Makalah Standardisasi

41
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada bertambahnya kebutuhan manusia yang semakin beragam. Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen serta mengambil keuntungan financial dari hasil penjualan atas produk yang dihasilkan, baik berupa barang ataupun jasa. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan kepraktisan merupakan alasan yang mendorong timbulnya ketergantungan akan pemenuhan kebutuhan dari berbagai produk siap pakai yang ada di pasaran. Hal tersebut mendorong berdirinya berbagai perusahaan dengan berbagai inovasi produknya. Mengingat banyaknya pihak yang terlibat dalam segala kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan maka dibutuhkan suatu standar yang menjadi acuan bagi perusahaan dalam menjalankan berbagai kegiatan, termasuk dari awal pendirian perusahaan. Standar tersebut bertujuan untuk menjamin keamanan dan keselamatan konsumen, pekerja perusahaan, dan lingkungan sekitar. Dalam hal ini, tentu membutuhkan keterlibatan pemerintah sebagai perumus, penetap, dan pengawas jalannya kebijakan tersebut.

description

ini tentang makalah standarisasidipergunakan dengan baik yaaa makalahnyajangan sembarangan makenya :)

Transcript of Makalah Standardisasi

Page 1: Makalah Standardisasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada bertambahnya kebutuhan

manusia yang semakin beragam. Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan konsumen serta mengambil keuntungan financial dari hasil penjualan atas produk

yang dihasilkan, baik berupa barang ataupun jasa. Seiring dengan perkembangan zaman,

kebutuhan manusia akan kepraktisan merupakan alasan yang mendorong timbulnya

ketergantungan akan pemenuhan kebutuhan dari berbagai produk siap pakai yang ada di

pasaran. Hal tersebut mendorong berdirinya berbagai perusahaan dengan berbagai inovasi

produknya.

Mengingat banyaknya pihak yang terlibat dalam segala kegiatan yang dilakukan oleh

perusahaan maka dibutuhkan suatu standar yang menjadi acuan bagi perusahaan dalam

menjalankan berbagai kegiatan, termasuk dari awal pendirian perusahaan. Standar tersebut

bertujuan untuk menjamin keamanan dan keselamatan konsumen, pekerja perusahaan, dan

lingkungan sekitar. Dalam hal ini, tentu membutuhkan keterlibatan pemerintah sebagai

perumus, penetap, dan pengawas jalannya kebijakan tersebut.

Untuk mengetahui bagaimana standar yang harus dipenuhi oleh perusahaan dalam

menjalankan segala kegiatannya, maka penulis mengangkat judul “ Standardisasi Pendirian

Perusahaan ” dalam penulisan makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan pada makalah ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana standardisasi sarana dan prasarana dalam pendirian perusahaan?

2. Bagaimana standardisasi keorganisasian dalam pendirian perusahaan?

3. Bagaimana standardisasi keselamatan karyawan dalam pendirian perusahaan?

4. Bagaimana standardisasi pengelolaan lingkungan sekitar oleh perusahaan?

Page 2: Makalah Standardisasi

1.3 Pembatasan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dibatasi hanya mengenai standardisasi

pendirian perusahaan.

1.4 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Memenuhi tugas mata kuliah standardisasi semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014.

2. Memberikan sumbangan pengetahuan mengenai standardisasi pendirian perusahaan.

3. Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya standardisasi dalam hal pendirian perusahaan

pada masyarakat luas.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Prosedur Pendiriaan Perusahaan

Berikut ini akan dipaparkan terkait prosedur yang berlaku saat akan mendirikan

sebuah perusahaan.

1. Membuat Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Gangguan (HO)

Surat Izin Tempat Usaha (SITU) merupakan pemberian izin tempat usaha yang

kepada seseorang atau badan usaha yang tidak menimbulkan gangguan atau

kerusakan lingkungan di lokasi tertentu. Sedangkan Surat Izin Gangguan (HO)

adalah pemberian izin tempat usaha kepada perusahaan atau badan di likasi

tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, gangguan, atau kerusakan lingkunagan.

Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Gangguan (HO/Hinder

Ordonantie) harus diperpanjang atau dadaftar setiap lima tahun sekali.

Langkah-langkah buntuk mendapatkan Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat

Izin Gangguan (HO), yaitu sebagai berikut.

1. Membuat surat izin tetangga

2. Membuat surat keterangan domisili perusahaan

Dokumen yang diperlukan untuk membuat Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan

Surat Izin Gangguan (HO), antara lain :

Page 3: Makalah Standardisasi

1. Fotocopy KTP permohonan

2. Foto permohonan ukuran 3 x 4 cm sebanyak 2 buah

3. Formulir isian lengkap dan sudah ditandatangani

4. Fotocopy pelunasan PBB tahun berjalan

5. Fotocopy IMB (Izin Mendirikan Bangunan)

6. Fotocopy sertifikat tanah atau akta tanah

7. Denah lokasi tempat usaha

8. Surat pernyataan tidak keberatan dari tetangga (Izin Tetangga)

9. Izin sewa atau kontrak

10. Surat keterangan domisili perusahaan

11. Fotocopy akta pendirian perusahaan dari notaris

12. Berita acara pemeriksaan lapangan

2. Membuat Nomor Rekening Perusahaan

Sebelum membuat akta pendirian perusahaan, notaris akan menanyakan berapa

presentase saham masing-masing pemilik. Oleh sebab itu harus melakukan hal berikut

ini:

1. Membuat nomor rekening atas nama perusahaan

2. Melakukan setoran modal

3. Menyerahkan bukti setoran

3. Membuat Nama Logo dan Merek Perusahaan

Anda harus merancang dan mendesign identitas dari usaha terlebih dahulu, yang

meliputi:

1. Nama perusahaan

2. Logo perusahaan

3. Alamat perusahaan

4. Kartu nama dan tag line (slogan)

5. Kop surat dan dokumen-dokumen lainnya

6. Stempel perusahaan

Page 4: Makalah Standardisasi

7. Maksud dan tujuan usaha

8. Jumlah usaha

9. Susunan direksi dan komisaris (khusus untuk PT)

Gambar 1.1 SISMINBAKUM, untuk mendaftarkan nama perusahaan

4. Membuat Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Sudah menjadi ketetapan pemerintah bahwa setiap wajib pajak baik individu maupun pemilik

perusahaan harus mempunyai Nomor Induk Wajib Pajak (NPWP). Apabila omset penjualan

mulai berkembang dan terus meningkat dalam jumlah tertentu diwajibkan mendaftarkan

perusahaan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan akan diberikan Nomor Pengukuhan

Pengusaha Kena Pajak (NPPKP). Wajib pajak yang tidak mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan

Pajak akan dikenakan sanksi pidana sesuai pasal 39 Undang-Undang No. 16 Tahun 2000 tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata

Cara Perpajaknnya.

Page 5: Makalah Standardisasi

Gambar 1.2 Contoh kartu NPWP

5. Membuat Akta Pendirian Perusahaan

Kesepakatan tersebut dituangkan dalam akta pendirian perusahaan yang dibuat

dihadapan notaries. Hal ini bertujuan untuk :

1. Menghindari terjadinya perselisihan

2. Memberikan penjelasan status kepemilikan perusahaan

3. Mencantumkan nilai saham (Presentase kepemilikan)

4. Mengetahui besarnya modal

Surat perizinan yang hanya ditandatangani diatas materai oleh RT/RW dianggap

kuarang sah dihadapan hukum. Untuk membuat akta pendirian perusahaan diperlukan

dokumen-dokumen berikut :

1. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) para pendiri

2. Fotocopy Kartu Keluaraga (KK)

3. Fotocopy NPWP penanggung jawab

4. Foto penenggumng jawab pwerusahaan ukuran 3 x 4

5. Fotocopy lunas PBB tahun terakhir

6. Fotocopy surat kontrakan/ sewa kantor

7. Surat ketarangan domisili dari pengelola gadung

8. Surat keterangan domisili dari RT/RW

Page 6: Makalah Standardisasi

9. Foto kantor tampak depan, tampak dalam (ruangan berisi meja, kursi, dan komputer)

Gambar 1.3 Contoh Akta Pendirian Perusahaan (dalam hal ini PT)

Setelah mendapatkan akta pendirian perusahaan, harus mendaftarkan dan mengesahkan

perusahaan ke kementrian terkait, yaitu :

1. Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

2. Kementrian tenaga Kerja

3. Kementrian Perindustrian dan Kementrian Perdagangan

4. Kementrian Pekerjaan Umum

6. Membuat Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

Berdasarkan peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor

36/M-DAG/PER/9/2007 tantang penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan, Surat Izin

Usaha Perdagangan (SIUP) adalah surat izin untuk dapat melakukan kegiatan usaha

perdagangan yang dikeluarakan instansi Pemerintah melalui Dinas Perindustrian dan

Page 7: Makalah Standardisasi

Perdagangan sesuai dengan tempat/domisili perusahaan. SIUP dapat di berikan kepada

para wirausaha baik perseorangan, CV, PT, BUMN, Firma, ataupun koperasi.

1. Pengklasifikasian SIUP

SIUP dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. SIUP Kecil

2. SIUP Menengah

3. SIUP Besar

2. Prosedur permohonan SIUP

1) Permohonan SIUP menengah dan SIUP kecil

2) Permohonan SIUP besar

3. Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengurusan Surat Izin Usaha Perdagangan

(SIUP)

Perusahaan baik PT, CV, Koperasi maupun Perseorangan harus membawa

dokumen yang lengkap beserta copynya untuk pengurusan SIUP ke Dinas

Perindustriandan Perdagangan kota/ kabupaten. Dokumen yang diperlukan antara

lain:

1. Fotocopy akta notaris pendirian perusahaan

2. Fotocopy SK Pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

3. Fotocopy NPWP

4. Fotocopy KTP pemilik

5. Fotocopy Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

6. Fotocopy KK

7. Fotocopy surat keterangan domisili perusahaan

8. Fotocopy surat kontrak/ sewa

9. Foto direktur utama/ pimpinan perusahaan ukuran 3 x 4

10. Neraca perusahaan

Page 8: Makalah Standardisasi

Gambar 1.4 Contoh SIUP

7. Membuat Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Tanda Daftar Perusahaan (TDP) adalah daftar catatatan resmi sebagai bukti bahwa

perusahaan/ badan usaha talah melakukan wajib daftar perusahaan sesuai dengan ketentuan

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tantang wajib daftar. Berdasarkan pasal 38 KUHD

(Kitab Undang-Undang Hukum Dagang), akta pendirian perusahaan yang memuat

anggaran dasar yang sudah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi

Munusia Republik Indonesia, harus didaftarkan di Panitera Pengadilan Negara sesuai

domisili perusahaan, kemudian diumumkan melalui Berita Negara.

1.      Hal-hal yang perlu di daftarkan

1) Akta pendirian perusahaan

2) Akta perubahan anggaran dasar dan laporan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia

3) Akta perubahan anggaran dasar dan surat persetujuan Mentri Hukum dan hak Asasi

Manusia Republik Indinesia.

2. Prosedur permohonan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Page 9: Makalah Standardisasi

1) Permohonan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang berupa PT dan yayasan harus

mendapatkn pengesahaan dan persetujuan akta pendirian perusahaan dari Menteri

Hukum dan hak Asai Manusia terlebih dahulu.

2) Perusahaan mengambil formulir permihonan permohonan TDP

3) Perusahaan membayar biaya administrasi pendaftaran TDP sesuai dangan Surat

Keputusan Menteri Perdagangan No.286/Kep/II/85.

4) Petugas kantor pendaftaran perusahaan

3. Dokumen-dokmen yang diperlukan untuk pengurusan Tanda Daftar Perusahaan

(TDP).

Dokumen yang diperlukan untuk pengurusan Tanda Daftar Perusahaan (TDP), antara

lain:

1) Untuk Perseroan Terbatas (PT), Persekutuan Komanditer (CV)/ Firma (Fa) dan

Koperasi adalah sebagai berikut :

1. Formulir Isian

2. Fotocopy Akta Pendirian Perusahaan

3. Fotocopy Pengesahaan Akta

4. Asli dan Fotocopy Pengesahaan Akta Pendirian

5. Fotocopy Surat Keterangan Domisili Perusahaan

6. Fotocopy Surat Izin Tempat Usaha

7. Nomor Pokok Wajib Pajak

8. Fotocopy SIUP

9. Fotocopy KTP

10. Fotocopy akta Pendirian dan Pengesahan

11. Fotocopy KTP penanggung jawab koperasi

12. Bukti setor biaya administrasi

13. Fotocopy paspor jika pemilik WNA

2) Perusahaan Perorangan (PO)

1. Formulr Isian

Page 10: Makalah Standardisasi

2. Fotocopy Surat Keterangan Domisili Perusahaan

3. Fotocopy SIUP

4. Fotocopy KTP penanggung jawab

5. Fotocopy NPWPFotocopy Surat Izin Tempat Usaha (SIUP)

Gambar 1.5 contoh TDP

2.2 Sarana dan Prasarana

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sarana adalah segala sesuatu yang

dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana

adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses.

Mengacu pada salah satu dimensi kualitas pelayanan yaitu Tangibles, atau bukti fisik

yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak

eksternal. Berupa penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan

keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh

pemberi jasa. Sarana-prasarana ini meliputi :

1. fasilitas fisik (gedung, dan lain sebagainya),

2. perlengkapan dan peralatan yang digunakan (teknologi), serta

3. penampilan pegawainya

Setelah meninjau beberapa referensi, tidak ada satu pun referensi yang membahas

secara terperinci spesifikasi tentang standar sarana dan prasarana yang harus dimiliki oleh

Page 11: Makalah Standardisasi

sebuah perusahaan, secara umum untuk sarana dan prasarana harus memadai, kemudian

harus dilakukan perbaikan terus-menerus yaitu dengan sistem pengelolaan yang baik.

Berbagai kegiatan dalam pengelolaan sarana dan prasarana perusahaan:

1. Pengadaan

Pengadaan adalah semua kegiatan menyediakan sarana dan prasarana untuk

menunjang pelaksanaan tugas.

2. Penyimpanan

Penyimpanan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menampung barang yang

bertujuan untuk menjaga agar barang tidak cepat rusak, tidak terjadi kehilangan

barang, agar mudah dalam pencarian, memudahkan dalam pengawasan dan

memudahkan dalam analisis barang.

3. Pemeliharaan

Pemeliharaan adalah kegiatan terus-menerus untuk mengusahakan agar barang

tetap dalam keadaan baik dan siap untuk dipakai.

4. Inventarisasi

Inventarisasi adalah semua kegiatan dan usaha untuk memperoleh data yang

diperlukan mengenai sarana dan prasarana yang dimiliki.

(Mulyani, Sri dkk. 2008: Hal 58-59)

Fungsi Sarana dan Prasarana

1) Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat menghemat waktu.

2) Meningkatkan produktivitas, baik barang dan jasa.

3) Hasil kerja lebih berkualitas dan terjamin.

4) Lebih memudahkan/sederhana dalam gerak para pengguna/pelaku.

5) Ketepatan susunan stabilitas pekerja lebih terjamin.

6) Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yang berkepentingan.

7) Menimbulkan rasa puas pada orang-orang yang berkepentingan yang

mempergunakannya.

Page 12: Makalah Standardisasi

Sarana kerja/fasilitas kerja yang ditinjau dari segi kegunaan menurut

Moenir ( 2000 : 120) membagi sarana dan prasarana sebagai berikut :

1. Peralatan kerja, yaitu semua jenis benda yang berfungsi langsung

sebagai alat produksi untuk menghasilkan barang atau berfungsi

memproses suatu barang yang berlainan fungsi dan gunanya.

2. Perlengkapan kerja, yaitu semua jenis benda yang berfungsi

sebagai alat pembantu tidak langsung dalam produksi,

mempercepat proses, membangkit dan menambah kenyamanan

dalam pekerjaan.

3. Perlengkapan bantu atau fasilitas, yaitu semua jenis benda yang

berfungsi membantu kelancaran gerak dalam pekerjaan, misalnya

mesin ketik, mesin pendingin ruangan, mesin absensi, dan mesin

pembangkit tenaga.

2.3.1 Karyawan

A. Pengertian

Setiap orang membutuhkan pekerjaan. Pekerjaan tidak hanya untuk memperoleh

penghasilan bagi seseorang guna memenuhi kebutuhan hidup bagi diri dan

keluarganya, akan tetapi juga dapat dimaknai sebagai sarana untuk

mengaktualisasikan diri sehingga seseorang merasa hidupnya menjadi lebih bermakna

bagi diri sendiri, keluarga dan sekitarnya.

Di dalam UUD 45 secara normatif dijamin hak setiap warga negara untuk

memperoleh pekerjaan (Pasal 27 ayat (2)). Hal ini dipertegas kembali dalam UUD

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil amandemen kedua) Bab XA tentang

Hak Asasi Manusia (Pasal 28A-28J). Pasal 28 D mengamanatkan bahwa “setiap

orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan

layak dalam hubungan kerja”. Selanjutnya dalam Pasal 28 I ayat (4) menegaskan

bahwa perlindungan (protection), pemajuan (furtherance), penegakan (enforcement)

dan pemenuhan (fulfilment) hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara

terutama pemerintah.

Page 13: Makalah Standardisasi

Setiap perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan jasa dan/atau barang baik

nasional maupun multinasional dalam menjalankan manajemen dan operasionalnya

sehari-hari yang berkaitan dengan ketenagakerjaan pastinya membutuhkan suatu

peraturan kepegawaian yang berlaku dan dipatuhi oleh seluruh karyawan dan

pengusaha itu sendiri agar dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Terlebih dalam suatu lembaga atau perusahaan atau yang lebih

umum disebut dunia kepegawaian tidak semua pekerja atau pegawai mempunyai

status kepegawaian yang sama, sehingga muncul hak maupun kewajiban yang

berbeda-beda pula.

Kehadiran Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UUK)

atau sering disebut dengan UU Naker menjawab akan kebutuhan tersebut. UUK

merupakan pokok dasar hukum dalam pembuatan peraturan-peraturan kepegawaian

dalam suatu perusahaan. UUK ini bisa dikatakan sebagai kompilasi dari ketentuan

Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, sehingga memudahkan para pihak yang

berkepentingan (steakholders) untuk mempelajarinya

Menurut Drs. F.X. Soedjadi, M.PA. manajemen/administrasi kepegawaian ialah

proses kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap pemimpin agar tercapainya tujuan

organisasi seimbang dengan sifat, hakikat dan fungsi organisasi serta sifat dan hakikat

para karyawan/anggotanya.

Society for Personal Administration di Amerika Serikat memberikan pengertian

personal manajemen sebagaimana dikutip oleh Paul Pigors dan Charles A. Myerse

dalam hubungan personal administrasion sebagai berikut: manajemen kepegawaian

adalah seni mencari, mengembangkan, dan mempertahankan tenaga kerja yang cakap

dengan cara sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi dan efisiensi kerja dapat

tercapai semaksimum mungkin.

Menurut Drs. M. Manullang pengertian manajemen kepegawaian adalah seni atau

ilmu perencanaan, pelaksanaan, dan pengontrolan tenaga kerja untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan meninggalkan keputusan hati pada diri

pekerja. Atau dengan kata lain manajemen kepegawaian adalah suatu ilmu yang

mempelajari bagaimana memberikan fasilitas untuk mengembangkan kemampuan

dan rasa partisipasi pekerja dalam suatu kesatuan aktifitas demi tercapainya tujuan.

Page 14: Makalah Standardisasi

B. Sistem Kepegawaian

Pegawai merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan baik

perusahaan negara maupun perusahaan swasta. Walaupun sedimikian canggaihnya

tehnologi saat ini, tanpa kehadiran pegawai semua itu belum mempunyai arti apa-apa.

Karena sangat pentingnya pegawai dalam suatu perusahaan, maka untuk ini dapat

digunakan berbagai sistem kepegawaian, antara lain sistem kawan, sistem kecakapan,

dan sistem karier.

1. Sistem Kawan (Patronage System)

Sistem kawan merupakan suatu sistam kepegawaian yang bersifat subyektif,

artinya pengangkatan seorang pegawai berdasarkan atas hubungan pribadi antara

pihak yang mengangkat dengan yang diangkat.

2. Sistem Kecakapan (Merit System)

Berbeda dengan sistem kawan, sistem kecakapan bersifat obyektif.

Pengangkatan seorang pegawai didasarkan pada kecakapan yang dimiliki.

Ukuran awal untuk mengetahui kecakapan seorang calon pegawai antara lain

adalah ijazah yang dimiliki atau hasil tes yang dicapainya.

Dalam praktek kepegawaian, sistem ini bukan saja dipergunakan pada

pengangkatan pertama seorang pegawai, tetapi juda pada proses kepegawaian

berikutnya, antara lain untuk menentukan kenaikan gaji, kenaikan tingkat, dan

sebagainya.

3. Sistem Karier (Career System)

Menurut sistem karier ini seseorang diterima menjadi pegawai karena

pertimbangan kecakapan. Kesempatan untuk mengembangkan bakat serta

kecakapan terbuka selama pegawai mampu bekerja. Pangkatnyapun dapat

dinaikkan setinggi mungkin. Sistem ini merupakan konsekuensi logis dari sistem

kepegawaian yang berdasarkan kecakapan.

C. Sistem Penggajian

Penggajian merupakan suatu hal yang wajib diberikan kepada pekerja baik

sebelum maupun setelah pekerjaan diselesaikan. Tanpa adanya gaji atau upah

manusia tidak akan mau disuruh untuk bekerja. Karena, pada hakikatnya manusia

Page 15: Makalah Standardisasi

hidup di dunia ini adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu salah satunya

dengan bekerja yang pada akhirnya mendapatkan gaji untuk melangsungkan

kehidupannya. Adapun dasar-dasar dalam penentuan gaji ialah:

1. Gaji yang sama harus diberikan untuk pekerjaan yang sama pula (equel

pay for equel work).

2. Gaji atau upah minimum harus mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari

pekerja atau pegawai beserta keluarganya.

3. Perbedaan yang mencolok antara gaji dikantor-kantor pemerintah dan gaji

di perusahaan-perusahaan swasta atau perusahaan negara harus

dihindarkan sebab perbedaan yang mencolok itu akan menimbulkan

kegoncangan-kegoncangan dan tendensi larinya pegawai ketempat-tempet

yang memberi gaji lebih tinggi.

Bentuk dan Komposisi Upah atau Gaji

Upah atau gaji yang dijumpai dalam sistem pengupahan di berbagai perusahaan

adalah:

1. Dalam bentuk uang

Upah atau gaji dalam bentuk uang selain mempunyai kelebihan juga

mempunyai kekurangan. Kelebihan dari uang ialah mudah ditukar-tukar dengan

materi lain dan mudah dibawa kemana-mana. Sedangkan kekurangannya tampak

pada saat terjadinya inflasi, yaitu nilai real dari upah itu merosot.

2. Dalam bentuk barang

Upah dalam bentuk barang biasanya banyak dijumpai di daerah pedesaan.

Biasanya upah ini berbentuk barang kebutuhan pokok atau kebutuhan sehari-hari.

Biasanya dalam bentuk makanan.

3. Dalam bentuk uang dan barang

Pengupahn dalam bentuk ini biasanya dilakukan diperusahan-perusahaan

perkebunan. Hal ini di maknudkanuntuk membantu para pekerja dalam

memperoleh barang-barang perkebunan terdsebut, karena barang-barang itu tidak

dapat di beli di daerah perkebunan.

4. Dalam bentuk kesempatan untuk menikmati suatu faktor produksi

Page 16: Makalah Standardisasi

Upah ini biasanya dijumpai di daerah-daerah pedesaan. Biasanya pamong desa

mendapat upah seperti ini, yaitu berupa tanah garapan. Tetap, sesuai dengan

perkembangan sistem pemerintahan dan demi pembangunan nasional dewasa ini

berangsur-angsur ditiadakan.

D. Proses Penerimaan Tenaga Kerja

1. Penarikan Tenaga Kerja

Apabila suatu perusahaan memerlukan tenaga kerja baru, maka akan

diusahakan untuk menarik atau mencari tenaga yang di hararapkan dapat

melaksanakan tugas dengan baik. Langkah ini sebenarnya merupakn langkah

kedua, sedangkan langkah pertama ialah menentukan keadaan dan sifat pekerjaan

yang lowong serta keadaan dan sifat atau kecakapan orang/tenaga kerja yang

diharapkan sanggup melakukan pekerjaan itu. Dengan demikian, dapat dikatakan

bahwa sesungguhnya pencarian atau penarikan tenaga kerja di lakukan setelah

diketahui kualifikasi yang harus dimiliki tenaga kerja yang akan dicari, antara lain

menyangkut pengetahuan, pengalaman, kepribadiannya dan sebagainya.

2. Sumber-sumber Tenaga Kerja

Setelah perusahaan mengetahui kualifikasi yang perlu dimiliki oleh seseorang

untuk memangku suatu jabatan, maka selanjutnya pihak perusahaan dalam hal ini

adalah manajer kepegawaian berusaha mendapatkan tenaga kerja atau calon

pegawai/pekerja yang dibutuhkan. Dalam hal ini pihak perusahaan dapat memilih

tenaga kerja dari dua macam sunber, yaitu dari dalam dan dari luar perusahaan

tersebut. Sumber tenaga dari dalam yaitu berasal dari pegawai perusahaan

tersebut.

Pada umumnya apabila dalam suatu perusahaan tersebut tidak ada pegawai

yang dirasa cocok dengan pekerjaan itu, baru kemudian pihak perusahaan

mengangkat atau mencari sumber dari luar, antar lain:

a. Teman-teman Pegawai Perusahaan

b. Badan-badan Penempatan Tenaga

c. Lembaga Pendidikan

Page 17: Makalah Standardisasi

3. Seleksi dan Orientesi

Setelah pihak memperoleh calon pekerja atau pegawai selanjutnya perusahaan

menyelanggarakan seleksi yang kemudian diteruskan dengan orientasi. Seleksi ini

dimaksudkan untuk memilih bibit-bibit unggul. Tetapi pada umumnya seleksi

dilaksanakan apabila pendaftar lebih dari jumlah lowongan yang tersidia dalam

perusahaan yang bersangkutan.

Selanjutnya, setelah pekerja baru yang telah lolos seleksi pada umunya harus

mengikuti orientasi. Orientasi ini bertujuan untuk menyesuaikan pekerja/pegawai

baru kepada lingkungan perusahaan yang bersangkutan. Sehingga diharapkan

pekerja/pegawai baru ini bisa bekerja dengan nyaman.

2.4 Keorganisasian

1. Perseroan Terbatas (PT)

Keorganisasian dalam perseroan terbatas (PT) terkait dengan pembagian

wewenang dalam perseroan. Karena perseroan merupakan organisasi bisnis berbadan

hukum, maka selain kekayaan perusahaan dan kekayaan pemilik modal terpisah, juga

ada pemisahan antara pemilik perusahaan dan pengelola perusahaan. Pengelolaan

perusahaan dapat diserahkan kepada tenaga-tenaga ahli dalam bidangnya.

Modal dasar perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham. Modal dasar

perseroan paling sedikit Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Pemegang saham

mempunyai tanggung jawab yang terbatas pada jumlah nominal dari saham yang

dimilikinya.Pemegang saham perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas

perikatan yang dibuat atas nama perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian

perseroan melebihi saham yang dimiliki. Saham merupakan sertifikat atau surat

berharga yang menunjukkan tanda bukti bahwa seseorang pernah menyetorkan modal

ke dalam sebuah perseroan dan menjadi pemilik perseroan tersebut. PT Tbk merupakan

perseroan terbatas yang melakukan penawaran saham terbuka secara umum untuk pihak

lain.

Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat

dalam bahasa Indonesia. Akta pendirian memuat anggaran dasar dan keterangan lain

berkaitan dengan pendirian perseroan. Perubahan anggaran dasar ditetapakan oleh Rapat

Page 18: Makalah Standardisasi

Umum Pemegang Saham (RUPS) dan harus mendapat persetujuan Menteri.Anggaran

dasar memuat sekurang-kurangnya:

a. nama dan tempat kedudukan perseroan;

b. maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan;

c. jangka waktu berdirinya perseroan;

d. besarnya jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor;

e. jumlah saham, klasifikasi saham apabila ada berikut jumlah saham untuk tiap

klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap saham, dan nilai nominal setiap

saham;

f. nama jabatan dan jumlah anggota Direksi dan Dewan Komisaris;

g. penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan RUPS;

h. tata cara pengangkatan, penggantian, pemberhentian anggota direksi dan dewan

komisaris;

i. tata cara penggunaan laba dan pembagian dividen.

Akan tetapi, anggaran dasar tidak boleh memuat ketentuan tentang penerimaan bunga

tetap atas saham dan ketentuan tentang pemberian manfaat pribadi kepada pendiri atau

pihak lain. Sedangkan keterangan lain memuat sekurang-kurangnya:

a. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan

kewarganegaraan pendiri perseorangan, atau nama, tempat kedudukan dan alamat

lengkap serta nomor dan tanggal keputusan menteri mengenai pengesahan badan

hukum dari pendiri Perseroan;

b. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal,

kewarganegaraan anggota direksi dan dewan komisaris yang pertama kali

diangkat;

c. nama pemegang saham yang telah mengambil bagian saham, rincian jumlah

saham, dan nilai nominal saham yang telah ditempatkan dan disetor.

Dalam pembuatan akta pendirian, pendiri dapat diwakili oleh orang lain berdasarkan

surat kuasa.

Perseroan tidak boleh memakai nama yang telah dipakai secara sah oleh

perseroan lain atau sama pada pokoknya dengan nama perseroan lain; bertentangan

dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan; sama atau mirip dengan nama lembaga

Page 19: Makalah Standardisasi

negara, lembaga pemerintah, atau lembaga internasional, kecuali mendapat izin dari

yang bersangkutan; tidak sesuai dengan maksud dan tujuan, serta kegiatan usaha, atau

menunjukkan maksud dan tujuan Perseroan saja tanpa nama diri; terdiri atas angka atau

rangkaian angka, huruf atau rangkaian huruf yang tidak membentuk kata; atau

mempunyai arti sebagai perseroan, badan hukum, atau persekutuan perdata. Nama

perseroan juga harus didahului dengan frase “Persekutuan Terbatas” atau disingkat PT.

Untuk memperoleh keputusan menteri mengenai pengesahan badan hukum

perseroan, pendiri bersama-sama mengajukan permohonan melalui jasa teknologi

informasi sistem administrasi badan hukum secara elektronik kepada Menteri. Menteri

adalah menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang hukum dan hak asasi

manusia. Permohonan tersebut harus diajukan paling lambat 60 (enam puluh) hari

terhitung sejak tanggal akta pendirian ditandatangani, dilengkapi keterangan mengenai

dokumen pendukung.

Setiap pendiri perseroan wajib mengambil bagian saham pada saat perseroan

didirikan. Perseroan memperoleh status badan hukum pada tanggal diterbitkannya

keputusan menteri mengenai pengesahan badan hukum perseroan. Setelah perseroan

memperoleh status badan hukum dan pemegang saham menjadi kurang dari 2 (dua)

orang, dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak keadaan tersebut

pemegang saham yang bersangkutan wajib mengalihkan sebagian sahamnya kepada

orang lain atau perseroan mengeluarkan saham baru kepada orang lain. Apabila setelah

6 bulan pemegang saham tetap kurang dari 2 (dua) orang, pemegang saham

bertanggung jawab secara pribadi atas segala perikatan dan kerugian perseroan, dan atas

permohonan pihak yang berkepentingan, pengadilan negeri dapat membubarkan

perseroan tersebut. Ketentuan yang mewajibkan perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang

atau lebih tidak berlaku bagi persero yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara atau

perseroan yang mengelola bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga

penyimpanan dan penyelesaian, dan lembaga lain sebagaimana diatur dalam undang

undang tentang pasar modal.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseoan Terbatas,

struktur organisasi perseroan terbatas terdiri dari :

1) Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Page 20: Makalah Standardisasi

Dalam forum RUPS, pemegang saham berhak memperoleh keterangan yang

berkaitan dengan Perseroan dari Direksi dan/atau Dewan Komisaris, sepanjang

berhubungan denganmata acara rapat dan tidak bertentangan dengan kepentingan

Perseroan. Semua pemegang saham, direksi, komisaris, serta pihak-pihak lain

yang berkompeten dalam menjalankan perusahaan wajib menghadiri RUPS.RUPS

pertama harus diselenggarakan dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam

puluh) hari setelah perseroanmemperoleh status badan hukum.

RUPS terdiri atas RUPS tahunan dan RUPS lainnya. RUPS tahunan wajib

diadakan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku

berakhir.RUPS lainnya dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk

kepentingan perseroan.

Dalam RUPS, semua pemegang saham sebesar atau sekecil apapun

sahamnya memiliki hak untuk mengeluarkan suaranya. RUPS membahas

masalah-masalah yang berkaitan dengan evaluasi kinerja dan kebijakan

perusahaan yang harus dilaksanakan segera. Bila pemegang saham berhalangan,

dia bisa melempar suara miliknya ke pemegang lain yang disebut proxy. Hasil

RUPS biasanya dilimpahkan ke komisaris untuk diteruskan ke direksi untuk

dijalankan.Isi dari RUPS adalah sebagai berikut :

a) Menentukan direksi dan pengangkatan dewan komisaris

b) Memberhentikan direksi atau dewan komisaris

c) Menetapkan besar gaji direksi dan dewan komisaris

d) Mengevaluasi kinerja perusahaan

e) Memutuskan rencana penambahan atau pengurangan saham perusahaan

f) Menentukan kebijakanperusahaan

g) Mengumumkan pembagian laba (dividen)

2) Direksi

Direksi merupakan badan pengurus tertinggi, berhak dan berwenang untuk

menjalankan perusahaan.Dalam perseroan, para pemegang saham melimpahkan

wewenangnya kepada direksi untuk menjalankan dan mengembangkan

perusahaan sesuai dengan tujuan dan bidang usaha perusahaan. Dalam kaitan

dengan tugas tersebut, direksi berwenang untuk mewakili perusahaan,

Page 21: Makalah Standardisasi

mengadakan perjanjian dan kontrak, dan sebagainya. Apabila terjadi kerugian

yang amat besar (diatas 50 %), maka direksi harus melaporkannya

kepemegang saham untuk kemudian dirapatkan. Direksi mewakili perseroan di

dalam maupun di luar perusahaan dengan kewenangan tidak terbatas dan tidak

bersyarat, kecuali ditentukan di anggaran dasar atau berdasarkan keputusan

RUPS. Direksi dapat memberi kuasa tertulis kepada 1 (satu) orang karyawan

Perseroan atau lebih atau kepada orang lain untuk dan atas nama Perseroan

melakukan perbuatan hukum tertentu sebagaimana yang diuraikan dalam surat

kuasa.

Berdasarkan Pasal 100, direksi wajib membuat daftar pemegang saham,

daftar khusus, risalah RUPS; risalah rapat Direksi; membuat laporan tahunan dan

dokumen keuangan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang tentang

Dokumen Perusahaan; dan memelihara seluruh daftar, risalah, dan dokumen

keuangan.

Direksi terdiri atas satu orang anggota atau lebih, namun untuk perseroan

yang kegiatan usahanya berkaitan dengan menghimpun dan/atau mengelola dana

masyarakat, perseroanyang menerbitkan surat pengakuan utang kepada

masyarakat, atau perseroanTerbuka wajib mempunyai paling sedikit 2 (dua) orang

anggota Direksi. Berdasarkan UU Nomor 40 tentang Perseroan Terbatas, yang

dapat diangkat menjadi anggota Direksi adalah orang perseorangan yang cakap

melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum

pengangkatannya pernah dinyatakan pailit, menjadi anggota direksi atau anggota

dewan komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan

dinyatakan pailit, atau dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan

keuangan negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan. Anggota

direksi tersebut diangkat oleh RUPS dan dapat diberhentikan sewaktu-waktu

berdasarkan keputusan RUPS dengan menyebutkan alasannya.

3) Dewan Komisaris

Dewan Komisaris melakukan tugas mengawasi kebijakan direksi dalam

menjalankan tugas dan keberlangsungan perusahaan, serta memberikan nasihat

kepada direksi. Pengawasan dan pemberian nasihat tersebut ditujukan untuk

Page 22: Makalah Standardisasi

kepentingan perusahaan. Setiap anggota dewan komisaris ikut bertanggung jawab

secara pribadi atas kerugian perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau

lalai menjalankan tugasnya. Atas nama perseroan, pemegang saham yang

mewakili paling sedikit 1/10 (satu persepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham

dengan hak suara dapat menggugat anggota dewan komisaris yang karena

kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pada Perseroan ke pengadilan

negeri.

Dewan komisaris terdiri atas 1 (satu) orang anggota atau lebih. Perseroan

yang kegiatan usahanya berkaitan dengan menghimpun dan/atau mengelola dana

masyarakat, menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat atau

Perseroan Terbuka wajib mempunyai paling sedikit 2 (dua) orang anggota dewan

komisaris.

Berdasarkan pasal 120, anggaran dasar perseroan dapat mengatur adanya 1

(satu) orang atau lebih Komisaris Independen dan 1 (satu) orang Komisaris

Utusan. Komisaris independen diangkat berdasarkan keputusan RUPS dari pihak

yang tidak terafiliasi dengan pemegang saham utama, anggota direksi dan/atau

anggota dewan komisaris lainnya, sedangkan komisaris utusan merupakan

anggota dewan komisaris yang ditunjuk berdasarkan keputusan rapat dewan

komisaris. Tugas dan wewenang komisaris utusan ditetapkan dalam anggaran

dasar perseroan dengan ketentuan tidak bertentangan dengan tugas dan wewenang

dewan komisaris dan tidak mengurangi tugas pengurusan yang dilakukan direksi.

Yang dapat diangkat menjadi anggota dewan komisaris adalah orang

perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5

(lima) tahun sebelum pengangkatannya pernah:

1) dinyatakan pailit;

2) menjadi anggota direksi atau anggota dewan komisaris yang dinyatakan

bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit; atau

3) dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara

dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan.

Anggota dewan komisaris diangkat oleh RUPS. Untuk pertama kali

pengangkatan anggota dewan komisaris dilakukan oleh pendiri dalam akta

Page 23: Makalah Standardisasi

pendirian. Anggota dewan komisaris diangkat untuk jangka waktu tertentu dan

dapat diangkat kembali. Anggaran dasar mengatur tata cara pengangkatan,

penggantian, dan pemberhentian anggota dewan komisaris serta dapat juga

mengatur tentang pencalonan anggota dewan komisaris.Dalam hal terjadi

pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota dewan komisaris, direksi

wajib memberitahukan perubahan tersebut kepada Menteri untuk dicatat dalam

daftar Perseroan dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung

sejak tanggal keputusan RUPS tersebut.

Pembubaran perseroaan terbatas bisa berdasarkan keputusan RUPS; waktu

perijinan telah habis; penetapan oleh Pengadilan Negeri karena melanggar

kepentingan umum atau melanggar peraturan perundangan, adanya cacat hukum

dalam akta pendirian, dan permohonan pemegang saham, direksi atau dewan

komisaris karena alasan perseroan tidak mungkin untuk dilanjutkan; pencabutan

kepailitan berdasarkan putusan pengadilan niaga yang telah mempunyai kekuatan

hukum tetap, harta pailit Perseroan tidak cukup untuk membayar biaya kepailitan;

karena harta pailit Perseroan yang telah dinyatakan pailit berada dalam keadaan

insolvensi sebagaimana diatur dalam undang-undang tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang; dan karena dicabutnya izin usaha

Perseroan sehingga mewajibkan Perseroan melakukan likuidasi sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan. Direksi, dewan komisaris atau 1 (satu)

pemegang saham atau lebih yang mewakili paling sedikit 1/10 (satu persepuluh)

bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara, dapat mengajukan usul

pembubaran perseroan kepada RUPS.

2. Perusahaan Perorangan

Perusahaan perseorangan merupakan badan usaha yang kepemilikannya

perseorangan. Semua orang bebas membuat bisnis personal tanpa adanya batasan untuk

mendirikannya. Pada umumnya perusahaan perseorangan bermodal kecil, terbatasnya

jenis serta jumlah produksi, memiliki tenaga kerja yang sedikit dan penggunaan alat

produksi teknologi sederhana.

Page 24: Makalah Standardisasi

Pada perusahaan perorangan tidak terdapat pemisahan antara kekayaan pribadi

pemilik dengan kekayaan perusahaan sehingga utang perusahaan berarti pula utang

pemiliknya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh hartakekayaan pemilik

menjadi jaminan bagi semua utang perusahaannya.Oleh karena itu, pemilik perusahaan

perorangan memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas.

3. Firma

Firma merupakan sebuah bentuk persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua

orang atau lebih dengan memakai nama bersama. Pemilik firma terdiri dari beberapa

orang yang bersekutu dan masing-masing anggota persekutuan menyerahkan kekayan

pribadi sesuai yang tercantum dalam akta pendirian perusahaan. Anggota firma terdiri

dari anggota aktif saja, yaitu sekutu yang selalu menanam modal, juga melakukan

usaha.

Firma biasanya didirikan oleh beberapa anggota yang bertujuan untuk

memperluas usaha masing-masing atau untuk memperoleh tambahan laba. Para anggota

yang mendirikan firma dapat terdiri dari beberapa kemungkinan sebagai berikut:

a. Firma didirikan oleh para anggota yang semuanya belum memiliki usaha (semua

anggota baru)

b. Firma didirikan oleh anggota yang sudah memiliki usaha sebelumnya dan anggota

yang belum punya usaha

c. Firma didirikan oleh para anggota yang semuanya sudah memiliki usaha

sebelumnya

Karena adanya beberapa kemungkinan para anggota pendiri, ada 2 metode akuntansi

yang dapat digunakan untuk mencatat pendirian firma, yaitu:

a. Pembukuan firma menggunakan buku baru

b. Pembukuan firma melanjutkan milik salah seorang anggota firma yang sudah

memiliki usaha

Setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin. Seorang anggota

tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin anggota yang lainnya.

Keanggotaan tersebut melekat dan berlaku seumur hidup. Seorang anggota

mempunyai hak untuk membubarkan firma. Pendirian firma tidak memerlukan akte

pendirian.

Page 25: Makalah Standardisasi

4. Perseroan Komanditer (CV)

CV adalah suatu bentuk badan usaha bisnis yang didirikan dan dimiliki oleh dua

orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama dengan tingkat keterlibatan yang

berbeda-beda di antara anggotanya. Satu pihak dalam CV mengelola usaha secara aktif

yang melibatkan harta pribadi dan pihak lainnya hanya menyertakan modal saja tanpa

harus melibatkan harta pribadi ketika krisis finansial. Yang aktif mengurus perusahaan

CV disebut sekutu aktif yang nantinya akan bergelar Direktur, dan yang hanya

menyetor modal disebut sekutu pasif. Tidak terdapat jumlah minimal modal untuk

membentuk CV.

2.5 Lingkungan

Letak perusahaan sering pula disebut tempat kediaman perusahaan,yaitu tempat

dimana perusahaan melakukan kegiatannya sehari-hari. Sedangkan istilah tempat

kedudukan perusahaan dapat diartikan sebagai tempat kantor pusat perusahaan. Memilih

lokasi bisnis yang tepat dan strategis untuk kegiatan usaha adalah sangat menentukan

keberhasilan dan kegagalan bisnis untuk masa depan. Sehingga pemilihan lokasi usaha

adalah faktor yang paling penting.

Disini ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan letak

perusahaan.

1. Dekat dengan bahan baku

2. Dekat dengan pasar

3. Dekat dengan pemasok tenaga kerja

4. Dekat dengan penyedia sumber tenaga/energy

5. Iklim

6. Ongkos transport

7. Dekat dengan konsumen

8. Kemudahan pengangkutan fasilitas dan transportasi.

9. Sikap masyarakat sekitar serta sesuai dengan Peraturan Pemerintah.

Selain memilih lokasi yang tepat dan strategis, juga harus diperhatikan Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). AMDAL merupakan salah satu syarat utama

Page 26: Makalah Standardisasi

dalam pendirian suatu usaha atau perusahaan, karena berkaitan dengan lingkungan sekitar

tempat usaha berdiri. Tujuan AMDAL adalah mewujudkan pembangunan yang

berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara

bijaksana.

1) Ketentuan Umum.

Yang mendasari perlunya AMDAL dalam mendirikan usaha adalah :

a) UU No 4 Th 1982 tentang ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup.

b) UU No 5 Th 1990 tentang konservasi SDA hayati dan ekosistemnya.

c) UU No 24 Th 1992 tentang penataan ruang.

d) Peraturan pemerintah No 20 Th 1990 tentang pengendalian pencemaran air.

e) Peraturan Pemerintah No 51 Th 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan.

f) Surat Menteri Negara Lingkungan Hidup No B. 2335/MNLH/12/93, No B.

2347/MENLH/12/93 tentang konsep criteria kegiatan wajib AMDAL.

2) Tujuan diberlakukan AMDAL :

a.Memberikan masukan erhadp penyusunan rencana pengelolaan dan

pemantauan lingkungan hidup.

b. Memberikan informasi kepada masyarakat

c.Bahan informasi bagi perencanaan pembangunan wilayah.

d. Membantu proses pengambilan kerutusan

e.Memberikan masukan terhadap penyusunandesain

3) Bidang usaha yang wajib memiliki AMDAL :

a) Bidang Pertambangan dan Energi.

b) Bidang kesehatan

c) Bidang Pekerjaan Umum

Page 27: Makalah Standardisasi

d) Bidang Pertanian

e) Bidang Postel

f) Bidang Transmigrasi dan Pemukiman.

g) Bidang Perindustrian.

h) Bidang Perhubungan

i) Bidang Perdagangan

j) Bidang Pertahanan dan Keamanan

k) Bidang Pengembangan Tenaga Nuklir

l) Bidang Kehutanan

m) Bidang Pengendalian Bahan Berbahaya dan Beracun

n) Bidang Kegiatan Terpadu atau Multi Sektor.

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Dari penulisan makalah ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Prosedur pendirian perusahaan secara umum adalah Membuat Surat Izin

Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Gangguan (HO), Membuat

Nomor Rekening Perusahaan, Membuat Nomor Rekening Perusahaan,

Membuat Akta Pendirian Perusahaan, Membuat Surat Izin Usaha

Perdagangan (SIUP), Membuat Tanda Daftar Perusahaan (TDP).

2. Sarana dan prasarana yang harus dimiliki sebuah perusahaan adalah fasilitas

fisik (gedung, dan lain sebagainya), perlengkapan dan peralatan yang

digunakan (teknologi), serta penampilan pegawainya.

Page 28: Makalah Standardisasi

3. Sistem Pengelolaan Karyawan pada saat akan mendirikan perusahaan

meliputi tahapan Analisa kualifikasi jabatan yang dibutuhkan, Melakukan

rekrutmen, Melakukan seleksi dan orientasi.

4. Keorganisasian pada perusahaan secara umum berupa Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS), Direksi, Dewan Komisaris, Anggota Aktif dan

Anggoa pasif (pada CV dan Firma)

5. Poin terhadap kondisi Lingkungan yang harus diperhatikan oleh perusahaan

adalah Dekat dengan bahan baku, Dekat dengan pasar, Dekat dengan

pemasok tenaga kerja, Dekat dengan penyedia sumber tenaga/energy, Iklim,

Ongkos transport,Dekat dengan konsumen,Kemudahan pengangkutan

fasilitas dan transportasi,Sikap masyarakat sekitar serta sesuai dengan

Peraturan Pemerintah dan Analisis Dampak Lingkungan akibat kinerja

usaha Perushaan tersebut (jika dibutuhkan)

DAFTAR PUSTAKA

Mulyani,Sri,dkk.2008.Modul Memahami Prinsip Penyelenggaraan Administrasi

Perkantoran.Jakarta:Erlangga.

Handayani Rika. 2013.http://rikahandayani374.blogspot.com/2013/01/prosedur-

mendirikan-perusahaan.html. diunduh pada taggal 17 November 2013

____________. 2012.http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/06/prosedur-dan-

persyaratan-pendirian-perusahaan-atau-perseroan-terbatas/. Dunduh pada tanggal 17

November 2013