Analisa kuantitatif

20
Kelompok 6 Nama Kelompok: 1. Yeni Anggraini (08121006058) 2. Adani Adilarayani(08121006060) 3. Nurlaila Qodria (08121006062) !. "a#iola $ala%in&ia $. (0812100606! 5. 'uammad "i&ri (081210060 2) "arma%i ni*er%i&a% +ri,i-aya

description

kuantitatif

Transcript of Analisa kuantitatif

Slide 1

Kelompok 6Nama Kelompok: Yeni Anggraini(08121006058)Adani Adilarayani(08121006060)Nurlaila Qodriah (08121006062)Fabiola Palasintia P. (08121006064)Muhammad Fithri(08121006072)

Farmasi Universitas Sriwijaya4. Bagaimana pengaruh kepekatan larutan pada pengukuran rotasi optik? (D)konsentrasi dan jenis larutan akan mempengaruhi sudut putar tergantung dari besarnya sudut putar jenis larutan tersebut. Pada saat konsentrasi semakin tinggi (pekat), maka cahaya yang tertahan di analisator menjadi lebih redup. Sehingga sudut putar jenisnyapun menjadi semakin besar. Ini menendakan larutan gula dapat membelokan arah getar cahaya.6. Hubungan kepolaran suatu senyawa terhadap aktifitas optik? (D)

Aktifitas optik tidak dipengaruhi oleh polariats suatu senyawa.Polarisasi => peristiwa perubahan arah getar gelombang cahaya yang acak menjadi satu arah getar.Contoh: gelombang transversal

Peristiwa polarisasi cahaya dapat disebabkan oleh : pembiasan ganda (birefrigence) penyerapan selektif pemantulan refleksi hamburan.

Tak terpolarisasi => gelombang yang mempunyai banyak arah getar.Contoh: gelombang longitudinal

Polarimeter => alat yang digunakan untuk mengukur besaran yang terjadi akibat interaksi suatu isomer optis aktif dengan cahaya terpolarisasi dan memutar bidang cahaya terpolarisasi yang disebut rotasi optik.

Polarimeter dapat digunakan untuk menentukan rotasi optik, konsentrasi, dan komposisi isomer optis dalam campuran rasemiknya .Bila cahaya polikromatik dilewatkan pada prisma Nicol akan diperoleh suatu cahaya monokromatik dan cahaya ini disebut cahaya terpolarisasi.

Suatu isomer optis aktif dapat berinteraksi dengan cahaya terpolarisasi dan memutar bidang cahaya terpolarisasi dengan suatu sudut yang dilambangkan dengan disebut rotasi optik.

Isomer optis merupakan senyawa-senyawa dengan rumus molekul sama tetapi tatanan atom-atomnya dalam ruang berbeda.

Bila cahaya terpolarisasi dilewatkan pada larutan isomer optis, maka isomer aktif ini akan memutar bidang cahaya terpolarisasi dengan arah tertentu. Isomer optis mengandung atom karbon asimetris (atom karbon yang mengikat empat atom/gugus yang berbeda) dalam strukturnya.

Cahaya dari lampu sumber, terpolarisasi setelah melewati prisma Nicol pertama yang disebut polarisator. Cahaya terpolarisasi kemudian melewati senyawa optis aktif yang akan memutar bidang cahaya terpolarisasi dengan arah tertentu. Kemudian analisator akan membuat cahaya dapat melalui celah secara maksimum atau mempolarisasikan cahaya.Skema alat Polarimeter Apabila diketahui besar sudut putar bidang polarisasi oleh larutanyang diperiksa maka kadar/konsentrasi zat optis aktif dalam larutan yangdipergunakan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :P = Bt . C . LDi mana :P = Besarnya sudut antara bidang polarisasi (hasil pengamatan )Bt= Sudut putar spesifik zat optis aktif yang digunakan pada tC.C = Kadar/ konsentrasi zat optis aktif ( gram/cc)L = Panjang tabung pemeriksaCatatan :Bt dengan standar temperatur 20C Rotasi optis yang diamati/diukur dari suatu larutan dipengaruhi oleh:jumlah senyawa dalam tabung sampelpanjang jalan/larutan yang dilalui cahayatemperatur pengukuranpanjang gelombang cahaya yang digunakan. Rotasi optik yang termati dapat berupa rotasi yang searah jarum jam, rotasi ini disebut putar kanan dan diberi tanda (+), sedangkan senyawa yang diukurnya disebut senyawa dekstro (d). Rotasi yang berlawanan dengan arah jarum jam disebut putar kiri dan diberi tanda (-), senyawanya disebut senyawa levo (l). Beberapa hal yang harus diperhatikan pada penggunaan polarimeter, yaitu: Larutan sampel harus jernih atau tidak mengandung partikel yang tersuspensi di dalamnya. Partikel tersebut akan menghamburkan cahaya yang melewati larutan. 2. Tidak terdapat gelembung udara pada tabung sampel saat diisi larutan. Selalu dimulai dengan menentukan keadaan nol untuk mengkoreksi pembacaan. Pembacaan rotasi optik dilakukan beberapa kali, sampai didapat data yang dapat dihitung rata-ratanya.

5. Aplikasi Index bias di bidang farmasi?Aplikasinya luas antaralain untuk mengetahui kemurnian bahan baku juga besarnya konsentrasi gula dalam produk makanan, minuman dan obat.seperti contoh: untuk mengetahui kandungan gula pasir dalam larutan gula pasir, kandungan gula batu dalam larutan gula batu, kemurnian madu, kandungan fruktosa dalam sirup paracetamol, dan garam beryodium.

7. Kenapa susut pemijaran dan sisa pemijaran ditentukan pada suhu yang sama?

Karena tujuannya untuk memberikan batasan maksimal ( rentang ) tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses pemijaran.Sisa pemijaran digunakan untuk presentase zat uji yang mudah menguap dan hilang pada kondisi yang ditetapkan.Susut pengeringan adalah banyaknya bagian zat yang mudah menguap, termasuk air, ditetapkan dengan cara pengeringan, kecuali dinyatakan lain, dilakukan pada suhu 105 hingga bobot tetap.

4. apakah pada susut pemijaran hanya dapat dilakukan pada senyawa anorganik, bagaimana senyawa organik? (E)

tidak, pada susut pemijaran malah yang sering digunakan adalah senyawa organik namun pada penggunaan senyawa organik pada saat proses pemijaran senyawa organik dan turunannya akan terdestruksi dan menguap, jadi yang tertinggal hanya senyawa anorganik.

6. Apakah cepat rambat cahaya lampu natrium yang bisa digunakan indeks bias? Ada yang lain? Jelaskan! (C) Ada, Sumber Cahaya monokromatis yaitu sinar yang dapat memancarkan sinar monokromatis. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah lampu D Natrium dengan panjang gelombang 589,3 nm. Selain itu juga dapat digunakan lampu uap raksa dengan panjang gelombang 546 nm. Dengan refraktometer Abbe menggunakan lampu pijar.cahaya putih dengan sistem prisma