Amaratus Sp

16
Amaratus sp. ( BAYAM ) Disusun oleh: Budiarto Heru Sayogo Reaneeta Safitrie Rhodiyah FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2011

Transcript of Amaratus Sp

Page 1: Amaratus Sp

Amaratus sp. ( BAYAM )

Disusun oleh:

Budiarto Heru Sayogo

Reaneeta Safitrie

Rhodiyah

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2011

Page 2: Amaratus Sp

BAB I

PENDAHULUAN

A. TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Hamamelidae

Ordo : Caryophyllales

Famili : Amaranthaceae

Genus : Amaranthus

Spesies : Amaranthus sp.

Deskripsi

Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk

dikonsumsi daunnya sebagai sayuran hijau. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik

namun sekarang tersebar ke seluruh dunia. Tumbuhan ini dikenal sebagai sayuran

sumber zat besi yang penting. Bayam sebagai sayur hanya umum dikenal di Asia

Timur dan Asia Tenggara, sehingga disebut dalam bahasa Inggris sebagai Chinese

amaranth. Di Indonesia dan Malaysia, bayam sering disalahartikan menjadi "spinach"

dalam bahasa Inggris (mungkin sebagai akibat penerjemahan yang dalam film kartun

Popeye), padahal nama itu mengacu ke jenis sayuran daun lain - lihat Bayam

(Spinacia).

Di tingkat konsumen, dikenal dua macam bayam sayur: bayam petik dan

bayam cabut. Bayam petik berdaun lebar dan tumbuh tegak besar (hingga dua meter)

dan daun mudanya dimakan terutama sebagai lalapan (misalnya pada pecel, gado-

gado), urap, serta digoreng setelah dibalur tepung. Daun bayam cabut berukuran lebih

kecil dan ditanam untuk waktu singkat (paling lama 25 hari), lebih cocok untuk dibuat

sup encer seperti sayur bayam dan sayur bobor. Bayam petik biasanya berasal dari

Page 3: Amaratus Sp

jenis A. hybridus (bayam kakap) dan bayam cabut terutama diambil dari A. tricolor.

Jenis-jenis lainnya yang juga dimanfaatkan adalah A. spinosus (bayam duri) dan A.

blitum (bayam kotok).

Kandungan besi pada bayam relatif lebih tinggi daripada sayuran daun lain

(besi merupakan penyusun sitokrom, protein yang terlibat dalam fotosintesis)

sehingga berguna bagi penderita anemia.

Bayam mengandung zat besi yang berupa Fe2+ (ferro), jikalau bayam terlalu

lama berinteraksi dengan O2 (Oksigen), maka kandungan Fe2+ pada bayam akan

teroksidasi menjadi Fe3+ (ferri). Meski sama-sama zat besi, yang bermanfaat untuk

manusia adalah ferro, lain halnya dengan ferri yang bersifat racun. Jadi jangan sekali-

sekali untuk memanaskan sayur bayam yang sudah melalui proses pemasakkan dalam

bentuk makanan.

Alangkah baiknya juga, kita harus segera mengkonsumsi bayam sesaat sudah

diolah, lebih baik hindari juga mengkonsumsi bayam yang sudah lebih dari 5 jam di

atas meja makan, karena selain mengandung zat ferri yang tadi disebutkan di atas,

bayam tersebut juga dapat mengandung zat nitrat (NO3) yang jika teroksidasi dengan

udara juga akan menjadi NO2 (nitrit) yang bersifat senyawa tidak berwarna, tidak

berbau dan bersifat racun.

Dalam proses penyimpanan di lemari es pun harus diperhatikan, karena

semakin lama bayam disimpan di dalam lemari es, senyawa nitrit pun akan terus

meningkat kadarnya.

Efek racun pada nitrit menimbulkan reaksi dengan zat besi dalam sel darah

merah tepatnya di hemoglobin. Ikatan nitrit dengan hemoglobin disebut

Methemoglobin yang mengakibatkan hemoglobin tidak mampu mengikat oksigen.

Jika jumlah methemoglobin mencapai lebih dari 15% dari total hemoglobin, makan

akan terjadi Sianosis yang artinya keadaan dimana seluruh jaringan tubuh manusia

kekurangan oksigen.

Secara umum, bayam dapat meningkatkan kinerja ginjal & melancarkan

pencernaan. Daun bayam digunakan untuk membersihkan darah sehabis bersalin,

Page 4: Amaratus Sp

memperkuat akar rambut serta mengobati tekanan darah rendah, kurang darah

(anemia) dan gagal ginjal.

Selain itu, sayur bayam memiliki khasiat untuk mencegah hilangnya

pengelihatan akibat usia yang menua (macular degeneration), penyakit kanker,katarak

dan bayi lahir cacat. Bayam adalah sumber lutein dan folate yang hebat, yang

membantu mencegah penyakit jantung & bayi yang lahir cacat.

Kandungan folic acid yang ada di bayam juga mampu melindungi otot jantung

dari meningkatnya kadar glukosa yang mudah larut dan mengandung B9. Vitamin ini

biasanya menjadi suplemen bagi perempuan yang mengandung untuk melindungi

bayi dari cacat pada bagian syaraf.

Manfaat Bayam lainnya, mengurangi pembentukan batu empedu sebab bayam

kaya magnesium di samping ikan, kacang almon kering, alpukat, pisang, kismis.

Sayur bayam juga memberikan zat besi pencegah anemia namun zat besi di dalam

bayam tidak mudah diserap.

B. TUJUAN PENGAMATAN

Untuk mengetahui perkembangan bayam mulai dari biji hingga berbuah

kembali dan mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan buah.

Page 5: Amaratus Sp

BAB II

ISI

A. TEMPAT PENGAMATAN

Tempat untuk mengamati mengambil 2 ( dua ) lokasi yaitu Green House yang terletak

di halaman belakang gedung MIPA dan halaman rumah dari salah satu anggota yang

terletak di daerah Kalideres, Jakarta Barat

B. WAKTU PENGAMATAN

Dimulai pada tanggal 18 Februari 2011 Waktu yang diambil adalah 16 Minggu dan

pengamatan pada pukul 07.30 dan 15.00 WIB

C. ALAT DAN BAHAN

Alat : Pot, alat tulis, kamera dan penggaris

Bahan : Pupuk, dan benih / biji Amaranthus sp.

D. CARA KERJA

Pada saat penanaman :

1. Siapkan pot 4 buah

2. Masukkan setengah dari pot tanah yang dicampur dengan bebatuan

3. Masukkan secukupnya benih / biji Amaranthus sp.

4. Tutup dengan pupuk

5. Siram setiap hari di pagi hari dan sore hari

Pada saat pengamatan

1. Perhatikan pot 1, 2, 3, 4

2. Lihat perkembangan yang terjadi pada masing – masing pot

3. Hitung perkembangan ( bila terjadi perkembsangan )

4. Catat ke dalam kertas laporan

Page 6: Amaratus Sp

E. TABEL PENGAMATAN

Minggu Ke - Pot 1 Pot 2 Pot 3 Pot 4

1 X X X

2 X X

3 X X X

4 X X X X

5 X X X X

6 X X X X

7 X X

8 X X

9 X X

10 X X

11 X X

12 X X

13 X X

14 X X

15 X X

16 X X

Ket :

X = tidak tumbuh

F. ANALISA HASIL PENGAMATAN

a. Minggu 1

Pada minggu pertama setelah penanaman, pot 1, 3, dan 4 tidak mengalami

perkembangan, sedangkan pot 2 mengalami perkembangan yaitu sudah mulai

menampakan daun dan batang. Deskripsi : tulang daun menjari, bentuk bulat

telur terbalik, pangkal daun tumpul, tepi daun rata, permukaan daun licin

mengkilat, warna daun hijau, ujung daun membulat, daging daun tipis lunak.

Tinggi tanaman 1 cm

b. Minggu 2

Pada minggu kedua setelah penanaman, pot 1 mulai berkembang dengan

mengeluarkan batang sepanjang 0,5 cm dengan 2 helai daun namun belum

terlihat bentuk tulang daun dan lainnya. Sementara pada pot dua

Page 7: Amaratus Sp

mengeluarkan 2 helaian daun lagi sehingga total 4 helaian daun dan 2 helaian

daun yang sudah terlebih dulu ada mulai membesar. Tinggi tanaman pada pot

dua mencapai 2 cm, sementara untuk pot 3 dan 4 tidak menunjukkan

perkembangan.

c. Minggu 3

Pada minggu ini hambatan mulai terjadi, hal ini terjadi pada pot 1 yang

terkena hama sehingga tanaman habis. Namun untuk pot 2 tidak mengalami

perkembangan secara daun hanya secara tinggi dan batang, tinggi pada pot 2

mencapai 3,5 cm dan terdapat 1 tanaman yang tumbuh yang tingginya

mencapai 3 cm. dan pada batang terdapat bulu – bulu yang halus

d. Minggu 4

Minggu ini menjadi minggu yang berat, dikarenakan tanaman layu akibat

panas yang terik dan kurangnya pemberian air sehingga tanaman layu dan

untuk sementara tidak ada perkembangan

e. Minggu 5

Minggu ini seperti minggu ke 4 tidak ada perubahan, malah tanaman semakin

layu akibat tanah yang kering.

f. Minggu 6

Tanaman habis dikarenakan layu, hal ini menyebabkan kami memutuskan

untuk mengulang kembali

g. Minggu 7 ( Minggu ke 1 setelah mengulang )

Setelah memutuskan untuk menanam kembali, seluruh pot belum

menunjukkan perkembangan

h. Minggu 8 ( Minggu ke 2 setelah mengulang )

Pada minggu ini pada pot 1 tanaman mulai menunjukkan perkembangan yang

sama dengan minggu pertama namun tinggi tanaman lebih panjang yaitu 4 cm

dan pada pot 2 tinggi sepanjang 2 cm

i. Minggu 9 ( Minggu ke 3 setelah mengulang )

Pada pot 1 mulai tumbuh banyak daun di bagian bawah batang, dan tinggi

pada pot ini mencapai 10 cm. Dan pada pot 2 belum berubah hanya tinggi

mencapai 5 cm

Page 8: Amaratus Sp

j. Minggu 10 ( Minggu ke 4 setelah mengulang )

Pada pot 1 terjadi pertumbuhan yang sangat signifikan tinggi tanaman

mencapai 25 cm. dan mulai menunjukkan akan berbuah dengan mengeluarkan

seperti buah kecil pada bagian atas tanaman. Pada pot 2 tanaman bertambah

tingginya sebanyak 5 cm mencapai 10 cm dan mulai mengeluarkan daun –

daun kecil pada bagian bawah tanaman

k. Minggu 11 ( Minggu ke 5 setelah mengulang )

Pada pot 1 tinggi tanaman sudah mencapai 30 cm dan mulai mengeluarkan

banyak seperti buah pada bagian atas hingga menengah. Pada minggu ini

sudah terjadi penebalan batang, sehingga batang agak tebal dan keras namun

masih berwarna hijau. Dan pada pot 2 hanya terjadi perubahan tinggi menjadi

13 cm.

l. Minggu 12 ( Minggu ke 6 setelah mengulang )

Tinggi pada pot 1 terus menambah menjadi 40 cm dan pada bagian yang

seperti buah mulai membesar dan memanjang namun arah tumbuh batang

mulai membengkok ke arah kiri. Pada pot 2 arah tumbuh batang tegak dan

tinggi mulai mencapai 17 cm

m. Minggu 13 ( Minggu ke 7 setelah mengulang )

Pada pot 1 terdapat daun yang sudah tergerogoti oleh hama hingga terpotong

namun mulai tumbuh lagi pada bagian bawah batang. Dan tinggi mencapai 52

cm dan seperti buah mulai berisi karena sudah merunduk. Dan pada pot 2

belum menunjukkan bagian seperti buah dan tingginya mencapai 22 cm

n. Minggu 14 ( Minggu ke 8 setelah mengulang )

Pada pot 1 tanaman tidak menunjukkan pertambahan jumlah daun hanya

tinggi yang mencapai 61 cm dan seperti buah mulai merunduk semua. Pada

bagian bawah batang terdapat bercak putih – putih dan arah tumbuh batang

makin ke kiri. Dan pada pot 2 tinggi tanaman mencapai 28 cm

Page 9: Amaratus Sp
Page 10: Amaratus Sp

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada penelitian ini dapat diambil kesimpulan yaitu bahwa tempat, perantaran dan

intensitas pengairan menjadi factor yang sangat penting. Karena pada saat mengulang

lokasi berpindah dari Jakarta timur menuju ke barat. Dan ketika lokasi berpindah

terjadi pertumbuhan yang sangat signifikan. Dan perawatan yang baik membuat

penelitian ini menjadi lebih baik.

B. SARAN

Sebaiknya kalau menanam sesuatu haruslah diperhatikan baik – baik sehingga dapat

menghasilkan sesuatu yang baik

C. DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Bayam

http://www.plantamor.com/index.php?plant=1515

http://www.sendokgarpu.com/tips/manfaat-dan-bahaya-bayam/618/

Page 11: Amaratus Sp

LAMPIRAN

Page 12: Amaratus Sp