105389775 Anestesi Spinal

25
KATA PENGANTAR Assalaamualaikum Wr. Wb Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya mampu menyelesaikan tugas referat kepaniteraan Ilmu Anestesi yang berjudul ANALGESIA SPINAL dengan tepat waktu. Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas kepaniteraan bagian Ilmu Anestesi. Dalam pembuatan referat ini saya mengucapkan terima kasih kepada : 1. dr.Hj Hayati Usman, Sp.An, selaku Kepala bagian anestesi RSUD dr. SLAMET Garut dan pembimbing kepaniteraan bagian anestesi. 2. Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan spiritual dan materil. Saya menyadari bahwa dalam tugas ini masih banyak kekurangan, sehingga kritikan yang membangun sangat dibutuhkan untuk perbaikan kedepannya dan untuk lebih memahami ilmu kedokteran, khususnya ilmu anestesi. Wassalamu’alaikum. Wr. Wb 1

Transcript of 105389775 Anestesi Spinal

Page 1: 105389775 Anestesi Spinal

KATA PENGANTAR

Assalaamualaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga

saya mampu menyelesaikan tugas referat kepaniteraan Ilmu Anestesi yang berjudul

ANALGESIA SPINAL dengan tepat waktu.

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas kepaniteraan bagian Ilmu Anestesi. Dalam

pembuatan referat ini saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr.Hj Hayati Usman, Sp.An, selaku Kepala bagian anestesi RSUD dr. SLAMET Garut dan

pembimbing kepaniteraan bagian anestesi.

2. Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan spiritual dan materil.

Saya menyadari bahwa dalam tugas ini masih banyak kekurangan, sehingga kritikan yang

membangun sangat dibutuhkan untuk perbaikan kedepannya dan untuk lebih memahami ilmu

kedokteran, khususnya ilmu anestesi.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Garut, 5 mei 2012

Penyusun

1

Page 2: 105389775 Anestesi Spinal

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................ 1

DAFTAR ISI ................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN ............................................. 3

1.1 Latar Belakang ........................................ 3

1.2 Tujuan Penulisan ..................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................... 5

2.1 Definisi ................................................... 4

2.2 Anatomi .................................................. 4

2.3 Indikasi .................................................... 8

2.4 Kontra Indikasi ......................................... 8

2.5 Persiapan Analgesia Spinal ........................ 9

2.6 Obat-obatan anestesi analgesia …………..

2.7 Teknik Analgesia Spinal ............................

2.8 Komplikasi ............................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 18

2

Page 3: 105389775 Anestesi Spinal

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anastesi dibagi menjadi tiga, yaitu anestesi umum, analgesia regional dan analgesia

lokal. Anestesi umum terdiri dari induksi intravena dan induksi inhalasi. Sedangkan analgesia

regional terdiri dari : (1) blok sentral (blok neuroaksial), misalnya blok spinal, epidural dan

kaudal; (2) blok perifer (blok saraf), misalnya blok pleksus brakialis, aksiler, analgesia regional

intravena, dan lain-lain. Analgesia regional paling sering dikerjakan, terutama blok spinal yang

dengan bertambahnya waktu pengerjaan paling sering digunakan karena tekniknya sederhana,

cukup efektif dan mudah dikerjakan. Teknik tersebut juga memenuhi syarat anestesi pada

tindakan sectio cesaria yang ideal (Campbell, 1997), contoh manfaat analgesia regional pada

persalinan dengan menggunakan dosis rendah diantaranya :

- Aman bagi ibu dan bayinya

- Mudah pelaksanaannya

- Konsisten, mudah diprediksi dan mula kerja cepat.

- Mampu memberikan analgesi pada kala I dan II persalinan

- Memberikan analgesi yang adekuat pada seluruh kala persalinan

- Tidak menimbulkan blok motorik sehingga memungkinkan ibu bergerak aktif dan

mampu meposisikan tubuhnya snediri dalam persalinan

- Tidak menghilangkan kemampuan ibu untuk mengejan

- Memungkinkan ibu merasakan adanya kontraksi rahim pada kala II sehingga siap

mengejan.

- Memungkinkan pemberian tambahan obat analgesi bahkan anastesi untuk pembedahan

tanpa adanya prosedur invasif tambahan.

3

Page 4: 105389775 Anestesi Spinal

Banyaknya manfaat analgesia regional, khususnya analgesia spinal yang sudah lebih

sering digunakan dibandingkan analgesia regional blok sentral yang lain, sehingga tindakan

analgesia spinal cukup sering digunakan pada tindakan pembedahan yang sesuai dengan indikasi.

1.2 Tujuan Penulisan

Penulisan ini dibuat untuk mengetahui indikasi, kontraindikasi, persiapan, teknik dan

komplikasi dari analgesia spinal, sehingga seorang dokter yang berperan sebagai medicus

praktikus dapat melakukan tindakan analgesia spinal untuk mendukung suatu proses

pembedahan. Selain itu untuk mencegah dan mempersiapkan diri terhadap kemungkinan-

kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi.

4

Page 5: 105389775 Anestesi Spinal

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Anestesi spinal (subaraknoid) adalah anestesi regional dengan tindakan penyuntikan obat

anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid. Anestesi spinal/subaraknoid disebut juga sebagai

analgesi/blok spinal intradural atau blok intratekal.   Hal-hal yang mempengaruhi anestesi spinal

adalah jenis obat, dosis yang digunakan, efek vasokonstriksi, berat jenis obat, posisi tubuh,

tekanan intraabdomen, lengkung tulang belakang

2.2 Anatomi Tulang Belakang

Untuk mempelajari kelainan Tulang Belakang / Tulang Punggung seperti

scoliosis terlebih dahulu kita harus mengenal anatominya.

Tulang punggung atau vertebra adalah tulang tak beraturan yang membentuk

punggung yang mudah digerakkan. terdapat 33 tulang punggung pada manusia, 5

di antaranya bergabung membentuk bagian sacral, dan 4 tulang membentuk

tulang ekor (coccyx).

Tiga bagian di atasnya terdiri dari 24 tulang yang dibagi menjadi 7 tulang

cervical (leher), 12 tulang thorax (thoraks atau dada) dan, 5 tulang lumbal. Banyaknya tulang

belakang dapat saja terjadi ketidaknormalan. Bagian terjarang terjadi ketidaknormalan adalah

bagian punggung

Medula Spinalis

Bagian susunan saraf pusat terletak di dalam kanalis vertebralis bersamaganglion radiks posterior

yang terdapat pada setiap foramen intervertebralisterletak berpasangan kiri dan kanan. Oorgan

ini mengurus persarafan tubuh,anggota badan serta bagian kepala. Dimulai dari bagian bawah

medulla oblongatasetinggi korpus vertebra servikalis I, memanjang sampai ke korpus

vertebralumbalis I dan II

5

Page 6: 105389775 Anestesi Spinal

sama halnya dengan otak berada dalam sakus arakhnoid yang berisi cairanotak, sakus arakhoid

berakhir di dalam kanalis vertebralis dalam tulang sacrum.Dalam medulla spinalis keluar 31

pasang saraf, terdiri dari :

Servikal : 8 pasang

Torakal : 12 pasang

Lumbal : 5 pasang

Sacral : 5 pasang

Koksigial : 1 pasang

Medulla spinalis mengandung zat putih dan zat kelabu yang mengecil pada bagian atas menuju

ke bagian bawah sampai servikal dan torakal. Pada bagian initerdapat pelebaran dari vertebra

servikal IV sampai vertebra torakal II. Padadaerah lumbal pelebaran ini semakin kecil di sebut

konus medularis. Konus ini berakhir pada vertebra lumbal I dan II. Akar saraf yang berasal dari

lumbal bersatu menembus foramen intervertebralis

Struktur umum

Sebuah tulang punggung terdiri atas dua bagian yakni bagian anterior yang terdiri daribadan

tulang atau corpus vertebrae, dan bagian posterior yang terdiri dari arcus vertebrae. Arcus

vertebrae dibentuk oleh dua “kaki” atau pediculus dan dua lamina, serta didukung oleh

penonjolan atau procesus yakni procesus articularis, procesus transversus, dan procesus spinosus.

Procesus tersebut membentuk lubang yang disebut foramen vertebrale. Ketika tulang punggung

disusun, foramen ini akan membentuk saluran sebagai tempat sumsum tulang belakang

6

Page 7: 105389775 Anestesi Spinal

atau medulla spinalis. Di antara dua tulang punggung dapat ditemui celah yang disebut foramen

intervertebrale.

Tulang punggung cervical

Secara umum memiliki bentuk tulang yang kecil dengan spina

atau procesus spinosus (bagian seperti sayap pada belakang

tulang) yang pendek, kecuali tulang ke-2 dan 7 yang procesus

spinosusnya pendek. Diberi nomor sesuai dengan urutannya dari

C1-C7 (C dari cervical), namun beberapa memiliki sebutan

khusus seperti C1 atau atlas, C2 atau aksis.

Setiap mamalia memiliki 7 tulang punggung leher, seberapapun

panjang lehernya.

Tulang punggung thorax

Procesus spinosusnya akan berhubungan dengan tulang rusuk. Beberapa gerakan memutar dapat

terjadi. Bagian ini dikenal juga sebagai ‘tulang punggung dorsal’ dalam konteks manusia. Bagian

ini diberi nomor T1 hingga T12.

Tulang punggung lumbal

Bagian ini (L1-L5) merupakan bagian paling tegap konstruksinya dan menanggung beban

terberat dari yang lainnya. Bagian ini memungkinkan gerakan fleksi dan ekstensi tubuh, dan

beberapa gerakan rotasi dengan derajat yang kecil.

Tulang punggung sacral

Terdapat 5 tulang di bagian ini (S1-S5). Tulang-tulang bergabung dan tidak memiliki celah atau

diskus intervertebralis satu sama lainnya.

7

Page 8: 105389775 Anestesi Spinal

Tulang punggung coccygeal

Terdapat 3 hingga 5 tulang (Co1-Co5) yang saling bergabung dan tanpa celah. Beberapa hewan

memiliki tulang coccyx atau tulang ekor yang banyak, maka dari itu disebut tulang punggung

kaudal (kaudal berarti ekor).

2.3 Indikasi

Anestesi spinal dapat diberikan pada tindakan yang melibatkan tungkai bawah, panggul, dan

perineum. Anestesi ini juga digunakan pada keadaan khusus seperti bedah endoskopi urologi,

bedah rektum, perbaikan fraktur tulang panggul, bedah obstetri, dan bedah anak. Anestesi spinal

pada bayi dan anak kecil dilakukan setelah bayi ditidurkan dengan anestesi

2.4 Kontraindikasi

Kontraindikasi mutlak meliputi infeksi kulit pada tempat dilakukan pungsi lumbal, bakteremia,

hipovolemia berat (syok), koagulopati, dan peningkatan tekanan intrakranial. Kontraindikasi

relatif meliputi neuropati, prior spine surgery, nyeri punggung, penggunaan obat-obatan

praoperasi golongan AINS (antiinflamasi nonsteroid seperti aspirin, novalgin, parasetamol),

heparin subkutan dosis rendah, dan pasien yang tidak stabil, dan a resistant surgeon.

2.5 Persiapan pra anestesi

Pasien sebelumnya diberi informasi tentang tindakan ini (informed concent) meliputi pentingnya

tindakan ini dan komplikasi yang mungkin terjadi.

Pemeriksaan fisis dilakukan meliputi daerah kulit tempat penyuntikan untuk menyingkirkan

adanya kontraindikasi seperti infeksi. Perhatikan juga adanya skoliosis atau kifosis.

Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan adalah penilaian hematokrit. Masa protrombin

(PT) dan masa tromboplastin parsial (PTT) dilakukan bila diduga terdapat gangguan pembekuan

darah.

Kunjungan praoperasi dapat menenangkan pasien. Dapat dipertimbangkan pemberian obat

8

Page 9: 105389775 Anestesi Spinal

premedikasi agar tindakan anestesi dan operasi lebih lancar. Namun, premedikasi tidak berguna

bila diberikan pada waktu yang tidak tepat.

Tindakan anestesi spinal harus diberikan dengan persiapan perlengkapan operasi yang lengkap

untuk monitor pasien, pemberian anestesi umum, dan tindakan resusitasi.

Jarum spinal dan obat anestetik spinal disiapkan. Jarum spinal memiliki permukaan yang rata

dengan stilet di dalam lumennya dan ukuran 16-G sampai dengan 30-G. Obat anestetik lokal

yang digunakan adalah prokain, tetrakain, lidokain, atau bupivakain. Berat jenis obat anestetik

lokal mempengaruhi aliran obat dan perluasan daerah yang teranestesi. Pada anestesi spinal jika

berat jenis obat lebih besar dari berat jenis cairan serebrospinal (hiperbarik), akan terjadi

perpindahan obat ke dasar akibat gaya gravitasi. Jika lebih kecil (hipobarik), obat akan berpindah

dari area penyuntikan ke atas. Bila sama (isobarik), obat akan berada di tingkat yang sama di

tempat penyuntikan. Pada suhu 37°C cairan serebrospinal memiliki beratjenis 1,003-1,008.

Perlengkapan lain berupa kain kasa steril, povidon iodine, alkohol, dan duk.

Jarum Spinal

Dikenal 2 macam jarum spinal, yaitu jenis yang ujungnya runcing seperti ujung bambu runcing

(jenis Quinke-Babcock atau Greene) dan jenis yang ujungnya seperti ujung pensil (Whitacre).

Ujung pensil banyak digunakan karena jarang menyebabkan nyeri kepala pascapenyuntikan

spinal.

9

Page 10: 105389775 Anestesi Spinal

2.6 Obat lokal anestesi regional

1 . E s t e r   c o m p o u n d•Cocaine•Procaine/novocaine•Tetracaine/pontocaine

2 . A m i d e   C o m p o u n d•Lidocaine / Xylocaine•Prilocaine•Bupivacaine•Etidocaine•RopivacaineLevo bupivacaine

Perbedaan Ester dan AmideEster 

Relatif tidak stabil dalam bentuk larutanDimetabolisme dalam plasma oleh enzym pseudocholinesterase. Masa kerja pendek.Relatif tidak toksik.Dapat bersifat alergen, karena strukturnya mirip PABA (para amino benzoic acid).Amide Lebih stabil dalam bentuk larutan Dimetabolisme dalam hati Masa kerja lebih panjang. Tidak bersifat allergenObat yang lebih sering digunakan untuk penggunaan anestesi regional jenis amide compound

Bupivacain

Struktur mirip dengan lidokain kecuali yang mengandung amin dan butyl piperydin. Merupakan anestetik local yang mempunyai masa kerja yang panjan dengan efek blockade terhadap sensorik lebih besar daripada motorik. Karena efek ini bupivakain lebih popular digunakan untuk memperpanjang analgesia selama persalinan dan pasca pembedahan.

20 jam setelah operasi. Terkadang bupivakain dikombinasikan dengan epinephrine untuk memperlama durasi dengan fentamil untuk analgesia epidural atau glukosa

IndikasiBupivakain digunakan untuk anestesi local termasuk infiltrasi, block saraf, epidural, dan anestesi intratekal. Bupivakain sering diberikan melalui injeksi epidural sebelum melakukan arthroplasty panggul total. Juga sering di injeksikan ke luka pembedahan untuk mengurangi nyeri hingga 20 jam setelah operasi. Terkadang bupivakain dikombinasikan dengan epinephrine untuk memperlama durasi dengan fentamil untuk analgesia epidural atau glukosa Kontraindikasi Bupivacain untuk anestesi regional intravena karena resiko dari kesalahan toniquet dan absorpsi sistemik obat. Efek samping dibandingkan dengan obat nestesi local

10

Page 11: 105389775 Anestesi Spinal

lainnya bupivakain dapatmengakibatkan kardiotoksik akan tetapi efek samping ini aan menjadi jarang bila diberikan dengan benar kebanyakan efek samping berhubungan dengan cara pemberian atau efek farmakologis dari anestesi. Tetapireaksi alergi jarang terjadi.Bupivakain dapat mengganggu konsentrasi plasma darah yang diakibatkan karena efeknya yangmempengaruhi CNS dan kardiovaskular. Bupivakain dapat mengakibatkan beberapa kematianketika pasien diberikan anestesi epidural dengan mendadak.

Mekanisme KerjaBupivakain berikatan dengan bagian intracellular dari kanal sodium dan menutup sodium influkkedalam sel saraf

Lidocaine (XYLOCAINE)

yang diperkenalkan pada tahun 1948, sekarang merupakan anestesik lokal yang paling banyak digunakan dalam bidang kedokteran dan kedokteran gigi. Merupakan anestetika lokal yang berguna untuk infiltrasi dan memblokir syaraf (nerve block).

Aksi FarmakologiLidokain cepat menghasilkan, lebih intens, lebih tahan lama dan merupakan anastesi lebih luas daripada prokain dengan konsentrasi yang sama. Tidak seperti prokain, senyawa ini merupakan suatu senyawa aminoetilamida dan merupakan anggota prototipikal golongan anestetik lokal amida. Lidokain adalah pilihan alternatif untuk individual yang sensitif terhadap anestesi lokal tipe ester. Lidokain digunakan pada perawatan ventricular cardiac arrhytmias dan tahanan jantung dengan fibrilasi ventrikular, khususnya dengan iskemia akut, tetapi tidak digunakan pada perawatan atrial arrhytmia.

FarmakodinamikLidokain di absorbsi secara cepat setelah pemberian parenteral serta dari saluran gastrointestinal dan pernafasan. Walaupun senyawa ini efektif jika  digunakan tanpa vasokonstriktor, dengan adanya epinephrine menurunkan laju absorbsinya, sehingga toksisitasnya menurun dan lama kerjanya diperpanjang. Disamping sediaan untuk injeksi, tersedia sistem pengantaran obat bebas jarum (needle-free drug-delivery system) untuk larutan dari lidocaine dan epinephrine (IONTOCAINE). Sistem ini secara umum digunakan untuk prosedur dermal dan menghasilkan anestesi sampai kedalaman 10 mm.

Lidocaine bagian transdermal (LIDODERM) digunakan untuk nyeri yang berhubungan dengan postherpetic neuralgia. Kombinasi dari lidocaine (2.59%) and prilocaine (2.5%) digunakan sebagai anestesi sebelum venipuncture, skin graft harvesting, dan infiltrasi dari anestesi ke dalam genitalia.

Lidocaine didealkylasi pada hati oleh CYPs menjadi monoethylglycine xylidide dan glycine xylidide, yang dapat dimetabolisme lebih lanjut menjadi monoethylglycine dan xylidide.

11

Page 12: 105389775 Anestesi Spinal

Keduanya, monoethylglycine xylidide dan glycine xylidide menahan aktivitas anastesi lokal. Pada manusia, sekitar 75% dari xylidide diekskresikan lewat urin sebagai metabolit lebih lanjut 4-hydroxy-2, 6-dimethylaniline.

ToksisitasEfek samping dari lidokain diperlihatkan dengan adanya peningkatan dosis diantaranya mengantuk, tinnitus, dysgeusia, pusing, dan kejang (berkedut). Jika dosis meningkat, akan terjadi serangan jantung, koma, serta depresi dan henti pernafasan. Depresi kardiovaskular yang signifikan  secara klinik biasanya terjadi pada level serum lidocaine yang menghasilkan efek SSP yang nyata. Metabolit dari monoethylglycine xylidide dan glycine xylidide dapat berperan pada beberapa efek samping tersebut.

Penggunaan KlinikLidokain memiliki indeks terapi yang luas dari penggunaan klinik sebagai anestesi lokal ; ini digunakan pada sebahagian besar aplikasi ketika diperlukan anestesi lokal dari durasi tingkat menengah. Lidocain sering digunakan sebagai agen antiarrhytmia.

InkompabilitasLidokain dilaporkan inkompatibel dengan larutan amfoterisin B, na Sulfadiazin, na metohexital, na fenitoin dan na cefazolin.

Efek samping1. Pada SSPAdanya reaksi psikotik dilaporkan terjadi pada 6 pasien dengan pemberian lidokain IV untuk pengobatan penyakit jantung. Pada kasus lain pasien mengalami gejala ataxia serebral setelah penggunaan lidokain topikal untuk endoskopi.2. Pada kulitEritema dan pigmentasi pada bibir atas terjadi pada anak-anak setelah infiltrasi dental lokal dari lidokain. Eritema juga terjadi setelah pemberian topikal pada beberapa formula lidokain seperti transdermal patch.3. KehamilanEfek samping serius dari anestesi epidural jarang terjadi tetapi lidokain mungkin memberikan efek transientpada sistem auditory neonatal.

Sebagai anestesi lokalUmumnya lidokain tidak diberikan pada pasien yang hipovolaemia, dan seharusnya menjadi perhatian pada jika digunakan pada pasien dengan gagal jantung kongestif, bradikardi atau depresi pernapasan. Lidokain dimetabolisme dihati dan harus diperhatikan pemberian pada pasien yang mengalami kerusakan hati. T1/2 lidokain mungkin diperpanjang pada kondisi kurangnya aliran darah hati seperti gagal jantung atau gagal sirkulasi. Metabolit lidokain mungkin berakumulasi dengan pasien yang mengalami kerusakan ginjal. Injeksi IM lidokain

12

Page 13: 105389775 Anestesi Spinal

mungkin meningkatkan konsentrasi kreatinin fosfokinase yang dapat mengganggu diagnosa dari Infark myocard akut.

Ibu menyusuiTidak ditemukan efek samping pada bayi yang ibunya menggunakan lidokain.

Kerusakan serebrovaskularLidokain 5 mg/kg infus IV sekitar 30 menit menyebabkan berkurangnya aliran darah otak sebanyak 12% dan akan kembali normal dalam 60 menit. Aliran darah otak pada pasien dengan diabetes lebih rendah dari pada orang yang sehat tetapi kurang berefek dengan infus lidokain, terjadi penurunan reaktivitas serebrovaskular.

Gangguan ginjalFarmakokinetik lidokain dan metabolitnya monoetilglisinlidid tidak berefek pada pasien dengan gangguan ginjal tetapi akumilasinya terjadi selama infus 12 jam atau lebih.

MerokokEfek merokok terhadap lidokain belum jelas. Penelitian pada beberapa pasien menunjukkan penurunan bioavailabilitas sistemik.

INTERAKSI

Klirens lidokain dapat berkurang oleh propranolol dan simetidin. Efek depresi jantung lidokain bersifat aditif dengan beberapa beta bloker dan antiaritmia. Efek aditif kardiak dapat terjadi ketika lidokain diberikan dengan fenitoin IV. Bagaimanapun penggunaan jangka panjang fenitoin dan penginduksi enzim lainnya dapat meningkatkan pemberian dosis lidokain. Hipokalemia terjadi pada penggunaan lidokain dengan asetazolamid, diuretik loop, dan antagonis tiazid.

AntiaritmiaToksisitas lidokain muncul pada penggunaan sediaan oral mengandung lidokain pada pasien yang mendapatkan mexiletin.

AntiepilepsiStudi pada subjek sehat dan pasien epilepsi menunjukkan bahwa penggunaan lama dari obat fenitoin atau barbiturat dapat meningkatkan pemberian dosis lidokain karena induksi enzim mikrosomal. Fenitoin juga dapat meningkatkan konsentrasi plasma dari α1-acid glycoprotein dan hal tersebut mengurangi konsentrasi obat bebas lidokain dalam plasma. Efek depresi kardiak lidokain sangat berbahaya dengan adanya fenitoin IV.

13

Page 14: 105389775 Anestesi Spinal

Beta blockersPeningkatan signifikan konsentrasi lidokain dalam plasma terjadi dengan propranolol,karena mengurangi klirens lidokain dari plasma. Interaksi sama terjadi pada nadolol dan metoprolol meskipun pada beberapa studi metoprolol tidak mempengaruhi farmakokinetik lidokain.

Antagonis H2

Simetidine mengurangi metabolisme hepatik lidokain. Juga dapat mengurangi klirens lidokain karena penurunan aliran darah hepatik. Peningkatan signifikan dari konsentrasi lidokain dalam plasma telah dilaporkan.

Anestesi LokalBupivacin dapat mengurangi jumlah lidokain yang berikatan pada α1-acid glycoprotein.

PENGGUNAAN

Lidokain digunakan pada pemberian injeksi, seperti pada sediaan yang mengandung  kortikosteroid, untuk menghilangkan rasa sakit, rasa gatal, dan iritasi lokal lainnya. Lidokain sodium juga digunakan pada injeksi intramuskular dari beberapa antibakterial untuk mengurangi rasa sakit pada saat injeksi.

Lidokain juga merupakan obat antiaritmik golongan Ib yang digunakan pada pengobatan aritmia ventrikular, terutama setelah infark miokard. Lidokain juga tersedia dalam infus intravena untuk pengobatan epilepsi yang sulit dikendalikan.

Penggunaan dosis dari lidokain hidroklorida pada anestetik lokal bergantung pada tempat injeksi dan prosedur penggunaan. Dosis penggunaan lidokain secara spesifik untuk individual tidak selalu tersedia pada UK, meskipun produk dari US sering menyediakan informasi tentang penggunaannya. Ketika diberikan dengan adrenalin, dosis maksimum lidokain yang disarankan adalah 500 mg; tanpa adrenalin yang direkomendasikan oleh UK adalah 200 mg dan USA 300 mg, kecuali pada anestesi pada spinal.  Larutan Lidocaine HCl mengandung adrenalin 1 dalam 200.000 digunakan untuk infiltrasi anestetik dan memblok nervus termasuk blok epidural. Konsentrasi tinggi dari adrenalin jarang dibutuhkan, kecuali pada dokter gigi. Sedangkan larutan lidokain HCL dengan adrenalin 1 dalam 80.000 banyak digunakan. Dosis seharusnya dikurangi pada anak-anak, orang tua dan pasien yang lemah. Dosis percobaan,biasanya dengan adrenalin, seharusnya diberikan sebelum memulai blok epidural untuk mendeteksi dosis intravaskular yang kurang hati-hati atau dosis subaraknoid.

Berikut ini dosis yang direkomendasikan untuk penatalaksanaan anestesi lokal secara individu di USA :

Untuk anestesi infiltrasi perkutan, 5 sampai 300 mg ( 1 dalam 60 mL dari 0,5% larutan, atau 0,5 sampai 30 mL dari 1% larutan).

14

Page 15: 105389775 Anestesi Spinal

Dosis untuk memblok saraf perifer tergantung oleh rute penggunaan. Untuk memblok plexus brankial 225 sampai 300 mg (15 sampai 20 mL) dalam larutan 1,5%.

Untuk memblok saraf simpatis larutan 1% direkomendasikan. Dosis 50 mg(5 mL) untuk blok servical dan 50 sampai 100mg (5 sampai 10 mL) untuk blok lumbal.

Untuk anestesi epidural 2 sampai 3 mL larutan dibutuhkan. Untuk anestesi epidural lanjutan,dosis maksimum sebaiknya tidak diulangi terus-menerus lebih dari 90 menit.

Larutan hiperbarik 1,5% atau 5% lidokain HCL dalam glukosa 7,5% tersedia untuk anestesi spinal ; adrenalin tidak bisa digunakan. Dosis sampai 75 mg (1,5 mL) dalam larutan 5% digunakan dalam operasi caesar. Dan 75 sampai 100 mg (1,5 sampai 2 mL) untuk prosedur operasi lainnya.

Untuk anestesi regional IV larutan 0,5% tanpa adrenalin dapat digunakan dalam dosis 50 sampai 300 mg (10 sampai 60 mL) ; dosis maksimum 4 mg/kg direkomendasikan untuk dewasa.

Lidokain juga dapat digunakan dalam berbagai jenia formulasi anestesi permukaan. Lidokain salep digunakan untuk anestesi pada kulit dan membran mukosa dengan dosis yang

direkomendasikan sebesar 20 g dalam 5% salep (setara 1 g lidokain basa) dalam 24 jam. Gels digunaan untuk anestesi pada saluran kemih dan dosisnya bermacam-macam tiap negara.

Di UK diberikan dosis 2% gel. Larutan topikal digunakan untuk anestesi permukaan dari membran mukosa mulut,

tenggorokan, dan saluran kemih atas. Untuk mulut dan tenggorokan digunakan larutan 2%, dapat ditingkatkan 300 mg (15mL). Untuk sakit faringeal obat kumur dibutuhkan, tidak lebih dari 3 jam sekali. Dosis yang direkomendasikan di USA untuk larutan oral topikal adalah 2,4 g.  Lidokain dalam konsentrasi 10% digunakan sebagai spray untuk mencegah sakit pada membran mukosa.

Lidokain digunakan secara rektal sebagai supositoria, spray, salep, dan krim untuk mengobati hemoroid dan kondisi perianal lainnya.

Tetes mata mengandung lidokain HCL 4% dengan fluoresin.

Penggunaan pada AritmiaUntuk pengobatan aritmia ventrikular lidokain diberikan secara IV sebagai lidokain HCl. Untuk dewasa, dosis biasanya sekitar 1 sampai 1,5 mg/kg dapat diberikan dan diulangi sampai 3 mg/kg.

Lidokain juga digunakan untuk aritmia ventrikular lainnya pada pasien dengan kondisi yang kurang stabil. Infus IV lanjutan biasa direkomendasikan setelah dosis awal sekitar 1 sampai 4 mg/menit. Jarang dibutuhkan infus lanjutan lebih lama dari 24 jam. Pada situasi gawat,lidokain HCl diberikan sebagai injeksi IM 300mgdiulangi bila perlu setelah 60 sampai 90menit.

15

Page 16: 105389775 Anestesi Spinal

2.7 Teknik

1. Posisi pasien duduk atau dekubitus lateral. Posisi duduk merupakan posisi termudah

untuk tindakan punksi lumbal. Pasien duduk di tepi meja operasi dengan kaki pada kursi,

bersandar ke depan dengan tangan menyilang di depan. Pada posisi dekubitus lateral

pasien tidur berbaring dengan salah satu sisi tubuh berada di meja operasi. Panggul dan

lutut difleksikan maksimal. Dada dan leher didekatkan ke arah lutut.

2. Posisi penusukan jarum spinal ditentukan kembali, yaitu di daerah antara vertebra

lumbalis (interlumbal).

3.   Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis kulit daerah punggung pasien.

4.   Lakukan penyuntikan jarum spinal di tempat penusukan pada bidang medial dengan

sudut 10-30° terhadap bidang horizontal ke arah kranial. Jarum lumbal akan menembus

ligamentum supraspinosum, ligamentum interspinosum, ligamentum flavum, lapisan

duramater dan lapisan subaraknoid.

5.   Cabut stilet lalu cairan serebrospinal akan menetes keluar.

6. Suntikkan obat anestetik lokal yang telah dipersiapkan ke dalam ruang subaraknoid.

Kadang-kadang untuk memperlama kerja obat ditambahkan vasokonstriktor seperti

adrenalin.

16

Page 17: 105389775 Anestesi Spinal

2.8 Komplikasi

Komplikasi umum

Sakit kepala post-spinal insidensi ini berhubungan dengan pengunaan jarum spinalukuran besar ( 22 G ), cutting needle.

Transient Radicular Syndrome/Transient Neurological Syndrome  Nyeri saat penyuntikan, nyeri punggung, hipotensi dan gatal gatal

Komplikasi yang jarang terjadi Total spinal Retensi urine Cardiac arrest Aspetic meningitis Bacterial meningitis

17

Page 18: 105389775 Anestesi Spinal

DAFTAR PUSTAKA

1. . Morgan GE, Mikhail MS. Clinical anesthesiology. 2nd ed. Stamford:A LANGE medical

book; 1996. 834.

2. Latief, Said A, Kartini A. Suryadi dan M. Ruswan Dachlan. 2001. Petunjuk Praktis

anestesiologi. Bagian anestesiologi dan Terapi Intensif FK-UI: Jakarta.

3. Muhiman. M, Thaib. R, Sunatrio. S, Dahlan. R. 1989. anestesiologi. Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta

4. Ganiswarna. S. A. Farmakologi dan Terapi. Edisi IV. Bagian Farmakologi Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2005. Hal.332

5. Tan HT dan Rahardja K. Obat-obat penting. Ed. 5. Kelompok Gramedia. Jakarta. 2002.

hal. 308,311

18