Slide PPh 21 {1}

34
1

Transcript of Slide PPh 21 {1}

Page 1: Slide PPh 21 {1}

1

Page 2: Slide PPh 21 {1}

2

mempersembahkanpPelatihan Perpajakan

dengan temadengan tema…

Page 3: Slide PPh 21 {1}

3

UPDATE PPH 21SESUAI PER-SESUAI PER-

31/PJ/2009 jo. PER-57/PJ/2009 DANPER-57/PJ/2009 DAN

PER-32/PJ/2009

Page 4: Slide PPh 21 {1}

4

SPT Tahunan PPh 21 tidak disebut lagig

Pasal 3 (3) UU 28/2007 ( UU KUP):“(3) B t kt i S t P b it h“(3) Batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan

adalah:

a. untuk Surat Pemberitahuan Masa, paling lama 20 (dua puluh) hari setelah akhir Masa Pajak;

b. untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi, paling lama 3 g j j g p p g(tiga) bulan setelah akhir Tahun Pajak; atau

c. untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan, paling lama 4 e g as a aj b aja bada , pa g a a(empat) bulan setelah akhir Tahun Pajak.”

Page 5: Slide PPh 21 {1}

5

Ketentuan LainKetentuan LainKetentuan lainnya :

SPT Masa PPh Pasal 21/26 fromat lamaa. SPT Masa PPh Pasal 21/26 fromat lama masih berlaku sampai Masa Juni 2009;

b Pegawai tetap masih memerlukan buktib. Pegawai tetap masih memerlukan bukti potong sebagai tanda bukti kredit pajak di SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi (Psl 6 (2) PMK 184/PMK 03/2007)(2) PMK 184/PMK.03/2007).

Page 6: Slide PPh 21 {1}

6

Ketentuan LainKetentuan LainKetentuan lain:

a PER-24/PJ/2008 tanggal 5 Juni 2008 hanya mengatura. PER-24/PJ/2008 tanggal 5 Juni 2008 hanya mengatur SPT Tahunan PPh 1771, 1771/$, 1770, 1770S dan 1770SS. Formulir 1721 tidak diatur dalam peraturan ini.

b PER 39/PJ/2008 t l 6 Okt b 2008b. PER-39/PJ/2008 tanggal 6 Oktober 2008 mengatur SPT Tahunan PPh Pasal 21 (Formulir 1721) untuk Tahun Pajak 2008.

c. Kesimpulannya untuk tahun 2008, WP masih wajib lapor SPT Tahunan PPh Pasal 21 (Formulir 1721)(Formulir 1721)

d. Untuk 2009, SPT Tahunan akan ditiadakan

Page 7: Slide PPh 21 {1}

7

Metode pemotongan PPh 21p g

M t d t E l I TMetode pemotongan Employee Income Tax yang dianut banyak negara di dunia:

a. SIMPLE METHODb. CUMMULATIVE METHOD

c. HYBRID METHOD

Page 8: Slide PPh 21 {1}

8

Solusi yang dipilihSolusi yang dipilihUtk tahun 2009 dan seterusnya

a. Penghitungan ulang masih diperlukan sesuaia. Penghitungan ulang masih diperlukan sesuai ketentuan Pasal 21 UU PPh dan juklaknya (tetap menggunakan metode hybrid)

b. Formulir 1721-A1 / 1721-A2 tetap digunakan &b. Formulir 1721 A1 / 1721 A2 tetap digunakan & dilaporkan di masa pajak Desember 2009 dst (Lihat PER-31/PJ/2009).

c. WP harus mengantisipasi agar Masa Desember tidakc. WP harus mengantisipasi agar Masa Desember tidak terlambat (waktunya 10 hari untuk menghitung dan 20 hari untuk melaporkan).

d. Kode Formulir 1721 digunakan untuk SPT Masa PPh g S21/26 (lihat PER-32/PJ/2009).

Page 9: Slide PPh 21 {1}

9

Perubahan-perubahanPerubahan perubahanUtk tahun 2009 dan seterusnya

a. Secara konsep pemotongan, subjek, objek dan tata cara penghitungan tidak banyak mengalami perubahan, ca a pe g tu ga t da ba ya e ga a pe uba a ,khususnya untuk pegawai tetap.

b. Untuk selain pegawai tetap relatif lebih sulit karena pemotong pajak harus melakukankarena pemotong pajak harus melakukan kumulasi penghasilan bruto atau penghasilan kena pajak dalam satu tahun kalender.

Page 10: Slide PPh 21 {1}

10

Penghitungan PPh P l 21PPh Pasal 21

sesuai PMK 252/PMK.03/2008 jo PER-31/PJ/2009 jo.

PER-57/PJ/2009PER-57/PJ/2009

Page 11: Slide PPh 21 {1}

11

Ketentuan TerkaitKetentuan Terkait

a PMK 252/PMK 03/2008;a. PMK 252/PMK.03/2008;

b. PMK 250/PMK.03/2008;

c PMK 254/PMK 03/2008c. PMK 254/PMK.03/2008.

d. PER-31/PJ/2009

PER 57/PJ/2009e. PER-57/PJ/2009

Page 12: Slide PPh 21 {1}

12

PPH 21 DAN PPH 26

PAJAK PENGHASILAN SEHUBUNGAN DENGAN:

PEKERJAAN ATAU JABATANJASA DAN KEGIATAN (ACTIVE INCOME)

SEHUBUNGAN DENGAN:

(ACTIVE INCOME)

YANG DILAKUKAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

WP DN WP LNWP DN WP LNPPh PASAL 21 PPh PASAL 26

Page 13: Slide PPh 21 {1}

13

PIHAK PEMOTONG PPh PASAL 21

PEMBERI KERJA:

- ORANG PRIBADI (kecuali yang tidak melakukan kegitan usaha atau pekerjaan bebas)

- BADAN (TERMASUK BUT)

BENDAHARAWAN PEMERINTAH

DANA PENSIUN, PT. TASPEN, PT. ASTEK, , , ,PENYELENGGARA JAMSOSTEK

PENYELENGGARA KEGIATAN

Page 14: Slide PPh 21 {1}

14

KEWAJIBAN PEMOTONG PAJAK

DAFTAR NPWP

MEMOTONG MENYETOR DAN MELAPORMEMOTONG, MENYETOR, DAN MELAPOR

MEMBUATKAN BUKTI POTONG:

Saat dilakukan pemotongan

Paling lambat 1 bulan setelah pegawai Tetap berhenti/pensiunberhenti/pensiun

Menghitung ulang PPh 21 utk. Pegawai tetap

Page 15: Slide PPh 21 {1}

15

PIHAK YANG DIPOTONG PPh PASAL 21

• PEGAWAI TETAP

• PEGAWAI LEPAS (PEGAWAI TIDAK TETAP)

• BUKAN PEGAWAI

• PESERTA KEGIATAN

• PENERIMA PESANGON/TEBUSAN PENSIUN

• PEJABAT NEGARA/PNS/TNI/POLRI YANG MENERIMA HONOR DARI APBN/D

Page 16: Slide PPh 21 {1}

16

KEWAJIBAN DAN HAK KARYAWAN

Membuat surat pernyataan tentang jumlah tanggungan kepada Pemberi Kerja pada saat gg g p j pmulai kerja atau pensiun

Daftar NPWP (jika Penghasilan Neto melebihi PTKP)

Berhak meminta Bukti Potong PPh 21Berhak meminta Bukti Potong PPh 21

Page 17: Slide PPh 21 {1}

17

OBJEK PAJAK PPh PASAL 21 (secara umum mrpkn Active Income)(secara umum mrpkn Active Income)

1. Diberikan Dalam Bentuk Uang,

2 P i A i (ji k l k k h t2. Premi Asuransi (jiwa, kecelakaan, kesehatan, dwiguna dan beasiswa) yang dibayar PT

3. Natura/kenikmatan yang diberikan oleh bukan / y gWP, atau WP yang dikenai PPh final (deemed tax), atau WP yang dikenai pajak dengan Norma Penghitungan Khusus (deemed profit)Penghitungan Khusus (deemed profit) Note:

Iuran Pensiun atau Iuran JHT Yang Ditanggung Pemberi Kerja BUKAN OBYEK PAJAKSyarat: Iuran tsb dibayarkan kepadaJamsostek atau Dana Pensiun disahkan Menkeu

Page 18: Slide PPh 21 {1}

18

IURAN PENSIUN DAN PREMI ASURANSI KARYAWANPREMI ASURANSI KARYAWAN

1. DITANGGUNG PERUSAHAAN

Iuran Pensiun Bukan Obyek PPh 21

Premi Asuransi Obyek PPh 21Premi Asuransi Obyek PPh 21

2. DITANGGUNG KARYAWAN

Iuran Pensiun Bukan Obyek 21 (Boleh Dikurangkan)

Premi Asuransi Tidak boleh dikurangkang

Page 19: Slide PPh 21 {1}

19

BUKAN OBJEK PPh PASAL 21

Klaim dari perusahaan asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna, dan beasiswa

Natura/kenikmatan yang diberikan oleh Wajib Pajak/pemerintah

Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang disahkan Menkeu yang dibayar oleh pemberi kerja

Beasiswa

Bantuan/santunan dari Bad Penyele Jam Sos

Kenikmatan berupa pajak yang ditanggung pemberi kerja

Zakat yang diterima orang pribadi dari badan laz yang

Bantuan/santunan dari Bad Penyele Jam Sos

Zakat yang diterima orang pribadi dari badan laz yang dibentuk.disahkan pemerintah

Page 20: Slide PPh 21 {1}

20

SAAT DAN TEMPAT TERUTANG

Saat Terutang:

Dilakukannya pembayaran atau diakuiDilakukannya pembayaran atau diakui biaya secara akrual, mana lebih dulu

Tempat Terutang:

Di tempat pemotong pajak yang melakukan pembayaran atau tempat kegiatan usaha

Page 21: Slide PPh 21 {1}

21

PENGHITUNGAN PPh PASAL 21/26 TERUTANG

PPH 21/26 = TARIF X DPPPPH 21/26 TARIF X DPP

Page 22: Slide PPh 21 {1}

22

TARIF UMUM PASAL 17 UU PPh Tahun 2008

1. Sampai dengan 25 Juta : 5%2. 25 juta s.d 50 juta : 10%3 50 j t d 100 j t 15%3. 50 juta s.d 100 juta : 15%4. 100 juta s.d 200 juta : 25%5. Di atas 200 juta : 35%

Contoh: Penghasilan Kena Pajak Rp 560 juta, maka PPh 21 Terutang adalah:g- 25 juta x 5% = Rp 1.250.000- 25 juta x 10% = Rp 2.500.000- 50 juta x 15% = Rp 7.500.000- 100 juta x 25% = Rp 25.000.000- 360 juta x 35% = Rp 126.000.000

-------------------------= Rp 162.250.000

Page 23: Slide PPh 21 {1}

23

TARIF UMUM PASAL 17 UU PPh Tahun 2009 UNTUK WPOP DN BER NPWPUNTUK WPOP DN BER-NPWP

1. Sampai dengan 50 Juta : 5%2 50 juta s d 250 juta : 15%2. 50 juta s.d 250 juta : 15%3. 250 juta s.d 500 juta : 25%4. Di atas 500 juta : 30%

Contoh:Penghasilan Kena Pajak Rp 560 juta, maka PPh 21 Terutang adalah:maka PPh 21 Terutang adalah:-50 juta x 5% = Rp 2.500.000-200 juta x 15% = Rp 30.000.000-250 juta x 25% = Rp 62.500.000- 60 juta x 30% = Rp 18 000 00060 juta x 30% = Rp 18.000.000

-------------------= Rp 113.000.000

Page 24: Slide PPh 21 {1}

24

TARIF UMUM PASAL 21 Sejak Tahun 2009 UNTUK WPOP DN TIDAK BER NPWPWPOP DN TIDAK BER-NPWP

1. Sampai dengan 50 Juta : 6%2 50 juta s d 250 juta : 18%2. 50 juta s.d 250 juta : 18%3. 250 Juta s.d 500 juta : 30%4. Di atas 500 juta : 36%

Contoh: Penghasilan Kena Pajak Rp 560 juta, maka PPh 21 Terutang adalah:

50 j t 6% R 3 000 000- 50 juta x 6% = Rp 3.000.000- 200 juta x 18% = Rp 36.000.000- 250 juta x 30% = Rp 75.000.000- 60 juta x 36% = Rp 21.600.000

-------------------= Rp 135.600.000

Page 25: Slide PPh 21 {1}

25

PTKP (2006 s.d Tahun 2008)

1 Diri Wajib Pajak 13,200,000 2 Status Kawin 1,200,000 3 Tambahan istri penghasilan

di b d h il i13,200,000

digabung dgn penghasilan suami4 Tanggungan anak/orang 1,200,000

Status Jumlah PTKPStatus Jumlah PTKP

TK/0 13,200,000 K/0 14,400,000 K/1 15 600 000K/1 15,600,000 K/2 16,800,000 K/3 18,000,000

Page 26: Slide PPh 21 {1}

26

PTKP Mulai 01/01/2009

1 Diri Wajib Pajak 15,840,0002 Status Kawin 1,320,000

3 15,840,000Tambahan istri penghasilan

4 Tanggungan anak/orang 1,320,000

Status Jumlah PTKP

p gdigabung dgn penghasilan suami

Status Jumlah PTKPTK/0 15,840,000K/0 17,160,000K/1 18,480,000/ , ,K/2 19,800,000K/3 21,120,000

Page 27: Slide PPh 21 {1}

27

PEMOTONGAN PPh 21 PEGAWAI TETAP

= TRF PSL 17 X (PH BRUTO-B.JAB-PENS-PTKP)

Perhitungan Masa Perhitungan Ulang SetahunDidasarkan Pada PerkiraanPengh Neto Setahun dan

Didasarkan Pada RealisasiPenghitungan SetahunPengh. Neto Setahun dan

Hasilnya disebulankan (utk masa Jan s.d. Nop atau masa (N – 1)

Penghitungan Setahun (dilakukan di masa pajak Des atau masa pajak terakhir)

Page 28: Slide PPh 21 {1}

28

PENGURANGAN BAGI PEGAWAI TETAP

1. BIAYA JABATAN (PMK 250/PMK.03/2008):= 5% X PH. BRUTO,

- Max Sebulan Rp 500.000S h 00 000- Max Setahun Rp 500.000 x n

2. BIAYA PENSIUN:= 5% X PH. BRUTO BERUPA UANG PENSIUN,

3. IURAN PENSIUN YANG DITANGGUNG KARYAWAN

- Max Sebulan Rp 200.000- Max Setahun Rp 200.000 x n

- Pembayaran kepada Jamsostek atau- Dana Pensiun yang Sudah Disahkan Menkeu

4 PTKP4. PTKP

Page 29: Slide PPh 21 {1}

29

PEGAWAI TIDAK TETAP/ TENAGA KERJA LEPASKERJA LEPAS

= TRF PSL 17 X (PH BRUTO-PTKP)= TRF PSL 17 X (PH BRUTO PTKP)

DIBAYARBULANAN

DIBAYAR TIDAK BULANAN(HARIAN, SATUAN, MINGGUAN, BORONGAN)

Didasarkan PerkiraanPengh. Bruto setahun

Didasarkan Pada PerkiraanPengh. Bruto Harian

Hampir sama dgn penghitungan pegawai tetap, hanya tidak diberikan biaya jabatan

Page 30: Slide PPh 21 {1}

30

Cara penghitungan:(tidak dibayar bulanan)(tidak dibayar bulanan)

Penghasilan sehari Penghasilan sebulan Tarif dan DPP

< Rp 150.000 < Rp 1.320.000 Tidak terutang PPh 21

> Rp 150.000 < Rp 1.320.000 5% x (Upah-Rp 150.000)

> Rp 150.000< Rp 150.000 > Rp 1.320.000 5% x (Upah – PTKP/360)

R 150 000> Rp 150.000< Rp 150.000 > Rp 6.000.000 Tarif Pasal 17 x [(Upah –

PTKP/12) x 12]

Catatan: Kalau ada iuran JHT/THT yang dibayar pegawai boleh dikurangkan dari penghasilan bruto

Page 31: Slide PPh 21 {1}

31

BUKAN PEGAWAI (PER-57/PJ/2009)B k P i i h ilBukan Pegawai yang menerima penghasilan secara berkesinambungan yang memenuhi syarat:

1 Memiliki NPWP1. Memiliki NPWP, 2. Penghasilan berasal dari hubungan kerja, 3. Tidak memperoleh penghasilan lainnya,

dan4 Menyerahkan fotokopi kartu NPWP (bagi4. Menyerahkan fotokopi kartu NPWP (bagi

wanita kawin ditambah surat nikah dan KK)

PPh = Tarif Psl 17 x (Ph Bruto x 50% - PTKP) Kumulatif

P PTKP b l b dik l ikPengurangan PTKP per bulan, baru dikumulasikan

Page 32: Slide PPh 21 {1}

32

BUKAN PEGAWAI LAINNYA dan PESERTA KEGIATANLihat Pasal 16 PER-57/PJ/2009

PPh terutang = Tarif Psl 17 x 50% x Ph BRUTO KUMUntuk imbalan atas pekerjaan atau jasa yang berkesinambungan tapi tidak memenuhi syarat Pasal 13 (1) PER-57/PJ/2009

Untuk imbalan atas pekerjaan atau jasa yang tidak berkesinambungan

PPh terutang = Tarif Psl 17 x 50% x Ph BRUTO

Untuk Honorarium Dekom/Pengawas yg Tidak Merangkap Peg

PPh terutang = Tarif Psl 17 x Ph BRUTO Kumulatif

Untuk Honorarium Dekom/Pengawas yg Tidak Merangkap Peg. Tetap, Mantan Pegawai, Penarikan dana pensiun semasa aktif sebagai pegawai

Page 33: Slide PPh 21 {1}

33

PPh PASAL 21 FINAL

1. PESANGON Dibayar Oleh Pemberi Kerja/DPLK

2. TEBUSAN Dibayar Oleh Dana Pensiun Yang y gPENSIUN sudah Disahkan Menkeu

3. THT, JHT Dibayar Sekaligus Oleh Badan Penyelenggara Pensiun/ Badan P l J t kPenyelenggara Jamsostek

4. Pejabat Negara Penghasilan yang bersumber dari PNS, Anggota APBN/APBD

Masih men ngg ketennt an lebih lanj t ses ai

TNI/POLRI danpensiunannya

Masih menunggu ketenntuan lebih lanjut sesuai Pasal 17 dan Pasal 18 PMK 252/PMK.03/2008

Page 34: Slide PPh 21 {1}

34

PENGHASILAN PEGAWAIYANG DISETAHUNKANYANG DISETAHUNKAN

(Dalam Perhitungan Akhir Tahun)

1. Pegawai yang pindah cabang (dalam satu perusahaan)

2. Pegawai meninggal dunia dalam tahun berjalan

3 Warga negara asing yang masuk di pertengahan3. Warga negara asing yang masuk di pertengahan tahun

4. Warga negara asing yang pulang ke negeri asalnya di pertengahan tahundi pertengahan tahun