Status Asmatikus

36
PRESKAS ASMA BRONCHIALE dr. Natasha Setyasty Primaditta

Transcript of Status Asmatikus

Page 1: Status Asmatikus

PRESKASASMA BRONCHIALEdr. Natasha Setyasty Primaditta

Page 2: Status Asmatikus

IDENTITAS PASIEN Nama : An. RIP Umur : 12 tahun 7 bulan Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Griya Asri, Sumber Jaya,

Tambun Selatan Agama : Islam Tanggal MRS : 22 Juni 2013 Tanggal periksa: 22 Juni 2013

Page 3: Status Asmatikus

ANAMESIS Keluhan Utama : Sesak nafas Pasien sejak ± 5 jam SMRS mengeluhkan sesak

nafas yang dirasakan mendadak dan terus menerus. Keluhan terjadi setelah pasien mengikuti pelajaran olahraga dan tidak menghilang dengan istirahat. Keluhan dirasakan sejak 1 hari SMRS dan semakin berat. Pasien menjadi sulit berbicara dan perlu dibantu oleh ibu pasien saat berjalan. Pasien merasa lebih nyaman saat duduk dibandingkan berbaring.

Keluhan disertai bunyi nafas mengi, batuk berdahak putih kental terutama pada malam hari, pilek, nyeri tenggorokan, panas badan, nyeri kepala, dan lemas.

Page 4: Status Asmatikus

ANAMNESIS Pasien mengalami radang tenggorokan sejak

2 hari SMRS dan belum mengonsumsi obat. Pasien sebelumnya telah berobat ke klinik ±

3 jam SMRS dan dilakukan nebulisasi sebanyak 3 kali dengan kombiven.

Riwayat keluhan yang sama sebelumnya sekitar 2 bulan yang lalu.

Keluhan biasa dirasakaan saat pasien kelelahan setelah beraktivitas dan dirasa membaik setelah diuap.

Page 5: Status Asmatikus

ANAMNESIS Riwayat penyakit asma telah diketahui sejak

usia 3 tahun. Riwayat alergi makanan ditemukan pada udang. Riwayat penyakit yang sama di keluarga

ditemukan pada kakek dan ayah pasien. Pasien pernah mendapat pengobatan OAT

selama 1 tahun pada tahun 2011 dan dinyatakan sembuh.

Pasien tidak memiliki obat-obatan untuk sesak nafas di rumah.

Page 6: Status Asmatikus

KEPALA Mata

konjungtiva anemis -/- sklera ikterik -/-

Hidung pernafasan cuping hidung (+) Bibir perioral cyanosis (+) Tenggorok Faring tampak hiperemis

LEHER retraksi suprasternal (+)

Page 7: Status Asmatikus

PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum : sakit sedang, posisi

tripod Kesadaran : compos mentis Berat badan : 32 kg Tanda vital :

Nadi : 128x/menit RR : 36x/menit Suhu : 37,3O C

Page 8: Status Asmatikus

PEMERIKSAAN FISIK

Pulmo bentuk dan gerak simetris retraksi interkostal (+) perkusi hipersonor VBS kiri = kanan; Rh (-/-) ;

Wh (+/+) ekspirasi memanjang

Cor bunyi jantung murni

reguler; murmur (-/-)

datar lembut retraksi epigastrik

(+) BU (+) normal nyeri tekan (–)

turgor baik hepar & lien tidak

teraba membesar

THORAKS ABDOMEN

Page 9: Status Asmatikus

PEMERIKSAAN LABORATORIUM Darah

Hemoglobin : 15,7 g/dl Leukosit : 13.400/mm3

Eritrosit : 5,9 jt/mm3

Hematokrit : 47,8 Trombosit : 283.000/mm3

GDS : 106 mg/dl

Page 10: Status Asmatikus

DIAGNOSIS KERJA STATUS ASMATIKUS

Page 11: Status Asmatikus

PENATALAKSANAAN O2 3-4 L dengan nasal canule Inhalasi kombiven 1 amp (ulang per 20

menit max. 3x) Inhalasi kombiven (per 6 jam) + fulmicort

(per 12 jam) Methylprednisolon 3 x 62,5mg IVFD RL + 1 amp Aminophilin 125mg (drip

per 12 jam) Ranitidine 1 amp per 12 jam Pro rawat inap

Page 12: Status Asmatikus

FOLLOW UP

Page 13: Status Asmatikus

PEMBAHASAN

Page 14: Status Asmatikus

DEFINISI ASMA BRONKIAL Pedoman Nasional Asma Anak (2009)

Wheezing dan atau batuk dengan karakteristik sebagai berikut: timbul secara episodik dan atau kronik, cenderung pada malam atau dini hari (nokturnal), musiman, adanya faktor pencetus diantaranya aktivitas fisik, dan bersifat reversibel baik secara spontan maupun dengan pengobatan, serta ada riwayat asma atau atopi lain pada pasien/keluarganya, sedangkan sebab-sebab lain sudah disingkirkan.

Page 15: Status Asmatikus

DEFINISI ASMA BRONKIAL Global Initiative for Asthma (2012); asma adalah

penyakit inflamasi kronik pada saluran napas dihubungkan dengan hiperesponsivitas saluran nafas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa wheezing, sesak nafas, dada terasa berat (rasa dada tertekan), dan batuk berulang terutama pada malam hari atau pagi hari.

Gejala tersebut terjadi berhubungan dengan obstruksi saluran nafas yang luas, bervariasi, dan seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan.

Page 16: Status Asmatikus

FAKTOR RESIKO & ETIOLOGI Faktor-faktor yang

mempengaruhi risiko terkena asma bisa dibagi menjadi 2, yaitu faktor-faktor yang menyebabkan berkembangnya asma, host factor (genetik), dan faktor-faktor yang memicu timbulnya gejala-gejala asma (faktor lingkungan).

Page 17: Status Asmatikus

PATHOGENESIS

Page 18: Status Asmatikus

PATOGENESIS

Page 19: Status Asmatikus

PATOFISIOLOGI

Beberapa faktor yang berperan terjadinya penyempitan saluran nafas pada asma adalah: Airway smooth muscle

contraction Airway edema Airway thickening Mucus hypersecretion

Page 20: Status Asmatikus
Page 21: Status Asmatikus

KLASIFIKASI PNAA (2009)

Page 22: Status Asmatikus

KLASIFIKASI GINA

Page 23: Status Asmatikus

STATUS ASTHMATICUS Adalah asma eksaserbasi akut yang

tidak responsif terhadap penanganan awal dengan bronkodilator.

Status asmatikus dapat bervariasi dari bentuk ringan dengan bronkospasme, airway inflammation, dan mucus plugging yang menyebabkan kesulitan bernafas, retensi karbondioksida, hipoksemia, dan gagal nafas.

Page 24: Status Asmatikus

EKSASERBASI AKUT ASMA Serangan akut (eksaserbasi) asma

adalah episode peningkatan yang progresif (perburukan) dari gejala batuk, sesak napas, wheezing, rasa dada tertekan, atau berbagai kombinasi dari gejala-gejala tersebut.

Serangan asma biasanya mencerminkan gagalnya tatalaksana asma jangka panjang atau adanya pajanan dengan pencetus.

Page 25: Status Asmatikus
Page 26: Status Asmatikus

DERAJAT SERANGAN ASMA

Page 27: Status Asmatikus

DERAJAT SERANGAN ASMA

Page 28: Status Asmatikus

DERAJAT SERANGAN ASMA

Page 29: Status Asmatikus

PENATALAKSANAAN Semua anak yang mengalami serangan asma harus

dinilai derajat serangan; ringan, sedang, berat, atau ancaman henti napas.

Cara nebulisasi dan jenis obat yang digunakan bergantung pada derajat serangan sama yang terjadi dan kemudian dinilai hasil nebulisasi yang diberikan.

Pada serangan asma obat-obat yang digunakan adalah: Bronkodilator (-2 agonis kerja cepat dan ipatropium

bromida) Kortikosteroid sistemik

Page 30: Status Asmatikus

PENATALAKSANAAN Tujuan tatalaksana saat serangan:

Meredakan penyempitan saluran respiratorik secepat mungkin

Mengurangi hipoksemia Mengembalikan fungsi paru ke keadaan

normal secepatnya Rencana re-evaluasi tatalaksana jangka

panjang untuk mencegah kekambuhan

Page 31: Status Asmatikus
Page 32: Status Asmatikus
Page 33: Status Asmatikus

PENATALAKSANAAN Penderita dapat dipulangkan dengan pertimbangan sebagai

berikut: Untuk serangan ringan atau sedang yang dengan satu atau 2x

nebulisasi terjadi respons baik/perbaikan yang sempurna dan sesudah observasi 1 jam di UGD tidak terjadi serangan ulang

Penderita ruang rawat sehari (RRS) yang tidak mengalami respons dengan 2x nebulisasi di UGD tetapi megnalami perbaikan sempurna sesudah perawatan selama 12 jam di RRS

Penderita dengan derajat serangan berat yang mengalami perbaikan sempurna sesudah observasi pengobatan selama 24 jam di ruang rawat inap.

Obat yang digunakan pada waktu dipulangkan sama untuk semua penderita. β2-agonis (hirupan atau oral) yang diberikan tiap 4-6 jam; Steroid oral diberikan jika pencetus serangan infeksi virus hanya

diberikan untuk jangka pendek (3-5 hari).

Page 34: Status Asmatikus
Page 35: Status Asmatikus
Page 36: Status Asmatikus

TERIMA KASIH