuk memastikan kebenaran data.

Untuk meneliti sejarah perkembangan.

F. Penggabungan Metode Kuantitatif dan Kualitatif

Kedua metode tersebut dapat digabungkan, dengan catatan sebagai berikut:

Dapat digunakan bersama untuk meneliti obyek yang sama, tetapi tujuan berbeda.

Metode kualitatif digunakan untuk menemukan hipotesis, sedangkan metode

kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis.

Digunakan secara bergantian. Pada tahap pertama menggunakan metode kualitatif,

sehingga ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut diuji dengan

menggunakan metode kuantitatif.

Kedua metode tidak dapat digabungkan karena paradigma berbeda. Tetapi dalam

penelitian kuantitatif dapat menggabungkan penggunaan teknik pengumpulan data

( bukan metodenya ). Dalam penelitian kuantitatif, teknik pengumpulan data utama

melalui kuesioner, data yang diperoleh data kuantitatif. Selanjutnya untuk

memperkuat dan mengecek validitas dari data hasil kuesioner tersebut, dilengkapi

dengan hasil observasi dan wawancara kepada responden yang telah memberikan

jawaban pada kuesioner atau angket. Bila data antara kuesioner dan wawancara

berbeda, maka dilacak terus sampai diketemukan kebenaran data tersebut. Jika sudah

yakin pada data yang terkumpul, dilanjutkan dengan analisis data dan kesimpulan dan

saran dari hasil penelitian.

Sebaiknya hanya dilakukan oleh peneliti yang sudah ahli dan berpengalaman, dan

sudah menguasai kedua metode tersebut.

G. Pengertian dan Penelitian Bisnis

Bisnis merupakan aktivitas menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat dan

berfungsi memenuhi keinginan dan kebutuhan manusia, rumah tangga dan industri.

Jadi, produk dan jasa dari aktivitas bisnis harus bernilai. Aktivitas bisnis dapat dilakukan oleh

individu maupun entitas ( perusahaan perorangan, firma, komanditer, korporat ). Perusahaan

dalam melakukan aktivitas bisnis memerlukan input berupa faktor produksi, yaitu: tenaga

kerja, tanah, modal/uang, dan manajemen/kewiraswastaan, dengan masing-masing mendapat

kompensasi berupa, upah/gaji, sewa, bunga, dan laba. Dengan demikian, aktivitas bisnis

mencakup proses produksi barang dan jasa, dan memasarkan untuk pengguna akhir produk

( konsumen ).

Bisnis sebagai aktivitas perusahaan yang terorganisir dalam menghasilkan produk dan

jasa, harus menerapkan fungsi manajemen ( perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

pengawasan ) dan fungsi perusahaan ( akuntansi dan keuangan, produksi, pemasaran,

personel, penelitian dan pengembangan, dan teknologi ). Jadi, ruang lingkup penelitian bisnis

berkaitan dengan fungsi manajemen dan perusahaan.

H. Etika Penelitian Bisnis

Sebagai aspek lain di bidang bisnis, semua aspek dan para pihak yang terlibat pada penelitian

bisnis, hendaknya mengkedepankan perilaku beretika ( ethical behavior ), Etika ( ethics )

adalah norma-norma atau standar perilaku yang dipandu atau berdasarkan pilihan moral

tentang perilaku kita dan hubungan atau interaksi kita dengan orang lain. Tujuan dari etika

pada penelitian bisnis adalah untuk menjamin bahwa tidak ada orang atau pihak manapun

yang terluka, menderita, terganggu, rugi secara material dan nonmaterial sebagai konsekensi

dari pelaksanaan penelitian bisnis. Tujuan ini biasanya dicapai, tetapi aktivitas melanggar

etika adalah menyusup ( pervasive ), dan diantaranya termasuk tidak memberikan informasi

secara terbuka dan jelas sebuah perjanjian, melanggar kerahasiaan pribadi para partisipan

( responden ), memberikan hasil riset dan penyajian yang salah, menipu responden dan

konsumen, melanggar peraturan, dan menghindarkan tanggungjawab secara hukum.

Mengakui etika sebagai masalah untuk organisasi ekonomi telah diungkap

berdasarkan hasil survai dimana sekitar 80 persen dari perusahaan yang menjadi responden

melaporkan telah menerima ketentuan etika ( ethical code ). Secara mengejutkan, bukti

bahwa usaha selama ini telah meningkatkan penerapan etika dapat dipertanyakan. Penelitian

yang sama melaporkan sangat terbatas keberhasilan dari panduan kode etika dalam usahanya

membatasi perilaku tidak pantas pada aktivitas penelitian bisnis.

Tidak ada pendekatan tunggal untuk etika. Usulan untuk ketaatan pada para pihak

pelanggar etika bisnis dan etika penelitian bisnis, melalui penciptaan peraturan dan hukum

adalah sulit karena pembatasan dan rintangan penelitian tidak dapat diramalkan. Sebagai

contoh, karena pengalaman Jerman di PD I dan PD II pasukannya menggunakan gas racun

dan gas syaraf pada pertempuran dan kamp konsentrasi. Setelah PD II, pemerintah Jerman

melarang perusahaan farmasi untuk melakukan penelitian pada beberapa bidang kesehatan

dan kedokteran. Konsekwensinya, Bangsa Jerman tidak mendapatkan manfaat dari banyak

kemajuan di bidang bioteknologi. Sebagai kemungkinan lain, mengandalkan kepada

pemikiran individu terhadap moralitas adalah sama saja problematiknya. Perhatikan

pertentangan antara orang-orang yang percaya bahwa kematian adalah pembebasan dari rasa

sakit dan penderitaan, dan orang-orang yang percaya bahwa kematian adalah hak yang Maha

Kuasa. Artinya tertutup bagi manusia untuk atas nama apapun membunuh manusia. Setiap

sistem nilai mengklaim sebagai pelaksana moral yang paling benar.

Jelaslah, bahwa jalan tengah antara secara resmi dan lengkap mengatur etika bisnis

dan etika penelitian bisnis, atau mengandalkan relativitas etika adalah sangat penting. Dasar

pemikiran jalan tengah adalah munculnya konsensus pada standar etika riset bisnis untuk para

peneliti. Peraturan dan ketentuan etika yang menjadi pedoman para peneliti dan sponsor

penelitian telah ditetapkan. Dewan Pengawas dan organisasi atau kelompok peneliti

membantu para peneliti menguji proposal penelitian mereka untuk pilihaan sulit pada etika

penelitian. Banyak rancangan penelitian berdasarkan masalah etika dapat dihilangkan melalui

perencanaan penelitian hati-hati dan tetap waspada. Pada akhirnya, penelitian

bertanggungjawab mengantisipasi pilihan sulit etika penelitian bisnis, dan berusaha untuk

menyesuaikan rancangan penelitian, prosedur, dan perjanjian penelitian, selama proses

perencanaan penelitian daripada memikirkan kemudian. Etika penelitian memerlukan

integritas pribadi dari para peneliti, manajer proyek, dan pihak mensponsori penelitian.

I. Pendalaman Materi

1. Sebutkan tujuan penelitian yang paling relevan dengan skripsi yang akan anda buat untuk

tugas akhir guna mendapatkan gelar sarjana manajemen di STIE-IGI.

2. Jelaskan mengapa intrumen penelitian yang akan anda gunaka harus dilakukan uji

instrumen.

3. Jelaskan yang dimaksud dengan hipotesis dan hipotesis penelitian

4. Buat hipotesis untuk penelitian yang berjudul “ Pengaruh hutang jangka panjang, modal

kerja dan laba ditahan terhadap profitabilitas PT Bangun Negeri tahun buku 2015-2019 “.

5. Juga buat kerangka berpikir dari penelitian dengan judul seperti pertanyaan no.4.

Bab II

Proses Penelitian, Masalah, Variabel dan Paradigma Penelitian

A. Proses Penelitian Kuantitatif

Seperti yang telah dikemukakan bahwa penelitian itu dilakukan dengan cara ilmiah, sehingga langkah-langkahnya sistematis ( lihat gambar 2.1. )

Gambar 2.1. Proses Penelitian Kuantitatif

Membaca dan berpikir Prinsip dedukssi

Yg menyaatakan

Membaca hasil penelitian

Prinsip induksi

Operasionalisasi Memilih

Mengumpulkan dan Menganalisis ndata

Berdasarkan gambar 2.1, penelitian dimulai dengan masalah, dan masalah tersebut akan dipecahkan atau dicari solusinya oleh peneliti melalui penelitian. Untuk dapat memecahkan masalah secara efektif dan efisien, peneliti harus sudah menguasai teori, konsep dan referensi, juga hasil penelitian sebelumnya yang sesuai dengan rung lingkup permasalahan. Dengan menguasai teori dan konssep serta diperkaya oleh referensi yang dibaca dan hasil penelitian dan penemuan sebelumnya, peneliti dapat menjawab permasalahan dan dikonversi atau menjadi sebagai hipotesis penelitian, dan hipotesis masih merupakan jawbaban sementara dan harus dibuktikan kebenaran dan

Konsep dan teori yang relevan

Praduga terhadap hubungan antar

variabel

Pengajuan hipotesis

Penelitian yang relevan

Penemuan

Kesimpulan dan saran

Menyusun instrumen penelitian

Metode penelitian

Sumber masalah

1. Empiris

2. Teoritis

Rumusan masalah

validitasnya. Perlu diingat hipotesis muncul dari peneliti berdasarkan pengusaan teori dan konsep, serta referensi dan hasil penelitian dan penemuan sebelumnya. Jadi, tanpa peneliti menguasai teori yang relevan dengan masalah penelitian, jangan harap peneliti dapat menghasilkan hipotesiss sesuai masalah penelitian.

Untuk membuktikan kebenaran jawaban yang masih sementara ( hipotesis ), peneliti mengumpulkan data pada obyek penelitian ( perusahaan, responden pada populasi, responden pada sampel, dan individu yang pakar pada masalah penelitian ), jika populasi [ wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan orang yang mempunyai kualitas dan karakteristik ( sifat yang dimiliki oleh yang diteliti, misal: sekolah X sebagai obyek penelitian mempunyai populasi berupa jumlah orang dan karakteristik orang ) obyek tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya ] terlalu luas, peneliti mengunakan metode sampling, tetapi sampel harus representatif dari karakteristik populasi. Untuk keperluan ini diperlukan teknik statistik untuk menentukan jumlah sampel – bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi ( teknik sampling akan dibahas kemudian di bab lain ).

Setelah populasi atau sampel telah ditetapkan oleh peneliti, lanbgkah selanjutnya peneliti mengumpulkan data dari obyek penelitian ( perusahaan, orang dan benda, seperti laporan keuangan, dan lain-lainnya ). Untuk mendapatkan data dengan validitas dan reliabilitas, peneliti harus memnentukan atau menggunakan instrumen ppenelitian ( alat ukur ). Instrumen yang baik adalah instrumen yang valid dan reliabel. Jika peneliti ingin menyusun instrumen tersendiri, maka instrumen tersebut harus diuji validitas dan reliabilitasnya. Untuk keperluan ini, peneliti harus menggunakan teknik statistik standar atau baku ( lihat pada bab pengujian validitas dan reliabilitas ).

Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti dari populasi atau sampel, dideskripsikan melalui penyajian data dengan menggunakan teknik stratistik deskriptif.

Kegiatan penelitian selanjutnya adalah menganalisis data yang nsudah disajikan berdasarkan statistik deskriptif guna menjawab pertanyaaan adan atau menguji hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara dan hipotetis statistik merupakan dugaan keadaan populasi dengan menggunakan data sampel. Hipotesis statistik terdiri dari hipotesi nol – hipotesis statistik yang diuji, dan hipotesis nol ( Ho ) adalah pernyataan tidak adanya hubungan, pengaruh atau perbedaan antara parameter dan statistik – hipotesis alternatif ( Ha ) – adalah menyatakan adanya hubungan, pengaruh, atau perbedaan antara parameter dan statistik. Jadi, hipotesis statistik digunakan jika peneliti menggunakan sampel dari populasi.

Setelah analisis data dilakukan oleh peneliti, maka peneliti dapat mengmbil keputusan hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Selanjutnya peneliti melakukan pembahasan merupakan penggambaran ( pencandraan ) terhadap hasil penelitian, maupun analisis dengan menggunakan berbagai referensi, sehingga hasil penelitian dan ahasil analisisnya akan lebih dapat diyakini oleh pihak-pihak lain.

Proses penelitian diakhiri dengan peneliti menyampaikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan ini merupakan jawaban terhadap rumusan masalah penelitian dengan menggunakan data yang telah diperoleh.. Selanjutnya peneliti memberikan saran yang merupakan hasil penelitian bukan pemikiran pribadi peneliti.

B. masalah Penelitian

1. masalah dan Cara Pemecahan Masalah

Setiap penelitian sselalu berangkan dari masalah, karena tujuan penelitian adalah memecahkan masalah, dan masalah dipecahkan berdasarkan data yang dikumpulkan dan dianalisis.

Peneliti dalam merumuskan masalah pada penelitiannya, tidak mudah, dan bahkan perumusan masalah merupakan tugas tersulit bagi peneliti, tetapi jika sudah berhasil menyusun atau merumuskan masalah, berarti 50 persen tugas penelitian sudah dapat diselesaikan. Dengan demikian, perumusan masalah sangat penting dipaahami oleh setiap peneliti, dan calon peneliti.

Para peneliti harus juga sadar bahwa sekalipun masalah penelitian telah dirumuskan dengan teliti,akurat dan benar, belum menjadi jaminan bahwa pemecahan masalah yang dihasilkan dari penelitian adalah benar. Jadi, ketepatan masalah dengan ketepatan pemecahan masalah tidak selalu terjadi pada hasil penelitian. Berikut hubungan antara ketepatan masalah dengan ketepatan pemecahan masalah.

Tabel 2.1. Hubungan antara Ketepatan Memilih Masalah dan Cara Pemecahannya

Ketepatan Masa;ah Ketepatan Cara Pemecahan

1. Masalah Benar2. Masalah benar3. Masalah salah4. Masalah salah

Cara pemecahan benarCara pemecahan salahCara pemecahan benaCara pemecahan salah

2. Sumber Masalah Penelitian

Masalah secara substansial merupakan perbedaan minus atau deviasi antara yang diinginkan, diharapkan, dan direncanakan dengan hasil aktual. Bagi ppeneliti masalah dapat diketahui melalui:

Terdapat Penyimpangaan antara Pengalaman dengan Kenyataan. Terdapat Penyimpangan antara rencana dengaan kenyataan. Ada pengaduan. Ada kompetisi.

Dalam penyusunan proposal dan laporan penelitian, masalah-masalah yang di bawa oleh peneliti harus bersamaan dengan data yang bersifat dukumentasi, dan data hasil studi pendahuluan. Misalnya penelitian tentang SDM, maka masalah SDM harus ditunjukan dengan data, misal masalah SDM, jum;;ah SDM terbatas, jenjang pendidikan rendah, kompetensi dan produktivitas rendah. Dan masalah dapat diperoleh dari hasil pengamatan pendahuluan terhadap hasil penelitian orang lain atau daari dokumentasi. Data yang diberikan harus up to date ( terbaru ), lengkap dan akurat. Jumlah data masalah yang dikemukakan tergantung pada jumlah variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Jika penelitian berhubungan dengan 5 variabel, maka data masalah yang dikemukakan minimal 5. Tanpa menunjukan data, maka masalah yang dikemukakan dalam penelitian tidak akan dipercaya, sehingga tidak akan mendapatkan dana penelitian dan sponsor.

Tabel 2.2. Human Development Index ASEAN + 3 Negara

No Negara Usia Harapan Hidup

Tingkat melek huruf

GDP per Kapita

HDI Rank

1 Singapore 78,7 92,6 24,481 252. Brunei 76,4 92,7 19,210 333. Malaysia 73,2 88,7 9.512 614. Thailand 70,0 92,6 7.595 735. Philipine 70,4 92,6 4.321 846. Vietnam 70,5 90,3 2.490 1087. Indonesia 66,8 87,9 3.361 1108. Myanmar 60,2 89,7 1.027 1299. Cambodia 56,2 73,6 2.078 13010. Lao PDR 54,7 68,7 1.759 13311. Japan 82,0 --- 27,967 1112. Korea 77,0 97,9 17.971 2813. Cina 71,6 90,9 5.003 85Sumber: UNDP- Human Development Report 2005

Pada tabel 2.2, diberikan contoh data tentang masalah SDM di Indonesia, yang menduduki peringkat 110 dari 179 negara. Ini menjadi masalah karena yang diharapkan SDM yang berkualitas tinggi, tetapi kenyataannya SDM yang ada kualitasnya lebih rendah dibandingkan Vietnam, Philipina, Thailand, malaysia, Brunei, dan Singapore.

Rumusan masalah adalah merupakan pertanyaan penelitian, sehingga menjadi panduan bagi peneliti untuk menentukan teori, konsep dan referensi serta hasil penelitian sebelumnya yang akan dipakai di penelitiannya, perumusan hipotesis, pengembangan instrumen, dan teknik statistik untuk analisis data.

3. Rumusan Masalah Penelitian yang Baik

Sugiyono ( 2009 : 52 ) mengemukakan bahwa masalah penelitian yang baik adalah:

Induktif, kadang-kadang disebut logika induktif, adalah proses pembuktian dimana suatu argumen diduga mendukung kesimpulan tapi tidak bersinambungan dengannya; contoh: mereka tidak menjamin kebenaran itu. Induksi adalah bentuk pembuktian yang membuat generalisasi berdasarkan pendapat sesorang.[1] Digunakan untuk menjelaskan properti atau relasi tipeberdasarkan sebuah pengamatan (contohnya, pada jumlah pengamatan atau pengalaman); atau untuk membuat hukum berdasarkan pengamatan terbatas dalam mempelajari alur fenomena. induksi ditetapkan.

Deduksi berarti penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum atau penemuan yang khusus dari yang umum. Metode deduksi akan membuktikan suatu kebenaran baru berasal dari kebenaran-kebenaran yang sudah ada dan diketahui sebelumnya (berkesinambungan ). Metode deduksi umumnya dipakai pada bidang matematikauntuk membuat turunan-turunan rumus yang lebih simpel.

a. Masalah harus feasible, masalah tersebut dapat dicarikan jawabannya melalui sumber yang jelas, ekonomis dari segi dana, waktu dan tenaga.

b. Masalah harus jelas, masalah yang membuat orang mempunyai persepsi sama terhadap masalah penelitian.

c. Masalah harus signifikan, jawaban masalah dari hasil penelitian harus bermanfaat bagi semua pemangku kepentingan.

D. Masalah harus menjunjung etika ( etika penelitian dan etika bisnis. Serta etika masyarakat ). Hal ini hanya berlaku untuk penelitian dengan menggunakan metode kuaantitatif, karena sulit untuk mengukur hasil penelitian kualitatif.

Tuckman ( sugiyono, 2009 : 53 ) menambahkan rumusan masalah yang baik adalah yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih, dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya, atau alternatif yang secara implisit mengandung pertanyaan. Contoh, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan “ apakah ada hubungan antara modaal kerja bersih dengan tingkat profitabilitas. “

4. Beberapa Bentuk Rumusan Masalah Penelitian

Setiap hasil penelitian pada dasarnya digunakan atau bertujuan untuk menjelaskan fenomena atau gejala berdasarkan data yang terkumpul. Berdasarkan hal tersebut, maka bentuk masalah penelitian dapat dikelompokan ke dalam bentuk rumusan masalah penelitian deskriptif, komparatif dan asosiasif.

a. Rumusan Masalah Penelitian Deskriptif

Rumusan masalah deskriptif adalah rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik berupa variabel tunggal, maupun llebih dari satu variabel. Variabel mandiri adalah variabel yang berdiri sendiri, bukan vvariabel bebas, karena kalau variabel bebas selalu dipasangkaan dengaan variabel terikat. Jadi, dalam penelitian menggunakan variabel mandiri, peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain. Penelitian semacam ini selanjutnya disebut penelitian deskriptif.

Rumusan Masalah

Deskriptif

Rumusan Masalaah Komparatif

Bentuk Rumusan Masal Penelitian

Bentuk Simetris

Rumusan Masalah Asosiatif

Bentuk Kausal

Bentuk interaktif

Beberapa contoh dari rumusan masalah penelitian deskriptif ( yang dicetak mirinng dan tebal adallah variabel penelitian ):

1) Seberapa tinggi produktivitas kerja karyawan di PT X?

2) Seberapa baik interaksi kerja karyawan di industri A?

3) Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap adanya impor gula yang tanpa dibebanibea masuk?

4) Seberapa tinggi efektivitas pemasaran dengan sisstem multilevel?

5) Seberapa tinggi jumlah barang yang terjual, dan keuntungan PT Z?

Sebagai tambahan, peneliti yang bertujuan menfetahui potensi pasar, kemampuan daya beli terhadap barang tertentu, keuasan dan loyalitas konsumen, adalah juga contok penelitian deskriptif.

b. Rumusan Masalah Penelitian Komparatif

Rumusan masalah penelitian komparatif merupakan sebuah pertanyaan yang sifatnya membandingkan antar variabel dengn sampel yang berbeda. Contoh;

1) Adakah perbedaan produktivitas kerja antara Pegawai Negeri, BUMN dan Swasta? ( satu variabel dan tiga sampel ).

2) Adakah kesamaan cara promosi antara perusahaan A dan B? ( satu variabel dan dua sampel ).

3) Adakah perbedaan kemampuan dan disiplin kerja antara pegawai swasta nasional, dan perusahaan asing? ( dua variabel dan dua sampel ).

c. Rumusan Masalah Penelitian Asosiatif

Rumusan masalah asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Kita telah mengatahui bahwa terdapat tiga bentuk hubungan, yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal dan hubungan interaktif/timbal balik ( resiprocal ).

1) Hubungan simetris

Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua atau lebih variabel yang kebetulan munculnya bersama. Jadi, bukan hubungan kausal atau interaktif, contoh:

a) Adakah hubungan antara bunyi burung prenjak dengan kedatangan tamu? Hal ini bukan berarti yang menyebabkan tamu datang adalah bunyi burung. Di Jawa Tengah, khususnya di pedesaan, ada kepercayaan bahwa jika di depan rumah terdengar bunyi burung prenjak berarti akan datang tamu yang tidak diundang atau belum diketahui, ssedang di Jawa barat adalah kupu-kupu dan tamu.

b) Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuan marketing?

c) Adakah hubungan antara wanita bermata sayu dengan kesetian?

d) Adakah hubungan antara tinggi tubuh dengan tingkat kecerdasan?

e) Adakah hubungan antara banyaknya radio di pedesaan dengan sepatu yang dibeli?

Contoh judul penelitian : Hubungan antara Banyaknya Radio di Pedesaan dengan Sepatu yang Terjual. “

2) Hubungan Kausal

Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab-akibat. Jadi, disini ada variabel bebas dan variabel terikat. Contoh:

a) Adakah pengaruh sisten penggajian terhadap prestasi kerja?

b) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan manajer terhadap iklim kerja perusahaan?

c) Seberapa besar pengaruh tata ruang toko terhadaap jumlah pengunjung?

Contoh judul penelitian:

a) “ Pengaruh insentif terhadap disiplin kerja karyawan di PT Z.” [ variabel bebas (insentif ) dan terikat ( disiplin kerja ) masing-masing satu ]

b) “ Pengaruh gaya kepemimpinan dan insentif terhadap motivasi pekerja di PT X. “ ( variabel bebas dua dan terikat satu ).

3). Hubungan Interaktif/Timbal Balik/Resiprocal

Hubungan inteeraksi adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Disini tidak diketahui mana variabel bebs dan variabel terikat. Contoh:

a) Hubungan antara prestasi dan motivasi. Disini dapat dinyatakan bahwa prestasi mempengaruhi motivasi , atau motivasi mempengaruhi prestasi.

b) Hubungan antara keceredasan dan kekayaaan

c) Hubungan antara iklan dan nilai penjualan.

C. Variabel Penelitian

1. Pengertian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang mempunyai besaran dan dapat berubah serta berbeda ( harga, laba, bunga bank, pendapatan, biaya, GNP, konsumsi, investasi, ekspor dan impor ), dan ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti sehingga diperoleh informasi tentang variabel tersebut, dan dibuat kesimpulannya. Juga dapat diartikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang mempunyai “variasi” ( perbedaan ) antara satu orang dengaan orang lain, atau satu obyek dengan obyek lain.

a) Jenis Variabel

Berdasarkan hubungan antaara satu variabel ddengan variabel lainnya, maka dapat dibedakan bentuk variabel dalam penelitian. Bentuk vvariabel sebagai berikut:

1) Variabel Bebas. Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor dan eksogen. Variabel ini mempengaruhi atau bahkan menentukan perubahan atau timbulnya variabel terikat.

2) Variabel terikat. Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, indogen, kriteria, dan konsekuen. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh yang menjadi akibat atau variabel bebas.

Gambar 2.2. Contoh Hubungan Variabel Bebas dan Terikat

3) Variabel Moderator

Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi ( memperkuat dan memperlemah ) hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel mederaator dapat juga disebut sebagai variabel bebas kedua. Contoh: hubungan perilaku suami dan isteri akan semakin baik ( kuat ) jika mempunyai anak, dan akan semakin renggang jika ada pihak ketiga ikut campur. Disini anak sebagai variabel moderator yang memperkuat hubungan, dan pihak ketiga sebaga variabel moderator yang memperlemah hubungan. Hubungan motivasi dengan prestasi sekolah akan semakin kuat, jika peranan guru dalam menciptakan iklim belajar sangat baik, dan hubungan semakin rendah jika peraanan guru kurang baik dalam menciptakan iklim belajar.

Gambar 2.3. Contoh hubungan variabel bebas, terikat dan moderator

4) Variabel Intervening

Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, teta[i tidak dapat diamati atau diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak di antara variabel bebas dan variabel terikat, sehingga variabel bebas tidak langsung mempegaruhi dan berubahnya atau timbulnya variabel terikat.

Pada contoh berikut ini, dikemukakan bahwa tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap harapan hidup ( life expectance ). Disini terdapat variabel antaranya, yaitu, gaya hidup seseorang. Antara variabel penghasilan dengan gaya hidup, terdapat variabel moderator, yaitu, budaya lingkungan tempat tinggal.

gambar 2.4. Contoh Hubungan Variabel bebas- Moderator- Intervening- Terikat

Jumlah Penjualan ( variabel terikat)

Intensitas Iklan (Variabel bebas)

Perilaku Isteri ( variabel terikat )

Perilaku Suami ( Variabel Bebas )

Jumlah Anak ( Variabel Moderator )

Harapan Hidup ( Variabel Terikat )

Gaya Hidup ( Variabel Intervening )

Penghasilan ( Variabel Bebas)

5) Variabel Kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan, sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering digunakan oleh peneliti jika akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimen. Berikut contoh dari variabel kontrol: “Pengaruh jenis pendidikan terhadap keterampilan pemasaran.” Variabel bebas ( pendidikan SMU dan SMK ), variabel kontrol yang ditetapkan sama misalnya, produk yang dipasarkan ( katakanlah sepeda motor Honda Mega Pro ), lokasi pemasaran sama ( matraman Jakarta Timur ), alat-alat yang digunakan dan show room sama. Dengan adanya variabel kontrol tersebut, maka besarnya pengaruh jenis pendidikan terhadap kemampuan pemesaran dapat diketahui lebih pasti.

Gambar 2.5. Contoh Hubungan Variabel bebas-variabel Kontrol-variabel Terikat

Untuk dapat menentukan kedudukan variabel bebas dan variabel terikat, variabel moderator, variabel intervening atau variabel yang lain, harus dilihat konteksnya dengan dilandasi konsep teoritis yang mendasari, maupun hasil dari pengamatan yang empiris di tempat penelitian. Untuk itu sebelum peneliti memilih variabel apa yang aakan diteliti, harus terlebih dahulu melakukan kajian teoritis, dan melakukan observasi atau studi pendahuluan pada obyek yang akan diteliti. Jangan sampai terjadi membuat rancangan penelitian dilakukan di belakang meja saja, agar jangan sampai terjadi rumusan masalah bukan masalah pada obyek penelitian.

D. Paradigma Penelitian

Dalam penelitian dengan metode kuantitatif, selalu dilandasi oleh suatu asumsi, dan asumsii merupakan gejala yang dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal ( sebab akibat ),

Lingkungan Tempat Tinggal

Pendidikan SMU daan SMK ( variabel Bebas )

Keterampilan Pemasaran ( Variabel Terikat

Produk,Tempat, Alat-Alat , Produk Sama ( Variabel Kontrol )

maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variabel saja. Pola hubungan antara variabel yang akan diteliti tersebut selanjutnya disebut sebagai paradigma.

Jadi, paradigma penelitian adalah pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti, yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang harus dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang aakan digunakan. Berikut bentuk paradigma penelitian kuantitatif, khususnya untuk penelitian survai :

1) Paradigma Penelitian Serderhana

Paradigma penelitian sederhana hanya trediri satu variabel bebas dan satu variabel terikat, seperti gambar 2.6.

Gambar 2.6. Paradigma Sederhana

r

Berdasarkan paradigma tersebut, maka kita dapat menentukan:

a) Jumlah rumusan masalah deskriptif dua, dan asosiatif ada satu

(1) Rumusan masalah deskriptif

(a) Bagaimana X? Jumlah dana

(b) Bagaimana Y? Nilai penjualan

(2) Rumusan masalah asosiatif

(a) Bagaimana hubungan atau pengaruh anggaran iklan terhadap nilai penjualan yang yang dihasilkan.

b) Teori yaang digunakan ada dua, yaitu: teori anggaran iklan dan teori nilai penjualan

c) Hipotesis yang dirumuskan ada duaa macam hipotesis, hipotesis deskriptif dan asosiatif ( hipotesis deskriptif sering tidak dirumuskan

(1) Dua hipotesis deskriptif

(a) Anggaran iklan yang disediakan perusahaan telah optimal

(b) Nilai penjualan yang dihasilkan perusahaan telaah optimal

(2) Hipotesis asosiatif

Ada hubungan positif dan signifikan antara anggaran iklan dengan nilai penjualan. Hal ini berarti, jika anggaran iklan ditingkatkan, maka nilai penjualan semakin meningkat ( kata signifikan hanya digunakan, apabila hasil uji hipotesis akan digeneralisasikan ke populasi – wilayah generalisasi yang terdiri atas orang, obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

Anggaran Iklan ( Variabel Bebas )

X

Nilai Penjualan ( Variabel Terikat )

Y

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya – dimana sampel tersebut diambil.

d) Teknik Analisis Data

Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis tersebut, maka dapat dengan mudah ditentukan teknik statistik yang digunakan untuk analisis data dan menguji hipotesis.

(1) Untuk dua hipotesis deskriptif, bila data berbentuk interval dan rasio, maka pengujian hipotesis menggunakan t-test one sample.

(2) Untuk hipotesis asosiatif, bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio, maka menggunakan teknik statistik korelasi product moment.

2) Paradigma Sederhana Berurutan

Dalam paradigma ini terdapat lebih dari dua variabel, tetapi hubungannya masih sederhana ( lihat gambar 2.7 ). Gambar 2.7. merupakan paradigma sederhana

Gambar 2.7. Paradigma Sederhana Berurutan

X1 = Kualitas input X3 = Kualitas output

X2 = Kualitas Proses Y = Kualitas hasil

Gambar 2.7, paradigma sederhana yang menunjukan hubungan antara satu variabel bebas dengan satu variabel terikat secara berurutan. Untuk mencari hubungan antara variabel ( X1 dengan X2, X2

dengan X3, X3 dengan X4 ), digunakan teknik korelasi sederhana. Nai dan turun harga Y dapat diprediksi melalui persamaan regresi Y atas X3, dengan persamaan Y = a + b X3. Sekarang buat jumlah rumusan masalah deskriptif dan asosiatif.

3) Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Bebas

Dalam paradigma ini terdapat dua varabel bebas dan satu variabel terikat, daalam paradigma ini terdapat tiga rumusan masalah deskriptif dan empat rumusan masalah asosiatif ( 3 korelasi sederhana 1 korelasi ganda )

Gambar 2.8. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Bebas dan Satu Variabel Terikat

r1

R

X1 X2 X3 Y

X1

Y

r3

r2

X1 = Lingkungan keluarga Y = Keberhasilan usaha

X2 = Demografi

Paradigma ganda dengan dua variabel bebas ( X1 dan X2 ) satu variabel terikat ( Y ), untuk mencari hubungan antara X1 dengan Y, dan X2 dengan Y, menggunakan teknik korelasi sederhana. Untuk mencari hubungan antara X1 dengaan X2 secara bersama-sama terhadap Y, digunakan teknik korelasi ganda.

4) Paradigma Ganda dengan Tiga variabel Bebas dan Satu Variabel terikat

Dalam paradigma ini terdapat tiga variabel bebas ( X1, X2 dan X3 ) dan satu variabel terikat ( Y ). Rumusan masalah deskriptif ada empat dan rumusan masalah asosiatif ( hubungan ) untuk yang sederhana ada enam dan untuk yang ganda minimal satu ( lihat gamabar 2.9 )

Gambar 2.9. Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Bebs dan Satu Variabel Terikat

r1

r4

r6 r2 R

r5 r3

r2 berhimpitan dengan R

X1 = Kualitas mesin X3 = Sistem karier

X2 = Gaya kepemimpinan manajer Y = Produktivitas kerja

Gambar 2.9 adalah paradigma ganda dengan tiga variabel bebas ( X1, X2, dan X3 ), untuk mencari nilai dan besarnya hubungan antara X1 dengan Y, X2 dengaan Y, X3 dengan Y, X1 dengan X2, X2 dengan X3, dan X1 dengan X3, dapat menggunakan korelasi sederhana. Untuk mencari besarnya hubungan antara X1 secara bersama-sama dengan X2 dan X3 terhadap Y digunakan korelasi ganda. Regresi sederhana dan ganda serta korelasi parsial dapat diterpakan dalam paradigma ini.

5) Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Terikat dan satu variabel bebas

Gambar 2.10. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Terikat dan satu Variabel Bebas

r1

X2

X3

X2

Y

X1

Y1

X

r 3

r2

X = Tingkat pendidikan Y1 = Gaya kepemimpinan

Y2 = Disiplin kerja

Gambar 2.10, paradigma ganda dengan satu variabel bebas dan dua variabel terikat. Untuk mencari besarnya hubungan aantara X dengan Y1 dan X dengan Y2 digunakan teknik korelasi sederhana. Demikian juga untuk hubungan antara Y1 dengan Y2. Analisis regresi, dapat juga digunakan disini

6) Paradigma Ganda dengan Dua variabel Bebas dan Dua variabel Terikat

Dalam paradigma ini terdapat dua variabel bebas ( X1 dan X2 ) dan dua variabel terikat ( Y1, dan Y2), terdapat empat rumusan masalah sdeskriptif dan enam rumusan masalah hubungan sederhana. Korelasi dan regresi ganda dapat digunakan un tuk menganalisis hubungan antar variabel secaara simultan.

Gambar 2.11. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Bebas dan Dua Variabel Terikat

r1

r2

r5 r6

r3

r4

X1 = Kebersihan kereta api Y1 = Jumlah tiket yang terjual

X2 = Peeayanan Kereta api Y2 = Kepuasan penumpang kereeta api

Gambar 2.11 adalah paradigma ganda dua variabel bebas dan dua variabel terikat, hubungan antar variabel dapat dianalisis dengan korelasi sederhana. Hubungan antara X1 bersama-sama dengan X2

terhadap Y1, dan X1 bersama-sama dengan X2 terhadap Y2, dapat dianalisis dengan korelasi ganda. Analisis regresi sederhana maupun ganda dapat juga digunakan untuk memprediksi jumlah tiket yang terjual dan kepuasan penumpang kereta api.

7) Paradigma Jalur

Pada paradigma jalur, karena terdapat variabel yang berfungsi sebagai jalur, keraana terdapat variabel yang berfungsi sebagai jalur antara ( X3 ). Dengan adanya variabel antara ini, akan dapat digunakan untuk mengetahui apakah untuk mencapai sasaran akhir harus melewati variabel antara tersebut, atau dapat langsung ke sasaran akhir.

Gamabar 2.12. Paradigma Jalur

Y2

X1 Y1

X2 Y2

X1

0,40 0,33

0,30 0,50

0,16 0,57

X1 = Status sosial ekonomi X2 = IQ

X3 = Motivasi berprestasi ( a need forr achievement ) Y = Prestasi bisnis ( achievement )

Gambar 2.12 adalah paradigma jalur. Teknik analisis statistik yang digunakan dinamakan path analysis ( analisis jalur ). Analisis dilakukan dengan menggunakan korelasi, regresi dan jalur, sehingga dapat diketahui untuk sampai pada variabel terikat terakhir, harus lewat jalur langsung, atau melalui variabel interventing. Dalam paradigma jalur terdapat empat rumusan masalah deskriptif dan enam rumusan masalah hubungan jalur.

Dari gambar terlihat bahwa seseorang yang berasal dari status sosial ekonomi tertentu X1, tidak bisa langsung mencapai prestasi bisnis yang tinggi Y ( korelasi atau r = 0,33 ) tetapi harus melalui peningktan motif berprestasinya X2 ( r = 0,41 ), dan baru dapat mencapai prestasi Y ( r = 0,50 ). Tetapi, jika seseorang mempunyai IQ yang tinggi ( X2 ), maka mereka dapat langsung dapat mencapai prestasi ( Y ) ddengan r = 57. Contoh tersebut dari Sugiyono.

Pendalaman Materi

1. Buatlah rumusan masalah asosiatif dari variabel berikut ini: 1. V ariabel motivasi

kerja, variabel gaya kepemimpinan dan variabel kinerja karyawan. Tentukan variabel

bebas dan variabel terikat.

2. Didalam menguji hipotesis dengan uji t untuk hubungan parsial dan uji F untuk

hubungan simultan, yang diujhi adalah hipotesis H 0atauHa. Jelaskan jawaban anda.

3. Jelaskan dan berikan contoh JENIS VARIABEL.

4. Buat kerangka berpikir penelitian yang menggunakan variabel bebas, variabel

moderating dan variabel terikat. Sebagai catatan untuk variabel bebas dua variabel,

variabel terikat dan variabel moderating masing-masing satu.

X2

X3 Y