PENGARUH PHYSICAL CAPITAL HUMAN CAPITAL, DAN …

20
p-ISSN 2086-3748 Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) Volume 4 Nomor 1, Mei 2013 63 PENGARUH PHYSICAL CAPITAL, HUMAN CAPITAL, DAN STRUCTURAL CAPITAL TERHADAP PROFITABILITAS, PRODUKTIVITAS DAN PENILAIAN PASAR PADA PERBANKAN INDONESIA (Studi kasus perbankan yang terdaftar di BEI Tahun 2008-2011) Sari Rahmadhani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Totalwin Semarang ABSTRACT This study aimed to examine the effect of disclosure of intangible assets in the banking company. Disclosure of intangible assets is an important concern for modern accounting disclosures aimed determine the ability of an intangible asset in improving profitability, productivity and market valuation. New types of intangibles such as employee competence, relationships with customers, simulation models, administration and computer systems are not recognized in the financial reporting model and conventional management. Testing of intangible assets is done by using the components of capital, namely Physical Intellectual Capital, Human Capital, Structural Capital. This research was conducted by a quantitative method using secondary data. The population of this study was obtained from the banks listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2008 - 2011. The study sample was 12 Banks are selected using purposive sampling method. Analysis techniques used is by using multiple linear regression model using SPSS. The results showed results provide empirical evidence that the Physical capital does not affect the profitability, productivity, and penilaiaan banking market in Indonesia. While human capital affect the profitability and market penilaiaan, but has no effect on the pebankan produkivitas. Structural capital does not affect the profitability and market penilaiaan, but the effect on the productivity of banking in Indonesia. Keywords: intangible assets, Intellectual capital is Physical Capital, Human Capital, Structural Capital, profitability, productivity and market valuation PENDAHULUAN Bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary), maksudnya adalah bank menjadi perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Dengan demikian, industri perbankan memegang peranan penting dalam kehidupan perekonomian masyarakat suatu negara. Usaha pokok perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, seperti tabungan, deposito, maupun giro. Selain itu bank mempunyai usaha untuk menyalurkan dana simpanan tersebut kepada masyarakat yang

Transcript of PENGARUH PHYSICAL CAPITAL HUMAN CAPITAL, DAN …

Page 1: PENGARUH PHYSICAL CAPITAL HUMAN CAPITAL, DAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 4 Nomor 1, Mei 2013 63

PENGARUH PHYSICAL CAPITAL, HUMAN CAPITAL, DAN STRUCTURAL CAPITAL TERHADAP PROFITABILITAS,

PRODUKTIVITAS DAN PENILAIAN PASAR PADA PERBANKAN INDONESIA

(Studi kasus perbankan yang terdaftar di BEI Tahun 2008-2011)

Sari Rahmadhani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Totalwin Semarang

ABSTRACT

This study aimed to examine the effect of disclosure of intangible assets

in the banking company. Disclosure of intangible assets is an important concern for modern accounting disclosures aimed determine the ability of an intangible asset in improving profitability, productivity and market valuation. New types of intangibles such as employee competence, relationships with customers, simulation models, administration and computer systems are not recognized in the financial reporting model and conventional management. Testing of intangible assets is done by using the components of capital, namely Physical Intellectual Capital, Human Capital, Structural Capital.

This research was conducted by a quantitative method using secondary data. The population of this study was obtained from the banks listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2008 - 2011. The study sample was 12 Banks are selected using purposive sampling method. Analysis techniques used is by using multiple linear regression model using SPSS. The results showed results provide empirical evidence that the Physical capital does not affect the profitability, productivity, and penilaiaan banking market in Indonesia. While human capital affect the profitability and market penilaiaan, but has no effect on the pebankan produkivitas. Structural capital does not affect the profitability and market penilaiaan, but the effect on the productivity of banking in Indonesia. Keywords: intangible assets, Intellectual capital is Physical Capital, Human

Capital, Structural Capital, profitability, productivity and market valuation

PENDAHULUAN

Bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary), maksudnya adalah bank menjadi perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Dengan demikian, industri perbankan memegang peranan penting dalam

kehidupan perekonomian masyarakat suatu negara. Usaha pokok perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, seperti tabungan, deposito, maupun giro. Selain itu bank mempunyai usaha untuk menyalurkan dana simpanan tersebut kepada masyarakat yang

Page 2: PENGARUH PHYSICAL CAPITAL HUMAN CAPITAL, DAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 4 Nomor 1, Mei 2013 64

membutuhkan dalam bentuk penyaluran kredit pinjaman dengan berbagai bentuk. Perbankan dalam menjalankan aktivitasnya disamping mengelola aset lancar dan aset tetap juga harus memperhatikan pengelolaan aset tidak berwujud dengan baik. Aset tidak berwujud yang dimiliki perbankan seperti goodwill mempunyai potensi besar dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menggunakan jasa penyimpanan maupun jasa peminjaman yang ditawarkan oleh perbankan.

Aset tidak berwujud atau intangible untuk praktek pencatatannya oleh Guthrie et al. (1999) dan IFA (1998) ditemukan bahwa akuntansi konvensional tidak dapat menyajikan informasi tentang identifikasi dan pengukuran intangible dalam organisasi, khususnya organisasi yang berbasis pengetahuan. Jenis intangible baru seperti kompetensi karyawan, hubungan dengan pelanggan, model-model simulasi, sistem administrasi dan komputer tidak diakui dalam model pelaporan manajemen dan keuangan konvensional. Bahkan dalam prakteknya, beberapa intangible konvensional, seperti kepemilikan merek, paten dan goodwill, masih jarang dilaporkan di dalam laporan keuangan (IFA, 1998; IASB, 2004). Hal ini dapat berdampak pada penurunan kepercayaan masyarakat pada perbankan. Dengan penyajian intangible aset akan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menggunakan jasa perbankan, karena masyarakat mempunyai informasi yang cukup adanya kompetensi karyawan, hubungan karyawan dengan pelanggan yang harmonis dan

sistem informasi yang mendukung kinerja perbankan.

Intellectual capital merupakan pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran intangible assest. Intellectual capital menjadi fokus perhatian dalam berbagai bidang, baik manajemen, teknologi informasi, sosiologi, maupun akuntansi (Petty dan Guthrie, 2000; Sullivan dan Sullivan, 2000). Pada penelitian Ulum (2008), Ting dan Lean (2009), serta Mavridis (2005) memberikan bukti empiris bahwa perbankan sangat dipengaruhi oleh Intellectual capital. Hal ini disebabkan karena dari aspek intelektual, perbankan memiliki aset dari intelektual yang dimiliki yaitu sejumlah karyawan yang bekerja pada sektor perbankan (Ulum, 2008). Sehingga terjadi pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital. Perubahan tersebut belum ditanggapi secara memadai oleh akuntan. Perubahan paradigma tersebut menyebabkan timbulnya perubahan paradigma pelaporan akuntansi (Budi Hartono, 2001).

Intellectual capital di Indonesia mulai berkembang terutama setelah munculnya PSAK No. 19 (revisi 2000) tentang aktiva tidak berwujud. Meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit sebagai Intellectual capital, namun lebih kurang Intellectual capital telah mendapat perhatian. Menurut PSAK No. 19, aktiva tidak berwujud adalah aktiva non moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan

Page 3: PENGARUH PHYSICAL CAPITAL HUMAN CAPITAL, DAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 4 Nomor 1, Mei 2013 65

administratif (IAI,2002). Praktek Intellectual capital masih belum dikenal secara luas di Indonesia. Perusahaan-perusahaan di Indonesia cenderungmenggunakan conventional based dalam membangun bisnisnya, sehinggaproduk yang dihasilkannya masih miskin kandungan teknologi (Abidin,2000).

Penelitian yang dilakukan Bontis et al. (2000) pada pengujian intellectual capital yang terdiri dari human capital, structural capital dan customer capital terhadap kinerja perusahaan menunjukkan bahwa human capital dan customer capital menjadi faktor yang signifikan dalam melaksanakan usaha perusahaan dan structural capital memiliki pengaruh positif pada kinerja perusahaan. Pengujian empiris mengenai intellectual capital dan kinerja di industri perbankan menunjukkan bahwa intellectual capital menjadi faktor yang sangat kuat untuk memprediksi kinerja perbankan (Reed, 2000). Pengujian intellectual capital pada kinerja perusahaan multinasional di Amerika menunjukkan intellectual capital memiliki pengaruh positif pada kinerja perusahaan (Belkaoui,2003).

Penelitian Firer dan Stainbank (2003) di Afrika Selatan pada 65 perusahaan publik untuk menguji pengaruh intellectual capital pada profitabilitas, produktifitas dan penilaian pasar diperoleh hasil bahwa VAIC™ memiliki kontribusi untuk memprediksi profitabilitas dan produktivitas perusahaan, namun tidak dapat untuk memprediksi penilaian pasar. Penelitian yang sama juga pernah dilakukan oleh Chen et al. (2005) di Taiwan dan Tan et al. (2007) di bursa efek

Singapura yang menghasilkan temuan bahwa intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Penelitian tentang intellectual capital di Indonesia diantaranya telah dilakukan oleh Astuti dan Sabeni (2005) yang menguji hubungan intellectual capital terhadap kinerja perusahaan di Jawa Tengah dengan menggunakan instrument kuesioner yang dibangun oleh Bontis (1998). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa human capital berhubungan positif customer capital; Human capital berhubungan dengan structural capital; Customercapital tidak berhubungan dengan business performance; dan Structural capital berhubungan positif dengan businessperformance. Penelitian ini merupakan replikasi terhadap penelitian Bontis et al. (2000) di Malaysia dengan modifikasi hubungan elemen-elemen intellectual capital dan kinerja industri mengacu penelitian Bontis (1998b) di Kanada.

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Bontis et al. (2000) dengan pengukuran pengaruh intellectual capital (dalam hal ini diproksikan dengan VAIC™) terhadap kinerja keuangan perbankan di Indonesia. Sektor perbankan dipilih karena menurut Firer dan William (2003) industri perbankan adalah salah satu sektor yang intellectual capital yang paling intensif. Selain itu, dari aspek intelektual, secara keseluruhan karyawan di sektor perbankan lebih homogen dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya (Kubo dan Saka, 2002). Sehingga dalam penelitian ini bertujuan menguji secara empiris komponen intellectual capital yaitu physical capital, human

Page 4: PENGARUH PHYSICAL CAPITAL HUMAN CAPITAL, DAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 4 Nomor 1, Mei 2013 66

capital, dan structural capital mempengaruhi profitabilitas, mempengaruhi produktivitas dan mempengaruhi penilaian pasar pada perusahan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008 sampai dengan 2011. TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Human Capital

Investasi dalam pelatihan dan peningkatan sumber daya manusia merupakan investasi yang amat penting (Becker, 1964 dalam Pratiwi 2005) karena pengalaman, skill, dan pengetahuan yang dimiliki sumber daya manusia mempunya nilai ekonomi bagi perusahaan yang menciptakan produktivitas dan kemampuan beradaptasi. Peningkatan produktivitas dari setiap pegawai atau human capital memerlukan biaya investasi pada human capital yang berkaitan dengan pemotivasian, pengawasan, dan mempertahankan pegawai dalam mengantisipasi return di masa mendatang (Flamholtz dan Lacey,1981). Dalam peningkatan produktivitas dan antisipasi return (Russel et al ,1993) terdapat faktor-faktor penting seperti kondisi pasar, serikat kerja, strategi-strategi bisnis dan teknologi yang dapat mempengaruhi biaya berkaitan dengan pengelolaan sumber daya manusia. Teori Resource-Based

Teori Resource-Based berasumsi bahwa perusahaan dapat berhasil bila perusahaan mampu mencapai dan mempertahankan keunggulan kompetitif melalui implementasi yang bersifat strategik dalam proses penciptaan nilai yang

tidak mudah ditiru oleh perusahaan lain dan tidak ada penggantinya (Barney ,1991). Menurut Jackson danSchuler (1995) teori ini menjelaskan tiga jenis sumber daya yaitu sumber daya fisik berupa pabrik, teknologi, peralatan, lokasi geografis, sumber daya manusia berupa pengalaman, pengetahuan pegawai, dan sumber daya organisasional berupa struktur dan sistem perencanaan, pengawasan, pengendalian, serta hubungan sosial antar organisasi dengan lingkungan eksternal. Teori Resource-Dependence

Resource dependency theory memfokuskan hubungan simbiotik perusahaan dengan sumber daya lingkungan. Perusahaan memiliki ketergantungan dengan perusahaan lain yang memiliki pengendalian terhadap sumber daya. Perusahaan selalu berinteraksi dengan perusahaan lain yang mengendalikan sumber daya dalam lingkungannya untuk memperoleh sumber daya tersebut (Pfeffer dan Salancik (1978) dalam Pratiwi (2005)). Resource-dependence theory memiliki perspektif mengenai pekerjaan entrepreneurship, seperti venture capitalist, regulator, dan konsumen utama yang digambarkan sebagai pembentuk perusahaan dan outcomes melalui pengendalian dari berbagai sumber daya penting. Teori ini memandang sumber daya perusahaan sebagai hal yang melekat yang tidak dapat secara cepat ditambah atau dihilangkan (Grant,1991). Teori Stakeholders

Stakeholders pada teori ini memiliki peranan dan kekuasaan yang amat penting dan menjadi pertimbangan bagi pengelola di perusahaan dalam mengungkapkan informasi laporan keuangan.

Page 5: PENGARUH PHYSICAL CAPITAL HUMAN CAPITAL, DAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 4 Nomor 1, Mei 2013 67

Perusahaan memandang bahwa stakeholders terdiri dari pemegang saham, kreditur, pemerintah, karyawan, pelanggan, pemasok, dan publik. Investor menginginkan return yang tercermin dalam laba akuntansi merupakan suatu alat ukur yang tepat dan akurat sehingga perlu adanya keakuratan dalam penciptaan return ( Meek dan Gray, 1988). Keakuratan value added dan return dalam pengukuran kinerja menambah kekuatan teori stakeholders. Intellectual Capital

Definisi intellectual capital menurut Stewart (1997) merupakan sumber daya berupa pengetahuan yang tersedia pada perusahaan yang menghasilkan asset bernilai tinggi dan manfaat ekonomi di masa mendatang bagi perusahaan. Intellectual capital adalah suatu pengetahuan yang didukung proses informasi untuk menjalin hubungan dengan pihak luar. Roos et al (1997) menyatakan bahwa intellectual capital mencakup semua proses dan menjadi asset tak berwujud dalam neraca meliputi merek dagang, paten dan

merk. Brooking (1996) mendefinisikan intellectual capital sebagai kombinasi dari asset tidak berwujud meliputi pasar, intellectual property, sumber daya manusia , dan infrastruktur yang menjalankan fungsinya dalam perusahaan. Sementara itu Stewart (1997) mendefinisikan intellectual capital sebagai segala pengetahuan yang bersifat intelek, semua informasi, dan pengalaman yang digunakan perusahaan untuk menciptakan kesejahteraan. Dari semua definisi tersebut, intellectual capital dapat dianggap sebagai asset tidak berwujud yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk menghasilkan manfaat dan meningkatkan kesejahteraan

Bontis, N., Keow, W.C.C. dan Richardson, S. (2000) memberikan definisi intellectual capital dari berbagai ringkasan peneliti. Bontis et al. (2000) memberikan perbandingan konsep intellectual capital dari beberapa penulis atau peneliti seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Perbandingan Konseptual Intellectual Capital

Brooking (UK) Roos (UK) Stewart (USA) Bontis (Canada) Human-centered assets Skills, abilities and expertise, problem solving abilities and leadership styles

Human capital Competence, attitude, and intellectual agility

Human capital Employees are an organization’s most important asset

Human capital The individual level knowledge that each employee possesses

Infrastructure assets All the technologies, process and methodologies that enable company to function

Organizational capital All organizational, innovation, processes, intellectual property, and cultural assets

Structural capital Knowledge embedded in information technology

Structural capital Non-human assets or organizational capabilities used to meet market requirements

Intellectual property Know-how, trademarks and patents

Renewal and development capital New patents and training efforts

Structural capital All patents, plans and trademarks

Intellectual property Unlike, IC, IP is a protected asset and has a legal definition

Page 6: PENGARUH PHYSICAL CAPITAL HUMAN CAPITAL, DAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 4 Nomor 1, Mei 2013 68

Market assets Brands, customers, customer loyalty and distribution channels

Relational capital Relationship which include internal and external stakeholders

Customer capital Market information used to capture and retain customers

Relational capital Customer capital is only one feature of the knowledge embedded in organizational relationships

Sumber: Bontis et al. (2000) Bontis et al. (2000)

menyebutkan dalam hal infrastructure asset, Brooking telah memasukkan semua teknologi dan proses yang memungkinkan sebuah perusahaan berfungsi. Roos telah menambahkan pentingnya budaya. Stewart mengklasifikasikan teknologi informasi dalam kategori ini. Brooking, Roos dan Stewart telah menyertakan merk dagang dan hak paten, sedangkan Bontis, telah

mengecualikan Intellectual Property, Bontis menyatakan bahwa Intellectual Property adalah aset yang dilindungi dan memiliki definisi hukum (tidak seperti komponen lain dari intellectual capital). Rincian elemen yang dapat diklasifikasikan sebagai elemen dari keempat komponen intellectual capital dapat dilihat pada tabel berikut. Elemen-elemen ini biasa disebut intellectual assets.

Tabel 2 Klasifikasi Intellectual Capital

Human Capital Relational (Costumer Capital)

Organizational (Structural Capital)

·know-how

· pendidikan

· vocational qualification

· pekerjaan dihubungkan dengan pengetahuan

· penilaian psychometric

· pekerjaan dihubungkan dengan kompetensi

· semangat enterpreneurial, jiwa inovatif, kemampuan proaktif dan reaktif, kemampuan untuk berubah

· brand

· konsumen

· loyalitas konsumen

· nama perusahaan

· backlog orders

· jaringan distribusi

· kolaborasi bisnis

· kesepakatan lisensi

· kontrak-kontrak yang mendukung

· kesepakatan franchise

Intellectual property

· paten

· copyrights

· design rights

· trade secrets

· trademarks

· service marks Infrastructure assets · filosofi manajemen

· budaya perusahaan

· sistem informasi

· sistem jaringan

· hubungan keuangan

Sumber: IFAC (1998) dalam Astuti (2005)

Human Capital

Human capital merupakan sumber inovasi dan perbaikan (improvement) dalam suatu organisasi , namun menjadi suatu unsur yang sukar diukur. Human capital meliputi pengetahuan dari masing-masing individu di suatu organisasi yang ada pada pegawainya (Bontis, Crossan,

Hulland,2001) yang dapat bersifat unik untuk tiap-tiap individu dan bersifat umum yang dihasilkan melalui sebuah kompetensi , sikap dan kecerdasan intelektual (Roos, Edvinsson dan Dragonetti 1997).

Human capital merupakan tempat bersumbernya pengetahuan yang sangat berguna, keterampilan, dan kompetensi dalam suatu

Page 7: PENGARUH PHYSICAL CAPITAL HUMAN CAPITAL, DAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 4 Nomor 1, Mei 2013 69

perusahaan. Human capital mencerminkan kemampuan kolektif untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang yang berada di perusahaan untuk menambah nilai pada perusahaan. Human capital merupakan kombinasi dari pengetahuan, keahlian (skill), kemampuan melakukan inovasi dalam penyelesaian tugas meliputi nilai perusahaan, kultur dan filsafat (Bontis, 2000).

Structural Capital

Structural capital merupakan pengetahuan yang tetap berada dalam perusahaan (Starovic dan Marr, 2004) yang memberi kemampuan perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan. Structural capital timbul dari proses dan nilai organisasi yang mencerminkan fokus internal dan eksternal perusahaan disertai pengembangan dan pembaharuan nilai untuk masa depan.

Structural capital adalah sarana dan prasarana yang mendukung karyawan untuk menciptakan kinerja yang optimum, meliputi kemampuan organisasi menjangkau pasar, hardware, software, database, struktur organisasi, patent, trademark, dan segala kemampuan organisasi untuk mendukung produktivitas karyawan (Bontis, 2000). Konsep adanya modal struktural memungkinkan terciptanya intellectual capital dan menjadi penghubung / pemroses

sumber daya manusia menjadi intellectual capital. Customer Capital

Customer capital adalah pengetahuan dari rangkaian pasar, pelanggan, pemasok, pemerintah dan asosiasi industri. Modal relasi dengan pelanggan dapat tercipta melalui pengetahuan karyawan yang diproses dengan modal struktural yang memberikan hasil hubungan baik dengan pihak luar. Interaksi ketiga komponen intellectual capital akan menciptakan nilai perusahaan secara keseluruhan.

Customer capital merupakan komponen modal intelektual yang memberikan nilai yang nyata bagi perusahaan dengan menciptakan suatu hubungan atau relasi yang harmonis dengan para mitranya atau bagian di luar lingkungan perusahaan. Customer capital terdiri dari hubungan perusahaan dengan stakeholders yang meliputi hubungan antara perusahaan dengan konsumen, pemasok, kreditor , dan investor. Model Pulic

Pulic (1998) mengembangkan metode VAIC™ yang didisain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari harta berwujud (tangible assets) dan harta tidak berwujud (intangible assets) yang dimiliki perusahaan. Model Pulic ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added. Value added dipengaruhi oleh efisiensi dari human capital dan structural capital. Value Added yang lain berhubungan dengan capital employed yang dilabeli dengan VACE.

Keunggulan metode pulic adalah kemudahan dalam perolehan data yang digunakan dalam penelitian. Data yang dibutuhkan

Page 8: PENGARUH PHYSICAL CAPITAL HUMAN CAPITAL, DAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 4 Nomor 1, Mei 2013 70

untuk menghitung berbagai rasio tersebut adalah angka-angka keuangan standar yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan. Pengukuran alternatif intellectual capital selain model Pulic terbatas pada pengukuran indikator keuangan dan non keuangan yang bersifat unik yang ada pada perusahaan secara individu. Kemampuan penerapan pengukuran alternatif intellectual capital tersebut memiliki keterbatasan untuk jumlah sampel yang besar dan terdiversifikasi secara luas (Firer dan Williams, 2003).

Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu telah banyak menemukan bukti bahwa terdapat hubungan antara Intellectual capital dengan kinerja perusahaan, antara lain Bontis (1998b), Bontis et al. (2000), Belkaoui (2003), Firer dan Williams (2003), Mavridis (2004), Chen et al.(2005) dan Tan et al. (2007). Penelitian Bontis (1998b, 2000) bertujuan untuk meginvestigasi tiga elemen Intellectual capital yakni Human Capital, Customer Capital, dan Structural Capital, dan hubungannya dengan kinerja pada sektor Industri di Kanada dan Malaysia. Pada penelitian di Malaysia, didasarkan pada kuesioner yang sama dengan penelitian serupa di Kanada sebelumnya. Dari hasil kedua penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara Intellectual capital dengan kinerja industri walaupun terdapat perbedaan dimana Customer Capital dan Structural Capital perusahaan berhubungan dengan kinerja industri Kanada, sedangkan di Malaysia hanya elemen Structural

Capital yang berhubungan dengan kinerja industri. Penemuan Belkaoui (2003) menyatakan bahwa Intellectual capital secara signifikan berhubungan dengan kinerja perusahaan.

Penelitian sebelumnya menguji hubungan Intellectual capital dengan kinerja perusahaan, seperti penelitian Firer dan Williams (2003), Mavridis (2004), dan Chen et al. (2005) dengan menggunakan VAICTM sebagai model pengukuran. Mereka menemukan bahwa VAICTM berpengaruh dengan kinerja perusahaan. Pada penelitian Firer dan Williams (2003), penelitian dilaksanakan di Afrika Selatan dengan Profitabilitas, perputaran aset dan pasar modal sebagai indikator kinerja perusahaan. Sedangkan Mavridis (2004) melakukan penelitian pada perusahaan perbankan di Jepang dimana hasilnya membuktikan bahwa kinerja yang paling baik adalah bank yang mengelola IC-nya dengan lebih baik dan lebih sedikit penggunaan modal fisiknya. Penelitian Chen et al. (2005) bertujuan serupa dengan beberapa penelitian sebelumya, namun menambahkan pengujian terhadap research and development, dimana menyatakan bahwa selain Intellectual capital, research and development juga berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Penelitian yang baru-baru ini (Tan et al., 2007) selain menguji hubungan Intellectual capital dengan kinerja perusahaan, mereka juga menguji kapabilitas prediktif Intellectual capital terhadap kinerja keuangan di masa depan. Selanjutnya di Indonesia, Kuryanto (2008) mereplikasi penelitian Tan et

Page 9: PENGARUH PHYSICAL CAPITAL HUMAN CAPITAL, DAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 4 Nomor 1, Mei 2013 71

al. (2007), tetapi hasilnya bertentangan karena pada penelitian Tan et al. (2007) semua hipotesisnya didukung sedangkan pada penelitian oleh Kuryanto (2008), intellectual capital dan kinerja perusahaan tidak berhubungan secara positif, intellectual capital tidak berhubungan dengan kinerja keuangan perusahaan masa depan dan kontribusi Intellectual capital kepada kinerja perusahaan berbeda sesuai industrinya. Yudhanti (2011) menyatakan intellectual capital yang diproksikan oleh nilai pasar, disamping itu, intellectual capital mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan oleh earning before income and tax dan intellectual capital yang diproksikan oleh nilai pasar intellectual capital mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan oleh asset tetap. Pengujian intellectual capital dengan menggunakan ukuran eksternal perusahaan yaitu nilai pasar memepengaruhi laba perusahaan dan produktivitas asset perusahaan Yudhanti (2011).

Rousilita (2012) melakukan penelitian pada perusahaan go public

di Indonesia, hasil yang diperoleh intellectual capital berpengaruh terhadap profitabilitas dan produktivitas, namun tidak berpengaruh terhadap penilaiaan pasar. Physical capital tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, produktivitas, dan penilaian pasar. Human capital berpengaruh terhadap produktivitas, namun tidak berpengaruh terhadap profitabilitas dan penilaian pasar. Structural capital berpengaruh terhadap profitabilitas dan produktivitas, namun tidak berpengaruh terhadap penilaian pasar. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, gambar berikut merupakan kerangka pemikiran penelitian ini yang akan diuji seperti dalam gambar 1 di bawah ini yang menunjukkan value added koefisien intellectual capital sebagai variabel independen, profitabilitas, produktivitas dan penilaiaan pasar sebagai variabel dependen. Untuk lebih jelas mengenai uraian di atas dapat melihat Gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Kerangka Model Intellectual Capital

H3

H2

H1

H4

H12

H11

H10

H9

H8

H7 H6

H5

Intellectual Capital

Capital Employed

Human Capital

Structural Capital

Profitabilitas

Produktivitas

Penilaian pasar

Page 10: PENGARUH PHYSICAL CAPITAL HUMAN CAPITAL, DAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 4 Nomor 1, Mei 2013 72

Pengembangan Hipotesis Pengaruh Intellectual Capital terhadap Profitabilitas, Produktivitas dan Penilaian Pasar

Firer dan Williams (2003) melakukan pengujian untuk menguji penciptaan nilai tambah melalui komponen physical capital, human capital dan structural capital terhadap profitabilitas, produktivitas, dan penilaian pasar. Data diambil dari 75 perusahaan publik di Afrika Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara Intellectual capital dengan profitabilitas, kecuali capital employed memiliki pengaruh positif terhadap nilai pasar perusahaan. Kin dan Zakiah (2008) menguji intellectual capital dan kinerja perusahaan pada perusahaan intensif teknologi yang terdaftar di Bursa Malaysia (Mesdaq) dengan menggunakan model Pulic. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang intensif teknologi masih tergantung pada efisiensi physical capital.

Pysical capital efficiency merupakan variabel yang berhubungan dengan profitabilitas, sedangkan human capital memiliki pengaruh positif terhadap produktivitas perusahan. Intellectual capital di perusahaan tersebut tidak dapat menjelaskan hubungannya dengan penilaian pasar (market valuation). Chen, et al (2005) melakukan pengujian dengan menggunakan model Pulic terhadap perusahaan go publik di Taiwan. Hasil penelitian menunjukkan hipotesis bahwa intellectual capital memiliki pengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan dan penilaian pasar, serta menjadi indikator bagi kinerja keuangan

perusahaan di masa depan. Biaya Research and Development menjadi informasi tambahan bagi structural capital dan memiliki pengaruh positif terhadap nilai dan profitabilitas perbankan. Maka, hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

H1 : Intellectual capital berpengaruh terhadap profitabilitas.

H2 : Intellectual capital berpengaruh terhadap produktivitas.

H3 : Intellectual capital berpengaruh terhadap penilaian pasar.

Pengaruh Physical Capital terhadap Profitabilitas, Produktivitas dan Penilaian Pasar

Customer capital adalah pengetahuan dari rangkaian pasar, pelanggan, pemasok, pemerintah dan asosiasi industri. Modal relasi dengan pelanggan dapat tercipta melalui pengetahuan karyawan yang diproses dengan modal struktural yang memberikan hasil hubungan baik dengan pihak luar. Interaksi ketiga komponen intellectual capital akan menciptakan nilai perusahaan secara keseluruhan.

Customer capital merupakan komponen modal intelektual yang memberikan nilai yang nyata bagi perusahaan dengan menciptakan suatu hubungan atau relasi yang harmonis dengan para mitranya atau bagian di luar lingkungan perusahaan. Customer capital terdiri dari hubungan perbankan dengan stakeholders yang meliputi hubungan antara perbankan dengan konsumen, pemasok, kreditor , dan investor. Maka, hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

H4 : Physical Capital berpengaruh terhadap profitabilitas.

Page 11: PENGARUH PHYSICAL CAPITAL HUMAN CAPITAL, DAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 4 Nomor 1, Mei 2013 73

H5 : Physical Capital berpengaruh terhadap produktivitas.

H6 : Physical Capital berpengaruh terhadap penilaian pasar.

Pengaruh Human Capital terhadap Profitabilitas, Produktivitas dan Penilaian Pasar

Human capital merupakan sumber inovasi dan perbaikan (improvement) dalam suatu organisasi , namun menjadi suatu unsur yang sukar diukur. Human capital meliputi pengetahuan dari masing-masing individu di suatu organisasi yang ada pada pegawainya (Bontis,et al, 2001) yang dapat bersifat unik untuk tiap-tiap individu dan bersifat umum yang dihasilkan melalui sebuah kompetensi , sikap dan kecerdasan intelektual.(Roos, et al, 1997)

Human capital merupakan tempat bersumbernya pengetahuan yang sangat berguna, keterampilan, dan kompetensi dalam suatu perusahaan. Human capital mencerminkan kemampuan kolektif untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang yang berada di perbankan untuk menambah nilai pada perbankan. Human capital merupakan kombinasi dari pengetahuan, keahlian (skill), kemampuan melakukan inovasi dalam penyelesaian tugas meliputi nilai perbankan, kultur dan filsafat (Bontis, 2000). Maka, hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

H7 : Human Capital berpengaruh terhadap profitabilitas.

H8 : Human Capital berpengaruh terhadap produktivitas.

H9: Human Capital berpengaruh terhadap penilaian pasar.

Pengaruh Structural Capital terhadap Profitabilitas, Produktivitas dan Penilaian Pasar

Structural capital merupakan pengetahuan yang tetap berada dalam perusahaan (Starovic dan Marr, 2004) yang memberi kemampuan perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan. Structural capital timbul dari proses dan nilai organisasi yangmencerminkan fokus internal dan eksternal perusahaan disertai pengembangan dan pembaharuan nilai untuk masa depan.

Structural capital adalah sarana dan prasarana yang mendukung karyawan untuk menciptakan kinerja yang optimum, meliputi kemampuan organisasi menjangkau pasar, hardware, software, database, struktur organisasi, patent, trademark, dan segala kemampuan organisasi untuk mendukung produktivitas karyawan (Bontis, 2000). Konsep adanya modal struktural memungkinkan terciptanya intellectual capital dan menjadi penghubung / pemroses sumber daya manusia menjadi intellectual capital. Maka, hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

H10 : Structural Capital berpengaruh terhadap profitabilitas.

H11 : Structural Capital berpengaruh terhadap produktivitas.

H12 : Structural Capital berpengaruh terhadap penilaian Pasar.

Page 12: PENGARUH PHYSICAL CAPITAL HUMAN CAPITAL, DAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 4 Nomor 1, Mei 2013 74

METODE PENELITIAN Variabel Penelitian

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Intellectual Capital dan Variabel terikat dalam penelitian ini adalah profitabilitas, produktivitas, penilaiaan pasar. Intellectual capital diukur berdasarkan

value added yang diciptakan oleh physical capital, human capital, dan structural capital. Kombinasi dari value added disimbolkan dengan VAIC™ yang dikembangkan oleh Pulic (2000)

Tahap 1, Menghitung Koefisien Value added Intellectual Capital (VAIC™i)

VAIC™i = CEEi + HCEi + SCEi ...........................................................(1) Keterangan :

VAIC™i = Koefisien Value added Intellectual Capital untuk perbankan i CEEi = Koefisien efisiensi physical capital (capital employed) untuk

perbankan i HCEi = Koefisien efisiensi human capital untuk perbankan i SCEi = Efisiensi structural capital untuk perbankan i

Tahap 2, Menghitung Koefisien efisiensi capital employed (CEEi)

CEEi = VAi / CEi ............................................................(2) Keterangan :

CEEi = Koefisien efisiensi capital employed (physical capital) perbankan i VAi = VA (value added) perbankan i CEi = Book value of net asset (nilai buku aset bersih) perbankan i

Tahap 3, Menghitung Value added (VAi) VAi = Ii + DPi + Di + Ti + Mi + Ri + WSi ........................(3)

Keterangan VAi = Value added perbankan i Ii = Interest expense (biaya bunga) perbankan i DPi = Depreciation expense (biaya depresiasi ) perbankan i Di = dividen perbankan i Ti = Corporate taxes (pajak) perbankan i Mi = Equity of minority shareholders in net income of subsidiaries Ri = Profit retained (laba ditahan) periode berjalan perbankan i WSi = Wages and salarty expense (biaya gaji dan upah) perbankan i

Tahap 4, Menghitung Koefisien efisiensi human capital (HCEi) HCEi = VAi / HCi .............................................................(4)

Keterangan : HCEi = Koefisien efisiensi human capital perbankan i VAi = VA ( value added) perbankan i HCi = Total salary and wages cost (biaya gaji dan upah) perbankan i

Tahap 5, Menghitung Structural capital (SCi)

SCi = VAi – HCi .................................................................(5)

Page 13: PENGARUH PHYSICAL CAPITAL HUMAN CAPITAL, DAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 4 Nomor 1, Mei 2013 75

Keterangan: SCi = Structural capital perbankan i VAi = VA( value added) perbankan i HCi = Total salary and wages cost (biaya gaji dan upah) perbankan i

Tahap 6, Menghitung Koefisien efisiensi Structural capital (SCEi) SCEi = SCi / VAi ...................................................................(6)

Keterangan : SCEi = Koefisien efisiensi Structural capital perbankan i Sci = Structural capital perbankan i Vai = VA( value added) perbankan i

Profitabilitas diukur dengan

menggunakan rasio perbandingan antara laba setelah pajak dengan total aktiva perbankan. Salah satu

rasio profitabilitas adalah Return on Asset (ROA) yang dirumuskan dengan:

...............................(7) Produktivitas mengukur

efektivitas perbankan dalam menggunakan atau memanfaatkan sumber daya yang dimiliki perbankan untuk menghasilkan pendapatan. Produktivitas dapat diukur dengan rasio aktivitas. Rasio

aktivitas menunjukkan efektifitas perbankan dalam menggunakan sumber-sumber dana yang yang ada dalam perbankan untuk menghasilkan pendapatan dengan rumus perhitungan:

............................(8)

Penilaian pasar dihitung dengan mengalikan jumlah saham perbankan yang beredar dengan harga pasar dari saham tersebut. Penilaian pasar dihitung dengan membagi nilai kapitalisasi pasar

(mengalikan jumlah saham perbankan yang beredar dengan harga pasar saham) dengan total net asset dengan rumus :

HASIL PENELITIAN Deskriptif Obyek Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam

Profitabilitas =

Net Income after tax

Total asset

Produktivitas = Total revenue

Total asset

Penilaian pasar = number of outstanding shares X share price

Total net asset

Page 14: PENGARUH PHYSICAL CAPITAL HUMAN CAPITAL, DAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 4 Nomor 1, Mei 2013 76

penelitian ini terdapat 12 perbankan yang daftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 – 2011. Pada Tabel 3 dapat dijelaskan bahwa nilai rata–rata value added capital employed sebesar 20.65, value added human capital sebesar 6.74, value added structural capital sebesar 0.78, dan value added intellectual capital sebesar 28.17. Hal ini menunjukan bahwa pada perbankan value added intellectual capital memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan value added lainnya karena pada perbankan dibutuhkan suatu pengetahuan yang didukung proses informasi untuk menjalin hubungan dengan pihak

luar. intellectual capital yang dimiliki, digunakan perbankan untuk menghasilkan manfaat dan meningkatkan kesejahteraan. Nilai rata-rata profitabilitas, produktifitas, dan penilaiaan pasar pada tabel 3 menunjukkan angka masing–masing sebesar 0.009 ; 0.021 dan 0.126. Rata – rata penilaian pasar memiliki nilai lebih tinggi daripada profitabilitas dan produktifitas dikarenakan pada perbankan intellectual capital memegang peranan yang amat penting bagi perbankan sehingga menghasilkan asset bernilai tinggi dan manfaat ekonomi di masa mendatang

. Tabel 3. Statistik Deskriptif Perbankan 2008-2011

Deskripsi Variabel Rata-rata Standar Deviasi

Value added Capital Employed 20.65 61.230

Value added Human Capital 6.74 2.964

Value added Structural Capital 0.78 0.189

Value added Intellectual Capital 28.17 59.430 Profitabilitas 0.01 0.009

Produktivitas 0.09 0.021

Penilaian Pasar 0.20 0.126

Sumber : Data sekunder diolah, 2013 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik untuk menguji pemenuhan syarat regresi. Uji asumsi klasik menurut Gujarati (2003) secara umum terdiri dari (a) Normalitas untuk mendeteksi apakah nilai residual setiap model regresi terdistribusi normal dengan menggunakan grafik histogram, gambar P-P plot yang menunjukkan titik- titik yang mendekati dan searah dengan garis diagonal. Hasil

uji kolmogorof-smirnov pada penelitian ini memenuhi normalitas data yang ditunjukkan dengan nilai probalilitasnya lebih besar dari 5 % yaitu 0,819. (b) Heteroskedasitas, untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan model regresi karena adanya hubungan antara variabel pengganggu dengan variabel bebasnya atau tidak. Jika nilainya diatas 0,05 maka menunjukkan tidak terjadi heteroskedasitas atau bisa disebut juga bebas hetero.

Page 15: PENGARUH PHYSICAL CAPITAL HUMAN CAPITAL, DAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 4 Nomor 1, Mei 2013 77

Gambar 4. Hasil Uji Heteroskedasitas

(c) Multikolinieritas, untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance yang umum dipakai

adalah diatas 0,10 atau sama dengan nilai VIF dibawah 10, maka tidak terjadi multikolienieritas, hal ini terlihat pada Tabel 4, berikut ini :

Tabel 4. Tabel Uji Multikolinieritas

Variabel

Model Regresi 1

Model Regresi 2

Model Regresi 3 Model Regresi 4 Model Regresi 5 Model Regresi 6

Profitabilitas Produktivitas Penilaian Pasar Profitabilitas Produktivitas Penilaian Pasar

Collinearity Statistics

Collinearity Statistics

Collinearity Statistics

Collinearity Statistics

Collinearity Statistics

Collinearity Statistics

Tolerance

VIF Toleranc

e VIF

Tolerance

VIF Tolerance VIF Tolerance VIF Tolerance VIF

VAICTmi 0.325 3.077 0.325 3.077 0.325 3.077 0.325 3.077 0.325 3.077 0.325 3.077 CEEi 0.306 3.266 0.306 3.266 0.306 3.266 0.306 3.266 0.306 3.266 0.306 3.266 HCEi 0.215 4.643 0.215 4.643 0.215 4.643 0.208 4.797 0.208 4.797 0.208 4.797 SCEi 0.116 8.641 0.116 8.641 0.116 8.641 0.116 8.617 0.116 8.617 0.116 8.617

Sumber : Data sekunder diolah, 2013

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian dengan menggunakan analisis regresi linier

berganda dengan menggunakan SPSS menguji besarnya nilai F dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 5. Hasil Uji Kelayakan (Uji F) Anovab

Variabel

Panel A Panel B Panel C

Profitabilitas Produktivitas Penilaian Pasar

F Sig F Sig F Sig

Regression 4.679 0.006a 4.111 0.012a 6.021 0.002a

Sumber : Data sekunder diolah, 2013 Berdasarkan tabel 5 Anovab di

atas diperoleh hasil F pada panel A sebesar 0,006 (lebih kecil dari 0,05) yang berarti value added physical capital, value added human capital, dan value added structural capital

menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas. Hasil F pada panel B sebesar 0,012 (lebih kecil dari 0,05) yang berarti value added physical capital, value added human capital, dan value added

Page 16: PENGARUH PHYSICAL CAPITAL HUMAN CAPITAL, DAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 4 Nomor 1, Mei 2013 78

structural capital menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas. Hasil F pada panel C sebesar 0,012 (lebih kecil dari 0,05) yang berarti value added physical capital, value added human capital, dan value added structural capital menunjukkan adanya

pengaruh yang signifikan terhadap penilaian pasar. Pengujian Hipotesis Hasil pengujian hipotesis ditunjukkan pada Tabel 6, Tabel 7 dan Tabel 8 berikut ini :

Tabel 6 Hasil Pengujian Hipotesis (t-test)

Variabel

Model Regresi 1 Model Regresi 2 Model Regresi 3

Profitabilitas Produktivitas Penilaian Pasar

t sig T sig t sig

Constant 1.377 0.175 1.953 0.057 0.135 0.893

VAICTMi -0.348 0.729 0.814 0.420 0.419 0.677

CEEi -0.348 0.729 0.814 0.420 0.419 0.677

HCEi 2.760 0.008 -3.465 0.001 2.075 0.044

SCEi -1.099 0.278 2.580 0.013 0.025 0.980

R Square 0.242 0.219 0.291

Adjusted R Square 0.190 0.166 0.243

Std.Error of the Estimate 0.008 0.020 0.110

Sumber : Data sekunder diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 6

menunjukkan bahwa intellectual capital tidak berpengaruh terhadap

profitabilitas, produktivitas, dan penilaian pasar ( H1, H2, H3 ditolak).

Tabel 7.Hasil Pengujian Hipotesis (t-test)

Variabel

Model Regresi 4 Model Regresi 5 Model Regresi 6

Profitabilitas Produktivitas Penilaian Pasar

t sig T sig t sig

Constant 1.377 0.175 1.953 0.057 0.135 0.893

VAICTMi -0.348 0.729 0.814 0.420 0.419 0.677

CEEi -0.348 0.729 0.814 0.420 0.419 0.677

HCEi 2.729 0.009 -3.441 0.001 2.075 0.044

SCEi -1.100 0.277 2.582 0.013 0.024 0.981

R Square 0.242 0.219 0.291

Adjusted R Square 0.190 0.166 0.243

Std.Error of the Estimate 0.008 0.020 0.110

Sumber : Data sekunder diolah, 2013

Page 17: PENGARUH PHYSICAL CAPITAL HUMAN CAPITAL, DAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 4 Nomor 1, Mei 2013 79

Berdasarkan Tabel 7 di atas diperoleh hasil bahwa physical capital tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, produktivitas, dan penilaian pasar (H4, H5, H6 ditolak). Berdasarkan Tabel 7 di atas diperoleh hasil bahwa human capital berpengaruh terhadap profitabilitas dan penilaian pasar (H7 dan H9 diterima), namun tidak berpengaruh terhadap produktivitas (H8 ditolak).

Berdasarkan Tabel 7 di atas diperoleh hasil bahwa structural capital tidak berpengaruh terhadap profitabilitas dan penilaian pasar (H10 dan H12 ditolak), namun berpengaruh terhadap produktivitas (H11 diterima). Pembahasan Hasil Penelitian

Intellectual capital yang terdapat di dalam perusahaan perbankan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, produktivitas, dan penilaian pasar. Physical capital juga tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, produktivitas, dan penilaiaan pasar. Human capital yang terdapat di dalam perusahaan perbankan berpengaruh terhadap profitabilitas dan penilaian pasar, namun tidak berpengaruh terhadap produktivitas. Human capital merupakan sumber inovasi dan perbaikan dalam suatu organisasi. Human capital merupakan tempat bersumbernya pengetahuan yang sangat berguna, keterampilan, dan kompetensi dalam suatu perusahaan. Kemampuan perusahaan inilah yang mempengaruhi profitabilitas suatu perusahaan perbankan dalam penelitian ini. Profitabilitas merupakan ukuran penting untuk menilai perusahaan yang mempengaruhi investor untuk membuat keputusan.

Human capital juga memiliki pengaruh terhadap penilaian pasar dikarenakan investor menilai perusahaan berdasarkan kapitalisasi pasar. Structural capital yang ada di dalam perusahaan perbankan memiliki pengaruh terhadap produktivitas, namun tidak berpengaruh terhadap profitabilitas dan penilaian pasar. Structural capital merupakan suatu pengetahuan yang tetap berada dalam perbankan yang memberi kemauan perusahaan dalam memenuhi rutinitas perusahaan dan struktur inilah yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kerja bisnis secara keseluruhan. Hal ini merupakan sarana dan prasarana yang mendukung karyawan untuk menciptakan kinerja yang optimum sehingga produktivitas di dalam perusahaan perbankan dapat berjalan dengan baik. Jika produktivitas perusahaan berjalan dengan baik berarti perusahaan mendapatkan penghasilan yang optimum. Hal ini merupakan asset utama untuk meningkatkan produktivitas perusahaan. KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pulic (2000) yang menggunakan rasio yang berasal dari angka-angka keuangan standar yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan. Pengukuran alternatif intellectual capital selain model Pulic terbatas pada pengukuran indikator keuangan dan non keuangan yang bersifat unik yang ada pada perusahaan secara individu. Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa Physical capital tidak berpengaruh terhadap profitabilitas,

Page 18: PENGARUH PHYSICAL CAPITAL HUMAN CAPITAL, DAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 4 Nomor 1, Mei 2013 80

produktivitas, dan penilaiaan pasar pada perbankan di Indonesia. Sedangkan Human capital berpengaruh terhadap profitabilitas dan penilaiaan pasar, namun tidak berpengaruh terhadap produkivitas pada pebankan di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa Human capital perbankan memiliki inovasi dan pengembangan. Human capital merupakan tempat bersumbernya pengetahuan yang sangat berguna, keterampilan, dan kompetensi dalam perbankan. Human capital perbankan mampu meningkat seiring dengan peningkatan profitabilitas perusahaan. Human capital perbankan mampu meningkatkan penilaian pasar perbankan di Indonesia.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa Structural capital tidak berpengaruh terhadap profitabilitas dan penilaiaan pasar, namun berpengaruh terhadap produktivitas. Hal ini menunjukkan Structural capital merupakan suatu pengetahuan yang tetap berada dalam perbankan yang memberi kemauan perusahaan dalam memenuhi rutinitas perbankan dan struktur inilah yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kerja bisnis secara keseluruhan. Hal ini merupakan sarana dan prasarana yang mendukung karyawan untuk menciptakan kinerja yang optimum sehingga peningkatan Structural capital meningkatkan produktivitas perbankan di Indonesia.

Penelitian selanjutnya dapat menggunakan model pengukuran intellectual capital yang lain seperti Scandia Navigator, Tobin’s ”Q” atau metode lain. Agar mendapatkan hasil

yang semakin akurat sebaiknya penelitian mendatang dapat menambah tahun penelitian. Apabila diperlukan dapat menggunakan proxy penilaian pasar dengan total asset, jumlah karyawan, siklus perbankan seperti dalam keadaan bertumbuh maupun mature.Berkaitan dengan keterbatasan yang ditemukan pada hasil penelitian ini maka agenda untuk penelitian mendatang adalah mengaplikasikan model penelitian pada perusahaan yang memiliki karakteristik berbeda dengan industri perbankan. DAFTAR PUSTAKA Astuti, P.D. dan A. Sabeni. (2005).

Hubungan Intellectual Capital dan Business Performance dengan Diamond Specifiation: Sebuah Perspektif Akuntansi.SNA VIII Solo,694-707

Barney, J. 1991. Firm Resources and Sustained Competitive Advantage. Journal of Management 17 (1) : 99-120.

Becker,G.S. 1964. Human Capital : A Theoritical and Empirical Analysis, 3rd ed. NY : Columbia University Press.

Belkaoui ,A.R. 2003. Intellectual Capital and Firm Performance of US Multinational Firms’: A Study of The Resource-based and Stakeholder views. Journal of Intellectual Capital 4 (2) : 215-226

Bontis,N., Crossan, M and Hulland, J. 2001. Managing an Organizational Learning System by Aligning Stocks and Flows, Journal of Management Studies 39 (4) : 437-469.

Page 19: PENGARUH PHYSICAL CAPITAL HUMAN CAPITAL, DAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 4 Nomor 1, Mei 2013 81

Bontis,Nick, William Chua Chong Keow, and Stanley Richardson. 2000. Intellectual Capital dan Business Perfomance in Malaysia Industries. Journal of intellectual Capital (1)

Bontis,Nick, William Chua Chong Keow, and Stanley Richardson. 2000. Intellectual Capital & Business Perfomance in Malaysia Industries, Journal of intellectual Capital 1 (1).

Brooking, A. 1996. Intellectual Capital – Core asset for the Third Millenium Enterprise. International Thompson Business Press London 8 (12-13):76.

Budi, Hartono. 2001. Intellectual Capital : Sebuah Tantangan, Akuntansi Masa Depan. Media Akuntansi 21 ( Oktober) : 65-72.

Chen ,M.C., S.J. Cheng , and Y. Hwang. 2005. An Empirical Investigation of The Relationship between Intellectual Capital and Firms’ Market Value and Financial Performance. Journal of Intellectual Capital 6 (2): 159- 176.

Firer, S., and S.M. Williams. 2003. Intellectual Capital and Traditional Measures of Corporate Performance, Journal of Intellectual Capital 4 (3) : 348- 360.

Firer,S., and Stainbank,L. 2003. Testing The Relationship Between Intellectual Capital and a Company Performance: Evidence from South Africa. Meditari Accountancy Research 11 : 23-44

Flamholtz,E.G .and Lacey, J.M. 1981. Personnel Management, Human Capital Theory, and

Human Resource accounting, 1nd. LA : Relat.university California.

Grant,R.M. 1991. The Resource Based Theory of Competitive Advantage. California Management Review 33 (3) : 114-135.

Guthrie,R.Petty , F.Ferrier, and R.Well. (1999). There is no Accounting for Intellectual Capital in Australia: Review of Annual Reporting Practices and the Internal Measurement of Intangible Within Australian Organizations.

Paper presented at The International Symposium Measuring and Reporting Intellectual Capital, Experiences,Issues and Prospect,OECD, June,Amsterdam.

Hudson,W. 1993. Intellectual Capital : How to Build It, Enhance It, Use It, John Wiley, New York.

Jackson, E. and Schuler, R.S. 1995. Understanding Human Resource Management in the context of organizations and Their Environment . Annual Review Psychology 46 : 237-264.

Kin, Gan and Zakiah, Saleh . 2008. Intellectual Capital and Corporate Performance of Technology-Intensive Companies: Malaysia Evidence. Asian Journal Of Business and Accounting 1 (1) : 113-130.

Meek ,G.K ., and S.J.Gray. 1988 . The Value Added Statement : An Innovation For The US Companies. Accounting Horizons 12 (2) : 73-81.

Penrose,E.T. 1959. The Theory of The Growth of The Firm.

Page 20: PENGARUH PHYSICAL CAPITAL HUMAN CAPITAL, DAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 4 Nomor 1, Mei 2013 82

Basil Blackwell and Mott Ltd. Great Britaino.

Pfeffer , J. and dan Salancik , G.R. 1978. The External Control of Organizations: A Resource-Dependence Perspective. Harper and Row, New York.

Pratiwi Dwi Astuti. 2005. Hubungan Intellectual Capital dan Business Performance. Jurnal Maksi 5 (januari) : 34-57.

Pulic ,A. 2000. VAIC™- An Accounting Tool For IC Management (on-line) Available http://www.measuring-ip.at/Paper/ham99txt.htm . accessed November 2006.

Pulic, A. 1998. Measuring The Performance of Intellectual Potential in Knowledge Economy. Paper presented at the 2nd McMaster World

Congress on Measuring and Managing Intellectual Capital by the Austrian Team for Intellectual Potential .

Reed,K. 2000. The Dynamics of Intellectual Capital. Ph.D Dissertation. University of Connecticut Connecticut , United States of America.

Roos,G., Roos,J., Edvinsson, L., and Dragonetti, ,N.C. 1997. Intellectual capital-Navigating in the New Business Landscape ,

NY : New York University Press.

Russel,C.J., Colella A., and Bobko P. 1993. Expanding the Context of Utility : The Strategic impact Personel selection. Pers. Psychology 46 : 781-801.

Starovic,D., and Marr,B. 2004. Understanding Corporate Value : Managing and Reporting Intellectual Capital . Chartered Institute of Management Accountants.

Stewart,Thomas A. 1997. Intellectual Capital : The New Wealth of Organization

(on-line) Available http:// www.fastcompany.com.

Tan ,H.P., D.Plowman, P.Hancock. 2007. Intellectual Capital and Financial Returns of Companies. Journal of Intellectual Capital .8 ( 1 ) : 76- 95.

Wernerfelt, B. 1984. A Resource Based View of The Firm. Strategic Management Journal 5:.171-180.

Yudhanti. 2011, “Intellectual Capital dan Ukuran Fundamental Kinerja Keuangan Perusahaan”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan.Vol.13, No. 2, page 57-66.