Spiritual+Capital+Dalam+Pemberdayaan+Masyarakat

8
15 Volume 3, Nomor 2, Juni 2007 SPIRITUAL CAPITAL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT OLEH TONTOWI JAUHARI *) ABSTRAK Spiritual capital (modal spiritual) adalah modal yang ditingkatkan dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada dalam diri atau jiwa seseorang, pemanfaatan spiritual capital akan melahirkan kecerdasan hati nurani. Kecerdasan ini yang tidak dimiliki oleh mereka para kapitalis yang motivasi kerjanya hanya demi ‘uang’ yang melahirkan kerusakan lingkungan, kemiskinan, penyakit dan jurang kesenjangan sosial. Sebagai solusi terhadap idiologi kapitalisme, perlu dibangun paradigma baru dalam pemberdayaan masyarakat melalui motivasi spiritual capital. Kata Kunci : Spiritual capital, Kapitalisme dan Pemberdayaan Masyarakat. LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk yang paling unik, masih banyak yang hidup tanpa arah dan hidup tanpa memiliki arti, maksud dan tujuan, kondisi riil ini tergambar jelas di tengah-tengah masyarakat apalagi bila kita melihat semangat hidup masyarakat yang sangat tergantung dengan “uang” yang nota bene uang tidak memiliki rasa nasionalisme dan agama, tetapi uang yang menjadi motivator utama dalam mencapai tujuan hidup kebanyakan manusia, sehingga berbagai cara ditempuh untuk mendapatkannya. Motivasi utama (modal/uang) tersebut lahir dari semangat kapitalisme hingga ia dipuja dan tuna adab. Sebaliknya bagi kaum papa yang sulit mendapatkan “uang” semangat kapitalisme dianggap musuh, *Dosen Fakultas Dakwah /Sekretaris P2M IAIN Raden Intan Bandar Lampung

Transcript of Spiritual+Capital+Dalam+Pemberdayaan+Masyarakat

Page 1: Spiritual+Capital+Dalam+Pemberdayaan+Masyarakat

15

Volume 3, Nomor 2, Juni 2007

SPIRITUAL CAPITAL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

OLEH

TONTOWI JAUHARI*)

ABSTRAK

Spiritual capital (modal spiritual) adalah modal yang ditingkatkandengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada dalam diri atau jiwa seseorang,pemanfaatan spiritual capital akan melahirkan kecerdasan hati nurani.Kecerdasan ini yang tidak dimiliki oleh mereka para kapitalis yang motivasikerjanya hanya demi ‘uang’ yang melahirkan kerusakan lingkungan,kemiskinan, penyakit dan jurang kesenjangan sosial. Sebagai solusi terhadapidiologi kapitalisme, perlu dibangun paradigma baru dalam pemberdayaanmasyarakat melalui motivasi spiritual capital.

Kata Kunci : Spiritual capital, Kapitalisme dan Pemberdayaan Masyarakat.

LATAR BELAKANG

Manusia adalah makhluk yang paling unik, masih banyak yanghidup tanpa arah dan hidup tanpa memiliki arti, maksud dan tujuan,kondisi riil ini tergambar jelas di tengah-tengah masyarakat apalagi bilakita melihat semangat hidup masyarakat yang sangat tergantung dengan“uang” yang nota bene uang tidak memiliki rasa nasionalisme dan agama,tetapi uang yang menjadi motivator utama dalam mencapai tujuan hidupkebanyakan manusia, sehingga berbagai cara ditempuh untuk

mendapatkannya.

Motivasi utama (modal/uang) tersebut lahir dari semangatkapitalisme hingga ia dipuja dan tuna adab. Sebaliknya bagi kaum papayang sulit mendapatkan “uang” semangat kapitalisme dianggap musuh,

*Dosen Fakultas Dakwah /Sekretaris P2M IAIN Raden Intan Bandar Lampung

Page 2: Spiritual+Capital+Dalam+Pemberdayaan+Masyarakat

16

Komunitas, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam

TONTOWI JAUHARI

karena mereka merasakan sulitnya memperoleh modal/uang hingga harusmengabaikan martabat kemanusiaan. Semangat kapitalis memicumunculnya watak dan paradigma yang cenderung serakah, egoistik dan

oportunistik dalam berburu materi.

Spiritual capital (modal spirit) merupakan semangat tinggisebagai faktor penunjang kemenangan yang tumbuh dalam diri seseorang,dengan semangat ini akan lahir etos kerja yang dapat menggerakkan,mengarahkan manusia dalam melakukan setiap aktifitasnya. Semangatberupa sikap, kepribadian, watak karakter, serta keyakinan atas sesuatu(etos), tidak hanya dimiliki individu, tetapi juga kelompok bahkanmasyarakat.1 Karakter dan kebiasaan berkenaan dengan kerja, yangterpancar dari sikap hidup manusia merupakan suatu keyakinan yangsangat mendalam bahwa bekerja itu bukan saja untuk memuliakandirinya, menampakkan kemanusiaannya, melainkan juga sebagaimanifestasi dari amal saleh dan oleh karenanya mempunyai nilai ibadahyang sangat luhur.2 Sehingga spiritual capital akan dapat melahirkannilai kerja yang positif .

Keterjebakan atas uang sebagai sumber motivasi danrendahnya semangat untuk berprestasi masyarakat, tergambar dalampandangan Robert T. Kiyosaki yang mengatakan; cinta akan uang adalahakar segala kejahatan dan kekurangan uang adalah akar segala kejahatan,atau saya tidak bekerja untuk uang tetapi uang berkerja untuk saya.3

Persoalan spiritual capital sangat urgen terlebih dalam memberdayakankomunitas masyarakat terpinggirkan, sebab selama ini segala sesuatunyahanya diukur dari laba material, demikian juga dengan suatu keberhasilandiukur dengan seberapa mampu meraup materi, seberapa luas ekspansi,pendapatan, kekuasaan dan lain-lain.

Dengan menumbuhkan semangat spiritual kapital di tengah-tengah masyarakat, diharapkan pola fikir yang cenderung pasif sepertirobot, pasrah dengan yang ada, bekerja hanya untuk uang sebagai polakapitalis, berubah kearah pola fikir mengapa kita mengerjakan sesuatudan terus berupaya mencari cara-cara yang lebih baik dalam beraktivitasdengan gool setting hidup lebih memiliki arti, karena hidup manusiahakikatnya sebagai mahluk spiritual yang dahaga akan nilai dan makna.

SPIRITUAL CAPITAL DAN PEMBERDAYAAN

Spiritual dimaksudkan bukanlah masalah agama ataukepercayaan lain, tetapi spiritual berhubungan dengan kejiwaan (rohani

Page 3: Spiritual+Capital+Dalam+Pemberdayaan+Masyarakat

17

Volume 3, Nomor 2, Juni 2007

SPIRITUAL CAPITAL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

atau batin).4 Spiritual menyangkut suatu yang universal, yaitu values,meaning dan purpose dalam kehidupan manusia, spiritual merupakanprinsip yang memvitalisasi suatu organism. Sepiritual dimaksudkansebagai ‘makna, nilai-nilai, dan tujuan fundamental’.

Menurut (Danah Zohar dan Ian Marshall: 2004) spiritualcapital adalah makna, tujuan, dan pandangan yang kita miliki bersamamengenai hal yang paling berarti dalam hidup. Spiritual capital sebagaipenyemangat sekaligus kegelisahan, keprihatinan, kebutuhan danpergulatan riil eksistensial manusia yang mendalam untuk melakukansesuatu guna menjadikan hidup mengabdi menjadi tujuan penuhmakna.5

Pemberdayaan adalah sebagai upaya perlindungan ataskepentingan rakyat, terutama kelompok-kelompok yang terpinggirkandan rentan, dan tidak memiliki ruang yang memadai dalam prosespolitik.6 Upaya pemberdayaan memiliki target kelompok dengan tetapmenitik beratkan pada individu sebagai strategi awal.

Spiritual kapital dan pemberdayaan dimaksudkan menumbuhkanmodal sumber-sumber daya dalam jiwa manusia (kecerdasan hatinurani), hingga muncul kesadaran bahwa hidup memiliki demensi yanglebih dari hanya sekedar menghabiskan waktu untuk menumpuk modalmaterial (uang) dalam komunitas masyarakat marjinal.

Konsep spiritual kapital yang diperkenalkan oleh Danah Zohardan suaminya Ian Marshall, muncul dari pengalaman Mats Lederhausen;profesional muda yang meraih puncak pada usia 30-an. Chief ExecutifMc Donald’s Swedia ini mengahadapi dilema karier. Mats tidakmerasakan bahagia kendati keluarganya harmonis dan kelimpahanuang. Mats prihatin dengan krisis lingkungan hidup dan runtuhnyamasyarakat yang marak di berbagai belahan dunia. Perusahaantempatnya bekerja tidak mampu melakukan sesuatu untuk memperbaikikeadaan, Mats merasa bekerja hanya mencari uang selama 13 jamperhari, ia tidak mengabdikan untuk hal-hal yang sangat penting karenaitu ia ingin hidup memiliki arti dengan menjadi bagian dari solusi bukanmasalah. Pengalaman Mats menurut Danah Zohar dan Ian Marshallsebagai bentuk sosok pekerja yang memiliki kercerdasan hati nurani,kecerdasan tersebut memberikan kesadaran bahwa hidup punya dimensilebih dalam, dari pada sekedar menghabiskan waktu untuk menumpukmodal material.7

Modal spiritual melampaui modal intelektual yang mendasarkanpada paradigma newtonian dan materialisme yang melihat kehidupansecara linier, dapat dikendalikan dan dikuasai, dan memberi keuntungan.Modal spiritual melampaui modal sosial, berupa kekayaan material dan

Page 4: Spiritual+Capital+Dalam+Pemberdayaan+Masyarakat

18

Komunitas, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam

keuntungan sosial yang didapat suatu masyarakat denganmengandalkan sikap saling percaya (trust). Bila kecerdasan intelektual(IQ) melahirkan modal material, sementara modal sosial dibangun dengankecerdasan emosional (EQ), dan eksplorasi individu, masyarakat,perusahaan terhadap suatu makna, nilai, dan tujuan yang fundamentaldari hidup (SQ) maka akan menghasilkan spiritual capital.

Ketiganya bila dipadukan akan merubah budaya individu,masyarakat dan perusahaan (kerja). Tabel potensi manusia8;

Spiritual capital mampu merubah motivasi rendah (materi/modal/uang)menuju kepada motivasi tinggi (ekplorasi kekuatan dari alam, penguasaandiri dan pengabdian lebih tinggi), konsep spiritual capital mengadopsisistem adaptif komplek manusia dengan 12 prinsip dasartransformasional, yaitu: kesadaran diri, spontanitas, terbimbing oleh visidan nilai, holistic, kepedulian, menyantuni keragaman, indepndensiterhadap lingkungan, membingkai ulang, pemaknaan positif ataskemalangan, rendah hati dan keterpanggilan. Melalui desain motivasibaru yang diawali dengan pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri (ego)dan keterlibatan sosial sebagai kebutuhan lebih tinggi.9 Design motivasiini berbanding berbalik dengan teori motivasi hirarki kebutuhan AbrahamMaslow dengan diawali tingkat kebutuhan paling rendah, yaitu:kebutuhan fisiologis, keselamatan dan keamanan (safety and security), rasamemiliki (belongingness), harga diri (esteems), dan perwujudan diri (self-actualization).10

Dengan modal spirtual yang ada dalam diri seseorang akan mampumembangkitkan motivasi tinggi dalam memandang kehidupan, tidak lagihanya memandang sebatas materi tetapi menjadikan hidup ini penuharti dan makna yang lebih tinggi. Motivasi tinggi dan perubahanparadigma hidup yang tumbuh dari dalam diri menurut Danah Zohardan Ian Marshall merupakan kecerdasan hati nurani, dengan diawalipemenuhan kebutuhan akan aktualisasi diri.

TONTOWI JAUHARI

Page 5: Spiritual+Capital+Dalam+Pemberdayaan+Masyarakat

19

Volume 3, Nomor 2, Juni 2007

SPRITUAL KAPITAL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Sekarang ini kita hidup pada babak kapitalisme global, dimanakomoditi barang maupun jasa menjadi penggerak dalam kehidupan.Dengan kata lain tonggak awal tumbuhnya kolonialisme dan imperialismeadalah spirit kapitalisme.11 Monster kapitalisme harus dirubah dengansemangat motivasi baru spiritual kapital, yang di awali dengan aktualisasidiri, harga diri (ego) dan keterlibatan sosial sebagai kebutuhan yang palingtinggi.

Tabel hirarki kebutuhan (motivasi) Maslow dan motivasi barumodel spiritual kapital:

tabel

Bila kebutuhan dasar dari Maslow berupa kecukupan fisiologis(makan, minum, tempat tinggal dan bebas dari rasa sakit) dankeselamatan/keamanan (bebas dari ancaman/aman) telah terpenuhi,maka akan meningkat pada pemenuhan kebutuhan yang disebutkebutuhan pertumbuhan yaitu: kebutuhan rasa memiliki (sosial dan cinta),kebutuhan harga diri (penghargaan diri dan penghargaan orang lain),dan kebutuhan aktualisasi diri (memaksimumkan penggunaankemampuan, keahlian, dan potensi). Konsep Maslow ini menekankanbahwa kebutuhan tingkat dasar harus terpenuhi terlebih dahulu/tercukupi, bila kebutuhan ini telah terpenuhi maka akan mereda dayamotivasinya dan kemudian akan berupaya untuk memenuhi kebutuhanpada tingkat pertumbuhan.

Konsep Maslow yang telah bertahan lebih dari 30 tahun justruberbalik dengan teori yang dikembangkan Danah Zohar dan Ian Marshall,yakni piramida yang berlapis-lapis dengan asumsi kita bergerak darilapisan dasar menuju kelapisan pertumbuhan dapat dilihat secara terbalik,artinya kita memenuhi kebutuhan pertumbuhan terlebih dahulu bisa

SPIRITUAL CAPITAL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Page 6: Spiritual+Capital+Dalam+Pemberdayaan+Masyarakat

20

Komunitas, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam

memenuhi kebutuhan dasar atau kebutuhan dasar akan mengikutikebutuhan pertumbuhan. Menurut Danah Zohar dan Ian Marshallaktualisasi diri berupa memaksimumkan penggunaan kemampuan,keahlian dan potensi justru memegang peranan penting dalammengembangkan modal spiritual. Ketika kita mendahulukan basic needmaka yang akan lahir kapitalisme yang menghancurkan penghuni bumi,dalam bentuk kerusakan lingkungan, kemiskinan, penyakit dan jurangkesenjangan sosial, keresahan sosial, ketidak setiaan dan ketidakpercayaan dalam hubungan sosial, menguatkan pandangan membedakanorang lain, dan munculnya kelompok ekslusif berdasarkan agama, etnisdan golongan.

Dalam spiritual kapital energi-energi positif perlu terusdikembangkan dalam skala-skala motivasi. Skala motivasi diharapkanmampu menaikan dan menurunkan kecerdasan spiritual seseorangartinya tidak ada motivasi yang bersifat tetap dan baku. Spiritual capitalberorientasi berkelanjutan melalui; sistem yang bersifat holistik,kemampuan mengatur diri (self organizing), dan eksploratoris (selalumencari yang terbaik). Upaya tersebut mengarahkan pada terbentuknyamakna, nilai dan keyakinan.

Upaya-upaya pengembangan skala motivasi yang bersumber darispiritual kapital diharapkan akan berimplikasi pada peningkatan sumberdaya, kepedulian, dan kerjasama sosial. Pencerahan pada masyarakatyang termarjinalkan perlu dilakukan melalui perubahan paradigma,dalam bentuk memberdayakan spiritual capital pada masyarakat, halini jika perbaikan nasib masyarakat masih menjadi satu impian.

Langkah-langkah upaya pemberdayaan masyarakat denganspiritual kapital diawali dengan mengekplorasi pertanyaan-pertanyaanseperti “untuk apa saya ada,apa tujuan hidup saya, apa yang sebenarnyaingin saya capai”. Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan landasanfilosofis dalam praktek pemberdayaan, sehingga dari proses tersebut akandiperoleh pengalaman keilahian dengan tetap menjalani hidup penuhcinta kasih, mengetahui diri sendiri, mengetahui orang lain, dan melihatalam bagian dari semesta dan manifestasi Tuhan dalam pengabdian yanglebih tinggi, rendah hati, ikhlas dan pasrah.Pengalaman sebagai langkah awal dan filosofis hidup, dilanjutkan denganlangkah pertama aktualisasi diri; memanifestasikan kreatifitas, inovasidengan penuh gairah yang berakar dari nilai-nilai dan keterampilanprofesi, tradisi ataupun hasil pemikiran. Kedua harga diri dan keterlibatan/hubungan sosial; diawali dengan menumbuhakan kekuatan dalam diriseperti proaktif, integritas, loyalitas dan tanggungjawab, pengabdian dantoleran. Kekuatan diri disosialisasikan dalam bentuk kerjasama,

TONTOWI JAUHARI

Page 7: Spiritual+Capital+Dalam+Pemberdayaan+Masyarakat

21

Volume 3, Nomor 2, Juni 2007

menyenangkan orang lain, negosiasi dan resolusi konflik. Dan terusmenumbuhkan rasa ingin tahu, terbuka, menerima in-put, berfikir positif,dan terus belajar.

Kedua langkah tersebut merupakan langkah yang fundamentaldalam membangun budaya baru pada masyarakat, ketika kedualangkah tersebut benar-benar mengkristal dalam diri individu ataupunmasyarakat maka kebutuhan dasar yang dikatakan maslow, sepertikebutuhan akan rasa memiliki, kebutuhan keselamatan dan keamanan,dan kebutuhan fisiologis (makan, minum, tempat tinggal dan bebasdari rasa sakit) dengan sendirinya akan terpenuhi.

KESIMPULAN

Dari bahasan-bahasan tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Spiritual kapital adalah makna, tujuan, dan pandangan yang kitamiliki bersama mengenai hal yang paling berarti dalam hidup, spiritualkapital bukanlah masalah agama atau suatu sistem kepercayaan,melainkan suatu kecerdasan hati nurani, diawali dengan pemenuhankebutuhan akan aktualisasi diri.

2. Teori motivasi Abraham Maslow berbanding berbalik dengan apayang dikemukan oleh Danah Zohar dan Ian Marshall, kalau Maslowtingkat kebutuhan dimulai dari kebutuhan fisiologis, maka DanahZohar dan Ian Marshall mengawali tingkat kebutuhan dari aktualisasidiri.

3. Upaya pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan spiritualkapital di awali dengan pemahaman akan pengalaman keilahian,diri dan lingkungannya diikuti dengan langkah aktualisasi diri danlangkah harga diri dan keterlibatan/hubungan sosial.

DAFTAR PUSTAKA

A Luluk Widyawan, Selamat Datang Spiritual, Selamat Tinggal kapitalism,Madiun, STKIP Widya Yuwana, 2006.

Departemen Pendididikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta; Balai Pustaka, 1998.

Ellyasa KH Dharwis, Pengorganisasian Aksi Komunitas dan Kuliah KerjaNyata, Jakarta: Depag RI, 2004.

Gibson, Ivancevich, dan Donnely (terj), Organisasi: Perilaku Struktur Proses,Jakarta: Erlangga, 1996.

SPIRITUAL CAPITAL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Page 8: Spiritual+Capital+Dalam+Pemberdayaan+Masyarakat

22

Komunitas, Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam

Hatib Rachmawati, Nalar Pendidikan Islam dan Kebutuhan Pendidikan Barat,Yogyakarta; Suara Muhammadiyah, September 2007.

Imam B. Prasojo, Spirit Baru tentang Keshalihan Sosial, Yogyakarta; SuaraMuhammadiyah, Oktober 2007.

Robert T. Kiyosaki, Rich Dad Poor Dad, Jakarta: Gramedia PustakaUtama, 2002.

Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, Jakarta: Gema Insani,2002.

(Endnotes)1 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, (Jakarta: Gema Insani, 2002), Cet. Ke-

1. hlm. 15 – 16.2 Toto Tasmara, Membudayakan Etos, h. 27.3 Robert T. Kiyosaki, Rich Dad Poor Dad, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002),Cet.

Ke-9, hlm. 2 – 7.4 Departemen Pendididikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta;

Balai Pustaka, 1998), Cet. Ke-10, hlm. 960.5 A Luluk Widyawan, Selamat Datang Spiritual, Selamat Tinggal kapitalism, Madiun,

STKIP Widya Yuwana, 2006.6 Ellyasa KH Dharwis, Pengorganisasian Aksi Komunitas dan Kuliah Kerja Nyata, (Jakarta:

Depag RI, 2004), hlm. 15.7 A Luluk Widyawan, Selamat Datang Spiritual, Selamat Tinggal kapitalism , Madiun,

STKIP Widya Yuwana, 2006.8 Hatib Rachmawati, Nalar Pendidikan Islam dan Kebutuhan Pendidikan Barat,

(Yogyakarta; Suara Muhammadiyah, September 2007), hlm. 25.9 A Luluk Widyawan, Selamat Datang Spiritual, Selamat Tinggal kapitalism, Madiun,

STKIP Widya Yuwana, 2006.10 Gibson, Ivancevich, dan Donnely (terj), Organisasi: Perilaku Struktur Proses, (Jakarta:

Erlangga, 1996) hlm. 97.11 Imam B. Prasojo, Spirit Baru tentang Keshalihan Sosial, (Yogyakarta; Suara

Muhammadiyah, Oktober 2007), hlm. 12.