Sosialisasi DAK`2011 - Home - BKKBN | Jawa...
Transcript of Sosialisasi DAK`2011 - Home - BKKBN | Jawa...
KEBIJAKAN PERENCANAAN NASIONAL
DAK BIDANG KB TAHUN 2011
Direktorat Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak
Disampaikan dalam Acara Sosialisasi Kebijakan DAK Bidang KB Tahun 2011
Pontianak, 9 - 11 Maret 2011
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional /Bappenas
OUTLINE
I. PendahuluanII. Kebijakan DAK di dalam RPJMN
2010-2014III. Kedudukan DAK Bidang KB dalam
RKP 2011IV. DAK Bidang KBV. Peraturan Mengenai DAKVI. Hasil Monitoring dan Evaluasi DAK
Bidang KBVII. Saran dan RekomendasiVIII. Penutup
2
PENDAHULUANAmanat Pasal 51 PP No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana PerimbanganDAK dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas nasional yang menjadi urusan daerah
Tujuan: tercapainya sasaran prioritas pembangunan nasional (program KB), yaitu
- meningkatkan mobilitas dan daya jangkau tenaga lini lapangan KB (PLKB/PKB dan PPLKB) dalam rangka peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB
- meningkatkan advokasi dan KIE program KB dalam rangka peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB
- meningkatkan kesertaan ber-KB
3
PERLU SINERGI ANTARA BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA DENGAN DANA ALOKASI KHUSUS DALAM MEWUJUDKAN SASARAN –SASARAN PRIORITAS NASIONAL YANG DITUANGKAN DALAM RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP)
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM
RPJMN 2010 -2014
4
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RPJMN 2010 – 2014
(Buku I: Dana Perimbangan DBH, DAU, DAK) 1. Mendukung program dan kegiatan yang menjadi
prioritas nasional dalam RPJMN 2010-2014.2. Diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah
yang memiliki kemampuan keuangan relatif rendah dalam membiayai pelayanan publik sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM).
3. Diprioritaskan untuk mendanai kegiatan-kegiatan dalam program yang bersifat lintas (cross cutting) sektor yang merupakan prioritas nasional, termasuk program yang bersifat kewilayahan.
4. Meningkatkan secara bertahap pagu nasional DAK untuk meningkatkan efektivitasnya dalam mendukung pencapaian sasaran prioritas nasional, yang disertai dengan upaya mempertajam perencanaan dan penghitungan alokasi DAK berdasarkan kerangka pengeluaran jangka menengah dan penganggaran berbasis kinerja, meningkatkan koordinasi pengelolaan DAK secara utuh dan terpadu di pusat dan daerah,
5. Meningkatkan sinkronisasi kegiatan DAK dengan kegiatan lain yang didanai APBN dan APBD, serta meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan DAK di daerah.
1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola2 Pendidikan3 Kesehatan ( termasuk KB )4 Penanggulangan Kemiskinan5 Ketahanan Pangan6 Infrastruktur7 Iklim Investasi dan Iklim Usaha8 Energi9 Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana10 Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pasca-
konflik11 Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi
11 Prioritas NasionalKabinet Indonesia
Bersatu II 2009-2014
12 Bidang Politik, Hukum dan Keamanan13 Bidang Perekonomian14 Bidang Kesejahteraan Rakyat
3 Prioritas Lainnya
PENCAPAIAN TARGET RPJMN 2010-2014 DILAKSANAKAN SECARA KONSISTEN DAN BERKESINAMBUNGAN MELALUI 14 PRIORITAS RPJMN 2010-2014 DALAM RKP 2010, 2011, 2012, 2013 DAN 2014. PERBEDAAN PRIORITAS ANTAR TAHUN (RKP) TERSEBUT TERLETAK PADA PENEKANANNYA.
PRIORITAS NASIONAL RPJMN 2010 - 2014
Pelaksanaan kegiatan DAK KB di daerah dilakukan untuk mendukung pelaksanaan Prioritas Nasional 3 : Bidang Kesehatan, Substansi Inti : Keluarga Berencana, yaitu dalam rangka meningkatkan kualitas dan jangkauan layanan KB melalui 23.500 klinik pemerintah dan swasta selama 2010-2014.
KEDUDUKAN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB DI DALAM KERANGKA PIKIR PEMBANGUNAN
BIDANG SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA DALAM
RPJMN 2010 -2014
7
Peningkatan Kualitas SDM
(HDI, GDI, NRR) serta Jati Diri dan Karakter
Bangsa
1. Revitalisasi Program Keluarga Berencana (KB)2. Penyerasian kebijakan pengendalian penduduk3. Peningkatan ketersediaan dan kualitas data dan informasi kependudukan
Pengendalian Kuantitas Penduduk
Pengendalian pertumbuhan penduduk
1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita2. Perbaikan status gizi masyarakat 3. Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular,diikuti
penyehatan lingkungan 4. Pengembangan sumber daya manusia kesehatan 5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu
dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan 6. Pengembangan sistem Jaminan jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas)pembiayaan kesehatan7. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis
kesehatan 8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier
Peningkatan Akses dan KualitasPelayanan Kesehatan
Peningkatan Umur Harapan Hidup
Peningkatan Kesejahteraan dan Kualitas Hidup Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)PeningkatanJati Diri dan Karakter Bangsa
1. Peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan dalam pembangunan 2. Perlindungan perempuan terhadap berbagai tindak kekerasanPeningkatan
pemenuhan hak-hak perlindungan perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan
3. Peningkatan kapasitas kelembagaan Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Pemberdayaan Perempuan
4. Peningkatan Program Keluarga Harapan (PKH)5. Peningkatan pelayanan dan rehabilitasi sosial 6. Peningkatan Bantuan Sosial 7. Pemberdayaan fakir miskin dan komunitas adat terpencil (KAT)
Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Kesejahteraan
SosialPeningkatan Kesetaraan Genderdan Pemberdayaan Perempuan
1. Peningkatan kapasitas kelembagaan pengarusutamaan gender (PUG) dan pemberdayaan perempuan
2. Peningkatan kapasitas kelembagaan perlindungan anak3. Peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan dalam pembangunan 4. Perlindungan perempuan terhadap berbagai tindak
kekerasanPeningkatan pemenuhan hak-hak perlindungan perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan
5. Peningkatan kapasitas kelembagaan Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Pemberdayaan Perempuan
Peningkatan Kesetaraan Gender,
Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak
Peningkatan Kesetaraan Genderdan Pemberdayaan Perempuan
Peningkatan kesejahteraan
dan kualitas hidup perempuan dan anak
Peningkatan kesejahteraan dan
kualitas hidup anak dan perempuan
1. Peningkatan kualitas wajar pendidikan dasar 9 tahun yang merata 2. Peningkatan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan menengah3. Peningkatan kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan tinggi4. Peningkatan profesionalisme dan pemerataan distribusi guru dan tenaga
kependidikan5. Peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan non-formal6. Peningkatan minat dan budaya gemar membaca masyarakat 7. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan anak usia dini 8. Peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan 9. Pemantapan pelaksanaan sistem pendidikan nasional
Peningkatan Akses, dan Kualitas, dan Relevansi Pelayanan Pendidikan
Peningkatan rata-rata lama sekolah dan
menurunnya angka buta aksara
1. Peningkatan kualitas pemahaman & dan pengamalan agama2. Peningkatan kualitas kerukunan umat beragama3. Peningkatan kualitas pelayanan kehidupan beragama4. Peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah hajiPelaksanaan ibadah haji
yang tertib dan lancar
1. Peningkatan partisipasi dan peran aktif pemuda dialam berbagai bidang pembangunan
2. Peningkatan budaya dan prestasi olahraga3. Peningkatan peran dan partisipasi pemuda di berbagai bidang
pembangunan4. Peningkatan budaya dan prestasi olahraga
1. Penguatan jati diri dan karakter bangsa yang berbasis pada keragaman budaya
2. Peningkatan apresiasi terhadap keragaman serta kreativitas seni dan budaya
3. Peningkatan kualitas perlindungan, penyelamatan, pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya
4. Pengembangan sumber daya kebudayaan.
Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama
Peningkatan Partisipasi Pemuda, Budaya dan Prestasi Olahraga
Penguatan Jati Diri Bangsa dan Pelestarian Budaya
PeningkatanJati Diri dan Karakter
Bangsa
Didukung Oleh ::
Pembangunan pembangunan ekonomiekonomi
Pembangunan pembangunan Hukumdan hukum dan ham
Pembangunan pembangunan Sda - lh
Pembangunan pembangunan infrastrukturinfrastruktur
PengembanganpengembanganIPTEK
DLL
Peningkatan Kesetaraan Gender,
Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak
FOKUS PRIORITAS
PRIORITAS BIDANG DAMPAK SASARA
N
13
Sasaran Status Awal
Target 2014
a. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk tingkat nasional (persen per tahun)
1,3(Supas 2005)
1,1
b. Menurunnya TFR per perempuan usia reproduksi
2,3(Adjusted
SDKI 2007)
2,1
c. Meningkatnya CPR cara modern (persen)
57,4(SDKI 2007)
65,0
d. Menurunnya kebutuhan ber-KB tidak terlayani/unmet need dari jumlah pasangan usia subur (persen)
9,1(SDKI 2007)
5,0
e. Menurunnya ASFR 15−19 tahun per 1.000 perempuan
35(Adjusted
SDKI 2007)
30
f. Meningkatnya median usia kawin pertama perempuan (tahun)
19,8(SDKI 2007)
21
g. Menurunnya disparitas TFR, CPR dan unmet need antarwilayah dan antartingkat sosial ekonomi
Peserta KB 2010 2011 2012 2013 20141. Jumlah peserta KB baru /PB (juta) 7,1 7,2 7,3 7,5 7,6
2. Jumlah peserta KB aktif/PA (juta) 26,7 27,5 28,2 29,0 29,8
3. Jumlah peserta KB baru mandiri (juta)
3,4 3,4 3,4 3,5 3,6
4. Persentase peserta KB aktif mandiri
48,4 49,6 49,7 50,9 51
5. Persentase peserta KB baru MKJP 12,1 12,5 12,9 13,2 13,6
6. Persentase peserta KB aktif MKJP 24,2 25,1 25,9 26,7 27,5
7. Persentase peserta KB baru Pria 3,6 4 4,3 4,6 5
Sasaran Pembangunan Kependudukan dan KB
dalam RPJMN 2010 -2014
Menu/kegiatan DAK KB diarahkan untuk mendukung pencapaian sasaran nasional
pembangunan kependudukan dan KB
KRITERIA PENYUSUNAN DAK BIDANG KB BERDASARKAN RPJMN 2010 -
2014 (Permasalahan Pembangunan Kependudukan
dan KB)
10
2
Sumber: SDKI 2007 (adjusted)
Masih tingginya disparitas angka kelahiran total (TFR) antarprovinsi, tingkat pendidikan, tingkat kesejahteraan, dan wilayah desa-kota
Disparitas Total Fertility Rate (TFR) masih tinggi
Tantangan : upaya meningkatkan kesertaan ber-KB dan akses terhadap pelayanan KB di daerah dengan TFR tinggi serta penyediaan pelayanan KB gratis bagi penduduk miskin dan rentan lainnya.
Indeks Kesejahteraan (Quintile)Q1 (Terendah)
Q2Q3Q4Q5 (Tertinggi)
PendidikanTidak SekolahTidak Tamat SDTamat SDTidak Tamat SMPTamat SMP atau lebih
Desa - KotaDesaKotaTotal
SDKI 2002/03 SDKI 2007
3,02,62,72,52,2
3,02,52,82,52,7
2,42,82,82,72,5
2,82,32,6
2,62,72,72,52,5
2,72,42,6
Keterangan
Rata-rata
Nasional = 2,3
TFR
3
CPR Per PROVINSI, SDKI Tahun 2007
Contraceptive Prevalence Rate (CPR)
61,460,357,454,749,7
57,456,754,752,147,1
20
40
60
80
1991 1994 1997 2002/03 2007Semua Cara Cara Modern
Pemakaian kontrasepsi masih rendah dan terdapat disparitasCPR tidak meningkat secara signifikan dalam 5 tahun terakhir, yaitu hanya naik
sebesar 1,1% dan 0,7 persen (semua cara & modern), dan masih terjadinya disparitas CPR antarprovinsi, tertinggi Prov. Bengkulu dan terendah di Prov. Maluku dan Papua.
Tantangan: Upaya meningkatkan kesertaan ber-KB di daerah dengan CPR rendah, meningkatkan pemakaian kontrasepsi jangka panjang, dan meningkatkan kesertaan pria dalam ber-KB
Wilayah:- Kota: 57,1- Desa: 57,5
Kesejahteraan: - terbawah: 49,9- Teratas: 57,9
4
Tingkat Pendidikan:
Tidak SekolahTidak Tamat SDTamat SDTidak Tamat SMPTamat SMP atau lebih
Desa – Kota:DesaKota
10,69,49,09,28,4
9,28,8
Nasional 9,1
Tantangan: upaya intensifikasi advokasi dan KIE serta peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB di daerah galciltas dan daerah dengan unmet need tinggi
Unmet Need Menurut Desa-Kota dan Tingkat Pendidikan
Unmet Need Antarprovinsi
Unmet Need masih tinggi Jumlah PUS yang tidak terpenuhi kebutuhan ber-KB dikarenakan ingin menunda
kehamilan atau tdk ingin tambah anak (Unmet Need) meningkat dari 8,6% menjadi 9,1%. Kemudian juga masih tingginya disparitas angka unmetneed antarprovinsi, tingkat pendidikan, dan wilayah desa-kota.
22,417,417,4
16,615,8
13,913,012,912,912,9
12,312,312,0
11,210,0
9,19,0
8,38,2
7,77,47,4
7,06,96,86,6
6,26,16,1
5,85,75,5
3,2
0 5 10 15 20 25MalukuSulbar
NTTPabarPapuaSulselMalut
KalbarSultra
NTBSumutKepriNAD
SumbarJ awa Barat
RiauBantenSulteng
J awa TimurKaltim
SumselJ awaJambi
DKIDIY
GorontaloKalsel
BengkuluSulut
BaliKalteng
LampungBabel
Sumber: SDKI (2007)
Rata-rata Nasional =
9,1%
1991 1994 1997 2002/03 2007468
101214
12.710.6
9.2 8.6 9.1
Trend Unmet Need
14
1. Jumlah penduduk terus meningkat dari 178,5 juta (SP 1990) menjadi 205,8 juta (SP 2000), menjadi 218,9 juta (Supas 2005) dan menjadi 237,6 juta (hasil sementara SP 2010) : Jumlah penduduk meningkat 33 % selama 20 tahun terakhir (1990 – 2010) Peningkatan struktur umur muda
2. Tingginya disparitas angka kelahiran antarprovinsi, antarwilayah, dan antartingkat sosial ekonomi :
• 60% provinsi dengan TFR di atas rata-rata nasional (TFR= 2,3) (SDKI, 2007) • TFR pada penduduk miskin > TFR penduduk yang lebih kaya• TFR di desa > TFR di kota
3. Angka kelahiran pada perempuan kelompok usia 15 – 19 tahun menyumbang sekitar 18 % dari jumlah total kelahiran.
4. Sulitnya meningkatkan angka kesertaan ber-KB pada kurun waktu 10 tahun terakhir
5. Angka kebutuhan ber-KB (unmet need) yang tidak terlayani relatif stagnan bahkan cenderung meningkat
6. Kualitas penduduk Indonesia yang masih rendah:• Angka Kematian Ibu : 228/100.000 kelahiran (SDKI, 2007)• Angka Kematian Bayi : 34 per 1.000 (SDKI 2007)• 60% penduduk hanya tamat SD atau lebih rendah• HDI menempati peringkat ke 111 dari 182 Negara
6. Rendahnya komitmen daerah terhadap pelaksanaan pembangunan kependudukan dan keluarga, termasuk di dalamnya KB rendahnya dukungan APBD untuk program-program kependudukan dan KB
7. Keluarnya UU 52/2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
• Pasal 14: Pemerintah kab/kota bertanggung jawab a) menetapkan pelaksanaan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga di kab/kota; b) sosialisasi, advokasi, dan koordinasi pelaksanaan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sesuai kebutuhan, aspirasi, dan kemampuan masy. setempat
• Pasal 16: Perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga di daerah dibebankan pada APBD
15
KB Menjadi salah satu prioritas pembangunan yang harus disukseskan
Kebijakan Pembangunan KKB dalam RPJMN 2010-
2014Kebijakan Umum DAK KB Kegiatan DAK KB
Pengendalian kuantitas penduduk dilakukan melalui tiga fokus prioritas. Fokus Pertama : revitalisasi program KB antara lain melalui:- pengembangan dan
sosialisasi kebijakan pengendalian penduduk yang responsif gender;
- pembinaan dan peningkatan kemandirian keluarga berencana; dan
- promosi dan penggerakan masyarakat.
Peningkatan daya jangkau dan kualitas penyuluhan, penggerakan dan pembinaan program KB tenaga lini lapangan
sepeda motor, notebook,PLKB Kit,
Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) program KB
MupenPublic Address,KIE Kit
Peningkatan sarana dan prasarana fisik pelayanan KB
Sarana klinik (Implant Kit, IUD Kit, Obgyn Bed Laparoscopy),Muyan, Gudang, Renovasi Balai Penyuluhan KB Kec
Peningkatan sarana pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak
BKB Kit
Kegiatan DAK KB dan Kebijakan Pembangunan Kependudukan dan KB (KKB)
16
17
18
KRITERIA PENYUSUNAN DAK
19
Penentuan Daerah penerima DAK dilakukan berdasarkan perhitungan:1.Kriteria Umum: Kemampuan keuangan daerah2.Kriteria Khusus: Indeks Kewilayahan (karakteristik
daerah spt daerah tertinggal dsb)3.Kreteria Teknis:
a) Kabupaten/kota yang Contraceptive Prevalence Rate rendah
b) Rasio anak dibawah usia 5 thn : wanita usia subur masih tinggi (child woman ratio)
c) Keluarga Pra Sejahtera dan KS-1 (keluarga miskin)
d) Jumlah keluarga dan kepadatan penduduk relatif besar
Kedudukan Pembangunan
Kependudukan dan KB dalam MGDs
20
Millenium Development Goals (MDGs)
Sebuah paket berisi tujuan yang mempunyai batas waktu dan target terukur untuk menanggulangi kemiskinan, kelaparan, pendidikan, diskriminasi
perempuan, kesehatan ibu dan anak, pengendalian penyakit, dan perbaikan kualitas lingkungan.
Diformulasikan di UN Millenium Summit (New York, Sept, 2000)
8 Tujuan MDGs
21
GOAL 1 : MEMBERANTAS KEMISKINAN DAN KELAPARAN
GOAL 2 : MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA
GOAL 3 : MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
GOAL 4 : MENURUNKAN KEMATIAN ANAK GOAL 5 : MENINGKATKAN KESEHATAN IBUGOAL 6 : MENGENDALIKAN HIV DAN AIDS, MALARIA
DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA (TB)GOAL 7 : MENJAMIN KELESTARIAN LINGKUNGAN
HIDUPGOAL 8 : MENGEMBANGKAN KEMITRAAN
PEMBANGUNAN DI TINGKAT GLOBAL22
8 Tujuan MDGs
22
23
RPJP 2005-2025
MDGs
PelaksanaanProgram
RPJMN (5 TAHUN)
RESNTRA
Program Sektoral
VISI & MISI PRESIDENPRIORITAS NASIONAL
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNANPROGRAM DAN KEGIATAN
Program Regional
RAPBNRAPBD
RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP)
Internalisasi MDGs Dalam Pembangunan Nasional
23
Target 5B: Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015
Indikator Acuan Dasar Saat Ini Target StatusTingkat pemakaian kontrasepsi/ contraceptive prevalence rate (CPR)
1991 : 49,7%(SDKI)
2007 : 61,4%(SDKI)
Meningkat Akan tercapai (on track)
CPR cara modern pada wanita usia 15-49 tahun
1991 : 47,1%(SDKI)
2007 : 57,4%(SDKI)
Meningkat Akan tercapai (on track)
Tingkat kelahiran pada remaja (per 1000 perempuan usia 15-19 tahun)
1991 :Kota : 39Desa : 82Total : 67(SDKI)
2007 :Kota : 26 Desa : 74Total : 35 (SDKI)
Menurun Akan tercapai (on track)
Unmet need KB 1991 : 12,7%(SDKI)
2007 :9,1%
Menurun Memerlukan perhatian khusus (need special attention. melalui peningkatan advokasi, KIE dan kualitas pelayanan KB serta perkuatan kelembagaan daerah
GOAL 5 : MENINGKATKAN KESEHATAN IBU
24
Kedudukan DAK Bidang KB dalam
RKP 2011
25
KEDUDUKAN DAK BIDANG KB DALAM RKP 2011
PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS : PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI NASIONAL UNTUK MENGURANGI EKONOMI BIAYA TINGGI
PENDIDIKAN DAN KESEHATAN
SERTA KB
FASILITAS UMUM
PERUMAHAN
KESELAMATAN TRANSPORTASI
INFRASTRUKTUR AIR MINUM DAN
SANITASI
KLASTER III : PENDUKUNG LAINNYA : ASPEK LINGKUNGAN HIDUP LH, KONSERVASI LINGKUNGAN SERTA PERUBAHAN IKLIM
KLASTER II : PELAYANAN DASAR
INFRASTRUKTUR JALAN DAN LISTRIK
SARANA PERDAGANGAN
KLASTER I : PENDORONG PERTUMBUHAN
TRANSPORTASI PERDESAAN SERTA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN PERBATASAN
PERTANIAN, IRIGASI DAN PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
PRASARANA PEMERINTAHAN
PERENCANAAN DAK KB TAHUN 2012
27
1. LANDASAN HUKUM:a. PP NO. 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA
PERIMBANGANb. PERMEN PPN/KEPALA BAPPENAS NO. 008 TAHUN
2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RKP2. PROSES:
a. PENETAPAN TEMA DAN PRIORITAS NASIONAL DLM RKP 2012
Arah kebijakan DAK dimuat di dalam RKP Buku I setiap tahunnya, baik kebijakan umum DAK maupun kebijakan DAK setiap bidang
Pada bulan Januari dan Februari 2011 ini sudah dimulai persiapan penyusunan RKP 2012.
Usulan Tema RKP 2012: “Perluasan Pertumbuhan Ekonomi Yang Inklusif dan Berkeadilan Bagi Peningkatan Kesejahteraan Rakyat”
No Kegiatan Waktu 1. Pra Rapat Teknis (Ratek)/Rapat Kerja
Teknis (Rakernis) Kementerian/Lembaga (K/L)
1-23 Januari 2011
2. Penyusunan Rancangan Awal RKP 2012
2-28 Februari 2011
3. Sidang Kabinet Rancangan RKP dan Pagu Indikatif 2012
23 Maret 2011
4. Finalisasi Rancangan RKP dan Pagu Indikatif 2012
23-25 Maret 2011
5 Trilateral Meeting Rencana Kerja Kementerian/Lembaga
30 Maret-11 April 2011
6. Penyusunan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga
30 Maret-11 April 2011
7. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbangda) Provinsi
30 Maret-11 April 2011
8. Musrenbangnas 27-28 April 2011 9. Sidang Kabinet Rancangan Akhir RKP
2012 5 Mei 2011
10.
Penetapan Peraturan Presiden RKP 2012 6 Mei 2011
JADWAL PENYUSUNAN RKP
Penyusunan DAK harus terintegrasi dalam Musrenbang
DAK Bidang KB
29
Perkembangan Menu DAK KB 2008 - 2011
NO Menu DAK KBTahun
2008 2009 2010 20111 Sepeda Motor v v v v 2 MUYAN
- v v v 3 MUPEN v v v v 4 Sarana Klinik - IUD Kit/Sterilisator, dll v
- v v
- Obgyn Bed - v
- v
- Implant Kit - v v v
5 BKB Kit - v v v
6 Notebook - v v
- 7 Public Addres
-
- v v
8 KIE Kit -
- v v
9 Gudang -
- v v
10 Laparascopy -
-
- v
11 Pembangunan/Renovasi Balai Penyuluhan KB Kec.
-
-
- v
12 Sarana Kerja Petugas Lapangan
-
-
- v
Bagaimana menu tersebut dapat mendukung SPM??
1. Alokasi anggaran DAK Bidang KB diupayakan terus meningkat dari tahun ke tahun2. Anggaran BKKBN telah meningkat cukup signifikan di tahun 2011 (hampir 100%)
31
ANGGARAN DAK KB 2008 - 2011
2008 2009 2010 20110.00
50.00
100.00
150.00
200.00
250.00
300.00
350.00
400.00
279.01
329.01 329.01368.1
Alo
kasi
(da
lam
juta
) 279 kab/kota
373 kab/kota 398 kab/kota377 kab/kota
PENINGKATAN KUALITAS DAK
32
KETERBATASAN ANGGARAN
KEBUTUHAN BESAR
VS
Peningkatan KUALITAS DAK
Meningkatkan Sinergi Kebijakan Belanja
•Sinergi dengan belanja K/L dan APBD
Memfokuskan prioritas belanja• Menghapuskan “never ending
activities”• Menyederhanakan jumlah dan
mempertajam kegiatan• Mempertajam ketepatan locus
kegiatan dengan kebutuhan daerah dalam mencapai sasaran nasional
Quality Assurance• Proses perencanaan, a.l. melalui
Trilateral Meeting (Bappenas, Kemenkeu dan KL terkait) guna mempertajam kegiatan beserta keluarannya yang terukur.
• Penguatan Monev.
Optimalisasi Pemanfaatan DAK KB
Manfaat DAK KB akan maksimal apabila didukung :1. Sinergi anggaran fisik dan non-fisik;2. Ketersediaan anggaran dan SDM yang memadai untuk
dapat memaksimalkan penggunaan menu DAK KB• dana operasional sarana dan prasarana;• dana operasional tenaga lini lapangan dan tenaga medis;• dana operasional kegiatan;• dana pengembangan SDM;
3. Monitoring dan evaluasi dampak menu DAK KB terhadap pencapaian sasaran
4. Dalam rangka penguatan perencanaan DAK bidang KB:• Penyusunan rencana DAK KB dalam kerangka jangka
menengah (5 Tahunan)• Perbaikan output DAK KB
33
Sinergi Anggaran Pusat dan Daerah Terkait DAK KB ??
APBN BKKBN Pusat
(Identik dgn menu DAK KB ? dan Kegiatan Lainnya)
APBN (DAK KB)
APBD Kab/Kota
(DAK KB dan Non DAK KB)
BKKBN Provinsi
(Identik dgn menu DAK KB ? dan Kegiatan Lainnya)
Kab/Kota yang tidak mendapat DAK KB ?
Pencapaian Program
KKB di Daerah
Anggaran utk Kegiatan KB
SKPD KB ProvinsiAPBD Provinsi
Dana Pendamping
DAK KB
Dana DAK KB
SKPD KB Kab/Kota
1. Sinergi anggaran pusat dan daerah meningkatkan efektifitas dan efisiensi anggaran pembangunan KKB menentukan keberhasilan program KKB
2. Peran aktif Bappeda dalam perencanaan dan monev DAK KB masih harus ditingkatkan
Anggaran utk Kegiatan KB
Kegiatan KB utk SKPD Kab/Kota
Peraturan Terkait DAKYang Harus Dipahami
35
Peraturan Terkait DAK1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan
Negara, 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan
Negara,3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah 4. PP No. 55/2005 Tentang Dana Perimbangan5. PP No. 38/2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintaha Kab/
Kotan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
6. Perpres No.5/2010 tentang RPJMN 2010- 20147. Perpres tentang RKP (tahun anggaran ybs)8. SEB 2008 Tentang Juklak Pemantauan Teknis Pelaksanaan dan
Evaluasi Pemanfaatan DAK9. PMK No.126/2010 Tentang Pelaksanaan dan
Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah10.Permendagri No. 20/2009 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan DAK di Daerah. 11.PMK No.216/2010 tentang Pedoman Umum dan Alokasi DAK TA
201112.Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang KB TA 2011
(Peraturan BKKBN No.652/PER/B3/2010
DIPERLUKAN PEMAHAMAN MENYELURUH TERHADAP BERBAGAI PERATURAN PUSAT YANG SUDAH ADA UNTUK MEMBANTU MENJAWAB PERMASALAHAN DAK
DI DAERAH
37
Pasal 64 PP 55/2005 tentang Dana Perimbangan
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional bersama-sama dengan Menteri teknis melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pemanfaatan dan teknis pelaksanaan kegiatan yang didanai dari DAK.
38
Penjelasan Pasal 51 PP 55/ 2005Ayat (1)
Kegiatan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah mengutamakan kegiatanpembangunan dan/atau pengadaan dan/atau peningkatan dan/atauperbaikan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat denganumur ekonomis yang panjang, termasuk pengadaan sarana fisik penunjang.
Hasil Monitoring dan Evaluasi DAK Bidang KB di Daerah Tahun 2009 dan 2010
(Provinsi Bengkulu dan Provinsi Jawa Timur)
39
Manfaat DAK Bidang KB TAHUN 2009 (1)
1. Program peningkatan daya jangkau dan kualitas penyuluhan, penggerakan dan pembinaan program KB tenaga lini lapangan (sepeda motor, notebook), yaitu: meningkatnya cakupan dan daya jangkau petugas
lapangan KB ke daerah-daerah yang sulit yang merupakan kantong-kantong unmet need;
meningkatnya frekuensi pembinaan petugas lapangan kepada masyarakat;
menyempurnaan sistem pelaporan DAK dengan meningkatnya kecepatan dan ketepatan pelaporan data, serta meningkatnya efisiensi penggunaan kertas.
meningkatnya proses pembelajaran dan pengetahuan SKPD KB terhadap program KB dengan dimanfaatkannya notebook untuk belajar teknologi dan memperoleh informasi melalui koneksi jaringan dengan BKKBN provinsi; dan
meningkatnya semangat kerja petugas lini lapangan guna mendorong kinerjanya. 40
Manfaat DAK Bidang KB TA 2009 (2)
41
2. Program peningkatan sarana dan prasarana pelayanan komunikasi informasi dan edukasi KB (Mupen), yaitu • meningkatnya pemahaman dan penerimaan PUS calon
peserta KB tentang KB dan keluarga sejahtera;• meningkatnya semangat kerja petugas lapangan KB dan
kepedulian masyarakat akan kembali hidupnya Program KB.3. Program peningkatan sarana dan prasarana pelayanan
KB di klinik KB dan kendaraan pelayanan KB keliling (sarana klinik, Muyan), yaitu:
• Meningkatnya kemampuan klinik untuk melayani akseptor KB, khususnya Metode Kontrasepsi Jangka Panjang;
• Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan KB di daerah;• Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan KB;• Meningkatnya pemerataan pencapaian hasil program KB sampai
ke tingkat kecamatan; dan• Meningkatnya komitmen pemerintah kab/kota terhadap program
KB.4. Program peningkatan sarana pengasuhan dan
pembinaan tumbuh kembang anak (BKB Kit), yaitu meningkatkan cakupan kegiatan BKB (bina keluarga balita).
PERENCANAAN1. Pemerintah provinsi belum dilibatkan secara signifikan dalam proses
penyusunan program/anggaran DAK, karena kebanyakan pemerintah kabupaten/kota langsung berhubungan dengan K/L teknis terkait di pusat, bahkan mekanisme perencanaan DAK tidak masuk dalam sistem perencanaan pembangunan (Musrenbang).
2. Terbatasnya ketersediaan data-data teknis untuk mendukung perencanaan kebutuhan sarana (fisik) di setiap daerah (antara lain cakupan wilayah dan karakteristik kondisi fisik lapangannya, data klinik, dan data tenaga lini lapangan yang sangat dinamis).
3. Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan DAK KB di daerah dipengaruhi oleh perencanaan DAK KB di pusat. Keterlambatan penerimaan Juknis di daerah memicu keterlambatan perencanaan dan penganggaran DAK KB di daerah yang selanjutnya berimplikasi pada sulitnya menyediakan dana pendamping DAK KB, keterlambatan pelaksanaan pengadaan barang, serta pemanfaatannya untuk mendukung program KB
4. Beberapa kab/kota dengan kondisi APBD yang terbatas mengajukan keberatan untuk menyediakan dana pendamping.
5. Menu pada Juknis DAK KB tidak sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan kab/kota dan Kab/kota terpaksa menyesuaikan dengan menu yang tercantum di dalm Juknis.
6. Kab/kota menghadapi kesulitan untuk memperoleh informasi detail mengenai spesifikasi dan harga unit barang yang diusulkan.
42
PERMASALAHAN DAK KB
PERMASALAHAN DAK KB (2)
PELAKSANAAN1. Kurang optimalnya dukungan dan komitmen daerah
dalam penguatan kelembagaan SKPD KB sehingga dapat menghambat efektivitas program KB, yaitu (a) sebagian daerah masih berupa kantor dan (b) untuk daerah yang sudah dibentuk badan, masih bergabung dengan bidang lain seperti pemberdayaan perempuan, dan pemberdayaan masyarakat.
2. Kurangnya dukungan pemda dalam menyediakan dana operasional (non-fisik) yang menunjang sarana-sarana fisik.
3. Terbatasnya kuantitas dan kualitas SDM yang memadai untuk memaksimalkan manfaat DAK KB, meliputi:• Terbatasnya staf yang mampu mengoperasionalkan
Mupen dan Muyan dengan baik karena pengadaan barang tidak satu paket dengan pelatihan khusus untuk operasional dan perawatan.
• Penggunaan notebook belum maksimal karena petugas KB sebagian besar masih belajar menggunakan komputer;
43
PERMASALAHAN DAK KB (3)
• Terbatasnya pejabat/staf yang memiliki kompetensi/memiliki sertifikat pengadaan barang/jasa pemerintah;
• Panitia pengadaan barang hampir seluruhnya bukan berasal dari SKPD KB sehingga kurang memahami alat atau perangkat yang akan diadakan;
• Terbatasnya pemahaman tentang spesifikasi teknis dan harga satuan barang untuk menentukan harga perkiraan sementara.
4. Kab/kota belum memahami bahwa perubahan distribusi penggunaan DAK cukup dilaporkan tanpa perlu mendapat persetujuan dari pusat yang berdampak pada keterlambatan pelaksanaan DAK KB.
44
PERMASALAHAN DAK KB (4)
PELAPORAN, MONITORING DAN EVALUASI1. Belum efektifnya SEB 2008 antara Meneg PPN/ Kepala Bappenas,
Menkeu, dan Mendagri tentang Juklak Pelaksanaan Pemantauan Teknis Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan DAK.
2. Belum dibentuknya tim pemantauan dan evaluasi gabungan antar-instansi di daerah (SKPD KB, BAPPEDA, sekda, BKKBN, baik tingkat provinsi maupun tingkat kabupaten/ kota).
3. Pemantauan dan evaluasi DAK KB yang dilakukan saat ini lebih kepada realisasi pengadaan barang saja dan belum mencakup manfaatnya serta dampaknya terhadap capaian program KB.
4. Kurangnya sosialisasi peraturan-peraturan pusat di daerah terkait pengelolaan DAK KB yang berakibat rendahnya pemahaman para pengelola DAK KB dan berimplikasi pada kurang efektifnya pelaksanaan dan pengelolaan DAK KB di pusat maupun di daerah.
5. Belum dipahaminya proses pelaporan dengan baik, terlihat dari banyaknya laporan triwulan pelaksanaan DAK KB yang langsung disampaikan ke K/L teknis terkait tanpa ditembuskan kepada Bupati/Walikota/Gubernur dan banyaknya kabupaten/kota penerima DAK Bidang KB yang terlambat menyampaikan laporan realisasi bahkan tidak melapor sama sekali ataupun laporan yang disampaikan tidak lengkap atau memiliki format yang berbeda, sehingga mempersulit perencanaan DAK KB di tahun berikutnya.
6. Tidak adanya feedback dari hasil pelaporan yang telah dilaksanakan oleh daerah termasuk mekanisme reward and punishment yang belum berjalan secara efektif.
45
SARAN PERBAIKANA. Penguatan kebijakan DAK
1. meninjau kembali kriteria fiskal sebagai salah satu syarat bagi daerah untuk mendapat DAK KB mengingat KB merupakan salah satu pelayanan kesehatan dasar dan menjadi bagian utama dari upaya pengendalian kuantitas penduduk. Oleh karena itu DAK KB sebaiknya diupayakan diterima oleh seluruh kabupaten/kota;
2. meningkatkan optimalisasi pemanfaatan DAK KB dengan mempertimbangan kebutuhan anggaran untuk non-fisik. Untuk itu, perlu ditinjau kembali PP 55/2005 Tentang Dana Perimbangan;
3. meningkatkan tata kelola DAK dengan melakukan harmonisasi kebijakan/peraturan-peraturan yang terkait DAK, serta melakukan sosialisasi kepada pengelola DAK di daerah;
46
SARAN PERBAIKAN (2)Lanjutan Penguatan Kebijakan DAK 4. meningkatkan komitmen pemerintah pusat
dalam mendukung pelaksanaan revitalisasi program KB yang menjadi salah satu prioritas nasional dalam RPJMN 2010-2014 bidang kesehatan-substansi inti KB, khususnya dengan meningkatnkan alokasi DAK Bidang KB yang lebih signifikan dampak dan manfaatnya;
5. meningkatkan komitmen pemerintah daerah dalam melaksanakan urusan pemerintahan yang sudah dilimpahkan kepada daerah, khususnya program KB, antara lain dengan memprioritaskan KB dalam pembangunan daerahnya yang diwujudkan melalui dukungan APBD yang memadai (dana pendamping DAK maupun dana untuk kegiatan KB lainnya, baik anggaran untuk fisik maupun untuk operasional kegiatan), serta penguatan kelembagaan badan KB di tingkat provinsi dan kabupaten/ kota;
6. penguatan menu-menu DAK Bidang KB agar sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik daerah.
47
SARAN PERBAIKAN (3)B. Penyempurnaan perencanaan DAK, dilakukan dengan:
1. mengagendakan pembahasan DAK dalam Musrenbangnas dan Musrenbangda;
2. penguatan peran pemerintah daerah tingkat I dan tingkat II di dalam perencanaan dan pemantauan serta evaluasi DAK;
3. penguatan dan penyempurnaan metode pemantauan dan evaluasi, tidak hanya sebatas pada pengadaan barang namun juga terhadap pengukuran manfaat dan dampak terhadap suatu program;
4. penyempurnaan format pelaporan DAK untuk mendukung pengukuran manfaat dan dampak keberhasilan kegiatan DAK terhadap program;
5. Penguatan komitmen untuk menyelesaikan dan mengirimkan penyelesaian Juknis DAK sedini mungkin dengan mengantisipasi jadwal perencanaan APBD; dan
6. penguatan sistem dan pemutakhiran data dasar yang diperlukan untuk perencanaan DAK KB.
48
SARAN PERBAIKAN (4)B. Penyempurnaan perencanaan DAK, dilakukan dengan:
1. mengagendakan pembahasan DAK dalam Musrenbangnas dan Musrenbangda;
2. penguatan peran pemerintah daerah tingkat I dan tingkat II di dalam perencanaan dan pemantauan serta evaluasi DAK;
3. penguatan dan penyempurnaan metode pemantauan dan evaluasi, tidak hanya sebatas pada pengadaan barang namun juga terhadap pengukuran manfaat dan dampak terhadap suatu program;
4. penyempurnaan format pelaporan DAK untuk mendukung pengukuran manfaat dan dampak keberhasilan kegiatan DAK terhadap program;
5. Penguatan komitmen untuk menyelesaikan dan mengirimkan penyelesaian Juknis DAK sedini mungkin dengan mengantisipasi jadwal perencanaan APBD; dan
6. penguatan sistem dan pemutakhiran data dasar yang diperlukan untuk perencanaan DAK KB.
49
SARAN PERBAIKAN (5)C. Penguatan Kelembagaan, dilakukan dengan :
1. pengembangan peran dan fungsi unit KB (SKPD KB) baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota;
2. penguatan koordinasi kerja baik dalam perencanaan, pelaksanaan, serta pemantauan dan evaluasi antara pemerintah daerah di provinsi dan kabupaten/kota, BKKBN provinsi dan pusat, serta K/L terkait di pusat;
3. penyempurnaan evaluasi, antara lain melalui penyempurnaan SEB 2008 Tentang Juklak Pemantauan Teknis Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan DAK, pembentukan tim pemantauan dan evaluasi secara terpadu di daerah, serta pengembangan metodologi pemantauan dan evaluasi DAK (pengukuran manfaat dan dampak).
50
SARAN PERBAIKAN (6)
D. Pengembangan SDM KB, dengan melaksanakan berbagai pelatihan bagi pelaksana KB di daerah meliputi:1. pelatihan perencanaan pembangunan;
2. pelatihan pengelolaan keuangan daerah;
3. pelatihan pengadaan barang dan jasa;
4. pelatihan terkait dengan program KB, termasuk pelatihan mengoperasionalkan dan merawat Muyan, Mupen, notebook, serta peralatan medis KB (implant kit, IUD kit dll); serta
5. pelatihan IT dan sistim data base.51
PENUTUPBEBERAPA YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PELAKSANAAN DAK BIDANG KB:
1. Sinergi perencanaan dan anggaran (Pusat-Daerah);
2. Penguatan basis data dalam penyusunan perencanaan dan anggaran (khususnya DAK Bidang KB)
3. Pemahaman Peraturan dan sinergi antar peraturan yang terkait dengan DAK secara umum dan DAK Bidang KB
4. Temuan Monev baik dari pelaksanaan DAK Bidang KB maupun dari berbagai kegiatan yang terkait dengan DAK Bidang KB
Dari beberapa hal tersebut, dapat menjadi rekomendasi untuk Penyempurnaan dan harmonisasi peraturan pelaksanaan DAK
52
TERIMA KASIH
53