staff.unila.ac.idstaff.unila.ac.id/wsuane/files/2014/09/Bab-3-Dinamika.docx · Web viewBAB 3...

30
BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya-gaya pada benda 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gerak objek 3. Menentukan pasangan gaya aksi dan reaksi B. URAIAN MATERI Pada Modul 2, telah dibahas mengenai gerak benda tanpa meninjau penyebabnya. Nah, pada modul ini, akan kita pelajari berbagai macam gaya yang bekerja pada suatu objek yang mengakibatkan perubahan gerak objek tersebut. 1. Gaya Gaya dalam bidang fisika merupakan suatu besaran vektor yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan gerak pada suatu objek. Gaya disimbolkan dengan F yang berasal dari kata “force”. Sebagai besaran vektor, pengoperasian gaya mengikuti aturan vektor. Sebagai contoh, seorang anak mendorong meja sehingga meja menjadi bergerak. Anak tersebut memberikan gaya dorong pada meja, dan gaya dorong itulah yang mengakibatkan meja bergerak.

Transcript of staff.unila.ac.idstaff.unila.ac.id/wsuane/files/2014/09/Bab-3-Dinamika.docx · Web viewBAB 3...

Page 1: staff.unila.ac.idstaff.unila.ac.id/wsuane/files/2014/09/Bab-3-Dinamika.docx · Web viewBAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya-gaya pada benda

2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gerak objek3. Menentukan pasangan gaya aksi dan reaksi

B. URAIAN MATERI

Pada Modul 2, telah dibahas mengenai gerak benda tanpa meninjau penyebabnya. Nah, pada modul ini, akan kita pelajari berbagai macam gaya yang bekerja pada suatu objek yang mengakibatkan perubahan gerak objek tersebut.

1. Gaya

Gaya dalam bidang fisika merupakan suatu besaran vektor yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan gerak pada suatu objek. Gaya disimbolkan dengan F yang berasal dari kata “force”. Sebagai besaran vektor, pengoperasian gaya mengikuti aturan vektor. Sebagai contoh, seorang anak mendorong meja sehingga meja menjadi bergerak. Anak tersebut memberikan gaya dorong pada meja, dan gaya dorong itulah yang mengakibatkan meja bergerak.

Selain gaya dorong, ada berbagai macam gaya lainnya, seperti gaya berat (gaya gravitasi), gaya normal, gaya gesekan, gaya tegangan tali, gaya pegas, gaya listrik, dan gaya magnet. Gaya-gaya tersebut ada yang dikelompokkan menjadi kelompok gaya sentuh dan gaya tak sentuh, dan kelompok gaya luar dan gaya konservatif. Secara umum, sebetulnya semua gaya di alam ini terdiri dari empat jenis, jika diurutkan dari gaya yang paling kuat ke gaya yang paling lemah, yaitu gaya nuklir atau gaya inti, gaya elektromagnetik, gaya gravitasi, dan gaya interaksi lemah. Sebagian besar gaya yang kita alami sehari-hari termasuk jenis gaya elektromagnetik. Pada pembahasan kali ini kita tidak membahas mengenai keempat jenis gaya tersebut secara detail.

Page 2: staff.unila.ac.idstaff.unila.ac.id/wsuane/files/2014/09/Bab-3-Dinamika.docx · Web viewBAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis

2. Hukum I Newton

Pada modul sebelumnya telah dijelaskan mengenai gerak lurus beraturan. Jika objek bergerak lurus beraturan maka tidak ada perubahan kecepatan selama geraknya, dengan kata lain kecepatannya konstan. Resultan gaya yang bekerja pada objek tersebut sama dengan nol, seperti yang dinyatakan oleh Newton pada Hukum I-nya tentang gerak, bahwa jika resultan gaya yang bekerja pada suatu objek sama dengan nol maka ada dua kemungkinan mengenai gerak objek itu, bergerak lurus beraturan atau diam. Secara matematis, Hukum I Newton untuk satu dimensi dinyatakan dengan

Σ F=0(1)sedangkan untuk dua dimensi adalahpada sumbu x : Σ F x=0 dan

pada sumbu y : Σ F y=0(2)

Pertanyaan yang mungkin muncul adalah darimana asal kecepatan yang dimiliki objek yang melakukan GLB jika resultan gayanya nol sementara telah diketahui bahwa penyebab gerak adalah gaya. Berdasarkan lamanya gaya bekerja, bisa kita bedakan menjadi “gaya sesaat”, dan “gaya terus menerus”. Gaya sesaat bekerja dalam selang waktu terbatas. Penyebab objek melakukan GLB adalah gaya sesaat. Gaya sesaat menghasilkan percepatan pada objek sehingga objek memiliki kecepatan. Contohnya saat kita melempar batu dengan tangan, kita mengerjakan gaya pada batu tersebut dalam waktu yang singkat yaitu selama batu masih dalam genggaman. Contoh lainnya adalah gaya yang diberikan oleh kaki saat menendang bola. Selang waktu gaya bekerja hanya selama kaki menyentuh bola.

Perhatikan sebuah balok yang melakukan GLB dan diam pada gambar berikut! Gambar 1 (a) merupakan balok yang melakukan GLB ke kanan sedangkan Gambar 1 (b) merupakan balok yang diam. Gaya yang bekerja pada kedua balok hanya gaya berat (w) dan gaya normal (N ). Gaya berat merupakan gaya akibat percepatan gravitasi Bumi, dan dirumuskanw=m g

Page 3: staff.unila.ac.idstaff.unila.ac.id/wsuane/files/2014/09/Bab-3-Dinamika.docx · Web viewBAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis

(a) (b)Gambar 1. Gaya-gaya yang bekerja pada benda

(a) benda dengan GLB (b) benda diam

Gaya berat searah dengan percepatan gravitasi, yaitu menuju pusat Bumi. Sementara itu, gaya normal adalah gaya kontak yang dikerjakan oleh bidang terhadap benda di atasnya. Arah gaya normal selalu tegak lurus terhadap bidang dan besarnya bergantung dari berat benda yang menekannya dan kemiringan bidang.

Oleh karena balok (a) melakukan GLB dan balok (b) diam, sesuai dengan Hukum I Newton maka resultan gaya pada masing-masing balok sama dengan nol.

Σ F=0N+w=0w=−N

atau secara skalar besar gaya berat w sama dengan besar gaya normal N . Dalam gambar, kedua gaya tersebut memiliki panjang yang sama.

Perhatikan contoh lain berikut ini. Balok yang berada di lantai ditarik dengan gaya F1 ke kiri dan dengan gaya F2 ke kanan. Jika keadaan balok tetap diam, maka resultan gaya pada sumbu x dan sumbu y sama dengan nol.

Gambar 2. Balok ditarik ke kiri dengan gaya F1 dan ke kanan dengan F2

Page 4: staff.unila.ac.idstaff.unila.ac.id/wsuane/files/2014/09/Bab-3-Dinamika.docx · Web viewBAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis

Gambar 3. Balok diam digantung dengan tali

(a) (b)

Resultan gaya pada sumbu x Resultan gaya pada sumbu yΣ F x=0F1+F2=0F2=−F1

Bagaimana jika gaya-gaya yang bekerja pada suatu objek tidak persis berada pada sumbu x atau sumbu y? Berikut ini diberikan contohnya. Sebuah balok digantung dengan tali dan dalam keadaan diam, seperti pada Gambar 3. Gaya-gaya yang bekerja pada balok dan tali ditunjukkan oleh Gambar 4 (a). Gaya yang bekerja pada balok adalah gaya berat w dengan arah ke bawah, dan gaya tegangan tali T 1 berarah ke atas. Sementara gaya pada tali hanyalah gaya tegangan tali. Gambar 4 (b) menunjukkan penguraian gaya-gaya pada simpul tali.

Resultan gaya yang bekerja pada balok adalahΣ F=0T 1+w=0w=−T 1

Gambar 4. Gaya-gaya pada balok yang tergantung pada tali

Σ F y=0N+w=0w=−N

Page 5: staff.unila.ac.idstaff.unila.ac.id/wsuane/files/2014/09/Bab-3-Dinamika.docx · Web viewBAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis

Dari Gambar 4 (b), resultan gaya yang bekerja pada simpul tali dicari pada masing-masing sumbu, yaitu resultan pada sumbu x dan resultan pada sumbu y

Resultan gaya pada sumbu x:Σ F x=0T 3 x+T 4 x=0T 3cos α=−T 4 cos β ...................................................................... (3)

karena besar (T 3 cosα ) sama dengan besar (T 4 cos β ) maka dalam representasi gambar pun mesti sama panjangnya.

Resultan gaya pada sumbu y:Σ F y=0T 3sin α +T 4 sin β+T 2=0T 2=−T 3sin α−T 4 sin βdengan T 2=−T 1=w makaw=−T 3 sin α−T4 sin β .................................................. (4)

Sesuai dengan hasil pada persamaan (4) ini, penggambaran gaya w harus sama panjang dengan jumlah dari gaya (T 3sin α ) dan gaya (T 4 sin β ), seperti yang terlihat pada Gambar 4 (b) di atas.

3. Gaya Gesekan

Gaya gesekan merupakan gaya yang sifatnya menghambat gerakan objek. Gaya gesekan timbul pada dua bidang kasar yang bersentuhan. Arah gaya gesekan berlawanan dengan arah gerak atau kecenderungan gerak benda. Walapun bersifat menghambat, ada banyak keuntungan yang dihasilkan oleh gaya gesekan. Beberapa contoh manfaat dari adanya gaya gesekan yaitu kita dapat berjalan kaki karena ada gaya gesekan antara alas kali dengan lantai, kendaraan dapat melaju karena adanya gesekan antara roda dengan jalan yang membuat roda berputar tanpa slip. Selain itu adalah benda-benda di sekitar kita menjadi mudah berhenti ketika ada gaya yang mengenainya.

Gaya gesekan ada dua jenis, gaya gesekan statis dan gaya gesekan kinetis. Gaya gesekan statis adalah gaya gesekan yang terjadi saat benda belum bergerak (masih diam) sedangkan gaya gesekan kinetis adalah

Page 6: staff.unila.ac.idstaff.unila.ac.id/wsuane/files/2014/09/Bab-3-Dinamika.docx · Web viewBAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis

(a) (b) (c)

gaya gesekan yang terjadi saat benda bergerak. Besar gaya gesekan statis tidak konstan, mulai dari nol sampai suatu nilai maksimum tertentu. Gambar 5 mengilustrasikan perubahan pada gaya gesekan statis.

Gambar 5. Perubahan gaya gesekan statis

Suatu balok terletak di atas bidang kasar. Dua permukaan yang bersentuhan adalah lantai dan permukaan dasar balok. Pada balok-balok tersebut, gaya-gaya yang bekerja pada sumbu vertikal adalah gaya berat dan gaya normal, seperti telah dijelaskan pada contoh sebelumnya. Sekarang gaya-gaya yang kita analisis adalah gaya-gaya pada sumbu horizontal. Balok cenderung bergerak pada sumbu horizontal karena pengaruh gaya tarik. Gambar 5 (a) merupakan sebuah balok yang diam di atas lantai kasar. Selama tidak ada gaya pada sumbu horizontal yang bekerja pada balok maka gaya gesekan statis pada kedua bidang permukaan tersebut sama dengan nol, f s=0.

Pada Gambar 5 (b), balok ditarik dengan gaya F ke kanan namun balok tetap diam. Gaya gesekan statis menghambat gerak balok. Karena balok tetap diam, sesuai dengan Hukum I Newton maka gaya geseken statis bernilai sama besar dengan gaya tarik namun berlawanan arah.f s=−Fatau secara skalar f s=F

Pada Gambar 5 (c), gaya tarik diperbesar dan balok hampir bergerak. Saat ini gaya gesekan statis mencapai nilai maksimumnya karena jika gaya tarik diperbesar sedikit saja maka balok akan bergerak, dan gaya gesekan yang bekerja adalah gaya gesekan kinetis. Besar gaya gesekan statis maksimum (f sm) bergantung pada koefisien gesekan statis (

Page 7: staff.unila.ac.idstaff.unila.ac.id/wsuane/files/2014/09/Bab-3-Dinamika.docx · Web viewBAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis

(1)(2)

μs) dan gaya normal (N ) yang dikerjakan bidang terhadap balok. Secara matematisf sm=μs N ............................................................................. (5)

Sementara itu, besar gaya gesekan kinetis bersifat konstan selama balok bergerak. Seperti contoh pada Gambar 5 (c) di atas, jika gaya tarik diperbesar sedikit lagi maka balok menjadi bergerak. Gaya gesekan yang bekerja adalah gaya gesekan kinetis. Besar gaya gesekan kinetis lebih kecil daripada gaya gesekan statis maksimum. Besar gaya gesekan kinetis (f k) bergantung pada koefisien gesekan kinetis (μk) dan gaya normal (N ), secara matematis di dirumuskanf k=μk N ............................................................................... (6)

Pada Gambar 6 diberikan grafik perubahan nilai gaya gesekan ( f ) terhadap gaya tarik (F) yang dikerjakan pada balok.

Gambar 6. Perubahan nilai gaya gesekan terhadap gaya tarik

Penjelasan mengenai grafik ini yaitu untuk kurva (1), ketika F yang bekerja pada balok kurang dari atau sama besar dengan f sm maka balok tetap diam, dan besar gaya gesekan statis yang bekerja saat itu adalah sama besar dengan gaya tarik. Selanjutnya untuk kurva (2), ketika F lebih besar f sm maka balok menjadi bergerak, dan gaya gesekan yang bekerja adalah gaya gesekan kinetis yang besarnya konstan walaupun gaya tarik terus diperbesar.

Contoh Soal

Sebuah balok berada pada bidang miring dengan sudut kemiringan θ dan dalam keadaan hampir bergerak (Gambar 7 (a)). Jika diketahui massa balok m, dan percepatan gravitasi g maka kita dapat menghitung koefisien gesekan statis bidang miring. Sebelumnya kita harus

Page 8: staff.unila.ac.idstaff.unila.ac.id/wsuane/files/2014/09/Bab-3-Dinamika.docx · Web viewBAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis

m

m

menentukan gaya-gaya yang dialami balok. Ada gaya berat dengan arah lurus ke bawah, gaya normal dengan arah tegak lurus menjauhi bidang miring, dan gaya gesekan statis maksimum yang arahnya melawan arah kecenderungan gerak balok. Tanpa gesekan, balok akan bergerak menuruni bidang miring, maka arah gaya gesekan adalah naik bidang miring. Gaya-gaya yang bekerja pada balok dan penguraian gaya berat pada sumbu-sumbu ditunjukkan Gambar 7 (b).

(a) (b)

Gambar 7. Balok diam berada pada bidang miring

Oleh karena benda belum bergerak, maka resultan gaya pada sumbu x dan sumbu y sama dengan nol.Σ F y=0N+w cosθ=0N−w cosθ=0N=w cosθ .................................................................................. (7)Σ F x=0w sin θ+ f s m=0w sin θ−f sm=0f sm=w sinθ .................................................................... (8)

Sementara itu gaya gesekan statis maksimum adalahf sm=μs Nw sin θ=μs w cosθsin θ=μs cosθ

μs=sinθcosθ

μs=tan θ ........................................................................................... (9)

Page 9: staff.unila.ac.idstaff.unila.ac.id/wsuane/files/2014/09/Bab-3-Dinamika.docx · Web viewBAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis

Gambar 8. Balok ditarik dengan gaya F yang lebih besar dari gaya gesek statis maksimum fsm

Gambar 9. Balok bergerak menuruni bidang miring licin karena gaya

m

θ

Jadi koefisien gesekan statis sama dengan kemiringan bidang.

4. Hukum II Newton

Hukum II Newton merupakan hukum fundamental bagi mekanika klasik. Analisis permasalahan gerak objek selalu berangkat hukum ini. dari Hukum ini menyatakan hubungan antara resultan gaya dan massa terhadap percepatan suatu objek. Jika suatu resultan gaya (Σ F) bekerja pada objek yang massanya (m), maka objek tersebut akan mengalami percepatan (a) yang besarnya berbanding lurus dengan resultan gaya yang dialaminya, dan berbanding terbalik dengan massa objek itu sendiri.

Σ F=ma ....................................................................................... (10)

Sekilas tampak bahwa Hukum I dan Hukum II Newton saling berkaitan. Bisa dikatakan bahwa secara matematis Hukum I tidak lain adalah bentuk Hukum II dengan percepatan nol. Dengan kata lain, jika resultan gaya tidak nol maka objek akan mengalami percepatan.

Perhatikan gambar di samping! Gaya tarik F yang diberikan ke balok melebihi gaya gesekan statis maksimum sehingga balok bergerak, dan gaya gesekan yang terjadi adalah gaya gesekan kinetis. Pada gambar tersebut tampak bahwa F digambar lebih panjang daripada f k, yang berarti resultan gaya pada sumbu x tidak nol. Karena balok tidak bergerak pada sumbu y maka resultan gaya pada sumbu y adalah nol, sehingga N=w. Persamaan gaya balok pada sumbu x adalahΣ F x=m aF+ f k=m aF−f k=m a dengan f k=μk N=μk mgF−μk mg=m a ..................... (11)

Pada Gambar 9, sebuah balok diletakkan pada suatu bidang miring licin (tanpa gesekan). Balok kemudian bergerak menuruni bidang miring akibat dari adanya komponen gaya berat pada sumbu x, w sin θ.

Page 10: staff.unila.ac.idstaff.unila.ac.id/wsuane/files/2014/09/Bab-3-Dinamika.docx · Web viewBAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis

m

θ

Gambar 10. Balok bergerak menuruni bidang miring kasar

Pada sumbu y balok tidak bergerak maka diperolehN=w cosθSedangkan pada sumbu x resultan gaya tidak sama dengan nol.Σ F x=m aw sin θ=m aa=g sin θ ........................................................................ (12)

Mirip dengan contoh Gambar 9, pada Gambar 10 bidang miringnya kasar dan balok bergerak menuruni bidang miring. Persamaan gaya pada sumbu y sama dengan sebelumnya. Pada sumbu x, oleh karena ada gaya gesekan f k maka persamaan gayanya adalah Σ F x=m aw sin θ−μk N=m aw sin θ−μk w cosθ=m aSelanjutnya kita dapat menentukan percepatan balok, yaitu

a=w sin θ−μk w cosθ

ma=g sin θ−μk g cosθ ..... (13)

5. Hukum III Newton

Ketika objek pertama mengerjakan gaya pada objek kedua, maka objek kedua juga akan mengerjakan gaya yang sama besar kepada objek pertama namun berlawanan arah. Hal ini dinyatakan oleh Newton dengan Hukum III-nya. Secara matematis hubungan gaya aksi dan gaya reaksi secara vektor dinyatakan

Faksi=−F reaksi atauFaksi+F reaksi=0 ......................................................................... (14)

Perlu ditekankan bahwa gaya aksi dan gaya reaksi muncul secara bersamaan, tidak ada yang mendahului yang lainnya. Pemakaian istilah gaya aksi dan gaya reaksi pun dapat dipertukarkan pada kedua gaya yang merupakan pasangan gaya aksi-reaksi. Ada empat ciri yang dimiliki oleh dua gaya yang merupakan pasangan gaya aksi-reaksi, yaitu:1. bekerja pada dua objek yang berbeda,

Page 11: staff.unila.ac.idstaff.unila.ac.id/wsuane/files/2014/09/Bab-3-Dinamika.docx · Web viewBAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis

Gambar 12. Pasangan gaya aksi-reaksi sebuah balok diam di atas lantai

Gambar 11. Gaya normal dan gaya berat

2. berlawanan arah,3. sama besar, dan4. terletak pada satu garis lurus.

Perhatikan Gambar 11! Apakah N dan w merupakan pasangan gaya aksi-reaksi? Sekilas tampak jawabannya “iya”. Besar kedua gaya tersebut sama, dan arahnya berlawanan. Selain itu, kedua gaya tersebut juga segaris (melalui titik berat balok). Hanya saja di sini dalam menggambar gaya N dan w tidak dibuat tepat segaris, dengan tujuan untuk menghindari kesalahan pembaca dalam melihat panjang kedua gaya karena salah satu akan menutupi yang lain. Namun demikian, ada satu syarat yang tidak dipenuhi oleh N dan w jika merupakan pasangan gaya aksi-reaksi, yaitu syarat pertama. Kedua gaya tersebut bekerja pada satu objek yang sama, yaitu balok. Jika demikian, mana pasangan dari masing-masing gaya tersebut?

Sekarang perhatikan Gambar 12, pasangan N adalah N 'dan pasangan w adalah w '. N ' adalah gaya normal yang dikerjakan oleh balok ke lantai. Selama ini gaya normal tersebut tidak pernah disertakan. Hal ini karena sistemnya adalah balok maka gaya-gaya yang dibahas adalah gaya-gaya yang bekerja pada balok saja. Sementara itu, w ' adalah gaya tarik (gaya gravitasi) yang dialami oleh Bumi yang ditimbulkan oleh balok. Tentu saja gaya ini tidak berarti apa-apa jika bekerja pada Bumi yang massanya jauh lebih besar dibandingkan massa balok.

Page 12: staff.unila.ac.idstaff.unila.ac.id/wsuane/files/2014/09/Bab-3-Dinamika.docx · Web viewBAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis

Gambar 13. Pasangan gaya aksi-reaksi pada balok yang ditarik dengan tali

Bumi

beban

Gambar 10. Pasangan gaya aksi-reaksi pada beban yang digantung dengan tali

θ

Sekarang perhatikan Gambar 13! Sebuah balok di atas bidang kasar ditarik dengan tali. Pasangan gaya aksi-reaksinya adalah f s dengan f s ' dan F dengan F '. Gaya gesekan f s bekerja pada balok sedangkan f s ' bekerja pada lantai. Keduanya terletak pada satu garis lurus. Gaya lain, T bekerja pada balok sedangkan pasangannya T ', bekerja pada tangan yang menarik tali tersebut.

Adapun Gambar 10 merupakan beban yang tergantung dengan tali. T dan w bukan pasangan gaya aksi reaksi. Pasangan gaya aksi-reaksinya adalah w dengan

w ' dan T dengan T '

. Gaya w dan w ' adalah gaya-gaya gravitasi antara beban dengan Bumi sedangkan gaya T dan T ' adalah gaya tegangan tali yang bekerja pada benda-benda yang berbeda, T bekerja pada beban, dan T ' pada atap.

C. SOAL LATIHAN

1. Sebuah buku terletak pada permukaan yang miring dengan kemiringan α . Jika buku tetap diam makaa. gambarkan gaya-gaya yang bekerja pada bukub. tentukan koefisien gesekan yang bekerja saat itu

2. Sebuah balok bermassa m dikenakan gaya F membentuk sudut θ terhadap sumbu horizontal.(a) Gambarkan gaya-gaya yang bekerja pada balok

Page 13: staff.unila.ac.idstaff.unila.ac.id/wsuane/files/2014/09/Bab-3-Dinamika.docx · Web viewBAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis

m1

m

m

(b) Tentukan besar gaya normal yang dikerjakan bidang ke balok

3. Seorang pemain golf memukul bola golf, mengakibatkan bola melayang dengan lintasan membentuk parabola. Jika sudut elevasi pukulan golf α, gambarkan gaya-gaya (paling tidak pada tiga posisi) yang dialami oleh bola saat melayang di udara !

4. Dua balok dengan massa m1 = 2 kg dan m2 = 4 kg berada pada bidang datar kasar (μs = 0.5, μk = 0.30).a. Berapa gaya minimal yang harus diberikan supaya benda hampir bergerakb. Berapa percepatan balok jika gaya tersebut dipertahankan setelah benda bergerakc. Tentukan gaya kontak yang bekerja pada kedua balok

5. Jika kedua balok bermassa sama 2 kg, Hitung percepatan balok dan tegangan tali jika bidang datarnyaa. licinb. kasar (μk = 0.2 dan μs = 0.6)

D. RANGKUMAN

1. Gaya adalah suatu besaran vektor yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan gerak pada suatu objek.

2. Hukum I Newton berbunyi “jika resultan gaya yang bekerja pada suatu objek sama dengan nol maka objek itu bergerak lurus beraturan atau diam”.

3. Secara matematis, Hukum I Newton untuk satu dimensi dinyatakan denganΣ F=0

Page 14: staff.unila.ac.idstaff.unila.ac.id/wsuane/files/2014/09/Bab-3-Dinamika.docx · Web viewBAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis

(1) (2)

Pada dua dimensi, Hukum I Newton menjadiΣ F x=0 dan Σ F y=0

4. Terdapat dua jenis gaya gesekan, gaya gesekan yang bekerja pada benda diam atau yang disebut dengan gaya gesekan statis, dan gaya gesekan yang bekerja pada benda bergerak atau yang disebut dengan gaya gesekan kinetis.

5. Besar gaya gesekan statis maksimum (f sm) dirumuskanf sm=μs N .

6. Besar gaya gesekan kinetis (f k) di dirumuskanf k=μk N

7. Grafik perubahan gaya gesekan (f ) terhadap gaya tarik (F) pada balok diberikan

8. Hukum II Newton menyatakan jika suatu resultan gaya Σ F bekerja pada objek dengan massa m, maka objek tersebut akan mengalami percepatan a yang besarnya berbanding lurus dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massanya. Σ F=ma

9. Secara matematis hubungan gaya aksi dan gaya reaksi secara vektor dinyatakanFaksi=−F reaksi

10. Ada empat syarat dua gaya merupakan pasangan gaya aksi-reaksi, yaitua) bekerja pada dua objek yang berbeda,b) berlawanan arah,c) sama besar, dand) terletak pada satu garis lurus.

E. UJI PEMAHAMAN KONSEP

Page 15: staff.unila.ac.idstaff.unila.ac.id/wsuane/files/2014/09/Bab-3-Dinamika.docx · Web viewBAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis

mg

F

mg

F

A) B) C)

θ)F

F

m

v

θ

1. Bola dilempar vertikal ke atas. Saat berada di udara, gaya-gaya yang bekerja pada benda tersebut adalah ….

a. gambar Ab. gambar Bc. gambar C

Alasan: .............................................................................................................................

2. Balok ditarik dengan gaya F membentuk sudut θ terhadap bidang. Gaya normal yang bekerja adalah ....a. mgb. mg−F sin θc. F cosθ−mgAlasan:

......................................................................................................................

.......

3. Suatu meja yang berada pada bidang datar kasar, ditarik dengan gaya F, seperti pada gambar. Jika meja tidak bergerak maka hubungan F dan gaya gesekan (f) saat itu yang benar adalah ...a. F < fb. F > fc. F = fAlasan:

...............................................................................................

..............................

4. Perhatikan gambar !Sebuah balok dengan massa m bergerak menuruni bidang miring

dengan sudut kemiringan θ . Besarnya koefisien gesekan kinetik bidang miring jika balok tersebut meluncur dengan kecepatan tetap adalah ….

Page 16: staff.unila.ac.idstaff.unila.ac.id/wsuane/files/2014/09/Bab-3-Dinamika.docx · Web viewBAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis

W

T’

T

c

ba

a. tan θ

b. cos θ

c. sin θAlasan:

......................................................................................................................

.......

5. Manakah pasangan gaya aksi-reaksi pada gambar berikut ini?

a. T danT ' Alasan : ...........................................................

b. T danWc. T ' dan W

6. Seorang anak sedang bergantungan pada tali seperti pada gambar. Tali mana yang kemungkinan besar akan putus lebih dahulu ?

Alasan : ...........................................................

7. Balok ditarik dengan gaya F membentuk sudut θ terhadap bidang. Gaya normal yang bekerja adalah ....a. mg−F sin θb. mg cosθ−F sin θ

a. tali a

b. tali b

c. tali c

Page 17: staff.unila.ac.idstaff.unila.ac.id/wsuane/files/2014/09/Bab-3-Dinamika.docx · Web viewBAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis

c. mg sin θ−F sinθAlasan:

......................................................................................................................

.......

8. Suatu beban bermassa 2 kg berada pada bidang datar kasar. Untuk menentukan koefisien gesekan bidang, dilakukan percobaan. Berikut diberikan tabel hubungan besar gaya tarik yang diberikan pada meja (F) dengan keadaan gerak meja.

Percobaan ke F Keadaan1 8 Diam2 10 Diam3 12 Hampir bergerak

Dari hasil percobaan tersebut, koefisien gesekan statis maksimum bidang adalah ....a. 0,4b. 0,5c. 0,6Alasan : ............................................................................................................................

9. Sebuah balok dengan massa m diam di atas bidang miring dengan sudut kemiringan θ. Besarnya koefisien gesekan bidang miring saat itu adalah ….

a. cos θ

b. tan θ

c. sin θAlasan : .....................

.......................................................................................................

10. Sebuah buku yang massanya 0,5 kg berada dalam keadaan diam di atas meja. Jika percepatan gravitasi diambil 10 m/s2 maka besar gaya gesekan antara meja dengan buku adalah ...a. 5 N

Page 18: staff.unila.ac.idstaff.unila.ac.id/wsuane/files/2014/09/Bab-3-Dinamika.docx · Web viewBAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis

FF sin θ

N

b. antara 0 dan 5 N c. 0

Alasan : ............................................................................................................................

KUNCI JAWABAN UJI PEMAHAMAN KONSEP

1. BAlasan:Saat bola dilempar keudara, tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda, sehingga pada bola hanya bekerja gaya berat benda sebesar mg yang arahnya ke bawah.

2. BAlasan:

Page 19: staff.unila.ac.idstaff.unila.ac.id/wsuane/files/2014/09/Bab-3-Dinamika.docx · Web viewBAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis

m

mg

fk

mg cos θmg sin θ

N

∑ F y=0

N + F sin θ – mg = 0

N + F sin θ = mg

N = mg - F sin θ

3. CAlasan:

∑ F=ma karena meja tidak bergerak maka ∑ F=0

F−f =0 sehingga F=f

4. AAlasan:

Karena kecepatannya konstan maka percepatannya nol.

Hukum II Newton

∑ F=ma

Page 20: staff.unila.ac.idstaff.unila.ac.id/wsuane/files/2014/09/Bab-3-Dinamika.docx · Web viewBAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis

θ2

θ3θ1

T3

T1 T2

∑ F x=0mg sin θ – fk = 0mg sin θ – N.µk = 0mg sin θ – mg cos θ. µk = 0

-mg cos θ. µk = - mg sin θ

µk = −mg sinθ−mg cosθ

µk = tan θ5. A

Alasan:

Syarat benda yang dikatakan pasangan aksi-reaksi adalah : Gaya-gayanya berada pada satu bidang lurus Besar gaya-gayanya sama Bekerja pada benda yang berbeda Arah gayanya berlawanan arahBerdasarkan syarat tersebut, yang memenuhi syarat adalah pasangan gaya T dan T’.

6. CAlasan:

T 1

sin θ1=

T 2

sin θ2=

T 3

sin θ3

Sehingga dapat disimpulkan bahwa

Page 21: staff.unila.ac.idstaff.unila.ac.id/wsuane/files/2014/09/Bab-3-Dinamika.docx · Web viewBAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis

F

N

mg

T

sin θ=konstan sehingga T ≈ sinθ

Semakin besar sinus sudut yang dibentuk maka semakin besar tegangan tali, semakin besar tegangan tali maka semakin cepat tali tersebut akan putus. Sehingga, tali yang paling cepat putus yaitu T3

karena sinus sudutnya paling besar yaitu sin 900 = 1.

7. AAlasan:

8. CAlasan:

fsmax = FN. μs = 12 Nmg. μs = 12 N2 kg.10 m/s2. μs = 12 N20 N. μs = 12 Nμs = 0,6

9. BAlasan:

10. CAlasan:Karena benda dalam keadaan diam, maka tidak ada gaya yang bekerja pada benda, sehingga gaya geseknyya juga sama dengan nol