Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

download Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

of 93

Transcript of Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    1/93

    POLA PEMAKAIAN OBAT ANTI HIPERTENSI PADA

    PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM

    RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG PERIODE

    JANUARI 2015-JUNI 2015

    Skripsi

    Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

    Sarjana Kedokteran (S.Ked)

    Oleh:

    Ivan Alexander Liando

    04121401088

    F A K U L T A S K E D O K T E R A N

    UNIVERSITAS SRIWIJAYA

    2016

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    2/93

    ii

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    3/93

    iii

    PERNYATAAN

    Saya yang bertanda-tangan di bawah ini dengan ini menyatakan bahwa:

    1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

    mendapatkan gelar akademik (sarjana, magister dan/atau doktor), baik di

    Universitas Sriwijaya maupun di perguruan tinggi lainnya.

    2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa

    bantuan pihak lain, kecuali arahan verbal Tim Pembimbing.

    3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

    atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan dicantumkan

    sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan

    dicantumkan dalam daftar pustaka.

    Pernyataan ini Saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari

    terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka Saya

    bersedia menerima sanksi akademik atau sanksi lainnya sesuai dengan norma

    yang berlaku di perguruan tinggi ini.

    Palembang, 20 Januari 2016

    Yang membuat pernyataan

    (Ivan Alexander Liando)

    NIM. 04121401088

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    4/93

    iv

    HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

    TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Sebagai civitas akademik Universitas Sriwijaya, saya yang bertanda tangan di

    bawah ini:

    Nama : IVAN ALEXANDER LIANDO

    NIM : 04121401088

    Program Studi : Pendidikan Dokter Umum

    Fakultas : Kedokteran

    Jenis Karya : Skripsi

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

    Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Hak Bebas Royalti Noneksklusif

    (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

    POLA PEMAKAIAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN

    HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP DR.

    MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG PERIODE JANUARI-JUNI 2015.

    beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

    Noneksklusif ini, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya berhak menyimpan,

    mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

    merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya

    selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai

    pemilik Hak Cipta.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di : Palembang

    Pada tanggal : 20 Januari 2016

    Yang Menyatakan

    (Ivan Alexander Liando)

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    5/93

    v

    ABSTRAK

    POLA PEMAKAIAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN

    HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP DR

    MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG PERIODE

    JANUARI 2015-JUNI 2015

    (Ivan Alexander Liando, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, 71 halaman)

    Pendahuluan: Pemakaian obat antihipertensi merupakan hal yang penting untuk

    diperhatikan dalam tatalaskana hipertensi. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan

    untuk mengetahui pola pemakaian obat yang dikonsumsi pasien hipertensi di

    Poliklinik Penyakit Dalam, mengetahui pola tekanan darah, kombinasi obat, penyakit

    penyerta, dan kesesuaian pemakaian kombinasi obat antihipertensi yang sesuai

    dengan literatur. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi penting

    mengenai pola pemakaian obat antihipertensi.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain potong lintang.

    Data penelitian berasal dari data sekunder rekam medik RSMH Palembang tahun

    2015. Dari 2890 kasus hipertensi, didapat sebanyak 300 (10,4%) pasien yang

    memenuhi kriteria penelitian, selanjutnya dilakukan penelitian untuk mengetahui pola

    tekanan darah, pola pemakaian obat, kombinasi obat yang dipakai pasien hipertensi,

    hingga kesesuaian obat hipertensi sesuai dengan literatur.

    Hasil: Obat antihipertensi yang paling banyak dipakai adalah golongan ARB dengan

    sebaran Candesartan Cilexetile 112 (37,3%) diikuti Valsartan sebanyak 87 (29%),

    diikuti oleh golongan Kanal Kalsium Bloker yaitu Amlodipin Besylate sebanyak 133

    orang (50,7%). Kombinasi obat yang paling sering digunakan adalah golongan ARB

    dan CCB dengan sebaran Candesartan Cilexetile dan Amlodipin Besylate sebanyak27 orang (9%), diikuti oleh Valsartan dan Amlodipin Besylate sebanyak 18 (6%).

    Didapatkan hasil kesesuaian pemakain obat antihipertensi berdasarkan JNC VII lebih

    tinggi (99,4%) dibandingkan dengan ketidaksesuaian pemakaian (0,6%). Berdasarkan

    hasil penelitian juga didapatkan kesesuaian pemakaian obat pada pasien dengen

    compelling indication lebih tinggi (73,1%) dibandingkan dengan ketidaksesuaian

    pemakain obat antihipertensi (26,9%).

    Simpulan: Berdasarkan penelitian yang dilakukan, disimpulkan bahwa kombinasi

    obat yang dikonsumsi oleh pasien hipertensi di RSMH Palembang, sesuai dengan

    literatur.

    Kata Kunci: antihipertensi, kombinasi obat hipertensi, RSMH Palembang.

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    6/93

    vi

    ABSTRACT

    THE USAGE PATTERNS OF ANTIHYPERTENSIVE DRUGS OF

    HYPERTENSIVE PATIENT AT POLYCLINIC OF INTERNAL

    MEDICINE IN RSUP DR. MOHAMMAH HOESIN PALEMBANG

    FROM JANUARY-JUNE 2015

    (Ivan Alexander Liando, Faculty of Medicine University of Sriwijaya, 71 page)

    Background: The usage patterns of antihypertensive drugs is important to be noted in

    giving medication for hypertension. The research aims to know the usage of the

    medicine that has been used by the patient in Polyclinic of Internal Medicine, the

    patterns of blood pressure, combination of antihypertensive drugs, compelling

    indication and the conformance of antihypertensive medication according to

    literature. This research is expected to give important informations about the usage

    patterns of antihypertensive drugs.Methods: This research was a descriptive observational research with cross sectional

    design. The datas was collected from medical record in RSMH Palembang during

    2015. From 2890 case of hypertension, 300 patients data (10,4%) has been collected

    which is meet the criteria of the research, the next step is to do the reseatch about the

    patterns of blood pressure, usage of the medication, combination of the medication

    that has been used by the patients, and conformance of antihypertensive medication

    from literature.

    Result: Based on the result, it was ARB that used widely with distribution of

    Candesartan Cilexetile 112 (37,3%) and followed by Valsartan 87 (29%), it has been

    followed by Calsium Channel Blocker with distribution of Amlodipine Besylate 133

    (50,7%). ARB and CCB is the most combination that has been used with distributionof Candesartan Cilexetile and Amlodipine Besylate 27 (9%) patients, followed by

    Valsartan and Amlodipine Besylate 18 (6%) patients. The result of the conformance

    of drugs utilization is bigger (99,4%) compared to the unconformance of drugs

    utilization (0,6%). Based on the research, the conformance of the antihypertensive

    drugs utilization is larger (73,1%) compared to unconformance of the drugs utilization

    (26,9%).

    Conclusion: Based on the research that has been done, it can be concluded that the

    combination of drugs that consumed by patients in RSMH Palembang is appropriate

    according to the literature.

    Keywords: antihypertensive, combination of antihypertensive drugs, RSMHPalembang.

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    7/93

    vii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan karena atas berkat,

    rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pola

    Pemakaian Obat Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi di Poliklinik Penyakit

    Dalam RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode Januari 2015-Juni

    2015, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran pada

    Program Studi Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran UniversitasSriwijaya.

    Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

    yang sebesar-besarnya kepada dr. Erwin Azmar, SpPD selaku dosen pembimbing

    substansi, dr. Triwani, M. Kes selaku dosen pembimbing metodologi yang telah

    meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, masukan, kritikan dan perbaikan

    terhadap proposal penelitian ini. Ucapan terima kasih juga penulis haturkan

    kepada dosen penguji dr. Erwin Sukandi, SpPD, KKV, FINASIM, dan dr. Syarif

    Husin, M.S. yang telah bersedia menjadi penguji skripsi. Terima kasih juga saya

    sampaikan pada orang tua tercinta, keluarga, dan para sahabat, atas semua

    dukungan dan bantuan, baik berupa pikiran maupun moral dan spiritual dalam

    penyusunan proposal skripsi ini.

    Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dalam hal isi

    maupun cara penulisan proposal skripsi ini. Oleh karena itu, penulis

    mengharapkan saran dan kritik yang membangun sebagai masukan untuk

    perbaikan di masa mendatang. Semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaaat

    bagi kita semua.

    Palembang, 12 Januari 2016

    Penulis

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    8/93

    iviii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii

    HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iii

    HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................................ iv

    ABSTRAK..................................................................................................... v

    ABSTRACT..................................................................................................vi

    KATA PENGANTAR ................................................................................. vii

    DAFTAR ISI...............................................................................................viii

    DAFTAR TABEL.......................................................................................... xDAFTAR DIAGRAM................................................................................... xi

    DAFTAR LAMPIRAN................................................................................xii

    BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

    1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 3

    1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 3

    1.3.1 Tujuan Umum ..................................................................... 3

    1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................... 3

    1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 4

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5

    2.1 Hipertensi ..................................................................................... 5

    2.1.1 Definisi................................................................................ 5

    2.1.2 Epidemiologi ....................................................................... 6

    2.1.3 Etiologi ................................................................................ 6

    2.1.4 Faktor Risiko ....................................................................... 7

    2.1.5 Patogenesis Hipertensi......................................................... 7

    2.1.6 Gejala Klinik ....................................................................... 8

    2.1.7 Tatalaksana.......................................................................... 8

    2.1.8 Tatalaksana Hipertensi Menurut JNC8 ............................. 16

    2.1.9 Komplikasi ........................................................................ 222.2 Kerangka Teori........................................................................... 23

    2.3 Kerangka Konsep....................................................................... 24

    BAB 3 METODE PENELITIAN................................................................. 25

    3.1 Jenis Penelitian........................................................................... 25

    3.2 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 25

    3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 25

    3.3.1 Populasi Target.................................................................. 25

    3.3.2 Populasi Terjangkau.......................................................... 25

    3.3.3 Sampel............................................................................... 25

    3.3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi............................................. 26

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    9/93

    iix

    3.4 Variabel Penelitian..................................................................... 26

    3.5 Definisi Operasional................................................................... 26

    3.6 Cara Kerja/Cara Pengumpulan Data.......................................... 303.7 Cara Pengolahan dan Analisis Data ........................................... 30

    3.8 Kerangka Operasional................................................................ 32

    3.9 Aspek Etik.................................................................................. 33

    BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 34

    4.1 Hasil dan Pembahasan ............................................................... 34

    4.1.1 Jenis Kelamin Pasien Hipertensi ...................................... 34

    4.1.2 Penyakit Penyerta dan Komplikasi Pasien Hipertensi ..... 35

    4.1.3 Tekanan Darah Sistolik Pasien Hipertensi....................... 36

    4.1.4 Tekanan Darah Diastolik Pasien Hipertensi..................... 37

    4.1.5 Pemakaian Obat Pasien Hipertensi .................................. 37

    4.1.6 Kombinasi Pemakaian Obat Pasien Hipertensi................ 404.1.7 Kesesuaian Pemakaian Obat Antihipertensi .................... 45

    4.2 Keterbatasan Penelitian .............................................................. 49

    BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 50

    5.1 Kesimpulan.......................................................................... 50

    5.2 Saran.................................................................................... 52

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 53

    LAMPIRAN................................................................................................. 55

    BIODATA PENULIS .................................................................................. 69

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP..................................................................... 70

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    10/93

    x

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    2.1. Klasifikasi Hipertensi menurut JNC 7...................................................... 5

    2.2. Dosis dan sediaan berbagai diuretik untuk antihipertensi .......................10

    2.3. Dosis dan sediaan Alfa Bloker ................................................................12

    2.4. Sediaan dan dosis ACE-inhibitor dan Angiotensin Receptor Blocker....13

    2.5. Sediaan dan dosis antagonis kalsium.......................................................15

    2.6. Tatalaksana hipertensi menurut JNC 7 tahun 2003 .................................15

    2.7. Perbandingan Guidelines JNC7 dan JNC8..............................................16

    2.8. Strategi untuk Dosis Obat Antihipertensi................................................21

    2.9. Jenis Kelamin Pasien Hipertensi ............................................................343.0. Penyakit Penyerta dan Komplikasi..........................................................35

    3.1. Tekanan Darah Sistolik Pasien Hipertensi ..............................................36

    3.2. Tekanan Darah Diastolik Pasien Hipertensi ............................................37

    3.3. Tabel Obat Beta Bloker ...........................................................................39

    3.4. Tabel Obat Hipertensi Kerja Sentral........................................................40

    3.5. Kombinasi Obat Antihipertensi Pasien Hipertensi Terkontrol................41

    3.6. Kombinasi Obat Antihipertensi Pasien Prehipertensi (Terkontrol).........42

    3.7. Kombinasi Obat Antihipertensi Pasien Hipertensi Kelas 1 (Tidak

    Terkontrol)...............................................................................................43

    3.8. Kombinasi Obat Antihipertensi Pasien Hipertensi Kelas 2 (Tidak

    Terkontrol)...............................................................................................443.9. Kombinasi Obat yang dipakai Pasien Hipertensi ....................................44

    4.0. Kesesuaian Pemakaian Obat Antihipertensi Pasien Hipertensi menurut

    Literatur JNC VII.....................................................................................45

    4.1. Kesesuaian Pemakaian Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi di

    RSMH dengan Literature JNC VII..........................................................47

    4.2. Kesesuaian Pemakaian Obat Antihipertensi Pasien Hipertensi dengan

    Compelling Indicationmenurut Literatur JNC VII .................................48

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    11/93

    xi

    DAFTAR DIAGRAM

    Diagram Halaman

    1.1 Diagram Obat Angiotensin Reseptor Bloker ..............................................38

    1.2 Diagram Obat Kalsium Kanal Bloker.........................................................38

    1.3 Diagram Obat Diuretik................................................................................39

    1.4 Diagram Obat ACE Inhibitor......................................................................40

    `

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    12/93

    xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Data Rekam Medik

    Lampiran 2. Hasil Analisis SPSS

    Lampiran 3. Lembar Konsultasi Skripsi

    Lampiran 4, Surat Kelayakan Etik

    Lampiran 5. Surat Pernyataaan Selesai Pengambilan Data

    Lampiran 6. Artikel

    `

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    13/93

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari sama

    dengan 140 mmHg dan diastolic lebih dari sama dengan 90 mmHg atau bila

    memakai obat antihipertensi (Banegas et al, 2015). Menurut WHO (2013)

    hipertensi hingga sekarang masih merupakan masalah kesehatan di dunia.

    WHO (2013) menyatakan bahwa hipertensi merupakan penyebab dari

    45% kematian pada penyakit kardiovaskular dan 51% kematian akibat stroke.

    Pada tahun 2008, 40% dari orang dewasa yang berusia 25 tahun keatas

    didiagnosa menderita hipertensi, angka kejadian hipertensi meningkat drastic

    dari 600 juta pada tahun 1980 menjadi 1 milyar pada tahun 2008. Menurut

    Center for Disease Control and Prevention tahun 2011-2012, presentaseorang dewasa yang menderita hipertensi sebesar 32,5% (CDC, 2014).

    Di Indonesia, terjadi peningkatan angka kejadian hipertensi dari 7,6%

    pada tahun 2007 menjadi 9,5% pada tahun 2013 (Riskedas, 2013). Menurut

    Pusdatin pada tahun 2014, di Indonesia prevalensi tertinggi hipertensi berada

    di provinsi Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalsel (30,8%), Kaltim

    (29,6%), Jabar (29,4%), dan Gorontalo (29,4%).

    Faktor risiko utama terjadinya penyakit kardiovaskular dan stroke adalah

    hipertensi (Gillespie et al, 2013). Tedjasukmana (2012) mengatakan sekitar 62%

    pasien hipertensi mengalami penyakit kadiovaskular. Oleh sebab itu

    penatalaksanaan hipertensi sangatlah perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya

    peningkatan angka kejadian penyakit kardiovaskuler dan kematian di masa

    mendatang.

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    14/93

    2

    Tatalaksana hipertensi sendiri, dapat dibedakan menjadi tatalaksana

    faktor risiko dan tatalaksana farmakologi, tujuan dari tatalaksana sendiri

    menurut JNC7 tahun 2003 yaitu tatalaksana pada uncomplicated

    hypertension dibedakan dengan hipertensi yang disertai dengan diabetes dan

    gagal ginjal kronik, hal ini mengalami pembaharuan pada JNC8 pada tahun

    2014, tujuan tatalaksana hipertensi yang diberikan pada pasien hipertensi

    tidak dibedakan atau dapat dibilang sama pada semua kondisi pasien

    hipertensi.

    Secara tatalaksana farmakologi, pada JNC7 tahun 2003 lebih

    merekomendasikan 5 kelas obat antihipertensi yang dapat dipertimbangkan

    tetapi lebih menyarankan untuk memberikan thiazide sebagai inisial terapi

    untuk kebanyakan pasien hipertensi, dan memberikan tatalaksana

    farmakologi yang spesifik kepada pasien hipertensi dengan penyerta seperti

    diabetes, gagal ginjal kronik, gagal jantung, miokard infark, stroke, dan risiko

    penyakit kardiovaskular yang tinggi. Hal ini mengalami pembaharuan pada

    JNC8 tahun 2014 yang merekomendasikan pemilihan 4 golongan obatantihipertensi yaitu ACE Inhibitor, ARB, CCB, atau diuretic, tatalaksana

    spesifik hanya diberikan khusus kepada CKD, subgroup diabetic, dan rasial

    yang berbeda khususnya orang kulit hitam.

    Kombinasi dari obat antihipertensi juga mengalami pembaharuan

    menurut JNC8, oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian

    mengenai karakteristik pola pemakaian obat hipertensi pada pasien hipertensi

    yang dirawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Mohammad

    Hoesin Palembang.

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    15/93

    3

    1.2 Rumusan Masalah

    Bagaimana pola pemakaian obat antihipertensi pada pasien hipertensi

    yang dirawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Moh. Hoesin

    Palembang?

    1.3 Tujuan Penelitian

    1.3.1 Tujuan Umum

    Mengetahui pola pemakaian obat antihipertensi pada pasien hipertensi

    yang dirawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Moh.

    Hoesin Palembang.

    1.3.2 Tujuan Khusus

    1. Untuk mengetahui pola tekanan darah pasien hipertensi di

    Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang.

    2. Untuk mengetahui jenis obat antihipertensi yang dipakai pasien

    hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Moh. Hoesin

    Palembang.

    3. Untuk mengetahui kombinasi obat yang dipakai pasien hipertensi

    di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr, Moh. Hoesin Palembang.

    4. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pasien hipertensi yang

    disertai penyakit penyerta dan komplikasi di Poliklinik Penyakit

    Dalam RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang.

    5. Untuk mengetahui kesesuaian pemakaian obat antihipertensi pada

    pasien hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Moh.

    Hoesin Palembang.

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    16/93

    4

    1.4 Manfaat Penelitian

    1. Memberikan gambaran tentang pola pemakaian obat pada pasien

    hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Mohammad

    Hoesin Palembang.

    2. Mendukung upaya perawatan dan pengobatan pasien hipertensi di

    RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.

    3. Menjadi sumber data referensi untuk digunakan dalam penelitian

    lebih lanjut, khususnya mengenai hipertensi.

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    17/93

    5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Hipertensi

    2.1.1 Definisi

    Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah lebih dari sama dengan

    140 mmHg pada tekanan sistolik dan lebih dari sama dengan 90 mmHg pada

    tekanan diastolik atau memakai obat antihipertensi.

    Hipertensi dapat dibagi menjadi dua, yaitu primer dan sekunder.

    Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya digolongkan sebagai hipertensi

    primer, sedangkan hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain seperti

    penyakit ginjal, penyakit endokrin, dan penyakit jantung digolongkan sebagai

    hipertensi sekunder (Yogiantoro et al, 2009). The Seventh Report of The Joint

    National Committee of Prevention (JNC 7), hipertensi diklasifikasikan

    menjadi 5 kategori yakni, kelompok normal, prehipertensi, hipertensi derajat

    satu dan dua.

    Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi menurut JNC 7

    Kategori Tekanan

    Darah menurut JNC 7

    Tekanan Darah

    Sistol (mmHg)Dan/ atau

    Tekanan Darah

    Diastol (mmHg)

    Normal

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    18/93

    6

    2.1.2 Epidemiologi

    Prevalensi kejadian hipertensi di Indonesia berkisar antara 5-10%sedangkan pada tahun 1978 tercatat sekitar 14,3% dan meningkat pada tahun

    1985 menjadi 39% sebagai penyebab penyakit jantung di Indonesia

    (Panggabean, 2009). Menurut WHO pada tahun 2015, hipertensi telah

    menyebabkan 7,5 juta kematian di seluruh dunia atau sekitar 12,8% dari total

    seluruh kematian. Riskesdas pada tahun 2013 menyatakan bahwa prevalensi

    hipertensi pada tahun 2007 yang tercatat sekitar 7,6% meningkat menjadi

    9,5% pada tahun 2013. Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat dari

    kuesioner tenaga kesahatan sebesar 9,4% yang didiagnosis tenaga kesahatan

    atau sedang minum obat antihipertensi sebesar 9,5%.

    2.1.3 Etiologi

    Pada anak usia produktif, faktor risiko terjadinya hipertensi dapat

    dimulai dari masa perkembangan fetal, interaksi faktor genetik dengan

    lingkungan juga dapat mempengaruhi terjadinya hipertensi (Stang et al, 2005).

    Menurut Manjoer et al pada tahun 2010, penyebab hipertensi dapat

    dibagi menjadi dua golongan yaitu, hipertensi primer atau esensial yang tidak

    diketahui penyebabnya yang dapat juga disebut hipertensi idiopatik, dimana

    ini merupakan 95% dari seluruh kasus hipertensi. Banyak sekali faktor yang

    dapat memengaruhi terjadinya hipertensi yakni, genetic, lingkungan,

    hiperaktivitas susunan saraf simpatis, system RAAS, defek ekskresi natrium,

    peningkatan natrium dan kalsium intraselular, serta faktor yang meningkatkan

    risiko seperti obesitas, alkohol, merokok, dan polisitemia. Penyebab yang

    kedua yakni hipertensi sekunder, dimana ini hanya terjadi pada 5% kasus

    hipertensi, hal-hal yang dapat memengaruhinya seperti penggunaan esterogen,

    penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, sindrom

    Cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan

    dengan kehamilan, dan lain-lain.

    Etiologi dari hipertensi juga dapat disebabkan oleh karena inaktivitas

    fisik, dimana hal tersebut meningkatkan risiko terjadinya hipertensi sebesar

    20-50%.

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    19/93

    7

    2.1.4 Faktor Risiko

    Faktor risiko hipertensi dapat dibagi menjadi modifiable dan

    unmodifiable, yang merupakan faktor modifiable yaitu riwayat pola makan

    (makanan berlemak dan konsumsi garam berlebih), over-consumption alkohol,

    inaktivitas fisik, kebiasaan merokok, obesitas, dislipidemia, DM, psikososial

    dan stres. (Fauci et al, 2008).

    2.1.5 Patogenesis Hipertensi

    Menurut Kumar (2007) berbagai mekanisme hipertensi terjadi karena

    penyimpangan dari pengendalian fisiologik normal tekanan darah. Tingkat

    tekanan darah ditentukan oleh berbagai interaksi dari faktor genetik,

    lingkungan, dan demografi yang kompleks, dimana hal-hal tersebut

    memengaruhi dua variable hemodinamik yaitu: curah jantung dan resistensi

    perifer total. Curah jantung total dipengaruhi oleh volume darah, sedangkan

    volume darah sendiri sangat dipengaruhi oleh homeostasis natrium. Resistensi

    perifer total terutama ditentukan di tingkat arteriol dan bergantung pada efek

    pengaruh saraf dan hormon. Tonus vaskular normal menggambarkan

    keseimbangan antara pengaruh vasokontriksi humoral (termasuk angiotensin II

    dan kateklamin), dan vasodilator (termasuk kinin, prostaglandin, dan oksida

    nitrat). Resistensi pembuluh juga memperlihatkan autoregulasi; peningkatan

    aliran darah memicu vasokontriksi agar tidak terjadi hiperperfusi jaringan.

    Faktor lain seperti pH dan hipoksia, serta interaksi saraf (sistem adrenergic -

    dan -), mungkin penting. Mekanisme bagaimana hipertensi dapat terjadi dan

    dapat menimbulkan kematian dan kelumpuhan berkaitan erat dengan jantung

    dan pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah sistemik dapat meningkatkan

    resistensi terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri sehingga beban

    jantung meningkat, sebagai akibatnya tubuh berkompensasi meningkatkan

    kekuatan kontraksi sehingga muncul hipertrofi ventrikel kiri. Tetapi usaha

    ventrikel untuk mempertahankan curah jantung akhirnya terlampaui, terjadi

    dilatasi dan pada akhirnya terjadi penurunan fraksi ejeksi atau dapat disebut

    payah jantung. Lebih dari 50% kematian akibat hipertensi disebabkan oleh

    infark miokard atau gagal jantung (Brown et al, 2005).

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    20/93

    8

    2.1.6 Gejala Klinik

    Menurut Panggabean (2009) mengatakan gejala klinik yang timbul dari

    hipertensi biasanya asimtomatik, bila simtomatik maka biasanya gejala

    disebabkan oleh:

    1. Peningkatan tekanan darah itu sendiri, bisa muncul palpitasi, dizzy, dan

    impoten

    2. Mudah capek, sesak napas, nyeri dada, bengkak tungkai atau perut.

    Dapat muncul gangguan vaskular seperti epistaksis, hematuria,

    pandangan kabur karena perdarahan retina, transient cerebral ischemic.

    3. Dapat muncul keluhan polidipsia, poliuria, dan kelemahan otot pada

    aldosteronisme primer, peningkatan berat badan dengan emosi yang

    labil pada sindrom Cushing. Feokromositoma dapat muncul disertai

    sakit kepala, palpitasi, hyperhidrosis, dan postural dizzy (rasa melayang

    saat berdiri).

    2.1.7 Tatalaksana

    1. Terapi Faktor Risiko

    Menurut Braunwald (2008), tatalaksana hipertensi dapat dilakukan dengan

    memperbaiki faktor risiko yang memengaruhi terjadinya hipertensi, yaitu:

    Berhenti merokok

    Menurunkan berat badan

    Diet yang seimbang dengan mengkonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran

    dan membatasi konsumsi lemak jenuh dan kolesterol

    Olahraga teratur

    Mengobati diabetes melitus sesuai pedoman ADA

    Mengurangi konsumsi alcohol

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    21/93

    9

    2. Terapi Farmakologi

    Menurut Nafrialdi (2007), obat-obat antihipertensi dikenal dalam 5

    kelompok obat lini pertama (first line drug), yaitu:

    1. Diuretik

    Golongan Tiazid

    Hidroklorotiazid (HCT) merupakan golongan tiazid yang dianjurkan

    untuk sebagian besar kasus hipertensi ringan dan sedang, dengan

    dikombinasikan bersama obat antihipertensi lain. Dosis yang dianjurkan

    12,5-25 mg/hari karena pemberiannya hanya dianjurkan sekali dalam

    sehari, sediaan yang tersedia dalam bentuk tablet 25 mg dan 50 mg.

    Indapamid merupakan obat golongan tiazid yang memiliki kelebihan

    tersendiri karena masih efektif dalam penggunaan pada pasien dengan

    gangguan fungsi ginjal, sifatnya netral pada metabolism lemak dan efektif

    dalam regresi HVK, dosis yang dianjurkan 1,25-25 mg/hari, sekali

    pemberian dalam sehari, sediaan yang tersedia dalam bentuk tablet 50 mg.

    Golongan Tiazid seringkali dikombinasikan dengan antihipertensi lain

    karena dapat meningkatkan efektivitas antihipertensi dengan mekanismeyang berbeda sehingga dosisnya dapat dikurangi, serta mencegah retensi

    cairan oleh antihipertensi lain sehingga efek obat antihipertensi lain dapat

    bertahan.

    Efek samping dari penggunaan golongan tiazid dapat berupa hipokalemia,

    hiponatremia, hipomagnesemia, hiperkalsemia, juga dapat mencetuskan

    serangan gout akut pada pasien hiperurisemia.

    Diuretik Kuat (Loop Diuretic)

    Diuretik ini bekerja di ansa Henle asenden bagian epitel tebal dengan cara

    menghambat Natrium, Kalium, dan Cl-

    dan menghambat resorpsi air dan

    elektrolit. Kerjanya lebih kuat dibandingkan diuretik biasa, oleh karena itu

    jarang digunakan pada kasus, kecuali pada pasien yang mengalami

    gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum >2,5 mg/dL) atau gagal jantung.

    Furosemid merupakan obat loop diuretic yang paling sering digunakan,

    dosis yang dianjurkan 20-80 mg, pemberiannya dapat 2-3x/hari, sediaan

    yang tersedia yaitu tablet 40 mg, amp 20 mg.

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    22/93

    10

    Efek samping hampir sama dengan golongan tiazid.

    Diuretik hemat kalium

    Spironolakton merupakan obat terpilih pada pasien hiperaldosteronisme

    primer (sindrom Conn) karena merupakan antagonis aldosteron, sediaan

    yang tersedia 25-100 mg, pemberian 1-2x/hari, sediaan tablet 25 dan 100

    mg. Efek samping ginekomastia, mstodinia, gangguan menstruasi, dan

    penurunan libido pada pria.

    Tabel 2.2 Dosis dan sediaan berbagai diuretic untuk antihipertensi

    Obat Dosis

    (mg)

    Pemberian

    dalam sehari

    Sediaan

    a. Diuretik tiazid

    Hidroklortiazid 12,5-25 1 x Tab 25 dan 50 mg

    Klortalidon 12,5-25 1 x Tab 50 mg

    Indapamid 1,25-2,5 1 x Tab 2,5 mg

    Bendroflumetiazid 2,5-5 1 x Tab 5 mg

    Metolazon 2,5-5 1 x Tab 2,5; 5 dan 10 mg

    Metolazon rapid acting 0,5-1 1 x Tab 0,5 mgXipamid 10-20 1 x Tab 2,5 mg

    b. Diuretik kuat

    Furosemid* 20-80 2-3 x Tab 40 mg, amp 20 mg

    Torsemid** 2,5-10 1-2 x Tab 5, 10, 20, 100 mg

    Ampul 10 mg/ml

    (2 dan 5 ml)

    Bumetanid 0.5-4 2-3 x Tab 0,5; 1 dan 2 mg

    c. Diuretik hemat kalium

    Amilorid 5-10 1-2 x

    Spironolakton*** 25-100 1 x Tab 25 dan 100 mg

    Triamteren 25-300 1 x Tab 50 dan 100 mg

    Sumber: Nafrialdi, Antihipertensi Dalam Farmakologi dan Terapi Universitas

    Indonesia, 2007

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    23/93

    11

    2. Penghambat adrenergic

    Golongan beta bloker, kerjanya menghambat reseptor beta, dengan tujuan

    menurunkan frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas miokard sehingga

    menurunkan curah jantung, menurunkan produksi angiotensin II, efek

    sentral mempengaruhi aktivitas saraf simpatis, perubahan pada sensitivitas

    baroreseptor, perubahan aktivitas neuron adrenergik perifer, dan

    peningkatan biosintesis prostasiklin. Obat yang paling sering dipilih

    adalah atenolol dosis lazim adalah 50-100 mg, diberikan sekali sehari

    dengan tujuan untuk kepatuhan pasien terhadap penggunaan obat

    antihipertensi.

    Metoprolol, perlu diberikan dua kali sehari, sifatnya kurang kardioselektif

    bila dibandingkan dengan atenolol, dosis yang dianjurkan 50-100 mg dua

    kali sehari.

    Labetalol dan karvedilol memiliki efek vasodilatasi, karena selain

    menghambat reseptor beta, obat ini juga menghambat reseptor alfa. Dosis

    yang dianjurkan untuk labetalol 100 mg/hari, frekuensi pemberian 2xsehari, untuk karvedilol dosis yang dianjurkan 12,5 mg/hari sekali

    pemberian dalam sehari.

    Efek samping dapat berupa bradikardi, blockade AV, hambatan SA node,

    dan menurunkan kekuatan miokard.

    Kontraindikasi: pasien dengan bradikardi, blockade AV derajat 2 dan 3,

    sick sinus syndrome dan gagal jantung yang belum stabil.

    Bronkospasme merupakan efek samping penting pada pasien asma

    bronkial atau PPOK, sehingga pemakaian beta bloker termasuk yang

    kardioselektif merupakan kontraindikasi untuk keadaan ini.

    Pemakaian beta bloker pada pasien DM juga harus dikontrol dengan baik

    dikarenakan, beta bloker dapat menutupi gejala hipoglikemia.

    Alfa-bloker

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    24/93

    12

    Tabel 2.3 Dosis dan sediaan Alfa Bloker

    Obat Dosis awal

    (mg/hari)

    Dosis

    maksimal

    (mg/hari)

    Frekuensi

    pemberian

    Sediaan

    Prazosin 0,5 4 1-2 x Tab 1 & 2 mg

    Terazosin 1-2 4 1 x Tab 1 & 2 mg

    Bunazosin 1,5 3 3 x Tab 0,5 & 1 mg

    Doksazosin 1-2 4 1 x Tab 1 & 2 mg

    Sumber: Nafrialdi, Antihipertensi Dalam Farmakologi dan Terapi Universitas

    Indonesia, 2007

    Adrenolitik Sentral, yang paling sering digunakan yaitu Metildopa dan

    Klonidin.

    Dosis metildopa, dosis efektif minimal adalah 2x15 mg per hari dan dosis

    maksimal 3 g perhari. Untuk hipertensi pasca bedah sering diberikan

    secara intravena dengan infus intermiten 250-1000 mg tiap 6 jam.

    Klonidin, dosis yang dianjurkan 0,075 mg dua kali sehari dan dapat

    ditingkatkan sampai 0,6 mg/hari.

    3. PenghambatAngiotensin Converting Enzyme (ACE-inhibitor)

    Merupakan penghambat enzim yang merubah angiotensin I menjadi

    angiotensin II sehingga terjadi penurunan aldosteron, dimana yang sudah

    diketahui angiotensin II merupakan vasodilator kuat dan dapat

    mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan darah. Kaptopril

    merupakan salah satu obat yang paling sering dipakai oleh klinisi

    Secara umum dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu yang bekerja

    langsung contohnya, kaptopril dan lisinopril, dan yang kedua yaitu

    prodrug, contohnya enalapril, kuinapril, perindopril, ramipril, silazapril,

    benazepril, fosinopril, yang akan diubah menjadi bentuk aktif yaitu,

    enalaprilat, kuinaprilat, perindoprilat, ramiprilat, silazaprilat, benazeprilat,

    fosinoprilat.

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    25/93

    13

    Efek samping dapat berupa hipotensi, batuk kering, hiperkalemia, edema

    angioneurotik, gagal ginjal akut, proteinuria, dan dapat berupa efek

    teratogenik. Pada penghentian obat yang mendadak dapat menimbulkan

    rebound hypertension.

    4. Antagonis Reseptor Angiotensin II (Angiotensin receptor blocker, ARB)

    Pemberian ARB menurunkan tekanan darah tanpa mempengaruhi

    frekuensi denyut jantung, penghentian mendadak tidak menimbulkan

    hipertensi rebound, pemberian jangka panjang tidak mempengaruhi lipid

    dan glukosa darah.

    Kontraindikasi pemberian yaitu kehamilan trimester 2 dan 3, dan harus

    segera dihentikan apabila pemakainya hamil. Tidak dianjurkan pada

    wanita yang sedang menyusui, juga dikontraindikasikan pada pasien

    dengan stenosis arteri renalis bilateral atau stenosis pada satu-satunya

    ginjal yang masih berfungsi.

    Tabel 2.4 Sediaan dan dosis ACE-inhibitor dan Angiotensin Receptor Blocker(ARB)

    Obat Dosis

    (mg/hari)

    Frekuensi pemberian Sediaan

    A. ACE-inhibitor

    Kaptopril 25-100 2-3x Tab 12,5 dan 25 mg

    Benazepril 10-40 1-2x Tab 5 dan 10 mg

    Enalapril 2,5-40 1-2x Tab 5 dan 10 mg

    Fosinopril 10-40 1x Tab 10 mg

    Lisinopril 10-40 1x Tab 5 dan 10 mg

    Perindopril 4-8 1-x Tab 4 mg

    Quinapril 10-40 1x Tab 5, 10 dan 20 mgRamipril 2,5-20 1x Tab 10 mg

    Trandolapril 1-4 1x

    Imidapril 2,5-10 1x Tab 5 dan 10 mg

    B. ARB

    Losartan 25-100 1-2x Tab 50 mg

    Valsartan 80-320 1x Tab 40 dan 80 mg

    Irbesartan 150-300 1x Tab 75 dan 150 mg

    Telmisartan 20-80 1x Tab 20, 40 dan 80 mg

    Candesartan 8-32 1x Tab 4, 8 dan 16 mg

    Sumber: Nafrialdi, Antihipertensi Dalam Farmakologi dan Terapi Universitas

    Indonesia, 2007

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    26/93

    14

    5. Antagonis Kalsium

    Menghambat influx kalsium di sel otot polos vaskuler dan miokard.

    Di pembuluh darah, penghambat kalsium dapat menumbulkan

    relaksasi arteriol, sedangkan vena kurang dipengaruhi, pemakaian

    obat ini sering diikuti dengan takikardia dan vasokonstriksi, terutama

    bila menggunakan golongan dihidropiridin kerja pendek (nifedipin).

    Diltiazem dan verapamil tidak menimbulkan efek takikardi karena

    efek kronotropiknya negatif pada jantung. Efek hipotensi yang

    berlebihan dapat timbul pada orang tua, karena refleks takikardia

    yang kurang baik.

    Sejak JNC 4 pada tahun 1988, antagonis kalsium merupakan salah

    satu golongan tahap pertama.

    Efek samping, nifedipin dapat menyebabkan hipotensi dan dapat juga

    menyebabkan iskemia miokard atau serebral. Refleks takikardi juga

    dapat menyebabkan terjadinya angina pada pasien PJK. Sakit kepala

    juga dapat terjadi karena adanya vasodilatasi arteri meningeal dan di

    daerah wajah, dihidropiridin dan yang paling sering nifedipin dapat

    menyebabkan edema perifer. Bradiaritmia juga dapat terjadi dan

    gangguan konduksi terutama akibat verapamil, oleh karena itu

    verapamil dan diltiazem tidak boleh diberikan pada pasien dengan

    bradikardia, blok AV derajat 2 dan 3 dan sick sinus syndrome.

    Konstipasi, retensi urin, dan hiperplasia gusi juga dapat terjadi.

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    27/93

    15

    Tabel 2.5 Sediaan dan dosis antagonis kalsium

    Obat Dosis (mg) Frekuensi /

    hari

    Sediaan

    Nifedipin 3-4x Tab 10 mg

    Nifedipin (long acting) 30-60 1x Tab 30, 60 dan 90 mg

    Amlodipin 2,5-10 1x Tab 5 dan 10 mg

    Felodipin 2,5-20 1x Tab 2,5; 5 dan 10 mg

    Isradipin 2,5-10 2x Tab 2,5 dan 5 mg

    Nicardipin Cap 20 dan 30 mg

    Nicardipin SR 60-120 2x Tab 30, 45 dan 60 mg,

    Amp 2,5 mg/mL

    Nisoldipin 10-40 1x Tab 10, 20, 30 dan 40 mg

    Verapamil 80-320 2-3x Tab 40, 80, dan 120 mgAmp 2,5 mg/ mL

    Diltiazem 90-180 3x Tab 30, 60 mg, amp 50

    mg

    Diltiazem SR 120-540 1x Tab 90 dan 180 mg

    Verapamil SR 240-480 1-2x Tab 240 mg

    Sumber: Nafrialdi, Antihipertensi Dalam: Farmakologi dan Terapi Universitas

    Indonesia, 2007

    Tabel 2.6 Tatalaksana Hipertensi menurut JNC 7 tahun 2003

    Klasifikasi TDTDS

    (mmHg)

    TDD

    (mmHg)

    Perbaikan

    Pola

    Hidup

    Terapi Obat Awal

    Tanpa Indikasi

    yang Memaksa

    Dengan Indikasi

    yang Memaksa

    Normal

    Prehipertensi

    Hipertensi derajat 1

    Hipertensi derajat 2

    160

    100

    Dianjurkan

    Ya

    Ya

    Ya

    Tidak indikasi

    obat

    Diuretika jenisThiazide,

    dipertimbangkan

    ACEI, ARB, BB,

    CCB, atau

    kombinasiKombinasi 2

    obat, umumnya

    diuretika jenis

    Thiazide dan

    ACEI atau ARB

    atau BB atau

    CCB

    Obat-obatan

    untuk indikasi

    yang memaksa

    Obat-obatan untukindikasi yang

    memaksa

    Obat

    antihipertensi

    lain (diuretika,

    ACEI, ARB, BB,

    CCB) sesuai

    kebutuhan

    Sumber: Joint National Committee on Prevention Detection, Evaluation, and

    Treatment of High Pressure VII/ JNC-VII, 2003

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    28/93

    16

    2.1.8 Tatalaksana Hipertensi Menurut JNC8

    Tabel 2.7 Perbandingan Guidelines JNC7 dan JNC8Topic JNC7 JNC8

    Metodologi Rekomendasi berdasarkan konsensus Berupa pertanyaan kritis dan

    tinjau ulang kriteria yang

    ditetapkan para ahli dengan input

    dari tim metodologi

    Peninjauan berulang dari uji coba

    dan rekomendasi menurut standar

    protokol

    Definisi Ditetapkannya hipertensi dan

    prehipertensi

    Definisi dari hipertensi dan

    prehipertensi tidak tertera, tetapi

    ditetapkan batasan untuk terapi

    farmakologik

    Tujuan

    Tatalaksana

    Membedakan tujuan tatalaksana untuk

    uncomplicated hipertensi dan

    hipertensi dengan penyerta lain

    (diabetes dan gagal ginjal kronik)

    Tujuan tatalaksana ditetapkan

    sama untuk seluruh pasien

    hipertensi

    RekomendasiGaya Hidup

    Modifikasi gaya hidupdirekomendasikan berdasarkan review

    literature dan opini para ahli

    Terapi Obat Merekomendasikan 5 kelas obat

    antihipertensi untuk dipertimbangkan

    sebagai terapi inisal, tetapi

    menyarankan pemberian diuretic tipe

    tiazid pada pasien tanpa penyakit

    penyerta

    Medikasi khusus pada pasien

    hipertensi dengan penyakit penyerta

    seperti diabetes, CKD, gagal jantung,MI, stroke, dan risiko tinggi terkena

    penyakit kardiovaskuler

    Mencantumkan table komprehensif

    dari obat antihipertensi oral meliputi

    nama dan dosis umum

    Merekomendasikan pemilihan

    diantara 4 kelas medikasi spesifik

    yaitu ACE inhibitor, ARB, CCB,

    atau diuretik, dan dosis selalu

    berdasarkan berapa yang

    dibutuhkan

    Merekomendasikan pengobatan

    yang spesifik pada suku ras pasien

    hipertensi, pasien hipertensi yangmengalami CKD, dan pasien

    hipertensi dengan subkelompok

    diabetes

    Tabel obat dan dosis dibuat sesuai

    dengan hasil ujicoba yang telah

    dilakukan

    Sumber: James, PA et al., 2014 Evidence-Based Guideline for the Management of

    High Blood Pressure in Adults. (JNC8)

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    29/93

    17

    Ada 9 rekomendasi untukManagementdari hipertensi menurut JNC8, yaitu:

    1. Rekomendasi 1a. Pada populasi dengan umur >60 tahun, memulai tatalaksana

    farmakologik pada tekanan darah sistolik >150 mmHg atau diastolic

    >90 mmHg, dan ditangani hingga mencapai target SBP 90 mmHg dan ditangani hingga mencapai target

    SBP

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    30/93

    18

    8. Rekomendasi 8

    a. Pada populasi dengan umur >18 tahun dengan penyakit ginjal

    kronik, mulai tatalaksana antihipertensi dengan pemberian

    ACE inhibitor atau ARB untuk meningkatkan ekskresi ginjal.

    Ini diaplikasikan kepada seluruh pasien penyakit ginjal kronik

    dengan hipertensi terlepas dari rasa tau status diabetes.

    9. Rekomendasi 9

    a. Tujuan utama dari tatalaksana hipertensi adalah untuk

    mencapai dan mempertahankan gol dari TD. Bila target TD

    belum tercapai dalam waktu satu bulan pengobatan, tingkatkan

    dosis dari obat yang diberikan dan tambahkan obat kedua fari

    salah satu kelas obat antihipertensi yang telah

    direkomendasikan (ACEi, ARB, CCB, atau diuretik). Klinisi

    haru terus menilai dan memantau TD dan meneruskan

    tatalaksana hingga mencapai target TD yang telah ditetapkan.

    Bila target TD tidak dapat tercapai dengan dua obat,

    tambahkan dan titrasikan obat ketiga dari daftar yang ada.

    Jangan menggunakan ACEi dan ARB secara bersamaan pada

    pasien. Bila target TD tidak tercapai dengan menggunakan obat

    pada rekomendasi 6 karena adanya kontraindikasi atau,

    membutuhkan lebih dari 3 obat untuk mencapai target TD, obat

    antihipertensi dari kelas lain dapat digunakan.

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    31/93

    19

    Bagan 1. Algoritma Tatalaksana Hipertensi tahun 2014 (JNC8)

    bukan Kulit Hitam Kulit Hitam Semua ras

    Dewasa umur >18 tahun dengan hipertensi

    Implementasikan intervensi gaya hidup

    Tetapkan target TD dan mulai tatalaksana medikasi untuk turunkan TD

    beradasarkan umur, diabetes, dan penyakit ginjal kronik

    Umur >60 tahun Umur

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    32/93

    20

    Sumber: James, PA et al., 2014 Evidence-Based Guideline for the Management of

    High Blood Pressure in Adults. (JNC8)

    Tentukan strategi untuk titrasi obat

    A. Maksimalkan pengobatan awal sebelum menambahkan pengobatan yang kedua, atau

    B. Tambahkan pengobatan kedua sebelum pengobatan pertama mencapai dosis

    maksimum, atau

    C. Mulai pengobatan dengan 2 kelas obat yang terpisah atau kombinasi obat yang sudah

    ditetapkan

    Tinjau ulang medikasi dan perubahan gaya hidupUntuk strategi A dan B, berikan dan titrasi thiazide atau ACEI atau ARB atau CCB

    (gunakan obat yang berbeda dalam kelas yang sama dan hindari pemberian

    bersama ACEI dan ARB)

    Untuk strategi C, titrasikan dosis hingga mencapai dosis maksimal

    Sudah mencapai target TD?

    Sudah mencapai target TD?

    Tinjau ulang medikasi dan perubahan gaya hidup

    Berikan dan titrasikan thiazide atau ACEI atau ARB atau CCB (gunakan obat yang

    berbeda dalam kelas yang sama dan hindari pemberian ACEI dan ARB secara

    bersamaan)

    Sudah mencapai target TD?

    Tinjau ulang medikasi dan perubahan gaya hidupBerikan medikasi tambahan (Beta bloker, antagonis aldosterone, dll) dan atau

    rujuk ke tenaga medis yang lebih ahli dalam menatalaksana hipertensi

    Sudah mencapai target TD?Lanjutkan tatalaksana yang

    sedang berlangsung dan

    monitor TD

    Ya

    Ya

    Ya

    Ya

    Tidak

    Tidak

    Tidak

    Tidak

    Lanjutan Bagan 1.

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    33/93

    21

    Tabel 2.8 Strategi untuk Dosis Obat Antihipertensi

    Strategy Description Details

    A Mulai dengan satu obat, titrasi hingga

    dosis maksimum, kemudian tambahkan

    obat kedua

    Bila target TD tidak terpenuhi dengan obat

    awal, titrasikan dosis dari obat awal hingga

    mencapai dosis maksimum yang

    direkomendasikan untuk mencapai target TD

    Bila target TD tidak tercapai dengan kondisi

    diatas, tambahkan obat kedua dari list yang

    direkomendasikan (tiazid diuretik, CCB, ACEI,

    ARB) dan naikan dosis perlahan hingga

    mencapai dosis maksimum obat kedua untuk

    mencapai target tekanan darah

    Bila target tekanan darah tidak tercapai dengan2 obat, pilih obat ketiga dari daftar yg

    direkomendasikan (tiazid diuretik, CCB, ACEI,

    ARB), hindari penggunaan kombinasi ACEI

    dan ARB. Tambahkan dosis obat ketiga secara

    perlahan hingga mencapai dosis maksimal

    B Mulai dengan satu obat kemudian

    tambahkan obat kedua sebelum obat

    pertama mencapai dosis maksimum

    Mulai dengan satu obat kemudian di

    kombinasikan dengan obat kedua sebelum obat

    awal mencapai dosis maksimal, kemudian

    tingkatkan dosis kedua obat secara bersamaan

    hingga dosis maksimum yang

    direkomendasikan untuk mencapai target TD

    Bila target TD belum tercapai dengan 2 obat,pilih obat ketiga dari 4 kelas obat antihipertensi

    yang direkomendasikan, hindari pemberian

    kombinasi ACEI dan ARB. Titrasikan obat

    ketiga hingga dosis maksimum yangdirekomendasikan untuk mencapai target TD.

    C Mulai dengan 2 obat pada waktu yang

    sama, bisa dengan 2 obat yang terpisah

    atau obat kombinasi tunggal

    Mulai terapi dengan pemberian 2 obat

    sekaligus, bisa dengan 2 obat secara terpisah

    atau kombinasi obat tunggal. Beberapa komite

    menrekomendasikan untuk memulai terapidengan >2 obat bila sistolik >160 mmHg dan

    atau diastolic >100 mmHg, atau jika sistolik

    >20 mmHg diatas TD target dan atau diastolic>10 mmHg diatas target. Bila target TD tidak

    tercapai dengan 2 obat, pilih obat ketiga dari 4

    kelas obat antihipertensi yangdirekomendasikan, tetap hindari kombinasi

    ACEI dan ARB. Titrasikan obat ketiga hingga

    mencapai dosis maksimum yang

    direkomendasikan.

    Sumber: James, PA et al., 2014 Evidence-Based Guideline for the Management of

    High Blood Pressure in Adults. (JNC8)

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    34/93

    22

    2.1.9 Komplikasi

    Menurut Kumar (2007), hipertensi dapat menimbulkan kerusakan

    organ tubuh, baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung. Organ

    target yang terkena dampak dari hipertensi antara lain:

    a. Jantung

    1) Hipertrofi ventrikel kiri

    2) Angina atau infark miokard

    3) Gagal jantung

    b. Otak (stroke atau transient ischemic attack)

    c. Penyakit ginjal kronis

    d. Penyakit arteri perifer

    e. Retinopati

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    35/93

    23

    2.2 Kerangka Teori

    Sumber: Kumar V, Abbas AK, Fausto N.Hypertensive Vascular Disease. Robin and

    Cotran Pathologic Basis of Disease, 7th Edition. 2005.

    Usia Merokok DM Dislipidemia Inaktivitas

    Fisik

    Obesitas

    Elastisitas

    pembuluh

    darah

    Nikotin

    menyebabkan

    vasokonstriksi

    Menurunkan

    kecepatan

    perfusi darah

    Meningkatkan

    frekuensi

    denyut jantung

    Meningkatkan beban kerja

    jantung

    Injury

    vascular

    Disfungsi

    endotel

    Trombus

    Oklusi

    pembuluh

    darah

    Aterosklerosis Hipertensi

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    36/93

    24

    2.3 Kerangka Konsep

    Pasien di Poliklinik

    Penyakit Dalam RSUP Dr.

    Mohammad Hoesin

    Pasien dengan hipertensi

    Profil Pasien hipertensi

    Analisis pola pemakaianobat antihipertensi pada

    pasien hipertensi

    Pasien hipertensi

    dengan penyakit

    penyerta

    Pola TDKombinasi

    Obat

    Jenis obat

    yang

    dipakai

    Kesesuaian

    pemakaian obat

    antihipertensi

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    37/93

    25

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Jenis Penelitian

    Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan

    jenis cross sectional.

    3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai dengan

    Januari 2016 di Poliklinik Bagian Penyakit Dalam atau Instalasi Rekam Medis

    RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.

    3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

    3.3.1 Populasi Target

    Populasi target dari penelitian ini adalah pasien hipertensi.

    3.3.2 Populasi Terjangkau

    Populasi Terjangkau dalam penelitian ini adalah semua pasien hipertensi

    yang terdata dalam rekam medik Poliklinik Bagian Penyakit Dalam

    RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode Januari 2015-Juni

    2015.

    3.3.3 Sampel

    Dalam Penelitian ini proses pengambilan sampel menggunakan teknik

    random sampling, dimana semua sampel yang digunakan diambil secara

    acak dari rekam medik pasien hipertensi di Poliklinik Bagian Penyakit

    Dalam RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    38/93

    26

    3.3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

    A. Kriteria Inklusi

    1. Pasien hipertensi di Poliklinik Bagian Penyakit Dalam RSUP Dr.

    Mohammad Hoesin Palembang.

    2. Pasien yang terdata dalam rekam medis dengan variabel

    penelitian yang lengkap dari 1 Januari 2015 sampai dengan 1

    Juni 2015.

    B. Kriteria Eksklusi

    1. Pasien hipertensi yang tidak terdata dalam rekam medis

    Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Mohammad Hoesin

    Palembang.

    3.4 Variabel Penelitian.

    1. Jenis obat antihipertensi yaitu ACE inhibitor, ARB, beta bloker, kalsiumchannel bloker, diuretic, dan kerja sentral.

    2. Pola tekanan darah pasien hipertensi.

    3. Pasien hipertensi dengan penyakit penyerta dan komplikasi.

    4. Kombinasi obat antihipertensi yang dipakai pasien hipertensi.

    5. Kesesuaian pemakaian obat antihipertensi pada pasien hipertensi.

    3.5 Definisi Operasional

    3.5.1 Pasien Hipertensi

    Definisi

    Alat Ukur

    Cara Ukur

    Hasil Ukur

    :

    :

    :

    :

    Pasien hipertensi di Poliklinik Bagian Penyakit Dalam

    RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang 2015.

    Rekam medis

    Pengamatan (observasi)

    1. Hipertensi

    2. Normotensi

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    39/93

    27

    3.5.2 Tekanan Darah

    Definisi

    Alat Ukur

    Cara Ukur

    Skala Ukur

    Hasil Ukur

    :

    :

    :

    :

    :

    Tekanan darah pasien hipertensi di Poliklinik Bagian

    Penyakit Dalam RSUP Dr. Mohammad Hoesin

    Palembang 2015.

    Rekam medis

    Pengamatan (observasi)

    Ordinal

    Tabel 3.1. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7 2003

    Klasifikasi

    Tekanan DarahTDS (mmHg) TDD (mmHg)

    Normal

    Prahipertensi

    100

    TDS = Tekanan Darah Sistolik, TDD = Tekanan Darah Diastolik

    3.5.3 Beta Blocker dan Alfa Blocker

    Definisi

    Alat Ukur

    Hasil Ukur

    :

    :

    :

    Obat penyekat beta dan penyekat alfa yang dipakai

    pasien hipertensi di Poliklinik Bagian Penyakit Dalam

    RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang 2015

    Rekam medis

    1. Atenolol (Tab 50 mg dan 100 mg)

    2. Metoprolol (Tab 50 mg dan 100 mg)

    3. Klonidin (Tab 0,15 mg)

    4. Propanolol HCl (Tab 10, 20, dan 40 mg)

    5. Bisoprolol (Tab 2,5 dan 5 mg)

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    40/93

    28

    3.5.4 Diuretik

    Definisi

    Alat Ukur

    Hasil Ukur

    :

    :

    :

    Obat diuretic yang dipakai pasien hipertensi di

    Poliklinik Bagian Penyakit Dalam RSUP Dr.

    Mohammad Hoesin Palembang 2015

    Rekam medis

    1. Hidroklortiazid (Tab 25 dan 50 mg)

    2. Furosemid (Tab 40 mg, amp 20mg)

    3. Spironolakton (Tab 25 dan 100 mg)

    3.5.5 Angiotensin Reseptor Bloker

    Definisi

    Alat Ukur

    Hasil Ukur

    :

    :

    :

    Obat ARB yang dipakai pasien hipertensi di

    Poliklinik Bagian Penyakit Dalam RSUP Dr.

    Mohammad Hoesin Palembang 2015

    Rekam medis

    1. Losartan (Tab 50 mg)

    2. Valsartan (Tab 40 mg dan 80 mg)

    3. Irbesartan (Tab 75 dan 150 mg)

    4. Candesartan (Tab 4, 8 dan 16 mg)

    5. Telmisartan (Tab 20, 40 dan 60 mg)

    3.5.6 Antagonis Kalsium

    Definisi

    Alat Ukur

    Hasil Ukur

    :

    :

    :

    Obat antagonis kalsium yang dipakai pasien hipertensi

    di Poliklinik Bagian Penyakit Dalam RSUP Dr.

    Mohammad Hoesin Palembang 2015

    Rekam medis

    1. Nifedipin (Tab 10mg)

    2. Amlodipin (Tab 5 mg dan 10 mg)

    3. Diltiazem (Tab 30 mg dan 60 mg)

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    41/93

    29

    3.5.7 ACE Inhibitor

    Definisi

    Alat Ukur

    Hasil Ukur

    :

    :

    :

    Obat ACE inhibitor yang dipakai pasien hipertensi di

    Poliklinik Bagian Penyakit Dalam RSUP Dr.

    Mohammad Hoesin Palembang 2015

    Rekam medis

    1. Kaptopril (Tab 12,5 dan 25 mg)

    2. Lisinopril (Tab 5 dan 10 mg)

    3. Ramipril (Tab 2,5 dan 5 mg)

    3.5.8 Kesesuaian pemakaian obat antihiperetensiDefinisi

    Alat Ukur

    Hasil Ukur

    :

    :

    :

    Kesesuaian pemakaian obat antihipertensi terhadap

    kontraindikasi yang dipakai pasien hipertensi di

    Poliklinik Bagian Penyakit Dalam RSUP Dr.

    Mohammad Hoesin Palembang 2015

    Rekam medis

    1. Sesuai

    2. Tidak sesuai

    3.5.8 Kombinasi Obat Anthipertensi

    Definisi

    Alat Ukur

    Hasil Ukur

    :

    :

    :

    Kombinasi obat antihipertensi yang dipakai pasien

    hipertensi di Poliklinik Bagian Penyakit Dalam RSUP

    Dr. Mohammad Hoesin Palembang 2015

    Rekam medis

    1. Pemakaian 1 obat

    2. Kombinasi 2 obat3. Kombinasi 3 obat

    4. Kombinasi 4 obat

    5. Kombinasi lebih dari 4 obat

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    42/93

    30

    3.6 Cara Kerja/Cara Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dilakukan mulai bulan November 2015 hinggaJanuari 2016. Dalam penelitian ini dilakukan satu cara pengumpulan yaitu

    melalui data sekunder yang diperoleh dari rekam medis hipertensi di Poliklinik

    Bagian Penyakit Dalam RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 1

    Januari 2015 sampai dengan 1 Juni 2015.

    3.7 Cara Pengolahan dan Analisis Data

    3.7.1 Analisis Data

    Dalam penelitian ini data yang diambil dari pasien hipertensi di

    Poliklinik Bagian Penyakit Dalam RSUP Dr. Mohammad Hoesin

    Palembang 2015 yang memenuhi kriteria seperti yang sudah ditetapkan

    penulis sebelumnya, akan di dokumentasikan untuk menilai keaslian

    data. Pengolahan data akan dibantu dengan penggunaan aplikasi

    komputer. Setelah data diolah, data akan disajikan dalam bentuk tabel

    maupun narasi pada laporan hasil dan pembahasan.

    3.7.2 Pola Tekanan Darah pasien Hipertensi

    Dari data hasil identifikasi pada pasien hipertensi periode Januari 2015-

    Juni 2015 dibuat tabel frekuensi pola tekanan darah pada pasien

    hipertensi.

    3.7.3 Jenis obat antihipertensi yang dipakai

    Dari data hasil identifikasi jenis obat yang dipakai pasien hipertensi

    periode Januari 2015-Juni 2015 dibuat tabel frekuensi jenis obat

    antihipertensi yang dipakai pasien hipertensi.

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    43/93

    31

    3.7.4 Kombinasi obat antihipertensi yang dipakai pasien hipertensi

    Dari data hasil identifikasi kombinasi obat yang dipakai pasien

    hipertensi periode Januari 2015-Juni 2015, dibuat tabel frekuensi

    kombinasi pemakaian obat antihipertensi pada pasien hipertensi.

    3.7.5 Distribusi Penderita Hipertensi dengan Penyakit Penyerta dan

    Komplikasi

    Dari data hasil identifikasi penderita hipertensi periode Januari 2015-

    Juni 2015, dibuat tabel distribusi frekuensi pasien hipertensi yang

    disertai dengan penyakit penyerta dan komplikasi

    3.7.6 Kesesuaian Pemakaian Obat Antihipertensi

    Dari data hasil identifikasi kesesuaian pemakaian obat antihipertensi

    pada pasien hipertensi periode Januari 2015-Juni 2015, dibuat tabel

    kesesuaian pemakaian obat antihipertensi

    .

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    44/93

    32

    3.8 Kerangka Operasional

    Ide Penelitian,

    Latar Belakang,

    dan Permasalahan

    Studi Literatur

    Pembuatan Proposal

    Penelitian

    Pengumpulan data rekam medis pasien

    hipertensi di Poliklinik Penyakit

    Dalam RSUP Dr. Mohammad Hoesin

    Palembang

    Kriteria Inklusi

    Kriteria Eksklusi

    Analisis Data

    Simpulan dan Saran

    Hasil dan Pembahasan

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    45/93

    33

    3.9 Aspek Etik

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil penderita hipertensi di

    Poliklinik Bagian Penyakit Dalam RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

    periode Januari 2015-Juni 2015.

    Manfaat dari penelitian ini diharapkan hasil penelitian dapat memberikan

    informasi dan pemahaman kepada masyarakat, penderita, dan klinisi mengenai

    profil penderita hipertensi dan pola pemakaian antihipertensi pada penderita

    hipertensi, serta dapat dijadikan rujukan bagi penelitian sejenisnya dikemudian

    hari.

    Penelitian ini disusun berdasarkan tinjauan pustaka yang mencangkup topik

    penelitian sehingga telah memiliki landasan scientific yang kuat. Penelitian ini

    dilaksanakan dengan menepati azas dasar penelitian dan diharapkan bermanfaat

    sesuai dengan tujuan dan manfaat penelitian. Peniliti bersikap jujur dan adil

    serta menjaga kerahasiaan terhadap data dan identitas pasien. Jika terjadi suatu

    hal yang tidak diinginkan maka beban dan risiko wajar akan ditanggung

    peneliti. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data rekam medik tanpa

    intervensi terhadap pasien dan juga memperhatikan etika peneliti. Semua data

    yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dengan persetujuan dari

    instalasi rekam medik di RSUP Dr. Moh. Hoesin.

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    46/93

    34

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil dan Pembahasan

    Setelah dilakukan pengamatan terhadap data penderita hipertensi di Instalasi

    Bagian Rekam Medik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, diperoleh data

    sekunder yang tercatat selama periode Januari 2015-Juni 2015 sebanyak 300 pasien

    hipertensi rawat jalan dari total 2890 (10,4%) pasien hipertensi di RSUP Dr.

    Mohammad Hoesin Palembang. Hal yang diteliliti meliputi tekanan darah pasien

    hipertensi, obat-obatan yang digunakan, dan penyakit penyerta.

    4.1.1 Jenis Kelamin Pasien Hipertensi

    Jumlah pasien hipertensi di Poliklinik Bagian Penyakit Dalam Periode Januari

    2015-Juni 2015 lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan yaitu 173 orang laki-

    laki (57,7%) dan 127 orang perempuan (42,3%).

    Tabel 2.9. Tabel Jenis Kelamin Pasien Hipertensi

    Jenis Kelamin Jumlah (%)

    Laki-laki 173 57,7

    Perempuan 127 42,3

    Total 300 100

    Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Joel, dkk. Di

    Mangalore, India pada tahun 2014 dari 210 sampel pasien hipertensi didapatkan laki-

    laki sebanyak 118 (56,1%) dan wanita sebanyak 92 (43,9%). Penelitian lainnya yang

    dilakukan oleh Madhwar, dkk. di Gadia, India pada tahun 2015 diperoleh 63% pasien

    hipertensi laki-laki dan 37% pasien hipertensi wanita dan tidak jauh berbeda dari

    hasil penelitian yang dilakukan oleh Sindhu dan Reddy di Hanamkonda, India

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    47/93

    35

    diperoleh pasien hipertensi sebanyak 127 (61,95%) pria dan 78 (38,04%) pasien

    hipertensi wanita.

    4.1.2 Penyakit Penyerta dan Komplikasi Pasien Hipertensi

    Jumlah pasien hipertensi dengan penyakit penyerta dan komplikasi di

    Poliklinik Bagian Penyakit Dalam RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode

    Januari 2015-Juni 2015 CAD sebanyak 64 orang (21,3%), DM sebanyak 53 orang

    (17,7%), HHD sebanyak 50 orang (16,7%), komplikasi CHF sebanyak 48 orang

    (16,0%), CKD sebanyak 44 orang ( 14,7%), Asma sebanyak 6 orang (2%), Miokard

    Infark sebanyak 4 orang (1,3 %), Hipertiroid sebanyak 2 orang (0,7%), NSTEMI

    sebanyak 2 orang (0,7%), TB sebanyak 2 orang (0,7%), Acute Coronary Syndrome

    sebanyak 1 orang (0,3%), Acute Kidney Injury sebanyak 1 orang (0,3%), Polisitemia

    Vera sebanyak 1 orang (0,3%), dan tanpa penyakit penyerta maupun komplikasi

    sebanyak 22 orang (7,3%).

    Tabel 3.0. Penyakit Penyerta dan Komplikasi

    Penyakit Penyerta dan Komplikasi Jumlah (%)

    Acute Coronary Syndrome 1 0,3Acute Kidney Injury 1 0,3

    Asma 6 2

    Coronary Artery Disease 64 21,3

    Congestive Heart Failure 48 16

    Chronic Kidney Disease 44 14,7

    Diabetes Melitus 53 17,7

    Hypertensive Heart Disease 50 16,7

    Lain-lain 51 17

    Total 300 100

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    48/93

    36

    MenurutInternational Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2014, setiap tahunnya

    3,2 juta orang meninggal karena komplikasi dari diabetes, pada negara dengan angkakejadian diabetes yang tinggi 1:4 meninggal karena penyakit ini, 90% dari semua DM

    tipe 2 memiliki risiko mengalami CVD (Cardiovascular Disease), komplikasi ini

    biasanya berupa hipertensi, hal ini sesuai dengan hasil penelitian penulis dimana,

    17,7% dari pasien hipertensi yang terdata dalam penelitian memiliki penyakit

    penyerta DM, Menurut Kumar (2007), hipertensi dapat menimbulkan kerusakan

    organ tubuh, baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung. Organ target

    yang terkena dampak dari hipertensi antara lain jantung dimana dapat terjadi penyakit

    jantung hipertensi yang akan berujung menjadi hipertrofi ventrikel kiri, miokard

    infark, dan berujung pada gagal jantung, Kumar juga menyatakan bahwa hipertensi

    dapat menyebabkan terjadinya gangguan pembuluh darah dimana dapat terjadi

    gangguan pada pembuluh koroner, dan juga hipertensi dapat menyebabkan

    komplikasi berupa penyakit ginjal kronis. Hal ini sejalan dengan hasil dari penelitian

    yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dimana 0,3% menderita acute

    coronary syndrome, 21,3% disertai dengan penyakit arteri koroner, 16% dengan

    gagal jatung kronik, 14,7% dengan gagal ginjal kronik, 16,7% dengan penyakit

    jantung hipertensi.

    4.1.3 Tekanan Darah Sistolik Pasien Hipertensi

    Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan diperoleh hasil yaitu

    sebanyak 129 pasien dengan hipertensi sistolik terkontrol (43%), dan 171 pasien

    dengan hipertensi tidak terkontrol (57%).

    Tabel 3.1. Tabel Tekanan Darah Sistolik Pasien Hipertensi

    Tekanan Darah Sistolik Jumlah (%)Hipertensi Terkontrol 129 43

    Hipertensi Tidak Terkontrol 171 57

    Jumlah 300 100

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    49/93

    37

    Hasil ini didukung oleh penelitian dari Joel, dkk. di Mangalore, India pada tahun

    2014 yaitu sebanyak 143 pasien hipertensi tidak terkontrol (68,1%), hal ini sejalan

    dengan hasil penelitian yang sudah peneliti lakukan.

    4.1.4 Tekanan Darah Diastolik Pasien Hipertensi

    Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan diperoleh hasil yaitu

    sebanyak 124 pasien hipertensi dengan tensi diastolik terkontrol (41,3%), dan 176

    pasien dengan tensi diastolik tidak terkontrol (58.7%).

    Tabel 3.2. Tabel Tekanan Darah Diastolik Pasien Hipertensi

    Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Joel, dkk. di Mangalore, India pada

    tahun 2014 dengan hasil sebanyak 9 orang (4,3%) dari 210 pasien memiliki tekanan

    darah yang normal, 143 orang (68,1%) memiliki tekanan darah hipertensi kelas 1, dan

    58 orang (27,6%) memiliki tekanan darah hipertensi kelas 2.

    4.1.5 Pemakaian Obat Pasien Hipertensi

    Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, dari 300 pasien hipertensi

    sebanyak 208 (69,3%) pasien menggunakan obat golongan Angiotensin Reseptor

    Bloker dengan sebaran Candesartan 112 (37,3%), Valsartan 87 (29%), Telmisartan 5

    (1,7%), Losartan 3 (1%), dan Irbesartan 1 (0,3%).

    Tekanan Darah Diastolik Jumlah (%)

    Hipertensi Terkontrol 124 41,3

    Hipertensi Tidak Terkontrol 176 58,7

    Total 300 100

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    50/93

    38

    Diagram 1.1 Diagram Obat Angiotensin Reseptor Bloker

    Sebanyak 152 (50,7%) pasien menggunakan Kalsium Kanal Bloker dengan sebaran

    Amlodipin 133 (44,3%), Diltiazem 15 (5%), dan Nifedipin 4 (1,3%).

    Diagram 1.2 Diagram Obat Kalsium Kanal Bloker

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    51/93

    39

    Sebanyak 151 (50,3%) pasien hipertensi menggunakan diuretic dengan sebaran

    Furosemide 93 (31%), Spironolactone 46 (15,3%), dan Hidrochlorthiazide 12 (4%).

    Diagram 1.3 Diagram Obat Diuretik

    Sebanyak 91 (30,3%) pasien menggunakan beta bloker dengan sebaran beta bloker

    selektif Bisoprolol 70 (23,3%) dan beta bloker tidak selektif Karvedilol 20 (6,7%)

    dan Propanolol 1 (0,3%).

    Tabel 3.3. Tabel Obat Beta Bloker

    Obat Beta Bloker Jumlah (%)

    Selektif

    Bisoprolol

    Non Selektif

    Karvedilol

    Propanolol

    70

    20

    1

    23,3

    6,7

    0,3

    Total 91 30,3

    Sebanyak 43 (14,3%) pasien menggunakan obat hipertensi kerja sentral dengan

    sebaran Clonidin 43 (14,3%).

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    52/93

    40

    Tabel 3.4. Tabel Obat Hipertensi Kerja Sentral

    Obat Hipertensi Kerja Sentral Jumlah (%)

    Clonidin 43 14,3

    Total 43 14,3

    Sebanyak 37 (11,7%) pasien menggunakan ACE inhibitor dengan sebaran Captopril

    15 (5%), Ramipril 14 (4,7%), Lisinopril 3 (1%), Imidapril 2 (0,7%), Enalapril 1

    (0,3%).

    Diagram 1.4 Diagram Obat ACE Inhibitor

    4.1.6 Kombinasi Pemakaian Obat Pasien Hipertensi

    Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, dari 300 pasien hipertensi

    diperoleh hasil kombinasi obat yang paling banyak digunakan adalah golongan ARB

    dan CCB yaitu Candesartan dan Amlodipin sebanyak 27 (9%) diikuti oleh Valsartan

    dan Amlodipin sebanyak 18 (6%). Hal ini sesuai denganBritish Hypertension Society

    tahun 2011. Dari 65 pasien dengan hipertensi terkontrol golongan obat yang paling

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    53/93

    41

    banyak digunakan adalah golongan ARB dan Diuretik yaitu sebanyak 13 (20%).

    Pasien dengan prehipertensi golongan obat yang paling sering dipakai adalah

    golongan ARB dan CCB sebanyak 13 (20,3%). Pasien dengan hipertensi kelas 1

    golongan obat yang paling sering dipakai adalah ARB dan CCB sebanyak 21

    (18,3%). Pasien dengan hipertensi kelas 2 golongan obat yang paling banyak dipakai

    adalah ARB dan CCB sebanyak 13 (23,2%). Dari 300 pasien hipertensi yang

    mendapatkan monoterapi sebanyak 27 (9%) dan yang mendapatkan kombinasi obat

    sebanyak 273 (91%).

    Tabel 3.5. Tabel Kombinasi Obat Antihipertensi Pasien Hipertensi (Terkontrol)

    Kombinasi Obat Jumlah (%)Obat TunggalDiuretik 5 7,6

    ARB 4 6,1

    Kerja Sentral 1 1,5

    Kombinasi 2 obatARB + Diuretik 13 20

    ARB + Beta Bloker 5 7,6

    ARB + CCB 4 6,1Beta Bloker + Diuretik 3 4,6

    Beta Bloker + ACE 2 3,1

    ACE + Diuretik 2 3,1CCB + Kerja Sentral 1 1,5CCB + Diuretik 1 1,5

    ARB + Kerja Sentral 1 1,5

    Kombinasi 3 ObatARB + Diuretik + Diuretik 7 10,8

    ACE + Diuretik + Diuretik 4 6,1

    ARB + Beta Bloker + Diuretik 2 0,6ARB + Diuretik + Kerja Sentral 2 0,6

    Beta Bloker + Diuretik + Diuretik 2 0,6

    ARB + CCB + Diuretik 1 1,5

    ARB + CCB + Beta Bloker 1 1,5ACE + CCB + Beta Bloker 1 1,5

    Kombinasi 4 Obat

    ARB + CCB + 2 Diuretik 1 1,5ARB + Beta Bloker + 2 Diuretik 1 1,5

    CCB + Beta Bloker + 2 Diuretik 1 1,5

    Total 65 100

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    54/93

    42

    Tabel 3.6. Tabel Kombinasi Obat Antihipertensi Pasien Prehipertensi

    (Terkontrol)

    Kombinasi Obat Jumlah (%)

    Obat Tunggal

    ARB 4 6,3

    Beta Bloker 3 4,7

    CCB 2 3,1

    ACE 1 1,6

    Kombinasi 2 Obat

    ARB + CCB 13 20,3

    ACE + BB 8 12,5

    ARB + Diuretik 5 7,8

    CCB + Beta Bloker 3 4,7

    CCB + Kerja Sentral 3 4,7

    CCB + Diuretik 2 3,1

    ARB + Beta Bloker 2 3,1

    ACEI + CCB 1 1,6

    Beta Bloker + Diuretik 1 1,6

    Kombinasi 3 Obat

    ARB + Beta Bloker + Diuretik 3 4,7Kerja Sentral + Diuretik 3 4,7

    ARB + CCB + Beta Bloker 2 3,1

    ARB + CCB + Diuretik 2 3,1

    ARB + CCB + Kerja Sentral 1 1,6

    ARB + CCB + Kerja Sentral 1 1,6

    ARB + Diuretik + Diuretik 1 1,6

    ARB + ACE + Diuretik 1 1,6

    ACE + Diuretik + Diuretik 1 1,6

    ACE + BB + Diuretik 1 1,6

    Total 64 100

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    55/93

    43

    Tabel 3.7. Kombinasi Obat Antihipertensi Pasien Hipertensi Kelas 1 (Tidak

    Terkontrol)

    Kombinasi Obat Jumlah (%)

    Obat Tunggal

    ARB 3 2,6

    CCB 2 1,7

    Beta Bloker 1 0,9

    Kombinasi 2 Obat

    ARB + CCB 21 18,3

    ARB + Diuretik 12 10,4

    ARB + Beta Bloker 11 9,6

    ACE + CCB 8 7

    CCB + Kerja Sentral 6 5,2

    ARB + Kerja Sentral 5 4,3

    CCB + Diuretik 4 3,5

    ACE + Diuretik 3 0,9

    ACE + ACE 2 1,7

    CCB + Beta Bloker 2 1,7

    ACE + Beta Bloker 1 0,9

    Kombinasi 3 Obat

    ARB + CCB + Beta Bloker 9 7,8

    ARB + CCB + Diuretik 6 5,2ARB + Diuretik + Diuretik 5 4,3

    ARB + CCB + Kerja Sentral 2 1,7

    ARB + BB + Diuretik 1 0,9

    ARB + Diuretik + Kerja Sentral 1 0,9

    CCB + Diuretik + Kerja Sentral 1 0,9

    Kombinasi 4 Obat

    ARB + CCB + Beta Bloker + Diuretik 3 2,6

    ARB + Beta Bloker + 2 Diuretik 2 1,7

    ARB + CCB + 2 Diuretik 2 1,7

    CCB + Beta Bloker + Kerja Sentral +

    Diuretik

    1 0,9

    Kombinasi 5 Obat

    ARB + Beta Bloker + CCB + 2 Diuretik 1

    Total 115 100

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    56/93

    44

    Tabel 3.8. Kombinasi Obat Antihipertensi Pasien Hipertensi Kelas 2 (Hipertensi

    Tidak Terkontrol)

    Kombinasi Obat Jumlah (%)

    Obat TunggalARB 2 3,6

    Kombinasi 2 Obat

    ARB + CCB 13 23,2CCB + Kerja Sentral 5 8,9

    ARB + Beta Bloker 4 7,1

    CCB + Beta Bloker 3 5,4ARB + Kerja Sentral 2 3,6

    ARB + Diuretik 2 3,6

    ACE + CCB 2 3,6Diuretik + Kerja Sentral 2 3,6

    Kombinasi 3 Obat

    ARB + CCB + Beta Bloker 5 8,9ARB + CCB + Diuretik 4 7,1

    ARB + Beta Bloker + Diuretik 2 3,6

    ARB + CCB + Kerja Sentral 2 3,6

    ARB + Diuretik + Kerja Sentral 2 3,6CCB + Diuretik + Kerja Sentral 2 3,6

    ARB + ACE + CCB 1 1,8

    ARB + Diuretik + Diuretik 1 1,8

    Kombinasi 4 ObatARB + CCB + 2 Diuretik 1 1,8

    ARB + CCB + Beta Bloker + Diuretik 1 1,8

    Total 56 100

    Tabel 3.9. Kombinasi Obat yang dipakai Pasien Hipertensi

    Kombinasi Obat Jumlah (%)

    Pemakaian 1 obat 27 9

    Kombinasi 2 obat 182 60,7

    Kombinasi 3 obat 78 26

    Kombinasi 4 obat 12 4

    Kombinasi lebih dari 4 obat 1 0,3

    Total 300 100

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    57/93

    45

    4.1.7 Kesesuaian Pemakaian Obat Antihipertensi

    Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti didapatkan kesesuaian

    pemakaian obat antihipertensi yang sesuai dengan literature JNC VII, didapatkan hasil

    jumlah kesesuaian pemakaian obat antihipertensi lebih besar 298 (99,4%), dibandingkan

    dengan ketidaksesuaian pemakaian obat antihipertensi (0,6%). Berdasarkan data yang telah

    diteliti, juga didapatkan hasil kesesuaian pemakaian obat antihihpertensi pada pasien

    dengancompelling indication sebanyak 212 orang (70,6%) dari 300 pasien, dan kesesuaian

    pemakaian obat terhadapcompelling indication berdasarkan JNC VII sebesar 155 (73,1%)

    lebih besar dibandingkan dengan ketidaksesuaian pemakaian obat sebanyak 57 (26,9%),

    hal ini sudah sejalan dengan kesesuaian yang beracu pada literature JNC VII.

    Tabel 4.0. Kesesuaian Pemakaian Obat Antihipertensi Pasien Hipertensi

    menurut Literatur JNC VII

    Antihipertensi menurut

    Literature

    Antihipertensi yang

    dipakai

    Keterangan

    Diuretics

    Chlorothiazide

    Chlorthalidone

    Hydrochlorthiazide Hydrochlorthiazide Sesuai JNC VII

    Polythiazide

    Indapamide

    Metolazone

    Spironolaktone Spironolactone Sesuai JNC VII

    Triamterene

    Bumetanide

    Furosemide Furosemide Sesuai JNC VII

    Beta BlokerAtenolol

    Betaxolol

    Bisoprolol Bisoprolol Sesuai JNC VIIMetoprolol

    Nadolol

    Propanolol Propanolol Sesuai JNC VII

    Propanolol long-acting

    Timolol

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    58/93

    46

    Antihipertensi menurut

    Literature

    Antihipertensi yang

    dipakai

    Keterangan

    ACEIs

    Benazepril

    Captopril Captopril Sesuai JNC VII

    Enalapril Enalapril Sesuai JNC VII

    Fosinopril

    Lisinopril Lisinopril Sesuai JNC VII

    Moexipril

    Perindopril

    Quinapril

    Ramipril Ramipril Sesuai JNC VII

    Trandolapril

    CCBs

    Amlodipine Amlodipine Sesuai JNC VII

    FelodipineIsradipine

    Nifedipine long-acting Nifedipine Sesuai JNC VII

    Nisoldipine

    ARBs

    Candesartan Candesartan Sesuai JNC VII

    Losartan Losartan Sesuai JNC VII

    Irbesartan Irbesartan Sesuai JNC VII

    Valsartan Valsartan Sesuai JNC VII

    Telmisartan Telmisartan Sesuai JNC VII

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    59/93

    47

    Tabel 4.1. Kesesuaian Pemakaian Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi di

    RSMH dengan Literatur JNC VII

    Kelas

    Hipertensi

    JNC VII Jumlah % Kesesuaian

    Sesuai Tidak

    Sesuai

    Sesuai Tidak

    Sesuai

    Hipertensi

    Terkontrol

    Hipertensi Stage I (140-

    159/90- 99 mmHg)

    Pilihan pertama diuretik,

    thiazid, alternatif lain

    ACEi, CCBs, ARBS, -

    blocker atau kombinasi

    128 1 42,7 0,3

    Hipertensi

    Tidak

    Terkontrol

    Hipertensi Stage I (140-

    159/90- 99 mmHg)

    Pilihan pertama diuretik,

    thiazid, alternatif lain

    ACEi, CCBs, ARBS, -

    blocker atau kombinasi

    170 1 56,7 0,3

    Subtotal 298 2 99,4 0,6

    Total 300 100

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    60/93

    48

    Tabel 4.2. Kesesuaian Pemakaian Obat Antihipertensi Pasien Hipertensi dengan

    Compelling Indication menurut Literatur JNC VII

    Compelling

    Indication

    JNC VII Jumlah % Kesesuaian

    Sesuai Tidak

    Sesuai

    Sesuai Tidak

    Sesuai

    CAD Diuretic, Beta

    Bloker, ACEI,

    CCB

    27 37 12,7 17,5

    CHF Diuretic, BetaBloker, ACEI,

    ARB, Aldosteron

    Antagonis

    37 11 17,5 5,2

    CKD ACEI, ARB, Kerja

    Sentral, CCB

    36 8 17 3,7

    HHD Diuretik, alternatif

    lain ACEi, CCBs,

    ARBS, -blocker

    atau kombinasi

    49 1 23,1 0,5

    MI +

    NSTEMI

    (Post MI)

    Beta Bloker, ACEI,

    ARB

    6 0 2,8 0

    Subtotal 155 57 73,1 26,9

    Total 212 100

    Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan data pasien yang memiliki

    compelling indication sebanyak 212 orang (70,6%) dari 300 pasien, dan kesesuaianpemakaian obat terhadap compelling indication berdasarkan JNC VII sebesar 155

    (73,1%) lebih besar dibandingkan dengan ketidaksesuaian pemakaian obat sebanyak

    57 (26,9%).

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    61/93

    49

    4.2 Keterbatasan Penelitian

    Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:

    1. Data rekam medik yang tidak lengkap.

    2. Keterbatasan waktu yang dimiliki untuk melakukan penelitian dikarenakan selama

    proses penelitian, peneliti masih menjalani proses belajar di Fakultas Kedokteran

    Universitas Sriwijaya Palembang.

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    62/93

    50

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Selama periode Januari 2015-Juni 2015, didapatkan angka kejadian hipertensi

    rawat jalan yang dapat diidentifikasi sesuai kriteria inklusi penelitian sebesar 300

    kasus dari total 2890 kasus.

    - Berdasarkan distribusi karakteristik pasien Hipertensi didapatkan data sebagai

    berikut:

    Hipertensi paling banyak dialami oleh laki-laki yaitu sebanyak 173

    (57,7%) dan wanita sebanyak 127 (42,3%).

    Coronary Artery Disease sebanyak 64 (21,3%), dan diikuti Congestive

    Heart Failure sebanyak 48 orang (16%) merupakan penyakit penyerta

    dan komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien hipertensi.

    Sebanyak 66 orang (22%) memiliki hipertensi sistolik terkontrol, 63

    orang (21%) memiliki tekanan darah sistolik pre-hipertensi, 115 orang

    (38,3%) memiliki hipertensi sistolik kelas 1, dan 56 orang (18,7%)

    memiliki hipertensi sistolik kelas 2.

    Sebanyak 124 orang (41,3%) memiliki hipertensi diastolik terkontrol,

    109 orang (36,3%) memiliki hipertensi diastolik kelas 1, dan 67 orang

    (22,3%) memiliki hipertensi diastolik kelas 2.

    Obat golongan ARB merupakan obat antihipertensi yang paling

    banyak dipakai oleh pasien hipertensi dengan sebaran Candesartan

    Cilexetile sebanyak 112 (37,3%), diikuti Valsartan sebanyak 87

    (29%). Obat berikutnya yang banyak digunakan adalah golongan

    Kalsium Kanal Bloker sebanyak 152 orang (50,7%), dengan sebaran

    Amlodipin Besylate sebanyak 133 orang (44,3%), diikuti Diltiazem

    HCl sebanyak 15 orang (5%). Golongan diuretik yang digunakan pada

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    63/93

    51

    pasien hipertensi adalah sebanyak 151 orang (50,3%), dengan sebaran

    Furosemide sebanyak 93 orang (31%), diikuti Spironolactone

    sebanyak 46 orang (15,3%). Golongan Beta Bloker Selektif yang

    digunakan pasien hipertensi sebanyak 70 orang (23,3%) adalah

    Bisoprolol Fumarate. Obat golongan kerja sentral yang paling banyak

    digunakan adalah Clonidin HCl sebanyak 43 orang (14,3%). Obat

    golongan ACE Inhibitor yang paling banyak digunakan adalah

    Captopril sebanyak 15 orang (5%). Obat golongan Beta Bloker Non-

    Selektif yang paling banyak digunakan adalah Karvedilol sebanyak

    20 orang (6,7%).

    Kombinasi obat yang paling sering digunakan adalah ARB dan CCB

    dengan sebaran Candesartan Cilexetile dan Amlodipin Besylate

    sebanyak 27 orang (9%), diikuti oleh Valsartan dan Amlodipin

    Besylate sebanyak 18 (6%). Dan dari semua golongan hipertensi dari

    terkontrol, prehipertensi, hipertensi stage 1 dan stage 2, kombinasi

    obat yang paling banyak digunakan adalah ARB dan CCB.

    Didapatkan hasil bahwa kesesuaian pemakaian obat antihipertensiberdasarkan JNC VII lebih tinggi (99,4%) dibandingkan dengan

    ketidaksesuaian pemakaian obat antihipertensi (0,6%).

    Didapatkan hasil jumlah pasien dengan compelling indication

    sebanyak 212 (70,6%) dari 300 pasien hipertensi.

    Didapatkan hasil kesesuaian pemakaian obat antihipertensi pada

    pasien dengan compelling indication lebih tinggi yaitu sebanyak 155

    (73,1%) dibandingkan dengan yang tidak sesuai dengan literature JNC

    VII yaitu sebanyak 57 (26,9%).

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    64/93

    52

    5.2 Saran

    Dengan melihat hasil penelitian ini, penulis memberikan beberapa saran yaitu:

    1. Diharapkan untuk terus memberikan terapi antihipertensi sesuai dengan

    literatur, agar dapat tercapai pengobatan hipertensi sesuai yang diharapkan.

    2. Kepada instansi rekam medis diharapkan memperhatikan dan memenuhi

    kelengkapan pencatatan rekam medik pasien sehingga informasi dapat

    diketahui lebih jelas dan lengkap serta dapat digunakan untuk penelitian lebih

    lanjut.

  • 7/26/2019 Skripsi Ivan Alexander Liando-04121401088

    65/93

    53

    DAFTAR PUSTAKA

    Banegas, J. R., F. R. Artalejo. 2015. Hypertension Control: Population SurveysVersus Clinical Studies.

    http://www.nature.com/jhh/journal/vaop/