SPK.039

13
SURAT PERJANJIAN KONTRAK KERJA No. 039/KONTRAK KERJA/2013 TENTANG PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG TIPE B UPTD SURABAYA 8 (DPPK) KOTA SURABAYA TAHUN 2013 Pada hari ini, Rabu tanggal 17 bulan Juli tahun 2013 yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Adi Dharma ST, M.MT Alamat : Jl. Mojoklanggru Kidul Blok B Kav. 35-36 Surabaya Jabatan : Project Manager Bertindak untuk dan atas nama PT. MUSTIKA ZIDANE KARYA Selanjutnya disebut PIHAK I Nama : Wahyu Khamdani Alamat : Jeruk Legi dusun Melati Balong Bendo Sidoarjo No. KTP : 351512241790002 Jabatan : Sub Kontraktor Bertindak untuk dan atas nama Pribadi Selanjutnya disebut PIHAK II Kedua belah PIHAK telah sepakat untuk mengadakan ikatan kontrak untuk melaksanakan Pekerjaan Gedung Tipe B UPTD Surabaya 8 (DPPK) Tahun 2013 dengan ketentuan dan syarat sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal tersebut dibawah ini : PASAL 1 TUJUAN KONTRAK Tujuan kontrak ini adalah bahwa PIHAK II harus melaksanakan Pekerjaan Gedung Tipe B UPTD Surabaya 8 (DPPK) Tahun 2013 sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang tercantum di dalam dokumen kontrak sehingga memberikan kepuasan sepenuhnya kepada PIHAK I. PASAL 2 PIHAK I PIHAK II

description

surat perintah kerja

Transcript of SPK.039

Page 1: SPK.039

SURAT PERJANJIAN KONTRAK KERJANo. 039/KONTRAK KERJA/2013

TENTANGPELAKSANAAN PEKERJAAN

PEMBANGUNAN GEDUNG TIPE B UPTD SURABAYA 8 (DPPK)KOTA SURABAYA

TAHUN 2013

Pada hari ini, Rabu tanggal 17 bulan Juli tahun 2013 yang bertanda tangan dibawah ini :Nama : Adi Dharma ST, M.MTAlamat : Jl. Mojoklanggru Kidul Blok B Kav. 35-36 SurabayaJabatan : Project ManagerBertindak untuk dan atas nama PT. MUSTIKA ZIDANE KARYA

Selanjutnya disebut PIHAK I

Nama : Wahyu KhamdaniAlamat : Jeruk Legi dusun Melati Balong Bendo SidoarjoNo. KTP : 351512241790002Jabatan : Sub Kontraktor Bertindak untuk dan atas nama Pribadi

Selanjutnya disebut PIHAK II

Kedua belah PIHAK telah sepakat untuk mengadakan ikatan kontrak untuk melaksanakan Pekerjaan Gedung Tipe B UPTD Surabaya 8 (DPPK) Tahun 2013 dengan ketentuan dan syarat sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal tersebut dibawah ini :

PASAL 1TUJUAN KONTRAK

Tujuan kontrak ini adalah bahwa PIHAK II harus melaksanakan Pekerjaan Gedung Tipe B UPTD Surabaya 8 (DPPK) Tahun 2013 sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang tercantum di dalam dokumen kontrak sehingga memberikan kepuasan sepenuhnya kepada PIHAK I.

PASAL 2DASAR PERJANJIAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK

Mengikat serta tidak dapat terpisahkan dalam perjanjian ini adalah :1. Gambar Pelaksanaan dan Spesifikasi2. Tanda Terima Pengambilan BQ, Gambar Pelaksanaan dan Spesifikasi3. Penawaran Harga Mandor4. Seleksi, Usulan dan Penetapan Mandor Direktur Utama PT. MZK

PIHAK I PIHAK II

Page 2: SPK.039

PASAL 3LINGKUP PEKERJAAN

1. PIHAK II bersedia melaksanakan pekerjaan yang diterima dari PIHAK I sesuai dengan Bobot Prosentase Pekerjaan, Time Schedule dan Gambar Kerja, yang tercantum dalam lampiran-lampiran sesuai perjanjian ini yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat perjanjian pemborongan ini.

2. Lingkup pekerjaan tersebut pada pasal 1 meliputi jenis kegiatan Pekerjaan Gedung Tipe B UPTD Surabaya 8 (DPPK) Tahun 2013 yakni terlampir pada BQ sebagaimana tertuang di dalam dokumen kontrak yang merupakan satu kesatuan dengan kontrak ini.

3. Pekerjaan Pembersihan LokasiPembersihan lokasi dan lahan sekitar lokasi pada awal dan akhir pekerjaan dari segala jenis peralatan kerja & bahan-bahan material sisa bangunan yang tidak terpakai dalam artian bersih sebagaimana layaknya.

PASAL 4TATA CARA PELAKSANAAN KONTRAK

1. Untuk pelaksanaan kontrak kerja ini berlaku dokumen kontrak yang terdiri dari :a. Kontrakb. Gambar Kerjac. Bobot Item Pekerjaand. Time Schedulee. RKS / Metode Pelaksanaan

2. Semua dokumen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga satu dengan yang lain adalah sejalan dan saling tunjang menunjang.

3. Apabila terdapat ketidaksesuaian maka masing-masing mempunyai kekuatan hukum sesuai dengan urutan pencantumannya.

4. Semua pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan baik bahan, alat dan metode pelaksanaan. Bilamana terjadi ketidaksesuaian dan menjadi temuan dari pihak internal (pengawas, auditor dan management dari PT. MZK) serta dari pihak eksternal (pengawas dinas/konsultan, inspektorat dan pihak-pihak yang mempunyai wewenang terhadap pekerjaan teersebut) akan menjadi tanggung jawab PIHAK II sepenuhnya sampai dengan jangka waktu FHO (Final Hand Over) dari dinas yang bersangkutan.

PASAL 5NILAI KONTRAK

Nilai harga borongan upah tersebut pada PASAL 1 ditetapkan sebesar Rp 485.743.745,00 (Terbilang Empat Ratus Delapan Puluh Lima Juta Tujuh Ratus Empat Puluh Tiga Ribu Tujuh Ratus Empat Puluh Lima Rupiah).

PIHAK I PIHAK II

Page 3: SPK.039

PASAL 6PEMBAYARAN

Pembayaran terhadap nilai kontrak akan dilakukan berdasarkan prestasi pekerjaan di lapangan yang dibuktikan dengan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan yang dilengkapi dengan dokumen pendukung untuk pengajuan pengambilan termin.Dokumen pendukung yang harus dilengkapi oleh PIHAK II diantaranya :

a. Pengambilan DP/uang mukaPIHAK II membuat Surat Permohonan kepada PIHAK I untuk mengajukan pengambilan DP/uang muka dengan dilampiri rincian penggunaan DP/uang muka

b. Pengambilan Termyn PIHAK II membuat Surat Permohonan kepada PIHAK I untuk mengajukan

pengambilan termyn. PIHAK II menyerahkan dokumen prosentase fisik baik berupa foto maupun video

sesuai dengan progress fisik yang telah dicapai. Apabila diperlukan dan merupakan permintaan dari Dinas/Owner PIHAK II wajib

menyerahkan hasil pengujian/pengetesan kualitas mutu material sesuai dengan RKS dan Spesifikasi Teknis yang dituangkan dalam kontrak dengan Dinas.

Laporan mingguan, bulanan dan back up volume berdasarkan bobot fisik dari PIHAK II.

Mengisi blangko Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Fisik dan atau Berita Acara Serah Terima Pertama (PHO) dan atau Berita Acara Serah Terima Kedua (FHO).

PASAL 7JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan untuk pekerjaan tersebut pada PASAL 3 ditetapkan selama 45 hari (Empat Puluh Lima Hari Kalender) sesuai dengan schedule perencanaan yang telah dijadwalkan oleh manajemen PT. Mustika Zidane Karya.

Terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Kerja (SPK) yang diakhiri pada saat serah terima pertama (PHO).

Apabila dalam masa pelaksanaan terjadi kesalahan yang ditimbulkan oleh PIHAK II selain PIHAK I maka PIHAK II diwajibkan mengganti material dengan yang baru serta memperbaikinya.

Keterlambatan pengerjaan yang dilakukan oleh PIHAK II tanpa ada alasan-alasan yang cukup kuat, layak dan wajar sehingga mengakibatkan kerugian pada PIHAK I, maka PIHAK I berhak untuk meminta segala bentuk ganti rugi yang berkaitan dengan keterlambatan tersebut dan atau melakukan pemutusan kontrak.

PASAL 8JANGKA WAKTU PEMELIHARAAN DAN JAMINAN PEMELIHARAAN

Jangka waktu pemeliharaan untuk pekerjaan tersebut pada PASAL 3 ditetapkan selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender terhitung sejak dibuatnya Berita Acara Serah Terima Pertama (PHO) yang disetujui tim teknis dan kedua belah pihak.

Selama dalam masa pemeliharaan sebesar 180 hari, pembayaran untuk PIHAK II ditahan sebesar 5% dari nilai kontrak oleh PIHAK I (nilai retensi pembayaran sebesar 5%).

PIHAK I PIHAK II

Page 4: SPK.039

Apabila dalam masa pemeliharaan terjadi kerusakan yang ditimbulkan oleh PIHAK II dan atau pihak lain selain PIHAK I maka PIHAK II diwajibkan mengganti dengan yang baru dan memperbaikinya.

Segala bentuk kerusakan yang membutuhkan penggantian material dan perbaikan yang dilakukan oleh PIHAK II menjadi tanggung jawab sepenuhnya oleh PIHAK II.

PASAL 9PEKERJAAN TAMBAH KURANG DAN PERUBAHAN-PERUBAHAN

1. Apabila terjadi perubahan gambar/syarat-syarat teknis yang menyebabkan perubahan pekerjaan, maka biaya tambahan dan atau pengurangan yang harus dilakukan karena terjadinya perubahan tersebut dianggap sebagai pekerjaan tambah kurang.

2. Setiap terdapat pekerjaan tambah kurang dan perubahan-perubahan lain yang terjadi pada waktu pelaksanaan, akan diberitahukan kepada PIHAK II secara tertulis dan hanya berlaku atas dasar Surat Perintah Pekerjaan Tambah Kurang dari PIHAK I.

3. Bila terdapat kesalahan perhitungan volume atau harga satuan dalam penawaran, hal ini tidak dapat dijadikan alas an minta tambahan biaya dan bila terdapat perbedaan pekerjaan antara gambar dan bestek tertulis (RKS), maka yang dipakaisebagai pedoman dan mengikat adalah bestek yang tertulis (RKS).

PASAL 10PEKERJAAN YANG HARUS DIBONGKAR

1. Bila terdapat hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, maka dalam waktu yang telah ditentukan oleh pengawas selaku wakil dari PIHAK I, PIHAK II diharuskan untuk segera memperbaiki dan atau mengganti baru pekerjaan yang dinyatakan harus dibongkar.

2. Segala biaya yang ditimbulkan atas pembongkaran dan perbaikan tersebut ditanggung sepenuhnya oleh PIHAK II.

3. Pekerjaan pembongkaran dan perbaikan pada ayat 1diatas tidak dapat dijadikan alas an untuk minta perpanjangan waktu yang telah disepakati dalam perajanjian pemborongan ini.

PASAL 11BAHAN DAN PERALATAN

1. Peralatan kerja diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan upah borongan ini harus disediakan oleh PIHAK II dalam keadaan minimal 75% masih layak pakai.

2. PIHAK II wajib menjaga keamanan bahan dan peralatan dilokasi dari pencurian serta menjaga kebersihan lokasi dan lingkungan dari kotoran dan polusi yang ditimbulkan dari penggunaan bahan dan peralatandalam pelaksanaan pekerjaan, serta memelihara peralatan yang dipinjamkan PIHAK I kepada PIHAK II dengan cara setiap hari dibersihkan.

3. Setiap pemindahan/langsir bahan dan alat yang digunakan untuk proses pembangunan pekerjaan tersebut, wajib dilaksanakan oleh PIHAK II selama dalam lingkup area proyek.

4. Apabila terjadi kerusakan peralatan dan prasarana milik PIHAK I yang digunakan oleh PIHAK II karena kesalahan PIHAK II atau pihak lain maka PIHAK II wajib mengganti kerusakan tersebut.

PIHAK I PIHAK II

Page 5: SPK.039

5. Segala kebutuhan bahan dan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan wajib disediakan oleh PIHAK II minimal H-3 sebelum pengerjaan.

6. Apabila PIHAK II merasa kesulitan untuk memperoleh bahan dan peralatan yang dibutuhkan, maka PIHAK II Wajib untuk memberikan informasi bantuan kepada PIHAK I selambat-lambatnya H-7 sebelum pengerjaan dimulai.

PASAL 12KENAIKAN HARGA (ESKALASI)

1. Kenaikan harga bahan, peralatan dan upah selama masa pelaksanaan pekerjaan pemborongan ini ditanggung oleh PIHAK II.

2. PIHAK II tidak dapat mengajukan tuntutan atas kenaikan harga bahan, peralatan dan upah tersebut walaupun ada pekerjaan tambahan kecuali apabila Pemerintah Republik Indonesia dalam bidang moneter secara resmi menyatakan tentang kenaikan tersebut yang diatur dalam peraturan perundang-undangan atau pemberitahuan resmi secara tertulis.

PASAL 13TENAGA KERJA

1. PIHAK II wajib menugaskan tenaga kerja ahli dan terampil dalam jumlah cukup sesuai dengan kebutuhan pekerjaan yang dicantumkan dalam daftar usulan staff inti proyek dan diserahkan kepada PIHAK I.

2. Di lokasi pekerjaan harus ada wakil PIHAK II yang ditunjuk sebagai pimpinan wakil mandor yang mempunuyai wewenang penuh untuk mewakili PIHAK II yang dapat menerima/memberikan/memutuskan segala urusan pekerjaan di lapangan.

3. PIHAK II wajib menyediakan tenaga kerja dalam jumlah cukup dan kualifikasi sesuai dengan volume dan kompleksitas pekerjaan.

4. Jika PIHAK I meminta PIHAK II untuk memberhentikan orang atau tenaga kerjanya dan menyatakan alasan atas permintaan tersebut, maka PIHAK II harus menjamin dalam waktu 7 x 24 jam tenaga kerja tersebut sudah harus meninggalkan lokasi pekerjaan dan tidak berhubungan lagi dengan pekerjaan dalam kontrak.

5. PIHAK II wajib menyediakan perlengkapan pengamanan untuk keselamatan tenaga kerja.6. Upah sesuai jam kerja, overtime tenaga kerja dan konsmsi untuk pelaksanaan pekerjaan

ditanggung PIHAK II.7. PIHAK II wajib menyediakan tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan

ketertiban bagi para pekerja yang tinggal sementara di lokasi pekerjaan.8. PIHAK II akan melaksanakan pekerjaan dengan tenaga kerjanya sendiri dan bertindak

sebagai kepala mandor, sehingga PIHAK II wajib melepaskan PIHAK I dari setiap tuntutan dan tagihan.

9. PIHAK II bertanggungjawab sepenuhnya atas segala perbuatan atau kelalaian tenaga kerjanya. Jika salah seorang dari mereka melanggar Peraturan Pemerintah ataupun ketentuan-ketentuan yang diadakan oleh PIHAK I guna menjaga keselamatan/ketertiban/keamanan/kebersihan di pekarangan PIHAK I, maka atas peringatan pertama dari PIHAK I, PIHAK II akan menarik tenaga kerja yang bersangkutan dari pekerjaan menurut perjanjian.

10. PIHAK II akan mengganti segala kerugian yang diderita oleh PIHAK I dan melepaskan PIHAK I dari segala tuntutan pihak lain akibat perbuatan atau kelalaian tenaga kerja PIHAK II.

PIHAK I PIHAK II

Page 6: SPK.039

PASAL 14LARANGAN UNTUK MENYERAHKAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KEPADA

PIHAK LAIN KECUALI DENGAN IJIN TERTULIS DARI PIHAK I

1. PIHAK II tidak diperkenankan untuk menyerahkan pekerjaan (pelaksanaan pekerjaan) itu untuk seluruhnya atau sebagian dengan cara bagaimanapun juga kepada pihak lain, kecuali dengan izin tertulis dari PIHAK I

2. Izin tersebut apabila diberikan akan senantiasa dikenakan syarat mutlak meskipun tidak tercantum di dalamnya, bahwa PIHAK II dalam segala hal tetap bertanggungjawab sepenuhnya kepada PIHAK I.

PASAL 15KEWAJIBAN MELAKSANAKAN PROGRAM KEAMANAN DAN KESELAMATAN

KERJA

1. Untuk menjamin kelancaran, keamanan dan ketertiban, pelaksanaan pekerjaan dimaksud, PIHAK II wajib membuat rencana kerja atau metode pelaksanaan, untuk dimintakan persetujuan kepada PIHAK I.

2. Bahwa PIHAK II wajib untuk menyediakan sarana prasarana keselamatan dan kesehatan kerja di lokasi proyek yang sedang dilaksanakan.

3. Kedua belah PIHAK bertanggungjawab sepenuhnya terhadap keamanan masing-masing sarana prasarana dan material yang dimiliki di lokasi proyek. Apabila terjadi kehilangan sarana prasarana dan material slah satu PIHAK, maka hal itu menjadi tanggungjawab PIHAK yang bersangkutan dan tidak bias menuntut salah satu PIHAK untuk mengganti kerugian/kehilangan tersebut. Dan hal ini tidak bias dijadikan alas an untuk menghentikan pekerjaan.

4. Dalam hal terjadi kecelakaan kerja, PIHAK II wajib membuat laporan secara tertulis kepada PIHAK I dan PIHAK I berhak untuk melakukan evaluasi tentang keberlangsungan pekerjaan PIHAK II atas kejadian/kecelakaan tersebut.

PASAL 16KONTRAK KRITIS

Kontrak dinyatakan kritis apabila :1. Pada awal pekerjaan dimulai minimal 7 hari setelah SPK (Surat Perintah Kerja) di

keluarkan, dimana semua item yang dikerjakan sudah sesuai Schedule.2. Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0% - 70% dari kontrak), realisasi fisik

pelaksanaan terlambat lebih besar 10% dari rencana.3. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak), realisasi fisik

pelaksanaan terlambat lebih besar 5% dari rencana.4. Pada saat kontrak dinyatakan kritis, pelaksanaa dari PIHAK I mengusulkan kepada

PIHAK I untuk menerbitkan Surat Pemberitahuan kepada PIHAK II, dimana pengambilan surat tersebut tidak boleh diwakilkan kecuali ada Surat Kuasa dan langsung diadakan Show Case Meeting ( SCM ) yang dihadiri minimal oleh PIHAK II, Manager Pelaksanaa, Pelaksana dan QC (Quality Control). Dalam SCM menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai PIHAK II dalam periode waktu tertentu (uji coba pertama) yang dituangkan dalam Berita Acara – SCM I.

PIHAK I PIHAK II

Page 7: SPK.039

Apabila uji coba pertama gagal, maka diterbitkan Surat Peringatan I yang dilanjutkan dengan SCM II dan dituangkan dalam Berita Acara – SCM II.

Apabila uji coba kedua gagal, maka diterbitkan Surat Peringatan II yang dilanjutkan dengan SCM III dan dituangkan dalam Berita Acara – SCM III.

Apabila uji coba ketiga gagal, maka diterbitkan Surat Peringatan III atau pemberitahuan secara tertulis yaitu Pemutusan Kontrak Kerja secara SEPIHAK oleh PIHAK I kepada PIHAK II.

PASAL 17DOMISILI

Kedua belah PIHAK dalam melaksanakan kontrak ini memilih tempat kedudukan tetap dan tidak berubah (domisili).

PASAL 18PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK I dan PIHAK II pada dasarnya akan diselesaikan dengan cara musyawarah.

2. Apabila terjadi pekerjaan take over, maka PIHAK II bertanggung jawab sepenuhnya atas tagihan barang yang terkirim maupun belum terkirim dengan ketentuan semua barang tersebut menjadi hak PIHAK II, kecuali barang yang terpasang menjadi hak PIHAK I.

3. Apabila cara musyawarah belum dapat menyelesaikan perselisihan, maka kedua belah PIHAK dapat mengajukan kepada satu badan Arbitrase yang terdiri dari seorang anggota yang ditunjuk oleh anggota tersebut.

4. Waktu penyelesaian perselisihan tersebut tidak dapat dijadikan alasan untuk menunda pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

PASAL 19SANKSI DAN DENDA

1. Apabila PIHAK II tidak melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan didalam kontrak dan spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan maka terhadap PIHAK II dapat dikenakan sanksi pemutusan kontrak secara sepihak oleh PIHAK I.

2. Khusus untuk keterlambatan waktu pelaksanaan, maka kepada PIHAK II dikenakan denda keterlambatan sebesar 1/1000 (seperseribu) dari nilai kontrak untuk setiap hari keterlambatan terhitung sejak jangka waktu pelaksanaan habis dengan setinggi-tingginya 5% (lima persen) dari nilai kontrak.

3. Pemutusan kontrak secara sepihak oleh PIHAK I tersebut dilaksanakan dengan pemberitahuan tertulis oleh PIHAK I kepada PIHAK II.

4. PIHAK I kemudian berhak melanjutkan pekerjaan dengan cara lain dan segala akibat pembiayaan menjadi tangung jawab PIHAK II.

PASAL 20FORCE MAJEURE

1. PIHAK II dibebaskan tanggungjawabnya atas segala keterlambatan pekerjaan akibat langsung keadaaan force majeure.

2. Yang dimaksud dengan Force Majeure adalah : Bencana alam (banjir, gempa bumi, angin topan serta huru-hara dan perang)

PIHAK I PIHAK II

Page 8: SPK.039

3. Bila terjadi force majeure, PIHAK II harus memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK I dalam waktu maksimum 2 x 24 jam (dua kali dua puluh empat jam) setelah kejadian dengan disertai rencana dan time schedule baru untuk mengatasinya.

4. Apabila dalam waktu 7 x 24 jam (tujuh kali dua puluh empat jam) PIHAK I tidak memberikan tanggapan, maka kejadian apapun tidak dapat diakui sebagai Force Majeure.

5. Biaya yang timbul akibat keadaan Force Majeure apabila setelah ditindaklanjuti ke Owner/Dinas yang terkait tidak mendapatkan Surat Pernyataan keadaan Force Majeure akan menjadi tanggung jawab PIHAK II sepenuhnya sampai dengan pekerjaan tersebut selesai 100% (seratus persen).

PASAL 21AMANDEMEN

Segala sesuatu yang belum diatur atau tidak diatur secara lengkap dalam perjanjian ini akan diatur secara musyawarah dan dituangkan dalam amandemen yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kontrak ini.

PASAL 22KETENTUAN PENUTUP

1. Dengan ditandatanganinya surat perjanjian ini oleh kedua belah PIHAK, maka seluruh ketentuan yang tercantum di dalam pasal-pasal perjanjian ini dan seluruh ketentuan dalam dokumen-dokumen yang merupakan satu kesatuan serta bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini.Termasuk segala sanksinya mempunyai kekuatan mengikat dan berlaku sebagai UU bagi kedua belah PIHAK, berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Pasal 1338 ayat 1 KUHP.

2. Kontrak ini berlaku mulai pada saat ditandatangani oleh kedua belah PIHAK dan berakhir sampai dengan serah terima pekerjaan selesai 100% (seratus persen)

3. Kontrak ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan kesemuanya bermaterai Rp. 6.000,00 (enam ribu rupiah) serta masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.

Demikian Kontrak Kerja ini dibuat dan ditandatangani di Surabaya pada 17 bulan Juli2013, oleh kedua belah PIHAK.

Surabaya, 17 Juli 2013

PIHAK II PIHAK I PT. MUSTIKA ZIDANE KARYA

Wahyu Khamdani Adi Dharma ST, M.MT Sub Kontraktor Project Manager

PIHAK I PIHAK II