SPI Kelompok Kepentingan
-
Upload
adlia-nindya-ghassani -
Category
Documents
-
view
49 -
download
2
Transcript of SPI Kelompok Kepentingan
Bentuk Kelompok Kepentingan :Kelompok-Kelompok Asosiasional yang Membentuk Kelompok Anomik
A. Pengertian Kelompok Kepentingan
Kelompok kepentingan ialah sarana yang digunakan sekelompok orang yang
memiliki kepentingan yang sama dan secara bersama-sama menyampaikan
kepentingan mereka pada pemerintah. Kepentingan tersebut dapat berupa
kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan, nilai-nilai, dan harapan-harapan yang
bisa terpenuhi, akan tetapi bisa juga dikecewakan oleh tindakan-tindakan
pemerintah. Seseorang ataupun sekelompok orang bisa
pula diuntungkan akan tetapi bisa dirugikan oleh tindakan atau keputusan tersebut.
Oleh karena itu warga negara sangat memperhatikan dan berkepentingan dengan
keputusan-keputusan yang dibuat oleh pemerintah. Mereka menyatakan atau
mengartikulasikan kepentingan mereka kepada lembaga-lembaga politik dan
pemerintah melalui kelompok-kelompok yang mereka bentuk bersama dengan
orang lain yangmemiliki kepentingan yang sama. Walaupun kelompok
kepentingan yang terorganisir tidak mudah dibedakan dengan partai politik, akan
tetapi ada satu perbedaan yang nampaknya secara umum diterima.
Suatu kelompok kepentingan adalah setiap organisasi yang berusaha
mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah, dan pada waktu yang sama tidak
berkeinginan memperoleh jabatan publik. Sebalikanya, partai politik benar-benar
bertujuan untuk menguasai jabatan-jabatan publik, yaitu jabatan politik, maupun
jabatan pemerintahan. Dalam praktek, perbedaan tersebut tidak setegas itu.
Keanggotaan kelompok kepentingan dan keanggotaan partai politik sering
tumpang tindih, dan lebih-lebih lagi, kelompok kepentingan sering terlibat dalam
penyeleksian calon-calon keanggotaan partai politik dan selalu berusaha agar
anggota-anggotanya terwakili dalam komisi-komisi yangdibentuk oleh
pemerintah. Kadang-kadang pula kelompok kepentingan bahkan berkembang
menjadi partai politik.
Sebagaimana dikatakan oleh Gabriel A. Almond, bahwa kelompok-kelompok
kepentingan berbeda-beda dalam struktur, gaya,sumber pembiayaan, dan basis
dukungannya. Perbedaan tersebut sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan
politik, ekonomi, dan sosial suatu bangsa. Walaupun kelompok-kelompok
kepentingan juga diorganisir berdasar keanggotaan, kesukuan, ras,etnis, agama,
ataupun berdasarkan isu-isu kebijaksanaan – kelompok kepentingan yang paling
kuat, paling besar, dan secara finansial paling mampu adalah kelompok yang
berdasarkan pada bidang pekerjaan atau profesi. Berikut ini adalah beberapa jenis
kelompok kepentingan yang dikenal, diantaranya adalah :
1. Kelompok Anomik
2. Kelompok Non-Assosiasional
3. Kelompok Assosiasional
4. Kelompok Institusional
B. Kelompok Anomik dan Kelompok Assosiasional
Dari keempat bentuk kelompok kepentingan di atas, terdapat dua bentuk yang
saling berkaitan erat dan seringkali tumpang tindih dalam kegiatannya. Kedua
kelompok tersebut adalah kelompok anomik dan kelompok asosiasional.
- Kelompok Anomik
Kelompok - kelompok anomik ini terbentuk secara spontan dan seketika, dan
tidak memiliki nilai-nilai, norma-norma yang mengatur serta tidak terorganisir.
Jenis kelompok ini terbentuk tanpa ada yang merencanakan sebelumnya, terjadi
begitu saja, yang mungkin penyebabnya adalah ketidakpuasan yang lama
menumpuk dan dilampiaskanseketika pada saat ada pemicu dan bubar dengan
sendirinya.
- Kelompok Assosiasional
Kelompok assosiasional seperti serikat buruh, kamar dagang, atau
perkumpulan pengusahan dan industri (seperti di Indonesia : Kadin, Gapensi,
Inkindo, dan lain-lain), paguyuban etnik, persatuan kelompok keagamaan, dan
sebagainya. Secara khas kelompok ini menyatakan kepentingan dengan cara
memakai tenaga staf professional serta memiliki prosedur standar untuk
merumuskan kepentingan.Kelompok kepentingan ini sangat besar pengaruhnya
dalam membela kepentingan mereka. Kelompok ini juga berusaha mempengaruhi
pendapat umum (public opinion) dengan cara kampanye-kampanye lewat iklan.
C. Bagaimana Kelompok Anomik Dapat Terbentuk dari Kelompok
Assosiasional ?
Dalam hal ini, kelompok kami mengambil contoh kasus yang terjadi di
Cilacap, Jawa Tengah. Dalam kasus ini kelompok yang mengatasnamakan dirinya
FPJ (Forum Peduli Jalan) memprotes pemerintah Kabupaten Cilacap yang tidak
kunjung memperbaiki jalan . Mereka menuntut Pemerintah Kabupaten Cilacap
untuk segera memperbaiki jalan dengan memasang puluhan spanduk yang
bertuliskan “Jalan Hancur, Ekonomi Lembur” di sepanjang ruas jalan Patimuan –
Sidareja – Gandrungmangun . Pemasangan ini sebagai bentuk keperihatinan dan
protes kepada PemKab Cilacap , terkait kondisi jalan yang rusak parah , PemKab
di nilai kurang serius dalam menangani kondisi jalan , karena hanya menggunakan
batu kapur yang di nilai hanya merepotkan warga , sebab rumah – rumah yang ada
di dekat jalan tersebut menjadi putih karena debu batu kapur . Lebih parahnya
lagi, ketika hujan jalanan seperti caramel dan saat dilalui seperti sedang berarung
jeram. Warga berharap PemKab Cilacap harus segera mengambil tindakan agar
tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Warga sudah terlalu lama menunggu
tindakan PemKab , sehingga pernah melakukan aksi penanaman pohon pisang ,
kelapa, menanam padi, menabur ikan lele di jalan yang rusak, dan yang terakhir
aksi mogok awak bus pada Januari 2011. Sejumlah FPJ akan segera beraudiensi
dengan PemKab Cilacap untuk membicarakan masalah perbaikan jalan. Pelaksana
Harian Kepala Dinas Bina Marga, Farid Ma’aruf mengatakan akan segera
memperbaiki ruas jalan tersebut. Pada ruas jalan tersebut memang ada program
perbaikan , tetapi karna ada keterbatasan anggaran , hanya akan dilaksanakan pada
bagian yang rusak parah , sementara yang lainnya akan di tindak lanjuti dengan
kegiatan rutin maupun berkala.
Forum Peduli Jalan itu terdiri dari gabungan pengusaha lokal: MWC NU
Kedungreja, Ansor/Banser Kedungreja, PCM Muhammadiyah Kedungreja,
Pemuda Muhammadiyah Kedungreja, FPI Kabupaten Cilacap, dan MMI
Kedungreja Cilacap.
Dilihat dari bentuk kelompok kepentingan diatas terlihat bahwa FPJ adalah
satu bentuk kelompok kepentingan yang timbul karena suatu keadaan yaitu
kerusakan jalan di kawasan Kabupaten Cilacap yang tak kunjung diperbaiki.
Kelompok kepentingan inilah yang disebut kelompok kepentingan anomik. FPJ
merupakan kelompok anomik yang terbentuk dari kelompok-kelompok
assosiasional yang sudah terbentuk dan terorganisir sebelumnya , yang dalam
konsep ini adalah pengusaha, MWC NU Kedungreja, Ansor/Banser Kedungreja,
PCM Muhammadiyah Kedungreja, Pemuda Muhammadiyah Kedungreja, FPI
Kabupaten Cilacap, dan MMI Kedungreja Cilacap.
Kelompok anomik (FPJ) tersebut mempunyai tujuan untuk segera
terealisasikan perbaikan jalan di kawasan Kabupaten Cilacap , agar para warga
bisa beraktifitas dengan lancar dan tidak terganggu dengan jalan yang rusak
tersebut .
Walaupun kelompok-kelompok assosiasional yang tergabung dalam kelompok
anomik ini akhirnya menuntut satu kebijakan yang sama, namun masing-masing
dari kelompok asosiasional tersebut tetap menjaga kepentingan utama dari
kelompok asal mereka. Dalam kasus ini, misalnya adalah gabungan pengusaha
lokal. Kelompok asosiasional ini jelas memiliki kepentingan ketika jalan yang
rusak tersebut tidak segera diperbaiki, maka kelancaran usaha atau bisnis mereka
menjadi terhambat, karena jalan adalah sarana penunjang transportasi utama bagi
profesi mereka.
--------
ANTARA - Sejumlah organisasi massa dan gabungan pengusaha lokal se-Keresidenan Sidareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, memasang puluhan spanduk berisi protes terhadap kondisi jalan yang rusak parah.
Dari pantauan ANTARA, Jumat, puluhan spanduk yang bertuliskan "Jalan Hancur, Ekonomi Lebur" tersebut terpasang di sepanjang ruas jalan nasional Patimuan-Sidareja-Gandrungmangu dan ruas jalan kabupaten yang menghubungkan Gandrungmangu hingga Karangpucung.
Seorang pengusaha di Sidareja, Mardiyo Abdul Azis, mengatakan pemasangan spanduk yang dilakukan Forum Peduli Jalan ini sebagai bentuk keprihatinan dan protes kepada Pemerintah Kabupaten Cilacap terkait kondisi jalan yang rusak parah.
"Selain gabungan pengusaha lokal, Forum Peduli Jalan juga terdiri sejumlah organisasi Islam, antara lain MWC NU Kedungreja, Ansor/Banser Kedungreja, PCM Muhammadiyah Kedungreja, Pemuda Muhammadiyah Kedungreja, FPI Kabupaten Cilacap, dan MMI Kedungreja," katanya.
Menurut dia, Pemkab Cilacap dinilai kurang serius dalam menangani kondisi jalan yang rusak karena perbaikannya hanya menggunakan batu kapur.
Ia mengatakan, penimbunan jalan berlubang menggunakan batu kapur justru merepotkan warga karena rumah yang berada di dekatnya terkena debu sehingga berwarna putih.
"Bahkan, kalau hujan seperti karamel dan saat dilalui seperti kalau kita sedang berarung jeram. Kami juga kasihan pada anak-anak sekolah yang kesulitan untuk menjangkau sekolah dengan kondisi jalan seperti itu," katanya.
Dia mengatakan, Pemkab Cilacap harus segera mengambil tindakan untuk menangani jalan rusak sebagai antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kami khawatir rakyat marah sehingga akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," kata dia yang juga pemilik Radio Kusuma FM Sidareja.
Menurut dia, masyarakat sudah terlalu lama menunggu sehingga pernah melakukan aksi penanaman pohon kelapa, pohon pisang, menanam padi, menabur ikan lele di ruas jalan yang rusak, dan yang terakhir aksi mogok awak bus pada 10-12 Januari 2011.
Terkait hal itu, dia mengatakan, sejumlah Forum Peduli Jalan akan beraudiensi dengan Pemkab Cilacap pada hari Senin (17/1) untuk membicarakan masalah perbaikan jalan.
"Kita akan audiensi, mampu nggak dia (pemkab, red.) melakukan perbaikan. Kalau tidak (mampu), kita akan melakukan sendiri," katanya.
Secara terpisah Pelaksana Harian Kepala Dinas Bina Marga, Sumber Daya Alam, Energi, Sumber Daya Mineral (Bina Marga, SDA, ESDM) Kabupaten Cilacap, Farid Ma'ruf mengatakan, pihaknya akan segera memperbaiki ruas jalan Wringinharjo (Gandrungmangu) hingga Karangpucung.
"Pada ruas tersebut memang ada program 'hotmix'. Akan tetapi karena keterbatasan anggaran, hanya akan dilakukan pada bagian yang rusak parah, antara lain di daerah Sindangbarang-Cinangsi" katanya.
Sementara yang lainnya, kata dia, akan ditindaklanjuti dengan pemeliharaan rutin maupun berkala.
Selain itu, lanjutnya, Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah juga akan melakukan pemeliharaan berkala pada ruas jalan Sidareja-Patimuan, Kawunganten-Sidareja, jalan lingkar timur yang melewati PLTU Cilacap, jalan lingkar barat yang melewati Kawasan Industri Cilacap hingga Karangkandri, dan Menganti-Kesugihan.
"Kelima ruas jalan tersebut akan diperbaiki pada tahun anggaran 2011 ini. Saat ini masih dalam proses lelang di tingkat provinsi maupun pusat," katanya. z
Sumber : Antara
Masyarakat Cilacap Protes Pembiaran Jalan Rusak18 April 2011 11:28CILACAP--MICOM: Berbagai elemen masyarakat di Cilacap, Jawa Tengah, memrotes kerusakan jalan dengan memasang spanduk bertuliskan protes di sepanjang jalan yang rusak di wilayah kabupaten setempat.
Sebelumnya, armada bus yang melintasi jalur tersebut juga sempat melakukan pemogokan selama tiga hari yang dipicu kerusakan jalan, terutama di Kecamatan Sidareja.
Elemen masyarakat yang terdiri dari organisasi massa (ormas) dan pengusaha yang tergabung dalam Forum Peduli Jalan (FPJ) Cilacap memasang spanduk di sepanjang jalan penghubung
antara Gandrungmangu-Sidareja-Patimuan-Karangpucung yang kondisinya rusak parah. Mereka antara lain memasang spanduk bertuliskan 'Jalan Hancur, Ekonomi Lebur'.
Mereka yang tergabung dalam FPJ adalah warga Nahdlatul Ulama (NU), Ansor/Banser, Muhammadiyah, Pemuda Muhammadiyah, Front Pembela Islam (FPI) Cilacap, dan MMI Cilacap. Selain itu, para pengusaha juga ikut bergabung karena mereka secara langsung terkena dampak rusaknya jalan di wilayah tersebut.
Menurut salah seorang pengusaha yang juga anggota FPJ Mardiyo Abdul Aziz, pemasangan spanduk di sepanjang jalan yang rusak merupakan bentuk protes kepada pemerintah.
"Pemerintah tidak tanggap terhadap jalan yang rusak. Dari dulu sampai sekarang terkesan malah membiarkan dan tidak ada upaya apapun untuk memperbaiki jalan. Padahal masyarakat di sini taat pajak," kata Mardiyo, Jumat (14/1).
Ia mengungkapkan, terkait dengan jalan yang rusak, pemerintah kabupaten (pemkab) hanya melakukan penambalan dengan menimbun batu kapur. Antisipasi itu justru membuat masalah baru. "Kalau hujan, batu kapur seperti comberan berwarna putih. Tetapi jika tidak hujan, menimbulkan debu di mana-mana," ujarnya.
Sementara itu, Pelaksana Harian Kepala Dinas Bina Marga, Sumberdaya Air, Energi dan Sumberdaya Mineral Cilacap Farid Ma'ruf mengatakan pihaknya segera memperbaiki jalan yang rusak.
"Sebagai langkah awal, kami akan memperbaiki jalan di wilayah Gandrungmangu hingga Karangpucung. Tetapi tidak seluruhnya akan dilapis ulang, hanya di wilayah yang paling parah yakni pada ruas jalan Sindangbarang-Cinangsi karena terbatasnya anggaran," ujarnya. (LD/OL-01)
Sumber: MEDIA INDONESIA
Sumber berita :
http://lemburkuringcilacapbarat.blogspot.com/2011/04/ormas-pasang-spanduk-protes-jalan-rusak.html, diakses pada hari Sabtu, 31 Maret 2012 .
Nama Kelompok :
Ditia Adi Noerhuda F1C008064
Elizabeth Tiurma F1C011011
Adlia Nindya Ghassani F1C011066
Tiara Rahma F1C0110