lap GT ANAK kurhab 2.docx

22
GIGI TIRUAN PADA ANAK Diajukan untuk memenuhi tugas pengganti tutorial pada blok Kuratif dan Rehabilitatif 2 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember Oleh : LULU ROSIMA PUTRI 111610101041

Transcript of lap GT ANAK kurhab 2.docx

Page 1: lap GT ANAK kurhab 2.docx

GIGI TIRUAN PADA ANAK

Diajukan untuk memenuhi tugas pengganti tutorial pada blok Kuratif dan

Rehabilitatif 2 Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Jember

Oleh :

LULU ROSIMA PUTRI

111610101041

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2013

Page 2: lap GT ANAK kurhab 2.docx

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan

Hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Gigi tiruan

pada anak” dengan tepat waktu dan tanpa suatu halangan apapun.

Makalah ini saya buat sebagai salah satu sarana untuk lebih mendalami

materi dalam blok kuratif dan rehabilitatif 2 dan diajukan sebagai pengganti tugas

tutorial pada blok ini.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian laporan tutorial ini.

Tak ada gading yang tak retak, begitupun dengan makalah ini untuk itu

kami mohon maaf apabila dalam makalah ini ada kesalahan baik dalam isi

maupun sistematika. Karenanya kritik dan saran yang membangun sangat kami

harapkan.

Jember, 30 November 2013

Penulis

Page 3: lap GT ANAK kurhab 2.docx

TINJAUAN PUSTAKA

Masalah estetik menjadi salah satu alasan utama pasien dalam perawatan

pembuatan gigi tiruan. Pasien yang kehilangan gigi anterior, akan memperlihatkan

wajah dengan bentuk bibir masuk ke dalam, sehingga pada dasar hidung tampak

lebih ke dalam dan dagu menjadi lebih ke depan. Pada anak-anak kehilangan gigi

anterior sering terjadi karena kecelakaan, sehingga tidak sedikit perawatannya

dengan cara mencabut gigi yang terkena trauma akibat kegoyangan yang sangat

besar. Tanggalnya gigi tersebut akan mengakibatkan migrasi ke gigi tetangga ke

arah gigi yang hilang. (Gunadi, H.A. 1995 )

Fungsi gigi tiruan pada anak

a) Peningkatan fungsi bicara.

Organ bicara yang tidak lengkap dan kurang sempurna dapat mempengaruhi

suara pasien, misalnya pasien kehilangan gigi anterior rahang atas dan rahang

bawah. Kehilangan gigi anterior dapat mengakibatkan gangguan bicara yang

bersifat sementara, setelah menggunakan gigi tiruan mampu meningkatkan

fungsi bicara dengan cara membiasakan menggunakan gigi tiruan.

Terbentuknya suara berawal dari laring, lidah, palatum dan dibantu gigi-gigi.

Rongga mulut dan sinus maksilaris dalam hal ini berfungsi sebagai ruang

resonansi. Menurut tempat terjadinya suara yang dihasilkan dapat dibedakan

sebagai berikut :

1) Labial

Merupakan huruf yang diucapkan oleh bibir, antara lain huruf (b), (p), (m).

2) Labiodental

Merupakan huruf yang diucapkan antara bibir bawah dengan tepi insisal gigi

anterior rahang atas, antara lain huruf (f), (v), (ph).

3) Linguodental

Merupakan huruf yang diucapkan antara lidah dengan gigi anterior rahang atas,

antara lain huruf (th).

4) Linguopalatal

Page 4: lap GT ANAK kurhab 2.docx

Merupakan huruf yang diucapkan antara lidah dengan palatum, antara lain

huruf (d), (s), (c), (j).

5) Nasal

Merupakan huruf yang akan terdengar seperti huruf (n), (ng).

(Gunadi, H.A. 1995 )

b) Perbaikan dan peningkatan fungsi pengunyahan.

Salah satu bagian terpenting dalam proses pencernaan makanan adalah mulut.

Makanan akan diproses di dalam rongga mulut dengan gigi, agar proses

tersebut dapat berjalan dengan baik harus disertai dengan perawatan dan

pemeliharaan yang optimal dari gigi dan mulut tersebut.

Penelitian Farrel (1962) menunjukkan bahwa jenis makanan tertentu dapat

dicernakan dengan sempurna tanpa perlu dikunyah sama sekali. Penderita yang

sudah kehilangan gigi biasanya mengalami perubahan pada mastikasi. Tekanan

kunyah akan terpusat pada satu sisi atau satu bagian saja. Penggunaan gigi

tiruan sebagian lepasan akan memperbaiki penyaluran tekanan kunyah secara

merata ke seluruh bagian jaringan pendukung. (Gunadi, H.A. 1995 )

c) Mempertahankan jaringan mulut yang ada.

Jaringan mulut yang ada akan dipertahankan dengan pemakaian gigi tiruan

sebagian lepasan, karena dengan gigi tiruan dapat mencegah atau mengurangi

efek yang timbul karena hilangnya gigi. (Gunadi, H.A. 1995 )

d) Pencegahan migrasi gigi.

Tanggalnya gigi sulung yang terlalu dini pada anak, dapat mengakibatkan

migrasi gigi tetangga dan antagonisnya untuk mengisi ruang kosong yang

ditinggalkan oleh gigi tersebut, sehingga lambat laun akan mengakibatkan

maloklusi dan lengkung gigi tidak berkembang secara optimal, bahkan akan

menyebabkan terjadinya gangguan bicara, mastikasi, dan estetis (Andlaw, R.J.

and W.P. Rock. 1993 ).

Gigi Tiruan pada anak

Pertumbuhan rahang bawah ke anterior lebih besar dibandingkan dengan

pertumbuhan rahang atas pada arah yang sama. Hal tersebut memungkinkan

hubungan antara rahang atas dan rahang bawah tetap harmonis, meskipun pada

Page 5: lap GT ANAK kurhab 2.docx

awal kelahiran posisi dagu lebih posterior daripada rahang atas (Koesoemahardja

dkk., 2004).

Pertumbuhan wajah ke arah transversal dan sagital adalah untuk menye-

diakan tempat bagi erupsi gigi-geligi. Pertumbuhan kedua rahang ke arah trans-

versal dapat terjadi karena adanya sutura palatine mediana pada rahang atas, dan

jaringan kartilago pada simfisis rahang bawah. Perkembangan sinus maksilaris,

erupsi gigi-geligi, aktivitas otot wajah dan otot mastikasi, memungkinkan wajah

tumbuh ke arah vertikal (Enlow, 1990).

Gigi tiruan bagi anak-anak sebenarnya memiliki prinsip yang hampir sama

dengan gigi tiruan untuk orang dewasa, perbedaan yang mendasar adalah apabila

pada anak-anak masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, sedangkan

untuk orang dewasa telah berhenti tumbuh kembangnya.Pertumbuhan dan

perkembangan terutama gigi dan rahang harus diperhatikan supaya tidak

terganggu oleh keberadaan gigi tiruan. (Finn, S.B. 2003).

Pembuatan gigi tiruan anak harus memperhatikan perkembangan alveolar

akan berjalan ke arah lateral, maka disain landasan dibuat sampai 1/3 forniks atau

kurang lebih sejajar dengan puncak alveolar (alveolar crest), dengan tujuan agar

tidak menghambat pertumbuhan. Disain landasan dapat dibuat sampai forniks

tetapi dengan menggunakan tissue conditioner atau soft acrylic. Pada pembuatan

gigi tiruan sebagian lepasan dewasa perluasan sayap landasan dibuat sampai

forniks dengan tujuan mendapatkan retensi dan stabilisasi (McDonald, R.E. and

D.R. Avery, 2000).

Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan pada anak dapat dilihat dari

pertimbangan  berdasarkan usia, dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Usia 2,5–3 tahun

Cangkolan pada gigi kaninus sulung tidak boleh memberikan tekanan, hal ini

ditujukan untuk memberikan kesempatan rahang bergerak ke

anterior.Cangkolan untuk gigi molar sulung harus dibuat dengan tangan

cangkolan harus mengelilingi permukaan terluar gigi.Hal ini ditujukan karena

mahkota gigi molar sangat pendek. Selain itu pada rahang atas perluasan

landasan harus menutupi palatum sampai batas daerah getar atau  vibrating

Page 6: lap GT ANAK kurhab 2.docx

line. Perluasan ke arah bukal atau labial pada umumnya pendek tidak melebihi

sampai ke forniks.Pada rahang bawah dianjurkan menggunakan lingual bar

yang ditempatkan 2 mm dari jaringan lunak.

b. Usia 5,5 – 6 tahun

Cangkolan  yang digunakan adalah cangkolan Adam dan cangkolan C.

Cangkolan C harus dilepas dari landasan pada saat erupsi gigi incisivus tetap

dan gigi molar pertama dan dilakukan perbaikan.Gigi molar pertama yang

telah bererupsi seluruhnya dapat dijadikan gigi sandaran untuk perawatan

selanjutnya.Landasan yang digunakan berupa tissue conditioner pada bagian

labial dan bukal dengan tujuan agar pertumbuhan rahang tidak terhambat.

c. Usia 7 – 8 tahun

Usia 7–8 tahun terjadi pertumbuhan pada daerah anteroposterior, sehingga

panjang landasan harus pendek dan sesuai dengan warna jaringan lunak, selain

itu digunakan  tissue conditioner pada daerah pertumbuhan. Cangkolan C

digunakan untuk gigi molar pertama tetap.

d. Usia 12 tahun

Erupsi  gigi  telah  lengkap,   kecuali  gigi  molar  ketiga,  selain  itu 

pertumbuhan rahang berjalan lambat, sehingga untuk penyesuaian gigi tiruan

sebagian lepasan dapat lebih mudah.

Pengguanaan gigi tiruan sebagian lepasan dewasa selamanya dan diganti atau

dibuat ulang jika terdapat keluhan pada gigi tiruan tersebut, sedangkan gigi tiruan

sebagian lepasan pada anak perlu dibuat ulang mengikuti pola pertumbuhan dan

erupsi gigi tetap (McDonald, R.E. and D.R. Avery, 2000). Prosedur ini dilakukan

agar pasien lebih nyaman dalam penggunaan gigi tiruan.

Page 7: lap GT ANAK kurhab 2.docx

PEMBAHASAN

indikasi dan kontraindikasi pemakaian gigi tiruan pada anak

A. Indikasi

- Tanggal prematur pada gigi sulung dapat terjadi pada gigi anterior

(Insisivus dan kaninus) maupun pada gigi posterior (gigi molar) yang

diindikasikan dilakukan ekstraksi dimana erupsi gigi permanen pengganti

masih jauh.

Molar pertama sulung merupakan kunci oklusi dimana fungsinya adalah

sebagai pembentuk compensation curve.

- Avulsi gigi dimana keadaan gigi yang keluar dari soket yang biasanya

disebabkan karena trauma mekanis.

- Agenisi congenital dimana saat dilakuka foto rontgen tidak terdapat benih

igi pengganti

- Celah palatum, karena biasanya celah palatum ini disertai dengan agenisi

gigi anterior.

- Amelogenesis dan dentinogenesis

- Karies multiple yang diindikasikan pencabutan

B. Kontraindikasi

Pasien tidak kooperatif

Pasien yang tidak kooperatif bukan merupakan kontraindikasi mutlak

karena pada anak yag kurang kooperatif drg bias melakukan general

anastesi. Namun pada pasien yang tidak kooperatif ini memiliki prognosis

yang buruk.

Pada saat dilakukan foto rontgen gigi permanen pengganti sudah hampr

erupsi.

Kesehatan umum pasien yang tidak baik, seperti pada anak yang memiliki

penyakit jantung dan asma.

Desain gigi tiruan pada anak

Prinsip dan teknik perawatan pembuatan gigi tiruan pada anak sama dengan

pembuatan gigi tiruan dewasa. Perbedaan yang harus diperhatikan yaitu

Page 8: lap GT ANAK kurhab 2.docx

mengenai pertumbuhan dan perkembangan terutama gigi dan rahang (Finn,

S.B. 2003).

Pembuatan gigi tiruan anak harus memperhatikan perkembangan alveolar

akan berjalan ke arah lateral, maka disain landasan dibuat sampai 1/3 forniks

atau kurang lebih sejajar dengan puncak alveolar (alveolar crest), dengan

tujuan agar tidak menghambat pertumbuhan. Disain landasan dapat dibuat

sampai forniks tetapi dengan menggunakan tissue conditioner atau soft

acrylic. Pada pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan dewasa perluasan sayap

landasan dibuat sampai forniks dengan tujuan mendapatkan retensi dan

stabilisasi (McDonald, R.E. and D.R. Avery, 2000).

Pembuatan desain gigi tiruan, baik yang tebuat dari resin akrilik maupun kerangka

logam tidaklah terlalu berbeda. Dalam pembuatan desain dikenal empat tahap

yaitu:

Tahap I : Menentukan kelas dari masing-masing daerah tek bergigi (sadel)

TAHAP I

Menentukan Kelas dari Masing-masing Daerah TAk Bergigi

Daerah tak bergigi pada suatu lengkungan gigi dapat bervariasi, dalam hal

panjang, macam, jumlah dan letaknya. Semua ini akan mempengaruhi rencana

pembuatan desain gigi tiruan, baik dalam bentuk sadel, konektor maupun

dukungannya. Penentuan kelas pada gigi geligi sulung menggunakan klasifikasi

lindahl.

Klasifikasi gigi tiruan pada periode gigi campuran adalah sebagai berikut

(Lindahl, R.L. 1964):

Kelas I : Kehilangan gigi posterior rahang atas satu sisi

Kelas II : Kehilangan gigi posterior rahang bawah satu sisi

Kelas III : Kehilangan gigi posterior rahang atas dua sisi

Kelas IV : Kehilangan gigi posterior rahang bawah dua sisi

Kelas V : Kehilangan gigi anterior-posterior rahang atas

Kelas VI : Kehilangan gigi anterior-posterior rahang bawah

Kelas VIII : Kehilangan semua gigi susu

Page 9: lap GT ANAK kurhab 2.docx

Kekurangan dari klasifikasi lindahl terletak pada pengklasifikasiannya

yang hanya berpusat pada gigi geligi sulung, sedangkan dalam masa geligi

pergantian juga terdapat gigi permanen. Pengklasifikasian Knedy dapat digunakan

untuk menentukan klasifikasi pada gigi sulung maupun permanen.

Syarat:

1. Klasifikasi hendaknya dibuat setelah semua pencabutan gigi selesai

dilaksanakan atau gigiyang diindikasikan untuk dicabut selesai dicabut

2. Bila gigi M3 hilang dan tidak akan diganti, gigi ini tidak termasuk dalam

klasifikasi.

3. Bila gigi M3 masih ada dan akan digunakan sebagai pengganti, gigi ini

dimasukkanklasifikasi

4. M2 hilang tidak akan diganti jika antagonisnya sudah hilang.

5. Bagian tidak bergigi paling posterior menentukan Klas utama dalam

klasifikasi.

6. Pada kasus tertentu kelas ditentukan pada daerah tidak bergigi yang

membutuhkan perhatian lebih misalnya ada gigi disekitarnya yang

mengalami migrasi, ekstrusi, overeruption, versi, rotasi, ekstrusi dan karies

yang besar.

7. Pada kasus tertentu kelas ditentukan berdasarkan gigi yang erupsi terlebih

dahulu

8. Daerah tidak bergigi lain daripada yang sudah ditetapkan dalam klasifikasi

masuk dalam modifikasi dan disebut sesuai dengan jumlah daerah atau

ruangannya.

9. Banyaknya modifikasi ditentukan oleh banyaknya ruangan yang tidak

bergigi.

10. Tidak ada modifikasi pada klasifikasi Kennedy Klas IV.

Klasifikasi Kennedy ada 4 Klas :

Kelas I

Daerah tidak bergigi terletak dibagian posterior dari gigi yang masih ada dan berada

pada keduasisi rahang / Bilateral Free End

Kelas II

Page 10: lap GT ANAK kurhab 2.docx

Daerah yang tidak bergigi terletak dibagian posterior gigi yg ada, pd 1 sisi

rahang/unilateral freeend.

Kelas III

Daerah yang tidak bergigi terletak diantara gigi yang masih ada dibagian posterior.

Kelas IV

Daerah yang tidak bergigi terletak dibagian anterior dan melewati garis tengah

rahang/median line.Untuk kelas ini tidak ada modifikasi

Tahap II

Menentukan macam-macam dukungan dari setiap sadel. Terdapat 3 (tiga)

macam jenis dukungan gigi tiruan, yaitu:

a. Tooth borne

Dukungan gigi tiruan diperoleh dari gigi tetangga / gigi yang masih dapat

dijadikan sebagai pendukung.

Page 11: lap GT ANAK kurhab 2.docx

b. Mucose/tissue borne

Dukungan gigi tiruan diperoleh dari mukosa.

c. Mucosa and tooth

Dukungan gigi tiruan diperoleh dari gigi dan mukosa.

Dukungan terbaik untuk protesa sebagian lepasan hanya dapat diperoleh

bila factor-faktor berikut ini diperhatikan dan dipertimbangkan. Faktor-faktor

tersebut adalah kejadian jaringan pendukung, panjang sadel, jumlah sadel, dan

keadaan rahang yang akan dipasangi geligi tiruan.

1. Keadaan Jaringan Pendukung

Bila jaringan gigi sehat, dukungan sebaiknya berasal dari gigi, tetapi bila

keadaan gigi sudah meragukan, sebaiknya dukungan dipilih dari mukosa, dengan

memperhatikan bahwa :

a. Jaringan mukosa dibawah sadel sehat dan cukup tebal.

b. Bagian plat kortikal dari tulang alveolar di bawah sadel padat dan

terletak diatas tulang trabekula dan konselus yang sehat.

c. Pasien tidak pernah menderita penyakit atau kelainan yang berkaitan

dengan terjadinya resorpsi tulang secara cepat.

Idealnya, dukungan untuk sadel berujung bebas sebaiknya berasal dari

mukosa untuk mencegah penerimaan beban kunyah yang tidak seimbang antara

gigi dan mukosa, meskipun dukungan kombinasi masih dimungkinkan dengan

syarat gigi yang akan dijadikan penyangga ini sehat dan baik.

2. Panjang Sadel

Untuk sadel yang pendek dengan gigi tetangga kuat, dukungan sebaiknya

berasal dari gigi. Namun bila sadelnya panjang dan gigi tetangga serta gigi asli

lainnya kurang kuat, untuk rahang atas sebaiknya dipilih dukungan dari mukosa.

3. Jumlah Sadel

Page 12: lap GT ANAK kurhab 2.docx

Untuk rahang atas dengan jumlah sadel multiple perlu diperhatikan

keadaan gigi-gigi yang masih ada serta jaringan mukosa dan upaya semaksimal

mungkin sehingga desain tidak perlu komplek

4. Keadaan Rahang

Untuk rahang bawah dengan sadelberujung tertutup, sebaiknya dipilih

dukungan dari gigi, mengingat lebih kecilnya luas perukaan jaringan mukosa pada

rahang bawah. Sebaliknya ada tiga pilihan untuk dukungan pada rahang atas.

Tahap III

Menentukan macam retainer / penahan yang digunakan dalam pemakaian

gigi tiruan. Terdapat 2 (dua) macam jenis yang retainer yang dapat digunakan

sesuai kebutuhan desain gigi tiruan.

a. Direct Retainer

Merupakan bagian dari cangkolan GTS yang berguna untuk menahan

terlepasnya gigi tiruan secara langsung. Direct retainer ini dapat berupa

klamer/cengkeram dan presisi yang berkontak langsung dengan permukaan gigi

pegangan. Ciri khas cangkolan tuang oklusal adalah lengan-lengannya berasal dari

permukaan oklusal gigi dan merupakan cangkolan yang paling sesuai untuk

kasus-kasus gigi tiruan dukungan gigi karena konstruksinya sederhana dan efektif.

Fungsi direct retainer adalah untuk mencegah terlepasnya gigi tiruan ke arah

oklusal. Prinsip desain cangkolan yaitu pemelukan, pengimbangan, retensi,

stabilisasi, dukungan, dan pasifitas.

Macam-macam cangkolan menurut Ney, yaitu:

1. Akers clasp

2. Roach clasp

3. Kombinasi Akers-Roach

4. Back Action clasp

5. Reverse back Action clasp

6. Ring clasp

Page 13: lap GT ANAK kurhab 2.docx

7. T clasp

8. I clasp

9. Compound clasp / Embrasure clasp.

b. Indirect Retainer

Indirect Retainer adalah bagian dari GTS yang berguna untuk menahan

terlepasnya gigi tiruan secara tidak langsung. Retensi tak langsung diperoleh

dengan cara memberikan retensi pada sisi berlawanan dari garis fulkrum tempat

gaya tadi bekerja. Retensi itu dapat berupa lingual bar atau lingual plate bar.

Tahap IV

Menentukan macam konektor yang akan digunakan sesuai desain dan

kebutuhan bagi pasien pemakai gigi tiruan. Terdapat 2 (dua) jenis konektor yang

dapat dipilih sesuai kebutuhan dan desain:

a. Konektor Utama

Merupakan bagian dari GTSL yang menghubungkan komponen-

komponen yang terdapat pada satu sisi rahang dengan sisi yang lain atau bagian

yang menghubungkan basis dengan retainer.Fungsi konektor utama adalah

menyalurkan daya kunyah yang diterima dari satu sisi kepada sisi yang lain.

Syarat konektor utama adalah:

1. Rigid

2. Tidak mengganggu gerak jaringan

3. Tidak menyebabkan tergeseknya mukosa dan gingiva

4. Tepi konektor utama cukup jauh dari margin gingiva

5. Tepi dibentuk membulat dan tidak tajam supaya tidak menganggu lidah

dan pipi.

Konektor utama dapat berupa bar atau plate tergantung lokasi, jumlah gigi

yang hilang, dan rahang mana yang dibuatkan. Pada rahang atas dapat berupa

single palatal bar, U-shaped palatal connector, antero-posterior palatal bar dan

palatal palate. Pada rahang bawah dapat berupa lingual bar dan lingual plate.

Page 14: lap GT ANAK kurhab 2.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. Gunadi, H.A. 1995. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Jilid 1.

Hal 12, 30-50, 108-111 Jakarta: Hipokrates

2. Andlaw, R.J. and W.P. Rock. 1993. A Manual of Paedodontics. 3rd ed.

London: Churchill Livingstone.

3. Lindahl, R.L. 1964. Removable Denture Prosthetis. 4th ed. Hal: 271-285.

McGraw-Hill Book Company Inc.

4. Finn, S.B. 2003. Clinical Pedodontics. 4th ed. Hal 309-31, 360-3.

Philadelphia: W.B Saunders Company inc.

5. Goodarce, C.J dan Brown, T.D, 1994. Prosthodontic Treatment of the

Adolescent Patient Care. Editor: Sthephen H.Y.Wei. Philadelphia: Lea and

Febiger.

6. McDonald, R.E. and D.R. Avery, 2000. Dentistry forThe Child and

Adolescent. 7th ed. Saint Louis: Mosby

7. Andajani, T. 1993. Penanggulangan Kerusakan Gigi yang Parah dengan Gigi

Tiruan Tumpang. Volume 2. Hal 571-580. Jakarta: Majalah Ilmiah Kedokteran

Gigi Usakti.

8. Heartwell, C.M. and Rahn, A.O. 1986. Glossary of Prosthodontics. Fourth

edition. Philadelphia: Lea and Febriger.

9. McCracken’s. 1995. Removable Partial Prosthodontics. 9th ed. St. Louis: C.V.

Mosby Company.

10. Dykema, E.W, Cunningham, D.M, and Johnston, J.F. 1978. Modern practice

in removable partial prosthodontics. Philadelphia- London- Toronto: W.B

Saunders Company.

Page 15: lap GT ANAK kurhab 2.docx

11. Blakesslee, R.W., et al. 1980. Dental Technology Theory and Practice. Hal:

113-5, 120-1, 313-15. St. Louis-Toronto-London: C.V. Mosby Company

12. Dyson, J.E. 1988. Prosthodontic for Children. Hal: 259-68. Philadelphia: Lea

and Febriger.

13. Herman, W. 1980. Majalah Kedokteran Gigi. Volume 1. Bandung: Yabina.

14. Mathewson, R.J and Primosch, R.E. 1995. Fundamentals of Pediatric

Dentistry. 3rd ed. Hal: 356-9. Chicago: Quintessence Books.