status mata.doc

35
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA (UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA) Jl.Arjuna Utara No 6, Kebon Jeruk – Jakarta Barat KEPANITERAAN KLINIK STATUS ILMU PENYAKIT MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA SMF ILMU PENYAKIT MATA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA Nama mahasiswa : Sonya Leonardy Low(1120131350) Shynthia (112013269) Dokter pembimbing : dr Bambang Herwindu, SpM Dr Devi H Putri, SpM ______________________________________________________________ _____________ A. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn M Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 57 tahun Alamat : Lebaksiu Kidul Pekerjaan : Wiraswasta B. ANAMNESIS Autoanamnesis : tanggal 31 Desember 2014 jam 10.00 WIB 1

Transcript of status mata.doc

Mohamad Athaullah Bin Ismail

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)

Jl.Arjuna Utara No 6, Kebon Jeruk Jakarta Barat

KEPANITERAAN KLINIK

STATUS ILMU PENYAKIT MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

SMF ILMU PENYAKIT MATA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA

Nama mahasiswa : Sonya Leonardy Low(1120131350)

Shynthia (112013269)

Dokter pembimbing : dr Bambang Herwindu, SpM

Dr Devi H Putri, SpM

___________________________________________________________________________A. IDENTITAS PASIEN

Nama

: Tn M Jenis kelamin: Laki-laki Umur

: 57 tahun Alamat

: Lebaksiu Kidul Pekerjaan

: WiraswastaB. ANAMNESIS

Autoanamnesis : tanggal 31 Desember 2014 jam 10.00 WIBKeluhan utama: Penglihatan pada kedua mata mulai kabur sejak 7 bulan yang lalu Keluhan tambahan: Pasien mengaku selain penglihatan pada kedua mata kabur, pasien juga merasa penglihatan seperti terasa berkabut dan berbayang. Pasien juga mengatakan bahwa pada siang hari, penglihatan pasien terasa silau dan pada malam hari pasien merasa kesulitan melihat. Riwayat perjalanan penyakit :

Pasien datang ke Poliklinik RSUD Tarakan dengan keluhan penglihatan pada kedua mata terasa kabur sejak 7 bulan yang lalu. Pasien mengaku penglihatan pasien pada 7 bulan yang lalu masih baik, pasien masih dapat melihat dalam jarak dekat akan tetapi sudah lebih berkurang daripada penglihatan pasien sebelumnya. Karena pasien masih dapat melihat dengan baik maka pasien pun tidak terlalu memperdulikan penglihatan yang mulai kabur tersebut sehingga pasien tidak berobat

Empat bulan SMRS pasien merasa penglihatan pasien semakin memburuk, pada jarak dekat pasien harus lebih memicingkan matanya dan memerlukan penerangan yang lebih terang untuk dapat melihat dengan jelas Pasien mengaku bahwa penglihatan pasien selain kabur, juga terasa silau apabila pada siang hari sehingga pasien memerlukan kacamata hitam pada siang hari yang membuat penglihatan pasien lebih nyaman. Selain itu pasien juga mengaku penglihatan pasien seperti terasa berkabut putih dan berbayang sehingga membuat pasien tidak nyaman dengan penglihatannya. Kemudian pasien mulai coba untuk berobat ke dokter yang berada di Tegal dan dokter di Tegal hanya memberikan vitamin dan dianjurkan untuk mengganti kacamata agar penglihatan lebih jelas Satu bulan SMRS, Pasien tidak merasa ada perbaikan, malah kian hari penglihatan pasien makin memburuk. Pada malam hari pasien juga merasa kesulitan dalam melihat sehingga pasien juga kesulitan dalam berkendara pada malam hari. Kemudian pasien berobat kembali ke dokter tegal dan pasien dirujuk ke RSUD Tarakan poliklinik mata.

Pasien mengaku pasien sudah memakai kacamata untuk melihat jauh dan selama 7 bulan terakhir ini pasien sering mengganti kacamata untuk mendapatkan penglihatan yang jelas. Pasien menyangkal tidak pernah menggunakan obat tetes mata sebelumnya dan obat antiradang.Pasien mengaku pernah mengkonsumsi obat golongan statin tapi penggunaan obat tersebut tidak lama. Riwayat operasi dan sakit mata serta mata merah sebelumnya disangkal oleh pasien. Riwayat trauma pada mata juga disangkal pasien. Riwayat penyakit dahulu:Pasien mengaku pasien mempunyai kolestrol yang cukup tinggi sejak 2 tahun yang lalu. Riwayat diabetes dan hipertensi disangkal oleh pasien. Riwayat penyakit keluarga: Pasien mengatakan bahwa keluarga pasien tidak pernah memiliki keluhan yang sama seperti pasien

Riwayat sosial dan ekonomi:Pasien mengaku pernah merokok selama 30 tahun dan sudah berhenti merokok sejak 7 tahun yang lalu. Riwayat meminum alkohol disangkal pasien. Pasien mengatakan bahwa sehari-hari ia lebih sering mengkonsumsi sayuran, buah-buahan dan ikan.C. STATUS GENERALISKeadaan umum: tampak sakit ringan Tanda vital: TD: 120/80 mmHg, N : 72 x/menit, R: 20 x/menit, S: 36,3 CKepala : normocephali, rambut beruban, distribusi merata Leher

: KGB tidak membesarParu-paru : SN vesikuler, wheezing-/-, ronkhi-/- Jantung

: BJ I-II regular, murmur-/-, gallop-/-Abdomen

: agak membuncit, bising usus (+) normoperistaltikEkstremitas: akral hangat(+), edema(-)D. STATUS OPHTALMOLOGIS

OD

OS

ODPEMERIKSAANOS

0,5/60 Visus0,5/60

S- 4,50 menjadi 20/200+2,50KoreksiAddisiS-4,50 menjadi 20/100+2,50

Gerak bola mata :Enopthalmus (-)

Exopthalmus (-)

Strabismus (-)Bulbus OculiGerak bola mata :Enopthalmus (-)

Exopthalmus (-)

Strabismus (-)

Nyeri tekan (-)

Edema (-)

Hiperemis (-)

Trikiasis (-)

Blefarospasme (-)

Lagopthalmus (-)

Ektropion (-)

Entropion (-)

Pseudoptosis (-)PalpebraNyeri tekan (-)

Edema (-)

Hiperemis (-)

Trikiasis (-)

Blefarospasme (-)

Lagopthalmus (-)

Ektropion (-)

Entropion (-)

Pseudoptosis (-)

Edem (-)

Injeksi konjungtiva (-)

Injeksi siliar (-)

Bangunan patologis (-)

Infiltrat (-)

Sekret (-)ConjuctivaEdem (-)

Injeksi konjungtiva (-)

Injeksi siliar (-)

Bangunan patologis (-)

Infiltrat (-)

Sekret (-)

Hiperemis (-)Nyeri tekan (-)ScleraHiperemis (-)Nyeri tekan (-)

Bulat, jernihEdem (-)

Infiltrat (-)

Sikatrik (-)KorneaBulat, jernihEdem (-)

Infiltrat (-)

Sikatrik (-)

Kedalaman cukupHipopion (-)

Hifema (-)Camera Oculi AnteriorKedalaman cukupHipopion (-)Hifema (-)

Kripta (-)

Warna coklat

Edema (-)

Sinekia (-)

Atrofi (-)IrisKripta (-)

Warna coklatEdema (-)

Sinekia (-)

Atrofi (-)

RegulerLetak sentral, tampak keruh warna putih padatDiameter 4 mm

Refleks pupil L/TL : +/+PupilReguler

Letak sentral, tampak warna putih padat Diameter 4mm

Refleks pupil L/TL : +/+

Negatif

Lensa( shadow test)Negatif

Tidak dilakukanVitreusTidak dilakukan

Fundus Okuli

Sulit dinilai karena kekeruhan pada lensa Refleks fundusRatio arteri : vena

C/D ratio

Makula lutea

Retina

Eksudat

Perdarahan Sulit dinilai karena kekeruhan pada lensa

Normal seperti pemeriksa

15,6 mmHgTekanan Intra Okuler Tonometri digital

Tnonometri Schiotz

Normal seperti pemeriksa

15,6 mmHg

E. RESUME

Subjektif:Seorang pasien laki-laki bernama Tn M, usia 57 tahun dengan keluhan penglihatan kedua mata terasa kabur sejak 7 bulan SMRS. Penglihatan pasien kian hari kian memburuk disertai dengan terdapatnya rasa berkabut . pasien juga mengaku adanya keluhan fotofobia serta suka mengganti kacamata . Pasien memiliki riwayat kolestrol tinggi. Pasien mengaku pernah merokok selama 30 tahun dan sudah berhenti sejak 7 tahun yang lalu Objektif:Pada pemeriksaan pada mata didapatkan visus OD 0,5/60 dan visus OS 0,5/60. Dengan melakukan koreksi dengan lensa S -4,50 pada kedua mata, penglihatan pada OD: 20/200 dan OS 20/100. Tampak adanya kekeruhan yang berwarna putih padat yang terletak pada lensa OD dan OS. Tes shadow pada OS dan OD negatif F. DIAGNOSIS KERJAKatarak senillis matur ODSDasar diagnosis: Subjektif : Pasien berumur 61 tahun. Pasien mengeluh penglihatan pada kedua mata buram secara perlahan lahan. Penglihatan pada kedua mata seperti berkabut. Keluhan fotofobia ada, kesulitan untuk melihat pada malam hari dan memerlukan penerangan yang lebih untuk melihat keadaan sekitar. Pasien sering mengganti kacamata untuk penyesuaian terhadap matanya Pasien memiliki riwayat merokok selama 30 tahun

Objektif : Visus OD 0,5/60 dan OS : 0,5/60. Tampak kekeruhan pada kedua lensa mata . Tes shadow pada kedua mata negatif G. DIAGNOSIS BANDING

Katarak senillis immature pada ODSKatarak senillis hipermature pada ODSKatarak komplikata pada ODSKelompok diagnosis adalah mata tenang visus turun perlahan

H. ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan lab darah rutin dan GDS

Biometri dan Perimetri untuk mengukur lensa untuk IOLI. PENATALAKSANAANPro operasi ECCE( Extracapsular Cataract Extraction ) + IOL J. PROGNOSIS

OD OS

Ad vitam

:

bonam

bonam Ad fungsionam: bonam

bonamAd sanationam:

bonam

bonam TINJAUAN PUSTAKAPENDAHULUAN

Katarak adalah setiap kekeruhan pada lensa. Penuaan merupakan penyebab katarak terbanyak, tetapi banyak juga faktor lain yang mungkin terlibat, antara lain; trauma, toksin, penyakit sistemik (diabetes), merokok, dan herediter.

Lensa berfungsi menfokuskan gambar pada retina. Posisinya tepat di sebelah posterior iris dan disangga oleh serat-serat zonula yang berasal dari corpus ciliare. Serat-serat ini menyisip pada bagian ekuator kapsul lensa. Kapsul lensa adalah suatu membrane basalis yang mengelilingi substansia lensa. Karena lensa bersifat avascular dan tidak mempunyai persarafan, nutrisi lensa didapatkan dari aquos humor. Metabolism lensa terutama bersifat anaerob akibat rendahnya kadar oksigen yang terlarut dalam aqueous.

Mata dapat mengubah fokusnya dari objek jarak jauh ke arak dekat karena kemampuan lensa untuk mengubah bentuknya, suatu fenomena yang dikenal sebagai akomodasi. Elastisitasnya yang alami memungkinkan lensa untuk menjadi lebih atau kurang bulat(sferis), tergantung besarnya tegangan serat-serat zonula pada kapsul lensa. Tegangan zonula dikendalikan oleh aktivitas musculus siliaris. Yang bila berkontraksi akan mengendurkan tegangan zonula. Dengan demikian, lensa menjadi lebih bulat dan dihasilkandaya dioptric yang lebih kuat untuk memfokuskan objek-objek yang lebih dekat. Relaksasi musculus ciliaris akan mneghasilkan kebalikan rentetan peristiwa tersebut, membuat lensa mendatar dan memungkinkan ojek-objek jauh terfokus. Dengan bertambahnya usia akomodasi lensa akan berkurang secara perlahan lahan seiring dengan penurunan elastisitasnya.

PEMBAHASAN

ANAMNESIS

Keluhan utama digolongkan menurut lama, frekuensi, hilang-timbul dan cepat timbulnya gejala. Lokasi, berat, dan keadaan lingkungan saat timbulnya keluan harus diperhatikan, demikian pula setiap gejala yang berkaitan. Obat mata yang dipakai belakangan ini dan semua gangguan mata yang pernah maupun sedang terjadi harus dicatat.

Riwayat penyakit daulu berpusat pada kondisi kesehatan pasien secara umum dan bila ada penyakit sistemik yang penting. Gangguan vascular yang biasanya menyertai manifestasi mata. Seperti diabetes dan hipertensi, harus ditanyakan secara spesifik. Selain itu, seperti halnya riwayat medic umum, harus diketahui obat-obat mata yang sedang dipakai dan obat-obat sistemik pasien. Hal ini menunjukkan keadaan kesehatan umum dan dapat diketahui obat-obat yang mempengaruhi kesehatan mata, seperti kortikosteroid, setiap alergi obat juga harus ditanyakan.

Riwayat keluarga berhubungan dengan sejumlah gangguan mata, seperti strabismus, amblyopia, glaucoma atau katarak, serta kelainan retina, seperti ablatio retina atau degenerasi macula.

Gejala mata yang umum, agar dapat melakukan pemeriksaan mata dengan benar diperlukan pemahaman dasar mengenai gejala pada mata.gejala-gejala mata dapat dibagi dalam tiga kategori dasar kelainan penglihatan, kelainan tampilan mata dan kelainan sensasi mata-nyeri dan rasa tidak nyaman. Gejala dan keluhan harus selalu terinci lengkap. Apakah onset perlahan, cepat atau asimptomatik. (misalnya apakah penglihatan kabur di satu mata tidak diketahui sampai mata sebelahnya tanpa sengaja ditutup? Apakah durasinya singkat atau gejala hilang-timbul, bagaimana frekuensinya? Apakah lokasinya setempat (fokal) atau difus, unilateral atau bilateral? Akhirnya derajat gejalanya menurut pasien ? ringan, berat, sedang? Perlu juga diketahui tindakan pengobatan yang dijalani dan seberapa besar efeknya. Apakah pasien menyebut keadaan-keadaan yang memicu atau memperberat gejala itu? Apakah keadaan serupa pernah terjadi sebelumnya, dan adakah gejala tambahan lain ?

Penurunan ketajaman penglihatan dapat disebabkan oleh kelaianan yang timbul di sepanjang jaras optic dan jaras visual neurologik. Jadi, pemeriksa harus mempertimbangkan adanya kelainan refraksi, ptosis, pengeruhan atau gangguan media mata (misalnya edema kornea, katarak atau perdarahan dalam vitreus atau ruang aqueous da gangguan fungsi retina (macula), nervus ptikus atau jaras visual intracranial. Penurunan ketajaman visual sentral harus dibedakan dari yang perifer,yang perifer dapat bersifat local, seperti skotoma; atau lebih luas seperti pada hemianopia, kelainan jaras visual intracranial biasanya mengganggu lapangan pandang daripada ketajaman visual sentral. Hilangnya penglihatan sentral atau perifer sementara seringkali disebabkan oleh perubahan sirkulasi pada suatu lokasi di sepanjang jaras visual neurologic mulai dari retina hingga korteks oksipital. Derajat gangguan penglihatan dapat bervariasi pada keadaan berbeda, misalnya gangguan refraksi myopia yang tidak dikoresi tampak lebih berat di lingkungan yang gelap. Hal ini terjadi karena dilatasi pupil memungkinkan leih banyak berkas cahaya yang tak terfokus atuh pada retina dan makin mengaburkn pandangan . katarak setempat di sentral tampak lebih parah di bawah sinar matahari. Dalam hal ini, konstriksi pupil mengurangi jumlah cahaya yang dapat melintasi lensa yang keruh. Padangan kabur akibat edema krnea semakin membaik saat siang karena adanya dehidrasi kornea akibat penguapan dari permukaan.

PEMERIKSAAN

Uji Penglihatan Sentral

Penglihatan dapat dibagi menadi penglihatan sentral dan perifer. Ketajaman penglihatan sentral diukur dengan memperlihatkan objek dalam berbagai ukuran yang diletakan pada jarak standar dari mara, misalnya kartu Snellen. Yang terdiri atas deretan huruf acak yang tersusun mengecil untuk menguji penglihatan jauh, setiap baris diberi angka yang sesuai dengan suatu karal, yaitu jarak yang memungkinkan semua huruf dalam baris itu terbaca oleh mata normal.

Sesuai konensi, ketajaman penglihatan dapat diukur pada jarak jauh 20 kaki (6meter). Untuk keperluan diagnostic, ketajamn penglihatan yang diukur pada jarak jauh merupakan standar pembanding dan selalu diuji terpisah pada masing-masing mata. ketajaman [englihatan diberi skor 2 angka yaiu misalnya 20/40, angka pertama adalah jarak uji ( dalam aki) antara kartu dengan pasien, dan angka kedua adalah jarak barisan huruf terkecil yang dapa dibaca oleh mata pasien. Penglihatan 20/20 adalah normal.

Uji Pinhole

Melihat karu sellen melalui sebuh plakat dengan banyak lubangg kecil mencegah sebagian besar berkas tak terfokus yang memasuki mata, hanya sejumlah kecil berkas sentral-sentral yang bias mencapai retina sehingga dihasilkan bayangan yang lebih tajam. Dengan demikian, pasien dapat membaca huruf pada satu atau dua bars dan barisan huruf yang bias terbaca saat memakai kacamata terkoreksi yang sesuai.

Uji Penglihatan perifer

Penglihatan lapang pandang perifer dapat dinilai secara cepat dengan uji konfrontasi. Pemeriksaan ini harus disertakan pada setiap pemeriksaan oftamologik karena kelainan lapangan yang pekat sekalipun bisa saja tdak jelas bagi pasien. Karena lapangan penglihatan kedua mata saling tumpang tindih, setiap mata harus diuji secara terpisah. Pasien didudukan menghadap pemeriksa dengan satu mata ditutup sementara mata yang satu diperiksa.

Sebagai objek uji digunakan , bola atau cakram merah berukuran 5 mm yang terpasang pda suatu tangkai untuk mendeteksi dan mengukur defek lapangan pandang yang tidak terlalu ketara, terutama dalam pencarian daerah-daerah dengan penurunan penglihatan warna yang abnormal.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan slitlamp

Slitlamp adalah sebuah mikroskop binocular yang terpasang pada meja dengan sumber chaya khusus yang dapat diatur. Seberkas cahaya celah pijar yang lurus dijatuhkan pada bola amta dan menyinari potongan sagittal optic mata. Dengan menggunakan slit lamp, belahan anterior bola mata segmen anterior dapat diamati. Detil-detil tepi palpebra dan bulbaris, lapisan air mara dan kornea, iris dan aqueous dapat diteliti. Melalui pupil yang dilebarkan , lensa kristalina dan bagian anterior viterus dapat diamati pula. Karena berkas cahay menampakkan potongan sagital optik mata, dapat ditentukan lokasi anteroposterior yang tepat dari suatu kelainan dalam setiap struktur mata yang jernih ( misalnya kornea, lensa, corpus viterus).

Pemeriksaan Fundus

Kegunaan utama oftalmoskop direk adalah untuk memeriksa fundus. Gambaran yang diperlihatkan oftalmoskop mungkin kabur akibat media mata yang keruh, seperti katarak atau akibat pupil yang kecil. Menggelapkan ruang periksa biasanya cukup untuk membuat pupil dilatasi alami untuk mengevaluasi fundus sentral, termasuk diskus, makula dan struktur pembuluh darah retina proksimal.

KLASIFIKASI KATARAK

1. Katarak kongenital , Katarak yang sudah terlihat pada usia dibawah 1 tahun

2. Katarak juvenile, Katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun

3. Katarak senilis, katarak setelah usia 50 tahun

Bila mata sehat dan tidak terdapat kelainan sistemik maka hal ini biasanya terdapat pada hampir semua katarak senil, katarak herediter dan katarak kongenital.

ETIOLOGI

Penyebab tersering dari katarak adalah proses degenerasi, yang menyebabkan lensa mata menjadi keras dan keruh. Pengeruhan lensa dapat dipercepat oleh faktor risiko seperti merokok, paparan sinar UV yang tinggi, alkohol, defisiensi vit E, radang menahun dalam bola mata, dan polusi asap motor/pabrik yang mengandung timbal. Cedera pada mata seperti pukulan keras, tusukan benda, panas yang tinggi, dan trauma kimia dapat merusak lensa sehingga menimbulkan gejala seperti katarak.1Katarak juga dapat terjadi pada bayi dan anak-anak, disebut sebagai katarak kongenital. Katarak kongenital terjadi akibat adanya peradangan/infeksi ketika hamil, atau penyebab lainnya. Katarak juga dapat terjadi sebagai komplikasi penyakit infeksi dan metabolik lainnya seperti diabetes mellitus.2

KATARAK KONGENITAL

Katarak kongenital adalah kekeruhan lensa yang timbul sejak lahir, pada tahun pertama kehidupan dan merupakan salah satu penyebab kebutaan pada anak yang sering di jumpai. Jika katarak tetap tak terdeteksi, kehilangan penglihatan yang permanen dapat terjadi. Turunnya penglihatan akibat katarak tergantung pada posisi kekeruhan lensa, jika kekeruhan lentikular timbul pada sumbu penglihatan maka akan terjadi gangguan visus secara signifikan dan dapat berlanjut menjadi kebutaan. Jika kataraknya sedikit, dibagian depan atau perifer lensa, gangguan penglihatan hanya sedikit. 3

Secara skematik penyebab terjadinya katarak kongenital dapat di bagi atas :31. Idiopatik

2. Pewarisan Mendel

a) Autosomal Dominan

b) Autosomal Resesif

c) X-linked

3. Infeksi intrauterine

a) Rubella

b) Chicken pox/ Herpes zoster

c) Herpes Simpleks

d) Cytomegalovirus

4. Prematuritas

5. Gangguan Metabolic

a) Galaktosemia

b) Sindrom Lowe

c) Sindrom Alport

Universitas Sumatera Utara6. Gangguan Kromosom

a) Trisomy- 21 ( Sindrom Down )

b) Trisomy- 13 ( Sindrom Patau )

c) Trisomy- 18 ( Sindrom Edwar )

7. Abnormalitas Okuler

a) Mikroptalmia

b) Aniridia

c) Persisten Hiperplasia Primary Vitreous ( PHPV )

1) Polar yaitu lensa bagian korteks subkapsular, kapsul anterior dan kapsul posterior

a. Katarak polaris anterior : biasanya kecil, bilateral, sistemik, non progresif dan tidak terlalu mengganggu penglihatan. Merupakan herediter dengan pola autosomal dominan.

b. Katarak polaris posterior : umumnya mengganggu penglihatan, bertendensi menjadi lebih besar, unilateral dan kapsul kaku. Merupakan herediter dengan pola autosomal dominan.

2) Sutural (stellate) : kekeruhan pada Y suture dari nukleus, biasanya tidak mengganggu penglihatan, bercabang-cabang, bilateral, sistemik. Merupakan herediter dengan pola autosomal dominan.

3) Koronary : kekeruhan pada korteks kecil-kecil dan berkelompok tersusun di sekitar equator lensa berbentuk seperti mahkota (corona). Kekeruhan tidak dapat dilihat tanpa dilatasi pupil. Tidak mempengaruhi ketajaman penglihatan. Merupakan herediter dengan pola autosomal dominan. Katarak dengan bentuk ini telah dideskripsikan pada Down Syndrome dan Myotonic dystrophy.

4) Cerulean ( blue-dot cataract ) : kekeruhan kecil kebiru-biruan sekitar korteks, non progesif dan tidak mengganggu penglihatan.

5) Nuklear : kekeruhan yang terjadi pada nukleus lensa embrional dan atau nukleus fetal. Biasanya bilateral dan jika luas gejalanya berat dan kekeruhan dapat total mengenai nukleus. Mata dengan katarak nuclear congenital cenderung Mikrophthalmia.

6) Kapsular : kekeruhan kecil pada epitel lensa dan kapsul anterior. Merupakan differensial dari katarak polaris anterior. Umumnya tidak mengganggu penglihatan.

7) Lamellar (zonular) : merupakan bentuk katarak kongenital terbanyak, bilateral dan sistemik. Efek terhadap penglihatan bervariasi tergantung pada ukuran dan densitas kekeruhan lensa. Pada beberapa kasus katarak lamellar adalah transisi dari pengaruh toksik selama perkembangan lensa fetus. Katarak Lamellar adalah transisi dari pengaruh toksik selama perkembangan lensa fetus. Katarak lamellar juga diwariskan secara autosomal dominan. Katarak lamellar adalah kekeruhan zona atau lapisan spesifik lensa. Secara klinis katarak dapat dilihat sebagai lapisan keruh dengan sentral jernih. Kekeruhan yang berbentuk tapal kuda disebut riders.

8) Komplit atau total adalah katarak dengan morfologi semua serat lensa keruh. Refleks fundus tidak ada, dan retina tidak dapat dilihat dengan ophthalmoscopy direct maupun indirect. Beberapa katarak bisa sub total waktu lahir dan bergerak sangat cepat menjadi katarak komplit. Katarak bisa unilateral dan bilateral yang menimbulkan gangguan penglihatan berat.

Terapi

Pembedahan Lensa

Pada anak-anak pemasangan lensa kontak ataupun kacamata ditujukan untuk koreksi afakia. Lensektomi dilakukan melalui insisi kecil di limbus atau pars plana menggunakan alat pemotong vitreous atau alat aspirasi manual. Irigasi dapat dilakukan dengan alat infus terintegrasi atau kanul yang terpisah untuk pembedahan bimanual. Korteks dan lensa secara umum bersifat lunak sehingga fakoemulsifikasi tidak diperlukan. Kapsulektomi anterior dilakukan sebelum atau setelah pengangkatan seluruh korteks.Karena kekeruhan kapsul posterior cepat terjadi pada anak-anak, penanganan kapsulotomi moderat dan vitrektomi anterior sebaiknya dilaksanakan pada saat pembedahan, terutama pada bayi. Sisa kapsul lensa posterior bagian perifer sebaiknya ditinggalkan untuk memfasilitasi penanaman IOL sekunder di kemudian hari.3

Ekstra kapsular katarak ekstraksi

Ketika IOL digunakan secara luas pada tahun 1980 maka tehnik yang digunakan para ahli adalah tehnik ekstra kapsular katarak dan menggantikan tehnik intrakapsular. Walaupun ECCE memerlukan insisi limbus yang relatif besar ( 8-10 mm ) tapi hal ini relatif sederhana dan memudahkan untuk belajar tanpa membutuhkan peralatan yang mahal. Setelah can opener capsulotomy dilakukan dengan jarum halus atau cystitome sehingga nukleus lensa terdorong. Material korteks di aspirasi dan diangkat dari kapsul posterior yang intak. Dimana sebagai tempat insersi IOL di dalam kantung kapsular. Insisi kemudian di jahit, kadang-kadang menimbulkan astigmatisme kornea. Perbaikan visual secara lambat biasanya 3 bulan post operasi dan astigmatisma dapat hilang dalam beberapa waktu kemudian.3

KATARAK JUVENILLE

Katarak juvenil adalah katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda , yang mulai terbentuknya pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan. Katarak juvenil biasanya merupakan lanjutan katarak kongenital.3Katarak juvenil biasanya merupakan penyulit penyakit sistemik ataupun metabolik dan penyakit lainnya seperti :31. Katarak metabolik

katarak diabetik dan galaktosemik

katarak hipokalsemik (tetani)

katarak defisiensi gizi

katarak aminoasiduria

2. Otot : distrofi miotonik

3. Katarak traumatik

4. Katarak komplikata

kelainan kongenital dan herediter (mikroftalmia , aniridia , dll)

katarak degeneratif (dengan miopia dan distrofi vitreoretinal)

katarak anoksik

toksik (kortikosteroid sistemik atau topikal , ergot , dll)

katarak radiasi

lain-lain kelainan kongenital , sindrom tertentu , disertai kelainan kulit , tulang , dan kromosom.

Katarak memberikan pengaruh yang berbeda pada anak yang berbeda. Katarak biasanya menyebabkan buramnya penglihatan. Semakin keruh lensa, semakin buramlah penglihatan. Banyak anak dengan katarak pada satu mata mempunyai penglihatan yang baik pada mata lainnya. Anak ini tidak begitu mengeluhkan masalah penglihatannya.3,4Anak dengan katarak bilateral merasa bahwa penglihatan mereka normal. Awalnya mereka berpikir bahwa orang lain memiliki penglihatan yang sama dengan mereka. Kekeruhan penglihatan tergantung pada :3,4 kekeruhan lensa

bagian lensa yang keruh

apakah terdapat mata malas

adanya kondisi lain pada mata yang menurunkan penglihatan

Jika hanya sebagian kecil lensa yang kabur , jauh dari bagian sentral , anak akan memiliki penglihatan yang bagus. Jika bagian sentral lensa yang keruh , sehingga sangat sedikit cahaya yang masuk , anak akan memiliki penglihatan yang buruk.

Jika katarak telah timbul pada usia yang lebih kecil , anak kemungkinan akan mengalami ambliopia. Ambliopia mempengaruhi bagian penglihatan khusus pada otak. Otak hanya dapat melihat gambaran yang tajam yang diberikan ke mata. Jika otak tidak diberikan gambaran yang tajam karena katarak pada mata , otak tidak dapat belajar untuk melihat dengan jelas. Walaupun katarak telah diangkat dengan operasi , penglihatannya akan tetap kabur karena otak tidak mengembangkan kemampuannya untuk melihat dengan jelas.3,4KATARAK SENILIS

Katarak senilis adalah kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun. Katarak merupakan penyebab kebutaan didunia saat ini yaitu setengah dari 45 juta kebutaan yang ada. 90% dari penderita katarak berada di negara berkembang seperti Indonesia, India dan lainnya.Katarak juga merupakan penyebab utama kebutaan di Indonesia, yaitu 50% dari seluruh kasus yang berhubungan dengan penglihatan.

Penyebab katarak senilis sampai saat ini belum diketahui secara pasti,diduga multifaktorial, diantaranya antara lain.

- Faktor biologi, yaitu karena usia tua dan pengaruh genetik

- Faktor fungsional, yaitu akibat akomodasi yang sangat kuat mempunyai efek buruk terhadap serabu-serabut lensa.

- Faktor imunologik

- Gangguan yang bersifat lokal pada lensa, seperti gangguan nutrisi, gangguan permeabilitas kapsul lensa, efek radiasi cahaya matahari.

- Gangguan metabolisme umum (DM, Galaktosemia).

Katarak umumnya terjadi karena faktor usia, meskipun etiopatogenesis belum jelas, namun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya katarak senilis adalah :

1. Herediter.

Cukup berperan dalam insidensi, onset dan kematangan katarak senilis pada keluarga yang berbeda.

2. Sinar ultraviolet.

Bila lebih banyak terekspose dengan sinar ultraviolet dari matahari maka akan berpengaruh pada onset dan kematangan katarak.

3. Nutrisi.

Defisiensi nutrisi seperti protein, asam amino, vitamin (riboflavin, vitamin E, vitamin C) dan elemen penting lainnya mengakibatkan katarak senilis lebih cepat timbul dan lebih cepat matur.

4. Dehidrasi.

Terjadinya malnutrisi, dehidrasi dan perubahan ion tubuh juga akan mempengaruhi katarak.

5. Perokok

Merokok menyebabkan akumulasi molekul pigmen 3 hydroxykynurinine dan kromofor, yang menyebabkan warna kekuningan pada lensa. Cyanates pada rokok menyebabkan denaturasi protein.

Adapun faktor risiko terjadinya katarak meliputi usia diatas 50 tahun, wanita, keadaan sosial ekonomi rendah, sering terpapar sinar ultraviolet, kolesterol tinggi, kadar protein dan albumin tubuh rendah.

Patofisiologi katarak belum sepenuhnya dimengerti, walaupun demikian, pada lensa katarak secara karakteristik terdapat agregat-agregat protein yang menghamburkan berkas cahaya dan mengurangi transparansinya. Perubahan protein lainnya akan mengakibatkan perubahan warna lensa menjadi kuning atau coklat. Temuan tambahan mungkin berupa vesikel di antara serat-serat lensa atau migrasi sel epitel dan pembesaran sel-sel epitel yang meyimpang.

Katarak senilis adalah katarak yang berkaitan dengan usia, penuruna penglihatan, dengan karakteristik penebalan lensa yang terjadi secara terus-menerus dan progresif9. Katarak senile umumnya dibagi menjadi 4 stadium yaitu:

1. Stadium insipien

2. Stadium imatur

3. Stadium matur

4. Stadium hipermatur

InsipienImmaturMaturHipermatur

KekeruhanRinganSebagianSeluruhMasif

Besar lensaNormalLebih BesarNormalKecil

Cairan LensaNormalBertambah

( Air masuk)NormalBerkurang

(Air + massa lensa keluar)

Iris NormalTerdorongNormalTremulans

Bilik depanNormalDangkalNormalDalam

Sudut bilik mataNormalSempitNormalTerbuka

Penyulit-Glukoma-Uveitis,glaucoma

Visus(+)