SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

94
SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DI KABUPATEN BONE (Studi Program Desa Siaga Bencana Peduli Difabel Desa Cakke) Oleh: HASRIANTI Nomor Induk Mahasiswa : 105611132016 PROGRAM STUDI ILMU ADMINSITRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Transcript of SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

Page 1: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

SKRIPSI

INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN PENANGGULANGAN

BENCANA DAERAH DI KABUPATEN BONE

(Studi Program Desa Siaga Bencana Peduli Difabel Desa Cakke)

Oleh:

HASRIANTI

Nomor Induk Mahasiswa : 105611132016

PROGRAM STUDI ILMU ADMINSITRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

SKRIPSI

INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN PENANGGULANGAN

BENCANA DAERAH DI KABUPATEN BONE (STUDI PROGRAM DESA

SIAGA BENCANA PEDULI DIFABEL DESA CAKKE)

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Di Susun dan Diajukan Oleh:

HASRIANTI

Nomor Induk Mahasiswa: 105611132016

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

ii

Page 3: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

PERSETUJUAN UJIAN AKHIR

Judul Skripsi : Inovasi Pelayanan Publik Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Di Kabupaten Bone (Studi

Program Desa Siaga Bencana Peduli Difabel Desa

Cakke)

Nama Mahasiswa : Hasrianti

Nomor Stambuk : 1 0561 11320 16

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyetujui:

Pembimbing I

Dr. Abdul Mahsyar, M.Si

Pembimbing II

Dr. Muhammad Tahir, M.Si

Mengetahui:

Dekan Fisipol Ketua Program Studi

Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si Nasrul Haq, S.Sos., MPA

NBM : 730727 NBM: 1067463

iii

Page 4: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …
Page 5: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Hasrianti

Nomor Induk Mahasiswa : 10561 11320 16

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar proposal penelitian ini adalah karya saya sendiri dan bukan

hasil plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan

apabila dikemudian hari peryataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima

sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 19 Oktober 2020

Yang Menyatakan,

Hasrianti

v

Page 6: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

ABSTRAK

Hasrianti, 2020. Inovasi Pelayanan Publik Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Di Kabupaten Bone (Studi Program Desa Siaga Bencana

Peduli Difabel Desa Cakke) (Dibimbing oleh, Abdul Mahsyar dan Muhammad

Tahir)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bone

melakukan inovasi Desa Siaga Bencana (Daeng Siba) Peduli Disabilitas. Program

tersebut menyentuh langsung para penyandang disabilitas yang merupakan

kelompok rawan pada saat terjadinya bencana. Aturan yang telah dibuat terkait

disabilitas di Kabupaten Bone seperti Perda Nomor 5 tahun 2017 tentang

perlindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas Hal tersebut menjadi

dasar perlindungan penyandang disabilitas pada saat bencana. Kabupaten Bone

rentan terjadi bencana seperti angina putting beliung dan bencana banjir serta

longsor sehingga di butuhkan edukasi bagi masyarakat desa dan juga penyandang

disabilitas.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan

menggunakan tipe pendekatan studi kasus. Informan dalam penelitian ini terdiri

dari delapan (8) orang yakni: BPBD Kabupaten Bone, Pemerintah Desa Cakke,

Ketua Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kabupaten Bone,

Penyandang Disabilitas dan Masyarakat.

Hasil penelitian ini terdapat 4 indikator yang menjadi kunci dari penelitian

terkait Inovasi Pelayanan Publik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Di

Kabupaten Bone (Studi Program Desa Siaga Bencana Peduli Difabel Desa Cakke)

yaitu: Pertama, layanan terintegrasi program ini terintegrasi dengan perlindungan

kelompok rentan seperti kaum disabilitas. Dalam penanganan masyarakat

disabilitas membutuhkan langkah-langkah tertentu, dalam menentukan pola-pola

penanganan bencana sesuai dengan kebutuhan wilayah masing-masing. Kedua,

pelibatan warga masyarakat masyarakat lebih mudah memberikan masukan

terhadap pemerintah desa dalam rangka menjalankan program siaga bencana

termasuk perlindungan bagi kaum disabilitas dan pertolongan yang dapat dilakukan

masyarakat terhadap kelompok di sabilitas. Ketiga, menjalin kerjasama BPBD

selaku penanggung jawab masalah kebencanaan di daerah dengan mendorong

program desa siaga bencana peduli difabel senantiasa menggandeng persatuan

penyandang disabilitas Indonesia dalam mengedukasi masyarakat terkait program

siaga bencana dengan memperhatikan kelompok rentan seperti kaum disabilitas.

Dan keempat, pemanfaatan teknologi BPBD Kabupaten Bone telah memiliki

perangkat teknologi informasi yang dapat memuat pesan terkait kondisi suatu

wilayah yang rawan terjadi bencana. Melalui data dan informasi tersebut program

desa siaga bencana dapat menentukan langkah-langkah pencegahan yang dilakukan

dalam upayanya menjalankan kegiatan siaga bencana.

Kata Kunci: Inovasi, Pelayanan Publik & Siaga Bencana

vi

Page 7: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Penulis memanjatkan puji syukur yang tidak terhingga atas kehadirat Allah

SWT, yang telah menganugrahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis

mampu menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Inovasi Pelayanan

Publik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bone (Studi Program

Desa Siaga Bencana Peduli Difabel Desa Cakke)”

Penyusunan skripsi ini dalam rangka memenuhi syarat memperoleh gelar

sarjana Ilmu Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar. Penulis sangat menyadari bahwa keberhasilan dari

penyusunan skripsi ini berkat bimbingan, bantuan, dan saran-saran dari beberapa

pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

terimakasih Kepada yang terhormat:

1. Dr. Abdul Mahsyar, M.Si selaku Pembimbing I dan Dr. Muhammad

Tahir, M.Si selaku pembimbing II yang telah senantiasa meluangkan

waktunya dalam membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga

penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Ibu Dr. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. apak Nasrul Haq, S.Sos, MPA selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Makassar.

vii

Page 8: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

4. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah

memberikan ilmunya selama peneliti dan proses perkuliahan

5. Bapak dan ibu tercinta, atas do’a-do’a dan dukungan yang tiada henti

diberikan kepada peneliti.

6. Seluruh Pegawai Badan Penanggulangan Bnecana Daerah Kabupaten

Bone

7. Kakanda A.Fiqi Firdaus, S.IP

8. Nur Abdi Negara yang senantiasa selalu membantu saya

9. Teman-teman Auto Cau

10. Teman-teman angakatan 2016 “FEDERASI”

11. Jurusan Ilmu Administrasi Negara (ADN) kelas H angkatan 2016 yang

selalu memberikan semangat.

12. Teman-teman DIVERGENT 2016

Semoga skripsi yang peneliti susun ini dapat bermanfaat bagi

penulis, mahasiswa jurusan Ilmu Administrasi Negara lainnya, dan bagi siapa saja

yang membaca. Mohon maaf jika ada kesalahan dan kekeliruan dalam skripsi dan

penulis mengharapkan adanya kritik, masukan, dan saran terhadap skripsi ini.

Makassar, 19 Oktober 2020

Penulis

viii

Page 9: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

1

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................................. iii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. iv

ABSTRAK ................................................................................................................ vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 10

B. Tinjauan Konseptual ...................................................................................... 11

C. Kerangka Pikir ............................................................................................... 22

D. Fokus Penelitian ............................................................................................. 23

E. Deskripsi Fokus Penelitian ............................................................................. 24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian................................................................................ 26

B. Jenis dan Tipe Penelitian ...................................................................................... 26

C. Informan................................................................................................................. 27

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 28

E. Teknik Analisis Data ............................................................................................ 29

F. Keabsahan Data ..................................................................................................... 31

ix

Page 10: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian ................................................................................... 33

B. Inovasi dalam Program Deng SIBA “Desa Siaga Bencana” Peduli Difabel

Kabupaten Bone ............................................................................................. 48

1. Layanan Terintegrasi ..................................................................................... 48

2. Pelibatan Warga Masyarakat ........................................................................ 54

3. Menjalin Kerjasama ....................................................................................... 59

4. Pemanfaatan Teknologi ................................................................................. 64

C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................... 69

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 73

B. Saran ....................................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 75

LAMPIRAN ...................................................................................................................... 77

x

Page 11: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kinerja pemerintah kita yang cepat memberi tanggapan terhadap alam

yang terjadi patut diapresiasi oleh seluruh rakyat Indonesia. Akan tetapi di

masa mendatang dan tentu saja dalam waktu yang tidak terlalu lama,

manajemen bencana dalam skala yang lebih besar perlu juga untuk disiapkan

mengingat apa yang telah terjadi di Lombok, Palu dan Selat Sunda tahun yang

lalu. Ada lima langkah inovatif yang tentu saja bisa dilakukan oleh

pemerintah terkait dengan manajemen bencana ini yakni sistem bencana

terintegrasi, pendidikan untuk mempelajari langkah-langkah preventif

menghadapi bencana, penghijauan regional, pengembangan tembok mitigasi

bencana dan pengembangan tempat perlindungan temporer di setiap

kelurahan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bone

melakukan inovasi Desa Siaga Bencana (Daeng Siba) Peduli Disabilitas.

Program tersebut menyentuh langsung para penyandang disabilitas yang

merupakan kelompok rawan pada saat terjadinya bencana. Peraturan daerah

pemenuhan hak penyandang disabilitas, salah satu itemnya adalah prioritas

penyandang disabilitas pada saat terjadi bencana, penanganan terhadap

difabel tentu berbeda dengan korban non-difabel.

Pada program Daeng Siba, BPBD menggandeng Persatuan penyandang

disabilitas Indonesia (PPDI) Bone, edukasi kesiap-siagaan bencana penting

Page 12: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

2

untuk diketahui hingga tingkat desa, termasuk kelompok penyandang

disabilitas sebagai kelompok rentan. Adapun sejumlah materi yang

disampaikan tim yakni praktik penggunaan beberapa alat keselamatan darurat

dan simulasi pertolongan kepada korban bencana.

Aturan yang telah dibuat terkait disabilitas di Kabupaten Bone seperti

Perda Nomor 5 tahun 2017 tentang perlindungan dan pemenuhan hak

penyandang disabilitas, Perda Nomor 4 Tahun 2017 tentang penyelenggaraan

kabupaten sehat, Perda Nomor 11 Tahun 2016 tentang pengarus utamaan

gender dalam pembangunan, Perbup tentang penyelenggaraan pendidikan

inklusif di Kabupaten Bone dan SK Bupati nomor 360 Tahun 2017 tentang

pembentukan kelompok kerja penggiatan pendidikan inklusif Ininnawa

Madeceng Kabupaten Bone Tahun 2017-2020.

Program Daeng Siba dalam pelaksanaannya di atur dalam Peraturan

Daerah Kabupaten Bone Nomor 5 Tahun 2017 tentang Perlindungan dan

Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas. Hal tersebut menjadi dasar

perlindungan penyandang disabilitas pada saat bencana. Kabupaten Bone

rentan terjadi bencana seperti angina putting beliung dan bencana banjir serta

longsor sehingga di butuhkan edukasi bagi masyarakat desa dan juga

penyandang disabilitas.

Beberapa wilayah di Kabupaten Bone, termasuk wilayah yang kerap

terjadi bencana alam, seperti musibah banjir, Desa Mallari dan Desa Cakke

Bone dipilih menjadi lokus program karena selalu menjadi langganan banjir

dari luapan sungai yang melintasi desa tersebut. program Deng Siba

Page 13: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

3

menyentuh langsung para penyandang disabilitas yang merupakan kelompok

rawan pada saat terjadinya bencana (Kasubag Program BPBD).

Kabupaten Bone merupakan daerah yang tergolong masih rendahnya

pengetahuan manajemen bencana terlebih kepada masyarakat disabilitas.

Berikut jumlah masyarakat disabilitas di Kabupaten Bone Berdasarkan

kategori jenis difabel: Tuna Netra (1.627 Orang), Tuna Rungu (1.210 Orang),

Tuna Daksa (4.112 Orang), Tuna Grahita (556 Orang) dan Tuna Wicara

(1.195 Orang)

Berdasarkan data yang di himpun sekitar 8.710 orang merupakan

penyandang di sabilitas atau sekitar 1.12 Persen dari jumlah keseluruhan

penduduk Kabupaten Bone. Kaum difabel memang menjadi target atau

sasaran dari pemerintah Kabpaten Bone untuk mendapatkan pelayanan agar

terjadi keselarasan di antara masyarakat.

Bencana yang terjadi mengakibatkan penderitaan bagi masyarakat.

Bencana tidak dapat hanya dilihat sebagai tanggung jawab pemerintah

semata, tetapi harus mendapatkan dukungan yang kuat dari masyarakat

Penanggulangan bencana merupakan seluruh upaya menyeluruh dan proaktif

dimulai pada sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana.Peran serta

masyarakat untuk terlibat dalam penanggulangan bencana sangat penting.

Dalam melibatkan masyarakat maka penting untuk di perhatikan

komitmen dan koordinasi yang solid dari pemerintah dalam peran serta

masyarakat dalam penanggulangan bencana, peningkatan kapasitas peran

serta masyarakat dalam penanggulangan bencana, mensinergikan kebijakan

Page 14: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

4

dan program pemerintah dengan potensi yang ada dalam masyarakat sehingga

program dan kegiatan yang direncanakan benar-benar relevan sesuai aspirasi

dan keadaan masyarakat yang diharapkan memberikan hasil optimal,

pengintegrasian peran serta masyarakat dalam penanggulangan bencana

mulai kesiapsiagaan hingga rehabilitasi dan rekonstruksi (Karosekali dan

Immanuel 2015)

Pelayanan Publik (Public Service) merupakan pelayanan yang

diberikan kepada masyarakat umum yang menjadi warga negara atau secara

sah menjadi penduduk negara yang bersangkutan. Kualitas pelayanan

memegang peran penting untuk mencapai tingkat kepuasan masyarakat. Citra

kulitas pelayanan yang baik menjadi sudut pandang atau persepsi pihak

pemerintah, melainkan berdasarkan sudut pandang masyarakat. Hal ini

masyarakat yang memakai pelayanan pemerintah.

Pelayanan publik dapat dijadikan standar tolak ukur dari hasil kinerja

pemerintah itu sendiri sudah berjalan dengan baik atau masih ada yang perlu

dibenahi. Jika kualitas pelayanan publik tersebut belum berhasil terwujud

sesuai tujuan maka pelayanan publik belum berjalan dengan baik.

Berlakunya otonomi daerah yang tertuang dalam Undang-Undang No.

23 Tahun 2014 dimana otonomi daerah didefinisikan sebagai hak, wewenang,

dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Oleh karena itu, pemerintah daerah dalam hal ini

Page 15: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

5

adalah pemerintah daerah kabupaten/kota mempunyai hak dan wewenang

untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahannya sendiri.

Pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan publik di tuntut agar

lebih innovatife. Inovasi merupakan salah satu hal yang harus selalu

dilakukan untuk mengembangkan organisasi menjadi lebih baik, tidak

terkecuali pada organisasi non profit seperti pemerintah. Maka dari itu

organisasi dituntut untuk selalu memiliki inovasi tinggi untuk

mengembangkan organisasi menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Inovasi kebijakan penanganan kaum difabel yang ada di Kabupaten

Bone ditujukan untuk memperkuat sekaligus memberi ruang gerak inisiatif

kepada kaum difabel, sebab biasanya program-program yang dibuat oleh

Pemerintah Provinsi atau Kabupaten/Kota hanya berfokus pada bantuan

peningkatan infrastruktur saja sehingga inovasi kebijakan ini seharusnya

dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan nilai

kemanfaatannya dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat.

Inovasi perkembangan teknologi informasi berkembang dengan cepat,

ini selaras dengan perkembangan manusia modern yang memiliki tingkat

mobilitas tinggi, mencari pelayanan yang mudah, fleksibel, efesien dan

efektif. Dengan demikian dengan inovasi pelayanan akan semakin baik.

Sistem informasi yang terintegrasi merupakan pendukung yang sangat

penting bagi perkembangan suatu instansi, perusahaan maupun pemerintah

daerah dalam menjalankan inovasi, guna mendukung penyediaan informasi

dan pengelolaan data. Semua sistem informasi memiliki karakteristik umum,

Page 16: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

6

yaitu selalu tumbuh dan berkembang, melaksanakan tugas-tugas yang

berhubungan dengan pengelolaan data dan menyediakan informasi kepada

masyarakat.

Penyandang disabilitas bertemu dengan tantangan yang unik dalam

setiap tahapan manajemen bencana, hal yang terlihat adalah gangguan fisik

saja namun yang sebenarnya terjadi adalah gangguan fisik, sosial, dan

ekonomi. Masalah yang kemudian muncul adalah bagaimana menghadapi

bencana untuk disabilitas.

Inovasi dalam memberikan pelayanan juga harus di fokuskan kepada

masyarakat disabilitas atau kelompok rentan. Terdapat beberapa

permasalahan yang dihadapi oleh penyandang disabilitas ketika bertemu

dengan bencana. Permasalahan tersebut terjadi pada setiap tahapan

manajemen bencana. Permasalahan tersebut antara lain: belum maksimalnya

program persiapan bencana yang sensitif penyandang disabilitas, partisipasi

penyandang disabilitas masih minim dalam pendidikan pegurangan risiko

bencana (PRB), aksesbilitas penyandang disabilitas terhadap materi

ajar/belajar PRB, penyandang disabilitas tidak bisa sepenuhnya bertindak

cepat dalam penyelamatan diri, kurangnya pendataan spesifik tentang

identitas dan kondisi penyandang disabilitas, dan kurangnya fasilitas dan

layanan yang aksesibel di pengungsian.

Pada dasarnya dalam pelaksanaan inovasi pemerintah daerah di tuntut

untuk lebih memperluas relasi dan kerjasama dengan stakeholder yang

mengetahui sebuah pokok permasalahan. Tujuannya tidak lain untuk

Page 17: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

7

membantu aktivitas-aktivitas dalam pemerintahan dan dengan adanya

kerjasama, pemerintah daerah akan dapat berkembang secara cepat. Melalui

hubungan kerjasama inilah pemerintah akan dapat memperoleh manfaat-

manfaat dari setiap perjanjian kerja sama yang dilakukan dengan mitra

kerjanya.

Mengacu pada banyaknya jumlah penyandang disbilitas, semestinya

memang tidak terjadi pembedaan perlakuan pemenuhan hak antara orang

yang normal dengan penyandang disabilitas. Dalam segala hal yang

berurusan dengan aktivitas fisik, para penyandang disabilitas mengakui dan

menyadari, bahwa mereka memang beda, bukan dalam arti kemampuan,

namun lebih pada mode of production atau dalam cara-cara berproduksi.

Berdasarkan latar belakang masalah maka penulis tertarik melakukan

penelitian terkait Inovasi Pelayanan Publik Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Di Kabupaten Bone (Studi Program Desa Siaga Bencana Peduli

Difabel Desa Cakke)

dengan proses yang ditempuh dalam menjalankan inovasi tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penulis membangun rumusan masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana Program Deng Siba Peduli Difabel melakukan pelayanan

terintegrasi?

2. Bagaimana proses keterlibatan warga masyarakat dalam program

Deng Siba peduli Difabel?

Page 18: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

8

3. Bagaimana bentuk pelaksanaan kerjasama dalam program Deng Siba

peduli Difabel ?

4. Bagaimana analisis penggunaan teknologi informasi dalam

pelaksanaan program Deng Siba peduli Difabel

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui inovasi program Deng Siba peduli Difabel

dalam melakukan pelayanan terintegrasi.

2. Untuk mengetahui sejauh mana proses keterlibatan warga

masyarakat dalam program Deng Siba peduli Difabel.

3. Untuk mengetahui proses membangun relasi dalam pelaksanaan

kerjasama program Deng Siba peduli Difabel.

4. Untuk mengetahui analisis penggunaan teknologi informasi dalam

pelaksanaan program Deng Siba peduli Difabel

D. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis

a. Menambah wawasan dan kemampuan berpikir mengenai penerapan

teori yang telah didapat dari mata kuliah yang telah diterima

kedalam penelitian yang sebenarnya.

b. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sarana untuk menyusun

strategi pengembangan sistem penilaian pelayanan yang berjalan.

c. Hasil penelitian ini menjadi bahan masukan dan diskusi bagi

mahasiswa agar memahami bentuk pelayanan kaum difabel

Page 19: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

9

2. Secara Praktis

a. Dapat di jadikan input bagi pengambil keputusan dan kebijakan untuk

meningkatkan pelayanan bagi kaum disabilitas dalam kecamatan

administrasi pelayanan pemerintah

b. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sarana untuk menyusun

strategi pengembangan sistem penilaian pelayanan yang berjalan

c. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sarana diagnosis dalam

mencari sebab masalah atau kegagalan yang terjadi di dalam sistem

penilaian pelayanan yang sedang berjalan.

Page 20: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Demirza (2016) dari Pogram Studi Ilmu Pemerintahan, Universitas

Muhammadiyah Malang tahun berjudul “Implementasi Disability Policy

Pada Pembangunan Fasilitas Umum Sebagai Bentuk Perlindungan dan

Pemberdayaan Penyandang Cacat di Kota Malang . Penelitian menggunakan

metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitiannya

adalah, implementasi kebijakan disabilitas di Kota Malang dilakukan secara

bertahap setiap tahunnya. Pedestrian masih difokuskan untuk dibangun di

tempat-tempat ramai. Ketersediaan fasilitas sekolah inklusif masih minim

dikarenakan belum terdapat syarat dari pemerintah terkait fasilitas ramah

disabilitas.

Rahayu, dkk. (2013) Pelayanan Publik Bidang Transportasi Bagi

Difabel Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa penyediaan layanan perhubungan untuk memenuhi kebutuhan kaum

difabel belum optimal. Pemerintah Kota Yogyakarta menyediakan fasilitas

perhubungan ramah difabel, Sleman menyediakan trotoar ramah difabel

khususnya di sekitar kompleks perkantoran pemerintah daerah. 3 kabupaten

lain belum optimal dalam penyediaan fasilitas.

Ulfa,Dkk (2020) Inovasi Pelayanan Pendidikan (Studi Kasus: Program

Sumbangan Pembinaan Pendidikan (Spp) Gratis Bagi Mahasiswa Kabupaten

Pangkep). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa inovasi pelayan yang

Page 21: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

11

berada di kota pangkep dengan Program SPP gratis bagi mahasiswa Pangkep

memiliki tingkat kesesuaian (Compatibility) karena sesuai dengan kondisi

dan harapan masyarakat . Pemerintah daerah Kabupaten Pangkep melihat

bahwa APBD mencukupi untuk dikeluarkan program yang dianggap bisa

menjadi solusi untuk meningkatkan mutu pendidikan Kabupaten Pangkep.

Mahasiswa dan masyarakat serta Pemerintah Daerah berharap agar program

ini tetap menjadi program andalan di Kabupaten Pangkep dan bisa untuk terus

ditingkatkan agar masyarakat Kabupaten Pangkep bisa memiliki hidup yang

lebih baik lagi dari sebelumnya

B. Tinjauan Konseptual

1. Konsep Inovasi

Kata inovasi berasal dari bahasa inggris innovation berarti perubahan.

Inovasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kegiatan atau pemikiran

manusia untuk menemukan sesuatu yang baru yang berkaitan dengan input,

proses, dan output, serta dapat memberikan manfaat dalam kehidupan

manusia.

Inovasi dapat berupa ide, cara-cara ataupun obyek yang dipersepsikan

oleh seseorang sebagai sesuatu yang baru. Inovasi juga sering dugunakan

untuk merujuk pada perubahan yang dirasakan sebagai hal yang baru oleh

masyarakat yang mengalami (Mariana 2010:304).

Sutarno (2012:132), inovasi adalah transformasi pengetahuan kepada

produk, proses dan jasa baru, tindakan menggunakan sesuatu yang baru.

Inovasi merupakan eksploitasi yang berhasil dari suatu gagasan baru atau

Page 22: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

12

dengan kata lain merupakan mobilisasi pengetahuan, keterampilan teknologis

dan pengalaman untuk menciptakan produk, proses dan jasa baru.

Inovasi merupakan salah satu aspek yang berpengaruh dalam

berkembangnya suatu organisasi. Beberpa organisasi baik itu organisasi

sektor swasta ataupun sektor publik seperti organisasi pemerintahan berupaya

untuk menemukan inovasi-inovasi (Ancok 2012). inovasi dimaknai sebagai

peralihan dari prinsip-prinsip, proses, dan praktik-praktik manajemen

tradisional atau pergeseran dari bentuk organisms yang lama dan memberi

pengaruh yang siginifikan terhadap cara sebuah majanemen yang dijalankan.

Inovasi dalam organisasi pemerintahan menjadi suatu tuntutan bagi

instansi pemerintahan menyusul semakin meningkatnya desakan dari publik

akan adanya peningkatan kinerja dari instansi pemerintahan agar mampu

menyelesaiakan permasalahan di dalam kehidupan masyarakat melalui suatu

program dan pelayanan (Suwarno 2008).

Inovasi secara relevan dapat digunakan di sektor publik arena fungsi

alternatifnya untuk mencari solusi baru atas persoalan lama yang tak kunjung

tuntas. Inovasi pada instansi pemerintahan sangat dibutuhkan dalam proses

penyediaan pelayanan publik dengan mengembangkan cara-cara baru dan

sumber daya baru (Taufiq 2009). Di samping itu, inovasi di sektor publik bisa

dilaksanakan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya

mengingat pada dasarnya organisasi sektor publik senantiasa dihadapkan

pada kelangkaan sumber daya dan keterbatasan anggaran.

Page 23: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

13

Suatu inovasi tidak lepas beberapa hal atau aspek penting yang

menunjukkan suatu organisasi telah melakukan inovasi. Ada lima hal yang

perlu ada dalam suatu inovasi sebagaimana berikut ini (Suwarno 2008):

a. Sebuah Inovasi hadir sebagai pengetahuan baru bagi masyarakat dalam

sebuah sistem sosial tertentu. Pengetahuan baru ini merupakan faktor

penting penentu perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat .

b. Cara Baru Inovasi juga dapat berupa cara baru bagi individu atau

sekelompok orang untuk memenuhi kebutuhan atau menjawab masalah

tertentu. Cara baru ini merupakan ini merupakan pengganti cara lama

yang sebelumnya berlaku.

c. Objek Baru suatu inovasi merujuk pada adanya objek baru untuk

penggunanya. Objek baru ini dapat berupa fisik (tangible) atau tidak

berwujud fisik (intangible).

d. Teknologi Baru, inovasi sangat identik dengan kemajuan teknologi.

Banyak contoh inovasi yang hadir dari hasil kemajuan teknologi.

Indikator kemajuan dari suatu produk teknologi yang inovatif biasanya

dapat dikenali dari fitur-fitur yang melekat pada produk tersebut.

e. Penemuan Baru hasil semua inovasi merupakan hasil penemuan baru.

Inovasi merupakan produk dari sebuah proses yang sepenuhnya bekerja

dengan kesadaran dan kesengajaannya.

Oslo Manual (dalam Zuhal, 2013 :58), inovasi memiliki aspek yang

sangat luas karena dapat berupa barang maupun jasa, proses, metode

pemasaran atau metode organisasi yang baru atau telah mengalami

Page 24: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

14

pembaharuan yang menjadi jalan keluar dari permasalahan yang pernah

dihadapi oleh organisasi.

Borins (dalam Sangkala, 2013:25) menyatakan bahwa dalam literature

inovasi terdapat perbedaan antara temuan (invention), kreasi ide baru, dan

inovasi. Dalam literature manajemen juga dikemukakan sejumlah defenisi

inovasi dimana cara luas berada dalam tema-tema perubahan proses atau

teknologi yang menciptakan nilai bagi pelanggan atau organisasi. Inovasi

yang berbeda tersebut lebih kepada semata-mata perubahan.

Inovasi adalah sumber dari perkembangan sosial dan ekonomi, serta

merupakan produk dan fasilitator dari pertukaran ide yang merupakan darah

dari pembangunan (Pugh dalam Pratama 2013). Inovasi dicerminkan oleh

produk-produk dan proses produksi baru, kemajuan teknologi komunikasi,

organisasi dan layanan baru disektor publik dan sector non-profit.

Inovasi dan analisa praktek yang sukses menunjukkan bahwa strategi

utama didalam sektor pemerintahan yaitu (Sangkala, dalam Nurdin, 2016):

a. Memberikan layanan terintegrasi, yaitu Pemerintah menawarkan

peningkatan sejumlah layanan, sehingga warga memiliki harapan yang

tidak sederhana untuk memperoleh layanan yang disediakan disertai

kenyamanan.

Terintegrasi merupakan sistem informasi yang terdiri dari banyak

bagian dari masing-masing proses dan menjadi satu kesatuan sistem. Sistem

terintegrasi membutuhkan peran serta user secara maksimal, karena antara

satu proses dengan proses yang lainnya saling mempengaruhi. Apabila tidak

Page 25: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

15

ada partisipasi yang aktif dari masing-masing user pada sistem ini maka

sistem tidak dapat bermanfaat secara optimal untuk instansi

Untuk mencapai pelayanan publik yang profesional maka perlu

memahami prinsip-prinsip pelayanan publik yang baik yaitu, kesederhanaan,

kejelasan, kepastian, waktu, akurasi serta kenyamanan. Prinsip pelayanan

publik di atas harus disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan

masyarakat dalam mewujudkan pelayanan publik yang prima sesuai dengan

tuntutan dan harapan masyarakat (Laksana 2008).

b. Pelibatan warga, yaitu Pemerintah memiliki kewenangan yang inovatif

mendorong peran warga untuk berpartisipasi guna mensukseskan

inovasi, dan memungkinkan warga untuk mengungkapkan

kebutuhannya sekaligus memastikan inovasi sukses dan berkelanjutan.

Keterlibatan masyarakat dalam proses inovasi merupakan sebuah

bentuk partisipasi dalam rangka pembangunan daerah. Dimana masyarakat

mempunyai peran penting untuk memahami program kebijakan yang dibuat

pemerintah. Lebih rinci (Irene 2011:61) membedakan partisipasi menjadi

empat jenis yaitu pertama, partisipasi dalam pengambilan keputusan. Kedua,

partisipasi dalam pelaksanaan. Ketiga, partisipasi dalam pengambilan

manfaat. Dan keempat, partisipasi dalam evaluasi.

Pada dasarnya banyak faktor yang mempengaruhi derajat partisipasi

masyarakat yang tercermin dalam prilaku dan aktifitasnya dalam suatu

kegiatan. Faktor yang mempengaruhi derajat partisipasi antara lain

pendidikan, penghasilan dan pekerjaan anggota masyarakat.

Page 26: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

16

c. Menjalin Kerjasama/ Kolaborasi, yaitu Pemerintah melakukan

kolaborasi dengan Lembaga terkait, Instansi Publik, Swasta, untuk

kesamaan cara pandang yang inovatif dalam memenuhi peningkatan

layanan publik.

Maasawet (2010) tujuan dari bekerjasama ialah dapat mengembangkan

tingkat pemikiran yang tinggi, keterampilan komunikasi yang penting,

meningkatkan minat, percaya diri, kesadaran bersosial dan sikap toleransi

terhadap perbedaan individu. Dalam kerjasama, kita memiliki kesempatan

mengungkapkan gagasan, mendengarkan pendapat orang lain, serta bersama-

sama membangun pengertian, menjadi sangat penting dalam belajar karena

memiliki unsur yang berguna menantang pemikiran dan meningkatkan harga

diri seseorang.

Kerjasama antara pemerintah dan pihak swasta merupakan suatu

alternatif mekanisme pembiayaan dalam pengadaan pelayanan public yang

telah digunakan secara luas diberbagai negara yang khususunya negara maju.

Menurut Istianto (2011). Kerjasama ini merupakan kesepakatan antara dua

pihak ataupun lebih yang memungkinkan antara pihak pihak tersebut

melakukan kerjasama sehingga tercapai tujuan yang sama, dan kerjasama ini

dari masing-masing pihaknya berperan atau melakukan tugasnya sesuai

tanggung jawab serta kekuasaannya.

d. Memanfaatkan Teknologi Informasi (TI), yaitu Pemerintah

memberikan layanan administrasi publik berbasis komputer dan

Page 27: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

17

internet untuk mempercepat dan menyederhanakan warga memperoleh

layanan administrasi dan informasi dari pihak Pemerintah.

Pemanfaatan teknologi informasi ini bertujuan untuk

menyelenggarakan pelayanan publik yang lebih baik, meningkatkan

hubungan antara pemerintah dengan bisnis serta industri, memberdayakan

masyarakat melalui akses terhadap informasi, serta meningkatkan efisiensi

manajemen pemerintahan.

Setyadi (2003) keuntungan lain dari pemanfaatan teknologi informasi

oleh institusi pemerintah diantaranya dapat mengurangi korupsi,

meningkatkan transparansi, meningkatkan kenyamanan, meningkatkan

pendapatan, dan atau dapat mengurangi biaya.

Sebagai kesimpulan berdasarkan beberapa teori terkait inovasi yaitu

merupakan suatu ide atau gagasan dalam menciptakan sesuatu yang baru.

Terkait inovasi bagi pemerintahan merupakan suatu metodelogi yang di

gunakan dalam mengefektifkan pelayanan terhadap masyarakat melalui

sesuatu yang baru dan dapat memudahkan pelayanan.

2. Konsep Pelayanan Publik

Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan

(melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan

pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah

ditetapkan (Irsan 2012:9). Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu bahwa

pemerintahan pada hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat.

Page 28: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

18

Karenanya Birokrasi publik berkewajiban dan bertanggung jawab untuk

memberikan layanan yang baik dan professional.

Masyarakat setiap waktu selalu menuntut pelayanan publik yang

berkualitas dari birokrat, meskipun tuntutan tersebut sering tidak sesuai

dengan hararapan karena secara empiris pelayanan publik yang terjadi selama

ini masih bercirikan hal-hal seperti berbelit-belit, lamban, mahal, melelahkan,

ketikpastian. Keadaan demikian terjadi karena masyarakat masih diposisikan

sebagai pihak yang “melayani” bukan dilayani (Mahsyar 2011).

Pelayanan publik merupakan elemen yang sangat penting dalam

penyelenggaraan pemerintahan. Pelayanan publik secara sederhana dipahami

oleh berbagai pihak sebagai pelayanan yang diselenggarakan oleh

pemerintah. Semua barang dan jasa yang diselenggarakan oleh pemerintah

kemudian disebut sebagai pelayanan public (Dwiyanto 2015).

Mahmudi (2010) penyedian pelayanan publik haruslah didukung oleh

regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah. regulasi tersebut selanjutnya

menjadi semacam guidance bagi penyediaan pelayanan publik. Oleh karena

itu, adanya Undang-undng No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan publik

menjadi angin segar dalam upaya peneyedian pelayanan publik yang baik.

Undang-undang ini mengamanatkan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan

atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan

penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang disediakan

oleh penyelenggara pelayanan publik.

Page 29: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

19

Setiap penyelenggaraan atau penyediaan pelayanan publik haruslah

memiliki standarisasi dalam pelayanannya. Selanjutnya standarisasi

pelayanan publik tersebut perlu dipublikasikan agar dpat diakses atau

diketahui oleh masyarakat sebagai pengguna pelayanan publik. Standar

pelayanan publik, sekurang-kurangnya meliputi (Surjadi 2012):

a. Prosedur Pelayanan yang dilakukan bagi pemberi dan penerima

pelayanan termasuk pengaduan.

b. Waktu Penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan

sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.

c. Biaya Pelayanan tariff pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan

dalam proses pemberian pelayanan.

d. Produk Pelayanan hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan.

e. Sarana dan Prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara

pelayanan publik.

f. Kompetensi petugas pemberi pelayanan pemberi pelayanan kompetensi

harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian,

keterampilan, sikap, dan perilaku yang dibutuhkan.

Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu

proses pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi

seluruh kehidupan organisasi dalam masyarakat. Proses yang dimaksudkan

dilakukan sehubungan dengan saling memenuhi kebutuhan antara penerima

dan pemberi pelayanan.

Page 30: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

20

Sinambela (2008:6) tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah

memuaskan masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas

pelayanan publik yang profesional, azas-azas dalam pelayanan publik

tercermin dari:

a. Transparansi Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua

pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah

dimengerti.

b. Akuntabilitas Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang- undangan.

c. Kondisional Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan

penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan

efektivitas.

d. Partisipatif Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan

pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan

harapan masyarakat.

e. Keamanan Hak Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan

suku, agama, ras, golongan, gender dan status ekonomi.

f. Keseimbangan Hak dan kewajiban Pemberi dan penerima pelayanan

publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing- masing pihak.

Berkaitan dengan upaya peningkatan efektivitas dan efisiensi kegiatan

pelayanan publik, maka diperlukan suatu aktivitas manajemen. Aktivitas

manajemen adalah aktivitas yang dilakukan oleh manajemen yang mampu

Page 31: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

21

mengubah rencana menjadi kenyataan, apakah rencana itu berupa rencana

produksi atau rencana dalam bentuk sikap dan perbuatan (Octavianus 2014).

Menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004 menyatakan

bahwa hakikat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada

masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah

sebagai abdi masyarakat (Ihsanuddin 2014). Oleh karena itu, dengan adanya

keputusan ini pemerintah sebagai pelaku pelayanan publik hendaknya selalu

harus memberikan kualitas pelayanan yang prima kepada masyarakatnya.

Menelusuri permasalahan layanan publik di Indonesia sebenarnya

dapat dilihat pada beberapa periode dalam penyelenggaraan pemerintahan,,

misalnya dimulai pada masa orde baru dan terakhir periode reformasi.

Pergeseran paradigma dalam pelayanan publik tidak dilepaskan dari

perubahan iklim politik yang berimplikasi pada kebijakan-kebijakan yang

dibuat dan dilaksanakan oleh pemerintah. Di Indonesia pada masa orde baru

misalnya pelayanan publik ditandai oleh dominasi negara pada berbagai

elemen-elemen kehidupan bangsa, sehingga pada masa ini dikenal dengan

paradigma negara kuat atau negara otonom dimana kekuatan sosial politik

termasuk kekuatan pasar kecil pengauhnya dalam kebijakan publik, bahkan

dalam pelaksanaannya (Mahsyar2011).

Pelayanan publik tidak terlepas dari masalah kepentingan umum, yang

menjadi asal-usul timbulnya istilah pelayanan publik. Perkembangan

globalisasi mengenai teknologi informasi membawa seluruh Instansi,

Lembaga, Badan, Dinas serta Kantor Pemerintahan menuju perubahan-

Page 32: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

22

perubahan terhadap sikap mengenai cara memberikan pelayanan publik yang

efektif dan efisien (Kurniawan 2005). Kemajuan teknologi yang sangat pesat

ini menyebabkan pengaruh sangat besar pada semua bidang, yaitu dalam

pelayanan teknologi informasi pada suatu instansi pemerintahan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik adalah segala bentuk

jasa pelayanan baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang

pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi

pemerintah di Pusat, di daerah, dan di dalam rangka pelaksanaan ketentuan

peraturan perundang- undangan.

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan beberapa konsep dari kerangka teori yang telah dipaparkan

dalam penelitian terkait Inovasi Pelayanan Publik Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Di Kabupaten Bone (Studi Program Desa Siaga Bencana

Peduli Difabel Desa Cakke) maka yang menjadi fokus dalam melakukan

penelitian sesuai dengan teori (Sangkala, dalam Nurdin, 2016) dengan

indikator memberikan layanan terintegrasi, pelibatan warga, menjalin

kerjasama dan pemanfaatan teknologi dalam mengukur strategi sebuah

inovasi di paparkan sebagai berikut:

Bagan Kerangka Pikir

Inovasi Pelayanan Publik

Indikator:

a. Memberikan layanan terintegrasi

b. Pelibatan Warga

c. Menjalin Kerjasama

d. Memanfaatkan teknologi dan informasi

Page 33: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

23

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

D. Fokus Penelitian

Berdasarkan bagan kerangka pikir maka yang menjadi fokus penelitian

ini yaitu: memberikan layanan terintegrasi, pelibatan warga, menjalin

kerjasama serta memanfaatkan teknologi dan informasi.

E. Deskripsi Fokus Penelitian

Tingkat Keberhasilan

Inovasi Deng SIBA

Page 34: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

24

Berdasarkan fokus penelitian maka gambaran terkait indikator yang

menjadi landasan penelitian penulis adalah sebagai berikut:

a. Memberikan layanan terintegrasi adalah Pemerintah melalui BPBD

hanya berfokus kepada pemberian pelayanan kepada kaum difabel

tentang penanganan dalam menghadapi bencana.

b. Pelibatan warga adalah mendorong peran warga untuk berpartisipasi

guna mensukseskan inovasi dan memungkinkan warga untuk

mengungkapkan kebutuhannya dalam pelaksanaan program di fable

melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan. Kedua, partisipasi

dalam pelaksanaan. Ketiga, partisipasi dalam pengambilan manfaat.

Dan keempat, partisipasi dalam evaluasi.

c. Menjalin kerjasama adalah Pemerintah melakukan kolaborasi dengan

Lembaga terkait, Instansi Publik, Swasta, untuk kesamaan cara

pandang dalam penanganan kaum difabel dengan memperhatikan

keterampilan komunikasi yang penting, meningkatkan minat, percaya

diri, kesadaran bersosial dan sikap toleransi terhadap perbedaan

individu

d. Memanfaatkan teknologi informasi adalah pemerintah memberikan

layanan administrasi publik berbasis komputer dan internet untuk

mempercepat dan menyederhanakan warga memperoleh layanan

administrasi dan informasi dengan mengacu kepada mengurangi

korupsi, meningkatkan transparansi, meningkatkan kenyamanan,

meningkatkan pendapatan, dan atau dapat mengurangi biaya.

Page 35: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

25

Page 36: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Dengan Obyek Penelitian

Waktu yang dibutuhkan penulis dalam penelitian ini selama 2 (dua)

bulan dan dilakukan setelah seminar proposal serta lokasi penelitian

bertempat di Desa Cakke Kabupaten Bone tentang Inovasi Pelayanan Publik

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Di Kabupaten Bone (Studi Program

Desa Siaga Bencana Peduli Difabel Desa Cakke) Adapun alasan memilih

obyek lokasi penelitian tersebut adalah karena merupakan tempat yang

menjadi langganan banjir di saat musim penghujan.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Jenis dan tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian tentang

Inovasi Pelayanan Publik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Di

Kabupaten Bone (Studi Program Desa Siaga Bencana Peduli Difabel Desa

Cakke) adalah :

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, adalah penelitian untuk

menjawab sebuah permasalahan secara mendalam dalam konteks waktu dan

situasi yang bersangkutan, dilakukan secara wajar dan alami sesuai dengan

kondisi objektif dilapangan.

2. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe pendekatan studi kasus merupakan

kegiatan ilmiah yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam tentang

Page 37: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

27

suatu program, peristiwa, dan aktivitas, baik pada tingkat perorangan,

sekelompok orang, lembaga, atau organisasi untuk memperoleh pengetahuan

mendalam tentang Inovasi Pelayanan Publik Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Di Kabupaten Bone (Studi Program Desa Siaga Bencana Peduli

Difabel Desa Cakke).

C. Informan

Informan penelitian adalah narasumber atau orang yang dimintai

keterangan berkaitan dengan penelitian yang dilaksanakan. Informan

penelitian ini dipilih dari orang-orang yang mengetahui pokok permasalahan

penelitian. Dimana informan ini diharapkan memberikan data secara

obyektif, netral dan dapat dipertanggungjawabkan. Adapun informan dari

penelitian ini berdasarkan Inovasi Pelayanan Publik Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Di Kabupaten Bone (Studi Program Desa Siaga Bencana

Peduli Difabel Desa Cakke) adalah sebagai berikut:

No. Informan Inisial Instansi

1. Hj. Sakinah SE SK BPBD

2. Muh. Ilham S.Sos MI BPBD

3. Abd. Jabbar AJ Sekertaris Desa

Cakke

4. Andi Takdir AT Ketua PPDI Bone

5. Bungara BG Masyarakat

Disabilitas

6. Darmiza DM Masyarakat

Disabilitas

7. Musakkir MS Masyarakat

8. Ronal RN Masyarakat

Jumlah Total 8 Informan

Page 38: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

28

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dapat digunakan

oleh peneliti untuk mengumpulkan data, serta instrumen pengumpulan data

adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya

mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan lebih

mudah. Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau

perilaku obyek sasaran. Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan

langsung yang berkaitan Inovasi Pelayanan Publik Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Di Kabupaten Bone (Studi Program Desa Siaga Bencana

Peduli Difabel Desa Cakke).

Pada penelitian ini observasi dilakukan untuk mendalami dan

mengetahui bentuk dari Program Deng SIBA sehingga dapat di peroleh

informasi awal bahwa program ini bertujuan untuk memberikan perlindungan

bagi masyarakat disabilitas dan kelompok rentan pada saat bencana.

Observasi dilakukan langsung pada kantor BPBD Kabupaten Bone selaku

pelaksana program. Dimana observasi di lakukan pada awal bulan 12 pasca

pengajuan judul penelitian.

Page 39: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

29

2. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara

bertanya langsung (berkomunikasi langsung) dengan responden sesuai

dengan jenis data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Dalam

berwawancara terdapat proses interaksi antara pewawancara dengan

responden.

Rencana penelitian akan di laksanakan setelah ujian seminar pra

penelitian di mana wawancara di lakuan terhadap stakeholder yang terlibat

dalam program Deng SIBA seperti BPBD, PDDI Bone dan masyarakat

disabilitas. Bentuk wawancara penulis secara langsung mengajukan

pertanyaan kepada informan terkait judul penelitian.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi ini dipergunakan untuk melengkapi teknik

observasi dan wawancara sekaligus menambah keakuratan, kebenaran data

atau informasi yang dikumpulkan dari bahan-bahan dokumentasi yang ada

dilapangan serta dapat dijadikan bahan dalam pengecekan keabsahan data.

Pada penelitian terkait program Deng SIBA di butuhkan beberapa

dokumentasi seperti foto-foto kegiatan program, peraturan dan bentuk-bentuk

dokumen atau draf lainnya yang dapat mendukung keakuratan penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Page 40: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

30

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi. Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga

dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang

disarankan oleh data (Lexy :103). Teknik analisis ini pada dasarnya terdiri

dari tiga komponen : 1). Reduksi data (data reduction), 2). Penyajian

data (data display), 3). Penarikan serta pengujian kesimpulan (drawing

and verifying conclusions) (Pawito, 2007).

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Langkah reduksi data melibatkan beberapa tahap. Tahap pertama,

melibatkan langkah-langkah editing, pengelompokan, dan meringkas data.

Pada tahap kedua, peneliti menyususn kode-kode dan catatan-catatan

mengenai berbagai hal, termasuk yang berkenaan dengan aktifitas serta

proses-proses sehingga peneliti dapat menemukan tema-tema, kelompok-

kelompok, dan pola-pola data.

2. Penyajian Data (Data Display)

Komponen kedua yakni penyajian data (data display) melibatkan

langkah-langkah mengorganisasikan data, yakni menjalin (kelompok) data

yang satu dengan (kelompok) data yang lain sehingga seluruh data yang

dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu kesatuan, karena dalam

penelitian kualitatif data biasanya beraneka ragam perspektif dan terasa

Page 41: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

31

bertumpuk, maka penyajian data (data display) pada umumnya sangat

diyakini sangat membantu proses analisis.

3. Penarikan serta Pengujian Kesimpulan (Drawing and Verifying

Conclusions)

Pada komponen terakhir, yakni penarikan dan pengujian kesimpulan

(drawing dan verifying conclusions), peneliti pada dasarnya

mengimplementasikan prinsip induktif dengan mempertimbangkan pola-

pola data yang ada dan atau kecenderungan dari penyajian data yang telah

dibuat.

F. Keabsahan Data

Menurut Sugiyono (2014: 39), Triangulansi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dengan demikian

triangulansi sumber, triangulansi teknik pengumpulan data dan triangulansi

waktu yakni sebagai berikut:

1. Triangulasi sumber

Triangulansi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah

diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini penelitian melakukan

pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh melalui hasil

pengamatan, wawancara dan dokumen-dokumen yang ada, kemudian peneliti

membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara dan membandingkan

hasil wawancara dengan dokumen yang ada.

2. Triangulasi teknik

Page 42: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

32

Triangulansi teknik dilakukan dengan cara menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber

yang sama. Dalam hal yang diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan

observasi dan dokumen. Apabila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas

data tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda maka penelitian

melakukan diskusi lebih lanjut kepada informan yang bersangkutan atau yang

lain untuk memastikan data mana yang dianggap benar atau mungkin

semuanya benar karena sudut pandangnya berbeda-beda.

3. Triangulansi waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber

masih segar, belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid

sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kerdibilitas data

dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi

atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji

menghasilkan data yang berbeda maka dilakukan secara berulang-ulang

sehingga sampai ditemukan kepastian datanya. Triangulansi dapat juga

dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian dari tim peneliti lain diberi

tugas melakukan pengumpulan data.

Page 43: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Kabupaten Bone

Sejarah mencatat bahwa Bone merupakan satu kerajaan besar di

nusantara pada masa lalu. Kerajaan Bone yang dalam catatan sejarah

didirikan oleh Manurunge Rimatajang pada tahun 1330, mencapai puncak

kejayaannya pada masa pemerintahan Latenritatta Towappatunru Daeng

Serang Datu Mario Riwawo Aru Palakka Malampee Gemmekna Petta

Torisompae Matinroe ri Bontoala, pertengahan abad ke-17 (A. Sultan

Kasim,2002).

Kabupaten yang terletak di Provinsi Selatan, dengan ibu kota terletak

di Kota Watampone dengan luas wilayah 4.559 km2, terdiri atas 27 (dua puluh

tujuh) kecamatan, 372 desa/kelurahan. Kecamatan tersebut adalah sebagai

berikut Kecamatan Bontocani, Kahu, Kajuara, Salomekko, Tonra, Libureng,

Mare, Sibulue, Barebbo, Cina, Ponre, Lappariaja,Lamuru, Ulaweng,Palakka,

Awangpone, Tellu Siattingnge, Ajangale, Dua Boccoe, Cenrana, Tanete

Riattang, Tanete Riattang Barat, Tanete Riattang Timur, Amali, Tellu

Limpoe, Bengo, dan Patimpeng. Kecamatan Bonto Cani merupakan

kecamatan terbesar denan luas wilayah 463,35 km, sedangkan Kecamatan

Tanete Riattang merupakan kecamatan dengan luas wilayah terkecil yaitu

23,79 km2 yang merupakan kecamatan terpadat di Kabupaten Bone.

a. Geografis

Page 44: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

34

Kabupaten Bone terletak antara 4o13’ -5o3’ Lintang Selatan dan antara

119o42’ – 120o30’ Bujur imur. Wilayah Kabupaten Bone termasuk daerah

beriklim sedang. Kelembaban udara berkisaran antara 95%-99% dengan

temperatur berkisar 26 oC – 43 oC. Pada wilayah Kabupaten Bone terdapat

juga pegunungan dan perbukitan yang celah-celahnya terdapat aliran sungai.

Disekitarnya terdapat lembah yang cukup dalam. Kondisinya sebagian ada

yang berair pada musim hujan yang berjumlah sekitar 90 buah. Namun pada

musih kemarau sebagian mengalami kekeringan, kecuali sungai yang cukup

besar, seperti sungai Walenae, Cenrana, Palakka, Jaling, Bulu-bulu,

Salomekko, Tobunne dan Lekoballo. Kabupaten Bone berbatasan dengan

Kabupaten lain yaitu:

Sebelah Utara : Kabupaten Wajo, Soppeng

Sebelah Timur : Teluk Bone

Sebelah Selatan : Kabupaten Sinjai, Gowa

Sebelah Barat : Kabupaten Maros, Pangkep, Maros

Tabel 4.1

Luas Wilayah Kabupaten Bone Dirinci berasarkan Kecamatan

Page 45: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

35

No Kecamatan Luas Wilayah

(km2)

Kepadatan Penduduk

1. Bonto Cani 493,35 39

2. Kahu 189,50 215

3. Kajuara 124,13 294

4. Salomekko 84,91 196

5. Tonra 200,32 75

6. Libureng 344,25 92

7. Mare 263,50 111

8. Sibulue 155,80 229

9. Barebbo 114,20 264

10. Cina 147,50 194

11. Ponre 293,00 52

12. Lappariaja 138,00 200

13. Lamuru 208,00 128

14. Ulaweng 161,67 171

15. Palakka 115,32 226

16. Awangpone 110,70 309

17. TelluSiattingnge 159,30 289

18. Ajangale 139,00 207

19. Dua Boccoe 144,90 236

20. Cenrana 143,60 186

21. Tanete Riattang 23,79 2.275

22. Tanete Riattang Barat 53,68 931

23. Tanete Riattang Timur 48,88 936

24. Amali 119,13 183

25. Tellu Limpoe 318,10 52

26. Bengo 164,00 170

27. Patimpeng 130,47 139

Sumber : Data Konsolidasi Bersih (DKB) Kemendagri Semester II Tahun 2019,dioalah

b. Visi dan Misi Kabupaten Bone 2018-2023

Page 46: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

36

1. Visi. “MASYARAKAT BONE YANG MANDIRI, BERDAYA

SAING, DAN SEJAHTERA

2. Misi:

a. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan

bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

b. Mengembangkan kemandirian ekonomi dan meningkatkan taraf

hidup masyarakat.

c. Meningkatkan akses, pemerataan dan kualitas pelayanan

kesehatan, pendidikan dan sosial dasar lainnya.

d. Mengotimalkan akselerasi pembangunan daerah berbasis desa

dan kawasan perdesaan.

e. Mendorong penciptaan iklim investasi yang kondusif untuk

pengembangan usaha dan mengembangkan inovasi daerah

dalam peningkatan pelayanan publik.

f. Meningkatkan budaya politik, penegakan hukum, dan seni

budaya dalam kemajemukan masyarakat.

2. BPBD Kabupaten Bone

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bone

berlokasi di Jalan Poros Stadion Gor Lapatau Bone Kelurahan Tanete

Riattang Barat Kabupaten Bone Provinisi Sulawesi Selatan. Dasar Hukum

dari BPBD adalah Peraturan Daerah Kabupaten Bone Nomor 5 Tahun 2017

tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas. Sejarah

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupten Bone terbentuk

Page 47: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

37

sejak bulan Oktober tahun 2010 dan mulai melaksanakan program dan

kegiatan pada tahun 2011. Badan Penanguangan Bencana Daerah Kabupaten

Bone memiliki jumlah pegawai sebanyak 84 orang, terdiri atas 21 orang

Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 63 orang tenaga kontrak.

a. Visi dan Misi

1. Visi “Terselanggaranya Penanggulangan Bencana Yang Tangguh,

Cepat, dan Tepat “

2. Misi:

a. Menyelenggarakan Penanggulangan Bencana secara terencana,

terpadu, cepat, tepat dan menyeluruh.

b. Meningkatkan dan Menggalang kemitraan dengan masyarakat

dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.

c. Memenuhi hak masyarakat yang terkena bencana secara adil.

d. Meningkatkan kerjasama antara lembaga dalam

menyelenggarakan penanggulangan bencana.

b. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Badan Penanggulanan Bencana Daerah Kabupaten

Bone terdiri dari:

Sekretariat:

a) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

b) Bagian Keuangan

c) Sub Bagian Program.

Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan.

Page 48: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

38

a) Seksi Pengurangan Resiko Bencana dan Pemberdayaan

Masyarakat.

b) Seksi Kesiapsiagaan dan Pencegahan

Bidang Kedaruratan dan Logistik.

a) Seksi Tanggap Darurat

b) Seksi Perbaikan dan Bantuan Darurat

Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi.

a) Seksi Penilaian Kerusakan dan Pemulihan Lingkungan Fisik

b) Pemulihan, Peningkatan Sosial Ekonomi dan Penanganan

Pengungsi

Berdasarkan pada Eselonisasi, maka Struktur Organisasi Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bone, terdiri dari :

1) Kepala Badan (Eselon II a) 1 orang

2) Kepala Pelaksana Badan (Eselon II b) 1 orang.

3) Sekretaris (Eselon III b) 1 orang

4) Kepala Bidang (Eselon III b) 3 orang

5) Tim Pengarah (Non Eselon)

6) Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi (Eselon IV a) 9 (sembilan) orang.

7) Staf sebanyak sesuai kebutuhan.

Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah

KEPALA BAGIAN

UNSUR PENGARAH

KEPALA PELAKSANA

SEKRETARIAT

Page 49: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

39

c. Gambaran Pelayanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) Kabupaten Bone

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 tahun 2010 tentang

Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Kabupaten Bone, maka kedudukan Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) adalah merupakan unsur penunjang Pemerintah Daerah yang

dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Bupati.

Dalam hubungan tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) mempunyai tugas membantu Bupati dalam penyelenggaraan

pemerintah daerah dalam lingkup penanggulangan bencana daerah yaitu

menyelenggarakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang

penanggulangan bencana daerah dengan rincian tugas sebagai berikut :

d. Tugas Pokok dan Fungsi

Page 50: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

40

a) Menetapkan pedoman dan pengarahan sesuai dengan kebijakan

pemerintah daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana

(BNPB) terhadap usaha penanggulangan bencana yang

mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi,

serta rekonstruksi secara adil dan setara.

b) Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan

penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-

undangan

c) Menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan

bencana

d) Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana

e) Melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah

f) Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada

Kepala Daerah setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan

setiap saat dalam kondisi darurat bencana

g) Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang

h) Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima

dari APBN, APBD dan sumber dana lainnya

i) Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut diatas Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bone mempunyai

fungsi sebagai berikut :

Page 51: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

41

1) Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif

dan efisien

2) Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana

secara terencana, terpadu dan menyeluruh

3) Melaksanakan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan

penanggulangan bencana daerah sesuai petunjuk dan arahan Bupati

Bone.

e. Sarana dan Prasarana yang tersedia pada BPBD Kabupaten Bone,

digambarkan sebagai berikut :

Tabel 4.2

Aset Peralihan Dari Badan BPBS Kabupaten Bone

No Nama dan Jenis Barang Jumlah Keadaan

Barang Keterangan

Page 52: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

42

1 Perahu Karet 1 unit Rusak berat Gudang

2 Life Jaket 6 unit Rusak berat Gudang

3 Tenda Keluarga 1 unit Rusak berat Gudang

4 Center Dapur Umum 2 unit Rusak berat Gudang

5 Rimbui 1 unit Rusak berat Gudang

6 Mic Sandang 1 unit Rusak berat Gudang

7 Derek (Troler) 1 Unit Rusak berat Gudang

8 Peta Rupa Bumi 1 buah Rusak berat Gudang

9 Tenda Platon 1 buah Rusak berat Gudang

10 Fiber 1 unit Rusak berat Gudang

11 Meja Rapat 1 buah Rusak berat Gudang

12 Kompor Dapur Umum 1 Set Rusak berat Gudang

13 Meja Kantor 1 buah Rusak berat Gudang

14 Kursi 4 buah Rusak berat Gudang

15 Mesin Perahu Karet 2 buah Baik Gudang

16 Panci 1 Set Baik Gudang

17 Ranet 1 unit Baik Kantor BPBD

Sumber: RENSTRA BPBD Kabupaten Bone 2018-2023

Berdasarkan tabel 4.2 salah satu permasalahan yang di hadapi oleh BPBD

Kabupaten Bone dalam rangka pelayanan penanggulangan bencana adalah karena

banyaknya sarana dan prasarana dalam keadaan rusak berat. Seperti di lihat jumlah

kerusakan yang paling banyak adalah life jaket, dimana sarana dan prasarana ini

yang paling urgen dalam penyelamatan masyarakat pada saat banjir

Tabel 4.3

Aset Yang Bersumber Dari APBD Kabupaten Bone

No Nama Jenis Barang Jumlah Keadaan

Barang

Pemegang

Sementara

1 Mobil Innova 1 unit Baik H.Bahar Kadir,

S.H.,M.H.

2 Komputer PC 2 unit Baik Kantor BPBD

Page 53: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

43

3 Printer

Epson LQ 1 unit Baik Kantor BPBD

HP Laser Jet 2 unit Baik Kantor BPBD

4 Meja Kerja Pimpinan 1 unit Baik Kantor BPBD

5 AC 2 unit Baik Kantor BPBD

6 Televisi 1 unit Baik Kantor BPBD

7 Kursi Putar 1 buah Baik Kantor BPBD

8 Kursi Futura 10 buah Baik Kantor BPBD

9 Notebook / Ipad 2 unit Baik Drs.H.M.Idris

Baharuddin, S.I.P.

10 Faximile 1 buah Baik Kantor BPBD

11 Mesin Tik 1 unit Baik Kantor BPBD

12 Laptop / Notebook

Asus 1 unit Baik St.Marwah

/Bendahara

Axio 3 unit Baik Hj.Sakina, S.E.

Nurdiana, S.E.

Sumarlina

Sumber: RENSTRA BPBD Kabupaten Bone 2018-2023

Berdasarkan tabel 4.3 terkait aset yang bersumber dari APBD Kabupaten

Bone dapat dilihat bahwa seluruh bantuan hanya kelengkapan kesekretariatan

sehingga kedepannya perlu di usulkan untuk penyediaan sarana dan prasarana

kegiatan penanggulangan bencana di lapangan.

Tabel 4.4

Aset Yang Bersumber Dari Bantuan BNPB Dan BPBD Provinsi

Sulawesi Selatan

No Nama Jenis

Barang Jumlah

Keadaan

Barang Pemegang Sementara

Page 54: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

44

1 Genset 5

KVA 1 unit Baik Kantor BPBD

2 Pesawat

Handy Talkie 1 unit Baik H.M.Idris

3 Radio Rig

Lengkap 1 set Baik Kantor BPBD

4 SSB 1 set Baik Posko

5

Lampu Senter

Hid

Sarchligth

1 Buah Rusak Drs. H. M. Idris

6 Tenda Posko 1 Unit Baik Gudang

7 Tenda Regu 3 Unit Baik Gudang

8 Tenda

Peleton 2 Unit Baik Gudang

9 Tenda

Keluarga 5 Unit Baik Gudang

10 Tenda

Pengungsi 4 Unit Baik Gudang

11 Velbed 10 Buah Baik Gudang

12

Water

Treatment

Portable

1 Buah Baik Gudang

13 Motor Triller 2 Unit Baik Baharuddin,SIP,Ilham,S.Sos.

14 Mobil Barang

/ Rescue 1 Unit Baik H.Bahar Kadir,S.H.,M.H.

15

Tool ( Isi

Mobil

Opersional)

– Obeng

kombinasi 1 Set Baik Drs. H. M. Idris (1 Set)

– Tang 1 Set Baik Drs. H. M. Idris (1 Set)

– Kunci Pas 1 Set Baik Drs. H. M. Idris (1 Set)

Page 55: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

45

– Lampu

senter 1 Buah Baik

– goggle Drs. H. M. Idris (1 Buah)

– Dongkrak

Buaya 1 Buah Baik Drs. H. M. Idris

– Dongkrak

Buaya 1 Buah Baik Drs. H. M. Idris

– Helm

Proyek

– Linggis 2 Buah Baik

– Cangkul

– Mini

Kompressor 1 Buah Baik Drs. H. M. Idris

– Multimeter 1 Buah Baik Drs. H. M. Idris

– Chainsaw

Kayu 1 Buah Baik

– Chainsaw

Beton 1 Buah Baik

– Tool Box

tempat

penyimpanan

alat bahan

aluminium

1 Buah Baik

– Jas Hujan 5 Buah Baik

Kotak Obat

Obatan dan

isinya

1 Set Baik

Tabung

Pemadam api 2 Unit Baik Drs. H. M. Idris ( 1 unit)

Lampu rotari

LED strobo

merah –

merah

1 Unit Baik

Bumper

belakang + 1 Set Baik

Page 56: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

46

Towing Ball

Heavy Duty

Alat

komunikasi

VHF

Transceiver +

Antena +

Braket +

Kabel Coak

1 Set Baik Drs. H. M. Idris

Winc 1 Unit Baik

Lampu Sorot 1 Set Baik

Bulber depan

bahan pipa

stainless steel

3 dan 2

dudukan

untuk wing

1 Set Baik

Footstep 1 Unit Baik Drs. H. M. Idris

Tali penarik

kendaraan 2 roll Baik Drs. H. M. Idris ( 1 Rool)

Sumber: RENSTRA BPBD Kabupaten Bone 2018-2023

Berdasarkan tabel 4.4 yang berkaitan dengan aset BPBD Kabupaten Bone

yang berasal dari BPBD provinsi dan BPNP dapat di lihat bahwa tenda regu

merupakan yang terbanyak yaitu 3 unit. Dan senter menjadi satu-satunya unit yang

sudah mengalami kerusakan. Secara keseluruhan jumlah tenda jauh lebih banyak di

banding dengan yang lain, sebagai kebutuhan pada saat bencana dan di lokasi

pengungsian pasca bencana.

3. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kecacatan, Kecamatan

Awangpone, Tahun 2019

Tabel 4.5

Masyarakat Penyandang Disabilitas Kecamatan awangpone

Page 57: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

47

Jenis Jumlah

Cacat Fisik 139

Cacat Netra 86

Cacat Rungu 34

Cacat Mental 65

Cacat Fisik Mental 27

351 Sumber : Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Bone, Tahun 2019, diolah

Berdasarkan data masyarakat penyandang disabilitas Kabupaten

Bone terdapat data tertinggi dengan jumlah 351 di Kecamatan

Awangpone dan data yang terendah dengan jumlah 47 di Kecamatan

Tanete Riattang Barat. Dari jumlah keseluruhan penyandang disabilitas

di Kabupaten Bone dengan 27 Kecamatan berjumlah 4.512. Berdasarkan

hasil jumlah keseluruhan dapat di simpulkan bahwa masyarakat

penyandang disabilitas Kabupaten Bone Kecamatan Awangpone

diketahui jumlah mencapai tingkat 8%.

4. Jumlah Peyandang Disabilitas Desa Cakke

Tabel 4.6

Jenis Jumlah

Cacat Fisik 4

Cacat Netra 3

Cacat Rungu 9

Cacat Mental 3

Cacat Fisik Mental 4

23 Sumber: Kantor Desa Cakke

Berdasarkan hasil penelitian jumlah penyandang disabilatis Desa

Cakke, data yang dihasilkan bahwa Cacat Rungu memiliki jumlah yang

lebih tinggi di bandingkan jenis jumlah penyandang disabilitas Desa

Cakke yang lain.

Page 58: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

48

B. Inovasi dalam Program Deng SIBA “Desa Siaga Bencana” Peduli

Difabel Kabupaten Bone.

Kabupaten Bone dalam melaksanakan kesiapsiagaan bencana

membentuk sebuah program desa siaga bencana yang terintegrasi dengan

kepedulian dengan kelompok rentan seperti penyandang disabilitas sehingga

program tersebut di beri nama Deng SIBA Peduli Difabel yang akan penulis

bahas berdasarkan pendekatan teori tentang inovasi sebagai berikut:

1. Layanan Terintegrasi

Pelayanan merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan pelayanan bagi setiap warga negara atas barang, jasa

dan pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan

publik. Menyelenggarakan pelayanan publik merupakan kewajiban

pemerintah dalam pemenuhan atas barang, jasa dan pelayanan administratif

kepada setiap warga negara.

Program desa siaga bencana merupakan salah satu inovasi baru

pemerintah Kabupaten Bone dalam menanggulangi bencana yang terintegrasi

dengan perlindungan kaum difabel. Langkah tersebut merupakan bentuk

kepedulian pemerintah terhadap masyarakat tanpa membedakan status dan

kedudukannya sebagai masyarakat yang berhak menerima pelayanan.

“Program Deng Siba pada dasarnya memberikan pelayanan yang

berfokus kepada kaum difabel, tentang bagaimana kaum difabel dapat

menolong dirinya pada saat terjadi bencana. Bentuk pelayanan yang

diberikan dengan membagi kelompok sesuai dengan kasus difabel

masing-masing. Jadi setiap jenis disabilitas mempunyai bentuk

pelayanan tersendiri dalam menanggulangi bencana.” (Wawancara

dengan SK Tanggal 09/9/2020).

Page 59: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

49

Hasil wawancara dengan informan dapat dilihat bahwa kehadiran

program Deng SIBA peduli difabel merupakan bentuk kepedulian pemerintah

Kabupaten Bone dalam memberikan edukasi kepada kaum difabel dalam

penanggulangan bencana sesuai dengan kerentanan yang dialami oleh

kelompok difabel tersebut.

Pelayanan publik sudah menjadi kebutuhan dan perhatian di era

otonomi daerah sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009

tentang pelayanan publik. Undang-undang yang mengatur tentang prinsip-

prinsip pemerintahan yang baik merupakan fungsi pemerintahan itu sendiri.

Dalam tugas pokok fungsinya pemerintahan yang baik adalah yang dapat

memperkuat demokrasi dan hak azasi manusia, meningkatkan kualitas

ekonomi, sosial budaya, mengurangi angka kemiskinan, memperkuat

perlindungan terhadap masyarakat dan lingkungan, serta bijak dalam

memanfaatkan sumber daya alam sehingga meningkatkan kepercayaan

terhadap pemerintah.

Kaum difabel merupakan kelompok rentan pada saat terjadi bencana,

melalui program desa siaga bencana peduli kaum disabilitas BPBD

Kabupaten Bone membagi kaum difabel kedalam beberapa kelompok sesuai

dengan jenis disabilitas. Selanjutnya melalui sosialisasi dan kegiatan simulasi

di harapkan program desa siaga bencana dapat terintegrasi dengan kebutuhan

kaum disabilitas pada saat terjadi bencana.

“Fokus BPBD dalam menghadirkan pelayanan terhadap kelompok

rentan seperti kaum disabilitas dalam penanggulangan bencana

dilakukan melalui sosialisasi dan didukung simulasi. Melalui pelatihan-

pelatihan tersebut di harapkan dapat memberikan pemahaman kepada

Page 60: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

50

setiap desa agar memprioritaskan kaum disabiltas di saat terjadi

bencana. Terlebih bagi kaum disabilitas yang benar-benar

membutuhkan bantuan sepenuhnya saat terjadi bencana seperti tuna

netra. Jadi tetap ada pengelompokan jenis disabilitas sehingga menjadi

prioritas tersendiri bagi setiap masyarakat.” (Wawancara dengan MI

Tanggal 09/9/2020)

Hasil wawancara dengan informan dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan program desa siaga bencana di Kabupaten Bone yang

terintegrasi terhadap pelayanan kaum disabilitas dilakukan dengan

memberikan edukasi terhadap masyarakat melalui sosialisasi dan simulasi

terkait apa langkah pertama yang harus di lakukan terhadap kaum disabilitas

ketika terjadi bencana.

Dewasa ini kehidupan masyarakat mengalami banyak perubahan

sebagai akibat dari kemajuan yang telah dicapai dalam proses pembangunan

dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat. Perubahan

yang dapat dirasakan sekarang ini adalah terjadinya perubahan pola pikir

masyarakat ke arah yang semakin kritis. Hal tersebut dimungkinkan karena

semakin hari masyarakat semakin cerdas dan semakin memahami hak dan

kewajibannya sebagai warga negara. Kondisi masyarakat yang demikian

menuntut hadirnya pemerintah yang mampu memenuhi berbagai tuntutan

kebutuhan dalam segala aspek kehidupan mereka, terutama dalam

mendapatkan pelayanan yang sebaikbaiknya dari pemerintah.

Bencana merupakan kejadian yang tidak bisa di prediksi sehingga

masyarakat sebagai target dan sasaran pelayanan perlu mendapatkan edukasi

terkait upaya dalam penanggulangan bencana guna meminimalisir korban

jiwa pada saat terjadi bencana. Hal tersebut juga berkaitan dengan

Page 61: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

51

mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap pemerintah sehingga

masyarakat perlu memiliki pengetahuan dalam rangka siaga bencana.

“Desa siaga bencana menuntut peran serta pemerintah desa agar terlibat

langsung dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat pada saat

terjadi bencana. Melalui pelayanan ini dengan beberapa muatan

kegiatan masyarakat memiliki pengetahuan dalam menghadapi

kegiatan kebencanaan. Terlebih pengurangan resiko korban akibat

bencana. Melalui program ini tentu dapat juga mengurangi resiko

ketergantungan kepada BPBD. Bagi desa yang dekat dengan kantor

BPBD mungkin cepat di tindaklanjuti, tapi bagi desa yang jauh dari

kantor BPBD harus mempunyai upaya tersendiri dalam melakukan

tanggap darurat.” (Wawancara dengan AJ Tanggal 11/9/2020).

Hasil wawancara dengan informan menunjukkan pentingnya

pengetahuan terkait penanggulangan bencana bagi masyarakat agar

masyarakat lebih berdaya dalam kegiatan siaga bencana, terlebih mobilisasi

BPBD pada saat terjadi bencana sulit menjangkau beberapa wilayah tertentu.

Pelayanan publik tidak terlepas dari masalah kepentingan umum, yang

menjadi asal-usul timbulnya istilah pelayanan publik. Perkembangan

globalisasi mengenai teknologi informasi membawa seluruh Instansi,

Lembaga, Badan, Dinas serta Kantor Pemerintahan menuju perubahan-

perubahan terhadap sikap mengenai cara memberikan pelayanan publik yang

efektif dan efisien.

Pelayanan yang terintegrasi dengan kebutuhan kaum disabilitas dalam

rangka penanggulangan bencana guna meminimalisir korban jiwa sebagai

wujud kepedulian pemerintah Kabupaten Bone terhadap perlindungan kaum

disabilitas sebagai kelompok rentan yang sangat membutuhkan perhatian

utamanya dari pemerintah daerah.

Page 62: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

52

“Melalui program desa siaga bencana peduli difabel tentu kami sangat

mengapresiasi trobosan dari BPBD Kabupaten Bone utamanya dalam

memberikan pelayanan yang berintegrasi langsung dengan kaum

disabilitas. Kelompok difabel memang menjadi kelompok yang sangat

rentan pada saat terjadi bencana, sehingga membutuhkan cara-cara

khusus dalam proses pengendalian bencana bagi kaum difabel itu

sendiri.” (Wawancara dengan AT Tanggal 10/9/2020)

Hasil wawancara dengan informan darpat dilihat desa siaga bencana

peduli kaum disabilitas merupakan bentuk perhatian pemerintah terkait

pelayanan kepada kelompok difabel. Perlunya pemahaman bagi masyarakat

terkait bentuk penanganan kelompok difabel pada saat terjadi bencana

sebagai acuan dalam melindungi masyarakat disabilitas.

Pelayanan publik (public service) oleh birokrasi publik merupakan

salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat

disamping abdi negara. Pelayanan publik oleh birokrasi publik dimaksudkan

untuk mensejahterakan masyarakat dari suatu negara sejahtera (walfare

state).

Program desa siaga bencana pada dasarnya sebagai bentuk

pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan kelompok sadar bencana di

setiap desa. Banyaknya korban jiwa pada saat terjadi bencana akibat

kurangnya pemahamam masyarakat dalam siaga bencana sehingga di

harapkan dengan adanya program Deng SIBA masyarakat dapat menentukan

langkah sendiri dalam rangka penanggulangan bencana.

“Hadirnya pemerintah bertujuan memberikan pelayanan kepada

masyarakat utamanya dalam penanggulangan bencana. Masyarakat

tentu mempunyai hak agar mendapatkan pelayanan yang sama dari

pemerintah, terlebih bagi kaum disabilitas. Bagi kami melalui program

seperti ini memberikan semangat tersendiri sehingga kami semangat

Page 63: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

53

dalam menjalani kehidupan walau dengan keterbatasan yang ada.”

(Wawancara dengan BG Tanggal 11/9/2020)

Hasil wawancara dengan informan menunjukkan bahwa pelayanan

yang terintegrasi langsung dengan masyarakat merupakan salah satu wujud

nyata keseriusan pemerintah dalam melakukan pelayanan publik melalui

program seperti Deng SIBA. Sehingga masyarakat mampu meminimalisir

jatuhnya korban pada saat terjadi bencana dan langkah-langkah dalam

menghadapi siaga bencana.

Berdasarkan hasil observasi penulis terkait layanan terintegrasi pada

inovasi program Deng SIBA peduli bencana merupakan bentuk

pemberdayaan masyarakat melalui pemberian edukasi terkaut langkah-

langkah yang harus di lakukan dalam menghadapi bencana. Program ini

terintegrasi dengan perlindungan kelompok rentan seperti kaum disabilitas.

Dalam penanganan masyarakat disabilitas membutuhkan langkah-langkah

tertentu, dengan melibatkan masyarakat dalam program siaga bencana

membuat masyarakat lebih mandiri dalam menentukan pola-pola penanganan

bencana sesuai dengan kebutuhan wilayah masing-masing.

2. Pelibatan Warga Masyarakat

Melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan kebijakan publik sering

diperbincangkan diberbagai wilayah, baik didaerah kota maupun pedesaan,

karena dapat kita lihat begitu besar pengaruh dari partisipasi tersebut,

partisipasi masyarakat ini sangat menentukan keberhasilan suatu perencanaan

Page 64: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

54

atau program-program yang ada disekitar mereka, keberhasilan suatu

program tanpa adanya partisipasi masyarakat tidak akan berjalan dengan baik,

keikut sertaan masyarakat akan sangat dibutuhkan dalam perencanaan atau

program, agar program berjalan dengan mestinya.

Siaga bencana merupakan tanggung jawab BPBD dalam memberikan

pemahaman terhadap masyarakat dalam rangka pengendalian bencana.

Melalui program desa siaga bencana peduli difabel salah satu langkah yang

ditempuh untuk memberdayakan masyarakat karena datangnya bencana tidak

dapat di prediksi sehingga membutuhka kesiapsiagaan.

“Program desa siaga bencana memang berfokus untuk meningkatkan

partisipasi masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan terkait

penanggulangan bencana. Karena kebanyakan bencana memicu banyak

korban akibat kurangnya pemahaman masyarakat dalam menghadapi

bencana. Sehingga melalui program ini acuan utama kita adalah

masyarakat dengan berbagai edukasi akan memicu kepekaan bagi

masyarakat dalam memahami metode penanggulangan bencana.”

(Wawancara dengan SK Tanggal 09/9/2020)

Hasil wawancara dengan informan dapat dilihat program Deng SIBA

yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Bone merupakan wujud untuk

memberdayakan masyarakat terkait pengetahuan terhadap siaga bencana.

Langkah tersebut di tempuh untuk meminimalisir korban pada saat terjadi

bencana.

Perencanaan program memiliki kemampuan dan keterampilan tertentu

antara lain pemahaman tentang makna dan hakekat perencanaan, prinsip-

prinsip penyusunan program, kemampuan mengidentifikasi kebutuhan dan

permasalahan yang di hadapi kelompok sasaran kemampuan untuk memilih

dan merumuskan tujuan, kemampuan untuk melihat alat dan metode yang

Page 65: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

55

tepat untuk mencapai tujuan, kemampuan dan keterampilan dalam

melibatkan masyarakat setempat dalam proses perencanaan.

Salah satu alasan BPBD Kabupaten Bone membentuk program desa

siaga bencana peduli difabel adalah agar masyarakat dapat memahami resiko

bencana yang terjadi di wilayah utamanya pedesaan. Setiap wilayah tentu

mempunyai potensi bencana yang berbeda-beda tergantung demografi suatu

wilayah sehingga adanya pemahaman terhadap masyarakat dapat ikut serta

dalam program siaga bencana.

“Desa merupakan struktur masyarakat yang sangat mudah untuk

dijangkau dalam rangka memberikan pemahaman terkait pengendalian

bencana. Melalui kegiatan pelatihan, sosialisasi, simulasi bencana

masyarakat akan memahami bagaimana mengurangi resiko korban dari

bencana itu sendiri, bahkan masyarakat mulai melakukan beberapa

kegiatan pembangunan fisik untuk menanggulangi bencana yang

beresiko di desa masing-masing. Dengan kegiatan tersebut tentu kami

harus selalu memberikan edukasi kepada masyarakat utamanya kaum

disabilitas dalam meningkatkan kepeduliannya terhadap bencana.”

(Wawancara dengan MI Tanggal 09/9/2020)

Hasil wawancara dengan informan dapat dilihat memberdayakan

masyarakat melalui program desa siaga bencana pada dasarnya memberikan

pengetahuan kepada masyarakat terkait potensi bencana di suatu desa,

sehingga masyarakat melalui program desa siaga bencana dapat menentukan

langkah-langkah penanggulangan dan pertolongan khususnya kepada

kelompok rentan yaitu masyarakat disabilitas.

Partisipasi merupakan proses pemberdayaan masyarakat, sehingga

mampu menyelesaikan sendiri masalah yang mereka hadapi, melalui

kemitraan, transparasi, kesetaraan dan tanggung jawab. Kewenangan desa

adalah kewenangan yang dimiliki desa meliputi kewenangan dibidang

Page 66: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

56

penyelengggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa,

pembinaan masyarakat desa, dan pemberdayaan masyarakat desa

berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat desa.

Program siaga bencana yang terintegrasi dengan masyarakat di wilayah

pedesaan mendapat respon positive dari pemerintah desa selaku pelaksana

pelayanan publik ditingkat desa. Keterlibatan masyarakat dalam rangka siaga

bencana dapat memberikan masukan terhadap pemerintah desa dalam

langkah membentuk program terutama pada aspek kegiatan siaga bencana.

“Setiap ada sosialisasi atau kegiatan yang berkaitan dengan siaga

bencana selaku pemerintah desa kami senantiasa mengirimkan

undangan agar masyarakat senantiasa hadir. Kehadiran mereka tidak

hanya sebagai target dari upaya pengendalian bencana, tetapi juga

memberikan masukan bagi pemerintah terkait kondisi desa. Dengan

demikian pihak BPBD dapat menyediakan model penanggulangan

termasuk titik aman bagi masyarakat secara umum dan masyarakat

difabel untuk mengungsi pada saat terjadi bencana banjir, karena

bencana banjir yang menjadi langganan di desa kami.” (Wawancara

dengan AJ Tanggal 11/9/2020)

Hasil wawancara dengan informan keterlibatan masyarakat desa dalam

rangka menjalankan program siaga bencana mendapat dukungan penuh dari

pemerintah desa. Dengan pengetahuan masyarakat terkait pengendalian

bencana masyarakat dapat memberikan masukan terhadap pemerintah desa

terkait langkah dan program yang dilakukan terkait siaga bencana.

Penyertaan masyarakat sebagai subyek pembangunan adalah suatu

upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Ini berarti masyarakat

diberi peluang untuk berperan aktif mulai dari identifikasi masalah, prioritasi,

perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi setiap tahap pembangunan yang

Page 67: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

57

diprogramkan. Terlebih apabila desa akan melakukan pendekatan

pembangunan dengan semangat lokalisasi.

Program Deng SIBA peduli difabel yang dilaksanakan di Kabupaten

Bone menjadi acuan bagi masyarakat pada tingkat desa dalam menentukan

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan bersama pemerintah desa berkaitan

dengan program siaga bencana. Pemerintah desa bersama masyarakat dapat

merancang program guna perlindungan bagi kaum disabilitas saat terjadi

bencana.

“Tentu BPBD atau pemerintah terkait mempunyai metode tersendiri

dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan siaga

bencana. Terkhusus bagi kaum disabilitas, bagi saya ada kaum

disabilitas yang pada dasarnya mampu untuk menolong dirinyan sendiri

dan ada juga yang memang membutuhkan pertolongan orang lain.

Dengan partisipasi masyarakat dalam program desa siaga bencana

dapat memberikan informasi kepada pemerintah desa terkait titik-titik

masyarakat disabilitas sehingga jika terjadi bencana kelompok-

kelompok rentan seperti mereka bisa di prioritaskan.” (Wawancara

dengan AT Tanggal 10/9/2020)

Hasil wawancara dengan informan pelayanan terhadap kelompok

disabilitas menjadi hal penting untuk di pahami dalam rangka menjalankan

program siaga bencana. Masyarakat dapat membentuk langkah-langkah

pertolongan bagi kaum difabel pada saat terjadi bencana berdsarkan jenis di

sabilitas dari kelompok difabel itu sendiri.

Perlunya keterlibatan masyarakat ini dianggap sangat penting, karena

pelaksanaan pembangunan yang mengutamakan masyarakat dalam

pelaksanaan perencanaan pembangunan, berarti memberikan peluang seluas-

luasnta kepada masyarakat untuk mengarahkan sumber daya, potensi,

merencanakan serta membuat keputusan dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan

Page 68: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

58

pembanguan yang akan mensejahterakan mereka sehingga mereka berdaya.

Masyarakat lokal dengan pengetahuan dan pengalamannya menjadi modal

yang sangat besar dalam melaksanakan pembangunan, karena masyarakat

lokal yang mengetahui apa permasalahan yang dihadapi serta potensi yang

dimiliki oleh daerahnya.

Program desa siaga bencana peduli disabilitas di Kabupaten Bone

meningkatkan perhatian masyarakat terkait pentingnya menjaga lingkungan

agar terhindar dari bencana. Kepedulian ini merupakan aksi nyata masyarakat

dalam rangka menjalankan kegiatan siaga bencana.

“Sudah ada beberapa kegiatan yang melibatkan masyarakat terkait

program desa siaga bencana. Salah satunya melalui sosialisasi yang

memberikan pemahaman kepada kami masyarakat dalam rangka siaga

bencana. Adapun hasil yang mungkin terlihat dari program siaga

bencana masyarakat mulai sedikit-sedikit membangun drainase,

membuang sampah pada tempatnya atau melakukan penanaman pohon

guna mengurangi resiko bencana banjir pada saat musim hujan.”

(Wawancara dengan MS Tanggal 11/9/2020)

Hasil wawancara dengan informan menunjukkan melalui program

BPBD Kabupaten Bone dalam membentuk program Deng SIBA masyarakat

mulai lebih peka dalam menjaga lingkungannya. Hal tersebut berkaitan

dengan aksi nyata dalam membangun infrstruktur agar dapat terhindar dari

bencana alam.

Berdasarkan hasil observasi penulis dilapangan terkait melibatkan

warga masyarakat dalam rangka menjalankan program siaga bencana melalui

program Deng SIBA melalui pemberian edukasi terhadap masyarakat terkait

langkah-langkah siaga bencana. Melalui sosialisasi yang dilakukan kepada

masyarakat memunculkan kesadaran tersendiri bagi warga dalam menjaga

Page 69: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

59

lingkungan. Selain itu masyarakat lebih mudah memberikan masukan

terhadap pemerintah desa dalam rangka menjalankan program siaga bencana

termasuk perlindungan bagi kaum disabilitas dan pertolongan yang dapat

dilakukan masyarakat terhadap kelompok di sabilitas.

3. Menjalin Kerjasama

Kerjasama adalah sebuah sikap mau melakukan suatu pekerjaan secara

bersama-sama tanpa melihat latar belakang orang yang diajak bekerjasama

untuk mencapai suatu tujuan. Kerjasama atau belajar bersama adalah proses

berkelompok dimana anggotaanggotanya mendukung dan saling

mengandalkan untuk mencapai suatu hasil mufakat.

Implementasi program desa siaga bencana peduli difabel Kabupaten

Bone dilaksanakan berdasarkan proses kerjasama yang dibangun BPBD

bersama kelompok peduli difabel dalam menjalankan program-program yang

berkaitan dengan pelaksanaan siaga bencana di tingkat desa.

“Sebuah program akan berjalan maksimal jika melalui kerjasama,

terkait program desa siaga bencana peduli difabel tentu kita

membangun relasi dengan beberapa kelompok seperti pemerintah desa,

sektor swasta yang bermukim di desa tersebut, dan utamanya

masyarakat sebagai sasaran program. Kerjasama lebih banyak pada

upaya pengendalian bencana itu sendiri tentang apa yang menjadi

kebutuhan masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana sebagai

pelaksana yang mengurusi masalah kebencanaan tentu kami harus hadir

untuk menjawab semua itu. Terkait kaum disabilitas kita membangun

komunikasi dengan beberapa stakeholder dan komunitas-komunitas

peduli kelompok difabel utamanya dalam menyampaikan pesan kepada

mereka tentang tujuan dari kegiatan desa siaga bencana.” (Wawancara

dengan AJ Tanggal 09/9/2020)

Page 70: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

60

Hasil wawancara dengan informan dapat dilihat bahwa dalam

pelaksanaan program Deng SIBA peduli difabel BPBD Kabupaten Bone

melakukan kerjasama dengan kelompok peduli disabilitas dalam penentuan

kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan siaga bencana.

Kerjasama perlu diadakan dengan kekuatan yang diperkirakan mungkin

akan timbul. Kerjasama tersebut dapat didasarkan atas hak, kewajiban, dan

tanggung jawab masing - masing orang untuk mencapai tujuan. Di samping

teori berbasis norma, faktor lain yang terkait dengan proses pembentukan

kemitraan regional adalah kebutuhan-kebutuhan daerah.

Program Deng SIBA pada dasarnya adalah meningkatkan kapasitas

sumber daya manusia yang berada di desa dalam mendorong partisipasi pada

kegiatan siaga bencana. Salah satunya mengantisipasi kelompok rentan

seperti masyarakat disabilitas. Sehingga dalam rangka mewujudkan desa

siaga bencana peduli difabel BPBD Kabupaten Bone bermitra dengan

organisasi penyandang disabilitas Indonesia

“Desa siaga bencana pada dasarnya memberikan hak yang sama kepada

masyarakat dalam konteks pelayanan kebencanaan, namun dalam

kegiatan tersebut ada kelompok masyarakat yang masuk kategori rentan

seperti kelompok masyarakat disabilitas. Sehingga kita membangun

kerjasama dengan persatuan penyandang disabilitas Indonesia (PPDI)

kelompok tersebut diakui oleh Negara dengan menjadi kelompok yang

formal sehingga fokus kerjasama kami dalam pelayanan terhadap

kelompok disabilitas.” (Wawancara dengan MI Tanggal 09/9/2020)

Hasil wawancara dengan informan dapat dilihat bahwa program desa

siaga bencana peduli difabel pada dasarnya memberikan pelayanan kepada

kelompok disabilitas dalam rangka kegiatan siaga bencana. Pelayanan

Page 71: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

61

terhadap kelompok difabel merupakan sebuah keharusan terlebih kaum

disabilitas merupakan kelompok rentan pada saat terjadi bencana.

Secara teoritis, kerjasama pada hakekatnya mengindikasikan adanya

dua pihak atau lebih yang berinteraksi secara dinamis untuk mencapai suatu

tujuan bersama. Dalam pengertian itu terkandung tiga unsur pokok yang

melekat pada suatu kerangka kerjasama, yaitu unsur dua pihak atau lebih,

unsur interaksi dan unsur tujuan bersama.

Melibatkan organisasi yang ada pada tingkat desa dalam mendorong

berjalannya program Deng SIBA di Kabupaten Bone merupakan salah satu

bentuk kerjasama dalam mewujudkan desa saiaga bencana. Keterlibatan

kelompok pemuda dalam rangka mewujudkan desa siaga bencana tidak

terlepas dari harapan peran sentral pemuda yang dianggap memiliki kondisi

fisik yang dapat diandalkan pada saat terjadi bencana.

“Semua kelompok berkepentingan yang ada pada tingkat desa kami

rangkul semua, termasuk kelompok pemuda yang tergabung dalam

karang taruna. Bagi saya memberdayakan anak muda dalam kegiatan

siaga bencana merupakan salah satu strategi guna menyukseskan

program ini, karena pemuda masih mempunyai fisik yang prima serta

mampu berimprovisasi sendiri tinggal bagaimana mereka dapat

diarahkan dengan baik.” (Wawancara dengan AJ Tanggal 11/9/2020)

Hasil wawancara dengan informan dapat dilihat bahwa mendorong

peran pemuda melalui organisasi karang taruna yang ada pada tingkat desa

memberikan kesempatan khususnya bagi pemuda agar terberdayakan dalam

meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada pelaksanaan kegiatan siaga

bencana.

Page 72: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

62

Semenjak era desentralisasi, daerah berupaya melakukan pembangunan

di daerahnya masing-masing serta berusaha untuk meningkatkan

kesiapsiagaan bencana. Dalam hal ini salah satu upaya yang dilakukan adalah

bekerja sama antara instansi yang memiliki kepentingan dalam proses siaga

bencana agar dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam

menghadapi bencana.

Keterlibatan kelompok persatuan penyandang disabilitas Indonesia

dalam mewujudkan program Deng SIBA peduli difabel merupakan

pembagian wewenang, dimana hadirnya pemerintah daerah melalui BPBD

Kabupaten Bone yang menjelaskan terkait pelaksanaan siaga bencana dan

kelompok penyandang disablitas melalui manajemen khusus dalam

memberikan pelayanan terhadap kelompok disabilitas.

“Pemerintah dalam menjalankan program kepeduliaan terhadap

disabilitas dalam rangka siaga bencana tentu banyak bekerjasama

dengan kami. BPBD melalui pengetahuan kebencanaannya sementara

kami pada aspek masyarakat disabilitas. Melalui kolaborasi keduanya

tentu memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat utamanya

bagi kelompok rentan seperti penyandang disabilitas jenis tertentu.”

(Wawancara dengan AT Tanggal 10/9/2020)

Hasil wawancara dengan informan dapat dilihat bahwa pelaksanaan

kerjasama antara BPBD dan PPDI Kabupaten Bone merupakan wujud

pengendalian bencana di setiap desa dengan mengedepankan perhatian

terhadap kelompok rentan seperti kaum disabilitas.

Pelaksanaan kerjasama hanya dapat tercapai apabila diperoleh manfaat

bersama bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya. Apabila satu pihak

dirugikan dalam proses kerjasama, maka kerjasama tidak lagi terpenuhi.

Page 73: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

63

Dalam upaya mencapai keuntungan atau manfaat bersama dari kerjasama,

perlu komunikasi yang baik antara semua pihak dan pemahaman sama

terhadap tujuan bersama.

Menjalin kerjasama dengan masyarakat dalam rangka mewujudkan

program Deng SIBA peduli difabel lebih kepada peningkatan pengetahuan

masyarakat terkait kegiatan siaga bencana secara ilmu pengetahuan dengan

tetap memperhtaikan unsur kebudayaan lokal serta menghormati adat istiadat

yang berkembang di masyarakat.

“Sejauh ini bentuk kerjasama yang banyak dilakukan dalam rangka

program desa siaga bencana lebih kepada mengedukasi masyarakat

tentang pemahaman masalah kebencanaan. Masyarakat desa masih

menggunakan pendekatan lokal dalam rangka menanggulangi bencana

seperti, tolak bala, baca-baca atau ritual-ritual lainnya yang secara

logika sangat berbeda dengan aksi nyata di masyarakat. Kepala desa

saya fikir tetap menghormati tradisi-tradisi leluhur semacam itu namun

dengan berkembangnya zaman tentu kita harus memperoleh

pengetahuan-pengetahuan baru utamanya dalam siaga bencana.”

(Wawancara dengan RN Tanggal 11/9/2020)

Hasil wawancara dengan informan dapat dilihat bahwa pemerintah

daerah lebih menekankan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program

Deng SIBA Kabupaten Bone. Pemberdayaan masyarakat melalui edukasi

terkait kegiatan siaga bencana merupakan aspek yang mendukung kerjasama

pemerintah daerah dan masyarakat dalam mewujudkan program siaga

bencana.

Berdasarkan hasil observasi penulis dilapangan terkait menjalin

kerjasama dalam pelaksanaan program Deng SIBA peduli difabel Di

Kabupaten Bone dimana BPBD selaku penanggung jawab masalah

kebencanaan di daerah dengan mendorong program desa siaga bencana

Page 74: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

64

peduli difabel senantiasa menggandeng persatuan penyandang disabilitas

Indonesia dalam mengedukasi masyarakat terkait program siaga bencana

dengan memperhatikan kelompok rentan seperti kaum disabilitas.

Pemberdayaan kelompok karang taruna juga sebagai bentuk kerjasama dalam

mewujudkan sumber daya manusia yang berkompeten di tingkat desa agar

mempunyai pengetahuan terkait siaga bencana.

4. Pemanfaatan Teknologi

Kemunculan Teknologi Informasi (TI) dapat meningkatkan kinerja dan

memungkinkan berbagai kegiatan untuk dilaksanakan secara cepat, tepat dan

akurat, sehingga akhirnya akan dapat meningkatkan produktivitas kerja.

Teknologi telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Tidak hanya

membantu bekerja dan melakukan tugas-tugas yang berkecimpung dalam

dunia komputer saja, tetapi telah berkembang dalam bidang lainnya, seperti

siaga bencana, sains, perbankan, perpustakaan, teknik dan lain sebagainya.

Melalui program Deng SIBA peduli difabel di Kabupaten Bone

pemerintah meningkatakan bentuk pelayanan kebencanaan dengan

menggunakan teknologi yang memudahkan BPBD dalam melaksanakan

kegiatan siaga bencana.

“Terkait penggunaan teknologi pada umumnya sama dengan daerah-

daerah yang lain seperti memantau kondisi cuaca, menentukan daerah

rawan terjadi bencana berdasarkan jenisnya termasuk membuka

layanan interagtif bagi masyarakat saat terjadi bencana sehingga dapat

dengan mudah di informasikan kepada kami. Bagi kaum disabilitas

tentu dengan alat-alat yang dapat menunjang mereka melakukan

komunikasi atau mobilisasi seperti tuna runggu dengan bantuan alat

pendengaran sehingga memudahkan komunikasi terhadap mereka.

Segala keperluan bagi penyandang disabilitas kita sudah

komunikasikan kepada pihak terkait yang menangani itu untuk

Page 75: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

65

senantiasa diperhatikan termasuk kelengkapan data base masyarakat

difabel itu sendiri.” (Wawancara dengan SK Tanggal 09/9/2020)

Hasil wawancara dengan informan dapat dilihat bahwa penggunaan

teknologi informasi dalam kegiatan siaga bencana memudahkan BPBD untuk

memantau kondisi bencana di wilayah Kabupaten Bone. Untuk kelompok

disabilitas sendiri pemerintah daerah mengupayakan tersedianya alat yang

memopang kelompok masyarakat dengan jenis disabilitas tertentu dalam

kegiatan siaga bencana.

Pada dasarnya teknologi ditujukan untuk memudahkan kehidupan

manusia. Teknologi banyak digunakan untuk pengelolaan pekerjaan karena

efektivitasnya yang mampu mempercepat kinerja. Kecepatan kinerja pada

akhirnya akan mempermudah pertukaran informasi dan penyebaran

pengetahuan menjadi lebih cepat. Termasuk dalam rangka membangun desa

siaga bencana.

Penggunaan teknologi dengan memberdayakan program desa siaga

bencana peduli difabel akan memberikan kemudahan bagi pemerintah daerah

dalam melaksanakan kegiatan siaga bencana. Salah satunya penentuan titik

akses evakuasi bagi masyarakat ketika terjadi bencana.

“Sekarang kita sedang mengupayakan alat berbentuk GPS yang akan

menyediakan data terkait akses evakuasi bagi masyarakat dalam rangka

menghadapi bencana. Teknologi ini akan kita kembangkan dengan

melibatkan kelompok desa siaga bencana. Selain itu yang terpenting

adalah alat-alat yang digunakan dalam melakukan evakuasi itu harus

segera di penuhi utamanya ban karet agar sekiranya bisa di fasilitasi di

setiap desa yang menjadi langganan banjir. Kebutuhan seperti itu tentu

tetap dikondisikan dengan jenis bencana di setiap wilayah yang ada”

(Wawancara dengan MI Tanggal 09/9/2020)

Page 76: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

66

Hasil wawancara dengan informan dapat dilihat bahwa pemanfaatan

teknologi dapat mendorong peran masyarakat melalui desa saiaga bencana

dalam memudahkan pelaksanaan kesiapsiagaan bencana. Salah satunya

melengkapi sarana dan prasarana yang dapat memudahkan evakuasi pada saat

terjadi bencana.

Pemanfaatan teknologi informasi memiliki dampak positif seperti

mempermudah komunikasi jarak jauh, mempermudah memperoleh

informasi, mempermudah pekerjaan manusia. Hampir semua aktivitas

organisasi saat ini telah dimasuki oleh aplikasi teknologi informasi.

Teknologi yang menyediakan data dan informasi terkait curah hujan di

Kabupaten Bone dpaat menjadi acuan bagi BPBD dalam membangun

komunikasi terhadap desa-desa yang rawan terjadi bencana banjir. Dengan

ketersediaan teknologi tersebut arus informasi dari pemerintah daerah

ketingkat desa akan lebih maksimal.

“Seperti yang saya bilang tadi desa Cakke ini menjadi daerah yang

rawan terjadi banjir sehingga di saat curah hujan sedang tinggi pihak

BPBD senantiasa membangun komunikasi kepada kami. Bentuk-

bentuk pemantauan seperti itu tentu dapat mengurangi dampak dari

bencana itu sendiri. Kalau untuk masyarakat pelibatan kelompok yang

sudah terbentuk dalam siaga bencana akan diarahkan untuk berkumpul

di suatu titik untuk siap-siap melakukan pemantauan di lapangan dan

melakukan evakuasi bila diperlukan.” (Wawancara dengan AJ Tanggal

11/9/2020)

Hasil wawancara dengan informan dapat dilihat bahwa ketersediaan

teknologi yang dapat memantau curah hujan dapat menjadi acuan bagi

kelompok desa siaga bencana dalam mengambil tindakan untuk menghindari

hal-hal yang tidak di inginkan ketika memasuki musim penghujan.

Page 77: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

67

Penyandang disabilitas memiliki kedudukan, hak dan kewajiban yang

sama dengan masyarakat non disabilitas. Sebagai bagian dari warga negara

Indonesia, sudah sepantasnya penyandang disabilitas mendapatkan perlakuan

khusus, yang dimaksudkan sebagai upaya perlindungan dari kerentanan

terhadap berbagai tindakan diskriminasi dan terutama perlindungan dari

berbagai pelanggaran hak asasi manusia. Perlakuan khusus bagi penyandang

disabilitas termasuk pemerintah daerah perlu menyediakan teknologi dalam

mendukung program kesiapsiagaan bencana.

Pentingnya pemenuhan kebutuhan bagi kaum disabilitas dalam

memperoleh pengetahuan terkait program pemerintah Kabupaten Bone dalam

menjalankan program siaga bencana mendorong organisai persatuan

penyandang disabilitas Indonesia Kabupaten Bone memagsifkan sosialisasi

agar masyarakat memperoleh pengetahuan dalam penanganan disabilitas

berdsarkan jenis kelompok difabel.

“Saya fikir penggunaan teknologi dan informasi adalah hal yang sangat

dibutuhkan bagi masyarakat kaum disabilitas utamanya dalam rangka

siaga bencana. Melalui sosialisasi dan kegiatan-kegiatan yang

mengedukasi masyarakat tentu kita memperkenalkan alat-alat tertentu

sesuai jenis kebutuhan kaum disabilitas itu sendiri, kita sampaikan

kepada keluarga terdekat dan kepada masyarakat agar sekiranya

memperhatikan kebutuhan semacam itu. (Wawancara dengan AT

Tanggal 10/9/2020)

Hasil wawancara dengan informan program Deng SIBA peduli difabel

menjadi kegiatan yang bertujuan memberikan pelayanan terhadap kelompok

difabel dalam kegiatan siaga bencana. Landasan tersebut yang kemudian

mendorong ketua PPDI Kabupaten Bone mensosialisasikan teknologi yang

dapat membantu kelompok disabilitas dalam kegiatan siaga bencana.

Page 78: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

68

Penyandang disabilitas merupakan kelompok masyarakat yang

beragam, diantaranya penyandang disabilitas yang mengalami disabilitas

fisik, disabilitas mental maupun gabungan dari disabilitas fisik dan mental.

Kondisi penyandang disabilitas tersebut mungkin hanya sedikit berdampak

pada kemampuan untuk berpartisipasi di tengah masyarakat, atau bahkan

berdampak besar sehingga memerlukan dukungan dan bantuan dari orang

lain. Penggunaan teknologi bagi masyarakat disabilitas perlu di optimalkan

sebagai acuan keseriusan pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat tanpa membeda-bedakannya sesuai dengan ketentuan dalam

undang-undang.

Dalam menjalakan program siaga bencana penyandang disabilitas perlu

dilengkapi teknologi agar memudahkan dalam berkomunikasi, terutama bagi

mereka kelompok disabilitas dari segi fisik. Penemuan teknologi yang dapat

membantu kelompok difabel akan sangat berguna dalam rangka kegiatan

siaga bencana.

“Untuk orang seperti saya bantuan alat pendengaran yang sangat di

butuhkan sehingga dapat mencerna pembahasan terkait program siaga

bencana. Kalau dirumah tentu ada keluarga yang bisa membantu saya,

yang terpenting adalah pemahaman terkait apa yang harus kami lakukan

pada saat terjadi bencana, pengetahuan seperti itu menjadi kebutuhan

yang paling mendasar bagi kami.” (Wawancara dengan DM Tanggal

09/9/2020)

Hasil wawancara dengan informan dapat dilihat bahwa kebutuhan

kelompok disabilitas akan alat teknologi yang dapat memudahkan proses

komunikasi dalam mendukung program desa siaga bencana peduli difabel

sangat dibutuhkan oleh masyarakat penyandang disabilitas.

Page 79: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

69

Berdasarkan hasil observasi penulis dilapangan terkait pemanfaatan

teknologi dalam mendukung program desa siaga bencana peduli difabel

BPBD Kabupaten Bone telah memiliki perangkat teknologi informasi yang

dapat memuat pesan terkait kondisi suatu wilayah yang rawan terjadi

bencana. Melalui data dan informasi tersebut program desa siaga bencana

dapat menentukan langkah-langkah pencegahan yang dilakukan dalam

upayanya menjalankan kegiatan siaga bencana. Sementara bagi masyarakat

penyandang disabilitas dari segi fisik kebutuhan alat dapat membantu mereka

dalam melakukan komunikasi agar memahami langkah-langkah dalam

pelaksanaan program desa saiaga bencana.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan dari hasil penelitian dalam pembahasan maka penulis

mencoba melakukan perbandingan teori dengan hasil penelitian penulis

dengan penjabaran sebagai berikut:

1. Layanan Terintegrasi,

Untuk mencapai pelayanan publik yang profesional maka perlu

memahami prinsip-prinsip pelayanan publik yang baik yaitu, kesederhanaan,

kejelasan, kepastian, waktu, akurasi serta kenyamanan. Prinsip pelayanan

publik di atas harus disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan

masyarakat dalam mewujudkan pelayanan publik yang prima sesuai dengan

tuntutan dan harapan masyarakat.

Page 80: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

70

Sementara itu dari hasil penelitian bentuk pemberdayaan masyarakat

melalui pemberian edukasi terkaut langkah-langkah yang harus di lakukan

dalam menghadapi bencana. Program ini terintegrasi dengan perlindungan

kelompok rentan seperti kaum disabilitas. Dalam penanganan masyarakat

disabilitas membutuhkan langkah-langkah tertentu, dengan melibatkan

masyarakat dalam program siaga bencana membuat masyarakat lebih mandiri

dalam menentukan pola-pola penanganan bencana sesuai dengan kebutuhan

wilayah masing-masing.

Jika melihat teori dengan hasil penelitian pengkajian penulis apa yang

menjadi maksud dari teori sudah terkonsentrasi dengan rujukan penelitian

dimana pelayanan publik harus mengarah kepada kebutuhan keseluruhan

masyarakat tanpa memandang latar belakang dari masyarakat. Bentuk

pelayanan dalam bidang kebencanaan menempatkan penyandang disabilitas

sebagai prioritas, hal tersebut merupakan bentuk perhatian para pemangku

kebijakan dalam rangka pelaksanaan pelayanan.

2. Pelibatan Warga Negara

Keterlibatan masyarakat dalam proses inovasi merupakan sebuah

bentuk partisipasi dalam rangka pembangunan daerah. Dimana masyarakat

mempunyai peran penting untuk memahami program kebijakan yang dibuat

pemerintah. Lebih rinci (Irene 2011:61) membedakan partisipasi menjadi

empat jenis yaitu pertama, partisipasi dalam pengambilan keputusan. Kedua,

Page 81: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

71

partisipasi dalam pelaksanaan. Ketiga, partisipasi dalam pengambilan

manfaat. Dan keempat, partisipasi dalam evaluasi.

Melibatkan warga masyarakat dalam rangka menjalankan program

siaga bencana melalui program Deng SIBA melalui pemberian edukasi

terhadap masyarakat terkait langkah-langkah siaga bencana. Melalui

sosialisasi yang dilakukan kepada masyarakat memunculkan kesadaran

tersendiri bagi warga dalam menjaga lingkungan. Selain itu masyarakat lebih

mudah memberikan masukan terhadap pemerintah desa dalam rangka

menjalankan program siaga bencana termasuk perlindungan bagi kaum

disabilitas dan pertolongan yang dapat dilakukan masyarakat terhadap

kelompok di sabilitas.

Dari data penelitian dan rujukan teori yang ada maka secara

keseluruhan apa yang menjadi masukan dari teori sudah dijalankan dan

dilaksanakan oleh pemerintah dalam mengoptimalkan keterlibatan

masyarakat dalam mendukung program. Hal tersebut menunjukkan bahwa

partisipasi masyarakat merupakan bentuk acuan keberhasilan sebuah

program, karena masyarakat sebagai target dan sasaran perlu di akomodir

oleh pemerintah demi meningkatkan peran serta dari masyarakat itu sendiri.

3. Menjalin Kerjasama

Bekerjasama ialah dapat mengembangkan tingkat pemikiran yang

tinggi, keterampilan komunikasi yang penting, meningkatkan minat, percaya

diri, kesadaran bersosial dan sikap toleransi terhadap perbedaan individu.

Dalam kerjasama, kita memiliki kesempatan mengungkapkan gagasan,

Page 82: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

72

mendengarkan pendapat orang lain, serta bersama-sama membangun

pengertian, menjadi sangat penting dalam belajar karena memiliki unsur yang

berguna menantang pemikiran dan meningkatkan harga diri seseorang.

Menjalin kerjasama dalam pelaksanaan program Deng SIBA peduli

difabel Di Kabupaten Bone dimana BPBD selaku penanggung jawab masalah

kebencanaan di daerah dengan mendorong program desa siaga bencana

peduli difabel senantiasa menggandeng persatuan penyandang disabilitas

Indonesia dalam mengedukasi masyarakat terkait program siaga bencana

dengan memperhatikan kelompok rentan seperti kaum disabilitas.

Pemberdayaan kelompok karang taruna juga sebagai bentuk kerjasama dalam

mewujudkan sumber daya manusia yang berkompeten di tingkat desa agar

mempunyai pengetahuan terkait siaga bencana.

Dari teori dan hasil penelitian secara keseluruhan bentuk kerjasama

belum berjalan dengan optimal, karena dalam pelaksanaan pelayanan publik

perlu keterlibatan pemerintah, swasta dan masyarakat itu sendiri, namum

rujukan hasil penelitian lebih menekankan kerjasama antara instansi

pemerintahan secara struktur birokrasi dimana bentuk kerjasama yang terlihat

lebih kepada koordinasi dalam menjalankan program.

4. Pemanfaatan Teknologi

Pemanfaatan teknologi informasi ini bertujuan untuk

menyelenggarakan pelayanan publik yang lebih baik, meningkatkan

hubungan antara pemerintah dengan bisnis serta industri, memberdayakan

Page 83: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

73

masyarakat melalui akses terhadap informasi, serta meningkatkan efisiensi

manajemen pemerintahan.

BPBD Kabupaten Bone telah memiliki perangkat teknologi informasi

yang dapat memuat pesan terkait kondisi suatu wilayah yang rawan terjadi

bencana. Melalui data dan informasi tersebut program desa siaga bencana

dapat menentukan langkah-langkah pencegahan yang dilakukan dalam

upayanya menjalankan kegiatan siaga bencana. Sementara bagi masyarakat

penyandang disabilitas dari segi fisik kebutuhan alat dapat membantu mereka

dalam melakukan komunikasi agar memahami langkah-langkah dalam

pelaksanaan program desa saiaga bencana.

Perbandingan antara teori dan hasil penelitian berikutnya terkait

penggunaan teknologi informasi yang memudahkan para stakeholder dalam

menjalankan kebijakan program penanganan difabel, secara keseluruhan

pemerintah Kabupaten Bone dalam penyelenggaraan pelayanan publik telah

memanfaatkan bantuan teknologi informasi dalam melaksanakan program

yang lebih efektif dan efisien.

Page 84: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

74

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terkait Inovasi Pelayanan

Publik BPBD (Studi Program Deng SIBA “Desa Siaga Bencana” Peduli

Difabel Kabupaten Bone) maka penulis menyimpulkan:

1. Pelayanan Terintegrasi adalah pembentukan desa siaga bencana pada

dasarnya dibentuk guna mendorong peningkatan SDM masyarakat

dalam rangka kesiapsiagaan bencana. Program ini terintegrasi dengan

kepedulian terhadap kelompok rentan pada saat terjadi bencana salah

satunya kelompok disabilitas.

2. Pelibatan warga masyarakat yaitu mendorong partisipasi masyarakat

desa di Kabupaten Bone dalam memahami program siaga bencana

peduli kelompok difabel, dimana masyarakat diberikan edukasi agar

lebih memahami kegiatan dalam menjalankan program siaga bencana.

3. Menjalin kerjasama yaitu pemerintah Kabupaten Bone melalui BPBD

sebagai penanggung jawab kegiatan kebencanaan mempunyai peran

membangun kerjasama dengan persatuan penyandang disabilitas

Indonesia Kabupaten Bone agar dapat menentukan program

kesiapsiagaan bencana.

4. Pemanfaatan teknologi yaitu BPBD Kabupaten Bone dalam

memperoleh data dan informasi terkait daerah yang rawan terjadi

bencana dimudahkan dengan penggunaan alat teknologi informasi.

Page 85: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

75

melalui data tersebut juga BPBD membangun komunikasi salah

satunya melalui kelompok desa siaga bencana.

B. Saran

1. Pemerintah dalam menjalankan program desa siaga bencana perlu

meningkatkan pelatihan-pelatihan khusus bagi masyarakat dalam

menghadapi bencana, serta peningkatan sosialisasi terkait desa siaga

bencana agar masyarakat benar-benar dapat memahami dan

merealisasikan masksud dan tujuan dari program Deng SIBA Peduli

Difabel.

2. Meningkatkan keorganisasian desa dan lebih meningkatkan kerjasama

dengan pihak terkait baik organisasi pemerhati kelompok difabel dan

juga pihak swasta agar kegiatan dalam program desa siaga bencana

dapat berjalan maksimal.

3. Perlunya pelatihan-pelatihan khusus bagi penyandang disabilitas

berdasarkan jenis disabilitas dari kelompok masyarakat agar lebih

memahami peran mereka dalam rangka mendukung program Deng

SIBA peduli kaum Difabel.

Page 86: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

76

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M.T. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group

Ancok, D. (2012).Psikologi Kepemimpinan DanInovasi. Jakarta: Erlangga

Dede, M. (2010).”Otonomi Daerah dan Inovasi Kebijakan”. Governance

Jurnal.Volume 1, Nomor 1.

Demirza, M. (2016). Implementasi Disability Policy Pada PembangunanFasilitas

Umum Sebagai Bentuk Perlindungan Dan PemberdayaanPenyandang Cacat

Di Kota Malang (Doctoral Dissertation, University Of

Muhammadiyah Malang).

Dwiyanto, A. (2015). Manajemen Pelayanan Publik; Peduli, Inklusif dan

Kolaboratif. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Ihsanuddin. (2014). Kualitas Pelayanan Public Pada Badan Perizinan Penanaman

Modal Dan Promosi Daerah (Bp2mpd) : Kabupaten Indragiri Hilir. Jurusan

Administrasi Public Dan Birokrasi Vol.1 N0 2

Irsan. (2012). “Kualitas Pelayanan Kesehatan Pada Puskesmas Simp.

Kurniawan, A. (2005). Tranformasi Pelayanan Public. Yogyakarta : Pembaruan

Pelayanan Publik.Jakarta : Bina Aksara

Mahmudi (2010), Manajemen Kinerja Sektor Publik, Edisi Kedua, UPP STIM

YKPN, Yogyakarta.

Mahsyar, A. (2011). Masalah Pelayanan Publik Di Indonesia Dalam Perspektif

Administrasi Publik. Jurnal: Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik. Universitas

Muhammadiyah Makassar. Vol. 1, No.2

Nurdin, M. (2016). Pengaruh Metode Discovery Learning untuk Meningkatkan

Representasi Matematis dan Percaya Diri Siswa. Jurnal Pendidikan

Universitas Garut .Vol. 09; No. 01; pp. 9-22

Octavianus, I. (2014). Kualitas Pelayanan Kesehatan Dipuskesmas Bahu

Kecamatan Malayang Kota Manado. Jurusan Ilmu Pemerintahan

Pratama, R. (2013). “ Inovasi Pelayanan Publik (Studi Deskriptif Tentang Nilai

Tambah (Value Added) Inovasi Pelayanan Perizinan Bagi Masyarakat Di

Kota Kediri) “.Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik. Volume 1.No.4.220.

Rahayu, S, Dkk. (2013). Pelayanan Publik Bidang Transportasi bagi Difabel di

Page 87: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

77

Daerah Istimewa Yogyakarta. SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 10(2).

Sangkala. (2013). Innovative Governance : Konsep dan Aplikasi. Surabaya : Capiya

Publishing.

Sinambela. (2008) . Reformasi Pelayanan Publik,Jakarta : Bumi Aksara

Surjadi. (2012). Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik. Refika Aditama.

Bandung

Sutarno. (2012). Serba-Serbi Manajemen Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suwarno, Yogi. (2008). Inovasi di Sektor Publik. STIA-LAN Press, Jakarta.

Thoha, M. (2012). Prilaku Organisasi Konsep Dasar dan Implikasinya. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada.

Ulfa, M, Dkk. (2020). Inovasi Pelayanan Pendidikan (Studi Kasus: Program

Sumbangan Pembinaan Pendidikan (Spp) Gratis Bagi Mahasiswa Kabupaten

Pangkep). Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index.

07 November 2020

Zuhal. (2013). Gelombang Ekonomi Inovasi: Kesiapan Indonesia Berselancar di

Era Ekonomi Baru. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Page 88: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

78

LAMPIRAN

Page 89: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

79

Page 90: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

80

Page 91: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

81

Page 92: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

82

Page 93: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

83

Page 94: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK BADAN …

84

RIWAYAT HIDUP

Hasrianti lahir di kota Bone Provinsi Sulawesi Selatan pada

tanggal 03 September 1998. Penulis lahir dari pasangan

Senneng dan Hj. Hasnah dan merupakan anak bungsu dari

empat bersaudara yakni Hasrun, S.E, Hasteti, Syahrul

Adzan, S.E. Penulis sekarang bertempat tinggal di Jl.

Borong Indah Perumahan Beringin Permai H/2.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 132 Galung Kecamatan

Ulaweng Kabupaten Bone lulus pada tahun 2010, SMP Negeri 1 Ulaweng

Kabupaten Bone lulus pada tahun 2013, SMA Negeri 1 Watampone Kabupaten

Bone lulus pada tahun 2016 dan mulai tahun 2016 mengikuti program S1 Ilmu

Administrasi Negara di Universitas Muhammadiyah Makassar