SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

126
SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI SMA NEGERI 8 JAKARTA Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : GADA MUGHITSA (106017000520) JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

Transcript of SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

Page 1: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

SKRIPSI

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI

SMA NEGERI 8 JAKARTA

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

GADA MUGHITSA

(106017000520)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 2: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Gada Mughitsa

NIM. : 106017000520

Jurusan : Pendidikan Matematika

Angkatan Tahun : 2006

Alamat : Jl. Masjid II No.10 Rt. 01 Rw. 04 Sudimara Timur

Ciledug Tangerang Banten 15151

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul “Pembelajaran Matematika Di Kelas Akselerasi

SMA Negeri 8 Jakarta” adalah benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan

dosen :

1. Nama : Dra. Afidah Mas’ud

NIP. : 19610926 198603 2 004

Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika

2. Nama : Firdaus,S.Si, M.Pd.

NIP. : 19690629 200501 1 003

Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya

sendiri.

Jakarta, Maret 2011

Yang Menyatakan

Gada Mughitsa

Page 3: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul: “ Pembelajaran Matematika Di Kelas Akselerasi SMA

Negeri 8 Jakarta” disusun oleh Gada Mughitsa, NIM 106017000520, Jurusan

Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Telah melalui

bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan

pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Fakultas.

Jakarta, Maret 2011

Yang Mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Afidah Mas’ud Firdaus, S.Si,M.Pd

NIP. 19610926 198603 2 004 NIP. 19690629 200501 1 003

Page 4: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …
Page 5: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

ABSTRACT

Gada Mughitsa (106017000520). “Mathematics Learning in Class Acceleration

SMAN 8 Jakarta”. Skripsi Department of Mathematics Education, Faculty of

Science and Teaching Tarbiyah, State Islamic University (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, June 2011.

The purpose of this study is to investigate the learning of mathematics in class

acceleration SMAN 8 Jakarta. This study used descriptive qualitative, the type of

research that attempt to describe the problem with a factual analysis. To obtain

valid data and accounted for the truth of this study researchers go directly to the

field (Field Research). Subjects of the study are students in accelerated classes

SMAN 8 Jakarta students numbering 15 people. Data collection technique used

observation and interviews. The process of mathematics learning in class

acceleration SMAN 8 Jakarta conducted by applying the model of problem-based

learning (problem-based learning). Discussion of the material remains adapted to

the existing curriculum, coupled with the subject of discussion raised by students

who reviewed, discussed and looked for solving the problem collectively. In the

process of learning mathematics in the accelerated classes that most students are

very active, many involved in the learning process, was delighted to learn, to

understand the explanations given by teachers, use of study time is effective and

efficient and they are satisfied with what they've accomplished in learning

mathematics. Although there are some small states have experienced saturation

students in mathematics, had no effect on the findings that learning mathematics

is very well run, fun and more aktraktif with outbound program held outside of

class.

Key words: learning math, acceleration, problem-based learning.

Page 6: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

ABSTRAK

Gada Mughitsa (106017000520). “Pembelajaran matematika di kelas Akselerasi

SMAN 8 Jakarta. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan,Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,

Juni 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran matematika di kelas

akselerasi SMA 8 Jakarta. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu

jenis penelitian yang berusaha menggambarkan permasalahan dengan suatu

analisis factual. Untuk memperoleh data yang valid dan dipertanggung jawabkan

kebenaran penelitian ini peneliti terjun langsung ke lapangan (Field Research).

Subyek penelitiannya adalah siswa-siswi dikelas akselerasi SMAN 8 Jakarta yang

berjumlah 15 orang siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan

wawancara. Proses pembelajaran matematika di kelas akselerasi SMAN 8 Jakarta

dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah (learning

based-problem). Pembahasan materi tetap disesuaikan dengan kurikulum yang

ada, ditambah dengan subjek pembahasan yang diajukan oleh siswa yang dibahas,

didiskusikan dan dicarikan pemecahan masalah secara kolektif. Dalam proses

pembelajaran matematika di kelas akselerasi sebagian besar menyatakan bahwa

siswa sangat aktif, banyak terlihat dalam proses belajar, merasa senang belajar,

memahami penjelasan yang disampaikan oleh guru, penggunaan waktu belajar

sudah efektif dan efisien serta mereka puas terhadap apa yang sudah mereka capai

dalam pembelajaran matematika. Meskipun ada sebagian kecil siswa menyatakan

pernah mengalami jenuh dalam pembelajaran matematika, itu tidak berpengaruh

pada hasil penemuan bahwa pembelajaran matematika berjalan sangat,

menyenangkan dan lebih aktraktif dengan program outbond yang diadakan diluar

kelas.

Kata kunci: pembelajaran matematika, akselerasi, pembelajaran berbasis masalah.

Page 7: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

KATA PENGANTAR

بسم الله الر حمن الر حيم

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan segala karunia, nikmat iman, nikmat islam, dan

nikmat kesehatan yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Shalawat dan salam senantiasa kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW

beserta seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang senantiasa

mengikuti ajarannya sampai akhir zaman.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam

memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi pendidikan matematika.

Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian di SMAN 8 Jakarta. Penulis

menyadari masih banyak kekurangan dan hambatan dalam penulisan skripsi ini.

Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, namun

berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat

terselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan

memberikan dukungannya baik secara moril dan materil, sehingga skripsi ini

dapat selesai. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan izin atas penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Otong Suhyanto, M.Si., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dra. Afidah Mas’ud., sebagai Dosen Pembimbing I dengan penuh kesabaran

dan keikhlasannya telah membimbing, memberikan saran, masukan serta

mengarahkan penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

5. Bapak Firdausi, M.Pd., sebagai Dosen Pembimbing II dengan penuh

kesabaran dan keikhlasannya telah membimbing, memberikan saran,

masukan serta mengarahkan penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada

penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan

Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

7. Staf Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dan Staf Jurusan Pendidikan

Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi

kemudahan dalam pembuatan surat-surat serta sertifikat.

8. Kepala Sekolah SMAN 8 Jakarta yang telah memberikan izin untuk

melakukan penelitian di SMP PGRI 1 Ciputat Tangerang Selatan.

9. Bapak Karto Suryo, S.Pd., selaku guru matematika di SMAN 8 Jakarta yang

telah membantu dan mempermudah penulis dalam melakukan penelitian dan

siswa-siswi khususnya kelas X Akselerasi tahun 2010/2011 yang telah

membantu penulis melaksanakan penelitian.

10. Seluruh karyawan, staf Tata Usaha (TU) dan guru-guru SMAN 8 Jakarta

yang telah membantu melaksanakan penelitian dan membantu membuat

surat keterangan penelitian.

11. Pimpinan dan staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

membantu penulis dalam menyediakan serta meberikan pinjaman literatur

yang dibutuhkan.

12. Orang Tua tercinta, Bapak H. Ali Muntoro, Ibu Hj. Irodatun Hanif dan Ali

Umar Dhani (Kaka) yang tak henti-hentinya mendoakan, melimpahkan

kasih sayang dan memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis

dan yang selalu mendoakan dan mendorong penulis untuk tetap semangat

dalam mengejar dan meraih cita-cita. Serta keluarga besar penulis, om, tante

dan sepupu yang selalu memberikan doa, bantuan dan semangat kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Page 9: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

13. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan ’06,

kelas A dan B terutama sahabat-sahabatku di bangku kuliah yang selalu

memberikan semangat dan doa kepada penulis.

14. Teman-teman seperjuangan dalam menyelesaikan skripsi yang selalu

memberikan motivasi dan bantuan kepada penulis dalam penyelesaian

skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga ditunjukan kepada semua pihak yang namanya

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis hanya dapat berdoa mudah-

mudahan bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, masukan dan doa yang telah

diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia

dan akhirat. Amin yaa robbal ’alamin.

Demikianlah, penulis telah berusaha dengan seluruh kemampuan yang ada

untuk menyusun skripsi ini dengan sebaik-baiknya, namun di dalam penyusunan

skripsi ini masih saja dirasakan dan ditemui berbagai macam kekurangan dan

kelemahan. Karena itu, kritik dan saran dari siapa saja yang membaca skripsi ini

akan penulis terima dengan senang hati.

Penulis berharap semoga skripsi ini akan membawa manfaat yang sebesar-

besarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca sekalian umumnya.

Jakarta, Juni 2011

Gada Mughitsa

Page 10: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 7

C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 7

D. Perumusan Masalah ............................................................................. 8

E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 8

BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................. 10

A. Kajian Teori ....................................................................................... 10

1. Model Pembelajaran Matematika ................................................. 10

a. Pengertian Model ....................................................................... 10

b. Pengertian Pembelajaran ............................................................ 11

c. Pengertian Matematika ............................................................... 12

d. Pengertian Model Pembelajaran Matematika ............................ 14

2. Pengertian Kelas Akselerasi .......................................................... 16

a. Pengertian Kelas Akselerasi ....................................................... 16

b. Tujuan Kelas Akselerasi ............................................................ 19

c. Kelemahan dan Kelebihan Kelas Akselerasi ............................. 20

3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Matematika di Kelas Akselerasi .... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 26

A. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................. 26

Page 11: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

ii

B. Metode Penelitian ................................................................................ 26

C. Populasi dan Sampel . .......................................................................... 27

1. Populasi ......................................................................................... 27

2. Sampel ........................................................................................... 27

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 27

E. Instrumen Penelitian............................................................................. 28

F. Teknik Analisa Data ............................................................................ 29

BAB IV HASIL PENELITIA …….………………………………………… 44

A. Gambaran Umum SMA Negeri 8 Jakarta ........................................... 44

1. Berdirinya SMA Negeri 8 Jakarta ................................................ 44

2. Visi dan Misi serta Tujuan SMA Negeri 8 Jakarta ....................... 45

3. Keadaan Siswa,Guru, Karyawan, Sarana dan Fasilitas yang

dimiliki .......................................................................................... 49

B. Deskripsi Data ..................................................................................... 54

C. Hasil Perolehan Data ........................................................................... 55

D. Pembahasan ......................................................................................... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 69

A. Kesimpulan ......................................................................................... 69

B. Saran .................................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 71

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi

pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi

lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan

kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar

kebudayaan melewati generasi.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

pasal 11 ayat 1 berbunyi : “ Pemerintah dan pemerintah daerah wajib

memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya

pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi“.1 Dari

undang-undang sistem pendidikan nasional tersebut menjadi landasan hukum

bagi pemerintah dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran

(instructional quality) karena muara dari berbagai program pendidikan adalah

pada terlaksananya program pembelajran yang berkualitas.

1 Undang- Undang No. 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf

Page 13: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

2

Perubahan paradigma pendidikan di Indonesia era milenium ketiga

merupakan suatu keniscayaan yang tak boleh ditolak. Konsep pendidikan

sekarang harus, - meminjam istilah Tilaar harus meliputi aspek pedagogik

transformasif, yakni proses pembelajaran yang mampu mentransformasikan

peserta didik pada arah yang lebih baik. Baginya, paradigma pedagogik

transformatif mampu mengikuti perkembangan teknologi dan budaya yang

bergerak cepat, seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan

telekomunikasi.2

Perkembangan pendidikan yang semakin progresif menjadi tantangan

tersendiri untuk dicarikan formulasi yang tepat dalam ranah lembaga

pendidikan, seperti sekolah. Lembaga pendidikan yang adaptif terhadap

perubahan masyarakat dan ilmu pengetahuan serta teknologi harus berada di

dalam perubahan itu sendiri. Paradigma pendidikan yang dikembangkan

dalam sekolah-sekolah tidak lagi berbasis pada kebutuhan peserta didik (child

centered-education) maupun berbasis masyarakat (society centered-

education), karena kedua-duanya dapat mengasingkan kepada masyarakat dan

budayanya sendiri.3

Selaras dengan pemikiran Tilaar di atas, pandangan senada yang

berkaitan dengan reformasi paradigma pendidikan dalam menyongsong

perubahan budaya yang sangat cepat juga disuarakan oleh Azyumardi Azra.

Bagi Azra, untuk merespon perubahan yang begitu cepat, maka paradigma

2 H.A.R. Tilaar. 2005. Manifesto Pendidikan Nasional: Tinjauan dari Perspektif

Postmodernisme dan Studi Kultural. Jakarta: Penerbit Kompas, hal.. 92. 3 H.A.R. Tilaar. 2005. Manifesto Pendidikan Nasional............. hal. 93

Page 14: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

3

pendidikan harus mengaplikasikan sistem pendidikan yang berorientasi pada

pengelolaan berbasis sekolah (school based-management) atau sering disebut

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).4

Prinsip tersebut menuntut kedewasaan pemerintah untuk

mendelegasikan secara penuh kepada unit-unit terkecil lembaga pendidikan

dalam merespon gerak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sistem

deregulasi dan otonomisasi pelaksaan pendidikan pada sekolah-sekolah

merupakan salah satu perubahan paradigma pendidikan yang bersifat

reformatif, transformatif dan deregulatif.

Menurut Nurkolis Manajemen Berbasis Sekolah sendiri merupakan

salah satu upaya mereformasi sistem pendidikan yang lebih responsif terhadap

perubahan zaman, dari keadaan pendidikan yang kurang memuaskan menjadi

upaya perbaikan dan penyempurnaan. Reformasi pendidikan memiliki dua

karakteristik dasar, yaitu terprogram dan sistemik.5 Reformasi pendidikan

yang terprogram terletak pada inovasi kurikulum atau program sekolah yang

baru, seperti perubahan dan pengembangan kurikulum baru, penataran guru-

guru, penggunaan metode pembelajaran baru, penggunaan alat evaluasi baru,

dan perbaikan sarana dan prasarana. Sedangkan reformasi sistemik berkaitan

dengan wewenang dan distribusi serta alokasi sumber daya yang mengontrol

sistem pendidikan secara keseluruhan. Bagian terakhir merupakan upaya

4 Azyumardi Azra. 2006. Paradigma Baru Pendidikan Nasional: Rekonstruksi dan

Demokratisasi. Jakarta: Penerbit Kompas, hal. 6 5 Nurkolis. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah Teori, Model dan Aplikasi. Jakarta:

Grasindo, hal. 34

Page 15: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

4

deregulasi kekuasaan pelaksaan pendidikan dari Departemen Pendidikan

Nasional kepada lembaga-lembaga sekolah.6

Salah satu program reformasi yang dijalankan sekolah sekaligus sebagai

upaya merespon perubahan zaman yang bergerak sangat dinamis dan cepat

adalah pelaksanaan program kelas akselerasi. Merujuk pendapat Nurkolis di

atas, maka kelas akselerasi adalah salah satu upaya mereformasi pendidikan

yang terprogram. Kelas akselerasi merupakan upaya dari pihak sekolah

memanfaatkan momentum era digital dan era keterbukaan yang serba masif,

dengan program-program yang mengakomodasi kebutuhan peserta didik

secara komprehensif.

Beberapa sekolah yang siap berkompetisi di era persaingan ketat dan era

digital telah membuka program kelas akselerasi yang bertujuan untuk

mengakomodasi siswa-siswa dengan kecerdasan khusus. Kebijakan ini

memang cenderung bersifat diskriminatif, namun perlu dilakukan agar siswa-

siswa dengan keahlian dan kecerdasan khusus dapat terjembatani. Salah satu

sekolah yang telah membuka kelas akselerasi adalah Sekolah Menengah Atas

(SMA) Negeri 8 Jakarta Selatan.

Sebagai salah satu SMA unggulan di wilayah Jakarta, SMAN 8 bersiap-

siap menyongsong era perdagangan bebas dengan mempersiapkan generasi

muda yang terampil, cerdas, dan lebih cepat merampungkan studi dari waktu

normal. Pada kelas reguler, waktu tempuh studi biasanya memakan waktu 3

tahun, maka kelas akselerasi bisa lebih cepat dari itu, 2 tahun atau kurang.

6 Nurkolis. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah Teori.............. hal. 35

Page 16: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

5

Faktor pendukung terbentuknya program kelas akselerasi adalah

penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, dengan

konsep pemberian materi berstandar kompetensi layaknya mahasiswa di

perguruan tinggi dengan sistem kredit semester (SKS). Peluang ini

mempermudah pihak-pihak pengelola SMAN 8 Jakarta bekerja maksimal

dalam upaya menerapkan kelas akselerasi dengan sistem yang terbuka

sistematis, terprogram, dan memberikan ruang ekspresi bagi siswa-siswa

dengan kecerdasan tinggi dan siswa yang memiliki bakat khusus (gifted

students).

Karena siswa-siswa yang belajar di kelas akselerasi harus

menyelesaikan masa studi dalam kurun waktu 2 tahun, maka kurikulum dan

silabus juga dipadatkan. Konsekuensinya, guru yang mengampu mata

pelajaran dengan tingkat kesulitan tersendiri, seperti matematika, harus

memiliki strategi dan model pembelajaran yang tidak hanya mengejar target

kurikulum yang telah ditetapkan, melainkan juga efektivitas dan keberhasilan

siswa dalam menguasai materi.

Model pembelajaran yang sering dipakai di kelas akselerasi dengan

siswa-siswa yang memiliki keberbakatan khusus adalah model pemecahan

masalah, model kontekstual dan realistis, model penemuan, model

pembelajaran berbasis masalah, dan beberapa model pembelajaran lainnya.

Model pembelajaran matematika di kelas akselerasi tersebut mampu

melampaui Standar Ketuntasan Minimal (SKM) yang ditetapkan oleh masing-

masing guru bidang studi berdasarkan indikator input siswa itu sendiri. Pada

Page 17: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

6

pembelajaran matematika kelas X, nilai ketutasan minimal adalah 74. ternyata

rata-rata nilai siswa pada kelas X semester ganjil adalah pada pelajaran

matematika adalah 80,13.7

Model pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas akselerasi SMAN 8

Jakarta berpengaruh pada prestasi siswa yang menjuarai sejumlah ajang

olimpiade sains yang diselenggarakan pihak Provinsi DKI Jakarta. Prestasi

yang diperoleh siswa kelas akselerasi antara lain sebagai juara I olimpiade

sains, bahasa, sosial Nasional pada pelajaran matematika atas nama

Muhammad Nasiruddin, juara I kimia atas nama Ihsan Akmaludin, bidang

astronomi menyabet juara I atas nama Sabrin Rizqi Aulia. Mereka itu adalah

siswa-siswa kelas akselerasi di SMAN 8 Jakarta.8

Keunggulan yang dimiliki siswa-siswa kelas akselerasi adalah

kemampuan mengembangkan dan menemukan sendiri permasalahan yang

ditemukan dalam proses pembelajaran. Siswa kelas akselerasi diberikan ruang

untuk mencari solusi pada pembelajaran matematika. Selain itu, siswa kelas

akselerasi mampu melakukan terobosan dalam perhitungan matematika

dengan rumus-rumus yang lebih sederhana.

Dari beberapa deskripsi yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan

siswa akselerasi di bidang matematika, maka perlu dilakukan penelitian

deskriptif yang mendalam yang berhubungan dengan model pembelajaran

matematika pada kelas akselerasi.

7 Sumber nilai diambil dari data rekapitulasi nilai semester genap Tahun Ajaran

2009/2010 Kelas X akselerasi SMAN 8 Jakarta. 8 Menyangkut prestasi ang ditorehkan oleh siswa-siswa kelas akselerasi dapat dibaca pada

website www.wangsajaya.wordpress.com

Page 18: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

7

Dari beberapa deskripsi masalah di atas, maka penulis mengajukan judul

penelitian sebagai berikut: Model Pembelajaran Matematika di Kelas

Akselerasi SMA Negeri 8 Jakarta.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka

permasalahan penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pembelajaran matematika berlangsung di kelas

akselerasi?

2. Bagaimana model pembelajaran yang efektif dalam kegiatan belajar

mengajar matematika pada kelas akselerasi?

3. Faktor-faktor apa saja yang mempermudah siswa kelas akselerasi dalam

menguasai pembelajaran matematika?

4. Bagaimana siswa-siswa kelas akselerasi dapat mengukir prestasi yang

gemilang?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan hasil survey yang bersifat sementara dan untuk

memudahkan penelitian ini, maka penelitian membatasi permasalahan pada:

1. Pembelajaran matematika yang diteliti adalah proses pembelajaran

matematika siswa kelas akselerasi.

2. Siswa yang dimaksud adalah siswa SMA Negeri 8 Jakarta kelas X

akselerasi tahun ajaran 2010/2011

Page 19: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

8

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka

masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana model pembelajaran matematika yang dilaksanakan di

kelas akselerasi SMAN 8 Jakarta?

2. Bagaimana respon siswa akselerasi terhadap pembelajaran

matematika yang diajarkan guru?

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah cakrawala dan perspektif di

bidang pendidikan terutama pada pembelajaran matematika di kelas

akselerasi. Di samping itu pula, diharapkan lebih mengetahui tentang

aspek-aspek yang mendukung pelaksanaan pembelajaran matematika

siswa di kelas akselerasi.

2. Bagi mahasiswa Tarbiyah dan Keguruan agar dapat memberikan alternatif

yang rasional dan komprehensif dalam mendidik siswa-siswa di kelas

akselerasi.

3. Bagi guru-guru, diharapkan hasil penelitian ini menjadi referensi yang

berguna dan sekaligus menjadi pedoman dalam melaksanakan

pembelajaran matematika pada siswa kelas akselerasi.

Page 20: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

9

4. Kepada orang tua siswa, agar dapat menjadi masukan positif kepada

mereka untuk melakukan pendampingan selama siswa-siswa

melaksanakan pembelajaran di kelas akselerasi.

Page 21: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Matematika

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran menurut Hamalik sebagaimana yang dikutip oleh

Yulianti mendefiniskan pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan

dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.1

Sedangkan Muhibbin Syah mendefiniskan pembelajaran sebagai

tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap

sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang

melibatkan proses kognitif.2 Tahapan perubahan tingkah laku tersebut

dipengaruhi oleh kemampuan intelektual dan psikologi seseorang dalam

interaksi dengan lingkungan (guru dan siswa). Hasil pengalaman juga

merdampak pada perubahan pola tingkah laku.

Senada dengan pendapat Muhibbin , Ladjid mendefinisikan

pembelajaran dengan suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku

setelah terjadinya interaksi dengan sumber belajar.3 Sumber-sumber

1 Lia Yulianti. 2009. Pengertian Pembelajaran dalam http://gurulia.wordpress.com/

2009/03/25/pengertian-pembelajaran/ disadur pada jam 20.45, 18 Agustus 2010 2 Muhibbin Syah. 2007. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:

Rosdakarya, hal. 92 3 Hafni Ladjid. 2005. Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Ciputat: Penerbit Quantum Teaching, hal. 112

Page 22: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

10

belajar tersebut dapat berupa lingkungan sosial, guru, literatur, benda-

benda di sekitar yang memberikan aspek edukatif bagi seseorang.

Pendapat lain tentang pengertian pembelajaran dikemukakan oleh

Hamzah dan Kuadrat yang mengartikan bahwa pembelajaran merupakan

upaya membelajarkan peserta didik dengan cara memperoleh informasi,

ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan

dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar.4

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa

pembelajaran adalah proses peningkatan kualitas tingkah laku seseorang

melalui interaksi terus menerus dengan lingkungannya, sebagai sumber

belajar dengan cara memperoleh informasi dan pengetahuan yang

dibutuhkan.

b. Pengertian Matematika

Matematika (dari bahasa Yunani: μαθηματικά - mathēmatiká) secara

umum ditegaskan sebagai penelitian pola dari struktur, perubahan, dan

ruang; tak lebih resmi, seorang mungkin mengatakan adalah penelitian

bilangan dan angka. Dalam pandangan formalis, matematika adalah

pemeriksaan aksioma yang menegaskan struktur abstrak menggunakan

logika simbolik dan notasi matematika; pandangan lain tergambar dalam

filosofi matematika.5

Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang

berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda

4 Hamzah B. Uno dan Kuadrat. 2009. Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran: Suatu

Konsep Pembelajaran Berbasis Kecerdasan. Jakarta: Bumi Aksara, hal. 4 5 http://id.wikipedia.org/wiki/Matematika

Page 23: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

11

disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan

penalaran.6 Ada pendapat terkenal yang memandang matematika sebagai

pelayan dan sekaligus raja dari ilmu-ilmu lain. Sebagai pelayan,

matematika adalah ilmu dasar yang mendasari dan melayani berbagai ilmu

pengetahuan lain. Sejak masa sebelum masehi, misalnya jaman Mesir

kuno, cabang tertua dan termudah dari matematika (aritmetika) sudah

digunakan untuk membuat piramida, digunakan untuk menentukan waktu

turun hujan, dan sebagainya.7

Jujun mengemukakan beberapa pengertian matematika,

diantaranya matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian

makna yang ingin disampaikan. 8

Selain itu, matematika merupakan

pengetahuan yang disusun secara konsisten berdasarkan logika deduktif.9

Menurut Nungki matematika jenis pengetahuan yang senantiasa hadir

dalam kehidupan manusia mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi,

berupa mengeset alarm, membeli kebutuhan pokok, mengolah makanan

buah hati, memantau perolehan nilai atau waktu dalam jenis kejuaraan,

memasang wallpaper ruangan, memutuskan barang yang akan dibeli, dan

sebagainya.10

6 http://idb4.wikispaces.com/file/view/lr4006.2.pdf, hal. 10

7 Suriasumantri, Jujun s. 2005. Ilmu Dalam Perspektif. Cet-22. Jakarta: Penerbit Obor,

hal. 178 8 Suriasumantri, Jujun s. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Cet-17. Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan, hal. 190 9 Suriasumantri, Jujun s. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar .............hal. 199

10 Nungki P.S. 2008. Membantu Anak Belajar Matematika. Yogyakarta: Penerbit Tugu,

hal. 13

Page 24: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

12

Ada pula yang memandang bahwa matematika sebagai bahasa

yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin

disampaikan. Lambang-lambang matematika tersebut bersifat artifisial

yang baru mempunyai makna ketika lambang tersebut diberikan

kepadanya. Sedangkan pada umumnya matematika diposisikan sebagai

suatu pengetahuan yang bersifat kuantitatif. Artinya, matematika

mengembangkan bahasa numerik yang memungkinkan seseorang

melakukan pengukuran secara kuantitatif.11

Sifat kuantitatif dari matematika ini meningkatkan daya prediktif

dan kontrol dari ilmu. Ilmu memberikan jawaban yang lebih bersifat eksak

yang memungkinkan pemecahan masalah secara lebih tepat dan cermat.

Matematika memungkinkan ilmu mengalami perkembangan dari tahap

kualitatif menjadi tahap kuantitatif.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

matematika merupaka konsep pengetahuan yang terdiri dari simbol-simbol

yang mengandung makna tertentu, yang dipergunakan untuk menemukan

kebenaran dan dilakukan melalui berfikir deduktif.

c. Pengertian Model Pembelajaran Matematika

Menurut Shadiq, model pembelajaran didefinisikan sebagai

kerangka konseptual sedangkan strategi lebih menekankan pada

penerapannya di kelas sehingga model-model pembelajaran dapat

digunakan sebagai acuan pada kegiatan perancangan kegiatan yang

11

Suriasumantri, Jujun s. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar .............hal. 193

Page 25: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

13

sistematik dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang juga dikenal sebagai strategi

pembelajaran.12

Toeti dan Winataputra, sebagaimana yang dikutip Trianto

mendefinisikan „model pembelajaran‟ sebagai kerangka konseptual yang

menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar bagi para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran

dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan

para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar

mengajar.13

Menurut Eggen dan Kauchak dalam Wardhani, model pembelajaran

adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang

dirancang untuk mencapai suatu pembelajaran matematika.14

Sedangkan

Smith dan Ragan mendefinisikan model pembelajaran matematika sebagai

proses keseluruhan desain, perkembangan, implementasi, dan perbaikan

pembelajaran pada materi matematika.15

Sedangkan Danim memberikan penjelasan tentang definisi model

pembelajaran sebagai suatu pendekatan yang menekankan kepada

bagaimana cara yang dapat dilakukan seorang guru untuk memberi

12

Fadjar Shadiq. 2009. Model-Model Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta: Pusat

Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika,

hal. 8 13

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, hal. 22 14

Widyantini. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kooperatif.

Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(PPPPTK) Matematika, hal. 3 15

Patricia L. Smith dan Tillman J. Ragan. 1993. Instructional Design. New York:

Macmillan Publishing Company, hal. 5

Page 26: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

14

respons yang datang dari lingkungan dengan cara mengorganisasikan data,

memformulasikan masalah, membangun konsep, memecahkan masalah

secara sistematis dan menggunakan simbol-simbol baik verbak maupun

non-verbal. Dengan demikian, model pembelajaran lebih menekankan

pada aspek proses berlangsungnya interaksi antara guru dan siswa di ruang

kelas atau di luar kelas.16

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran matematika adalah proses keseluruhan

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan seorang pendidik secara

sistematis dan terukur, yang meliputi aspek perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika.

d. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Atas

a). Model Pembelajaran Kontekstual

Menurut Trianto pembelajaran kontekstual adalah suatu

konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran

dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan

antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka

sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja.17

Ada beberapa jenis kategori yang termasuk ke dalam model

pembelajaran kontekstual, yaitu:

1) Inkuiri

16

Sudarwan Danim. 2008. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, hal. 35. 17

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif..............hal. 104

Page 27: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

15

Inkuiri adalah komponen dari CTL. Pengetahuan dan

keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat

seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru

harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan

menemukan, apapun materi yang diajarkannya.

Siklus inkuiri ini meliputi :

- Observasi (Observation)

- Bertanya (Quitioning)

- Mengajukan dugaan (Hiphotesis)

- Pengumpulan data (Data gathering)

- Penyimpulan (Conclusion)18

Langkah-langkah kegiatan menemukan (inkuiri) :

- Merumuskan masalah

- Mengamati atau melakukan observasi

- Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan,

bagan, tabel dan karya lainnya

- Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca,

teman sekolah, guru atau audien yang lain

2) Bertanya (Quitioning)

Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis

CTL.19

Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru

18

Arikunto, Suharsimi. Pembelajaran Kontekstual : Suatu Pendekatan Baru. (Bandung :

Rosda Karya, 2004) h.12.

Page 28: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

16

untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berfikir

siswa. Aktivitas bertanya dapat diterapkan antara siswa dengan siswa,

antara guru dengan siswa, antara siswa dengan guru, antara siswa

dengan orang lain yang didatangkan kekelas.

Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya

berguna untuk :

a. Menggali informasi, baik administrasi maupun akademis

b. Mengecek pemahaman siswa

c. Membangkitkan respon kepada siswa

d. Mengetahui sejauhmana keingin tahuan siswa

e. Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa

f. Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru

g. Untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa20

.

3) Masyarakat Belajar (Learning Comunnity)

Konsep Leaning Comunnity menyarankan agar hasil

pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar

diperoleh dari ”sharing” antara teman, antar kelompok, dan antar yang

tahu ke yang belum tahu, di ruang ini, di kelas ini, di sekitar sini, juga

orang-orang yang berada diluar sana, semua adalah anggota

masyarakat belajar.

19

Al. Krismanto. 2003. Beberapa Teknik, Model, dan Strategi dalam Pembelajaran

Matematika. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika Direktorat Jenderal

Dikdasmen, hal. 4 20

Al. Krismanto. 2003. Beberapa Teknik, Model, dan Strategi .............hal. 4

Page 29: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

17

Dalam kelas CTL, guru dapat melaksanakan pembelajaran

dengan membentuk kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-

kelompok yang anggotanya heterogen. Praktek pembelajaran dengan

tehnik ”Learning Comunnity” adalah: Pembentukan kelompok kecil,

pembentukan kelompok besar, mendatangkan ahli ke kelas, bekerja

dengan kelas sederajat, bekerja kelompok dengan kelas diatasnya, dan

bekerja dengan masyarakat

4) Pemodelan ( Modeling )

Komponen CTL ini dilaksanakan pada sebuah pembelajaran

keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru

model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, cara melempar

bola, cara melafalkan shalat, cara membaca teks bahasa Inggris, dan

seterusnya.

Dalam pendekatan CTL, guru bukan satu-satunya model.

Model dapat dirancang atau dipergunakan dengan melibatkan siswa.

Apabila ada siswa yang mahir mendemonstrasikan keahlian tertentu,

siswa dapat menunjukan didepan kelas.

5) Refleksi ( Reflection )

Pada pendekatan CTL, refleksi difungsikan sebagai cara

berfikir tentang apa-apa yang sudah dilakukan dimasa lalu, apa yang

baru dipelajari, atau mengulas tentang sesuatu hal yang sudah terjadi.

Dengan refleksi diharapkan pengetahuan yang sudah diperoleh

Page 30: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

18

mengendap dibenak siswa. Siswa mencatat apa yang sudah dipelajari

dan bagaimana merasakan ide-ide baru.

Realisasi dari pembelajaran CTL dengan metode refleksi adalah :

- Pertanyaan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya.

- Catatan atau jurnal dibuku siswa

- Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari ini, diskusi , dan

hasil karya.

6) Penilaian yang Sebenarnya ( Autehantic Assesment )

Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran

perkembangan siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan

bahwa siswa mengalami proses belajar dengan benar. Keberhasilan

pembelajaran dapat diketahui melalui prestasi siswa.

b). Model pembelajaran Cooperative

Menurut Widyantini, model pembelajaran kooperatif

didefinisikan sebagai suatu model pembelajaran yang mengutamakan

adanya kelompok-kelompok, dimana siswa yang ada dalam kelompok

mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang

dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari

ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan

jender, yang mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan

Page 31: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

19

permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan

dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.21

Ada beberapa model kooperatif learning yaitu:

1) Tipe Jigsaw

Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson sebagai

metode Cooperative Learning. Teknik ini dapat digunakan dalam

pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara.

Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang

pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini

agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa

bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong

dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan

meningkatkan keterampilan berkomunikasi.22

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe

pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam

satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian

materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada

anggota lain dalam kelompoknya.23

Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab

siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran

orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan,

21

Widyantini. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kooperatif.

Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(PPPPTK) Matematika, hal. 3 22

Widyantini. 2006. Model Pembelajaran Matematika......................hal. 5 23

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif..............hal. 63

Page 32: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

20

tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi

tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian,

“siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja

sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan”.

Model Jigsaw membagi siswa pada masing-masing kelompok

ke dalam dua fungsi, pertama sebagai orang yang meneliti atau

kelompok peneliti yang tugasnya mencari jawaban, dan kedua,

setelah mendapatkan jawaban dari pertanyaan, ia berubah menjadi

orang yang mengajarkan kelompoknya.24

2) Students Team Achievement Division (STAD)

Menurut Trianto model STAD menggunakan kelompok-

kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 5 siswa yang bersifat

heterogen.25

Proses pembelajaran diawali dengan penyampaian

tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis,

dan penghargaan kelompok.

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

Model pembelajaran ini adalah jenis model pembelajaran

kooperatif yang paling sulit dilaksanakan. Model ini pertama kali

dikembangkan oleh Thelan. Pendekatan ini memerlukan norma dan

struktur kelas yang lebih rumit daripada pendekatan yang terpusat

pada guru.26

24

Beni S. Ambarjaya. 2008. Model-Model Pembelajaran Kreatif. Bandung: Tinta Emas

Publishing, hal. 89 25

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif..............hal. 64 26

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif..............hal. 78

Page 33: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

21

Dalam pelaksanaannya model ini membagi siswa ke dalam

beberapa kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa yang bersifat

heteogen dan memiliki kesamaan minat dalam topik tertentu dan

keakraban. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, dan

melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih.

Kemudian, hasil laporan itu dipresentasikan di depan kelas kepada

seluruh siswa.27

4) Think-Pair-Share (TPS)

Model berpikir berpasangan berbagi merupakan jenis

pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola

interaksi siswa yang dikambangkan pertama kali oleh Frang Lman.28

Cara membuat kelompok ini adalah yang paling mudah, karena

terdiri dari 2 siswa yang saling bertukar pendapat dan pengalaman

kepada teman pasangannya.29

5) Numbered Head Together (NHT)

Pembelajaran kooperatif tipe NHT dikembangkan oleh Spencer

Kagen. Pada umumnya NHT digunakan untuk melibatkan siswa

dalam penguatan pemahaman pembelajaran atau mengecek

pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

Langkah-langkah penerapan NHT sebagaimana yang dijelaskan

oleh Widyantini adalah sebagai berikut:

27

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif..............hal. 79 28

Anita Lie. 2010. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo, cet. Ke-7, hal. 57 29

Beni S. Ambarjaya. 2008. Model-Model Pembelajaran...............hal. 88

Page 34: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

22

a. Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan

kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.

b. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk

mendapatkan skor dasar atau awal.

c. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok, setiap

kelompok terdiri dari 4–5 siswa, setiap anggota kelompok

diberi nomor atau nama.

d. Guru mengajukan permasalahan untuk dipecahkan bersama

dalam kelompok.

e. Guru mengecek pemahaman siswa dengan menyebut salah satu

nomor (nama) anggota kelompok untuk menjawab. Jawaban

salah satu siswa yang ditunjuk leh guru merupakan wakil

jawaban dari kelompok.

f. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman,

mengarahkan, dan memberikan penegasan pada akhir

pembelajaran.30

6) Teams Game Tournament (TGT)

Model pembelajaran ini dikembangkan oleh David de Vries

dan Keath edward. Pada model ini siswa memainkan permainan

dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin

untuk skor tim mereka.31

30

Widyantini. 2006. Model Pembelajaran Matematika................hal. 7 31

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif..............hal. 83

Page 35: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

23

c) Pembelajaran Berbasis Masalah

Pendekatan pembelajaran berbasis masalah (problem-based

learning/PBL) adalah konsep pembelajaran yang membantu guru

menciptakan lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah

yang penting dan relevan (bersangkut-paut) bagi siswa, dan

memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih

realistik (nyata).32

Pembelajaran berbasis masalah (Probelem-based learning),

merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat

memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. PBL adalah suatu

model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu

masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat

mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut

dan sekaligus memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah.33

Perlunya pendekatan pembelajaran berbasis masalah

didasarkan pada kenyataan-kenyataan sebagai berikut:

a. Pada dasarnya, berpikir terjadi dalam konteks memecahkan

masalah, yaitu adanya kesenjangan antara apa yang diharapkan

dengan apa yang ada.

32

Susento dan Andi Rudhito. 2009. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam

http://warungpendidikan.blogspot.com, retrieved pada 13 April 2011 33

Al-Krismanto. 2003. Beberapa Teknik, Model, dan Strategi dalam Pembelajaran

Matematika. Yogyakarta: PPPPTK Matematika, hal. 5

Page 36: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

24

b. Seseorang menjadi tertarik atau berminat mengerjakan sesuatu

apabila berada dalam ruang lingkup atau berkaitan dengan masalah

yang dihadapinya. Demikian pula dengan belajar.

c. Pada saat mempelajari bahan pelajaran, siswa ingin segera

mengetahui apa sebenarnya manfaat mempelajarinya, dan masalah

apa sajakah yang dapat dipecahkan dengan pengetahuan atau bahan

itu.

d. Suatu kompetensi paling efektif dicapai oleh pelajar melalui

serangkaian pengalaman pemecahan masalah realistik yang di

dalamnya si pelajar secara langsung menerapkan unsur-unsur

kompetensi tersebut.

Pendekatan pembelajaran berbasis masalah dilaksanakan oleh

guru dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Persiapan: Menyusun masalah yang akan dijadikan titik pangkal

(starting point) pembelajaran. Masalah dipilih yang penting dan

relevan bagi siswa, serta membutuhkan penerapan gagasan atau

tindakan yang terkait dengan atau mengarah pada bahan pelajaran.

2. Orientasi (pengenalan):

a. Menyajikan masalah di kelas.

b. Membangkitkan ketertarikan atau rasa ingin tahu siswa pada

masalah.

c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memahami situasi

atau maksud masalah.

Page 37: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

25

3. Eksplorasi (penjelajahan): Memberi kesempatan kepada siswa

untuk memecahkan masalah dengan strategi yang diciptakan

sendiri oleh siswa. Masalah boleh dipecahkan siswa secara pribadi

atau dalam kerjasama dengan siswa lain. Guru memberi dukungan

bagi usaha mereka, misalnya dengan menjadi pendengar yang

penuh perhatian atau memberi bantuan atau saran sejauh

diperlukan.

4. Negosiasi (perundingan): Mendorong para siswa untuk

mengkomunikasikan dan mendiskusikan proses dan hasil

pemecahan masalah, sehingga diperoleh gagasan-gagasan atau

tindakan-tindakan yang dapat diterima oleh komunitas kelas.

5. Integrasi (pemaduan):

a. Memandu siswa untuk merefleksikan proses pemecahan

masalah.

b. Mengidentifikasi dan merumuskan hasil-hasil belajar yang

diperoleh dari kegiatan pemecahan masalah.

c. Mengkaitkan hasil-hasil belajar itu dengan pengetahuan

sebelumnya, sehingga tersusun jaringan/organisasi

pengetahuan yang baru.34

34

Susento dan Rhudhito, Op. Cit.,

Page 38: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

26

2. Pengertian Kelas Akselerasi

a. Pengertian Kelas Akselerasi

Program kelas akselerasi mendapatkan payung hukum yang kuat

berdasarkan Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No.

20 Tahun 2003. Kelas akselerasi sudah menjadi program pemerintah,

sesuai dengan UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab IV Pasal 5 Ayat 4 yaitu: "Warga negara yang memiliki

potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan

khusus".35

Colangelo, sebagaimana yang dikutip Hartarti menyebutkan

bahwa istilah akselerasi menunjuk pada pelayanan yang diberikan

(service delivery), dan kurikulum yang disampaikan.36

Kelas excellent

adalah kelas yang berisikan anak-anak unggul dari segi akademik atau

kemampuan nalar. Kelas ini dalam istilah yang lain sering disebut kelas

akselerasi.

Secara konseptual, pengertian akselerasi diberikan oleh Pressey,

sebagaimana yang dikutip oleh Reni sebagai suatu kemajuan yang

diperoleh dalam program pembelajaran, pada waktu yang lebih cepat

atau usia yang lebih muda daripada yang konvensional.37

Definisi ini

menunjukkan bahwa akselerasi meliputi persyaratan untuk menghindari

35

Undang-Undang N0. 20 Tahun 2003. dalam www.bapsi.undip.ac.id/.../uu%20no

.20%20thn%202003%20sisdiknas.pdf 36

Hartarti. 2006. Perspektif Psikologi Program Akselerasi Bagi Anak Berbakat

Akademik.dalam http://pusdiklatdepdiknas.net/dmdocuments/Akselerasi-Hartati.pdf, 37

Reni Akbar Hawadi. 2003. Akselerasi: A –Z Informasi Program Percepatan Belajar dan

Anak Berbakat Intelektual. Jakarta: Grasindo, hal. 31

Page 39: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

27

hambatan pemenuhan permintaan dalam pembelajaran dan mengusulkan

proses-proses yang memungkinkan siswa mendapatkan materi yang

lebih cepat dibandingkan dengan kemajuan rata-rata siswa.

Menurut Nurbayani, kelas akselerasi merupakan kelas

percepatan pembelajaran yang disajikan kepada siswa-siswa yang

memiliki kemampuan lebih atau istimewa dengan materi-materi atau

kurikulum yang padat sehingga dalam waktu dua tahun siswa telah

menyelesaikan pendidikannya.38

Pengertian akselerasi:, pertama sebagai model pelayanan, siswa

meloncat kelas dan mengikuti pelajaran tertentu pada kelas di atasnya,

kedua sebagai model kurikulum, akselerasi berarti mempercepat bahan

ajar dari yang seharusnya dikuasai oleh siswa saat itu. Dalam hal ini,

akselerasi dapat dilakukan dalam kelas reguler, ruang sumber, ataupun

kelas khusus dan bentuk kelas reguler, ruang sumber, ataupun kelas

khusus dan bentuk akselerasi yang diambil bisa telescoping dan siswa

dapat menyelesaikan dua tahun atau lebih kegiatan belajarnya menjadi

satu tahun atau dengan cara self-paced studies, yaitu siswa mengatur

kecepatan belajarnya sendiri.

Kelas akselerasi dihadirkan sebagai upaya menampung anak-

anak berbakat luar biasa (gifted children). Daya tampung tersebut

menunjukkan ada upaya mengakomodasi kelebihan yang dimiliki siswa

38

Siti Nurbayani. Program Percepatan Kelas (Akselerasi) Bagi Siswa yang Memiliki

Kemampuan Unggul, dalam http://pusdiklatdepdiknas.net/

Page 40: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

28

yang ber-IQ tinggi, memiliki bakat istimewa, kerativitas tinggi, dan

kecerdasan di atas rata-rata.

Calanglo mengingatkan bahwa akselerasi sebagai model

pelayanan, gagal dalam memenuhi tuntutan kurikulum deferensiasi bagi

anak berbakat. Artinya, anak-anak berbakat kurang memiliki waktu

untuk mengembangkan bakat dan kreativitasnya secara normal, yang

seharusnya membutuhkan waktu 3 tahun hanya menjadi 2 tahun. Inilah

yang dikhawatirkan Calanglo dengan program akselerasi.

Sebagai model kurikulum, akselerasi akan membuat anak

berbakat menguasai banyak isi pelajaran dalam waktu yang sedikit.

Anak-anak ini dapat menguasai bahan ajar secara cepat dan merasa

bahagia atas prestasi yang dicapainya, di samping segi ekonomis. Secara

umum, bentuk akselerasi telescoping menimbulkan masalah pada pihak

sekolah sebagai penyelenggara dan guru, terutama dari sisi keterampilan

dan manajemen waktu

Menurut Felhusen, Proctor, dan Black, sebagaimana yang dikutip

Hartarti bahwa program akselerasi diberikan untuk memelihara minat

siswa terhadap sekolah mendorong siswa agar mencapai prestasi

akademis yang baik dan untuk menyelesaikan pendidikan dalam tingkat

yang lebih tinggi bagi keuntungan dirinya ataupun masyarakat.39

Beberapa panduan agar program akselerasi tercapai secara

memadai adalah sebagai berikut:

39

Hartarti. 2006. Perspektif Psikologi Program.................hal. 2

Page 41: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

29

a. Dilakukan evaluasi psikologi yang komprehensif untuk mengetahui

berfungsinya kemampuan intelektual dan kepribadian siswa, di

samping tingkat penguasaan akademiknya

b. Dibutuhkan IQ di atas 125 bagi siswa yang kurang menunjukkan

prestasi akademiknya.

c. Bebas dari problem emosional dan sosial, yang ditunjukkan dengan

adanya persistensi dan motivasi dalam derajat yang tinggi.

d. Memiliki fisik sehat

e. Tidak ada tekanan dari orang tua, tetapi atas kemauan anak sendiri

f. Guru memiliki sikap positif terhadap siswa akseleran

g. Guru concern terhadap kematangan sosial emosional siswa, yang

dibuktikan dari masukan orang tua dan psikolog

h. Sebaiknya dilakukan pada awal tahun ajaran dan didukung pada

pertengahan tahun ajaran

i. Ada masa percobaan selama enam minggu yang diikuti dengan

pelayanan konseling.40

b. Tujuan Kelas Akselerasi

Southerm dan Jones, dalam Reni menjelaskan keuntungan

program akselerasi bagi anak berbakat:

1) Meningkatkan efesiensi

40

Hartarti. 2006. Perspektif Psikologi Program Akselerasi Bagi Anak Berbakat

Akademik.dalam http://pusdiklatdepdiknas.net/dmdocuments/Akselerasi-Hartati.pdf, hal. 1

Page 42: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

30

Siswa yang telah siap dengan bahan-bahan pengajaran dan

menguasai kurikulum pada tingkat sebelumnya akan belajar lebih

baik dan lebih efisien

2) Meningkatkan efektivitas

Siswa yang terkait belajar pada tingkat kelas yang dipersiapkan dan

menguasai keterampilan-keterampilan sebelumnya merupakan siswa

yang paling efektif.

3) Penghargaan

Siswa yang telah mampu mencapai tingkat tertentu sepantasnya

memperoleh penghargaan atas prestasi yang dicapainya

4) Meningkatkan waktu untuk karier

Adanya pengurangan waktu belajar akan meningkatkan produktivitas

siswa, penghasilan, dan kehidupan pribadinya pada waktu yang lain

5) Membuka siswa pada kelompok barunya

Dengan program akselerasi, siswa dimungkinkan untuk bergabung

dengan siswa lain yang memiliki kemampuan intelektual dan

akademis yang sama

6) Ekonomis

Keuntungan bagi sekolah ialah tidak perlu mengeluarkan banyak

biaya untuk mendidik guru khusus anak berbakat.41

c. Kelemahan dan Kelebihan Kelas Akselerasi

41

Reni Akbar Hawadi. 2003. Akselerasi: A –Z Informasi Program Percepatan Belajar dan

Anak Berbakat Intelektual. Jakarta: Grasindo, hal. 7-8

Page 43: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

31

Menurut Paulus Mujiran, kelas akselerasi memiliki banyak

kelemahan. Di antara kelemahan-kelemahan tersebut adalah Beberapa

kelemahan mengiringi penyelenggaraan kelas akselerasi itu. Pertama,

stigmatisasi pada diri siswa yang ada di kelas reguler. Dalam sebuah

kesatuan lingkungan, bisa dikatakan bahwa kelas reguler adalah kelas

yang relatif jelek bila dibandingkan dengan kelas akselerasi.

Kedua, timbulnya budaya inferior, muncul kelas eksklusif,

arogansi, dan elitisme. Dengan kondisi yang betul-betul berbeda dengan

segenap potensi intelektual yang lebih tinggi, jelas siswa-siswa kelas

akselerasi akan jauh lebih berprestasi dibanding kelas reguler.

Inferioritas pun mudah menghinggapi siswa-siswi kelas reguler, dan

sebaliknya eksklusivisme, arogansi dan elitisme akan mudah melekat

pada diri siswa-siswa kelas akselerasi. Masing-masing siswa membentuk

group reference mereka sendiri-sendiri.

Ketiga, terjadi dehumanisasi pada proses belajar di sekolah.

Materi pelajaran yang diselesaikan oleh siswa reguler selama satu tahun

harus dilalap habis siswa akselerasi selama satu semester (setengah

tahun). Dengan alokasi waktu yang jauh lebih pendek ini mau tidak mau

siswa harus belajar keras. Segi intelektualitas, potensi mereka memang

memungkinkan. Tetapi, mereka bukanlah mesin yang bisa diset untuk

hanya melakukan satu aktivitas.

Keempat, siswa kelas akselerasi tidak memiliki kesempatan luas

untuk belajar mengembangkan aspek afektif. Padatnya materi yang harus

Page 44: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

32

mereka terima, banyaknya pekerjaan rumah yang harus mereka

selesaikan, ditunjang kemampuan intelektual yang mereka miliki dan

teman-teman sekelas yang rata rata pandai, membuat iklim kerja sama

mereka menjadi terbatas. Tugas-tugas itu bisa mereka selesaikan

sendiri.42

Sedangkan kelebihan kelas akselerasi, sebagaimana yang

dikemukakan oleh Rose, berpendapat bahwa kelas akselerasi dapat

merespon perubahan sekaligus menguasai perubahan yang berlangsung

cepat melalui apa yang mereka sebut accelerated learning.43

Cara Belajar Cepat (CBC) yang dikembangkan Rose dan Nicholl

agar siswa-siswa yang memiliki kemampuan khusus mampu

terjembatani kebutuhan-kebutuhan otaknya yang memang berbakat

tinggi (gifted students).

B. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Matematika di Kelas Akselerasi

Biehler dan Snowman dalam “Psychology Applied to Teaching”

membuat empat pendekatan dalam pembelajaran tingkat menengah atas

(SMA).

Pertama, karakteristik fisik (physical characteristics), yaitu

pendekatan dengan melihat perkembangan fisik siswa dengan melihat

42

Lih. Meigita Gamayanti. 2009. Persoalan Kelas Akselerasi dalam http://meigitarius

.blogspot.com/2009/10/persoalan-kelas-akselerasi.html 43

Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl. 2009. Accelerated Learning: Cara Belajar Cepat

Abad XXI. Bandung: Penerbt Nuansa, hal. 35

Page 45: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

33

kematangan (maturity) siswa semenjak masa pubertas serta implikasi yang

dihadapinya dari perubahan struktur tubuh mereka.

Kedua, karakteristik emosional (emotional characteristics), dalam

pendekatan ini siswa ditempatkan melalui wilayah emosional dimana terdapat

dua ciri yang paling dominan pada tingkat SMA, yaitu ketegangan dan stress,

serta perilaku vandalisme.

Ketiga, karakteristik sosial (social characteristics), yaitu terbentuknya

kelompok dalam “peer-group” yang menjadi sumber umum aturan-aturan

tingkah laku, hasrat untuk menggapai posisi puncak dalam tahun-tahun di

SMA, dan siswa cenderung berpikiran kepada orang-orang yang

memikirkannya.

Keempat, karakteristik kognitif (cognitive characteristics), yaitu ciri-

ciri yang dominan dalam periode SMA adalah suatu transisi antara tindakan

operasional yang kongkrit dan pemikiran formal, transisi antara moralitas

pembatasan dan kerja sama, serta mulai terbentuknya pemikiran yang lebih

abstrak, liberal dan cenderung lebih rasional.44

Tipologi Biehler dan Snowman di atas merupakan unsur-unsur yang

mewakili kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EI) dan

kecerdasan sosial (SI). Meskipun demikian, antara EI dan SI berkaitan sangat

erat seperti yang telah dijelaskan oleh Goleman. Oleh karena itu proses

pembelajaran matematika di kelas akselerasi seyogyanya berlandaskan pada

prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh Biehler dan Snowman.

44

Biehler, F. Robert dan Jack Snowman. 1990. Psychology Applied to Teaching. Sixt

Edition. Boston : Houghton Mifflin Company, hal. 126-133

Page 46: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

34

Sedangkan Rose dan Nicholl mengembangkan prinsip Cara Belajar

Cepat (CBC atau accelerated learning). Pelakasanaan prinsip ini terletak

pada perubahan ruang kelas secara total. Pembelajaran matematika yang

dianggap menyeramkan diubah menjadi proses pembelajaran yang

menyenangkan dan efisien. Pada pelajaran matematika, seorang guru di kelas

akselerasi dapat menggunakan aneka permainan dan aktivitas, emosi dan

musik, relaksasi, visualisasi, permainan peran, warna, dan peta konsep.45

Dengan perubahan itu maka proses belajar matematika di kelas akselerai

menjadi kejadian yang menyenangkan, sekaligus mampu menguasai delapan

jenis kecerdasan yang dikembangkan Gardner.

Dengan lebih terperinci, Nungki Menjelaskan bahwa proses

pembelajaran matematika dalam kelas akselerasi dapat dilaksanakan dengan

prinsip-prinsip sebagai berikut:

a) Menggunakan matemtika dengan menyenangkan;

b) Memecahkan masalah dan bekerja sama dengan ang lain;

c) Menunjukkan berunding yang kuat;

d) Melihat lebih dari satu jalan dalam pendekatan sebuah masalah;

e) Menerapkan matematika dalam setiap kesempatan; dan

f) Menggunakan teknologi.46

45

Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl. 2009. Accelerated Learning…………..hal. 37 46

Nungki P.S. 2008. Membantu Anak Belajar Matematika. Yogyakarta: Penerbit Tugu, hal.

18-19

Page 47: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

35

Pembelajaran matematika dalam pandangan Nungki di atas

mengharuskan siswa yang mengikuti kelas akselerasi harus pula melibatkan

aspek emosional, sosial, dan alternatif pemikiran yang bersifat majemuk.

C. Program Pelaksanaan Kelas Akselerasi

Program pembelajaran akselerasi didasarkan pada amanat Undang-

Undang No 20 Tahun 2003 Pasal 5 Ayat 4 yaitu: "Warga negara yang

memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh

pendidikan khusus". Untuk mengakomodasi UU Sisdiknas, maka Pemerintah

pada tahun 2006 mengeluarkan Permendiknas No. 34/2006 tentang

Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang memiliki potensi kecerdasan dan

bakat istimewa.47

Untuk menampung siswa-siswa berbakat istimewa, maka

dibutuhkan kelas akselerasi sebagai wadah pelaksanaan program percepatan

siswa dengan cerdas istimewa.

Namun, pada tahun 2007 Pemerintah mengeluarkan Pedoman

Penyelenggaraan Pendidikan untuk Peserta Didik Berkecerdasan Istimewa

terlihat tidak lagi memfokuskan pada penyelenggaraan kelas akselerasi

semata. Ada beberapa bentuk layanan pendidikan khusus yang ditawarkan,

seperti kelas khusus untuk siswa cerdas dalam satuan pendidikan reguler,

kelas inklusif yang dibuat untuk memberikan layanan kepada siswa cerdas

istimewa yang dalam proses pembelajarannya bergabung dengan siswa kelas

47

Depdiknas. Panduan Guru dan Orang Tua Pendidikan Cerdas Istimewa. Jakarta:

Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar

Menengah Kementrian Pendidikan Nasional, 2010, hal. 3

Page 48: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

36

reguler, dan satuan pendidikan khusus atau sekolah khusus yang semua

siswanya memiliki kecerdasan istimewa.48

Kelas akselerasi yang telah berjalan satu dasawarsa silam, tentu

diperlukan bagi pengembangan siswa-siswa yang memiliki kecerdasan

istimewa. Kecerdasan istimewa menurut pandangan Depdiknas memiliki

beberapa indikator berupa potensi kemampuan di bidang inteligensia umum,

akademik khusus, berpikir produktif atau kreatif, memiliki kepemimpinan,

berjiwa seni, dan aspek psikomotorik yang menonjol.49

Banyak terjadi pada siswa-siswa yang memiliki kecerdasan

istimewa mengalami hambatan pembelajaran (learning disabilities). Hal itu

disebabkan antara lain oleh faktor pendekatan belajar yang kurang tepat

dalam menanangi anak yang memiliki kecerdasan istimewa, seperti

kurangnya stimulasi dan dukungan, tidak ada mekanisme diskusi yang

merangsang intelektualitasnya, anak cerdas kurang mendapat belaian yang

membearkan hati, kurang mendapat ruang gerak, materi dan kegiatan yang

memadai, dan faktor minimnya pengembangan melalui proses.50

Mengingat potensi dan kecerdasan yang dimiliki bakat besar

tersebut, maka pemerintah memberlakukan program kelas akseleerasi sebagai

jalur khusus menampung anak-anak berbakat tinggi (gifted children).

48

Ibid, hal. 4 49

Depdiknas. Panduan bagi Guru dan Orang Tua Pengertian, Konsep, dan Identifikasi

Siswa Cerdas Istimewa. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Direktorat Jenderal

Manajemen Pendidikan Dasar Menengah Kementrian Pendidikan Nasional, 2010, hal. 5 50

Depdiknas. Memahami dan Menangani Cerdas Istimewa dengan Berbagai Masalah

yang Menghambat Prestasi Akademis. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Menengah Kementrian Pendidikan Nasional,

2010, hal 153-157

Page 49: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

37

Program pelaksanaan kelas akselerasi dapat dilaksanakan dengan

beberapa cara, yaitu:

1) Siswa yang berkemampuan istimewa dapat menempuh pendidikan

formal lebih dini dari biasanya, seperti masuk usia 3 tahun dari biasanya

4 tahun, dan masuk SD usia 5 tahun dari biasanya 7 tahun (early

entrance to kindergarten or first grade).

2) Siswa ditempatkan di kelas yang lebih tinggi, khusus untuk satu atau

lebih mata pelajaran, karena ia menguasai pengetahuan dan keterampilan

yang jauh lebih tinggi daripada teman-teman seusianya (subject

acceleration/partial acceleration).

3) Mengurangi jumlah repetisi dalam proses belajar siswa atau pemadatan

kurikulum (curriculum compacting). Pemadatan kurikulum dilakukan

dengan cara a) menentukan sasaran unit pembelajaran mengggunakan

panduan kurikulum ,ruang lingkup, dan diagram urutan; b) menentukan

bahan apa yang diulang dalam suatu pertemuan; c) melakukan pretes

kepada siswa; d) mengidentifikasi kepada siswa yang telah menguasai

bahan ajar; e) menghilangkan bahan ajar yang diualng-ulang; f)

mengganti bahan ajar yang dihilangkan dengan kegiatan pengayaan.

4) Siswa dapat meninggalkan bangku sekolah dua atau tiga hari dalam

seminggu untuk mendapatkan supervisi dari para pakar dan spesialis

(mentorship).

Page 50: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

38

5) Siswa mengikuti kursus yang dilakukan di luar sekolah. Pembelajaran

disampaikan secara tertulis melalui surat, internet, atau teleconference.

6) Siswa mengikuti suatu kursus atau kuliah pada satu tingkatan dan

mendapatkan kredit untuk suatu kursus atau kuliah paralel di tingkat

yang lebih tinggi (concurent/dual enrollment).

7) Menyajikan bahan ajar setingkat pergutuan tinggi atau bahan ajar yang

dipercepat bagi siswa sekolah menengah dan siswa diberi kesempatan

untuk mengikuti tes baku untuk mengukur penguasaannya (advanced

placement).

8) Memangkas waktu studinya dalam bidang terentu untuk memperoleh

kredit setelah berhasil menyelesaikan beberapa tes penguasaan materi

tertentu (credit by examination).

9) College in the school program menyediakan kursus di sekolah menengah

(diselenggarakan oleh perguruan tinggi) dengan didampingi oleh guru

yang telah mendapatkan pelatihan dari dosen.51

51

Depdiknas. Panduan Guru dan Orang Tua Pendidikan Cerdas Istimewa. Jakarta:

Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar

Menengah Kementrian Pendidikan Nasional, 2010, hal. 68-87

Page 51: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai

dengan Februari 2011

2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian akan dilaksanakan di kelas X Semester II

program akselerasi Sekolah Menengah Negeri (SMAN) 8 Jakarta

Selatan.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu jenis

penelitian yang berusaha menggambarkan permasalahan dengan suatu

analisis faktual. Menurut Sugiyono, metode deskriptif kualitatif adalah

metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah.1

Penelitian ini menekankan pada keadaan yang sebenarnya dan

berusaha mengungkapkan fenomena-fenomena yang ada dalam keadaan

tersebut. Untuk memperoleh data yang valid dan dipertanggungjawabkan

1 Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Penerbit

Alfabeta, hal. 8

Page 52: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

41

kebenaran penelitian ini peneliti terjun langsung ke lapangan (Field

Research).

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitiannya adalah siswa-siswi dikelas X program akselerasi

SMAN 8 Jakarta yang berjumlah 11 orang siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data sebagai berikut:

1) Observasi

Melakukan pengamatan secara menyeluruh mengenai pelaksanaan

model pembelajaran kelas akselerasi, meliputi aspek perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran, metode pembelajaran, dan aspek

kecerdasan yang mendukung kemudahan dalam pembelajaran

matematika.

2) Wawancara

Melakukan wawancara kepada pihak Kepala sekolah, Guru, siswa-

siswi dan Tata Usaha (TU) yang berhubungan dengan pelaksanaan proses

pembelajaran kelas akselerasi. yang sedang dibahas. Wawancara

digunakan sebagai salah satu teknik pengumpulan data yang relevan

dengan permasalahan penelitian.

Page 53: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

41

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat ukur atau parameter yang

digunakan dalam pengumpulan data. Instrumen ini menggambarkan secara

nyata tentang proses pembelajaran matematika di kelas akselerasi SMAN 8

Jakarta. Instrumen yang digunakan sebagai berikut

Pertama yaitu lembar observasi, yaitu pengamatan dengan melihat

proses pembelajaran dikelas meliputi. Untuk meningkatkan validitas

penelitian menggunakan foto-foto dan alat perekam.

Kedua yaitu pedoman wawancara, yaitu pedoman yang menjadi

landasan untuk membuat pertanyaan kepada para responden. Untuk

memperoleh data tentang proses pembelajaran matematika wawancara

disusun berdasarkan pokok penelitian dari variabel yang diteliti,yaitu kondisi

pembelajaran, metode pembelajaran, strategi penyampaian dan hasil

pembelajaran. Bentuk wawancara disusun secara terstruktur berdasarkan kisi-

kisi instrumen pertanyaan.

Kisi-kisi pedoman observasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Kisi-Kisi Pedoman observasi siswa

No Indikator Butir Soal

1 Kesiapan mengikuti pembelajaran 1, 2, 3

2 Aktifitas siswa saat pembelajaran 4

3 Keberanian siswa dalam bertanya &

mengemukakan penemuan (partisipasi kegiatan)

5

4 Respon siswa terhadap penjelasan guru 6, 7, 8, 9, 10

Page 54: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

41

Tabel 2. Kisi-Kisi Pedoman Observasi Guru

No Indikator Butir Soal

1 Persiapan mengajar 1, 2, 3, 4

2

Penyajian informasi dan situasi

pembelajaran

5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16,

17, 18, 19, 20, 21, 22

3 Penutup 23, 24, 25, 26

Sedangkan kisi-kisi instrumen penelitian untuk wawancara dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Wawancara untuk Siswa

No Indikator Butir Pertanyaan

1 Persiapan pembelajaran 1

2 Jenis pembelajaran yang disenangi 2

3 Tanggapan terhadap pemberian tugas 3

4 Tingkat kesulitan dalam belajar 4, 5

5 Variasi penggunaan media 6

6 Tingkat kepuasan dalam belajar 7, 8

Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Wawancara untuk Guru

No Indikator Butir Pertanyaan

1 Persiapan Mengajar 1

2 Cara penyampaian materi pembelajaran 2

3 Metode pembelajaran yang diterapkan guru 3, 4

Page 55: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

41

4 Penggunaan media mengajar 5, 6

5 Tingkat keberhasilan Model pembelajaran yang

diterapkan

7

F. Teknik Analisis Data

Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

ke dalam pola,kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan

tema. Untuk menganalisis data penelitian yang berhubungan dengan

pembentukan kecerdasan siswa pada kelas akselerasi, peneliti menggunakan

prosedur sebagai berikut:

a. Mengamati apa saja yang terjadi pada tiap proses pembelajaran di kelas

akselerasi. Dari hasil pengamatan tersebut akan terkumpul data yang

dibutuhkan dalam penelitian dan dianalisis.

b. Melakukan wawancara untuk mengetahui fakta dan realita pembelajaran

matematika yang ada di kelas akselerasi SMAN 8 Jakarta

Page 56: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMA Negeri 8 Jakarta

1. Berdirinya SMA Negeri 8 Jakarta

SMA Negeri 8 Jakarta dibuka/ didirikan pada tanggal 1 Agustus

1958 di Taman Slamet Rijadi Jakarta dengan nama SMA Negeri

VIII/ABC dengan Sp. Menteri P.D.K. tanggal 21 Agustus 1958 No.

26/SK/B.111. Pada bulan Januari 1959 dlakukan pemindahan tempat atau

gedung sekolah di SMP Negeri III Jakarta, Jl. Manggarai Utara IV/6

Jatinegara. Dan pada tanggal 30 Maret 1971 SMA Negeri 8 Jakarta berdiri

di Jalan Taman Bukitduri Tebet dan diresmikan oleh Gubernur Ali

Sadikin.

Secara umum perjalanan tersebut dapat digambarkan sebagai

berikut;

a. Tahun 1971 s.d. 1984 Masa yang panjang dan kerja keras menapak

mencari jati diri.

b. Tahun 1984 s.d. 1989 Mencanangkan diri sebagai lembaga

pendidikan yang taat aturan, bebas dari perkelahian/ tawuran antar

pelajar, dan menjadikan sekolah sebagai Pusat Sumber Belajar.

c. Tahun 1989 s.d. 1994 Menciptakan suasana kerja-sama yang

harmonis antar semua warga sekolah untuk meraih prestasi di bidang

akademis dan non akademis.

Page 57: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

47

d. Tahun 1994 s.d. 1996 SMA Negeri 8 Jakarta ditetapkan dan ditunjuk

oleh Kanwil Depdikbud DKI Jakarta sebagai “Sekolah Unggulan dan

Plus” tingkat Propinsi.

e. Tahun 1994 s.d. 2000 Menempatkan diri pada peringkat/papan atas

tingkat propinsi maupun nasional dalam Evaluasi Belajar Tahap Akhir

Nasional (EBTANAS) dan Ujian Masuk Pergruan Tinggi Negeri

(UMPTN), sekaligus mengembangkan bentuk pelayanan dengan

membuka “Program Akselerasi (Percepatan Belajar 2 tahun dari

program 3 tahun)”

f. Tahun 2002 s.d. 2003 Menjadi piloting Kurikulum 2004

g. Tahun 2004 Dimulai Rintisan Kelas Internasional dan menjadi Pusat

Sumber Belajar Astronomi

h. Tahun 2005 s.d. 2006 Peringkat UAN terbaik SMA Negeri se-Jakarta

i. Tahun 2006 s.d. 2007 Ditunjuk oleh Direktorat Pendidikan Menengah

Umum sebagai sekolah rintisan bertaraf Internasional. Kelas

Internasional resmi menjadi center dan pengunaan KTSP ( Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan )

2. Visi dan Misi serta Tujuan SMA Negeri 8 Jakarta

VISI

Menjadi sekolah bertaraf internasional terbaik di Indonesia

MISI

Melaksanakan kegiatan dan pembinaan akhlak mulia dan budi pekerti.

Page 58: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

48

Menyelenggarakan sistem pembelajaran yang mendorong aktualisasi

kompetensi siswa.

Melaksanakan pembinaan dan pengembangan SDM

Meyelenggarakan kegiatan pengembangan bakat dan minat berbasis

kebutuhan dan orientasi masa depan.

Menyelenggarakan kegiatan seni budaya dan olah raga yang

berorientasi mutu dan prestasi.

Menyelenggarakan sistem pembelajaran berbasis TI dan berbahasa

Inggris

Menyelenggarakan sistem administrasi sekolah yang berbasis TI,

terbuka dan berorientasi pelayanan.

Menjalin kerjasama dengan Perguruan Tinggi dan instansi lain dalam

kemitraan strategis.

Menyediakan sarana pembelajaran dan pendukungnya yang memadai

dan berbasis TI

Tujuan

1. Mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dengan

mengacu kepada Standar nasional dan Internasional (Pengembangan

Kurikulum)

2. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang interaktif, kreatif,

partisipatif dan relevan (Proses pembelajaran)

3. Mengembangkan sistem penilaian yang valid, Reliabel dan Akurat

sebagai dasar pengambilan keputusan (Penilaian/Evaluasi)

Page 59: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

49

4. Melakukan pembinaan dan pengembangan Profesional Guru

(Pengetahuan, Pengajaran, Kepribadian) dan Karyawan

(Pengembangan SDM)

5. Melengkapi sarana pembelajaran secara efektif dan efisien (Sarana

Prasarana)

6. Mengelola Pembiayaan pendidikan secara bertanggung jawab dan

Terbuka (Pembiayaan)

7. Pengelolaan sekolah yang berorientasi kepada perbaikan terus menerus

dan kepuasan pelanggan. (Manajemen Sekolah)

8. Menyelenggarakan kegiatan pembinaan keimanan, kreativitas,

kepemimpinan dan kepribadian siswa (pembinaan Kesiswaan)

9. Mendorong tumbuh dan berkembangnya kultur sekolah yang kondusif

bagi pencapaian visi (Pengembangan kultur sekolah)

10. Membuat jaringan kerjasama dengan lembaga baik dari dalam maupun

luar negeri (Kerjasama)

11. Mendorong dan mewadahi partisipasi masyarakat untuk berkontribusi

dalam meningkatkan kualitas pendidikan (partisipasi masyarakat)

KEBIJAKAN MUTU

Kebijakan mutu pendidikan dapat diperoleh melalui singkatan

SMAN DELAPAN, sebagai berikut:

S : Senantiasa sempurna dalam Input, Output, Proses dan Outcame

M : Memenuhi kebutuhan dan Tutuntan Stake Holder

A : Ajak semua bersinergi

Page 60: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

50

N : Nilai-nilai Profesionalisme di junjung tinggi

D : Dapatkan Keunggulan Imtaq dan Iptek

E : Efektif dan Efisien dalam bekerja

L : Loyal Pada Sekolah

KEUNGGULAN

SMA Plus berstandar Nasional/Internasional

Perpaduan IMTAQ, IPTEK dan Cipta Karsa

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diperkaya dengan

kurikulum CIE

Tenaga pengajar yang profesional dan kompeten dalam bidangnya

Pengembangan kreatifitas, kemandirian dan kompetitif

Siap bersaing secara lokal, nasional dan internasional

Lulusannya diterima di perguruan tinggi ternama dalam dan luar negeri

Sarana & prasarana yang memadai

Page 61: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

51

3. Proses Pembelajaran Matematika di Kelas Akselerasi

1. Perencanaan

Menurut guru matematika yang mengajar di kelas akselerasi

SMAN 8, seperti biasa persiapan menyangkut aspek bahan ajar yang

akan dipergunakan pada pembelajaran di kelas. Tentunya bahan ajar

tersebut menurut guru itu telah disesuaikan dengan RPP yang telah

disusun di awal tahun ajaran 2010/2011. selain itu, guru tersebut juga

menggunakan laptop sebagai media penyimpan data yang sewaktu-

waktu diperlukan dalam memberikan soal-soal yang berhubungan

dengan materi.

Pada perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru meliputi

aspek menyiapkan rencana pembelajaran, menerangkan tujuan

pembelajaran, mengadakan pre-test, dan mengadakan brainstorming.

Dari kesemua indikator tersebut, semua terdapat pada guru dalam

mempersiapkan diri untuk mengajar. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa guru memiliki persiapan matang dalam

melaksanakan tugas mengajar di kelas akselerasi.

2. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas

akselerasi dilakukan dengan cara-cara yang bervariasi tergantung dari

materi yang diajarkan. Setiap pelaksanaan pembelajaran, sistem

pemecahan masalah menjadi suatu pendekatan yang dominan di dalam

kelas. Guru memberikan kesempatan yang luas kepada siswa-siswa

Page 62: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

52

untuk mengutarakan penemuan atau mengungkapkan masalah yang

ditemukan sebelum atau sesudah proses pembelajaran berlangsung.

Kesulitan yang dihadapi siswa pada pembelajaran matematika

harus dipecahkan oleh mereka sendiri. Guru hanya memberikan

stimulasi dan pola-pola umum dalam pemecahan masalah yang

muncul. Oleh karena itu, pembelajaran matematika dilaksanakan

dengan pembelajaran berbasis masalah, pemberian tugas, dan

eksperimen. Di antara pendekatan tersebut, pembelajaran berbasis

masalah lebih banyak diterapkan di dalam kelas akselerasi.

Pembelajaran berbasis masalah membuat siswa aktif

melakukan tanya jawab, siswa bebas mengemukakan gagasan,

membantah pendapat guru, atau bahkan mengajukan solusi dalam

penyelesaian soal-soal matematika.

Dalam hal menyampaikan materi kepada siswa-siswa kelas

akselerasi, guru tersebut lebih banyak memberikan umpan balik

(feedback), mendengarkan saran dan pendapat para siswa. Guru tidak

banyak berbicara dan mencatat, melainkan berdiskusi kepada siswa.

Cara ini dilakukan mengingat tingkat kecerdasan siswa-siswa kelas

akselerasi di atas rata-rata kelas reguler.

Pembelajaran matematika di kelas akselerasi dilengkapi

dengan laptop yang diberikan masing-masing kepada siswa. Di dalam

kelas juga disediakan slide, jaringan internet wireless yang mudah

diakses oleh siswa untuk mendapatkan data yang diinginkan. Boleh

Page 63: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

53

dibilang bahwa proses pembelajaran yang menggunakan fasilitas di

kelas akselerasi adalah pembelajaran berbasis ICT (Information

Communication Technology).

Media yang sering dipakai adalah alat-alat peraga realia

(kubus, balok, prisma, media berdimensi tiga, dan sebagainya),

program komputerisasi untuk membuat aplikasi lingkaran dan

beberapa media pembelajaran lainnya.

3. Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan dengan cara pemberian tes yang

dilakukan setiap kompetensi dasar (KD) dituntaskan oleh siswa. Siswa

yang belum tuntas menguasai kompetensi dasar tersebut dilakukan

remedial oleh guru bersangkutan dengan target waktu satu minggu.

Jenis tugas yang diberikan kepada siswa berbentuk essay. Tugas itu

bersifat dua jenis, kelompok dan individu.

Dalam memberikan penilaian kepada siswa untuk nilai akhir,

guru melakukan beberapa hal. Pertama, penilaian proses yaitu

penilaian yang diberikan oleh guru dalam menilai penampilan siswa

selama proses pembelajaran berlangsung. Menurut guru tersebut,

penampilan yang dinilai adalah: keaktifan siswa, gagasan yang

disampaikan dalam diskusi atau tanya jawab, dan tingkat partisipasi

pada materi itu. Kedua, penilaian melalui tes individu, yaitu

memberikan soal-soal setiap kompetensi dasar yang telah diajarkan

kepada siswa dengan pengembangan indikator-indikator sesuai

Page 64: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

54

kebutuhan siswa. Ketiga, hasil membuat makalah atau eksperimen

yang telah digagas dalam bentuk tulisan.

B. Gambaran Siswa SMAN 8

Pembahasan tentang pembelajaran matematika di kelas akselerasi

dimulai dengan mendeksripsikan keadaan siswa. Berikut adalah daftar siswa

kelas X program akselerasi SMAN 8 Jakarta:

Tabel 4.2. Daftar Siswa Kelas X Program Akselerasi

No Nama Siswa Jenis Kelamin

1 Ardie Nirvansyah Laki-laki

2 Arsyie Patriannisa Perempuan

3 Briliant Putri Perempuan

4 Cecilia Farah Damayanti Perempuan

5 Eulogia Eldisa Ayu Lestari Perempuan

6 Geraldine Nadita Perempuan

7 Getty Innash N Perempuan

8 Indra Utami Perempuan

9 Primawesti Widya Iswari Perempuan

10 Sazkia Amanda Perempuan

11 Syamsul Hadi Saputra Laki-laki

Berdasarkan daftar siswa di atas diketahui jumlah tersebut

diklasifikasikan kepada jenis kelamin, maka diperoleh data sebagai berikut:

Page 65: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

55

Tabel 4.3. Tabel Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Prosentase

Laki-Laki 2 18,2%

Perempuan 9 77,8%

Jumlah 11 100%

Berdasarkan tabel 4.3 di atas diperoleh bahwa jumlah siswa berjenis

kelamin laki-laki sebanyak 2 orang dari 11 siswa (18,2%), sedangkan jumlah

siswa berjenis kelamin perempuan adalah 9 orang dari 11 siswa (77,8%). Ini

menunjukkan bahwa tingkat kecerdasan siswa perempuan lebih dominan

dibandingkan dengan tingkat kecerdasan laki-laki.

Berdasarkan teknik analisis data yang telah dijelaskan pada bab

sebelumnya, maka data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara.

Observasi dan wawancara tersebut ditujukan kepada siswa dan guru yang

berhubungan dengan permasalahan penelitian.

Variabel penelitian yang diteliti meliputi karakteristik siswa,

karakteristik pelajaran, metode pembelajaran, strategi penyampaian serta

pengelolaan kegiatan, hasil pembelajaran yang meliputi efektivitas, efisiensi

dan daya tarik pembelajaran.

Gambaran yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi proses

pembelajaran matematika yang dilaksanakan di dalam ruang kelas. Gambaran

itu meliputi aktivitas guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai

evaluasi pembelajaran matematika. Dari aspek siswa, deskripsi meliputi

Page 66: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

56

persiapan siswa sebelum proses pelajaran matematika dimulai, proses

pembelajaran yang sedang berlangsung, sampai pada akhir kegiatan

pembelajaran.

Tabel 4.4

Peserta Program Akselerasi

No. Tahun Ajaran Jumlah Siswa Lulus UN Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

2001 – 2002

2002 – 2003

2003 – 2004

2004 – 2005

2005 – 2006

2006 – 2007

15

16

15

14

12

15

15 (100%)

16 (100%)

15 (100%)

14 (100%)

12 (100%)

15 (100%)

7 orang diterima SPMB di

UI dan 6 orang di ITB, 2

orang di UNDIP.

8 orang diterima SPMB di

UI, 4 orang di UGM, 3

orang di ITB, 1 orang di

University Mitsui Jepang

10 orang diterima SPMB

di ITB, 4 orang di UI, dan

1 orang di UNPAD

7 orang diterima SPMB di

UI, 4 orang di ITB, dan 2

orang di UGM, 1 orang di

Universitas Singapore

6 orang diterima SPMB di

ITB, 4 orang di UI, 1

orang USU,dan 1 orang di

UGM

7 orang diterima SPMB di

ITB, 5 orang di UI,1 orang

di ITS,School of Busness

Management (Singapore)

1 orang, politeknik

Singapore 1 siswa

5 orang diterima SPMB di

ITB, 4 orang di UI,1 orang

Page 67: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

57

7.

8.

9.

2007 – 2008

2008 – 2009

2009 - 2010

12

15

15

12(100%)

15 (100%)

15 (100%)

University Belanda, 2

orang di Asia Pasifik

Universty (APU), 1 orang

di NUS

8 orang diterima

SNMPTN di ITB, 4 orang

di UI,1 orang di UNDIP, 1

orang di Universty

Belanda, 1 orang di MIT

(Filipina)

8 orang di terima

SNMPTN di UI, 5 orang

di ITB, 1 orang di USU, 1

orang di Nanyang

Technological Universty

(NTU)

C. Pelaksanaan Kelas Akselerasi di SMAN 8 Jakarta

Pelaksanaan kelas akselerasi di SMAN 8 dimulai daritahapan sebagai

berikut:

1. Rekrutmen siswa

Pada tahapan rekrutmen dilakukan melalui berbagai macam kegiatan

secara bertahap yang mencakup pendataan, pengamatan, seleksi, dan

pengambilan keputusan.

Pada tahapan rekrutmen dilakukan melalui berbagai kegiatan secara

bertahap yang mencakup:

1) Pendataan, tahap pendataan dimulai sejak siswa masuk di SMA

Negeri 8 Jakarta. Hal-hal yang dilakukan yaitu dengan melihat data

Page 68: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

58

akademis yaitu dengan melihat data akademis yang sudah diperoleh

di tingkat SLTP;

1. Nilai STTB SLTP

2. Nilai Ujian Akhir Nasional (UAN)

3. Nilai Rapor tiap semester di SLTP

Berdasarkan pendataan yang diperoleh melalui di atas akan

terjaring kelompok siswa yang memiliki nilai tertinggi.

2) Pengamatan, siswa yang sudah terjaring selanjutnya dalam kurun

waktu 1 bulan secara terus meneruus diamati oleh tim yang

dibentuk yakni guru-guru yang mengajar di kelas tersebut. Hal-hal

yang di amati meliputi kecepatan menguasai materi pelajaran,

kemampuan berpikir kritis, kemampuan mengemukakan pendapat

secara lisan dan tertulis

3) Seleksi, bagi siswa yang dinominasikan akan segera diberikan les

kemampuan psykhotes siswa berbakat dengan menunjuk pada teori

keberbakatan Renzuli meliputi pengukuran aspek: Intelegensi

(superior), kreativitas tinggi dan komitmen juga tinggi. Tes

akademik tertulis meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,

Matematika dan IPA.

4) Pengambilan Keputusan, setelah melakukan semua tahapan Kepala

Sekolah dan Tim Guru Penyeleksi melakukan rapat membahas data-

data yang diperoleh berupa hasil tes dan nilai-nilai pengamatan

diambil beberapa siswa terbaik untuk mengikuti kelas akselerasi.

Page 69: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

59

2. Kegiatan belajar mengajar

Keberadaan guru dalam kegiatan belajar mengajar memainkan

peran yang cukup penting dalam pelaksanaan program kelas akselerasi.

Guru yang dipilih adalah guru-guru yang mengajar di kelas reguler dan

memiliki kualifikasi serta kemampuan yang memadai untuk melayani

siswa-siswa yang memiliki tingkat kecerdasan luar biasa.

Strategi pembelajaran yang sering dipakai di kelas akselerasi

SMAN 8 Jakarta adalah mengarahkan siswa percepatan untuk

menemukan sendiri (discovery oriented) bukan semata-mata guru

mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa.1

Strategi-strategi yang diterapkan di kelas akselerasi SMAN 8

Jakarta selain berorientasi penemuan adalah strategi pembelajaran

memeczhkan masalah (problem-solving strategies). Setiap pertemuan di

dalam kelas, guru mengutarakan permasalahan terbaru tentang

problematika pembelajaran matematika. Kemudian, siswa diberikan

waktu seminggu untuk mencari penyelesaian yang akurat dan

komprehensif.

Strategi berikutnya yang dipakai adalah strategi kognitif (cognitive

strategies). Strategi ini menekankan pada aspek kreativitas siswa dalam

menguasai bidang tertentu dengan jalan masing-masing. Siswa diberikan

kebebasan untuk menggunakan cara yang dianggap paling sesuai dengan

1 SMAN 8 Jakarta, Program Percepatan Belajar di SMA Negeri 8 Jakarta. Tanpa Tahun,

SMAN 8 Jakarta, hal. 8

Page 70: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

60

permasalahan yang dihadapi. Strategi ini juga menstimulasi nalar siswa

untuk berfikir kreatif dengan menjauhi strategi menghafal konsep-

konsep, rumus dan fakta.

Strategi pembelajaran lain adalah strategi variatif (variative

strategy). Siswa diberikan aneka perbedaaan berupa media, sumber dan

alat pembelajaran serta cara menganalisi sumber tersebut untuk

memperoleh kebenaran yang bersifat rasional.

3. Bimbingan dan Penyuluhan

Bimbingan dan penyuluhan merupakan rangkaian proses yang

mesti dilakukan dalam rangka menyukseskan program akselerasi di

SMAN 8 Jakarta. Mengingat siswa pada program akselerasi berpacu

dengan waktu yang sangat terbatas sehingga mengharuskan dirinya

bekerja ekstra keras, keterbatasan waktu luang untuk bersama dan

bersosialisasi dengan teman dan keluarga, kompetisi yang sangat ketat,

itu semua berimplikasi pada tingkat tekanan psikologis siswa. Tekanan

tersebut bisa berupa stres, frustrasi, mudah marah, dan merasa terasing

dengan lingkungannya.2 Oleh karenanya, bimbingan dan penyuluhan

sangat berperan besar untuk menetralisasi kondisi psikologis siswa pada

keadaan semula.

Hasil perolehan data dimulai dengan membahas proses

pembelajaran matematika di kelas akselerasi. Proses-proses tersebut

dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

2 SMAN 8 Jakarta, Program Percepatan……….hal.12

Page 71: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

61

4. Perencanaan

Menurut guru matematika yang mengajar di kelas akselerasi

SMAN 8, seperti biasa persiapan menyangkut aspek bahan ajar yang

akan dipergunakan pada pembelajaran di kelas. Tentunya bahan ajar

tersebut menurut guru itu telah disesuaikan dengan RPP yang telah

disusun di awal tahun ajaran 2010/2011. selain itu, guru tersebut juga

menggunakan media laptop sebagai alat bantu pembelajaran yang

sewaktu-waktu diperlukan dalam memberikan materi yang berhubungan

dengan pokok bahasan.

Pada perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru meliputi

aspek menyiapkan rencana pembelajaran, menerangkan tujuan

pembelajaran, mengadakan pre-test, dan mengadakan brainstorming.

Dari kesemua indikator tersebut, guru bidang studi matematika berupaya

memenuhi indikator-indikator yang telah ditetapkan. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa guru memiliki persiapan yang baik dalam

melaksanakan tugas mengajar di kelas akselerasi.

5. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas akselerasi

dilakukan dengan cara-cara yang bervariasi tergantung dari materi yang

diajarkan. Setiap pelaksanaan pembelajaran, sistem pemecahan masalah

menjadi suatu pendekatan yang dominan di dalam kelas. Guru

memberikan kesempatan yang luas kepada siswa-siswa untuk

Page 72: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

62

mengutarakan penemuan atau mengungkapkan masalah yang ditemukan

sebelum atau sesudah proses pembelajaran berlangsung.

Kesulitan yang dihadapi siswa pada pembelajaran matematika

harus dipecahkan oleh mereka sendiri. Guru hanya memberikan stimulasi

dan pola-pola umum dalam pemecahan masalah yang muncul. Oleh

karena itu, pembelajaran matematika dilaksanakan dengan pembelajaran

berbasis masalah, pemberian tugas, dan eksperimen. Di antara

pendekatan tersebut, pembelajaran berbasis masalah lebih banyak

diterapkan di dalam kelas akselerasi.

Pembelajaran berbasis masalah membuat siswa aktif melakukan

tanya jawab, siswa bebas mengemukakan gagasan, membantah pendapat

guru, atau bahkan mengajukan solusi dalam penyelesaian soal-soal

matematika.

Guru menyampaikan materi kepada siswa-siswa kelas akselerasi,

guru tersebut lebih banyak memberikan umpan balik (feedback),

mendengarkan saran dan pendapat para siswa. Guru melontarkan

permasalahan aktual yang menjadi bahan diskusi bagi siswa. Cara ini

dilakukan mengingat tingkat kecerdasan siswa-siswa kelas akselerasi di

atas rata-rata kelas reguler.

Pembelajaran matematika di kelas akselerasi dilengkapi dengan

perangkat multimedia yang diberikan masing-masing kepada siswa. Di

dalam kelas juga disediakan alat bantu berbasis teknologi (proyektor),

jaringan internet wireless yang mudah diakses oleh siswa untuk

Page 73: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

63

mendapatkan data yang diinginkan. Boleh dibilang bahwa proses

pembelajaran yang menggunakan fasilitas di kelas akselerasi adalah

pembelajaran berbasis ICT (Information Communication Technology).

Pembelajaran berbasis ICT menggunakan perangkat-perangkat

komputer dalam membahas materi-materi matematika seperti

pembahasan bidang datar, peluang, statistika dasar, dan seterusnya.

Perangkat itu digunakan untuk mempermudah guru dalam

menyampaikan materi, dengan manampilkan gambar, diagram, proses

perhitungan yang merangsang siswa untuk mengetahui secara mendalam.

Media yang sering dipakai adalah alat-alat peraga realia (kubus,

balok, prisma, media berdimensi tiga, dan sebagainya), program

komputerisasi untuk membuat aplikasi lingkaran dan beberapa media

pembelajaran lainnya.

6. Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan dengan cara pemberian tes yang dilakukan

setiap kompetensi dasar (KD). Siswa yang belum tuntas menguasai

kompetensi dasar tersebut dilakukan remedial oleh guru bersangkutan

dengan target waktu satu minggu. Jenis tugas yang diberikan kepada

siswa berbentuk essay. Tugas itu bersifat dua jenis, kelompok dan

individu.

Dalam memberikan penilaian kepada siswa untuk nilai akhir,

guru melakukan beberapa hal. Pertama, penilaian proses yaitu penilaian

yang diberikan oleh guru dalam menilai penampilan siswa selama proses

Page 74: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

64

pembelajaran berlangsung. Instrumen observasi dalam pelaksanaan

pembelajaran diketahui bahwa, penampilan yang dinilai adalah: keaktifan

siswa, gagasan yang disampaikan dalam diskusi atau tanya jawab, dan

tingkat partisipasi pada materi itu. Kedua, penilaian melalui tes individu,

yaitu memberikan soal-soal setiap kompetensi dasar yang telah diajarkan

kepada siswa dengan pengembangan tujuan pembelajaran yang sesuai

kebutuhan siswa (misalnya matematika untuk olimpiade). Ketiga, hasil

membuat makalah atau eksperimen yang telah digagas dalam bentuk

tulisan.

D. Analisis Temuan Penelitian

Hasil perolehan data dimulai dengan membahas proses pembelajaran

matematika di kelas akselerasi. Proses-proses tersebut dilakukan melalui

tahapan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Menurut guru matematika yang mengajar di kelas akselerasi

SMAN 8, seperti biasa persiapan menyangkut aspek bahan ajar yang akan

dipergunakan pada pembelajaran di kelas. Tentunya bahan ajar tersebut

menurut guru itu telah disesuaikan dengan RPP yang telah disusun di awal

tahun ajaran 2010/2011. selain itu, guru tersebut juga menggunakan media

laptop sebagai alat bantu pembelajaran yang sewaktu-waktu diperlukan

dalam memberikan materi yang berhubungan dengan pokok bahasan.

Page 75: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

65

Pada perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru meliputi

aspek menyiapkan rencana pembelajaran, menerangkan tujuan

pembelajaran, mengadakan pre-test, dan mengadakan brainstorming. Dari

kesemua indikator tersebut, guru bidang studi matematika berupaya

memenuhi indikator-indikator yang telah ditetapkan. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa guru memiliki persiapan yang baik dalam

melaksanakan tugas mengajar di kelas akselerasi.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas akselerasi

dilakukan dengan cara-cara yang bervariasi tergantung dari materi yang

diajarkan. Setiap pelaksanaan pembelajaran, sistem pemecahan masalah

menjadi suatu pendekatan yang dominan di dalam kelas. Guru

memberikan kesempatan yang luas kepada siswa-siswa untuk

mengutarakan penemuan atau mengungkapkan masalah yang ditemukan

sebelum atau sesudah proses pembelajaran berlangsung.

Kesulitan yang dihadapi siswa pada pembelajaran matematika

harus dipecahkan oleh mereka sendiri. Guru hanya memberikan stimulasi

dan pola-pola umum dalam pemecahan masalah yang muncul. Oleh karena

itu, pembelajaran matematika dilaksanakan dengan pembelajaran berbasis

masalah, pemberian tugas, dan eksperimen. Di antara pendekatan tersebut,

pembelajaran berbasis masalah lebih banyak diterapkan di dalam kelas

akselerasi.

Page 76: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

66

Pembelajaran berbasis masalah membuat siswa aktif melakukan

tanya jawab, siswa bebas mengemukakan gagasan, membantah pendapat

guru, atau bahkan mengajukan solusi dalam penyelesaian soal-soal

matematika. Guru menyampaikan materi kepada siswa-siswa kelas

akselerasi, guru tersebut lebih banyak memberikan umpan balik

(feedback), mendengarkan saran dan pendapat para siswa. Guru

melontarkan permasalahan aktual yang menjadi bahan diskusi bagi siswa.

Cara ini dilakukan mengingat tingkat kecerdasan siswa-siswa kelas

akselerasi di atas rata-rata kelas reguler.

Pembelajaran matematika di kelas akselerasi dilengkapi dengan

perangkat multimedia yang diberikan masing-masing kepada siswa. Di

dalam kelas juga disediakan alat bantu berbasis teknologi (proyektor),

jaringan internet wireless yang mudah diakses oleh siswa untuk

mendapatkan data yang diinginkan. Boleh dibilang bahwa proses

pembelajaran yang menggunakan fasilitas di kelas akselerasi adalah

pembelajaran berbasis ICT (Information Communication Technology).

Pembelajaran berbasis ICT menggunakan perangkat-perangkat

komputer dalam membahas materi-materi matematika seperti pembahasan

bidang datar, peluang, statistika dasar, dan seterusnya. Perangkat itu

digunakan untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi,

dengan manampilkan gambar, diagram, proses perhitungan yang

merangsang siswa untuk mengetahui secara mendalam. Media yang sering

dipakai adalah alat-alat peraga realia (kubus, balok, prisma, media

Page 77: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

67

berdimensi tiga, dan sebagainya), program komputerisasi untuk membuat

aplikasi lingkaran dan beberapa media pembelajaran lainnya.

3. Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan dengan cara pemberian tes yang dilakukan

setiap kompetensi dasar (KD). Siswa yang belum tuntas menguasai

kompetensi dasar tersebut dilakukan remedial oleh guru bersangkutan

dengan target waktu satu minggu. Jenis tugas yang diberikan kepada siswa

berbentuk essay. Tugas itu bersifat dua jenis, kelompok dan individu.

Guru memberikan penilaian kepada siswa untuk nilai akhir, guru

melakukan beberapa hal. Pertama, penilaian proses yaitu penilaian yang

diberikan oleh guru dalam menilai penampilan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Instrumen observasi dalam pelaksanaan

pembelajaran diketahui bahwa, penampilan yang dinilai adalah: keaktifan

siswa, gagasan yang disampaikan dalam diskusi atau tanya jawab, dan

tingkat partisipasi pada materi itu. Kedua, penilaian melalui tes individu,

yaitu memberikan soal-soal setiap kompetensi dasar yang telah diajarkan

kepada siswa dengan pengembangan tujuan pembelajaran yang sesuai

kebutuhan siswa (misalnya matematika untuk olimpiade). Ketiga, hasil

membuat makalah atau eksperimen yang telah digagas dalam bentuk

tulisan.

Berikut adalah hasil temuan penelitian di lapangan berdasarkan

kisi-kisi instrumen yang telah dibuat:

1. Persiapan proses belajar mengajar.

Page 78: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

68

Persiapan siswa sebelum pelaksanaan pembelajaran

matematika di kelas akselerasi dapat dijelaskan pada aspek berikut ini:

a. Membaca materi pelajaran, jumlah siswa yang menjawab jenis ini

sebanyak 3 siswa.

b. Mendengarkan musik untuk mendapatkan penyegaran otak.

Jumlah responden ini sebanyak 1 orang.

c. Melakukan latihan-latihan dalam menjawab soal matematika,

jumlah siswa yang menjawab ini sebanyak 4 siswa.

d. Jarang membaca buku matematika dengan alasan kurang suka

pelajarannya. Hanya ada 1 orang siswa.

Dari gambaran tersebut di atas diketahui bahwa siswa lebih

banyak mempersiapkan diri dengan membaca materi atau

mengerjakan soal-soal matematika di rumah. Fakta ini

mengindikasikan bahwa persiapan matang mutlak diperlukan dalam

menguasai materi di kelas. Fakta tersebut mengindikasikan dengan

kuat bahwa para siswa kelas akselerasi memiliki persiapan matang

dengan mengeksplorasi terlebih dahulu materi di rumah sebelum

dibahas bersama di dalam kelas. Dengan aktivitas demikian, proses

pembelajaran yang berlangsung berjalan efektif dan efisien.

Fakta lain juga ditemukan, bahwa sebagian besar para siswa rajin

mencari sumber-sumber bahan ajar di internet yang ada di rumah

mereka, atau di sekitar rumah. Bahan-bahan ajar itu dipelajari secara

Page 79: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

69

serius untuk dicari pemecahan dan mengintroduksi ke dalam materi yang

ada pada kurikulum.

Sedangkan persiapan mengajar guru lebih pada sistem

koordinasi, memberikan fasilitas dan ketersediaan sumber-sumber bahan

ajar yang akan dibahas. Selain RPP dan silabus serta buku panduan, guru

juga mencari sumber-sumber bahan ajar tersendiri di internet. Dengan

demikian, terjadi proses pembelajaran yang interaktif antara guru dan

siswa.

Guru juga tidak lupa mempersiapkan perangkat-perangkat

teknologi seperti laptop dan bahan presentasi dalam format power point.

Tetapi ini tergantung materi dan tingkat kesulitan pelajar matematika

yang diberikan. Menurut sebagian guru matematika, penggunaan slide

tidak dilakukan setiap waktu.

2. Aktivitas Pembelajaran dan Pengajian Informasi

Pembelajaran yang berlangsung dalam kelas akselerasi berbeda

dengan kelas-kelas reguler lainnya yang ada pada SMA Negeri 8 Jakarta.

Perbedaan tersebut terletak pada aspek berikut ini:

a. Formasi tempat duduk di kelas

Di dalam formasi tempat duduk siswa kelas akselerasi

menggunakan formasi yang mobile. Artinya, di setiap waktu dan

kesempatan, perubahan bentuk tempat duduk bisa berbentuk huruf

U. Pada kesempatan yang lain berbentuk oval (berbentuk bulat

dengan guru yang berada di tengah-tengah), pada kesempatan lain

Page 80: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

70

dapat berbentuk per kelompok dengan dua siswa yang saling

berhadap-hadapan.

Formasi yang berganti-ganti ini dilakukan karena jumlah

siswa yang mengikuti program kelas akselerasi dalam satu kelas

tidak lebih dari 15 siswa. Dengan demikian, ruang kelas dengan

mudah disetting sesuai dengan kebutuhan dan keadaan materi yang

diajarkan.

b. Interaksi guru dan siswa

Interaksi guru dan siswa berlangsung dalam suasana

keakraban, tidak ada jarak antara kedua belah pihak tanpa

mengurangi rasa hormat siswa kepada guru. Guru tidak sungkan-

sungkan mengakui dan menghargai pendapat dan temuan siswa hasil

rekayasa teknik dan kalkulasi matematis yang tidak konvensional.

Pada sisi siswa, mereka juga sering diberikan kesempatan

oleh guru menjadi pengajar sementara untuk mempresentasikan hasil

penemuan yang diperoleh sebelum masuk ke dalam kelas. Menurut

hasil pengamatan dan wawancara, diperoleh fakta bahwa sistem

asisten guru berlaku di kelas akselerasi. Sistem ini layaknya sistem

yang diberlakukan di perguruan tinggi, dengan menempatkan asisten

dosen pada mata kuliah tertentu. Yang membedakan dari sistem

asisten dosen adalah bahwa siswa diberikan kesempatan yang sama

pada suatu waktu untuk mempresentasikan temuan inovatif yang

berhubungan dengan materi yang diberikan kepada mereka.

Page 81: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

71

c. Kematangan guru dalam mengajar

Dari jawaban senang, banyak asalan yang mengemuka, antara

lain dapat digambarkan sebagai berikut:

1) Karena guru selalu mengajarkan sesuai dengan petunjuk atau

cara yang berurutan;

2) Karena cara menyampaikan pesan penuh dengan humor dan

hiburan yang dapat menghilangkan kejenuhan;

3) Karena guru mnyampaikan penuh melalui cara-cara yang

interaktif yang membuat siswa dapat mengembangkan bakat dan

potensinya;

4) Karena guru memberikan kesempatan yang luas kepada para

siswa untuk memperoleh pengetahuan.

Sedangkan jawaban yang kadang-kadang hanya beralasan

bahwa apa yang disampaikan oleh guru matematika sulit dimengerti

oleh siswa tersebut. Dan bagi siswa yang menjawab tidak senang

dengan apa yang disampaikan guru memiliki alasan bahwa siswa

tersebut hanya menangkap materi pelajaran di sekolah dengan

kisaran pemahaman antara 15 – 20%.

d. Cara siswa dalam menyelesaikan tugas

Guru menyelesaikan suatu masalah matematika, siswa

diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk mencari,

menemukan, dan memformulasikan perhitungan matematika di luar

jalur yang tersedia. Oleh karena itu, mereka selalu memanfaatkan

Page 82: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

72

fasilitas laboratorium matematika yang tersedia di SMAN 8 Jakarta,

dengan fasilitas internet dan aplikasi-aplikasi matematika lain.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, mereka lebih

senang mengerjakan tugas secara individual dibandingkan

berkelompok. Fakta ini mempertegas bahwa, siswa kelas akselerasi

yang memiliki kecerdasan tinggi ingin berusaha secara mandiri

dalam menyelesaikan tugas-tugas matematika.

Mereka mencari rumus-rumus dan konsep-konsep dasar

matematika di internet, jurnal-jurnal langganan sekolah, buku

matematika terbitan luar negeri yang tersedia di perpustakaan

sekolah, sampai mereka menemukan misteri matematika tersebut

secara maksimal.

e. Teknik menyelesaikan soal matematika

Mayoritas dari jawaban siswa-siswa adalah dikerjakan

dengan sendiri sampai menemukan jawabannya. Sekiranya tidak

memperoleh jawaban maka pilihan berada pada pihak berikut:

1) Guru, pihak guru menjadi alternatif terakhir untuk memperoleh

jawaban yang benar;

2) Orang tua dan anggota keluarga, rata-rata pihak keluarga

merupakan kelas menengah ke atas, dari aspek pendidikan

setiangkat level sarjana dan pasca sarjana. Sehingga, ketika

siswa-siswa mengalami kesulitan orang tua menjadi tumpuan

jawaban;

Page 83: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

73

3) Teman sekelas dan kelas di atasnya, biasanya ini dilakukan untuk

memperoleh jawaban dengan cepat dan efektif.

Temuan yang lain adalah bahwa guru jarang menggunakan

media pembelajaran di kelas, meskipun tersedia fasilitas internet dan

slide di kelas. Dari jawaban siswa-siswa kelas akselerasi

menyebutkan bahwa semua siswa (100%) menjawab guru

matematika tidak menggunakan media pembelejaran di kelas. Alat-

alat yang biasa digunakan adalah spidol, papan tulis, dan buku

pelajaran.

Beberapa jawaban yang mengemuka meskipun guru tidak

menggunakan media:

1) Pemahaman matematika tidak tergantung pada media yang

dipakai oleh guru, melainkan sering tidanya siswa berlatih (drill)

menjawab soal-soal matematika setiap kesempatan mempelajari

matematika itu sendiri;

2) Justru dengan metode problem based-learning (memberikan

umpan yang harus diselesaikan siswa), memberikan tugas dan

resitasi, siswa-siswa lebih menangkap esensi pelajaran

matematika.

Hal itu sesuai dengan jawaban siswa atas hasil wawancara

diketahui bahwa siswa yang menjawab tentang cara yang paling

mudah dalam memahami materi pada pelajaran matematika adalah

dengan pembelajaran berbasis masalah dengan jumlah 8 siswa

Page 84: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

74

(72,8%). Kemudian jawaban siswa yang menggunakan alat peraga

untuk mempermudah pemahaman materi matematika berjumlah 2

siswa (18,2%), dan yang menjawab dengan cara atraktif dengan

jumlah siswa yang menjawab sebanyak 1 orang (9,1%).

Jawaban yang menjadi mayoritas dari responden adalah

dengan pembelajaran berbasis masalah. Siswa yang menemukan

masalah pada materi tertentu menjadi bahasan yang akan

didiskusikan dan dicarikan pemecahan masalah. Setiap kesempatan

pembelajaran matematika, lebih dari satu masalah muncul yang pada

umumnya bersumber dari siswa.

Meskipun demikian, mereka merasa pelajaran matematika

tetap sulit dan rumit karena padatnya kurikulum yang harus di

selesaikan dalam waktu relatif cepat. Deskripsi jawaban yang

mengalami kesulitan adalah sebagai berikut:

1) Tingkat kerumitan matematika itu sendiri, terutama menyangkut

rumus-rumus dan konsep matematika;

2) Kurang konsentrasi;

3) Kurang cepat memahami penjelasan guru;

4) Tidak menyukai pelajaran matematika.

Para siswa kelas akselerasi merasakan kemudahan dalam

menyelesaikan masalah. Karakteristik jawaban yang menjawab

mudah dalam pelajaran matematika adalah:

1) Karena gemar dengan pelajaran matematika;

Page 85: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

75

2) Karena merasa materi pelajaran matematika yang ada di sekolah

relatif mudah, kecuali untuk soal-soal yang diujikan mada

olimpiade matematika dan sains.

f. Kehadiran siswa

Kehadiran siswa hanya dipatok 75% dari keadaan normal. Ini

berbeda dengan kelas konvensional dengan kewajiban kehadiran

95% dari jumlah hari yang aktif dalam satu semester. Namun, siswa

diberikan buku supervisi belajar yang dilakukan di luar kelas atau

sekolah.

Para siswa biasanya diberikan waktu belajar di tempat lain

secara berkelompok, dengan menyerahkan bukti kunjungan atau

tugas dengan disertai hasil penelitian atau temuan. Tugas tersebut

dapat dipresentasikan di dalam kelas dengan diundang beberapa

perwakilan kelas yang berada di lingkungan sekolah SMAN 8

Jakarta.

g. Tempat belajar

Kelas akselerasi dilaksanakan dalam format yang berbeda,

tidak sama dengan kelas-kelas reguler atau konvensional lainnya

yang pada umumnya dilakukan. Pada kelas akselerasi di SMAN 8

Jakarta, rasio tempat pembelajaran di dalam kelas dan di luar kelas

adalah 50 : 50. Rasio ini menunjukkan bahwa target kurikulum yang

harus diselesaikan siswa dan guru dalam rentang waktu yang relatif

Page 86: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

76

singkat (3 tahun harus selesai dalam 2 tahun), maka strategi dan

kerativitas pembelajaran mutlak dilakukan, termasuk pemilihan

tempat pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, ada beberapa

tempat yang digunakan dalam pembelajaran matematika, yaitu:

1) Laboratorium matematika. Di tempat ini biasanya siswa seharian

penuh melakukan analisa dan penyelesaian soal-soal matematika

di laboratorium matematika SMAN 8 Jakarta.

2) Perpustakaan sekolah. Selain laboratorium matematika, proses

pembelajaran juga dilangsungkan di perpustakaan sekolah yang

cukup memadai, terutama ketersediaan buku-buku referensi

matematika dan jurnal luar negeri yang sangat membantu siswa

menyelesaikan masalah.

3) Perpustakaan Fakultas MIPA perguruam tinggi yang ada di

wilayah jakarta, seperti Universitas Indonesia, Universitas Negeri

Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Gunadarma,

Universitas Trisakti dan sebagainya. Di tempat itu pula dilakukan

sharing dan kajian bersama dengan beberapa mahasiswa senior

dan dosen-dosen matematika di perguruan tinggi setempat.

4) Lembaga-Lembaga Riset dan Kajian Strategis seperti LIPI

(Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Puspitek Serpong,

LAPAN (Lembaga Penelitian Antariksa Nasional), dan

sebagainya.

Page 87: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

77

h. Model Pembelajaran yang digunakan

Model pembelajaran yang sering digunakan adalah pembelajaran

mandiri terstruktur dengan model pembelajaran berbasis masalah

(problem based-learning). Model pembelejaran yang mengemuka dari

jawaban siswa-siswa adalah dengan berlatih soal-soal setiap hari,

menggunakan alat peraga, dan disampaikan dengan menyenangkan.

Namun, landasan pembelajaran yang sering dilaksanakan adalah

pembelajaran berbasis masalah.

E. Pembahasan

Perolehan data penelitian yang telah dideskripsikan di atas secara

komprehensif, maka diperoleh beberapa hal baru yang berhubungan dengan

proses pembelajaran matematika di dalam kelas X program akselerasi SMA

Negeri 8 Jakarta.

Bahwa proses pembelajaran matematika dilakukan dengan cara-cara

yang lebih menekankan keaktifan siswa. Siswa-siswa pada kelas akselerasi

diberikan fasilitas yang memadai, seperti pemberian laptop untuk masing-

masing siswa. Dengan demikian proses pembelajaran yang berlangsung di

dalam kelas dapat diimplementasikan melalui metode ICT (information

communication technology).

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, diperoleh penemuan

bahwa setiap bulan dilakukan aktivitas outbond. Aktivitas ini bertujuan untuk

Page 88: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

78

mengasah kreativitas siswa, menumbuhkembangkan inovasi dan solusi dalam

suatu permasalahan, meningkatkan kerja sama yang bersifat konstruktif-

akademis, dan menghilangkan kejenuhan beban belajar yang begitu padat per

minggu.

Pelaksanaan outbond sendiri terselenggara berkat kerja sama dengan

orang tua siswa, yang menginginkan anak-anak mereka memperoleh

penyegaran (fresh). Pihak sekolah memfasilitasi kegiatan tersebut dengan

memberikan bantuan tenaga ahli, ahli psikologi dan shock teraphy.

Model atau metode pembelajaran matematika yang sering digunakan

pada kelas akselerasi di SMAN 8 Jakarta adalah pembelajaran berbasis

masalah (learning based-problem). Setiap siswa diberikan kesempatan yang

seluas-luasnya untuk mengemukakan masalah yang muncul pada saat proses

pembelajaran berlangsung. Kompetensi Dasar (KD) yang menjadi instrumen

pokok materi yang akan dibahas tentu diperluas dengan masalah-masalah yang

muncul di kelas. Masalah tersebut harus didiskusikan dan dicarikan

pemecahan di antara siswa itu sendiri.

Permasalahan yang tidak dapat diatasi oleh siswa akan dikonsultasikan

kepada guru untuk dijadikan jalan keluarnya. Namun, guru tetap memberikan

kesempatan memecahkan masalah untuk pertemuan berikutnya. Siswa

diharuskan mencari di solusi di luar kelas.

Page 89: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

79

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi data penelitian melalui observasi dan

wawancara kepada pihak guru dan siswa, serta pembahasan di atas maka

disimpulkan beberapa aspek sebagai berikut:

Page 90: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

80

1. Proses pembelajaran matematika di kelas akselerasi SMAN 8 Jakarta

dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah

(learning based-problem). Pembahasan materi tetap disesuikan dengan

kurikulum yang ada, ditambah dengan subjek pembahasan yang diajukan

oleh siswa yang dibahas, didiskusikan dan dicarikan pemecahan masalah

secara kolektif.

2. Dalam proses pembelajaran matematika di kelas akselerasi sebagian besar

menyatakan bahwa siswa sangat aktif, banyak terlibat dalam proses

belajar, merasa senang belajar, memahami penjelasan yang disampaikan

oleh guru, penggunaan waktu belajar sudah efektif dan efesien serta

mereka puas terhadap apa yang sudah mereka capai dalam pembelajaran

matematika. Meskipun ada sebagian kecil siswa menyatakan pernah

mengalami jenuh dalam pembelajaran matematika, itu tidak berpengaruh

pada hasil penemuan bahwa pembelajaran matematika berjalan sangat

baik, menyenangkan dan lebih aktraktif dengan program outbond yang

diadakan diluar kelas.

B. Saran

Berikut adalah beberapa saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti,

antara lain kepada pihak:

1. Guru, hendaknya menggunakan perangkat media yang lebih atraktif

sehingga mengurangi rasa jenuh dan kesulitan di dalam kelas, meskipun

soal yang dihadapi sangat berat.

Page 91: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

81

2. Siswa-siswa kelas akselerasi, hendaknya mengedepankan aspek

kontekstual, yaitu menghubungkan konsep-konsep matematika dengan

kehidupan nyata.

3. Pihak kepala sekolah, hendaknya memberikan fasilitas yang memadai

berupa laboratorium matematika yang berisi dengan alat-alat peraga,

sketsa rumus-rumus dan segala hal yang berhubungan dengan matematika.

4. Orang tua siswa, hendaknya memberikan dukungan penuh berupa

bimbingan moril dan arahan yang bermanfaat bagi pertumbuhan motivasi

dalam mempelajari matematika.

DAFTAR PUSTAKA

Al. Krismanto. 2003. Beberapa Teknik, Model, dan Strategi dalam Pembelajaran

Matematika. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Penataran Guru

Matematika Direktorat Jenderal Dikdasmen

Ambarjaya, S. Beni. 2008. Model-Model Pembelajaran Kreatif. Bandung: Tinta

Emas Publishing

Page 92: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

82

Azra, Azyumardi. 2006. Paradigma Baru Pendidikan Nasional: Rekonstruksi dan

Demokratisasi. Jakarta: Penerbit Kompas

Biehler, F. Robert dan Jack Snowman. 1990. Psychology Applied to Teaching.

Sixt Edition. Boston : Houghton Mifflin Company

Depdiknas. Panduan bagi Guru dan Orang Tua Pengertian, Konsep, dan

Identifikasi Siswa Cerdas Istimewa. Jakarta: Direktorat Pembinaan

Sekolah Luar Biasa Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar

Menengah Kementrian Pendidikan Nasional, 2010

Depdiknas. Memahami dan Menangani Cerdas Istimewa dengan Berbagai

Masalah yang Menghambat Prestasi Akademis. Jakarta: Direktorat

Pembinaan Sekolah Luar Biasa Direktorat Jenderal Manajemen

Pendidikan Dasar Menengah Kementrian Pendidikan Nasional, 2010

Depdiknas. Panduan Guru dan Orang Tua Pendidikan Cerdas Istimewa. Jakarta:

Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Direktorat Jenderal Manajemen

Pendidikan Dasar Menengah Kementrian Pendidikan Nasional, 2010

Gamayanti, Meigita. 2009. Persoalan Kelas Akselerasi dalam http://meigitarius

.blogspot.com/2009/10/persoalan-kelas-akselerasi.html

Hartarti. 2006. Perspektif Psikologi Program Akselerasi Bagi Anak Berbakat

Akademik.dalam http://pusdiklatdepdiknas.net/dmdocuments/Akselerasi-

Hartati.pdf

Hawadi, Reni Akbar. 2003. Akselerasi: A –Z Informasi Program Percepatan

Belajar dan Anak Berbakat Intelektual. Jakarta: Grasindo

Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo, cet.-7.

Markaban. 2006. Model Pembelajaran Matematiika dengan Pendekatan

Penemuan Terbimbing. Yogakarta: Pusat Pengembangan Penataran Guru

Matematika Departemen Pendidikan Nasional

Marsigit. Pendekatan Matematika Realistik pada Pembelajaran Pecahan di SMP

dalam http://pbmmatmarsigit.blogspot.com/ disadur pada 5 Agustus 2010

Munandar, S. C. Utami. 1999. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak

Sekolah: Petunjuk Bagi Para Guru dan Orang Tua. Jakarta: Grasindo

Nungki P.S. 2008. Membantu Anak Belajar Matematika. Yogyakarta: Penerbit

Tugu

Page 93: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

83

Nurbayani, Siti. Program Percepatan Kelas (Akselerasi) Bagi Siswa yang

Memiliki Kemampuan Unggul, dalam http://pusdiklatdepdiknas.net/

Nurkolis. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah Teori, Model dan Aplikasi. Jakarta:

Grasindo

Riduwan. 2004. Pengantar Statistik. Bandung: Penerbit Alfabeta

Rose, Colin dan Nicholl, J. Malcolm. 2009. Accelerated Learning: Cara Belajar

Cepat Abad XXI. Bandung: Penerbt Nuansa

Setiawan. 2006. Model Pembelajaran Matematiika dengan Pendekatan

Investigasi. Yogakarta: Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika

Departemen Pendidikan Nasional

Shadiq, Fadjar. 2009. Model-Model Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta:

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan (PPPPTK) Matematika

Smith, L. Patricia dan Ragan, J. Tillman. 1993. Instructional Design. New York:

Macmillan Publishing Company

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2008. Metode Penelitian Survey. Jakarta:

LP3ES

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bdung:

Penerbit Alfabeta

Suriasumantri, Jujun s. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Cet-17.

Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Tilaar, H.A.R.. 2005. Manifesto Pendidikan Nasional: Tinjauan dari Perspektif

Postmodernisme dan Studi Kultural. Jakarta: Penerbit Kompas

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group

Wardhani, Sri. 2004. Pembelajaran Matematika Kosntekstual di SMP.

Yogyakarta: Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) Direktorat

Jenderal Dikdasmen

Widyantini. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan

Kooperatif. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika

Page 94: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

84

LAMPIRAN 1

Tabel 1. Daftar Proses Pembelajaran di Kelas Akselerasi

No Penyajian informasi dan situasi

Pembelajaran

Jawaban Keterangan

Ya Tidak

1 Membahas PR √

2 Mengadakan apersepsi √

Page 95: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

85

3 Menerangkan materi dengan metode

ceramah

4 Menerangkan manfaat materi dalam

kehidupan sehari-hari

5 Menerangkan materi dengan sistematis √

6 Menjelaskan penerapan rumus dengan

contoh

7 Menguasai bahan ajar √

8 Menjelaskan materi dengan

LCD/Laptop

9 Memperhatikan siswa secara

menyeluruh

10 Menerangkan dengan suara jelas √

11 Memberikan kesempatan pada siswa

untuk bertanya

12 Memberikan latihan individual √

13 Memberikan latihan kelompok √

14 Memberikan rewards kepada siswa √

15 Membahas latihan yang diberikan √

16 Mengumpulkan tugas yang diberikan √

17 Mengembalikan hasil latihan siswa

yang dikumpulkan

18 Memberikan tugas PR individu √

Page 96: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

72

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi data penelitian melalui observasi dan

wawancara kepada pihak guru dan siswa, serta pembahasan di atas maka

disimpulkan beberapa aspek sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran matematika di kelas akselerasi SMAN 8 Jakarta

dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah

(learning based-problem). Pembahasan materi tetap disesuikan dengan

kurikulum yang ada, ditambah dengan subjek pembahasan yang diajukan

oleh siswa yang dibahas, didiskusikan dan dicarikan pemecahan masalah

secara kolektif.

2. Pembelajaran matematika di kelas akselerasi sebagian besar responden

menyatakan bahwa pembelajaran matematika berlangsung sangat aktif,

banyak terlibat dalam proses belajar, merasa senang belajar, memahami

penjelasan yang disampaikan oleh guru, penggunaan waktu belajar sudah

efektif dan efesien serta mereka puas terhadap apa yang sudah mereka

capai dalam pembelajaran matematika. Meskipun ada sebagian kecil siswa

menyatakan pernah mengalami jenuh dalam pembelajaran matematika.

Page 97: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

73

B. Saran

Berikut adalah beberapa saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti,

antara lain kepada pihak:

1. Guru, hendaknya menggunakan perangkat media yang lebih atraktif

sehingga mengurangi rasa jenuh dan kesulitan di dalam kelas, meskipun

soal yang dihadapi sangat berat.

2. Siswa-siswa kelas akselerasi, hendaknya mengedepankan aspek

kontekstual, yaitu menghubungkan konsep-konsep matematika dengan

kehidupan nyata.

3. Pihak kepala sekolah, hendaknya memberikan fasilitas yang memadai

berupa laboratorium matematika yang berisi dengan alat-alat peraga,

sketsa rumus-rumus dan segala hal yang berhubungan dengan matematika.

4. Orang tua siswa, hendaknya memberikan dukungan penuh berupa

bimbingan moril dan arahan yang bermanfaat bagi pertumbuhan motivasi

dalam mempelajari matematika.

Page 98: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

74

DAFTAR PUSTAKA

Al. Krismanto. 2003. Beberapa Teknik, Model, dan Strategi dalam Pembelajaran

Matematika. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Penataran Guru

Matematika Direktorat Jenderal Dikdasmen

Ambarjaya, S. Beni. 2008. Model-Model Pembelajaran Kreatif. Bandung: Tinta

Emas Publishing

Azra, Azyumardi. 2006. Paradigma Baru Pendidikan Nasional: Rekonstruksi dan

Demokratisasi. Jakarta: Penerbit Kompas

Biehler, F. Robert dan Jack Snowman. 1990. Psychology Applied to Teaching.

Sixt Edition. Boston : Houghton Mifflin Company

Depdiknas. Panduan bagi Guru dan Orang Tua Pengertian, Konsep, dan

Identifikasi Siswa Cerdas Istimewa. Jakarta: Direktorat Pembinaan

Sekolah Luar Biasa Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar

Menengah Kementrian Pendidikan Nasional, 2010

Depdiknas. Memahami dan Menangani Cerdas Istimewa dengan Berbagai

Masalah yang Menghambat Prestasi Akademis. Jakarta: Direktorat

Pembinaan Sekolah Luar Biasa Direktorat Jenderal Manajemen

Pendidikan Dasar Menengah Kementrian Pendidikan Nasional, 2010

Depdiknas. Panduan Guru dan Orang Tua Pendidikan Cerdas Istimewa. Jakarta:

Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Direktorat Jenderal Manajemen

Pendidikan Dasar Menengah Kementrian Pendidikan Nasional, 2010

Gamayanti, Meigita. 2009. Persoalan Kelas Akselerasi dalam http://meigitarius

.blogspot.com/2009/10/persoalan-kelas-akselerasi.html

Hartarti. 2006. Perspektif Psikologi Program Akselerasi Bagi Anak Berbakat

Akademik.dalam http://pusdiklatdepdiknas.net/dmdocuments/Akselerasi-

Hartati.pdf

Hawadi, Reni Akbar. 2003. Akselerasi: A –Z Informasi Program Percepatan

Belajar dan Anak Berbakat Intelektual. Jakarta: Grasindo

Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo, cet.-7.

Markaban. 2006. Model Pembelajaran Matematiika dengan Pendekatan

Penemuan Terbimbing. Yogakarta: Pusat Pengembangan Penataran Guru

Matematika Departemen Pendidikan Nasional

74

Page 99: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

75

Marsigit. Pendekatan Matematika Realistik pada Pembelajaran Pecahan di SMP

dalam http://pbmmatmarsigit.blogspot.com/ disadur pada 5 Agustus 2010

Munandar, S. C. Utami. 1999. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak

Sekolah: Petunjuk Bagi Para Guru dan Orang Tua. Jakarta: Grasindo

Nungki P.S. 2008. Membantu Anak Belajar Matematika. Yogyakarta: Penerbit

Tugu

Nurbayani, Siti. Program Percepatan Kelas (Akselerasi) Bagi Siswa yang

Memiliki Kemampuan Unggul, dalam http://pusdiklatdepdiknas.net/

Nurkolis. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah Teori, Model dan Aplikasi. Jakarta:

Grasindo

Riduwan. 2004. Pengantar Statistik. Bandung: Penerbit Alfabeta

Rose, Colin dan Nicholl, J. Malcolm. 2009. Accelerated Learning: Cara Belajar

Cepat Abad XXI. Bandung: Penerbt Nuansa

Setiawan. 2006. Model Pembelajaran Matematiika dengan Pendekatan

Investigasi. Yogakarta: Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika

Departemen Pendidikan Nasional

Shadiq, Fadjar. 2009. Model-Model Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta:

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan (PPPPTK) Matematika

Smith, L. Patricia dan Ragan, J. Tillman. 1993. Instructional Design. New York:

Macmillan Publishing Company

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2008. Metode Penelitian Survey. Jakarta:

LP3ES

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bdung:

Penerbit Alfabeta

Suriasumantri, Jujun s. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Cet-17.

Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Tilaar, H.A.R.. 2005. Manifesto Pendidikan Nasional: Tinjauan dari Perspektif

Postmodernisme dan Studi Kultural. Jakarta: Penerbit Kompas

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group

Page 100: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

76

Wardhani, Sri. 2004. Pembelajaran Matematika Kosntekstual di SMP.

Yogyakarta: Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) Direktorat

Jenderal Dikdasmen

Widyantini. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan

Kooperatif. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika

Page 101: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 102: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

Hasil Wawancara dengan Guru Bidang Studi Matematika

Hari, tanggal : Rabu, 2 Februari 2011

Yang diwawancara : Karto Suyoso

Waktu : 11.30 WB

Lokasi : Ruang Wakil Kepala Sekolah

Peneliti : Persiapan apa saja yang bapak lakukan terlebih dahulu sebelum mengajar?

Guru : tidak ada persiapan apa-apa,yang paling penting badan sehat saja. Persiapan

materi dan metode instan saja dan sudah hafal di luar kepala. Untuk

Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP) sudah dibuat di awal semester dan

itu kita buat bersama-sama dan sudah baku, dan kita di kelas tinggal

menggembangkan saja, karena materi sudah hafal dan metode itu tidak bisa

dipersiapkan jadi kita lihat situasi dan kondisi siswanya dan nanti kita

sesuaikan.

Peneliti : Bagaimana cara bapak menyampaikan materi pelajaran kepada siswa?

Guru : ya biasa saja tergantung suasananya, tergantung materi yang diajarkan apa,

kadang ada materi tertentu yang kita harus kreatif artinya tidak baku dan

metodenya bervariasi.

Peneliti : Metode pembelajaran seperti apa yang sering bapak gunakan?

Guru : Tidak ada metode yang istimewa di kelas akselerasi, hanya perlu

penanganan khusus pada kelas ini karena kelas ini kelas kecil dari kelas

yang lain. Namun karena aksel anaknya cerdas-cerdas metodenya lebih

bervariatif seperti tanya jawab,penemuan, resistasi dan eksperimen.

Setidaknya mereka lebih antusia dalam belajar matematika dibandingkan

kelas regular.

Peneliti : Selama mengajar apakah ada kesulitan yang bapak hadapi?

Guru : Insyaallah tidak ada.

Peneliti : Dalam penggunaan metode tersebut, apa saja yang menjadi pertimbangan?

Guru : ya lihat situasi dan kondisi, dalam hal ini materinya apa dan situasi anaknya

bagaimana. Dan anaknya sangat amat cepat nangkap.

Peneliti : Fasilitas apa saja yang disediakan untuk menunjang metode tersebut?

Guru : Fasiltas yang digunakan tidak banyak,Cuma menggunakan fasilitas yang ada

dikelas saja, Alhamdulillah di kelas aksel dapat bantuan dari pemerintah

Page 103: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

untuk penggadaan komputer (laptop) untuk anak-anak dan juga dikelas

tersebut ditunjang akses internet.

Peneliti : Media apakah yang sering digunakan dalam pembelajaran di kelas

akselerasi?

Guru : Pengguanaan media disesuaikan saja dengan kebutuhan.

Peneliti : Bagaimana cara bapak menilai keberhasilan belajar siswa ?

Guru : Biasa saja dengan test-test. Namun ada penilain tambahan di kelas ini bisa

lewat pembelajaran berlangsung atau keaktifan siswa dikelas, test individu,

dan juga penugasan-penugasan, baik itu PR atau pun tugas kelompok.

Page 104: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

Panduan wawancara dengan siswa

1). Apa yang anda lakukan di rumah sebelum pembelajaran matematika dimulai ?

2). Apakah kalian menyenangi belajar matematika dengan pembelajaran yang diajarkan

oleh guru?

3). Bagaimana cara anda menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru ?

4). Apakah anda mengalami kesulitan dalam belajar matematika? Kenapa,faktor-faktor

apa yang mempengaruhi !

5). Bagaimana cara kamu jika menemukan soal-soal yang sulit?

6). Apakah guru kamu menggunakan media pada tiap kali pembelajaran? Dengan

media itu apakah kamu lebih paham?

7). Model pembelajaran seperti apa yang menurut anda lebih mudah,ketika memahami

materi?

8). Berapa nilai tes akhir matematika anda ?

Page 105: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

Panduan wawancara dengan Guru

1). Persiapan apa saja yang bapak lakukan terlebih dahulu sebelum mengajar ?

2). Bagaimana cara menyampaikan materi pelajaran kepada siswa?

3). Metode pembelajaran seperti apa yang sering bapak gunakan?

4). Dalam penggunaan metode tersebut,apa saja yang menjadi pertimbangan?

5). Fasilitas apa saja yang disediakan untuk menunjang metode tersebut?

6). Media apakah yang sering digunakan dalam pembelajaran di kelas akselerasi?

7). Bagaimana cara menilai keberhasilan belajar siswa ?

Page 106: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

Hasil Wawancara dengan Siswa

Hari, tanggal : Kamis, 2 Februari 2011

Yang diwawancara : Ardie Nivansyah

Waktu : 09.45 WIB

Lokasi : Kelas Akselerasi

Peneliti : Apa yang kamu lakukan di rumah sebelum pembelajaran matematika dimulai?

Siswa : Mempelajari ulang pelajaran yang diajari saat KBM sebelumnya.

Peneliti : Apakah kalian menyenangi belajar matematika dengan pembelajaran yang diajarkan

oleh guru ? mengapa!

Siswa : Cukup senang, karena gurunya sering ngelawak,jadi tidak terlalu membosankan.

Peneliti : Bagaimana cara kamu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru matematika?

Siswa : seperti biasa, mengerjakan sendiri apabila ada kesulitan Tanya-tanya ke teman dan

guru

Peneliti : Apakah kamu mengalami kesulitan dalam belajar matematika?kenapa!faktor-faktor

apa yang mempengruhi?

Siswa : ya, lumayan karena banyak rumusnya dan saya juga kurang teliti juga.

Peneliti : Bagaimana cara kamu jika menemukan soal-soal yang sulit pada matematika?

Siswa : akan berusaha sebisa saya, kalau sudah nyerah, Tanya kepada orang yang lebih

bisa.

Peneliti : Apakah guru matematika kamu menggunkana media pembelajaran dalam mengajar?

Dengan media itu apakah kamu jadi lebih paham ?

Siswa : nggak.

Peneliti : Model pembelajaran matematika seperti apa yang menurut kamu lebih mudah,

ketika memahami materi ?

Siswa : Mengerjakan soal-soal.

Peneliti : Berapa nilai tes matematika kamu ?

Siswa : nggak terlalu bagus. Rata-rata 75

Page 107: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

Hasil Wawancara dengan Siswa

Hari, tanggal : Kamis, 2 Februari 2011

Yang diwawancara : Arsyi Patriannisa

Waktu : 11.00 WIB

Lokasi : Kelas Akselerasi

Peneliti : Apa yang kamu lakukan di rumah sebelum pembelajaran matematika dimulai?

Siswa : Berdo’a kadang sebelum belajar, mendengarkan musik terlebih dahulu

Peneliti : Apakah kalian menyenangi belajar matematika dengan pembelajaran yang diajarkan

oleh guru ? mengapa!

Siswa : Senang-senang saja. Apalagi jika diajarkan dengan cara dan suasana yang

menyenangkan

Peneliti : Bagaimana cara kamu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru matematika?

Siswa : Mmengerjakan di rumah terlebih dahuluu, jika ada kesulitan baru mengerjakan

dengan teman-teman.

Peneliti : Apakah kamu mengalami kesulitan dalam belajar matematika?kenapa!faktor-faktor

apa yang mempengruhi?

Siswa : Ada kesulitan, salah satunya saya kurang cepat memahami yang diajarkan, selain itu

saya sering hilang konsentrasi.

Peneliti : Bagaimana cara kamu jika menemukan soal-soal yang sulit pada matematika?

Siswa : saya meminta bantuan kepada teman-teman saya, jika kami masih belum

menemukan jawabannya saya akan bertanya kepada guru.

Peneliti : Apakah guru matematika kamu menggunkana media pembelajaran dalam mengajar?

Dengan media itu apakah kamu jadi lebih paham ?

Siswa : Tidak, sebenarnya pemahaaman tidak tergantungg dari ada/tidaknya media tapi

frekuensi berlatihnya

Peneliti : Model pembelajaran matematika seperti apa yang menurut kamu lebih mudah,

ketika memahami materi ?

Siswa : Menurut saya, sebelum guru menerangkan bagaimana cara mengerjakan baru

kemudian saya mencoba mengerjakannya.

Peneliti : Berapa nilai tes matematika kamu ?

Siswa : 90 dan 75

Page 108: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

Hasil Wawancara dengan Siswa

Hari, tanggal : Kamis, 2 Februari 2011

Yang diwawancara : Briliant Putri

Waktu : 10.00 WIB

Lokasi : Kelas Akselerasi

Peneliti : Apa yang kamu lakukan di rumah sebelum pembelajaran matematika dimulai?

Siswa : Pertama-tama siapin dulu kertas coret-coretan terus kerjain soalnya.

Peneliti : Apakah kalian menyenangi belajar matematika dengan pembelajaran yang diajarkan

oleh guru ? mengapa!

Siswa : Seneng-seneng aja sih, karena metode pembelajaraannya standar sih. Tapi gurunya

banyak lawak jadi seru.

Peneliti : Bagaimana cara kamu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru matematika?

Siswa : Dihitung aja.

Peneliti : Apakah kamu mengalami kesulitan dalam belajar matematika?kenapa!faktor-faktor

apa yang mempengruhi?

Siswa : Sebenarnya kalau mata pelajaran matematika di sekolah saya masih bisa mengikuti

dengan cukup baik. Tetapi untuk soal matematika olimpiade, saya masih perlu

bimbingan dari orang tua dan guru.

Peneliti : Bagaimana cara kamu jika menemukan soal-soal yang sulit pada matematika?

Siswa : Saya kerjain sampai ketemu karena bagi saya merupakan sebuah kepuaasaan

tersendiri ketika saya bisa menyelesaikan soal-soal yang sulit. Tetapi kalau masih

belum ketemu juga Tanya ke papa saya.

Peneliti : Apakah guru matematika kamu menggunkana media pembelajaran dalam mengajar?

Dengan media itu apakah kamu jadi lebih paham ?

Siswa : Tidak, guru saya menerangkan secara langsung meskipun tanpa media, tapi saya

tetap dapat memahami pelajaran dengan baik

Peneliti : Model pembelajaran matematika seperti apa yang menurut kamu lebih mudah,

ketika memahami materi ?

Siswa : diberi materi lalu drill soal.

Peneliti : Berapa nilai tes matematika kamu ?

Siswa : 100

Page 109: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

Hasil Wawancara dengan Siswa

Hari, tanggal : Kamis, 2 Februari 2011

Yang diwawancara : Chintya R

Waktu : 10.45 WIB

Lokasi : Kelas Akselerasi

Peneliti : Apa yang kamu lakukan di rumah sebelum pembelajaran matematika dimulai?

Siswa : buka-buka buku, siapin kertas untuk coret-coretan,coba-coba ngerjain soal, kalau ga

bisa, Tanya guru di sekolah.

Peneliti : Apakah kalian menyenangi belajar matematika dengan pembelajaran yang diajarkan

oleh guru ? mengapa!

Siswa : Suka-suka aja, gurunya tidak monoton dan suka melawak.

Peneliti : Bagaimana cara kamu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru matematika?

Siswa : Lihat caranyadi buku, terus coba ngerjain sendiri. Kalau tidak bisa, Tanya teman.

Peneliti : Apakah kamu mengalami kesulitan dalam belajar matematika?kenapa!faktor-faktor

apa yang mempengruhi?

Siswa : Sebenarnya tidak terlalu, tetapi kadang-kadang setelah beberapa lama lupa materi

sebelum-sebelumnya. Jadi, saya sering mengulang-ngulang.

Peneliti : Bagaimana cara kamu jika menemukan soal-soal yang sulit pada matematika?

Siswa : Mencoba mengerjakan sendiri, kalau masih gagal, Tanya teman, kalau masih gagal,

Tanya kakak, kalau masih gagal juga tanya guru.

Peneliti : Apakah guru matematika kamu menggunkana media pembelajaran dalam mengajar?

Dengan media itu apakah kamu jadi lebih paham ?

Siswa : Tidak, walaupun hanya menjelaskan di papan tulis, karena mengajarnya enak. Jadi

paham-paham saja.

Peneliti : Model pembelajaran matematika seperti apa yang menurut kamu lebih mudah,

ketika memahami materi ?

Siswa : Yang biassa saja, santai, tapi setelah diajarkan dikasih soal-soal biar lebih paham.

Peneliti : Berapa nilai tes matematika kamu ?

Siswa : 92

Page 110: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …
Page 111: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

Hasil Wawancara dengan Siswa

Hari, tanggal : Kamis, 2 Februari 2011

Yang diwawancara : Eulogia Eldisa Ayu Lestari

Waktu : 10.00 WIB

Lokasi : Kelas Akselerasi

Peneliti : Apa yang kamu lakukan di rumah sebelum pembelajaran matematika dimulai?

Siswa : Latihan-latihan iseng aja. Kerjain soal-soal yang ada.

Peneliti : Apakah kalian menyenangi belajar matematika dengan pembelajaran yang diajarkan

oleh guru ? mengapa!

Siswa : Lumayan senang, selain interaktif juga lumayan bikin anak berkembang.

Peneliti : Bagaimana cara kamu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru matematika?

Siswa : Dikerjakan aja yang bingung Tanya teman atau guru-guru.

Peneliti : Apakah kamu mengalami kesulitan dalam belajar matematika?kenapa!faktor-faktor

apa yang mempengruhi?

Siswa : kadang-kadang biasanya kalau belum begitu ngerti konsepnya.

Peneliti : Bagaimana cara kamu jika menemukan soal-soal yang sulit pada matematika?

Siswa : Istirahat dulu, minta pencerahan sama tuhan. Mudah-mudahan dapat pencerahan.

Kadang kali inspirasi datang setelah bangun tidur.

Peneliti : Apakah guru matematika kamu menggunkana media pembelajaran dalam mengajar?

Dengan media itu apakah kamu jadi lebih paham ?

Siswa : Nggak, metode ngajat konvesional biasa, malah lebih ngerti.

Peneliti : Model pembelajaran matematika seperti apa yang menurut kamu lebih mudah,

ketika memahami materi ?

Siswa : Interaktif & aktif ngerjain soal-soal aja yang bingung minta bahas.

Peneliti : Berapa nilai tes matematika kamu ?

Siswa : 92 terakhir.

Page 112: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …
Page 113: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

Hasil Wawancara dengan Siswa

Hari, tanggal : Kamis, 2 Februari 2011

Yang diwawancara : Geraldine Nadita

Waktu : 09. 30 WIB

Lokasi : Kelas Akselerasi

Peneliti : Apa yang kamu lakukan di rumah sebelum pembelajaran matematika dimulai?

Siswa : Mengulang yang sudah dipelajari di sekolah sebelumnya dan mengerjakan latihan

dari buku-buku soal yang lain.

Peneliti : Apakah kalian menyenangi belajar matematika dengan pembelajaran yang diajarkan

oleh guru ?

Siswa : Yang diajarkan oleh guru menyenangkan walau kalau kadang-kadang ada yang sulit

dimengerti jadi harus belajar lagi di rumah.

Peneliti : Bagaimana cara kamu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru matematika?

Siswa : Belajar sendiri dan Tanya-tanya saudara yang bisa dan mahir matematika.

Peneliti : Apakah kamu mengalami kesulitan dalam belajar matematika?kenapa!faktor-faktor

apa yang mempengruhi?

Siswa : Tidak begitu karena saya suka matematika ditambah bantuan saudara jika saya ada

kesulitan.

Peneliti : Bagaimana cara kamu jika menemukan soal-soal yang sulit pada matematika?

Siswa : berdoa’a dan berusaha, kalo kita sudah berusaha pasti di situ ada jalan,semua

hasilnya di serahkan kepada allah swt.

Peneliti : Apakah guru matematika kamu menggunkana media pembelajaran dalam mengajar?

Dengan media itu apakah kamu jadi lebih paham ?

Siswa : tidak, hanya buku biasa.

Peneliti : Model pembelajaran matematika seperti apa yang menurut kamu lebih mudah,

ketika memahami materi ?

Siswa : dibawa santai aja,yang penting saya bisa mengerti apa yang diajarkan guru.

Peneliti : Berapa nilai tes matematika kamu ?

Siswa : ada yang bagus ada yang sedang, kalo dirata-ratakan sekitar 80

Page 114: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

Hasil Wawancara dengan Siswa

Hari, tanggal : Kamis, 2 Februari 2011

Yang diwawancara : Getty Innashi N

Waktu : 11.00 WIB

Lokasi : Kelas Akselerasi

Peneliti : Apa yang kamu lakukan di rumah sebelum pembelajaran matematika dimulai?

Siswa : Mengisi soal-soal yang saya bisa.

Peneliti : Apakah kalian menyenangi belajar matematika dengan pembelajaran yang diajarkan

oleh guru ? mengapa!

Siswa : Kadang tidak, karena saya ga nyambung kadang-kadang

Peneliti : Bagaimana cara kamu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru matematika?

Siswa : Gurunya jarang kasih tugas, kalupun ada saya ngerjain yang sebisa saya. Kalo ada

yang tidak bisa, jika tiddak males akan nanya ke guru les.

Peneliti : Apakah kamu mengalami kesulitan dalam belajar matematika?kenapa!faktor-faktor

apa yang mempengruhi?

Siswa : Kadang-kadang, banyak pikiran jadi susah mikirin pelajaran matematika.

Peneliti : Bagaimana cara kamu jika menemukan soal-soal yang sulit pada matematika?

Siswa : Mencoba mengerjakan, jika tidak bisa saya akan bertanya.

Peneliti : Apakah guru matematika kamu menggunkana media pembelajaran dalam mengajar?

Dengan media itu apakah kamu jadi lebih paham ?

Siswa : Tidak

Peneliti : Model pembelajaran matematika seperti apa yang menurut kamu lebih mudah,

ketika memahami materi ?

Siswa : Tidak usah

Peneliti : Berapa nilai tes matematika kamu ?

Siswa : sekitar 80an - 90an.

Page 115: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

Hasil Wawancara dengan Siswa

Hari, tanggal : Kamis, 2 Februari 2011

Yang diwawancara : Indra Utami

Waktu : 11.30 WB

Lokasi : Kelas Akselerasi

Peneliti : Apa yang kamu lakukan di rumah sebelum pembelajaran matematika dimulai?

Siswa : Saya sangat jarang belajar matematika

Peneliti : Apakah kalian menyenangi belajar matematika dengan pembelajaran yang diajarkan

oleh guru ? mengapa!

Siswa : tidak, yang saya tangkap di sekolah cuma sekita 15-20 %

Peneliti : Bagaimana cara kamu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru matematika?

Siswa : gurunya sangat jarang memberikan tugas

Peneliti : Apakah kamu mengalami kesulitan dalam belajar matematika?kenapa!faktor-faktor

apa yang mempengruhi?

Siswa : iya,kurang teliti kak,hehehe. Kalo dimensi 3, sulit ngebayaginya.

Peneliti : Bagaimana cara kamu jika menemukan soal-soal yang sulit pada matematika?

Siswa : di coba-coba,kalo mentok Tanya guru

Peneliti : Apakah guru matematika kamu menggunkana media pembelajaran dalam mengajar?

Dengan media itu apakah kamu jadi lebih paham ?

Siswa : Tidak, tetapi saya senang apa yang diajarkan oleh guru.

Peneliti : Model pembelajaran matematika seperti apa yang menurut kamu lebih mudah,

ketika memahami materi ?

Siswa : mungkin dengan alat peraga, okoknya yang bicara konsep dasar..begitu deh.

Peneliti : Berapa nilai tes matematika kamu ?

Siswa : 86, statis sih nilainya.sekitar itu semenjak di SMA

Page 116: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

Hasil Wawancara dengan Siswa

Hari, tanggal : Kamis, 2 Februari 2011

Yang diwawancara : Mohamad Yafi Zachary

Waktu : 09.40 WIB

Lokasi : Kelas Akselerasi

Peneliti : Apa yang kamu lakukan di rumah sebelum pembelajaran matematika dimulai?

Siswa : Terkadang mempelajari dahulu bab yang akan dipelajari namun tidak rutin.

Peneliti : Apakah kalian menyenangi belajar matematika dengan pembelajaran yang diajarkan

oleh guru ? mengapa!

Siswa : Ya, terkadang untuk belajar rutin.

Peneliti : Bagaimana cara kamu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru matematika?

Siswa : Terkadang mengerjakan bersama teman atau orang tua.

Peneliti : Apakah kamu mengalami kesulitan dalam belajar matematika?kenapa!faktor-faktor

apa yang mempengruhi?

Siswa : Ya, kurang teliti. Terkadang tidak paham konsep karena kurang latihan.

Peneliti : Bagaimana cara kamu jika menemukan soal-soal yang sulit pada matematika?

Siswa : Berusaha mengerjakan. Jika tidak bisa, bertanya pada teman, orang tua dan guru.

Peneliti : Apakah guru matematika kamu menggunkana media pembelajaran dalam mengajar?

Dengan media itu apakah kamu jadi lebih paham ?

Siswa : Belum

Peneliti : Model pembelajaran matematika seperti apa yang menurut kamu lebih mudah,

ketika memahami materi ?

Siswa : Dengan banyak latihan

Peneliti : Berapa nilai tes matematika kamu ?

Siswa : 76

Page 117: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

Hasil Wawancara dengan Siswa

Hari, tanggal : Kamis, 2 Februari 2011

Yang diwawancara : Noni Nabilah Ulfah

Waktu : 10.15 WIB

Lokasi : Kelas Akselerasi

Peneliti : Apa yang kamu lakukan di rumah sebelum pembelajaran matematika dimulai?

Siswa : Mendengarkan music sambil mencoba belajar dikamar sendiri.

Peneliti : Apakah kalian menyenangi belajar matematika dengan pembelajaran yang diajarkan

oleh guru ? mengapa!

Siswa : biasa saja, kadang iya, kadang tidak.

Peneliti : Bagaimana cara kamu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru matematika?

Siswa : Ya dikerjakan saja. Kalo ada yang tidak mengerti bertanya pada orang lain.

Peneliti : Apakah kamu mengalami kesulitan dalam belajar matematika?kenapa!faktor-faktor

apa yang mempengruhi?

Siswa : Kadang-kadang, kalau tidak bisa mengerjakan soal, tidak ada yang bisa dimintai

bantuan.

Peneliti : Bagaimana cara kamu jika menemukan soal-soal yang sulit pada matematika?

Siswa : Mencoba sebisanya, kalau tidak bisa minta diajarin.

Peneliti : Apakah guru matematika kamu menggunkana media pembelajaran dalam mengajar?

Dengan media itu apakah kamu jadi lebih paham ?

Siswa : tidak hanya menggunakn spidol dan papan tulis.

Peneliti : Model pembelajaran matematika seperti apa yang menurut kamu lebih mudah,

ketika memahami materi ?

Siswa : ada alat bantu atau peraga

Peneliti : Berapa nilai tes matematika kamu ?

Siswa : 70

Page 118: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

Hasil Wawancara dengan Siswa

Hari, tanggal : Kamis, 2 Februari 2011

Yang diwawancara : Primawestri Widya Iswari

Waktu : 09.50 WIB

Lokasi : Kelas Akselerasi

Peneliti : Apa yang kamu lakukan di rumah sebelum pembelajaran matematika dimulai?

Siswa : Membaca teorinya terlebih dahulu lalu mencoba mengerjakan soal-soal latihannya.

Peneliti : Apakah kalian menyenangi belajar matematika dengan pembelajaran yang diajarkan

oleh guru ? mengapa!

Siswa : Ya, karena guru selalu mengajarkan dengan petunjuk atau dengan cara berurutan.

Peneliti : Bagaimana cara kamu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru matematika?

Siswa : Mengerjakan tugas sesuai dengan cara dan rumus yang ada di buku atau yang duru

berikan.

Peneliti : Apakah kamu mengalami kesulitan dalam belajar matematika?kenapa!faktor-faktor

apa yang mempengruhi?

Siswa : Terkadang saya mengalami kesulitan karena soal yang cara menghitungnya rumit

dan kemampuan saya yang terbatas. Tetapi kesulitan itu dapat deselesaikan dengan

ketekunan.

Peneliti : Bagaimana cara kamu jika menemukan soal-soal yang sulit pada matematika?

Siswa : Saya berusaha menyelesaikan soal-soal itu sampai soal itu dapatt terselesaikan.

Peneliti : Apakah guru matematika kamu menggunkana media pembelajaran dalam mengajar?

Dengan media itu apakah kamu jadi lebih paham ?

Siswa : tidak, hanya menggunakan buku pedoman, spidol dan papan tulis.

Peneliti : Model pembelajaran matematika seperti apa yang menurut kamu lebih mudah,

ketika memahami materi ?

Siswa : Suatu solusi yang menurut saya lebih menyenangkan misalnya setiap hari

mengerjakan soal secara rutin.

Peneliti : Berapa nilai tes matematika kamu ?

Siswa : 100 dan 88

Page 119: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

LEMBAR UJI REFERENSI

Nama : Gada Mughitsa

NIM : 106017000520

Jur/Fak : Pendidikan Matematika/Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul Skripsi : “ Pembelajaran Matematika Di Kelas Akselerasi SMA Negeri 8

Jakarta ”

No Referensi Paraf Pembimbing

I II

1

2

3

4

5

6

7

Undang- Undang No. 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf

H.A.R. Tilaar. 2005. Manifesto Pendidikan

Nasional: Tinjauan dari Perspektif Postmodernisme dan Studi Kultural. Jakarta: Penerbit Kompas, hal.. 92.

H.A.R. Tilaar. 2005. Manifesto Pendidikan Nasional............. hal. 93

Azyumardi Azra. 2006. Paradigma Baru Pendidikan Nasional: Rekonstruksi dan Demokratisasi. Jakarta: Penerbit Kompas, hal. 6

Nurkolis. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah

Teori, Model dan Aplikasi. Jakarta:

Grasindo, hal. 34

Nurkolis. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah

Teori.............. hal. 35

Sumber nilai diambil dari data rekapitulasi

nilai semester genap Tahun Ajaran 2009/2010 Kelas X akselerasi SMAN 8 Jakarta.

Page 120: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

8

9

10

11

12

13

14

15

16

Menyangkut prestasi ang ditorehkan oleh

siswa-siswa kelas akselerasi dapat

dibaca pada website

www.wangsajaya.wordpress.com

Abdul Wahid Chairulah. 2005. Pengembangan Model Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dan Dinas Di Lingkup Pertanian Kabupaten Sampang.Dalam http://www.damandiri.or.id/detail.php?id=323 disadur tanggal 18 Agustus 2010 jam 22.00, hal. 7

Lia Yulianti. 2009. Pengertian Pembelajaran dalam http://gurulia.wordpress.com/2009/03/25/pengertian-pembelajaran/ disadur pada jam 20.45, 18 Agustus 2010

Muhibbin Syah. 2007. Psikologi Pendidikan

dengan Pendekatan Baru. Bandung:

Rosdakarya, hal. 92

Hafni Ladjid. 2005. Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi. Ciputat: Penerbit Quantum Teaching, hal. 112

Hamzah B. Uno dan Kuadrat. 2009.

Mengelola Kecerdasan dalam

Pembelajaran: Suatu Konsep

Pembelajaran Berbasis Kecerdasan.

Jakarta: Bumi Aksara, hal. 4

http://id.wikipedia.org/wiki/Matematika

http://idb4.wikispaces.com/file/view/lr4006.

2.pdf, hal. 10

Suriasumantri, Jujun s. 2005. Ilmu Dalam

Page 121: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

17

18

19

20

21

22

23

24

Perspektif. Cet-22. Jakarta: Penerbit Obor, hal. 178

Suriasumantri, Jujun s. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Cet-17. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, hal. 190

Suriasumantri, Jujun s. 2003. Filsafat Ilmu

Sebuah Pengantar .............hal. 199

Nungki P.S. 2008. Membantu Anak Belajar Matematika. Yogyakarta: Penerbit Tugu, hal. 13

Fadjar Shadiq. 2009. Model-Model

Pembelajaran Matematika SMP.

Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan

Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan (PPPPTK) Matematika,

hal. 8

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, hal. 22

Widyantini. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kooperatif. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika, hal. 3

Patricia L. Smith dan Tillman J. Ragan. 1993. Instructional Design. New York: Macmillan Publishing Company, hal. 5

Akhmad Sudrajat. 2008. Pengertian Pendekatan,

Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan

Model Pembelajaran. Dalam

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008

/09/12/pengertian-pend ekatan-strategi-

metode-teknik-taktik-dan-model-

pembelajaran/ didownload pada tanggal 14

Page 122: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

Agustus 2010Erman Suherman, dkk,

Strategi Pembelajaran Matematika

Kontemporer, (Bandung: JICA UPI,

2003), h. 68.

Trianto. 2009. Mendesain Model

Pembelajaran Inovatif..............hal. 104

Arikunto, Suharsimi. Pembelajaran

Kontekstual : Suatu Pendekatan Baru. (Bandung : Rosda Karya, 2004) h.12.

Al. Krismanto. 2003. Beberapa Teknik,

Model, dan Strategi dalam

Pembelajaran Matematika.

Yogyakarta: Pusat Pengembangan

Penataran Guru Matematika

Direktorat Jenderal Dikdasmen, hal. 4

Al. Krismanto. 2003. Beberapa Teknik,

Model, dan Strategi .............hal. 4

Widyantini. 2006. Model Pembelajaran

Matematika dengan Pendekatan

Kooperatif. Yogyakarta: Pusat

Pengembangan dan Pemberdayaan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(PPPPTK) Matematika, hal. 3

Widyantini. 2006. Model Pembelajaran Matematika......................hal. 5

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif..............hal. 63

Beni S. Ambarjaya. 2008. Model-Model

Pembelajaran Kreatif. Bandung: Tinta

Emas Publishing, hal. 89

Trianto. 2009. Mendesain Model

Pembelajaran Inovatif..............hal. 64

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif..............hal. 78

Page 123: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif..............hal. 79

Anita Lie. 2010. Cooperative Learning.

Jakarta: Grasindo, cet. Ke-7, hal. 57

Beni S. Ambarjaya. 2008. Model-Model

Pembelajaran...............hal. 88

Widyantini. 2006. Model Pembelajaran Matematika................hal. 7

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif..............hal. 83

Undang-Undang N0. 20 Tahun 2003. dalam

www.bapsi.undip.ac.id/.../uu%20no

.20%20thn%202003%20sisdiknas.pdf

Hartarti. 2006. Perspektif Psikologi Program Akselerasi Bagi Anak Berbakat Akademik.dalam http://pusdiklatdepdiknas.net/dmdocuments/Akselerasi-Hartati.pdf,

Siti Nurbayani. Program Percepatan Kelas

(Akselerasi) Bagi Siswa yang Memiliki

Kemampuan Unggul, dalam

http://pusdiklatdepdiknas.net/

Reni Akbar Hawadi. 2003. Akselerasi: A –Z Informasi Program Percepatan Belajar dan Anak Berbakat Intelektual. Jakarta: Grasindo, hal. 31

Hartarti. 2006. Perspektif Psikologi

Program.................hal. 2

Hartarti. 2006. Perspektif Psikologi Program

Akselerasi Bagi Anak Berbakat

Akademik.dalam

http://pusdiklatdepdiknas.net/dmdocum

ents/Akselerasi-Hartati.pdf, hal. 1

Page 124: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

48

49

50

51

52

53

54

55

Hartarti. Perspektif Psikologi Program

Akselerasi Bagi Anak Berbakat

Akademik.dalam

http://pusdiklatdepdiknas.net/dmdocum

ents/Akselerasi-Hartati.pdf

Lih. Meigita Gamayanti. 2009. Persoalan Kelas Akselerasi dalam http://meigitarius .blogspot.com/2009/10/persoalan-kelas-akselerasi.html

Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl. 2009.

Accelerated Learning: Cara Belajar

Cepat Abad XXI. Bandung: Penerbt

Nuansa, hal. 35

Biehler, F. Robert dan Jack Snowman. 1990. Psychology Applied to Teaching. Sixt Edition. Boston : Houghton Mifflin Company, hal. 126-133

Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl. 2009.

Accelerated Learning…………..hal.

37

Nungki P.S. 2008. Membantu Anak Belajar Matematika. Yogyakarta: Penerbit Tugu, hal. 18-19

Depdiknas. Panduan Guru dan Orang Tua

Pendidikan Cerdas Istimewa. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Menengah Kementrian Pendidikan Nasional, 2010, hal. 3 Ibid, hal. 4

Depdiknas. Panduan bagi Guru dan Orang Tua Pengertian, Konsep, dan Identifikasi Siswa Cerdas Istimewa.

Page 125: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

56

57

58

59

Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Menengah Kementrian Pendidikan Nasional, 2010, hal. 5

Depdiknas. Memahami dan Menangani Cerdas Istimewa dengan Berbagai Masalah yang Menghambat Prestasi Akademis. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Menengah Kementrian Pendidikan Nasional, 2010, hal 153-157

Depdiknas. Panduan Guru dan Orang Tua Pendidikan Cerdas Istimewa. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Menengah Kementrian Pendidikan Nasional, 2010, hal. 68-87

SMAN 8 Jakarta, Program Percepatan Belajar di SMA Negeri 8 Jakarta. Tanpa Tahun, SMAN 8 Jakarta, hal. 8

SMAN 8 Jakarta, Program Percepatan……….hal.12

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:

Penerbit Alfabeta, hal. 8

Page 126: SKRIPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS AKSELARASI …

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Afidah Mas’ud Firdaus, S.Si,M.Pd

NIP. 19610926 198603 2 004 NIP. 19690629 200501 1 003