Kebijakan Mutu Dan Standardisasi
description
Transcript of Kebijakan Mutu Dan Standardisasi
KEBIJAKAN MUTU DAN STANDARDISASI
DIREKTORAT MUTU DAN STANDARDISASIDIREKTORAT MUTU DAN STANDARDISASIDIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN
PEMASARAN HASIL PERTANIANPEMASARAN HASIL PERTANIANKEMENTERIAN PERTANIANKEMENTERIAN PERTANIAN
2
VISI KEMTAN:
-AGRO-INDUSTRI UNGGUL, BERBASIS LOKAL, BERKELANJUTAN
-KEMANDIRIAN PANGAN
-NILAI TAMBAH, DAYA SAING DAN EKSPOR
-PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI
VISI KEMTAN:
-AGRO-INDUSTRI UNGGUL, BERBASIS LOKAL, BERKELANJUTAN
-KEMANDIRIAN PANGAN
-NILAI TAMBAH, DAYA SAING DAN EKSPOR
-PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI
Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
Diversifikasi Pangan
Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri hilir, Pemasaran dan Ekspor Kesejahteraan Petani
Target Kementerian Pertanian:
1. Pencapaian Swasembada dan swasembada berkelajutan
2. Peningkatan Diversifikasi Pangan
3. Peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor
4. Peningkatan Kesejahteraan Petani
Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor Produk Pertanian dan Peningkatan Kesejahteraan Petani
Blue Print Peningkatan NTDSE
(Peningkatan Mutu )
Pengembangan/penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan pada produk hasil pertanian (komoditi strategis)
Renstra Ditjen PPHP
(Peningkatan Mutu)
Sosialisasi penerapan SNI
Penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan (komoditi strategis)
Pengembangan kelembagaan . pengawasan dan SDM pengawas mutu
Penguatan Kelembagaan petani/pemberdayaan petani melalui SL PPHP
SPS
TBT
Perjanjian Perjanjian WTOWTO yang mengatur masalah-masalah yang berkaitan yang mengatur masalah-masalah yang berkaitan dengan dengan standar standar dan dan perlindungan kesehatanperlindungan kesehatan dan dan keselamatan keselamatan masyarakatmasyarakat dan dan lingkungan hiduplingkungan hidup dan dan tanggung jawab sosialtanggung jawab sosial
Instrumen kebijakan dalam perdagangan produk panganInstrumen kebijakan dalam perdagangan produk panganKedua instrumen ini berpotensi sebagai hambatan/Kedua instrumen ini berpotensi sebagai hambatan/barrierbarrier suatu negara suatu negara
bagi masuknya produk-produk imporbagi masuknya produk-produk impor
PerdaganganPerdagangan InternasionalInternasional
WilayahWilayah NKRINKRI
POLA KEBIJAKAN INTERNASIONAL POLA KEBIJAKAN INTERNASIONAL DALAM PERDAGANGANDALAM PERDAGANGAN
Tar
if
Ku
ota
Su
bsi
di
Keb
ijak
an T
ekn
is
Keb
ijak
an T
ekn
is
Ku
ota
Su
bsi
di
Tar
ifTrading
Setelah 1994 Sanitary and Phytosanitary (SPS)Technical Barrier to Trade (TBT)
NEGARA MAJU NEGARA BERKEMBANG
INSTRUMEN KEBIJAKAN DALAM MENDUKUNGPENGUATAN DAYA SAING
- Technical Barrier To Trade (TBT)
TARIF
KUOTA
NON TARIF
Mulai Tidak Populer
Cenderung Tidak Populer
Semakin Populer
- Sanitary and Phytosanitary (SPS)
Lingkungan - Animal Welfare
Nasional
Sukarela
WajibSNI
Regional-Codex ASEAN-Standard EU
Internasional -CAC-ISO
Penularan penyakit-Manusia-Hewan & Tumbuhan
Keamanan Pangan
7
PenerapanStandar
PenilaianKesesuaian
PengembanganStandar
Kebijakan Standardisasi
Nasional
• Terbuka• Transparan• Imparsial dan
konsensus• Efektif• konvergen
• Terpercaya• Kompeten• Imparsial• Efektif• Konvergen
(MRA)
• Voluntary• Dapat diwajibkan
non TBT transaparan konvergen legitimate
(PP 102/2000)
StandardisasiInternasional
SistemPerdagangan
Kerja SamaRegional
SistemStandardisasi N
asional
Sistem Kelembagaan
Norma Standardisasi
Sumber Daya
Legislasi
Proses Standardisasi
9
Mekanisme Pasar
Standar:- Standar Industri- Standar Nasional (SNI)- Standar Internasional
Referensi Pasar
- Regulasi Teknis Persyaratan Pasar
Sukarela
Wajib
REGULATOR/PEMERINTAH
INDUSTRI & LPK
10
1. Transfer Teknologi; 2. Hubungan antar Pelaku Ekonomi; 3. Akses Pasar terhadap Produk - Barang &
Jasa; 4. Optimisasi Infrastruktur; 5. Peningkatan Kualitas/Mutu, Keselamatan,
Keamanan, Kesehatan dan Lingkungan; 6. Diseminasi sistem manajemen dan proses
bisnis yang baik; serta 7. Penilaian dan Pembuktian Kesesuaian.
BAGAIMANA STANDAR MEMBANTU ??
INNOVASI MENYEDIAKAN BHS. SAMA DAN UKURAN YANG MENGURANGI WAKTU PEMASARAN PRODUK DAN KEYAKINAN ANTAR PELAKU
PENGURANGAN BIAYA
OPTIMALISASI DESAIN DAN PENGEMBANGAN PRODUK DAN BIAYA PRODUKSI
KEAMANAN PRODUK MEMBATASI RESIKO DAN MENYESUAIKAN DENGAN ATURAN YANG ADA
11
AKSES KE PASAR GLOBAL
MENCEGAH « TRADE BARRIERS », MEMBUKA PASAR BARU DAN FASILITASI PERDAGANGAN
MANAJEMEN RESIKO MENGURANGI RESIKO DAN KETIDAK PASTIAN
PENGARUH LINGKUNGAN
MENGURANGI PENGARUH NEGATIF LINGKUNGAN
BAGAIMANA STANDAR MEMBANTU ??
12
•LSSM•LS PRODUK•LS PERSONAL•LS INSPEKSI•LABORATURIUM UJI
Sub SistemStandardisasi
Akreditasi
Sub SistemKerjasama
dan armonisasi
Petani
Koperasi
Swasta
BUMN
Pelaku Agribisnis
Sub SistemAkreditasi
dan Sertifikasi
BILATERAL
Harmonisasi -Equivalensi- Sistem- Otoritas kompeten
Lingkungan
Non SPS (TBT)
SPS
MUTU
Keamanan PanganKarantina
MULTILATERAL (CAC,WTO,dst)
REGIONAL (ASEAN, APEC)
Standar dan
Kesesuaian
SISTEM STANDARDISASI NASIONALNSISTEM STANDARDISASI NASIONALN
Sertifikasi
NASIONAL
Peningkatan mutu, Efisiensi Produktivitas
DAYASAING
SNI
Coherence
Development dimension
Openess
Transparency
Consensus and impartiality
Effectiveness and relevance
Adopted from the Decision of the WTO-TBT Second triennial review
Terbuka bagi siapa saja untuk berpartisipasi dalam proses perumusan standar melalui jalur PT atau Mastan
Prosesnya dapat diikuti secara transparan melalui media IT
Pelaksanaannya melalui konsensus nasional dan tidak memihak
Standar dibuat sesuaikebutuhan pasar, hasilnya harus efektif dipakai untuk fasilitasi perdagangan
SNI dibuat dgn memperhati-kan keberadaan standar internasional, sebaiknya harmonis dengan standar internasional
Memberikan kesempatan kepada ukm dan daerah untuk berpartisipasi dalam perumusan SNI
PRINSIP PENGEMBANGAN SNI PRINSIP PENGEMBANGAN SNI
15
Adalah satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia.
Dirumuskan oleh Panitia Teknis Ditetapkan oleh BSN
1. SNI sebagai satu-satunya standar yang diberlakukan secara nasional.
2. SNI disusun berdasarkan konsensus dengan melibatkan semua stakeholder melalui kelembagaan yang sesuai
3. Tatacara perumusan dan unsur penunjang lainnya diatur dalam Pedoman Standardisasi Nasional (PSN) yang mengacu pada ketentuan internasional dalam perumusan standar
4. SNI harus diupayakan harmonis (selaras) dengan standar internasional
5. Meningkatkan partisipasi aktif unsur nasional dalam pengembangan standar internasional untuk memperkuat posisi SNI
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SNIKEBIJAKAN PENGEMBANGAN SNI
17
PENERAPAN STANDARD TERGANTUNGKETERLIBATAN PARA PIHAK (STAKEHOLDER)
Standar adalah tanggung jawab bersama
STANDARDISASI
INDUSTRI UKM
KONSUMEN AHLI PERDAGANGANPENGUSAHA
PEMERINTAH
PERNIAGAAN
RISET
UNIVERSITAS
Berkaitan dengan kepentingan keamananKeselamatanKesehatan konsumenKelestarian lingkungan hidup
Pembinan dan Pengawasan dilakukan oleh Kementerian Teknis terkait
PENERAPAN STANDARPENERAPAN STANDAR WAJIB
SUKARELA
Tidak berkaitan seperti tersebut diatas
18
REGULASI dan IMPLEMENTASI REGULASI dan IMPLEMENTASI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
KEAMANAN PANGAN SEGARKEAMANAN PANGAN SEGAR
PERMENTANNo. 58/Permentan/OT.140/8/2007
Tentang Pelaksanaan Sistem StandardisasiDi Bidang Pertanian
Sarana Produksi
Produksi Pertanian Penanganan Pengolahan Pendistribusian Pasar
GAP/ GFP GHP GMP GDP GRP
Konsumen
GCP
Pra Panen Panen Pasca Panen
Total Quality Management (TQM)
GAP/GFP = Good Agriculture/Farming Practices GDP = Good Distribution PracticesGHP = Good Higiene Practices GRP = Good Retailing PracticesGMP = Good Manufacturing Practices GCP = Good Consumption Practices
Pola Penerapan Pembinaan Mutu Terpadu
1.1. Penerapan pada usaha petani (Sektor Hulu/On Farm)Penerapan pada usaha petani (Sektor Hulu/On Farm)GAPOKTAN/GAPOKNAKGAPOKTAN/GAPOKNAKKoperasi Usaha Bersama dan lain-lain. Koperasi Usaha Bersama dan lain-lain.
2.2. Penerapan pada Pelaku Usaha (Sektor Hilir/Off Farm)Penerapan pada Pelaku Usaha (Sektor Hilir/Off Farm)Diarahkan pada pelayanan dan pengawasan penerapan jaminan mutu yang Diarahkan pada pelayanan dan pengawasan penerapan jaminan mutu yang dilakukan oleh pelaku usaha. dilakukan oleh pelaku usaha. Memberikan bimbingan teknis terhadap petaniMemberikan bimbingan teknis terhadap petaniMembentuk pola kemitraan dalam kesesuaian mutu dan kepastian pasar.Membentuk pola kemitraan dalam kesesuaian mutu dan kepastian pasar.Memfasilitasi sarana dan prasarana dalam menunjang penerapan jaminan mutu Memfasilitasi sarana dan prasarana dalam menunjang penerapan jaminan mutu dan keamanan pangandan keamanan pangan
LINGKUP PEMBINAAN SISTEM MUTU DAN KEAMANAN PANGAN PRODUK SEGAR HASIL PERTANIAN
Peraturan Menteri Pertanian No. 58/Permentan/OT.140/8/2007Tentang
Pelaksanaan Sistem Standardisasi di Bidang Pertanian(PANGAN DAN NON PANGAN)
C. Sistem HACCPSistem Mutu ISO 22000Sistem Pangan Organik
B. Good Manufacturing Practices
(GMP)
A. Good Agriculture Practices
(GAP)
GAPTANAMAN PANGAN
GAPHORTIKULTURA
GAP PERKEBUNAN
GMPUNIT USAHA PANGAN
ASAL HEWAN
GMPUNIT USAHA PANGAN
ASAL TUMBUHAN
JAMINAN KEAMANAN PANGAN
JAMINANPANGAN ORGANIK
JAMINANVARIETAS
GFPPETERNAKAN
PUSAT
SINKRONISASI PROGRAM:Perumusan, Penerapan, Kelembagaan
dan Kerjasama standardisasi
DAERAH
PRODUK PERTANIAN
KELEMBAGAAN PENGAWASAN/INSPEKSI KELEMBAGAAN PENGAWASAN/INSPEKSI KEAMANAN PANGAN SEGARKEAMANAN PANGAN SEGAR
PERMENTANNo. 58/Permentan/OT.140/8/2007
Tentang Pelaksanaan Sistem StandardisasiDi Bidang Pertanian
• OTORITAS KOMPETEN KEAMANAN PANGAN PUSAT DAN DAERAH (OKKP-P dan OKKP-D)• OTORITAS KOMPETEN PANGAN ORGANIK (OKPO) • LS ORGANIK (LSO)• LS JAMINAN VARIETAS (LSJV)
FUNGSIPEMBINAAN
FUNGSIPENGAWASAN
PELAKU USAHA PANGAN SEGARHASIL PERTANIAN
MENERAPKAN• SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN
SISTEM HACCP, PANGAN ORGANIK DANJAMINAN VARIETAS
ESELON I LINGKUP DEPTAN :1. Ditjen Tanaman Pangan2. Ditjen Hortikultura3. Ditjen Perkebunan4. Ditjen Peternakan5. Ditjen PPHP6. Badan Ketahanan Pangan
LOGO SERTIFIKASI PRIMA – GAP PRIMA 1 : OLEH OKKP-PUSAT MEMENUHI
ASPEK KEAMANAN PANGAN, MUTU LINGKUNGAN DAN SOSIAL
PRIMA 2 : OLEH OKKP-DAERAH MEMENUHI ASPEK KEAMANAN PANGAN DAN
BERMUTUPRIMA 3 : OLEH OKKP-DAERAH MEMENUHI ASPEK KEAMANAN PANGAN
LOGO PELABELAN VARIETASDEPARTEMEN PERTANIAN (REGULASI TEKNIS)LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK/OKKP-DAERAHTERAKREDITASI DAN VERIFIKASI OLEH OKKP-PUSAT
LOGO TANDA SNIBADAN STANDARDISASI NASIONAL (BSN)
LOGO PANGAN ORGANIKLEMBAGA SERTIFIKASI ORGANIK (LSO)