Standardisasi Bakti Sosial Nasional Ne (1)

download Standardisasi Bakti Sosial Nasional Ne (1)

of 10

Transcript of Standardisasi Bakti Sosial Nasional Ne (1)

STANDARDISASI BAKTI SOSIAL NASIONALPERSATUAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN GIGI INDONESIA ( PSMKGI )

1. PengertianBakti Sosial Nasional (Baksosnas) PSMKGI merupakan suatu kegiatan sosial yang dilaksanakan oleh Persatuan Senat Mahasiswa Kedokteran Gigi Indonesia (PSMKGI) yang dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali dalam satu periode kepengurusan sebagai wujud pengabdian terhadap masyarakat.

2. Latar BelakangParadigma sehat adalah cara pandang, pola pikir atau model pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, dalam melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa kesehatan gigi dan mulut yang termasuk bagian dari kesehatan tubuh secara menyeluruh tentu tidak semestinya diabaikan. Maka dari itu, PSMKGI sebagai induk organisasi mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia melakukan suatu kegiatan yang mampu menunjukkan pentingnya kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat.

3. Tujuan1. Melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu landasan pendidikan, penelitian, dan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat.2. Melatih dan mendorong anggota Persatuan Senat Mahasiswa Kedokteran Gigi Indonesia untuk memiliki rasa kepedulian sosial yang tinggi dan tanggap terhadap keadaan sosial masyarakat dan sekitarnya.3. Melatih anggota Persatuan Senat Mahasiswa Kedokteran Gigi Indonesia agar dapat berinteraksi secara langsung dan berkomunikasi dengan masyarakat mengenai keadaan perekonomian dan sosial masyarakat.4. Meningkatkan kesadaran, sikap dan perilaku masyarakat terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

4. Parameter NasionalBakti sosial nasional merupakan suatu rangkaian kegiatan bakti sosial yang dilaksanakan oleh masing-masing institusi anggota PSMKGI berlandaskan standardisasi yang sudah ditetapkan dan ditutup dengan Baksosnas yang dihadiri perwakilan delegasi sekurang-kurangnya 50% institusi anggota PSMKGI dengan ketentuan tiap institusi mengirimkan minimal satu delegasi. 5. Peranan PSMKGIa. Baksos Institusi. Dalam baksos institusi ini, PSMKGI berperan sebagai media partnership bagi institusi bersangkutan. Bentuk partnership ini dapat diwujudkan dalam bentuk sponsorship (diatur lebih lanjut) atau sebagai panitia peninjau.b. Baksos Nasional. Dalam baksos nasional ini PSMKGI berperan sebagai media partnership bagi institusi yang memenangkan tender pelaksanaan kegiatan. Bentuk partnership disini bisa dalam bentuk sponsorship (diatur lebih lanjut) atau sebagai panitia peninjau. Delegasi perwakilan setiap institusi anggota PSMKGI yang mengikuti kegiatan ini wajib berperan sebagai tim penyuluh , operator klinis , atau asisten operator klinis.6. Jenis Kegiatana. Baksos InstitusiUntuk pelaksanaan Baksos Institusi yang akan dilaksanakan di masing-masing institusi ada beberapa standardisasi yang perlu diperhatikan oleh setiap institusi: Dilaksanakan sebelum Baksosnas Bentuk kegiatan sekurang-kurangnya mencakup DHE serta pengumpulan dan penyaluran bantuan barang layak pakai. Bagi institusi yang telah memiliki mahasiswa klinik dapat menambahkan kegiatan pengobatan dan tindakan kesehatan gigi dan mulut. Mencantumkan/membawa nama PSMKGI.b. Baksos NasionalUntuk mewujudkan tujuan kegiatan Baksosnas PSMKGI dijalankan berbagai program, antara lain: Pengobatan kesehatan gigi dan mulutPengobatan dilakukan oleh operator dan dibantu asisten operator yang terdiri atas 2 tindakan utama yaitu pencabutan dan penambalan pada dewasa maupun anak-anak. PenyuluhanPenyuluhan yang dilakukan terdiri atas penyuluhan kepada siswa SD dan masyarakat umum Penyuluhan kepada siswa SDDilaksanakan sekurang-kurangnya di 1 (satu) SD dalam wilayah pelaksanaan Baksosnas, dengan materi penyuluhan yaitu pendidikan kesehatan gigi dan mulut (Dental Health Education) dan diakhiri dengan kegiatan sikat gigi bersama Penyuluhan kepada masyarakat umumMateri penyuluhan yang diberikan adalah Dental Health Education (DHE) dan/atau Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Kegiatan lain yang sesuai dengan kebutuhan daerah sasaran dan disetujui rapat komisi

7. Sasarana. Baksos InstitusiMasyarakat umum di wilayah pelaksanana baksos institusi bersangkutan dengan target: Jumlah peserta penyuluhan DHE minimal 100 orang. Jumlah peserta pengobatan minimal 50 orang.

b. Baksos NasionalSasaran kegiatan ini adalah masyarakat umum wilayah pelaksanaan Baksosnas dengan target peserta program sebagai berikut: PenyuluhanSekurang-kurangnya 100 orang peserta yang disuluh, mencakup siswa SD (anak-anak) dan ibu rumah tangga Pengobatan kesehatan gigi dan mulutSekurang-kurangnya 300 orang pasien yang mendapat pengobatan/perawatan

8. Tempata. Baksos InstitusiDitetapkan oleh institusi bersangkutan.b. Baksos Nasional Tempat pelaksanaan Baksosnas PSMKGI harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Perekonomian penduduk mayoritas menengah ke bawah Tidak terjangkaunya tenaga kesehatan dan/atau kurangnya optimalisasi puskesmas/sarana kesehatan. Tersedia cukup air bersih dan listrik yang diperlukan untuk pelaksanaan program Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) memadai Akses transportasi yang memadai untuk akomodasi baik peralatan dan perorangan untuk setiap acara Indeks karies : masyarakat dengan indeks karies yang tinggi Disetujui oleh Dinas Kesehatan Daerah.

9. Pengobatana. Peralatan, Obat dan BahanSebelum diadakannya Baksosnas, perlu diadakan kalibrasi untuk penyamaan istilah alat yang akan digunakan di setiap kegiatan Baksosnas tersebut minimal sehari sebelum pelaksanaan.

Peralatan, obat, dan bahan yang harus disediakan :1. Peralatan1a. Ruang Dewasa Alat dasar Tang Ekstraksi Bein Cryer Tang knabel Bone kuret Bone Hle Scalpel Pinset cirurgis Rasparatorium Needle holder Kurentang Handuk Baki besar & baki kecil Tampon steril ukuran besar Tempat gloves steril Senter Tempat kumur Ember Sterilisator Tempat sampah medis dan non medis Oksigenb. 1b. Ruang Anak Tang ekstraksi Bein Bak instrument besar Bak instrument sedang Baki besar Baki kecil Kurentang Tempat kurentang Tempat tampon steril ukuran besar Tempat cotton ball Senter Ember Sterilisasi Tempat sampah non medis Tempat sampah medis Oksigen 2. Anastesi Lidocaine HCL 2% Epinefrine 1:80.000 Lidocaine HCL 2% Disposable syringe 1 ml Disposable syringe 3 ml Xilestesin Ethyl chloride3. Apotek Antibiotik Amoxicillin250 mg Amoxicillin500 mg Eritromisin 500 mg Klindamisin300 mg Klindamisin150 mg Metronidazol500 mg Tetrasiklin250 mg Tetrasiklin500 mg Analgesik, antipiretik, dan anti inflamasi Paracetamol 500 mg Antalgin 500 mg Asam mefenamat500 mg Dexametasone5 mg Natrium Diklofenax25 mg Natrium diklofenak 50 mg Nmesulide100 mg Lain-lain CTM Vit-B Complex Vit-C Perlengkapan Plastik obat ber seal Tiket obat Air mineral Sendok Alat tulis4. Emergensi, Sterilisasi dan bedah minor Larutan ringer laktat Larutan NaCl 0,9 % Disposible syringe 10 cc Infusion set Abocate No. 18 Abocate No. 24 Oksigen Adrenalin/epineprin 1:1000 Dexametasone fosfat 4 mg Diphenhydramin HCl 150 mg 1 ml Aromatik amoniak Bte Guard Nitroglycerine 0,5 mg Diazepam/valium 20 mg 2 ml Gunting jaringan Gunting benang Benang (Cut gut No. 40,30) Jarum lepas Salcoseryl gel dan pasta Cemycetine Sufratule Hypafix Cytoject needle Surgical blade no. 11 Surgical blade no. 15 Minimal 2 set mikromotor kontra angel, handpiece bur saluran akar Alvogyl Pavidone iodine 10 % Hemostatik local (spongostan) Anti inflamasi injeksi: kalmethasone Tampon Cotton pellet Cotton roll Alcohol 70 %5.Lain-lain Medical record/status pasien Inform consent Surat konsul/rujukan Surat keterangan sakit Daftar pasien Instruksi post ekstraksi Amplop Gloves ukuran S dan M Masker tali, karet Tissue Kassa Kapas Saflon Sabun cair Plastic kresek besar dan tebal Baterai Gelas kumur Petri disk Baskom Alat tulis Kursi, meja Alat peragac. SterilisasiBerbagai jenis alat yang berkontak langsung dengan pasien maupun operator harus senantiasa dalam keadaan steril sebelum digunakan. Dalam ruang sterilisasi:1. Sterilisasi alat diagnostik dan perawatan sekurang-kurangnya melalui tahap pencucian dengan air, sabun cair antiseptic, bayclean, betadine dan alcohol 70% atau dengan cara direbus. 2. Pergantian petugas bersih dan kotor tidak diperbolehkan.

d. Pencegahan infeksi silang :1. Sedangkan alat perlengkapan yang bersifat dispossable harus selalu dibuang dan diganti dengan yang baru sebelum penanganan pasien selanjutnya. 2. Sisa bahan habis pakai dan alat dispossable yang telah digunakan dibuang dalam sampah ruang sterilisasi, bukan di tempat kumur pasien.

e. Ruangan1. Ruangan yang harus tersedia minimal adalah ruang pengobatan anak, ruang pengobatan dewasa,dan ruang tunggu.2. Sebelum digunakan ruang pengobatan dan ruang sterilisasi harus dalam keadaan bersih3. Ruang pengobatan minimal sudah memiliki lantai permanen. Lantai terbuat dari ubin atau semen, jika tidak memungkinkan, lantai dari tanah dapat digunakan dengan syarat tidak berdebu saat kering dan tidak basah saat hujan.4. Pencahayaan dan ventilasi yang memadai untuk mendukung perawatan terhadap pasien. 5. Ruang pengobatan harus dalam keadaan bersih sebelum pelaksanaan pengobatan. Luas min. 5x5 m agar memiliki ruang gerak yang cukup. 6. Letaknya jauh dari tempat pembuangan sampah serta kandang ternak atau lainnya.

10. Evaluasi kegiatana. Evaluasi kegiatanPanitia melaksanakan evaluasi kegiatan Baksos Institusi dan/atau Baksosnas PSMKGI ke tempat pelaksanaan baksos, maksimal 1 minggu setelah kegiatan dilaksanakan. Evaluasi dapat dilakukan dengan cara observasi, wawancara, atau pengisian kuesioner tentang manfaat pengobatan dan penyuluhan yang dilakukan, serta mengetahui respon terhadap kegiatan. b. Evaluasi Kerja Evaluasi dilaporkan dalam rapat bersama anggota Komisi C PSMKGI dan secara tertulis kepada BEM institusi pelaksana serta PSMKGI dalam hal ini Komisi C. Panitia Baksos Institusi dan Baksos Nasional harus menyerahkan laporan pertanggung jawaban kepada komisi C selambatlambatnya 3 minggu setelah pelaksanaan kegiatan. Standardisasi ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan mengikat bagi anggota Persatuan Senat Mahasiswa Kedokteran Gigi Indonesia.