Soap
-
Upload
tiara-berlianti -
Category
Documents
-
view
17 -
download
0
description
Transcript of Soap
ProblemNy. Nia, 67 tahun, 65 kg. MRS dengan keluhan tidak bisa berjalan, nyeri, dan kaku pada tulang punggung, pinggul, kaki, dan tangan. Performance tubuh tampak kifosis. Hasil pemeriksaan BMD menunjukkan T-score -3,5. Hasil diagnosa dokter: OPObat yang diberikan selama MRS adalah
- Kalsitonin sc 100 IU/hari- raloxifen 60 mg/hari- risendronat 30 mg/minggu.
Riwayat obat: - Prednison 5 mg p.o- mengkonsumsi preparat Ca dan vitamin D selama 2 tahun- serta pernah mendapat hormone replacement therapy.
Assesment SOAP
I. IDENTITAS PASIENNama Pasien : Ny.NiaUmur : 67 TahunDiagnosa : osteoporosis
II. SUBYEKTIF 2.1. Keluhan Utama
- Tidak bisa berjalan2.2. Keluhan Tambahan
- nyeri dan kaku pada tulang punggung, pinggul, kaki, dan tangan2.3. Riwayat Penyakit Dahulu
-2.4. Riwayat Pengobatan
- Kalsitonin sc100 IU/hari
- raloxifen 60 mg/hari
- risendronat 30 mg/minggu.
- Prednison 5 mg p.o
- mengkonsumsi preparat Ca dan vitamin D selama 2 tahun
- serta pernah mendapat hormone replacement therapy.
2.5. Riwayat Keluarga/Sosial : -2.6. Alergi Obat : -
III. OBYEKTIF
Tanda Vital dan Pemeriksaan Laboratorium
- BMD menunjukkan T-score -3,5
IV. ASSESMENT
Problem Medik dan Drug Related Problem Pasien
Problem Medik
Subjek / Objektif
Terapi Analisa DRP Plan dan Monitoring
Osteoporosis Dari keterangan diagnosis dokter
Kalsitonin subcutan 100 IU/hari
Kalsitonin merupakan hormone peptide dengan 32 asam amino yang membentuk rantai tunggal lurus. Senyawa ini merupakan inhibitor kuat osteoklast yang dapat menyebabkan resorpsi tulang dan pada pasien osteoporosis dapat meningkatkan BMD tulang.
EMA memberikan peringatan agar kalsitonin tidak digunakan jangka panjang (lebih dari 3 bulan) karena dihubungkan dengan peningkatan kejadian kanker prostat dan karsinoma bronkus.
- Plan : Terapi tetap diteruskan, tetapi tidak dalam jangka panjang.
Monitoring : Parameter: elektrolit serum, dan kalsium; alkaline fossfatase dan pengumpulan urin 24 jam untuk ekskresi hydroxyprolin (Paget’s disease), urinalisis (sedimen urin); Bone mineral density (BMD)
Informasi :
Tidak boleh mengkonsumsi obat lain selama terapi, kecuali dengan resep dokter. Jika diberikan secara injeksi, pasien harus diinformasikan
Problem Medik
Subjek / Objektif
Terapi Analisa DRP Plan dan Monitoring
bagaimana cara memberikan injeksi, dan cara menggunakan jarum Sediaan harus disimpan dalam kulkas; dan tidak boleh beku. Bisa menyebabkan peningkatan suhu tubuh dan menyebabkan rasa terbakar (terjadi 1 jam setelah pemberian; konsumsi obat pada sore hari bisa meminimalisasi ketidaknyamanan ini). Segera melapor jika terjadi, kejang otot, urin berwarna gelap, gatal-gatal, ruam kulit yang signifikan, jantung berdebar, atau kesulitan pernapasan.
Osteoporosis Dari keterangan diagnosis dokter
raloxifen 60 mg/hari
Raloxifen adalah golongan SERM untuk Pencegahan dan pengobatan osteoporosis pada
Dosis raloxifen untuk osteoporosis pada wanita 60 mg sekali sehari. Pasien diberi raloxifen1x sehari sehingga tidak
Plan : Direkomendasikan kepada dokter untuk memberikan vitamin D tambahan untuk
Problem Medik
Subjek / Objektif
Terapi Analisa DRP Plan dan Monitoring
wanita pasca menopause; pengurangan risiko untuk kanker payudara invasif pada wanita postmenopause dengan osteoporosis dan pada wanita postmenopause dengan risiko tinggi untuk kanker payudara invasive.
Terapi raloxifen pada pasien dipertimbangankan diet kalsium tambahan atau vitamin D mungkin diperlukan jika asupan makanan tidak memadaisehingga sebelum terapi perlu dipastikan pasien mendapat asupan calsium yang cukup
terjadi over dose. mencukupi kebutuhan vitamin D
Monitoring : Pengujian laboratorium Memantau profil lipid, kepadatan mineral tulang (BMD), CBCsertalangkah-langkah diagnostik yang memadai, termasuk pengambilan sampel endometrium
Informasi : Jangan mengambil resep baru, atau produk herbal selama terapi tanpa konsultasi dokter. Hindari penggunaan alkohol yang berlebihan (etanol dapat meningkatkan risiko osteoporosis). Dapat dikonsumsi pada setiap hari tanpa memperhatikan
Problem Medik
Subjek / Objektif
Terapi Analisa DRP Plan dan Monitoring
makanan, Dapat menyebabkan gejala seperti flu pada awal terapi, Gangguan pencernaan (misalnya, mual, muntah, dispepsia dapat diatasi dengan cara sering makan, perawatan mulut sering, permen karet, atau mengisap lozenges); atau nyeri sendi (berkonsultasi dengan dokter untuk analgesik yang disetujui). Laporan efek samping sakit, kemerahan, kehangatan, atau kram di otot kaki; nyeri dada tiba-tiba; batuk biasa atau kesulitan pernapasan; atau kehilangan kesadaran secara tiba-tiba atau lemas. Laporkan demam persisten, migrain akut, insomnia, kenaikan berat badan (> 5 pound /
Problem Medik
Subjek / Objektif
Terapi Analisa DRP Plan dan Monitoring
minggu), gangguan lambung yang belum terselesaikan, infeksi saluran kencing, atau rasa terbakar pada vagina atau gatal
Disimpan pada suhu diantara 15°C - 30° C(59°F sampai 84°F).
Osteoporosis Dari keterangan diagnosis dokter
risendronat 30 mg/minggu
Risendronat adalah golongan biphosphonate untuk terapi pencegahan osteoporosis terutama pada wanita post menopouse. Namun juga bisa digunakan pada pria pada kasus osteoporosis karena penggunaan glucocorticoid dan Piglet disease.
Dosis risendronate untuk osteoporosis 5 mg/hari atau 35
Penggunaan resindronat sebagai terapi osteoporosis sudah tepat,. Namun dosis yang digunakan kurang adequate,
Plan : Direkomendasikan kepada dokter untuk menaikkan dosis risendronat menjadi 30 mg x 1 hari.
Monitoring : Monitoring kadar elektrolit pasien. Pada pasien geriatri yang mendapatkan terapi diuretik (pasien menerima lasik) perlu dilakukan evaluasi elektrolit (calcium, phosphate, magnesium,
Problem Medik
Subjek / Objektif
Terapi Analisa DRP Plan dan Monitoring
mg/minggu Terapi risendronat tidak efektif diberikan pada pasien dengan hipersensitivitas, hipokalsemia sehingga sebelum terapi perlu dipastikan pasien mendapat asupan calsium yang cukup pasien dianjurkan minum susu untuk memenuhi kadar kalsiumnya. Dan tidak dianjurkan untuk pasien dengan gangguan ginjal (kirens kreatinin < 30 mL/min, dianjurkan untuk pasien klirens kreatinin ≥30 mL/min)
potassium) secara rutin
Informasi : pasien perlu diberi informasi untuk minum risendronate pada pagi hari dengan air yang banyak dengan posisi tegak selama 30 menit .
Pasien dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan atau minuman tinggi kalsium seperti susu namun tidak dalam waktu yang bersamaan dengan risendronat kira2 30 menit setelah minum susu.
Pada Ny.Nia, osteoporosis kemungkinan disebabkan karena faktor usia. Pada usia tersebut wanita sudah mengalami menopause dan kadar estrogen akan menurun sehinggi menyebabkan osteoporosis. Meskipun Ny.Nia pernah mendapatkan hormone replaceman therapy/ terapi sulih hormon, namun penambahan estrogen tersebut ternyata belum cukup untuk mencegah dari osteoporosis. Kemungkin karena estrogen yang diberikan bukan merupakan estrogen yang selektif untuk tulang sehingga estrogen yang dibutuhkan oleh tulang tetap kurang. Selain itu Ny.Nia juga mengkonsumsi prednisone yang merupakan glukokortikoid, dimana penggunaan obat ini dapat meningkatkan risiko osteoporosis.
Pada Ny.Nia dilakukan pemeriksaan BMD. BMD merupakan metode yang paling kuat untuk memprediksi resiko fraktur. Metode standar untuk pengujian adalah mengukur skeletal pusat (panggul dan tulang belakang) menggunakan DXA (dual-energy x-ray absorptiometry). DXA menggunakan radiasi minimal dan presisinya paling baik (keterulangan pada pengukuran). Topografi komputasi kuantitativ digunakan ntuk mengukur trabekular dan kortikal secara terpisah, namun metode ini tidak ideal untuk digunakan secara rutin karena mahal, tidak banyak tersedia dan akan memaparkan lebih banyak radiasi.
Variabilitas dalam pengukuran BMD antara lain adalah T-score dan Z-score. T-score adalah jumlah standar deviasi, BMD seseorang jauh dari rata-rata BMD untuk data pembanding normative untuk wanita dan pria muda. Z-score membandingkan massa tulang dengan kelompok dengan memperhitungkan usia, jenis kelamin, berat dan suku. Perbedaan T-score pusat dan peripheral dapat diukur, T-score yang paling rendah digunakan untuk membuat keputusan.
Densitas masa tulang atau bone mineral density (BMD) yang dapat menilai
70%-80% kekuatan tulang. Definisi operasional yang digunakan menyatakan bahwa
osteoporosis adalah keadaan dilai BMD dibawah nilai 2,5 standar deviasi (SD) atau
lebih, dibandingkan nilai rata-rata BMD wanita muda. Bila nilai BMD antara -1,5
sampai -2,5 SD disebut osteopenia. Nilai batas BMD tersebut mempunyai arti
penting dalam masalah klinis osteoporosis. Karenanya BMD tulang cukup akurat
untuk menilai densitas massa tulang, da dapat digunakan untuk menetapkan
diagnosis, faktor prognosis serta memprediksi fraktur osteoporotik.
Indikasi pemerikasaan BMD dan pertanda turnover tulang. Pemeriksaan
BMD harus dilaksanakan pada wanita dengan defisiensi estrogen (alamiah atau
ovarektomi), bentuk tulang belakang yang abnormal (gambaran osteopeni secara
radiologik), penggunaan kortikosteroid jangka panjang, pasien hiperparatiroid
asimptomatik, pasien yang sedang dalam terapi. Pemeriksaan pertanda biokimia
trnover tulang, osteokalsi dan alkali fosfatase tulang merupakan petanda
pembentukan tulang, sedangkan C-terminal type I collagen peptides (CTX) dan
piridinolin merupakan petanda resorpsi tulang, bermanfaat untuk mendeteksi
individu dengan penurunan BMD fase-cepat. Dengan kombinasi pemeriksaan
tersebut individu yang akan mengalami fraktur osteoporotik dapat dideteksi.
Pasien yang memenuhi syarat untuk uji BMD menurut peraturan layanan Centers for Medicare & Medicaid Services, USA adalah pasien dengaan defisiensi estrogen atau risiko klinis osteoporosis, orang-orang dengan kelaunan tulang belakang atau hiperparatiroid primer dan pasien yang menggunakan glukokortikoid dalam waktu lama (prednisone >7,5 mg/hari selama lebih dari 3 bulan) atau FDA menyetujui untuk terapi osteoporosisnya.
Selain obat-obatan yang diresepkan dokter, pasien harus diinformasikan untuk mengatur pola dietnya. Diet seimbang dengan kalsium dan vitamin D yang memadai sangat penting untuk kesehatan tulang. Banyak penelitian menemukan hubungan antara asupan kafein tinggi dengan penurunan nilai BMD. 2 sampai 5 cangkir kopi dapat menghasilkan sedikit peningkatan dalam sekresi kalsium (sekitar 4-5 mg kalsium /cangkir kopi), efek ini dapat diimbangi dengan asupan kalsium yang cukup.
Fosfor adalah bagian dari hidroksiapatit tulang. Tubuh normal memiliki fosfor yang cukup dan resorpsi tulang tidak diperlukan (untuk mengambil fosfor). Kekurangan atau peningkatan kompleks fosfor-kalsium dapat mengakibatkan hipofosfatemia dan berhubungan dengan peningkatan PTH.
Selain terapi farmakologis terapi non farmakologi juga harus dianjurkan untuk pasien Osteoporosis. Terapi non farmakologi untuk terapi dan pencegahan osteoporosis antara lain adalah perubahan diet, perubahan kebiasaan, exercise dan menghindari jatuh.
Tabel kebutuhan asupan kalsium dan Vitamin D