SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/26310/1/LEONARD, RIKKY.pdf · Skripsi dengan...
Transcript of SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/26310/1/LEONARD, RIKKY.pdf · Skripsi dengan...
SKRIPSI
STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN
Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI
TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
Oleh:
RIKKY LEONARD
SURABAYA - JAWA TIMUR
RIKKY LEONARD
SURABAYA - JAWA TIMUR
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
SKRIPSI
STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN
Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI
TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan
Pada Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga
Oleh :
RIKKY LEONARD
NIM. 141011153
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Pembimbing Utama Pembimbing Serta
Dr. Ir. Endang Dewi Masithah, M.P. Wahju Tjahjaningsih, Ir., M.Si.
NIP. 19690912 199702 2 001 NIP. 19580914 198601 2 001
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
SKRIPSI
STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN
Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI
TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
Oleh :
RIKKY LEONARD
NIM. 141011153
Telah diujikan pada
Tanggal : 15 Juli 2014
KOMISI PENGUJI SKRIPSI
Ketua : Dr. Woro Hastuti Satyantini, Ir., M.Si.
Sekretaris : Prayogo, S.Pi., M.P.
Anggota : Abdul Manan, S.Pi., M.Si.
Dr. Ir. Endang Dewi Masithah, M.P.
Wahju Tjahjaningsih, Ir., M.Si.
Surabaya, 23 Juli 2014
Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga
Dekan,
Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, DEA., drh.
NIP. 19520517 197803 2 001
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
iv
RINGKASAN
Rikky Leonard. Studi Perbandingan Kemampuan Skeletonema sp. dan
Chaetoceros sp. sebagai Agen Bioremediasi terhadap Logam Berat Merkuri
(Hg). Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Endang Dewi Masithah, M.P. dan Wahju
Tjahjaningsih, Ir., M.Si.
Merkuri merupakan unsur kimia yang beracun. Logam berat ini
berdampak racun bagi seluruh fungsi organ yang terdapat dalam tubuh walaupun
hanya sejumlah kecil yang terserap oleh tubuh. Salah satu cara untuk
mengantisipasi meningkatnya pencemaran logam berat dalam suatu perairan
adalah dengan cara bioremediasi menggunakan diatom.
Skeletonema sp. mengandung protein yang tersusun atas asam amino yang
terdiri dari gugus fungsi COOH. Gugus fungsi ini dapat berikatan dengan ion
hidrogen karena gugus ini bermuatan negatif dan reaktif untuk berikatan dengan
merkuri yang memiliki muatan positif. Chaetoceros sp. memiliki kemampuan
absorbsi karena adanya gugus fungsi yang terkandung pada dinding sel. Gugus
fungsi tersebut adalah amino, karboksilat, fosfat, sulfidril, sulfat dan hidroksil.
Pada dinding sel terdapat protein dan polisakarida yang dapat mengikat ion
logam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan Skeletonema sp.
dan Chaetoceros sp. dalam menyerap logam berat merkuri serta untuk mengetahui
pengaruh logam berat merkuri terhadap pertumbuhan Skeletonema sp. dan
Chaetoceros sp. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang
terdiri dari empat perlakuan dengan lima ulangan. Konsentrasi logam berat
merkuri yang digunakan adalah 0 ppm dan 0,06 ppm. Parameter utama dalam
penelitian ini adalah kandungan logam berat merkuri yang masih tersisa dalam
air laut pada botol perlakuan dan kepadatan diatom yang dilakukan setiap hari
selama tujuh hari. Parameter pendukung dalam penelitian ini adalah kualitas air
medium kultur. Pengujian kandungan merkuri yang terkandung di dalam air media
dengan Atomic Absorption Spectrometry (AAS) Perkin Elmer 3110 di Balai Besar
Laboratorium Kesehatan, Surabaya.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
v
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Skeletonema sp. mampu menyerap
logam berat merkuri dengan persentase 95,896%. Chaetoceros sp. dapat
menyerap logam berat merkuri dengan persentase 99,526%. Logam berat merkuri
mempengaruhi pertumbuhan Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. Skeletonema
sp. dan Chaetoceros sp. dapat disarankan untuk digunakan dalam bioremediasi
pada air yang tercemar logam berat merkuri. Diperlukan penelitian lebih lanjut
tentang bioremediasi oleh Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. untuk jenis logam
berat lainnya.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
vi
SUMMARY
Rikky Leonard. Comparison Study of Skeletonema sp. and Chaetoceros sp.
Abilities as Bioremediation Agent of Mercury (Hg). Academic Advisors :
Dr. Ir. Endang Dewi Masithah, M.P. and Wahju Tjahjaningsih, Ir., M.Si.
Mercury is poisonous chemical element. This heavy metal affect as poison
for all organ functions in the body although only a small amount is absorbed by
body. One of the way to anticipate the increasing of heavy metal contamination in
water is by using bioremediation with diatom.
Skeletonema sp. containing proteins composed of amino acids, the amino
acids comprising the COOH functional group. These functional groups can bind
with hydrogen ions due to the negatively charged groups and reactive to bind to
mercury that has a positive charge. Chaetoceros sp. have the absorption capacity
due to the functional groups contained in the cell wall. The functional groups are
amino, carboxylic, phosphate, sulfhydryl, sulfate and hydroxyl. In the cell wall
proteins and polysaccharides that are able to bind metal ions.
This study aimed to determine the ability of Skeletonema sp. and
Chaetoceros sp. in absorbing the mercury and heavy metals to determine the effect
of mercury on the growth of Skeletonema sp. and Chaetoceros sp. This research
using completely randomized design which is consist of four treatment with five
repetition. Heavy metal concentration of merkuri that used was 0 ppm and 0,06
ppm. Main parameter in this research was heavy metal content of mercury which
still remain in sea water at treatment bottle and density of diatom every day for
seven days. Supported parameter in this research was the quality of water
medium. Mercury analysis of the media is using Atomic Absorption Spectrometry
(AAS) Perkin Elmer 3110 in Balai Besar Laboratorium Kesehatan, Surabaya.
The results showed that Skeletonema sp. able to absorb mercury with
percentage of 95.896%. In Chaetoceros sp. can absorb mercury with percentage
of 99.526%. Mercury affects the growth of Skeletonema sp. and Chaetoceros sp.
Skeletonema sp. and Chaetoceros sp. can be recommended for use in the
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
vii
bioremediation of contaminated water mercury. Further research is needed about
ability of Skeletonema sp. and Chaetoceros sp. for the other metals.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena
atas limpahan rakhmat serta hidayat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi dengan judul Studi Perbandingan Kemampuan Skeletonema sp. dan
Chaetoceros sp. sebagai Agen Bioremediasi terhadap Logam Berat Merkuri
(Hg). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan pada Program Studi S-1 Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan
dan Kelautan, Universitas Airlangga, Surabaya.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih belum sempurna, sehingga
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan Skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga Skripsi ini
bermanfaat dan dapat memberikan informasi kepada semua pihak, khususnya bagi
Mahasiswa Program Studi S-1 Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan
Kelautan, Universitas Airlangga Surabaya guna kemajuan serta perkembangan
ilmu dan teknologi dalam bidang perikanan, terutama budidaya perairan.
Surabaya, 23 Juli 2014
Penulis
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
ix
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini, dengan penuh rasa hormat penulis haturkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1 Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh., DEA selaku Dekan Fakultas Perikanan dan
Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.
2 Bapak Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D selaku Dosen Wali yang
sudah membimbing dan memberikan arahan selama menempuh studi di
Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga.
3 Ibu Dr. Ir. Endang Dewi Masithah, M.P. dan Ibu Wahju Tjahjaningsih, Ir.,
M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar memberikan arahan,
petunjuk dan bimbingan sejak penyusunan proposal hingga selesainya
penyusunan Skripsi ini.
4 Ibu Dr. Woro Hastuti Satyantini, Ir., M.Si., Bapak Prayogo, S.Pi., M.P.
dan Bapak Abdul Manan, S.Pi., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan masukan dan saran atas perbaikan Skripsi ini.
5 Mbak Nita, Mbak Irma, Mbak Risma, Mbak Evi dan Mbak Dini yang
membantu dalam mencari referensi, peminjaman alat dan bahan
laboratorium serta membantu administrasi.
6 Mama (Lilik) dan kakak (Okky) yang senantiasa memberikan semangat
dan doa dalam menyelesaikan Skripsi ini.
7 (Alm) Papa (Lukman) yang selalu memberikan doa.
8 Tim Penelitian Bioremediasi (Arifah dan Dita) yang telah membantu
dengan sepenuh hati dan juga mendengarkan keluh kesah selama
pelaksanaan penelitian dari awal hingga akhir penelitian.
9 Sahabatku tercinta Indra, Suci, Dilla, Faizah, Sofie, Lisa, Dyah Sunaring,
Ahmad, Binti, Hutami, Rama, Aida, Astrid dan teman-teman Piranha 2010
yang turut memberikan masukan, motivasi dan semangat dalam
menyelesaikan Skripsi ini.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
x
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ..................................................................................... iv
SUMMARY ........................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ........................................................................ viii
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................ x
DAFTAR TABEL ............................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xiv
I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1 Latar Balakang ....................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................... 4
1.3 Tujuan .................................................................................... 4
1.4 Manfaat .................................................................................. 4
II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 5
2.1 Skeletonema sp ....................................................................... 5
2.1.1 Klasifikasi Skeletonema sp ........................................... 5
2.1.2 Morfologi Skeletonema sp ............................................ 5
2.1.3 Habitat Skeletonema sp ................................................. 6
2.2 Chaetoceros sp ....................................................................... 7
2.2.1 Klasifikasi Chaetoceros sp ........................................... 7
2.2.2 Morfologi Chaetoceros sp ............................................ 7
2.2.3 Habitat Chaetoceros sp ................................................. 8
2.3 Bioremediasi .......................................................................... 8
2.4 Mekanisme Bioremediasi ....................................................... 9
2.5 Logam Berat Merkuri (Hg) .................................................... 10
2.6 Sumber Merkuri (Hg) ............................................................. 11
2.7 Dampak Merkuri (Hg) ........................................................... 11
2.8 Peranan Diatom dalam Proses Bioremediasi ......................... 12
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
xi
III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ..................... 13
3.1 Kerangka Konseptual ............................................................ 13
3.2 Hipotesis Penelitian .............................................................. 15
IV METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 17
4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 17
4.2 Materi Penelitian .................................................................... 17
4.2.1 Alat Penelitian .............................................................. 17
4.2.2 Bahan Penelitian .......................................................... 17
4.3 Prosedur Penelitian ................................................................ 18
4.3.1 Metode Penelitian ........................................................ 18
4.3.2 Rancangan Penelitian ................................................... 18
4.3.3 Variabel Penelitian ............................... ........................ 19
4.4 Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 19
4.4.1 Sterilisasi Alat .............................................................. 19
4.4.2 Pembuatan Larutan Stok Logam Berat Merkuri (Hg) . 20
4.4.3 Persiapan Stok Skeletonema sp dan Chaetoceros sp .... 20
4.4.4 Pelaksanaan Penelitian ................................................. 21
4.5 Pengamatan dan Pengambilan Data ....................................... 22
4.5.1 Data Kepadatan Skeletonema sp dan Chaetoceros sp .. 22
4.5.2 Data Kandungan Logam Berat Merkuri (Hg) .............. 22
4.5.3 Parameter Pengamatan ............................... .................. 23
4.6 Analisis Data .......................................................................... 24
V HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 26
5.1 Hasil ....................................................................................... 26
5.1.1 Konsentrasi Merkuri (Hg) dalam Media Kultur .......... 26
5.1.2 Pertumbuhan Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. .... 27
5.1.3 Kualitas Air .................................................................. 28
5.2 Pembahasan ........................................................................... 28
VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 37
6.1 Kesimpulan ............................................................................ 37
6.2 Saran ...................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 38
LAMPIRAN ........................................................................................ 42
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rata-rata Konsentrasi Merkuri (Hg) dalam Media Kultur
Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. ............................................. 26
2. Pertumbuhan Rata-rata Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. Pada
Hari Ke-0 sampai Hari Ke-7 ........................................................... 27
3. Nilai Rata-rata Kualitas Air Pada Media Kultur Skeletonema sp.
dan Chaetoceros sp. ........................................................................ 28
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Skeletonema sp ..................................................................................... 5
2. Chaetoceros sp ..................................................................................... 7
3. Kerangka Konseptual Penelitian .......................................................... 16
4. Diagram Alir Penelitian ....................................................................... 25
5. Grafik Pertumbuhan Rata-rata Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. . 27
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data Hasil Pengujian Sampel Perlakuan ......................................... 41
2. Data Kualitas Air Pada Hari Pertama sampai Hari Ke Tujuh ......... 44
3. Data Pertumbuhan Skeletonema sp. (104 sel/ml) Pada Hari Ke-0
sampai Hari Ke-7 ............................................................................ 45
4. Data Pertumbuhan Chaetoceros sp. (104 sel/ml) Pada Hari Ke-0
sampai Hari Ke-7 ............................................................................ 45
5. Kandungan Merkuri dalam Air Media Skeletonema sp. dengan
Konsentrasi 0 ppm (Perlakuan A) ................................................... 46
6. Kandungan Merkuri dalam Air Media Chaetoceros sp. dengan
Konsentrasi 0 ppm (Perlakuan B) ................................................... 46
7. Kandungan Merkuri dalam Air Media Skeletonema sp. dengan
Konsentrasi 0,06 ppm (Perlakuan C) .............................................. 47
8. Kandungan Merkuri dalam Air Media Chaetoceros sp. dengan
Konsentrasi 0,06 ppm (Perlakuan D) .............................................. 47
9. Penghitungan Larutan Stok Logam Berat Merkuri (Hg) ................ 48
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
1
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pencemaran perairan adalah masuknya makhluk hidup, zat energi dan
komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh
kegiatan manusia sehingga kualitas lingkungan menurun (Supriatno dan Lelifajri,
2009). Salah satu contoh pencemaran adalah masuknya logam berat ke dalam
lingkungan perairan secara berlebihan yang dapat menyebabkan biota yang ada di
sekitarnya akan terganggu (Permanasari dkk., 2010).
Logam berat dalam konsentrasi yang tinggi dapat mengakibatkan kematian
beberapa jenis biota perairan. Pada konsentrasi yang rendah logam berat dapat
mengganggu aktivitas biota dan proses ini diawali dengan penumpukan logam
berat dalam tubuh biota (Supriatno dan Lelifajri, 2009). Salah satu logam yang
berbahaya dan beracun adalah merkuri. Pada perairan merkuri ditemukan dalam
jumlah yang sedikit. Pada umumnya merkuri berasal dari kegiatan gunung berapi
dan rembesan-rembesan air tanah yang melewati daerah yang mengandung
merkuri (Darmono, 1995). Lingkungan yang terkontaminasi oleh merkuri dapat
membahayakan kehidupan manusia karena adanya rantai makanan. Merkuri
terakumulasi dalam mikroorganisme yang hidup di air (sungai, danau, laut)
melalui proses metabolisme. Bahan-bahan mengandung merkuri yang terbuang ke
dalam sungai atau laut yang terserap oleh mikroorganisme tersebut dan secara
kimiawi berubah menjadi senyawa methyl-merkuri. Mikroorganisme menjadi
rantai makanan ikan sehingga methyl-merkuri terakumulasi dalam jaringan tubuh
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
ikan. Ikan yang terakumulasi methyl-merkuri menjadi rantai makanan manusia
(Mirdat dkk., 2013).
Merkuri merupakan unsur kimia yang beracun. Logam berat ini
berdampak racun bagi seluruh fungsi organ yang terdapat dalam tubuh walaupun
hanya sejumlah kecil yang terserap oleh tubuh dan juga karena sifatnya yang
beracun sehingga uap atau gas dari merkuri sangat berbahaya jika terserap (Mirdat
dkk., 2013). Merkuri dapat memberikan dampak buruk pada fungsi organ yaitu
gangguan pada fungsi ginjal, hati, saluran cerna dan organ reproduksi (Herman,
2006).
Besarnya resiko pencemaran perairan akibat merkuri pada kehidupan
makhluk hidup tersebut di atas menyebabkan perlu adanya teknologi yang dapat
mengurangi konsentrasi logam berat sampai pada tingkat yang dapat ditoleransi
oleh lingkungan dan dengan biaya yang relatif rendah (Suheryanto, 2001).
Bioremediasi merupakan metode alternatif yang dapat digunakan dan potensial
untuk mengurangi konsentrasi logam berat yang ada di perairan. Bioremediasi
adalah aplikasi dari proses biologis untuk memulihkan suatu perairan yang
tercemar dengan menggunakan mikroorganisme. Keuntungan pada proses
bioremediasi adalah biaya yang relatif murah, efisiensi yang tinggi, serta
kemampuannya dalam me-recovery logam berat dan hasil samping yang
dihasilkan sangat minim (Priadie, 2012).
Chaetoceros sp. adalah mikroalga yang termasuk dalam kelas
Bacillariophycea yang mempunyai kemampuan produktifitas tinggi dan
berkembang biak dengan cepat (Isnansetyo dan Kurniastuti, 1995). Chaetoceros
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
sp. memiliki kemampuan absorbsi karena adanya gugus fungsi yang terkandung
pada dinding sel. Gugus fungsi tersebut adalah amino, karboksilat, fosfat, sulfidril,
sulfat dan hidroksil. Pada dinding sel terdapat protein dan polisakarida yang dapat
mengikat ion logam (Das et al., 2008).
Skeletonema sp. merupakan mikroalga yang termasuk dalam kelas
Bacillariophycea yang tidak menimbulkan racun, mudah untuk dikultur dan
pertumbuhannya relatif cepat (Isnansetyo dan Kurniastuti, 1995). Skeletonema sp.
mengandung protein yang tersusun atas asam amino, asam amino yang terdiri dari
gugus fungsi COOH. Gugus fungsi ini dapat berikatan dengan ion hidrogen
karena gugus ini bermuatan negatif dan reaktif untuk berikatan dengan merkuri
yang memiliki muatan positif (Sembiring dkk., 2009). Efektifitas penyerapan
logam berat pada masing-masing plankton tidak sama untuk itu perlu diketahui
efektifitas penyerapan logam berat pada masing-masing plankton agar dalam
pemanfaatannya diperoleh hasil yang optimal. Atas dasar pemikiran di atas maka
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan kemampuan Skeletonema
sp. dan Chaetoceros sp. sebagai agen bioremediasi terhadap logam berat merkuri.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka dibuat rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah Skeletonema sp. memiliki kemampuan dalam menyerap
kandungan logam berat merkuri (Hg)?
2. Apakah Chaetoceros sp. memiliki kemampuan dalam menyerap
kandungan logam berat merkuri (Hg)?
3. Apakah logam berat merkuri (Hg) mempengaruhi pertumbuhan
Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp.?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui kemampuan Skeletonema sp. dalam menyerap
kandungan logam berat merkuri (Hg).
2. Untuk mengetahui kemampuan Chaetoceros sp. dalam menyerap
kandungan logam berat merkuri (Hg).
3. Untuk mengetahui pengaruh logam berat merkuri (Hg) terhadap
pertumbuhan Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp.
1.4 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah
mengenai kemampuan Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. dalam menyerap
kandungan logam berat merkuri (Hg).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
5
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Skeletonema sp.
2.1.1 Klasifikasi Skeletonema sp.
Klasifikasi Skeletonema sp. menurut Torgan et al., (2009) adalah sebagai
berikut :
Class : Bacillariophyceae
Ordo : Bacillariales
Sub Ordo : Coscinodiscinae
Genus : Skeletonema
Spesies : Skeletonema sp.
Gambar 1. Skeletonema sp.
(Sumber : Torgan et al., 2009)
2.1.2 Morfologi Skeletonema sp.
Skeletonema sp. merupakan diatom yang dapat membentuk untaian rantai
yang terdiri dari beberapa sel dan berwarna coklat (Isnansetyo dan Kurniastuti,
1995). Skeletonema sp. memiliki ukuran 4-6 mikron, bersel tunggal, mempunyai
bentuk kotak yang terdiri atas epiteka pada bagian atas dan hipoteka pada bagian
bawah dengan sitoplasma yang memenuhi sel dan tidak memiliki alat gerak.
Perkembangbiakan Skeletonema sp. terjadi melalui pembelahan sel. Dinding sel
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
pada Skeletonema sp. yaitu pada bagian epiteka dan hipoteka mempunyai struktur
yang terbuat dari silikat (Armanda, 2013).
2.1.3 Habitat Skeletonema sp.
Skeletonema sp. hidup pada intensitas cahaya antara 500-10.000 lux.
Intensitas cahaya kurang dari 500 lux mengakibatkan Skeletonema sp. tidak dapat
tumbuh dan jika intensitas cahaya lebih besar dari 10.000 lux maka akan
mengakibatkan penurunan pertumbuhan (Isnansetyo dan Kurniastuti, 1995).
Derajat keasaman (pH) media hidup Skeletonema sp. berkisar antara 7-8
(Armanda, 2013).
Skeletonema sp. memiliki sifat eurytermal yaitu memiliki toleransi yang
cukup luas terhadap perubahan suhu. Suhu yang optimum untuk pertumbuhan
Skeletonema sp. berkisar antara 25-270C. Oksigen terlarut (DO) yang optimal
untuk pertumbuhan Skeletonema sp. berkisar antara 4-6 mg/l. Salinitas adalah
salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan Skeletonema sp.
Salinitas yang berubah di dalam air dapat menimbulkan hambatan bagi kultur
Skeletonema sp. Salinitas yang optimum bagi pertumbuhan Skeletonema sp.
berkisar antara 28-35 ppt (Isnansetyo dan Kurniastuti, 1995).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
2.2 Chaetoceros sp.
2.2.1 Klasifikasi Chaetoceros sp.
Klasifikasi Chaetoceros sp. menurut Deuk Lee and Hwan Lee, (2011)
adalah sebagai berikut :
Class : Bacillariophyceae
Ordo : Centrales
Sub Ordo : Biddulphiineae
Family : Chaetoceraceae
Genus : Chaetoceros
Spesies : Chaetoceros sp.
Gambar 2. Chaetoceros sp.
(Sumber : Deuk Lee and Hwan Lee, 2011)
2.2.2 Morfologi Chaetoceros sp.
Chaetoceros sp. termasuk dalam kelas Bacillariophycea pada kelompok
diatom dan tidak berbentuk rantai melainkan berbentuk sel tunggal yang
dilengkapi dengan setae (Indarmawan dkk., 2012). Chaetoceros sp. ada yang
berbentuk bulat, berdiameter antara 4-6 mikron dan berbentuk segi empat dengan
ukuran 8-12x7-18 mikron. Chaetoceros sp. dapat bereproduksi dengan cara
aseksual dan seksual (Isnansetyo dan Kurniastuti, 1995).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
Chaetoceros sp. memiliki dinding sel disebut frustula yang tersusun dari
bagian dasar yang dinamakan hipoteka dan bagian tutupnya dinamakan epiteka
dan juga sabuk atau disebut juga singulum. Frustula ini tersusun oleh zat pektin
yang dilapisi oleh silikon (Indarmawan dkk., 2012). Dinding sel pada Chaetoceros
sp. dibentuk oleh silikat. Silikat mempunyai peranan penting dalam proses
reproduksi diatom sebagai bahan pembentuk cangkang baru (Isnansetyo dan
Kurniastuti, 1995).
2.2.3 Habitat Chaetoceros sp.
Faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan Chaetoceros sp. yaitu
intensitas cahaya, salinitas, pH dan suhu (Indarmawan dkk., 2012). Chaetoceros
sp. sangat toleran terhadap suhu dan salinitas tinggi. Chaetoceros sp. dapat
tumbuh optimal pada suhu 25-300C. Salinitas yang optimal adalah 28-30 ppt.
Intensitas cahaya berkisar antara 500-10.000 lux. Derajat keasaman media hidup
Chaetoceros sp. berkisar antara 7-8. Oksigen terlarut yang optimal untuk
pertumbuhan Chaetoceros sp. berkisar antara 5-7 mg/l (Isnansetyo dan
Kurniastuti, 1995).
2.3 Bioremediasi
Bioremediasi merupakan metode yang menggunakan mikroorganisme
untuk menyerap senyawa polutan dari lingkungan. Bioremediasi adalah suatu
proses penyerapan limbah organik maupun anorganik polutan secara biologi
(Priadie, 2012). Bioremediasi berperan untuk meminimalisir kontaminan dengan
cara mengubah senyawa kimia berbahaya menjadi kurang berbahaya seperti
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
karbon dioksida, senyawa organik, air dan materi yang dibutuhkan oleh organisme
(Munawar dkk., 2007).
Metode bioremediasi pada proses pengolahan limbah logam berat
menggunakan mikroorganisme adalah dengan menumbuhkan mikroorganisme
lalu dimasukkan pada air yang tercemar logam berat. Proses ini dilakukan dalam
jangka waktu tertentu agar mikroorganisme tersebut berikatan dengan ion logam
berat dan setelah itu biomasa dipisahkan dari cairan limbah. Proses selanjutnya,
biomasa mikroorganisme yang terikat dengan logam berat diregenerasi untuk
dimanfaatkan kembali (Priadie, 2012).
Faktor-faktor penentu kemampuan agen bioremediasi adalah sebagai
berikut : enzim-enzim degradatif yang dihasilkan oleh mikroba tidak mampu
mengkatalis reaksi degradasi polutan yang tidak alami, kelarutan polutan dalam
air sangat rendah dan polutan terikat kuat dengan partikel-partikel organik atau
partikel tanah. Pengaruh lingkungan seperti : pH, temperatur dan kelembapan
tanah juga sangat berperan dalam menentukan kesuksesan proses bioremediasi
(Munir, 2006).
2.4 Mekanisme Bioremediasi
Bioremediasi ion logam berat terdiri dari dua mekanisme yaitu passive
uptake (bioadsorbsi) dan active uptake (bioakumulasi). Passive uptake dikenal
dengan proses bioadsorbsi. Passive uptake merupakan suatu proses dimana ion
logam berat diikat pada dinding sel agen bioremediasi dengan dua cara yang
berbeda, yaitu pertama pertukaran ion seperti ion monovalen dan divalen (Na, Mg
dan Ca) yang ada pada dinding sel oleh ion-ion logam berat. Cara yang kedua
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
yaitu pembentukan senyawa kompleks antara ion-ion logam berat dengan gugus
fungsi seperti amino, karboksilat, hidroksil, fosfat, sulfidril dan sulfat yang
terdapat pada dinding sel (Siswati dkk., 2013).
Active uptake atau bioakumulasi dapat terjadi pada berbagai tipe sel hidup.
Mekanisme ini terjadi oleh konsumsi ion logam untuk pertumbuhan
mikroorganisme dan akumulasi intraselular ion logam tersebut. Logam berat dapat
diendapkan pada proses metabolisme dan ekskresi. Proses ini tergantung dari
energi yang terkandung dan sensitivitasnya terhadap parameter lingkungan seperti
suhu, kekuatan ikatan ionik, pH dan cahaya. Disamping itu penyerapan ion logam
berat dengan sel hidup terbatas karena akumulasi ion yang menyebabkan racun
bagi mikroorganisme. Hal ini biasanya dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pada saat keracunan ion logam berat (Heriyanto dan Subiandono,
2011).
2.5 Logam Berat Merkuri (Hg)
Merkuri merupakan unsur kimia yang mempunyai nomor atom 80 serta
mempunyai massa molekul relatif (MR=200,59). Merkuri adalah satu-satunya
unsur logam yang berbentuk cair pada suhu kamar (250C), mudah menguap dan
titik bekunya pada suhu -390C. Warna merkuri tergantung pada bentuk fasenya.
Pada fase cair, merkuri berwarna putih perak dan pada fase padat berwarna abu-
abu. Merkuri juga dapat mengalirkan arus listrik sebagai konduktor, baik tegangan
arus listrik tinggi maupun tegangan arus listrik rendah (Alfian, 2006).
Pada perairan alami, merkuri ditemukan dalam jumlah yang sedikit. Pada
umumnya merkuri berasal dari kegiatan gunung berapi dan rembesan-rembesan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
air tanah yang melewati daerah yang mengandung merkuri (Darmono, 1995).
Merkuri baik dalam bentuk unsur, gas dan bentuk garam merkuri organik adalah
beracun (Alfian, 2006). Mirdat dkk., (2013) mengemukakan bahwa logam berat
merkuri sangat beracun yang sifatnya mudah larut dan terikat dalam jaringan
tubuh organisme air.
2.6 Sumber Merkuri (Hg)
Pencemaran perairan akibat masuknya bahan pencemar (polutan) berupa
bahan-bahan pelarut, gas dan partikulat. Bahan pencemaran masuk ke perairan
dengan berbagai sumber misalnya melalui kegiatan pertambangan, rumah tangga,
limbah pertanian, limbah industri dan lain-lain. Polutan berupa bahan kimia
bersifat stabil dan tidak mudah mengalami degradasi dalam waktu yang lama
(Ahmad, 2009).
Merkuri digunakan dalam berbagai bentuk dan keperluan, misalnya
industri khlor-alkali, alat-alat listrik, cat, pertanian, alat-alat laboratorium dan
obat-obatan (Sudarmaji dkk., 2006). Merkuri yang ada di alam dihasilkan oleh
limbah industri dalam jumlah ± 10.000 ton setiap tahunnya. Penggunaan merkuri
sangat luas dimana ± 3.000 jenis kegunaan dalam industri pengolahan bahan
kimia, proses pembuatan obat-obatan yang digunakan oleh manusia serta sebagai
bahan dasar pembuatan insektisida untuk pertanian (Alfian, 2006).
2.7 Dampak Merkuri (Hg)
Merkuri dapat menyebabkan keracunan akut dan keracunan kronis.
Keracunan akut adalah keracunan yang terjadi secara langsung dan berlangsung
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
cepat. Keracunan akut akibat merkuri dapat diketahui dari gejala-gejala yang
tampak seperti: peradangan pada tenggorakan (pharyngitis), rasa sakit pada
bagian perut, mual-mual yang disertai muntah, diare disertai dengan darah.
Keracunan kronis adalah keracunan yang terjadi secara perlahan dan berlangsung
lama. Keracunan kronis ditandai dengan peradangan mulut dan gusi,
pembengkakan kelenjar ludah dan pengeluaran ludah secara berlebihan, kerusakan
pada gigi dan ginjal (Mirdat dkk., 2013).
2.8 Peranan Diatom dalam Proses Bioremediasi
Pemanfaatan diatom sebagai agen bioremediasi didasarkan pada
kemampuannya dalam pengikatan logam berat pada dinding sel (adsorbsi) dan
penyerapan logam berat ke dalam sel (absorbsi) (Moreno-Garrido et al., 2000).
Kemampuan ini dimiliki oleh diatom karena terdapat gugus fungsi yang dapat
melakukan pengikatan dengan ion logam. Gugus fungsi terdiri dari gugus amino,
karboksilat, hidroksil, fosfat, sulfidril dan sulfat yang terdapat pada dinding sel.
Pada dinding sel terdapat protein dan polisakarida yang dapat mengikat ion logam
(Das et al., 2008).
Beberapa penelitian telah dilakukan sebagai upaya pemanfaatan diatom
sebagai agen bioremediasi telah dilakukan oleh peneliti. Nuzzi, (1972) dalam
Supriharyono, (2002) menyatakan bahwa logam berat merkuri pada konsentrasi
0,06 ppm mampu menghambat pertumbuhan diatom Phaeodactylum tricornutum.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual
Pencemaran perairan adalah masuknya bahan polutan ke dalam lingkungan
atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia sehingga kualitas
lingkungan menurun. Salah satu bahan pencemaran adalah masuknya logam berat
ke dalam lingkungan perairan yang menyebabkan biota yang ada di sekitarnya
akan terganggu (Permanasari dkk., 2010). Salah satu logam yang berbahaya dan
beracun adalah merkuri.
Bioremediasi merupakan salah satu cara untuk mengantisipasi makin
tingginya konsentrasi logam pencemar pada perairan. Bioremediasi merupakan
suatu proses penyerapan limbah organik maupun anorganik polutan secara
biologi. Proses bioremediasi tersebut bertujuan untuk mengabsorpsi atau
menyerap senyawa polutan dari lingkungan dengan menggunakan
mikroorganisme (Priadie, 2012). Berbagai bahan biologi yang mempunyai
kemampuan mengikat logam dengan kapasitas sangat tinggi, yaitu alga, jamur,
bakteri dan kapang (Sembiring dkk., 2009).
Diatom mempunyai kemampuan yang cukup tinggi dalam pengikatan
logam berat pada dinding sel (adsorbsi) dan penyerapan logam berat ke dalam sel
(absorbsi) (Moreno-Garrido et al., 2000). Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp.
merupakan contoh diatom yang memiliki gugus fungsi yang terdapat di dalam
dinding sel. Gugus fungsi tersebut adalah gugus karboksilat, hidroksil, amino,
sulfidril, sulfat dan fosfat. Pada dinding sel terdapat protein dan polisakarida yang
dapat mengikat ion logam (Das et al., 2008).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
Logam berat merkuri masuk ke dalam membran sel secara langsung
melalui difusi. Hal ini disebabkan karena membran sel tersusun oleh molekul lipid
(Gutknecht, 1981 dalam Sunda and Huntsman, 1998). Proses masuknya logam
berat melintasi membran sel dapat terjadi jika logam berat tersebut bersifat
lipofilik (mudah larut dalam lemak atau lipid) (Lu, 1995 dalam Purbonegoro,
2008). Lapisan membran sel terbentuk dari dua lapisan lipid. Logam berat yang
bersifat lipofilik tersebut akan larut dalam lipid dan berikatan dengan protein di
dalam sel (Darmono, 1995). Proses tersebut terjadi karena adanya bantuan enzim
di dalam membran sel yang disebut permease. Enzim permease adalah suatu
protein membran sel yang membuatkan jalan bagi laktosa agar dapat melintasi dua
lapisan lipid hidrofobik dari membran sel (Kimball, 1992). Setelah ion logam
berat melewati membran sel, enzim dan organel sel dalam sitoplasma menjadi
tujuan ion tersebut (Ernst, 1998 dalam Purbonegoro, 2008).
Diatom umumnya memiliki mekanisme perlindungan terhadap logam
berat beracun untuk mempertahankan kehidupannya. Prosesnya dengan cara
melemahkan efek racun logam berat melalui pengenceran (dilusi), yaitu dengan
menyimpan banyak air untuk mengencerkan konsentrasi logam berat dalam
jaringan tubuhnya, sehingga mengurangi toksisitas logam berat tersebut pada
diatom (Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah, 2002 dalam
Heriyanto dan Subiandono, 2011). Mekanisme ini melibatkan pembentukan
kompleks logam dengan protein dalam membran sel sehingga logam dapat
terakumulasi dalam sel tanpa mengganggu pertumbuhannya. Jika konsentrasi
logam demikian tinggi, akumulasi dapat menghambat pertumbuhan sel karena
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
sistem perlindungan organisme tidak mampu lagi mengimbangi efek toksik logam
(Arifin dan Raya, 1997 dalam Hala dkk., 2012).
3.2 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka hipotesis yang diberikan
adalah:
a) Skeletonema sp. memiliki kemampuan menyerap logam berat merkuri (Hg)
b) Chaetoceros sp. memiliki kemampuan menyerap logam berat merkuri (Hg)
c) Logam berat merkuri (Hg) mempengaruhi pertumbuhan Skeletonema sp. dan
Chaetoceros sp.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
Gambar 3: Kerangka Konseptual Penelitian
Keterangan :
: Aspek yang Tidak Diteliti
: Aspek yang Diteliti
Bioremediasi
Chaetoceros
sp.
Skeletonema
sp.
Dinding Sel
Gugus fungsi yang berikatan dengan ion
logam
Muatan (Hg) positif Muatan
negatif
Amino
Terjadi ikatan muatan positif dan muatan
negatif
Logam berat terabsorpsi
di dalam sel
Hidroksi
l
(-NH)
Karboksil
at
Sulfidril
Sulfat
Fosfat
Logam berat berbahaya dalam perairan
menurun
Pencemaran perairan akibat logam berat merkuri
(Hg)
Melemahkan efek racun logam berat
merkuri dengan cara pengenceran
(dilusi) pada jaringan tubuhnya
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pendidikan Fakultas Perikanan
dan Kelautan, Universitas Airlangga, Surabaya. Pemeriksaan kandungan merkuri
pada air media kultur Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. dilakukan di Balai
Besar Laboratorium Kesehatan, Surabaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Maret-April 2014.
4.2 Materi Penelitian
4.2.1 Alat Penelitian
Alat-alat yang diperlukan dalam penelitian ini adalah Atomic Absorption
Spectrometry (AAS) Perkin Elmer 3110 di Balai Besar Laboratorium Kesehatan,
Surabaya, botol transparan untuk kultur diatom, DO meter, pH meter, termometer,
refraktometer, autoclave, haemocytometer, kertas saring untuk menyaring
Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp., mikroskop, handtally counter, pengaduk
magnetik, pemanas listrik, berbagai peralatan gelas seperti pipet volume, pipet
tetes, botol perlakuan, botol sampel, gelas ukur, tabung Erlenmeyer dan labu ukur.
Semua peralatan gelas tersebut dicuci dengan menggunakan deterjen dan dibilas
dengan air hingga bersih (Hardianie, 2013).
4.2.2 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi biakan murni
Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. yang diperoleh dari Balai Besar
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, logam berat merkuri, air
laut, akuades, klorin, sabun cair pembersih, natrium thiosulfat, aluminium foil,
media F (KNO3 8-100 ppm, NaH2PO4 8-10 ppm, Na2FeO3 6 ppm, FeCl3 1 ppm
dan EDTA 5 ppm) sebagai pupuk untuk kultur diatom dan silikat sebagai senyawa
kimia yang dibutuhkan Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. dalam
pertumbuhannya.
4.3 Prosedur Penelitian
4.3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen,
yaitu mengadakan percobaan untuk melihat suatu hasil. Perlakuan dilakukan
dengan empat perlakuan dan lima ulangan yaitu : A (Skeletonema sp. tanpa
penambahan merkuri), perlakuan B (Chaetoceros sp. tanpa penambahan merkuri),
perlakuan C (Skeletonema sp. dengan konsentrasi merkuri 0,06 ppm) dan
perlakuan D (Chaetoceros sp. dengan konsentrasi merkuri 0,06 ppm). Penentuan
konsentrasi merkuri dalam penelitian didasarkan pada pertimbangan hasil
penelitian Nuzzi, (1972) dalam Supriharyono, (2002) menyatakan bahwa logam
berat merkuri pada konsentrasi 0,06 ppm mampu menghambat pertumbuhan
diatom.
4.3.2 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
empat perlakuan dan lima ulangan. Menurut Kusriningrum (2008), rumus yang
digunakan untuk menentukan ulangan yang diberikan adalah:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
Keterangan :
t = total perlakuan ; n = jumlah ulangan
4.3.3 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas, variabel terkendali
dan variabel terikat. Variabel bebas penelitian ini adalah jenis diatom dan
konsentrasi merkuri. Variabel terkendali adalah kepadatan diatom 1x105 sel/ml,
suhu, volume media air, intensitas cahaya, pH, oksigen terlarut dan salinitas.
Variabel terikat adalah kandungan merkuri yang tersisa pada air media dan
kepadatan Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp.
4.4 Pelaksanaan Penelitian
4.4.1 Sterilisasi Alat
Pada tahap awal dilakukan sterilisasi alat untuk menghindari adanya
kontaminasi oleh mikroorganisme lain. Alat-alat yang disterilkan antara lain
tabung Erlenmeyer, botol transparan untuk perlakuan, botol sampel analisis
merkuri dan pipet ukur. Alat-alat yang dipergunakan terlebih dahulu dicuci
dengan deterjen, kemudian dibilas dengan air sampai bersih lalu dikeringkan.
Setelah kering masing-masing dibungkus dengan aluminium foil. Sterilisasi
menggunakan autoclave pada suhu 121oC selama 15 menit (Hardianie, 2013).
Air laut untuk media kultur disterilkan dengan menggunakan kaporit atau
klorin 60 ppm minimal selama 24 jam dan dinetralkan dengan larutan natrium
thiosulfat 40 ppm untuk menghilangkan sisa klorin dalam air laut minimal selama
48 jam (Isnansetyo dan Kurniastuti, 1995).
t (n-1) ≥15
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
4.4.2 Pembuatan Larutan Stok Logam Berat Merkuri (Hg)
Pembuatan larutan stok HgCl2 0,06 mg/l sebanyak 100 ml dengan
penggunaan 1 ml/l sehingga HgCl2 yang dibutuhkan adalah 6 mg. Kemudian
dilarutkan dalam 100 ml akuades sehingga didapatkan konsentrasi stok 60 mg/l.
Volume yang diambil untuk mendapatkan konsentrasi 0,06 mg/l dalam media
kultur 500 ml adalah 0,5 ml. Penghitungan larutan stok logam berat merkuri
disajikan pada Lampiran 9. Pengambilan stok merkuri yang akan diperlakukan
menggunakan rumus berikut (Nisak, 2013) :
Keterangan : V1 = Volume stok yang dicari
N1 = Konsentrasi stok yang dicari
V2 = Volume stok yang diketahui
N2 = Konsentrasi stok yang diketahui
4.4.3 Persiapan Stok Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp.
Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. diperoleh dari Balai Besar
Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Jawa Tengah.
Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. dimasukkan ke dalam botol perlakuan yang
sudah diberi aerasi. Media kultur yang digunakan dalam penelitian adalah air laut
sebanyak 200 ml, kemudian ditambahkan media F (pupuk diatom) sebanyak
0,2 ml/l dan silikat sebanyak 0,2 ml/l. Bibit Skeletonema sp. dimasukkan ke dalam
botol perlakuan dengan kepadatan 1x105 sel/ml dan Chaetoceros sp. dengan
kepadatan 1x105 sel/ml kemudian diadaptasikan pada suhu kamar agar dapat
V1 N1 = V2 N2
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
beradaptasi terhadap kondisi dan lingkungan kultur penelitian. Pencahayaan
dilakukan terus-menerus menggunakan lampu neon 40 Watt (Rahmadiani dan
Aunurohim, 2013).
Perhitungan jumlah bibit Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. untuk
kultur menggunakan rumus (Satyantini dkk., 2012) :
Keterangan :
V1 : Volume bibit untuk penebaran awal (ml)
N1 : Kepadatan bibit / stok (Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. sel/ml)
V2 : Volume media kultur yang dikehendaki (ml)
N2 : Kepadatan Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. yang dikehendaki
(sel/ml)
4.4.4 Pelaksanaan Penelitian
Kadar merkuri dalam media air laut sebelum penambahan diatom diuji
dengan Atomic Absorption Spectrometry (AAS) Perkin Elmer 3110 di Balai Besar
Laboratorium Kesehatan, Surabaya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kadar
merkuri dalam media air laut yang digunakan dalam perlakuan telah sesuai yaitu
0,06 ppm. Media kultur yang digunakan dalam penelitian ini adalah air laut
sebanyak 500 ml. Kepadatan Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. adalah
1x105 sel/ml. Setelah diberi perlakuan, diinkubasi sesuai dengan kondisi yang
dikehendaki yaitu suhu berkisar antara 25-280C, derajat keasaman (pH) berkisar
7-8 dan salinitas antara 28-30 ppt. Pengamatan kepadatan diatom dan kualitas air
dilakukan selama tujuh hari.
V1 =
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
4.5 Pengamatan dan Pengambilan Data
4.5.1 Data Kepadatan Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp.
Pengambilan data kepadatan Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp.
dilakukan selama tujuh hari. Penghitungan kepadatan dilakukan setiap hari
dengan menggunakan haemocytometer dan handtally counter untuk memudahkan
perhitungan. Penghitungan kepadatan dilakukan menggunakan mikroskop dengan
perbesaran10x.
Jumlah kepadatan Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. dihitung dengan
menggunakan rumus (Satyantini dkk., 2012) :
Kepadatan diatom (sel/ml) =
Keterangan :
na, nb, nc, nd, ne : Jumlah sel diatom pada kotak a, b, c, d dan e
5 : Jumlah kotak yang dihitung
4 x 10-6
: Luas kotak kecil (a, b, c, d dan e)
4.5.2 Data Kandungan Logam Berat Merkuri (Hg)
Pengambilan data kandungan merkuri pada air media sebesar 0,06 ppm.
Setelah perlakuan pada hari ke-7 sampel disaring dengan kertas 0,40 µm untuk
memisahkan Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. dengan air media.
Pengukuran konsentrasi merkuri pada air media menggunakan AAS untuk
mengetahui konsentrasi merkuri yang tersisa pada media kultur Skeletonema sp.
dan Chaetoceros sp. Pengukuran ini dilakukan pada hari ke-0 dan hari ke-7.
Konsentrasi merkuri yang tersisa pada media pemeliharaan diatom pada akhir
penelitian menunjukkan sisa merkuri yang tidak terserap oleh Skeletonema sp. dan
na+nb+nc+nd+ne
5x4x10-6
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
Chaetoceros sp. Standart pengujian AAS yang digunakan yaitu SNI 6989.8–2009.
Hasilnya disajikan dalam bentuk persentase untuk mengetahui kemampuan
Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. dalam bioremediasi merkuri pada
konsentrasi 0,06 ppm. Cara menghitung persentase kemampuan bioremediasi
merkuri adalah sebagai berikut (Sode et al., 2013) :
Data yang diperoleh digunakan untuk mengetahui kemampuan
bioremediasi merkuri oleh Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp.
4.5.3 Parameter Pengamatan
Parameter utama dalam penelitian ini adalah kandungan logam berat
merkuri yang masih tersisa dalam air laut pada botol perlakuan dan menghitung
kepadatan diatom 1x105 sel/ml yang dilakukan setiap hari. Parameter pendukung
dalam penelitian ini adalah kualitas air medium kultur. Parameter pendukung
digunakan untuk melengkapi data dari parameter utama. Kualitas air yang diamati
dan dilakukan setiap hari yang meliputi suhu, salinitas, DO dan pH. Pengukuran
parameter kualitas air ditujukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh
kualitas air terhadap hasil penelitian.
4.6 Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif (Kusriningrum, 2008).
Data yang dianalisis adalah kandungan logam berat merkuri yang masih tersisa
dalam air laut dan kepadatan diatom setelah perlakuan. Data hasil penelitian baik
Bioremediasi = Konsentrasi Awal – Konsentrasi Akhir x 100%
Konsentrasi Awal
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
data parameter utama maupun parameter pendukung dianalisis secara deskriptif
dengan menyajikan dalam bentuk Gambar dan Tabel.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
Gambar 4 : Diagram Alir Penelitian
Sterilisasi alat dan bahan Pembuatan stok larutan logam
berat merkuri (Hg)
Persiapan alat dan bahan
Kultur dan diaklimatisasi
Skeletonema sp. dalam botol kultur Kultur dan diaklimatisasi
Chaetoceros sp. dalam botol kulur
Skeletonema sp.
tanpa penambahan
merkuri (Hg)
Skeletonema sp. dengan
konsentrasi merkuri
(Hg) 0,06 ppm
Disaring dengan kertas saring
Air Media
Chaetoceros sp. tanpa
penambahan merkuri
(Hg)
Chaetoceros sp. dengan
konsentrasi merkuri
(Hg) 0,06 ppm
Pengujian kadar Hg diukur dengan
AAS Pada Hari Ke-0 dan Hari Ke-7
Analisis Data
A1 A2 A3 A4 A5 B1 B2 B3 B4 B5 C5 C4 C3 C2 C1 D1 D2 D3 D4 D5
Parameter Utama :
Kepadatan Diatom Setiap
Hari Selama Tujuh Hari
Parameter Pendukung :
Kualitas Air : Suhu, pH,
DO dan Salinitas
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
5.1.1 Konsentrasi Logam Berat Merkuri (Hg) dalam Media Kultur
Konsentrasi logam berat merkuri dalam media kultur Skeletonema sp. dan
Chaetoceros sp. digunakan untuk mengetahui kemampuan dalam menyerap logam
berat merkuri. Data lengkap konsentrasi logam berat merkuri dalam media kultur
Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. pada hari ke-0 dan hari ke-7 disajikan pada
Lampiran 5-8. Data rata-rata konsentrasi merkuri dalam media kultur pada semua
perlakuan disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut :
Tabel 1. Rata-rata Konsentrasi Merkuri (Hg) dalam Media Kultur Skeletonema sp.
dan Chaetoceros sp.
Perlakuan
Konsentrasi Merkuri
Awal-Akhir
Persentase (%)
Awal Akhir
A 0,0008185 0,001122 0,0003035 37,078
B 0,0008185 0,000932 0,0001135 13,862
C 0,00768 0,000314 0,007366 95,896
D 0,009743 0,000046 0,009697 99,526 Keterangan : (A) Skeletonema sp. 0 ppm, (B) Chaetoceros sp. 0 ppm, (C) Skeletonema sp.
0,06 ppm, (D) Chaetoceros sp. 0,06 ppm, (Awal) Hari Ke-0, (Akhir) Hari Ke-7
Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa pada Skeletonema sp. dan
Chaetoceros sp. yang diberi logam berat merkuri terjadi penurunan konsentrasi
logam berat setelah diinkubasi selama tujuh hari. Penurunan konsentrasi merkuri
pada media kultur Chaetoceros sp. lebih besar (99,526%) dibandingkan pada
media kultur Skeletonema sp. (95,896%).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
5.1.2 Pertumbuhan Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp.
Pertumbuhan Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. digambarkan dengan
kepadatannya yang dihitung setiap hari sampai hari ke-7. Data pertumbuhan
Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. digunakan untuk mengetahui kemampuan
hidup Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. pada media yang tercemar merkuri.
Data lengkap pertumbuhan Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. selama
penelitian disajikan pada Lampiran 3 dan 4. Pertumbuhan rata-rata
Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Pertumbuhan Rata-rata Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. pada Hari
Ke-0 Sampai Hari Ke 7.
Perlakuan
Pertumbuhan Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. (104 sel/ml)
pada Hari Ke-
0 1 2 3 4 5 6 7
A 10 8,7
17,45 13,3 14,1 21,15 8,5 7,35
B 10 17,15 3,6 8,5 21,2 24,2 17,55 10,6
C 10 51 209 389 228 196 92 73
D 10 37 77 68 125 140 70 96,9 Keterangan : (A) Skeletonema sp. 0 ppm, (B) Chaetoceros sp. 0 ppm, (C) Skeletonema sp.
0,06 ppm, (D) Chaetoceros sp. 0,06 ppm
Grafik pertumbuhan rata-rata Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. selama
penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 : Grafik Pertumbuhan rata-rata Skeletonema sp. dan
Chaetoceros sp. selama Penelitian
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
Berdasarkan Tabel 2 dan Gambar 5, diketahui bahwa pola pertumbuhan
Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. selama penelitian mengikuti pola
pertumbuhan kultur diatom pada umumnya, yaitu terdapat fase adaptasi, fase
eksponensial, fase stasioner dan fase kematian.
5.1.3 Kualitas Air
Hasil pengukuran kualitas air media kultur Skeletonema sp. dan
Chaetoceros sp. selama penelitian disajikan pada Tabel 3. Data lengkap nilai
parameter kualitas air selama penelitian disajikan pada Lampiran 2.
Tabel 3. Nilai Rata-rata Kualitas Air Media Kultur Skeletonema sp. dan
Chaetoceros sp.
Parameter Kisaran
Suhu (0C) 31 – 33
Salinitas (ppt) 33 – 36
pH 8,5 – 9
DO (mg/l) 5
5.2 Pembahasan
Hasil pengukuran logam berat merkuri pada media kultur Skeletonema sp.
dan Chaetoceros sp. menunjukkan penurunan konsentrasi logam berat merkuri
setelah diberi diatom. Hal ini menunjukkan Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp.
memiliki kemampuan menyerap logam berat merkuri pada perairan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Das et al., (2008) yang menjelaskan bahwa Skeletonema sp. dan
Chaetoceros sp. merupakan contoh diatom yang memiliki gugus fungsi yang
terdapat pada dinding sel. Gugus fungsi tersebut adalah gugus karboksilat,
hidroksil, amino, sulfidril, sulfat dan fosfat. Pada dinding sel terdapat protein dan
polisakarida yang dapat mengikat ion logam.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
Pada kemampuan kedua diatom bila dibandingkan terlihat bahwa
Chaetoceros sp. memiliki kemampuan lebih tinggi dibandingkan dengan
Skeletonema sp. Hal ini ditunjukkan dengan persentase penurunan merkuri pada
media dengan Chaetoceros sp. (D) mencapai 99,526%, sedangkan Skeletonema
sp. (C) hanya mencapai 95,896%. Hal ini sesuai dengan pendapat Moreno-Garrido
et al., (2000) yang menyatakan bahwa diatom mempunyai kemampuan yang
cukup tinggi dalam pengikatan logam berat pada dinding sel (adsorbsi) dan
penyerapan logam berat ke dalam sel (absorbsi). Selain diatom terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi proses bioremediasi yaitu pH dan suhu. Hal ini sesuai
dengan pendapat Munir (2006) yang menyatakan bahwa faktor-faktor penentu
kemampuan agen bioremediasi adalah sebagai berikut : enzim-enzim degradatif
yang dihasilkan oleh mikroba tidak mampu mengkatalis reaksi degradasi polutan
yang tidak alami, kelarutan polutan dalam air sangat rendah dan polutan terikat
kuat dengan partikel-partikel organik atau partikel tanah. Pengaruh lingkungan
seperti : pH, temperatur dan kelembapan tanah juga sangat berperan dalam
menentukan kesuksesan proses bioremediasi.
Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. yang tidak diberi merkuri (A dan B)
memiliki kandungan merkuri sebesar 0,0008185. Hal ini diduga pada air media
yang digunakan untuk penelitian terdapat kandungan merkuri. Pada Skeletonema
sp. dan Chaetoceros sp. yang diberi perlakuan merkuri (C dan D) mengalami
penurunan konsentrasi pada media yang tercemar merkuri yaitu sebesar 0,00768
(C) dan 0,009743 (D) yang tidak sesuai dengan acuan konsentrasi yang dipakai
pada penelitian ini yaitu sebesar 0,06 ppm. Diduga Skeletonema sp. dan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
Chaetoceros sp. sudah berinteraksi dengan merkuri yaitu terjadi ikatan antara
merkuri yang bermuatan positif dengan Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. yang
bermuatan negatif. Akibat interaksi tersebut terjadi penyerapan merkuri ke dalam
sel sehingga konsentrasi pada media yang tercemar merkuri menurun dengan
cepat. Hal ini sesuai dengan penelitian Rahmadiani dan Aunurohim (2013) yang
menyatakan bahwa pengurangan jumlah kadmium dalam air menunjukkan bahwa
Chaetoceros calcitrans diduga melakukan penyerapan (akumulasi) logam berat
kadmium ke dalam sel.
Pertumbuhan diatom dalam kultur ditandai dengan banyaknya jumlah sel
yang secara langsung akan berpengaruh terhadap kepadatan diatom. Pertumbuhan
diatom terdiri atas empat fase yaitu fase adaptasi, fase eksponensial, fase stasioner
dan fase kematian (Isnansetyo dan Kurniastuti, 1995). Pada penelitian ini, pola
pertumbuhan Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. yang diberi perlakuan merkuri
(C dan D) juga mengikuti pola umum pertumbuhan diatom tersebut. Fase adaptasi
pada kedua jenis diatom tersebut terjadi pada hari ke-0 (sejak diatom ditanam
sampai hari ke-1). Hal ini terlihat dari peningkatan populasi pada perlakuan C dan
D (Gambar 5). Diduga konsentrasi merkuri dalam air media perlakuan C dan D
merupakan nutrien yang digunakan diatom untuk menunjang pertumbuhannya.
Pada perlakuan A (Skeletonema sp. tanpa diberi merkuri) terjadi penurunan
populasi, sedangkan perlakuan B (Chaetoceros sp. tanpa diberi merkuri) terdapat
peningkatan populasi.
Pada fase adaptasi diatom mengeluarkan energinya untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungan barunya, sehingga energi untuk pertumbuhan masih
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
terbatas. Pertambahan jumlah sel tidak terlalu banyak. Hal ini sesuai dengan
pendapat Armanda (2013) yang menyatakan bahwa pada fase ini, sel diatom
beradaptasi dengan medium dan lingkungan kulturnya (suhu, salinitas, pH).
Diatom belum menunjukkan pertumbuhan populasi (kenaikan jumlah sel) yang
nyata, karena masih dalam proses adaptasi. Pada fase adaptasi diatom sudah mulai
memanfaatkan nutrien dalam jumlah yang sedikit, sehingga beberapa enzim yang
terkait pembelahan selnya juga belum tersintesis dengan optimal. Hal ini juga
didukung oleh pendapat Isnansetyo dan Kurniastuti (1995) yang berpendapat
bahwa ukuran sel pada fase adaptasi umumnya meningkat. Secara fisiologis
diatom sangat aktif dan terjadi proses sintesis protein baru. Diatom yang
mengalami metabolisme belum mengalami pembelahan sel, sehingga kepadatan
sel belum meningkat.
Pada Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. yang tidak diberi merkuri (A
dan B), fase eksponensial tidak terjadi (Gambar 5). Dapat dikatakan demikian
karena walaupun terjadi pertambahan kepadatan populasi, tetapi peningkatannya
tidak mengikuti pola eksponensial. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan
Armanda (2013) yang menyatakan bahwa pertumbuhan eksponensial adalah
pertambahan jumlah sel yang mengalami peningkatan secara cepat. Tidak
terjadinya fase eksponensial pada perlakuan A (Skeletonema sp. tanpa diberi
merkuri) dan B (Chaetoceros sp. tanpa diberi merkuri) diduga disebabkan
kandungan merkuri dari air media yang digunakan untuk penelitian lebih kecil
daripada perlakuan C (Skeletonema sp. yang diberi merkuri dengan konsentrasi
0,06 ppm) dan D (Chaetoceros sp. yang diberi merkuri dengan konsentrasi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
0,06 ppm). Kondisi ini yang menyebabkan pertumbuhan diatom pada perlakuan A
dan B tidak mengalami fase eksponensial seperti pada perlakuan C dan D.
Pada perlakuan Skeletonema sp yang diberi merkuri (C) terjadi fase
eksponensial, tampak dari peningkatan grafik yang tajam (Gambar 5). Pada
perlakuan Chaetoceros sp. yang diberi merkuri (D), fase eksponensial terjadi dari
hari ke-3 terus mengalami kenaikan sampai hari ke-5. Hal ini sesuai dengan
pendapat Armanda (2013) yang mengungkapkan bahwa pada fase eksponensial,
jumlah sel mengalami peningkatan secara cepat. Puncak pertumbuhan populasi
diatom terjadi pada fase ini. Fase ini adalah bukti bahwa sel telah berhasil
beradaptasi dan optimal dalam pemanfaatan nutriennya.
Pada perlakuan C dan D yang diberi merkuri mengikuti pola eksponensial,
sedangkan pada perlakuan A dan B yang tidak diberi merkuri tidak mengikuti
pola eksponensial. Hal ini diduga bahwa Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp.
menggunakan merkuri sebagai faktor yang menunjang pertumbuhannya. Hal ini
tidak sesuai dengan penelitian Wahab dkk., (2012) yang menyatakan bahwa ion
logam timbal (Pb) dapat menghambat pertumbuhan fitoplankton Nannochloropsis
salina. Hal ini disebabkan karena ion-ion logam merupakan material toksik yang
sudah tentu menghambat pertumbuhan Nannochloropsis salina.
Puncak kepadatan populasi pada Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp.
yang tidak diberi merkuri (A dan B) terjadi pada hari ke-5. Keduanya tidak
menunjukkan peningkatan populasi yang tajam (A : 21,15 x 104 sel/ml dan
B : 24,2 x 104 sel/ml) (Gambar 5). Pada kepadatan populasi Skeletonema sp. yang
diberi merkuri (C) mencapai puncak pada hari ke-3, dengan kepadatan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
389 x 104 sel/ml. Pada Chaetoceros sp. yang diberi merkuri (D) mencapai puncak
pada waktu lebih lama (hari ke-5) dengan kepadatan 140 x 104 sel/ml. Pola
pertumbuhan diatom yang lebih detil, tampak adanya fase stasioner yaitu puncak
pertumbuhan yang terjadi beberapa lama (Gambar 5). Pada penelitian ini, tidak
tampak adanya fase stasioner. Hal ini diduga karena fase stasioner terjadi pada
waktu yang pendek (kurang dari 1 hari), sehingga tidak tampak pada pengamatan
penelitian ini yang dilakukan tiap selang waktu 24 jam.
Fase penurunan pada Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. tanpa
pemberian merkuri (A dan B) terjadi pada hari ke-6 sampai hari ke-7. Pada
Skeletonema sp. yang diberi merkuri (C), fase penurunan terjadi secara signifikan
sejak hari ke-4 sampai hari ke-7. Pada fase kematian, terjadi penurunan jumlah sel
karena terjadi kematian sel. Salah satu faktor yang mempercepat kematian ini
adalah berkurangnya jumlah nutrien yang dapat menghambat pertumbuhan sel
secara alami. Hal ini juga didukung oleh pendapat Rudiyanti (2011) yang
menyatakan bahwa pada fase stasioner, sel tidak mengalami pertumbuhan
sehingga kepadatan sel tetap. Fase berikutnya adalah fase kematian, yaitu sel
mengalami kematian masal sehingga kepadatan populasi menjadi turun.
Pada Chaetoceros sp. yang diberi merkuri (D) setelah mengalami
penurunan pada hari ke-6, pertumbuhan meningkat kembali pada hari ke-7 dengan
kepadatan 96,9 x 104 sel/ml (Tabel 2). Terjadinya peningkatan pertumbuhan
setelah penurunan pertumbuhan ini kemungkinan disebabkan adanya pertambahan
nutrisi pada media dari hasil dekomposisi diatom yang telah mati. Diduga diatom
yang telah mati mengalami dekomposisi pada cangkang luarnya yang terbuat dari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
silikat sehingga terjadi penambahan nutrisi dari hasil dekomposisi tersebut. Hal ini
sesuai dengan penelitian Suantika dkk., (2009) yang menjelaskan bahwa
peningkatan konsentrasi silikat di dalam medium terjadi akibat Chaetoceros
gracilis yang mati mengalami lisis, kemudian cangkang luar Chaetoceros gracilis
yang terbuat dari silikat mengalami dekomposisi.
Pada Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. terlihat adanya kecepatan
pertumbuhan yang berbeda antara diberi perlakuan merkuri (C dan D) dengan
yang tidak diberi merkuri (A dan B) (Gambar 5). Pada Skeletonema sp. dan
Chaetoceros sp. yang diberi perlakuan merkuri (C dan D), terjadi peningkatan
pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak diberi merkuri (A
dan B). Pada Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. yang tidak diberi merkuri (A
dan B), peningkatan pertumbuhan terjadi namun dengan jumlah yang relatif kecil
bila dibandingkan Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. yang diberi merkuri (C
dan D). Hal ini diduga bahwa Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. menggunakan
merkuri dalam jumlah tertentu untuk mendukung pertumbuhannya. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Darmono (1995) yang menyatakan bahwa salah satu polutan
yang banyak dijumpai pada limbah cair adalah ion logam berat, walaupun
keberadaan logam berat tersebut tidak selamanya berdampak buruk terhadap
organisme di lingkungan. Pada konsentrasi tertentu logam berat dapat memacu
pertumbuhan beberapa jenis fitoplankton, tetapi pada konsentrasi yang sama
justru dapat mengakibatkan toksisitas pada jenis fitoplankton lainnya.
Kondisi ini berbeda dengan hasil penelitian Nuzzi, (1972) dalam
Supriharyono, (2002) yang menjadi acuan konsentrasi yang dipakai pada
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
penelitian ini. Pada penelitian tersebut, konsentrasi merkuri sebesar 0,06 ppm
mampu menghambat pertumbuhan diatom Phaeodactylum tricornutum. Bila
dibandingkan dengan penelitian ini, maka diduga Skeletonema sp. dan
Chaetoceros sp. memiliki potensi untuk dapat direkomendasikan sebagai agen
bioremediasi pada perairan yang tercemar merkuri sebab mampu menyerap
merkuri dan mampu tumbuh lebih baik pada media dengan penambahan merkuri
0,06 ppm. Hal ini sesuai dengan pendapat Arifin dan Raya, (1997) dalam Hala
dkk., (2012) yang menyatakan bahwa mikroalga umumnya memiliki mekanisme
perlindungan terhadap logam beracun untuk mempertahankan kehidupannya.
Mekanisme ini melibatkan pembentukan kompleks logam dengan protein dalam
membran sel sehingga logam dapat terakumulasi dalam sel tanpa mengganggu
pertumbuhannya. Jika konsentrasi logam demikian tinggi, akumulasi dapat
menghambat pertumbuhan sel karena sistem perlindungan organisme tidak
mampu lagi mengimbangi efek toksik logam.
Hasil data kualitas air selama penelitian menunjukkan bahwa kondisi
parameter kualitas air media kultur seperti salinitas, suhu, pH dan DO masih
berada dalam kondisi optimal (Tabel 3). Salinitas selama kultur berkisar antara
33-36 ppt, kenaikan salinitas selama penelitian terjadi karena pengaruh penguapan
air. Kisaran tersebut bukan nilai optimum, namun kisaran salinitas tersebut masih
dapat ditolerir oleh Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. Menurut Isnansetyo dan
Kurniastuti (1995) Skeletonema sp. dapat tumbuh optimum pada salinitas
28-35 ppt, sedangkan Chaetoceros sp. dapat tumbuh optimum pada salinitas
28-30 ppt.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
Suhu selama penelitian berkisar antara 31-33°C. Suhu pada penelitian
menunjukkan hasil yang masih dapat ditolerir untuk Skeletonema sp. dan
Chaetoceros sp. Hal ini sesuai dengan pernyataan Isnansetyo dan Kurniastuti
(1995) yang menyatakan bahwa Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. dapat
tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 25-30ºC. Diatom memiliki sifat eurytermal
yaitu memiliki toleransi yang cukup luas terhadap perubahan suhu.
Hasil pengukuran pH selama penelitian berkisar antara 8,5-9. Walaupun
kisaran tersebut bukan nilai optimum, namun kisaran pH tersebut masih dapat
ditolerir oleh Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. Hal ini tidak sesuai dengan
pendapat Armanda (2013) yang mengungkapkan bahwa Skeletonema sp. dapat
tumbuh dengan baik pada kisaran pH 7-8. Hal ini juga tidak sesuai dengan
pernyataan Isnansetyo dan Kurniastuti (1995) yang menyatakan bahwa derajat
keasaman optimal untuk Chaetoceros sp. berkisar antara 7-8.
Oksigen terlarut (DO) diperlukan Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp.
untuk respirasi. Oksigen terlarut (DO) pada perairan berasal dari hasil fotosintesis
dan difusi dari udara. Kadar oksigen terlarut (DO) selama penelitian adalah
5 mg/l, sehingga sudah sesuai dengan kebutuhan Skeletonema sp. dan
Chaetoceros sp. Hal ini sesuai dengan pendapat Isnansetyo dan Kurniastuti (1995)
yang mengungkapkan bahwa Skeletonema sp. dapat tumbuh dengan baik pada
kisaran DO 4-6 mg/l. Kisaran yang optimal oksigen terlarut untuk pertumbuhan
Chaetoceros sp. adalah 5-7 mg/l.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
5
VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Skeletonema sp. mampu menyerap logam berat merkuri dengan persentase
95,896%.
2. Chaetoceros sp. memiliki kemampuan untuk menyerap logam berat merkuri
dengan persentase 99,526%.
3. Logam berat merkuri mempengaruhi pertumbuhan Skeletonema sp. dan
Chaetoceros sp.
6.2 Saran
Saran pada penelitian ini adalah :
1. Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. dapat disarankan untuk digunakan
dalam bioremediasi pada pencemaran air oleh logam berat merkuri.
2. Perlu penelitian lebih lanjut tentang bioremediasi oleh Skeletonema sp. dan
Chaetoceros sp. untuk jenis logam berat lainnya.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
38
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, F. 2009. Tingkat Pencemaran Logam Berat dalam Air Laut dan Sedimen
di Perairan Pulau Muna, Kabaena dan Buton Sulawesi Tenggara. Makara
Sains, Vol. 13, No. 2 : 117-124.
Alfian, Z. 2006. Merkuri : Antara Manfaat dan Efek Penggunaannya Bagi
Kesehatan Manusia dan Lingkungan. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru
Besar Tetap Dalam Bidang Ilmu Kimia Analitik. Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera Utara : Medan. hal 1-
4.
Armanda, D. T. 2013. Pertumbuhan Kultur Mikroalga Diatom Skeletonema
costatum (Greville) Cleve Isolat Jepara pada Medium F2 dan Medium
Conway. Bioma, Vol. 2, No. 1 : 49-63.
Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Universitas
Indonesia (UI-Press). Jakarta. hal 1-27.
Das, N., R. Vimala and P. Karthika. 2008. Biosorption of Heavy Metals-an
Overview. Indian Journal Of Biotechnology, Vol. 7, pp 159-169.
Deuk Lee, S and J. Hwan Lee. 2011. Morphology and Taxonomy of The
Planktonic Diatom Chaetoceros Species (Bacillariophyceae) with Special
Intercalary Setae in Korean Coastal Waters. Algae, 26 (2) : 153-165.
Hala, Y., E. Suryati dan P. Taba. 2012. Biosorpsi Campuran Logam Pb2+
dan Zn2+
oleh Chaetoceros calcitrans. Chem. Prog, Vol. 5, No. 2 : 86-92.
Hardianie, T, N, O, K. 2013. Studi Perbandingan Kemampuan Nannochloropsis
sp. dan Spirulina sp. sebagai Agen Bioremediasi terhadap Logam Berat
Timbal (Pb). Skripsi. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas
Airlangga. Surabaya. hal 22-26.
Heriyanto, N. M dan E. Subiandono. 2011. Penyerapan Polutan Logam Berat (Hg,
Pb, dan Cu) oleh Jenis-jenis Mangrove. Jurnal Penelitian Hutan dan
Konservasi Alam, Vol. 8, No. 2 : 177-188.
Herman, D. Z. 2006. Tinjauan terhadap Tailing Mengandung Unsur Pencemar
Arsen (As), Merkuri (Hg), Timbal (Pb), dan Kadmium (Cd) dari Sisa
Pengolahan Biji Logam. Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 1, No. 1 : 31-36.
Indarmawan, T., A. S. Mubarak dan G. Mahasri. 2012. Pengaruh Konsentrasi
Pupuk Azolla Pinnata terhadap Populasi Chaetoceros sp. Journal of
Marine and Coastal Science, 1 (1) : 61-70.
Isnansetyo, A. dan Kurniastuti. 1995. Teknik Kultur Fitoplankton dan
Zooplankton : Pakan Alami untuk Organisme Laut. Kanisius.
Yogyakarta. hal 36-52.
Kimball, J. W. 1992. Biologi. Edisi 5. Jilid 1. Erlangga. Jakarta. hal 121-123.
Kusriningrum. 2008. Perancangan Percobaan. Airlangga University Press.
Surabaya. hal 21.
Mirdat., Y. S. Patadungan dan Isrun. 2013. Status Logam Berat Merkuri (Hg)
dalam Tanah pada Kawasan Pengolahan Tambang Emas di Kelurahan
Poboya, Kota Palu. e-Journal Agrotekbis, 1 (2) : 127-134.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
Moreno-Garrido, I., L. M. Lubian and A. M. V. M. Soares. 2000. Influence Of
Cellular Density on Determination of EC50 in Microalgal Growth
Inhibition Tests. Ecotoxicology and Environmental Safety, 47 : 112-116.
Munawar, Mukhtasor dan T. Surtiningsih. 2007. Bioremediasi Tumpahan Minyak
Mentah dengan Metode Biostimulasi Nutrient Organik di Lingkungan
Pantai Surabaya Timur. Berk. Penel. Hayati, 13 : 91-96.
Munir, E. 2006. Pemanfaatan Mikroba dalam Bioremediasi : Suatu Teknologi
Alternatif untuk Pelestarian Lingkungan. Pidato Pengukuhan Jabatan
Guru Besar Tetap dalam Bidang Mikrobiologi. Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera Utara : Medan. hal 1-23.
Nisak, K. 2013. Studi Perbandingan Kemampuan Nannochloropsis sp. dan
Chlorella sp. sebagai Agen Bioremediasi terhadap Logam Berat Timbal
(Pb). Skripsi. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Airlangga.
Surabaya. hal 42-45.
Permanasari, A., W. Siswaningsih dan I. Wulandari. 2010. Uji Kinerja Adsorben
Kitosan Bentonit terhadap Logam Berat dan Diazinon secara Simultan.
Jurnal Sains dan Teknologi Kimia, Vol. 1, No. 2 : 121-134.
Priadie, B. 2012. Teknik Bioremediasi sebagai Alternatif dalam Upaya
Pengendalian Pencemaran Air. Jurnal Ilmu Lingkungan, Vol. 10 (1) : 38-
48.
Purbonegoro, T. 2008. Pengaruh Logam Berat Kadmium (Cd) terhadap
Metabolisme dan Fotosintesis di Laut. Oseana, Vol. XXXIII, No. 1 : 25-
31.
Rahmadiani, D. D. W dan Aunurohim. 2013. Bioakumulasi Logam Berat
Kadmium (Cd) oleh Chaetoceros calcitrans pada Konsentrasi Sublethal.
Jurnal Sains dan Seni Pomits, Vol. 2, No. 2 : 202-206.
Rosales, M. 1982. Preparation of Various Culture Media and Stock Solutions.
SEAFDEC Aquaculture Department. Report of the Training Course on
Growing Food Organisms for Fish Hatcheries. Guerrero, R. D and C. T.
Villegas. Natural Food Project. Tigbauan, Iloilo, Philippines. pp. 01-28.
Rudiyanti, S. 2011. Pertumbuhan Skeletonema costatum pada Berbagai Tingkat
Salinitas Media. Jurnal Saintek Perikanan, Vol. 6, No. 2 : 69-76.
Satyantini, W. H., E. D. Masithah, M. A. Alamsjah, Prayogo dan S. Andriyono.
2012. Penuntun Praktikum Budidaya Pakan Alami. Fakultas Perikanan
dan Kelautan. Universitas Airlangga. Surabaya. hal 47-51.
Sembiring, Z., Buhani, Suharso dan Sumadi. 2009. The Isothermic Adsorption Of
Pb(II), Cu(II), and Cd(II) Ions On Nannochloropsis sp. Encapsulated By
Silica Aquagel. Indo. J. Chem, 9 (1) : hal 1-5.
Siswati, N. D., T. Indrawati dan M. Rahmah. 2013. Biosorpsi Logam Berat
Plumbum (Pb) Menggunakan Biomassa Phanerochaete Chrisosporium.
Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, Vol. 1, No. 2 : 67-72.
Sode, S., A. Bruhn, T. J. S. Balsby, M. M. Larsen, A. Gotfredsen and M. B.
Rasmussen. 2013. Bioremediation Of Reject Water from Anaerobically
Digested Waste Water Sludge with Macroalgae (Ulva lactuca,
Chlorophyta). Bioresource Technology. 146 : 426-435.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
Suantika, G., P. Adityawati, D. I. Astuti dan Y. Sofyan. 2009. Pengaruh
Kepadatan Awal Inokulum terhadap Kualitas Kultur Chaetoceros
gracilis (Schutt) pada Sistem Batch. Jurnal Matematika dan Sains, Vol.
14, No. 1 : 1-8.
Sudarmaji., J. Mukono dan Corie I.P. 2006. Toksikologi Logam Berat B3 dan
Dampaknya terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol. 2,
No. 2 : 129-142.
Suheryanto. 2001. Spesiasi Metil Merkuri dan Merkuri Anorganik di Perairan
Sungai Musi dengan Metode Ekstraksi dan CV-AAS. Jurnal Kimia
Lingkungan, Vol. 2, No. 2 : 107-111.
Sunda, W. G. and S. A. Huntsman. 1998. Processes Regulating Cellular Metal
Accumulation and Physiological Effects: Phytoplankton as Model
Systems. The Science of the Total Environment, 219 : 165-181.
Supriatno dan Lelifajri. 2009. Analisis Logam Berat Pb dan Cd dalam Sampel
Ikan dan Kerang Secara Spektrofotometri Serapan Atom. Jurnal
Rekayasa Kimia dan Lingkungan, Vol. 7, No. 1 : 5-8.
Supriharyono. 2002. Pelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah
Pesisir Tropis. Cetakan Kedua. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. hal
132.
Torgan, L. C., V. Becker and C. B. dos Santos. 2009. Skeletonema potamos
(Bacillariophyta) in Patos Lagoon, Southern Brazil: Taxonomy and
Distribution. Rev. Peru. Biol, 16 (1) : 093-096.
Wahab, W. Abd., Y. Hala dan Fibiyanthy. 2012. Pengaruh Medium Tercemar
Logam Pb dan Cu terhadap Pertumbuhan Nannochloropsis salina.
Indonesia Chimica Acta, Vol. 5, No. 2 : 41-49.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
Lampiran 1. Data Hasil Pengujian Sampel Perlakuan
A. Hasil Pengujian Merkuri Pada Hari Ke-0
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
B. Hasil Pengujian Merkuri pada Hari Ke-7
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
Lampiran 2. Data Kualitas Air pada Hari Pertama sampai Hari Ke Tujuh
Tabel 1. Suhu Media Kultur (0C)
Perlakuan Suhu media pada hari ke-
1 2 3 4 5 6 7
07.00 17.00 07.00 17.00 07.00 17.00 07.00 17.00 07.00 17.00 07.00 17.00 07.00 17.00
A 31 31 31 32 31 32 32 32 32 32 32 32 32 33
B 31 32 31 32 31 32 32 32 32 33 32 33 32 32
C 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 32 32 32
D 32 31 31 32 31 32 31 32 32 32 32 32 32 32
Tabel 2. Salinitas Media Kultur (ppt)
Perlakuan Salinitas media pada hari ke-
1 2 3 4 5 6 7
07.00 17.00 07.00 17.00 07.00 17.00 07.00 17.00 07.00 17.00 07.00 17.00 07.00 17.00
A 33 34 34 35 35 34 35 36 36 35 36 36 35 36
B 33 34 34 35 34 35 35 36 36 36 35 36 35 35
C 33 33 34 34 34 35 35 36 36 36 36 35 35 36
D 33 33 34 35 34 34 35 35 35 36 36 36 36 35
Tabel 3. pH Media Kultur
Perlakuan pH media pada hari ke-
1 2 3 4 5 6 7
A 9 9 9 9 9 9 8,5
B 9 9 9 9 9 9 9
C 9 9 9 9 9 9 8,5
D 9 9 9 9 9 9 9
Tabel 4. DO Media Kultur (mg/l)
Perlakuan DO media pada hari ke-
1 2 3 4 5 6 7
A 5 5 5 5 5 5 5
B 5 5 5 5 5 5 5
C 5 5 5 5 5 5 5
D 5 5 5 5 5 5 5
Keterangan : (A) Skeletonema sp. 0 ppm, (B) Chaetoceros sp. 0 ppm,
(C) Skeletonema sp. 0,06 ppm, (D) Chaetoceros sp. 0,06 ppm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
Lampiran 3. Data Pertumbuhan Skeletonema sp. (104 sel/ml) pada Hari Ke-0
sampai Hari Ke-7
Perlakuan Ulangan Kepadatan Skeletonema sp. (104 sel/ml) pada hari ke-
0 1 2 3 4 5 6 7
A
(Skeletonema sp.
dengan perlakuan
Merkuri (Hg)
0 ppm)
1 10 2,75 18,5 18,25 34,25 48,75 11,5 15,75
2 10 12,75 23,25 15,75 9,25 22 5,75 4,75
3 10 8 20,75 17 6,5
12,75
8,25 4,5
4 10 12 10,5 12,75 12,25 14 8,5 6,75
5 10 8 14,25 2,75 8,25
8,25
8,5 5
Rata-rata 10 8,7 17,45 13,3 14,1
21,15
8,5 7,35
C
(Skeletonema sp.
dengan perlakuan
Merkuri (Hg)
0,06 ppm)
1 10 40 160 340 340 140 50 40
2 10 35 205 465 140 125 95 75
3 10 75 285 405 240 345 180 145
4 10 65 265 395 135 205 80 45
5 10 40 130 340 285 165 55 60
Rata-rata 10 51 209 389 228 196 92 73
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
Lampiran 4. Data Pertumbuhan Chaetoceros sp. (104 sel/ml) pada Hari Ke-0
sampai Hari Ke-7
Perlakuan Ulangan Kepadatan Chaetoceros sp. (104 sel/ml) pada hari ke-
0 1 2 3 4 5 6 7
B
(Chaetoceros sp.
dengan perlakuan
Merkuri (Hg)
0 ppm)
1 10 7 1,25
14,25
29,25 32,75 15,5 12,75
2 10 8 2,25 6 31,75 17,5 10,5 12,75
3 10 12,25 5,25 5 8,25 4 12 14,5
4 10 16 1,5 8,75 23,25 37 24,25 8,5
5 10 42,5 7,75 8,5 13,5
29,75
25,5 4,5
Rata-rata 10 17,15 3,6 8,5 21,2
24,2
17,55 10,6
D
(Chaetoceros sp.
dengan perlakuan
Merkuri (Hg)
0,06 ppm)
1 10 25 20 25 20 45 30 4,5
2 10 25 25 70 230 275 45 50
3 10 15 10 50 25 35 85 150
4 10 80 75 25 20 65 50 155
5 10 40 255 170 330 280 140 125
Rata-rata 10 37 77 68 125 140 70 96,9
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
Lampiran 5. Kandungan Logam Berat Merkuri (Hg) dalam Media Kultur
Skeletonema sp. dengan Konsentrasi 0 ppm (Perlakuan A)
Ulangan
Konsentrasi Merkuri (Hg) 0 ppm
Awal Akhir Awal-Akhir Persentase (%)
1 0,0008185 0,00098 0,0001615 19,73
2 0,0008185 0,00122 0,0004015 49,05
3 0,0008185 0,00116 0,0003415 41,72
4 0,0008185 0,00126 0,0004415 53,94
5 0,0008185 0,00099 0,0001715 20,95
Total 0,0008185 0,00561 0,0015175 185,39
Rata-rata 0,0008185 0,001122 0,0003035 37,078
Keterangan : (Awal) Hari Ke-0, (Akhir) Hari Ke-7
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
Lampiran 6. Kandungan Logam Berat Merkuri (Hg) dalam Media Kultur
Chaetoceros sp. dengan Konsentrasi 0 ppm (Perlakuan B)
Ulangan
Konsentrasi Merkuri (Hg) 0 ppm
Awal Akhir Awal-Akhir Persentase (%)
1 0,0008185 0,00082 0,0000015 0,18
2 0,0008185 0,00090 0,0000815 9,95
3 0,0008185 0,00097 0,0001515 18,50
4 0,0008185 0,00104 0,0002215 27,06
5 0,0008185 0,00093 0,0001115 13,62
Total 0,0008185 0,00466 0,0005675 69,31
Rata-rata 0,0008185 0,000932 0,0001135 13,862
Keterangan : (Awal) Hari Ke-0, (Akhir) Hari Ke-7
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
Lampiran 7. Kandungan Logam Berat Merkuri (Hg) dalam Media Kultur
Skeletonema sp. dengan Konsentrasi 0,06 ppm (Perlakuan C)
Ulangan
Konsentrasi Merkuri (Hg) 0,06 ppm
Awal Akhir Awal-Akhir Persentase (%)
1 0,00768 0,00062 0,00706 91,92
2 0,00768 0,00023 0,00745 97
3 0,00768 0,00032 0,00736 95,83
4 0,00768 0,00038 0,0073 95
5 0,00768 0,00002 0,00766 99,73
Total 0,00768 0,00157 0,03683 479,48
Rata-rata 0,00768 0,000314 0,007366 95,896
Keterangan : (Awal) Hari Ke-0, (Akhir) Hari Ke-7
Lampiran 8. Kandungan Logam Berat Merkuri (Hg) dalam Media Kultur
Chaetoceros sp. dengan Konsentrasi 0,06 ppm (Perlakuan D)
Ulangan
Konsentrasi Merkuri (Hg) 0,06 ppm
Awal Akhir Awal-Akhir Persentase (%)
1 0,009743 0,000170 0,009573 98,25
2 0,009743 0,00006 0,009683 99,38
3 0,009743 0,000 0,009743 100
4 0,009743 0,000 0,009743 100
5 0,009743 0,000 0,009743 100
Total 0,009743 0,00023 0,048485 497,63
Rata-rata 0,009743 0,000046 0,009697 99,526
Keterangan : (Awal) Hari Ke-0, (Akhir) Hari Ke-7
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD
Lampiran 9. Penghitungan Larutan Stok Logam Berat Merkuri (Hg)
Cara membuat larutan stok merkuri menggunakan rumus (Rosales, 1982) :
Q = V x K
P
Keterangan : Q = Berat Bahan Kimia Yang Akan Dilarutkan (mg, gr)
V = Volume Pelarut (Akuades) (ml, l)
P = Volume Penggunaan Dalam Media Kultur (ml/l)
K = Konsentrasi Pupuk Yang Diketahui (ppm, mg/l)
Buat larutan stok merkuri HgCl2 0,06 ppm sebanyak 100 ml dengan penggunaan
1 ml/l. Berapa gram HgCl2 yang dibutuhkan untuk pembuatan larutan stok
merkuri HgCl2 ?
Q = V x K
P
Q = 100 ml x 0,06 mg/l
1 ml/l
Q = 100 ml x 1 l/ml x 0,06 mg/l
Q = 6 mg
Q = 0,006 gr
Dilarutkan dalam 100 ml akuades :
= 6 mg
100 ml
= 6 mg
0,1 l
= 60 mg/l = 60 ppm
Volume yang diambil untuk mendapatkan konsentrasi 0,06 ppm dalam media
kultur 500 ml adalah :
V1 x N1 = V2 x N2
V1 = V2 x N2
N1
V1 = 500 ml x 0,06 mg/l
60 mg/l
V1 = 30 ml = 0,5 ml
60
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN Skeletonema sp. DAN Chaetoceros sp. SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI TERHADAP LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
RIKKY LEONARD