Sp Behaviour
-
Upload
adhi-wiratma -
Category
Documents
-
view
11 -
download
0
description
Transcript of Sp Behaviour
BAB I
PENDAHULUAN
Gangguan kepribadian adalah gangguan psikologis kronis yang sangat mempengaruhi
kehidupan seseorang. Memiliki gangguan kepribadian dapat mempengaruhi
pekerjaan seseorang, keluarga, dan kehidupan sosial seseorang. Gangguan
kepribadian ada yang kontinum sehingga terdapat gangguan dari ringan sampai berat
dalam menunjukkan sejauh mana fitur gangguan kepribadian orang tertentu.
Sementara kebanyakan orang dapat hidup cukup normal dengan gangguan
kepribadian ringan (atau lebih sederhana ciri-ciri kepribadian), selama masa stress
meningkat atau tekanan-tekanan eksternal (pekerjaan, keluarga, hubungan baru, dll).
Gejala dari gangguan kepribadian akan semakin parah dan mulai serius mengganggu
fungsi emosional dan psikologis mereka. Salah satu wujud dari masalah-masalah
tersebut adalah apa yang kemudian dikenal sebagai perilaku antisosial. 1
Pada awalnya para ahli tidak menggolongkan perilaku antisosial sebagai bentuk dari
gangguan mental. Hal ini karena mereka tidak melihat adanya gejala-gejala yang
mengarah ke hal tersebut. Satu hal yang bersifat paradoksal dalam psikopatologi
adalah bahwa beberapa orang yang mengalami ini secara intelektual adalah normal,
namun disegi lain memiliki kepribadian yang abnormal. Cukup lama kondisi
paradoks ini sulit dijelaskan. Hal tersebut diterima tanpa adanya pertanyaan. Selain
itu, cukup dipahami bahwa adanya disintegrasi dari penyebab dan intelektual yang
menghasilkan gangguan mental.2
Banyak dari mereka yang antisosial tidak menunjukan gejala umum gangguan mental
seperti disorientasi, gangguan berpikir, gangguan persepsi dan bentuk lain dari
perilaku patologis. Philippe Pinel pada akhir abad ke-18 menggambarkan bahwa
orang-orang yang destruktif dan agresif tidak memiliki simptom umum seperti orang
yang terganggu mentalnya. Pada awal abad ke-19, orang-orang antisosial
1
digambarkan sebagai orang yang tidak bermoral. Mereka disebut moral imbesil.
Secara bertahap kondisi ini digambarkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.2
Pada akhir abad ke-19, istilah psikopat mulai digunakan untuk mereka yang
berperilaku antisosial. Pada saat panduan diagnostik dari American Psychiatric
Association dipublikasikan pada awal tahun 1950-an psikopat dan sosiopat
diperkenalkan sebagai komponen stress dan sosiokultural dari perilaku dan
mengurangi peran teori konstitusional yang pada awalnya mendominasi penelahaan
tentang masalah ini. Saat edisi kedua dari panduan ini diterbitkan tahun 1968 istilah
mulai ditinggalkan dan munculah istilah antisocial personality.2
Orang dengan gangguan kepribadian antisosial (antisocial personality disorder)
secara persisten melakukan pelanggaran terhadap hak-hak orang lain dan sering
melanggar hukum. Mereka mengabaikan norma dan konvensi sosial, impulsif, serta
gagal dalam membina hubungan interpersonal dan pekerjaan. Meski demikian
mereka sering menunujukkan kharisma dalam penampilan luar mereka dan paling
tidak memiliki intelegensi rata-rata. Ciri yang paling menonjol dari mereka adalah
tingkat kecemasan yang rendah ketika berhadapan dengan situasi yang mengancam
dan kurangnya rasa bersalah dan menyesal atas kesalahan yang telah mereka lakukan.
Hukuman biasanya hanya memberi sedikit dampak dalam perilaku mereka. Meski
orang tua atau orang lain menghukum mereka untuk kesalahan yang mereka lakukan,
mereka tetap menjalani kehidupan yang tidak bertanggung jawab dan impulsif. Laki-
laki cenderung menerima diagnosis kepribadian antisosial daripada perempuan
(Robins, Locke, & Reiger, 1991). Tingkat prevalensi dalam sampel komunitas
berkisar antara 3% sampai 6% pada laki-laki dan sekitar 1% untuk perempuan. Untuk
mendiagnosis perilaku antisosial orang itu paling tidak harus berumur 18 tahun.
Survey di Amerika Serikat lebih dari 3,5% populasi memenuhi kriteria Gangguan
Kepribadian Antisosial, dengan perbandingan pria 4 kali lebih banyak daripada
wanita dan orang kulit putih lebih banyak dibandingkan dengan orang kulit hitam3,4
2
Secara virtual sulit untuk memperkirakan kasus antisocial personality di dalam
masyarakat. Hanya sedikit dari mereka yang dirawat dipusat rehabilitasi mental.
Dalam kenyataannya banyak rumah sakit yang secara terang-terangan menolak
mereka dengan alasan bahwa institusi tersebut tidak diperuntukkan bagi mereka.
Sejumlah besar pria dan wanita dengan kepribadian antisosial menemukan cara
sendiri untuk mengatasi permasalahannya, namun disisi lain sangat sedikit upaya
untuk menangani mereka yang berperilaku kriminal. Sejumlah orang antisosial
lainnya tetap tinggal di lingkungannya sehingga dapat mempengaruhi keluarga
maupun teman-temannya.
Pada dasarnya seorang yang memiliki kepribadian antisosial tidak mampu untuk
bersikap hangat dan membina relasi interpersonal yang baik. Mereka tidak mampu
membina persahabatan atas dasar rasa percaya dan afeksi. Pada saat pendapat atau
sikap orang yang antisosial tidak diterima mereka dapat menjadi berbahaya dan
mungkin akan melakukan kekerasan. Karena mereka tidak memiliki nurani, mereka
mampu berperilaku ekstrim seperti agresif, brutal, atau tingkah laku lain yang
menyakiti.2
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Gangguan kepribadian antisosial atau Antisocial Personality Disorder (ASPD)
dijelaskan oleh American Psychiatric Association's Diagnostic and Statistical
Manual , edisi keempat (DSM-IV-TR), sebagai gangguan kepribadian Axis II yang
ditandai dengan suatu pola yang mendalam dari perasaan mengabaikan dan
pelanggaran terhadap hak orang lain yang dimulai di masa kecil atau masa remaja
awal dan berlanjut sampai dewasa.5
World Health Organization's International Statistical Classification of Diseases and
Related Health Problems, edisi kesepuluh (ICD-10), menjelaskan bahwa gangguan
yang secara konseptual mirip dengan gangguan kepribadian antisosial disebut (F60.2)
gangguan kepribadian yang tidak suka bergaul dengan orang lain atau Dissocial
Personality Disorder. 6
Psikopati dan sinonimnya, sosiopati, adalah istilah yang terkait dengan ASPD.
Psikopati sekarang biasanya dilihat sebagai bagian dari ASPD.7,8 American
Psychiatric Association's Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders
memasukkan berbagai konsep psikopati / sosiopati / kepribadian antisosial dalam
versi awal. Tetapi dimulai dari DSM-III 1980, digunakan untuk menggantikan istilah
Antisocial Personality Disorder dan difokuskan pada perilaku awal daripada
menggunakan penilaian kepribadian.
2.2 EPIDEMIOLOGI
Prevalensi gangguan kepribadian antisosial adalah 3 % pada laki-laki dan 1 % pada
wanita dalam populasi umum.9 Sedangkan di antara pasien psikiatri rawat jalan,
gangguan kepribadian antisosial memiliki prevalensi sekitar 3 - 30 %.10,11 Gangguan
kepribadian antisosial lebih sering ditemukan pada laki – laki dibanding pada
4
perempuan. Onset dari gangguan ini umumnya sebelum umur 15 tahun. Anak
perempuan biasanya memiliki gejala sebelum pubertas dan bahkan pada laki – laki
gejala muncul lebih awal. Suatu pola familial ditemukan di mana gangguan ini lima
kali lebih sering sering pada turunan pertama dari pihak laki-laki yang juga memiliki
gangguan kepribadian antisosial dibandingkan dengan kontrol.9 Gangguan
kepribadian ini sering ditemukan pada daerah perkotaan yang miskin dan di antara
penduduk yang berpindah – pindah di area tersebut (urban).9 Prevalensi perilaku
antisosial pada populasi tertentu seperti penjara yang didominasi oleh pelaku
kekerasan ditemukan lebih tinggi. Sebuah studi tentang gangguan mental
menunjukkan bahwa 47 % narapidana pria dan 21 % narapidana wanita memiliki
gangguan kepribadian antisosial.12 Gangguan kepribadian antisosial juga lebih banyak
ditemukan pada pengguna alkohol atau penyalahgunaan obat – obatan. Hal ini
diungkapkan berdasarkan hasil studi mengenai hubungan antara penyalahgunaan dan
ketergantungan obat terhadap gangguan kepribadian antisosial.13
2.3 ETIOLOGI
Kepribadian dibentuk selama masa kanak-kanak, melalui interaksi dari faktor genetik
dan lingkungan. Gangguan kepribadian diduga disebabkan oleh kombinasi pengaruh-
pengaruh genetik dan lingkungan. Beberapa orang mungkin memiliki kerentanan
genetik untuk mengembangkan gangguan kepribadian antisosial dan disertai situasi
kehidupan yang dapat memicu perkembangan sehingga mengarah pada kepribadian
antisosial.14 Penyebab pasti gangguan kepribadian antisosial tidak diketahui. Ada
banyak teori kemungkinan penyebab gangguan kepribadian antisosial antara lain
karena faktor biologi dan genetik, faktor sosial seperti bagaimana seseorang
berinteraksi dalam perkembangan awal dengan keluarga dan lingkungan, dan faktor
psikologis. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggung
jawab, melainkan ada faktor yang kompleks dan saling terkait dari kemungkinan
faktor tersebut. Jika seseorang memiliki gangguan kepribadian antososial, penelitian
menunjukkan bahwa adanya sedikit peningkatan risiko untuk diwariskan kepada
5
anak-anak mereka. Tetapi para ahli percaya bahwa kedua faktor keturunan dan
keadaan lingkungan mempengaruhi perkembangan kondisi.15
A). Faktor Genetik dan Biologi : Robins (1966) menemukan adanya kejadian
peningkatan karakteristik sosiopat dan alkoholisme dalam ayah individu dengan
gangguan kepribadian antisosial. Dimana pada keluarga orang-orang ini, saudara laki-
laki telah memperlihatkan gangguan kepribadian antisosial dan gangguan
penyalahgunaan zat, sedangkan saudara perempuan telah memperlihatkan gangguan
somatisasi. Dalam sebuah penelitian retrospektif terhadap gangguan ini, Raine et al
(1990) melaporkan bahwa indeks underarousal psychophysiological pada usia 15
adalah prediksi kriminalitas pada usia 24 tahun. Secara genetik bisa terkait dengan
pengaruh hormon dan neorutransmitter. Dimana neurotransmitter yang terkait adalah
serotonin seperti hasil sebuah meta-analisis dari 20 studi menunjukkan korelasi antara
ASPD dan metabolisme serotonin 5-hydroxyindoleacetic asam (5-HIAA). Studi ini
menemukan efek ukuran yang wajar, (p = -0.45), menunjukkan bahwa tingkat 5-
HIAA pada individu antisosial sekitar setengah standar deviasi lebih rendah daripada
mereka yang tidak memiliki karakteristik anti sosial.16
B). Faktor Psikologis (Lingkungan) : Bowlby (1944) gangguan kepribadian antisosial
berkorelasi dengan peranan ibu. Glueck dan Glueck (1968) melaporkan bahwa para
ibu dari anak-anak yang mengembangkan gangguan kepribadian menunjukkan
kurangnya disiplin yang konsisten, kurangnya kasih sayang, dan peningkatan insiden
alkoholisme dan impulsif. Kualitas ini berkontribusi terhadap kegagalan untuk
menciptakan lingkungan rumah kohesif dengan struktur yang konsisten dan batas-
batas perilaku. Dalam studi prospektif, resiko ditemukan berada pada anak usia 6
yang sering menunjukkan fitur kepribadian antisosial pada usia 18 tahun.
Gangguan ini menjadi lebih agresif dengan adanya agresi alkohol pada orang yang
bersangkutan. Orang dengan antisocial personality disorder lebih mungkin untuk
penyalahgunaan alkohol atau ketergantungan zat, dan lebih rentan terhadap agresi
6
yang berhubungan dengan efek alkohol dibandingkan orang tanpa gangguan
tersebut.16
2.4 DIAGNOSIS
World Health Organization's International Statistical Classification of Diseases and
Related Health Problems, edisi kesepuluh (ICD-10), menjelaskan bahwa gangguan
yang secara konseptual mirip dengan gangguan kepribadian antisosial disebut (F60.2)
gangguan kepribadian yang tidak suka bergaul dengan orang lain atau Dissocial
Personality Disorder.
Hal ini ditandai dengan sedikitnya 3 dari hal berikut ini:
1. Tidak peduli perasaan orang lain
2. Sikap tidak bertanggung jawab dan mengabaikan norma-norma sosial, aturan,
dan kewajiban
3. Ketidakmampuan untuk mempertahankan hubungan, meskipun tidak
memiliki kesulitan dalam membangun hubungan itu
4. Toleransi yang sangat rendah terhadap frustrasi dan ambang yang rendah
untuk pembuangan agresi, termasuk kekerasan
5. Ketidakmampuan untuk memiliki rasa bersalah atau untuk belajar dari
pengalaman, khususnya hukuman
6. Cenderung menyalahkan orang lain
Sedangkan American Psychiatric Association's Diagnostic and Statistical Manual ,
edisi keempat (DSM-IV-TR), mendefinisikan gangguan kepribadian antisosial (dalam
Axis II Cluster B) sebagai:
A) Adanya pola mengabaikan dan melanggar hak orang lain yang terjadi sejak usia
15 tahun, seperti ditunjukkan oleh tiga atau lebih dari berikut ini:
1. Kegagalan untuk mematuhi norma-norma sosial terhadap perilaku yang sah
seperti ditunjukkan dengan berulang kali melakukan tindakan penipuan,
berbohong, atau menipu orang lain untuk keuntungan pribadi atau
kesenangan;
7
2. Impulsif atau kegagalan untuk merencanakan masa depan;
3. Iritabilitas dan agresivitas, seperti ditunjukkan oleh perkelahian fisik berulang
atau serangan;
4. Sembrono mengabaikan keselamatan diri dan orang lain;
5. Tidak bertanggung jawab, seperti yang ditunjukkan oleh kegagalan berulang
untuk mempertahankan perilaku kerja yang konsisten;
6. Kurangnya penyesalan, seperti ditunjukkan dengan bersikap acuh tak acuh.
B) Individu adalah minimal berusia 18 tahun
C) Ada bukti dari gangguan perilaku dengan onset sebelum usia 15 tahun 14
D) Terjadinya perilaku antisocial ini tidak berlangsung bersamaan dengan
skizoprenia dan episode mania.
2.5 DIAGNOSIS BANDING
Antisocial personality disorder harus dibedakan dengan gangguan-gangguan
kepribadian seperti dibawah ini :
1. Histrionic personality disorder
Individu dengan Antisocial personality disorder dan Histrionic personality
disorder menunjukan kepribadian yang sama yaitu sama-sama memiliki sikap
impulsive, kegembiraan mencari sesuatu, ceroboh, menggoda dan
manipulative. Namun pada Histrionic personality disorder cenderung
memiliki rasa emosi yang berlebihan dan memiliki karakteristik tidak terdapat
sikap-sikap antisosial.
2. Borderline personality disorder
Individu dengan Borderline personality disorder bersikap manipulative
dengan tujuan mendapatkan pengasuhan, sedangkan pada Antisocial
personality disorder bersikap manipulative untuk mencari keuntungan ,
kekuatan atau bahan kepuasan lainnya.
8
3. Narcisistic personality disorder
Individu dengan Antisocial personality disorder dan Narcisistic personality
disorder menunjukan kepribadian yang sama yaitu sama-sama memiliki
kecenderungan keras kepala , ekploitatif dan tidak memiliki rasa empati.
Namun, pada Narcisistic personality disorder tidak terdapat karakteristik-
karakteristik seperti impulsivity, agresi maupun deceit. Selain itu, pada
Antisocial personality disorder tidak membutuhkan rasa kekaguman maupun
timbul rasa iri pada orang lain dan pada Narcisistic personality disorder
sedikit terdapat sejarah conduct disorder pada masa anak- anak dan
melakukan kegiatan kriminal pada saat dewasa. 17
2.6 JENIS
Antisosial adalah orang-orang yang memiliki "kebiasaan" untuk menyakiti orang
disekitarnya, memiliki kebiasaan mencuri dan sulit untuk berteman. Perbedaan antara
psikopat (psychopath) dan sosiopat (sociopath) tidaklah terlalu jelas, setidaknya
menurut American Psychiatric Association's Diagnostic and Statistical Manual , edisi
keempat (DSM-IV-TR) memasukkan dua definisi diatas dalam Antisocial
Personalities karena keduanya memiliki beberapa ciri umum yang sama.19
Tidak hanya adanya perbedaan pendapat apakah ada perbedaan antara sosiopat dan
psikopat, tapi juga mengenai apa saja yang menjadi pembeda diantara keduanya.
Psikopat dan sosiopat sama-sama merupakan individu yang mengabaikan perasaan
dan hak orang lain. Gejala ini sudah bisa muncul saat seeorang berusia 15 tahun yang
biasanya diiringi dengan perilaku kejam terhadap binatang.20
A). Psikopat
Seorang psikopat terlihat sangat menarik, selalu mencoba menarik perhatian orang di
awal bertemu, dan terkadang terkesan normal-normal saja. Sesungguhnya mereka
orang yang mencintai diri (narsis, egois), tidak jujur, sangat tergantung orang lain,
9
dan kerap menunjukkan perilaku tidak bertanggungjawab tanpa alasan yang jelas,
atau malah hanya karena merasa lucu saja. Mereka tak pernah mengaku salah, tak
punya rasa empati dan cinta, dan sering mereka terlibat hubungan cinta yang biasa
cenderung romantis. Psikopat biasanya memberikan alasan atas perilaku yang
sembarangan dan terkadang berani, bahkan menuduh orang lain melakukan kesalahan
yang ia perbuat. Mereka jarang belajar dari kesalahan dan sulit mengendalikan
keinginan spontan mereka. Kebanyakan psikopat adalah pria, walau tak diketahui
pasti alasan di belakang dominansi gender ini. Kecenderungan psikopat tak terhalang
batas geografis atau akses informasi. Itu sebab orang awam cenderung percaya
kepada seorang psikopat daripada sosiopat. Kepribadian yang nampak normal dari
psikopat diduga antara lain disebabkan oleh tingkat pendidikan yang lebih baik
daripada sosiopat. Psikopat tak sama dengan gila (skizofrenia/psikosis) karena
seorang psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya.
B). Sosiopat
Beberapa perilaku, sifat dan tindakan seorang sosiopat, mirip dengan psikopat.
Perbedaannya, sebagian ahli berpendapat sosiopat merupakan perilaku yang kurang
terorganisir. Sosiopat cenderung bertindak secara spontan tanpa memikirkan
konsekuensinya Dari sudut pandang kriminal, kejahatan seorang sosiopat biasanya
tidak terorganisasi dan spontan, sementara kejahatan para psikopat umumnya
direncanakan dengan baik. Untuk alasan ini, psikopat lebih sulit diidentifikasi, tidak
seperti sosiopat yang meninggalkan banyak jejak atas kejahatannya.
Psikopat dan sosiopat tidak mampu merasakan penyesalan atau rasa bersalah. Mereka
tampaknya tidak memiliki hati nurani dan hanya mementingkan diri sendiri. Mereka
sering mengabaikan aturan, adat istiadat, dan hukum, serta tidak peduli saat
tindakannya mungkin membahayakan orang lain.20
10
2.7 TREATMENT
Gangguan kepribadian antisosial sangat sulit untuk diobati. Orang-orang dengan
gangguan ini tidak menginginkan pengobatan dan berpikir bahwa mereka tidak
membutuhkan pengobatan. Tetapi karena gangguan kepribadian antisosial pada
dasarnya adalah sebuah cara hidup, bukan suatu kondisi yang dapat disembuhkan
seperti penyakit pada umumnya, orang yang terkena mungkin membutuhkan
pendekatan , perawatan jangka panjang dan tindak lanjut. Orang dengan gangguan
kepribadian antisosial memerlukan pengobatan untuk gangguan yang lain, seperti
gangguan depresi atau kecemasan. Penyedia layanan kesehatan medis dan mental
dengan pengalaman mengobati gangguan kepribadian antisosial adalah yang paling
mungkin untuk membantu pasien ini. Mereka yang terlibat dalam perawatan
seseorang dengan gangguan kepribadian antisocial yaitu sebuah keluarga atau dokter
perawatan primer, seorang psikiater, seorang psikoterapis, seorang apoteker, dan
anggota keluarga lainnya. Sedangkan beberapa pilihan perawatan yang tersedia untuk
gangguan kepribadian antisosial, yaitu psikoterapi, ketrampilan memanajemen stress
dan kemarahan, obat dna farmakoterapi, serta rawat Inap. Perlakuan terbaik atau
kombinasi perawatan tergantung pada situasi tertentu setiap orang dan keparahan
gejala.
A). Psikoterapi
Psikoterapi adalah cara utama untuk mengobati gangguan kepribadian antisosial.
Psikoterapi adalah istilah umum untuk proses mengobati kondisi atau keadaan mental
seseorang.Jenis psikoterapi yang digunakan untuk mengobati gangguan kepribadian
antisosial dapat meliputi:
1. Terapi perilaku kognitif. Jenis terapi ini membantu untuk mengungkap hal yang
tidak baik, keyakinan dan perilaku negatif dan menggantinya dengan perilaku,
yang positif.
11
2. Psikoterapi psikodinamik. Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran pikiran bawah sadar dan perilaku dengan pencerahan mengubah
dampak negatif mereka.
3. Psychoeducation. Terapi pendidikan berbasis mengajarkan tentang semua aspek
kondisi, termasuk pengobatan, menguasai strategi dan kemampuan memecahkan
masalah.
Psikoterapi dapat diberikan dalam sesi individu, terapi kelompok, atau dalam sesi
yang mencakup keluarga atau bahkan teman. Hasil dari jenis psikoterapi tergantung
pada situasi setiap individu seseorang.
B). Keterampilan untuk anggota keluarga
Jika Anda memiliki orang yang dicintai dengan gangguan kepribadian antisosial,
sangat penting bahwa Anda juga mendapatkan bantuan untuk diri sendiri Psikiater
dengan pengalaman mengelola kondisi ini dapat membantu mengajarkan
keterampilan untuk melindungi diri dari tindakan agresif, kekerasan dan kemarahan
untuk gangguan kepribadian antisosial. Mereka juga dapat merekomendasikan
strategi menghadapi masalah. Mintalah orang-orang di tim pengobatan untuk
referensi. Mereka juga mungkin dapat merekomendasikan kelompok dukungan bagi
keluarga dan teman-teman yang terkena gangguan kepribadian antisosial.
C). Obat
Tidak ada obat khusus disetujui oleh Administrasi Makanan dan Obat untuk
mengobati gangguan kepribadian antisosial. Namun, beberapa jenis obat-obatan
psikiatri dapat membantu dengan kondisi tertentu kadang-kadang dikaitkan dengan
gangguan kepribadian antisosial:
1. Obat antidepresan. Antidepresan dapat membantu meningkatkan perasaan
depresi, marah, impulsif, mudah marah atau putus asa.
2. Mood stabilizer drug. Sebagaimana namanya, stabilisator suasana hati dapat
membantu bahkan keluar perubahan suasana hati atau mengurangi lekas marah,
impulsif dan agresi.
12
3. Obat Anti cemas. Ini dapat membantu dengan kecemasan, agitasi atau insomnia.
Namun dalam beberapa kasus, mereka dapat meningkatkan perilaku impulsif.
4. Obat Antipsikotik. Juga disebut neuroleptik, ini mungkin sangat membantu jika
gejala termasuk kehilangan sentuhan dengan kenyataan (psikosis) atau, dalam
beberapa kasus, kecemasan atau kemarahan masalah yang hadir.
D). Rawat inap dan perawatan perumahan program
Dalam beberapa kasus, gejala-gejala gangguan kepribadian antisosial mungkin begitu
parah sehingga rumah sakit psikiatris diperlukan. Rawat inap psikiatri umumnya
direkomendasikan hanya ketika orang tidak mampu merawat diri dengan baik atau
berada dalam bahaya langsung merugikan diri sendiri atau orang lain. Pilihan rawat
inap psikiatri termasuk 24-jam perawatan rawat inap, rawat inap sebagian atau hari,
atau perawatan perumahan, yang menawarkan tempat yang mendukung untuk hidup.
2.8. PROGNOSIS
Jika ganguan keperibadian anti sosial berkembang, perjalanan penyakitnya tidak
mengalami remisi, dan puncak perilaku antisosial biasanya terjadi pada masa remaja
akhir dengan prognosisnya yang bervariasi. Beberapa laporan menyatakan bahwa
gejala menurun saat pasien semakin bertambah umur. Banyak pasien memiliki
gangguan somatisasi dan keluahan fisik multiple, gangguan depresif, gangguan
penggunaan alkohol dan penyalahgunaan zat lainnya. Gangguan yang umum terjadi
pada individu dengan kepribadian antisosial adalah gangguan depresi, gangguan
alkohol, dan zat-zat tertentu (obat-obatan terlarang). Walaupun treatment terkadang
bisa sukses, perubahan tidaklah cepat bila penderita mengalami gangguan antisosial
berat. Di beberapa kasus, perhatian keluarga yang dekat dengannya mempengaruhi
prognosis pasien.
Bila prognosis tidak baik, ini dipengaruhi oleh 2 faktor. Pertama, gangguan ini akibat
kegagalan dalam menerima norma sosial sehingga sering dipenjarakan karena
tindakan kriminal. Kedua, kurangnya kemampuan untuk memahami gangguan yang
13
dihadapi. Orang dengan gangguan antisosial biasanya melihat dunia sebagai sumber
masalah, bukan dirinya, sehingga tidak merasa perlu untuk melakukan pengobatan.
Jika ada perbaikan, ini biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama.
14
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan mengenai Gangguan Kepribadian Antisosial diatas, dapat kami
simpulkan sebagai berikut :
1. Gangguan kepribadian adalah gangguan psikologis kronis yang sangat
mempengaruhi kehidupan seseorang. Memiliki gangguan kepribadian negatif
dapat mempengaruhi pekerjaan seseorang, keluarga, dan kehidupan sosial
seseorang.
2. Pada dasarnya seorang yang memiliki kepribadian antisosial tidak mampu
untuk bersikap hangat dan membina relasi interpersonal yang baik. Mereka
tidak mampu membina persahabatan atas dasar rasa percaya dan afeksi.
3. Gangguan kepribadian antisosial atau Antisocial Personality Disorder
(ASPD) dijelaskan sesuai (DSM-IV-TR), sebagai gangguan kepribadian Axis
II yang ditandai dengan “ suatu pola yang mendalam dari perasaan
mengabaikan dan pelanggaran terhadap hak orang lain yang dimulai di masa
kecil atau masa remaja awal dan berlanjut sampai dewasa ". sedangkan
menurut WHO (ICD 10), Gangguan kepribadian antisocial merupakan
gangguan kepribadian yg tidak suka bergaul dgn orang lain.
4. Prevalensi gangguan kepribadian antisosial secara umum lebih banyak terjadi
pada laki-laki. Sedangkan di antara pasien psikiatri rawat jalan, gangguan
kepribadian antisosial memiliki prevalensi sekitar 3 - 30 %. Onset dari
gangguan ini umumnya sebelum umur 15 tahun.
5. Penyebab dari timbulnya gangguan keprtibadian antisosial masih belum bisa
dijelaskan, namun para ahli memiliki beberapa hipotesis, diantaranya faktor
keturunan dan keadaan lingkungan.
6. Diagnosis gangguan kepribadian antisocial ini bisa dibuat berdasarkan criteria
DSM-IV-TR ataupun dengan berpedoman pada ICD 10.
15
7. Diagnosis banding dari gangguan kepribadian antisocial diantaranya,
Histrionic personality disorder, Borderline personality disorder, Narcisistic
personality disorder.
8. Secara umum, gangguan kepribadian antisosial dibagi menjadi dua yaitu,
psikopat dan juga sosiopat.
9. Gangguan kepribadian antisosial sangat sulit untuk diobati. Orang orang
dengan gangguan ini tidak menginginkan pengobatan dan berpikir bahwa
mereka tidak membutuhkan pengobatan. Dimana pengobatan yang bisa
dilakukan seperti, psikoterapi, ketrampilan memanajemen stress dan
kemarahan, pemberian obat-obatan, dan rawat inap.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. http://belajarpsikologi.com/gangguan-kepribadian/
2. http://anakpohon.wordpress.com/2011/12/22/sikap-anti-sosial/
3. http://sosbud.kompasiana.com/2010/04/04/gangguan-kepribadian-antisosial-
psikopat/
4. http://abidinblog.blogspot.com/2008/11/gangguan-kepribadian-antisosial.html
5. Antisocial Personality Disorder – Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders Fourth edition Text Revision (DSM-IV-TR) American Psychiatric
Association (2000) pp. 645–650
6. dissocial Personality Disorder – International Statistical Classification of
Diseases and Related Health Problems 10th Revision (ICD-10)
7. Robert D. Hare. Psychopathy and Antisocial Personality Disorder: A Case of
Diagnostic Confusion, Psychiatric Times. Vol. 13 No. 2 February 1, 1996
8. Antisocial Personality Disorder: European Description. Mentalhealth.com.
Retrieved on 2011-12-07.
9. Kaplan, Shadock. Gangguan Kepribadian. Sinoposis Psikiatri. Edisi Kesepuluh.
New York, USA: the Univ. of the new York Univ. medical Centre; 2007.
10. Internet Mental Health – Antisocial Personality Disorder. Mentalhealth.com.
Retrieved on 2011-12-07.
11. Antisocial Personality Disorder – Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders Fourth edition Text Revision (DSM-IV-TR) American Psychiatric
Association(2000) pp. 645–650
12. Fazel, Seena; Danesh, John (2002). "Serious Mental Disorder in 23 000
Prisoners: A Systematic Review of 62 Surveys". The Lancet 359 (9306):
545. DOI:10.1016/S0140-6736(02)07740-1
13. Moeller, F. Gerard; Dougherty, Donald M. (2006). "Antisocial Personality
Disorder, Alcohol, and Aggression". Alcohol Research & Health. National
Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism.
17
14. Anne-Marin B. Cooper, M.D. Antisocial Personality Disorder (APD). Health.am ,
Health Centers , Mental Health , Mental Disorders , Personality Disorders. 2006
15. Cohen P. Child development and personality disorder. Psychiatric Clinics of
North America. 2008;31:477
16. F. Gerard Moeller, M.D., and Donald M. Dougherty, Ph.D. Antisocial Personality
Disorder,Alcohol, and Aggression. Vol. 25, No. 1, 2001
17. Maslim Rusdi dr . BUKU SAKU Diagnosis Gangguan Jiwa.
Jakarta,juni2003 .;70-74
18. J. Reid Meloy, Ph.D. Antisocial Personality Disorder.2007.;10-11
19. http://www.behavenet.com/capsules/disorders/antisocialpd.htm
20. Louis b. Schlesinger (1980) Distinctions between Psychopathic, Sociopathic and
anti-Social Personality Disorders. Psychological Reports: Volume 47, Issue , pp.
15-21.
18