SKRIPSI Program Studi Manajemen -...
Transcript of SKRIPSI Program Studi Manajemen -...
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPUASAN DISTRIBUTOR, PENGECER, DAN
PETANI DENGAN SIKAP TERHADAP PT. PUPUK SRIWIDJAJA
WILAYAH PEMASARAN DIY
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Winda Novitasari
062214028
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
i
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPUASAN DISTRIBUTOR, PENGECER, DAN
PETANI DENGAN SIKAP TERHADAP PT. PUPUK SRIWIDJAJA
WILAYAH PEMASARAN DIY
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Winda Novitasari
062214028
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
ii
iii
iv
MOTTO:
Manusia tidak perlu takut akan hal-hal yang tidak diketahui, kalau mereka sanggup
meraih apa yang mereka butuhkan dan inginkan
(Paulo Coelho)
Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu
ingin pergi. Jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu
kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
¸ Tuhanku Allah SWT
¸ Ibuku yang tersayang dan luar biasa
¸ Bapakku pelita keluarga
¸ Adikku Bayu Setianto penghibur hati
¸ Keluarga besar Karto Wiharjo yang kusayang
¸ My lovely yang setia mendampingi
v
vi
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPUASAN DISTRIBUTOR, PENGECER, DAN PETANI DENGAN SIKAP TERHADAP
PT. PUPUK SRIWIDJAJA WILAYAH PEMASARAN DIY
Winda Novitasari Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2010
Penelitian yang dilakukan pada PT. Pupuk Sriwidjaja Wilayah Pemasaran DIY, bertujuan untuk mengetahui, antara lain : 1. Menganalisis tingkat pelayanan dan mutu PT. Pupuk Sriwidjaja yang dialami oleh
distributor, pengecer, dan petani. 2. Apakah tingkat pelayanan dan mutu memiliki hubungan dengan kepuasan
distributor, pengecer, dan petani? 3. Apakah hubungan antara tingkat kepuasan distributor, pengecer, dan petani
dengan sikap terhadap PT. Pupuk Sriwidjaja Wilayah Pemasaran DIY? 4. Kompleksitas penyaluran pupuk dari perusahaan sampai dengan konsumen akhir. Dalam penelitian ini sample technique yang digunakan adalah purposive sampling dan quota sampling. Untuk pengujian instrumen digunakan analisis validitas dengan teknik analisis faktor dan uji reliabilitas dengan teknik cronbach alpha. Jawaban-jawaban kuesioner tersebut dianalisis dengan rumus korelasi product moment guna mengetahui hubungan antara kepuasan distributor, pengecer, dan petani dengan sikap terhadap perusahaan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Tingkat pelayanan PT. Pupuk Sriwidjaja yang dialami oleh distributor, distributor
terhadap pengecer, dan pengecer terhadap petani baik. Untuk tingkat mutu dari PT. Pusri terhadap distributor, distributor terhadap pengecer, dan pengecer terhadap petani baik.
2. Terdapat hubungan antara tingkat pelayanan dengan kepuasan distributor, pengecer, dan petani. Untuk tingkat mutu memiliki hubungan dengan kepuasan distributor, pengecer, tetapi tidak memiliki hubungan dengan kepuasan petani.
3. Terdapat hubungan antara kepuasan distributor, pengecer, dan petani dengan sikap terhadap perusahaan.
4. Berdasarkan skema alur pendistribusian pupuk yang ditetapkan oleh PERMENDAG dan PERMENTAN, kompleksitas pola alur distribusi pupuk tidak mengalami perubahan alur distribusinya, yaitu dari PT. Pusri ke petani.
vii
ABSTRACT RELATIONSHIPS BETWEEN LEVEL OF SATISFACTION OF DISTRIBUTOR,
RETAILERS, AND FARMERS AND ATTITUDES TOWARD PT. MARKETING AREA PUSRI YOGYAKARTA
Winda Novitasari
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2010
The aims of this research, which is conducted at PT. PUPUK SRIWIJAYA, DIY Marketing Region, were to examine: (1) Level of service and quality of PT. PUSRI as perceived by distributors, retailers and farmers, (2) Relationship and of level of service and quality the satisfaction of distributors, retailers, and farmers?, (3) Relationship between the level of satisfaction of distributors, retailers, and farmers and attitudes toward PT. PUSRI Yogyakarta Marketing Area?, (4) The complexity of fertilizer distribution to final consumers.
In this study, sample technique used was purposive sampling and quota sampling. For testing the instrument, validity of analytical was used with the techniques of factor analysis and reliability testing with Cronbach alpha technique. Data were analyzed using product moment correlation formula to find out the relationship between satisfaction with distributors, retailers, and farmers with attitudes toward the company. The results showed that:
The level of service and quality of PT. PUSRI experienced by distributors, distributors to retailers, and retailers to farmers were good. There was positive relationships between the level of service to the satisfaction of distributors, retailers and farmers.
viii
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
yang berjudul : “Hubungan antara Tingkat Kepuasan Distributor, Pengecer, dan
Petani dengan Sikap terhadap PT.Pupuk Sriwidjaja Wilayah Pemasaran DIY”. Pada
kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan kepada pihak-pihak yang telah
banyak membantu dalam penyusunan laporan skripsi ini baik dalam penelitian
maupun dalam penulisan laporan ini, terutama kepada:
1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A. selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Ike Janita Dewi, S.E., M.B.A. Ph.D. selaku Dosen pembimbing I yang
telah memberikan bimbingan, nasihat, petunjuk, saran dan kritik kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Lucia Kurniawati, S.Pd., M.S.M. selaku Dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, nasihat, petunjuk, saran dan kritik kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
x
5. Bapak Toni terimakasih atas bimbingan menulis dan mengikutsertakan pada
forum-forum diskusi yang bermanfaat menambah wacana saya.
6. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menuntut
ilmu di perguruan tinggi ini.
7. Segenap Staf dan Karyawan kesekretariatan Fakultas Ekonomi yang telah
memberikan bantuan banyak dalam pengurusan segala sesuatu tentang
perkuliahan.
8. Bapak Ibnu dan Bapak Bangkit selaku karyawan PT. Pupuk Sriwidjaja Kantor
Pemasaran Wilayah DIY yang telah membantu dalam memberikan data dan
informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.
9. Segenap staf, karyawan dan sekuriti serta seluruh pihak manajemen PT.
Pupuk Srwidjaja Kantor Pemasaran Wilayah DIY yang telah mengijinkan
penulis melakukan penelitian di PT. Pupuk Sriwidjaja Kantor Pemasaran
Wilayah DIY.
10. Pada seluruh distributor, pengecer, dan petani yang telah mau dan bersedia
menjadi responden dalam penelitian ini.
11. Ibu yang telah sabar membesarkan dan membimbing saya dalam kehidupan
ini, memberikan kasih sayang tulus dan mengajarkan bahwa di dunia ini
xi
membutuhkan suatu keprihatinan agar dapat bercermin antara kehidupan kita
dengan masyarakat.
12. Bapak yang telah mengajarkan untuk menjadi pribadi yang tangguh dan
memenuhi kebutuhan keluarga.
13. Pada Om Sunarto yang telah membimbing dan memberikan banyak masukan
di awal-awal penulisan skripsi.
14. Kawan-kawan BEMU’2006/2007, UKM, SC Kongres, SC Insadha
Universitas Sanata Dharma dan kawan-kawan organisasi dari berbagai
universitas lainnya yang telah berbagi wacana dan ideologi membentuk warna
sisi lain dari pribadi saya yang tidak dapat diperoleh ketika di bangku kuliah.
15. Para sahabat yang telah menemani saat suka dan duka serta bersedia untuk
mendengarkan keluh kesah selama ini (Tata, Rama, Mas Dwi, Lida, Ike, Fr.
Merdi, Sempal, Ibu Maria dan Rm. In)
16. Untuk teman-teman Manajemen 2006 dan semua teman-teman lainnya yang
tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimakasih atas perhatian dan kerjasama
kalian semua.
17. Untuk seseorang yang selalu setia mendampingi, memotivasi dan membantu
dalam suka dan duka proses penelitian dan penulisan skripsi ini.
xii
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN.…………………………………………….. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO…………………………. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………....... v
ABSTRAK……………………………………………………………......... vii
ABSTRACT……………………………………………………………....... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI…………….
KATA PENGANTAR……………………………………………………...
ix
x
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. xiii
DAFTAR TABEL………………………………………………………… xvi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… xvii
BAB. I PENDAHULUAN……………………………..…………………... 1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………... 4
C. Batasan Masalah……………………………………………………. 5
D. Tujuan………………………………………………………………. 5
E. Manfaat……………………………………………………………...
F. Sistematika Penulisan……………………………………………….
6
7
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………... 9
A. Pengertian Kepuasan………………………………………………... 9
B. Teori Kepuasan Konsumen…………………………………………. 14
C. Kinerja Perusahaan…………………………………………………. 16
D. Pengertian Pelayanan……………………………………………….. 17
xiv
E. Mempertahankan Pelanggan………………………………………... 18
F. Mutu (Kualitas)……………………………………………………... 19
G. Metode Pengukuran Kepuasan Konsumen…………………………. 20
H. Manajemen Relasi Pelanggan……………………………………….
I. Sikap…………………………………………………………………
22
25
J. Memprediksi Sikap Konsumen Melalui Model Multi Atribut……… 25
K. Distribusi……………………………………………………………. 32
L. Pengecer……………...……………………………………………... 35
M. Petani….…………………………………………………………….. 36
N. Perumusan Hipotesis………………………………………………... 36
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………. 39
A. Jenis Penelitian……………………………………………………… 39
B. Tempat Dan Waktu Penelitian……………………………………… 39
C. Subjek dan Objek Penelitian ……………………………………….. 40
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengumpulan Sampel…………….... 40
E. Jenis Data…………………………………………………………… 43
F. Definisi dan Operasional Variabel………………………………… 44
G. Teknik Pengukuran Data……………………………………………. 47
H. Pengujian Instrumen………………………………………………... 48
I. Teknik Analisis Data………………………………………………... 51
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN………………………... 54
A. Sejarah Berdirinya PT. Pupuk Sriwidjaja ………………………….. 54
B. Visi dan Misi Perusahaan…………………………………………… 59
C. Struktur Organisasi Perusahaan…………………………………….. 60
D. Sistem Distribusi dan Pemasaran…………………………………… 61
xv
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN.……………………… 79
A. Deskripsi Data………………………………………………………. 79
B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis……………………………... 82
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN………………………………….. 105
A. Kesimpulan…………………………………………………………. 105
B. Saran………………………………………………………………… 107
C. Keterbatasan Penelitian……………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
108
109
LAMPIRAN
1. Kuesioner
2. Data
3. Analisis Deskriptif
4. Analisis Validitas dan Reliabilitas
5. Analisis Masalah Kedua dan Ketiga
6. Surat Ijin Penelitian
7. Surat Keterangan dan RDKK
8. Peraturan Menteri
9. Dokumentasi Foto
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1 6 Tepat Penyaluran…………………………………………… 71
Tabel IV.2 Daftar Wilayah Penyaluran Pupuk Urea Bersubsidi……….
Tabel V.1 Daftar Distributor, Pengecer, dan Petani yang Menjadi
Responden………………………………………………………
75
81
Tabel V.2 Nilai Rata-Rata Responden per Variabel................................. 83
Tabel V.3 Hasil Pengujian Validitas Petani…………................................
Tabel V.4 Hasil Pengujian Reliabilitas Petani……………………………
89
90
xvii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR II.1 Konsep Kepuasan Konsumen…………………………… 13
GAMBAR III.1 Detail Pengambilan Sampel…………………………..... 41
GAMBAR III.2 Kerangka Konseptual Variabel……….……………….. 52
GAMBAR IV.1 Struktur Organisasi Perusahaan………………………. 60
GAMBAR IV.2 Rayonisasi Penyaluran Pupuk Urea Bersubsidi………. 74
GAMBAR V.1 Skema Alur Pendistribusian Pupuk…………………….. 101
GAMBAR V.2 Alur Pengajuan Penebusan dan Pelayanan Pupuk Urea
Bersubsidi………………………………………………....
102
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kepuasan maupun ketidakpuasan pelanggan menjadi topik yang hangat
dibicarakan pada tingkat internasional/global, nasional, industri, dan
perusahaan. Kepuasan pelanggan ditentukan oleh kualitas barang/jasa yang
dikehendaki pelanggan, sehingga jaminan kualitas menjadi prioritas utama
bagi setiap perusahaan, yang pada saat ini khususnya dijadikan sebagai tolok
ukur keunggulan daya saing perusahaan. Pada dasarnya, pengertian
kepuasan/ketidakpuasan pelanggan merupakan perbedaan antara harapan dan
kenyataan kinerja yang dirasakan. Jadi, pengertian kepuasan pelanggan berarti
bahwa kinerja suatu barang sekurang-kurangnya sama dengan apa yang
diharapkan (Supranto, 2001: 224). Sedangkan menurut Kotler (2007: 177)
kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah
membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau
hasil) yang diharapkan.
Pelanggan harus dipuaskan. Kalau mereka tidak puas maka, akan mengambil
sikap meninggalkan perusahaan dan menjadi pelanggan pihak pesaing. Makin
banyak pelanggan yang meninggalkan perusahaan dan menjadi pelanggan
pihak pesaing, penjualan perusahaan akan menurun, yang pada gilirannya laba
perusahaan juga akan menurun. Perusahaan harus tanggap atas kepuasan
2
maupun ketidakpuasan konsumen. Itulah sebabnya diperlukan pengukuran
tingkat kepuasan pelanggan. Proses pengukuran dimulai dari penentuan siapa
yang menjadi pelanggan, kemudian dipantau dari tingkat kualitas yang
diinginkan dan pada akhirnya formulasi strategi.
Hasil pengukuran tingkat kepuasan pelanggan dapat menunjukkan
karakteristik atau atribut apa dari produk/jasa yang membuat pelanggan tidak
puas. Tanpa adanya tindakan untuk melakukan koreksi atau perbaikan hasil
pengukuran tingkat kepuasan pelanggan menjadi tidak bermanfaat. Padahal
tujuan pengukuran tingkat kepuasan pelanggan ialah untuk dapat memenuhi
faktor-faktor yang membuat para pelanggan tidak puas untuk segera
diperbaiki. Hal ini dilakukan agar pelanggan tidak kecewa, tetap menjadi
pelanggan perusahaan yang bersangkutan bahkan menjadi pelanggan yang
loyal, yang dapat meningkatkan penjualan dan pada gilirannya akan
meningkatkan laba perusahaan.
Salah satu penelitian yang membahas kepuasan yang berjudul, “Analisis
Hubungan Kepuasan terhadap Pelayanan dengan Loyalitas Konsumen
(Suswidatiningsih, 2003)” menyimpulkan bahwa adanya hubungan yang
signifikan antara kepuasan konsumen dengan pelayanan yang diberikan dan
hubungan yang signifikan antara kepuasan konsumen dengan loyalitas
konsumen. Penelitian lainnya yang berjudul, “Analisis Kepuasan Konsumen
pada Kualitas Pelayanan (Diana, 2004)” menyimpulkan bahwa konsumen
merasa puas dengan kualitas pelayanan yang diberikan. Sekalipun telah
banyak penelitian yang meneliti tentang kepuasan pelanggan, masih jarang
3
penelitian tentang kepuasan distributor, pengecer, dan petani dalam
hubungannya terhadap sikap.
Sebagai unit usaha, PT. PUSRI harus mampu menghasilkan keuntungan
guna menunjang lancarnya operasi pabrik. Selanjutnya keuntungan yang
diperoleh ini dikembalikan kepada pemerintah dalam bentuk deviden dan
pajak sebagai salah satu upaya untuk menunjang pembangunan nasional di
sektor lain.
Sebagai penggerak pembangunan, PT. PUSRI membantu menumbuhkan
mekanisme perekonomian nasional sehingga mampu berperan dalam era
pembangunan saat ini. Sebagai stabilisator, PT. PUSRI berupaya mendukung
dan menciptakan stabilitas nasional yang mantap, dalam kegiatan untuk
kebutuhan para petani atau konsumen dalam negeri.
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, maka penulis
mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan antara Tingkat Kepuasan
Distributor, Pengecer, dan Petani dengan Sikap terhadap PT.Pupuk Sriwidjaja
Wilayah Pemasaran DIY” sehingga kinerja perusahaan yang selanjutnya
dapat lebih efektif dan efisien serta dapat meningkatkan loyalitas konsumen
terhadap perusahaan.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahannya dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. a. Sejauh mana tingkat pelayanan dan mutu untuk distributor terhadap
PT. Pupuk Sriwidjaja?
b. Sejauh mana tingkat pelayanan dan mutu untuk pengecer terhadap PT.
Pupuk Sriwidjaja?
c. Sejauh mana tingkat pelayanan dan mutu untuk petani terhadap PT.
Pupuk Sriwidjaja?
2. Apakah tingkat pelayanan dan mutu memiliki hubungan dengan kepuasan
distributor, pengecer, dan petani?
3. Apakah kepuasan distributor, pengecer, dan petani memiliki hubungan
dengan sikap terhadap PT. Pupuk Sriwidjaja?
4. Bagaimana kompleksitas penyaluran pupuk dari perusahaan sampai
dengan konsumen akhir?
5
C. Batasan Masalah
Ada banyak hal yang menyebabkan rasa puas maupun tidak puas
pelanggan dalam pemasaran barang, yaitu: kinerja (performance), fitur
(features), reliabilitas, konformasi, daya tahan (durability), serviceability,
estetika (aesthetic), persepsi terhadap kualitas (perceived quality) (Tjiptono,
2008:67-68). Akan tetapi penelitian ini hanya akan meneliti hubungan antara
kesenjangan mutu yang diharapkan dan yang dialami dengan kepuasan.
D. Tujuan
Tujuan penelitian merupakan suatu hal untuk menjawab perumusan dari
masalah yang dikemukakan. Adapun tujuan penelitian ialah sebagai berikut:
1. a. Menganalisis tingkat pelayanan dan mutu barang yang dialami
distributor terhadap PT. Pupuk Sriwidjaja.
b. Menganalisis tingkat pelayanan dan mutu barang yang dialami
pengecer terhadap PT. Pupuk Sriwidjaja.
c. Menganalisis tingkat pelayanan dan mutu barang yang dialami petani
terhadap PT. Pupuk Sriwidjaja.
2. Menganalisis tingkat pelayanan dan mutu memiliki hubungan dengan
kepuasan distributor, pengecer, dan petani.
6
3. Menganalisis kepuasan distributor, pengecer, dan petani memiliki
hubungan dengan sikap PT. PUSRI.
4. Menganalisis kompleksitas distribusi pupuk dari perusahaan sampai
dengan konsumen akhir.
E. Manfaat
1. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka menentukan strategi
pengambilan keputusan mengenai pelayanan, mutu, dan kinerjanya
terhadap pelanggan (distributor, pengecer dan petani), terutama pimpinan
harus memperhatikan hal-hal atau atribut apa saja yang dianggap penting
oleh pelanggan agar mereka merasa puas.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bacaan ilmiah
bagi perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan menjadi bahan
pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.
7
F. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penelitian.
BAB II : Landasan Teori
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang landasan teori yang
berhubungan dengan masalah yang akan di bahas. Bagian akhir
ini juga berisi hipotesis.
BAB III : Metode Penelitian
Meliputi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek dan
obyek penelitian, populasi; sampel dan teknik pengumpulan data,
jenis data, definisi operasional variabel, teknik pengukuran data,
pengujian instrumen, dan teknik analisis data.
BAB IV : Gambaran Umum Perusahaan
Meliputi gambaran informasi tentang perusahaan yang menjadi
tempat dilakukannya penelitian.
8
BAB V : Analisis Data dan Pembahasan
Meliputi uraian tentang hasil pengolahan data, analisa data,
pembahasan, dan jawaban dari masalah yang diajukan.
BAB VI : Kesimpulan, Saran, dan Keterbatasan Penelitian
Meliputi kesimpulan yang diambil dari penelitian dan saran-saran
kepada pihak perusahaan disertai pernyataan penulis akan
keterbatasan penelitian yang dilakukannya.
9
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Pengertian Kepuasan
Kepuasan konsumen adalah konsep penting dalam konsep pemasaran dan
penelitian konsumen. Sudah menjadi pendapat umum bahwa jika konsumen
merasa puas dengan suatu produk atau merek, mereka cenderung akan terus
membeli dan menggunakannya serta memberitahu orang lain tentang pengalaman
mereka yang menyenangkan dengan produk tersebut. Jika mereka tidak
dipuaskan, mereka cenderung beralih merek serta mengajukan keberatan pada
produsen, pengecer, dan bahkan menceritakannya kepada konsumen lainnya.
Paradigma ketidakcocokan, harapan pra pembelian (prepurchase expectations)
adalah kepercayaan tentang kinerja suatu produk yang diperkirakan akan muncul
ketidakcocokan (disconfirmation) adalah perbedaaan antara harapan pra
pembelian dan pesepsi pasca pembelian. Harapan pra pembelian dapat dipenuhi
ketika kinerja produk sesuai dengan apa yang diharapkan dan tidak cocok ketika
yang terjadi adalah sebaliknya (J. Paul Peter dan Jerry C. Olson, 2000: 157-158).
Harapan konsumen dalam konteks kepuasan konsumen pada umumnya
10
merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan
diterimanya. Pengertian ini didasarkan pada pandangan bahwa harapan
merupakan standar prediksi atau standar ideal.
Kata kepuasan (satisfaction) sendiri berasal dari bahasa Latin “satis” (artinya
cukup baik, memadai) dan “facio” (melakukan atau membuat). Kepuasan dapat
diartikan sebagai “upaya pemenuhan sesuatu” atau “membuat sesuatu memadai”.
Berdasarkan kajian literatur kepuasan pelanggan secara intensif, Giese & Cote
(dalam Tjiptono, Chandra & Adriana 2008: 43) mengidentifikasi 20 definisi yang
diacu dalam riset kepuasan pelanggan selama periode waktu 30 tahun. Walaupun
definisi tersebut bervariasi (bahkan diantaranya saling tidak konsisten satu sama
lain), kedua pakar ini menemukan kesamaan dalam hal tiga komponen utama:
1. Kepuasan pelanggan merupakan respons (emosional atau kognitif);
2. Respon tersebut menyangkut fokus tertentu (ekspektasi, produk, pengalaman
konsumsi dan seterusnya);
3. Respon terjadi pada waktu tertentu (setelah konsumsi, setelah pemilihan
produk/jasa, berdasarkan pengalaman akumulatif, dan lain-lain).
Secara singkat, kepuasan pelanggan terdiri atas tiga komponen: respon
menyangkut fokus tertentu yang ditentukan pada waktu tertentu.
11
Kotler dan Keller (2008: 138-139) mendefinisikan kepuasan merupakan
perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan
kinerja yang dipersepsikan produk (hasil) terhadap ekspektasi mereka. Jika
kinerja berada dibawah harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi
harapan pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas atau
senang. Sementara itu, Engel, et al., (dalam Tjiptono, 2000: 24) menyatakan
bahwa kepuasan konsumen merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif-
alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil sama atau
melampaui harapan konsumen sedangkan ketidakpuasan timbul apabila (outcome)
yang diperoleh tidak memenuhi harapan konsumen.
Faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan menurut Pasuraman terdiri
dari beberapa faktor yaitu (dalam Tjiptono, 2008: 67-68).
1. Kinerja (performance) : karakteristik operasi dasar dari suatu produk.
2. Fitur (features) : karakteristik pelengkap khusus yang dapat menambah
pengalaman pemakaian produk.
3. Reliabilitas : probabilitas terjadinya kegagalan atau kerusakan produk dalam
periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan,
semakin andal produk bersangkutan.
4. Konformasi : tingkat kesesuaian produk dengan standar yang telah
ditetapkan.
12
5. Daya tahan (durability) : jumlah pemakaian produk sebelum produk
bersangkutan harus diganti.
6. Serviceability : kecepatan dan kemudahan untuk direparasi, serta kompetensi
dan keramahtamahan staf layanan.
7. Estetika (aesthetic) : menyangkut penampilan produk yang dapat dinilai
dengan panca indera.
8. Persepsi terhadap kualitas (perceived quality) : kualitas yang dinilai
berdasarkan reputasi penjual.
13
GAMBAR II.1
Konsep Kepuasan Konsumen
Sumber: Tjiptono, Fandy
Tujuan Perusahaan
Nilai Produk Bagi Konsumen
PRODUK
Tingkat Kepuasan Konsumen
Harapan Konsumen terhadap Produk
Kebutuhan dan Keinginan Konsumen
14
B. Teori Kepuasan Konsumen
Dari banyak teori kepuasan pelanggan yang dapat merepresentasikan
ekspektasi terhadap produk dan kinerja produk adalah Cognitive Dissonance
Theory.
1. Pengertian Cognitive Dissonance Theory
Teori ini berfokus pada keselarasan antara dua elemen kognitif. Jika salah
satu elemen tidak sesuai/selaras dengan elemen lainnya, kedua tersebut berada
pada situasi dissonance. Dissonance adalah kesenjangan atau perbedaan
antara ekspektasi dan kinerja produk. Apabila kinerja produk lebih buruk
dibandingkan ekspektasi pelanggan maka situasinya adalah negative
disconfirmation. Jika kinerja produk lebih bagus daripada ekspektasi
pelanggan, maka situasinya disebut positive disconfirmation, sedangkan jika
kinerja sama persis atau sesuai dengan harapan, situasinya dinamakan simple
confirmation. Apabila diskonfirmasi terjadi konsumen akan berusaha
menekan atau mengasimilasinya dengan jalan mengubah persepsinya terhadap
produk agar lebih konsisten dengan ekspektasinya.
Teori cognitive dissonance merupakan fondasi bagi expectancy
disconfirmation model yang hingga saat ini mendominasi literatur kepuasan
pelanggan. Dalam model ini, kepuasan pelanggan didefinisikan sebagai
“evaluasi yang memberikan hasil di mana pengalaman yang dirasakan
15
setidaknya sama baiknya (sesuai) dengan yang diharapkan”. Ekspektasi
terhadap kinerja produk/jasa berlaku sebagai standar perbandingan terhadap
kinerja aktual produk/jasa. Beberapa pakar mengidentifikasi empat macam
standar kinerja dalam mengonseptualisasikan harapan pra pembelian atas
kinerja produk/jasa:
a. Equitable performance (normative performance; effort versus outcome;
should expectation; deserved expectation), yakni penilaian normatif yang
mencerminkan kinerja yang seharusnya diterima seseorang atas biaya dan
usaha yang telah dicurahkan untuk membeli dan mengonsumsi barang
atau jasa tertentu.
b. Ideal performance (optimum versus actual performance; ideal
expectation; desired expectation), yaitu tingkat kinerja optimum atau ideal
yang diharapkan oleh seorang konsumen.
c. Expected performance (realistic versus actual performance; will
expectation; predictive expectation), yaitu tingkat kinerja yang
diiperkirakan/diantisipasi atau yang paling diharapkan/disukai konsumen
(what the performance probably will be). Tipe ini yang paling banyak
digunakan dalam riset kepuasan/ketidakpuasan pelanggan, terutama yang
didasarkan pada expectancy disconfirmation model.
16
d. Adequate (minimum torelable) expectation, yakni tingkat kinerja
produk/jasa terendah yang dapat ditoleransi pelanggan.
Faktor karakteristik pelanggan juga berpengaruh terhadap harapannya atas
kinerja produk. Ada pelanggan yang memang memiliki harapan lebih tinggi
atas suatu produk dibandingkan pelanggan lainnya. Konsekuensinya,
standarnya lebih tinggi. Demikian pula halnya, rentang penerimaan (latitudes
of acceptance) terhadap tingkat adaptasi berbeda antar-individu. Konsumen
yang memiliki rentang penerimaan lebih sempit cenderung lebih mudah tidak
puas dibandingkan mereka yang mempunyai rentang penerimaan lebih luas.
Perbedaan kecil saja antara harapan dan kinerja aktual sudah dapat membuat
konsumen seperti ini merasa tidak puas.
C. Kinerja Perusahaan
Kinerja mengandung pengertian kemampuan kerja untuk menghasilkan
keuntungan secara efisien dan efektif. Menurut Mathis (2001: 78) kinerja pada
dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Dalam dunia
bisnis, tinggi rendahnya kinerja diukur dalam bentuk laba yang dihasilkan.
Manajemen harus memiliki kemampuan dalam menggerakkan kreativitas sumber
daya manusia yang ada agar dapat bekerja secara efektif dan efisien. Kemampuan
manajemen menggerakkan dan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada
dapat dinilai dari laporan keuangan yang disusun setiap akhir periode. Melalui
17
laporan keuangan tersebut, dapat direncanakan hal-hal yang perlu dilakukan
sehubungan dengan peningkatan kinerja di masa yang akan datang.
D. Pengertian Pelayanan
Pelayanan atau servis dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan atau
keuntungan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain. Pelayanan
pada dasarnya bersifat intangible (tak teraba) dan tidak berujung pada
kepemilikan. Produk pelayanan bisa berkaitan dengan produk fisik, bisa juga
tidak. Banyak perusahaan menganggap layanan konsumen sebagai tempat yang
paling tepat untuk merebut konsumen. Pangsa pasar diperoleh bukan dengan cara
menganalisis sesuatu yang sedang tren, mempelajari sebab-sebabnya, atau
patokan umum lainnya, tetapi dengan membuat konsumen senang atas pelayanan
yang kita berikan pada mereka. Setiap masalah konsumen adalah kesempatan bagi
perusahaan untuk membuktikan komitmen pelayanannya. Untuk menunjukkan
komitmen pelayanan kepada konsumen, tidaklah cukup hanya dengan
memberikan pelayanan yang baik saja. Konsumen harus mengakui kenyataan
bahwa mereka telah menerima pelayanan yang baik Berhasil tidaknya bisnis
sebuah perusahaan tergantung bagaimana para karyawan menjalin hubungan atau
bekerjasama dengan orang lain. Pendapat konsumen akan pelayanan yang mereka
terima sangat penting artinya bagi kesuksesan sebuah perusahaan. Pendapat
mereka itulah yang nantinya menjadi keputusan apakah mereka akan membeli
18
atau tidak, apakah mereka akan kembali lagi untuk mendapatkan pelayanan kita
atau tidak (Sutedja, 2007: 5-10).
E. Mempertahankan Pelanggan
Mempertahankan hubungan antara perusahaan dan pelanggan perlu terus
dibina. Adapun cara untuk mempertahankan pelanggan yaitu dengan memberikan
kepuasan yang tinggi, dengan cara ini pesaing akan sulit masuk walaupun dengan
harga lebih murah ataupun rangsangan lainnya dan pelanggan cenderung tidak
ingin untuk berganti produk. Hal tersebut menurut Kotler (2001: 44-46) dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Menambahkan manfaat sosial dengan cara membuat hubungan antara
perusahaan dengan pelanggannya secara lebih pribadi dimana pelanggan
dilayani sebagai klien perusahaan yang dilayani oleh seorang petugas
perusahaan yang ditugaskan khusus untuk hal tersebut.
2. Menambahkan manfaat struktural, misalnya memberikan alat khusus atau
hubungan komputer yang menolong pelanggan mengelola pemesanan,
pengepakan, persediaan, dan lain-lain.
19
F. Mutu (Kualitas)
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, mutu didefinisikan sebagai tingkat
baik-buruknya sesuatu. Mutu dapat pula didefinisikan sebagai tingkat
keunggulan, jadi mutu ukuran relatif kebaikan. Secara operasional produk
bermutu adalah produk yang memenuhi berbagai harapan pelanggan. Pada
umumnya konsumen melihat kualitas barang atau jasa dalam delapan dimensi
antara lain (Boyd, Harper, 2000: 57) :
1. Kinerja (performance) harus terwujud melalui karakteristik pengoperasian
produk.
2. Tampilan (feature) merupakan karakteristik produk kedua yang dirancang
untuk memperkuat fungsi dasar produk.
3. Keandalan (reability) adalah kemungkinan sebuah produk tampil memuaskan
sepanjang waktu tertentu.
4. Konformasi (conformance) adalah cara bagaimana karakteristik operasi
sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu.
5. Daya tahan (durability) merupakan ukuran hidup sebuah produk, ini
mencakup dimensi teknis (penggantian) dan biaya perbaikan.
6. Kemampulayanan (serviceability) berkaitan dengan kecepatan dan
kemudahan memperoleh perbaikan yang mantap.
20
7. Estetika (aesthetic) berkaitan dengan bagaimana sebuah produk terlihat,
terasa, terdengar, tercicipi, dan terbuai, penilaian ini bersifat subyektif dan
berhubungan pada bagaimana konsumen mengharapkan mutu.
8. Persepsi mutu (perceived quality) sering dihasilkan dari pengguna ukuran
tidak langsung ketika konsumen mungkin kurang atau tidak memiliki
informasi tentang atribut sebuah produk.
G. Metode Pengukuran Kepuasan Konsumen
Pengukuran kepuasan konsumen menurut Kotler (2007) dapat dilakukan
dengan menggunakan 4 metode:
1. Sistem Keluhan dan Saran
Perusahaan yang berorientasi pada kepuasan konsumen memberi kesempatan
yang luas pada konsumen untuk menyampaikan keluhan dan saran dengan
menyediakan kotak saran, kartu komentar, dan lainnya, dari keluhan dan saran
yang diperoleh ini akan mendapat informasi yang bisa dijadikan bahan
masukan pada perusahaan yang menginginkan perusahaan untuk mengatasi
hal-hal yang mungkin timbul berkaitan dengan pelayanan kepada konsumen.
2. Ghost Shopping
Cara ini ditempuh untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan
konsumen dengan melakukan cara mempekerjakan orang/ghost shopper untuk
21
berperan dan bersikap sebagai konsumen potensial terhadap produk dari
perusahaan pesaing. Kemudian mereka melaporkan pada perusahaan
mengenai kekuatan dan kelemahan produk pesaing berdasarkan pengalaman
mereka sebagai pembeli produk itu.
3. Lost Customer Analysis
Perusahaan sebaiknya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti
membeli atau pindah ke perusahaan lain agar dapat memahami mengapa hal
itu bisa terjadi, karena dengan semakin banyaknya konsumen yang berpindah
ke perusahaan lain menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan
konsumen.
4. Survei Kepuasan Konsumen
Survai kepuasan konsumen dalam suatu penelitian dapat dilakukan melalui
pos, telepon atau wawancara pribadi. Melalui survai ini diharapkan
perusahaan memperoleh tanggapan secara langsung dari konsumen dan
memperoleh tanda positif bahwa perusahaan menaruh perhatian yang besar
kepada kosumen.
22
H. Manajemen Relasi Pelanggan (CRM—Customer Relationship
Management)
1. Pengertian Customer Relationship Management
CRM merupakan proses mengelola informasi rinci tentang masing-masing
pelanggan dan secara cermat mengelola semua ”titik sentuhan” pelanggan
demi memaksimalkan kesetiaan pelanggan. Titik sentuhan pelanggan adalah
kesempatan apa pun di mana seorang pelanggan menghadapi merek dan
produk—mulai dari pengalaman aktual, komunikasi massal sampai observasi
kasual.
Kerangka kerja untuk pemasaran satu lawan satu antara lain:
a. Mengidentifikasi prospek dan pelanggan.
b. Mendiferensiasikan pelanggan berdasarkan kebutuhan dan nilai mereka
untuk perusahaan.
c. Berinteraksi dengan pelanggan perorangan untuk meningkatkan
pengetahuan tentang kebutuhan perorangan mereka dan membangun
hubungan yang lebih kuat.
d. Memodifikasi produk, layanan, dan pesan kepada setiap pelanggan (Kotler
dan Keller, 2008: 150).
23
Definisi CRM menurut Buttle (2007) adalah strategi inti dalam bisnis
yang mengintegrasikan proses-proses dan fungsi internal dengan semua
jaringan eksternal untuk menciptakan serta mewujudkan nilai bagi para
konsumen sasaran secara profitabel. CRM didukung oleh data konsumen yang
berkualitas dan teknologi informasi.
Tujuan CRM yaitu profitabilitas pelanggan. Pengukuran profitabilitas
pelanggan berarti bahwa organisasi harus mampu melacak pendapatan dan
biaya pada pelanggan, baik pada tingkat segmen atau tingkat individu.
2. Tahapan Utama dari Rantai Nilai Customer Relationship Management
Model ini mengidentifikasi lima tahap penting dalam pengembangan dan
penerapan strategi CRM. Secara singkat, kelima tahap tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Analisis portofolio pelanggan. Tahap ini melibatkan analisis terhadap
basis pelanggan secara aktual dan potensial untuk mengidentifikasi
pelanggan mana yang ingin dilayani di masa mendatang.
b. Keintiman pelanggan. Pada tahap ini dapat dikenali identitas, riwayat,
tuntutan, harapan, dan pilihan pelanggan.
c. Pengembangan jaringan. Untuk mengidentifikasi, menjelaskan, dan
mengelola hubungan dengan anggota jaringan dalam perusahaan. Hal ini
24
termasuk organisasi-organisasi dan orang-orang yang berkontribusi pada
penciptaan dan penyampaian proporsi nilai untuk pelanggan terpilih.
Jaringan dapat mencakup anggota dari luar seperti supplier, mitra, dan
pemilik/investor, dan juga pihak internal yang penting, yaitu pegawai.
d. Pengembangan proposisi nilai. Tahap ini melibatkan pengidentifikasian
sumber-sumber nilai bagi pelanggan dan penciptaan suatu proposisi dan
pengalaman yang memenuhi kebutuhan, harapan, dan pilihan mereka.
e. Mengelola siklus hidup pelanggan. Siklus hidup pelanggan adalah
perjalanan pelanggan dari status ‘suspek’ menjadi ‘pendukung’.
Pengelolaan siklus hidup membutuhkan perhatian pada proses dan
struktur.
(1) Proses, bagaimana perusahaan mulai mengerjakan proses-proses
penting dari penguasaan, perawatan, dan pengembangan pelanggan,
serta bagaimana perusahaan akan mengukur kinerja dari strategi
CRM-nya.
25
(2) Struktur, bagaimana perusahaan akan mengorganisasi dirinya untuk
mengelola hubungan pelanggan.
I. Sikap
Kata sikap berasal dari bahasa Latin aptus, yang berarti “kecocokan” atau
“kesesuaian”. Beberapa definisi sikap antara lain:
1. Sikap merupakan “kategorisasi objek pada rangkaian kesatuan evaluatif.
2. “Karakteristik utama yang membedakan sikap dari konsep lainnya adalah sifat
evaluatif atau afektif”.
3. Sikap merupakan inti dari rasa suka dan tidak suka bagi orang, kelompok,
situasi, objek, dan ide-ide tidak berwujud tertentu”.
Menurut Nickels yang dikutip dalam Dharmmesta (2000: 93-94) sikap
merupakan suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap
penawaran produk dalam masalah-masalah yang baik ataupun kurang baik secara
konsekuen.
26
J. Memprediksi Sikap Konsumen Melalui Model Multi-Atribut
1. Pengertian Atribut
Atribut (attributes) adalah karakteristik atau fitur yang mungkin dimiliki
atau tidak dimiliki oleh objek. Terdapat dua kelas atribut secara luas, yaitu:
a. Atribut Intrinsik : segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat aktual
produk.
b. Atribut Ekstrinsik : segala sesuatu yang diperoleh dari aspek eksternal
produk, seperti nama merek, kemasan, dan label.
Kepercayaan terhadap objek, atribut, dan manfaat menunjukkan persepsi
konsumen, dan karena itu, umumnya kepercayaan seorang konsumen berbeda
dengan konsumen lainnya. Tiga jenis kepercayaan:
a. Kepercayaan atribut-objek (object-attribute beliefs)
Kepercayaan atribut objek menghubungkan sebuah atribut dengan objek,
seperti seseorang, barang atau jasa.
b. Kepercayaan manfaat atribut (attribute-benefit beliefs)
Merupakan persepsi konsumen tentang seberapa jauh sebuah atribut
tertentu menghasilkan, atau memberikan, manfaat tertentu.
c. Kepercayaan manfaat objek (object-benefit beliefs)
27
Merupakan persepsi konsumen tentang seberapa jauh produk, orang, atau
jasa tertentu yang akan memberikan manfaat tertentu.
Pentingnya atribut (attribute importance) didefinisikan sebagai penilaian
umum seseorang terhadap signifikansi atribut atas produk atau jasa jenis
tertentu. Empat unsur yang menentukan perhatian konsumen yang diarahkan
pada sebuah atribut adalah:
a. Karakteristik penerima pesan. Contoh karakteristik penerima pesan yang
mempengaruhi perhatian adalah kebutuhan dan nilai-nilai konsumen.
b. Karakteristik periklanan. Karakteristik ini dapat menarik perhatian
konsumen terhadap atribut dan menyebabkan mereka mengalokasikan
kapasitas kognitif pada atribut tersebut.
c. Faktor-faktor peluang tanggapan. Faktor-faktor ini menentukan seberapa
luas seseorang harus memproses informasi tentang sebuah atribut. Peluang
tanggapan akan meningkat apabila informasi tentang atribut diulang dan
ketika konsumen tidak dikacaukan saat informasi tentang atribut diproses.
d. Karakteristik produk, karakteristik ini adalah kualitas yang dirasakan.
2. Harga sebagai Atribut
Harga salah satu atribut paling penting yang dievaluasi oleh konsumen,
dan manajer perlu benar-benar menyadari peran tersebut dalam pembentukan
28
sikap konsumen. Dalam situasi tertentu para konsumen sangatlah sensitif
terhadap harga (misalnya, permintaan yang elastik), sehingga harga yang
relatif tinggi dibanding para pesaingnya dapat mengeliminasi produk dari
pertimbangan konsumen. Akan tetapi, dalam kasus lainnya harga dapat
dipergunakan sebagai indikator pengganti kualitas produk, dengan hasil
bahwa harga yang lebih tinggi dipandang positif oleh segmen pasar tertentu.
Jadi harga produk dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif
terhadap konsumen.
4. Model Multiatribut (multiattribute models)
Mengidentifikasi bagaimana konsumen mengkombinasikan kepercayaan
mereka tentang atribut produk untuk membentuk sikap terhadap berbagai
alternatif merek, korporasi, atau objek lainnya. Model multiatribut
mengasumsikan bahwa konsumen menggunakan pendekatan hierarki
pengaruh standar di mana kepercayaan mengarah pada formasi sikap, yang
selanjutnya mengarah pada perilaku pembelian.
a. Model Sikap-Terhadap-Objek (attitude-toward-the-object) atau model
Fishbein
Model ini mengidentifikasi dua faktor utama yang memprediksi sikap,
antara lain:
29
(1) Kepercayaan utama (salient beliefs) adalah kepercayaan terhadap
atribut objek yang diaktivasi ketika seseorang sedang mengevaluasi
sikap terhadap sebuah objek.
(2) Model sikap-terhadap-objek Fishbein adalah kekuatan kepercayaan di
mana objek memiliki atribut yang dipertanyakan. Kekuatan hubungan
atribut produk biasanya dinilai dengan bertanya kepada konsumen,
“Seberapa besar kepercayaan bahwa objek x memiliki atribut y?”
b. Sikap Global versus Sikap-Terhadap-Objek
Pengukuran sikap global (global attitude measure) adalah pengukuran
langsung dari seluruh afeksi dan perasaan konsumen tentang sebuah
objek. Untuk mengukur sikap global, beberapa pertanyaan diajukan pada
skala diferensial semantik—yang meminta para responden untuk menilai
objek pada berbagai skala yang berpusat pada arti sifat yang berlawanan.
5. Kapankah Sikap Memprediksikan Perilaku?
Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan di mana sikap memprediksi
perilaku, antara lain:
a. Keterlibatan konsumen (involvement of the consumer). Sikap dapat
digunakan untuk memprediksi perilaku pembelian jika kondisi
keterlibatan tinggi, apabila hierarki pembelajaran standar berlaku.
30
b. Pengukuran sikap (attitude measurement). Pengukuran sikap memiliki
sifat dapat dipercaya dan absah—dan berada pada tingkat abstraksi yang
sama dengan pengukuran perilaku.
c. Pengaruh orang lain (effect of other people). Keinginan orang lain
terhadap pembelian dan motivasi konsumen untuk mengikuti keinginan
tersebut mempengaruhi keadaan sikap memprediksi perilaku.
d. Faktor situasional (situational factors). Faktor-faktor situasional, seperti
liburan, tekanan waktu, dan penyakit, mungkin menghalangi sehingga
pengukuran sikap gagal untuk memprediksi perilaku dengan baik.
e. Pengaruh merek lain (effect of other brands). Walaupun sikap konsumen
terhadap suatu merek adalah sangat menguntungkan, namun jika sikap
konsumen terhadap merek lain jauh lebih menguntungkan, maka merek
lain ini kemungkinan yang akan dibelinya.
f. Kekuatan sikap (attitude strength). Untuk sikap yang mempengaruhi
perilaku, ia harus memilih kekuatan dan keyakinan yang cukup untuk
diaktivasi dalam memori.
6. Fungsi Sikap
Empat fungsi sikap yang bisa digunakan oleh pemasar sebagai metode untuk
mengubah sikap konsumen terhadap produk dan atributnya
31
(dikemukakan oleh Daniel Katz) antara lain:
a. Fungsi Utilitarian. Fungsi sikap ini mengacu pada ide bahwa orang
mengekspresikan perasaan untuk memaksimalkan penghargaan dan
meminimalkan hukuman yang mereka terima dari orang lain.
b. Fungsi Pembelaan-Ego (Ego Defensive). Fungsi sikap ini adalah
melindungi orang dari kebenaran mendasar tentang diri sendiri atau dari
kenyataan kekejaman dunia luar.
c. Fungsi Pengetahuan (Knowledge Function). Sikap juga dapat
dipergunakan sebagai standar yang membantu seseorang untuk memahami
dunia mereka. Fungsi pengetahuan juga membantu menjelaskan beberapa
pengaruh kesetiaan merek. Dengan mempertahankan sikap positif
terhadap produk, konsumen dapat menyederhanakan hidup mereka.
Kesetiaan merek dapat mengurangi waktu pencarian yang diperlukan
untuk memperoleh sebuah produk dalam memenuhi kebutuhannya.
d. Fungsi Nilai Ekspresif. Fungsi dari sikap ini mengacu pada bagaimana
seseorang mengekspresikan nilai sentral mereka kepada orang lain—yang
juga disebut fungsi identitas sosial. Ekspresi sikap bahkan dapat
membantu seseorang dalam mendefinisikan konsep diri mereka kepada
yang lain (Mowen, 2002: 319-321).
32
K. Distribusi
1. Pengertian Distribusi
Kebanyakan produsen tidak menjual barang-barang mereka secara
langsung kepada para pengguna akhir; antara mereka ada sekelompok
perantara yang melakukan berbagai fungsi. Perantara ini menetapkan satu
saluran pemasaran (juga disebut saluran perdagangan atau saluran distribusi).
Saluran distribusi adalah sekumpulan organisasi yang saling bergantung yang
terlibat dalam proses yang membuat produk atau jasa siap digunakan atau
dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis (Kotler dan Armstrong,
2004: 508).
Program distribusi dan penjualan dapat didefinisikan sebagai program
yang terdiri atas berbagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar
dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada
konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis,
jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan). Dengan kata lain, proses
distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang mampu:
a. Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang
dapat merealisasikan kegunaan/utilitas bentuk, tempat, waktu, dan
kepemilikan.
33
b. Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara
fisik dan non-fisik yang meliputi arus barang fisik, arus kepemilikan, arus
informasi, arus promosi, arus negosiasi, arus pembayaran, arus pendanaan,
arus penanggungan risiko, dan arus pemesanan.
2. Arti Penting Saluran Distribusi
Saluran distribusi merupakan unsur marketing mix perusahaan selain
harga, produk, dan promosi yang kesemuanya merupakan kesatuan yang
memberikan nilai tambah yang sangat berarti bagi perusahaan. Beberapa
pengamat mengatakan bahwa saluran distribusi merupakan suatu sistem
organisasi yang melibatkan unit perusahaan yang ada maupun pihak luar yang
berkaitan dengan kegiatannya.
Secara umum saluran distribusi merupakan line yang dilalui barang untuk
ditransfer, baik secara langsung kepada konsumen akhir, maupun yang tidak
langsung melalui beberapa lembaga sebagai penyalur. Jadi saluran distribusi
mempunyai fungsi untuk memperpendek jarak karena unggul dalam efisiensi
usaha. Saluran distribusi yang digunakan PT. PUSRI ialah produsen-
distributor-pengecer-konsumen, saluran ini disebut juga sebagai saluran
distribusi tidak langsung.
Saluran distribusi menggerakkan barang dan jasa dari produsen kepada
konsumen, mereka memecahkan kesenjangan utama seperti waktu, tempat,
34
pemilikan yang memisahkan barang dan jasa dari mereka yang ingin
menggunakannya. Anggota saluran distribusi melakukan beberapa fungsi
kunci. Sebagian membantu dalam melengkapi transaksi (Sunarto, 2004: 230) :
a. Informasi : mengumpulkan dan mendistribusikan riset
pemasaran dan informasi intelijen tentang faktor-faktor dan kekuatan-
kekuatan dalam lingkungan pemasaran yang dibutuhkan untuk
merencanakan dan membantu terjadinya pertukaran.
b. Promosi : mengembangkan dan menyebarluaskan komunikasi
persuasif berkenaan dengan suatu penawaran.
c. Kontak : menemukan dan berkomunikasi dengan pembeli
perspektif.
d. Mencocokkan : membentuk dan menyesuaikan penawaran terhadap
kebutuhan pembeli.
e. Negosiasi : mencapai suatu kesepakatan atas harga dan kondisi
lain dari penawaran sehingga kepemilikan dapat dipindahkan.
Yang lainnya membantu menyempurnakan transaksi yang telah dipenuhi :
a. Distribusi fisik : memindahkan dan menyimpan barang.
b. Pendanaan : mendapatkan dan menggunakan dana untuk menutup biaya
kegiatan pendistribusian.
35
c. Pengambilan risiko : memperhitungkan risiko menjalankan tugas
pendistribusian.
3. Distributor
Distributor adalah penyalur; orang atau pihak yang menyalurkan barang
yang berupaya untuk memuaskan kebutuhan konsumen dengan mencari
kesesuaian barang dengan harga, tempat, dan waktu yang diinginkan
pelanggan. Distributor yang dimaksud disini ialah perusahaan perorangan atau
badan usaha, baik berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang
ditunjuk oleh produsen untuk melakukan pembelian, penyimpanan,
penyaluran, dan penjualan pupuk bersubsidi dalam partai besar di wilayah
tanggung jawabnya untuk dijual kepada petani dan/atau kelompok tani
melalui pengecer yang ditunjuknya (PERMENDAG RI No. 07/M-
DAG/PER/2/2009).
L. Pengecer
Pengecer (retailer) adalah bisnis yang penjualannya berasal terutama dari
penjualan eceran. Penjualan eceran (retailing) semua aktivitas yang dilibatkan
dalam menjual barang-barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir
untuk penggunaan pribadi mereka, bukan penggunaan untuk bisnis (Kotler dan
Armstrong, 2004: 555). Pengecer yang dimaksud disini ialah Pengecer Resmi
yang selanjutnya disebut pengecer perseorangan, kelompok tani, dan badan usaha
36
baik yang berbentuk badan hukum yang berkedudukan di Kecamatan dan/atau
Desa, yang ditunjuk oleh distributor dengan kegiatan pokok melakukan penjualan
pupuk bersubsidi di wilayah tanggung jawabnya secara langsung hanya kepada
petani dan/atau kelompok tani (PERMENDAG RI No. 07/M-DAG/PER/2/2009).
M. Petani
Petani adalah perorangan warga negara Indonesia yang mengusahakan
budidaya tanaman pangan atau hortikultura dengan luasan tertentu. Kelompok
Tani adalah kumpulan petani yang mempunyai kesamaan kepentingan dalam
memanfaatkan sumberdaya pertanian untuk bekerja sama meningkatkan
produktivitas usaha tani dan kesejahteraan anggotanya dalam mengusahakan
lahan usaha tani secara bersama pada satu hamparan atau kawasan, yang
dikukuhkan oleh Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk (PERMENTAN RI
No. 50/Permentan/SR.130/11/2009).
N. Perumusan Hipotesis
Penelitian ini digunakan untuk mengulas deskripsi dan hubungan kepuasan
distributor, pengecer, dan petani dengan sikap terhadap perusahaan karena sebuah
implementasi dari strategi pemasaran. Hipotesis merupakan jawaban sementara
mengenai masalah yang akan diteliti dan merupakan pertanyaan yang perlu diuji
kebenarannya. Hipotesis dapat pula diartikan sebagai jawaban sementara dari
penelitian sampai dibuktikan melalui data terkumpul.
37
Rumusan masalah pertama :
Untuk rumusan masalah pertama tidak ada hipotesis, karena penelitian
bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pelayanan dan mutu
yang diharapkan dengan yang dialami distributor, pengecer, dan konsumen akhir
yaitu petani terhadap PT. Pupuk Sriwidjaja.
Rumusan masalah kedua dan ketiga:
Mewujudkan kepuasan pelanggan merupakan hal yang penting untuk
dilakukan oleh perusahaan. Mencari pelanggan yang baru dibandingkan dengan
menjaga loyalitas pelanggan lama biayanya lebih besar mencari pelanggan baru.
Kepuasan pelanggan disini dikelompokkan menjadi tiga yaitu kepuasan
distributor, pengecer, dan kepuasan pengguna akhir yaitu petani dipengaruhi oleh
kinerja perusahaan PT. PUSRI dalam melayani pelanggan, menjaga mutu produk,
dan menjaga hubungan baik dengan mereka. Apabila yang diharapkan pelanggan
kepada perusahaan terwujud dengan baik maka pelanggan juga akan setia
terhadap perusahaan dalam penggunaan produk perusahaan itu sendiri. Ketika
pelanggan puas dan loyal terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan maka
hal itu akan berdampak positif terhadap kelangsungan citra perusahaan itu sendiri.
Maka dapat diajukan hipotesis penelitian untuk rumusan masalah 2, yaitu :
38
Ha1 : Tingkat pelayanan dan mutu memiliki hubungan positif dengan kepuasan
distributor, pengecer, dan petani.
Ha2 : Tingkat kepuasan distributor, pengecer, dan petani memiliki hubungan
positif dengan sikap terhadap PT. Pupuk Sriwidjaja.
Rumusan masalah keempat:
Penyampaian pupuk dari perusahaan sampai dengan konsumen akhir yaitu
petani ternyata tidak semudah yang dibayangkan oleh orang-orang pada
umumnya. Apabila tidak ada sistem dan pengawasan yang ketat, maka barang
yang tujuannya diperuntukkan kepada yang benar-benar membutuhkan bisa saja
diselewengkan jatuh ke lain pihak dengan tujuan untuk kepentingan pihak-pihak
tertentu saja. Ketika produk itu tidak diterima atau jadwal penerimaannya
terlambat dan keterlambatannya tidak seperti biasanya, hal ini dapat
menyebabkan konsumen tidak puas akan kinerja suatu perusahaan atau lembaga
yang menyalurkannya. Maka dari itu, penulis akan mengulas lebih lanjut tentang
seluk-beluk pendistribusian pupuk. Rumusan masalah keempat ini tidak ada
hipotesis karena penelitian bersifat deskriptif. Penjelasan yang ada berdasarkan
tinjauan di lapangan ketika penulis melakukan penelitian.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan penulis merupakan penelitian kuantitatif.
Hasil temuan dalam penelitian ini akan didapatkan dan disimpulkan
berdasarkan hasil perhitungan yang akan dilakukan. Penelitian kuantitatif
adalah analisis data yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari data hasil
penelitian dengan menggunakan perhitungan dan rumus statistik. Studi yang
akan dilakukan dalam penelitian ini adalah studi penelitian relasional kausal.
Studi kausal akan menunjukan arah hubungan variabel bebas dan variabel
terikat serta mengukur kekuatan hubungannya.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
PT. Pupuk Sriwidjaja Kantor Pemasaran Wilayah DIY, yang
berlokasi di Jl. Ring Road Utara, Depok Sleman Yogyakarta dan
untuk penyebaran kuesioner pada distributor, pengecer, dan petani
yang berada di wilayah Kabupaten Sleman, Kulon Progo, Bantul,
dan Gunung Kidul.
2. Waktu Penelitian
Januari 2010-Agustus 2010
Pengambilan data dimulai Februari 2010
40
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek
Subjek penelitian adalah pelanggan yang membeli dan menggunakan
pupuk PT. PUSRI, yaitu disini adalah distributor, pengecer, dan petani
selaku konsumen akhir.
2. Objek penelitian adalah kepuasan konsumen dan sikap konsumen.
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengumpulan Data
Subjek penelitian yang akan penulis jadikan sampel dalam penelitian ini
adalah para distributor pupuk, pengecer dan petani sebagai pelanggan terakhir.
Ketiga pelanggan merupakan pelanggan yang menentukan adanya hubungan
positif antara tingkat kepuasan dengan sikap konsumen.
1. Populasi
Populasi adalah sekumpulan subjek penelitian yang mempunyai
karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, sebagai
populasi adalah distributor pupuk, pengecer pupuk dan kelompok tani
yang berada di DIY.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data besarnya
dalam suatu penelitian. Cara pengambilan sampel adalah dengan
Purposive Sampling dan Quota Sampling. Purposive Sampling adalah
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sedangkan Quota
Sampling merupakan metode pengambilan sampel yang memastikan
41
bahwa kelompok tertentu secara memadai terwakili dalam penelitian
melalui penggunaan kuota (jumlah). Pada umumnya, kuota yang
ditentukan bagi setiap subkelompok adalah berdasarkan total jumlah tiap
kelompok dalam populasi. Dalam penelitian ini, penulis mengambil 5
distributor yang mewakili 4 Kabupaten (Sleman, Bantul, Kulon Progo, dan
Gunung Kidul), 10 pengecer yang mewakili 4 wilayah tanggung jawab
distributor dan 50 petani yang menggunakan pupuk sebagai sampel.
GAMBAR III.1
Detail Pengambilan Sampel Distributor, Pengecer, dan Petani
Keterangan :
a. Setiap 1 kabupaten rata-rata diwakili 1 distributor, kecuali Kabupaten
Gunung Kidul yang mempunyai 8 distributor maka diambil 2
distributor. Distributor-distributor tersebut antara lain:
42
(1) Dari 3 distributor di Sleman diambil 1 distributor, yaitu: CV. SRI
AGUNG REJEKI
(2) Dari 5 distributor di Bantul diambil 1 distributor, yaitu: PUSKUD-
Metaram.
(3) Dari 8 distributor di Gunung Kidul diambil 2 distributor, yaitu:
CV. TANI UNGGUL dan CV. FAI PUTRA
(4) Dari 4 distributor di Kulon Progo diambil 1 distributor, yaitu: KUB
– KUD H.R Prodjo Mintardjo.
b. Dari masing-masing distributor tersebut diambil 2 pengecer sebagai
sampel untuk diteliti, antara lain:
(1) CV. SRI AGUNG REJEKI : UD. Anugerah Depok dan Kios Setia
Kawan Kalasan
(2) PUSKUD-Metaram : Kios DM Piyungan dan KUD. Tani
Binangun Banguntapan.
(3) CV. TANI UNGGUL: Kios Yayuk Karang Mojo dan UD. Mekar
Tani Wonosari.
(4) CV. FAI PUTRA : KUD. Gunung Sewu Tepus dan Kop. Tani
Wijaya Tanjung Sari.
(5) KUB – KUD H.R Prodjo Mintardjo : KUD. Sido Tentrem
Kalibawang dan Kios Handayani Nanggulan.
c. P = Petani, dimana 5 orang petani mewakili 1 Kelompok Tani dibawah
naungan masing-masing pengecer yang diteliti.
43
3. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan sampel yang penulis gunakan yaitu:
a. Kuesioner
Kuesioner yaitu merupakan suatu pengumpulan data dengan
mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden yang berhubungan
dengan kepuasan konsumen dan sikap konsumen.
b. Wawancara
Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengajukan beberapa
pertanyaan secara langsung kepada perwakilan distributor, pengecer,
dan petani di daerah sampel penelitian mengenai pelayanan
perusahaan, kualitas pupuk, dan penyaluran pupuk ke tangan
konsumennya.
E. Jenis Data
Untuk mengumpulkan informasi dan data yang dibutuhkan dalam
penulisan ini adalah dengan data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang diperoleh dari objek penelitian yang belum diolah dengan
metode kuesioner tentang kepuasan konsumen dan sikap konsumen.
Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak
langsung yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi, disini
data sekunder yang digunakan adalah data pelanggan dan profil perusahaan.
44
F. Definisi dan Operasional Variabel
1. Identifikasi Variabel
Menurut Sugiyono (2008: 3) variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah:
a. Kepuasan Konsumen
b. Pelayanan
c. Mutu
d. Sikap Konsumen
2. Definisi Konseptual dan Operasional
a. Kepuasan Konsumen
Definisi kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang
setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan
harapan.
Tingkat kepuasan konsumen, akan dioperasionalisasikan sebagai
berikut:
(1) Pemberian kualifikasi jenis dan manfaat pupuk kepada konsumen,
(2) Jadwal penyampaian pupuk ke tangan konsumen tepat waktu,
(3) Prosedur penanganan keluhan dan saran dari konsumen direspon
dengan baik.
45
b. Pelayanan
Pelayanan atau servis dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan atau
keuntungan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain.
(1) Service excellence atau pelayanan yang unggul, yakni suatu sikap
atau cara karyawan dalam melayani konsumen secara memuaskan.
Secara garis besar terdapat empat unsur didalamnya:
(a) Kecepatan : konsumen dapat mengantri dengan teratur pada
saat penebusan pupuk.
(b) Ketepatan : melayani permintaan pupuk sesuai permintaan
kelompok tani yang diajukan melalui pengecer, pengecer
menyampaikan ke distributor, dan distributor mengajukan ke
perusahaan dan tidak terjadi kesalahan (kelebihan atau
kekurangan) dalam pendistribusian pupuk.
(c) Keramahan : ramah dalam melayani publik.
(d) Kenyamanan : fasilitas tempat duduk yang memadai saat
pelayanan diberikan.
(2) Prosedur penebusan dan pembayaran pembelian pupuk dari
distributor ke perusahaan tidak memberatkan distributor.
(3) Pemanfaatan jaringan telepon untuk melayani konsumen lebih
cepat.
46
(4) Perusahaan bekerjasama bersama Dinas atau instansi terkait
melaksanakan program penyuluhan atau promosi guna menunjang
Program Ketahanan Pangan di daerah penyaluran distributor.
(5) Selalu memberikan informasi terbaru tepat waktu berkaitan dengan
perubahan harga pupuk.
(6) Perubahan harga pupuk per kantong masih dapat dijangkau oleh
petani.
c. Mutu
Definisi mutu adalah tingkat keunggulan, jadi mutu ukuran relatif
kebaikan. Secara operasional produk bermutu adalah produk yang
memenuhi berbagai harapan pelanggan. Mutu akan
dioperasionalisasikan sebagai berikut:
(1) Spesifikasi produk yang tertulis di kemasan cukup jelas dan
kemasan masih baik.
(2) Biaya yang dikeluarkan untuk membeli pupuk sesuai dengan berat
kapasitas pupuk per kantong.
(3) Biaya yang dikeluarkan untuk membeli pupuk sebanding dengan
mutu produk yang dirasakan.
(4) Pemenuhan kebutuhan pupuk untuk distributor, pengecer, dan
petani dapat tercukupi sesuai dengan kebutuhan kelompok tani di
setiap desa.
(5) Pupuk UREA PT. PUSRI menjadi pupuk pokok petani
dibandingkan dengan pupuk lain.
47
(6) Perusahaan memberikan jaminan garansi apabila terjadi kerusakan
produk ketika produk masih terdapat di Gudang Pupuk PUSRI
tingkat Kabupaten.
d. Sikap
Pengertian dari sikap konsumen dalam penelitian ini adalah
penilaian subyektif dari konsumen terhadap PT. Pupuk Sriwidjaja.
Sikap konsumen, akan dioperasionalisasikan sebagai berikut:
(1) Konsumen percaya dengan kinerja PT. PUSRI.
(2) Konsumen mempercayai informasi yang diberikan PT. PUSRI.
(3) Konsumen merasa senang bekerjasama dengan PT. PUSRI
karena responsif (tanggap) terhadap konsumen.
(4) Hubungan kemitraan jangka panjang antara konsumen dengan
PT. PUSRI terjaga dengan baik.
G. Teknik Pengukuran Data
Teknik pengukuran yang digunakan adalah Rating Scale untuk mengukur
variabel kepuasan dan skala likert untuk mengukur variabel pelayanan,
variabel mutu, dan variabel sikap. Rating scale didesain untuk mengukur data
mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam penelitian
kualitatif. Responden menjawab, senang atau tidak senang, setuju atau tidak
setuju, pernah – tidak pernah adalah merupakan data kualitatif. Dalam Skala
Model Rating Scale tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif
48
yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu dari jawaban kuantitatif
yang telah disediakan.
Keterangan :
4 bila sangat puas
3 bila cukup puas
2 bila kurang puas
1 bila sangat kurang puas
Sedangkan Skala Likert didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju
atau tidak setuju dengan pernyataan pada skala 5 titik dengan susunan berikut:
H. Pengujian Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut. Salah satu cara untuk mengukur tingkat validitas adalah dengan
mengidentifikasi struktur hubungan antar variabel atau responden dengan
cara melihat korelasi antar variabel atau korelasi antar responden yang
Sangat Tidak Tidak Setuju Tidak Setuju Sangat Setuju
Setuju Berpendapat
1 2 3 4 5
Interval Jawaban
4 3 2 1
49
disebut dengan analisis faktor. Tujuan dari analisis faktor ialah
mendefinisikan struktur suatu data matrik dan menganalisis struktur saling
hubungan (korelasi) antar sejumlah besar variabel (test score, test items,
jawaban kuesioner) dengan cara mendefinisiskan satu set kesamaan
variabel atau dimensi dan sering disebut dengan faktor (Ghozali, 2009:
303). Di dalam analisis faktor pada penelitian ini menggunakan Uji Kaiser
Meyer Olkin atau disingkat KMO. Uji ini digunakan untuk mengetahui
apakah metode sampling yang digunakan memenuhi syarat atau tidak. Uji
KMO juga digunakan dalam analisis faktor dimana untuk mengetahui
apakah data tersebut dapat dianalisis lebih lanjut atau tidak dengan analisis
faktor. Rumusan uji KMO adalah:
KMOr
r a
ijji
ijj
ijjii
=+≠
≠ ≠
∑∑∑ ∑∑∑
2
2 2 ; i = 1,2,…,p ; j = 1,2,…,p
Dimana: rij = Koefisisen korelasi sederhana antara peubah i dan j
aij = Koefisien korelasi parsial antara peubah i dan j
Penilaian uji KMO dari matrik antar peubah adalah sebagai berikut:
a. 0,9 < KMO ≤ 1,00 → data sangat baik untuk analisis faktor
b. 0,8 < KMO ≤ 0,9 → data baik untuk analisis faktor
c. 0,7 < KMO ≤ 0,8 → data agak baik untuk analisis faktor
d. 0,6 < KMO ≤ 0,7 → data lebih dari cukup untuk analisis faktor
e. 0,5 < KMO ≤ 0,6 → data cukup untuk analisis faktor
50
f. KMO ≤ 0,5 → data tidak layak untuk analisis faktor
Nilai KMO yang tinggi (antara 0,5 -1,0) mempunyai indikasi bahwa
analisis faktor cocok atau layak untuk digunakan namun jika nilainya
dibawah 0,5 maka analisis faktor kemungkinan tidak tepat untuk
digunakan (Siswandari. 2009: 154). Sedangkan untuk memudahkan pola
pengelompokkan variabel, maka dari hasil ekstrasi faktor dilakukan rotasi.
Menurut Kerlinger (dalam Purwanto, 2007: 156), rotasi akan mengarahkan
untuk melihat lebih jelas pengelompokkan dan besarnya sumbangan butir
ke dalam faktor. Butir akan menjadi bagian dari faktor apabila
memberikan sumbangan (factor loadings) paling tidak 0,30.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan masalah sikap. Instrumen dikatakan
mempunyai taraf sikap positif yang tinggi, jika instrumen tersebut dapat
memberikan hasil yang konsisten. Maka pengertian reliabilitas item
berhubungan dengan masalah konsistensi hasil. Untuk mencari reliabilitas
instrumen yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai
misalnya 0-10 atau 0-100 atau yang berbentuk skala 1-3, 1-5 dan
sebagainya. Salah satu teknik untuk menguji reliabilitas instrumen adalah
dengan menggunakan rumus Alfa Cronbach.
Rumus :
Keterangan :
∝ : Koefisien reliabilitas Alfa Cronbach
51
k : Banyaknya belahan tes
sj2 : Varians belahan j;j = 1,2,…k
sX2 : Varians skor tes.
Untuk mencari varian butir digunakan rumus :
Keterangan : δ : Varians Butir
X2 : Jumlah dari pengkuadratan skor
X : Jumlah skor X
Y : Jumlah skor Y
N : Jumlah subyek responden
Kriteria untuk menentukan suatu skala reliabel atau tidak, maka digunakan
ketentuan (Imam Ghozali, 2001:133) :
a. Apabila koefisien Cronbach Alpha > 0,6 berarti suatu skala bisa
dikatakan reliabel.
b. Apabila koefisien Cronbach Alpha < 0,6 berarti suatu skala tidak
bisa dikatakan reliabel.
I. Teknik Analisis Data
1. Teknik analisis data untuk menguji hipotesis pertama yaitu untuk
melihat tingkat kenyataan dari pelayanan dan mutu adalah dengan
Korelasi Product Moment dikemukakan Pearson. Dimana pelayanan akan
dikorelasikan dengan kepuasan dan mutu juga akan dikorelasikan dengan
kepuasan.
52
2. Teknik analisis data untuk menguji hipotesis kedua antara tingkat
kepuasan memiliki hubungan positif dengan sikap adalah dengan Korelasi
Product Moment. Dimana kepuasan akan dikorelasikan dengan sikap.
GAMBAR III.2
Kerangka Konseptual Variabel
Rumus:
rxy =
Keterangan :
rxy : Koefisien Korelasi Product Moment
N : Jumlah responden
∑XY : Jumlah dari hasil perkalian antara skor X (kepuasan) dengan Y
(sikap)
∑X : Jumlah dari skor-skor kepuasan
∑Y : Jumlah dari skor-skor sikap
∑X2 : Jumlah dari pengkuadratan skor-skor kepuasan
∑Y2 : Jumlah dari pengkuadratan skor-skor sikap
(∑X)2 : Hasil pengkuadratan dari seluruh skor kepuasan
Pelayanan
Mutu Kepuasan Sikap
53
(∑Y)2 : Hasil pengkuadratan dari seluruh skor sikap
Untuk menguji apakah observasi rxy menunjukkan ada hubungan antara
variabel X dan Y dalam populasinya, maka untuk n > 10 maka digunakan
rumus (Sugiyono, 2002: 215) :
Rumus :
t = r
Keterangan :
t : Nilai tes koefisien korelasi
r : Nilai koefisien korelasi
n : Jumlah sampel
Setelah t terhitung, maka selanjutnya dapat dibandingkan dengan t – tabel.
Untuk taraf signifikansi 5% dimana df = n-2
Kriteria pengujian hipotesis :
Ho1 = tidak ada hubungan signifikan kesenjangan antara pelayanan dan
mutu dengan kepuasan distributor, pengecer, dan petani
Ha1 = ada hubungan signifikan kesenjangan antara pelayanan dan mutu
dengan kepuasan distributor, pengecer, dan petani
Ho2 = tidak ada hubungan yang signifikan antara kepuasan distributor,
pengecer, dan petani dengan sikap
Ha2 = ada hubungan yang signifikan antara kepuasan distributor,
pengecer, dan petani dengan sikap
54
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya PT. Pupuk Sriwidjaja
PT Pupuk Sriwidjaja didirikan pada tanggal 24 Desember 1959 di
Palembang, Sumatera Selatan. PT. Pusri merupakan pabrik urea pertama di
Indonesia. Bermula dengan satu unit pabrik berkapasitas 100 ribu ton urea per
tahun, perusahaan mengalami perkembangan pesat sepanjang tahun 1972
hingga 1994 dengan dibangunnya beberapa pabrik baru sehingga
meningkatkan kapasitas terpasang menjadi 2,26 juta ton urea per tahun.
Mengiringi pembangunan pabrik-pabrik baru dan bersamaan dengan
munculnya sejumlah pabrik pupuk lain di Indonesia, PT. Pusri mulai
mengubah orientasi produksi ke orientasi pasar. Dengan bantuan pinjaman
Bank Dunia, PT. Pusri membangun jaringan distribusi dan pemasaran -
berikut sarana dan prasarana pendukungnya hingga menjangkau segenap
pelosok Nusantara. Sejak tahun 1979 pemerintah menugaskan PT. Pusri untuk
melaksanakan distribusi dan pemasaran pupuk bersubsidi ke seluruh wilayah
Indonesia hingga dibebaskannya tata niaga pupuk, serta pemerintah
memutuskan dibentuknya rayonisasi wilayah pemasaran dan distribusi pupuk
bersubsidi mulai tahun 2003.
Di samping membangun kompetensi di bidang distribusi dan pemasaran,
perusahaan ini juga memberikan perhatian khusus kepada pembinaan SDM
55
dalam proses alih teknologi untuk menangani pemeliharaan dan pembangunan
pabrik pupuk secara swakelola.
Sebagai cikal bakal industri pupuk nasional, PT Pusri merupakan pemasok
tenaga-tenaga ahli perpupukan yang handal bagi perusahaan-perusahaan
pupuk Indonesia yang didirikan kemudian. Banyak tenaga ahli milik PT. Pusri
yang dipercaya memberikan bantuan konsultasi dalam berbagai masalah di
pabrik-pabrik pupuk di dalam negeri maupun mancanegara.
PT Pusri juga mengembangkan usaha-usaha bernilai tambah tinggi, yaitu
jasa-jasa teknologi yang terkait dengan bisnis ini. Misalnya, teknologi proses
produksi ACES 21 yang dikenal efisien dan hemat energi - hasil riset dan
pengembangan PT Pusri bekerjasama dengan Toyo Engineering Corporation
(TEC) dari Jepang. ACES 21 merupakan sebuah inovasi dengan visi
berjangkauan jauh ke depan yang menjadikan PT Pusri sebagai produsen
pupuk yang memiliki technical know-how dalam pengelolaan dan
pemeliharaan pabrik pupuk secara efisien. Kombinasi keunggulan di bidang
produksi, distribusi dan pemasaran, SDM dan teknologi menjadikan PT Pusri
sebagai pemain terdepan dalam industri pupuk nasional.
1. Sekilas Bentuk Perusahaan
PT Pupuk Sriwidjaja (Persero), yang lebih dikenal sebagai PT Pusri,
merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang produksi
dan pemasaran pupuk. Secara legal, perusahaan ini resmi didirikan
berdasarkan Akte Notaris Eliza Pondaag nomor 177 tanggal 24 Desember
56
1959 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia
nomor 46 tanggal 7 Juni 1960. Kantor Pusat dan Pusat Produksi yang
dimilikinya berkedudukan di Palembang, Sumatera Selatan, merupakan
produsen pupuk urea pertama di Indonesia.
Perusahaan telah mengalami dua kali perubahan bentuk badan usaha.
Perubahan pertama berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1964
yang mengubah statusnya dari Perseroan Terbatas (PT) menjadi
Perusahaan Negara (PN). Perubahan kedua terjadi berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 20 tahun 1969 dan dengan Akte Notaris Soeleman
Ardjasasmita pada bulan Januari 1970, statusnya dikembalikan ke
Perseroan Terbatas (PT).
Dari aspek permodalan, PT Pusri juga mengalami perubahan seiring
perkembangan industri pupuk di Indonesia. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 28 tanggal 7 Agustus 1997 ditetapkan bahwa seluruh
saham Pemerintah pada industri pupuk PT Pupuk Kujang, PT Pupuk
Iskandar Muda, PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk., dan PT Petrokimia
Gresik sebesar Rp. 1.829.290 juta dialihkan kepemilikannya kepada PT
Pupuk Sriwidjaja (Persero).
Struktur modal PT Pusri diperkuat lagi dengan adanya pengalihan
saham Pemerintah sebesar Rp. 6 milyar di PT Mega Eltra kepada PT Pusri
serta tambahan modal disetor sebesar Rp. 728.768 juta dari hasil
rekapitalisasi laba ditahan PT Pupuk Kaltim Tbk. Dengan demikian
57
keseluruhan modal disetor dan ditempatkan PT Pusri per 31 Desember
2002 adalah Rp. 3.634.768 juta.
2. Sekilas Profil dalam Waktu
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan pemegang saham tunggal
adalah Pemerintah Republik Indonesia.
a. Pusri didirikan pada tanggal 24 Desember 1959 di Palembang, dengan
kegiatan usaha memproduksi pupuk urea.
b. Pada tahun 1963 beroperasi pabrik pupuk Urea pertama yaitu :
”PUSRI I” dengan kapasitas terpasang sebesar 100.000 ton per tahun.
c. Tahun 1974 dibangun pabrik pupuk Urea kedua yaitu “PUSRI II“
dengan kapasitas terpasang sebesar 380.000 ton pertahun (sejak tahun
1992 kapasitasnya ditingkatkan / optimasi menjadi 570.000 ton /
tahun).
d. Tahun 1976 dibangun pabrik pupuk Urea ketiga, yaitu “PUSRI III”
dengan kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton pertahun.
e. Tahun 1977 dibangun pabrik pupuk Urea keempat, yaitu “PUSRI IV”
dengan kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton pertahun.
f. Tahun 1990 dibangun pabrik pupuk Urea, yaitu “PUSRI I B” dengan
kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton pertahun sebagai pengganti
pabrik Pusri I yang dihentikan operasinya karena usia teknis dan sudah
tidak efisien lagi. Pabrik ini mulai berproduksi pada tahun 1994,
merupakan pabrik pertama yang dikerjakan sebagian besar oleh ahli-
58
ahli bangsa Indonesia, yang dibangun dengan konsep hemat energi dan
menggunakan sistem kendali komputer “Distributed Control System”.
g. Tahun 1979, pemerintah menetapkan PT. Pusri sebagai perusahaan
yang bertanggung jawab dalam pengadaan dan penyaluran seluruh
jenis pupuk bersubsidi, baik yang berskala dari produksi dalam negeri
maupun import untuk memenuhi kebutuhan program intensifikasi
pertanian (Bimas dan Inmas).
h. Tahun 1997 dibentuk Holding BUMN Pupuk di Indonesia dan PT.
Pusri ditunjuk oleh pemerintah sebagai induk perusahaan.
i. Tanggal 1 Desember 1998, pemerintah menghapus subsidi dan tata
niaga seluruh jenis pupuk, baik pupuk yang diproduksi dalam negeri
maupun pupuk import.
j. Pada tahun 2001 tata niaga pupuk kembali diatur oleh Pemerintah
melalui Kepmen Perindag RI No.93/MPP/Kep/3/2001, tanggal 14
Maret 2001, dimana unit niaga Pusri dan atau produsen melaksanakan
penjualan pupuk di lini III (kabupaten) sedangkan dari kabupaten
sampai ke tangan petani dilaksanakan oleh distributor (BUMN,
Swasta, Koperasi).
k. Pada tahun 2003 keluar Kepmen Perindag No.70/MPP/2003 tanggal
11 Februari 2003 tentang tata niaga pupuk yang bersifat rayonisasi dan
berarti PT Pusri tidak lagi bertanggung jawab untuk pengadaan dan
penyediaan pupuk secara nasional tetapi dibagi dalam beberapa rayon.
59
B. Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi Perusahaan
" Menjadi Perusahaan yang berdaya saing tinggi dalam industri pupuk,
industri kimia dan agrokimia, distribusi dan perdagangan serta jasa
Engineering, Procurement dan Construction baik di tingkat regional
maupun global ".
2. Misi Perusahaan
a. Memproduksi dan memasarkan pupuk, untuk mendukung ketahanan
pangan nasional (swasembada pangan), produk - produk petrokimia
dan jasa - jasa EPC serta memperdagangkan produk pertanian di pasar
nasional dan global dengan memperhatikan aspek mutu secara
menyeluruh.
b. Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran kegiatan
operasional dan pengembangan usaha perusahaan.
c. Memberikan kontribusi pada pembangunan melalui pengembangan
industri pendukung pertanian dan industri kimia berbasis sumber daya
alam yang ramah lingkungan.
d. Peduli pada masyarakat lingkungan (community development).
e. Mengutamakan keselamatan kerja dan kelestarian lingkungan hidup
dalam setiap kegiatan usaha.
60
f. Melakukan pengembangan usaha ke hulu untuk mendapatkan sumber
bahan baku.
C. Struktur Organisasi Perusahaan
GAMBAR IV.1
D. Sistem Distribusi dan Pemasaran
PT Pusri sesuai dengan Misi Perusahaan dan sebagai perusahaan
penerima Public Service Obligation bertanggung jawab untuk
menyalurkan pupuk dalam mendukung ketahanan pangan nasional sampai
ke petani.
Sesuai dengan SK Menperindag No.70/MPP/Kep/2/2003 PT Pusri diatur
pelayanan pemasaran pupuk bersubsidi dalam wilayah-wilayah tertentu
(rayonisasi) dan SK Menperindag No.356/MPP/Kep/5/2004 untuk
kelancaran pendistribusian pupuk bersubsidi yang menjadi tanggung
jawab Produsen, Distributor resmi dan Pengecer resmi.
.
D. Sistem Distribusi dan Pemasaran
61
D. Sistem Distribusi dan Pemasaran
PT Pusri sesuai dengan Misi Perusahaan dan sebagai perusahaan penerima
Public Service Obligation bertanggung jawab untuk menyalurkan pupuk
dalam mendukung ketahanan pangan nasional sampai ke petani.
Sesuai dengan SK Menperindag No.70/MPP/Kep/2/2003 PT Pusri diatur
pelayanan pemasaran pupuk bersubsidi dalam wilayah-wilayah tertentu
(rayonisasi) dan SK Menperindag No.356/MPP/Kep/5/2004 untuk kelancaran
pendistribusian pupuk bersubsidi yang menjadi tanggung jawab Produsen,
Distributor resmi dan Pengecer resmi.
Sebagai produsen pupuk, perusahaan memproduksi urea untuk memenuhi
kebutuhan sektor pertanian dalam negeri dan apabila hasil produksi masih
cukup, maka kelebihannya dijual ke sektor industri dan atau diekspor. Di
samping itu, perusahaan memproduksi amoniak sebagai bahan baku urea dan
apabila hasil produksinya cukup, maka kelebihannyapun dijual ke dalam
negeri dan atau diekspor.
1. Sejarah Tata Niaga Pupuk
Sejak awal berproduksi, pada Bulan Oktober 1963 sampai dengan
tahun 1967, PT. Pusri hanya sebagai produsen, sedangkan PT. Pertani
sebagai pembeli tunggal yang memasarkan kepada konsumen. Pada tahun
1968-1969, pembayaran dari PT. Pertani mengalami kemacetan, sejak itu
PT. Pusri mulai memasarkan sendiri dengan menggunakan jasa
62
perusahaan-perusahaan tertentu (CV Tulus Karya, FA Taman Sari, CV
Tiga Daya dan CV Toyamas).
Tahun 1970, Unit Pemasaran PT Pusri dibentuk dengan fungsinya
mendistribusikan dan menyalurkan sarana produksi pertanian. Tahun
1970-1971, mulai dibentuk KPW di beberapa propinsi antara lain Jatim,
Jateng, Jabar, Sumsel, Sumut dan Sulsel. Pembentukan ini berhubungan
dengan ditetapkannya PT. Pusri sebagai distributor/ importir pupuk TSP
dan Urea untuk memenuhi program BIMAS/INMAS tanaman pangan
sesuai surat Mentan/Ketua BP.Bimas No.380/KP/UM/7/70 tanggal 17 Juli
1970 bersama-sama dengan importir/distributor lainnya yaitu PN
Pertamina, PT. Panca Niaga, PT. Cipta Niaga, PT. Intrada, PT .Lamtoro
Agung dan PT. Jaya Niaga. PT. Pusri diharuskan bertanggungjawab atas
kelancaran penyediaan pupuk.
Berdasarkan Keputusan Pemerintah Nomor : 56/KP/II/1979 tanggal
15 Februari 1979, PT Pusri ditunjuk sebagai Distributor Nasional untuk
seluruh jenis pupuk bersubsidi (Urea, TSP, & DAP). Fungsinya
mendistribusikan dan menyalurkan pupuk bersubsidi baik produksi dalam
negeri maupun impor untuk kebutuhan sektor pertanian sampai Lini IV.
Dalam perjalanan waktu, jenis pupuk ditambah dengan pupuk ZA, KCl,
ZK, KS, KNO3 dan SP-36.
Pelaksanaan atas SK Menteri Perdagangan dan Koperasi Nomor :
56/KP/II/1979 diatur lebih rinci dalam Surat Keputusan No.
63
004/Dagri/Kp/II/1979. Surat Keputusan Menteri Perdagangan dan
Koperasi No.91/KP/III/83 mengatur tentang Ketentuan Pengadaan dan
Penyaluran Pupuk serta Pestisida untuk Sektor BIMAS dan non BIMAS.
Penyaluran pupuk Urea, TSP, DAP, KCl, ZA yang berasal dari produsen
dalam negeri maupun impor untuk kebutuhan BIMAS/INMAS dan non
BIMAS merupakan tanggung jawab PT. Pusri, sedangkan KUD/PUSKUD
ditunjuk sebagai penyalur dari Lini III ke Lini IV mulai MT 1983.
SK Menteri Perdagangan No.1075/KP/VIII/84 tentang Pengadaan
dan Penyaluran Pupuk dan Pestisida Bersubsidi. PT Pusri masih
bertanggung jawab dalam pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi.
Prioritas penyalur yang ditunjuk oleh PT. Pusri adalah Koperasi, Persero
Niaga, dan Swasta. Jika penyalur tersebut tidak dapat memenuhi tanggung
jawabnya, PT. Pusri berkewajiban melaksanakan penyaluran sampai ke
Lini IV.
SK Menteri Perdagangan No. 61/KP/2/1988 tentang Pengadaan dan
Penyaluran Pupuk dan Pestisida Bersubsidi. Penyaluran pupuk bersubsidi
dari Lini III ke Lini IV dilakukan oleh KUD Penyalur yang ditunjuk oleh
PT. Pusri. Keputusan Bersama Direktur Jenderal Perdagangan Dalam
Negeri dan Direktur Jenderal Bina Usaha Koperasi No.
03/DAGRI/KP/II/1988 dan No. 60/BUK/SKB/II/1988 tanggal 29
Februari 1988 tentang Pelaksanaan Keputusan Menteri Perdagangan No.
61/KP/II/1988 mengenai Pengadaan dan Penyaluran Pupuk dan Pestisida
64
Bersubsidi. KUD penyalur untuk pupuk dan pestisida bersubsidi adalah
KUD yang telah mendapat rekomendasi dari Direktur Jenderal Bina Usaha
Koperasi/Pejabat yang ditunjuk.
SK Menteri Perdagangan No. 60/KP/IV/1989 tanggal 01 April 1989
tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi. Pupuk bersubsidi
digunakan untuk keperluan Intensifikasi dan Non Intensifikasi. Pengadaan
dan penyaluran pupuk bersubsidi dari dalam negeri dari Lini I maupun
impor dari Lini II sampai dengan Lini IV, menjadi tanggung jawab PT
Pusri. Dalam hal penyaluran pupuk dari Lini III ke Lini IV, dilakukan oleh
KUD penyalur. Pelaksanaan dari SK No. 60/KP/IV/1989 diatur dalam
Surat Keputusan Bersama Direktur Jenderal Perdagangan Dalam
Negeri dan Direktur Jenderal Bina Usaha Koperasi Nomor :
02/DAGRI/KP/IV/1989 dan No 117/SKB/BUK/IV/1989.
Melalui Keputusan Pemerintah No. 831/KMK.016/1993 tanggal 16
Oktober 1993 jenis pupuk KCl, KS, ZK dan KNO3 tidak disubsidi lagi
oleh Pemerintah.
Melalui Keputusan No. 495/KMK.016/1994 tanggal 08 Oktober
1994, dinyatakan bahwa jenis pupuk ZA dan TSP/SP-36 tidak disubsidi
lagi oleh Pemerintah.
SK Menteri Perdagangan No. 182/KP/VIII/95 tentang Pengadaan
dan Penyaluran Pupuk untuk Tanaman Pangan. SK ini mencabut
65
Keputusan Menteri Perdagangan No. 60/KP/IV/1989 tentang Pengadaan
dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi. Pupuk yang diatur adalah Urea,
TSP/SP-36 dan ZA. PT. Pusri bertanggung jawab terhadap pengadaan dan
penyaluran pupuk urea, sedangkan PT. Petrokimia Gresik bertanggung
jawab atas pengadaan dan penyaluran pupuk TSP/SP-36 dan ZA, mulai
dari Lini I sampai Lini IV. PT. Pusri dan PT. Petrokimia Gresik
bekerjasama dengan produsen/importir pupuk dalam pengadaan dan
penyaluran pupuk tersebut.
SK Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 38/MPP/Kep/3/96
tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk untuk Sektor Pertanian.
Tanggung jawab atas pengadaan dan penyaluran pupuk Urea, SP-36/TSP
dan ZA dari Lini I sampai dengan IV untuk Sub Sektor Tanaman Pangan
dilaksanakan oleh PT. Pusri. KUD penyalur ditunjuk oleh PT. Pusri,
sedangkan KUD pengecer dan pengecer ditunjuk oleh KUD penyalur
dengan persetujuan PT Pusri.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 28/1997 tanggal 07 Agustus
1997 dibentuk holding BUMN pupuk yang terdiri dari PT. Pusri, PT.
Pupuk Iskandar Muda (PT. PIM), PT. Pupuk Kujang, PT. Petrokimia
Gresik dan PT. Pupuk Kaltim. Kegiatan distribusi dan pemasaran pupuk
tetap dilaksanakan oleh PT. Pusri.
66
Melalui Keputusan Pemerintah No. 207/KMK.016/1998 tanggal 09
April 1998, disebutkan bahwa jenis pupuk ZA dan SP-36 untuk sektor
pertanian disubsidi lagi oleh pemerintah.
SK Menteri Perindustrian dan Perdagangan No.
378/MPP/Kep/8/1998 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk untuk
Sektor Pertanian. Pupuk bersubsidi (urea, SP-36, ZA dan KCl) untuk
tanaman pangan, perikanan, peternakan dan perkebunan rakyat merupakan
barang dalam pengawasan. PT. Pusri sebagai pelaksana dan penanggung
jawab atas pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi dari Lini I sampai
IV. Produsen pupuk wajib mencantumkan tulisan "Bersubsidi" pada sisi
depan kantong pupuk.
Melalui media elektronik pada tanggal 01 Desember 1998, Menteri
Pertanian RI mengumumkan bahwa tata niaga pupuk tidak diatur lagi dan
subsidi pupuk dihapuskan. Namun melalui Keputusan Pemerintah No.
26/MPP/Kep/1999 tanggal 14 Januari 1999, PT. Pusri masih ditunjuk
sebagai penanggung jawab pengadaan dan penyaluran serta ketersediaan
stok pupuk urea, SP-36/TSP, ZA dan KCl bagi petani tanaman pangan di
daerah-daerah yang sulit dijangkau sesuai Ketetapan Menteri Pertanian.
Tambahan biaya distribusi dimintakan kepada Menteri Keuangan. PT.
Pusri (holding) masih mengambil posisi berkepihakan pada kepentingan
petani.
67
Untuk membantu pabrik pupuk urea agar dapat berproduksi secara
berkesinambungan, pemerintah memberikan fasilitas IGD (Insentif Gas
Domestik) kepada PT. Pusri, PT. Pupuk Kaltim, dan PT. Pupuk Kujang
melalui Surat Menteri Keuangan nomor : S-588/MK.017/2000 tanggal 24
November 2000 dan Surat No. S-650/MK.017/2000 tanggal 26 Desember
2000.
Harga gas yang menjadi beban PT. Pusri (Pusri IB, II, III, dan IV), PT.
Pupuk Kaltim atas konsumsi gas tambahan (volume melebihi kontrak)
pada Kaltim I, II dan III serta PT Pupuk Kujang adalah sebesar US$ 1,3
per MMBTU.
Pemerintah mengatur kembali tata niaga pupuk urea melalui keputusan
Menperindag Nomor : 93/MPP/Kep/3/2001 tanggal 14 Maret 2001
tentang pengadaan dan penyaluran pupuk urea untuk sektor pertanian.
Penyaluran pupuk urea untuk tanaman pangan, perikanan, peternakan dan
perkebunan rakyat dilaksanakan oleh unit niaga PT. Pusri, produsen,
distributor dan pengecer. SK ini juga memuat tentang persyaratan sebagai
distributor.
Surat Keputusan (SK) Menperindag No 70/MPP/Kep/2/2003
tanggal 11 Februari 2003 telah mengatur kembali pola Pengadaan dan
Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian, yaitu dengan pola
rayonisasi distribusi pupuk bagi produsen pupuk.
68
Dalam hal ini, Menperindag menetapkan PT. Pupuk Iskandar Muda
(PIM) bertanggung jawab terhadap distribusi pupuk urea ke Propinsi
Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatera Utara. PT. Pupuk
Sriwidjaja (Pusri) bertanggung jawab atas distribusi pupuk ke Propinsi
Sumatera Barat, Jambi, Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka
Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DIY, dan
Kalimantan Barat. Sedangkan PT. Pupuk Kujang mendistribusikan ke
Propinsi Jawa Barat dan PT. Petrokimia Gresik (Petrogres) ke Propinsi
Jawa Timur. Sementara PT. Pupuk Kaltim (PKT) mendistribusikannya ke
Propinsi Bali, NTB, NTT, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,
Kalimantan timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara,
Gorontalo, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara dan Papua.
Kemudian menyusul Surat Keputusan No. 306/MPP/Kep/4/2003
yang mengatur tentang perubahan atas Keputusan Menteri Perindustrian
dan Perdagangan No 70/MPP/Kep/2/2003 tentang Pengadaan dan
Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian. SK ini mengatur
tentang syarat-syarat bagi importir serta tatacara pengadaan pupuk
bersubsidi dan non subsidi melalui impor.
Dalam rangka lebih meningkatkan kelancaran pengadaan dan
pendistribusian pupuk bersubsidi, maka Pemerintah menerbitkan Surat
Keputusan nomor : 356/MPP/Kep/5/2004 tanggal 27 Mei 2004 yang
69
menegaskan kembali tanggung jawab masing-masing Produsen,
Distributor, Pengecer serta pengawasan terhadap pelaksanaannya di
lapangan.
Pelaksanaan Pasal 3 Peraturan Presiden RI No.77 Tahun 2005 tentang
Penetapan Pupuk Bersubsidi sebagai Barang Dalam Pengawasan, serta
untuk menjamin terciptanya kelancaran pengadaan dan penyaluran pupuk
bersubsidi kepada petani, maka Pemerintah menerbitkan Peraturan
Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor.03/M-
DAG/PER/2/2006 tanggal 16 Februari 2006 mengenai Pengadaan dan
Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian yang menegaskan
tanggung jawab Produsen, Distributor, Pengecer dan pengawasan terhadap
pelaksanaan di lapangan dan revisi wilayah kerja rayonisasi produsen
yaitu wilayah Prov. Sumut menjadi tanggung jawab PT. Pusri dan
sebagian Jateng menjadi tanggung jawab PT. Pupuk Kaltim.
2. Pola Penjualan Pupuk
a. Pengadaan dan distribusi pupuk oleh PT. Pusri berdasarkan "Pipe Line
Distribution System" dengan pengertian bahwa :
(1) PT. Pusri mendistribusikan pupuk dari pabrik Dalam Negeri
maupun Impor sampai ke gudang Lini-III Kabupaten secara terus-
menerus dan berkesinambungan.
70
(2) PT. Pusri menjual pupuk langsung kepada End User (Petani,
Perkebunan Besar & Swasta dan Industri) atau melalui Distributor
resmi dan Pengecer resmi.
b. Sistem Distribusi untuk Menjamin Ketersediaan Pupuk sampai ke
Petani
(1) Produsen bertanggung jawab untuk mengangkut pupuk dari pabrik
sampai ke gudang Lini III Kabupaten, untuk siap dijual kepada
Distributor.
(2) Distributor membeli pupuk kepada Produsen di Lini III untuk
disampaikan kepada kios Pengecer di Lini IV Kecamatan.
(3) Masing-masing Distributor tidak dibolehkan membeli dalam
jumlah yang besar dan hanya diperkenankan membeli pupuk
sejumlah kebutuhan di Kecamatan yang telah ditentukan.
(4) Pengecer hanya mengambil pupuk dari satu Distributor untuk
selanjutnya dijual langsung kepada Petani.
(5) Distributor Pangan dipisahkan dengan Distributor Non Pangan.
(6) Untuk daerah yang sulit dijangkau, pupuk diantar langsung oleh
Produsen sampai ke kios Pengecer.
(7) Produsen akan melaksanakan Operasi Pasar jika terjadi
kekurangan pasokan di suatu daerah.
71
c. Sumber Pengadaan Pupuk
(1) UREA
Seluruh kebutuhannya dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri
(PT. Pusri, PT. Petrokimia Gresik, PT. Pupuk Kujang, PT. Pupuk
Kaltim dan PT. Pupuk Iskandar Muda ). Produksi Urea dalam
negeri terdapat kelebihan yang dapat diekspor.
(2) SP-36, TSP dan ZA
Kebutuhan pupuk SP-36 dan ZA dipenuhi dari produksi PT.
Petrokimia Gresik. Bila terjadi kekurangan diimpor (kekurangan
pupuk pospat dapat diimpor pupuk TSP atau pupuk pospat
lainnya).
(3) KCl
Seluruhnya diimpor.
TABEL IV.1
6 Tepat Penyaluran
NO 6 TEPAT PENYALURAN UPAYA PENCAPAIAN
1 TEPAT JUMLAH
Memenuhi alokasi kebutuhan pupuk bersubsidi sesuai SK Mentan per propinsi dari produksi produsen
2 TEPAT TEMPAT
• Mengadakan kios Pengecer resmi sesuai kebutuhan di sentra lokasi pertanian
• Menyiapkan sarana gudang sesuai kebutuhan di Kabupaten
3 TEPAT JENIS • Pendistribusian pupuk ke wilayah kerja masing-
72
masing Produsen sesuai jumlah per jenis pupuk yang telah ditetapkan dalam SK Mentan
• Melakukan kawalan teknologi ke kelompok tani bekerja sama dengan Dinas Pertanian setempat agar Petani melaksanakan pemupukan berimbang
• Secara bertahap mulai memasarkan pupuk majemuk NPK
4 TEPAT HARGA
• Menetapkan harga jual Produsen ke Distributor yang mengacu kepada tidak terlampauinya HET di tingkat Petani.
• Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 17/Permentan/SR.130/5/2006. Tgl.16 Mei 2006, ditetapkan harga Eceran Tertinggi (HET) ke tingkat petani adalah Rp 1200/kg dalam kemasan 50 kg/zak dan tunai (Ketentuan Lama).
• Untuk lokasi Pengecer di remote area, maka Produsen menjual langsung ke Pengecer dengan ongkos angkut dari gudang Produsen ke gudang Pengecer menjadi tanggung jawab Produsen dan atau penjualan pupuk ke Pengecer di remote area melalui Distributor andalan dan terpercaya, dengan harga jual Produsen ke Distributor diturunkan agar HET di remote area tidak terlampaui.
5 TEPAT MUTU
• Pengawasan terhadap mutu pupuk sesuai ketentuan yang tercantum dalam ISO 9001 dan SNI.
• Pelaksanaan uji mutu oleh Surveyor, baik untuk pupuk produksi sendiri dan impor di setiap Lini.
6 TEPAT WAKTU
• Penyiapan stok pupuk di gudang Lini III Produsen untuk 2 kali ketentuan stok (1 bulan kebutuhan)
• Pelayanan yang cepat ke Distributor (one day service).
• Kelompok tani diharapkan telah mengajukan kebutuhan pupuk lebih awal sebelum masa pemakaian.
73
3. Wilayah Pemasaran Pupuk
Pemerintah menugaskan produsen pupuk untuk menjamin pengadaan
dan penyaluran pupuk sampai ke tangan petani dalam rangka
pembangunan sektor pertanian.
Surat Keputusan (SK) Menperindag No 70/MPP/Kep/2/2003 tanggal
11 Februari 2003 telah mengatur kembali pola Pengadaan dan Penyaluran
Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian, yaitu dengan pola rayonisasi
distribusi pupuk bagi produsen pupuk.
Dalam hal ini, Menperindag menetapkan PT. Pupuk Sriwidjaja (Unit
Usaha) bertanggung jawab atas distribusi pupuk ke Propinsi Sumatera
Barat, Jambi, Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung,
Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DIY, dan Kalimantan
Barat.
Pelaksanaan Pasal 3 Peraturan Presiden RI No.77 Tahun 2005 tentang
Penetapan Pupuk Bersubsidi sebagai Barang Dalam Pengawasan, serta
untuk menjamin terciptanya kelancaran pengadaan dan penyaluran pupuk
bersubsidi kepada petani, maka Pemerintah menerbitkan Peraturan
Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor.03/M-DAG/PER/2/2006
tanggal 16 Februari 2006 mengenai Pengadaan dan Penyaluran Pupuk
Bersubsidi untuk Sektor Pertanian yang menegaskan tanggung jawab
Produsen, Distributor, Pengecer dan pengawasan terhadap pelaksanaan di
74
lapangan dan revisi wilayah kerja rayonisasi produsen yaitu wilayah
Propinsi Sumatera Utara menjadi tanggung jawab PT. Pusri dan sebagian
Jawa Tengah menjadi tanggung jawab PT. Pupuk Kaltim
Perubahan selanjutnya adalah penyesuaian wilayah-wilayah pemasaran
pupuk bersubsidi sesuai perkembangan yang ada di Indonesia, yaitu :
Permendag No. 27/M-DAG/PER/7/2006
Permendag No. 34/M-DAG/PER/10/2006
Permendag No. 11/M-DAG/PER/3/2007
Permendag No. 33/M-DAG/PER/8/2007
Permendag No. 21/M-DAG/PER/6/2008
Permendag No. 07/M-DAG/PER/2/2009 berlaku sejak 9 Februari 2009.
GAMBAR IV.2
75
TABEL IV.2
Daftar Wilayah Penyaluran Pupuk Urea Bersubsidi (Permendag No. 07/M-DAG/PER/2/2009)
PIM PUSRI PKC PKT PKG
NAD
Sumut, Sumbar, Riau, Kepri, Jambi, Sumsel, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung,
Banten & DKI, DIY,
Kalbar,
Jateng I :Cilacap, Banyumas, Purbalinga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Temanggung, Magelang, Kota Magelang, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Rembang, Kudus, Pati, Jepara, Demak, Surakarta, Kendal, Salatiga, Semarang, Kota Semarang, Batang, Pekalongan,
Jabar II :(20 Kab/Kota),
Jateng II :Brebes, Tegal dan Kota Tegal (3 Kab/Kota),
Jatim II : Sisa kabupaten dari PKG (31 Kab /Kota)
NTB, NTT, Bali,
Kaltim, Kalsel, Kalteng,
Sulut, Sulteng, Sulsel, Sultra, Gorontalo, Sulbar,
Maluku, Maluku Utara,
Papua, Papua Barat
Jatim I :Gresik, Lamongan, Bojonegoro, Magetan, Ponorogo, Pacitan (6 Kab/Kota)
76
Pemalang, Kota Pekalongan (32 Kab/Kota)
Jabar I :Tasikmalaya, Ciamis Kuningan, Majalengka Kota Tasikmalaya,Kota Banjar(6 Kab/Kota)
4. Profil Perwakilan Pusri
a. Kantor Pemasaran Wilayah (KPW)
PSD membangun kantor dan perumahan karyawan untuk kegiatan
UPP dan Kantor Pemasaran Wilayah (KPW) dengan tujuan ntuk
menunjang kelancaran pengantongan dan pemasaran pupuk,. Pusri di
tahun 2007 memiliki 20 Kantor Pemasaran Pusri Daerah di propinsi-
propinsi.
b. Gudang Penyimpanan Pupuk (GPP)
Perusahaan membangun gudang-gudang penyimpanan pupuk di daerah
Kabupaten dengan kapasitas 3.000 ton sampai 10.000 ton dengan
tujuan untuk menampung pupuk yang didatangkan dan dikantongi di
UPP. Pembangunan GPP yang semula dinamakan Inland Supply Depot
(ISD) terletak di daerah sepanjang jalur KA untuk mempermudah arus
pengangkutan pupuk melalui gerbong-gerbong KA. Beberapa gudang
dibeli oleh PT Pusri dari penyalur, gudang milik yang dibangun
77
sendiri, dan juga dari kompensasi hutang penyalur pupuk. Pusri di
tahun 2007 memiliki 107 unit Gudang Persediaan Pupuk (GPP),
kapasitas 514.915 ton
c. Unit Pengantongan Pupuk (UPP)
Unit Pengantongan Pupuk adalah komponen dari mata rantai kegiatan
distribusi pupuk urea dari produsen sampai ke tangan
petani/konsumen. Tujuan utama dari pendirian UPP adalah untuk
mengantongi pupuk urea yang selanjutnya didistribusikan guna
memenuhi kebutuhan pupuk di dalam negeri, dengan memperhatikan
prinsip penyaluran 6 TEPAT dan prinsip biaya distribusi rendah. Pusri
di tahun 2007 memiliki 4 unit Pengantongan Pupuk (UPP), dengan
kapasitas 2.120.000 ton/tahun.
d. Kapal Curah dan Amoniak
Pusri memiliki 7 kapal curah dan 1 kapal tangki amoniak untuk
mengangkut pupuk yang dihasilkan oleh keempat pabrik Pusri di
Palembang yang mencapai kemampuan produksi lebih 6000an metric
ton setiap harinya. Kedelapan kapal tersebut terdiri dari : KM Otong
Kosasih, 7.606,2 ton DWT, KM Ibrahim Zahier, 7.591,4 ton DWT,
KM Soemantri Brodjonegoro, 7.591,4 ton DWT, KM Pusri Indonesia,
11.195,9 ton DWT, KM Julianto Muljodiharjo, 11.161,5 ton DWT,
KM Muchtar Prabu Mangkunegara, 11.185,4 ton DWT, KM
78
Abusamah, 11.185,4 ton DWT, dan Kapal tangki ammonia KM Sultan
Mahmud Badaruddin II, 8,390,0 CBM DWT.
e. Gerbong Kereta Api
Pusri memiliki sejumlah gerbong KA dengan daya angkut setiap
gerbongnya 30 ton dimana pengelolaannya diserahkan kepada
PJKA, yang siap mengangkut pupuk yang selesai dikantongi di
UPP-UPP dan dari pupuk Kujang dan Petrokimia Gresik untuk
dikirim ke gudang-gudang Pusri di lini III Kabupaten. Perusahaan
ini pada tahun 2007 memiliki sekitar 528 unit gerbong KA dengan
kapasitas @ 30 ton.
5. Info Distributor
Distributor pupuk Pusri dikelompokkan dalam 2 (dua) wilayah yaitu :
a. Departemen Pemasaran Wilayah 1 : NAD, Sumatera Utara, Sumatera
Barat, Riau, Kepri, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Babel,
Lampung, dan Kalimantan Barat.
b. Departemen Pemasaran Wilayah 2 : Jawa Tengah dan DIY.
79
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dan wawancara
yang berisi daftar pertanyaan mengenai kepuasan, pelayanan, mutu, dan sikap
perusahaan kepada distributor; distributor kepada pengecer; dan pengecer
kepada petani pada saat melakukan pembelian produk pupuk urea. Alat
analisis yang digunakan yaitu: Korelasi Product Moment, untuk mengetahui
tingkat pelayanan dan mutu memiliki hubungan dengan kepuasan distributor,
pengecer, dan petani. Dan juga untuk mengetahui kepuasan distributor,
pengecer, dan petani memiliki hubungan dengan sikap terhadap PT. Pupuk
Sriwidjaja.
Responden pada penelitian ini berjumlah 65 orang yang terdiri atas: 5
orang distributor, 10 orang pengecer, dan 50 orang petani, yang semuanya
mengkonsumsi pupuk urea PT. Pusri. Kuesioner ini mulai disebarkan pada
tanggal 30 Juni 2010 sampai dengan 11 Juli 2010. Masing-masing kuesioner
untuk 3 golongan berbeda mempunyai pertanyaan yang berbeda juga dan
terdiri atas:
1. Distributor 22 item daftar pertanyaan yang terdiri:
80
a. tiga pertanyaan tentang kepuasan distributor
b. sepuluh pertanyaan tentang pelayanan yang diberikan perusahaan
c. enam pertanyaan tentang mutu produk
d. tiga pertanyaan tentang sikap distributor terhadap perusahaan.
2. Pengecer 22 daftar pertanyaan yang terdiri:
a. tiga pertanyaan tentang kepuasan pengecer
b. sembilan pertanyaan tentang pelayanan distributor kepada pengecer
c. enam pertanyaan tentang mutu produk
d. empat pertanyaan tentang sikap pengecer terhadap PT. Pusri
3. Petani 22 daftar pertanyaan yang terdiri:
a. tiga pertanyaan tentang kepuasan petani
b. sembilan pertanyaan tentang pelayanan pengecer kepada petani
c. tujuh pertanyaan tentang mutu produk
d. tiga pertanyaan tentang sikap petani terhadap PT. Pusri
81
Tabel V.1
Daftar Distributor dan Pengecer yang Menjadi Responden
Sleman Distributor No. Nama Perusahaan Alamat
1 H. Hari Duta Nugraha, SE.
CV. Sri Agung Rejeki
Jl. Kaliajir Lor, Kalitirto, Berbah, Sleman
Pengecer No. Nama Perusahaan Alamat
1 Sugeng Catur W. UD. Anugerah Ds. Pasekan, Maguwoharjo, Depok
2 Stefanus Dedy Kios Setia Kawan Ngangkruk, Tamanmartani, Kalasan
Kulon Progo Distributor No. Nama Perusahaan Alamat
1 H.R Prodjo Mintardjo KUB – KUD
Banjararum, Kalibawang, Kulon Progo
Pengecer No. Nama Perusahaan Alamat
1 Samidi KUD. Sido Tentrem Ds. Dekso, Banjararum
2 Sri Supandiyo Kios Handayani Depan Pasar Kenteng, Nanggulan
Bantul Distributor No. Nama Perusahaan Alamat
1 H. Abdul Mughni PUSKUD-Metaram
Jl. HOS. Cokroaminoto Yogyakarta
Pengecer No. Nama Perusahaan Alamat
1 T. Rahayuningsih, SH Kios DM Jl. Wonosari KM 12 Sandeyan
2 Ramelan KUD. Tani Binangun Karangturi, Banguntapan
82
Gunung Kidul Distributor No. Nama Perusahaan Alamat
1 Taufiq Hidayat CV. Tani Unggul Ledoksari, Kepek, Wonosari
2 Siti Kadariyah CV. Fai Putra Ds. Glagah, Kemiri, Tanjungsari
Pengecer No. Nama Perusahaan Alamat
1 Yayuk Kios Yayuk Ds. Karang Lor, Karang Mojo 2 Andang P. UD. Mekar Tani Jl. Baron Kios Tribata No. 9
3 Supangat KUD. Gunung Sewu Ds. Bintaos, Sidoharjo, Tepus
4 S. Wardiyo Kop. Tani Wijaya Timunsari, Hargosari
B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1. Analisis Rumusan Masalah Pertama
Analisis rumusan masalah pertama menggunakan analisis deskriptif.
Analisis deskriptif adalah analisis yang menjelaskan faktor-faktor atau
variabel yang ada keterkaitan data penelitian dalam bentuk tabel dan
menggunakan analisis statistik deskriptif. Berikut ini merupakan nilai rata-
rata jawaban dari setiap kelompok responden, yaitu : distributor, pengecer,
dan petani dengan tujuan untuk mengetahui resume secara umum yang ada
pada setiap variabel.
83
Tabel V.2
Nilai Rata-Rata Responden per Variabel
Distributor
Pelayanan STB TB N B SB Jumlah
Responden1 0 0 0 3 2 52 0 0 0 2 3 53 0 0 0 4 1 54 0 0 0 4 1 55 0 0 0 4 1 56 0 0 0 4 1 57 0 0 0 3 2 58 0 0 0 3 2 59 0 0 0 3 2 5
10 0 0 0 3 2 5Total 0 0 0 33 17 5
4,34
Mutu STB TB N B SB Jumlah
Responden1 0 0 0 1 4 52 0 0 0 3 2 53 0 0 0 3 2 54 0 0 0 2 3 55 0 0 0 4 1 5
6 0 0 0 4 1 5
Total 0 0 0 17 13 5
4,43
Kepuasan STP TP CP P SP Jumlah
Responden1 0 0 3 0 2 52 0 0 4 0 1 5
3 0 0 4 0 1 5
Total 0 0 11 0 4 5
3,53
84
Sikap STB TB N B SBJumlah
Responden
1 0 0 0 4 1 5
2 0 0 0 2 3 5
3 0 0 0 3 2 5
Total 0 0 0 9 6 5
4,4
Pengecer
Pelayanan STB TB N B SB Jumlah
Responden 1 0 0 0 7 3 102 0 0 1 3 6 103 0 0 1 3 6 104 0 0 1 6 3 105 0 0 0 7 3 106 0 0 1 6 3 107 0 0 1 6 3 108 0 0 0 7 3 10
9 0 0 0 5 5 10
Total 0 0 5 50 35 10
4,33
Mutu STB TB N B SB Jumlah
Responden 1 0 0 0 4 6 102 0 0 0 5 5 103 0 0 0 5 5 104 0 0 0 5 5 105 1 0 1 5 3 10
6 1 0 1 5 3 10
Total 2 0 2 29 27 10
4,32
85
Kepuasan STP TP CP P SP Jumlah
Responden 1 0 0 0 5 5 102 0 1 0 5 4 10
3 0 0 0 9 1 10
Total 0 1 0 19 10 10
4,27
Sikap STB TB N B SB Jumlah
Responden1 0 0 0 6 4 102 0 0 0 6 4 10
3 0 0 0 5 5 10
Total 0 0 0 17 13 10
4,43
Petani
Pelayanan STB TB N B SB Jumlah
Responden1 2 2 0 32 14 502 0 1 1 29 19 503 0 1 1 23 25 504 0 6 2 24 18 505 0 4 3 28 15 506 1 1 2 28 18 507 1 3 0 30 16 508 3 2 2 28 15 50
9 0 1 0 35 14 50
Total 7 21 11 257 154 50
4,18
86
Mutu STB TB N B SB Jumlah
Responden1 0 0 1 36 13 502 0 0 0 36 14 503 0 1 0 33 16 504 1 6 1 33 9 505 0 0 1 35 14 506 0 5 6 25 14 50
7 2 1 2 28 17 50
Total 3 13 11 226 97 50
4,14
Kepuasan STP TP CP P SP Jumlah
Responden 1 1 8 0 22 19 502 0 3 0 25 22 50
3 1 6 0 27 16 50
Total 2 17 0 74 57 50
4,11
Sikap STB TB N B SB Jumlah
Responden 1 0 2 8 31 9 502 0 1 9 27 13 50
3 0 2 8 29 11 50
Total 0 5 25 87 33 50
3,99 Sumber: Hasil Penelitian Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik (1) STP : Sangat Tidak Puas (1) TB : Tidak Baik (2) TP : Tidak Puas (2) N : Netral (3) CP : Cukup Puas (3) B : Baik (4) P : Puas (4) SB : Sangat Baik (5) SP : Sangat Puas (5)
87
Dari hasil wawancara dan hasil rata-rata statistik deskriptif diatas yang
penulis peroleh mengenai tingkat pelayanan dan mutu yang diharapkan
dengan yang dialami distributor, pengecer, dan petani PT. Pupuk
Sriwidjaja, distributor menyatakan baik dengan pelayanan yang diberikan
oleh PT. PUSRI selama mereka menjadi distributor resmi perusahaan
tersebut. Untuk mutu pupuk pada saat distributor menerima masih dalam
keadaan baik dan utuh, apabila terjadi kerusakan dalam perjalanan dari
pabrik sampai dengan GPP (Gudang Pemasaran Pupuk) daerah, akan
disortir dan tidak akan diberikan pada distributor.
Para pengecer yang penulis temui mengaku pelayanan yang diberikan
distributornya baik. Untuk mutu pupuk yang diterima pengecer masih
dalam keadaan baik. Kalaupun terjadi kerusakan pada karung pupuk, hal
ini tidak sampai menyebabkan kebocoran dan berat pupuk berkurang
karena terdapat 2 lapisan pembungkus, yaitu karung dan plastik.
Untuk pelayanan yang diberikan pengecer kepada petani selama ini
sudah cukup mengakomodasi kebutuhan petani akan pupuk urea. Apabila
terjadi keluhan mengenai keterlambatan pengiriman pupuk, maka
pengecer akan memberitahukan kepada petani. Sedangkan untuk mutu
pupuk yang diterima petani selama ini sudah memuaskan dan berat pupuk
tidak berkurang.
88
2. Uji Validitas dan Reliabilitas
Pengujian validitas dilakukan dengan pendekatan analisis faktor,
dimana nilai KMO lebih besar dari 0,5 maka diterima Ha sehingga dapat
disimpulkan jumlah data telah cukup difaktorkan. Sementara pengujian
reliabilitas menggunakan Cronbach’s Alpha, dimana ukuran tersebut dapat
dikatakan reliabel jika nilainya di atas 0,60 (Ghozali, 2001:133). Hasil
penelitian dengan menggunakan kuesioner yang akan di uji validitas dan
reliabilitasnya ialah bagian responden petani karena jumlahnya ada 50
orang. Hasil perngujian validitas dan reliabilitas ditunjukkan dalam tabel
berikut ini:
Tabel V.3
Hasil Pengujian Validitas
(Petani)
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin 0,626Bartlett's Test of
Sphericity Approx Chi-Square 752,353
df 0,231 sig 0,000
Sumber: Hasil Penelitian
89
Rotated Component Matrix
Component 1 2 3 4P2 0,444 P3 0,617 P4 0,726 P5 0,717 P6 0,756 M1 0,873M2 0,833M5 0,460K1 0,690 K2 0,836 K3 0,595 S1 0,892 S2 0,834
Sumber: Hasil Penelitian
Tabel V.4
Hasil Pengujian Reliabilitas
(Kepuasan, Pelayanan, Mutu dan Sikap Petani)
Sumber: Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian validitas di atas dari hasil uji KMO dapat
diambil kesimpulan bahwa 13 item (3 item kepuasan, 5 item pelayanan, 3
item mutu, dan 2 item sikap) tersebut adalah valid dan dapat dilakukan
analisis faktor, karena telah memenuhi syarat di atas 0,5. Dan dari hasil
rotasi dapat dilihat jelas pengelompokkan dan besarnya sumbangan butir
Item Cronbach Alpha Status Kepuasan 0,818 Reliabel Pelayanan 0,870 Reliabel Mutu 0,713 Reliabel Sikap 0,833 Reliabel
90
ke dalam faktor serta memenuhi syarat diatas 0,30. Sedangkan hasil
pengujian reliabilitas di atas dapat disimpulkan kesemuanya reliabel,
karena nilai koefisien alphanya lebih besar dari 0,60. Maka, selanjutnya
data yang diperoleh dari kuesioner tersebut dapat digunakan untuk analisis
selanjutnya sesuai dengan kepentingan penelitian ini.
3. Analisis Rumusan Masalah Ke-dua (Hipotesis Pertama)
Hipotesis I yaitu: ada hubungan tingkat pelayanan dan mutu dengan
kepuasan distributor, pengecer, dan petani. Pengujian hipotesis ini
dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment. Untuk
mengetahui signifikan atau tidak maka hipotesis diuji dengan
menggunakan uji-t.
Hipotesis sebagai berikut:
Ho = tidak ada hubungan signifikan tingkat pelayanan dan mutu
dengan kepuasan distributor, pengecer, dan petani
Ha = ada hubungan signifikan pelayanan dan mutu dengan kepuasan
distributor, pengecer, dan petani
Berdasarkan analisis data dengan menggunakan SPSS for Windows vertion
15 diperoleh nilai koefisien korelasi product moment (r) antara lain:
(1) Distributor : pelayanan dengan mutu sebesar 0,975; pelayanan dengan
kepuasan sebesar 0,954; mutu dengan kepuasan sebesar 0,883.
91
(2) Pengecer : pelayanan dengan mutu sebesar 0,652; pelayanan dengan
kepuasan sebesar 0,747; mutu dengan kepuasan sebesar 0,737.
(3) Petani : pelayanan dengan mutu sebesar 0,417; pelayanan dengan
kepuasan sebesar 0,586; mutu dengan kepuasan sebesar 0,170.
Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t,
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Merumuskan Ho dan Ha
Ho : ρ = 0
Ha : ρ ≠ 0
(2) Menentukan nilai ttabel
Besarnya taraf nyata yang dipakai (α) = 5%, dan derajat kebebasan df,
yaitu: distributor = 3 (5-2), dengan nilai ttabel sebesar 3,182, pengecer =
8 (10-2) dengan nilai ttabel sebesar 2,306, dan petani = 48 (50-2) dengan
nilai ttabel sebesar 2,011.
(3) Menentukan thitung
t = r
Distributor : (i) jika r hubungan pelayanan dengan mutu sebesar 0,975, dengan
thitung = 7,599
92
(ii) jika r hubungan pelayanan dengan kepuasan sebesar 0,954, dengan
thitung = 5,511
(iii) jika r hubungan mutu dengan kepuasan sebesar 0,883, dengan
thitung = 3,258
Pengecer :
(i) jika r hubungan pelayanan dengan mutu sebesar 0,652, dengan
thitung = 2,432
(ii) jika r hubungan pelayanan dengan kepuasan sebesar 0,747, dengan
thitung = 3,178
(iii)jika r hubungan mutu dengan kepuasan sebesar 0,737, dengan thitung
= 3, 084
Petani :
(i) jika r hubungan pelayanan dengan mutu sebesar 0,417 dengan
thitung = 3,179
(ii) jika r hubungan pelayanan dengan kepuasan sebesar 0,586, dengan
thitung = 5,010
(iii)jika r hubungan mutu dengan kepuasan sebesar 0,170, dengan thitung
= 1,195
93
(4) Kesimpulan
Distributor :
(i) thitung (7,599) > ttabel (3,182) maka Ho ditolak dan Ha diterima
Artinya: ada hubungan antara variabel pelayanan dengan variabel
mutu yang didukung oleh data.
(ii) thitung (5,511) > ttabel (3,182) maka Ho ditolak dan Ha diterima
Artinya: ada hubungan antara variabel pelayanan dengan variabel
kepuasan yang didukung oleh data.
(iii)thitung (3,258) > ttabel (3,182) maka Ho ditolak dan Ha diterima
Artinya: ada hubungan antara variabel mutu dengan variabel
kepuasan yang didukung oleh data.
Ketiga hubungan tersebut tandanya positif, maka dapat dikatakan
bahwa terdapat hubungan yang positif antara pelayanan dan mutu
dengan kepuasan distributor.
Pengecer :
(i) thitung (2,432) > ttabel (2,306) maka Ho ditolak dan Ha diterima
Artinya: ada hubungan antara variabel pelayanan dengan variabel
mutu yang didukung oleh data.
(ii) thitung (3,178) > ttabel (2,306) maka Ho ditolak dan Ha diterima
94
Artinya: ada hubungan antara variabel pelayanan dengan variabel
kepuasan yang didukung oleh data .
(iii)thitung (3, 084) > ttabel (2,306) maka Ho ditolak dan Ha diterima
Artinya: ada hubungan antara variabel mutu dengan variabel
kepuasan yang didukung oleh data.
Ketiga hubungan tersebut tandanya positif, maka dapat dikatakan
bahwa terdapat hubungan yang positif antara pelayanan dan mutu
dengan kepuasan pengecer.
Petani :
(i) thitung (3,179) > ttabel (2,011) maka Ho ditolak dan Ha diterima
Artinya: ada hubungan antara variabel pelayanan dengan variabel
mutu yang didukung oleh data.
(ii) thitung (5,010) > ttabel (2,011) maka Ho ditolak dan Ha diterima
Artinya: ada hubungan antara variabel pelayanan dengan variabel
kepuasan yang didukung oleh data .
(iii)thitung (1,195) < ttabel (2,011) maka Ha ditolak dan Ho diterima
Artinya : tidak ada hubungan antara variabel mutu dengan variabel
kepuasan yang didukung oleh data.
95
Kedua hubungan tersebut tandanya positif, sedangkan untuk mutu
bertanda negatif maka dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan
yang positif antara pelayanan dengan kepuasan petani dan terdapat
hubungan negatif antara mutu dengan kepuasan petani. Hal ini
berarti petani puas terhadap PT. Pusri tidak semata-mata karena
mutu, tetapi ada faktor lain yang membuat petani lebih puas
bekerjasama dengan PT. Pusri, yaitu pelayanan dan sikap yang
diberikan perusahaan. Dari hasil wawancara, mutu dari pupuk urea
sendiri menurut petani cukup baik dan relatif sama dari dulu
sampai sekarang karena membuat tanaman cepat hijau (proses
pertumbuhannya lebih cepat). Akan tetapi karena pupuk urea
merupakan pupuk kimia mengakibatkan struktur tanah mengeras
dalam kurun waktu tertentu berbeda jika dibandingkan dengan
menggunakan pupuk organik yang tidak merusak struktur tanah,
meskipun proses pertumbuhannya lebih lama. Selain itu dapat
dianalisis dari realita di lapangan bahwa petani mengkonsumsi
pupuk urea PT. Pusri karena akses untuk mendapatkan pupuk urea
jaraknya lebih dekat, ketersediaan pupuk di tingkat pengecer,
terdapat peninjauan dari pihak perusahaan untuk mengecek
ketersediaan stock pupuk di tingkat pengecer, pelekatan
kemantapan penggunaan pupuk urea, dan segi harga masih dapat
dijangkau karena produk bersubsidi.
96
4. Analisis Rumusan Masalah Ke-tiga (Hipotesis Ke-dua)
Hipotesis II yaitu: ada hubungan kepuasan distributor, pengecer, dan
petani dengan sikap terhadap PT. Pupuk Sriwidjaja.
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi
product moment. Untuk mengetahui signifikan atau tidak maka hipotesis
diuji dengan menggunakan uji-t.
Hipotesis sebagai berikut:
Ho = tidak ada hubungan yang signifikan antara kepuasan distributor,
pengecer, dan petani dengan sikap
Ha = ada hubungan yang signifikan antara kepuasan distributor,
pengecer, dan petani dengan sikap
Berdasarkan analisis data dengan menggunakan SPSS for Windows vertion
15 diperoleh nilai koefisien korelasi product moment (r) antara lain:
a. Distributor : kepuasan dengan sikap sebesar 0,912**
b. Pengecer : kepuasan dengan sikap sebesar 0,778**
c. Petani : kepuasan dengan sikap sebesar 0,330*
Keterangan: * Correlation is significant at the 0,01 level (1-tailed).
** Correlation is significant at the 0,02 level (2-tailed).
Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t,
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Merumuskan Ho dan Ha
97
(1) Ho: ρ = 0
(2) Ha : ρ ≠ 0
b. Menentukan nilai ttabel
Besarnya taraf nyata yang dipakai (α) = 5%, dan derajat kebebasan df,
yaitu: distributor = 3 (5-2), dengan nilai ttabel sebesar 3,182, pengecer =
8 (10-2) dengan nilai ttabel sebesar 2,306, dan petani = 48 (50-2) dengan
nilai ttabel sebesar 2,011.
c. Menentukan thitung
t = r
(1) Distributor : jika r hubungan kepuasan dengan sikap sebesar
0,912, dengan thitung = 4,222
(2) Pengecer : jika r hubungan kepuasan dengan sikap sebesar
0,778 dengan thitung = 3.502
(3) Petani : jika r hubungan kepuasan dengan sikap sebesar 0,330
dengan thitung = 2,422
d. Kesimpulan
Distributor :
thitung (4,222) > ttabel (3,182) maka Ho ditolak dan Ha diterima
98
Artinya: benar bahwa ada hubungan antara variabel kepuasan dengan
variabel sikap.
Pengecer :
thitung (3.502) > ttabel (2,306) maka Ho ditolak dan Ha diterima
Artinya: benar bahwa ada hubungan antara variabel kepuasan dengan
variabel sikap.
Petani :
thitung (2,422) > ttabel (2,011) maka Ho ditolak dan Ha diterima
Artinya: benar bahwa ada hubungan antara variabel kepuasan dengan
variabel sikap.
Dapat dilihat dari hubungan tersebut tandanya positif, maka dapat
dikatakan bahwa terdapat hubungan yang positif kesenjangan antara
kepuasan distributor, pengecer dan petani dengan sikap.
Jadi benar bahwa ada hubungan antara pelayanan dengan kepuasan
distributor, pengecer, dan petani dan ada hubungan antara mutu dengan
kepuasan distributor dan pengecer. Akan tetapi tidak ada hubungan antara
mutu dengan kepuasan petani. Pada rumusan masalah ketiga, ada
hubungan positif antara kepuasan distributor, pengecer, dan petani dengan
sikap terhadap perusahaan. Artinya apabila pelayanan dan mutu meningkat
maka kepuasan juga meningkat dan sebaliknya apabila pelayanan dan
99
mutu menurun maka kepuasan juga menurun, akan tetapi tidak terjadi pada
mutu ditingkat petani. Ketika kepuasan meningkat maka sikap positif
terhadap perusahaan akan meningkat dan sebaliknya jika kepuasan
menurun maka sikap juga menurun karena pada dasarnya variabel-variabel
tersebut saling berhubungan.
5. Analisis Rumusan Masalah Ke-empat
Sebelum menganalisis kompleksitas distribusi pupuk di PT. Pusri,
peneliti menampilkan skema alur pendistribusian pupuk 2010 dengan
harapan pembaca dapat mengetahui dengan jelas setiap proses
pendistribusiannya. Selain itu, penulis juga menampilkan alur pengajuan
penebusan dan pelayanan pupuk urea bersubsidi dengan tujuan pembaca
dapat mengetahui prosedur penebusan pupuk dari distributor sampai
dengan petani.
100
Berikut ini merupakan skema alur pendistribusian pupuk 2010
GAMBAR V.1
Sumber : PT. PUSRI
101
Berikut ini merupakan alur pengajuan penebusan dan pelayanan
pupuk urea bersubsidi 2010:
GAMBAR V.2
Sumber : PT. PUSRI
Seluk-beluk kompleksitas penyaluran pupuk dari perusahaan sampai
dengan konsumen akhir ternyata tidak semudah yang kita pikirkan apalagi
berkaitan dengan produk yang di subsidi pemerintah dan diperuntukkan
untuk kalangan menengah ke bawah. Berdasarkan temuan di lapangan
pada saat wawancara kepada distributor, pengecer dan petani mereka
selama ini puas dan percaya kepada PT. Pusri, apalagi setelah
dikeluarkannya Surat Menteri Pertanian RI Nomor : 222/SR.130/M/9/2008
PENGAJUAN PENEBUSAN DAN PELAYANAN PUPUK UREA BERSUBSIDI
PRODUSEN / PT PUSRI
DISTRIBUTOR
KELOMPOK TANI
PENYALUR / PENGECER
PT PUPUK SRIWIDJAJA (PERSERO)PPD D.I. YOGYAKARTA
PENGAJUAN PELAYANAN
TERTIB ADMINISTRASI
RDKK / Rekap RDKKSurat Pengajuan dari Kel. TaniSurat pengajuan ke Distributor
Tanda terima pupuk dar i Distr.Tanda terima pupuk dan/nota pembelian Kel. Tani.
102
Perihal : Pengamanan Ketersediaan Pupuk Bersubsidi yang berlaku
Januari tahun 2009 yang berisi antara lain:
a. Pengamanan Penyaluran pupuk bersubsidi dari Lini IV kepada
petani agar kiranya dilakukan berdasarkan perencanaan yang dibuat
oleh petani dalam bentuk Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok
(RDKK). Dalam RDKK memuat data petani, luas lahan usaha tani,
jenis komoditas, dan waktu kebutuhan sarana produksi.
b. Setiap penyalur resmi pupuk bersubsidi di Lini IV hanya melayani
petani di wilayah tanggung jawabnya sesuai dengan RDKK yang
dimaksud yang telah disahkan oleh Kepala Desa dan Petugas Penyuluh
Pertanian Lapangan (PPL) setempat.
c. Pendataan RDKK tersebut hendaknya dilakukan oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota. Untuk itu kami mengharapkan dukungan
Saudara Gubernur dan Bupati/Walikota dalam kelancaran pendataan
RDKK di masing-masing wilayah dan dilakukan dalam waktu yang
tidak terlalu lama, sehingga pada bulan Januari 2009 sudah dapat
dilakukan penyaluran pupuk bersubsidi pola tertutup dengan
menggunakan RDKK.
Maka kepercayaan petani semakin meningkat karena mengakomodasi
ketersediaan pupuk lebih tepat waktu dan terjamin dibandingkan sistem
pola terbuka sebelum sistem pola tertutup dicanangkan. Adapun perbedaan
103
sistem pola terbuka sebelum tahun 2009 dengan sistem pola tertutup
setelah tahun 2009, antara lain :
a. Sistem Pola Terbuka :
(1) RDKK tidak berlaku secara mutlak dan fungsinya untuk
mengetahui luas lahan.
(2) Yang mempunyai modal yang dapat membeli pupuk sehingga yang
tidak mempunyai modal kesulitan mendapatkan pupuk.
(3) Kurangnya pemerataan dalam mendapatkan pupuk, misalnya:
mempunyai tanah di Bantul dan di Sleman, tetapi bertempat tinggal
di Sleman, maka masih dapat membeli pupuk melalui penyalur di
Sleman dan di Bantul. Padahal bertempat tinggal di Sleman
seharusnya membeli pupuk di penyalur Sleman.
b. Sistem Pola Tertutup :
(1) RDKK berlaku secara mutlak untuk mengetahui data petani, luas
lahan usaha tani, jenis komoditas, dan waktu kebutuhan sarana
produksi.
(2) Lebih lancar dan tepat waktu dalam pendistribusian pupuk.
(3) Pemerataan dalam mendapatkan pupuk berdasarkan kebutuhan luas
lahan yang dimiliki.
104
(4) Petani yang tidak masuk/terdaftar dalam kelompok tani, tidak
dapat mendapatkan pupuk urea.
Apabila pada saat sistem terbuka terjadi kekurangan pupuk khususnya di
daerah DIY, menurut narasumber-narasumber yang penulis wawancarai
hal ini disinyalir karena, yaitu:
a. Uang dari petani untuk menebus digunakan pihak penyalur untuk
kepentingan pribadi, sehingga terjadi keterlambatan penerimaan pupuk
di tingkat petani.
b. Distributor menjual pupuk bersubsidi/pupuk urea tidak pada
wilayah tanggung jawabnya akan tetapi di luar wilayah tanggung
jawabnya dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang lebih
besar.
c. Pergantian sistem lama ke sistem baru mengakibatkan penghabisan
stock lama secara merata, lalu dikeluarkan stock baru.
105
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN,
DAN KETERBATASAN PENELITIAN
A. Kesimpulan
Dari analisis data dan penelitian maka penulis mengambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Tingkat pelayanan PT. Pupuk Sriwidjaja yang dialami oleh distributor,
distributor terhadap pengecer, pengecer terhadap petani baik. Untuk
tingkat mutu dari PT. Pusri terhadap distributor, distributor terhadap
pengecer, dan pengecer terhadap petani juga baik.
2. Meningkatnya pelayanan memiliki hubungan positif dengan kepuasan
distributor, pengecer, dan petani dan meningkatnya mutu memiliki
hubungan positif dengan kepuasan distributor dan pengecer. Sedangkan
meningkatnya mutu dengan kepuasan petani memiliki hubungan negatif.
Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan perhitungan hasil korelasi yang
diperoleh untuk distributor : pelayanan dengan kepuasan sebesar 0,954;
mutu dengan kepuasan sebesar 0,883. Untuk pengecer : pelayanan dengan
106
kepuasan sebesar 0,747; mutu dengan kepuasan sebesar 0,737. Sedangkan
untuk petani : pelayanan dengan kepuasan sebesar 0,586; mutu dengan
kepuasan sebesar 0,170. Artinya tiap distributor puas atau tidak puas akan
disertai dengan pelayanan dan mutu yang diberikan perusahaan kepadanya.
Pengecer puas atau tidak puas akan disertai dengan pelayanan dan mutu
yang diberikan distributor kepadanya. Dan petani puas atau tidak puas akan
disertai dengan pelayanan yang diberikan pengecer kepadanya.
3. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi kepuasan distributor, pengecer, dan
petani memiliki hubungan positif dan signifikan dengan sikap terhadap PT.
Pupuk Sriwidjaja, hal ini dibuktikan dengan hasil untuk distributor sebesar
0,912, untuk pengecer sebesar 0,778 dan untuk petani sebesar 0,330.
4. Berdasarkan skema alur pendistribusian pupuk yang ditetapkan oleh
PERMENDAG dan PERMENTAN pola alur distribusi pupuk tidak
mengalami perubahan alur distribusinya, yaitu dari PT.Pusri ke petani. Hal
yang membedakan pola lama dengan pola baru, adanya aturan sistem
RDKK yang dikeluarkan oleh Kementrian Pertanian. Sistem ini mencegah
terjadinya penebusan pupuk yang melebihi kebutuhan petani. Apabila
terjadi kelangkaan pupuk ditingkat petani lebih disebabkan adanya ulah
oknum distributor dan pengecer tertentu.
107
B. Saran
Dengan telah diketahui adanya hubungan positif dan signifikan atau nyata
antara kepuasan distributor, pengecer, dan petani dengan sikap terhadap PT. Pupuk
Sriwidjaja di wilayah pemasaran DIY, maka penulis memberi saran-saran sebagai
berikut:
1. Pelayanan kepada distributor dan tanggung jawab pendistribusian pupuk
sampai dengan Lini III terus ditingkatkan agar terjaminnya ketersediaan
pupuk di tingkat pengecer, sehingga petani tidak mengalami kesulitan
mendapatkan pupuk.
2. Mutu dari produk pupuk urea terus ditingkatkan untuk menjaga
kepercayaan petani sehingga membentuk sikap positif petani terhadap PT.
Pusri. Mengingat penggalakan pupuk organik untuk mengembalikan
kembali struktur tanah semakin marak kedepannya perusahaan perlu
mempertimbangkan untuk memproduksi pupuk organik bersubsidi atau
meninjau kembali unsur produk yang sudah ada.
3. Perusahaan perlu menjaga dan meningkatkan kepuasan dari distributor,
pengecer, dan petani untuk membentuk citra sikap positif kepada
perusahaan.
4. Perusahaan bersama Dinas terkait dan Pemerintah setempat perlu meninjau
kembali kebutuhan pupuk petani dikarenakan iklim sekarang tidak
menentu.
108
C. Keterbatasan Penelitian
1. Keterbatasan akan jumlah sampel yang harus mencakup perwakilan
distributor, pengecer, dan petani di wilayah DIY. Apabila dengan sampel
lebih banyak lagi, maka akan menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih
merata.
2. Pendistribusian pupuk ini adalah penelitian yang kompleks jadi variabel
untuk mengukur hubungan kepuasan terhadap sikap perlu ditambah.
109
DAFTAR PUSTAKA
Boyd, Harper W, Orville C. Walker, Jean-Claude Larreche. (2000). Manajemen
Pemasaran: Suatu Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global. Edisi
Pertama. Jakarta : Erlangga.
Buttle, Francis. (2007). Customer Relationship Management. Bayumedia.
Dharmmesta, Swastha.B. dan Handoko, Hani.T. (2000). Manajemen Pemasaran:
Analisis Perilaku Konsumen. Yogyakarta : BPFE.
Diana, Heppy Y. M. (2004). Analisis Kepuasan Konsumen pada Kualitas
Pelayanan.
Ghozali, Imam. (2001). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Yogyakarta : UDIP
Kotler dan Keller. (2007). Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua belas. Jakarta :
INDEKS.
Kotler dan Keller. (2008). Manajemen Pemasaran. Edisi Ketiga belas. Jakarta :
Erlangga.
Kottler, Phillip dan G. Armstrong. (2001). Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta :
Erlangga.
Kottler, Phillip dan G. Armstrong. (2004). Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta :
INDEKS.
110
Menteri Pertanian Republik Indonesia. No. 222/SR.130/M/9/2008. Pengamanan
Ketersediaan Pupuk.
Menteri Perdagangan Republik Indonesia. No. 07/M-DAG/PER/2/2009.
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 21/M-
DAG/PER/6/2008 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi
untuk Sektor Pertanian.
Menteri Pertanian Republik Indonesia. No. 50/Permentan/SR.130/11/2009
Peraturan Menteri Pertanian tentang Kebutuhan dan Harga Eceran
Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Tahun
Anggaran 2010.
Mowen, J.C. & Minnor, M. (2002). Perilaku Konsumen. Erlangga.
Peter, J. Paul, Jerry C. Olson. (2000). Consumer Behavior: Perilaku Konsumen
dan Strategi Pemasaran. Edisi Ke-empat, Jakarta: Erlangga.
Purwanto. (2007). Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan Pengembangan
dan Pemanfaatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Siswandari. (2009). Statistika: Computer Based. Surakarta : LPP UNS dan UNS
Press.
Sugiyono. (2002). Statistika untuk Penelitian. Bandung : ALFABETA.
Sugiyono, (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung : ALFABETA.
111
Sunarto. (2004). Prinsip-Prinsip Pemasaran. Yogyakarta: Amus.
Supranto. (2001). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan : Untuk Menaikkan
Pangsa Pasar. Jakarta : Rineka Cipta.
Suswidatiningsih, Lusia. (2003). Analisis Hubungan Kepuasan terhadap
Pelayanan dengan Loyalitas Konsumen.
Sutedja.(2007). Panduan Layanan Konsumen. Jakarta: GRASINDO.
Tjiptono, Fandy. (2000). Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andy Offset.
Tjiptono Fandy, Chandra Gregorius, dan Adriana Dadi. (2008). Pemasaran
Strategik. Yogyakarta : Andy Offset.
LAMPIRAN
LAMPIRAN I
KUESIONER
Hal : Kuesioner Yogyakarta, Juni 2010
Lampiran : 1 lembar
Kepada
Para responden
Salam sejahtera,
Bersama dengan kuesioner ini saya,
Nama : Winda Novitasari
NIM : 062214028
Prodi : Manajemen
Selaku peneliti ingin meminta bantuan kepada bapak/ibu sekalian untuk mengisi
kuesioner di bawah ini. Hasil kuesioner ini akan saya gunakan sebagai data dalam skripsi
saya yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPUASAN DISTRIBUTOR,
PENGECER, DAN PETANI DENGAN SIKAP TERHADAP PT. PUPUK SRIWIDJAJA
WILAYAH PEMASARAN DIY”.
Besar harapan saya, kepada bapak/ibu untuk meluangkan waktu sejenak untuk mengisi
kuesioner di bawah ini. Saya berharap bapak/ibu bisa mengisi kuesioner ini dengan
sejujur-jujurnya sesuai dengan pengalaman yang anda miliki ketika membeli,
menyalurkan, dan mengkonsumsi pupuk. Atas perhatian dan partisipasinya, saya
mengucapkan terimakasih.
Hormat saya,
Winda Novitasari
DISTRIBUTOR
BAGIAN I
Petunjuk Pengisian :
Ingatlah kembali situasi atau kondisi disaat anda mendapatkan pengarahan dari
perusahaan dan membeli pupuk, kemudian berikan tanda silang (X) pada kolom
alternatif jawaban yang tersedia, yang sesuai dengan apa yang anda rasakan/pikirkan
saat itu.
Ket : SP = Sangat Puas CP = Cukup Puas KP = Kurang Puas STP = Sangat Tidak Puas
BAGIAN II
Berilah tanda X pada jawaban atas pertanyaan berikut:
Ket: STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju TB = Tidak Berpendapat S = Setuju SS = Sangat Setuju
Jawaban Anda NO
Pernyataan
SP CP KP STP
1 Perusahaan memberikan
kualifikasi jenis dan
manfaat pupuk kepada
distributor dengan jelas.
2 Jadwal penyampaian
pupuk ke tangan
ditributor tepat waktu.
3 Keluhan dan saran dari
ditributor direspon
dengan cepat.
BAGIAN III
Jawaban NO Pernyataan STS TS TB S SS
1. Spesifikasi produk yang tertulis di kemasan cukup jelas.
2. Kemasan diterima masih dalam keadaan baik.
3. Volume pupuk per kantong sesuai dengan yang tertulis di kemasan.
4. Kebutuhan pupuk untuk distributor, pengecer, dan petani dapat tercukupi sesuai dengan kebutuhan kelompok tani di setiap wilayah.
5. Pupuk Urea PT. Pusri menjadi pupuk pokok petani dibandingkan dengan pupuk lain.
6. Perusahaan memberikan jaminan garansi apabila terjadi kerusakan produk ketika produk masih terdapat di Gudang Pupuk PT. Pusri tingkat Provinsi.
Jawaban Anda NO Pernyataan STS TS TB S SS
1. Distributor dapat mengantri dengan teratur pada saat penebusan pupuk
2. Perusahaan melayani permintaan pupuk dengan tepat dan sesuai yang diajukan oleh kelompok tani.
3. Perusahaan ramah dalam melayani distributor.
4. Perusahaan memberikan fasilitas tempat duduk yang memadai kepada distributor saat pelayanan diberikan.
5. Prosedur penebusan pembelian pupuk dari distributor ke perusahaan tidak memberatkan distributor.
6. Prosedur pembayaran pembelian pupuk dari distributor ke perusahaan tidak memberatkan distributor.
7. Perusahaan menyiapkan sarana gudang pupuk sesuai kebutuhan pupuk kelompok tani di DIY.
8. Perusahaan menyediakan pelayanan informasi melalui telepon.
9. Perusahaan bekerjasama bersama dinas atau instansi terkait melaksanakan program penyuluhan atau promosi guna menunjang Program Ketahanan Pangan di daerah penyaluran distributor.
10. Perusahaan selalu memberikan informasi terbaru tepat waktu berkaitan dengan perubahan harga pupuk.
BAGIAN IV
PENGECER
BAGIAN I
Petunjuk Pengisian :
Ingatlah kembali situasi atau kondisi disaat anda mendapatkan pengarahan dari
perusahaan dan membeli pupuk, kemudian berikan tanda silang (X) pada kolom
alternatif jawaban yang tersedia, yang sesuai dengan apa yang anda rasakan/pikirkan
saat itu.
Ket : SP = Sangat Puas CP = Cukup Puas KP = Kurang Puas STP = Sangat Tidak Puas
Jawaban NO Pernyataan STS TS TB S SS
1 Distributor percaya dengan kinerja PT. Pusri.
2 Distributor mempercayai informasi yang diberikan PT. Pusri.
3 Distributor merasa senang bekerjasama dengan PT. Pusri karena responsif (tanggap) terhadap ditributor.
Jawaban Anda NO
Pernyataan
SP CP KP STP
1. Distributor memberikan
kualifikasi jenis dan manfaat
pupuk kepada pengecer
dengan jelas.
2. Jadwal penyampaian pupuk
ke tangan pengecer tepat
waktu.
3. Keluhan dan saran dari
pengecer direspon dengan
cepat.
BAGIAN II
Berilah tanda X pada jawaban atas pertanyaan berikut:
Ket: STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju TB = Tidak Berpendapat S = Setuju SS = Sangat Setuju
BAGIAN III
Jawaban NO Pernyataan STS TS TB S SS
1. Spesifikasi produk yang tertulis di kemasan cukup jelas.
2. Kemasan diterima masih dalam keadaan baik.
3. Volume pupuk per kantong sesuai dengan yang tertulis di kemasan.
4. Pemenuhan kebutuhan pupuk untuk distributor, pengecer, dan petani dapat tercukupi sesuai dengan kebutuhan kelompok tani di setiap wilayah.
5. Pupuk Urea PT. Pusri menjadi pupuk pokok petani dibandingkan dengan pupuk lain.
6. Ditributor memberikan jaminan
Jawaban Anda NO Pernyataan STS TS TB S SS
1. Pengecer dapat mengantri dengan teratur pada saat penebusan pupuk.
2. Distributor melayani permintaan pupuk dengan tepat dan sesuai yang diajukan oleh kelompok tani.
3. Distributor ramah dalam melayani pengecer.
4. Distributor memberikan fasilitas tempat duduk yang memadai saat pelayanan diberikan.
5. Prosedur penebusan pembelian pupuk dari pengecer ke distributor tidak memberatkan pengecer.
6. Prosedur pembayaran pembelian pupuk dari pengecer ke distributor tidak memberatkan pengecer.
7. Distributor menyiapkan sarana gudang pupuk sesuai kebutuhan pupuk kelompok tani di Kabupaten.
8. Perusahaan menyediakan pelayanan informasi melalui telepon.
9. Distributor selalu memberikan informasi terbaru tepat waktu berkaitan dengan perubahan harga pupuk.
garansi apabila terjadi kerusakan produk ketika produk masih terdapat di gudang pupuk distributor.
BAGIAN IV
Jawaban NO Pernyataan STS TS TB S SS
1. Pengecer percaya dengan kinerja PT. Pusri.
2. Pengecer mempercayai informasi yang diberikan PT. Pusri.
3. Pengecer merasa senang bekerjasama dengan PT. Pusri karena responsif (tanggap) terhadap pengecer.
PETANI
BAGIAN I
Petunjuk Pengisian :
Ingatlah kembali situasi atau kondisi disaat anda mendapatkan pengarahan dari
perusahaan dan membeli pupuk, kemudian berikan tanda silang (X) pada kolom
alternatif jawaban yang tersedia, yang sesuai dengan apa yang anda rasakan/pikirkan
saat itu.
Ket : SP = Sangat Puas CP = Cukup Puas KP = Kurang Puas STP = Sangat Tidak Puas
Jawaban Anda NO
Pernyataan
SP CP KP STP
1. Pengecer memberikan
kualifikasi jenis dan
manfaat pupuk kepada
petani dengan jelas.
2. Jadwal penyampaian
pupuk ke tangan petani
tepat waktu.
3. Keluhan dan saran dari
petani direspon dengan
cepat.
BAGIAN II
Berilah tanda X pada jawaban atas pertanyaan berikut:
Ket: STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju
TB = Tidak Berpendapat S = Setuju SS = Sangat Setuju
Jawaban Anda NO Pernyataan STS TS TB S SS
1. Kelompok tani dapat mengantri dengan teratur pada saat penebusan pupuk.
2. Pengecer melayani permintaan pupuk dengan tepat dan sesuai yang diajukan oleh kelompok tani.
3. Pengecer ramah dalam melayani petani.
4. Pengecer memberikan fasilitas tempat duduk yang memadai saat pelayanan diberikan.
5. Prosedur penebusan pembelian pupuk dari petani ke pengecer tidak memberatkan petani.
6. Prosedur pembayaran pembelian pupuk dari petani ke pengecer tidak memberatkan petani.
7. Pengecer menyiapkan sarana gudang pupuk sesuai kebutuhan pupuk kelompok tani di wilayahnya.
8 Perusahaan menyediakan pelayanan informasi melalui telepon.
9. Pengecer selalu memberikan informasi terbaru tepat waktu berkaitan dengan perubahan harga pupuk.
BAGIAN III
Jawaban NO Pernyataan STS TS TB S SS
1. Spesifikasi produk yang tertulis di kemasan cukup jelas.
2. Kemasan diterima masih dalam keadaan baik.
3. Volume pupuk per kantong sesuai dengan yang tertulis di kemasan.
4. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli pupuk sebanding dengan mutu produk yang dirasakan.
5. Pemenuhan kebutuhan pupuk untuk distributor, pengecer, dan petani dapat tercukupi sesuai dengan kebutuhan kelompok tani di setiap wilayah.
6. Pupuk Urea PT. Pusri menjadi pupuk pokok petani dibandingkan dengan pupuk lain.
7. Pengecer memberikan jaminan garansi apabila terjadi kerusakan produk ketika produk masih terdapat di gudang pupuk pengecer.
BAGIAN IV
Jawaban NO Pernyataan STS TS TB S SS
1. Petani percaya dengan kinerja PT. Pusri.
2. Petani mempercayai informasi yang diberikan PT. Pusri.
3. Petani merasa senang bekerjasama dengan PT. Pusri karena responsif (tanggap) terhadap petani.
LAMPIRAN II
Data
Pelayanan
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 X1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 2 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 43 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 44
1 Distributor
Total N 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 3 4 4 3 4 5 . 38 2 4 5 5 5 4 4 5 4 5 . 41 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 . 44 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 . 41 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 . 45 6 5 4 4 4 4 4 4 4 4 . 37 7 4 4 3 4 4 4 4 4 4 . 35 8 4 5 4 4 4 4 4 5 4 . 38 9 4 3 4 4 4 3 4 4 4 . 34 10 4 4 5 4 4 4 4 4 4 . 37
2 Pengecer
Total N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 . 34 2 1 5 5 5 4 4 4 4 4 . 36 3 1 3 4 4 3 3 5 4 4 . 31 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 . 43 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 . 42 6 4 5 5 5 4 5 5 5 5 . 43 7 4 5 4 4 4 4 4 4 5 . 38 8 5 5 5 4 4 4 5 5 4 . 41 9 4 4 5 4 5 5 4 5 5 . 41 10 5 5 5 5 4 4 4 5 5 . 42 11 4 5 5 5 4 4 4 5 5 . 41 12 5 5 5 4 5 5 5 5 4 . 43 13 4 4 5 5 5 5 4 5 5 . 42 14 4 4 5 5 5 5 4 5 5 . 42 15 5 5 5 5 5 5 5 5 4 . 44 16 5 5 5 4 4 4 5 4 4 . 40
3 Petani
17 2 2 4 2 2 4 4 4 4 . 28
18 4 4 5 5 3 4 2 1 4 . 32 19 5 4 4 2 2 1 2 4 4 . 28 20 2 4 4 3 4 3 4 4 4 . 32 21 4 4 4 2 2 2 4 4 4 . 30 22 4 4 4 4 5 5 4 4 4 . 38 23 4 4 2 2 2 4 4 2 2 . 26 24 4 4 3 3 4 4 4 3 4 . 33 25 4 4 5 5 5 5 4 4 4 . 40 26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 . 36 27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 . 36 28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 . 36 29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 . 36 30 5 5 5 5 5 5 5 4 4 . 43 31 5 5 5 5 5 5 5 4 4 . 43 32 5 5 5 5 5 5 5 4 4 . 43 33 4 4 4 2 4 4 4 2 4 . 32 34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 . 36 35 4 4 5 4 4 5 1 1 5 . 33 36 4 4 4 4 4 4 4 4 5 . 37 37 5 4 4 5 4 4 2 5 4 . 37 38 4 5 5 4 4 5 4 4 4 . 39 39 4 4 4 4 4 4 4 5 4 . 37 40 4 5 5 5 4 5 5 1 5 . 39 41 4 5 5 5 5 5 5 4 5 . 43 42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 . 36 43 4 4 4 4 4 4 5 3 4 . 36 44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 . 36 45 4 4 4 4 4 4 4 4 4 . 36 46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 . 36 47 4 4 5 4 3 4 5 4 5 . 38 48 5 5 5 5 5 5 5 5 5 . 45 49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 . 36 50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 . 45 Total N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Mutu
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 X2 1 4 4 4 4 4 4 . 24 1 Distributor
2 5 5 4 5 4 4 . 27
3 5 5 5 5 5 5 . 30 4 5 4 4 4 4 4 . 25 5 5 4 5 5 4 4 . 27 Total N 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 4 4 5 5 . 26 2 5 5 5 5 4 4 . 28 3 5 5 5 5 3 4 . 27 4 5 5 5 5 1 2 . 23 5 5 5 5 5 5 5 . 30 6 4 4 4 5 5 3 . 25 7 5 4 4 4 4 4 . 25 8 5 5 5 4 4 4 . 27 9 4 4 4 4 4 4 . 24 10 4 4 4 4 4 5 . 25
2 Pengecer
Total N 10 10 10 10 10 10 10 1 4 4 4 2 4 2 4 24 2 4 4 4 5 5 4 5 31 3 4 4 4 5 5 4 5 31 4 5 5 5 4 4 5 4 32 5 4 5 5 4 4 5 5 32 6 5 4 5 4 5 5 5 33 7 4 5 4 4 4 2 4 27 8 4 4 4 4 4 4 4 28 9 4 4 5 4 5 5 5 32 10 4 4 4 4 4 4 4 28 11 4 4 5 4 5 5 5 32 12 5 5 5 4 5 5 5 34 13 5 5 5 5 4 5 5 34 14 5 5 5 5 4 4 5 33 15 5 5 5 4 5 5 5 34 16 5 5 5 4 5 5 5 34 17 4 4 4 2 4 4 4 26 18 5 5 4 1 4 4 1 24 19 4 4 4 2 5 4 4 27 20 4 4 4 2 4 4 4 26 21 4 4 4 2 4 4 4 26 22 5 5 5 4 5 4 4 32 23 4 4 4 2 4 4 1 23 24 4 4 4 3 4 4 3 26
3 Petani
25 5 5 4 4 4 4 4 30
26 4 4 4 4 4 4 4 28 27 4 4 4 4 4 3 4 27 28 4 4 4 4 4 4 4 28 29 4 4 4 4 4 4 4 28 30 4 4 4 4 4 5 4 29 31 4 4 4 4 4 5 4 29 32 4 4 4 4 4 5 4 29 33 4 5 4 5 4 4 2 28 34 4 4 4 4 4 4 4 28 35 4 4 2 4 4 2 5 25 36 4 4 5 5 3 2 4 27 37 4 4 4 4 4 4 4 28 38 4 4 4 4 4 3 4 27 39 4 4 4 4 4 4 4 28 40 4 4 4 5 5 4 5 31 41 5 5 5 4 5 5 5 34 42 4 4 4 4 4 3 5 28 43 4 4 4 4 4 4 4 28 44 4 4 5 4 4 3 4 28 45 3 4 4 4 4 3 4 26 46 4 4 4 4 4 4 4 28 47 5 4 5 5 5 2 3 29 48 4 4 4 4 4 3 5 28 49 4 4 4 4 4 4 4 28 50 5 5 5 5 5 5 5 35 Total N 50 50 50 50 50 50 50 50
Kepuasan
K1 K2 K3 Y1 1 3 3 3 92 3 3 3 93 4 4 4 124 3 3 3 95 4 3 3 10
1 Distributor
Total N 5 5 5 51 3 4 3 102 4 4 3 113 3 4 3 104 4 3 3 10
2 Pengecer
5 4 4 4 12
6 4 3 3 107 3 3 3 98 4 3 3 109 3 3 3 910 3 2 3 8Total N 10 10 10 101 4 4 4 122 2 2 3 73 2 2 4 84 4 4 4 125 4 4 4 126 4 3 3 107 4 4 4 128 4 4 4 129 3 3 3 910 4 4 4 1211 4 4 3 1112 3 3 3 913 4 4 4 1214 4 4 4 1215 4 4 3 1116 4 4 4 1217 2 3 2 718 2 3 2 719 2 3 3 820 2 3 2 721 2 2 2 622 4 4 4 1223 1 3 3 724 3 3 3 925 4 3 3 1026 3 3 3 927 3 3 3 928 3 3 3 929 3 3 3 930 4 4 3 1131 4 4 3 1132 4 4 3 1133 3 3 1 7
3 Petani
34 3 4 4 11
35 4 4 4 1236 3 4 3 1037 3 4 4 1138 4 4 4 1239 3 4 3 1040 3 4 4 1141 3 3 3 942 3 3 3 943 3 3 3 944 3 3 3 945 2 3 2 746 3 3 3 947 3 3 2 848 3 3 3 949 3 3 3 950 3 3 3 9Total N 50 50 50 50
Sikap
S1 S2 S3 Y2 1 4 4 4 122 4 5 4 133 5 5 5 154 4 4 4 125 4 5 5 14
1 Distributor
Total N 5 5 5 51 4 4 5 132 5 5 5 153 4 5 5 144 5 4 4 135 5 5 5 156 4 4 4 127 4 4 4 128 5 5 5 159 4 4 4 1210 4 4 4 12
2 Pengecer
Total N 10 10 10 101 4 4 4 122 4 4 4 12
3 Petani
3 4 4 4 12
4 5 5 5 155 5 5 5 156 5 5 5 157 2 2 4 88 4 4 4 129 4 4 4 1210 4 4 4 1211 4 5 4 1312 5 5 5 1513 5 5 5 1514 4 4 5 1315 5 5 5 1516 4 4 4 1217 4 4 2 1018 4 5 4 1319 4 3 2 920 4 4 3 1121 4 3 4 1122 4 4 4 1223 4 3 3 1024 4 4 4 1225 4 4 4 1226 4 4 4 1227 4 4 4 1228 4 4 4 1229 4 4 4 1230 4 5 5 1431 4 5 5 1432 4 5 5 1433 2 4 4 1034 4 4 4 1235 5 4 5 1436 4 4 4 1237 4 4 4 1238 4 4 4 1239 4 4 4 1240 5 5 4 1441 5 5 4 1442 3 3 3 943 3 3 3 9
44 4 4 4 1245 3 4 4 1146 3 3 3 947 3 4 4 1148 3 3 3 949 3 3 3 950 3 3 3 9Total N 50 50 50 50
LAMPIRAN III
Uji Deskriptif Rata-Rata
Distributor
Frequencies Statistics - Distributor
X1 Pelayanan X2 Mutu Y1 Kepuasan Y2 Sikap Valid 5 5 5 5 N
Missing 0 0 0 0 Mean 43.40 26.60 9.80 13.20 Median 43.00 27.00 9.00 13.00 Mode 40 27 9 12 Std. Deviation 4.099 2.302 1.304 1.304 Variance 16.800 5.300 1.700 1.700 Minimum 40 24 9 12 Maximum 50 30 12 15 Sum 217 133 49 66
Frequency Table
P1 Pelayanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 3 60.0 60.0 60.05 SS 2 40.0 40.0 100.0
Valid
Total 5 100.0 100.0
P2 Pelayanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 2 40.0 40.0 40.05 SS 3 60.0 60.0 100.0
Valid
Total 5 100.0 100.0
P3 Pelayanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 4 80.0 80.0 80.05 SS 1 20.0 20.0 100.0
Valid
Total 5 100.0 100.0
P4 Pelayanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 4 80.0 80.0 80.05 SS 1 20.0 20.0 100.0
Valid
Total 5 100.0 100.0
P5 Pelayanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 4 80.0 80.0 80.05 SS 1 20.0 20.0 100.0
Valid
Total 5 100.0 100.0
P6 Pelayanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 4 80.0 80.0 80.05 SS 1 20.0 20.0 100.0
Valid
Total 5 100.0 100.0
P7 Pelayanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 3 60.0 60.0 60.05 SS 2 40.0 40.0 100.0
Valid
Total 5 100.0 100.0
P8 Pelayanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 3 60.0 60.0 60.05 SS 2 40.0 40.0 100.0
Valid
Total 5 100.0 100.0
P9 Pelayanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 3 60.0 60.0 60.05 SS 2 40.0 40.0 100.0
Valid
Total 5 100.0 100.0
P10 Pelayanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 3 60.0 60.0 60.05 SS 2 40.0 40.0 100.0
Valid
Total 5 100.0 100.0
Frequency Table
M1 Mutu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 1 20.0 20.0 20.05 SS 4 80.0 80.0 100.0
Valid
Total 5 100.0 100.0
M2 Mutu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 3 60.0 60.0 60.05 SS 2 40.0 40.0 100.0
Valid
Total 5 100.0 100.0
M3 Mutu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 3 60.0 60.0 60.05 SS 2 40.0 40.0 100.0
Valid
Total 5 100.0 100.0
M4 Mutu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 2 40.0 40.0 40.05 SS 3 60.0 60.0 100.0
Valid
Total 5 100.0 100.0
M5 Mutu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 4 80.0 80.0 80.05 SS 1 20.0 20.0 100.0
Valid
Total 5 100.0 100.0
M6 Mutu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 4 80.0 80.0 80.05 SS 1 20.0 20.0 100.0
Valid
Total 5 100.0 100.0
Frequency Table
K1 Kepuasan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 3 CP 3 60.0 60.0 60.04 SP 2 40.0 40.0 100.0
Valid
Total 5 100.0 100.0
K2 Kepuasan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 3 CP 4 80.0 80.0 80.04 SP 1 20.0 20.0 100.0
Valid
Total 5 100.0 100.0
K3 Kepuasan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 3 CP 4 80.0 80.0 80.04 SP 1 20.0 20.0 100.0
Valid
Total 5 100.0 100.0
Frequency Table
S1 Sikap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 4 80.0 80.0 80.05 SS 1 20.0 20.0 100.0
Valid
Total 5 100.0 100.0
S2 Sikap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 2 40.0 40.0 40.05 SS 3 60.0 60.0 100.0
Valid
Total 5 100.0 100.0
S3 Sikap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 3 60.0 60.0 60.05 SS 2 40.0 40.0 100.0
Valid
Total 5 100.0 100.0
Pengecer
Frequencies Statistics - Pengecer
X1 Pelayanan X2 Mutu Y1 Kepuasan Y2 Sikap Valid 10 10 10 10 N
Missing 0 0 0 0 Mean 39.00 26.00 9.90 13.30 Median 38.00 25.50 10.00 13.00 Mode 37(a) 25 10 12 Std. Deviation 3.651 2.055 1.101 1.337 Variance 13.333 4.222 1.211 1.789 Minimum 34 23 8 12 Maximum 45 30 12 15 Sum 390 260 99 133
a Multiple modes exist. The smallest value is shown
Frequency Table P1 Pelayanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 7 70.0 70.0 70.05 SS 3 30.0 30.0 100.0
Valid
Total 10 100.0 100.0
P2 Pelayanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 3 TB 1 10.0 10.0 10.04 S 3 30.0 30.0 40.05 SS 6 60.0 60.0 100.0
Valid
Total 10 100.0 100.0
P3 Pelayanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 3 TB 1 10.0 10.0 10.04 S 3 30.0 30.0 40.05 SS 6 60.0 60.0 100.0
Valid
Total 10 100.0 100.0
P4 Pelayanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 3 TB 1 10.0 10.0 10.04 S 6 60.0 60.0 70.05 SS 3 30.0 30.0 100.0
Valid
Total 10 100.0 100.0
P5 Pelayanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 7 70.0 70.0 70.05 SS 3 30.0 30.0 100.0
Valid
Total 10 100.0 100.0
P6 Pelayanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 3 TB 1 10.0 10.0 10.04 S 6 60.0 60.0 70.05 SS 3 30.0 30.0 100.0
Valid
Total 10 100.0 100.0
P7 Pelayanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 3 TB 1 10.0 10.0 10.04 S 6 60.0 60.0 70.05 SS 3 30.0 30.0 100.0
Valid
Total 10 100.0 100.0
P8 Pelayanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 7 70.0 70.0 70.05 SS 3 30.0 30.0 100.0
Valid
Total 10 100.0 100.0
P9 Pelayanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 5 50.0 50.0 50.05 SS 5 50.0 50.0 100.0
Valid
Total 10 100.0 100.0
Frequency Table M1 Mutu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 4 40.0 40.0 40.05 SS 6 60.0 60.0 100.0
Valid
Total 10 100.0 100.0
M2 Mutu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 5 50.0 50.0 50.05 SS 5 50.0 50.0 100.0
Valid
Total 10 100.0 100.0
M3 Mutu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 5 50.0 50.0 50.05 SS 5 50.0 50.0 100.0
Valid
Total 10 100.0 100.0
M4 Mutu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 5 50.0 50.0 50.05 SS 5 50.0 50.0 100.0
Valid
Total 10 100.0 100.0
M5 Mutu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 1 STS 1 10.0 10.0 10.03 TB 1 10.0 10.0 20.04 S 5 50.0 50.0 70.05 SS 3 30.0 30.0 100.0
Valid
Total 10 100.0 100.0
M6 Mutu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 2 TS 1 10.0 10.0 10.03 TB 1 10.0 10.0 20.04 S 5 50.0 50.0 70.05 SS 3 30.0 30.0 100.0
Valid
Total 10 100.0 100.0
Frequency Table K1 Kepuasan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 3 CP 5 50.0 50.0 50.04 SP 5 50.0 50.0 100.0
Valid
Total 10 100.0 100.0
K2 Kepuasan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 2 KP 1 10.0 10.0 10.03 CP 5 50.0 50.0 60.04 SP 4 40.0 40.0 100.0
Valid
Total 10 100.0 100.0
K3 Kepuasan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 3 CP 9 90.0 90.0 90.04 SP 1 10.0 10.0 100.0
Valid
Total 10 100.0 100.0
Frequency Table S1 Sikap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 6 60.0 60.0 60.05 SS 4 40.0 40.0 100.0
Valid
Total 10 100.0 100.0
S2 Sikap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 6 60.0 60.0 60.05 SS 4 40.0 40.0 100.0
Valid
Total 10 100.0 100.0
S3 Sikap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 5 50.0 50.0 50.05 SS 5 50.0 50.0 100.0
Valid
Total 10 100.0 100.0
Petani
Frequencies Statistics
X1 Pelayanan X2 Mutu Y1 Kepuasan Y2 Sikap Valid 50 50 50 50 N
Missing 0 0 0 0 Mean 21.14 12.78 9.72 7.98 Median 21.00 12.00 9.00 8.00 Mode 20 12 9 8 Std. Deviation 3.143 1.130 1.796 1.332 Variance 9.878 1.277 3.226 1.775 Minimum 13 11 6 4 Maximum 25 15 12 10 Sum 1057 639 486 399
Frequency Table P2 Pelayanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 2 TS 1 2.0 2.0 2.03 TB 1 2.0 2.0 4.04 S 29 58.0 58.0 62.05 SS 19 38.0 38.0 100.0
Valid
Total 50 100.0 100.0
P3 Pelayanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 2 TS 1 2.0 2.0 2.03 TB 1 2.0 2.0 4.04 S 23 46.0 46.0 50.05 SS 25 50.0 50.0 100.0
Valid
Total 50 100.0 100.0
P4 Pelayanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 2 TS 6 12.0 12.0 12.03 TB 2 4.0 4.0 16.04 S 24 48.0 48.0 64.05 SS 18 36.0 36.0 100.0
Valid
Total 50 100.0 100.0
P5 Pelayanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 2 TS 4 8.0 8.0 8.03 TB 3 6.0 6.0 14.04 S 28 56.0 56.0 70.05 SS 15 30.0 30.0 100.0
Valid
Total 50 100.0 100.0
P6 Pelayanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 1 STS 1 2.0 2.0 2.02 TS 1 2.0 2.0 4.03 TB 2 4.0 4.0 8.04 S 28 56.0 56.0 64.05 SS 18 36.0 36.0 100.0
Valid
Total 50 100.0 100.0
Frequency Table M1 Mutu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 3 TB 1 2.0 2.0 2.04 S 36 72.0 72.0 74.05 SS 13 26.0 26.0 100.0
Valid
Total 50 100.0 100.0
M2 Mutu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 4 S 36 72.0 72.0 72.05 SS 14 28.0 28.0 100.0
Valid
Total 50 100.0 100.0
M5 Mutu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 3 TB 1 2.0 2.0 2.04 S 35 70.0 70.0 72.05 SS 14 28.0 28.0 100.0
Valid
Total 50 100.0 100.0
Frequency Table K1 Kepuasan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 1 SKP 1 2.0 2.0 2.02 KP 8 16.0 16.0 18.03 CP 22 44.0 44.0 62.04 SP 19 38.0 38.0 100.0
Valid
Total 50 100.0 100.0
K2 Kepuasan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 2 KP 3 6.0 6.0 6.03 CP 25 50.0 50.0 56.04 SP 22 44.0 44.0 100.0
Valid
Total 50 100.0 100.0
K3 Kepuasan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 1 SKP 1 2.0 2.0 2.02 KP 6 12.0 12.0 14.03 CP 27 54.0 54.0 68.04 SP 16 32.0 32.0 100.0
Valid
Total 50 100.0 100.0
Frequency Table
S1 Sikap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 2 TS 2 4.0 4.0 4.03 TB 8 16.0 16.0 20.04 S 31 62.0 62.0 82.05 SS 9 18.0 18.0 100.0
Valid
Total 50 100.0 100.0
S2 Sikap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 2 TS 1 2.0 2.0 2.03 TB 9 18.0 18.0 20.04 S 27 54.0 54.0 74.05 SS 13 26.0 26.0 100.0
Valid
Total 50 100.0 100.0
LAMPIRAN IV
A. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Factor Analysis KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .626
Approx. Chi-Square 752.353df 231
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. .000 Communalities Initial Extraction P1 1.000 .676P2 1.000 .528P3 1.000 .714P4 1.000 .693P5 1.000 .788P6 1.000 .722P7 1.000 .728P8 1.000 .740P9 1.000 .737M1 1.000 .852M2 1.000 .789M3 1.000 .733M4 1.000 .702M5 1.000 .640M6 1.000 .712M7 1.000 .859K1 1.000 .822K2 1.000 .796K3 1.000 .690S1 1.000 .894S2 1.000 .869S3 1.000 .716
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Component Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared
Loadings Rotation Sums of Squared
Loadings
Total % of
Variance Cumulative
% Total % of
VarianceCumulative
% Total % of
VarianceCumulative
% 1 7.607 34.578 34.578 7.607 34.578 34.578 4.113 18.695 18.6952 2.453 11.149 45.727 2.453 11.149 45.727 2.911 13.231 31.9263 2.080 9.453 55.181 2.080 9.453 55.181 2.547 11.579 43.5054 1.619 7.360 62.541 1.619 7.360 62.541 2.400 10.910 54.4155 1.371 6.232 68.773 1.371 6.232 68.773 2.269 10.314 64.7306 1.269 5.769 74.542 1.269 5.769 74.542 2.159 9.812 74.5427 .997 4.533 79.075 8 .832 3.780 82.855 9 .657 2.988 85.843 10 .509 2.314 88.156 11 .463 2.105 90.262 12 .426 1.937 92.199 13 .360 1.638 93.836 14 .314 1.429 95.265 15 .289 1.314 96.579 16 .200 .910 97.489 17 .140 .636 98.125 18 .128 .584 98.709 19 .107 .487 99.195 20 .093 .425 99.620 21 .060 .273 99.893 22 .024 .107 100.000
Component Matrix(a)
Component 1 2 3 4 5 6 P1 .436 -.319 .514 P2 .674 P3 .780 P4 .764 P5 .823 P6 .716 -.331 P7 .418 .384 -.478 P8 .445 -.376 .565 P9 .504 -.489 -.316 .312 M1 .555 .442 .411 M2 .493 .387 -.321 .375 M3 .527 .560 .325 M4 .561 -.541 M5 .314 .651 M6 .464 .519 .316 M7 .573 -.530 -.385 K1 .775 -.430 K2 .535 -.608 K3 .466 -.414 .381 .345 S1 .451 .509 -.577 S2 .605 .511 -.379 S3 .703 .314
Extraction Method: Principal Component Analysis. a 6 components extracted.
Rotated Component Matrix(a)
Component 1 2 3 4 5 6 P1 .752 P2 .444 .413 .338 P3 .617 .327 .355 P4 .726 P5 .717 .384 P6 .756 P7 .356 .768 P8 .678 .463 P9 .548 .575 M1 .873 M2 .833 M3 .561 .616 M4 .738 M5 -.364 .460 .412 M6 .549 .579 M7 .331 .815 K1 .510 .690 K2 .836 K3 .595 .537 S1 .892 S2 .370 .834 S3 .551 .344 .534
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a Rotation converged in 20 iterations.
Component Transformation Matrix Component 1 2 3 4 5 6 1 .652 .402 .350 .341 .299 .2922 -.208 -.647 .175 .494 .511 .0433 -.293 .260 .646 .261 -.216 -.5614 -.059 .388 -.594 .322 .401 -.4785 -.538 .384 .205 -.373 .531 .3176 -.392 .233 -.186 .573 -.400 .519
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
2. Uji Reliabilitas
Reliability Case Processing Summary
N % Valid 50 100.0Excluded(a) 0 .0
Cases
Total 50 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.870 5
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted P2 Pelayanan 16.82 7.457 .601 .865 P3 Pelayanan 16.70 7.112 .684 .848 P4 Pelayanan 17.06 5.568 .767 .828 P5 Pelayanan 17.06 6.017 .780 .820 P6 Pelayanan 16.92 6.483 .689 .844
Reliability Case Processing Summary
N % Valid 50 100.0Excluded(a) 0 .0
Cases
Total 50 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.713 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted M1 Mutu 8.54 .539 .730 .357 M2 Mutu 8.50 .663 .552 .601 M5 Mutu 8.52 .744 .352 .838
Reliability Case Processing Summary
N % Valid 50 100.0Excluded(a) 0 .0
Cases
Total 50 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.818 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted K1 Kepuasan 6.54 1.356 .705 .720 K2 Kepuasan 6.34 1.698 .742 .700 K3 Kepuasan 6.56 1.639 .595 .826
Reliability Case Processing Summary
N % Valid 50 100.0Excluded(a) 0 .0
Cases
Total 50 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.833 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted S1 Sikap 4.04 .529 .714 .(a) S2 Sikap 3.94 .507 .714 .(a)
a The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.
LAMPIRAN V
Korelasi Distributor, Pengecer, dan Petani Correlations Distributor Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N X1 Pelayanan 43.40 4.099 5 X2 Mutu 26.60 2.302 5 Y1 Kepuasan 9.80 1.304 5 Y2 Sikap 13.20 1.304 5
Correlations
X1 Pelayanan X2 Mutu Y1 Kepuasan Y2 Sikap Pearson Correlation 1 .975(**) .954(*) .964(**)
Sig. (2-tailed) .005 .012 .008
X1 Pelayanan
N 5 5 5 5Pearson Correlation .975(**) 1 .883(*) .949(*)
Sig. (2-tailed) .005 .047 .014
X2 Mutu
N 5 5 5 5Pearson Correlation .954(*) .883(*) 1 .912(*)
Sig. (2-tailed) .012 .047 .031
Y1 Kepuasan
N 5 5 5 5Pearson Correlation .964(**) .949(*) .912(*) 1
Sig. (2-tailed) .008 .014 .031
Y2 Sikap
N 5 5 5 5
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations Pengecer Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N X1 Pelayanan 39.00 3.651 10 X2 Mutu 26.00 2.055 10 Y1 Kepuasan 9.90 1.101 10 Y2 Sikap 13.30 1.337 10
Correlations
X1 Pelayanan X2 Mutu Y1 Kepuasan Y2 Sikap Pearson Correlation 1 .652(*) .747(*) .728(*)
Sig. (2-tailed) .041 .013 .017
X1 Pelayanan
N 10 10 10 10Pearson Correlation .652(*) 1 .737(*) .809(**)
Sig. (2-tailed) .041 .015 .005
X2 Mutu
N 10 10 10 10Pearson Correlation .747(*) .737(*) 1 .778(**)
Sig. (2-tailed) .013 .015 .008
Y1 Kepuasan
N 10 10 10 10Pearson Correlation .728(*) .809(**) .778(**) 1
Sig. (2-tailed) .017 .005 .008
Y2 Sikap
N 10 10 10 10
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Petani Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N X1 Pelayanan 21.14 3.143 50 X2 Mutu 12.78 1.130 50 Y1 Kepuasan 9.72 1.796 50 Y2 Sikap 7.98 1.332 50
Correlations
X1 Pelayanan X2 Mutu Y1 Kepuasan Y2 Sikap Pearson Correlation 1 .417(**) .586(**) .434(**)Sig. (2-tailed) .003 .000 .002
X1 Pelayanan
N 50 50 50 50Pearson Correlation .417(**) 1 .170 .322(*)Sig. (2-tailed) .003 .238 .022
X2 Mutu
N 50 50 50 50Pearson Correlation .586(**) .170 1 .330(*)Sig. (2-tailed) .000 .238 .019
Y1 Kepuasan
N 50 50 50 50Pearson Correlation .434(**) .322(*) .330(*) 1Sig. (2-tailed) .002 .022 .019
Y2 Sikap
N 50 50 50 50
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
LAMPIRAN VI
LAMPIRAN VII
LAMPIRAN VIII
LAMPIRAN IX
DOKUMENTASI FOTO