Spinal Anestesi

5
Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anestesi Spinal Anestesi spinal adalah injeksi obat anestesi lokal ke dalam ruang intratekal yang menghasilkan analgesia. Pemberian obat lokal anestesi ke dalam ruang intratekal atau ruang subaraknoid di regio lumbal antara vertebra L2-3, L3- 4, L4-5, untuk menghasilkan onset anestesi yang cepat dengan derajat kesuksesan yang tinggi. Walaupun teknik ini sederhana, dengan adanya pengetahuan anatomi, efek fisiologi dari anestesi spinal dan faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi anestesi lokal di ruang intratekal serta komplikasi anestesi spinal akan mengoptimalkan keberhasilan terjadinya blok anestesi spinal. 1,2,3 Kontra indikasi absolut anastesi spinal meliputi pasien menolak, infeksi di daerah penusukan, koagulopati, hipovolemi berat, peningkatan tekanan intrakranial, stenosis aorta berat dan stenosis mitral berat. Sedangkan kontraindikasi relatif meliputi pasien tidak kooperatif, sepsis, kelainan neuropati seperti penyakit demielinisasi sistem syaraf pusat, lesi pada katup jantung serta kelainan bentuk anatomi spinal yang berat. Ada juga menyebutkan kontraindikasi kontroversi yang meliputi operasi tulang belakang pada tempat penusukan, ketidakmampuan komunikasi dengan pasien serta komplikasi operasi yang meliputi operasi lama dan kehilangan darah yang banyak. 1,2,3 Anestesi spinal dihasilkan oleh injeksi larutan anestesi lokal ke dalam ruang subarakhnoid lumbal. Larutan

description

anestesi

Transcript of Spinal Anestesi

Page 1: Spinal Anestesi

Universitas Sumatera Utara

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anestesi Spinal

Anestesi spinal adalah injeksi obat anestesi lokal ke dalam ruang intratekal

yang menghasilkan analgesia. Pemberian obat lokal anestesi ke dalam ruang intratekal

atau ruang subaraknoid di regio lumbal antara vertebra L2-3, L3-4, L4-5, untuk

menghasilkan onset anestesi yang cepat dengan derajat kesuksesan yang tinggi.

Walaupun teknik ini sederhana, dengan adanya pengetahuan anatomi, efek fisiologi dari

anestesi spinal dan faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi anestesi lokal di ruang

intratekal serta komplikasi anestesi spinal akan mengoptimalkan keberhasilan terjadinya

blok anestesi spinal.1,2,3

Kontra indikasi absolut anastesi spinal meliputi pasien menolak, infeksi di daerah

penusukan, koagulopati, hipovolemi berat, peningkatan tekanan intrakranial, stenosis

aorta berat dan stenosis mitral berat. Sedangkan kontraindikasi relatif meliputi pasien

tidak kooperatif, sepsis, kelainan neuropati seperti penyakit demielinisasi sistem syaraf

pusat, lesi pada katup jantung serta kelainan bentuk anatomi spinal yang berat. Ada juga

menyebutkan kontraindikasi kontroversi yang meliputi operasi tulang belakang pada

tempat penusukan, ketidakmampuan komunikasi dengan pasien serta komplikasi operasi

yang meliputi operasi lama dan kehilangan darah yang banyak.1,2,3

Anestesi spinal dihasilkan oleh injeksi larutan anestesi lokal ke dalam ruang

subarakhnoid lumbal. Larutan anestesi lokal dimasukkan ke dalam cairan serebrospinal

lumbal, bekerja pada lapisan superfisial dari korda spinalis, tetapi tempat kerja yang

utama adalah serabut preganglionik karena mereka meninggalkan korda spinal pada rami

anterior. Karena serabut sistem saraf simpatis preganglionik terblokade dengan

konsentrasi anestesi lokal yang tidak memadai untuk mempengaruhi serabut sensoris dan

motoris, tingkat denervasi sistem saraf simpatis selama anestesi spinal meluas kira-kira

sekitar dua segmen spinal sefalad dari tingkat anestesi sensoris. Untuk alasan yang sama,

tingkat anestesi motorik rata-rata dua segmen dibawah anestesi sensorik.27

Spinal anestesi mempunyai beberapa keuntungan antara lain, perubahan

metabolik dan respon endokrin akibat stress dapat dihambat, komplikasi terhadap

jantung, otak, paru dapat minimal, relaksasi otot dapat maksimal pada daerah yang

terblok sementara pasien dalam keadaan sadar. Selain keuntungan ada juga kerugian dari

Page 2: Spinal Anestesi

Universitas Sumatera Utara

cara ini yaitu berupa komplikasi yang meliputi hipotensi, mual dan muntah, PDPH, nyeri

pinggang dan lainnya.27,28

2.2 Anatomi Kolumna Vertebra

Pengetahuan yang baik tentang anatomi kolumna vertebralis merupakan salah

satu faktor keberhasilan tindakan anestesi spinal. Di samping itu, pengetahuan tentang

penyebaran analgesia lokal dalam cairan serebrospinal dan level analgesia diperlukan

untuk menjaga keamanan tindakan anestesi spinal.3,4

Vertebra lumbalis merupakan vertebra yang paling penting dalam spinal anestesi,

karena sebagian besar penusukan pada spinal anestesi dilakukan pada daerah ini.

Kolumna vertebralis terdiri dari 33 korpus vertebralis yang dibagi menjadi 5 bagian yaitu

7 servikal, 12 thorakal, 5 lumbal, 5 sakral dan 4 koksigeus. Kolumna vertebralis

mempunyai empat lengkungan yaitu daerah servikal dan lumbal melengkung ke depan,

daerah thorakal dan sakral melengkung ke belakang sehingga pada waktu berbaring

daerah tertinggi adalah L3, sedang daerah terendah adalah L5.

Segmen medulla spinalis terdiri dari 31 segmen : 8 segmen servikal, 12 thorakal,

5 lumbal, 5 sakral dan 1 koksigeus yang dihubungkan dengan melekatnya kelompok-

kelompok saraf. Panjang setiap segmen berbeda-beda, seperti segmen tengah thorakal

lebih kurang 2 kali panjang segmen servikal atau lumbal atas. Terdapat dua pelebaran

yang berhubungan dengan saraf servikal atas dan bawah. Pelebaran servikal merupakan

asal serabut-serabut saraf dalam pleksus brakhialis. Pelebaran lumbal sesuai dengan asal

serabut saraf dalam pleksus lumbosakralis. Hubungan antara segmen-segmen medulla

spinalis dan korpus vertebralis serta tulang belakang penting artinya dalam klinik untuk

menentukan tinggi lesi pada medulla spinalis dan juga untuk mencapainya pada

pembedahan.

Lapisan yang harus ditembus untuk mencapai ruang subarakhnoid dari luar yaitu

kulit, subkutis, ligamentum supraspinosum, ligamentum flavum dan duramater.

Arakhnoid terletak antara duramater dan piamater serta mengikuti otak sampai medulla

spinalis dan melekat pada duramater. Antara arakhnoid dan piamater terdapat ruang yang

disebut ruang sub arakhnoid.

Duramater dan arakhnoid berakhir sebagai tabung pada vertebra sakral 2,

sehingga dibawah batas tersebut tidak terdapat cairan serebrospinal. Ruang sub arakhnoid

merupakan sebuah rongga yang terletak sepanjang tulang belakang berisi cairan otak,

Page 3: Spinal Anestesi

Thank you for using www.freepdfconvert.com service!

Only two pages are converted. Please Sign Up to convert all pages.

https://www.freepdfconvert.com/membership