repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS...

283
i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA : STUDI KASUS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh : Oktaviano Aditya Murti (151224050) PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS...

Page 1: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

i

KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK

DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA

BIMBINGANNYA : STUDI KASUS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh :

Oktaviano Aditya Murti

(151224050)

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Saya mengucap syukur atas Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan

berkatnya, saya persembahkan karya ini untuk :

Ayah dan ibu saya, Fl. Haryadi Kusmanto, S.Pd. dan Elisabeth Budi Murni

yang selalu memberikan saya semangat dalam pengerjaan karya ini.

Kakak saya, Claudius Hendra Agatama, S.Pd.,Gr. yang memberikan saya

masukan untuk segera menyelesaikan studi saya.

Simbah putri saya, Alm. Nyi. Legiarsih yang menjadi motivasi saya untuk

menjani kehidupan saya dengan sebaik-baiknya.

Teman-teman dan pacar saya, Elizabeth Firda Maharani yang selalu

memberikan saya semangat untuk menyelesaikan karya ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

v

MOTO

Janganlah kamu kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai

kesusahannya sediri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.

-Matius 6:23-

Bekerja keras dalam diam. Biarkan kesuksesan yang membuat kebisingan.

-Panglima TNI Gatot Nurmantyo-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

viii

ABSTRAK

Murti, Oktaviano Aditya. 2019. Kajian Pragmatik Konteks Ekstralinguistik

dalam Pertuturan Dosen Pembimbing dengan Mahasiswa

Bimbingannya : Studi Kasus. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP,

USD.

Penelitian ini membahas mengenai kajiam pragmatik konteks

ekstralinguistik dalam pertuturan dosen pembimbing dengan mahasiswa

bimbingannya di prodi PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma pada tahun

akademik 2018/2019. Tujuan dalam pembuatan skripsi ini yakni, (1)

mendekripsikan elemen-elemen yang terkandung dalam konteks ekstralinguistik,

antaralain konteks sosial, konteks sosietal, konteks kultural, dan konteks situasi

yang digunakan oleh dosen pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya di

program studi PBSI, Universitas Sanata Dharma. (2) mendeskripsikan mengenai

fungsi yang diperankan oleh konteks ekstralinguistik antara lain, konteks sosial,

konteks sosietal, konteks kultural, dan konteks situasi yang digunakan dosen

pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya di prodi PBSI, Universitas Sanata

Dharma.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sumber data dalam

penelitian yakni, dosen pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya di program

studi PBSI, Universitas Sanata Dharma, sedangkan data berupa cuplikan-cuplikan

pertuturan antara dosen pembimbing dengan mahasiwa bimbingannya yang

mengandung elemen dan fungsi konteks di program studi pendidikan bahasa

Indonesia. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode

simak dengan teknik Simak libat cakap (SLC), teknik simak libat bebas cakap

(SLBC), teknik catat, dan teknik rekam. Dalam menganalisis data, peneliti

menggunakan teknik analisis dalam penelitian ini yakni, analisis dekskriptif.

Hasil dari penelitian ini adalah (1) elemen dari konteks ekstralinguistik

antarlain, konteks sosial, konteks sosietal, konteks kultural, konteks situasi yang

dilakukan oleh dosen pembimbing dengan mahasiwa bimbingannya di program

studi PBSI, Universitas Sanata Dharma, terbagi menjadi elemen yang konsisten

hadir dan tidak konsisten hadir, (2) terdapat fungsi-fungsi yang yang ada dalam

konteks ekstralinguistik seperti pada konteks sosial yakni, memberikan informasi

sebab terjadinya tuturan, memberikan informasi tambahan. Fungsi yang

diperankan konteks sosietal yakni, memberikan informasi mengenai tingkat

kekuasaan, memberikan penjelasan mengenai informasi. Fungsi yang diperankan

konteks kultural yakni, memberikan keterangan atau informasi mengenai

awalmula terjadinya pertuturan, memberi informasi atau pengetahuan yang

dimiliki peserta tutur, memberikan keterangan yang bersifat teratur, memberikan

keterangan, memberi informasi tambahan. Fungsi yang diperankan konteks situasi

yakni, memberikan penjelasan secara terperinci, memberikan informasi lanjutan,

memberikan penegasan dalam sebuah pertuturan.

Kata Kunci : konteks ekstralinguistik, elemen konteks, fungsi konteks. Konteks

sosial, konteks sosietal, konteks kultural, konteks situasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

ix

ABSTRACT

Murti, Oktaviano Aditya. 2019. A Pragmatic Discourse of Extralinguistic Context in

The Conversation between an Advisor and Their Students: a Case Study.

Thesis. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, Sanata Dharma University

This research is discussed about a pragmatic discourse of extralinguistic context

in the conversation between an advisor and their students in Indonesian Language

Literary Education Study Program, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata

Dharma University academic period 2018//2019. The aims of this research are (1) to

describe the elements contained in the extralinguistic context, such as social context,

societal context, cultural context, and situational context used by an advisor and their

students in Indonesian Language Literary Education Study Program, Sanata Dharma

University. (2) to describe the function of extralinguistic context by extralinguistic

contexts such as social context, societal context, cultural context, and situational context

used by an advisor and their students in Indonesian Language Literary Education Study

Program, Sanata Dharma University.

This research is qualitative research. The sources of the data in this research are

the advisor and their students in Indonesian Language Literary Education Study Program,

Sanata Dharma University, while the data that are in form of a conversation between an

advisor and their students contain the element and the function of the context in

Indonesian Language Literary Education Study Program. The methods that were used in

this research are Simak Libat Cakap (SLC) Technique, Simak Libat Bebas Cakap (SLBC)

technique, writing technique, and recording technique. In analyzing the data, the

researcher uses the analysis technique which is Descriptive Analysis.

The result of this research are (1) the elements of extralinguistic context such as

social context, societal context, cultural context, and situational context which done by an

advisor and their students in Indonesian Language Literary Education Study Program,

Sanata Dharma University, which divided into elements that consistently appear and

elements that inconsistently appear, (2) there are some functions of extralinguistic context

as in social context such as providing information about the cause of the speech and

providing additional information. The functions of societal context are providing

information about the echelon and providing information about sosietal knowledge The

functions of cultural context are providing information or knowledge about the beginning

of the speech, providing the speaking participants’ information or knowledge, providing

regular information, providing the information of the speech, and providing additional

information. The functions of situational context are providing a detailed explanation,

providing additional information, and giving affirmation in a speech.

Keyword: extralinguistic context, elements of the context, function of the context. social

context, societal context, cultural context, situational context.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan pada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan

rahmatnya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Kajian Pragmatik

Konteks Ekstralinguistik dalam Pertuturan Dosen Pembimbing dengan

Mahasiswa Bimbingannya : Studi Kasus” dengan lancar dan baik. Skripsi ini

disusun sebagai pemenuhan salah satu syarat menyelesaikan studi dalam

kurikulum pendidikan bahasa dan sastara Indonesia (PBSI), Jurusan Bahasa dan

Seni (JPBSI), Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa proses dalam pembuatan skripsi ini melibatkan

banyak pihak yang berada di sekitar peneliti. Oleh karena itu peneliti

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku ketua program studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia.

3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku dosen pembimbing skripsi yang

dengan sangat sabar memberikan kami motivasi, saran, dan peringatan untuk

tidak melakuan plagiasi yang sangat berharga bagi peneliti.

4. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd., selaku trianggulator yang bersedia membantu

peneliti dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang

telah mendidik peneliti selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata

Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

xi

6. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan

kesempatan bagi peniliti untuk mengerjakan penelitian ini dan mencari

literatur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv

HALAMAN MOTO ............................................................................................ v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................................... vii

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

ABSTRACT .......................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ......................................................................................... x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 5

1.5 Batasan Istilah ................................................................................................. 6

1.6 Sistematika Penelitian ..................................................................................... 9

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN ..................................................................... 11

2.1 Penelitian yang Relevan .................................................................................. 11

2.2 Landasan Teori ................................................................................................ 16

2.2.1 Komunikasi .................................................................................................. 16

2.2.2 Pragmatik ..................................................................................................... 17

2.2.3 Konteks ........................................................................................................ 18

2.2.4 Elemen dan Fungsi Konteks Sosial .............................................................. 19

2.2.5 Elemen dan Fungsi Konteks Situasi ............................................................. 24

2.2.6 Elemen dan Fungsi Konteks Kultural .......................................................... 26

2.2.7 Elemen dan Fungsi Konteks Sosietal ........................................................... 29

2.3 Kerangka Berpikir ........................................................................................... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 36

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................ 36

3.2 Sumber Data dan Data .................................................................................... 37

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 37

3.4 Instrumen Penelitian........................................................................................ 40

3.5 Metode dan Teknik Analisis Data ................................................................... 41

3.6 Trianggulasi Data ............................................................................................ 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 43

4.1 Deskripsi Data ................................................................................................. 43

4.1.1 Elemen Konteks Sosietal.............................................................................. 45

4.1.1.1 Elemen OOEMAUBICARA ..................................................................... 46

4.1.1.2 Elemen OOEMUBICAA .......................................................................... 49

4.1.1.3 Pola Elemen Konteks Sosietal .................................................................. 51

4.1.1.4 Fungsi Konteks Sosietal ............................................................................ 54

4.1.2 Elemen Konteks Sosial ................................................................................ 57

4.1.2.1 Elemen OOEMUBICAA .......................................................................... 59

4.1.2.2 Pola Elemen Konteks Sosial ..................................................................... 60

4.1.2.3 Fungsi Konteks Sosial ............................................................................... 62

4.1.3 Elemen Konteks Kultural ............................................................................. 65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

xiii

4.1.3.1 Elemen SPEAKING .................................................................................. 65

4.1.3.2 Pola Elemen Konteks Kultural .................................................................. 67

4.1.3.3. Fungsi Konteks Kultural .......................................................................... 68

4.1.4 Elemen Konteks Situasi ............................................................................... 71

4.1.4.1 Elemen yang Mengandung Lima Elemen ................................................. 72

4.1.4.2 Pola Elemen Konteks Situasi .................................................................... 73

4.1.4.3 Fungsi Konteks Situasi .............................................................................. 75

4.2 Hasil Analisis .................................................................................................. 77

4.2.1 Elemen Konteks .......................................................................................... 78

4.2.1.1 Elemen Konteks Sosietal .......................................................................... 78

4.2.1.1.1 Elemen OOEMAUBICARA .................................................................. 80

4.2.1.1.2 Elemen OOEMUBICAA ....................................................................... 83

4.2.1.2 Elemen Konteks Sosial ............................................................................. 86

4.2.1.2.1 Elemen OOEMUBICAA ....................................................................... 86

4.2.1.3 Elemen Konteks Kultural .......................................................................... 90

4.2.1.3.1 Elemen SPEAKING ............................................................................... 90

4.2.1.4 Elemen Konteks Situasi ............................................................................ 93

4.2.1.4.1 Konteks yang Mengandung 5 Elemen ................................................... 94

4.2.2 Fungsi Konteks ............................................................................................ 97

4.2.2.1 Fungsi Konteks Sosietal ............................................................................ 97

4.2.2.1.1 Fungsi Memberi Informasi Tingkat kekuasaan...................................... 98

4.2.2.1.2 Fungsi Memberikan Informasi Tambahan ............................................. 101

4.2.2.1.3 Fungsi Memberikan Penjelasan Informasi ............................................. 104

4.2.2.2 Fungsi Konteks Sosial ............................................................................... 106

4.2.2.2.1 Fungsi Memberikan Informasi Sebab Tuturan ...................................... 106

4.2.2.2.2 Fungsi Memberikan Informasi Tambahan ............................................. 109

4.2.2.3 Fungsi Konteks Kultural ........................................................................... 111

4.2.2.3.1 Fungsi Memberikan Informasi Tambahan ............................................ 111

4.2.2.3.2 Fungsi Memberikan Keterangan Pengetahuan....................................... 114

4.2.2.3.3 Fungsi Memberikan Keterangan Informasi ........................................... 116

4.2.2.4 Fungsi Konteks Situasional ....................................................................... 118

4.2.2.4 .1 Fungsi Memberikan Penjelasan Terperinci ........................................... 118

4.2.2.4.2 Fungsi Memberikan Penegasan.............................................................. 122

4.2.2.4.3 Fungsi Memberikan Informasi Lanjutan ................................................ 126

4.3 Pembahasan .................................................................................................... 128

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 134

5.1 Simpulan ........................................................................................................ 134

5.2 Saran ................................................................................................................ 137

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 138

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I pendahuluan ini memaparkan: a) Latar belakang, b) rumusan masalah. c)

tujuan penelitian, d) manfaat penelitian, e) batasan istilah, f) sistematika

penelitian. Paparan selengkapnya didipaparkan sebagai berikut :

1.1 Latar Belakang

Manusia diciptakan tidak terbatas sebagai mahluk yang memiliki akal budi

tetapi juga sebagai mahluk sosial. Secara lebih mudahnya manusia tak pernah

luput dari interaksi dengan sesamanya atau yang sering disebut dengan bersosial.

Mahluk sosial merupakan mahluk yang sering melakukan interaksi timbal balik

atau interaksi dilingkungan tempat dihidupnya. Dalam berinteraksi dengan

lingkungan atau sesamanya manusia wajib menggunakan bahasa, baik bahasa

yang diucapkan atau verbal, maupun bahasa yang tidak diucapkan atau non

verbal. Dalam berkomunikasi manusia perlu adanya konsep memahami sebuah

tuturan, individu atau manusia sebagai mahluk sosial tidak cukup hanya

memperhatikan tuturan kebahasaan yang diucapkan penuturnya. Individu saat

dalam proses interaksi sangat dianjurkan apabila memperhatikan segala aspek non

kebahasaan yang ada diluar tuturan. Dalam cabang ilmu linguistik hal-hal seperti

yang dijelaskan diatas dibahas atau di pelajari secara lebih lanjut pada cabang

ilmu pragmatik. Pragmatik secara lebih jelas merupakan ilmu bahasa yang

mempelajari pemakaian dan penggunaan bahasa, yang pada dasarnya harus

ditentukan oleh konteks situasi tutur di dalam masyarakat wahana kebudayaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

2

yang mewadahi dan melatar belakanginya (Rahardi, 2003:15). Dalam kajian-

kajian yang terkandung dalam ilmu pragmatik banyak hal yang terkait langsung

dengan fungsi utama bahasa, sebagai sarana penghubung (alat komunikasi).

Secara umum komunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi baik

pesan, ide, maupun gagasan dari satu pihak kepada pihak yang lain. Berhubungan

dengan hal itu kajian pragmatik terarah pada permasalahan yang terkandung

dalam komunikasi, secara lebih sempit terarah pada permasalahan pemakaian

bahasa di dalam suatu pertuturan yang terjadi di lingkungan masyarakat.

Lingkungan tempat manusia bersosial dengan sesamanya terselip beberapa

hal yang mengandung unsur diluar kebahasaan atau yang disebut sebagai

ekstralinguistik yang mempunyai penanda utamanya yakni konteks. Konteks

merupakan semua latar belakang pengetahuan yang di asumsikan sama-sama

dimiliki oleh penutur dan mitra tutur serta mendukung intepretasi mitra tutur atas

apa yang disampaikan oleh penutur dalam proses bertutur (Rahardi, 2005:51).

Dalam pertuturan-pertuturan yang di lakukan antara dosen pembimbing dan

mahasiswa bimbingannya, peneliti sering menjumpai bahwa konteks yang

terkandung dalam sebuah pertuturan memiliki pengaruh yang cukup besar pada

maksud ujaran yang disampaikan pada proses berkomunikasi. Dalam ilmu

pragmatik, konteks memiliki beberapa jenis, diantaranya yakni konteks sosial,

kontek kultural, konteks sosietal, dan konteks situasional.

Lingkungan sebagai tempat yang dihuni manusia untuk hidup tak luput

dari dunia pendidikan sebagai wadah pengembangan diri manusia muda menjadi

manusia yang beradab. Pada sistem penyelenggaraan pendidikan khususnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

3

tingkat perguruan tinggi tidak pernah luput dari interaksi dosen pembimbing

dengan mahasiswa bimbingannya saat sedang berkonsultasi terkait permasalahan

dalam skripsi. Peneliti beberapa kali mengamati baik secara sengaja maupun tidak

disengaja pertuturan antara mahasiswa dan dosen pembimbing skripsinya di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2018/2019. Latar

belakang mahasiswa, tingkatan sosial mahasiswa dalam masyarakat dan situasi

saat terjadi komunikasi menimbulkan pertuturan yang berbeda. Dalam pertuturan

yang dilakukan oleh mahasiswa dan dosen pembimbingnya peneliti mengamati

bahwa pertuturan yang dilakukan pada saat itu memiliki maksud dan tujuan yang

berbeda. Dalam kegiatan bertutur yang terdapat pengamatan peneliti diatas,

apabila partisipan (penutur dan mitra tutur) memperhatikan konteks maka

pertuturan akan berjalan dan menghasilkan maksud yang dinginkan atau dituju.

Setelah melakukan beberapa pengamatan pada pertuturan yang terjadi

antara dosen pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya saat sedang

melakukan kosultasi perihal permasalahan yang ada dalam skripsi peneliti merasa

tertarik untuk mengamati secara lebih lanjut konteks dengan subjek penelitian

dosen pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya. Hal-hal yang menyebabkan

peneliti memilih dosen dan mahasiswa bimbingannya sebagai objek penelitian

yakni, peneliti menganggap pertuturan dosen dengan mahasiswa bimbingannya

memiliki ciri khas tersendiri yang pasti akan sangat berbeda apabila dibandingkan

dengan pertuturan-pertuturan masyarakat dilingkungan lain. Sebagai contoh di

rumah sakit (dokter dengan pasiennya), di pasar (pedagang dengan pembelinya)

dan di tempat pengadilan (pengacara dengan kliennya). Peneliti memiliki harapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

4

pada penelitian ini supaya menambah wawasan dan memberikan sumbangsih ilmu

pada penelitian berikutnya terkait pertuturan dosen dengan mahsiswa

bimbingannya. Peneliti ingin mengetahui pula secara lebih dalam mengenai

konteks apa saja yang dapat memberi pengaruh terjadinya pertuturan antara dosen

pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang diatas, penelitian ini

berfokus pada permasalahan sebagai berikut :

a. Apa saja elemen konteks ekstralinguistik dalam pertuturan dosen

pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya di program studi PBSI FKIP

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2018/2019?

b. Apa saja fungsi konteks ekstralinguitik dalam pertuturan dosen pembimbing

dengan mahasiswa bimbingannya di program studi PBSI FKIP Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2018/2019?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian diatas, tujuan dari penelitian ini

sebagai berikut :

a. Mendeskripsikan elemen konteks ekstralinguistik yang terkandung dalam

pertuturan dosen pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya di program

studi PBSI FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik

2018/2019.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

5

b. Mendeskripsikan fungsi konteks ekstralinguistik yang terkandung dalam

pertuturan dosen pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya di program

studi PBSI FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik

2018/2019.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian kajian pragmatik dalam perturan pertuturan dosen pembimbing

dengan mahasiswa bimbingannya di program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta tahun akademik 2018/2019 diharapkan dapat memberi manfaat bagi

beberapa pihak yang bersangkutan saat pembuatan maupun pasca pembuatan

penelitian ini. Adapun manfaat yang diperoleh dari pembuat penelitian ini

sebagai berikut :

a. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapakan oleh peneliti dapat memberikan sumbangan bagi

perkembangan ilmu pragmatik terkhusus yang berkaitan dengan teori penanda

wujud dan penanda fungsi konteks ekstralinguistik dalam memahami sebuah

maksud dalam berkomunikasi khususnya dosen pembimbing dan mahasiswa

bimbingannya. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

referensi atau penunjang dalam melakukan kegiatan berkomunikasi antara

penutur dan mitra tutur ( dosen dan mahasiswa) sehingga dalam petuturan yang

dilakukan dapat tersampaikan maksud dan tujuannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

6

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapakan oleh peneliti agar bermanfaat bagi pembaca

khususnya mahasiswa dan dosen agar dapat membantu memberikan gambaran

secara lebih jelas mengenai penanda wujud dan fungsi konteks ekstralinguistik

dalam kegiatan berkomunikasi. Hal-hal kecil seperti itu perlu diperhatikan secara

lebih atau khusus agar dalam kegiatan berkomunikasi dapat terciptanya

pemahaman yang baik dalam memahami maksud tuturan.

1.5 Batasan Istilah

Peneliti memberikan batasan-batasan istilah agar penelitian ini memiliki

konsep yang jelas dan dapat digunakan dalam penelitian ini. Batasan istilah yang

digunakan sebagai berikut :

a. Komunikasi

Alan (1996:10) dalam Nadar (2009:10) berkomunikasi ialah kegiatan sosial dan

sebagaimana kegiatan sosial yang lain, kegiatan berkomunikasi ini hanya akan

dapat dilaksanakan apabila ada pihak lain yang terlibat. Dalam penjelasan yang

telah di jelaskan oleh ahli diatas komunikasi merupakan kegiatan sosial, yang

terjadi apabila ada interaksi antara dua pihak baik komunikan maupun

komunikator dalam proses sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

7

b. Pragmatik

Yule (2006:3) mengatakan bahwa pragmatik adalah ilmu yang mempelajari

tentang makna atau maksud yang disampaikan penutur atau penulis dan

ditafsirkan oleh pembaca. Pandangan pragmatik menurut ahli diatas memiliki

arti bahwa pragmatik merupakan ilmu yang membahas mengenai arti tuturan

secara khusus yakni makna atau maksud yang terkandung di dalam tuturan dalam

masyarakat saat sedang melakukan proses interaksi sosial.

c. Konteks

Rahardi (2005:51) mendifinisikan konteks merupakan semua latar belakang

pengetahuan yang diasumsikan sama-sama dimiliki penutur dan mitra tutur yang

mendukung interpretasi mitra tutur atas apa yang dimaksudkan penutur itu dalam

proses bertutur. Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh ahli diatas konteks

yakni latar belakang suatu pengetahuan yang dimiliki oleh dua pihak yang

sedang melakukan komunikasi, baik komunikator dan komunikan dengan tingkat

pengetahuan yang sama sehingga komunikasi dapat berjalan dengan baik tanpa

adanya kesalahan dalam menafsirkan suatu pertuturan.

d. Konteks Ekstralinguistik

Rahardi (2016:3) memberikan penjelasan bahwa konteks ekstralinguistik hal-hal

diluar kebahasaan berdasarkan yang melatarbelakangi dalam sebuah pertuturan.

Berdasarkan pendapat ahli diatas ektralinguistik dapat didefinisikan sebagai hal-

hal yang terkandung dalam pertuturan tetapi memiliki makna diluar kebahasaan

yang melatar belakangi sebuah pertuturan yang terjadi pada sebuah komunikasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

8

e. Konteks Sosial

Mey (1993) dalam Rahardi (2003:15) mengungkapkan konteks sosial merupakan

konteks kebahasaan yang timbul sebagai akibat dari munculnya komunikasi dan

interaksi antar anggota masyarakat dengan latar belakang sosial budaya yang

sangat tertentu sifatnya. Dalam pendapat ahli diatas konteks sosial dapat diartikan

sebagai konteks yang hadir sebagai dampak yang terjadi dari adanya interaksi

antar masyarakat yang menimbulkan adanya komunikasi dengan menitikberatkan

pada konteks situasi dan konteks budaya yang melatarbelakangi sebuah

pertuturan.

f. Konteks Situasi

Leech (1993) dalam Rahardi (2003:18) mendifinikasi bahwa konteks situasi

adalah aneka macam kemungkinan latarbelakang pengetahuan (Background

Knowledge) yang muncul dan dimiliki bersama-sama baik oleh penutur maupun

mitra tutur, serta aspek-aspek non kebahasaan lainya yang menyertai, mewadahi,

serta melatarbelakangi hadirnya sebuah pertuturan tertentu. Berdasarkan pendapat

yang telah dikemukakan oleh ahli diatas konteks situasi merupakan makna dari

peruturan yang dipengaruhi oleh lingkungan langsung tempat adanya

komunikasi.

g. Konteks Kultural

Halliday (1989:49) menyebutkan bahwa “Context cultural is the institusional and

ideological background that give value to the text and constrain its

interpretation”. Memiliki arti, latar belakang intitusional dan idelogis yang

memberikan nilai pada tuturan yng harus diiterpretasikan karena menggambarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

9

budaya. Berdasarkan pendapat ini konteks kultural didefinsikan sebagai konteks

yang berpatokan pada suatu nilai atau norma yang mempresentasikan kepercayaan

didalam kebudayaan tertentu.

h. Konteks Sosietal

Mey (1993) dalam Rahardi (2003:15) mengungkapkan konteks sosietal

merupakan konteks yang faktor penentuanya adalah kedudukan sosial relative

(relative social rank) setiap anggota masyarakat di dalam institusi-institusi yang

ada pada masyarakat atau lingkungan sosial tertentu. Berdasarkan pendapat ahli

di atas dapat diartikan bahwa konteks sosial dapat muncul apabila adanya

kekuasaan (power) yang dilakukan oleh komunikator terhadap komunikan.

1.6 Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian penelitian ini terdiri dari lima bab yang diuraikan

secara sistematis sebagai berikut :

Bab I berisikan pendahaluan yang didalamnya mencangkup latar belakang

masalah pada penelitian ini, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, batasan istilah dan sistematika penyajian. Bab II berisikan mengenai

kajian pustaka mencangkup penelitian yang relevan dan landasan teori yang

dipakai dalam penelitian ini, serta memaparkan kerangka berpikir. Bab III

berisikan hal-hal seperti metodologi penelitian yang mencangkup jenis penelitian,

sumber data dan data, teknik pengumpulan data, instrument yang dipakai dalam

penelitian ini, dan teknis analisis data. Bab IV berisikan mengenai hasil yang

sudah didapat pada penelitian ini, pembahasan mengenai fungsi dan kajian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

10

konteks ekstralinguistik dalam pertuturan antara dosen pembimbing dan

mahasiswa bimbingannya di program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta pada Tahun Akademik 2018/2019. Bab V sebagai bab paling akhir

memaparkan kesimpulan-kesimpulan dari penelitian ini dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

11

BAB II

STUDI KEPUSTAKAAN

Bab studi kepustakaan ini memaparkan a) penelitian yang relevan dengan

penelitian yang sedang diteliti oleh peneliti sekarang dan b) Landasan teori. Teori

yang digunakan pada penelitian ini yakni komunikasi, definisi pragmatik dan

konteks secara luas, elemen konteks sosial, konteks situasi, konteks kultural,

konteks sosietal beserta fungsi-fungsi yang terkandung dalam elemen-elemen

konteks tersebut. Adapun penjabaran studi kepustakaan tersebut yakni sebagai

berikut:

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Dalam ilmu linguistik terdapat beberapa cabang ilmu salah satunya yakni

pragmatik. Pragmatik dalam ilmu bahasa sudah tidak asing lagi, karena ilmu

pragmatik sudah banyak diteliti oleh ahli bahasa sebagai subjek yang

bersangkutan dengan ilmu ini. Ilmu pragmatik yang memiliki kajian makna dan

maksud dalam pertuturan yang menarik, membuat peneliti merasa tertantang dan

menimbulkan keinginan yang besar untuk meneliti mengenai ilmu ini secara lebih

dalam dan mengenal berbagai hal yang bersangkutan dengan ilmu konteks. Pada

penelitian yang dilakukan sekarang, peneliti menemukan beberapa penelitian

terdahulu dan relevan untuk menunjang keberhasilan dalam pembuatan dan

sebagai bahan referensi yang penting bagi penelitian ini. Penelitian yang

ditemukan oleh peneliti yakni penelitian oleh Pricilia Felicia Elu (2018), Kritiana

Jayanti Andang(2018), Filipus Wai Lawet (2018), Lastri Rindiyantika (2018).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

12

Peneliti-peneliti yang sudah disebutkan diatas merupakan peneliti yang meneliti

dengan menggunakan topik yang sama dalam penelitiannya. Dalam penelitian

terdahulu yang relevan tersebut yakni sama-sama membahas atau meneliti

mengenai elemen dan fungsi konteks dalam suatu pertuturan untuk menentukan

makna atau maksud saat terjadinya pertuturan atau komunikasi dalam anggota

masyarakat.

Penelitian yang relevan pertama yakni penelitian milik saudari Priscilia

Felicia Elu (Alumnus PBSI angkatan 2014, Universitas Sanata Dharma) yang

berjudul “ Kajian Elemen dan Fungsi Konteks Sosio-Kultural dalam Menentukan

Maksud Berbahasa Para Mahasiswa Berlatar Belakang Kultur Jawa Prodi PBSI

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada semester Gasal Tahun Akademik

2017/2018.”. Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh saudari Pricilia Felicia

Elu, beliau mendeskripsikan mengenai apa saja variasi elemen dan bagaimana

fungsi yang terkandung dalam konteks sosio-kultural dalam menentukan maksud

tuturan atau berbahasa para mahasiswa berkultur Jawa di Prodi PBSI Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta pada semester Gasal Tahun Akademik 2017/2018.

Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh saudari Pricilia Felicia Elu memiliki

beberapa persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang

sekarang. Persamaan yang paling terlihat, terdapat pada topik yang dikaji, yakni

sama-sama meneliti mengenai elemen dan fungsi konteks, sedangkan perbedaan

yang cukup terlihat pula pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang

sekarang dengan peneliti yang terdahalu yakni terletak pada piranti analisis dan

objek yang diteliti, dimana peneliti terdahulu menggunakan konteks sosio kultural

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

13

sebagai piranti yang digunakakn untuk menganalisis sedangkan pada penelitian

yang dilakukan sekarang menggunakan piranti analisis konteks yang tidak

terbatas pada satu piranti saja, tetapi berbagai macam yakni, konteks sosial,

konteks situasi, konteks kultural, dan konteks sosietal.

Penelitian kedua yang dianggap relevan oleh peneliti sekarang yakni milik

saudari Kristiana Jayanti Andang yang berjudul “ Kajian Elemen dan Fungsi

Konteks Situasi dalam Menentukan Maksud Berbahasa Mahasiswa dan Dosen di

Prodi PBSI Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik

2017/2018”. Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh saudari Kristiana Jayanti

Andang (alumnus prodi PBSI angkatan 2014, Universitas Sanata Dharma)

tersebut mendeskripsikan mengenai apa sajakah elemen dan fugsi konteks yang

terkandung dalam konteks situasi serta dapat menentukan makna atau maksud

berbahasa dengan dengan objek penelitian yakni mahasiswa dengan dosen di

prodi PBSI Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akdemik 2017/2018.

Setelah menilik penelitian yang telah dilakukan oleh saudari Kristiana Jayanti

Andang terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti yang sekarang. Persamaan yang cukup mencolok pada

penelitian tersebut dengan penelitian yang sekarang adalah memiliki bahan kajian

yang sama yakni elemen dan fungsi yang terkandung dalam konteks situasi.

Beberapa hal yang menjadi perbadaan antara penelitian yang sekarang dan

terdahulu yaknin terletak pada teknik analisis berserta objek penelitiannya. Hal-

hal yang membuat berbeda yakni pada penelitian Kristina Jayanti Andang hanya

menggunakan satu kajian konteks situasi., tetapi pada penelitian yang sekrang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

14

peneliti tidak hanya menggunakan satu kajian konteks melainkan empat konteks

diantaranya konteks situasi, konteks sosial, konteks kultural dan konteks sosietal.

Penelitian ketiga yang dianggap relevan yakni penelitian yang dimiliki

oleh saudari Lastri Rindiyantika (alumnus PBSI angkatan 2014, Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta) berjudul “Kajian Elemen dan Fungsi Konteks

Sosietal dalam Menentukan Maksud Berkomunikasi antara Mahasiswa dan Dosen

FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2017/2018”.

Dalam penelitian yang dilakukan pula oleh saudari Lastri Rindiyantika

mengangkat mengenai deskripsi tentang apa saja elemen dan bagaimana fungsi

konteks sosietal dalam menentukan maksud berkomunikasi antara mahasiswa dan

dosen FKIP di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penelitian yang

terdahulu yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya memiliki beberapa

persamaan dan perbedaan yang cukup dominan. Dalam penelitian tersebut

persamaan terdapat pada kesamaan topik yang dibahas yakni mengenai elemen

dan fungsi konteks, sedangkan perbedaan pada penelitian terdahulu dengan

penelitian yang sekarang yakni pada piranti analisis dan penggunaan objeknya.

Dalam penelitianya saudari Lastri Rindiyantika menggunakan konteks sosietal

sebagai piranti analisis sedangkan peneliti pada penelitian yang sekarang

menggunakan piranti analisis konteks dan macam-macamnya.

Penelitian relevan yang terakhir yakni penelitian milik saudara Pilipus Wai

Lawet (alumnus PBSI angkatan 2014, Universitas Sanata Dharma) berjudul

“Kajian Elemen Konteks dan Fungsi Konteks Sosial dalam Menentukan Maksud

Berkomunikasi antar Mahasiswa dan Dosen Non-FKIP Universitas Sanata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

15

Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2017/2018”. Dalam penelitian yang

dilalukan oleh saudara Filipus Wai Lawet membahas serta dan mendeskripsikan

mengenai apa itu elemen dan bagaimana fungsi konteks sosial dalam menentukan

maksud dan makna dalam komunikasi antara mahasiswa dan dosen non-FKIP.

Penelitian yang dilakukan oleh Filipus Wai Lawet memilik beberapa persamaan

dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang sekarang.

Persamaan dapat dilihat dari kesamaan bahan yang dibahas yakni mengenai

elemen dan konteks, sedangakan perbedaan terletak pada piranti analisis dan

objek kajiannya. Dalam penelitiannya Filipus Wai Lawet memakai konteks sosial

sebagai piranti atau alat analisisnya, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan

oleh peneliti yang sekarang membahas mengenai konteks dan berbagai macam

yang dimiliki oleh konteks. Objek yang digunakan turut berbeda, pada penelitian

yang dilakukan oleh saudara Filipus Wai Lawet yakni mahasiswa dan dosen non-

FKIP, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sekarang terdapat pada

mahasiswa dan dosen di program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

FKIP.

Berdasarkan penelitian relevan yang telah disebutkan dan jelaskan diatas,

terdapat berbagai macam kesamaan dan perbedaan yang cukup kentara antara

keempat penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang

sekarang. Persamaan pada penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang

terdapat pada pembahasan mengenai konteks beserta elemen dan fungsinya.

perbedaan yang dilakukan oleh penelitian terdahulu dengan penelitian yang

sekarang yakni, dalam penelitian terdahulu terbatas pada satu macam konteks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

16

saja, tetapi pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang sekarang memiliki

bahasan materi yang lebih luas yakni berbagai macam konteks diantaranya

konteks sosial, konteks situasi, konteks kultural, dan terakhir konteks sosietal.

2.2 Landasan Teori

Landasan teori yakni merupakan seperangkat desfinisi, konsep, yang telah

disusun dan digunakan dalam sebuah penelitian. Landasan teori dalam sebuah

penelitian digunakan sebagai pondasi yang kokoh dalam penelitian ini. Landasan

teori yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

2.2.1 Komunikasi

Alan dalam Nadar (2009:10) berkomunikasi ialah kegiatan sosial dan

sebagaimana kegiatan sosial yang lain, kegiatan berkomunikasi ini hanya akan

dapat dilaksanakan apabila ada pihak lain yang terlibat. Berdasarkan penjelasan

yang telah di jelaskan oleh ahli diatas komunikasi merupakan kegiatan sosial,

yang terjadi apabila ada interaksi antara dua pihak baik komunikan maupun

komunikator dalam proses sosial. Mulyana dan Rahmat (2014:2) mengatakan

secara lebih luas bahwa komunikasi sebagai apa yang terjadi apabila makna

diberikan pada sebuah perilaku.

Berdasarkan kedua pendapat dari ahli diatas peneliti dapat menarik

kesimpulan bahwa komukasi merupakan kegiatan penerimaan pesan yang

dilakukan oleh dua orang atau lebih (komunikator dan komunikan) sehingga

pesan yang dimaksud dapat dipahami dan merangsang adanya timbal balik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

17

Dalam komunikasi adanya timbal balik sangatlah penting, karena komunikasi

dianggap berhasil apabila munculnya timbal balik dari lawan bicara.

2.2.2 Pragmatik

Stephen C. Levinson (1983) dalam Rahardi (2003: 6) menuturkan

pragmatik sebagai studi perihal ilmu bahasa yang mempelajari relasi-relasi antara

bahasa dengan konteks tuturannya. Secara lebih lanjut, Yule (2006:3) berpendapat

pula dalam teori yang beliau cetuskan pragmatik adalah ilmu yang mempelajari

tentang makna atau maksud yang disampaikan penutur (atau penulis) dan

ditafsirkan oleh pendengar (atau pembaca). Berdasarkan pendapat yang dimiliki

oleh ahli diatas dapat diartikan bahwa pragmatik yakni cabang ilmu lingustik yang

mempelajari hubungan antara maksud dari suatu tuturan. Begitu pula melalui

pendapatnya, Rahardi (2003:15) menuturkan pragmatik secara lebih jelas dan

mendalam yakni pragmatik merupakan ilmu bahasa yang mempelajari pemakaian

dan penggunaan bahasa, yang dasarnya selalu harus ditentukan oleh konteks

situasi tutur di dalam masyarakat dan wahana kebudayaan yang mewadahi serta

melatarbelakanginya.

Melihat dari berbagai definisi pragmatik menurut beberapa pakar, peneliti

menarik kesimpulan bahwa pragmatik merupakan ilmu bahasa yang mempelajari

atau mengkaji unsur-unsur diluar hal-hal kebahasaan (maksud atau makna).

Berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang sekarang, teori

pragmatik digunakan sebagai kajian ilmu yang mendasar dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

18

2.2.3 Konteks

Menurut Rahardi (2005:51) konteks adalah semua latar belakang

pengetahuan yang diasumsikan sama-sama dimiliki oleh penutur dan mitra tutur

serta mendukung interpretasi mitra tutur atas apa yang disampaikan oleh penutur

dalam proses bertutur. Pendapat yang disampaikan oleh ahli diatas konteks yakni

latar belakang suatu pengetahuan yang dimiliki oleh dua pihak yang sedang

melakukan komunikasi, baik komunikator dan komunikan dengan tingkat

pengetahuan yang sama sehingga komunikasi dapat berjalan dengan baik tanpa

adanya kesalahan dalam menafsirkan suatu pertuturan. Kemudian secara lebih

lanjut Mulyana (2005:21) mengungkapkan bahwa konteks merupakan situasi atau

latar terjadinya suatu komunikasi. Konteks dapat dianggap sebagai sebab dan

alasan terjadinya suatu dialog atau pembicaran yang hadir melatarbelakangi

peristiwa tutur. Ditambahkan pula oleh Ida Bagus (2015:5) Konteks merupakan

“sesuatu yang ada sebelum dan atau sesudah sebuah kata, frasa, atau bahkan

ujaran yang lebih panjang (dari frasa, yaitu klausa, kalimat) atau teks”. Jadi,

konteks itu bisa berarti “yang melingkupi”.

Berdasarkan pendapat-pendapat ahli diatas peneliti dapat memahami hal

yang dimaksud dengan konteks dan mengambil kesimpulan bahwa konteks

merupakan hal-hal yang mendasar dan turut mempengaruhi atau melingkupi suatu

pertuturan di dalam masyarakat. Berpatokan dari kesimpulan tersebut konteks

hadir melatarbelakangi pertuturan yang terjadi antara penutur dan mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

19

2.2.4 Elemen dan Fungsi Konteks Sosial

Dalam tautannya dengan komunikasi, konteks sosial memiliki andil yang

dominan dalam sebuah pertuturan. Konteks sosial (Social context) menurut Mey

(1993) dalam Rahardi (2003:15) merupakan konteks kebahasaan yang timbul

sebagai akibat dari munculnya komunikasi dan interaksi antar anggota masyarakat

dengan latar belakang sosial dan budaya yang sangat tertentu sifatnya. Hal yang

dimaksudkan Mey dalam definisinya yakni konteks sosial merupakan konteks

yang hadir sebagai dampak yang terjadi dari adanya interaksi antar masyarakat

yang menimbulkan adanya komunikasi dengan menitikberatkan pada konteks

situasi dan konteks budaya yang melatarbelakangi sebuah pertuturan.

Poedjosoedarmo (1985) dalam Baryadi (2015:24) menyatakan, beberapa

faktor yang dapat memberikan pengaruh pada penggunaan bahasa disebut konsep

memoteknik OOEMAUBICARA, yaitu (1) O1= orang ke satu atau penutur, (2)

O2 = orang ke dua atau mitra tutur, (3) E= emosi, (4) M= maksud dan tujuan

percakapan, (5) A= adanya O3 dan barang-barang lain disekeliling adegan

percakapan, (6) U= urutan tutur, (7) B= bab yang dipercakapkan; pokok

pembicaraan, (8) I= instrumen tutur atau sarana tutur, (9) C= citarasa tutur, (10)

A= adegan tutur, (11) R= register tutur/ genre, (12) A= aturan atau norma

kebahasaan. Dalam penjelasan komponen OOEMAUBICARA oleh ahli diatas,

keseluruhan komponen akan di bahas oleh peneliti sebagai berikut :

a. O1 (Orang kesatu atau penutur)

O1 merupakan diri seorang penutur yang dapat dilihat dari latar belakang

kehidupan penutur. Hal yang dimaksud penjelasan diatas yakni bersangkutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

20

dengan bagaimana kondisi fisik dari penutur, mental yang dimiliki oleh penutur

dan kemahiran berbahasa yang dimiliki penutur itu sendiri. Latar belakang yang

dimaksudkan yakni jenis kelamin penutur, asal daerah, strata dalam kelas sosial

masyarakat, umur dan profesi yang dimiliki oleh penuntur.

b. O2 (Mitra tutur)

O2 yang dimaksud dalam komponen OOEMAUBICARA ini yakni orang kedua

dalam suatu pertuturan. Dalam sebuah interaksi sosial, komunikasi tidak akan

terjadi dengan sempurna apabila tidak ada orang kedua. Orang kedua atau mitra

tutur dalam sebuah komunikasi dijadikan sebuah subjek untuk memberikan

timbal balik pada tuturan yang dilakukan oleh O1.

c. E (Emosi)

Emosi penutur turut memberikan pengaruh yang cukup besar dalam sebuah

bentuk pentuturan. Apabila seseorang yang sedang mengalami gugup, marah,

akan melontarkan ujaran atau pertuturan yang dapat dikatakan kurang teratur.

Beda halnya dengan seseorang yang sedang merasa tenang dan senang akan

mengeluarkan ujaran yang baik atau teratur.

d. M (Maksud atau tujuan percakapan)

Maksud atau tujuan pertuturan turut memberikan pengaruh dalam sebuah

pertuturan yang dilakukan oleh seseorang. Maksud penutur memberikan

pengaruh dalam pemilihan bahasa, tingkat tutur, ragam, dialek, idiolek, dan

pemilihan ungkapan-ungkapan tertentu untuk menunjang maksud yang ingin

disampaikan secara lebih jelas, atau pemilihan unsur suprasegmental tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

21

e. A ( Adanya O3 atau orang ke tiga)

Hal yang dimaksud dalam “ adanya O3” yakni kehadiran orang lain pada suatu

ujaran. Dalam suatu ujaran, isi dari pembicaran dapat berganti bentuknya dari apa

yang seharunya terjadi apabila ada seseorang yang secara tidak sengaja hadir

dalam dialog yang dilakukan oleh O1 dan O2. Pergantian bentuk atau

pengubahan tersebut terjadi karena ada beberapa alasan yang terjadi, diantaranya

karena ingin mengikut sertakan O3 dalam sebuah percakapan, ingin

menyembunyikan sesuatu dari O3 dan sebagainya.

f. U (Urutan bicara)

Urutan bicara, berhubungan dengan siapa yang harus memulai pembicaraan

terlebih dahulu, dan siapa yang harus berbicara kemudian. Hal seperti ini dalam

masyarakat memiliki aturan namun berdasarkan norma dari budaya setempat.

Biasanya dalam masyarakat seseorang yang memiliki strata sosial yang lebih

tinggi atau orang yang dianggap dituakan harus berbicara terlebih dahulu.

g. B ( Bab yang akan dibicarakan)

Bab yang dibicarakan mempengaruhi hal apa yang akan dibicarakan dalam

sebuah percakapan. Hal ini tidak berarti setiap pokok pembicaraan harus dibahas

secara detil tetapi dapat dibahas menggunakan ragam bahasa tertentu. Namun,

dalam sebuah percakapan yang memiliki topik pembicaraan tertentu sehingga

mengharuskan penggunaan kode-kode dalam berbahasa apabila mereka ingin

membicarakan hal itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

22

h. I (Intrument atau sarana tutur)

Instrument tutur dapat memberikan pengaruh pada bentuk ujaran. Instrument

tutur atau sarana tutur merupakan sarana yang digunakan saat menyampaikan

tuturan. Misalnya saja, bahasa lisan dan bahasa tulis. Bahasa lisan menggunakan

mulut atau disampaikan secara oral (lisan), sedangkan bahasa tulis menggunakan

huruf-huruf yang dituliskan dengan alat tulis.

i. C (Citarasa penutur)

Hal yang dimaksud dengan citarasa yakni nada bicara yang secara keseluruhan

dapat memberikan pengaruh pada O1 juga berpengaruh pada ragam tutur yang

diucapkan oleh O1. Dalam hal ini citra rasa memiliki beberapa ragam bahasa

seperti bahasa santai, bahasa formal, dan bahasa indah.

j. A (Adegan tutur)

Adegan tutur berkaitan erat dengan tempat, waktu dan peristiwa yang

melatarbelakangi suatu pertuturan. Adegan tutur akan mempengaruhi bentuk-

bentuk suatu ujaran. Contoh yang dilihat peneliti dalam komponen Adegan tutur

ini dalam kehidupan sehari-hari yakni pada percakapakan di tempat-tempat

ibadah, rumah sakit, dan ruang dosen saat mahasiswa sedang melaksanakan

konsultasi. Percakapan-percakapan yang terjadi pada tempat-tempat tersebut

biasanya tidak banyak bercanda, volume suara tidak terlalu keras, sopan, serius,

dan khidmat.

k. R (Register atau bentuk wacana)

Terdapat beberapa bentuk wacana yang telah dimiliki dalam masyarakat seperti

surat-menyurat dinas, percakapan dengan menggunakan telepon, pidato, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

23

masih banyak lagi. Dalam wacana beberapa macam bentuk wacana diatas

bentuknya sudah baik dan diketahui oleh banyak masyarakat. Apabila ada

seseorang yang melanggar kaidah-kaidah bentuk wacana tersebut, maka

masyarakat akan memberikan reaksi yang kurang baik pada penutur.

l. A (Aturan)

Aturan kebahasaan ini berkaitan dengan norma kebahasaan yang dimilliki pada

masyarakat. Setiap daerah memiliki norma-norma yang berlaku pada

masyarakat. Sebagai contoh struktur pembicaraan yang jelas, tidak menanyakan

hal-hal yang bersifat pribadi, dan menghindar kata-kata yang bersifat tabu dapat

memberikan penilaian yang baik pada O1 (penutur).

Berdasarkan peristiwa tutur yang terjadi tak terkecuali pada konteks sosial,

selain untuk berkomunikasi tetapi juga untuk menyampaikan maksud-maksud

tertentu. Hal-hal layaknya gagasan yang ingin disampaikan tetapi tidak

diwakilkan menggunakan kata-kata akan dapat diketahui jika memahami pada

konteks yang tejadi. Fungsi konteks, pada konteks sosial dibahas sebagai berikut:

a. Memberikan informasi yang jelas.

b. Memberikan informasi situasi dan kondisi peserta tutur.

c. Memberikan informasi sebab terjadinya tuturan.

d. Memberikan informasi tambahan.

Berdasarkan pada teori dari ahli diatas berserta pembahasaan yang telah

dituliskan dibawahnya peneliti mengartikan fungsi konteks sosial sebagai

penghubung antara pertuturan O1 dan O2 dengan berpatokan pada latarbelakang

sosial yang sama. Sehingga dalam sebuah pertuturan partisipan (penutur dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

24

mitra tutur) tidak mengalami kesalahan dalam memahami isi dari sebuah

pertuturan, dan membantu dalam ngerti topik pembicaraan secara lebih dalam.

2.2.5 Elemen dan Fungsi Konteks Situasi

Leech (1993) dalam Rahardi (2003:18) mengungkapkan konteks situasi

tuturan merupakan aneka macam kemungkinan latar belakang pengetahuan

(Background Knowledge) yang muncul dan dimiliki bersama-sama baik oleh

penutur maupun mitra tutur, serta aspek-aspek non kebahasaan lainnya yang

menyertai, mewadahi, serta melatarbelakangi hadirnya sebuah pertuturan tertentu.

Dalam pendapat yang telah disampaikan oleh ahli diatas, Leech ingin menegaskan

bahwa dalam sebuah percakapan kedua belah pihak (penutur dan mitra tutur)

telah memiliki latar belakang pengetahuan yang sama. Sehingga dalam pertuturan

yang terjadi latar belakang yang sama dapat dijadikan sebagai sarana atau media

yang terbentuknya komunikasi yang baik dan pemaknaan maksud dari tuturan.

Halliday dan Hasan (1992) dalam Baryadi (2015:18) menyatakan bahwa

konteks situasi adalah lingkungan langsung dimana konteks itu benar-benar

berfungsi. Berdasarkan pernyataan ahli diatas konteks situasi yakni merupakan

keseluruhan lingkungan dimana teks itu diproduksi baik secara lisan (verbal)

maupun secara tulisan (non-verbal).

Hakikat elemen konteks situasi dan jenis-jenisnya dinyataka oleh Leech

(1993) dalam Baryadi (2015:31) yakni menggunakan komponen-komponen

penentu dalam konteks situasi berbahasa yang dijadikan penentu dalam berbahasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

25

Berikut penjelasan mengenai komponen-komponen penentu yang terkandung

dalam konteks situasional :

a. Penyapa (yang menyapa) dan pesapa (yang disapa)

Penyapa merupakan seseorang atau individu yang melakukan aktivitas sosial

yakni menyapa, sedang pesapa merupakan individu yang menerima sapaan dari

pesapa. Penyapa dan pesapa merupan individu yang terlibat dalam sebuah

komunikasi. Penyapa memilki arti penulis atau pembicara, sedang pesapa

merupakan seseorang yang disebut sebagai pendengar atau pembaca.

b. Konteks sebuah tuturan

Konteks sebuah tuturan mecangkup aspek lingkungan fisik dan sosial yang

terkait dengan sebuh tuturan. Dalam hal ini latar belakang pengetahuan yang

sama berperan karena tingkat latar belakang pengetahuan yang sama dapat

membantu penutur dan mitra tutur dalam memahami suatu pertuturan.

c. Tujuan tuturan

Tujuan tuturan merupakan hal-hal yang disampaikan oleh penutur maupun mitra

tutur, diantaranya bertanya, meminta, menyuruh, memberitahu dan sebagainya.

dalam hal ini tujuan tuturan dapat diartikan sebagai hal yang ingin disampaikan

guna melengkapi proses berkomunikasi.

d. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau tindak ujar

Tuturan dapat artikan sebagai aktivitas ujar. Hal yang dimaksud yakni pragmatik

memang membahas mengenai hal-hal yang bersifat konkret atau benar-benar

terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

26

e. Tuturan sebagai tindak verbal

Hal yang dimaksud tuturan sebagai tindak verbal yakni tuturan muncul karena

adanya tindakan yang dilakukan secara verbal (oral) dan secara gramatikal. Hasil

dari kegiatan ini yakni berupa kalimat, tetapi apabila dipandang secara pragmatik

berupa tuturan yang sama-sama dimiliki oleh penutur dan mitra tutur.

Setiap tuturan yang terjadi selain untuk menyampaikan atau menerima pesan,

tentu memiliki tujuan lain. Hal-hal tersebut dapat ditentukan dari konteks tuturan

yang melingkupi percakapan yang disampaikan oleh penutur kepada mitra tutur

dan dapat langsung diterima dengan baik tanpa adanya kesalahan dalam

memahami pertuturan.

Berdasarkan pembahasan mengenai konteks ini, khususnya konteks situasi

akan jelaskan mengenai fungsi yang diperankan oleh konteks situasi. Namun

secara linguistik fungsi dipahami sebagai peran sebuah bahasa dalam pertuturan.

Dalam sebuah pertuturan fungsi situasi di tunjukan melalui pemberian penjelasan

secara terperinci dalam sebuah pertuturan, memberikan informasi lanjutan,

memberikan penegasan dalam sebuah pertuturan agar mitra tutur memahami apa

yang dikemukakan oleh penutur, dan memberikan keterangan mengenai keadaan

atau kondisi mitra tutur.

2.2.6 Elemen dan Fungsi Konteks Kultural

Halliday (1989:49) menyebutkan bahwa “cultural context is the

institusional and idelogical background that give value to the text and constraint

it’s interpretation”. Hal tersebut memiliki arti konteks kultural sebagai latar

belakang institusional dan idelogis yang memberikan nilai pada tuturan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

27

harus diinterpretasikan karena menggambarkan kebudayaan tertentu. Sistem nilai

dalam masyarakat menggambarkan pola-pola tertentu dari kebudayaan yang ada

di dalam masyarakat. Sistem nilai di dalam lingkup masyarkat memiliki andil

yang cukup besar. Sistem nilai merupakan hal yang dapat menentukan benar dan

salah, serta baik maupun buruk seseorang apabila mentaati norma-norma yang

tersedia atau tidak.

Berikutnya Hymes dalam Baryadi (2015:19) merumuskan faktor-faktor

mengenai komponen penentu dalam pertuturan yakni SPEAKING. SPEAKING

dijelaskan oleh peneliti sebagai seberikut :

a. S ( Setting and Scene)

Hal yang dimaksud Setting yakni latar belakang. Setting atau latar mencangkup

suatu tempat dan waktu saat terjadinya sebuah tuturan. Berbeda dengan setting,

scene atau suasana merupakan latar suasana yang menunjukan latar psikologis

yang mengacu pada pertuturan yang dilakukan oleh penutur dan mitra tutur.

b. P ( Participant)

Partisipan menunjuk pada pihak-pihak diluar penutur yang terlibat dalam sebuah

percakapan. Hal-hal tersebut dapat diartikan sebagai pendengar, pesapa, dan

penerima.

c. Ends

Hal yang dimaksud ends adalah tujuan penutur dalam kegiatan bertutur.

d. Act of squence

Act of Squence mencangkup pada bentuk pesan dan isi pesan dalam sebuah

pertuturan. Bentuk ujaran dimaksudkan dalam pertuturan yakni berkenaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

28

dengan kata-kata yang dipilih serta digunakan dalam bertutur. Isi ujaran yakni

berkenaan pula dengan hubungan yang terkait antara apa yang dikatakan dengan

topik yang sedang dibicarakan.

e. K (Key)

Menitik beratkan pada nada, cara, dan perasaan saat sedang bertutur, di mana

suatu pesan disampaikan. Penyampaian pertuturan tersebut dapat menggunakan

perasaan senang, nada yang tinggi atau halus, dengan tenang ataupun terbata-

bata, sombong, mengejek dan sebagainya, maupun dapat ditunjukan dengan

menggunakan bahasa tubuh dan bahasa isyarat lainnya.

f. I (Instrumentalities)

Berkaitan dengan sarana, media untuk menyampaikan suatu pertuturan baik lisan

dan tulisan. Mengacu pada penggunaan jalur bahasa yang tepat dan juga mengacu

pada kode-kode yang akan digunakan.

g. N ( Norms)

Bertumpu pada norma-norma yang berlaku pada pertuturan guna dapat

berinteraksi dan dapat menaati kaidah-kaidah yang terkandung didalamnya.

Apabila dalam seseorrang penutur tidak mengindahkan kaidah-kaidah tersebut

maka masyarakat akan memberikan penilian negatif pada diri penutur.

h. G (Genres)

Genres diartikan sebagai macam penyampaian pertuturan yang dilakukan oleh

penutur baik lisan maupun tertulis. Contoh genres dalam pertuturan yakni

disampaikan melalui narasi, puisi, doa, ceramah, pidato, dan sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

29

Berdasarkan pembahasan mengenai konteks kultural, akan dijelaskan pula

fungsi dari konteks kultural yang terdapat dalam pertuturan antara dosen

pembimbing dan mahasiswa bimbingannya di Prodi PBSI FKIP Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2017/2018. Dalam penelitian ini

fungsi konteks kultural yang dapat ditemukan antara lain, memberikan keterangan

situasi dan kondisi perserta tutur, memberi informasi atau keterangan pengetahuan

yang dimiliki oleh peserta tutur (penutur dan mitra tutur), memberikan keterangan

atau informasi mengenai awalmula terjadinya pertuturan dan pengetahuan peserta

tutur, memberikan keterangan yang bersifat teratur pada sebuah tuturan,

memberikan keterangan atau informasi sebab tuturan yang terjadi atau sebelum

peristiwa tutur terjadi, kemudian memberi informasi tambahan mengenai peserta

tutur.

2.2.7 Elemen dan Fungsi Konteks Sosietal

Mey dalam Rahardi (2003:15) mengutarakan pendapatnya mengenai

konteks sosietal yakni, konteks yang faktor penentunya adalah kedudukan sosial

relatif (relative social rank) setiap anggota masyarakat di dalam institusi-institusi

yang ada pada masyarakat dan lingkungan sosial tertentu. Konteks sosietal dapat

terbentuk karena adanya hubungan vertikal, sebagai contoh yakni hubungan

dalam komunikasi antara penutur dan mitra tutur dengan faktor penentu atasan

dan bawahan.

Konteks sosietal, timbul dari adanya kekuatan (power) yang berasal dari

“rasa memiliki” kedudukan seseorang. Salah satu contoh yakni pertuturan antara

dosen pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya. Dosen memiliki kekuasaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

30

untuk memberikan perintah pada mahasiswa merevisi skripsi hasil tulisannya agar

penelitiannya nantinya menjadi lebih baik.

Poedjosoedarmo dalam Baryadi (2015:24) menyatakan, beberapa faktor

yang dapat memberikan pengaruh pada penggunaan bahasa disebut konsep

memoteknik OOEMAUBICARA, yaitu (1) O1= orang ke satu atau penutur, (2)

O2 = orang ke dua atau mitra tutur, (3) E= emosi, (4) M= maksud dan tujuan

percakapan, (5) A= adanya O3 dan barang-barang lain disekeliling adegan

percakapan, (6) U= urutan tutur, (7) B= bab yang dipercakapkan; pokok

pembicaraan, (8) I= instrumen tutur atau sarana tutur, (9) C= citarasa tutur, (10)

A= adegan tutur, (11) R= register tutur/ genre, (12) A= aturan atau norma

kebahasaan. Dalam penjelasan komponen OOEMAUBICARA oleh ahli diatas,

keseluruhan komponen akan di bahas oleh peneliti sebagai berikut :

a. O1 (Orang kesatu atau penutur)

O1 merupakan diri seorang penutur yang dapat dilihat dari dan latar belakang

kehidupan penutur. Hal yang dimaksud penjelasan diatas yakni bersangkutan

dengan bagaimana kondisi fisik dari penutur, mental yang dimiliki oleh penutur

dan kemahiran berbahasa yang dimiliki penutur itu sendiri. Latar belakang yang

dimaksudkan dalam yakni jenis kelamin penutur, asal daerah, strata dalam kelas

masyarakat, umur dan profesi yang dimiliki oleh penuntur.

b. O2 (Mitra tutur)

O2 yang dimaksud dalam komponen OOEMAUBICARA ini yakni orang kedua

dalam suatu pertuturan. Dalam sebuah interaksi sosial, komunikasi tidak akan

terjadi dengan sempurna apabila tidak ada orang kedua. Orang kedua atau mitra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

31

tutur dalam sebuah komunikasi dijadikan sebuah subjek untuk memberikan

timbal balik pada tuturan yang dilakukan oleh O1.

c. E (Emosi)

Emosi penutur turut memberikan pengaruh yang cukup besar dalam sebuah

bentuk pentuturan. Apabila seseorang yang sedang mengalami gugup, marah,

akan melontarkan ujaran atau petuturan yang dapat dikatakan kurang teratur.

Beda halnya dengan seseorang yang sedang merasa tenang dan senang akan

mengeluarkan ujaran yang baik atau teratur.

d. M (Maksud atau tujuan percakapan)

Maksud atau tujuan pertuturan turut memberikan pengaruh dalam sebuah

pertuturan yang dilakukan oleh seseorang. Maksud penutur memberikan

pengaruh dalam pemilihan bahasa, tingkat tutur, ragam, dialek, idiolek, dan

pemilihan ungkapan-ungkapan tertentu untuk menunjang maksud yang ingin

disampaikan secara lebih jelas, atau pemilihan unsur suprasegmental tertentu.

e. A ( Adanya O3 atau orang ke tiga)

Hal yang dimaksud dalam “ adanya O3” yakni kehadiran orang lain pada suatu

ujaran. Dalam suatu ujaran, isi dari pembicaran dapat berganti bentuknya dari apa

yang seharunya terjadi apabila ada seseorang yang secara tidak sengaja hadir

dalam dialog yang dilakukan oleh O1 dan O2. Pergantian bentuk atau

pengubahan tersebut terjadi karena ada beberapa alasan yang terjadi, diantaranya

karena ingin mengikut sertakan O3 dalam sebuah percakapan, ingin

menyembunyikan sesuatu dari O3 dan sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

32

f. U (Urutan bicara)

Urutan bicara, berhubungan dengan siapa yang harus memulai pembicaraan

terlebih dahulu, dan siapa yang harus berbicara kemudian. Hal seperti ini dalam

masyarakat memiliki aturan namun berdasarkan norma dari budaya setempat.

Biasanya dalam masyarakat seseorang yang memiliki strata sosial yang lebih

tinggi atau orang yang dianggap dituakan harus berbicara terlebih dahulu.

g. B ( Bab yang akan dibicarakan)

Bab yang dibicarakan mempengaruhi hal apa yang akan dibicarakan dalam

sebuah percakapan. Hal ini tidak berarti setiap pokok pembicaraan harus dibahas

secara detil tetapi dapat dibahas menggunakan ragam bahasa tertentu. Namun,

dalam sebuah percakapan yang memiliki topik pembicaraan tertentu sehingga

mengharuskan penggunaan kode-kode dalam berbahasa apabila mereka ingin

membicarakan hal itu.

h. I (Intrument atau sarana tutur)

Instrument tutur dapat memberikan pengaruh pada bentuk ujaran. Instrument

tutur atau sarana tutur merupakan sarana yang digunakan saat menyampaikan

tuturan. Misalnya saja, bahasa lisan dan bahasa tulis. Bahasa lisan menggunakan

mulut atau disampaikan secara oral (lisan), sedangkan bahasa tulis menggunakan

huruf-huruf yang dituliskan dengan alat tulis.

i. C (Citarasa penutur)

Hal yang dimaksud dengan citarasa yakni nada bicara yang secara keseluruhan

dapat memberikan pengaruh pada O1 juga berpengaruh pada ragam tutur yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

33

diucapkan oleh O1. Dalam hal ini citra rasa memiliki beberapa ragam bahasa

seperti bahasa santai, bahasa formal, dan bahasa indah.

j. A (Adegan tutur)

Adegan tutur berkaitan erat dengan tempat, waktu dan peristiwa yang

melatarbelakangi suatu pertuturan. Adegan tutur akan mempengaruhi bentuk-

bentuk suatu ujaran. Contoh yang dilihat peneliti dalam komponen Adegan tutur

ini dalam kehidupan sehari-hari yakni pada percakapakan di tempat-tempat

ibadah, rumah sakit, dan ruang dosen saat mahasiswa sedang melaksanakan

konsultasi. Percakapan-percakapan yang terjadi pada tempat-tempat tersebut

biasanya tidak banyak bercanda, volume suara tidak terlalu keras, sopan, serius,

dan khidmat.

k. R (Register atau bentuk wacana)

Terdapat beberapa bentuk wacana yang telah dimiliki dalam masyarakat seperti

surat-menyurat dinas, percakapan dengan menggunakan telepon, pidato, dan

masih banyak lagi. Dalam wacana beberapa macam bentuk wacana diatas

bentuknya sudah baik dan diketahui oleh banyak masyarakat. Apabila ada

seseorang yang melanggar kaidah-kaidah bentuk wacana tersebut, maka

masyarakat akan memberikan reaksi yang kurang baik pada penutur.

l. A (Aturan)

Aturan kebahasaan ini berkaitan dengan norma kebahasaan yang dimilliki pada

masyarakat. Setiap daerah memiliki norma-norma yang berlaku pada masyarakat.

Sebagai contoh struktur pembicaraan yang jelas, tapi pembicaraan, tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

34

menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi, dan menghindar kata-kata yang bersifat

tabu dapat memberikan penilaian yang baik pada O1 (penutur).

Berlandaskan peristiwa tutur yang terjadi, selain digunakan untuk

berkomunikasi pertuturan juga digunakan sebagai sarana menyampaikan maksud

tertentu. Gagasan-gagasan yang disampaikan tetapi kurang dapat terwakilkan

hanya dengan kata-kata dapat terlihat apabila memahami kontek pertuturan yang

sedang terjadi. Fungsi-fungsi dari konteks sosietal dapat disebutkan sebagai

berikut, memberikan informasi mengenai tingkat kekuasaan yang dimiliki oleh

penutur dan mitra tutur, memberikan penjelasan mengenai informasi yang dimiliki

seorang penutur dan mitra tutur, memberikan keterangan pentingnya kekuasaan

dalam pertuturan, memberikan informasi tambahan.

2.3 Kerangka Berpikir

Penelitian ini berjudul “Kajian Pragmatik Konteks Ekstralinguistik dalam

Pertuturan Dosen Pembimbing dengan Mahasiswa Bimbingannya di Program

Studi PBSI FKIP Universits Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik

2018/2019” menggunakan teori kajian pragmatik dan konteks. Konteks yang

digunakan dalam penelitian ini mencangkup beberapa macam, diantaranya

konteks sosial, konteks situasi, konteks kultural, dan konteks sosietal. Beberapa

konteks yang telah disebutkan sebelumnya, kemudian akan digunakan sebagai

piranti analisis pada penelitian ini dengan memperhatikan elemen apa saja yang

terkandung didalamnya dan fungsi apa saja yang terkandung dalam pertuturan

antara dosen pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya di program studi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

35

PBSI FKIP Universitas Sanata Dharma Tahun Akademik 2018/2019. Kerangka

berpikir pada penelitian ini disusun berdasarkan tinjauan pustaka yang terkait

dengan penelitian ini.

linguistik

Pragmatik

Konteks

Konteks

Ekstralinguistik

Konteks Sosial

Konteks Situasi

Konteks

Kultural Konteks Sosietal

Pertuturan antara Dosen Pembimbing dengan Mahasiwa Bimbingannya di Pogram

Studi PBSI FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik

2018/2019

Mengetahui fungsi

konteks ekstralinguistik

dalam pertuturan antara

dosen pembimbing

dengan mahasiswa

bimbingannya.

Mengetahui elemen

konteks ekstralinguistik

dalam pertuturan antara

dosen pembimbing

dengan mahasiswa

bimbingannya.

Kajian Pragmatik Konteks Ekstralinguistik dalam Pertuturan antara Dosen Pembimbing

dengan Mahasiswa Bimbingannya di Program Studi PBSI FKIP Universitas sanata Dharma

Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipergunakan untuk mengetahui konteks

ekstralinguistik (fungsi dan elemen) dalam pertuturan antara dosen pembimbing

dengan mahasiswa bimbingannya di Program Studi PBSI FKIP Universitas

Sanata Dharma Yogyakarata Tahun Akademi 2018/2019 yakni penelitian

deskriptif kualitatif. Sugiyono (2017:8) penelitian kualitatif adalah pendekatan

penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk

meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)

dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber

data dilakukan secara (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan

hasil penelitan kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Metode penelitian yang digunakan yakni studi kasus sesuai yang

dituturkan oleh Robert K. Yin (2014:18) yakni, suatu inkuiri empiris yang

menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas

antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas dan dimana multisumber

bukti dimanfaatkan. Studi kasus berguna, karena peneliti ingin memahami suatu

permasalahan atau situsi tertentu dengan mendalam, khususnya pada konteks yang

terdapat dalam pertuturan antara dosen pembimbing dengan mahasiswa

bimbingannya di program studi PBSI FKIP Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta tahun akademik 2018/2019. Studi kasus yang digunakan yakni studi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

37

kasus observasi, karena teknik pengumpulan data didapatkan melalui observasi,

peran serta atau pelibatan.

3.2 Sumber Data dan Data

Hal yang dimaksudkan sebagai sumber data dalam penelitian ini yakni

subyek, yang memungkinkan data dapat diperoleh. Sumber data pada penelitian

ini terdapat pada dosen pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya di Program

Studi PBSI FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik

2018/2019.

Noor (2011) dalam Rahayu (2017:137) mengatakan data adalah informasi

yang diterima sebagai suatu kenyataan atau fenomena empiris wujudnya dapat

merupakan seperangkat ukuran (kuantitatif berupa angka-angka) atau berupa kata-

kata (Kualitatif).

Berdasarkan pendapat ahli diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

data merupakan hal-hal yang mencangkup informasi dan dapat diterima sebagai

suatu hal yang bersifat fakta atau kenyataan. Penelitian ini, data berupa konteks

yang terdapat dalam pertuturan, baik elemen dan fungsi yang terkandung dalam

pertuturan antara dosen pembimbing dan mahasiswa bimbingannya di PBSI FKIP

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2018/2019 dengan

menggunakan penanda konteks ekstralinguistik.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode yang digunakan yakni metode simak, karena

peneliti hanya menyimak pertuturan-pertuturan yang terjadi antara dosen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

38

pembimbing dan mahasiswa bimbingannya. Dalam pertuturan yang terjadi antara

dosen pembimbing dan mahasiswa bimbingannya, peneliti tidak terlibat

didalamnya melainkan hanya sekedar menyimak. Teknik pengumpulan data yang

digunakan pada penelitian ini dibedakan menjadi dua berdasarkan tahap

penggunaannya, yakni “teknik dasar” dan ”teknik lanjutan” (Sudaryanto,

2015:201-202).

Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan teknik dasar

berwujud teknik sadap. Dalam penelitian ini, hal- hal yang membuat teknik sadap

disebut sebagai teknik dasar dalam metode simak yakni pada hakikatnya

penyimakan dilakukan dengan teknik sadap agar data yang diambil dapat

berwujud orisinil dan tidak dibuat-buat.

Praktik selanjutnya Mahsun (2007:93) menyatakan teknik sadap ini diikuti

oleh teknik lanjutan yakni teknik simak libat cakap, catat, dan teknik rekam.

Keempat teknik tersebut dapat digunakan secara bersama-sama jika penggunaan

bahasa yang disadap itu berwujud lisan. Dalam penelitian yang dilakukan

sekarang peneliti menjelaskan mengenai simak libat cakap, simak bebas libat

cakap, teknik catat, dan teknik rekam sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

39

a. Teknik Simak Libat Cakap (SLC)

Teknik Simak Libat Cakap disebut juga teknik “SLC”. Peneliti, dalam teknik ini

terlibat langsung dalam pertuturan, jadi peneliti terlibat langsung dalam dialog

sekaligus sebagai pengamat penggunaan bahasa. Keterlibatan peneliti dalam

teknik ini ada dua macam, pertama terlibat secara aktif. Dikatakan “aktif” apabila

peneliti juga ikut angkat bicara dalam pertuturan, sedangkan keterlibatan

“reseptif” apabila peneliti tidak ikut angkat bicara dan hanya mendengarkan

pertuturan yang terjadi. Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan teknik

simak libat cakap (SLC) reseptif, karena peneliti menginginkan data yang bersifat

orisinil tanpa ada campur tangan dari orang ke tiga.

b. Teknik Lanjutan II (Teknik Simak Bebas Libat Cakap)

Teknik Simak Bebas Libat cakap disebut juga teknik “SLBC”. Peneliti berperan

sebagai pengamat bahasa, peneliti tidak terlibat dalam proses pertuturan yang

sedang berlangsung, jadi peneliti tidak ikut serta dalam dialog. Dalam teknik ini,

peneliti hanya mendengarkan apa yang dikatakan (dan bukan apa yang

dibicarakan) oleh penutur dan mitra tutur. Dalam penilitian ini telah dibahas

apabila peneliti tidak ikut serta dalam dialog yang dilakukan oleh penutur dan

mitra tutur (Dosen dan mahasiswa bimbingannya).

c. Teknik Catat

Teknik lanjutan yang dilakukan setelah menerapkan metode simak dengan teknik

lanjutan diatas. Teknik catat digunakan sebagai teknik pendukung dari teknik

lanjutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

40

d. Teknik Rekam

Teknik rekam dimungkinkan terjadi jika bahasa diteliti yakni bahasa yang masih

dituturkan oleh pemilikinya (tuturan langsung). Tenik rekam dalam penelitian ini

menggunakan voice recorder yang terdapat pada aplikasi telfon genggam yang

dimiliki oleh pemilik. Namun teknik rekam ini juga dapat digunakan dengan

menggunakan kamera dalam setelan video yang terdapat pula pada aplikasi telfon

genggam. Perpaduan antara kedua aplikasi tersebut diharapkan dapat

menghasilkan data yang lebih jelas, baik verbal maupun non verbal.

3.4 Intrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2010: 305) yang menjadi instrument pada penelitian

kualitatif ini yakni peneliti sendiri. Human Intrument diartikan peneliti harus

menjadi pusat penelitiannya sendiri sehingga dapat menetapkan fokus pada

penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,

menilai kualitas data, analisis data, dan membuat temuan dari analisis yang telah

dilakukan sebelumnya. Dalam penelitian ini, karena menggunakan Human

Instrument maka peneliti wajib memahami secara dalam mengenai teori-teori

pragmatik dan konteks untuk menjadi pedoman pokok dalam menganalisis data.

Peneliti berperan sebagai instrument dalam penelitian, maka harus

divalidasi terlebih dahulu. Sugiyono (2017:240) menjelaskan validasi terhadap

peneliti meliputi pemahaman metode kualitatif, penguasaan wawasan pada bidang

yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian, baik secara

akademik maupun logistik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

41

3.5 Metode dan Teknik Analisis Data

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode

padan. Metode padan adalah metode yang alat penentunya di luar, terlepas, dan

tidak menjadi bagian dari bahasa (language) yang bersangkutan. Objek sasaran

penelitian itu, kesejatian atau identitasnya ditentukan berdasarkan tingkat kadar

kesepadanannya, keselarasannya, kesesuaiannya, kecocokannya, atau kesamaan

dengan alat penentu yang besangkutan yang sekaligus menjadi standard atau

pembaku-nya (Sudaryanto, 2015:15).

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif. Dalam penelitian ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam analisis

data yaitu mengklasifikasi data yang mengandung elemen-elemen dan fungsi

konteks sosial, koteks situasi, konteks kultural, dan konteks sosietal. Pada

penelitian ini data diidentifikasi berdasarkan teori elemen konteks, menafsirkan

data berdasarkan identifiaksi, dan menguji data melalui trianggulasi.

3.6 Trianggulasi Data

Sugiyono (2010:330) trianggulasi data adalah teknik pengumpulan data

yang bersifat menggabungkan data dari berbagai teknik pengumpulan data dan

sumber data yang telah ada. Penelitian ini menggunakan jenis trianggulasi

penyidik yang dilakukan oleh peneliti guna melakukan pengecekan data penelitian

yang telah diolah sebelumnya. Dalam penelitian proses trianggulasi dilakukan

oleh pakar yang sesuai dengan bidangnya untuk memeriksa keabsahan data dan

hasil analisis data pada penelitian ini. Melalui trianggulasi data, peneliti dapat

mengetahui apakah data dan hasil analisis data sesuai dengan pendapat pakar yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

42

dituliskan pada bagian studi pustaka serta dapat digunakan sebagai pembanding

dari beberapa teori mengenai pragmatik khususnya konteks guna mengetahui hasil

dari analisis data yang telah dilakukan. Dalam penelitian ini peneliti sangat perlu

seorang ahli yang memiliki pengalaman yang cukup mumpuni dibidang ini,

sehingga untuk mengecek keabsahan data peneliti bekerja sama dengan Prof. Dr.

Pranowo, M.Pd. sebagai trianggulator pada penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

Bab IV mengenai hasil penelitian dan pembahasan mengkaji mengenai

tiga hal, yakni (1) deskripsi data, (2) hasil analisis data, (3) pembahasan. Deskripsi

data ini, peneliti memaparkan mengenai data hasil penelitian. Selanjutnya hasil

analisis data berdasarkan sub kategorinya. Setelah membahasa mengenai deskripsi

data dan hasil analisis data, kemudian peneliti membahasa mengenai pembahasan

dari hasil analisis data. Ketiganya dipaparkan sebagai berikut :

4.1 Deskripsi Data

Data dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan konteks

yang terkandung dalam pertuturan, baik elemen dan fungsi yang terdapat dalam

pertuturan dosen pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya di program studi

PBSI FKIP Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2018/2019 dengan jangka

waktu pengambilan data 30 November 2018 hingga 20 Januari 2019. Data yang

didapatkan, diambil berdasarkakn elemen dan fungsi konteks antara dosen

pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya di program studi PBSI FKIP

Universitas Sanata Dharma. Data yang diambil sebanyak 50 pertuturan yang

mengandung konteks, baik elemen dan fungsi serta melibatkan 5 dosen dan 21

mahasiswa sebagai sumber data. Berdasarkan analisis elemen konteks yang

terdapat pada pertuturan, peneliti menemukan beberapa elemen yang terdapat

pada konteks, berikut merupakan data yang telah dianalisis oleh peneliti :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

44

Tabel 4.1

No Jenis Konteks Elemen yang

Ditemukan

1 Konteks Sosietal OOEMAUBICARA

2 Konteks Sosial OOEMUBICAA

3 Konteks Kultural SPEAKING

4 Konteks Situasi Penyapa dan

pesapa, Konteks

sebuah

tuturan,Tujuan

tuturan, Tuturan

sebagai bentuk

tindakan atau tindak

ujar, Tuturan

sebagai tindak

verbal.

Selain elemen, peneliti mememukan beberapa fungsi yang terdapat pada

konteks. Berikut merupakan fungsi yang terdapat pada data yang telah di analisis

oleh peneliti :

Tabel 4.2

No. Jenis Konteks Fungsi Konteks

1 Konteks Sosietal 1. Memberikan informasi mengenai tingkat

kekuasaan yang dimiliki oleh penutur

dan mitra tutur.

2. Memberikan penjelasan mengenai

informasi yang dimiliki seorang penutur

dan mitra tutur.

3. Memberikan informasi tambahan.

2 Konteks Sosial 1. Memberikan informasi sebab terjadinya

tuturan.

2. Memberikan informasi tambahan.

3 Konteks Kultural 1. Memberi informasi atau keterangan

pengetahuan yang dimiliki oleh peserta

tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

45

2. Memberikan keterangan atau informasi

mengenai awalmula terjadinya pertuturan

dan pengetahuan peserta tutur.

3. Memberikan keterangan yang bersifat

teratur pada sebuah tuturan.

4. Memberikan keterangan atau informasi

sebab tuturan yang terjadi atau sebelum

peristiwa tutur terjadi.

5. Memberi informasi tambahan mengenai

peserta tutur.

4 Konteks Situasi 1. Memberikan penjelasan secara terperinci

dalam sebuah pertuturan.

2. Memberikan informasi lanjutan.

3. Memberikan penegasan dalam sebuah

pertuturan agar mitra tutur memahami

apa yang dikemukakan oleh penutur.

Berikut sampel data cuplikan-cuplikan tuturan yang mengandung konteks

baik fungsi, dan elemen yang terdapat pada konteks dalam menentukan maksud-

maksud pertuturan yang dilakukan oleh dosen pembimbing dengan mahasiswa

bimbingannya di program studi pendidikan bahasa sastra Indonesia FKIP

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2018/2019.

4.1.1 Elemen Konteks Sosietal

Berdasarkan data cuplikan-cuplikan pertuturan yang mengandung konteks

yang berpatokan pada pendapat yang kemukakan oleh ahli yang bernama

Poedjosoedarmo (1985) dalam Baryadi (2015:24). Berikut merupakan elemen

yang dominan hadir pada data yakni, O1= orang ke satu, O2 = orang ke dua, E=

emosi, M= maksud dan tujuan percakapan, U= urutan tutur, B= pokok

pembicaraan, I= instrumen tutur, C= citarasa tutur, A= adegan tutur, A= aturan

atau norma. Namun ada dua elemen yang jarang ditemui dalam data yakni, A=

adanya O3 atau barang lain disekeliling percakapan dan R= register atau bentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

46

wacana yang jarang ditemui pada data yang diambil oleh peneliti. Peneliti

memberikan sampel bagan elemen konteks sosietal dalam pertuturan yang terjadi

antara dosen pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya di program studi

pendidikan bahasa dan sastra Indonesia FKIP Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta tahun akademik 2018/2019.

Tabel 4.3

Data Tuturan berdasarkan Elemen Konteks Sosietal

No. Subkategori Pengamatan

1 O1= orang ke satu selalu ada

2 O2= orang ke dua selalu ada

3 E= emosi selalu ada

4 M= maksud dan tujuan

percakapan

selalu ada

5 A= orang ketiga tidak selalu

ada

6 U= Urutan tutur selalu ada

7 B= bab yang dibicarakan selalu ada

8 I= instrumen tutur selalu ada

9 C= citra rasa selalu ada

10 A= adegan tutur selalu ada

11 R= register/ bentuk wacana tidak selalu

ada

12 A= aturan / norma selalu ada

4.1.1.1 Elemen OOEMAUBICARA

Data berikut memiliki kelengkapan teori yang merujuk pada pendapat atau

teori yang dikemukakan oleh Poedjosoedarmo dalam Baryadi (2015:24). O1:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

47

merupakan pribadi dari penutur, O2: orang yang diajak berbicara oleh penutur

atau mitra tutur, E merupakan emosi yang dimiliki oleh penutur maupun mitra

tutur, M yakni maksud atau tujuan dari percakapan, A yakni adanya O3 atau

orang ketiga dalam percakapan yang dilakukan oleh O1 dan O2, U merupakan

urutan berbicara mana yang lebih dahulu berbicara dan kemudian siapa yang

akan menanggapi, B yakni bab atau pokok dalam sebuah pembicaraan, I

merupakan intrumen atau sarana tutur apa yang digunakan, C merupakan citarasa

dalam pembicaraan tersebut yang dibedakan menjadi ragam bahasa formal,

ragam bahasa santai dan sebagainya, A merupakan adegan tutur bentuk wacana

yang berkaitan dengan tempat, waktu, dan peristiwa tutur, R register atau bentuk

wacana yang ada dalam peristiwa tutur, A, aturan atau norma yang terdapat

dalam peristiwa tutur.

Data Elemen konteks O,O,E, M, A, U, B, I, C, A, R, A

A: Jadi ini yang saya sampaikan dari kemarin segera dibuat, lalu serahkan

keloker itu tulisan-tulisan anda, iya saya baca gitu.

B: Iya pak.

A: Kalau belum- belum gini sih, malah ngopo (ngapain).. (nada tertawa)

A: Ya, saya beri konsultasi, nanti ada kemajuan, silahkan print lalu berikan di

loker.

B, C : Iya pak.

(Konteks tuturan : Pertuturan tersebut terjadi di ruang dosen PBSI Universitas

Sanata Dharma. Dalam percakapa terlihat ada 3 orang partisipan yakni satu

orang dosen berjenis kelamin laki-laki yang berasal dari Yogyakarta dengan dua

mahasiswa angkatan 2015 berjenis kelamin perempuan yang berasal dari

Yogyakarta pula.Tujuan pembicaraan tersebut yakni memerintahkan mahasiswa

untuk segera membuat dan mengumulkan hasil tulisan skripsi. Percakapan terjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

48

pada hari Selasa 18 Desember 2018, Pukul 13.30 dengan suasana pembicaraan

yang cukup tegang).

Berdasarkan data diatas, terdapat kelengkapan elemen konteks dari

OOEMAUBICARA. Elemen konteks yang terkandung yakni, (1) O1 merupakan

seorang dosen yang berjenis kelamin laki-laki yang berasal dari Yogyakarta

berusia sekitar 50an. O2 adalah seorang mahasiswa yang berasal dari Yogyakarta

yang menempuh studi di program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia

yang berusia sekitar 20an. E adalah warna emosi yang terkandung dalam

pertuturan tersebut yakni tegang karena dosen terlihat sedikit marah sedangkan

mahasiswa terlihat gugup karena melihat dosen yang terlihat sedikit marah. M

yakni dosen sebagai O1 memerintahkan mitra tuturnya untuk segera

menyelesaikan skripsi dan segera dikumpulkan agar bisa segera di koreksi serta

diiberikan masukan-masukan. A adalah adanya O3 pada pertuturan tersebut

yakni seorang mahasiswa yang berasal dari Yogyakarta yang berusia 20an dan

berjenis kelamin perempuan serta menempuh studi di progam studi pendidikan

bahasa dan sastra Indonesia.

U dalam pertuturan tersebut diawali oleh O1 yang merupakan seorang

dosen dan ditanggapi kemudian oleh O2 yang merupakan seorang mahasiswa. B

yakni merupakan bab yang dibicarakan dalam pertuturan tersebut, dalam

pertuturan tersebut membahas mengenai O1 yang memerintahkan O2 dan O3

untuk segara membuat dan mengumpulkan skripsi hasil tulisannya dan tidak

hanya sekedar konsultasi belaka. I dalam sampel data tersebut yakni

menggunakan bahasa lisan dan secara langsung.C adalah cita rasa, dalam sampel

data tersebut yakni menggunakan ragam bahasa yang formal. Kemudian A yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

49

merupakan adegan tutur dalam pertuturan tersbut di ruang dosen PBSI Universitas

Sanata Dharma pada hari Selasa, 18 Desember 2018, Pukul 13.30. R yang

merupaka register atau bentuk wacana dalam sebuah pertuturan, dalam pertuturan

tersebut bentuk wacananya merupakan tuturan yang terjadi secara dialog atau

bergantian. A atau aturan dalam pertuturan ini adalah penutur kadang

menggunakan nada yang tinggi dalam bertutur terhadap mitra tuturnya.

4.1.1.2 Elemen OOEMUBICAA

Data berikut merujuk pada pendapat yang diutarakan oleh

Poedjosoedarmo dalam Baryadi (2015:24). O1: merupakan pribadi dari penutur.

O2 merupakan orang yang diajak berbicara oleh penutur atau mitra tutur. E

merupakan emosi yang dimiliki oleh penutur maupun mitra tutur. M yakni

maksud atau tujuan dari percakapan. U merupakan urutan berbicara mana yang

lebih dahulu berbicara dan kemudian siapa yang akan menanggapi. B yakni bab

atau pokok dalam sebuah pembicaraan. I merupakan intrumen atau sarana tutur

apa yang digunakan. C merupakan citarasa dalam pembicaraan tersebut yang

dibedakan menjadi ragam bahasa formal, ragam bahasa santai dan sebagainya. A

merupakan adegan tutur bentuk wacana yang berkaitan dengan tempat, waktu,

dan peristiwa tutur. A, aturan atau norma yang terdapat dalam peristiwa tutur.

Data Elemen Konteks O,O,E,M,A,U,B,I,C,A,A

A: Kalau membuat tabel dari satu sampe sepuluhkan maksud e opo, ngono kan?

Esesinnya bagaimana...

B: Berarti ini nanti perpoint diuraikan seperti itu?

A: Lha iya semua harus seperti itu, jangan Cuma memindahkan dari buku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

50

(Konteks tuturan : Percakapn terjadi di ruang dosen PBSI saat mahasiswa

sedang melakukan konsultasi pada hari Selasa, 18 Desember 2018, Pukul 10.30

dengan suasana percakapan yang santai. Percakapan tersebut memiliki 2 orang

partisipan yakni seorang dosen berjenis kelamin laki-laki yang berasal dari

Yogyakarta dengan seeorang mahasiswi yang berasal dari Klaten. Percakapan

tersebut membahas mengenai masukan dari dosen untuk membenahi pembuatan

tabel dan diuraikan).

Berdasarkan data pertuturan tersebut, terdapat beberapa elemen konteks

yang telah dikemukakan oleh Poedjosoedarmo (1985). O1 sebagai penutur

merupakan seorang dosen yang berasal dari Yogyakarta, sedangkan O2 sebagai

mitra tutur sebagai lawan bicara dari penutur merupakan seorang mahasiswi yang

berasal dari Klaten. E sebagai emosi yang terdapat pada pertuturan tersebut cukup

santai, dengan maksud pembicaraan untuk memberikan masukan-masuka tertentu

penutur pada mitra tutur mengenai skripsinya. U sebagai urutan pembicaraan pada

cuplikan data diatas diawali penutur atau O1 yang merupakan dosen dan memiliki

usia yang lebih tua sekitar 55 tahun dan kemudian ditanggapi oleh mitra tutur

yang seorang mahasiswi yang berusia 20 tahun. B sebagai bab yang

diperbincangkan dalam pertuturan yakni, berupa masukan oleh penutur pada mitra

tutur untuk membenahi bentuk tabel dan menguraikan penjelasan secara lebih

baik. I sebagai instrumen atau sarana tutur yang digunakan oleh penutur dan mitra

tutur, berupa tuturan langsung serta lisan. Dalam pertuturan yang terdapat pada

cuplikan data tersebut, terlihat adanya C atau citra rasa pertuturan yang

menggunakan bahasa formal. A atau adegan pertuturan yang dilakukan oleh

penutur dan mitra, terjadi di ruang dosen PBSI saat mahasiswa sedang melakukan

konsultasi pada hari Selasa 18 Desember 2018, pada pukul 10.30. A selanjutnya

sebagai aturan yang terjadi dalam pertuturan tersebut termasuk dalam keadaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

51

baik dan menggunakan bahasa yang sopan serta tidak menggunakan nada yang

tinggi.

4.1.1.3 Pola Elemen Konteks Sosietal

Pola elemen merupakan sesuatu hal yang terkandung dari suatu hal yang

terdapat pada elemen. Pola elemen terbentuk berdasarkan elemen yang hadir pada

sebuah pertuturan. Berdasarkan data tuturan yang telah dicantumkan di subbab

sebelumnya terdapat tiga kategori pola yang terdiri dari, dua belas elemen, sebelas

elemen dan sepuluh elemen. Berikut elemen yang terdapat pada cuplikan tuturan.

Tabel 4.4

Data Pola Elemen Konteks Sosietal

No. Subkategori Pengamatan

Data Tuturan

1. Pola yang mengandung 12 elemen

(O,O,E,M,A,U,B,I,C,A,R,A) ditemukan

2 Pola yang mengandung 11 elemen

(O,O,E,M,U,B,I,C,A,R,A) ditemukan

3 Pola yang mengandung 10 elemen

(O,O,E,M,U,B,I,C,A,A) ditemukan

4.1.1.3.1 Pola yang Mengandung 10 Elemen Konteks

Berdasarkan sepuluh elemen konteks yang terdapat pada tuturan,

terbentuk pola O,O,E,M,U,B,I,C,A,A, dikarenakan ada dua elemen berupa

adanya Orang Ketiga dan register yang tidak hadir. Berikut merupakan sampel

data pertuturan yang mengandung sepuluh elemen konteks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

52

Data Tuturan

A : Engga perlu, engga perlu.

(Konteks tuturan : tuturan terjadi di ruang dosen PBSI Universitas Sanata

Dharma pada hari Selasa 15 Januari 2018, Pukul 11.45 dengan suasana tutur

yang santai. Pertuturan terjadi antara dua orang partisipan yakni seorang

dosen yang berjenis kelamin laki-laki yang berasal dari Yogyakarta yang berusia

55 tahun dengan mahasiswa PBSI angkatan 2015 berjenis kelamin perempuan

yang berasal dari Medan yang berusia 20 tahun. Percakapan tersebut membahas

mengenai masukan-masukan yang dapat membantu dalam penulisan skripsi

mahasiswa.)

O1 yang berlatar belakang dosen yang berasal dari Yogyakarta dan

berusia sekitar 58 tahun. O2 merupakan seorang mahasiswi yang berasal dari

Medan. E sebagai emosi yang terdapat pada pertuturan tersebut tergolong santai.

M atau maksud tuturan tersebut merupakan pemberikan masukan pada penulisan

diawali oleh O1 yang berusia lebih tua dan berlatar belakang seorang dosen dan

ditanggapi oleh O2 yang berusia sekitar 20 berlatar belakang mahasiswa. B atau

pokok pembahasan dalam pertuturan tersebut yakni, mengenai masukan-masukan

yang dapat membantu dalam penulisan skripsi mahasiswa. I sebagai instrumen

yang digunakan dalam pertuturan yakni, secara lisan dan langsung. C sebagai cita

rasa dalam pertuturan menggunakan bahasa non formal tetapi tetap sopan. A

sebagai adegan tutur, terjadi diruang dosen PBSI Universitas Sanata Dharma pada

A : Yak dalam bahasa non verbal itu ada tuturan verbalkan? Ada verbal ada

non verbal..

B : Iya betul Pak..

A : Yang verbal kamu tulis seperti apa? Kamu kutip dulu, yang non

verbalnya, tangan guru sambil digerak-gerakan. Itu caranya.

B : Oh, jadi enggak perlu yang detail gitu ya Pak?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

53

hari Selasa, 15 Januari 2018, Pukul 11.45. A sebagai aturan atau norma, penutur

berbicara sopan dan tidak menggunakan nada yang tinggi dalam bertutur.

4.1.1.3.2 Pola yang Mengandung Elemen 11 Konteks

Berdasarkan sebelas elemen konteks yang terdapat pada tuturan,

terbentuk pola O,O,E,M,U,B,I,C,A,R,A, dikarenakan ada satu elemen berupa

Adanya orang ketiga yang tidak hadir dalam pertuturan. Berikut merupakan

sampel data pertuturan yang mengandung sebelas elemen konteks.

Data tuturan

A : Ini dibetulkan ya, beberapa masih salah silahkan di uraiakan, diberikan

pengantar lalu bagian perinci ini diberikan a b c. Menambah pengetahuan

itu kalimat siapa? Subyeknya siapa? Ra ono ya kan? (tidak ada ya kan ?)

B : Iya Pak.

A : Lha ini hampir semua sama ini. Pragmatik konteks itu hampir semua sama,

ini tidak bolehya.

B : Ya Pak.

A : Masing-masing biarkan berimajinasi dengan hasilnya sendiri-sendiri. Ya

memang disitu kekhasannya. Jadi bagaimana, masing -masing

mendefinisikan praoprasional atau batasan tertentu, lha itu skripsinya

mahasiswa. Lha nek podo bagaimana ?(ya kalau sama bagaimana?). Tidak

lulus nanti. Fatal itu fatal. Ya to?

B : Iya Pak.

(Konteks Tuturan: Percakapan terjadi antara 2 partisipan, O1 yakni seorang

dosen PBSI berjenis kelamin laki-laki yang berasal dari Yogyakarta dengan

mahasiswa PBSI angkatan 2015 berjenis kelamin perempuan yang berasal dari

Yogyakarta. Tujuan dari percakapan tersebut yakni memberikan pembenahan

mengenani skripsi yang ditulis mahasiswa seperti kalimat, penomoran dan materi

yang tidak boleh plagiasi. Percakapan tersebut terjadi pada hari Jumat, 14

Desember 2018, Pukul 09.30. suasana dalam percakapan tersebut terlihat cukup

santai).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

54

O1 merupakan seseorang yang berlatar belakang dosen yang berasal dari

Yogyakarta dan berusia sekitar 55 tahun. O2 meruapakan seorang mahasiswi yang

berasal dari Yogyakarta dan berusia sekitar 20 tahun. Dalam pertuturan tersebut

terdapat elemen E atau emosi yang cukup santai. Elemen M atau maksud

percakapan yakni penutur memberikan sebuah pembenahan megenai skripsi

mahasiswi. U sebagai urutan bicara dimulai penutur yang berlatar belakang

seorang dosen kemudian ditanggapi oleh mahasiswi. B sebagai bab yang

dibicarakan dalam pertuturan tersebut, mengenai skripsi yang ditulis mahasiswa

seperti kalimat, penomoran dan materi yang tidak boleh plagiasi. Instrument yang

digunakan pada pertuturan tersebut menggunaan instrument langsung dan

menggunakan tuturan lisan. Dalam tuturan tersebut terdapat C sebagai citra rasa

tuturan yang menggunakan bahasa non formal. Adegan dalam tuturan tersebut

terjadi di ruang dosen PBSI, pada hari Jumat, 14 Desember 2018, Pukul 09.30

dengan menggunakan register atau elemen R yang berbentuk dialog. A sebagai

aturan atau norma pada pertuturan tersebut, baik penutur dan mitra tutur

menggunakan bahasa yang baik, sopan, dan tidak menggunakan nada yang tinggi

dalam bertutur.

4.1.1.4 Fungsi Konteks Sosietal

Berdasarkan data yang termasuk dalam konteks sosietal yang telah

dianalisis, peneliti menemukan empat fungsi dari konteks sosietal yang terdapat

dalam menentukan maksud pertuturan antara dosen pembimbing dengan

mahasiswa bimbingannya di program studi pendidikan bahasa dan sastra

Indonesia, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

55

2018/2019. Namun, fungsi yang sering hadir atau dominan muncul dalam sebuah

pertuturan yakni memberikan informasi mengenai tingkat kekuasaan yang

dimiliki oleh penutur dan mitra tutur, sehingga digunakan sebagai sampel data

dalam konteks sosietal ini.

Tabel 4.5

Data Tuturan Fungsi yang Digunakan Oleh Konteks Sosietal

No. Subkategori Pengamatan

1 Memberikan informasi mengenai tingkat

kekuasaan yang dimiliki oleh penutur dan mitra

tutur.

ditemukan

2 Memberikan penjelasan mengenai informasi

yang dimiliki seorang penutur dan mitra tutur. ditemukan

3 Memberikan informasi tambahan. ditemukan

4.1.1.4.1 Fungsi Memberikan Informasi Terhadap Tingkat Kekuasaan

Fungsi ini merupakan jenis fungsi pada konteks yang menjelaskan

atau memberikan informasi mengenai tingkat kekuasaan yang dimiliki oleh

seseorang baik penutur maupun mitra tutur. Berikut merupakan fungsi

memberikan informasi mengenai tingkat kekuasaan yang dimiliki oleh penutur

dan mitra tutur dalam menentukan maksud berkomunikasi antara dosen

pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya di program studi PBSI, FKIP,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2018/2019.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

56

Data Fungsi Memberikan Informasi Mengenai Tingkat Kekuasaan

A: Jadi ini yang saya sampaikan dari kemarin segera dibuat, lalu serahkan

keloker itu tulisan-tulisan anda, iya saya baca gitu.

B: Iya Pak.

A: Kalau belum- belum gini sih, malah ngopo (ngapain).. (nada tertawa)

A: Yaa, saya beri konsultasi, nanti ada kemajuan, silahkan print lalu berikan di

loker.

B, C : Iya Pak.

(Konteks tuturan : Pertuturan tersebut terjadi di ruang dosen PBSI Universitas

Sanata Dharma. Dalam percakapa terlihat ada 3 orang partisipan yakni satu

orang dosen berjenis kelamin laki-laki yang berasal dari Yogyakarta dengan dua

mahasiswa angkatan 2015 berjenis kelamin perempuan yang berasal dari

Yogyakarta pula. Tujuan pembicaraan tersebut yakni memerintahkan mahasiswa

untuk segera membuat dan mengumulkan hasil tulisan skripsi. Percakapan terjadi

pada hari Selasa 18 Desember 2018, Pukul 13.30 dengan suasane pembicaraan

yang cukup tegang).

Berdasarkan data tuturan diatas, tuturan dilakukan oleh seorang dosen

yang berasal dari Yogyakarta berusia sekitara 55 tahun, berjenis keleamin laki-

laki dengan dua orang mahasiswi yang berasal dari Yogyakarta, yang berusia

sekitar 20 tahun. O1 dalam pertuturan tersebut memiliki kedudukan yang lebih

tinggi dari pada O2 dan O3, oleh karena itu O1 lebih bebas dalam berbicara pada

mitra tuturnya. Tuturan tersebut menggunakan ragam bahasa yang formal dan

sarana bahasa lisan atau langsung, karena pertuturan tersebut terjadi di ruang

dosen PBSI Universitas Sanata Dharma pada hari Selasa 18 Desember 2018,

Pukul 13.30 WIB. Maksud dan tujuan daria adanya pertuturan yakni

memerintahkan mahasiswa untuk segera membuat dan mengumulkan hasil tulisan

skripsi. Pertuturan yang terjadi antara O1, O2, dan O3 menunjukan adanya

konteks sosietal, yakni Konteks yang faktor penentunya ialah adanya kekuasaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

57

dan kedudukan. Elemen yang menunjukan adanya kontek sosietal yakni

perpatokan pada teoeri Poedjosoemarmo (1985) yang memeperlihatan adanya

urutan berbicara yang dilakukan oleh O1 dan bab yang diperbincangkan yang

bersifat memerintah karena adanya kekuasaan. Dalam pertuturan tersebut O1

yang berlatar belakang sebagai dosen, ia memiliki kedudukan yang lebih tinggi

daripada O2 dan O3 sehingga dapat memulai perbincangan terlebih dahulu serta

dapat memerintah O2 dan O3.

Konteks tuturan yang terdapat di atas, mengandung fungsi memberikan

informasi mengenai tingkat kekuasaan yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur.

Hal ini disebabkan karena, tuturan dosen dan mahasiswa memperbincangkan

mengenai skripsi serta dosen memberikan perintah kepada mahasiswa agar segera

menyelesaikan dan mengumpulkan hasil tulisan skripsi milikinya di loker agar

dapat segera dikoreksi. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat di garis bawahi

bahwa perintah timbul dari adanya kekuasaan, dosen dapat memerintah

mahasiswa karena dosen memiliki kekuasaan yang lebih besar dari mahasiswa.

4.1.2 Elemen Konteks Sosial

Berdasarkan data cuplikan-cuplikan pertuturan yang mengandung konteks

yang berpatokan pada pendapat yang kemukakan oleh ahli yang bernama

Poedjosoedarmo (1985) dalam Baryadi (2015:24). Berikut merupakan elemen

yang dominan hadir pada data yakni, O1= orang ke satu, O2 = orang ke dua, E=

emosi, M= maksud dan tujuan percakapan, U= urutan tutur, B= pokok

pembicaraan, I= instrumen tutur, C= citarasa tutur, A= adegan tutur, A= aturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

58

atau norma. Berdasarkan analisis, terdapat dua elemen yang jarang ditemui dalam

data yakni, A= adanya O3 atau barang lain disekeliling percakapan dan R=

register atau bentuk wacana yang jarang ditemui pada data yang diambil oleh

peneliti. Peneliti memberikan sampel bagan elemen konteks sosial dalam

pertuturan yang terjadi antara dosen pembimbing dengan mahasiswa

bimbingannya di program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia FKIP

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2018/2019.

Tabel 4.6

Data Tuturan berdasarkan Elemen Konteks Sosial

No. Subkategori Pengamatan

1 O1= orang ke satu selalu ada

2 O2= orang ke dua selalu ada

3 E= emosi selalu ada

4 M= maksud dan tujuan percakapan selalu ada

5 A= orang ketiga tidak selalu ada

6 U= Urutan tutur selalu ada

7 B= bab yang dibicarakan selalu ada

8 I= instrumen tutur selalu ada

9 C= citra rasa selalu ada

10 A= adegan tutur selalu ada

11 R= register/ bentuk wacana tidak selalu ada

12 A= aturan / norma selalu ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

59

4.1.2.1 Elemen OOEMUBICAA

Data berikut memiliki kelengkapan teori yang merujuk pada pendapat atau

teori yang dikemukakan oleh Poedjosoedarmo dalam Baryadi (2015:24). O1:

merupakan pribadi dari penutur, O2: orang yang diajak berbicara oleh penutur

atau mitra tutur. E merupakan emosi yang dimiliki oleh penutur maupun mitra

tutur. M yakni maksud atau tujuan dari percakapan. U merupakan urutan berbicara

mana yang lebih dahulu berbicara dan kemudian siapa yang akan menanggapi. B

yakni bab atau pokok dalam sebuah pembicaraan. I merupakan intrumen atau

sarana tutur apa yang digunakan. C merupakan citarasa dalam pembicaraan

tersebut yang dibedakan menjadi ragam bahasa formal, ragam bahasa santai dan

sebagainya. A merupakan adegan tutur bentuk wacana yang berkaitan dengan

tempat, waktu, dan peristiwa tutur.

Data Elemen Konteks O,O,E,M,U,B,I,C,A,A

A Mau ngapain?

B: Mau konsul revisian yang kemarin Pak.

A: Ya sudah kalau sudah dipersiapkan.

(Konteks tuturan : Percakapan terjadi di ruang dosen PBSI Universitas Sanata

Dharma pada hari Senin 10 Desember 2018, Pukul 09.30 dengan suasana

percakapan yang santai. Percakapan tersebut dilakukan oleh dua orang yakni

seorang dosen berjenis kelamin laki-laki yang berasal dari Yogyakarta dengan

mahasiswi angkatan 2015 berjenis kelamin perempuan yang berasal dari Turi,

Sleman. Percakapan tersebut membahas mengenai tujuan O2 datang pada O1).

Berdasarkan data pertuturan tersebut, terdapat beberapa elemen konteks

yang telah dikemukakan oleh Poedjosoedarmo (1985). O1 sebagai penutur

merupakan seorang dosen yang berasal dari Yogyakarta, sedangkan O2 sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

60

mitra tutur sebagai lawan bicara dari penutur merupakan seorang mahasiswi yang

berasal dari Turi, Sleman. E sebagai emosi yang terdapat pada pertuturan tersebut

cukup santai, dengan maksud pembicaraan O1 bertanya tujuan kedatangan O2

kepadanya. U sebagai urutan pembicaraan pada cuplikan data diatas diawali

penutur atau O1 yang merupakan dosen dan memiliki usia yang lebih tua sekitar

58 tahun dan kemudian ditanggapi oleh mitra tutur yang seorang mahasiswi yang

berusia 20 tahun. B sebagai bab yang diperbincangkan dalam pertuturan yakni,

guna menanyakan maksud dari tujuan kedatangan O2 kepada O1. I sebagai

instrumen atau sarana tutur yang digunakan oleh penutur dan mitra tutur, berupa

tuturan langsung serta lisan. Dalam pertuturan yang terdapat pada cuplikan data

tersebut, terlihat adanya C atau citra rasa pertuturan yang menggunakan bahasa

formal. A atau adegan pertuturan yang dilakukan oleh penutur dan mitra, terjadi di

ruang dosen PBSI saat mahasiswa sedang melakukan konsultasi pada hari Senin

10 Desember 2018, Pukul 09.30 WIB. A selanjutnya sebagai aturan yang terjadi

dalam pertuturan tersebut termasuk dalam keadaan baik dan menggunakan bahasa

yang sopan serta tidak menggunakan nada yang tinggi.

4.1.2.2 Pola Elemen Konteks Sosial

Pola elemen merupakan sesuatu hal yang terkandung dari suatu hal yang

terdapat pada elemen. Pola elemen terbentuk berdasarkan elemen yang hadir pada

sebuah pertuturan. Berdasarkan data tuturan yang telah dicantumkan di subbab

sebelumnya terdapat satu elemen yang terdapat pada tuturan tersebut. Berikut data

elemen yang terdapat pada cuplikan tuturan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

61

Tabel 4.7

Jumlah Data Pola Elemen Konteks Sosial

No. Subkategori Jumlah Data

Tuturan

1 Pola yang mengandung 10 elemen

(O,O,E,M,U,B,I,C,A,A) ditemukan

4.1.2.2.1 Pola yang Mengandung 10 Elemen Konteks

Berdasarkan sepuluh elemen konteks yang terdapat pada tuturan,

terbentuk pola O,O,E,M,U,B,I,C,A,A, dikarenakan ada dua elemen berupa

adanya orang ketiga dan register yang tidak hadir. Berikut merupakan sampel data

pertuturan yang mengandung sepuluh elemen konteks.

Data Tuturan

A : Masukannya apa kemarin? Sudah kamu perbaiki belum?

B : Masukanya itu menghilangkan pendapat ahli yang lain. Seperti itu Pak.

Kemarin sama Kak Priska.

A : Tapi belum saya koreksi ya?

B : Iya belum dikoreksi Pak.

(Konteks tuturan : Percakapan terjadi di ruang dosen PBSI USD pada hari

Rabu, 5 Desember 2018, Pukul 10.30 dengan suasana yang santai. Percakapan

tersebut dilakukan oleh seseorang, yakni seorang dosen PBSI yang berjenis

kelamin lali-laki berasal dari Yogyakarta dengan mahasiswi angkatan 2015 yang

berasal dari Labuan Bajo. Percakapan tesebut membahas mengenai skripsi

mahasiswa yang telah diberi masukan pada waktu sebelumnya).

O1 merupakan seorang dosen yang berasal dari Yogyakarta, melakukan

komunikasi dengan O2 yang berlatar belakang mahasiswa dan berasal dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

62

Labuan Bajo serta berusia sekitar 20 tahun. Emosi dalam pertuturan tersebut

tergolong santai dengan maksud, penutur bertanya pada mitra tutur mengenai

masukan-masukan yang terdapat pada skripsi mmigra tutur minggu lalu. Urutan

berbicara pada pertuturan tersebut yakni diawali oleh penutur yang berlatar

belakang sebagai dosen yang berusia 58 tahun, kemudian ditanggapi oleh mitra

tutur yang berlatar belakang sebagai mahasiswa. Bab yang dibicarakan pada

pertuturan ini megenai skripsi yang beum sempat direvisi kembali. Pertuturan di

atas menggunakan bahasa yang formal dan menggunakan tuturan lisan, karena

dilakukan di ruang dosen PBSI USD pada hari Rabu 5 Desember 2018, Pukul

10.30 WIB. Pertuturan tersebut tergolong sopan dan baik karena, penutur dan

mitra tutur menggunakan kata-kata yang sopan dan tidak menggunakan nada yang

tinggi saat bertutur.

4.1.2.3 Fungsi Konteks Sosial

Berdasarkan 10 data yang termasuk dalam konteks sosial yang telah

dianalisis, peneliti menemukan empat fungsi dari konteks sosial yang terdapat

dalam menentukan maksud berkomunikasi antara dosen pembimbing dengan

mahasiswa bimbingannya di program studi pendidikan bahasa dan sastra

Indonesia, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik

2018/2019. Berdasarkan data yang telah dianalisis, fungsi yang sering hadir atau

dominan muncul dalam sebuah pertuturan yakni, memberikan informasi sebab

terjadinya tuturan sehingga digunakan sebagai contoh data dalam konteks sosietal

ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

63

Tabel 4.8

Jumlah Data Tuturan Fungsi yang Digunakan Oleh Konteks Sosial

No. Subkategori Pengamatan

1 Memberikan informasi sebab

terjadinya tuturan

ditemukan

2 Memberikan informasi tambahan. ditemukan

4.1.2.3.1 Fungsi Memberikan Informasi Sebab Terjadinya Tuturan

Fungsi ini merupakan jenis fungsi pada konteks yang menjelaskan

atau memberikan informasi mengenai sebab terjadinya tuturan seseorang penutur

dengan mitra tutur. Berikut merupakan sampel fungsi memberikan informasi

mengenai sebab terjadinya tuturan yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur

dalam menentukan maksud berkomunikasi antara dosen pembimbing dengan

mahasiswa bimbingannya di program studi PBSI, FKIP, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta tahun akademik 2018/2019.

Data Fungsi Memberikan Informasi Sebab Terjadinya Tuturan

A: Oke, ini garapanmu masih banyak yang salah e mbak.

B: Oh nggih Pak

A: Ya tapi bukan hanya punyamu, yang lain juga satu tim.

(Konteks tuturan : Pertuturan terjadi di ruang dosen PBSI Universitas Sanata

Dharma pada hari Jumat, 14 Desember 2018, Pukul 09.30 dengan suasana yang

santai. Pertuturan terjadi antara dua orang yakni seorang dosen berjenis kelamin

laki-laki yang berasal dari Yogyakarta dengan seorang mahasiswi angkatan 2015

yang berjenis kelamin perempuan dan berasal dari Sleman. Percakapan tersebut

membahas mengenai kesalahan pada pembuatan skripsi).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

64

Berdasarkan data tuturan diatas, tuturan dilakukan oleh seorang dosen

yang berasal dari Yogyakarta berusia sekitara 55 tahun, berjenis kelamin laki-laki

dengan mahasiswi yang berasal dari Sleman yang berusia sekitar 20 tahun. O1

dalam pertuturan tersebut memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari pada O2,

oleh karena itu O1 lebih bebas dalam berbicara pada mitra tuturnya. Tuturan

tersebut menggunakan ragam bahasa yang formal dan sarana bahasa lisan serta

langsung, karena pertuturan tersebut terjadi di ruang dosen PBSI Universitas

Sanata Dharma pada hari Jumat 14 Desember 2018, Pukul 09.30 WIB. Maksud

dan tujuan dari pebicaraan tersebut yakni memberi tahu kepada mitra tutur bahwa,

skripsi yang ia kerjakan masih salah atau kurang tepat.

Pertuturan yang terjadi antara O1 dan O2 menunjukan adanya konteks

sosial, yang faktor penentunya yakni munculnya komunikasi dan interaksi antar

anggota masyarakat dengan latar belakang sosial dan budaya. Berdasarkan

pertuturan tersebut tidak ditemukan elemen A sebagai adanya orang ketiga, karena

dalam pertuturan tersebut tidak terdapat orang ketiga yang hadir dalam pertuturan

tersebut. Adapun dalam tuturan tersebut tidak terdapat elemen R atau register,

disebabkan tuturan dapat dikatakan blum mapan sehingga tidak terdapat elemen

register. Tuturan dikatakan mapan apabila memiliki bentuk isi, pendahuluan, dan

penutup. Pertuturan tersebut dapat digolongkan dalam fungsi memberikan

informasi sebab terjadi pertuturan karena, dalam pertuturan tersebut terdapat

konteks sosial yang sebelumnya O1 atau dosen telah mengoreksi hasil kerja miliki

rekan satu tim dari O2 sehingga menimbulkan sebuah pertuturan yang berlatar

belakang pada hasil kerja yang telah di koreksi oleh O1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

65

4.1.3 Elemen Konteks Kultural

Berdasarkan konteks tuturan yang telah dianalisis, peneliti menemukan

delapan elemen konteks. Konteks pertuturan tersebut dianalisis menggunakan

teori yang dikemukakan oleh Hymes dalam Baryadi (2015:19) yakni SPEAKING.

Berikut merupakan elemen-elemen SPEAKING yang dikemukakan oleh Hymes,

S ( Setting and Scene), P (Participant), E (Ends), A (Act of Squence), K (Key), I

(Instrumentalities) , N ( Norms), G (Genres). Berikut merupakan rincian jumlah

data yang miliki oleh konteks kultural dari data peneliti:

Tabel 4.9

Jumlah Data Tuturan berdasarkan Elemen Konteks Kultural

No. Elemen Konteks Jumlah Data

1 S ( Setting and Scene), selalu ada

2 P (Participant), selalu ada

3 E (Ends) selalu ada

4 A (Act of Squence) selalu ada

5 K (Key) selalu ada

6 I (Instrumentalities) selalu ada

7 N ( Norms) selalu ada

8 G (Genres) selalu ada

4.1.3.1 Elemen SPEAKING

Data berikut memiliki kelengkapan elemen yang cetuskan oleh Dell Hymes

(1974) dalam Baryadi (2015:19). Berikut merupakan elemen-elemen SPEAKING

yang dikemukakan oleh Hymes, S ( Setting and Scene), P (Participant), E

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

66

(Ends), A (Act of Squence), K (Key), I (Instrumentalities) , N ( Norms), G

(Genres).

Elemen Konteks S,P,E,A,K,I,N,G

A: Ini pasti kepotong. Dowo dowo yaa ini. Ini rumusan masalahnya kok media?

Bagaimanakah pengembangan media pembelajaran?

B: Modul Pak maksudnya.

A: Lha ya modul orang skripsimu judul e modul kok.

(Konteks tuturan : Percakapan terjadi diruang dosen PBSI USD pada hari

Selasa 18 Desember 2018, Pukul 10.20 WIB dengan susana pembicaraan yang

cukup santai. Percakapan ini dilakukan oleh dua orang yakni seorang dosen

berjenis kelamin laki-laki berasal dari Yogyakarta dengan seorang mahasiswi

angkatan 2015 berasal dari NTT. Percakapan tersebut membahas mengenai

kesalahan objek penelitian yang digunakan pada skripsi tersebut).

Berdasarkan cuplikan data, pertuturan mengandung elemen SPEAKING

yang lengkap. Setting pada pertuturan tersebut dilakuan di ruang di ruang dosen

PBSI USD pada hari Selasa, 18 Desember 2018, Pukul 10.20 WIB dengan susana

pembicaraan yang cukup santai. Participant pertuturan tersebut dilakukan oleh

dua orang yakni, seseorang berjenis kelamin pria yang berasal dari Yogyakarta

dan berlatar belakang dosen serta berusia sekitar 55 tahun dengan seorang

mahasiswi yang berasal dari NTT. Ends adalam pertuturan tersebut membahas

mengenai mengenai kesalahan objek penelitian yang dilakukan oleh mitra tutur.

Act Squence dalam pertuturan ini menggunakan bahasa yang sopan dan tidak

berkata-kata kasar. Dalam pertuturan tersebut terdapat elemen K atau key yang

menunjukan bahwa penutur terlihat sedikit kesal sedangkan mitra tutur terlihat

gugup. Intrument tutur yang digunakan dalam pertuturan ini yakni ,bertutur secara

langsung dan lisan dan terdapat Norms atau norma yang cukup baik karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

67

penutur menggunakan bahasa yang sopan namun kadang-kdang menggunakan

nada yang tinggi dalam bertutur kata. Genres pertuturan tersebut yakni dialog

langsung.

4.1.3.2 Pola Elemen Konteks Kultural

Pola elemen merupakan sesuatu hal yang terkandung dari suatu hal yang

terdapat pada elemen. Pola elemen terbentuk berdasarkan elemen yang hadir pada

sebuah pertuturan. Berdasarkan sampel data tuturan yang telah dicantumkan di

subbab sebelumnya terdapat satu elemen yang terdapat pada tuturan tersebut.

Berikut sampel elemen yang terdapat pada cuplikan tuturan.

Tabel 4.10

Jumlah Data Pola Elemen Konteks Kultural

No. Subkategori Jumlah Data

Tuturan

1 Pola yang mengandung 8 elemen

(S,P,E,A,K,I,N,G)

ditemukan

4.1.3.2.1 Pola yang Mengandung Delapan Elemen Konteks

Berdasarkan data yang dianalisi terdapat 8 elemen yang terkandung

dalam sebuah pertuturan yang dilakukan oleh penutur dan mitra tuturnya. Berikut

merupakan pertuturan yang mengandung elemen S,P,E,A,K,I,N,G.

Data Tuturan

A: Dah gek kamu kerjakan terus dikumpulkan lagi.

B: Oh iya kalau ini. Pak, kemarin kan ada revisi mengenai daftar pustaka,

jadinya seperti ini Pak?

A: Ya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

68

B: Makasih ya Pak ya.

A: Ya, sama-sama.

(Konteks tuturan : Percakapan terjadi di ruang dosen PBSI USD pada hari

Senin, 10 Desember 2018, Pukul 09.30 dengan suasana tuturan yang

santai.Percakapan dilakukan oleh dua orang yakni seorang dosen PBSI berjenis

kelamin laki-laki yang berasal dari Yogyakarta dengan mahasiswi PBSI angkatan

2015 yang berasal dari Turi, Sleman.Percakapan membahas mengenai peritah

untuk segera menyelesaikan skripsinya untuk segera di konsultasikan kembali).

Berdasarkan data tesebut dapat dilihat bahwa tuturan tersebut mengandung

8 elemen SPEAKING. Berikut merupakan penjelasannya, S(Setting), percakapan

terjadi diruang dosen PBSI USD pada hari Senin, 10 Desmber 2018, Pukul 09.30

dengan suasana tuturan yang santai. P (Participant, seorang dosen PBSI berjenis

kelamin laki-laki yang berasal dari Yogyakarta dengan mahasiswi PBSI angkatan

2015 yang berasal dari Turi. E ( ends), membahas mengenai peritah untuk segera

menyelesaikan skripsinya untuk segera di konsultasikan kembali. A (act squence)

penutur berkata dengan halus dan pemilihan kata yang baik sehingga tidak dicap

kasar dalam bertutur pada mitra tutur, K ( key) : penutur dan mitra tutur terlihat

santai. I (Instrumentalities) penutur dan mitra tutur bertutur secara langsung dan

lisan. N (Norms) penutur menggunakan bahasa yang sopan dan tidak berkata

kasar pada mitra tutur. G ( Genres) atau genre dalam pertuturan tersebut

berbentuk dialog.

4.1.3.3 Fungsi Konteks Kultural

Berdasarkan 10 data yang termasuk dalam konteks Kulural yang telah

dianalisis, peneliti menemukan empat fungsi dari konteks kultural yang terdapat

dalam, konteks menentukan maksud berkomunikasi antara dosen pembimbing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

69

dengan mahasiswa bimbingannya di program studi pendidikan bahasa dan sastra

Indonesia, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik

2018/2019. Namun, fungsi sering hadir atau dominan muncul dalam sebuah

pertuturan yakni, memberi informasi tambahan mengenai peserta tutur.

Tabel 4.11

Jumlah Data Tuturan Fungsi yang Digunakan Oleh Konteks Kultural

No. Subkategori Pengamatan

1. Memberi informasi atau keterangan

pengetahuan yang dimiliki oleh peserta

tutur.

ditemukan

2 Memberikan keterangan atau informasi

mengenai awalmula terjadinya

pertuturan dan pengetahuan peserta

tutur.

ditemukan

3 Memberikan keterangan yang bersifat

teratur pada sebuah tuturan.

ditemukan

4 Memberikan keterangan atau informasi

sebab tuturan yang terjadi atau sebelum

peristiwa tutur terjadi.

ditemukan

5 Memberi informasi tambahan mengenai

peserta tutur.

ditemukan

4.1.3.3.1 Fungsi Memberikan Informasi Tambahan

Fungsi ini merupakan jenis fungsi pada konteks yang memberi

informasi tambahan mengenai peserta tutur. Berikut merupakan fungsi

memberikan informasi tambahan mengenai peserta tutur dalam menentukan

maksud berkomunikasi antara dosen pembimbing dengan mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

70

bimbingannya di program studi PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta tahun akademik 2018/2019.

Data Fungsi Memberikan Informasi Tambahan

B: Permisi Pak.

A: Ini punyamu ?

B: Iya Pak.

Do: Ini nanti dibetulkan ya, ini di pindahkan ke teksnya aja silahkan di copy.

(Konteks tuturan : Percakapan terjadi diruang dosen PBSI USD pada hari

Selasa 18 Desember 2018, Pukul 10.30 dengan suasana cukup tegang.

Percakapan dilakukan oleh dua orang yakni oleh seorang mahasiswi PBSI

angkatan 2015 berasal dari Klaten dengan seorang dosen berjenis kelamin laki-

laki yang berasal dari Yogyakarta. Pembahasan mengenai kepemilikian proposal

dengan awalan permisi sebagai konteks budaya yang melatar belakangi).

Berdasarkan data tuturan diatas, tuturan dilakukan oleh seorang dosen

yang berasal dari Yogyakarta berusia sekitara 55 tahun, berjenis keleamin laki-

laki dengan seorang mahasiswi yang berasal dari Klaten dan berusia sekitar 20

tahun. Setting dalam pertuturan terjadi di ruang dosen PBSI USD pada hari

Selasa, 18 Desember 2018, Pukul 10.30 WIB. Pertuturan tersebut terjadi antara

dua partisipan (participant) yakni seorang mahasiswi PBSI angkatan 2015 berasal

dari Klaten dengan seorang dosen berjenis kelamin laki-laki yang berasal dari

Yogyakarta. Topik pertuturan tersebut membahas mengenai pertanyaan penutur

pada mitra tutur tentang kepemilikian. Dalam pertuturan tersebut penutur dan

mitra tutur menggunakan bahasa yang sopan serta tidak berkata kasar pada mitra

tutur. Dalam pertutura tersebut penutur dan mitra tutur terlihat santai dan

menggunakan istrumen tutur langsung serta lisan. Norma yang berlaku dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

71

pertuturan tersebut yakni pertuturan diawalin dengan ucapan permisi yang

menandai konteks budaya dan pertuturan menggunakan nada tidak tinggi serta

betutur secara sopan. Pertuturan tersebut memiliki genre dialog.

4.1.4 Elemen Konteks Situasi

Berdasarkan data cuplikan-cuplikan pertuturan yang mengandung

konteks yang berpatokan pada pendapat yang kemukakan oleh ahli yang bernama

Leech (1993) dalam Baryadi (2015:31). Berikut merupakan elemen yang hadir

dalam pertuturan yang telah dianalisis peneliti, penyapa (yang menyapa) dan

pesapa (yang disapa), Konteks sebuah tuturan, Tujuan tuturan, Tuturan sebagai

bentuk tindakan atau tindak ujar, Tuturan sebagai tindak verbal peneliti

memberikan bagan elemen konteks kutural dalam pertuturan yang terjadi antara

dosen pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya di program studi pendidikan

bahasa dan sastra Indonesia FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun

akademik 2018/2019.

Tabel 4.12

Jumlah Data Tuturan berdasarkan Elemen Konteks Situasi

No. Subkategori Pengamatan

1 Penyapa (yang menyapa) dan

pesapa (yang disapa).

selalu ada

2 Konteks sebuah tuturan. selalu ada

3 Tujuan tuturan . selalu ada

4 Tuturan sebagai bentuk

tindakan atau tindak ujar.

selalu ada

5 Tuturan sebagai tindak verbal. selalu ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

72

4.1.4.1 Elemen yang Mengandung Lima Elemen

Data berikut memiliki kelengkapan teori yang merujuk pada pendapat

atau teori yang dikemukakan oleh Geoffrey N. Leech (1993) dalam Baryadi

(2015:31).

Konteks Situasi yang Mengandung Lima Elemen

A: Dah sana kembali keteman- temanmu kamu bimbing dalam diskusi.

B: Oh iya Pak, terimakasih.

(Konteks tuturan : Percakapan terjadi diruang dosen PBSI USD pada hari

Selasa 18 Desember 2018, Pukul 10.30 dengan suasana pertuturan yang santai.

Percakapan tersebut dilakukan oleh dua orang yakni seorang dosen berjenis

kelamin laki-laki yang berasal dari Yogyakarta dengan seorang mahasiswi PBSI

angkatan 2015 berasal dari Klaten, Percakapan tesebut yakni mengandung

perintah penutur kepada mitra tutur untuk segera kembali ketemannya untuk

segera membimbing diskusi temennya).

Berdasarkan pertuturan tersebut, data yang diberikan mengandung elemen

yang lengkap. Elemen tersebut yakni, Penyapa (yang menyapa) merupakn

seorang dosen berjenis kelamin laki-laki yang berasal dari Yogyakarta. Pesapa

(yang disapa) merupakan seorang mahasiswi PBSI angkatan 2015 berasal dari

Klaten. Konteks sebuah tuturan, percakapan terjadi diruang dosen PBSI USD

pada hari Selasa 18 Desember 2018, Pukul 10.30 WIB dengan suasana pertuturan

yang santai. Tujuan tuturan Percakapan tesebut yakni mengandung perintah

penutur kepada mitra tutur untuk segera kembali ketemannya untuk segera

membimbing diskusi temannya. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau tindak ujar

pada tuturan tersebut yakni memerintah. Dalam pertuturan tersebut elemen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

73

tuturan sebagai tindak verbanya yakni mitra tutur menjawab “ Oh iya pak,

terimakasih.” karena sudah dirasa mengerti.

4.1.4.2 Pola Elemen Konteks Situasi

Pola elemen merupakan sesuatu hal yang terkandung dari suatu hal yang

terdapat pada elemen. Pola elemen terbentuk berdasarkan elemen yang hadir pada

sebuah pertuturan. Berdasarkan data tuturan yang telah dicantumkan di subbab

sebelumnya terdapat satu kategori pola yang terdiri dari Lima elemen. Berikut

sampel elemen yang terdapat pada cuplikan tuturan.

Tabel 4.13

Jumlah Data Pola Elemen Konteks Situasi

No. Subkategori Jumlah Data

Tuturan

1. Penyapa dan pesapa, Konteks sebuah

tuturan,Tujuan tuturan, Tuturan sebagai

bentuk tindakan atau tindak ujar,

Tuturan sebagai tindak verbal.

ditemukan

4.1.4.2.1 Pola yang Mengandung Lima Elemen

Berikut merupakan dari pertuturan yang memiliki atau mengandung

lima elemen yang dicetuskank oleh Leech dalam Baryadi (2015:31). Penyapa

dalam penelitian ini dapat mengacu pada pembicara atau penulis, sedangkan

pesapa dapat diartikan sebagai pendengar atau pembaca. Konteks sebuah tuturan

mecangkup aspek lingkungan fisik dan sosial yang terkait dengan sebuh tuturan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

74

Tujuan tuturan merupakan hal-hal yang disampaikan oleh penutur maupun mitra

tutur, diantaranya bertanya, meminta, menyuruh, memberitahu dan sebagainya.

Tuturan dapat artikan sebagai aktivitas ujar, hal yang dimaksud yakni pragmatik

memang membahas mengenai hal-hal yang bersifat konkret atau benar-benar

terjadi. tuturan sebagai tindak verbal yakni tuturan muncul karena adanya

tindakan yang dilakukan secara verbal (oral) dan secara gramatikal.

Konteks yang Mengandung Lima Elemen

B: Misi Pak.

A: Ya.

B: Mau konsul Pak.

A: Topikmu apa itu?

B: Topik saya kesantunan berbicara para tokoh publik dalam acara republik

sentilan sentilun di Metro tv edisi Juli 2017.

(Konteks tuturan : Percakapan terjadi di ruang dosen PBSI USD pada hari

Kamis, 17 Januari 2018, Puku 09.40 dengan suasana santai. Percakapan

dilakukan oleh dua orang yakni seorang dosen PBSI berjenis kelamin laki-laki

berasal dari Yogyakarta dengan seorang mahasiswi angkatan 2015 berasal dari

Bantul. Percakapan tersebut dimulai dengan ucapan salam dan membahas

mengenai topik yang ada skripsi mahasiswi).

Berdasarkan data diatas, pertuturan tersebut mengandung lima elemen

yang dicetuskan oleh Leech dalam Baryadi (2015:31) yakni, penyapa (yang

menyapa) adalah seorang mahasiswi angkatan 2015 berasal dari Bantul sedangkan

pesapa (yang disapa):seorang dosen PBSI berjenis kelamin laki-laki berasal dari

Yogyakarta. Konteks sebuah tuturan trsebut terjadi diruang dosen PBSI USD pada

hari Kamis, 17 Januari 2018, Puku 09.40 dengan suasana santai. Percakapan

tersebut dimulai dengan ucapan salam dan membahas mengenai topik yang ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

75

skripsi mahasiswi. Tujuan tuturan dalam pertutura tersebut yakni mitra tutur ingin

berkonsultasi mengenai skripsi. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau tindak ujar

tergolong jenis bertanya. Tuturan sebagai tindak verbal dalam pertuturan tersebut

yakni mitra tutur menjawab “ Topikmu apa itu?” guna memahami maksud

percakapan.

4.1.4.3 Fungsi Konteks Situasi

Berdasarkan 10 data yang termasuk dalam konteks situasi yang telah

dianalisis, peneliti menemukan empat fungsi dari konteks sosial yang terdapat

dalam menentukan maksud berkomunikasi antara dosen pembimbing dengan

mahasiswa bimbingannya di program studi pendidikan bahasa dan sastra

Indonesia, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik

2018/2019. Dalam data tersebut fungsi yang sering hadir atau dominan muncul

dalam sebuah pertuturan yakni, memberikan penjelasan secara terperinci dalam

sebuah pertuturan.

Tabel 4.14

Jumlah Data Tuturan Fungsi yang Digunakan Oleh Konteks Situasi

No. Subkategori Pengamatan

1 Memberikan penjelasan secara

terperinci dalam sebuah pertuturan. ditemukan

2 Memberikan informasi lanjutan. ditemukan

3 Memberikan penegasan dalam sebuah

pertuturan agar mitra tutur memahami

apa yang dikemukakan oleh penutur.

ditemukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

76

4.1.4.3.1 Fungsi Memberikan Penjelasan Secara Terperinci

Fungsi jenis ini, merupakan fungsi yang memberikan informasi

berupada penjelasan yang terperinci dalam sebuah pertuturan yang terjadi antara

penutur dengan mitra tutur. Berikut merupakan fungsi memberikan penjelasan

secara terperinci dalam sebuah pertuturan, dalam pertuturan antara dosen

pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya di program studi PBSI, FKIP,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2018/2019.

Data Fungsi Memberikan Penjelasan Secara Terperinci

A: Ini mana yang kalimat kamu? Menulis dapat menambah kecerdasan misalnya?

Mana? Ha? Uraianmu kan belum ada.

B: Iya Pak.

A: Uraikan satu persatu!

(Konteks tuturan : Percakapan dilakukan oleh dua orang yakni seorang dosen

yang berasal dari Yogyakarta dan berjenis kelamin laki-laki dengan mahasiswi

PBSI angatan 2015 yang berjenis kelamin perempuan dan berasal dari Sumba.

Percakapan membahas mengenai letak uraian mengenai sumber yang

dicantumkan pada skripsi mahasiswi namun belum diuraikan secara lebih lanjut

hingga menimbulkan pertuturan lainnya. Percakapan tersebut terjadi diruang

dosen PBSI USD dengan suasana yang cukup tegang, pada hari Selasa 18

Desember 2018, Pukul 09.45 WIB).

Berdasarkan cuplikan data di atas, tuturan tersebut mengandung elemen

yang telah di kemukakan oleh Leech dalam Baryadi (2015:31). Penyapa (yang

menyapa) merupakan seorang dosen yang berasal dari Yogyakarta dan berjenis

kelamin laki-laki berusia sekitar 55 tahun. Pesapa (yang disapa) yakni, seprang

mahasiswi PBSI angatan 2015 yang berjenis kelamin perempuan, berusia sekitar

20 tahun dan berasal dari Sumba. Konteks sebuah tuturan pada tuturan tersebut

terjadi diruang dosen PBSI USD dengan suasana yang cukup tegang, pada hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

77

Selasa, 18 Desember 2018, Pukul 09.45 WIB. Tujuan tuturan dalam pertuturan

tersebut yakni, membahas mengenai letak uraian mengenai sumber yang

dicantumkan pada skripsi mahasiswi namun belum diuraikan secara lebih lanjut

hingga menimbulkan pertuturan lainnya. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau

tindak ujar dalam pertututuran tesebut yakni, bertanya. Tuturan sebagai tindak

verbal dalam pertuturan tesebut yakni, mitra tutur menjawab “Iya Pak” karena

sudah memahami maksud yang diucapkan penutur.

Konteks tuturn yang terdapat di atas, mengandung fungsi memberikan

penjelasan secara terperinci dalam sebuah pertuturan. Hal ini disebabkan karena,

dosen memberikan saran atau masukan untuk mahasiswa yang kurang tepat dalam

mengerjakan skripsi.

4.2 Hasil Analisis

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, peneliti dapat

mendeskripsikan dan membahas secara lebih mendalam mengenai data yang telah

di bahas sebelumnya. Pembahasan dan pendeskripsian mengenai elemen serta

fungsi dalam pertuturan dosen pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya di

prodi PBSI FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik

2018/2019. Secara berurutan akan dijelaskan berdasarkan rumusan masalah yang

telah ditentukan. Peneliti menjelaskan dan mendeskripsikan mengenai elemen,

pola, dan fungsi yang terdapat pada bagian pembahasan penelitian. Berikut

merupakan hasil penelitian terkait kajian elemen dan fungsi konteks dalam

pertuturan antara dosen pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

78

program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata

Dharma, Tahun akademik 2018/2019.

4.2.1 Elemen Konteks

Rahardi (2005:51) mendifinisikan konteks merupakan semua latar

belakang pengetahuan yang diasumsikan sama-sama dimiliki penutur dan mitra

tutur yang mendukung interpretasi mitra tutur atas apa yang dimaksudkan penutur

itu dalam proses bertutur. Elemen diartikan sebagai hal yang mendasari atau

bagian-bagian yang terdapat dalam suatu hal. Berdasarkan pendapat tersebut

peneliti menyimpulkan elemen konteks merupakan hal-hal yang mendasari dari

adanya sebuah pertuturan. Berikut merupakan elemen-elemen yang terdapat

dalam konteks :

4.2.1.1 Elemen Konteks Sosietal

Poedjosoedarmo (1985) merumuskan mengenai konsep elemen tutur

berdasarkan pengembangan konsep yang dicetuskan Dell Hymes. Elemen yang

dikembangkan oleh Poedjosoedarmo yakni, OOEMAUBICARA. Penjelasan dan

kepanjangan yang dimiliki setiap komponen OOEMAUBICARA sebagai berikut.

O1 merupakan diri seorang penutur yang dapat dilihat dari dan latar belakang

kehidupan penutur. O2 (Mitra tutur), O2 yang dimaksud dalam komponen

OOEMAUBICARA ini yakni orang kedua dalam suatu pertuturan.

E (Emosi), Emosi penutur turut memberikan pengaruh yang cukup besar

dalam sebuah bentuk pentuturan. M (Maksud atau tujuan percakapan), maksud

atau tujuan pertuturan turut memberikan pengaruh dalam sebuah pertuturan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

79

dilakukan oleh seseorang. A ( Adanya O3 atau orang ke tiga), hal yang dimaksud

dalam “ adanya O3” yakni kehadiran orang lain pada suatu ujaran. U (Urutan

bicara), rutan bicara, berhubungan dengan siapa yang harus memulai pembicaraan

terlebih dahulu, dan siapa yang harus berbicara kemudian.

B ( Bab yang akan dibicarakan), bab yang dibicarakan mempengaruhi hal

apa yang akan dibicarakan dalam sebuah percakapan. I (Intrument atau sarana

tutur), Instrument tutur dapat memberikan pengaruh pada bentuk ujaran. C

(Citarasa penutur), hal yang dimaksud dengan citarasa yakni nada bicara yang

secara keseluruhan dapat memberikan pengaruh pada O1 juga berpengaruh pada

ragam tutur yang diucapkan oleh O1. Dalam hal ini citra rasa memiliki beberapa

ragam bahasa seperti bahasa santai, bahasa formal, dan bahasa indah. A (Adegan

tutur), adegan tutur berkaitan erat dengan tempat, waktu dan peristiwa yang

melatarbelakangi suatu pertuturan. R (Register atau bentuk wacana), terdapat

beberapa bentuk wacana yang telah dimiliki dalam masyarakat seperti surat-

menyurat dinas, percakapan dengan menggunakan telepon, pidato, dan masih

banyak lagi. A (Aturan), aturan kebahasaan ini berkaitan dengan norma

kebahasaan yang dimilliki pada masyarakat. Elemen Poedjsoedarmo (1985)

dijadikan sebuah dasar oleh peneliti untuk menganalisis data tuturan antara dosen

pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya di prodi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Tahun akademik

2018/2019. Berikut merupakan analisis data berpatokan pada teori yang

dikemukakan oleh Mey (1993) dalam Rahardi (2003:15) yakni konteks sosietal

merupakan konteks yang faktor penentunya adalah kedudukan sosial relatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

80

(relative social rank) setiap anggota masyarakat di dalam institusi-institusi yang

ada pada masyarakat dan lingkungan sosial tertentu..

4.2.1.1.1 Elemen OOEMAUBICARA

Berdasarkan data tuturan, data yang tergolong konteks Sosietal.

Peneliti menemukan data yeng merujuk pada teori yang dimiliki oleh

Poedjosoedarmo (1985) dan mengandung dua belas elemen.

Data Tuturan 1

A: Jadi ini yang saya sampaikan dari kemarin segera dibuat, lalu serahkan

keloker itu tulisan-tulisan anda, iya saya baca gitu.

B : Iya Pak.

A : Kalau belum- belum gini sih, malah ngopo (ngapain).. (nada tertawa)

A : Yaaa, saya beri konsultasi, nanti ada kemajuan, silahkan print lalu berikan di

loker.

B, C : Iya Pak.

( Konteks tuturan : Pertuturan tersebut terjadi di ruang dosen PBSI Universitas

Sanata Dharma. Dalam percakapa terlihat ada 3 orang partisipan yakni satu

orang dosen berjenis kelamin laki-laki yang berasal dari Yogyakarta dengan dua

mahasiswa angkatan 2015 berjenis kelamin perempuan yang berasal dari

Yogyakarta pula.Tujuan pembicaraan tersebut yakni memerintahkan mahasiswa

untuk segera membuat dan mengumulkan hasil tulisan skripsi. Percakapan terjadi

pada hari Selasa 18 Desember 2018, Pukul 13.30 dengan suasane pembicaraan

yang cukup tegang).

Konteks tuturan tersebut dilakukan oleh O1 yakni seorang dosen yang

berusia 55 tahun dan berasal dari Yogyakarta dengan O2, O3 yang

berlatarbelakang mahasiswi, berusia 20 tahun serta berasal dari Yogyakarta.

Emosi yang terdapat dalam pertuturan tersebut tergolong cukup tegang. Maksud

pembicaraan yang terdapat pada pertuturan tersebut yakni O1 yang seorang dosen

memberikan perintah pada O2 dan O3 yang berlatar belakang mahasiswi. Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

81

pertuturan tersebut terdapat seorang mahasiswi yang berasal dari Yogyakarta

sebagai elemen adanya orang ketiga.

Urutan pertuturan yang terdapat dalam pertuturan tersebut diawali oleh

penutur atau O1 yang berlatarbelakang sebagai dosen dan ditanggapi oleh O2,O3

yang berlatar belakang sebagai mahasiswi. Bab pembicaraan dalam pertuturan

tersebut yakni, perintah O1 pada O2 dan O3 untuk untuk segara membuat dan

mengumpulkan skripsi hasil tulisannya dan tidak hanya sekedar konsultasi belaka.

Instrument percakapan pertuturan tersebut yakni, langsung dan pertuturan lisan.

Dalam pertuturan tersebut menggunakan bahasa yayng formal, karena pertuturan

tersebut terjadi diruang dosen PBSI hari Selasa, 18 Desember 2018, Pukul 13.30

WIB. Register pada pertuturan tersebut berbentuk dialog. Tuturan antara O1

deengan mitra tuturnnya, baik O2 dan O3 mengandung konteks sosietal karena

terlihat adanya kedudukan yang berbeda antara O1 dan O2.

Data Tuturan 2

A: Sudah ? Kalimatnya ya. Haduh EYDnya nggak ada subjek predikatnya

saya nggak mau, nggak mau tahu. Kita harusnya sudah substansial. Ibu

ambil contoh salah satu dari kalian. Punya regina paling banyak. Dengan

kegiatan membaca kita tidak ada koma. Dalam ini Stefani juga begitu.

Wah, terus kok ada spasi-spasi harusnya kan spasinya.... Bu Rishe tidak

mau pakai Tarigan 87 lagi, yang terbaru mereka 2008. Itu aja udah paling

tua itu. Ngerti ?

B : Iya bu.

A : Kita itu maksimal itu sepuluh tahun. Harja Sujana kalau dia terlalu lama

ambil dari jurnal aja. Jelas ?

B, C: Iya Bu.

(Konteks Tuturan : Percakapan terjadi di ruang kaprodi PBSI Universitas

Sanata Dharma. Percakapan tersebut terdapat beberapa partisipan yakni

Seorang dosen berjenis kelamin perempuan yang berasal dari Yogyakarta dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

82

dua mahasiswi PBSI angkatan 2015, satu orang yang berasal dari Cilacap, dan

satu orang lainnya berasal dari Pontianak. Percakapan tersebut membahasa

mengenai skripsi mahasiswa yang mengalam banyak kesalahan EYD dan

penggunaan sumber yang terlalu tu. Percakapan terjadi pada hari Selasa, 18

Desember 2018, Pukul 13.00 dengan susana yang cukup tegang).

Pertuturan tersebut dilakukan oleh O1 yang berlatar belakang seorang

dosen yang berusia sekitar 45 tahun dan berasal dari Yogyakarta dengan O2 yang

merupakan mahasiswi dan berasal Cilacap, O3 yang berasal dari Pontianak serta

keduanya berusia sekitar 20 tahun. Emosi yang terdapat dalam pertuturan tersebut

yakni, O1 terlihat marah sedangkan, O2 dan O3 terihat gugup. Maksud

pembicaraan pertuturan tersebut yakni, O1 memberikan pembenahaan mengenai

skripsi mahasiswa (O2 dan O3) yang mengalami beberapa kesalahan. Terdapat

O3 dalam pertutura tersebut yakni, seorang mahasiswi yang berasal dari

Pontianak dan berusia sekitar 20 tahun.

Urutan berbicara pada pertuturan tersebut yakni dilakukan oleh O1 yang

berlatar belakang dosen dan dilanjutkan kemudian ditanggapi oleh O2, O3 yang

yang berlatar belakang seorang mahasiswi. Pertuturan tersebut membahas

mengenai skripsi yang kurang tepat. Pertuturan tersebut menggunakan bahasa

yang formal dan memiliki bentuk wacana dialog atau percakapan. Pertuturan yang

dilakukan oleh O1,O2, dan O3 terlihat mengandung konteks sosital yakni, adanya

sebuah kedudukan antara dosen dengan mahasiswanya.

4.2.1.1.2 Elemen OOEMUBICAA

Dalam analisis data yang telah dilakukan peneliti, data mengandung

elemen sebanyak sepuluh. Konteks yang mengandung sepuluh elemen berjumlah.

Elemen yang tidak hadir dalam pertuturan ini yakni, A sebagai adanya Orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

83

ketiga dan R sebagi bentuk wacana dalam suatu pertuturan. Berikut disajikan

analisis data yang terdapat sebelas elemen konteks dan subkategorinya :

Data Tuturan 1

A: Kalau saya suka dengan judul ini ya, tapi disesuaikan ya, sesuaikan

dengan judul yang diubah ya.

B: Iya pak, iya.

A: Ini modulnya modul apa? Moso (Masa) modul kemampuan? Coba

dirubah!

B: Ini modul menulis, berati kurang pas ya Pak?

A: Lha iya salah, berarti.

(Konteks tuturan : Percakapn terjadi diruang dosen PBSI saat mahasiswa

sedang melakukan konsultasi pada hari Selasa 18 Desember 2018, Pukul 10.30

dengan suasana percakapan yang santai. Percakapan tersebut memiliki 2 orang

partisipan yakni seorang dosen berjenis kelamin laki-laki yang berasal dari

Yogyakarta dengan seeorang mahasiswi yang berasal dari Klaten. Percakapan

ini membahas mengenai skripsi mahasiswa yang kurang pas dalam pemilihan

sumber).

Pertuturan tersebut mengandung sepuluh elemen dari dua belas elemen

yang terdapat pada OOEMAUBICARA. Data tersebut di jelaskan sebagai berikut,

O1 yang merupakan seorang dosen yang berasal dari Yogyakarta dengan usia

sekitar 55 tahun. O2 merupakan seorang mahasiswi yang berasal dari Klaten dan

memiliki usia sekitar 20 tahun. Emosi atau suasana dalam pertuturan tersebut

tergolong santai dengan maksus tutura yakni memberikan saran guna

memperbaiki sumber yang terdapat penulisan skripsi mahasiswa (O2).

Urutan berbicara pada pertuturan tersebut diawali oleh seorang dosen (O1)

dan ditanggapi oleh mahasiswa (O2). Dalam pertuturan tersebut terdapat adanya

konteks sosietal dengan salah satu faktor utamanya yakni suatu kedudukan

seseorang. Bab pembicaraan yang terdapat dalam pertuturan tersebut yakni, O1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

84

memberikan masukan mengenai skripsi mahasiswa yang kurang pas dalam

pemilihan sumber. Istrumen yang digunakan dalam pertuturan tersebut yakni,

secara lisan dan langsung. Pertuturan tersebut menggunakan bahasa yang formal,

karena terjadi di ruang dosen PBSI saat mahasiswa sedang melakukan konsultasi

pada hari Selasa 18 Desember 2018, Pukul 10.30 WIB. Norma yang terdapat

dalam pertuturan tersebut yakni, pertuturan menggunakan nada tidak tinggi serta

betutur secara sopan.

Data Tuturan 2

A : Yak dalam bahasa non verbal itu ada tuturan verbal kan? Ada verbal ada

non verbal..

B : Iya betul pak..

A : Yang verbal kamu tulis seperti apa? Kamu kutip dulu, yang non

verbalnya tangan guru sambil digerak-gerakan. Itu caranya.

B : Oh.. jadi enggak perlu yangg detail gitu yaa pak?

A : Engga perlu, engga perlu..

(Konteks Tuturan : Percakapan terjadi diruang dosen PBSI Universitas Sanata

Dharma pada hari Selasa 15 Januari 2018, Pukul 11.45 dengan suasana tutur

yang santai. Pertuturan terjadi antara dua orang partisipan yakni seorang

dosen yang berjenis kelamin laki-laki yang berasal dari Yogyakarta dengan

mahasiswa PBSI angkatan 2015 berjenis kelamin perempuan yang berasal dari

Medan Percakapan tersebut membahasa mengenai masukan-masukan yang

dapat membantu dalam penulisan skripsi mahasiswa).

Pertuturan tersebut dilakukan oleh dua partisipan, O1 yakni seorang dosen

yang berasal dari Yogyakarta dan berusia sekitar 58 tahun, sedangkan O2 atau

mitra tutur merupakan seorang mahasiswi, yang berasal dari Medan serta berusia

sekitar 20 tahun. Emosi atau suasana yang terdapat dalam pertuturan tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

85

yakni santai dengan maksud pembicaraan memberikan saran berupa masukan

guna memperbaiki skripsi.

Urutan berbicara dalam pertuturan tersebut yakni, diawali oleh O1 yang

berlatar belakang seorang dosen, kemudia di lanjutkan oleh O2 yang berlatar

belakang seorang mahasiswa. Dalam pertuturan tersebut terdapat adanya konteks

sosietal dengan salah satu faktor utamanya yakni suatu kedudukan seseorang. Bab

yang dibicarakan dalam pertuturan tersebut yakni, mengenai masukan-masukan

yang dapat membantu dalam penulisan skripsi mahasiswa. Istrumen yang

digunakan dalam pertuturan yang dilakukan oleh penutur dan mitratutur tersebut

adalah instrumen lisan dan langsung. Dalam pertutuarn tersebut menggunakan

bahasa yang formal, karena terjadi di ruang dosen PBSI Universitas Sanata

Dharma pada hari Selasa, 15 Januari 2018, Pukul 11.45 WIB. Norma dalam

pertuturan tersebut yakni, penutur dan mitra tutur berbicara sopan dan tidak

menggunakan nada yang tinggi dalam bertutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

86

4.2.1.2 Elemen Konteks Sosial

Berdasarkan data cuplikan-cuplikan pertuturan yang mengandung konteks

yang berpatokan pada pendapat yang kemukakan oleh ahli yang bernama

Poedjosoedarmo (1985) dalam Baryadi (2015:24). Berikut merupakan elemen

yang dominan hadir pada data yakni, O1= orang ke satu, O2 = orang ke dua, E=

emosi, M= maksud dan tujuan percakapan, U= urutan tutur, B= pokok

pembicaraan, I= instrumen tutur, C= citarasa tutur, A= adegan tutur, A= aturan

atau norma. Namun ada dua elemen yang jarang ditemui dalam data yakni, A=

adanya O3 atau barang lain disekeliling percakapan dan R= register atau bentuk

wacana yang jarang ditemui pada data yang diambil oleh peneliti. Peneliti

memberikan hasil analisis elemen konteks sosial dalam pertuturan yang terjadi

antara dosen pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya di program studi

pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, FKIP, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta tahun akademik 2018/2019 dengan berpatokan pada teori Mey (1993)

dalam Rahardi (2003:15) konteks sosial merupakan konteks kebahasaan yang

timbul sebagai akibat dari munculnya komunikasi dan interaksi antar anggota

masyarakat dengan latar belakang sosial dan budaya yang sangat tertentu sifatnya.

4.2.1.2.1. Elemen O O E M U B I C A A

Berdasarkan elemen konteks yang terdapat pada tuturan, terbentuk pola

O,O,E,M,U,B,I,C,A,A, dikarenakan ada dua elemen berupa adanya orang ketiga

dan register yang tidak hadir. Berikut merupakan data pertuturan yang

mengandung sepuluh elemen konteks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

87

Data Tuturan 1

A: Mau ngapain?

B: Mau konsul revisian yang kemarin Pak.

A: Ya sudah kalau sudah dipersiapkan.

(Konteks tuturan : Percakapan terjadi di ruang dosen PBSI Universitas Sanata

Dharma pada hari Senin 10 Desember 2018, Pukul 09.30 dengan suasana

percakapan yang santai. Percakapan tersebut dilakukan oleh dua orang yakni

seorang dosen berjenis kelamin laki-laki yang berasal dari Yogyakarta dengan

mahasiswi angkatan 2015 berjenis kelamin perempuan yang berasal dari Turi,

Sleman. Percakapan tersebut membahas mengenai tujuan O2 datang pada O1).

Pertuturan tersebut dilakuan oleh dua orang yakni O1 yang berlatarbelakang

seorang dosen, berusia sekitar 58 tahun dan berasal dari Yogyakarta dengan O2

yang berlatar belakang mahasiswi yang berusia sekitar 20 tahun serta berasal dari

Sleman. Emosi yang terdapat daam pertuturan tersebut yakni tergolong santai

dengan maksud pembicaraan adalah bertanya tujuan O2 daatanf pada O1.

Urutan berbicara yang terdapat dalam pertuturan tersebut diawali oleh O1

yang berlatar belakang dosen dan kemudian ditanggapi oleh O2 yang

berlatarbelakang mahasiswi. Dalam pertuturan tesebut dapa dilihat adanya

kontetks sosial, karena dalam pertuturan tersebut penutur dan mitra tutur

melakukan kegiatan bersosial dengan saling bercakap dan bertanya. Bab yang

dibicarakan dalam pertuturan tersebut yakni O1 bertanya pada mahasiswa tujuan

datang pada O1. Intrumen yang digunakan dalam pertuturan tersebut yakni

secaara lisan dan langsung. Dalam pertuturan tersebut O1 dan O2 menggunkan

bahasa yang formak, karena pertuturan tersebut terjadi di ruang dosen PBSI

Universitas Sanata Dharma pada hari Senin 10 Desember 2018, Pukul 09.30 WIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

88

Norma yang terdapat dalam pertuturan tersebut yakni, tergolong sopan karena

baik O1 dan O2 tidak berkata kasar maupun menggunakan bahasa yang kasar.

Data Tuturan 2

A: Oke, ini garapanmu masih banyak yang salah e mbak.

B: Oh nggih Pak

A: Ya tapi bukan hanya punyamu, yang lain juga satu tim.

(Konteks Tuturan : Pertuturan terjadi diruang dosen PBSI Universitas Sanata

Dharma pada hari Jumat 14 Desember 2018, Pukul 09.30 dengan suasana yang

santai.Pertuturan terjadi antara dua orang yakni seorang dosen berjenis kelamin

laki-laki yang berasal dari Yogyakarta dengan seorang mahasiswi angkatan 2015

yang berjenis kelamin perempuan dan berasal dari Sleman. Percakapan tersebut

membahas mengenai kesalahan pada pembuatan skripsi).

Pertuturan tersebut dilakukan oleh dua partisipan, yakni O2 yang

berlatarbelakang seorang dosen, berusia sekitar 55 tahun dan berasal dari

Yogyakarta dengan O2 yang berlatarbelakang seorang mahasiswi, berusia 20

tahun, serta berasal dari Sleman. Emosi dalam pertuturan tersebut tergolong santai

dengan maksud pembicaraan memberi tahun apabila skripsi yang ditulis oleh O2

megalami kesalahan dalam pengerjaan.

Urutan berbicara yang terdapat papda pertuturan tersebut diawali oleh O1

yang berlatarbelakang dosen kemudia ditanggai oleh O2 yang berlatar belakang

mahasiswi. Bab yang dibicarakan dalam pertuturan tersebut yakni, mengenai

kesalahan pada pembuatan skripsi. Istrumen dalam pertuturan tersebut yakni,

menggunakan pertuturan yang lisan dan langsung. Dalam pertuturan tersebut

menggunakan bahasa yang formal, karena pertuturan tersebut terjadi di ruang

dosen PBSI Universitas Sanata Dharma pada hari Jumat, 14 Desember 2018,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

89

Pukul 09.30 WIB. Norma yang terdapat dalam pertuturan tersebut tergolong baik,

karena pertuturan menggunakan nada tidak tinggi serta betutur secara sopan.

Data Tuturan 3

A: Iki opo? Baru?

B: Iyaaa Pak.

A: Ini apa? Proposal? Kan saya belum baca! Ya sudah ini saya terima, tapi ini

sudah kelihatan ini yang salah ini. Ini nomer, nomer perincian atau subab?

(Konteks tuturan : Percakapan terjadi diruang dosen PBSI Universitas Sanata

Dharma pada hari Selasa 11 Desember 2018. Pukul 14.00 dengan suasana yang

cukup tegang. Percakapan terjadi antara dua orang yakni seorang dosen yang

berjenis kelamin laki-laki dan berasal dari Yogyakarta dengan mahasiswi PBSI

angkatan 2015 berjenis kelamin perempuan dan berasal dari Karo. Percakapan

tersebut membahas mengenai proposal skripsi yang langsung dikonsulkan tanpa

diberikan pada dosen pada hari sebelumnya).

Pertuturan tersebut dilakuan oleh dua orang yakni O1 yang

berlatarbelakang seorang dosen, berusia sekitar 55 tahun dan berasal dari

Yogyakarta dengan O2 yang berlatar belakang mahasiswi yang berusia sekitar 20

tahun serta berasal dari Karo. Emosi yang terdapat daam pertuturan tersebut yakni

tergolong santai dengan maksud pembicaraan adalah membahas menganai Urutan

berbicara yang terdapat dalam pertuturan tersebut diawali oleh O1 yang berlatar

belakang dosen dan kemudia ditanggapi oleh O2 yang berlatarbelakang

mahasiswi.

Berdasarkan pertuturan tesebut dapat dilihat adanya kontetks sosial, karena

dalam pertuturan tersebut penutur dan mitra tutur melakukan kegiatan bersosial

dengan saling bercakap. Bab yang dibicarakan dalam pertuturan tersebut yakni

membahas mengenai proposal skripsi yang langsung dikonsulkan tanpa diberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

90

pada dosen pada hari sebelumnya. Intrumen yang digunakan dalam pertuturan

tersebut yakni secara lisan dan langsung. Dalam pertuturan tersebut O1 dan O2

menggunkan bahasa yang formal, karena pertuturan tersebut terjadi percakapan

terjadi diruang dosen PBSI Universitas Sanata Dharma pada hari Selasa, 11

Desember 2018 pukul 14.00 dengan suasana yang cukup tegang. Norma yang

terdapat dalam pertuturan tersebut yakni, tergolong sopan karena baik O1 dan O2

tidak berkata kasar maupun menggunakan bahasa yang kasar.

4.2.1.3 Elemen Konteks Kultural

Berdasarkan konteks tuturan yang telah dianalisis, peneliti menemukan

delapan elemen konteks. Konteks pertuturan tersebut dianalisis menggunakan

teori yang dikemukakan oleh Hymes (1974) dalam Baryadi (2015:19) yakni

SPEAKING. Berikut merupakan elemen-elemen SPEAKING yang dikemukakan

oleh Hymes, S ( Setting and Scene), P (Participant), E (Ends), A (Act of

Squence), K (Key), I (Instrumentalities) , N ( Norms), G (Genres). Peneliti

memberikan hasil analisis data elemen konteks kultural dalam pertuturan yang

terjadi antara dosen pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya di program

studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, FKIP, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta tahun akademik 2018/2019 berdasarkan teori Halliday dan Hasan

dalam Baryadi (2015:18) sebagai pegangan teori yang menyatakan bahwa konteks

situasi adalah lingkungan langsung dimana konteks itu benar-benar berfungsi.

4.2.1.3.1 Elemen S P E A K I N G

Berdasarkan delapan elemen konteks yang terdapat pada tuturan,

terbentuk pola S,P,E,A,K,I,N,G dikarenakan kelengkapan elemen yang terdapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

91

dalam pertuturan tersebut. Berikut merupakan data pertuturan yang mengandung

delapan elemen konteks.

Data tuturan 1

B: Misi Pak.

A: Ya.

B: Mau konsul Pak.

A: Iya.

(Konteks tuturan : Percakapan terjadi di ruang dosen PBSI USD pada hari

Kamis, 17 Januari 2018, Pukul 09.40 dengan suana percakapan yang santai.

Percakapan tersebut dilakukan oleh dua orang yakni seorang mahasiswi PBSI

angkatan 2015 yang berasal dari Bantul dengan seorang dosen PBSI berjenis

kelamin laki-laki yang berasal dari Yogyakarta. Percakapan tersebut diawalin

dengan sapaan permisi yang menandai konteks budaya dalam pertuturan tersebut

dan membahas keiginan konsultasi untuk keperluan skripsi).

S (Setting) dalam percakapan terjadi diruang dosen PBSI USD pada hari

Kamis 17 Januari 2018, Pukul 09.40 WIB dengan suana percakapan yang santai.

P (Participant) seorang mahasiswi PBSI angkatan 2015 yang berasal dari Bantul,

berusia sekitar 20 tahun dengan seorang dosen PBSI berjenis kelamin laki-laki

yang berasal dari Yogyakarta, berusia sekitar 58 tahun. E ( ends) atau bab yang

dibicarakan membahas keiginan konsultasi untuk keperluan skripsi. A (act

squence) penutur mernggunakan bahasa yang sopan dan tidak berkata kasar pada

mitra tutur serta K ( key) penutur dan mitra tutur terlihat santai. I

(Instrumentalities) pertuturan menggunakan tuturan lisan dan langsung dan N

(Norms) pertuturam diawalin dengan ucapan permisi yang menandai konteks

budaya dan bertutur secara sopan. G ( Genres) dalam pertuturan tersebut yakni

dialog.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

92

Data tuturan 2

A: Kajian teorinya ya itu? Kajian teori itu yang berkaitan dengan judul dan sub-

sub masalah , kalau yang lain-lain tadi boleh masuk, tapi kamu tambahkan

yang opo?

B: Sub sub masalah yang tadi itu?

A: Ho.o yang sub-sub masalah.

(Konteks tuturan : Percakapan terjadi di ruang dosen PBSI USD pada hari

Kamis, 17 Januari 2018, Pukul 09.40 dengan suana percakapan yang santai.

Percakapan tersebut dilakukan oleh dua orang yakni seorang mahasiswi PBSI

angkatan 2015 yang berasal dari Bantul dengan seorang dosen PBSI berjenis

kelamin laki-laki yang berasal dari Yogyakarta. Percakapan tersebut membahas

mengenai isi sub-sub msalah yang terdapat pada skripsi).

S (Setting) dalam percakapan terjadi diruang dosen PBSI USD pada hari

Kamis, 17 Januari 2018, Pukul 09.40 dengan suana percakapan yang santai. P

(Participant) dalam pertuturan tersebut yakni, seorang mahasiswi PBSI angkatan

2015 yang berasal dari Bantul dengan seorang dosen PBSI berjenis kelamin laki-

laki yang berasal dari Yogyakarta. E (ends) dalam pertuturan membahas mengenai

isi sub-sub masalah. A (act squence) dalam pertutran tersebut tergolong sopan dan

tidak berkata kasar pada mitra tutur. K ( key) dalam pertuturan tersebut yakni

penutur dan mitra tutur terlihat santai. I (Instrumentalitie) yang digunakan

penutur dan mitra tutur bertutur secara langsung dan lisan. N (Norms) : penutur

berkata sopan dan tidak menggunakan nada yang tinggi tetapi menggunakan

sedikit bahasa daerah secara latar belakang budaya penutur dan G (Genres) dalam

pertuturan berbentuk dialog.

Data tuturan 3

A: Ini misalnya tujuan bercerita ? ini punya siapa?

B: Penulis Pak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

93

A: Wah ya gak bisa seperti itu. Ya udah benahi semuanya dulu yang benar, dan

optimal.

B: Iya makasih Pak.

(Konteks tuturan : Percakapan tejadi diruang dosen PBSI USD pada hari Selasa

18 Desember 2018, Pukul 09.45 dengan suasana yang cukup tegang. Percakapan

dilakukan oleh seorang dosen PBSI berjenis kelamin laki-laki yang berasal dari

Yogyakarta dengan seorang mahasiswi PBSI angkatan 2015 yang berasal dari

Sumba. Percakapan membahas mengenai kesalahan dalam persepsi mahasiswa

karena menggunakan pedapatnya sendiri).

S (Setting) dalam percakapan terjadi diruang dosen PBSI USD pada hari

Selasa 18 Desember 2018, Pukul 09.45 dengan suasana yang cukup tegang. P

(Participant) percakapan dilakukan oleh seorang dosen PBSI berjenis kelamin

laki-laki yang berasal dari Yogyakarta dengan seorang mahasiswi PBSI angkatan

2015 yang berasal dari Sumba. E ( ends) atau tujuan percakapan yakni,

membahas mengenai kesalahan dalam persepsi.

A (act squence) dalam pertutuan tesebut yakni, penutur menggunakan

bahasa yang sopan dan tidak berkata kasar pada mitra tutur. K ( key) penutur

terlihat sedikit kesal sedangkan mitra tutur terlihat gugup. I (Instrumentalities)

dalam pertuturan tersebut yakni penutur dan mitra tutur bertutur secara langsung

dan lisan. N (Norms) dalam pertuturan tersebut tergolong baik karena, penutur

tidak berkata kasar namun kadang mengunakan nada yang tinggi dengan G

(Genres) atau bentuk wacana berbentuk dialog.

4.2.1.4 Elemen Konteks Situasi

Halliday dan Hasan dalam Baryadi (2015:18) menyatakan bahwa konteks

situasi adalah lingkungan langsung dimana konteks itu benar-benar berfungsi.

Hakikat elemen konteks situasi dan jenis-jenisnya dinyatakan oleh Leech dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

94

Baryadi (2015:31) yakni menggunakan komponen-komponen penentu dalam

konteks situasi berbahasa yang dijadikan penentu dalam berbahasa. Berikut

penjelasan mengenai komponen-komponen penentu yang terkandung dalam

konteks situasional :

Penyapa (yang menyapa) dan pesapa (yang disapa), konteks sebuah

tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan atau tindak ujar, tuturan

sebagai tindak verbal. Peneliti memberikan bagan elemen konteks situasi dalam

pertuturan yang terjadi antara dosen pembimbing dengan mahasiswa

bimbingannya di program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia FKIP

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2018/2019.

4.2.1.4.1 Konteks yang Mengandung Lima Elemen

Berdasarkan lima elemen konteks yang terdapat pada tuturan, penyapa

(yang menyapa) dan pesapa (yang disapa), konteks sebuah tuturan, tujuan tuturan,

tuturan sebagai bentuk tindakan atau tindak ujar, tuturan sebagai tindak verbal

dikarenakan kelengkapan elemen yang terdapat dalam pertuturan tersebut. Berikut

merupakan data pertuturan yang mengandung lima elemen konteks.

Data tuturan 1

A: Lha ini persektifnya. Ini uraiannya harus panjang.

B: Berarti stalisitika yang tadi itu harus dijabarkan Pak?

A: Lha iyaa, ini itu intinya dek.

B: Iya Pak.

(Konteks tuturan : Percakapan terjadi di ruang dosen PBSI USD pada hari

Senin, 11 Desember 2018, Pukul 2018 dengan susana cukup tegang. Percakapan

dilakukan oleh dua orang yakni seorang dosen berjenis kelamin laki-laki yang

berasal dari Yogyakarta dengan seorang mahasiswi angkatan 2015 berasal dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

95

Karo. Percakapan membahasa mengenai masukan-masukan bagi skripsi

mahasiswi yang masih kurang tepat).

Penyapa (yang menyapa) yakni seorang dosen berjenis kelamin laki-laki

yang berasal dari Yogyakarta. Pesapa (yang disapa), seorang mahasiswi angkatan

2015 berasal dari Karo. Konteks sebuah tuturan, percakapan terjadi di ruang

dosen PBSI USD pada hari Senin, 11 Desember 2018, Pukul 2018 dengan susana

cukup tegang. Membahas mengenai masukan-masukan bagi skripsi mahasiswi

yang masih kurang tepat.

Tujuan tuturan, memberikan masukan kepada mitra tutur megenai isi

materi dalam skirpsi. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau tindak ujar,

menjelaskan. Tuturan sebagai tindak verbal, mitra tutur menjawab

dengan”Berarti stalisitika yang tadi itu harus dijabarkan Pak?” dan memahaminya.

Data tuturan 2

B: Misi Pak.

A: Ya.

B: Mau konsul Pak.

A: Topikmu apa itu?

B: Topik saya kesantunan berbicara para tokoh publik dalam acara republik

sentilan sentilun di Metro tv edisi Juli 2017.

(Konteks tuturan : Percakapan terjadi di ruang dosen PBSI USD pada hari

Kamis, 17 Januari 2018, Puku 09.40 dengan suasana santai. Percakapan

dilakukan oleh dua orang yakni seorang dosen PBSI berjenis kelamin laki-laki

berasal dari Yogyakarta dengan seorang mahasiswi angkatan 2015 berasal dari

Bantul. Percakapan tersebut dimulai dengan ucapan salam dan membahas

mengenai topik yang ada skripsi mahasiswi).

Penyapa (yang menyapa), seorang mahasiswi angkatan 2015 berasal dari

Bantul. Pesapa (yang disapa), seorang dosen PBSI berjenis kelamin laki-laki

berasal dari Yogyakarta. Konteks sebuah tuturan, percakapan terjadi diruang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

96

dosen PBSI USD pada hari Kamis, 17 Januari 2018, Puku 09.40 dengan suasana

santai. Percakapan tersebut dimulai dengan ucapan salam dan membahas

mengenai topik yang ada dalam skripsi mahasiswi.

Tujuan tuturan, mitra tutur ingin berkonsultasi mengenai skripsi. Tuturan

sebagai bentuk tindakan atau tindak ujar, bertanya. Tuturan sebagai tindak

verbal, mitra tutur menjawab “ Topikmu apa itu?” guna memahami maksud

percakapan.

Data tuturan 3

A: Dah sana kembali keteman- temanmu kamu bimbing dalam diskusi.

B: Oh iya Pak, terimakasih.

(Konteks tuturan : Percakapan terjadi di ruang dosen PBSI USD pada hari

Selasa 18 Desember 2018, Pukul 10.30 dengan suasana pertuturan yang santai.

Percakapan tersebut dilakukan oleh dua orang yakni seorang dosen berjenis

kelamin laki-laki yang berasal dari Yogyakarta dengan seorang mahasiswi PBSI

angkatan 2015 berasal dari Klaten, percakapan tesebut yakni mengandung

perintah penutur kepada mitra tutur untuk segera kembali ketemannya untuk

segera membimbing diskusi temennya).

Penyapa (yang menyapa), seorang dosen berjenis kelamin laki-laki yang

berasal dari Yogyakarta. Pesapa (yang disapa), seorang mahasiswi PBSI

angkatan 2015 berasal dari Klaten. Konteks sebuah tuturan, percakapan terjadi

diruang dosen PBSI USD pada hari Selasa 18 Desember 2018, Pukul 10.30

dengan suasana pertuturan yang santai.

Tujuan tuturan, percakapan tesebut yakni mengandung perintah penutur

kepada mitra tutur untuk segera kembali ketemannya untuk segera membimbing

diskusi temennya. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau tindak ujar,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

97

memerintah. Tuturan sebagai tindak verbal, mitra tutur menjawab “ Oh iya pak,

terimakasih.” karena sudah dirasa mengerti.

4.2.2 Fungsi Konteks

Fungsi atau kegunaan sesuatu, merupakan hal yang teliti dalam penelitian

ini. Dasar yang diterapkan dalam penelitian ini yakni, merujuk pada teori Rahardi

yang mengungkapkan semua latar belakang pengetahuan yang diasumsikan sama

sama dimiliki oleh penutur dan mitra tutur. Berdasarkan pernyataan tersebut

peneliti menjabarkan hasil analisis data yang diperoleh sebagai berikut :

4.2.2.1 Fungsi Konteks Sosietal

Dasar dalam fungsi konteks ialah semua latar belakang pengetahuan yang

diasumsikan sama sama dimiliki oleh penutur dan mitra tutur (Rahardi, 2005:51).

Berdasarkan konteks tersebut, peneliti menemukan 3 fungsi yang diperankan oleh

konteks sosietal. Berdasarkan 10 data konteks sosietal yang telah dianalisis, fungsi

sosial yang ditemukan yakni, memberikan informasi mengenai tingkat kekuasaan

yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur, Memberikan penjelasan mengenai

informasi yang dimiliki, memberikan informasi tambahan. Analisis konteks

tuturan tersebut berguna dalam menenuntukan makud berbicara yang dimiliki

antara dosen pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya di program studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, Tahun akademik 2018/2019.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

98

4.2.2.1.1 Fungsi Memberikan Informasi Mengenai Tingkat Kekuasaan

Fungsi ini merupakan jenis fungsi pada konteks yang menjelaskan

atau memberikan informasi mengenai tingkat kekuasaan yang dimiliki oleh

seseorang baik penutur maupun mitra tutur. Berikut merupakan sampel fungsi

memberikan informasi mengenai tingkat kekuasaan yang dimiliki oleh penutur

dan mitra tutur dalam menentukan maksud bertutur antara dosen pembimbing

dengan mahasiswa bimbingannya di program studi PBSI, FKIP, Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2018/2019.

Data Tuturan 1

A :Ini punyamu ?

B : Iya Pak.

A : Ini nanti dibetulkan ya, ini di pindahkan keteksnya aja silahkan di copy.

B :Oh ya.

A :Fontnya 11 ya? Bukan 12.

B :Apa Pak?

A :Ini kurang pas bentuknya, silahkan dibetulkan.

B :Tapi ini memakai 4 4 3 3.

A :Ya tapi salah, kamu lain dari pada yang lain. Silahkan dibetulkan, lihat

punya temenmu ya.

B : Oh ya Pak.

(Konteks tuturan : Percakapan terjadi di ruang dosen PBSI Universitas Sanata

Dharma. Percakapan tersebut dilakukan oleh dua partisipan yakni seorang

berjenis kelamin laki-laki, berprofesi sebagai dosen yang berasal dari Yogyakarta

dengan seorang mahasiswa PBSI angkatan 2015 berjenis kelamin perempuan

berasal dari Klaten, Jawa Tengah. Tujuan dari percakapan tersebut yakni

membahas mengenai kesalahan penggunaan font dalam skripsi yang ditulis oleh

mahasiswa. Percakapan tersebut terjadi pada hari Selasa 18 Desember 2018,

Pukul 10.30 dengan suasana pertuturan yang terliihat cukup santai).

Konteks pertuturan tersebut dilakukan oleh dua orang yakni penutur (O1)

berlatar belakang seorang dosen yang berasal dari Yogyakarta, berusia sekitar 55

tahun dengan seorang mahasiwi yang berasal dari Klaten, dan berusia sekitar 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

99

tahun. Emosi yang terkandung dalam pertuturan tersebut termasuk santai dengan

maksud pembicaraan, memberikan saran atau masukan pada O2 untuk

membenahi skripsinya.

Urutan berbicara pada pertuturan tersebut yakni diawali oleh seorang

dosen, kemudian ditanggapi oleh mahasiswa. Pertuturan yang terjadi antara O1,

O2, menunjukan adanya konteks sosietal, yakni konteks yang faktor penentunya

adanya kekuasaan dan kedudukan. Bab yang diperbincangkan dalam pertuturan

tersebut ialah mengenai ukuran font dan margin yang salah pada skripsi

mahasiswa. Instrumen dalalm percakapan diatas menggunakan secara lisan dan

langsung, pertuturan tersebut menggunakan bahasa formal, karena pertuturan

tesebut terjadi di ruang dosen PBSI pada hari Selasa 18 Desember 2018, Pukul

10.30 WIB. Bentuk wacana dalam pertuturan tersebut ialah dialog langsun,

dengannorma yang baik karena baik penutur dan mitra tutur berbicara jelas dan

sopan. Konteks tuturan tersebut mengandung fungsi memberikan informasi

mengenai tingkat kekuasaan yang dimiliki, dengan alasan O1 sebagai dosen dapat

lebih leluasa memberikan perintah pada O2 yang berlatar belakang mahsiswi.

Pertuturan tersebut dapat digolongkan dalam fungsi informasi mengenai

tingkat kekuasaan karena, dalam pertuturan tersebut terdapat adanya konteks

sosietal yang merujuk pada power atau kekuasaan yang diperankan oleh O1

(dosen) dengan bukti pertuturan “Ini kurang pas bentuknya, silahkan dibetulkan”

dan “Ya tapi salah, kamu lain dari pada yang lain. Silahkan dibetulkan, lihat

punya temenmu ya”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

100

Data Tuturan 2

A : Jadi ini yang saya sampaikan dari kemarin segera dibuat, lalu serahkan

keloker itu tulisan-tulisan anda, iya saya baca gitu.

B : Iya Pak.

A : Kalau belum- belum gini sih, malah ngopo (ngapain).. (nada tertawa)

A : Yaaa, saya beri konsultasi, nanti ada kemajuan, silahkan print lalu berikan di

loker.

B, C : Iya Pak.

(kontesks tuturan : Pertuturan tersebut terjadi di ruang dosen PBSI Universitas

Sanata Dharma. Dalam percakapa terlihat ada 3 orang partisipan yakni satu

orang dosen berjenis kelamin laki-laki yang berasal dari Yogyakarta dengan dua

mahasiswa angkatan 2015 berjenis kelamin perempuan yang berasal dari

Yogyakarta pula. Tujuan pembicaraan tersebut yakni memerintahkan mahasiswa

untuk segera membuat dan mengumulkan hasil tulisan skripsi. Percakapan terjadi

pada hari Selasa, 18 Desember 2018, Pukul 13.30 dengan suasane pembicaraan

yang cukup tegang).

Berdasarkan data tuturan diatas, tuturan dilakukan oleh seorang dosen

yang berasal dari Yogyakarta berusia sekitara 55 tahun, berjenis keleamin laki-

laki dengan dua orang mahasiswi yang berasal dari Yogyakarta, yang berusia

sekitar 20 tahun. O1 dalam pertuturan tersebut memiliki kedudukan yang lebih

tinggi dari pada O2 dan O3, oleh karena itu O1 lebih bebas dalam berbicara pada

mitra tuturnya. Tuturan tersebut menggunakan ragam bahasa yang formal dan

sarana bahasa lisan atau langsung, karena pertuturan tersebut terjadi di ruang

dosen PBSI Universitas Sanata Dharma pada hari Selasa 18 Desember 2018,

Pukul 13.30 WIB. Maksud dan tujuan daria adanya pertuturan yakni

memerintahkan mahasiswa untuk segera membuat dan mengumulkan hasil tulisan

skripsi. Pertuturan yang terjadi antara O1, O2, dan O3 menunjukan adanya

konteks sosietal, yakni Konteks yang faktor penentunya ialah adanya kekuasaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

101

dan kedudukan. Elemen yang menunjukan adanya kontek sosietal yakni

perpatokan pada teoeri Poedjosoemarmo (1985) yang memeperlihatan adanya

urutan berbicara yang dilakukan oleh O1 dan bab yang diperbincangkan yang

bersifat memerintah karena adanya kekuasaan. Dalam pertuturan tersebut O1

yang berlatar belakang sebagai dosen, ia memiliki kedudukan yang lebih tinggi

daripada O2 dan O3 sehingga dapat memulai perbincangan terlebih dahulu serta

dapat memerintah O2 dan O3.

Konteks tuturan yang terdapat di atas, mengandung fungsi memberikan

informasi mengenai tingkat kekuasaan yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur.

Hal ini disebabkan karena, tuturan dosen dan mahasiswa memperbincangkan

mengenai skripsi serta dosen memberikan perintah kepada mahasiswa agar segera

menyelesaikan dan mengumpulkan hasil tulisan skripsi milikinya di loker agar

dapat segera dikoreksi.

4.2.2.1.2 Fungsi Memberikan Informasi Tambahan

Fungsi ini merupakan jenis fungsi konteks yang memberikan adanya

informasi tambahan yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur. Berdasarkan

fungsi ini, pertuturan menjabarkan beberapa hal yang ada sebagai informasi

tambahan dalam konteks sosietal.

Data tuturan 1

A: Kalau saya suka dengan judul ini ya, tapi disesuaikan ya. Sesuaikan dengan

judul yang diubah ya.

B : Iya Pak, iya.

A : Ini modulnya modul apa? Moso (Masa) modul kemampuan? Coba dirubah!

B : Ini modul menulis, berati kurang pas ya Pak?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

102

A : Lha iya salah, berarti.

( Konteks tuturan : Percakapn terjadi di ruang dosen PBSI saat mahasiswa

sedang melakukan konsultasi pada hari Selasa, 18 Desember 2018, Pukul 10.30

dengan suasana percakapan yang santai. Percakapan tersebut memiliki 2 orang

partisipan yakni seorang dosen berjenis kelamin laki-laki yang berasal dari

Yogyakarta dengan seeorang mahasiswi yang berasal dari Klaten. Percakapan

ini membahas mengenai skripsi mahasiswa yang kurang pas dalam pemilihan

sumber).

Pertuturan terjadi antara O1 yang berlatar belakang dosen yang berasal dari

Yogyakarta, berusia sekitar 55 tahun dengan O2 yang berlatar belakang

mahasiswi yang berasal dari Klaten dan berusia sekitar 20 tahun. Tuturan

menggunakan bahasa yang formal karena terjadi di ruang dosen PBSI saat

mahasiswa sedang melakukan konsultasi pada hari Selasa, 18 Desember 2018,

Pukul 10.30 WIB. Elemen yang menunjukan adanya kontek sosietal yakni

perpatokan pada teori Poedjosoemarmo (1985) yang memeperlihatkan adanya

urutan berbicara yang dilakukan oleh O1 dan bab yang diperbincangkan yang

bersifat memerintah karena adanya kekuasaan. Dalam pertuturan tersebut O1

yang berlatar belakang sebagai dosen, ia memiliki kedudukan yang lebih tinggi

daripada O2. O1 yang berlatar belakang dosen memerintahkan O2 untuk

memperbaiki skripsi yang ditulis oleh O2.

Konteks tuturan yang terdapat di atas, mengandung fungsi informasi

tambahan oleh penutur dan mitra tutur. Hal ini disebabkan karena, tuturan dosen

dan mahasiswa diawali oleh dosen dan kemudian ditanggapi oleh mahasiswi, di

pertuturan tersebut diperlihatkan urutan berbicara, serta memperlihatkan adanya

kekuasaan yang terdapat dalam pertuturan tersebut karena dosen dapat

menggunakan kekuasaanya dengan memerintah mahasiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

103

Data Tuturan 2

A : Nanti diubah aja ya judulnya. Menjadi menulis kreatif jurusan sastranya tidak

usah masuk, jadi menulis kreatif dengan mengangkat cerita rakyat

tradisional dari daerah Sumba.

B : Iya Pak.

A : Terus pada mahasiswa angkatan dan semester ini nanana segala macem

masukan aja pada teks latar belakang.

A : Ini isinya tidak boleh sama dengan yang lain.

(Konteks Tuturan : Percakapan tejadi di ruang dosen PBSI Universitas Sanata

Dharma pada hari Selasa 18 Desember 2018, Pukul 09.45 dengan situasi yang

santai.Percakapan terjadi antara seorang dosen yang berjenis kelamin laki-laki

yang berasal dari Yogyakarta dengan mahasiswa PBSI angkatan 2015 berjenis

kelamin perempuan yang berasal dari Sumba. Pembahasan percakapan tersebut

yakni pembenahan mengenai judul skripsi mahasiswa).

Pertuturan terjadi antara O1 yang berlatar belakang dosen yang berasal

dari Yogyakarta, berusia sekitar 55 tahun dengan O2 yang berlatar belakang

mahasiswi yang berasal dari Sumba dan berusia sekitar 20 tahun. Tuturan

menggunakan bahasa yang formal karena terjadi di ruang dosen PBSI saat

mahasiswa sedang melakukan konsultasi pada hari Selasa 18 Desember 2018,

Pukul 09.45 WIB. Suasana percakapan tersebut tergolong santai, dengan ururan

berbicara yang diawali oleh seorang dosen, kemudian ditanggapi oleh mahasiswa.

Maksud pertuturan tersebut yakni, membahas masukan untuk judul skripsi

mahasiswa.

Konteks tuturan yang terdapat di atas, dapat digolongkan dalam fungsi

memberikan informasi tambahan oleh penutur dan mitra tutur. Hal ini disebabkan

karena tidak jauh berbeda dari urain data 1, yang mengungkapkan tuturan dosen

dan mahasiswa memperlihatkan adanya urutan berbicara yang diawali oleh dosen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

104

kemudian ditanggapi oleh mahasiwa. Pertuturan tersebut memperlihatkan adanya

sebuah perintah yang diperankan oleh O1 (Dosen). Berdasarkan pertuturan

tersebut, O1 (dosen) dapat memerintah karena memiliki keuasaan yang lebih

tinggi dari pada mahasiswa, sehingga dapat digolongkan dalam konteks sosietal

yang berpatokan pada kekuasan.

4.2.2.1.3 Fungsi Memberikan Penjelasan Mengenai Informasi

Fungsi ini merupakan jenis fungsi konteks yang memberikan

penjelasan mengenai informasi yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur. Dalam

fungsi ini menjabarkan beberapa hal, yang terdapat dalam konteks sosietal.

Data Tuturan 1

B: Kemaren kan bapak juga memerintahkan saya untuk membuat lembar

obervasi, lah kan kalau seperti itu model lembar observasinya seperti apa

Pak?

A: Nah, ini lembar observasinya gini ya, pada prinsipnya lembar observasi

intinyaa mengamati, kamu aja ya yang nulis! aku tak mikir.

B: Oh iya Pak iyaaaa. (nada tertawa)

(Konteks tuturan : Percakapan terjadi di ruang dosen PBSI Universitas Sanata

Dharma pada hari Jumat, 15 Januari 2018, Pukul 11.30 dengan suasana

percakapan yang santai. Percakapan tersebut terdapat 2 orang partisipan yakni

seorang dosen berjenis kelamin laki-laki yang berasal dari Yogyakarta dengan

mahasiswa PBSI angkatan 2015 berjenis kelamin laki-laki yang berasal dari

Bogor. Percakapan tersebut membahas mengenai perintah dosen kepada

mahasiswa untuk menulis apa yang dia ucapkan).

Pertuturan tersebut dilakukan oleh seorang mahasiswa PBSI angkatan

2015 berjenis kelamin laki-laki yang berasal dari Bogor dan berusia sekitar 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

105

tahun dengan seorang dosen berjenis kelamin laki-laki yang berasal dari

Yogyakarta. Suasana yanng terdapat dalam pertuturan tergolong santai, karena

memiliki maksud memerintah.

Urutan berbicara dalam pertuturan tersebut yakni dimulai oleh dosen lalu

ditanggapi oleh mahasiswa. Bab yang diperbicangkan dalam pertuturan tersebut

yakni, membahas mengenai perintah dosen kepada mahasiswa untuk menulis

apa yang dia ucapkan. Instrumen tutur yang digunakan dalam percakapan tersebut

yakni secara lisan dan langsung serta pertuturan menggunakan bahasa non formal

tetapi sopan. Pertuturan tersebut terjadi diruang dosen PBSI Universitas Sanata

Dharma pada hari Jumat, 15 Januari 2018, Pukul 11.30 WIB dengan suasana

percakapan yang santai. Norma dalam percakapan tersebut yakni, penutur

berbicara sopan dan menggunakan nada yang halus untuk menghormati mitra

tutur yang lebih tua. Konteks tuturan yang terdapat di atas, mengandung fungsi

memberikan penjelasan mengenai informasi yang dimiliki oleh penutur dan mitra

tutur.

Berdasarkan pertuturan tersebut, dapat digolongkan dalam fungsi

memberikan penjelasan mengenai informasi yang dimiliki oleh penutur dan mitra

tutur dengan alasan, pada tuturan tersebut memuat beberapa informasi yakni O2

(dosen ) merupakan seorang dengan ilmu yang lebih tinggi dari pada O1

(Mahasiswa). Terdapat pula suatu perintah yang menjadi salah satu patokan

adanya konteks sosial dengan latar belakang kekuasaan dengan bukti tuturan

“Nah, ini lembar observasinya gini ya, pada prinsipnya lembar observasi intinyaa

mengamati, kamu aja ya yang nulis! aku tak mikir”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

106

4.2.2.2 Fungsi Konteks Sosial

Berdasarkan data yang telah peneliti analisis, peneliti menemukan 2

fungsi yang diperankan oleh konteks sosial. Berdasarkan 10 data konteks sosial

yang telah dianalisis, fungsi sosial yang ditemukan yakni, memberikan informasi

sebab terjadinya tuturan, memberikan informasi tambahan. Analisis konteks

tuturan tersebut berguna dalam menenuntukan fungsi berbicara pertuturan antara

dosen pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya di program studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Tahun

akademik 2018/2019.

4.2.2.2.1 Fungsi Memberikan Informasi Sebab Terjadinya Tuturan

Fungsi ini merupakan jenis fungsi pada konteks yang menjelaskan

atau memberikan informasi mengenai sebab terjadinya tuturan seseorang penutur

dengan mitra tutur. Berikut merupakan sampel fungsi memberikan informasi

mengenai sebab terjadinya tuturan yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur

dalam menentukan elemen dan fungsi pertuturan antara dosen pembimbing

dengan mahasiswa bimbingannya di program studi PBSI, FKIP, Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2018/2019.

Data Tuturan 1

A: Perhatikan lagi ya proposalnya. Nah kamu terus jangan lupa nah ini, Punya

Black... Apa kamu udah ketemu?

B: Kemarin itu ada beberapa baru lihat refrensi-refrensi dari skripsi kakak tingkat.

A: Lha ini persektifnya... Ini harus uraiannya harus panjang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

107

(Konteks Tuturan : Percakapan terjadi di ruang dosen PBSI pada hari Selasa, 11

Desember 2018, Pukul 14.00 dengan suasana cukup tegang. Percakapan tersebut

dilakukan oleh dua orang yakni seorang dosen PBSI berjenis kelamin laki-laki

yang berasal dari Yogyakarta dengan mahasiswi PBSI angkatan 2015 yang

berasal dari Karo. Percakapan tersebut terjadji karena dosen mengingatkan

mahasiswi untuk memperhatikan proposal skripsinya secara cermat).

Pertuturan ini dilakukan oleh dua pertisipan, yakni O1 berlatar belakang

seorang dosen yang berusia sekitar 55 tahun dan berasal dari Yogyakarta dengan

O2 yang berlatar belakang seorang mahasiswi, yang berasal dari Karo serta

berusia 20 tahun. Emosi yang terdapat dalam pertuturan tersebut tergolong

tegang, dengan maksud pembicaraan O1 sebagai dosen memberikan masukan

kepada O2 (mahasiswi) untuk memeperhatikan proposal skripsinya secara lebih

cermat.

Urutan berbicara yang terdapat papda pertuturan tersebut diawali oleh O1

yang berlatarbelakang dosen kemudia ditanggai oleh O2 yang berlatar belakang

mahasiswi. Bab yang dibicarakan dalam pertuturan tersebut yakni, mengai

masukan dosen agar mahasiswi lebih memperhatikan proposal skripsinya untuk

meminimalisir kesalahan. Istrumen dalam pertuturan tersebut yakni,

menggunakan pertuturan yang lisan dan langsung. Dalam pertuturan tersebut

menggunakan bahasa yang formal, karena pertuturan tersebut terjadi di ruang

dosen PBSI Universitas Sanata Dharma pada hari hari Selasa, 11 Desember 2018,

Pukul 14.00 WIB. Norma yang terdapat dalam pertuturan tersebut tergolong baik,

karena betutur secara sopan. Dalam pertuturan tesebut dapat dilihat adanya

kontetks sosial, karena dalam pertuturan tersebut penutur dan mitra tutur

melakukan kegiatan bersosial dengan saling bercakap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

108

Berdasarkan pertuturan tersebut dapat digolongkan dalam fungsi sebab

terjadinya tuturan karena, dalam pertuturan tersebut terdapat suatu pertanyaan

yang diperankan oleh O1 (dosen) “ Nah kamu terus jangan lupa nah ini, punya

Black... Apa kamu udah ketemu?” hingga memicu perbincangan lebih dalam dari

pertuturan tersebut.

Data Tuturan 2

A : Ini teknikmu ada berapa?

B : Ada 3 Pak.

A : Obervasi terus apa?

B : Teknik catat bebas libat cakap, rekam, dan catat.

(konteks tuturan : Percakapan terjadi di ruang dosen PBSI USD pada hari

Kamis, 6 Desember 2018, Pukul 11.00 dengan suasana santai. Percakapan

lakukan oleh seorang dosen berjenis kelamin laki-laki yang berasal dari

Yogyakarta dengan seorang mahasiswi PBSI angkatan 2018 yang berasal dari

NTT. Percakapan terjadi karena membahas mengenai apa saja teknik

pengambilan data yang dipakai pada skripsi O2).

Pertuturan tersebut dilakukan oleh dua orang yakni, O1 yang

berlatarbelakang seorang dosen yang berasal dari Yogyakarta dan berusia sekitar

55 tahun dengan O2 yang berlatar belakang seorang mahasiswi, yang berasal dari

NTT, serta berusia sekitar 20 tahun. Suasana atau emosi yang terdapat dalam

pertuturan tersebut tergolong santai dengan maksud pembicaraan bertanya

mengenai teknik pengambilan yang dipakai.

Urutan berbicara yang terdapat pada pertuturan tersebut diawali oleh O1

yang berlatarbelakang dosen kemudian ditanggai oleh O2 yang berlatar belakang

mahasiswi. Bab yang dibicarakan dalam pertuturan tersebut yakni, membahas

mengenai apa saja teknik pengambilan data yang dipakai pada skripsi O2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

109

Istrumen dalam pertuturan tersebut yakni, menggunakan pertuturan yang lisan dan

langsung. Dalam pertuturan tersebut menggunakan bahasa yang formal, karena

pertuturan tersebut terjadi di ruang dosen PBSI Universitas Sanata Dharma pada

hari Kamis, 6 Desember 2018, Pukul 11.00 WIB. Norma yang terdapat dalam

pertuturan tersebut tergolong baik, karena betutur secara sopan. Dalam pertuturan

tesebut dapat dilihat adanya kontetks sosial, karena dalam pertuturan tersebut

penutur dan mitra tutur melakukan kegiatan bersosial dengan saling bercakap.

Berdasarkan data pertuturan tersebut, dapat digolongkan pula dalam fungsi

memberikan informasi sebab terjadinya pertuturan yang terdapat dalam konteks

sosial karena, terdapat adanya kesamaan pengetahuan antara O1 dan O2 yang

terdapat dalam pertuturan tersebut. Terdapat pula adanya pertanyaan yang

memicu perbincangan lebih dalam yang diawali O1 terhadap O2.

4.2.2.2.2 Fungsi Memberikan Informasi Tambahan

Fungsi ini merupakan jenis fungsi pada konteks yang menjelaskan

atau memberikan informasi tambahan pada penutur dengan mitra tutur. Berikut

merupakan sampel fungsi memberikan informasi tambahan oleh penutur dan

mitra tutur dalam pertuturan antara dosen pembimbing dengan mahasiswa

bimbingannya di program studi PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta tahun akademik 2018/2019.

Data tuturan 1

B: Pak ini proposalnya bisa dijadikan skripsi atau tidak?

A: Yaaa bisa. Bisa sekali.

B: Oh yaaa. Terimaksih Pak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

110

(Konteks Tuturan : Percakapan terjadi di ruang dosen PBSI USD pada hari

Kamis, 6 Desember 2018, Pukul 11.00 dengan suasana santai. Percakapan

lakukan oleh seorang dosen berjenis kelamin laki-laki yang berasal dari

Yogyakarta dengan seorang mahasiswi PBSI angkatan 2018 yang berasal dari

NTT. Percakapan tersebut membahas mengenai proposal skripsi yang dibuat oleh

O1 dapat menjadi skripsi atau tidak).

Pertuturan tersebut dilakukan oleh dua orang yakni, O1 yang berlatar

belakang seorang mahasiswa yang berasal NTT, dan berusia sekitar 20 tahun dan

O2 yang berlatar belakang seorang dosen, berasal dari Yogyakarta dan berusia

sekitar 58 tahun. Suasana atau emosi yang terdapat dalam pertuturan tersebut

tergolong santai dengan maksud pembicaraan mengenai proposal O1 dapat

dijadikan skirpsi atau tidak.

Urutan berbicara yang terdapat pada pertuturan tersebut diawali oleh O1

yang berlatarbelakang dosen kemudian ditanggai oleh O2 yang berlatar belakang

mahasiswi. Bab yang dibicarakan dalam pertuturan tersebut yakni proposal skripsi

yang dibuat oleh O1 dapat menjadi skripsi atau tidak. Istrumen dalam pertuturan

tersebut yakni, menggunakan pertuturan yang lisan dan langsung. Pertuturan

tersebut menggunakan bahasa yang formal, karena pertuturan tersebut terjadi di

ruang dosen PBSI Universitas Sanata Dharma pada hari Kamis, 6 Desember 2018,

Pukul 11.00 WIB. Norma yang terdapat dalam pertuturan tersebut tergolong baik,

karena betutur secara sopan. Dalam pertuturan tesebut dapat dilihat adanya

kontetks sosial, karena dalam pertuturan tersebut penutur dan mitra tutur

melakukan kegiatan bersosial dengan saling bercakap.

Berdasarkan data pertuturan yang telah ditulis di atas dapat digolongkan

dalam konteks sosial karena, adanya kesamaan pengentahuan yang dimiliki oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

111

O1 dan O2. Pertuturan tersebut dapat digolongkan pula dalam fungsi memberi

informasi tambahan yang terdapat dalam konteks sosial karena dalam pertuturan

tersebut terdapat dialog, “Pak ini proposalnya bisa dijadikan skripsi atau tidak?”

dan “Yaaa bisa. Bisa sekali” yang terselip adanya kuasa, dari O2 yang berprofesi

sebagai dosen untuk memberikan keputusan mengenai proposal tersebut dapat

dijadikan skripsi atau tidak.

4.2.2.3 Fungsi Konteks Kultural

Berdasarkan data yang telah peneliti analisis, peneliti menemukan 5

fungsi yang diperankan oleh konteks kultural. Berdasarkan data konteks kultural

yang telah dianalisis, fungsi kultural yang ditemukan yakni, memberikan

informasi sebab terjadinya tuturan, memberikan informasi tambahan dan memberi

informasi atau keterangan pengetahuan yang dimiliki oleh peserta tutur. Analisis

konteks tuturan tersebut berguna dalam menenuntukan fungsi berbicara

pertuturan antara dosen pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya di

program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta, Tahun akademik 2018/2019.

4.2.2.3.1 Fungsi Memberikan Informasi Tambahan

Fungsi ini merupakan jenis fungsi pada konteks yang memberi

informasi tambahan mengenai peserta tutur. Berikut merupakan sampel fungsi

memberikan informasi tambahan mengenai peserta tutur dalam menentukan

maksud berkomunikasi antara dosen pembimbing dengan mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

112

bimbingannya di program studi PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta tahun akademik 2018/2019.

Data tuturan 1

A: Kajian teorinya ya itu? Kajian teori itu yang berkaitan dengan judul dan sub-

sub masalah , kalau yang lain-lain tadi boleh masuk, tapi kamu tambahkan

yang opo?

B: Sub sub masalah yang tadi itu?

A: Ho.o yang sub-sub masalah.

(Konteks tuturan : Percakapan terjadi di ruang dosen PBSI USD pada hari

Kamis, 17 Januari 2018, Pukul 09.40 dengan suana percakapan yang santai.

Percakapan tersebut dilakukan oleh dua orang yakni seorang mahasiswi PBSI

angkatan 2015 yang berasal dari Bantul dengan seorang dosen PBSI berjenis

kelamin laki-laki yang berasal dari Yogyakarta. Percakapan tersebut membahas

mengenai isi sub-sub msalah yang terdapat pada skripsi).

S (Setting) dalam percakapan terjadi diruang dosen PBSI USD pada hari

Kamis, 17 Januari 2018, Pukul 09.40 dengan suana percakapan yang santai. P

(Participant) dalam pertuturan tersebut yakni, seorang mahasiswi PBSI angkatan

2015 yang berasal dari Bantul dengan seorang dosen PBSI berjenis kelamin laki-

laki yang berasal dari Yogyakarta. E (ends) dalam pertuturan membahas mengenai

isi sub-sub masalah. A (act squence) dalam pertutran tersebut tergolong sopan dan

tidak berkata kasar pada mitra tutur. K ( key) dalam pertuturan tersebut yakni

penutur dan mitra tutur terlihat santai. I (Instrumentalitie) yang digunakan penutur

dan mitra tutur bertutur secara langsung dan lisan. N (Norms) : penutur berkata

sopan dan tidak menggunakan nada yang tinggi tetapi menggunakan sedikit

bahasa daerah secara latar belakang budaya penutur dan G (Genres) dalam

pertuturan berbentuk dialog.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

113

Berdasarkan data tersebut, pertuturan dapat digolongkan dalam konteks

kultural karena, konteks kultural didefinsikan sebagai konteks yang berpatokan

pada suatu nilai atau norma yang mempresentasikan kepercayaan di dalam

kebudayaan tertentu. Pertuturan tersebut mengandung tuturan yang terdapat

bahasa-bahasa daerah seperti ho.o (iya) dan opo (apa) sehingga data tersebut

dapat digolongkan pula dalam fungsi memberikan informasi tambahan berupa

kedua penutur yang sedang melakukan dialog atau pertuturan adalah orang

bersuku Jawa.

Data tuturan 2

B: Misi Pak.

A: Ya.

B: Mau konsul Pak.

A: Iya.

(Konteks tuturan : Percakapan terjadi di ruang dosen PBSI USD pada hari

Kamis, 17 Januari 2018, Pukul 09.40 dengan suasana percakapan yang santai.

Percakapan tersebut dilakukan oleh dua orang yakni seorang mahasiswi PBSI

angkatan 2015 yang berasal dari Bantul dengan seorang dosen PBSI berjenis

kelamin laki-laki yang berasal dari Yogyakarta. Percakapan tersebut diawalin

dengan sapaan permisi yang menandai konteks budaya dalam pertuturan tersebut

dan membahas keiginan konsultasi untuk keperluan skripsi).

S (Setting) dalam percakapan terjadi di ruang dosen PBSI USD pada hari

Kamis, 17 Januari 2018, Pukul 09.40 WIB dengan suana percakapan yang santai.

P (Participant) seorang mahasiswi PBSI angkatan 2015 yang berasal dari Bantul,

berusia sekitar 20 tahun dengan seorang dosen PBSI berjenis kelamin laki-laki

yang berasal dari Yogyakarta, berusia sekitar 58 tahun. E ( ends) atau bab yang

dibicarakan membahas keiginan konsultasi untuk keperluan skripsi. A (act

squence) penutur mernggunakan bahasa yang sopan dan tidak berkata kasar pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

114

mitra tutur serta K (key) penutur dan mitra tutur terlihat santai. I

(Instrumentalities) pertuturan menggunakan tuturan lisan dan langsung dan N

(Norms) pertuturam diawalin dengan ucapan permisi yang menandai konteks

budaya dan bertutur secara sopan. G (Genres) dalam pertuturan tersebut yakni

dialog.

Berdasarkan data tersebut, pertuturan dapat digolongkan pada kontek

kultural karena terdapat suatu budaya di dalamnya. Budaya yang terdapat dalam

pertuturan tersebut yakni melakukan salam atau mengucapkan permisi sebelum

memasuki atau meminta izin terhadap seseorang.

4.2.2.3.2 Fungsi Memberi Informasi atau Keterangan Pengetahuan

Fungsi ini merupakan jenis fungsi pada konteks yang memberi

informasi atau keterangan pengetahuan yang dimiliki oleh penutur dan mitra

tutur. Berikut merupakan sampel fungsi memberikan informasi atau keterangan

pengetahuan yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur dalam pertuturan antara

dosen pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya di program studi PBSI,

FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2018/2019.

Data tuturan 1

A: Ini pasti kepotong. Dowo dowo yaa ini. Ini rumusan masalahnya kok media?

Bagaimanakah pengembangan media pembelajaran?

B: Modul Pak maksudnya.

A: Lha ya modul orang skripsimu judul e modul kok..

(konteks tuturan : Percakapan terjadi di ruang dosen PBSI USD pada hari

Selasa, 18 Desember 2018, Pukul 10.20 dengan suasana pembicaraan yang

cukup santai. Percakapan ini dilakukan oleh dua orang yakni seorang dosen

berjenis kelamin laki-laki berasal dari Yogyakarta dengan seorang mahasiswi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

115

angkatan 2015 berasal dari NTT. Percakapan tersebut membahas mengenai

kesalahan objek penelitian yang digunakan pada skripsi tersebut).

S (Setting, )percakapan terjadi diruang dosen PBSI USD pada hari Selasa,

18 Desember 2018, Pukul 10.20 WIB dengan susana pembicaraan yang cukup

santai. P (Participant), dalam percakapan ini dilakukan oleh dua orang yakni

seorang dosen berjenis kelamin laki-laki berasal dari Yogyakarta dengan seorang

mahasiswi angkatan 2015 berasal dari NTT. E (ends), membahas mengenai

kesalahan objek penelitian.

A (act squence), penutur menggunakan bahasa yang sopan dan tidak

berkata kasar pada mitra tutur. K ( key), penutur terlihat sedikit kesal sedangkan

mitra tutur terlihat gugup. I (Instrumentalities), penutur dan mitra tutur bertutur

secara langsung dan lisan. N (Norms), penutur menggunakan bahasa yang sopan

namun kadang-kadang menggunakan nada yang tinggi dalam bertutur kata. G

(Genres) dalam pertuturan tesebut yakni, dialog langsung.

Berdasarkan data di atas, pertuturan dapat digolongkan dalam fungsi

memberikan informasi atau keterangan pengentahuan. Pertuturan tersebut terdapat

beberapa dialog yang menggunakan bahasa daerah seperti dowo-dowo (panjang-

panjang) sehingga memberikan informasi mengenai penutur yang bersuku Jawa.

Data tuturan 2

A: Teman-teman diajak bersama ya. Ini kan Jawa Tengah to, nah itu apa saja

anda cari ya. Cerita rakyat yang berkembang di Jawa Tengah itu apa, ya to.

Kalau Malin Kundang bagaimana?

B: Bukan, saya menemukan baru 4 sih pak. Salatiga terus Gunung Amber atau

apa, Jaka Kentil.

A: Ya makanya anda cari yang termasuk cerita rakyat Jawa Tengah itu apa aja,

anda cari ya masuk apa saja. Sudah semua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

116

B: Lalu yang dimasukkan ke modul itu hanya beberapa cerita yang saya pilih kan

Pak?

Do: Ya anda menemukan berapa dulu.

(Konteks tuturan : Percakapan terjadi di ruang dosen PBSI USD pada hari

Selasa, 18 Desember 2018, Pukul 09.30 dengan suasana yang santai. Percakpan

dilakukan oleh daua orang yakni seorang dosen PBSI berjenis kelamin laki-lki

berasal dari Yogyakarta dengan mahasiswa PBSI angkatan 2015 berjenis

kelamin laki-laki berasal dari Yogyakarta. Percakapan tersebut membahas

mengenai sumber cerita rakyat yang digunakan sebagai refrensi pada penulisan

skripsi).

S (Setting), percakapan terjadi diruang dosen PBSI USD pada hari Selasa,

18 Desember 2018, Pukul 09.30 dengan suasana yang santai. P (Participant),

seorang dosen PBSI berjenis kelamin laki-lki berasal dari Yogyakarta dengan

mahasiswa PBSI angkatan 2015 berjenis kelamin laki-laki berasal dari

Yogyakarta. E ( ends), membahas mengenai sumber cerita rakyat yang digunakan

sebagai refrensi pada penulisan skripsi.

A (act squence) ,dosen memerintahkan mahasisw untuk segera mencari

cerita rakya untk keperluan skripnya. K ( key), penutur dan mitra tutur delam

keadaan percakapaan yang santai. I (Instrumentalities), penutur dan mitra tutur

bertutur secara langsung dan lisan. N (Norms), penutur dan mitra tutur bercakap

dengan bahasa yang sopan, tidak menggunakan nada yang tinggi dan terselip

candaan-candaan. G ( Genres), dialog langsung.

4.2.2.3.3 Fungsi Memberikan Keterangan Informasi

Fungsi ini merupakan jenis fungsi pada konteks yang memberi

keterangan atau informasi sebab tuturan yang terjadi atau sebelum peristiwa tutur

terjadi. Berikut merupakan sampel fungsi memberi keterangan atau informasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

117

sebab tuturan yang terjadi atau sebelum peristiwa tutur terjadi dalam pertuturan

antara dosen pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya di program studi

PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2018/2019.

Data tuturan 1

A: Ini bukan stalistika tapi hanya pragmatik ya mbak.

B: Disini penelitiannya saya bagi Pak.

A: Yo ora.. Cuma pakai pragmatik saja.

(konteks tuturan : Percakapan terjadi di ruang dosen PBSI USD pada hari

Senin, 11 Desember 2018, Pukul 2018 dengan susana cukup tegang. Percakapan

dilakukan oleh dua orang yakni seorang dosen berjenis kelamin laki-laki yang

berasal dari Yogyakarta dengan seorang mahasiswi angkatan 2015 berasal dari

Karo. Percakapan tersebut membahas mengenai batasan istilah yang digunakan

oleh mahasiswi dalam skripsinya).

S (Setting), percakapan terjadi di ruang dosen PBSI USD pada hari Senin,

11 Desember 2018, Pukul 2018 dengan susana cukup tegang. P (Participant),

Percakapan dilakukan oleh dua orang yakni seorang dosen berjenis kelamin laki-

laki yang berasal dari Yogyakarta dengan seorang mahasiswi angkatan 2015

berasal dari Karo. E ( ends), percakapan tersebut membahas mengenai batasan

istilah yang digunakan oleh mahasiswi dalam skripsinya yang kurang tepat.

A (act squence), penutur mengunakan bahasa yang sopan dalam bertutur

sembari memberikan masukan pada skripsi mahasiswi. K ( key), Penutur terlihat

sedikit kesal sedangkan mitra tutur terlihat gugup. I (Instrumentalities), Penutur

dan mitra tutur bertutur secara langsung dan lisan. N (Norms), penutur tidak

menggnakan G ( Genres), dialog langsung.

Data yang terdapat di atas, tidak jauh berbeda dari data 1, karena di dalam

pertuturan tersebut terdapat beberapa bahasa daerah yang dapat digolongkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

118

fungsi memberikan keterangan informasi. Berdasarkan data tersebut dapat terlihat

bahwa O1 yan sedang melakukan pertuturan yakni merupakan orang dengan suku

dan kebudayaan Jawa.

4.2.2.4 Fungsi Kontek Situasional

Berdasarkan data yang termasuk dalam konteks situasi yang telah

dianalisis, peneliti menemukan tiga fungsi dari konteks situasi yang terdapat

dalam, konteks pertuturan antara dosen pembimbing dengan mahasiswa

bimbingannya di program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, FKIP,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2018/2019.

4.2.2.4.1 Fungsi Memberikan Penjelasan Secara Terperinci

Fungsi jenis ini, merupakan fungsi yang memberikan informasi

berupa penjelasan yang terperinci dalam sebuah pertuturan yang terjadi antara

penutur dengan mitra tutur. Berikut merupakan fungsi memberikan penjelasan

secara terperinci dalam sebuah pertuturan, dalam pertuturan antara dosen

pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya di program studi PBSI, FKIP,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2018/2019.

Data tuturan 1

A: Ini judulnya pegembangan modul digital untuk pembelajaran pada cerita

fantasi untuk siswa kelas 7 SMP, ini tahunnya gak usah masuk ya, dengan

memanfaatkan cerita rakyat dst. Nanti bagian tahunnya dimasukan dalam

teksnya ya.

B: Oh iya baik.

A: Biar nanti judulnya tidak terlalu panjang .

B: ya Pak baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

119

(Kontek tuturan : Percakapan terjadi di ruang dosen PBSI USD pada hari

Selasa, 18 Desember 2018, Pukul 10.20 dengan suasana pertuturan yang cukup

santai. Percakapan dilakukan oleh dua orang yakni seorang dosen PBSI berjenis

kelamin laki-laki yang berasal dari Yogyakarta dengan mahasiswi PBSI angkatan

2015 yang berasal dari NTT. Percakapan berisikan mengenai masukan-masukan

berupa pemendekan judul dan penjabaran melalui latar belakang pada sebuah

skripsi).

Penyapa (yang menyapa, seorang dosen PBSI berjenis kelamin laki-laki

yang berasal dari Yogyakarta. Pesapa (yang disapa), Yogyakarta dengan

mahasiswi PBSI angkatan 2015 yang berasal dari NTT.Konteks sebuah tuturan.

percakapan terjadi diruang dosen PBSI USD pada hari Selasa 18 Desember 2018,

Pukul 10.20 dengan suasan pertuturan yang cukup santai.

Tujuan tuturan, percakapan berisikan mengenai masukan-masukan berupa

pemendekan judul dan penjabaran melalui latar belakang pada sebuah skripsi.

Tuturan sebagai bentuk tindakan atau tindak ujar yakni memerintah. Tuturan

sebagai tindak verbal: mitra tutur memahi maksud yang diucapkan penutur

dengan menjawab “Oh iya baik”.

Data yang dicantumkan di atas dapat tergolong dalam konteks situasi,

karena terdapat kesamaan pengetahuan yang terdapat dalam O1 dan O2.

Berdasarkan pertuturan tersebut, data dapat digolongkan dalam fungsi

memberikan penjelasan secara terperinci, karena dalam pertuturan tersebut

terdapat kegiatan menanya yang dilakukan oleh O1 sehingga dapat memperjelas

hal-hal yang tersirat di dalamnya.

Data tuturan 2

A: Kalau diubah, dan yang kamu maksud jenis opo?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

120

B: Jenis-jenis?

A: Contoh konkretnya !

B: Contoh konkretnya itu, misalkan imperatif biasa, seperti permintaan,

ajakan seperti itu Pak. Kalau yang formal itu hanya ada 2 yaitu imperatif

aktif dan pasif. Kalau aktif itu ya seperti transitif dan intransitif gitu Pak.

A: Lucu.

(Konteks Tuturan : Percakapan terjadi di ruang dosen PBSI USD pada hari

Kamis, 6 Desember 2018, Pukul 10.30 dengan suasana tuturan yang santai.

Percakapan tersebut membahas mengenai contoh konkret yang topik yang

dibahas dalam skripsi mahasiswi yang dianggap kurang tepat oleh penutur.

Percakapan tesebut dilakukan oleh dua orang yakni seorang dosen yang berjenis

kelamin laki-laki dan berasal dari Yogyakarta dengan seorang mahasiswi PBSI

angkatan 2015 yang berasal dari NTT).

Penyapa (yang menyapa), seorang dosen yang berjenis kelamin laki-laki

dan berasal dari Yogyakarta. Pesapa (yang disapa), seorang mahasiswi PBSI

angkatan 2015 yang berasal dari NTT. Konteks sebuah tuturan, percakapan terjadi

diruang dosen PBSI USD pada hari Kamis, 6 Desember 2018, Pukul 10.30

dengan suasana tuturan yang santai. Tujuan tuturan, peneliti bertanya mengenai

apa mengenai isi materi skripsi yang membingungkan.

Tuturan sebagai bentuk tindakan atau tindak ujar, percakapan tersebut

membahas mengenai contoh konkret yang topik yang dibahas dalam skripsi

mahasiswi yang dianggap kurang tepat oleh penutur. Tuturan sebagai bentuk

tindakan atau tindak ujar: bertanya dan mencoba memahami. Tuturan sebagai

tindak verbal, karena memahami keinginan penutur mitra tutur menjawab

”Contoh konkretnya itu, misalkan imperatif biasa, seperti permintaan, ajakan

seperti itu Pak. Kalau yang formal itu hanya ada 2 yaitu imperatif aktif dan pasif.

Kalau aktif itu ya seperti transitif dan intransitif gitu Pak”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

121

Berdasarkan data di atas, pertuturan dapat digologkan dalam dalam fungsi

memberi penjelasan secara terperinci, karena dalam pertuturan tersebut terdapat

kesamaan pengetahuan menegnai hal yang dibahas antara O1 dan O2. Hal-hal

yang dibahas dapat memperlihatkan tingkat pengetahuan yang sama antara O1

dan O2 sehingga pertuturan dapat dilakukan dengan lancar.

Data tuturan 3

B: Misi Pak.

A: Ya.

B: Mau konsul Pak.

A: Topikmu apa itu?

B: Topik saya kesantunan berbicara para tokoh publik dalam acara republik

sentilan sentilun di Metro tv edisi Juli 2017.

(Konteks tuturan : Percakapan terjadi di ruang dosen PBSI USD pada hari

Kamis, 17 Januari 2018, Puku 09.40 dengan suasana santai. Percakapan

dilakukan oleh dua orang yakni seorang dosen PBSI berjenis kelamin laki-laki

berasal dari Yogyakarta dengan seorang mahasiswi angkatan 2015 berasal dari

Bantul. Percakapan tersebut dimulai dengan ucapan salam dan membahas

mengenai topik yang ada skripsi mahasiswi).

Penyapa (yang menyapa), seorang mahasiswi angkatan 2015 berasal dari

Bantul. Pesapa (yang disapa), seorang dosen PBSI berjenis kelamin laki-laki

berasal dari Yogyakarta. Konteks sebuah tuturan, percakapan terjadi diruang

dosen PBSI USD pada hari Kamis, 17 Januari 2018, Puku 09.40 dengan suasana

santai. Percakapan tersebut dimulai dengan ucapan salam dan membahas

mengenai topik yang ada skripsi mahasiswi.

Tujuan tuturan, mitra tutur ingin berkonsultasi mengenai skripsi. Tuturan

sebagai bentuk tindakan atau tindak ujar, bertanya. Tuturan sebagai tindak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

122

verbal, mitra tutur menjawab “Topikmu apa itu?” guna memahami maksud

percakapan.

Pertuturan yang cantumkan tersebut, dapat digolongkan menjadi fungsi

yang memberi penjelasan secara terperinci, karena dalam pertuturan tersebut

terdapat kesamaan pengetahuan yang terdapat oleh O1 dan O2. Bukti pertuturan

yang terdapat yakni, “Topikmu apa itu?” dan “Topik saya kesantunan berbicara

para tokoh publik dalam acara republik sentilan sentilun di Metro tv edisi Juli

2017”.

4.2.2.4.2 Fungsi Memberikan Penegasan dalam Sebuah Pertuturan

Fungsi jenis ini, merupakan fungsi yang memberikan penegasan

dalam sebuah pertuturan yang terjadi antara penutur dengan mitra tutur. Berikut

merupakan fungsi memberikan penegasan dalam sebuah pertuturan, dalam

pertuturan antara dosen pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya di

program studi PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun

akademik 2018/2019.

Data Tuturan 1

A: Ini mana yang kalimat kamu? Menulis dapat menambah kecerdasan

misalnya? Mana? Ha? Uraianmu kan belum ada.

B: Iya Pak.

A: Uraikan satu persatu!

(konteks tuturan : Percakapan dilakukan oleh dua orang yakni seorang dosen

yang berasal dari Yogyakarta dan berjenis kelamin laki-laki dengan mahasiswi

PBSI angatan 2015 yang berjenis kelamin perempuan dan berasal dari Sumba.

Percakapan membahas mengenai letak uraian mengenai sumber yang

dicantumkan pada skripsi mahasiswi namun belum diuraikan secara lebih lanjut

hingga menimbulkan pertuturan lainnya. Percakapan tersebut terjadi diruang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

123

dosen PBSI USD dengan suasana yang cukup tegang, pada hari Selasa, 18

Desember 2018, Pukul 09.45 WIB).

Penyapa (yang menyapa), seorang dosen yang berasal dari Yoggyakarta

dan berjenis kelamin laki-laki. Pesapa (yang disapa), mahasiswi PBSI angatan

2015 yang berjenis kelamin perempuan dan berasal dari Sumba. Konteks sebuah

tuturan, percakapan tersebut terjadi diruang dosen PBSI USD dengan suasana

yang cukup tegang, pada hari Selasa, 18 Desember 2018, Pukul 09.45 WIB.

Tujuan tuturan, percakapan membahas mengenai letak uraian mengenai

sumber yang dicantumkan pada skripsi mahasiswi namun belum diuraikan secara

lebih lanjut hingga menimbulkan pertuturan lainnya. Tuturan sebagai bentuk

tindakan atau tindak ujar, bertanya. Tuturan sebagai tindak verbal, mitra tutur

menjawab “Iya Pak” karena sudah memahami maksud yang diucapkan penutur.

Data yang telah dianalisis tersebut, menunjukan adanya fungsi

memberikan penegasan dalam pertuturan, karena dalam petuturan tersebut

terdapat penegasan yang terdapat dalam pertuturan ditunjukan dengan bukti “Ini

mana yang kalimat kamu? Menulis dapat menambah kecerdasan misalnya?

Mana? Ha? Uraianmu kan belum ada”.

Data Tuturan 2

A: Saya gak mau kalau hanya diberi tau terus datang lagi tanya ini

bagaimana, jadi kalau datang kesini bawa produk yaaa. Dengan begitu

anda akan selesai kalo hanya begini anda tidak akan selesai . bingung ya

kan.. isinnya hanya bingung... tetapi bingungnya itu harus dengan produk,

silahkan tuliskan nanti Pak Kun yang mengomentari ya.

A: Begitu saja . ok?

B: Yaa.. terimakasih Pak.

(Konteks tuturan : Percakapan dilakukan oleh dua orang yakni seorang dosen

berjenis kelamin laki-laki yang berasal dari Yogyakarta dengan seorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

124

mahasiswi PBSI angkatan 2015 berasal dari Yogyakarta. Percakapan tersebut

terjadi di ruang dosen PBSI USD pada hari Jumat, 11 Desember 2018, pukul

13.30 dengan suasana percakapan yang cukup tegang. Percakapan tersebut

berisikan penjelasan dosen yang enggan untuk memberikan konsultasi karena

mahasiswa tidak membawa hasil tulisan skripsi sebagai bukti proses yang

konkret).

Penyapa (yang menyapa), seorang dosen berjenis kelamin laki-laki yang

berasal dari Yogyakarta. Pesapa (yang disapa), seorang mahasiswi PBSI

angkatan 2015 berasal dari Yogyakarta. Konteks sebuah tuturan, percakapan

tersebut terjadi di ruang dosen PBSI USD pada hari Jumat, 11 Desember 2018,

pukul 13.30 WIB dengan suasana percakapan yang cukup tegang.

Tujuan tuturan, percakapan tersebut berisikan penjelasan dosen yang

enggan untuk memberikan konsultasi karena mahasiswa tidak membawa hasil

tulisan skripsi sebagai bukti proses yang konkret. Tuturan sebagai bentuk

tindakan atau tindak ujar, menjelaskan. Tuturan sebagai tindak verbal, mitra

tutur menjawab “Yaa.. terimakasih Pak. “ karena sudah memahami maksud dari

penutur.

Berdasarkan data yang dicantumkan tersebut, pertuturan dapat

digolongkan dalam fungsi memberikan penegasan dalam sebuah pertuturan,

karena terdapat dialog “Saya gak mau kalau hanya diberi tau terus datang lagi

tanya ini bagaimana, jadi kalau datang kesini bawa produk yaaa. Dengan begitu

anda akan selesai kalo hanya begini anda tidak akan selesai. bingung ya kan..

isinnya hanya bingung... Tetapi bingungnya itu harus dengan produk, silahkan

tuliskan nanti Pak Kun yang mengomentari ya”. Fungsi tersebut terdapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

125

penegasan dan terdapat konteks situasi dengan adanya kesamaan pengetahuan

yang terdapat pada penutur dan mitra tutur.

Data tuturan 3

A: Bagian penutup misalnya, ini apa? Ya silahkan uraikan. Langkah-langkah

perhitungannya. Ya sudah silahkan diuraikan sendiri.

B: Iya Pak.

(Konteks Tuturan : Percakapan terjadi di ruang dosen PBSI USD pada hari

Selasa, 18 Desember 2018, Pukul 10.20 dengan suasan pertuturan yang cukup

santai. Percakapan dilakukan oleh dua orang yakni seorang dosen PBSI berjenis

kelamin laki-laki yang berasal dari Yogyakarta dengan mahasiswi PBSI angkatan

2015 yang berasal dari NTT. Percakapan berisi mengenai perintah penutur untuk

mitra tutur agar menguraikan pertuturan dengan lebih baik lagi ).

Penyapa (yang menyapa), seorang dosen PBSI berjenis kelamin laki-laki

yang berasal dari Yogyakarta. Pesapa (yang disapa), mahasiswi PBSI angkatan

2015 yang berasal dari NTT. Konteks sebuah tuturan, percakapan terjadi diruang

dosen PBSI USD pada hari Selasa 18 Desember 2018, Pukul 10.20 dengan suasan

pertuturan yang cukup santai.

Tujuan tuturan Percakapan dilakukan oleh dua orang yakni seorang dosen

PBSI berjenis kelamin laki-laki yang berasal dari Yogyakarta dengan mahasiswi

PBSI angkatan 2015 yang berasal dari NTT. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau

tindak ujar: bertanya. Tuturan sebagai tindak verbal, setelah mendengarkan

penutur yang berbicara karena merasa paham mitra tutur menjawab “ Iya Pak”.

Berdasarkan data tuturan yang dicantumkan, terdapat pula penegasan

yang di tuturkan oleh O1 yang berupa dialog “Bagian penutup misalnya, ini apa?

Ya silahkan uraikan. Langkah-langkah perhitungannya. Ya sudah silahkan

diuraikan sendiri”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

126

4.2.2.4.3 Fungsi Memberikan Informasi Lanjutan

Fungsi jenis ini, merupakan fungsi yang memberikan informasi

lanjutan dalam sebuah pertuturan yang terjadi antara penutur dengan mitra tutur.

Berikut merupakan data fungsi memberikan informasi lanjutan dalam sebuah

pertuturan, dalam pertuturan antara dosen pembimbing dengan mahasiswa

bimbingannya di program studi PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta tahun akademik 2018/2019.

Data tuturan 1

A: Dah sana kembali keteman- temanmu kamu bimbing dalam diskusi.

B: Oh iya Pak, terimakasih.

(Konteks tuturan : Percakapan terjadi di ruang dosen PBSI USD pada hari

Selasa, 18 Desember 2018, Pukul 10.30 dengan suasana pertuturan yang santai.

Percakapan tersebut dilakukan oleh dua orang yakni seorang dosen berjenis

kelamin laki-laki yang berasal dari Yogyakarta dengan seorang mahasiswi PBSI

angkatan 2015 berasal dari Klaten. Percakapan tesebut yakni mengandung

perintah penutur kepada mitra tutur untuk segera kembali ketemannya untuk

segera membimbing diskusi temennya).

Penyapa (yang menyapa): seorang dosen berjenis kelamin laki-laki yang

berasal dari Yogyakarta. Pesapa (yang disapa), seorang mahasiswi PBSI

angkatan 2015 berasal dari Klaten. Konteks sebuah tuturan, percakapan terjadi

diruang dosen PBSI USD pada hari Selasa, 18 Desember 2018, Pukul 10.30

dengan suasana pertuturan yang santai.

Tujuan tuturan, percakapan tesebut yakni mengandung perintah penutur

kepada mitra tutur untuk segera kembali ketemannya untuk segera membimbing

diskusi temennya. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau tindak ujar, memerintah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

127

Tuturan sebagai tindak verbal, mitra tutur menjawab “ Oh iya pak, terimakasih.”

Karena sudah dirasa mengerti.

Berdasarkan pertuturan yang terdapat di atas, data dapat digolongkan

menjadi fungsi memberikan informasi lanjutan karena dalam pertuturan terdapat

sebuah perintah yang dilakukan O1 kepada O2 dengan tuturan “Dah sana kembali

keteman- temanmu kamu bimbing dalam diskusi”. O1 dalam pertuturan tersebut

memberikan perintah agar pertuturan tersebut tidak berhenti dan di bagikan pada

temannya dalam sebuah diskusi.

Data Tuturan 2

A: Lha ini persektifnya. Ini uraiannya harus panjang.

B: Berarti stalisitika yang tadi itu harus dijabarkan Pak?

A: Lha iyaa, ini itu intinya dek.

B: Iya Pak.

(Konteks tuturan : Percakapan terjadi di ruang dosen PBSI USD pada hari

Senin, 11 Desember 2018, Pukul 2018 dengan susana cukup tegang. Percakapan

dilakukan oleh dua orang yakni seorang dosen berjenis kelamin laki-laki yang

berasal dari Yogyakarta dengan seorang mahasiswi angkatan 2015 berasal dari

Karo. Percakapan membahasa mengenai masukan-masukan bagi skripsi

mahasiswi yang masih kurang tepat).

Penyapa (yang menyapa) yakni seorang dosen berjenis kelamin laki-laki

yang berasal dari Yogyakarta. Pesapa (yang disapa), seorang mahasiswi angkatan

2015 berasal dari Karo. Konteks sebuah tuturan, percakapan terjadi di ruang

dosen PBSI USD pada hari Senin, 11 Desember 2018, Pukul 2018 dengan susana

cukup tegang. Membahas mengenai masukan-masukan bagi skripsi mahasiswi

yang masih kurang tepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

128

Tujuan tuturan, memberikan masukan kepada mitra tutur megenai isi

materi dalam skirpsi. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau tindak ujar,

menjelaskan. Tuturan sebagai tindak verbal, mitra tutur menjawab

dengan”Berarti stalisitika yang tadi itu harus dijabarkan Pak?” dan memahami

pertuturan tersebut

4.3 Pembahasan

Setelah peneliti menganalisis data terkait elemen dan fungsi konteks, baik

konteks sosial, konteks situasi, konteks budaya serta konteks sosietal dalam

pertuturan yang dilakukan oleh dosen pembimbing dengan mahasiswa

bimbingannya di PBSI FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun

akademik 2018/2019. Data yang telah dianalisis akan dibahas untuk mengentahui

elemen dan fungsi yang terdapat dalam pertuturan tersebut. Dalam subbab

pembahasan ini, peneliti memaknai mengenai elemen dan fungsi apa saja yang

terkandung dalam sebuah konteks, baik konteks sosial, situasi, kultural, maupun

sosietal.

Berdasarkan konteks sosietal yang merujuk pada teori OOEMAUBICARA

yang telah di kemukakan oleh Poedjosoedarmo (1985) dalam Baryadi (2015:24).

Data yang mengandung konteks sosietal, yaitu adanya suatu kedudukan atau

kekeuasaan yang terdapat dalam elemen konteks. Berdasarkan data yang telah

dianalisis, berikut merupakan elemen yang terdapat dalam data (1) O1

(merupakan diri seorang penutur), (2) O2 (Mitra tutur), (3) E (Emosi), emosi

penutur. (4) M (Maksud atau tujuan percakapan), maksud atau tujuan pertuturan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

129

(5) A (atau Adanya O3 atau orang ke tiga). (6) U (Urutan bicara), berhubungan

dengan siapa yang harus memulai pembicaraan terlebih dahulu, dan siapa yang

harus berbicara kemudian. (7) B (Bab yang akan dibicarakan), bab yang

dibicarakan dalam sebuah percakapan. (8) I (Intrument atau sarana tutur), (9) C

(Citarasa penutur). (10) A (Adegan tutur), adegan tutur berkaitan erat dengan

tempat, waktu dan peristiwa yang melatarbelakangi suatu pertuturan. (11) R

(Register atau bentuk wacana), (12) A (Aturan) kebahasaan ini berkaitan dengan

norma.

Hasil analisis konteks yang terdapat dalam pertuturan, peneliti menemukan

pola elemen konteks sosietal dalam pertuturan antara dosen pembimbing dengan

mahasiswa bimbingannya di PBSI FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

tahun akademik 2018/2019. Pola elemen dari data yang telah dianalisi oleh

peneliti dapat dikategorikan menjadi tiga macam, yakni pola yang mengandung

dua belas elemen, sebelas elemen, dan sepuluh elemen. Pola yang mengandung

dua belas elemen yakni, pola OOEMAUBICARA yang terdapat kelengkapan dari

teori yang telah di kemukakan oleh Poedjosoedarmo (1985). Pola yang

membentuk sebelas elemen yakni, pola OOEMUBICARA tanpa kehadiran

elemen A sebagai adanya orang ketiga dalam pertuturan. Pola yang membentuk

10 elemen yakni, pola OOEMUBICAA tanpa kehadiran elemen A sebagai adanya

orang ketiga dalam pertuturan dan R sebagai register atau bentuk wacana.

Berdasarkan data yang mengandung konteks sosial, pertuturan tersebut

terdapat satu pola elemen konteks sosial yang berada dalam analisis data yakni,

OOEMUBICAA yang merujuk pada pendapat Poedjosoedarmo (1985) dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

130

Baryadi (2015:24). Pola elemen tesebut tersebut terbentuk karena tidak hadirnya

elemen A sebagai adanya O3 dan R atau register sebagai bentuk wacana.

Data yang megandung konteks kultural di dalamnya, peneliti menemukan

hasil analisis pertuturan yang mengandung elemen lengkap. Berdasarkan konteks

kultural yang merujuk pada teori yang telah dikemukakan oleh Hymes (1974)

dalam Baryadi (2015:19) yakni SPEAKING. Berikut merupakan elemen-elemen

SPEAKING yang dikemukakan oleh Hymes, S (Setting and Scene), P

(Participant), E (Ends), A (Act of Squence), K (Key), I (Instrumentalities) , N (

Norms), G (Genres). Merujuk pada data pertuturan tesebut pola elemen konteks

kultural yang terdapat dalam data yakni, SPEAKING. Berdasarkan data yang

telah dianalisis semua elemen turut hadir dan membentuk pola tersebut.

Dalam data yang megandung konteks situasional, yang berjumlah 10 data

tuturan, peneliti menemukan hasil analisis mengandung elemen yang lengkap.

Dalam konteks situasional yang merujuk pada teori yang telah di kemukakan oleh

Leech (1993) dalam Baryadi (2015:31). Berikut merupakan elemen dikemukakan:

a. Penyapa (yang menyapa) dan pesapa (yang disapa)

Penyapa merupakan seseorang atau individu yang melakukan aktivitas sosial

yakni menyapa, sedang pesapa merupakan individu yang menerima sapaan

dari pesapa.

b. Konteks sebuah tuturan

Konteks sebuah tuturan mecangkup aspek lingkungan fisik dan sosial yang

terkait dengan sebuh tuturan.

c. Tujuan tuturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

131

Tujuan tuturan merupakan hal-hal yang disampaikan oleh penutur maupun

mitra tutur, diantaranya bertanya, meminta, menyuruh, memberitahu dan

sebagainya.

d. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau tindak ujar

Tuturan dapat artikan sebagai aktivitas ujar.

e. Tuturan sebagai tindak verbal

Hal yang dimaksud tuturan sebagai tindak verbal yakni tuturan muncul

karena adanya tindakan yang dilakukan secara verbal (oral) dan secara

gramatikal.

Berdasarkan data pertuturan tesebut pola elemen konteks situasi yang terdapat

dalam data yakni, terdapat lima elemen dan lengkap. Semua elemen yang merujuk

pada teori yang telah dikemukakan oleh Leech (1993) dalam Baryadi (2015:31)

baik konteks sebuah tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan atau

tindak ujar, tuturan sebagai tindak verbal turut hadir dalam data cuplikan

pertuturan dan membentuk pola yang lengkap.

Setelah mengetahui elemen yang terdapat dalam konteks dalam data,

peneliti kemudian menganalisis fungsi yang terdapat dalam pertuturan antara

dosen pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya di PBSI FKIP Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2018/2019. Fungsi konteks sosietal

yang terdapat dalam data yang telah dianalisis oleh peneliti yaitu, memberikan

informasi mengenai tingkat kekuasaan yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur,

memberikan penjelasan mengenai informasi yang dimiliki seorang penutur dan

mitra tutur, memberikan informasi tambahan. Fungsi memberikan informasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

132

mengenai tingkat kekuasaan yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur terdapat 5

data, fungsi memberikan penjelasan mengenai informasi yang dimiliki seorang

penutur dan mitra tutur terdapat 4 data, sedangkan fungsi memberikan informasi

tambahan terdapat 1 data.

Fungsi konteks sosial yang terdapat dalam data cuplikan pertuturan

tersebut, yaitu memberikan informasi sebab terjadinya tuturan, dan memberikan

informasi tambahan. Fungsi memberikan informasi sebab terjadinya tuturan

terdapat 9 data, sedangkan fungsi memberikan informasi tambahan terdapat 1

data.

Fungsi konteks kultural yang terdapat dalam data yang telah dianalisis

yaitu, memberi informasi atau keterangan pengetahuan yang dimiliki oleh peserta

tutur, memberikan informasi tambahan, memberikan keterangan atau informasi

mengenai awalmula terjadinya pertuturan dan pengetahuan peserta tutur,

memberikan keterangan yang bersifat teratur pada sebuah tuturan, memberikan

keterangan atau informasi sebab tuturan yang terjadi atau sebelum peristiwa tutur

terjadi. Fungsi memberi informasi atau keterangan pengetahuan yang dimiliki

oleh peserta tutur terdapat 2 data, memberikan informasi tambahan terdapat 3

data, memberikan keterangan atau informasi mengenai awalmula terjadinya

pertuturan dan pengetahuan peserta tutur terdapat 2 data, memberikan keterangan

yang bersifat teratur pada sebuah tuturan terdapat 1 data. Fungsi yang terakhir

memberikan keterangan atau informasi sebab tuturan yang terjadi atau sebelum

peristiwa tutur terjadi terdapat 2 data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

133

Fungsi konteks situasi dalam data terebut yaitu, fungsi memberikan

penjelasan secara terperinci dalam sebuah pertuturan, memberikan informasi

lanjutan, memberikan penegasan dalam sebuah pertuturan agar mitra tutur

memahami apa yang dikemukakan oleh penutur. Fungsi memberikan penjelasan

secara terperinci dalam sebuah pertuturan terdapat 4 data, fungsi memberikan

penegasan dalam sebuah pertuturan agar mitra tutur memahami apa yang

dikemukakan oleh penutur terdapat 4 data. Terakhir fungsi memberi informasi

lanjutan terdapat 2 data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

134

BAB V

PENUTUP

Dalam bab V (lima) ini, akan dijabarkan mengenai dua sub bab. Sub bab yang

pertama yakni berisikan mengenai kesimpulan, dan yang kedua merupakan saran.

Kesimpulan yang diuraikan dalam penelitian ini yakni, berisi mengenai

rangkuman atau ringkasan hasil keseluruhan dari penelitian ini. Dalam sub bab

saran akan di sajikan berbagai hal, yang sekiranya perlu di cermati pada penelitian

berikutnya.

5.1 Simpulan

Penelitian ini berisikan uraian mengenai elemen dan fungsi konteks yang

terdapat dalam pertuturan yang dilakukan oleh dosen pembimbing dengan

mahasiswa bimbingannya di program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik

2018/2019. Elemen dan fungsi kontek yang terdapat dalam pertuturan antara

dosen pembimbing dan mahasiswa bimbingannya dipaparkan sebagai berikut.

Berdasarkan hasil analisis yang telah di uraikan dalam bab IV, peneliti

menemukan bahwa elemen konteks yang terdapat dalam pertuturan antara dosen

pembimbing dengan mahasiswa bimbingannya di program studi pendidikan

bahasa dan sastra Indonesia, FKIP, Universitas Sanata Dharma Tahun akademik

2018/2019 memiliki empat konteks dengan elemen konteks yang berbeda pula.

Elemen kontek di uraikan sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

135

Dalam konteks sosietal dan konteks sosial pertuturan mengandung elemen

(O1) orang ke satu (penutur), (O2) orang ke dua (mitra tutur), (E) emosi, (M)

aksud dan tujuan percakapan, (A) adanya orang ketiga , (U) rutan tutur, (B) bab

yang dibicarakan, (I) intrumen tutur, (C) cita rasa, (A) adegan tutur, (R) register

atau bentuk wacana, (A) aturan atau norma. Namun, ada dua elemen yang jarang

atau tidak tutur hadir dalalm sebuah pembicaraan yakni (A) adanya orang ketiga,

dan (R) register Apabila dalam hasil analisis data terdapat elemen yang tidak

konsisten hadir dalam sebuah tuturan, berarti dapat simpulkan adanya

ketidaksesuaian atau ketidak cocokan antara teori yang telah di kemukakan oleh

Poedjosoerdarmo dengan hasil analisis data yang telah dilakukan.

Dalam konteks kultural pertuturan mengandung elemen yakni (S) setting

atau latar pembicaraan, (P) participant atau peserta tutur, (E) ends atau tujuan

dalam pertuturan tersebut, (A) act squences yakni sebagai bentuk dan isi tuturan,

(K) key atau cara penyampaian dalam tuturan, (I) instrument atau sarana tutur

yang digunakan, (N) norms atau norma yang terdapat dalam pertuturan dan (G)

genres atau ragam. Berdasarkan hasil analisis data tuturan ditemukan semua

elemen dengan tidak ada satupun yang tidak turut hadir, oleh karena itu dapat

disimpulkan terdapat kecocokan atau kesamaan dengan teori yang telah

dikemukakan oleh Dell Hymes.

Dalam konteks situasional pertuturan mengandung elemen yakni penyapa

dan pesapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai tindak verbal.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terdapat kecocokan data dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

136

teori yang telah dikemukakan oleh Leech, karena semua elemen hadir dalam

pertuturan yang telah dianalisis peneliti

Berdasarkan hasil analisis pada bab IV, peneliti menemukan beberapa

fungsi pertuturan yang terdapat dalam konteks baik konteks sosietal, konteks

sosial, konteks kultural dan konteks situasi dalam pertuturan antara dosen

pembimbing dan mahasiswa bimbingannya di program studi pendidikan bahasa

dan sastra Indonesia, FKIP, Universitas Sanata Dharma tahun akademik

2018/2019 sebagai berikut. Fungsi yang diperankan oleh konteks sosietal yakni,

(1) memberikan informasi mengenai tingkat kekuasaan yang dimiliki oleh penutur

dan mitra tutur. (2) Memberikan penjelasan mengenai informasi yang dimiliki

seorang penutur dan mitra tutur. (3) Memberikan informasi tambahan.

Fungsi yang diperankan oleh konteks sosial yakni, (1) memberikan

informasi sebab terjadinya tuturan. (2) Memberikan informasi tambahan.

Fungsi yang diperankan oleh konteks kultural yakni, (1) Memberi

informasi atau keterangan pengetahuan yang dimiliki oleh peserta tutur. (2)

Memberikan keterangan atau informasi mengenai awalmula terjadinya pertuturan

dan pengetahuan peserta tutur. (3) Memberikan keterangan yang bersifat teratur

pada sebuah tuturan. (4) Memberikan keterangan atau informasi sebab tuturan

yang terjadi atau sebelum peristiwa tutur terjadi. (5) Memberi informasi tambahan

mengenai peserta tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

137

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan

beberapa saran. Berikut merupakan beberapa saran yang diberikan oleh peneliti :

1. Dalam penelitian ini peneliti hanya menemukan beberapa fungsi di setiap

konteknya. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menemukan fungsi

konteks yang lebih memadahi baik pada konteks sosietal, konteks sosial,

konteks kultural, konteks situtasi.

2. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan pada mahasiswa,

dosen dan khalayak umum guna secara nyata memperhatikan dan

menggunakan elemen dan fungsi konteks yang terdapat dalam konteks

sosietal, kontek sosial, konteks kultural, dan konteks situasi dalam proses

komunikasi, sehingga dapat menunjang proses komunikasi yang lebih baik.

3. Penelitian ini merupakan penelitia mengenai elemen dan fungsi konteks, yang

data tuturanya berupa pertuturan antara mahasiswa dengan dosen di prodi

PBSI FKIP Universitas Sanata Dharma. Peneliti berharap ada penelitian

lanjutan dengan subjek penelitian yang lebih beragam seperti dirumah bordil

atau tempat pelacuran, panti jompo, panti asuhan dan sebagainya guna

memperkaya wawasan dan semakin mempertajam ilmu mengenai fungsi dan

elemen konteks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

138

DAFTAR PUSTAKA

Anas, Ridwan dkk., (2015). Wacana Bahasa Indonesia “Konteks Wacana”.

Baryadi, Praptomo. 2015. Teori-teori Linguistik Pascastruktural. Yogyakarta: PT

Kanisius.

Brown, Gillian dan Yule , George. 1983. Analisis Wacana. 1996. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Cutting, Joan. 2002. Pragmatics and Discourse: A resource book for student.

London and New York: Routledge.

Halliday, M.A.K Ruqaiya hasan. 1994. Bahasa Konteks dan Teks: Aspek-aspek

Bahasa dalam Pandangan Semiotik Sosial. (Terjemahan Asruddin

Barori. Tou). Yogyakarta: UGM Press.

Kushartanti, dkk. 2005. Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Leech, Geoffrey. 1983. Principles of Pragmatics. England: Pearson Education

Limited.

Mahsun. 2005.Metode Penelitian Bahasa. PT Grafindo Persada.

Mey, Jacob L.1993. Pragmatics An Introduction.London.Blackwell

Mulyana, M.Hum.2005. Kajian Wacana.Yogyakarta. Tiara Wacana.

Nadar, FX. 20019. Pragmatik & Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Pangaribuan, Tagor. 2008. Paradigma Bahasa. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Putrayasa, Ida Bagus. 2015. Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Purwo, Bambang Kaswanti. 1990. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa: Menyibak

Kurikulum 1984. Yogyakarta: PT Kanisius.

______________________. 1994. PELLBA 7: Pertemuan Linguistik Lembaga

Bahasa Atmajaya: Ketujuh. Yogyakarta: Kanisius.

Rahardi, Kunjana. 2003. Berkenalan dengan Imu Pragmatik. Malang: Dioma.

______________.2005.Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.

Jakarta: Erlangga.

_______________dkk. 2016. Pramatik: Fenomena Ketidaksantunan Berbahasa.

Jakarta: Erlangga.

Rahayu, Geovani Futut Puji. 2017. Maksud Tuturan Imperatif Pada Tuturan Guru.

Sudaryanto. 2005. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar

Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistik. Yogyakarta:Sanata

Dharma University Press.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan kuantitatif,

Kulalitatif dan R&D.Bandung. Alfabeth.

Supardi, Susilo. 1988. Bahasa Indonesia dalam Konteks. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Pngembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan Jakarta 1988.

Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa.

Verschueren, Jef. 1998. Understanding Pragmatics. New York: Oxford

University Press Inc.

Yin, Robert K. 2014. Case Study Research Design and Method. Thausand

Oaks,CA: Sage.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

139

Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

1

DATA PENELITIAN

KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK

DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA: STUDI KASUS

Oleh : Oktaviano Aditya Murti (151224050)

Pembimbing: Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum.,

Pentunjuk triangguliasi:

1. Triangguliasi memberikan tanda centang (V) pada kolom ya/tidak untuk menggambarkan penilaian anda.

2. Berilah catatan pada kolom komentar untuk membantu kebeneran dari hasil analisis.

Keterangan dalam Pengkodean:

Ma : Mahasiswa 1

Ma2: Mahasiswa 2

Do : Dosen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

2

No Data Elemen Fungsi Konteks

sosial

Konteks

sosietal

Konteks

situasi

Konteks

kultural

Trianggulasi Komentar

Tuturan Konteks Setuju Tidak

setuju

1. Ma : Selamat

siang Bu, saya

mau konsultasi

mengenai judul

skripsi saya.

Do : Jangan

sekarang, saya

mau

mengerjakan

laporan

keuangan dulu.

Ma : oh iya

Bu.

Percakapan terjadi

dilorong kampus,

lebih tepatnya di

depan ruang rapat

dosen PBSI antara

dosen pembimbing

dengan mahasiswa

bimbingannya di

Univesitas Sanata

Dharma

Yogyakarta.

Percakapan

tersebut antara dua

orang partisipan

yang terdiri dari

dosen yang berasal

dari Sleman, D.I.

Yogyakarta

sedangkan

mahasiswa PBSI

angkatan 2015

yang berasal dari

S (Setting) :

di lorong

kampus

depan ruang

rapat dosen.

P

(Participant)

: ada dua

orang

partisipan

yakni Dosen

PBSI berjenis

kelamin

perempuan

yang berasal

dari Sleman,

D.I.

Yogyakarta

dan

mahasiswa

PBSI

Menerangkan

tujuan

pertuturan

yang

dilakukan oleh

partisipan.

Keterangan : memberikan

informasi

tambahan

berupa

kekuasan dari

mitra tutur

kepada

penutur.

Terdapat

adanya

interaksi

antara dosen

dengan

mahasiswa

Adanya

kekuasaan

yang

ditunjukan

oleh dosen

terhadap

mahasiswa

dengan

melakukan

penolakan.

Situasi

terjadi saat

mahasiwa

untuk

melakukan

konsultasi

judul skripsi.

Ucapan

selamat

siang bu,

sebagai

pembuka

obrolan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

3

Lombok, NTB.

Percakapan

tersebut terjadi

pada hari Selasa, 4

Desember 2018,

pukul l3.20 .

Percakapan

tersebut terjadi

dengan suasana

yang santai tetapi

formal.

angkatan

2015 berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

Lombok,

NTB.

E ( ends) :

Tujuan

percakapan

yakni

mahasiswa

PBSI

angkatan

2015 hendak

berkonsultasi

mengenai

judul skripsi

yang akan

ditelitinya.

A (act

squence) :

penutur

menggunakan

bahasa yang

sopan karena

berbicara

dengan

dosen.

K ( key) :

penutur dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

4

mitra tutur

terlihat santai

dalam

bertutur.

I

(Instrumental

ities) : dalam

percakapan

penutur dan

mitra tutur

bercakap

secara

langsung dan

lisan.

N (Norms) :

penutur

menuruti

perkataan

dari mitra

tutur yang

tidak bisa

memberikan

waktu untuk

berkonsultasi

pada waktu

itu.

G ( Genres) :

berbentuk

dialog dengan

ragam santai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

5

tetapi formal.

2. Do : Ini

modulnya

modul apa?

Moso (masa)

modul

kemampuan?

Coba dirubah.

Ma: Ini modul

menulis, berati

kurang pas ya

pak?

Do: Lha iya

salah, berarti.

Mungkin

modul

pembelajaran

menulis kreatif

ya to?

Ma: Iya pak.

Do: Berarti

udah mgerti

salahnya to?

(sambil

menunjuk

proposal)

Percakapan terjadi

di ruangan dosen

program studi

PBSI FKIP

Universitas Sanata

Dharma antara

dosen dengan

mahasiswa

bimbingannya saat

sedang

berkonsultasi.

Pertuturan yang

tersebut dilakukan

dosen yang

bersuku Jawa serta

berasal dari D.I.

Yogyakarta

berjenis kelamin

laki-laki serta

memiliki gelar

Doktor pada

bidangnya dan

mahsiswa PBSI

angkatan 2015

bersuku Jawa

berasal dari Klaten

berjenis kelamin

S (Setting) :

percakapan

terjadi di

ruangan

dosen PBSI

FKIP

Universitas

Sanata

Dharma

Yogyakarta.

P

(Participant)

: dua orang

antara dosen

PBSI

berjenis

kelamin laki-

laki dengan

mahasiswa

PBSI

angkatan

2015 berjenis

kelamin

perempuan.

E ( ends) :

Menerangkan

tujuan

percakapan

yang terjadi.

Keterangan: percakapan

antara penutur

dan mitra tutur

serta

menunjukan

informasi

tambahan

berupa

kekuasan dari

penutur

kepada mitra

tutur.

Adanya

interaksi yang

dilakukan

secara verbal

oleh dosen

dengan

mahasiswa

bimbingannya.

Adanya

kekuasaan

karena dosen

dapat

memutuskan

mana yang

benar dan

yang salah “

Ma: Ini

modul

menulis,

berati

kurang pas

ya pak?

Do: Lha iya

salah,

berarti”.

Situasi

pertturan

dilakukan

dengan

suasana

yang cukup

tegang

dengan

tuturan

secara

verbal.

budaya yang

ada dalam

pertuturan

tersebut

berwujud

bahasa

daerah yang

dilakukan

oleh dosen

dengan kata

” Moso”

yang

mendakan

dosen

merupakan

suku Jawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

6

M: Oya pak. perempuan.

Percakapan

tersebut terjadi

pada hari Selasa 18

Desember 2018,

Pukul 10.30.

Percakapan yang

terjadi terlihat

dengan suasana

semi formal.

percakapan

yang terjadi

memiliki

tujuan

berkonsultasi

mengenai

skripsi hasil

tulisannya.

A (act

squence) :

mitra tutur

(mahasiswa)

menggunakan

bahasa yang

sopan karena

sedang

bertutur

dengan dosen

atau yang

dihormati.

K ( key) :

penutur

terlihat santai

namun mitra

tutur terlihat

gugup.

I

(Instrumental

ities) : dalam

percakapan

yang terjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

7

penutur dan

mitra tutur

menggunakan

percakapan

secara

langsung dan

lisan.

N (Norms) :

penutur

bersikap

memerintah

karena

memiliki

kuasa dan

mitra tutur

menurutinya.

G ( Genres)

: berbentuk

dialog dengan

ragam semi

formal.

3. Do: Untuk

semuanya ini,

yang saya

tandai,

silahkan

parafrasekan

sendiri.

Parafrase

dengan bahasa

sendiri. Jangan

Percakapan terjadi

di ruangan dosen

program studi

PBSI FKIP

Universitas Sanata

Dharma antara

dosen dengan

mahasiswa

bimbingannya saat

sedang

S (Setting) :

percakapan

terjadi di

ruangan

dosen PBSI

FKIP

Universitas

Sanata

Dharma

Menerangkan

tujuan

percakapan

yang terjadi .

Keterangan: menunjukan

informasi

tambahan

berupa

Terdapat

interaksi yang

dilakukan oleh

dosen

pembimbing

dengan

mahasiswa

bimbingannya.

terdapat

keuasaan

yang

dimiliki oleh

dosen

terdapat

mahasisiwan

ya dengan

dengan

memberikan

situasi dalam

pertuturan

tergolong

tegang dan

dilakukan

dengan

bahasa

verbal.

saat dosen

berbicara

mahasiwa

berkata “iya

pak” dan

menunduk

yang

mencermink

an budaya,

dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

8

cuma mengutip

tapi

memecahkan

dengan

bahasamu

sendiri !

Ma : Iya pak.

Do: Darimana

diambil?

Ma: Dari buku,

dari itu lho

pak.. emhhh

karya ilmiah

dri UPY.

Do: Kalau

pakai karya

ilmiah, anda

harus

menyebutkan

sumber yang

jelas.

Do: Kalau

sebuah sub bab

tidak

mencantumkan

sumbernya

berarti itu

omong kosong.

Padahal ini

kutipan dari

yang lain, tidak

berkonsultasi.

Pertuturan yang

tersebut dilakukan

dosen yang

bersuku Jawa serta

berasal dari D.I.

Yogyakarta

berjenis kelamin

laki-laki serta

memiliki gelar

Doktor pada

bidangnya dan

mahsiswa PBSI

angkatan 2015

bersuku Jawa

berasal dari Klaten

berjenis kelamin

perempuan.

Percakapan

tersebut terjadi

pada hari Selasa 18

Desember 2018,

Pukul 10.30.

Percakapan yang

terjadi terlihat

dengan suasana

semi formal.

Yogyakarta.

P

(Participant)

: dua orang

antara dosen

PBSI

berjenis

kelamin laki-

laki dengan

mahasiswa

PBSI

angkatan

2015 berjenis

kelamin

perempuan.

E ( ends) :

percakapan

yang terjadi

memiliki

tujuan

berkonsultasi

mengenai

skripsi hasil

tulisan

mahasiswa

A (act

squence) :

mitra tutur

(mahasiswa)

menggunakan

bahasa yang

kekuasan dari

penutur

kepada mitra

tutur.

perintah menghormat

i yang lebih

tua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

9

tau asalnya.

tidak bisa

seperti ini.

Ma; Iya pak

(sambil

menunduk).

sopan karena

sedang

bertutur

dengan dosen

atau yang

dihormati.

K ( key) :

penutur

terlihat santai

namun mitra

tutur terlihat

gugup.

I

(Instrumental

ities) : dalam

percakapan

yang terjadi

penutur dan

mitra tutur

menggunakan

percakapan

secara

langsung dan

lisan.

N (Norms) :

penutur

bersikap

memerintah

karena

memiliki

kuasa dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

10

mitra tutur

menurutinya.

G ( Genres)

: berbentuk

dialog dengan

ragam semi

formal.

4. Ma: Permisi.

Do: Punya

kmu yang

mana?

Ma: Yang

penelitian buku

ajar digital.

Do : Oke, yang

ini bukan?

Ma :Bukan

bukan

Do: Lha

jenengmu

sopo?

(namamu siapa

?)

Do: Yang

mana?

Ma: Oh yang

ini pak.

D: Hemmmm,

Percakapan

dilakukan oleh dua

orang yakni dosen

prodi PBSI

bergelar doktor

yang berasal dari

D.I. Yogyakarta,

berjenis kelamin

laki-laki dan

mahasiswa PBSI

angkatan 2015

yang berasal dari

Sumba, NTT,

berjenis kelamin

perempuan

percakapan

tersebut dilakukan

di ruang dosen

PBSI Universitas

Sanata Dharma.

Percakapan

dilakukan dengan

tujuan

berkonsultasi

S (Setting) :

percakapan

terjadi di

ruang dosen

prodi PBSI

Univesitas

Sanata

Dharma.

P

(Participant)

: percakapan

antara

mahasiswa

angkatan

2015 prodi

PBSI berjenis

kelamin

perempuan

dengan dosen

prodi PBSI

berjenis

kelamin laki-

laki.

Memberikan

fungsi

penegasan.

Terdapat

adanya

interaksi yang

dilakukan

dosen dengan

mahasiwa.

Kekuasaan

yang

terdapat

dalam

pertuturan

tersebut

terdapat

pada dosen

bertanya

dengan nada

sedikit tinggi

terhadap

mahasiwa.

Situasi yang

terdapat

yakni,

pertuturan

dilakukan

dengan

bahasa

verbal di

ruang dosen

dengan

suasana

santai.

budaya yang

terdapat

yakni

terdapat

pada salam

pembuka

yang

dilakukan

mahasiswa

dan kata dari

bahasa

daerah yang

dilakukan

oleh dosen

dengan kata

“ : Lha

jenengmu

sopo?” yang

menandakan

kultur Jawa

yang

dimiliki oleh

dosen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

11

nanti diubah

aja ya

judulnya.

menjadi

menulis kreatif

jurusan

sastranya tidak

usah masuk ,

jadi menulis

kreatif dengan

mengangkat

cerita rakyat

tradisional dari

daerah Sumba.

Ma: Iya pak.

(sambil

mengangguk)

perihal skripsi.

Percakapan

tersebut terjadi

pada Selasa 18

Desember 2018,

Pukul 09.45.

Percakapan yang

terjadi terlihat

dengan suasana

semi formal.

E ( ends) :

tujuan

percakapan

tersebut yakni

berkonsultasi

mengenai

skripsi yang

ditulis

mahasiswa

dan

menegaskan

beberapa ha.

A (act

squence) :

penutur(maha

siswa)

menggunakan

bahasa yang

sopan karena

sedang

bertutur

dengan dosen

atau yang

dihormati

K ( key) :

penutur

terlihat gugup

sedangkan

mitra tutur

terlihat

santai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

12

I

(Instrumental

ities) Dalam

percakapan

yang terjadi

penutur dan

mitra tutur

menggunakan

percakapan

secara

langsung dan

lisan. N

(Norms) :

Penutur

bertutur

secara sopan

dan tidak

memotong

pembiacaraan

dati mitra

tutur yang

lebih tua.

G ( Genres) :

Berbentuk

dialog dengan

ragam semi

formal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

13

5. Ma: Ini sudah

boleh mulai

penelitian ya

Pak?

Do : Lha ya

boleh.

Ma: Oh ya

Pak, ini

judulnya sudah

fix seperti itu

Pak?

Do: Ya sudah

gitu saja, nanti

dibenahi kalau

sudah

penulisan

laporanmu

sudah seberapa

jauh.

Ma: Emhh

kalau,

pengembangan

itu ada

trianggulasinya

enggak ya

Pak?

Do: Ada.

Ma: Oh tetap

ada?

Ma: Ini kan

Percakapan terjadi

di ruang dosen

prodi PBSI

Univeritas Sanata

Dhara Yogyakarta

antara mahasiswa

PBSI angkatan

2015 yang berasal

dari Sleman, D.I.

Yogyakarta

berjenis kelamin

perempuan dan

Dosen prodi PBSI

yang berasal dari

D.I.Yogyakarta

berjenis kelamin

laku-laki.

Percakapan

tersebut memiliki

tujuan

berkonsultasi

mengenai skripsi

yang telah ditulis

oleh mahasiswa.

Percakapan

tersebut terjadi

pada Senin tanggal

10 Desember 2018,

Pukul 09.30.

suasan yang terjadi

pada percakapan

tersebut tergolong

S (Setting) :

percakapan

terjadi di

ruang dosen

PBSI

Universitas

Sanata

Dharma.

P

(Participant)

: pertuturan

tersebut

dilakukan

oleh

mahasiswa

PBSI

angkatan

2015 berasal

dari Sleman,

D.I

Yogyakarta

yang berjenis

kelamin

perempuan

serta dosen

prodi PBSI

USD berasal

bersuku Jawa

yang berjenis

kelamin laki-

laki.

E ( ends) :

Memberikan

informasi

lanjutan.

interaksi

terjadi antara

dosen

pembimbing

dengan

mahasiwa

bimbingan

miliknya.

kekuasaan

terdapat

pada dosen

yang dapat

memutuskan

mana yang

benar dan

salah dan

memberikan

perintah

pada

mahasiwa.

tuturan

terjadi di

ruang dosen

PBSI dengan

tuturan

secara verbal

serta

bersuasana

santai.

budaya yang

terdapat

dalam

pertuturan

tersebut

yakni

bertutur kata

secara sopan

dan halus

tanpa

menggunaka

n kata kata

yang kasar

dan bernada

tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

14

empat

ketrampilan

berbahasa

fokusnya di

membaca po

kemarin? Atau

pada lingkup

empat

keterampilan

berbahasa?

Do: Lha kamu

disini mau

membatasi

apa?

Ma: Kalau

membaca saja

apakah bisa?

Do: Ya boleh

saja.

cukup santai. tujuan dari

percakapan

tersebut yakni

mahasiswa

berkonsultasi

mengenai

skripsi yang

telah ia tulis.

A (act

squence) :

penutur(maha

siswa)

menggunakan

bahasa yang

sopan karena

sedang

bertutur

dengan dosen

atau yang

dihormati

K ( key) :

penutur dan

mitra tutur

terlihat

santai.

I

(Instrumental

ities) : Dalam

percakapan

yang terjadi

penutur dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

15

mitra tutur

menggunakan

percakapan

secara

langsung dan

lisan.

N (Norms) :

Penutur

bertutur

secara sopan

dan tidak

memotong

pembiacaraan

dati mitra

tutur yang

lebih tua serta

dihormati

G ( Genres) :

Berbentuk

dialog dengan

ragam

suasana

santai.

6. Ma: Permisi

Pak.

Do: Ya ini

punyamu cara

mengusahakan

nya

bagaimana?

Percakapan terjadi

antara seorang

mahasiswa PBSI

angkatan 2015

berjenis kelamin

perempuan yang

berasal dari

Balikpapan dengan

S (Setting) :

percakapan

terjadi

diruang dosen

PBSI

Universitas

Sanata

Memberikan

informasi

tambahan

berupa

penegasan.

terdapat

interaksi

antara dosen

dengan

mahasiwa

bimbingannya.

kekuasaan

yang

terdapat

dalam

pertuturan

tersebut

yakni, dosen

memberikan

Situasi

dalam

pertuturan

tersebut

dilakukan

dengan

bahasa

verbal dan

budaya yang

terdapat

dalam

pertuturn

tersebut

yakni, pada

salalm

pembuka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

16

(sambil

melihat

proposal

skripsi).

Ma: Kamu

hampir setiap

hari kan

berkomunikasi

mungkin bisa

lewat personal

chat atau

melalui group

kelas seperti

itu.

Do : Oh ya ya.

Jadi

komunikasi

lewat WA

(whatsapp)ya

to? Kamu

lakukan secara

group atau

secara

individual?

Tetapi yang

terpenting,

supaya kamu

bisa menjaring

data sebanyak

mungkin,

ketika ke

group kamu

lemparkan

seorang dosen

PBSI berjenis

kelamin laki-laki

yang berasal dari

D.I. Yogyakarta.

Percakapan

tersebut terjadi

diruang dosen

PBSI Universitas

Sanata Dharma

Yogyakarta.

Tujuan dari

percakapan

tersebut yakni

berkonsultasi

mengenai skripsi

mahasiswa yang

terkendala dalam

pengambilan data.

Percakapan

tersebut terjadi

pada hari Kamis, 6

Desember 2018,

Pukul 09.20.

suasana yang

terjadi pada

percakapan

tersebut cukup

santai.

Dharma.

P

(Participant)

: percakapan

terjadi antara

mahasiswa

PBSI

angkatan

2015 berjenis

kelamin

perempuan

yang berasal

dari balik

papan dengan

seorang

dosen PBSI

berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

D.I.

Yogyakarta.

E ( ends) :

Tujuan dari

percakapan

tersebut yakni

berkonsultasi

mengenai

skripsi

mahasiswa

yang

terkendala

masukan

kepada

mahasiwa

mengenai

skirpsinya.

suasana

yang santai.

yang

dilakukan

oleh

mahasiswa

dan

pertuturan

sopan yang

dilakukan

oleh dosen

dan

mahasiwa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

17

persoalan,

tetapi

persoalan-

persoalan yang

dilemparkan

itu yang kira-

kira bisa

memancing

data.

Ma : Oh ya

Pak

dalam

pengambilan

data.

A (act

squence) :

percakapan

berjalan baik,

penutur

bertutur

secara sopan

karena

menghormati

mitra tutur.

K ( key) :

penutur dan

mitra tutur

terlihat

santai. I

(Instrumental

ities) :

penutur dan

mitra tutur

bertutur

secara

langsung dan

lisan.

N (Norms) :

penutur tidak

mencela

ataupun

membantah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

18

pertuturan

yang

dilakukan

oleh mitra

tutur serta

bertutur

secara sopan.

G ( Genres) :

Berbentuk

dialog dengan

ragam semi

formal.

7. Ma: Itu

rumusan

masalahnya

ada 2 gapapa

ya pak?

Do: Iya gitu

saja sudah

apek kok

punyamu

(bagus kok

punyamu).

Ma: Iya Pak.

Do: Nanti

tujuannya

disesuaikan.

Sosiolinguistik

fariasi bahasa,

bahasa

Percakapan terjadi

antara seorang

mahasiswa PBSI

angkatan 2015

berjenis kelamin

perempuan yang

berasal dari

Balikpapan dengan

seorang dosen

PBSI berjenis

kelamin laki-laki

yang berasal dari

D.I. Yogyakarta.

Percakapan

tersebut terjadi

diruang dosen

PBSI Universitas

Sanata Dharma

Yogyakarta.

S (Setting) :

percakapan

terjadi

diruang dosen

PBSI

Universitas

Sanata

Dharma.

P

(Participant)

: percakapan

terjadi antara

mahasiswa

PBSI

angkatan

2015 berjenis

kelamin

perempuan

yang berasal

Memberikan

informasi

tambahan

berupa

penegasan.

terdapat

interaksi

antara dosen

dengan

mahasiwa.

terdapat

power/

kekuasaan

yang

dimiliki oleh

dpsen

terhadap

mahasiswa,

karena dosen

dapat

menentukan

yang bagus

dan tidak,

serta

memberikan

masukan

pada skripsi

mahasiswa.

pertuturan

tersebut

tergolong

dalam

suasana

santai daan

menggunaka

n pertuturan

verbal.

dalam

pertuturan

tersebut

terdapat

bahasa

daerah yang

dilakukan

oleh dosen

dengan

contoh “ Iya

gitu saja

sudah apek

kok

punyamu “

sebagai

tanda ciri

dosen

tersebut

merupakan

seseorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

19

program, ini

coba

divinisinya

jangan hanya

mengandalkan

kamus, tetapi

baca bukunya

Chaedar

Alwasilah

tentang

sosiolinguistik

itu, judulnya

sosiologi

bahasa. Ya gek

teruske (ya

buruan

dilanjutkan).

Ma: Iya

terimakasih

Pak.

Do: Itu

kerjakan

sampe bab 3

nanti

konsultasi lagi

.

Ma: Oh iya

baik Pak.

Tujuan percakapan

yang dilakukan

oleh pertisipan

yakni berkonsultasi

mengenai skripsi

yang mahasiswa

tulis dan

mengalami

kebingunan

mengenai sumber-

sumber refrensi

yang dipakainya.

Percakapan

tersebut terjadi

pada hari Kamis, 6

Desember 2018,

Pukul 09.20.

suasana yang

terjadi pada

percakapan

tersebut cukup

santai.

dari balik

papan dengan

seorang

dosen PBSI

berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

D.I.

Yogyakarta.

E ( ends) :

Tujuan dari

percakapan

tersebut yakni

berkonsultasi

mengenai

skripsi

mahasiswa

yang

terkendala

dalam

sumber-

sumber

refrensi yang

dipakai

dalaml

skripsinya.

A (act

squence) :

percakapan

berjalan baik,

penutur

bersuku

Jawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

20

bertutur

secara sopan

karena

menghormati

mitra tutur.

K ( key) :

penutur dan

mitra tutur

terlihat

santai.

I

(Instrumental

ities) :

penutur dan

mitra tutur

bertutur

secara

langsung dan

lisan.

N (Norms) :

penutur tidak

mencela

ataupun

membantah

pertuturan

yang

dilakukan

oleh mitra

tutur serta

bertutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

21

secara sopan.

G ( Genres) :

Berbentuk

dialog dengan

ragam semi

formal.

8. Ma: Permisi

Pak.

Do: Kalian

mau ngapain

kesini?

Ma: Mau tanya

mengaenai

skripsi Pak.

Do: Ya udah

mana serahkan

dulu, sudah

dibuat to?

Ma 1: Iya

sudah pak.

Do: Kalau

konsultasi

berikan dulu

itu, kalau

sekarang

diberikan ke

saya. Kalau

datang kesini

hanya

Percakapan terjadi

di ruang dosen

PBSI Universitas

Sanata Dharma

antara dua orang

mahasiswa PBSI

angkatan 2015

berjenis kelamin

perempuan yang

berasal dari D.I.

Yogyakarta dan

seorang dosen

PBSI berjenis

kelamin laki-laki

yang berasal dari

D.I.Yogyakarta

pula.

Tujuan percakapan

yang dilkukan

pertisipan yakni

berkonsultasi dan

memberikan

masukan mengenai

skripsi yang dibuat

atau ditulis oleh

S (Setting) :

Percakapan

terjadi

ruangan

dosen PBSI

Universitas

Sanata

Dharma pada

pada Selasa

11 Desember

2018, Pukul

13.30.

P

(Participant)

: Percakapan

terjadi antara

tiga orang

dua

mahasiswa

PBSI

angkatan

2015 berjenis

kelamin

perempuan

dan seorang

Memberikan

informasi

tambahan

berupa

penegasan.

terdapat

interaksi

antara dosen

dengan

mahasiswa

bimbingannya

terdapat

kekuasaan

atau power

yang

dimiliki oleh

dosen

pembimbing

terhadap

mahasiwa

dengan cara

memberi

perintah.

situasi

tersebut

terdapat di

ruang dosen

PBSI,

dengan

suasana

yang cukup

santai dan

menggunaka

n bahasa

verbal.

budaya yang

terdapat

dalam

pertuturan

tersebut

yakni

mengucapka

n salam

sebelum

mengutaarak

an

pembicaraan

dan terdapat

bahasa

daerah yang

diucapkan

oleh dosen

dengan

contoh “

ngopo” yang

menandakan

terdapat

kultur Jawa

pada dosen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

22

konsultasi

ngopo?

(ngapain). Jadi,

kan saya

pernah

menjelaskan

kamu segera

selesaikan bab

1 2 3

memindah dari

proposal,

dilengkapi dan

sebagainya.

Lha yang itu

diserahkan

dulu

Ma2: Lha ini

kan kami dari

kemarin juga

sedang proses

untuk

menyepurnaka

n itu kan pak,

nah dalam

proses kami

menyempurnak

an itu ada

beberapa ada

kendala..

Do: Lha itu

nanti kalau

kalian sudah

membuat

mahasiswa.

Percakapan

tersebut terjadi

pada hari Selasa 11

Desember 2018,

Pukul 13.30

dengan suasana

yang cukup santai.

dosen PBSI

berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

Yogyakarta.

E ( ends) :

Tujuan dari

percakapan

tersebut yakni

penutur

bertanya

kepada mita

tutur untuk

memberikan

pencerahan

kepadanya

agar

mengurangi

kebingungan.

A (act

squence) :

penutur

mernggunaka

n bahasa

yang sopan

dan tidak

berkata kasar

pada mitra

tutur.

K ( key) :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

23

produk dulu,

sebelum anda

membuat

kemajuan saya

gak mau.

penutur

terlihat gugup

sedangkan

mitra tutur

terlihat

santai.

I

(Instrumental

ities) :

penutur dan

mitra tutur

bertutur

secara

langsung dan

lisan.

N (Norms) :

penutur tidak

mencela

ataupun

membantah

pertuturan

yang

dilakukan

oleh mitra

tutur serta

bertutur

secara sopan

G ( Genres)

: percakapan

berbentuk

dialog dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

24

saling

bersahutan

baik O1, O2,

dan O3

sedangkan

suasana

dalam

percakapan

tersebut

terlihat cukup

santai.

9. Ma: Saya

kemarin baru

terpikir sama

program yang

kemarin saya

pakai. Yang

nanti saya

gunakan untuk

modul, lha kan

modul itu kan

nanti saya

menjelaskan

sedikit.

Do: Ada

program? Ya

nanti kamu

jelaskan.

Program

penulisan

kreatif ini

bagaimana...

Percakapan tejadi

antara dua

partisipan yakni

satu orang

mahasiswa

angkatan 2015

berjenis kelamin

perempuan berasal

dari NTT namun

berdomisili di

Yogyakarta dan

seorang dosen

PBSI yang berjenis

kelamin laki-laki

serta berasal dari

Yogyakarta di

ruangan dosen

PBSI USD.

Percakapan

memiliki tujuan

penutur ingin

S (Setting) :

percakapan

terjadi di

ruang dosen

PBSI USD

pada hari

Selasa 18

Desember

2018, pukul

10.20 dengan

suasana yang

cukup santai.

P

(Participant)

: Percakapan

tejadi antara

dua partisipan

yakni satu

orang

mahasiswa

angkatan

Memberikan

informasi

secara lebih

jelas dan

terperinci serta

memberikan

penegasan.

terdapat

interaksi

antara dosen

pembimbing

dengan

mahasiswa

bimbingannya.

dalam

pertuturan

tersebut

melekat

kekuasaan

pada diri

dosen karena

faktor

profesi

terhadap

mahasiwa.

Kekuasaan

tersebut

ditandai

dengan

dosen yang

memiliki

kekuasaan

lebih besar

dapat

memerintah

pertuturan

tersebut

menggunaka

n tuturan

verbal dan

dilakukan di

ruang dosen

PBSI dengan

suasana

cukup santai.

pertuturan

tersebut

terjadi

dengan

sopan dan

tidak ada

kata-kata

yang kasar

yg dilakukan

oleh dosen

dan

mahasiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

25

Ini diuraikan...

Bukan

pengertian 1 2

3 4 5 itu,

bukan.. tapi

uraikan. Ini

baiknya ada

krakakteristik

modulnya

untuk apa

maksudnya

dan

sebagainya..

Fungsi modul

ini masih

kutipan semua,

tidak boleh ,

kutipan aja

tidak boleh.

tapi diuraikan

ini menurut

pandangan

siapa... nanti

diulas lagi. Ya

begitu ya

model

uraiannya..

Sudah cukup

gitu ya nanti

tinggal diuat

kesimpulan. Ini

lama-lama tapi

kan bagus,,

rencananya

berkonsultasi

mengenai skripsi

yang telah ia

kerjakan pada

mitra tutur.

Percakpan tersebut

terjadi pada hari

Selasa 18

Desember 2018,

Pukul 10.20

dengan suasana

pertuturan yang

cukup santai.

2015 berjenis

kelamin

perempuan

berasal dari

NTT namun

berdomisili di

Yogyakarta

dan seorang

dosen PBSI

yang berjenis

kelamin laki-

laki serta

berasal dari

Yogyakarta

E ( ends) :

percakapan

tersebut

memiliki

tujuan

penutur ingin

berkonsultasi

mengenai

skripsi yang

telah ia

kerjakan pada

mitra tutur.

A (act

squence) :

penutur

mernggunaka

n bahasa

yang sopan

mahasiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

26

tapi bagus, ini

bagian inti mau

seperti apa tapi

harus diuraikan

dulu, nanti klo

belom

diuraikan. Ya

bisa salah

semua.

Ma : Iya Pak.

dan tidak

berkata kasar

pada mitra

tutur.

K ( key) :

penutur

terlihat gugup

sedangkan

mitra tutur

terlihat

santai.

I

(Instrumental

ities) :

penutur dan

mitra tutur

bertutur

secara

langsung dan

lisan.

N (Norms) :

penutur tidak

menyela

ataupun

membantah

pertuturan

yang

dilakukan

oleh mitra

tutur serta

bertutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

27

secara sopan.

G ( Genres) :

percakapan

berbentuk

dialog, dan

terlihat

memiliki

suasana yang

cukup santai.

10. Do: Ini apa?

proposal? Kan

saya belum

baca. Ya sudah

ini saya terima,

tapi ini sudah

kelihatan yang

salah ini. Ini

nomer, nomer

perincian atau

subab?

Ma: Nomer

perincian.

Do: Kalau

nomer

perincian pakai

nomer subab

atau abc?

Ma: Kemarin

waktu

seminar....

Percakapan terjadi

di ruang dosen

prodi PBSI

Universitas Sanata

Dharma.

Percakapan

tersebut dilakukan

oleh dua partisipan

yakni antara dosen

prodi PBSI

berjenis kelamin

lak-laki yang

berasal dari

Yogyakarta dengan

mahasiswi PBSI

angkatan 2015

berjenis kelamin

perempuan yang

berasal dari

Medan.

Tujuan dalam

percakapan

S (Setting) :

Percakapan

terjadi

diruang dosen

prodi PBSI

Universitas

Sanata

Dharma pada

hari Selasa 11

Desember

2018, Pukul

14.00. Dalam

percakapan

tersebut

terlihat

suasana yang

tegang.

P

(Participant)

: Percakapan

tersebut

dilakukan

Memberikan

informasi

situasi dan

kondisi

peserta tutur.

interaksi

terjadi antara

dosen dan

mahasiwa

memperbincan

gkan

mengenai

skripsi milik

mahasiswa.

dalam

pertuturan

tesebut

terdapat

kekuasaan

yang

dimiliki oleh

dosen

terhadap

mahasiswa,

karena dosen

dapat

memberikan

masukan

dan perintah

pada

mahasiswa.

pertuturan

tersebut

terjadi di

ruang dosen

dengan

bahasa

verbal dan

bersuasana

cukup

tegang.

dalam

pertuturan

tersebut

mahasiswa

menjawab

pertuturan

dosen

dengan lirih

dan sopan

karena

merasa

hormat

dengan

dosen yang

mempunyai

umur lebih

tua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

28

Do: Bukan

waktu seminar,

sekarang

masuk skripsi

kecuali

perincian

subbab itu

menggunakan

nomer atau

perincian abc?

Ma: Perincian

abc.

Do: Nahh, kalu

ini bukan

subbab, ini a ,

sebenernya

salah waktu

seminar.. ini b

atau 1, 2. Ini

bukan subab

tapi perincian

masalah.

Ngerti ya?

Ma: Iyaaa

Pak.

tersebut adalah

membasa skripsi

mahasiswa yang

mengalami

kesalahan dalam

penomoran dan

memberikan

pembetulan pada

hasil tersebut

tersebut.

Percakapan

tersebut terjadi

pada hari Selasa 11

Desember 2018,

Pukul 14.00.

Dalam percakapan

tersebut terlihat

suasana yang

tegang.

oleh dua

partisipan

yakni antara

dosen prodi

PBSI berjenis

kelamin lak-

laki yang

berasal dari

Yogyakarta

dengan

mahasiswi

PBSI

angkatan

2015 berjenis

kelamin

perempuan

yang berasal

dari Medan.

E ( ends) :

Tujuan dalam

percakapan

tersebut

adalah

membasa

skripsi

mahasiswa

yang

mengalami

kesalahan

dalam

penomoran

dan

memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

29

pembetulan

pada hasil

tersebut

tersebut.

A (act

squence) :

penutur

menggunakan

bahasa yang

sopan dan

tidak berkata

kasar pada

mitra tutur.

K ( key) :

Penutur

terlihat

sedikit marah

sedangkan

mitra tutur

terlihat

gugup.

I

(Instrumental

ities) :

Penutur dan

mitra tutur

bertutur

secara

langsung dan

lisan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

30

N (Norms) :

penutur

sedikit

kurang baik

karena

menyela

pembicaraan

mitra tutur,

dan kadang

menggunakan

nada yang

sedikit lebih

tinggi pada

saat

membahas

topik

percakapan.

G ( Genres) :

Pembicaraan

berbentuk

dialog, dan

terlihat

memiliki

suasana yang

tegang.

11. Do: Teknik

pegumpulan

datamu apa

saja?

Ma: Teknik

catat

Percakapan terjadi

di ruang dosen

PBSI Universitas

Sanata Dharma.

Percakapan

tersebut dilakukan

oleh dua partisipan

O1: seorang

berjenis

kelamin laki-

laki,

berprofesi

sebagai dosen

yang berasal

Memberikan

informasi

mengenai

tingkat

kekuasaan

yang dimiliki

oleh penutur

pertuturan

tersebut

terdapat

interaksi yang

dilakukan oleh

dosen

pembimbing

dalam

pertuturan

tersebut

terdapat

kekuasaan

yang

melekat

pertuturan

tersebut

terjadi di

ruang dosen

PBSI,

menggunaka

n tuturan

dalam

petuturan

tersebut

mahasiwa

menggunaka

n bahasa

yang sopan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

31

Do : Yang

utama yang

mana?

Ma: Catat.

Do : Yang

pertama itu kan

observasi kan?

Kamu

melakukan

observasi to?

Di kelas to itu?

Ma: iya

Do: Observasi

lalu kamu

sambil

mencatat untuk

mendukung ya

direkam. Itu

kamu sertakan

di instrumen

kemudian

pertama itu

nanti observasi

itu kamu

sertakan

rambu-

rambunya.

Rambu-rambu

observasi. Tau

to?

Ma: Iya pak.

yakni seorang

berjenis kelamin

laki-laki,

berprofesi sebagai

dosen yang berasal

dari Yogyakarta

dengan seorang

mahasiswa PBSI

angkatan 2015

berjenis kelamin

perempuan yang

berasal dari NTT.

Tujuan dalam

percakapan

tersebut adalah

membahas skripsi

mahasiswa yang

mengalami

kesalahan dalam

intrument

pengambilan data.

Percakapan

tersebut terjadi

pada hari Rabu 5

Desember 2018,

Pukul 11.00.

Tampak suasana

yang cukup santai

dalam percakapan

tesebut.

dari

Yogyakarta.

O2: seorang

mahasiswa

PBSI

angkatan

2015 berjenis

kelamin

perempuan

yang berasal

dari NTT.

E: O1

bingung

apabila teknik

pengambiln

data tidak

menggunakan

observasi dah

hanya

mencatat.

M:

membahas

skripsi

mahasiswa

yang

mengalami

kesalahan

dalam

intrument

pengambilan

dan mitra

tutur.

dengan

mahasiswa

bimbingannya.

pada dosen

terhadap

mahasiswa

karena dosen

dapat

memberikan

masukan dan

menentukan

mana yang

salah dan

benar dalam

skripsi

mahasiswa.

verbal dan

bersuasana

cukup santai.

dan

mencermink

an adat

ketimuran

serta

menghormat

i orang ang

lebih tua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

32

data.

A: -

U: urutan

berbicara

dimulai oleh

dosen lalu

ditanggapi

oleh

mahasiswi.

B:

Pembenahaan

Intrument

pengambilan

data pada

skripsi.

I: perckapan

menggunakan

bahasa lisan

dan secara

langsung.

C: Ragam

bahasa

formal.

A: Adegan

tutur terjadi

diruang dosen

pada hari,

Rabu 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

33

Desember

2018, Pukul

11.00.

R: tuturan

bersifat santai

dan

berbentuk

dialog.

A: penutur

berbicara

jelas dan

sopan pada

mitra tutur.

(OOEMUBIC

ARA)

12. Do: Ini

punyamu ?

Ma: Iya Pak.

Do: Ini nanti

dibetulkan ya,

ini di

pindahkan

keteksnya aja

silahkan di

copy.

Ma: Oh ya.

Do: Fontnya

Percakapan terjadi

di ruang dosen

PBSI Universitas

Sanata Dharma.

Percakapan

tersebut dilakukan

oleh dua partisipan

yakni seorang

berjenis kelamin

laki-laki,

berprofesi sebagai

dosen yang berasal

dari Yogyakarta

dengan seorang

mahasiswa PBSI

O1: Seorang

berjenis

kelamin laki-

laki,

berprofesi

sebagai dosen

yang berasal

dari

Yogyakarta.

O2: Seorang

mahasiswa

PBSI

angkatan

2015 berjenis

Memberikan

informasi

mengenai

tingkat

kekuasaan

yang dimiliki

oleh penutur

dan mitra

tutur.

dalam

perututran

tersebut terjadi

interaksi

terjadi antara

dosen dengan

mahasiswa

dalam

pertuturan

tersebut

terdapat

kekuasan

yang

dimiliki oleh

dosen

pembimbing

terhadap

mahasiswa

dengan cara

memerintah

mahasiswa

dengan

pertuturan

tersebut

terjadi di

ruang dosen

PBSI dengan

suasana

cukup santai

dan

menggunaka

n tuturan

verbal dan

langsung.

dalam

pertuturan

tersebut

tuturan

menggunaka

n kata-kata

yang sopan

dan

mencerminta

n budaya

ketimuran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

34

11 ya? Bukan

12.

Ma: Apa pak?

Do: Ini kurang

pas bentuknya,

silahkan

dibetulkan.

Ma: Tapi ini

memakai 4 4 3

3.

Do: Ya tapi

salah, kamu

lain dari pada

yang lain.

Silahkan

dibetulkan,

lihat punya

temenmu ya.

Ma: Oh ya pak.

angkatan 2015

berjenis kelamin

perempuan berasal

dari Klaten, Jawa

Tengah.

Tujuan dari

percakapan

tersebut yakni

membaha

mengenai

kesalahan

penggunaan font

dalam skripsi yang

ditulis oleh

mahasiswa.

Percakapan

tersebut terjadi

pada hari Selasa 18

Desember 2018,

Pukul 10.30

dengan suasana

pertuturan yang

terliihat cukup

santai.

kelamin

perempuan

berasal dari

Klaten, Jawa

Tengah.

E: santai

M: Tujuan

dari

percakapan

tersebut yakni

membahas

mengenai

kesalahan

penggunaan

font dalam

skripsi yang

ditulis oleh

mahasiswa.

A:-

U: urutan

berbicara

dimulai oleh

dosen lalu

ditanggapi

oleh

mahasiswi.

B:

pembenahan

mengenai

tuturan “ Ini

nanti

dibetulkan

ya, ini di

pindahkan

keteksnya

aja silahkan

di copy.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

35

ukuran font

dan margin

yang salah

pada skripsi

mahasiswa.

I: perckapan

menggunakan

bahasa lisan

dan secara

langsung.

C: Ragam

bahasa

formal.

A: adegan

tutur terjadi

di ruang

dosen PBSI

USD pada

hari Selasa 18

Desember

2018, Pukul

10.30.

R: tuturan

bersifat

cukup santai

dan

berbentuk

dialog.

A: penutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

36

berbicara

jelas dan

sopan pada

mitra tutur.

(OOEMUBIC

ARA)

13. Do: Jadi ini

yang saya

sampaikan dari

kemarin segera

dibuat, lalu

serahkan

keloker itu

tulisan-tulisan

anda, iya saya

baca gitu.

Ma: Iya pak.

Do: Kalau

belum- belum

gini sih, malah

ngopo

(ngapain)..

(nada tertawa)

Do: Yaaa, saya

beri konsultasi,

nanti ada

kemajuan,

silahkan print

lalu berikan di

loker.

Pertuturan tersebut

terjadi di ruang

dosen PBSI

Universitas Sanata

Dharma.

Dalam percakapa

terlihat ada 3 orang

partisipan yakni

satu orang dosen

berjenis kelamin

laki-laki yang

berasal dari

Yogyakarta dengan

dua mahasiswa

angkatan 2015

berjenis kelamin

perempuan yang

berasal dari

Yogyakarta pula.

Tujuan

pembicaraan

tersebut yakni

memerintahkan

mahasiswa untuk

segera membuat

O1: seorang

dosen

berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

Yogyakarta.

O2:

mahasiswa

angkatan

2015 berjenis

kelamin

perempuan

yang berasal

dari

Yogyakarta.

E: sedikit

marah.

M: Tujuan

pembicaraan

tersebut yakni

memerintahk

an mahasiswa

Memberikan

informasi

mengenai

tingkat

kekuasaan

yang dimiliki

oleh penutur

dan mitra

tutur.

dalam

pertuturan

tersebut terjadi

interaksi

antara dosen

pembimbing

dengan

mahasiswa

bimbingannya.

pertuturan

tersebut

terdapat

kekuasaan

yang

melekat

pada diri

dosen karena

faktor

profesi.

Kekuasaan

dalam

pertuturan

tersebut

dosen dapat

memberi

peritah pada

mahasiswa

untuk segera

menyelesaik

an

skripsinya

dan

dimasukan

pada loker.

pertuturan

tersebut

terjadi di

ruang dosen

PBSI dengan

suasana

cukup

tegang, dan

menggunaka

n bahasa

verbal.

dalam

pertuturan

tersebut

terselip

beberapa

bahasa

daerah yang

dituturkan

oleh dosen

dengan bukti

tuturan “

Kalau

belum-

belum gini

sih, malah

ngopo”

menandakan

dosen

merupakan

seseorang

yang

berkultur

Jawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

37

Ma1, Ma2 : iya

pak.

dan mengumulkan

hasil tulisan

skripsi.

Percakapan terjadi

pada hari Selasa 18

Desember 2018,

Pukul 13.30

dengan suasane

pembicaraan yang

cukup tegang.

untuk segera

membuat dan

mengumulka

n hasil tulisan

skripsi.

A:

Mahasiswa

angkatan

2015 berjenis

kelamin

perempuan

yang berasal

dari

Yogyakarta.

U: : Urutan

berbicara

dimulai oleh

dosen lalu

ditanggapi

oleh

mahasiswi.

B: O1

memerintahk

a O dan O3

untuk segara

membuat dan

mengumpulk

an skripsi

hasil

tulisannya

dan tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

38

hanya

sekedar

konsultasi

belaka.

I: perckapan

menggunakan

bahasa lisan

dan secara

langsung.

C: Ragam

bahasa

formal.

A: adegan

tutur terjadi

di ruang

dosen PBSI

Universitas

Sanata

Dharma pada

hari Selasa 18

Desember

2018, Pukul

13.30.

R: tuturan

terjadi secara

dialog dan

terlihat

suasana yang

cukup egang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

39

A: penutur

kadang

menggunakan

nadan yang

tinggi dalam

bertutur.

(OOEMAUBI

CARA)

14. Do: Ini

dibetulkan ya,

beberapa

masih salah

silahkan di

uraiakan,

diberikan

pengantar lalu

bagian perinci

ini diberikan a

b c.

Menambah

pengetahuan

itu kalimat

sapa?

Subyeknya

siapa? Ra ono

ya kan? (tidak

ada ya kan ?)

Ma:Iya pak.

Do: Lha ini

hampir semua

sama ini.

Percakapan tejadi

antara 2 partisipan

yakni seorang

dosen PBSI

berjenis kelamin

laki-laki yang

berasal dari

Yogyakarta dengan

mahasiswa PBSI

angkatan 2015

berjenis kelamin

perempuan yang

berasal dari

Yogyakarta.

Tujuan dari

percakapn tersebut

yakni memberikan

pembenahan

mengenani skripsi

yang ditulis

mahasiswa seperti

kalimat,

penomoran dan

O1: seorang

dosen PBSI

berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

Yogyakarta.

O2:

mahasiswa

PBSI

angkatan

2015 berjenis

kelamin

perempuan

yang berasal

dari

Yogyakarta.

E: santai

M:

memberikan

pembenahan

Memberikan

informasi

mengenai

tingkat

kekuasaan

yang dimiliki

oleh penutur

dan mitra

tutur.

Dalam

pertuturan

tersebut terjadi

interaksi

secara

langsung

antara dosen

pembimbing

dengan

mahasiswa

bimbingannya.

Pertuturan

tersebut

terdapat

kekuasaan

yang

melekat

pada diri

dosen karena

faktor

profesi,

dengan cara

memberi

perintah

pada

mahasiswa.

Pertuturan

tersebut

terjadi di

ruang dosen

PBSI,

menggunaka

n bahasa

verbal dan

lansung serta

suasana

pertuturan

yang cukup

santai.

Dalam

pertuturan

tersebut

terselip

bahasa

daerah yang

dilakukan

oleh dosen

yakni “

Subyeknya

siapa? Ra

ono ya kan?”

yang

menandakan

dosen

tersebut

terdapat

kultur Jawa

yang

melekat

pada dirinya.

Mahasiswa

menjawab

dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

40

Pragmatik

konteks itu

hampir semua

sama , ini tidak

bolehya.

Ma; Ya pak.

Do: Masing-

masing biarkan

berimajinasi

dengan

hasilnya

sendiri-sendiri.

Ya memang

disitu

kekhasannya.

Jadi bagaimana

masing -

masing

mendefinisikan

praoprasional

atau batasan

tertentu, lha itu

skripsinya

mahasiswa.

Lha nek podo

bagaimana

?(ya kalau

sama

bagaimana?).

Tidak lulus

nanti. Fatal itu

fatal. Ya to?

materi yang tidak

boleh plagiasi.

Percakapan

tersebut terjadi

pada hari Jumat, 14

Desember 2018,

Pukul 09.30.

suasana dalam

percakapan

tersebut terlihat

cukup santai.

pada skripsi.

A:-

U: Urutan

berbicara

dimulai oleh

dosen lalu

ditanggapi

oleh

mahasiswi.

B:

pembenahan

mengenani

skripsi yang

ditulis

mahasiswa

seperti

kalimat,

penomoran

dan materi

yang tidak

boleh

plagiasi.

I: Perckapan

menggunakan

bahasa lisan

dan secara

langsung.

C: Ragam

bahasa

sopan apa

yang

dituturkan

oleh dosen

yang

mencermink

an budaya

ketimuran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

41

Ma: Iya pak. formal.

A: adegan

tutur terjadi

di ruang

dosen PBSI

pada hari

Jumat 14

Desember

2018, Pukul

09.30.

R: tuturan

terjadi secara

dialog dan

terlihat

suasana yang

cukup santai.

A: penutur

telihat sopan

dan tidak

menggunkan

nada yang

tinggi saat

berbicara.

(OOEMUBIC

ARA)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

42

15. Do: Sudah ?

Kalimatnya ya.

Haduh

EYDnya nggak

ada subjek

predikatnya

saya nggak

mau, nggak

mau tahu. Kita

harusnya sudah

substansial. Ibu

ambil contoh

salah satu dari

kalian. Punya

regina paling

banyak.

Dengan

kegiatan

membaca kita

tidak ada

koma. Dalam

ini Stefani juga

begitu. Wah,

terus kok ada

spasi-spasi

harusnya kan

spasinya.... Bu

Rishe tidak

mau pakai

Tarigan 87

lagi, yang

terbaru mereka

2008. Itu aja

udah paling

Percakapan terjadi

di ruang kaprodi

PBSI Universitas

Sanata Dharma.

Percakapan

tersebut terdapat

beberapa partisipan

yakni Seorang

dosen berjenis

kelamin

perempuan yang

berasal dari D.K.I

Jakarta dengan dua

mahasiswa PBSI

angkatan 2015,

satu orang yang

berasal dari

Cilacap, dan satu

orang lainnya

berasal dari

Pontianak.

Percakapan

tersebut

membahasa

mengenai skripsi

mahasiswa yang

mengalam banyak

kesalahan EYD

dan penggunaan

sumber yang

terlalu tu.

Percakapa terjadi

pada hari Selasa 18

O1: seorang

dosen yang

menjabat

sebagai

kaprodi PBSI

berjenis

kelamin

perempuan

yang berasal

dari D.K.I

Jakarta.

O2: seorang

mahasiswa

PBSI

angkatan

2015, yang

berasal dari

Cilacap.

E: marah.

Karena

melihat hasil

tulisan skripsi

mahasiswa

bimbinganny

a yang

terdapat

beberapa

kesalahan.

M: maksud

dari

pembicaraan

tersebut yakni

memberika

pembenahaan

Memberikan

penjelasa n

informasi

secara rinci.

Keterangan: Memberikan

informasi

mengenai

tingkat

kekuasaan

yang dimiliki

oleh penutur

dan mitra

tutur.

Pertuturan

tersebut

terdapat

interaksi

langsung

antara dosen

pembimbing

dengan

mahasiswa

bimbingannya.

Pertuturan

tersebut

terdapat

kuasaan atau

yang

dimiliki oleh

dosen

terhadap

mahasiswa,

kekuasaan

tesebut

berwujud

perintah

dosen

terhadap

mahasiwa

bimbinganny

a.

Tuturan

tersebut

dilakukakan

secara

langsung

dan secara

verbal di

ruang

kaprodi

PBSI dengan

suasana

cukup

tegang.

Tuturaan

tersebut

terdapat

budaya

menghomati

orang yang

lebih tua,

karena

dalam

pertuturan

tersebut

mahasiswa

tidak

menyela

sedikitpun

pembicaraan

dosen dan

bertutur

secara sopan

tanpa nada

yang tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

43

tua itu. Ngerti

?

Ma1: Iya bu.

Do: Kita itu

maksimal itu

sepuluh tahun.

Harja Sujana

kalau dia

terlalu lama

ambil dari

jurnal aja. Jelas

?

Ma 1, Ma2:

Iya Bu.

Desember 2018,

Pukul 13.00

dengan susana

yang cukup tegang.

mengenai

skripsi

mahasiswa

yang

mengalami

beberapa

kesalahan.

A: seorang

mahasiswa

PBSI

angkatan

2015 yang

berasal dari

Pontianak.

U : Urutan

berbicara

dimulai oleh

dosen lalu

ditanggapi

oleh

mahasiswi

B:

pembenahan

mengenai

skripsi yang

kurang tepat.

I: pertuturan

dilakukan

secara lisan

dan langsung.

C: Ragam

bahasa formal

dan tidak

formal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

44

bercampur.

A: adegan

tutur terjadi

di ruang

Kaprodi PBSI

Universitas

Sanata

Dharma pada

hari Selasa,

18 Desember

2018, Pukul

13.00.

R: -

A: penutur

berbicara

dengan nada

yang cukup

tinggi hingga

mitra tutur

merasa segan

dan gugup.

(OOEMAUB

ICAA)

16. Do: Yak dalam

bahasa non

verbal itu ada

tuturan verbal

kan? Ada

verbal ada non

verbal..

Ma: Iya betul

Percakapan terjadi

diruang dosen

PBSI Universitas

Sanata Dharma

pada hari Selasa

15 Januari 2018,

Pukul 11.45

dengan suasana

O1: seorang

dosen yang

berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

Yogyakarta

O2:

mahasiswa

Memberikan

informasi

tambahan.

Pertuturan

tersebut terjadi

interaksi

langsung

antara dosen

pembimbing

dengan

mahasiswa

Pertuturan

tersebut

terlihat

adanya

kekuasan

dari dosen

terhadap

mahasiswa

dengan cara

Pertuturan

tersebut

terjadi di

ruang dosen,

menggunkan

tuturan

secara verbal

suasana

tuturan yang

Dalam

pertuturan

tersebut

kedua

partisipan

menggunaka

n bahasa

yang sopan

dan tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

45

pak..

Do: Yang

verbal kamu

tulis seperti

apa? Kamu

kutip dulu,

yang non

verbalnya

tangan guru

sambil

digerak-

gerakan. Itu

caranya.

Ma: Oh.. jadi

enggak perlu

yangg detail

gitu yaa pak?

Do: Engga

perlu, engga

perlu..

tutur yang santai.

Pertuturan terjadi

antara dua orang

partisipan yakni

seorang dosen

yang berjenis

kelamin laki-laki

yang berasal dari

Yogyakarta dengan

mahasiswa PBSI

angkatan 2015

berjenis kelamin

perempuan yang

berasal dari

Medan.

Percakapan

tersebut

membahasa

mengenai

masukan-masukan

yang dapat

membantu dalam

penulisan skripsi

mahasiswa.

PBSI

angkatan

2015 berjenis

kelamin

perempuan

yang berasal

dari Medan.

E: Santai

M:

memberikan

masukan

pada

penulisan

skripsi

mahasiswa.

A: -

U: Urutan

berbicara

dimulai oleh

dosen lalu

ditanggapi

oleh

mahasiswi.

B:

membahasa

mengenai

masukan-

masukan

yang dapat

membantu

dalam

penulisan

skripsi

bimbingannya memberikan

masukan dan

memberi

perintah

pada

mahasiswa.

cukup santai. menggunaka

n nada yang

tinggi saat

berbicara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

46

mahasiswa.

I: pertuturan

dilakukan

secara lisan

dan langsung.

C: pertuturan

menggunakan

bahasa non

formal tetapi

sopan.

A:

Percakapan

terjadi

diruang dosen

PBSI

Universitas

Sanata

Dharma pada

hari Selasa

15 Januari

2018, Pukul

11.45 dengan

suasana tutur

yang santai.

R:-

A: Aturan

penutur

berbicara

sopan dan

tidak

menggunakan

nada yang

tinggi dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

47

bertutur.

(OOEMUBIC

AA)

17. Ma: Kemaren

kan bapak juga

memerintahkan

saya untuk

membuat

lembar

obervasi, lah

kan kalau

seperti itu

model lembar

observasinya

seperti apa

pak?

Do: Nah, ini

lembar

observasinya

gini ya, pada

prinsipnya

lembar

observasi

intinyaa

mengamati,

kamu aja ya

yang nulis! aku

tak mikir.

Ma: Oh iya

Percakapan terjadi

diruang dosen

PBSI Universitas

Sanata Dharma

pada hari Jumat, 15

Januari 2018,

Pukul 11.30

dengan suasana

percakapan yang

santai.

Percakapan

tersebut terdapat 2

orang partisipan

yakni seorang

dosen berjenis

kelamin laki-laki

yang berasal dari

Yogyakarta dengan

mahasiswa PBSI

angkatan 2015

berjenis kelamin

laki-laki yang

berasal dari Bogor.

Percakapan

tersebut

membahas

O1: dengan

mahasiswa

PBSI

angkatan

2015 berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

Bogor.

O2: seorang

dosen

berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

Yogyakarta.

E: santai.

M:

membahas

mengenai

perintah.

A:-

U: Urutan

Memberikan

informasi

mengenai

tingkat

kekuasaan

yang dimiliki

oleh penutur

dan mitra

tutur.

Pertuturan

tersebut

terlihat adanya

interaksi yang

dilakukan oleh

dosen

pembimbing

dengan

mahasiswa

bimbinganya.

Pertuturan

tersebut

terlihat

adabnya

kekuasaan

yang di

perlihatkan

oleh dengan

dengan cara

memberikan

masukan dan

perintah

pada

mahasiswa.

Pertuturan

tersebut

terjadi di

ruang

doseng PBSI

dengan

suasana

pertuturan

yang cukup

santai.

Dalam

Pertuturan

tersebut

dilakukan

secara sopan

yang

memperlihat

kan cara

berbicara

dengan adat

ketimuran

yang

mencermink

an perilku

yang santun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

48

Pak iyaaaa. mengenai perintah

dosen kepada

mahasiswa untuk

menulis apa yang

dia ucapkan.

berbicara

dimulai oleh

dosen lalu

ditanggapi

oleh

mahasiswi.

B: membahas

mengenai

perintah

dosen

kepada

mahasiswa

untuk

menulis apa

yang dia

ucapkan.

I : pertuturan

dilakukan

secara lisan

dan langsung.

C: pertuturan

menggunakan

bahasa non

formal tetapi

sopan.

A:

Percakapan

terjadi

diruang dosen

PBSI

Universitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

49

Sanata

Dharma pada

hari Jumat,

15 Januari

2018, Pukul

11.30 dengan

suasana

percakapan

yang santai.

R:-

A: : Aturan

penutur

berbicara

sopan dan

menggunakan

n nada yang

halus untuk

menghormati

mitra tutur

yang lebih

tua.

(OOEMUBIC

AA)

18. Do: Kalau saya

suka dengan

judul ini ya,

tapi

disesuaikan ya,

sesuaikan

dengan judul

yang diubah

Percakapn terjadi

diruang dosen

PBSI saat

mahasiswa sedang

melakukan

konsultasi pada

hari Selasa 18

Desember 2018,

O1: seorang

dosen

berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

Yogyakarta.

O2: seeorang

Memberikan

informasi

tambahan.

Pertuturan

tersebut

terlihat adanya

interaksi yang

terjadi antara

dosen

pembimbing

dengan

Pertuturan

tersebut

melekat

adaya

kekuasaan

pada diri

dosen karena

faktor

Pertuturan

tersebut

terjadi di

ruang dosen

PBSI dengan

suasana

yang cukup

santai dan

Dalam

pertuturan

tersebut

terdapat

budaya

ketimuran

yang

memperlihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

50

ya.

Ma: Iya pak,

iya.

Do: Ini

modulnya

modul apa?

Moso (Masa)

modul

kemampuan?

Coba dirubah!

Ma: Ini modul

menulis, berati

kurang pas ya

Pak?

Do: Lha iya

salah, berarti.

Pukul 10.30

dengan suasana

percakapan yang

santai.

Percakapan

tersebut memiliki 2

orang partisipan

yakni seorang

dosen berjenis

kelamin laki-laki

yang berasal dari

Yogyakarta dengan

seeorang

mahasiswi yang

berasal dari

Klaten.

Percakapan ini

membahas

mengenai skripsi

mahasiswa yang

kurang pas dalam

pemilihan sumber.

mahasiswi

yang berasal

dari Klaten.

E: santai

M:

memberikan

untuk

mengubah

sumber

refrensi

mengenai

modul lain..

A: -

U: Urutan

berbicara

dimulai oleh

dosen lalu

ditanggapi

oleh

mahasiswi.

B:

Percakapan

ini membahas

mengenai

skripsi

mahasiswa

yang kurang

pas dalam

pemilihan

sumber.

I: pertuturan

dilakukan

secara lisan

dan langsung.

mahasiswa

bimbingannya.

profesi. menggunaka

n pertuturan

secara

verbal.

kan budaya

santun

dengan cara

bertutur

secara

sopan.

Pertuturan

tersebut

terselip pula

bahasa

daerah yang

dilakukan

oleh dosen

yang

menandakan

bila dosen

merupakan

seseorang

yang

berkultur

Jawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

51

C: pertuturan

menggunakan

bahasa yang

formal.

A: Percakapn

terjadi

diruang dosen

PBSI saat

mahasiswa

sedang

melakukan

konsultasi

pada hari

Selasa 18

Desember

2018, Pukul

10.30 dengan

suasana

percakapan

yang santai

R:-

A: pertuturan

menggunakan

nada tidak

tinggi serta

betutur secara

sopan.

(OOEMUBIC

AA)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

52

19. Do: Kalau

membuat tabel

dari satu sampe

sepuluhkan

maksud e opo,

ngono kan?

Esesinnya

bagaimana...

Ma:Berarti ini

nanti perpoint

diuraikan

seperti itu?

Do: Lha iya

semua harus

seperti itu,

jangan Cuma

memindahkan

dri buku.

Percakapan terjadi

diruang dosen

PBSI saat

mahasiswa sedang

melakukan

konsultasi pada

hari Selasa 18

Desember 2018,

Pukul 10.30

dengan suasana

percakapan yang

santai.

Percakapan

tersebut memiliki 2

orang partisipan

yakni seorang

dosen berjenis

kelamin laki-laki

yang berasal dari

Yogyakarta dengan

seeorang

mahasiswi yang

berasal dari

Klaten.

Percakapan

tersebut membahas

mengenai masukan

dari dosen untuk

membenahi

pembuatan tabel

dan diuraikan.

O1: seorang

dosen

berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

Yogyakarta.

O2: seorang

mahasiswi

yang berasal

dari Klaten.

E: santai

M: masukan

untk skripsi

mahsiswa.

A: -

U: Urutan

berbicara

dimulai oleh

dosen lalu

ditanggapi

oleh

mahasiswi.

B:

Percakapan

tersebut

membahas

mengenai

masukan dari

dosen untuk

membenahi

pembuatan

tabel dan

diuraikan.

Memberika

informasi

tambahan.

Pertuturan

tersebut

terlihat adanya

interaksi yang

terjadi antara

dosen

pembimbing

dengan

mahasiswa

bimbingannya.

Dalam

pertuturan

tersebut

terlihat

adanya

kekuasaan

atau power

yang

melekat

pada dosen,

kekuasaan

tersebut

berwujud

mengenai

dapat

memutuskan

benar dan

salah, serta

memberikan

masukan

pada

mahasiswa.

Pertuturan

tesebut

terjadi di

ruang dosen

PBSI dengan

suasana

pertuturan

yang cukup

santai dan

menggunaka

n pertuturan

secara

verbal.

Dalam

pertuturan

tesebut

terselip

beberapa

bahasa

daerah yang

dilakukan

oleh dosen

pembimbing

dengan

contoh “

Kalau

membuat

tabel dari

satu sampe

sepuluhkan

maksud e

opo, ngono

kan?

Esesinnya

bagaimana?”

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

53

I: pertuturan

dilakukan

secara lisan

dan langsung.

C: pertuturan

menggunakan

bahasa yang

formal.

A: Percakapn

terjadi

diruang dosen

PBSI saat

mahasiswa

sedang

melakukan

konsultasi

pada hari

Selasa 18

Desember

2018, Pukul

10.30 dengan

suasana

percakapan

yang santai

R:-

A: pertuturan

menggunakan

nada tidak

tinggi serta

betutur secara

sopan.

(OOEMUBIC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

54

AA)

20. Do: Nanti

diubah aja ya

judulnya.

Menjadi

menulis kreatif

jurusan

sastranya tidak

usah masuk ,

jadi menulis

kreatif dengan

mengangkat

cerita rakyat

tradisional dari

daerah Sumba.

Ma: Iya pak.

Do: Terus pada

mahasiswa

angkatan dan

semest er ini

nanana segala

macem

masukan aja

pada teks latar

belakang.

Do: Ini isinya

tidak boleh

Percakapan tejadi

ruang dosen PBSI

Universitas Sanata

Dharma pada hari

Selasa 18

Desember 2018,

Pukul 09.45

dengan situasi

yang santai.

Percakapan terjadi

antara seorang

dosen yang

berjenis kelamin

laki-laki yang

berasal dari

Yogyakarta dengan

mahasiswa PBSI

angkatan 2015

berjenis kelamin

perempuan yang

berasal dari

Sumba.

Pembahasan

percakapan

tersebut yakni

pembenahan

O1: antara

seorang

dosen yang

berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

Yogyakarta.

O2:

mahasiswa

PBSI

angkatan

2015 berjenis

kelamin

perempuan

yang berasal

dari Sumba.

E: santai

M:

memberikan

pembenahan

judul.

A:-

U: Urutan

berbicara

dimulai oleh

Memberikan

informasi

tambahan.

Pertuturan

tersebut

terlihat adanya

interaksi

langsung yang

terjadi amtara

dosen dengan

mahasisa

bimbingannya.

Dalam

pertuturan

tersebut

terlihat

adanya

power atau

kekuasaan

yang

diperlihatkan

oleh dosen

pembimbing

dengan cara

memberiikan

perintah

pada

mahasiswa

bimbinganny

a dengan

contoh

pertuturan “

Nanti diubah

aja ya

judulnya.

Menjadi

menulis

kreatif

jurusan

Pertuturan

terjadi di

ruang dosen

PBSI,

dengan

suasana

cukup santai

dan

menggunaka

n pertuturan

langsung

dan secara

verbal.

Dalam

pertuturan

tesebut,

pertuturan

menggunaka

n bahasa

yang sopan

dan tidak

terlontar

kata-kata

kasar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

55

sama dengan

yang lain lho.

Ma: Oh iya

iya.

mengenai judul

skripsi mahasiswa.

dosen lalu

ditanggapi

oleh

mahasiswi.

B:

Pembahasan

percakapan

tersebut yakni

pembenahan

mengenai

judul skripsi

mahasiswa.

I: pertuturan

dilakukan

secara lisan

dan langsung.

C: pertuturan

menggunakan

bahasa yang

formal.

A:

Percakapan

tejadi ruang

dosen PBSI

Universitas

Sanata

Dharma pada

hari Selasa 18

Desember

2018, Pukul

09.45 dengan

situasi yang

santai.

sastranya

tidak usah

masuk , jadi

menulis

kreatif

dengan

mengangkat

cerita rakyat

tradisional

dari daerah

Sumba”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

56

R:-

A: pertuturan

menggunakan

nada tidak

tinggi serta

betutur secara

sopan.

(OOEMUBIC

AA)

21. Do: Mau

ngapain?

Ma: Mau

konsul revisian

yang kemarin

Pak.

Do: Ya sudah

kalau sudah

dipersiapkan.

Percakapan terjadi

di ruang dosen

PBSI Universitas

Sanata Dharma

pada hari Senin 10

Desember 2018,

Pukul 09.30

dengan suasana

percakapan yang

santai.

Percakapan

tersebut dilakukan

oleh dua orang

yakni seorang

dosen berjenis

kelamin laki-laki

yang berasal dari

Yogyakarta dengan

mahasiswi

angkatan 2015

berjenis kelamin

perempuan yang

berasal dari Turi,

O1: seorang

dosen

berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

Yogyakarta

O2:

mahasiswi

angkatan

2015 berjenis

kelamin

perempuan

yang berasal

dari Turi,

Sleman.

E: Tenang

M: bertanya

tujuan O2

datang pada

O1.

A: -

Memberikan

informasi

sebab

terjadinya

tuturan.

Pertuturan

memperlihatka

n adanya

interaksi

secara

langsung oleh

dosen dengan

mahasiswa.

Dalam

pertuturan

tersebut

terdapat

kekuasaan

yang

melekat

pada dosen,

dengan

tindakan

mempersilah

kan

mahasiswa

untuk

berkonsultas

i mengenai

skripsinya.

Pertuturan

tersebut

terjadi di

ruang dosen

PBSI dengan

suasana

yang santai,

serta

menggunaka

n tuturan

langsung

secara

verbal.

Pertuturan

tersebut

terdapat rasa

sungkan

yang

dilakukan

oleh dosen

apabila

menolak

mahasiswa

yang ingim

berkonsultas

i, sehingga

memperbole

hkannya

berkonsultas

i.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

57

Sleman.

Percakapan

tersebut membahas

mengenai tujuan

O2 datang pada

O1.

U: O1

Bertutur

terlebih

dahulu lalu

diberi

respond oleh

O2.

B: bertanya

pada

mahasiswa

tujuan datang

pada O1.

I: pertuturan

menggunakan

tuturan lisan

dan langsung.

C: pertuturan

menggunakan

bahasa yang

formal.

A:

Percakapan

terjadi di

ruang dosen

PBSI

Universitas

Sanata

Dharma pada

hari Senin 10

Desember

2018, Pukul

09.30 dengan

suasana

percakapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

58

yang santai.

R:-

A: :

pertuturan

menggunakan

nada tidak

tinggi serta

betutur secara

sopan.

(OOEMUBIC

AA)

22. Do: Oke, ini

garapanmu

masih banyak

yang salah e

mbak.

Ma: Oh nggih

Pak

Do: Ya tapi

bukan hanya

punyamu, yang

lain juga satu

tim.

Pertuturan terjadi

diruang dosen

PBSI Universitas

Sanata Dharma

pada hari Jumat 14

Desember 2018,

Pukul 09.30

dengan suasana

yang santai.

Pertuturan terjadi

antara dua orang

yakni seorang

dosen berjenis

kelamin laki-laki

yang berasal dari

Yogyakarta dengan

seorang mahasiswi

angkatan 2015

yang berjenis

kelamin

O1: seorang

dosen

berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

Yogyakarta.

O2: seorang

mahasiswi

angkatan

2015 yang

berjenis

kelamin

perempuan

dan berasal

dari Sleman.

E: kesal

M: memberi

tahu

kesalahan.

Memberikan

informasi

sebab

terjadinya

tuturan.

Pertuturan

memperlihatka

n adanya

interaksi

secara

langsung yang

terjadi antra

dosen dengan

mahasiswa

bimbingannya.

Pertuturan

tersebut

memperlihat

kan adanya

kekeuasaan

yang

terdapat

pada diri

dosen,

karena dapat

memutuskan

mana yang

benar dan

yang salah

pada skripsi

yang

dikerjakan

oleh

mahasiswa.

Pertuturan

tersebut

terjadi di

ruang dosen

PBSI dengan

suasana

pertuturan

yang santai,

dan

menggunaka

n tuturan

verbal sacara

langsung.

Pertuturan

terselip

bahasa

daerah yang

dilakukan

oleh

mahasiswa,

dengan

contoh

tuturan “ Oh

nggih Pak”

yang

memperlihat

kan adanya

rasa hormat

dengan

orang yang

lebih tua

dalam kultur

Jawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

59

perempuan dan

berasal dari

Sleman.

Percakapan

tersebut membahas

mengenai

kesalahan pada

pembuatan skripsi.

A:-

U: O1

Bertutur

terlebih

dahulu lalu

diberi

respond oleh

O2.

B:

Percakapan

tersebut

membahas

mengenai

kesalahan

pada

pembuatan

skripsi.

I: pertuturan

menggunakan

tuturan lisan

dan langsung.

C: pertuturan

menggunakan

bahasa yang

formal.

A: Pertuturan

terjadi

diruang dosen

PBSI

Universitas

Sanata

Dharma pada

hari Jumat 14

Desember

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

60

2018, Pukul

09.30 dengan

suasana yang

santai.

R:-

A: :

pertuturan

menggunakan

nada tidak

tinggi serta

betutur secara

sopan.

(OOEMUBIC

AA)

23. Do: Iki opo?

Baru?

Ma: Iyaaa pak..

Do: Ini apa?

Proposal? Kan

saya belum

baca! Ya sudah

ini saya terima,

tapi ini sudah

kelihatan ini

yang salah ini..

ini nomer,

nomer

perincian atau

subab?

Percakapan terjadi

diruang dosen

PBSI Universitas

Sanata Dharma

pada hari Selasa 11

Desember 2018.

Pukul 14.00

dengan suasana

yang cukup tegang.

Percakapan terjadi

antara dua orang

yakni seorang

dosen yang

berjenis kelamin

laki-laki dan

berasal dari

Yogyakarta dengan

O1: seorang

dosen yang

berjenis

kelamin laki-

laki dan

berasal dari

Yogyakarta.

O2:

mahasiswi

PBSI

angkatan

2015 berjenis

kelamin

perempuan

dan berasal

dari Karo.

E: marah.

Memberikan

informasi

sebab

terjadinya

tuturan

Pertuturan

tersebut

memperlihatka

n interaksi

yang

dilakukan oleh

dosen dengan

mahasiswa.

Pertuturan

terdapat

kekuasaan

yang

melekat

pada diri

dosen karena

faktor

profesi yang

ia miliki,

kekuasaan

ditunjukan

dengan

memperbole

hkan atau

tidak

mahasiswa

dalam

Pertuturan

tersebut

terjadi di

ruang dosen

PBSI dengan

suasana

yang cukup

tegang serta

bertuturan

secara

langsung

dan

menggunaka

n tuturan

verbal.

Pertuturan

terselip

bahasa

daerah yang

memperlihat

kan budaya

yang

dimiliki oleh

dosen,

dengan

contoh

tuturan “ Iki

opo? Baru?

“. Dosen

tersebut

menggunaka

n bahasa

Jawa, oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

61

mahasiswi PBSI

angkatan 2015

berjenis kelamin

perempuan dan

berasal dari Karo.

percakapan

tersebut membahas

mengenai proposal

skripsi yang

langsung

dikonsulkan tanpa

diberikan pada

dosen pada hari

sebelumnya.

M:

mengungkap

kan kekesalan

A:-

U: O1

Bertutur

terlebih

dahulu lalu

diberi

respond oleh

O2.

B:

percakapan

tersebut

membahas

mengenai

proposal

skripsi yang

langsung

dikonsulkan

tanpa

diberikan

pada dosen

pada hari

sebelumnya.

I: pertuturan

menggunakan

tuturan lisan

dan langsung.

C: pertuturan

menggunakan

bahasa yang

formal.

A:

berkonsultas

i serta

memberikan

masukan-

masukan

untuk skrips

mahasiswa.

sebab itu

dosen dapat

dikatakan

melekat

kulltur Jawa

pada dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

62

Percakapan

terjadi

diruang dosen

PBSI

Universitas

Sanata

Dharma pada

hari Selasa 11

Desember

2018. Pukul

14.00 dengan

suasana yang

cukup tegang.

R: -

A: pertuturan

menggunakan

nada tinggi.

24. Do: Cari

bukunya.

Ma: Bukunya

yang mana bu

?

Do: Ya

silahkan dicari

di Jackson

Nuna kan ada

sumbernya, itu

ada bukunya

Pak Wid. Cari

bukunya Pak

Widhiartanto

ya. Yang ini

Pertuturan terjadi

diruang kaprodi

PBSI USD pada

hari Selasa 18

Desember 2018,

Pukul 13.00

dengan suasana

yang cukup tegang.

Percakapan terjadi

antara dua orang

yakni seorang

dosen berjenis

kelamin

perempuan yang

berdomisili

O1: seorang

dosen

berjenis

kelamin

perempuan

yang

berdomisili

Yogyakarta

O2:

mahasiswi

angkatan

2015 yang

berasal dari

Pontianak.

E: kesal

M:

Memberikan

informasi

sebab

terjadinya

tuturan.

Pertuturan

memperlihatka

n adanya

interaksi yang

terjadi antara

dosen

pembimbing

dengan

mahasiswa.

Dalam

pertuturan

tersebut

terdapat

kekuasaan

yang

dimiliki oleh

dosen

dengan cara

memberikan

perintah

pada

mahasiswa

untuk

mencari

Pertuturan

tersebut

terjadi di

ruang dosen

PBSI dengan

suasana

tuturan yang

cukup

tegang, serta

menggunaka

n tuturan

verbal secara

langsung.

Dalam

pertuturan

mahasiswa

menanggapi

dosen yang

sedang

marah

dengan

sopan

karena

menghormat

i dosen yang

berusia lebih

tua dari

mahasiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

63

coba, tuh

Tarigan

menyimak aja

udah keluar

yang baru

tahun 2013,

yang ini udah.

Bagaimana

tingkat

keterbacaan

wacana buku

teks bukan

dalam buku

teks.

Yogyakarta dengan

mahasiswi

angkatan 2015

yang berasal dari

Pontianak.

percakapan

tersebut

membahasa

mengenai perintah

seorang dosen

untuk mahasiswa

agar mencari buku

sumber untuk

skripsinya.

memerintah

A: -

U: O1

Bertutur

terlebih

dahulu lalu

diberi

respond oleh

O2.

B:

percakapan

tersebut

membahasa

mengenai

perintah

seorang

dosen untuk

mahasiswa

agar mencari

buku sumber

untuk

skripsinya.

I : pertuturan

menggunakan

tuturan lisan

dan langsung.

C:

percakapan

menggnakan

bahassa non

formal.

A: Pertuturan

terjadi

diruang

buku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

64

kaprodi PBSI

USD pada

hari Selasa

18 Desember

2018, Pukul

13.00 dengan

suasana yang

cukup tegang.

R:-

A: pertuturan

memerintah

menggunakan

nada tinggi.

25. Do:

Masukannya

apa kemarin?

Sudah kamu

perbaiki

belum?

Ma:

Masukanya itu

menghilangkan

pendapat ahli

yang lain.

Seperti itu Pak.

Kemarin sama

Kak Priska.

Do: Tapi

belum saya

koreksi ya?

Ma: Iya belum

Percakapan terjadi

diruang dosen

PBSI USD pada

hari Rabu 5

Desember

2018,Pukul 10.30

dengan suasana

yang santai.

percakapan

tersebut dilakukan

oleh orang yakni

seorang dosen

PBSI yang berjenis

kelamin lali-laki

berasal dari

Yogyakarta dengan

mahasiswi

angkatan 2015

yang berasal dari

O1: oleh

orang yakni

seorang

dosen PBSI

yang berjenis

kelamin lali-

laki berasal

dari

Yogyakarta.

O2:

mahasiswi

angkatan

2015 yang

berasal dari

Labuan Bajo.

E: tenang .

M: bertanya

kelanjutan

pengerjaan

skripsi.

Memberikan

informasi

sebab

terjadinya

tuturan

Pertuturan

tersebut

memperlihatka

n adanya

interksi

dilakukan oleh

dosen dengan

mahasiswa.

Pertuturan

tersebut

memperlihat

kan adanya

kekuasaan

yang

dimiliki oleh

dosen

dengan cara

memberikan

masukan .

Pertuturan

tersebut

terjadi di

ruang dosen

PBSI dengan

suasana

tuturan yang

santai, dan

menggunkan

tuturan

verbal secara

langsung.

Pertuturan

tersebut

memperlihat

kan budaya

saling

menghormat

i dengan

bertutur

secara sopan

dan halus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

65

dikoreksi Pak.

Labuan Bajo.

Percakapan

tesebut membahas

mengenai skripsi

mahasiswa yang

telah diberi

masukan pada

waktu sebelumnya.

A: -

U: O1

Bertutur

terlebih

dahulu lalu

diberi

respond oleh

O2.

B:

Percakapan

tesebut

membahas

mengenai

skripsi

mahasiswa

yang telah

diberi

masukan

pada waktu

sebelumnya.

I: pertuturan

menggunakan

tuturan lisan

dan langsung.

C:

percakapan

menggnakan

bahasa

formal.

A:

Percakapan

terjadi

diruang dosen

PBSI USD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

66

pada hari

Rabu 5

Desember

2018,Pukul

10.30 dengan

suasana yang

santai.

R:-

A: pertuturan

menggunakan

nada tidak

tinggi serta

betutur secara

sopan.

(OOEMUBIC

AA)

26. Do : Ini

nantinya kan

kamu jadikan

proposal

skripsi opo

ndak (apa

tidak)?

Ma: Iya, saya

jadikan

proposal

skripsi.

Do: Inikan

hasil

penelitianmu

kan?

Percakapan terjadi

diruang dosen

PBSI USD pada

hari Rabu 5

Desember 2018,

Pukul 10.30

dengan suasana

santai.

percakapan

dilakukan oleh dua

orang yakni

seorang dosen

berjenis kelamin

laki-laki yang

berasal dari

Yogyakarta dengan

O1: seorang

dosen

berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

Yogyakarta

O2: seorang

mahasiswi

angkatan

2015 yang

berasal dari

Labuan Bajo.

E : tenang

M: O1

bertnya terkai

prposal skipsi

Memberikan

informasi

sebab

terjadinya

tuturan

Pertuturan

memperlihatka

n adanya

interaksi yang

ditunjukan

oleh dosen dan

mahasiswa.

Pertuturan

terdapat

adanya

power atau

kekuasaan

yang

melekat

pada diri

dosen karena

faktor

kekuasaan

yang

dimiliki,

Pertuturan

tersebut

terjadi di

ruang dosen

PBSI dengan

suasana

pertuturan

yang santai,

pertuturan

tersebut

dilakukan

langsung

dan secara

verbal.

Pertuturan

tersebut

terselip

bahasa

daerah yang

dituturkan

oleh dosen ,

yang

menunjukan

dosen

memiliki

kultur Jawa

yang

melekat

pada dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

67

Ma: Ini teori

macam-macam

tuturan.

Do: Tidak

perlu kamu

sajikan seperti

itu, yang perlu

kamu sajikan

hanya aneka

macam

imperatif.

seorang mahasiswi

angkatan 2015

yang berasal dari

Labuan Bajo.

Percakapan

tersebut membahas

mengenai

kebingungan dosen

mengenai proposal

yang akan

dilanjutkan

menjadi skripsi

atau tidak.

yang akan

dilanjutkan

menjadi

skripsi atau

tidak.

A: -

U : O1

Bertutur

terlebih

dahulu lalu

diberi

respond oleh

O2.

B:

Percakapan

tersebut

membahas

mengenai

kebingungan

dosen

mengenai

proposal yang

akan

dilanjutkan

menjadi

skripsi atau

tidak.

I: pertuturan

menggunakan

tuturan lisan

dan langsung.

C:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

68

percakapan

menggnakan

bahasa

formal.

A:

Percakapan

terjadi

diruang dosen

PBSI USD

pada hari

Rsbu 5

Desember

2018, Pukul

10.30 dengan

suasana

santai.

R:-

A: pertuturan

menggunakan

nada tidak

tinggi serta

betutur secara

sopan.

27. Do: Perhatikan

lagi yaa

proposalnya..

nah kamu terus

jangan lupa..

nah ini,, punya

black... apa

kamu udah

ketemu?

Percakapan terjadi

diruang dosen

PBSI pada hari

Selasa 11

Desember 2018,

Pukul 14.00

dengan suasana

cukup tegang.

O1: seorang

dosen PBSI

berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

Yogyakarta.

O2:

mahasiswi

Memberikan

informasi

sebab

terjadinya

tuturan.

Memberikan

informasi

situasi dan

Pertuturan

memperlihatan

adanya

interkasi yang

dilakukan oleh

dosen dan

mahasiswa

bimbingannya.

Pertuturan

tersebut

memperlihat

kan adanya

kekuasaan

yang

melekat

pada diri

dosen karena

Pertuturan

dilakukan di

ruang dosen

PBSI dengan

suasana

pertuturan

yang cukup

tegang, dan

tuturan

Pertuturan

menggunaka

n bahasa

yang sopan

dan tidak

kasar, serta

memperlihat

kan kultur

ketimuran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

69

Ma: Kemarin

itu ada

beberapa baru

lihat refrensi-

refrensi dari

skripsi kakak

tingkat.

Do: Lha ini

persektifnya...

ini harus

uraiannya

harus panjang..

Percakapan

tersebut dilakukan

oleh dua orang

yakni seorang

dosen PBSI

berjenis kelamin

laki-laki yang

berasal dari

Yogyakarta dengan

mahasiswi PBSI

angkatan 2015

yang berasal dari

Karo.

percakapan

tersebut terjadji

karena dosen

mengingatkan

mahasisw untuk

memperhatikan

proposal skripsinya

secara cermat.

PBSI

angkatan

2015 yang

berasal dari

Karo.

E: kesal

M:

mengingatka

n mahasiswa.

A: -

U: O1

Bertutur

terlebih

dahulu lalu

diberi

respond oleh

O2.

B:

percakapan

tersebut

terjadji

karena dosen

mengingatka

n mahasisw

untuk

memperhatik

an proposal

skripsinya

secara

cermat.

I: pertuturan

menggunakan

tuturan lisan

dan langsung.

kondisi

peserta tutur.

faktor

profesi, serta

dosen dapat

memberikan

perintah

pada

mahasiswa.

dituturkan

secara

langsung

dan verbal.

yang santun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

70

C:

percakapan

menggnakan

bahasa

formal.

A:

Percakapan

terjadi

diruang dosen

PBSI pada

hari Selasa 11

Desember

2018, Pukul

14.00 dengan

suasana

cukup tegang.

R:-

A; pertuturan

menggunakan

nada tinggi.

28. Do: Kalau

penelitian

terdahulu yang

relevan ada

berapa butir

ini?

Ma:Ada tiga

Pak.

Do: Trus

Percakapan terjadi

diruang dosen

PBSI USD pada

hari Kamis, 6

Desember 2018,

Pukul 11.00

dengan suasana

santai.

Percakapan

lakukan oleh

O1: seorang

dosen

berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

Yogyakarta.

O2: seorang

mahasiswi

PBSI

angkatan

Memberikan

informasi

sebab

terjadinya

tuturan.

Pertuturan

memperlihatka

n adanya

interaksi yang

dilakukan oleh

dosen dengan

mahasiswa.

Pertuturan

memperlihat

kan adanya

kekuasaan

yang

dimiliki oleh

dosen

terhadap

mahasiswa.

Pertuturan

terjadi di

ruang dosen

dengan

dengan

suasana

tutuan yang

santai dan

menggunaan

tuturan

verbal secara

Pertuturan

menggunnak

an bahasa

yang sopan

karena

mahasiswa

dan dosen

saling

menghormat

i.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

71

prinsipmu

bagaimana?

Kekhasan yang

terdapat pada

penelitianmu

ini apa? Ada

pada paragraf

mana? Disini?

Bukan yaa?

Ma:Bagian

paragraf kedua

Pak.

seorang dosen

berjenis kelamin

laki-laki yang

berasal dari

Yogyakarta dengan

seorang mahasiswi

PBSI angkatan

2018 yang berasal

dari NTT.

Percakapan

membahas

mengenai letak

penelitian

terdahulu yang

terdapat pada

proposal skripsi

mahasiswa.

2018 yang

berasal dari

NTT.

E: santai

M: bertanya

pada

mahasiswi

letak

kekhasan

penelitian

yang

mahasiswi

buat.

A:-

U: : O1

Bertutur

terlebih

dahulu lalu

diberi

respond oleh

O2.

B:

Percakapan

membahas

mengenai

letak

penelitian

terdahulu

yang terdapat

pada proposal

skripsi

mahasiswa.

I: pertuturan

langsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

72

menggunakan

tuturan lisan

dan langsung.

C:

percakapan

menggnakan

bahasa

formal.

A:

Percakapan

terjadi

diruang dosen

PBSI USD

pada hari

Kamis, 6

Desember

2018, Pukul

11.00 dengan

suasana

santai.

R:-

A: pertuturan

menggunakan

nada tidak

tinggi serta

betutur secara

sopan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

73

29. Do: Ini

teknikmu ada

berapa?

Ma: Ada 3

Pak.

Do: Obervasi

terus apa?

Ma: Teknik

catat bebas

libat cakap,

rekam, dan

catat.

Percakapan terjadi

di ruang dosen

PBSI USD pada

hari Kamis, 6

Desember 2018,

Pukul 11.00

dengan suasana

santai.

Percakapan

lakukan oleh

seorang dosen

berjenis kelamin

laki-laki yang

berasal dari

Yogyakarta dengan

seorang mahasiswi

PBSI angkatan

2018 yang berasal

dari NTT.

Percakapan terjadi

karena membahas

mengenai apa saja

teknik

pengambilan data

yang dipakai pada

skripsi O2.

O1: seorang

dosen

berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

Yogyakarta.

O2: seorang

mahasiswi

PBSI

angkatan

2018 yang

berasal dari

NTT.

E: santai

M: ingin

mengetahui

teknik

pengumupula

n data apa

saja yang

digunakan

dalam skripsi

O2.

A:-

U: : O1

Bertutur

terlebih

dahulu lalu

diberi

respond oleh

O2.

B:

Percakapan

Memberikan

informasi

sebab

terjadinya

tuturan.

Memberikan

informasi

tambahan.

Pertuturan

memperlihatka

n adanya

interaksi yang

dilakukan oleh

dosen

pembimbing

dengan

mahasiswa

bimbingannya.

Dalam

pertuturan

tersebut

terlihat

adanya

kekeuasaan

yang

melekat

pada dosen

sehingga

dosen dapat

bertanya

dengan

leluasa

kepada

mahasiswan

ya.

Pertuturan

tersebut

terjadi di

ruang dosen

PBSI dengan

suasana

pertuturan

yang santai

serta

bertutur

secara

langsung

dan

menggunaka

n tuturan

verbal.

Pertuturan

tersebut

dilakukan

dengan

sopan karena

mengikuti

norma yang

ada,

menghormat

i lawan

bicara dan

orang yeng

memiliki

usia lebih

tua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

74

terjadi karena

membahas

mengenai apa

saja teknik

pengambilan

data yang

dipakai pada

skripsi O2.

I: pertuturan

menggunakan

tuturan lisan

dan langsung.

C:

percakapan

menggnakan

bahasa

formal.

A:

Percakapan

terjadi

diruang dosen

PBSI USD

pada hari

Kamis, 6

Desember

2018, Pukul

11.00 dengan

suasana

santai.

R:-

A: pertuturan

menggunakan

nada tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

75

tinggi serta

betutur secara

sopan.

30. Ma: Pak ini

proposalnya

bisa dijadikan

skripsi atau

tidak?

Do: Yaaa bisa.

Bisa sekali.

Ma: Oh yaaa.

Terimaksih

pak.

Percakapan terjadi

diruang dosen

PBSI USD pada

hari Kamis, 6

Desember 2018,

Pukul 11.00

dengan suasana

santai.

Percakapan

lakukan oleh

seorang dosen

berjenis kelamin

laki-laki yang

berasal dari

Yogyakarta dengan

seorang mahasiswi

PBSI angkatan

2018 yang berasal

dari NTT.

Percakapan

tersebut membahas

mengenai proposal

skripsi yang dibuat

oleh O1 dapat

menjadi skripsi

O1: seorang

mahasiswi

PBSI

angkatan

2018 yang

berasal dari

NTT.

O2: seorang

dosen

berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

Yogyakarta.

E: santai

M: bertanya

mengenai

proposal O1

dapat

dijadikan

skirpsi atau

tidak.

A:-

U: : O1

Bertutur

terlebih

dahulu lalu

Memberikan

informasi

sebab

terjadinya

tuturan.

Memberikan

informasi

tambahan.

Pertuturan

memperihatka

n interaksi

antara dosen

dengan

mahasiswa.

Pertuturan

tersebut

terdapat

kekuasaan

yang

melekat

pada dosen,

karena dosen

dapat

memutuskan

mana yang

benar dan

mana yang

salah.

Pertuturan

terjadi di

ruang dosen

dengan

suasana

pertuturan

yang santai,

dan

dilakukan

secara

langsung

serta

menggunaka

n tuturan

verbal.

Dalam

pertuturan

terdapat

budaya

mengucapka

n terima

kasih yang

dilakukan

oleh

mahasiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 228: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

76

atau tidak. diberi

respond oleh

O2.

B:

Percakapan

tersebut

membahas

mengenai

proposal

skripsi yang

dibuat oleh

O1 dapat

menjadi

skripsi atau

tidak.

I: pertuturan

menggunakan

tuturan lisan

dan langsung.

C:

percakapan

menggnakan

bahasa

formal.

A:

Percakapan

terjadi

diruang dosen

PBSI USD

pada hari

Kamis, 6

Desember

2018, Pukul

11.00 dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 229: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

77

suasana

santai.

R:-

A: Pertuturan

menggunakan

nada tidak

tinggi serta

betutur secara

sopan.

31. Ma: Permisi

Pak

Do: Ini

punyamu ?

Ma: Iya Pak

Do: Ini nanti

dibetulkan ya,

ini di

pindahkan ke

teksnya aja

silahkan di

copy.

Percakapan terjadi

diruang dosen

PBSI USD pada

hari Selasa 18

Desember 2018,

Pukul 10.30

dengan suasana

cukup tegang.

Percakapan

dilakukan oleh dua

orang yakni oleh

seorang mahasiswi

PBSI angkatan

2015 berasal dari

Klaten dengan

seorang dosen

berjenis kelamin

laki-laki yang

berasal dari

Yogyakarta.

Pembahasan

mengenai

S (Setting) :

Percakapan

terjadi

diruang dosen

PBSI USD

pada hari

Selasa 18

Desember

2018, Pukul

10.30

P

(Participant)

: seorang

mahasiswi

PBSI

angkatan

2015 berasal

dari Klaten

dengan

seorang

dosen

berjenis

kelamin laki-

Memberi

informasi

tambahan

mengenai

peserta tutur.

Pertuturan

memperlihatka

n adanya

interaksi yang

dilakukan oleh

dosen dengan

mahasiswa.

Pertuturan

memperlihat

kan adanya

kekuasaan

yang

melekat

pada dosen

karena

faktor

profesinya

yang beliau

miliki.

Kekuasaan

diperlihatkan

dengan

memberikan

perintah

pada

mahasiswa

mengenai

skripsinya.

Pertuturan

dilakukan di

ruang dosen

PBSI dengan

suasan yang

cukup

tegang, dan

tuturan

dilakukan

secara verbal

serta

langsung.

Dalam

pertuturan

budaya

diperlihatkan

oleh

mahasiswa

dengan

mengucapka

n salam atau

pernisi

sebelum

mengganngu

atau

memulai

pembelajara

n.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 230: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

78

kepemilikian

proposal dengan

awalan permisi

sebagai konteks

budaya yang

melatar belakangi.

laki yang

berasal dari

Yogyakarta.

E ( ends) :

Pembahasan

mengenai

kepemilikian

proposal

dengan

awalan

permisi

sebagai

konteks

budaya yang

melatar

belakangi.

A (act

squence) :

penutur

menggunakan

bahasa yang

sopan dan

tidak berkata

kasar pada

mitra tutur.

K ( key) :

penutur dan

mitra tutur

terlihat

santai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 231: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

79

I

(Instrumental

ities) :

pertuturan

menggunakan

tuturan lisan

dan langsung

N (Norms) :

pertuturam

diawalin

dengan

ucapan

permisi yang

menandai

konteks

budaya dan

pertuturan

menggunakan

nada tidak

tinggi serta

betutur secara

sopan.

G ( Genres) :

dialog

32. Ma: Misi Pak.

Do: Ya.

Ma: Mau

konsul Pak.

Percakapan terjadi

diruang dosen

PBSI USD pada

hari Kamis 17

Januari 2018,

Pukul 09.40

dengan suana

S (Setting) :

Percakapan

terjadi

diruang dosen

PBSI USD

pada hari

Kamis 17

Memberi

informasi

tambahan

mengenai

peserta tutur.

Pertuturan

yang terjadi

memperlihatka

n adanya

interaksi yang

dilakukan oleh

dosen dengan

Pertuturan

yang tejadi

memperlihat

kan adanya

kekuasaan

yang

dimiliki oleh

Pertuturan

terjadi di

ruang dosen

PBSI dengan

suasana

pertuturan

yang santai,

Dalam

pertuturan

terlihat

adanya

budaya

mengucapka

n salam yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 232: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

80

Do: iya..... percakapan yang

santai.

Percakapan

tersebut dilakukan

oleh dua orang

yakni seorang

mahasiswi PBSI

angkatan 2015

yang berasal dari

Bantul dengan

seorang dosen

PBSI berjenis

kelamin laki-laki

yang berasal dari

Yogyakarta.

Percakapan

tersebut diawalin

dengan sapaan

permisi yang

menandai konteks

budaya dalam

pertuturan tersebut

dan membahas

keiginan konsultasi

untuk keperluan

skripsi.

Januari 2018,

Pukul 09.40

dengan suana

percakapan

yang santai.

P

(Participant)

: seorang

mahasiswi

PBSI

angkatan

2015 yang

berasal dari

Bantul

dengan

seorang

dosen PBSI

berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

Yogyakarta.

E ( ends) :

membahas

keiginan

konsultasi

untuk

keperluan

skripsi.

A (act

squence) :

penutur

mernggunaka

n bahasa

mahasiswa

bimbingannya.

dosen

pembimbing

terhadap

mahasiswa

dengan cara

memperbole

hkan atau

tidak

memperbole

hkan

mahasiswa

untuk

konsultasi.

dan tuturan

dilakukan

secara

langsung

serta secara

verbal.

dilakukan

oleh

mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 233: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

81

yang sopan

dan tidak

berkata kasar

pada mitra

tutur

K ( key) :

penutur dan

mitra tutur

terlihat santai

I

(Instrumental

ities) :

pertuturan

menggunakan

tuturan lisan

dan langsung

N (Norms) :

pertuturam

diawalin

dengan

ucapan

permisi yang

menandai

konteks

budaya dan

bertutur

secara sopan.

G ( Genres)

: dialog

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 234: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

82

33. Do: Fontnya

11 ya? Bukan

12?

Ma: Apa Pak?

Do: Ini kurang

pas bentuknya

, silahkan

dibetulkan.

Percakapan terjadi

diruang dosen

PBSI USD pada

hari Selasa 18

Desember 2018,

Pukul 10.30

dengan suasana

yang cukup tegang.

Percakapan

tersebut dilakukan

oleh dua orang

yakni seorang

dosen berjenis

kelamin laki-laki

yang berasal dari

Yogyakarta dengan

seorang mahasiwi

PBSI angkatan

2015 berasal dari

Klaten.

Percakapan tesebut

membahas

mengenai ukuran

font yang salah di

dipersilahkan

untuk

memperbaikinya.

S (Setting) :

Percakapan

terjadi di

ruang dosen

PBSI USD

pada hari

Selasa 18

Desember

2018, Pukul

10.30 dengan

suasana yang

cukup tegang.

P

(Participant)

: seorang

dosen

berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

Yogyakarta

dengan

seorang

mahasiwi

PBSI

angkatan

2015 berasal

dari Klaten

E ( ends) :

mempersilah

kan

memperbaiki

Memberikan

informasi

sebab tuturan

yang terjadi

atau sebelum

peristiwa tutur

terjadi

Pertuturan

memperlihatka

n adanya

interaksi yang

dilakukan oleh

dosen

pembimbing

dengan

mahasiswa.

Dalam

pertuturan

terlihat

adanya

kekuasaan

yang

melekat

pada dosen

Pertuturan

tersebut

dilakukan di

ruang dosen

PBSI dengan

suasana

cukup

tegang, dan

dilakukan

secara

langsung

menggunaka

n tuturan

verbal.

Pertuturan

dilakukan

dengan

sopan tanpa

berkata-kata

kasar, karena

menghormat

i lawab

bicara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 235: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

83

ukuran font

yang salah.

A (act

squence) :

penutur

menggunakan

bahasa yang

sopan dan

tidak berkata

kasar pada

mitra tutur.

K ( key) :

penutur

terlihat

sedikit kesal

sedangkan

mitra tutur

terlihat

gugup.

I

(Instrumental

ities) :

Penutur dan

mitra tutur

bertutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 236: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

84

secara

langsung dan

lisan.

N (Norms) :

penutur

berkata

secara sopan

dan

mempersilah

kan mitra

tutur

memperbaiki

tulisannya

sebagai

konteks

budaya yang

melatar

belakanginya.

G ( Genres) :

dialog

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 237: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

85

34. Do: Kajian

teorinya ya itu?

Kajian teori itu

yang berkaitan

dengan judul

dan sub-sub

masalah , kalau

yang lain-lain

tadi boleh

masuk, tapi

kamu

tambahkan

yang opo?

Ma: Sub sub

masalah yang

tadi itu?

Do: Ho.o yang

sub-sub

masalah..

Percakapan terjadi

diruang dosen

PBSI USD pada

hari Kamis 17

Januari 2018,

Pukul 09.40

dengan suana

percakapan yang

santai.

Percakapan

tersebut dilakukan

oleh dua orang

yakni seorang

mahasiswi PBSI

angkatan 2015

yang berasal dari

Bantul dengan

seorang dosen

PBSI berjenis

kelamin laki-laki

yang berasal dari

Yogyakarta.

Percakapan

tersebut membahas

mengenai isi sub-

sub msalah yang

terdapat pada

skripsi.

S (Setting) :

Percakapan

terjadi

diruang dosen

PBSI USD

pada hari

Kamis 17

Januari 2018,

Pukul 09.40

dengan suana

percakapan

yang santai

P

(Participant)

: seorang

mahasiswi

PBSI

angkatan

2015 yang

berasal dari

Bantul

dengan

seorang

dosen PBSI

berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

Yogyakarta.

E ( ends) :

membahas

Memberi

informasi

tambahan

mengenai

peserta tutur.

Pertuturan

memperlihatka

n interaksi

antara dosen

dengan

mahsiswa.

Pertuturan

memperlihat

kan adanya

kekeuasaan

yang

melekat

pada dosen

dengan cara

memberikan

perintah

pada

mahasiswa.

Pertuturan

dilakukan di

ruang dosen

PBSI dengan

suasana

pertuturan

yang santai.

Pertuturan

dilakukan

langsung

dan secara

verbal.

Pertuturan

tersebut

terselib

adanya

bahasa

daerah yang

dilakukan

oleh dosen

dengan kata

“ opo, dan

Ho,o” yang

menandakan

pada diri

dosen

melekat

kultur Jawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 238: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

86

mengenai isi

sub-sub

masalah.

A (act

squence) :

penutur

menggunakan

bahasa yang

sopan dan

tidak berkata

kasar pada

mitra tutur.

K ( key) :

penutur dan

mitra tutur

terlihat

santai.

I

(Instrumental

ities) :

Penutur dan

mitra tutur

bertutur

secara

langsung dan

lisan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 239: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

87

N (Norms) :

penutur

berkata sopan

dan tidak

menggunakan

nada yang

tinggi tetapi

menggunakan

sedikit bahasa

daerah secara

latar belakang

budaya

penutur.

G ( Genres)

: dialog.

35. Do: Ini

misalnya

tujuan

bercerita ? ini

punya sapa?

Ma: Penulis

Pak.

Do: Wah ya

gak bisa seperti

itu. Ya udah

benahi

semuanya dulu

yang benar,

dan optimal.

Percakapan tejadi

diruang dosen

PBSI USD pada

hari Selasa 18

Desember 2018,

Pukul 09.45

dengan suasana

yang cukup tegang

Percakapan

dilakukan oleh

seorang dosen

PBSI berjenis

kelamin laki-laki

yang berasal dari

Yogyakarta dengan

S (Setting) :

Percakapan

tejadi diruang

dosen PBSI

USD pada

hari Selasa 18

Desember

2018, Pukul

09.45 dengan

suasana yang

cukup tegang

P

(Participant)

: Percakapan

dilakukan

Memberikan

informasi

sebab tuturan

yang terjadi.

Pertuturan

memperlihatka

n adanya

interaksi yang

dilakukan oleh

dosen dengan

mahasiswa.

Pertuturan

tersebut

memperlihat

kan adanya

kekuasaan

yang

melekat

pada diri

dosen

karena

faktor

profesi,

kekeuasaan

tersebut

ditunjukan

dengan

Pertuturan

dilakukan di

ruang dosen

PBSI dengan

suasana

pertuturan

yang cukuup

tegang.

Pertuturan

tersebut

dilakukan

secara

langsung

dan

menggunaka

n tuturan

Dalam

pertuturan

terdapat

budaya

mengucapka

n terima

kasih yang

dilakukan

oleh

mahasiswa

usai

konsultasi

dengan

dosen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 240: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

88

Ma: Iya

makasih pak.

seorang mahasiswi

PBSI angkatan

2015 yang berasal

dari Sumba.

Percakapan

membahas

mengenai

kesalahan dalam

persepsi

mahasiswa karena

menggunakan

pedapatnya sendiri.

oleh seorang

dosen PBSI

berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

Yogyakarta

dengan

seorang

mahasiswi

PBSI

angkatan

2015 yang

berasal dari

Sumba.

E ( ends) :

membahas

mengenai

kesalahan

dalam

persepsi.

A (act

squence) :

penutur

menggunakan

bahasa yang

sopan dan

tidak berkata

kasar pada

dosen

memberikan

perintah

pada

mahasiswa.

verbal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 241: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

89

mitra tutur.

K ( key) : :

Penutur

terlihat

sedikit kesal

sedangkan

mitra tutur

terlihat

gugup.

I

(Instrumental

ities) :

Penutur dan

mitra tutur

bertutur

secara

langsung dan

lisan.

N (Norms) :

penutur

tidakberkata

kasar namun

kadang

mengunakan

nada yang

tinggi.

G ( Genres) :

Pembicaraan

berbentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 242: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

90

dialog,

36. Do: Dah gek

kamu kerjakan

terus

dikumpulkan

lagi.

Ma: Oh iya

kalau ini. Pak,

kemarin kan

ada revisi

mengenai

daftar pustaka,

jadinya seperti

ini Pak?

Do: Ya.

Ma: Makasih

ya Pak ya.

Do: Ya, sama-

sama.

Percakapan terjadi

diruang dosen

PBSI USD pada

hari Senin 10

Desember 2018,

Pukul 09.30

dengan suasana

tuturan yang santai.

Percakapan

dilakukan oleh dua

orang yakni

seorang dosen

PBSI berjenis

kelamin laki-laki

yang berasal dari

Yogyakarta dengan

mahasiswi PBSI

angkatan 2015

yang berasal dari

Turi, Sleman.

Percakapan

membahas

mengenai peritah

untuk segera

menyelesaikan

S (Setting) :

Percakapan

terjadi

diruang dosen

PBSI USD

pada hari

Senin 10

Desember

2018, Pukul

09.30 dengan

suasana

tuturan yang

santai.

P

(Participant)

: seorang

dosen PBSI

berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

Yogyakarta

dengan

mahasiswi

PBSI

angkatan

Memberikan

keterangan

yang bersifat

teratur pada

sebuah

tuturan.

Pertuturan

memperlihatka

n adanya

interaksi yang

dilakukan leh

dosen dengan

mahasiswa

bimbingannya.

Pertuturan

tersebut

memperlihat

kan adanya

kekuasaan

yang

melekat

pada dosen

dengan cara

memberikan

perintah

pada

mahasiswa.

Pertuturan

dilakukan di

ruang dosen

PBSI dengan

suasan

tuturan yang

santai.

Pertuturan

dilakukan

secara

langsung

dan

menggunaka

n tuturan

verbal.

Pertuturan

tersebut

terselip

beberapa

bahasa

daerah yakni

bahasa Jawa

yang

dilakukan

oleh dosen

terhadap

mahasiswa

dengan

contoh

tuturan “

Dah gek

kamu

kerjakan

terus

dikumpulkan

lagi” yang

menandakan

adanya

kultur Jawa

yang

melekat

pada diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 243: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

91

skripsinya untuk

segera di

konsultasikan

kembali.

2015 yang

berasal dari

Turi.

E ( ends) :

membahas

mengenai

peritah untuk

segera

menyelesaika

n skripsinya

untuk segera

di

konsultasikan

kembali.

A (act

squence) :

penutur

berkata

dengan halus

dan

pemilihan

kata yang

baik sehingga

tidak dicap

kasar dalam

bertutur,

K ( key) :

penutur dan

mitra tutur

terlihat

dosen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 244: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

92

santai.

I

(Instrumental

ities) :

Penutur dan

mitra tutur

bertutur

secara

langsung dan

lisan

N (Norms) :

penutur

menggunakan

bahasa yang

sopan dan

tidak berkata

kasar pada

mitra tutur.

G ( Genres) :

dialog

37. Do: Ini pasti

kepotong.

Dowo dowo

yaa ini. Ini

rumusan

masalahnya

kok media?

Bagaimanakah

pengembangan

media

Percakapan terjadi

diruang dosen

PBSI USD pada

hari Selasa 18

Desember 2018,

Pukul 10.20

dengan susana

pembicaraan yang

cukup santai.

S (Setting) :

Percakapan

terjadi

diruang dosen

PBSI USD

pada hari

Selasa 18

Desember

2018, Pukul

10.20 dengan

Memberikan

keterangan

atau informasi

mengenai

awalmula

terjadinya

pertuturan.

Pertutuan

memperlihatka

n adanya

interaksi yang

dilakuka oleh

dosen dengan

mahasiswa.

Dalam

pertuturan

terdapat

adanya

kekuasaan

yang ada

pada diri

dosen karena

faktor

profesi.

Pertuturan

dilakukan di

ruang dosen

PBSI dengan

suasana

pertuturan

yang cukup

santai.

Pertuturan

dilakuka

Dalam

pertuturan

terselip

bahasa

daerah yang

dilakukan

oleh dosen

yakni

“dowo-

dowo” yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 245: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

93

pembelajaran?

Ma: Modul

Pak

maksudnya.

Do: Lha ya

modul orang

skripsimu

judul e modul

kok..

Percakapan ini

dilakukan oleh dua

orang yakni

seorang dosen

berjenis kelamin

laki-laki berasal

dari Yogyakarta

dengan seorang

mahasiswi

angkatan 2015

berasal dari NTT.

Percakapan

tersebut membahas

mengenai

kesalahan objek

penelitian yang

digunakan pada

skripsi tersebut.

susana

pembicaraan

yang cukup

santai.

P

(Participant)

: Percakapan

ini dilakukan

oleh dua

orang yakni

seorang

dosen

berjenis

kelamin laki-

laki berasal

dari

Yogyakarta

dengan

seorang

mahasiswi

angkatan

2015 berasal

dari NTT.

E ( ends) :

membahas

mengenai

kesalahan

objek

penelitian.

A (act

squence) :

Kekuasaan

tersebut

ditunjukan

dengan

dosen dapat

memutuskan

mana yang

bensar dan

salah dalam

skripsi

mahsiswa.

secara

langsung

dan

menggunaka

n tuturan

verbal.

menandakan

melekatnya

kultur Jawa

pada diri

dosen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 246: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

94

penutur

menggunakan

bahasa yang

sopan dan

tidak berkata

kasar pada

mitra tutur.

K ( key) :

Penutur

terlihat

sedikit kesal

sedangkan

mitra tutur

terlihat

gugup.

I

(Instrumental

ities) :

Penutur dan

mitra tutur

bertutur

secara

langsung dan

lisan

N (Norms) :

penutur

menggunakan

bahasa yang

sopan namun

kadang-

kdang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 247: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

95

menggunakan

nada yang

tinggi dalam

bertutur kata.

G ( Genres) :

dialog

langsung

38. Do: Teman-

teman diajak

bersama ya ...

Ini kan Jawa

Tengah to, nah

itu apa saja

anda cari ya.

Cerita rakyat

yang

berkembang di

Jawa Tengah

itu apa, ya to.

Kalau Malin

Kundang

bagaimana?

Ma: Bukan,

saya

menemukan

baru 4 sih pak.

Salatiga terus

Gunung

Amber atau

apa, Jaka

Kentil.

Percakapan terjadi

diruang dosen

PBSI USD pada

hari Selasa 18

Desember 2018,

Pukul 09.30

dengan suasana

yang santai.

Percakpan

dilakukan oleh

daua orang yakni

seorang dosen

PBSI berjenis

kelamin laki-lki

berasal dari

Yogyakarta dengan

mahasiswa PBSI

angkatan 2015

berjenis kelamin

laki-laki berasal

dari Yogyakarta.

Percakapan

tersebut membahas

S (Setting) :

Percakapan

terjadi

diruang dosen

PBSI USD

pada hari

Selasa 18

Desember

2018, Pukul

09.30 dengan

suasana yang

santai.

P

(Participant)

: seorang

dosen PBSI

berjenis

kelamin laki-

lki berasal

dari

Yogyakarta

dengan

mahasiswa

PBSI

Memberi

informasi atau

keterangan

pengetahuan

yang dimiliki

oleh peserta

tutur.

Pertuturan

memperlihatka

n adanya

interaksi

antara dosen

dengan

mahasiwa.

Pertuturan

memperlihat

kan adanya

kekeuasaan

yang

diperankan

oleh dosen

dengan cara

memberikan

masukan dan

menentukan

mana yang

benar dan

salah salam

skripsi

mahasiswa.

Pertuturan

terjadi

ruang dosen

PBSI dengan

suasana

tuturan yang

santai.

Pertuturan

menggunaka

n tuturan

secara verbal

dan

langsung.

Pertuturan

ini

memperlihat

kan ada

norma

kesopnan

yang

dilakukan

oleh

partisipan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 248: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

96

Do: Ya

makanya anda

cari yang

termasuk cerita

rakyat jawa

tengah itu apa

aja, anda cari

ya masuk apa

saja. Sudah

semua.

Ma: Lalu yang

dimasukkan ke

modul itu

hanya

beberapa cerita

yang saya pilih

kan Pak?

Do: Ya anda

menemukan

berapa dulu.

mengenai sumber

cerita rakyat yang

digunakan sebagai

refrensi pada

penulisan skripsi.

angkatan

2015 berjenis

kelamin laki-

laki berasal

dari

Yogyakarta.

E ( ends) :

membahas

mengenai

sumber cerita

rakyat yang

digunakan

sebagai

refrensi pada

penulisan

skripsi.

A (act

squence) : Do

memerintahk

an Ma untuk

segera

mencati cerita

rakya untk

keperluan

skripnya.

K ( key)

:penutur dan

mitra tutur

delam

keadaan

percakapaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 249: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

97

yang santai

I

(Instrumental

ities) :

Penutur dan

mitra tutur

bertutur

secara

langsung dan

lisan

N (Norms) :

penutr dan

mitra tutur

bercakap

dengan

bahasa yang

sopan, tidan

menggunakan

nada yang

tinggi dan

terselip

candaan-

candaan.

G ( Genres) :

dialog

langsung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 250: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

98

39. Do: Ini bukan

stalistika tapi

hanya

pragmatik ya

mbak..

Ma: Disini

penelitiannya

saya bagi Pak..

Do: Yo ora..

Cuma pakai

pragmatik

saja..

Percakapan terjadi

di ruang dosen

PBSI USD pada

hari Senin, 11

Desember 2018,

Pukul 2018 dengan

susana cukup

tegang.

Percakapan

dilakukan oleh dua

orang yakni

seorang dosen

berjenis kelamin

laki-laki yang

berasal dari

Yogyakarta dengan

seorang mahasiswi

angkatan 2015

berasal dari Karo.

Percakapan

tersebut membahas

mengenai batasan

istilah yang

digunakan oleh

mahasiswi dalam

skripsinya.

S (Setting) :

Percakapan

terjadi di

ruang dosen

PBSI USD

pada hari

Senin, 11

Desember

2018, Pukul

2018 dengan

susana cukup

tegang.

P

(Participant):

Percakapan

dilakukan

oleh dua

orang yakni

seorang

dosen

berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

Yogyakarta

dengan

seorang

mahasiswi

angkatan

2015 berasal

dari Karo

E ( ends) :

Memberikan

keterangan

atau informasi.

Keterangan: Mengenai

awalmula

terjadinya

pertuturan.

Pertuturan

memperlihatka

n adanya

interaksi

antara dosen

dengan

mahasiwa.

Pertuturan

memperlihat

kan adanya

kekeuasaan

yang

diperankan

oleh dosen

dengan cara

memerintah

hanya

menggunaka

n pragmatik

saja.

Pertuturan

terjadi di

ruang dosen

PBSI dengn

suasana

tuturan yang

cukup

tegang.

Pertuturan

mengguanka

n tuturan

verbal

diucapkan

secara

langsung.

Pertuturan

tersebut

tersellip

adanya

bahasa

daerah yang

diucapkan

oleh dosen

dengan

contoh “

mbak” dan

“yo ora”

yang

merupakan

kata-kata

dari bahasa

Jawa, yang

menandakan

Dosen

memiliki

kultur Jawa

yang

melekat

pada dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 251: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

99

Percakapan

tersebut

membahas

mengenai

batasan

istilah yang

digunakan

oleh

mahasiswi

dalam

skripsinya

yang kurang

tepat.

A (act

squence)

:penutur

mengunakan

bahasa yang

sopan dalam

bertutur

sembari

memberikan

masukan

pada skripsi

mahasiswi.

K ( key) :

Penutur

terlihat

sedikit kesal

sedangkan

mitra tutur

terlihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 252: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

100

gugup.

I

(Instrumental

ities) : :

Penutur dan

mitra tutur

bertutur

secara

langsung dan

lisan.

N (Norms) :

penutur tidak

menggnakan

G ( Genres) :

dialog

langsung.

40. Do: Nah untuk

yang ini kamu

cari bukunya..

nah sekarang

sudah bisa

membuat to.

Itu kamu lihat

kakak tingkat

yang

bimbingan

saya juga,

kripsinya

hampir mirip

nanti kamu

Percakapan terjadi

di ruang dosen

PBSI USD pada

hari Senin, 11

Desember 2018,

Pukul 2018 dengan

susana cukup

tegang.

Percakapan

dilakukan oleh dua

orang yakni

seorang dosen

berjenis kelamin

S (Setting) :

Percakapan

terjadi di

ruang dosen

PBSI USD

pada hari

Senin, 11

Desember

2018, Pukul

2018 dengan

susana cukup

tegang.

P

Memberi

informasi atau

keterangan

pengetahuan

yang dimiliki

oleh peserta

tutur (penutur

dan mitra

tutur).

Pertuturan

memperlihatka

n adanya

interaksi

antara dosen

dengan

mahasiwa.

Pertuturan

memperlihat

kan adanya

kekeuasaan

yang

diperankan

oleh dosen

dengan cara

memerintah.

Pertuturan

dilakukan di

ruang dosen

dengan

suasan

pertuturan

yang cukup

tegang.

Pertuturan

dilakukan

secara

langsung

dan secara

Pertuturan

yang

dilakukan

terselip

bahasa

daerah yang

dituturan

oleh dosen,

dengan

contoh kata

“ ketok e”

yang

mendankan

adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 253: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

101

lihat

kerangkanya

juga ya itu,

orang Timur

juga kok.

Ma: Angkatan

berapa ya Pak?

Do: Satu tahun

diatasmu ketok

e..

laki-laki yang

berasal dari

Yogyakarta dengan

seorang mahasiswi

angkatan 2015

berasal dari Karo.

Percakapan tersbut

membahas

mengenai perintah

penutur kepada

mitra tutur untuk

refrensi yang sudah

ia berikan.

(Participant)

: Percakapan

dilakukan

oleh dua

orang yakni

seorang

dosen

berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

Yogyakarta

dengan

seorang

mahasiswi

angkatan

2015 berasal

dari Karo.

E ( ends) :

Percakapan

tersbut

membahas

mengenai

perintah

penutur

kepada mitra

tutur untuk

refrensi yang

sudah ia

berikan.

A (act

squence) :

verbal. kultur Jawa

yang

melekat pda

diri dosen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 254: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

102

Do

memerintah

Ma untuk

segera

mengecek

skrisi

mahasiswa

angkatan

sebelumnya

guna

dijadikakn

refrensi

dalam skripsi

Ma.

K ( key) :

Penutur

terlihat

sedikit kesal

sedangkan

mitra tutur

terlihat

gugup.

I

(Instrumental

ities) :

penutur

betutur secara

langsung

dengan lisan.

N (Norms) :

penutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 255: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

103

bahasa yang

baik, namun

kadang-

kdang terselip

nada yang

tinggi dalam

bercakap.

G ( Genres) :

dialog

langsung.

41. Do: Lha ini

persektifnya...

ini harus

uraiannya

harus panjang..

Ma:Berarti

stalisitika yang

tadi itu harus

dijabarkan

pak?

Do: Lha iyaa,

ini itu intinya

dek..

Ma: Iya Pak..

Percakapan terjadi

di ruang dosen

PBSI USD pada

hari Senin, 11

Desember 2018,

Pukul 2018 dengan

susana cukup

tegang.

Percakapan

dilakukan oleh dua

orang yakni

seorang dosen

berjenis kelamin

laki-laki yang

berasal dari

Yogyakarta dengan

seorang mahasiswi

angkatan 2015

berasal dari Karo.

Percakapan

Penyapa

(yang

menyapa):

seorang

dosen

berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

Yogyakarta.

Pesapa (yang

disapa):

seorang

mahasiswi

angkatan

2015 berasal

dari Karo.

Konteks

sebuah

tuturan

Memberikan

keterangan

atau informasi

mengenai

awalmula

terjadinya

pertuturan.

Pertuturan

memperlihatka

n adanya

interaksi

antara dosen

dengan

mahasiwa.

Pertuturan

memperlihat

kan adanya

kekeuasaan

yang

diperankan

oleh dosen

dengan cara

memerintah.

Pertuturan

dilakukan di

ruang dosen

PBSI dengan

suasana

cukup

tegang dan

dituturkan

secara

verbal.

Dalam

pertuturan

terselip

bahasa

daerah, dan

terlihat

menggunank

n bahasa

yang sopan

karena

saling

menghormat

i lama

bicara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 256: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

104

membahasa

mengenai

masukan-masukan

bagi skripsi

mahasiswi yang

masih kurang tepat.

Tujuan

tuturan :

Percakapan

terjadi di

ruang dosen

PBSI USD

pada hari

Senin, 11

Desember

2018, Pukul

2018 dengan

susana cukup

tegang.

Membahas

mengenai

masukan-

masukan bagi

skripsi

mahasiswi

yang masih

kurang tepat.

Tuturan

sebagai

bentuk

tindakan atau

tindak ujar:

menjelaskan.

Tuturan

sebagai

tindak verbal:

mitra tutur

menjawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 257: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

105

dengan”Berar

ti stalisitika

yang tadi itu

harus

dijabarkan

pak?” dan

memahaminy

a.

42. Ma: Misi Pak.

Do: Ya.

Ma: Mau

konsul Pak.

Do: Topikmu

apa itu?

Ma: Topik

saya

kesantunan

berbicara para

tokoh publik

dalam acara

republik

sentilan

sentilun di

Metro tv edisi

Juli 2017.

Percakapan terjadi

di ruang dosen

PBSI USD pada

hari Kamis, 17

Januari 2018, Puku

09.40 dengan

suasana santai.

Percakapan

dilakukan oleh dua

orang yakni

seorang dosen

PBSI berjenis

kelamin laki-laki

berasal dari

Yogyakarta dengan

seorang mahasiswi

angkatan 2015

berasal dari Bantul.

Percakapan

tersebut dimulai

dengan ucapan

salam dan

membahas

mengenai topik

Penyapa

(yang

menyapa):

seorang

mahasiswi

angkatan

2015 berasal

dari Bantul

Pesapa (yang

disapa):seora

ng dosen

PBSI berjenis

kelamin laki-

laki berasal

dari

Yogyakarta

Konteks

sebuah

tuturan

Tujuan

tuturan :

Percakapan

terjadi

diruang dosen

Memberikan

keterangan

yang bersifat

teratur pada

sebuah

tuturan.

Pertuturan

memperlihatka

n adanya

interaksi

antara dosen

dengan

mahasiwa.

Pertuturan

memperlihat

kan adanya

kekeuasaan

yang

diperankan

oleh dosen

dengan cara

bertanya

mengenai

topik yang

terdapat

pada skripsi

mahasiswa..

Pertuturan

terjadi di

ruang dosen

PBSI dengan

suasana

pertuturan

yang santai.

Pertuturan

dilakukan

secara

langsung

dan verbal.

Dalam

pertuturan

tersebut

terdapat

budaya

mengucapka

n salam

untuk

mengawali

pembicaraan

yang

dilakukan

oleh

mahasiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 258: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

106

yang ada skripsi

mahasiswi.

PBSI USD

pada hari

Kamis, 17

Januari 2018,

Puku 09.40

dengan

suasana

santai.

Percakapan

tersebut

dimulai

dengan

ucapan salam

dan

membahas

mengenai

topik yang

ada skripsi

mahasiswi.

Tuturan

sebagai

bentuk

tindakan atau

tindak ujar:

bertanya.

Tuturan

sebagai

tindak verbal:

mitra tutur

menjawab “

Topikmu apa

itu?” guna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 259: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

107

memahami

maksud

percakapan.

43. Do: Dah sana

kembali

keteman-

temanmu kamu

bimbing dalam

diskusi.

Ma: Oh iya

Pak,

terimakasih.

Percakapan terjadi

di ruang dosen

PBSI USD pada

hari Selasa 18

Desember 2018,

Pukul 10.30

dengan suasana

pertuturan yang

santai.

Percakapan

tersebut dilakukan

oleh dua orang

yakni seorang

dosen berjenis

kelamin laki-laki

yang berasal dari

Yogyakarta dengan

seorang mahasiswi

PBSI angkatan

2015 berasal dari

Klaten,

Percakapan tesebut

yakni mengandung

perintah penutur

kepada mitra tutur

Penyapa

(yang

menyapa):

seorang

dosen

berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

Yogyakarta

Pesapa (yang

disapa):seora

ng mahasiswi

PBSI

angkatan

2015 berasal

dari Klaten.

Konteks

sebuah

tuturan

Tujuan

tuturan :

Percakapan

terjadi

diruang dosen

Memberikan

informasi

lanjutan.

Pertuturan

memperlihatka

n adanya

interaksi

antara dosen

dengan

mahasiwa.

Pertuturan

memperlihat

kan adanya

kekeuasaan

yang

diperankan

oleh dosen

dengan cara

memerintah.

Pertuturan

dilakukan di

ruang dosen

PBSI dengan

suasana

pertuturan

cukup santai,

pertuturan

dilakukan

secara

langsung

dan verbal.

Dalam

pertuturan

terdapat

budaya

mengucapka

n terima

kasih yang

dilakukan

oleh

mahasiswa

usai

konsultasi

mengenai

skripsinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 260: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

108

untuk segera

kembali

ketemannya untuk

segera

membimbing

diskusi temennya.

PBSI USD

pada hari

Selasa 18

Desember

2018, Pukul

10.30 dengan

suasana

pertuturan

yang santai.

Percakapan

tesebut yakni

mengandung

perintah

penutur

kepada mitra

tutur untuk

segera

kembali

ketemannya

untuk segera

membimbing

diskusi

temennya.

Tuturan

sebagai

bentuk

tindakan atau

tindak ujar:

memerintah.

Tuturan

sebagai

tindak verbal:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 261: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

109

mitra tutur

menjawab “

Oh iya pak,

terimakasih.”

Karena sudah

dirasa

mengerti.

44. Do: Ini mana

yang kalimat

kamu?

Menulis dapat

menambah

kecerdasan

misalnya?

Mana? Ha?

Uraianmu kan

belum ada.

Ma: Iya Pak.

Do: Uraikan

satu persatu!

Percakapan

dilakukan oleh dua

orang yakni

seorang dosen

yang berasal dari

Yoggyakarta dan

berjenis kelamin

laki-laki dengan

mahasiswi PBSI

angatan 2015 yang

berjenis kelamin

perempuan dan

berasal dari

Sumba.

Percakapan

membahas

mengenai letak

uraian mengenai

sumber yang

dicantumkan pada

skripsi mahasiswi

namun belum

diuraikan secara

lebih lanjut hingga

menimbulkan

Penyapa

(yang

menyapa):

s.eorang

dosen yang

berasal dari

Yogyakarta

dan berjenis

kelamin laki-

laki

Pesapa (yang

disapa):maha

siswi PBSI

angatan 2015

yang berjenis

kelamin

perempuan

dan berasal

dari Sumba.

Konteks

sebuah

tuturan

Tujuan

tuturan :

Memberikan

penegasan

dalam sebuah

pertuturan.

Keterangan: Percakapan

terjadi agar

mitra tutur

memahi apa

yang

dikemukakan

oleh penutur.

Pertuturan

memperlihatka

n adanya

interaksi

antara dosen

dengan

mahasiwa.

Pertuturan

memperlihat

kan adanya

kekeuasaan

yang

diperankan

oleh dosen

dengan cara

memerintah.

Pertuturan

dilakukan di

ruang dosen

PBSI dengan

suasana

pertuturan

yang cukup

tegang dan

dilakukan

secara

verbal.

Pertuturan

dilakukan

dengan

sopan tanpa

berkata-kata

kasar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 262: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

110

pertuturan lainnya.

Percakapan

tersebut terjadi

diruang dosen

PBSI USD dengan

suasana yang

cukup tegang, pada

hari Selasa 18

Desember 2018,

Pukul 09.45.

Percakapan

tersebut

terjadi

diruang dosen

PBSI USD

dengan

suasana yang

cukup tegang,

pada hari

Selasa 18

Desember

2018, Pukul

09.45.

Percakapan

membahas

mengenai

letak uraian

mengenai

sumber yang

dicantumkan

pada skripsi

mahasiswi

namun belum

diuraikan

secara lebih

lanjut hingga

menimbulkan

pertuturan

lainnya.

Tuturan

sebagai

bentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 263: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

111

tindakan atau

tindak ujar:

bertanya.

Tuturan

sebagai

tindak verbal:

mitra tutur

menjawab

“Iya Pak”

karena sudah

memahami

maksud yang

diucapkan

penutur.

45. Do: Saya gak

mau kalau

hanya diberi

tau terus

datang lagi

tanya ini

bagaimana,

jadi kalau

datang kesini

bawa produk

yaaa.. dengan

begitu anda

akan selesai

kalo hanya

begini anda

tidak akan

selesai .

Percakapan

dilakukan oleh dua

orang yakni

seorang dosen

berjenis kelamin

laki-laki yang

berasal dari

Yogyakarta dengan

seorang mahasiswi

PBSI angkatan

2015 berasal dari

Yogyakarta.

Percakapan

tersebut terjadi

diruang dosen

PBSI USD pada

Penyapa

(yang

menyapa):

seorang

dosen

berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

Yogyakarta.

Pesapa (yang

disapa):seora

ng mahasiswi

PBSI

angkatan

2015 berasal

Memberikan

penegasan

dalam sebuah

pertuturan

Keterangan : agar mitra

tutur memahi

apa yang

dikemukakan

oleh penutur.

Pertuturan

memperlihatka

n adanya

interaksi

antara dosen

dengan

mahasiwa.

Pertuturan

memperlihat

kan adanya

kekeuasaan

yang

diperankan

oleh dosen

dengan cara

memerintah.

Pertuturan

dilakukan di

ruang dosen

PBSI dengan

suasana

pertuturan

yang cukup

tegang.

Pertuturan

dilakukan

secara verbal

dan

langsung.

Pertuturan

terdapat

budaya

mengucapka

n terima

kasih yang

dilakkan

oleh

mahasiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 264: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

112

bingung ya

kan.. isinnya

hanya

bingung...

tetapi

bingungnya itu

harus dengan

produk,

silahkan

tuliskan nanti

Pak Kun yang

mengomentari

ya.

Begitu saja .

ok?

Ma: Yaa..

terimakasih

Pak..

hari Jumat 11

Desember 2018,

pukul 13.30

dengan suasana

percakapan yang

cukup tegang.

Percakapan

tersebut berisikan

penjelasan dosen

yang enggan untuk

memberikan

konsultasi karena

mahasiswa tidak

membawa hasil

tulisan skripsi

sebagai bukti

proses yang

konkret.

dari

Yogyakarta.

Konteks

sebuah

tuturan

Tujuan

tuturan :

Percakapan

tersebut

terjadi

diruang dosen

PBSI USD

pada hari

Jumat 11

Desember

2018, pukul

13.30 dengan

suasana

percakapan

yang cukup

tegang.

Percakapan

tersebut

berisikan

penjelasan

dosen yang

enggan untuk

memberikan

konsultasi

karena

mahasiswa

tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 265: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

113

membawa

hasil tulisan

skripsi

sebagai bukti

proses yang

konkret.

Tuturan

sebagai

bentuk

tindakan atau

tindak ujar:

menjelaskan.

Tuturan

sebagai

tindak verbal:

mitra tutur

menjawab

“Yaa..

terimakasih

Pak..

“ karena

sudah

memahami

maksud dari

penutur.

46. Do: Ini

judulnya

pegembangan

modul digital

untuk

pembelajaran

pada cerita

Percakapan terjadi

diruang dosen

PBSI USD pada

hari Selasa 18

Desember 2018,

Pukul 10.20

dengan suasan

Penyapa

(yang

menyapa):

seorang

dosen PBSI

berjenis

kelamin laki-

Pemberian

penjelasan

secara

terperinci

dalam sebuah

pertuturan.

Pertuturan

memperlihatka

n adanya

interaksi

antara dosen

dengan

Pertuturan

memperlihat

kan adanya

kekeuasaan

yang

diperankan

oleh dosen

Pertuturan

terjadi di

ruang dosen

PBSI dengan

suasana

pertuturan

yang santai.

Pertuturan

memperlihat

kan norma

kesantunan

yang

dilakukan

oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 266: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

114

fantasi untuk

siswa kelas 7

SMP, ini

tahunnya gak

usah masuk ya,

dengan

memanfaatkan

cerita rakyat

dst. Nanti

bagian

tahunnya

dimasukan

dalam teksnya

ya.

Ma: Oh iya

baik.

Do: Biar nanti

judulnya tidak

terlalu panjang

.

Ma: Iya Pak

baik.

pertuturan yang

cukup santai.

Percakapan

dilakukan oleh dua

orang yakni

seorang dosen

PBSI berjenis

kelamin laki-laki

yang berasal dari

Yogyakarta dengan

mahasiswi PBSI

angkatan 2015

yang berasal dari

NTT.

Percakapan

berisikan mengenai

masukan-masukan

berupa

pemendekan judul

dan penjabaran

melalui latar

belakang pada

sebuah skripsi.

laki yang

berasal dari

Yogyakarta.

Pesapa (yang

disapa):Yogy

akarta dengan

mahasiswi

PBSI

angkatan

2015 yang

berasal dari

NTT.

Konteks

sebuah

tuturan

Tujuan

tuturan :

Percakapan

terjadi

diruang dosen

PBSI USD

pada hari

Selasa 18

Desember

2018, Pukul

10.20 dengan

suasan

pertuturan

yang cukup

santai.

Percakapan

berisikan

Keterangan:

Memberikan

penegasan

dalam sebuah

pertuturan

agar mitra

tutur memahi

apa yang

dikemukakan

oleh penutur.

mahasiwa. dengan cara

memerintah.

Pertuturan

menggunaka

n tuturan

verbal.

pertisipan

dengan

bertutur

secara

sopan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 267: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

115

mengenai

masukan-

masukan

berupa

pemendekan

judul dan

penjabaran

melalui latar

belakang

pada sebuah

skripsi

Tuturan

sebagai

bentuk

tindakan atau

tindak ujar:

memerintah,

Tuturan

sebagai

tindak verbal:

mitra tutur

memahi

mamksud

yang

diucapkan

penutur

dengan

menjawab

“Oh iya

baik”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 268: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

116

47. Do: Bagian

penutup

misalnya, ini

apa? Ya

silahkan

uraikan.

Langkah-

langkah

perhitungannya

. Ya sudah

silahkan

diuraikan

sendiri.

Ma: Iya Pak.

Percakapan terjadi

diruang dosen

PBSI USD pada

hari Selasa 18

Desember 2018,

Pukul 10.20

dengan suasan

pertuturan yang

cukup santai.

Percakapan

dilakukan oleh dua

orang yakni

seorang dosen

PBSI berjenis

kelamin laki-laki

yang berasal dari

Yogyakarta dengan

mahasiswi PBSI

angkatan 2015

yang berasal dari

NTT.

Percakapa berisi

mengenai perintah

penutur untuk

mitra tutur agar

Penyapa

(yang

menyapa):

seorang

dosen PBSI

berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

Yogyakarta

Pesapa (yang

disapa):maha

siswi PBSI

angkatan

2015 yang

berasal dari

NTT.

Konteks

sebuah

tuturan

Tujuan

tuturan :

Percakapan

terjadi

diruang dosen

Memberikan

penegasan

dalam sebuah

pertuturan

agar mitra

tutur memahi

apa yang

dikemukakan

oleh penutur.

Pertuturan

memperlihatka

n adanya

interaksi

antara dosen

dengan

mahasiwa.

Pertuturan

memperlihat

kan adanya

kekeuasaan

yang

diperankan

oleh dosen

dengan cara

memerintah.

Pertuturan

dilakukan di

ruang dosen

PBSI dengan

suasana

pertuturan

yang cukup

santai.

Pertuturan

dilakukan

dengan

tuturan

verbal.

Pertuturan

dilakukan

denan sopan,

dan

mahasiswa

tidak

menyela

tuturan yang

dilakukan

oleh dosen

karena

menghormat

i dosen yang

berusia lebih

tua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 269: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

117

menguraikan

pertuturan dengan

lebih baik lagi.

PBSI USD

pada hari

Selasa 18

Desember

2018, Pukul

10.20 dengan

suasan

pertuturan

yang cukup

santai.

Percakapan

dilakukan

oleh dua

orang yakni

seorang

dosen PBSI

berjenis

kelamin laki-

laki yang

berasal dari

Yogyakarta

dengan

mahasiswi

PBSI

angkatan

2015 yang

berasal dari

NTT.

Tuturan

sebagai

bentuk

tindakan atau

tindak ujar:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 270: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

118

bertanya.

Tuturan

sebagai

tindak verbal:

setelah

mendengarka

n penutur

yang

berbicara

karena

merasa

paham mitra

tutur

menjawab “

Iya pak.”.

48. Do: Kalau

diubah, dan

yang kamu

maksud jenis

opo?

Ma: Jenis -

jenis?

Do: Contoh

konkretnya !

Ma: Contoh

konkretnya itu,

misalkan

imperatif biasa,

seperti

Percakapan terjadi

diruang dosen

PBSI USD pada

hari Kamis, 6

Desember 2018,

Pukul 10.30

dengan suasana

tuturan yang santai.

Percakapan

tersebut membahas

mengenai contoh

konkret yang topik

yang dibahas

dalam skripsi

mahasiswi yang

dianggap kurang

Penyapa

(yang

menyapa):

seorang

dosen yang

berjenis

kelamin laki-

laki dan

berasal dari

Yogyakarta.

Pesapa (yang

disapa):

seorang

mahasiswi

PBSI

angkatan

Pemberian

penjelasan

secara

terperinci

dalam sebuah

pertuturan.

Pertuturan

memperlihatka

n adanya

interaksi

antara dosen

dengan

mahasiwa.

Pertuturan

memperlihat

kan adanya

kekeuasaan

yang

diperankan

oleh dosen

dengan cara

memerintah.

Pertuturan

dilakukan di

ruang dosen

dengan

suasana

tuturan yang

cukup santai.

Tuturan

dilakukan

secara

langsung

dan secara

verbal.

Pertuturan

terselib

bahasa

daerah yang

dilakukan

oleh dosen

dengan

contoh

tuturan “

Kalau

diubah, dan

yang kamu

maksud jenis

opo?”

menandakan

dosen

memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 271: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

119

permintaan,

ajakan seperti

itu Pak. Kalau

yang formal itu

hanya ada 2

yaitu imperatif

aktif dan pasif.

Kalau aktif itu

ya seperti

transitif dan

intransitif gitu

Pak.

Do: Lucu.

tepat oleh penutur.

Percakapan tesebut

dilakukan oleh dua

orang yakni

seorang dosen

yang berjenis

kelamin laki-laki

dan berasal dari

Yogyakarta dengan

seorang mahasiswi

PBSI angkatan

2015 yang berasal

dari NTT.

2015 yang

berasal dari

NTT.

Konteks

sebuah

tuturan

Tujuan

tuturan :

Percakapan

terjadi

diruang dosen

PBSI USD

pada hari

Kamis, 6

Desember

2018, Pukul

10.30 dengan

suasana

tuturan yang

santai.

Percakapan

tersebut

membahas

mengenai

contoh

konkret yang

topik yang

dibahas

dalam skripsi

mahasiswi

yang

dianggap

kultur Jawa

yang

melekat

pada dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 272: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

120

kurang tepat

oleh penutur.

Tuturan

sebagai

bentuk

tindakan atau

tindak ujar:

bertanya dan

mencoba

memahami.

Tuturan

sebagai

tindak verbal:

karena

memahami

keinginan

penutur mitra

tutur

menjawab ”

Contoh

konkretnya

itu, misalkan

imperatif

biasa, seperti

permintaan,

ajakan

seperti itu

Pak. Kalau

yang formal

itu hanya ada

2 yaitu

imperatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 273: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

121

aktif dan

pasif. Kalau

aktif itu ya

seperti

transitif dan

intransitif

gitu Pak.”

49. Do: Kalau

fungsi, kalau

diganti fungsi

gimana? Jadi

fungsi apa

sajakah yang

digunakan

dosen. Ini

guru apa

dosen? Dosen

kepada

mahasiswa?

Ma: Guru eh

dosen Pak.

Do: Berarti

dosen terhadap

mahasiswa.

Jadi dibuat

lebih

fungsional,

katakan saja

pertama wujud

atau bentuk

gitu ya mbak

ya.

Percakapan terjadi

diruang dosen

PBSI USD pada

hari Kamis, 6

Desember 2018,

Pukul 10.30

dengan suasana

tuturan yang santai.

Percakapan tesebut

dilakukan oleh dua

orang yakni

seorang dosen

yang berjenis

kelamin laki-laki

dan berasal dari

Yogyakarta dengan

seorang mahasiswi

PBSI angkatan

2015 yang berasal

dari NTT.

Percakapan yang

dilakukan oleh

penutur dan mitra

tutur membahas

mengenai

Penyapa

(yang

menyapa):

seorang

dosen yang

berjenis

kelamin laki-

laki dan

berasal dari

Yogyakarta.

Pesapa (yang

disapa):seora

ng mahasiswi

PBSI

angkatan

2015 yang

berasal dari

NTT.

Konteks

sebuah

tuturan

Tujuan

tuturan :

Percakapan

terjadi

Memberikan

penegasan

dalam sebuah

pertuturan.

Keterangan: agar mitra

tutur memahi

apa yang

dikemukakan

oleh penutur.

Pertuturan

memperlihatka

n adanya

interaksi

antara dosen

dengan

mahasiwa.

Pertuturan

memperlihat

kan adanya

kekeuasaan

yang

diperankan

oleh dosen.

Pertuturan

dilakukan

oleh dosen

dan

mahasiwa di

ruang dosen

PBSI dnegan

suasana

tuturan yang

santai.

Tuturan

dilakukan

secara

verbal, dan

santai.

Pertuturan

dilakukan

dengan

sopan yang

mendakan

budaya

ketimuran

dan terdpat

kata “ yang

dituturkan

oleh dosen

yang

menandakan

adanya

kultur Jawa

yang

melekat

pada diri

dosen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 274: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

122

masukan-masukan

dosen untuk skripsi

mahasiwi yang

kurang teapt dalam

pemilihan subjek

penelitian.

diruang dosen

PBSI USD

pada hari

Kamis, 6

Desember

2018, Pukul

10.30 dengan

suasana

tuturan yang

santai.

Percakapan

yang

dilakukan

oleh penutur

dan mitra

tutur

membahas

mengenai

masukan-

masukan

dosen untuk

skripsi

mahasiwi

yang kurang

teapt dalam

pemilihan

subjek

penelitian.

Tuturan

sebagai

bentuk

tindakan atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 275: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

123

tindak ujar:

bertanya.

Tuturan

sebagai

tindak verbal:

dirassa

memahami

pertuturan

yang

dituturkan

oleh dosen

mitra tutur

menjawab

“Guru eh

dosen Pak.“.

50. Do: Liburan

sudah harus

beres BAB 1.

Sekarang

nggak libur.

Udah ya kamu

bawa ini

semuaya. Ada

Yang mau

ditanyakan?

Gita sini. Ini

sudah

divalidasi sama

Pak Pe belum?

Ya divalidasi

aja nanti

divalidasi dulu

satu. Kamu

Pertuturan terjadi

diruang kaprodi

PBSI USD pada

hari Selasa 18

Desember 2018,

Pukul 13.00

dengan suasana

yang cukup tegang.

Percakapan

dilakukan oleh dua

orang yakni

seorang dosen

PBSI berjenis

kelamin

perempuan yang

berdomilisi

Yogyakarta dengan

Penyapa

(yang

menyapa):

seorang

dosen PBSI

berjenis

kelamin

perempuan

yang

berdomilisi

Yogyakarta

Pesapa (yang

disapa):seora

ng mahasiswi

PBSI

angkatan

2015 yang

Pemberian

penjelasan

secara

terperinci

dalam sebuah

pertuturan.

Keterangan : Memberikan

keterangan

mengenai

keadaan

penutur atau

kondisi mitra

tutur.

Pertuturan

memperlihatka

n adanya

interaksi

antara dosen

dengan

mahasiwa.

Pertuturan

memperlihat

kan adanya

kekeuasaan

yang

diperankan

oleh dosen

dengan cara

memerintah.

Pertuturan

terjadi di

ruang dosen

PBSI dengn

suasana

tuturan yang

cukup

tegang dan

dilakukan

secara verbal

dan

langsung.

Dalam

pertuturan

tersebut

terselip

bahaa daerah

yang

dilakukan

oleh dosen

dengan

contoh kata

”lali” dan

Piye” yang

mendakan

terdapat

kultur Jawa

yang

melekat

pada diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 276: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

124

punya teman

guru nggak ?

Kalau nggak

gurumu dulu

itu siapa. Ini

tinggal kurang

divalidasi saja.

Jelas? Terus

ibu Tanya

kamu kemarin

ndak datang

pas acara apa

gitu?

Lali?.Evaluasi

ya?

Kok bisa

nggak tau ki

piye?

Ma: Lhaa

nggak ada

yang ngasih

tau e bu.

seorang mahasiswi

PBSI angkatan

2015 yang berasal

dari Cilacap.

percakapan

tersebut berisikan

perintah penutur

kepada mitra tutur

untuk segera

menyelesaikan hal-

hal terkait skripsi

yang dikerjakan

mahsiswi dan

pertanyaan atas

keteledoran

mahasiswi yang

tidak hadir dalam

evaluasi.

berasal dari

Cilacap.

Konteks

sebuah

tuturan

Tujuan

tuturan :

Pertuturan

terjadi

diruang

kaprodi PBSI

USD pada

hari Selasa

18 Desember

2018, Pukul

13.00 dengan

suasana yang

cukup tegang.

Percakapan

tersebut

berisikan

perintah

penutur

kepada mitra

tutur untuk

segera

menyelesaika

n hal-hal

terkait skripsi

yang

dikerjakan

mahsiswi dan

dosen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 277: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

125

pertanyaan

atas

keteledoran

mahasiswi

yang tidak

hadir dalam

evaluasi.

Tuturan

sebagai

bentuk

tindakan atau

tindak ujar:

memerintah

dan bertanya.

Tuturan

sebagai

tindak verbal:

karena sudah

memahmi

pertuturan

mitra tutur

menjawab “

Lhaa nggak

ada yang

ngasih tau e

bu”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 278: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 279: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 280: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 281: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 282: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 283: repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34807/2/151224050_full.pdf · i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN MAHASISWA BIMBINGANNYA

130

BIOGRAFI PENULIS

Oktaviano Aditya Murti lahir di Sleman pada tanggal 1

Oktober 1996. Penulis merupakan anak kedua dari pasangan

suami istri Fl. Haryadi Kusmanto, S.Pd. dengan Elisabeth

Budi Murni, dan merupakan adik dari C. Hendra Agatama,

S.Pd.,Gr. Penulis merupakan alumnus dari SD Kanisius

Kotabaru Yogyakarta pada tahun 2009. Penulis kemudian

melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP N 2 Depok, Sleman hingga

2012 dan melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA N 2 Ngaglik, Sleman

hingga tahun 2015. Usai menyelesaikan pendidikan strata menengah atas, penulis

melanjutkan pendidikan di Universitas Sanata Dharma, dan tercatat sebagai

mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada tahun

2015. Masa akhir studi di Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dilalui dengan

menulis tugas akhir yang berjudul “Kajian Pragmatik Konteks Ekstralinguistik

dalam Pertuturan Dosen Pembimbing dengan Mahasiswa Bimbingannya: Studi

Kasus”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI