STEP 1-5 Skenario 1 Kurhab 4
-
Upload
anindya-roshida -
Category
Documents
-
view
35 -
download
17
Transcript of STEP 1-5 Skenario 1 Kurhab 4
STEP 1
1. Gigi tiruan cekat : piranti prostetik permanen untuk mengganti satu atau
lebih gigi yang hilang.
2. Crown and root ratio : perbandingan panjang mahkota dan akar gigi yang
diukur dari jarak oklusal atau insisal ke alveolar crest dan panjang akar yang
tertanam di dalam tulang alveolar.
STEP 2
1. Apa diagnosa kasus pada skenario?
2. Mengapa diindikasikan menggunakan gigi tiruan cekat bukan gigi tiruan
lepasan?
3. Pertimbangan apa saja yang dilakukan dokter gigi dalam mengindikasikan pasien
menggunakan gigi tiruan cekat?
4. Apa tujuan dari gigi tiruan cekat?
5. Komponen apa saja yang terdapat pada gigi tiruan cekat?
6. Apakah gigi 21 yang terdapat karies di palatal harus direstorasi terlebih dahulu
atau cukup di preparasi saja?
7. Jenis gigi tiruan cekat apa yang sesuai dengan kasus skenario?
8. Bagaimana tahapan pembuatan gigi tiruan cekat pada skenario?
STEP 3
1. Diagnosa kasus pada skenario yaitu partial edentulous ridge, karena pasien
hanya kehilangan satu gigi saja yaitu gigi 11.
2. Diindikasikan gigi tiruan cekat karena :
a. Lebih estetik, hanya kehilangan satu gigi anterior. Apabila kehilangan enam
gigi anterior tidak diindikasikan gigi tiruan cekat namun gigi tiruan lepasan.
b. Keinginan pasien untuk dibuatkan gigi tiruan cekat.
c. Oral hygiene pasien baik.
d. Pasien merasa seperti gigi asli dan dicekatkan pada gigi asli sehingga tidak
mudah lepas.
e. Meningkatkan kenyamanan pasien, gaya oklusi diberikan secara merata
pada jaringan penyangga.
f. Meningkatkan kepercayaan diri pasien.
3. Pertimbangan :
a. Restorasi gigi penyangga
b. Perbandingan mahkota dan akar 1:2
c. Karies superfisial, hanya mencapai enamel dan belum mencapai pulpa
d. Overjet dan overbite normal
e. Periodontal gigi abutment normal
f. Pasien berusia 28 tahun menunjukkan bahwa gigi abutment telah erupsi
sempurna
g. Oral hygiene pasien
h. Kekooperatifan pasien
i. Luas dari daerah kehilangan gigi, jika terlalu luas dan mendapat tekanan
atau beban kunyah besar dapat menyebabkan jaringan periodontal rusak
dan kegoyangan pada gigi.
4. Tujuan :
a. Mengembalikan estetik
b. Mencegah gigi sebelah migrasi (drifting) dan gigi antagonis supraposisi
c. Menghindari resesi gingiva
d. Meningkatkan kepercayaan diri pasien
e. Memperbaiki fonetik
f. Menjaga kesehatan jaringan periodontal
g. Memperbaiki mastikasi
h. Membagi beban kunyah
5. Komponen :
a. Retainer : sebagai penahan agar gigi tiruan tetap stabil dan
mendistribusikan tekanan. Dapat berupa full crown atau mahkota ¾
(retainer ekstrakoronal) dan juga dapat berupa inlay atau onlay (retainer
intrakoronal).
b. Pontik : untuk menggantikan gigi yang hilang dan mencegah adanya
drifting. Bahan yang digunakan berupa porselen, logam, akrilik, atau
kombinasi bahan tergantung dari kebutuhan atau keinginan pasien.
c. Konektor : menghubungkan semua kompenen menjadi satu kesatuan.
d. Abutment : sebagai gigi penyangga untuk gigi tiruan yang dilakukan
preparasi terlebih dahulu sebelum dibuat retainer.
e. Pier : gigi penyangga yang berada di tengah atau sebagai abutment
tambahan.
6. Karies pada gigi 21 merupakan karies superfisial yang artinya hanya mengenai
bagian enamel saja tidak sampai mengenai dentin dan pulpa, sehingga gigi
tersebut cukup dipreparasi saja tanpa perlu dilakukan restorasi untuk dijadikan
sebagai gigi abutment. Kedalaman preparasinya tergantung dari bahan yang
digunakan, namun umumnya gigi dipreparasi sekitar 1-1,5 mm.
7. a. Maryland bridge, karena overjet dan overbite normal, jika deep overbite maka
kontrakindikasi dan keadaan jaringan periodontal baik serta pembuatan
sederhana yaitu membutuhkan preparasi minimal (pada bagian palatal dan
mengenai enamel saja). Pada skenario tidak disebutkan bahwa pasien memiliki
kebiasaan buruk seperti bruxism sehingga dapat diindikasikan menggunakan
maryland bridge.
b. Fixed bridge, karena dilihat dari usianya (28 tahun) maka pemakaian gigi
tiruan membutuhkan waktu yang lama. Selain itu fixed bridge lebih kuat dan
lebih retentif dibandingkan dengan maryland bridge.
8. Tahapan yang dilakukan yaitu :
a. Pemeriksaan rongga mulut dan menentukan diagnosa
b. Menentukan rencana perawatan
c. Perawatan prostodontik
Foto rontgen untuk melihat crown and root ratio.
Preparasi gigi abutment, yang perlu diperhatikan yaitu :
- Kemiringan dinding aksial tidak boleh lebih dari 3-5 derajat.
- Ketebalan preparasi. Jika terlalu tebal dapat menyebabkan
hipersensitivitas namun jika terlalu tipis menyebabkan retainer
menjadi tipis dan apabila ada beban oklusal retainer dapat
lepas.
- Kesejajaran preparasi gigi abutment.
- Bentuk anatomi gigi.
- Pembulatan sudut preparasi untuk meningkatkan retensi.
Pemilihan warna gigi
Pencetakan gigi dan kemudian dibuat model kerja dan desain gigi
tiruan.
Pembuatan mahkota sementara.
Pengiriman model kerja dan desain gigi tiruan ke dental lab.
Melakukan pasang coba (try-in), diperiksa kontak proksimal dan
adaptasi jaringan.
Jika sudah sesuai, gigi tiruan dicekatkan dengan semen (GI, zinc
phosphate, atau semen polikarboksilat).
Pemberian instruksi untuk menjaga OH.
Kontrol periodik.
Pasien gigi 11 hilang
Anamnesa
Pemeriksaan
Diagnosa(Partial Edentulous Ridge)
Gigi Tiruan Cekat
Desain
Prosedur Perawatan
Intraoral dan Penunjang
STEP 4
Pertimbangan
Macam
STEP 5
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang pertimbangan
pemakaian gigi tiruan cekat.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang macam-macam
(indikasi dan kontraindikasi) dan desain gigi tiruan cekat.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang prosedur perawatan
gigi tiruan cekat.