SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

94
SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM PENGENDALIAN KEBAKARAN LORONG (PEKARONG) DI DINAS PEMADAM KEBAKARAN KOTA MAKASSAR Oleh: NURUL ISRA HIDAYAT Nomor Induk Mahasiswa : 105610536315 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Transcript of SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

Page 1: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

SKRIPSI

INOVASI PELAYANAN PUBLIK

PROGRAM PENGENDALIAN KEBAKARAN LORONG (PEKARONG)

DI DINAS PEMADAM KEBAKARAN KOTA MAKASSAR

Oleh:

NURUL ISRA HIDAYAT

Nomor Induk Mahasiswa : 105610536315

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

SKRIPSI

INOVASI PELAYANAN PUBLIK

PROGRAM PENGENDALIAN KEBAKARAN LORONG (PEKARONG)

DI DINAS PEMADAM KEBAKARAN KOTA MAKASSAR

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara (S.Sos)

Disusun dan Diajukan Oleh:

NURUL ISRA HIDAYAT

Nomor Stambuk: 105610536315

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

i

Page 4: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

ii

Page 5: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

iii

Page 6: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Inovasi Pelayanan Publik Program Pekarong di Dinas

Pemadam Kebakaran Kota Makassar”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Pada lembaran ini penulis hendak menyampaikan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua saya, ibunda Ramlah dan ayahanda

Ansar atas segala kasih sayang, cinta, pengorbanan serta do’a yang tulus dan

ikhlas yang senantiasa beliau panjatkan kepada Allah SWT sehingga menjadi

pelita terang dan semangat yang luar biasa bagi penulis dalam menggapai cita-

cita, serta seluruh keluarga besar penulis yang selalu memberi semangat dan

dukungan disertai dengan pengorbanan yang tulus dan ikhlas. Penulis menyadari

bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang

terhormat, bapak Dr. Abdi, M.Pd selaku pembimbing I dan bapak Nasrulhaq

S.Sos., M.PA selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan tenaganya

dalam membimbing dan memberikan petunjuk yang begitu berharga dari awal

persiapan penelitian hingga selesainya skripsi ini.

Penulis juga tak lupa ucapkan terima kasih kepada:

Page 7: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

v

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M..Ag, selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Nasrulhaq, S.Sos., M.PA selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi

Negara yang selama ini turut membantu dalam kelengkapan berkas hal-hal

yang berhubungan administrasi perkuliahan dan kegiatan akademik.

4. Bapak dan Ibu dosen Ilmu Administrasi Negara yang telah

menyumbangkan ilmunya kepada penulis selama mengenyam pendidikan

di bangku perkuliahan dan seluruh Staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak

membantu penulis.

5. Pihak Kantor Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar yang telah

memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

6. Kepada Seluruh Keluarga besar fisipol Universitas Muhammadiyah

Makassar, terutama kepada satu angkatan 2015 terkhusus Ira, cahya,

janwar, joko raodah, anti, dan teman-teman kelasku yang tidak bisa saya

sebutkan semua namanya.

Sehubungan akhir tulisan ini penulis memohon maaf kepada semua

pihak atas segala kekurangan dan kekhilafan, disadari maupun yang tidak

disadari. Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya

Page 8: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

vi

Page 9: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

vii

ABSTRAK

Nurul Isra Hidayat, Abdi dan Nasrulhaq. Inovasi Pelayanan Publik Program

Pekarong di Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Inovasi Pelayanan Publik Program

Pekarong di Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar serta ketersediaan sarana

dan prasarana pendukung inovasi Pelayanan Publik Program Pekarong di Dinas

Pemadam Kebakaran Kota Makassar. Pekarong (pengendalian kebakaran lorong)

adalah inovasi yang diprakarsai oleh Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar,

yang mana penerapannya yaitu dibentuk tim atau kelompok masyarakat oleh

petugas pemadam kebakaran untuk melakukan pelatihan bagaimana cara

menggunakan alat pekarong ini dengan baik dan benar. Jumlah informan dalam

penelitian ini adalah 5 (lima) orang. Penelitian ini merupakan penelitian jenis

kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi,

wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi

data, penyajian data dan menarik kesimpulan.Teori yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teori Rogers berdasarkan Keuntungan Relatif, Kesesuaian,

dan Kerumitan.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa (a) Keuntungan Relatif, dari adanya

Inovasi Pekarong yaitu membantu tugas anggota pemadam dalam mencegah

kebakaran awal sehingga tidak meluas dan sebagai alat untuk menumbuhkan

sikap gotong royong antar masyarakat. (b) Kesesuaian, inovasi pekarong sesuai

karna inovasi ini mendapatkan respon yang cukup besar dari masyarakat dengan

banyaknya permintaan untuk dibangunkan instalasi pekarong menjadikan

program unggulan yang memiliki kontribusi yang besar pada pencapaian Visi

dan Misi Kota Makassar. (c) Kerumitan pada saat terlaksananya inovasi ini yaitu

bahwa pada awalnya masyarakat belum terlalu tau cara menggunakan fasilitas

pekarong dengan baik dan benar hal itu disebabkan karena masyarakat belum

terbiasa menggunakannya. (d) Adapun faktor pendukung adanya dukungan

berupa dana dari pemerintah untuk pemeliharaan melalui DPA Damkar, CSR

serta SKPD yang dilibatkan di dalam pekarong, sumber dana yang digunakan dari

pemerintah melalui Dinas Pemadam Kebakaran berdasar Dokumen Pelaksanaan

Anggaran (DPA) tahun anggaran berjalan kurang lebih sebesar 140 juta pada

tahun 2018. (e) Faktor penghambat Inovasi Pekarong yaitu Pada awal program

petugas merasakan adanya rasa kurang percaya masyarakat terhadap Pelayanan

Program Pekarong ini karena program ini terhitung baru. Masyarakat belum

mempercayai kemampuan program dalam mengatasi terjadi masalah kebakaran

disekitar tempat tinggalnya.

Kata kunci : Inovasi, Pelayanan Publik, Pekarong

Page 10: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................ i

HALAMAN PENERIMAAN TIM ................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

DAFTAR ISI.................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………... 1

A. Latar Belakang………………………………………………………… .... 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 8

D. Kegunaan Penelitian ................................................................................... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 10

A. Konsep Pelayanan Publik ............................................................................ 10

B. Konsep Inovasi Pelayanan Publik ............................................................... 17

C. Konsep PEKARONG .................................................................................. 24

D. Kerangka Pikir ............................................................................................ 32

E. Fokus Penelitian .......................................................................................... 32

F. Deskripsi Fokus Penelitian ......................................................................... 32

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 35

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ..................................................................... 35

B. Jenis dan Tipe Penelitian ........................................................................... 35

C. Sumber Data ............................................................................................... 36

D. Informan Penelitian .................................................................................... 37

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 37

F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 39

G. Teknik Pengabsahan Data .......................................................................... 40

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................... 41

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ....................................................................... 41

B. Inovasi Pelayanan Publik Program Pekarong di Kota Makassar ............... 43

C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Inovasi Pekarong ............................. 62

Page 11: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

ix

BAB V. PENUTUP .......................................................................................... 68

A. Kesimpulan ................................................................................................ 68

B. Saran .......................................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 71

LAMPIRAN ....................................................................................................... 73

Page 12: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Informasi Penelitian ................................................................................. 37

Tabel 4.1 Data Penduduk ....................................................................................... 44

Tabel 4.2 Pembagian Zona Kebakaran ............................................................ 45

Tabel 4.3 Penyebab Kebakaran Perkecamatan ................................................ 47

Tabel 4.4 Penyebab Kebakaran 2014-2018 ..................................................... 48

Page 13: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir .................................................................................... 32

Gambar Struktur Organisasi Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar ...................... 73

Page 14: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan publik menjadi ranah dimana Negara melalui pemerintah

berinteraksi dengan lembaga non pemerintah dan warga negaranya dalam

menyediakan kebutuhan masyarakat terhadap barang dan jasa publik secara luas.

pelayanan publik menjadi titik strategis untuk untuk mewujudkan good

governance reformasi terhadap Pelayanan publik di indonesia dapat memiliki

dampak yang meluas terhadap perubahan aspek-aspek kehidupan pemerintah

lainnya sehingga perubahan pada praktek penyelenggaraan pelayanan publik

dapat menjadi lokomtif bagi upaya perubahan menuju good governance

(Dwiyanto, 2014 )

Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan publik, ternyata erat kaitannya

dengan masalah-masalah moral dan etika birokrasi. Kumorotomo 1994 (dalam

Rinaldi 2012) menyebutkan bahwa “Para birokrat sangat memerlukan kepekaan

etika, agar dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan demikian,

jelaslah, bahwa pelaksanaan tugas pelayanan publik, hanya akan berjalan dengan

baik, apabila didukung oleh moral dan etika, serta sikap dan tindakan aparatur

yang profesional dalam pelaksanaan tugas”. Hal ini, pada gilirannya akan dapat

meningkatkan efektivitas pelayanan publik yang dilakukan oleh aparatur

pemerintah. Semangat kerja birokrasi pemerintah yang berorientasi pada

pelayanan publik, perlu menjadi pedoman. Indonesia sejak tahun 2009 telah

memiliki peraturan perundangan tersendiri sebagai sebuah standar bagi pelayanan

kepada masyarakat, maka pada tanggal 18 Juli 2009 Indonesia mensahkan

Page 15: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

2

Undang-Undang No 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik Menurut UU

tersebut, Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundangan bagi

setiap warga negara dan Undang-Undang pelayanan publik (secara resmi bernama

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik) adalah yang

mengatur tentang prinsip-prinsip pemerintahan yang baik yang merupakan

efektivitas fungsi-fungsi pemerintahan itu sendiri.

Pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintahan atau kaporasi yang

efektif dapat memperkuat hak asasi manusia, mempromosikan kemakmuran

ekonomi kohesi sosial, mengurangi kemiskinan, meningkatkan perlindungan

lingkungan, bijak dalam pemanfaatan sumberdaya alam, memperdalam

kepercayaan pada pemerintahan dan administrasi publik dan dalam undang-

undang tersebut pelayanan publik didefinisikan berdasarkan pembiayaan dan sifat

pembiayaan. Konsep sistem pemerintah yang desentralistik di Indonesia

memberikan ruang kepada pemerintah daerah untuk mengembangkan pelayanan

yang respontif dan sesuai dengan aspirasi dan dinamika local. Dan Salah satu

institusi pemerintah yang menjalankan fungsi pelayanan publik yaitu dinas

pemadam kebakaran (Damkar).

Pada Tahun 2018 Ombudsman RI perwakilan Sulawesi Selatan (Sulsel)

merilis catatan akhir tahun terkait pelayanan publik. Hasil survey menyebutkan

bahwa, sepanjang tahun ini Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar dianggap belum

memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Dengan kata lain “pemkot

Makassar masih tergolong dalam zona kuning atau tingkat kepatuhan belum

Page 16: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

3

maksimal sesuai dengan penerapan aturan dalam undang-undang” terang asisten

Ombudsman RI perwakilan Sul-sel.

Pemerintah Kota Makassar (Pemkot) di bawah kepemimpinan Mohammad

Ramdhan Pomanto terus melahirkan program-program inovasi pelayanan

masyarakat salah satunya yaitu melalui Dinas Pemadam Kebakaran menghadirkan

program baru ia itu pengendalian kebakaran lorong atau yang disingkat pekarong

upaya Dinas Damkar dalam melakukan antisipasi dan pemadaman awal

kebakaran di pemukiman padat penduduk, lorong rawan kebakaran, lorong-lorong

kecil yang sulit diakses oleh mobil pemadam kebakaran dengan melibatkan warga

masyarakat lorong (Swadaya masyarakat). Dimana program tersebut dilakukan

oleh masyarakat itu sendiri, untuk pencegahan awal dan meminimalisir

kebakaran. Dan peraturan walikota Makassar Nomor 88 tahun 2016

mengemukakan beberapa program atau tugas dan fungsi Dinas Pemadam

Kebakaran diantaranya:

1. Rencana Operasi

Rencana operasi mempunyai tugas melakukan penanggulangan bencana

kebakaran.

2. Pengendalian Operasi

Pengendalian Operasi mempunyai tugas melakukan pengendalian operasi

saat terjadi kebakaran.

3. Bantuan Operasi Penyelamatan

Bantuan operasi penyelamatan mempunyai tugas melakukan bantuan

operasi penanggulangan kebakaran, penyelamatan jiwa dan evakuasi korban.

Page 17: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

4

4. Pengolahan Data Resiko Bahaya Kebakaran

Pengolahan data resiko bahaya kebakaran mempunyai tugas melakukan

pengumpulan data dan pemberian informasi dan publikasi tentang bencana

kebakaran serta upaya pencegahan dan penanggulanganya.

5. Bidang Pencegahan dan Pengawasan

Bidang pencegahan dan pengawasan mempunyai tugas melaksanakan

pengawasan dan bimbingan teknis pemenuhan kebutuhan alat proteksi kebakaran

serta penggunaan bahan berbahaya dan beracun kebakaran.

Pekarong sendiri berbentuk sederhana, terdiri dari tandon berkapasitas 2

kubik atau 2.000 liter air. Juga terdapat mesin pemompa portable yang dilengkapi

konektor dan selang air dengan daya jangkau hingga 150 meter. Alat itu juga

dilengkapi lonceng seperti detector kebakaran yang berfungsi sebagai alarm saat

terjadi kebakaran dan alat pemadam api ringan (APAR) berupa tabung yang

berisi karbodioksida sebagai bahan pemadamnya. Hal tersebut dilakukan untuk

menghindari resiko terjadinya kebakaran. Kalaupun tejadi penanganan 4 menit

awal sangat menentukan, makanya perlu Pekarong. Semakin cepat tertangani

maka semakin sedikit korban, baik berupa materi maupun nonmateri. Danny saat

di wawancarai di Warta Ekonomi Online Makassar.

Sifat kebaruan ini merupakan ciri dasar inovasi dalam menggantikan

pengetahuan, cara, objek, teknologi, atau penemuan yang lama yang sudah tidak

efektif dalam menyelesaikan suatu masalah walaupun tidak ada satu kesepahaman

definisi mengenai inovasi, namun secara umum dapat disimpulkan bahwa inovasi

mempunyai atribut yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai pelaksanaan

Page 18: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

5

inovasi (Rogers dalam M. Tahir, 2018) yaitu: Relative Advantage atau

Keuntungan relatif, Compabilityatau Kesesuaian, Complexity atau

Kerumitan, Triabilityatau Kemungkinan dicoba dan Observability atau

Kemudahan diamati.

Menciptakan inovasi pelayanan tidaklah mudah dan salah satu tugas

pemerintah adalah memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat.

Pelayanan kepada masyarakat sudah menjadi tujuan utama dalam

penyelenggaraan administrasi publik. Di Indonesia penyelenggaraan pelayanan

publik menjadi isu kebijakan yang semakin strategis karena perbaikan pelayanan

publik di negara ini cenderung berjalan di tempat, sedangkan implikasinya

sebagaimana diketahui sangat luas karena menyentuh seluruh ruang kepublikan

baik dalam kehidupan ekonomi, sosial, politik, budaya dan lain-lain. Pelaksanaan

pelayanan publik pada prinsipnya ditujukan kepada manusia, bahkan dapat

dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia.

Sejak lahirnya manusia sudah membutuhkan pelayanan (Mahsyar, 2011).

Inovasi pelayanan publik program Pekarong sudah ada satu titik

percontohan di Kampung Buyang Kecamatan Mariso. Itu merupakan swadaya

masyarakat yang sudah diresmikan oleh walikota Makassar, Moh Ramdhan

Danny Pomanto, tahun 2017 lalu. Pada tahun 2018 pernah di coba di dua titik

lokasi yang sementara di survey dibeberapa wilayah Kecamatan/Kelurahan padat

penduduk bahkan program ini masuk lomba peniaian inovasi tingkat nasional dan

satu satunya di Indonesia. Disamping itu setiap tahunnya akan di buat dua lokasi

pekarong yang akan terus dikembangkan program tersebut dengan menambah

Page 19: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

6

lokasi Pekarong di tahun-tahun mendatang yang dilakukan sesuai anggaran yang

ada. hal tersebut dilakukan agar masyarakat dapat meminimalisir jika tejadi

kebakaran di lorong yang sempit dengan menggunakan alat yang dapat

memberikan bantuan teknis ekstra cepat sebelum armada Damkar tiba dilokasi.

Perhatian yang diberikan Dinas pemadam kebakaran kepada masyarakat

khususnya masyarakat yang ada di Makassar dengan menghadirkan program baru

yaitu Pengendali kebakaran lorong (Pekarong) ini adalah salah satu upaya Dinas

Pemadam Kebakaran dalam melakukan antisipasi dan pemadam awal kebakaran

di pemukiman yang padat walaupun sarana tersebut dijalankan atau digunakan

sendiri secara swadaya oleh masyarakat atau dengan melibatkan masyarakat

lorong. Tapi setidaknya program ini dapat memberikan pelayanan cepat (quick

respon) kepada masyarakat. Jadi warga sendirilah yang menggunakan dan

merawat fasilitas tersebut.

Dinas pemadam kebakaran, kata dia, perlu melakukan pelatihan cara

mengantisipasi dan menangani kejadian kebakaran kepada warga setempat dan

menyiapkan hidran air dibeberapa tempat. Namun, ketika terjadi kebakaran,

relawan yang telah dilatih oleh petugas Damkar tersebut jarang ada di tempat,

karena tengah sibuk bekerja.” Hanya para ibu-ibu saja di rumah padahal sudah

dibentuk (Relawan Damkar),” ucapnya. Maka dari itu sangat penting Dinas

Damkar memiliki inovasi baru.

Berbagai fenomena permasalahan yang terjadi di lapangan dapat dijadikan

dasar awal peneliti untuk menganalisis secara lebih mendalam akan inovasi

pelayanan publik program Pekarong (pengendalian kebakaran lorong) Dinas

Page 20: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

7

pemadam kebakaran di kota makassar. Hal ini dalam meningkatkan layanan

berupa bantuan untuk masyarakat khususnya di Kota Makassar, agar inovasi

pelayanan program pekarong ini di masa depan dapat lebih tanggap dalam

membantu masyarakat yang tekena musibah.

Dalam penelitian ini, inovasi pelayanan publik yang dilakukan oleh Dinas

pemadam kebakaran dengan menghadirkan program pekarong. pada saat

peluncuran telah dilakukan simulasi pemadam api dengan menggunakan

pekarong. di simulasi itu, warga terlihat sigap dalam memadamkan api yang

mampu dikuasai kurang dari 4 menit. Program ini di buat agar masyarakat dapat

turun tangan langsung jika terjadi kebakaran yang mendadak pada lorong yang

sempit. hal itu disebabkan karna biasanya tim dari armada Damkar tidak

mempunyai akses jalan yang cukup.

Melalui pemaparan latar belakang masalah penelitian yang telah peneliti

kemukakan, maka judul penelitian ini adalah “Inovasi Pelayanan Publik

Program PEKARONG Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan masalah utama penelitian, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Atribut Inovasi Pelayanan Publik Program Pekarong

Dinas Pemadam Kebakaran di Kota Makassar ?

2. Apa Saja Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Program

Inovasi Pekarong Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar ?

Page 21: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

8

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan penelitian ini,

adalah sebagai berikut:

1. Untuk Mengetahui Bagaimana Atribut Inovasi Pelayanan Publik

Program Pekarong di Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar

2. Untuk Mengetahui Apa faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam

Inovasi Program Pekarong di Dinas Pemadam Kebakaran Kota

Makassar ?

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a) Diharapkan agar dari penelitian ini bisa memperdalam pengetahuan dan

wawasan penulis mengenai permasalahan Inovasi Pelayanan Publik

Program Pekarong Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar.

b) Diharapkan agar hasil penelitian ini bisa memberikan sumbangan

pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan, utamanya Inovasi

Pelayanan Publik Program Pekarong Dinas Pemadam Kebakaran Kota

Makassar.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, dampak dari riset ini di mohon sebagai informasi Inovasi

Pelayanan Publik Program Pekarong Dinas Pemadam Kebakaran Kota

Makassar.

Page 22: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

9

a) Untuk mahasiswa, penelitian ini merupakan peluang dan kesempatan

yang baik guna menerapkan teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah

dengan kenyataan di lapangan.

b) Untuk pemeritah penelitian ini hendaknya di jadikan kritikan yang

membangun untuk perbaikan khusus bagi instansi terkait penelitian ini.

c) Untuk masyarakat, penelitian ini untuk menambah wawasan masyarakat

mengenai Inovasi Pelayanan Program Pekarong Dinas Pemadam

Kebakaran Kota Makassar.

.

Page 23: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pelayanan Publik

Pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam

bentuk barang publik maupun jasa publik yang ada prinsipnya menjadi tanggung

jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah dipusat, di Daerah, dan di

lingkungan badan usaha milik Negara atau badan usaha milik daerah, dalam

rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka

pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Definisi pelayanan publik yang dikemukakan oleh Sinambela dkk.

(2008) yaitu “pelayanan publik diartikan sebagai setiap kegiatan yang dilakukan

oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki setiap kegiatan yang

menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan

meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik.” Sedangkan

menurut Kurniawan (2005), pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian

pelayanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai

kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang

telah ditetapkan”. Kedua definisi tersebut melihat bahwa pelayanan publik dapat

dimaknai sebagai aktivitas pelayanan yang dilakukan oleh lembaga pemerintah

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Roth (1998) sebagai “any services available to the public whether

provided publicly (as is a museum) or privately ( as is a restaurant meal)” Any

services yang diungkapkan oleh Roth berkaitan dengan barang dan jasa dalam

pelayanan. Pelayanan publik yang dimaksud adalah segala bentuk kegiatan

10

Page 24: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

11

pelayanan yang dilakukan oleh suatu organisasi atau individu dalam bentuk

barang jasa kepada masyarakat baik secara individu maupun kelompok atau

organisasi.

Wujud pelayanan public seorang Aparat Sipil Negara dapat dilihat dari

keramah tamahan, pengetahuan tentang jasa atau produk yang dihasilkan,

kesanggupan dalam membantu dalam membantu dan kesanggupan pegawai dalam

menangani suatu persoalan (Abdi, 2016).

Optimalisasi pelayanan publik menurut (Hayat, 2015) yaitu memberikan

pelayanan secara profesional dan berkualitas yang mempunyai implikasi positif

terhadap kepuasan masyarakat. Profesionalitas pelayanan ditunjang oleh sikap dan

perilaku dalam pemberian layanan. Sumber daya manusia menjadi indikator

penting dalam pelayanan publik. Keberadaan sumber daya aparatur adalah unsur

utama dalam pemberian pelayanan. Karena 29 birokrasi menjadi aktor utama yang

langsung bersentuhan dengan masyarakat sebagai penerima layanan. Aparatur

negara menjadi kunci keberhasilan pelayanan publik pada instansi atau lembaga

pemerintah. Jika aparaturnya kompeten, maka pelayanan dapat dijalankan

sebagaimana mestinya, tentunya kualitas layanan yang diberikan juga

berpengaruh terhadap aspek yang dilayaninya. Yakni, kualitas pelayanan publik

ditentukan oleh siapa yang memberikan pelayanan.

Dwiyanto (2010) menyatakan bahwa pelayanan publik itu sendiri bukan

dari karakteristik dan sifat pelayanan itu sendiri, bukan dari karakteristik lembaga

penyelenggara atau sumber pembiayaan semata.

Page 25: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

12

Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik diuraikan

bahwa pelayanan publik adalah;

Segala bentuk kegiatan dalam rangka pengaturan, pembinaan, bimbingan,

penyediaan fasilitas, jasa dan lainnya yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintah

sebagai upaya pemenuhan kebutuhan kepada masyarakat sesuai ketentuan

perundang-undangan yang berlaku.

Menurut (Moenir, 2001) Pelayanan publik adalah kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material

melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam usaha memenuhi kepentingan

orang lain sesuai dengan haknya. Tujuan pelayanan publik adalah mempersiapkan

pelayanan publik tersebut yang dikehendaki atau dibutuhkan oleh publik, dan

bagaimana menyatakan dengan tepat kepada publik mengenai pilihannya dan cara

mengaksesnya yang direnecanakan dan disediakan oleh pemerintah. Pelaksanaan

suatu pelayanan publik terdapat beberapa faktor yang mendukung yaitu:

a. Kesadaran pegawai

Adanya kesadaran dari pegawai mengenai tindakan terhadap tugas atau

pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga membawa pengaruh

yang positif dan menimbulkan pelayanan yang baik.

b. Adanya aturan

Adanya aturan dalam organisasi mutlak diperlukan agar organisasi dan

pekerjaan dapat berjalan teratur dan terarah.

c. Faktor organisasi

Faktor organisasi merupakan pengaturan dan mekanisme kerjaan (sistem,

Page 26: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

13

prosedur dan metode) yang harus mampu menghasilkan pelayanan yang

memadai.

d. Faktor kemampuan dan keterampulan

Bersama dengan kemampuan dan keterampilan yang memadai maka

pelaksanaan tugas atau pekerjaan dapat dilakukan dengan baik, cepat dan

memenuhi keinginan semua pihak sehingga menimbulkan pelayanan yang

memuaskan.

e. Faktor sarana pelayanan

Adanya sarana pelayanan yang memadai dan mencukupi sehingga tercipta

efektivitas dan efesiensi suatu pelayanan.

Merujuk pada pengertian dari Departemen Dalam Negeri (2004)

menyebutkan bahwa “Pelayanan Publik adalah Pelayanan Umum” dan

mendefinisikan “ Pelayanan Umun adalah suatu proses bantuan kepada orang lain

dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal

tercipta kepuasan dan keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan produk, baik

berupa barang dan jasa.

Pelayanan yang baik kepada masyarakat menjadi salah satu aspek yang

penting dalam pelayanan publik. Mulai dari sikap aparatur yang memberikan

pelayanan, Bentuk pelayanan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan, sampai kepada perilaku pemberi pelayanan. Tujuan pelayanan publik

yaitu untuk kepentingan masyarakat yang menerima pelayanan. Jika pelayanannya

baik, maka masyarakat akan merasa puas atas diterimanya pelayanan yang

diberikan. Kepuasan masyarakat menjadi acuan baik atau buruknya pelayanan

Page 27: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

14

publik.

Berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 menyebutkan

bahwa tujuan pelayanan publik antara lain:

a. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak dan

tanggungjawab dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan

penyelenggaraan pelayanan publik.

b. Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak

sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan koperasi yang baik.

Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan

peraturan perundangan.

c. Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam

penyelenggaraan publik. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang

berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang

memenuhi atau melebihi harapan Organisasi pelayanan publik

mempunyai ciri public accuntability, dimana setiap warga negara

mempunyai hak untuk mengevaluasi kualitas pelayanan yang mereka

terima. Sangat sulit untuk menilai kualitas suatu pelayanan tanpa

mempertimbangkan peran masyarakat sebagai penerima pelayanan dan

aparat pelaksana layanan itu. Evaluasi yang berasal dari pengguna

pelayanan, merupakan elemen pertama dalam analisis kualitas pelayanan

publik. Elemen keduadalam analisis adalah kemudahan suatu pelayanan

dikenal baik sebelum dalam proses atau setelah pelayanan itu diberikan.

Gaspersz (2006) mengemukakan bahwa pada dasarnya kualitas mengacu

Page 28: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

15

kepada pengertian pokok :

a. Kualitas terdiri atas sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan

langsung, maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan

pelanggan dan memberikan kepuasan atas penggunaan produk

b. Kualitas terdiri atas segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau

kerusakan.

c. Konsep kualitas bersifat relatif, maksudnya penilaian kualitas

bergantung kepada perspektif yang digunakan untuk menentukan ciri-

ciri pelayanan yang spesifik.

Menurut Trilestari (2012) berpendapat pada dasarnya terdapat tiga

orientasi kualitas yang seharusnya konsisten antara yang satu dengan yang lain,

yaitu persepsi, produk dan proses. Untuk produk proses pelayanan, ketiga

orientasi tersebut dapat menyumbangkan keberhasilan organisasi ditinjau dari

kepuasan pelanggan.

Norman (2009) menuliskan, apabila kita ingin sukses memberikan

kualiatas pelayanan, kita harus memahami terlebih dahulu karakteristik tentang

pelayanan sebagai berikut:

a. Pelayanan sifatnya tidak dapat diraba, pelayanan sangat berlawanan

sifatnya dengan barang jadi.

b. Pelayanan itu kenyataannya terdiri dari tindakan nyata dan merupakan

pengaruh yang sifatnya adalah tindak sosial.

Page 29: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

16

c. Produksi dan konsumsi dari pelayanan tidak dapat dipisahkan secara

nyata, karena pada umumnya kejadian bersamaan dan terjadi di tempat

yang sama.

B. Konsep Inovasi Pelayanan Publik

Inovasi dikatakan sebagai inisiatif terobosan dari instansi/lembaga

publik dalam meningkatkan kualitas pelayan publik. Inisiatif terobosan tersebut

terletak pada kebaruan (novelty). Prinsip kebaruan tersebut dibedakan dengan

inovasi dalam teknologi yang merupakan keunikan yang khas berbeda dengan

yang lain. Kebaruan boleh merupakan pengembangan dari inovasi pelayanan

publik yang telah ada, Karena inovasi pelayanan publik terus diperbaharui dan

bahkan di tiru dengan cara melakukan replikasi atau dengan bahasa populernya

replikasi inovasi pelayanan publik dilakukan dengan proses yang mudah yaitu

Amati, Tiru, dan Modifikasi atau disingkat dengan ATM.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009), inovasi diartikan

pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru; penemuan baru yang berbeda dari

yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat).

Inovasi organisai bisa didefinisikan sebagai cara-cara baru dalam pengaturan

kerja, dan dilakukan dalam sebuah Organisasi untuk mendorong dan

mempromosikan keunggulan kompetitif.Inti dari inovasi organisasi adalah

kebutuhan untuk memperbaiki atau mengubah suatu produk, Proses atau jasa

(Sutarno, 2012). Sedangkan menurut (Damanpour dalam Suwarno, 2008)

menjelaskan bahwa sebuah inovasi dapat berupa produk atau jasa baru, teknologi

Page 30: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

17

proses produksi yang baru, sistem struktur dan administrasi baru atau rencana

baru bagi anggota organisasi.

Penerapan inovasi dalam kehidupan masyarakat akan mendapatkan

manfaat dari segi sosial dan ekonomi. (Muluk, 2008) membagi inovasi menjadi 3

level, yaitu inovasi inkremental, radikal dan transformatif. Inovasi Inkremental,

berarti inovasi yang membawa perubahan-perubahan kecil terhadap proses atau

layanan yang ada. Inovasi Radikal merupakan perubahan mendasar dalam

pelayanan publik atau pengenalan cara-cara yang sama sekali baru dalam proses

keorganisasian atau pelayanan. Inovasi Transformatif atau sistematis, membawa

perubahan dalam struktur angkatan kerja dan keorganisasian dengan

mentransformasi semua sektor secara dramatis mengubah hubungan

keorganisasian. Adapun sumber-sumber penerapan inovasi adalah sebagai berikut:

1. Kejadian yang diharapkan

2. Proses sesuai dengan kebutuhan

3. Perubahan pada industri dan pasar

4. Ketidakharmonisan

5. Perubahan demografi

6. Perubahan persepsi

7. Konsep pengetahuan dasar.

Konsep Penerapan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

pengertian penerapan adalah perbuatan menerapkan. Menurut beberapa ahli

berpendapat bahwa, penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu

Page 31: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

18

teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu

kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah

terencana dan tersusun sebelumnya.

Adapun unsur-unsur penerapan meliputi :

1. Adanya program yang dilaksanakan

2. Adanya kelompok target, yaitu masyarakat yang menjadi sasaran dan

diharapkan akan menerima manfaat dari program tersebut.

3. Adanya pelaksanaan, baik organisasi atau perorangan yang bertanggung

jawab dalam pengelolaan, pelaksanaan maupun pengawasan dari proses

penerapan tersebut.

Setelah para ahli menjelaskan terkait pengertian Inovasi, namun sampai

saat sekarang ini tidak ada satu kesepemahaman definisi mengenai Inovasi, namun

secara umum dapat disimpulkan bahwa inovasi memiliki atribut (Rogers dalam

Suwarno, 2008).

a. Relative Advantage atau Keuntungan relative

Sebuah inovasi harus mempunyai keunggulan dan nilai lebih dibandingkan

dengan inovasi sebelumnya. Selalu ada sebuah nilai kebaruan yang melekat dalam

inovasi yang menjadi ciri yang membedakannya dengan yang lain. Tingkat

keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur berdasarkan nilai

ekonominya, atau mungkin dari faktor status sosial (gengsi), kesenangan,

kepuasan, atau karena mempunyai komponen yang sangat penting.Makin

menguntungkan bagi penerima, makin cepat tersebarnya inovasi.

Page 32: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

19

b. Compatibility atau Kesesuaian

Inovasi memiliki tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai atau (values),

pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima. Inovasi yang tidak sesuai dengan

nilai atau norma yang diyakini oleh penerima tidak akan diterima secepat inovasi

yang sesuai dengan norma yang ada.Misalnya penyebarluasan penggunaan alat

KB dimasyarakat yang keyakinan agamanya melarang penggunaan alat tersebut,

maka tentu saja penyebaran inovasi akan terhambat.

c. Complexity atau Kerumitan

Adalah tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi

bagi penerima. Suatu inovasi yang mudah dimengerti dan mudah digunakan oleh

penerima akan cepat tersebar, sedangkan inovasi yang sukar dimengerti atau sukar

digunakan oleh penerima akan lambat proses penyebaranya. Misalnya masyarakat

pedesaan yang tidak mengetahui tentang teori penyebaran bibit penyakit melalui

kuman, diberitahu oleh penyuluh kesehatan agar membiasakan memasak air yang

akan diminum, karena air yang tidak dimasak jika diminum dapat menyebabkan

sakit perut. Tentu saja ajakan itu sukar diterima. Makin mudah dimengerti suatu

inovasi akan makin cepat diterima oleh masyarakat.

d. Triability atau Kemungkinan dicoba

Inovasi hanya bisa diterima apabila telah teruji dan terbukti mempunyai

keuntungan atau nilai dibandingkan dengan inovasi yang lama.Sehingga sebuah

produk inovasi harus melewati fase “uji publik”, dimana setiap orang atau pihak

mempunyai kesempatan untuk menguji kualitas dari sebuah inovasi.

Page 33: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

20

e. Observability atau Kemudahan diamati

Sebuah inovasi harus juga dapat diamati, dari segi bagaimana sebuah

inovasi bekerja dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Suatu inovasi yang

hasilnya mudah diamati akan makin cepat diterima oleh masyarakat, dan

sebaliknya inovasi yang sukar diamati hasilnya, akan lama diterima oleh

masyarakat

Menciptakan inovasi harus bisa menentukan inovasi seperti apa yang

seharusnya dilakukan dalam meningkatkan pelayanan publik di Kecamatan

Tegalrejo, agar inovasi tersebut dapat berguna dan berjalan sebagaimana

mestinya. Jenis-jenis inovasi diharapkan dapat memberikan masukan yang positif

dalam menciptakan inovasi layanan publik (Robertson dalam Nugroho & Siahaan,

2005), jenis-jenis inovasi tersebut antara lain:

1. Inovasi terus menerus

Adalah modifikasi dari produk yang sudah ada dan bukan pembuatan

produk yang baru sepenuhnya.Inovasi ini menimbulkan pengaruh yang paling

tidak mengacaukan pola perilaku yang sudah mapan.Contohnya,

memperkenalkan perubahan model baru, menambahkan mentol pada rokok

atau mengubah panjang rokok.

2. Inovasi terus menerus secara dinamis

Mungkin melibatkan penciptaan produk baru atau perubahan produk

yang sudah ada, tetapi pada umumnya tidak mengubah pola yang sudah

mapan dari kebiasaan belanja pelanggan dan pemakaian produk. Contohnya

Page 34: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

21

antara lain, sikat gigi listrik, compact disk, makanan alami dan raket tenis yang

sangat besar.

3. Inovasi terputus

Melibatkan pengenalan sebuah produk yang sepenuhnya baru yang

menyebabkan pembeli mengubah secara signifikan pola perilaku

mereka.Contohnya, komputer, videocassete recorder. Proses inovasi sering

melibatkan perubahan adaptif yang signifikan dalam model organisasi bisnis

saat ini atau adopsi dari model bisnis baru (Ahmad & Stepherd, 2010). Dalam

hal ini pergeseran proses didorong oleh inovasi yang terjadi dalam organisasi

itu sendiri, seperti inovasi produk dan strategi, atau mungkin didorong oleh

inovasi eksternal.

Secara umum inovasi sering kali diterjemahkan sebagai penemuan baru,

namun sebenarnya aspek dalam “kebaruan” dalam inovasi sangat ditekankan

untuk inovasi sektor swasta.Sektor swasta selalu dituntut untuk terus menerus

melakukan Inovasi agar bisa meningkatkan kepuasan pelanggan. Selain itu sektor

swasta satu sama lain juga selalu bersaing dalam pemenuhan kebutuhan

masyarakat dalam jasa yang ditawarkan. Sedangkan, inovasi sektor publik lebih

ditekankan pada aspek “perbaikan” yang dihasilkan dari kegiatan inovasi tersebut,

yaitu pemerintah mampu memberikan pelayanan publik secara lebih efektif,

efisien, dan berkualitas, murah dan terjangkau oleh masyarakat.

a) Inovasi Konseptual, dalam pengertian memperkenalkan misi baru,

pandangan, tujuan, strategi dan rational baru.

Page 35: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

22

b) Inovasi Delivery

Merupakan cara-cara baru atau cara yang diubah dalam menyelesaikan

masalah, memberikan layanan atau berinteraksi dengan pelanggan

dengan

tujuan untuk memberikan layanan khusus.

c) Inovasi Interaksi Sistem

Merupakan cara-cara baru atau yang diubah dalam berinteraksi dengan

pihak lain, baik itu pelanggan maupun organisasi lain.

Pada kajian administrasi publik terdapat beberapa perbedaan tipe inovasi

dan perbedaan cara pengelompokan di dalam literatur inovasi pemerintahan.

Penggunaan tipelogi untuk tujuan kita sebagai berikut:

1. Inovasi institusional, dimana fokus pada pembaharuan institusi yang

sudah ada dan/atau pembentukan institusi baru.

2. Inovasi organisasi, termasuk pengenalan cara kerja baru, prosedur atau

teknik manajemen baru di dalam administrasi public.

3. Inovasi proses, dimana fokus pada perbaikan kualitascara pemberian

layanan public.

4. Inovasi konseptual, dimana fokus pada pengenalan bentuk pemerintahan

baru (misalnya: Pembuatan kebijakan interaktif, keterlibatan dalam

kepemerintahan, reformasi anggaran publik, jaringan horizontal).

Perbedaan antara inovasi sektor publik dan swasta adalah bahwa

organisasi publik biasanya sebagai pemasok utama jasa dan tidak bersaing untuk

memaksimal keuntungan.Kurangnya daya saing produk secara luas dianggap

Page 36: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

23

sebagai kurangnya untuk perbaikan. Karyawan perusahaan swasta menemukan

motivasi mereka dari sejumlah besar alasan, salah satunya adalah dorongan untuk

memanfaatkan keuntungan.Seperti di sektor publik, pekerjasektor swasta dapat

dimotivasi oleh idealisme, sukacita menciptakan sesuatu yang baru, minat yang

kuat dalam pekerjaan, persahabatan dan rasa memiliki, dan ambisi karier.

Menurut West (dalam Sriwahyuni, 2016), inovasi berasal dari kreatifitas

ide-ide baru. Inovasi adalah penerapan ide-ide tersebut secara actual dan praktek.

Hal-hal yang dapat merangsang inovasi adalah:

1. Tantangan dalam lingkungan organisasi.

2. Tekanan yang kuat pada kualitas baik dalam proses maupun akhir suatu

layanan.

3. Perusahaan yang telah memperkenalkan dan mengembangkan kerja tim

yang efektif lebih besar kemungkinan untuk berinovasi.

4. Adanya tuntutan kebutuhan prosedur yang dirancang secara cermat

untuk memastikan kerja gabungan yang efektif.

5. Adanya komunikasi dan koordinasi antar departemen.

6. Dukungan manajerial yang berupa keinginan personil untuk

mengembangkan dan mengimplementasikan ide-ide mulai cara-cara baru

yang lebih baik.

7. Adanya asumsi-asumsi dasar organisasi yang terbuka untuk dikritisi.

8. Partisipasi dan hubungan antar anggota organisasi.

C. Konsep Pekarong

Kebakaran memiliki beberapa pengertian antara lain adalah : Suatu

Page 37: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

24

proses dari kerakteristik pembakaran melalui panas atau zat asam atau bahan yang

mudah terbakar atau adanya perpaduan dari ketiga unsur tersebut.(Suma’mur,

1996) atau suatu proses pengoksidasian cepat yang pada umumnya menghasilkan

panas dan cahaya. (Sulaksmono, 1997) Peristiwa terbakar adalah suatu reaksi

yang hebat dari zat yang mudah terbakar dengan zat asam. Reaksi kimia yang

terjadi bersifat mengeluarkan panas.

Pada berberapa zat, reaksi tersebut mungkin terjadi pada suhu udara biasa. Namun

pada umumnya reaksi tersebut berlangsung sangat lambat dan panas yang

ditimbulkannya hilang ke sekeliling.(Suma’mur, 1996)

Peristiwa-peristiwa yang mengakibatkan kebakaran dapat di analisa dari

beberapa sebab di antaranya .(Suma’mur, 1996) :

1. Nyala api dan bahan-bahan yang pijar.

Jika suatu benda padat di tempatkan dalam nyala api, maka suhunya

akan naik, mulai terbakar dan bernyala terus sampai habis. Kemungkinan

terbakar tidak tergantung dari sifat benda yang mudah terbakar atau sukar

terbakar, besarnya zat padat, keadaan zat padat, cara menyalanyakan zat padat

baik itu sejajar atau di atas nyala api.

2. Penyinaran

Terbakarnya suatu bahan yang mudah terbakar oleh benda pijar atau

nyala api tidak perlu atas dasar persentuhan. Semua sumber panas

memancarkan gelombang-gelombang elegtromagnetis yaitu sinar inframerah.

Jika gelombang ini mengenai benda, maka pada benda tersebut dilepaskan

suatu energi yang akan berubah menjadi panas. Benda tersebut menjadi panas

Page 38: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

25

dan jika suhunya terus naik, maka pada akhirnya benda tersebut akan menyala

sekalipun benda tersebut tidak dikenai api.

3. Peledakan uap atau gas.

Setiap campuran gas atau uap yang mudah terbakar dengan udara akan

menyala, jika terkena benda pijar atau nyala api dan pembakaran yang terjadi

akan meluas dengan cepat, manakala kadar gas atau uap berada dalam batas

untuk menyala atau meledak. Batas-batas kadar ini tergantung kepada bahan-

bahan yang memiliki sifat zat, suhu dan tekanan udara yang berkisar di antara

2.0000 m/s. Kecepatan ini akan mempengaruhi besar kerusakan yang di

akibatkan oleh peledakan.

4. Peledakan debu atau noktah-noktah zat cair.

Debu-bebu dari zat-zat yang mudah terbakar atau noktah–noktah cair

yang berupa suspensi di udara bertingkah seperti campuran gas dan udara atau

uap dalam udara dan dapat meledak.

5. Percikan api.

rcikan api yang bertemperatur cukup tinggi menjadi sebab terbakarnya

campuran gas, uap atau debu dan udara yang dapat menyala. Biasanya percikan

api tak dapat menyebabkan terbakarnya benda padat, oleh karena tidak

cukupnya energi dan panas yang ditimbulkan akan menghilang di dalam benda

padat. Percikan juga bisa di akibatkan oleh arus listrik pada pemutusan

hubungan arus listrik pada kumparan yang bertenaga listrik, pengosongan listrik

pada elektrodaelektroda. Percikan api yang di karenakan beradunya dua benda

padat dapat menyebabkan pula campuran gas atau uap udara mudah menyala.

Page 39: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

26

6. Terbakar sendiri

Kebakaran sendiri dapat terjadi pada onggokan bahan bakar mineral

yang padat atau zat-zat organis, apabila peredaran udara cukup besar untuk

terjadinya proses oksidasi, tetapi tidak cukup untuk mengeluarkan panas yang

terjadi. Hal ini juga di pengaruhi kelembaban.

7. Reksi kimiawi.

Reaksi-reaksi kimiawi tertentu menghasilkan cukup panas yang besar

yangberakibat timbulnya kebakaran. Fosfor kuning teroksidasi sangat cepat,

bila bersinggungan dengan udara. Bubuk besi yang halus (besi pirofor) pijar

dalam udara yang mungkin menimbulkan kebakaran.Kalsium karbida mengurai

secara secara eksotermis, jika terkena air, dan membebaskan gas asitelen yang

mungkin meledak atau terbakar oleh panas yang terjadi.

8. Peristiwa-peristiwa lain.

Gesekan antara dua benda menimbulkan panas, yang semakin banyak

menurut besarnya koefisien gesekan. Manakala panas yang timbul lebih besar

dari kecepatan panas lingkungan, kebakaran mungkin terjadi pada mesin yang

kurang minyak atau oli. Penekanan gas secara adiabatis menimbulkan panas,

yang berakibat peledakan dengan terbakarnya minyak pelumas, jika kompresor

tidak didinginkan, atau peledakan silinder-silender bertekanan.

Menurut data geospasial Badan Nasional Penanggulangan Bencana

(BNPB), kasus kebakaran pemukiman di Indonesia tahun 2011 sampai dengan

pertengahan tahun 2015 terdapat 983 kasus kebakaran pemukiman dan 81 kasus

Page 40: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

27

kebakaran hutan dan lahan. Kejadian kebakaran di Indonesia sekitar 63 persen

disebabkan hubungan pendek arus listrik di kawasan padat penduduk, 10 persen

dari lampu minyak dan lilin, 5 persen dari rokok, 1 persen dari kompor, dan

lainnya. Semakin padat jumlah pemukiman penduduk menyebabkan semakin

mudahnya terjadi kebakaran. Tren kebakaran permukiman meningkat terkait

dengan makin padatnya penduduk, cuaca makin kering, kemiskinan, terbatasnya

hidran, penggunaan lahan dan sebagainya (BNPB, 2015).

Pencegahan kebakaran adalah segala daya upaya atau tindakan secara

terencana untuk mencegah dan meniadakan sejauh mungkin timbulnya kebakaran.

Karena itu pencegahan kebakaran dan pemadaman dalam tahap awal penyalaan

sangat penting untuk dilakukan, baik dengan jalan meningkatkan ilmu

pengetahuan maupun ketrampilan khususnya tentang kebakaran.

(Sulaksmono,1997).

Dalam hal ini perlu kewaspadaan dan tindakan untuk mencegah

terjadinya kebakaran dengan melakukan identifikasi potensi bahaya kebakaran.

(Suma’mur, 1996):

a. Pencegahan dalam menghadapi bahaya kebakaran dapat meliputi :

1. Perencanaan darurat kebakaran.

Pencegahan kebakaran dimulai sejak perencanaan perusahaan dan

pengaturan proses produksi. Suatu prinsip penting pada semua perencanaan

adalah tidak meluasnya kebakaran yang terjadi dan dimungkinkan untuk

penanggulangan kebakaran yang efektif. Pendekatannya dilakukan dengan

penelahan secara cermat atas bangunan menurut kegunaannya dan penentuan

Page 41: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

28

lokasi yang diperlukannya. Bangunan-bangunan tersebut harus diatur

letaknya sedemikian, sehingga aman dari kebakaran, dan cukup jarak diantara

satu dengan yang lainnya. Perlengkapan penanggulangan kebakaran termasuk

alat-alat pemadam kebakaran harus tersedia dengan memperhatikan

ketentuan-ketentuan yang berlaku.

(Suma’mur, 1996) Manajemen puncak perlu menyadari pentingnya

perencanaan dan persiapan keadaan darurat terutama masalah kebakaran. Untuk

itu manajer keselamatan kerja perlu memberikan penjelasan serta mengupayakan

agar rencana itu mendapat dukungan. Untuk menyusun rencana keadaan darurat

terlebih dahulu perlu di identifikasi dan di evaluasi jenis dan skala keadaan

darurat yang mungkin terjadi. Selanjutnya disiapkan suatu rencana kerja.

Perencanaan tersebut harus dibuat oleh perusahaan, bila perlu dengan bantuan

ahli dari pihak pemerintah atau konsultan. Rencana juga bisa bisa disusun

bersama perusahaan yang berada dalam satu awasan.

Rencana keadaan darurat harus praktis, sederhana dan mudah

dimengerti.Rencana harus sudah mengantisipasi berbagai skenario keadaan

darurat, meliputi bencana karena keselahan operasi, bencana alam dan

kemungkinan sabotase. Bila hal ini tidak diantisipasi dan tidak diambil langkah

penanggulangan yang memadai akan dapat menimbulkan kerugian total, karena

musnahnya seluruh aset perusahaan. Karena itu persiapan keadaan darurat

kebakaran perlu dilakukan untuk mencegah kerugian yang besar baik harta, benda

maupun jiwa manusia.( Sahab, 1997)

Page 42: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

29

2. Organisasi/Unit Penanggulangan Kebakaran.

Unit penanggulangan kebakaran ialah unit kerja yang dibentuk dan

ditugasi untuk menangani masalah penanggulangan kebakaran di tempat kerja

yang meliputi kegiatan administratif, identifikasi sumber-sumber bahaya,

pemeriksaan, pemeliharaan dan perbaikan sistem proteksi kebakaran.

Kebakaran merupakan kejadian yang sering terjadi pada masyarakat. Hal

tersebut terjadi seiring dengan perkembangan penduduk dan industri. Dinas

Kebakaran adalah satu-satunya instansi pemerintah yang memiliki tugas dan

fungsi di bidang kebakaran. Oleh sebab itu, kinerja tim pemadam kebakaran

dalam penanggulangan kebakaran perlu dikaji. Hal tersebut karena tim pemadam

tidak hanya bertanggungjawab pada keselamatan dirinya tetapi juga keselamatan

orang lain. Oleh karena itu Dinas Damkar menciptakan Inovasi baru yaitu

Program Pekarong, Program ini masuk dalam lomba penilaian inovasi tingkat

nasional. Dan satu satunya di Indonesia, Pengendalian Kebakaran Lorong atau

yang disingkat Pekarong.

Pekarong ini salah satu upaya Dinas Damkar dalam melakukan antisipasi

dan pemadaman awal kebakaran di pemukiman padat, dengan melibatkan warga

masyarakat lorong (Swadaya masyarakat). Plt.Kadis Damkar Makassar,

Muhammad Takdir Hasan Saleh mengatakan, Pekarong ini merupakan salah satu

inovasi terbaru, dalam memberika pelayan cepat (Quick Respon) kepada

masyarakat. Dimana program tersebut dilakukan oleh masyarakat itu sendiri,

untuk pencegahan awal dan meminimalisir kebakaran di lorong sempit yang tidak

bisa dijangkau oleh armada Damkar.

Page 43: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

30

Pekarong ini adalah sebuah fasilitas atau sarana pemadaman awal, yang

ada di lorong-lorong. Sarana tersebut dijalankan atau digunakan sendiri secara

swadaya oleh masyarakat. Jadi warga sendiri yang menggunakan dan merawat

fasilitas tersebut, kata Asisten III Bidang Admikistrasi Umum Pemkot Makassar.

Dan pada “Tahun 2018 ini kita akan coba dua titik dulu. Dua lokasi itu sementara

kita survei dibeberapa wilayah kecamatan/kelurahan padat penduduk. Kita cari

yang cocok dan pas untuk program ini,” ujarnya.

Menurut Takdir Hasan Saleh, PEKARONG ini sudah ada satu titik

percontohan di Kampung Buyang Kecamatan Mariso. Itu merupakan swadaya

masyarakat yang sudah diresmikan oleh Walikota Makassar, Moh Ramdhan

Danny Pomanto, tahun 2017 lalu. Di Kampung Buyang itu adalah pilot project

Pekarong, semua sarana dan fasilitas Pekarong diadakan sendiri oleh warga

setempat dan saat ini baru ada tiga titik pekarong, dua titik di Kecamatan Mario

dan atu titik di kecamatan Tmalate, dari tiga pekarong yang ada terebut, dua titik

di bangun melalui anggaran pemerintah dan atu titik lainnya merupakan hail dari

wadaya mayarakat.

Kehadiran pekarong ini hanya untuk menanggulangi peritiwa kebakaran

dengan tingkat api dibawah 30%. Sebab, yang mengoperaikan pekarong ini adalah

masyarakat setempat yang sebelumnya telah dibekali pemahaman perihal teknik

pemadaman sambil menunggu pemadam kebakaran.

D. Kerangka Pikir

Inovasi Pelayanan Publik Program PEKARONG Pengendalian Kebakaran

Lorong Dinas Pemadam Kebakaran di Kota Makassar merupakan program inovasi

Page 44: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

31

terbaru yang dikeluarkan oleh dinas pemadam kebakaran dan diresmikan pada

tahun 2017 dan program ini hadir membantu bagaimana pemberian layanan yang

baik dalam menjalankan program tersebut.

Berdasarkan hal tersebut, kerangka pikir yang akan menjadi acuan dalam

penelitian ini adalah:

Bagan Kerangka Pikir

Gambar. 2.1 Kerangka Pikir

E. Fokus Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka fokus penelitian ini berangkat

dari latar belakang masalah kemudian dirumuskan dalam rumusan dan dikaji

berdasarkan teori dalam tinjuan pustaka adapun yang menjadi fokus dalam

Inovasi Pelayanan Publik

Faktor

Pendukung

Adanya

dukungan dari

Pemerintah

dan

masyarakat

Atribut Inovasi Menurut Rogers

Dalam Suwarno

2008.

1. Relative

Advantage atau

keuntungan

relative

2. Compatibility

atau kesesuaian

3. Complexity atau

kerumitan

Faktor

Penghambat

Pada awalnya

masyarakat

belum terbiasa

menggunakan

pekarong dan

petugas melihat

adanya rasa

kurang percaya

masyarakat

karena terhitung

baru

Program Pekarong di Dinas

Pemadam Kebakaran Kota

Makassar

Page 45: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

32

penelitian ini yaitu bagaimana keberhasilan Atribut inovasi tersebut di Dinas

Pemadam Kebakaran dengan mengfokuskan konsep inovasi melalui 3 konsep

yaitu : Relative advantage (Keuntungan Relatif), Compability (Kesesuaian) dan

Complexity (Kerumitan).

F. Deskripsi Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan pemusatan konsentrasi terhadap tujuan

penelitian yang akan dilakukan sehingga harus diungkapkan secara eksplisit untuk

mempermudah melakukan observasi. Yang menjadi konsep inovasi dalam

penelitian ini yaitu:

a. Relative Advantage (Keuntungan relatif)

Dengan adanya inovasi pekarong masyarakat menjadi sadar akan

pentingnya hidup saling tolong menolong antar masyarakat khususnya Kota

Makassar. Dan inovasi sudah cukup lama dilaksanakan sejak tahun 2017 sampai

sekarang bahkan bahkan program ini masuk lomba peniaian inovasi tingkat

nasional dan satu satunya di Indonesia.

b. Compatibility ( Kesesuaian)

Inovasi memiliki tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai atau values,

pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima. Inovasi yang tidak sesuai

dengan nilai atau norma yang diyakini oleh penerima tidak akan diterima

secepat inovasi yang sesuai dengan norma yang ada. Pekarong merupakan salah

satu panca darma dimana pekarong termasuk bagian dari pemberdayaan

masyarakat. adanya partisipasi aktif masyarakat melalui pemberdayaan

masyarakat dengan melakukan pendekatan-pendekatan secara emosional,

memberikan pemahaman tentang bahaya kebakaran dan pentingnya kesadaran

Page 46: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

33

dan kebersamaan warga masyarakat serta memberikan pelatihan secara rutin

melalui pembagain tugas sesuai dengan kemapuan masing-masing.

c. Complexity (kerumitan)

Adalah tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi

bagi penerima. Suatu inovasi yang mudah dimengerti dan mudah digunakan

oleh penerima akan cepat tersebar, sedangkan inovasi yang sukar dimengerti

atau sukar digunakan oleh penerima akan lambat proses penyebarannya. Seperti

masyarakat yang pada awalnya belum terbiasa menggunakan pekarong dan

masih kurang percaya tentang kegunaan pekarong karena pada saat itu inovasi

pekarong tersebut masih terbilang baru, oleh karena itu tim Damkar melakukan

pelatihan dan evaluasi sampai mereka mampu melakukannya sendiri, serta

meyakinkan masyarakat agar masyarakat mengetahui manfaat dari pekarong

tersebut.

Page 47: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

32

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian yang dibutuhkan pada penelitian ini kurang lebih

selama 2 (dua) bulan setelah seminar proposal selesai. Lokasi penelitian berada di

Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar bertempat di Jl. Dr. Sam Ratulangi

Komp. PDAM No 11 Makassar. karena peneliti melihat bahwa instansi tersebut

telah melahirnya program-program inovasi pelayanan masyarakat seperti Program

Pekarong dimana program ini dapat membantu masyarakat jika tiba-tiba terjadi

kebakaran lorong. Dan program ini hadir setidaknya dapat mengendalikan

kebakaran sebelum tim pemadam kebakaran sampai di lokasi kebakaran.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam Penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif

karena data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka melainkan data

tersebut berasal dari hasil wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi,

catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. sehingga yang menjadi tujuan dari

penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita empirik dibalik

fenomena secara terperinci, mendalam, dan tuntas tentang sumber data.

2. Tipe Penelitian

Adapun tipe penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif karena

penelitian ini menghasilkan data-data berupa kata-kata menurut informan, apa

adanya sesuai dengan pertanyaan penelitiannya, kemudian dianalisis pula

Page 48: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

35

dengan kata-kata yang melatarbelakangi responden berperilaku (berpikir,

berperasaan, dan bertindak), direduksi, ditriangulasi, di simpulkan (diberi

makna oleh peneliti), dan diverifikasi, adapun tujuannya adalah untuk

menggambarkan secara tepat mengenai suatu keadaan, sifat-sifat individu atau

gejala yang terjadi terhadap kelompok tertentu.

C. Sumber Data

Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan

pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari

sumber yang sudah ada. Berdasarkan uraian tersebut maka sumber data dibedakan

menjadi dua yaitu :

1. Data primer, yang diperoleh secara langsung dari informan yang

bersangkutan dengan cara wawancara untuk mendapatkan jawaban atau

informasi yang relavan dan sebenarnya berkaitan dengan Inovasi Pelayanan

Publik Program Pekarong Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar.

2. Data Sekunder, yang diperoleh dari literatur dan dokumen serta data yang

diambil dari instansi yang bersangkutan, atau perorangan dari pihak yang

telah mengumpulkan dan mengalihkannya, seperti data wawancara dengan

masyarakat, foto-foto, buku dan lain-lain yang relavan dengan penelitian.

Hal ini diperoleh dengan mencari dan mengumpulkan data dari informan

baik itu secara ataupun gambar-gambar dan tulisan-tulisan yang berkaitan

dengan penelitian. Dalam hal ini sumber data itu diperoleh dari Kantor

Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar.

Page 49: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

36

D. Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang yang benar-benar mengetahui atau

pelaku yang terlibat langsung dengan permasalahan penelitian tentang Program

Pekarong. Penentuan informan dilakukan secara purposive sampling, artinya

memilih langsung informan yang lebih mengetahui masalah yang diteliti

Adapun yang menjadi informan pada penelitian tentang inovasi pelayanan

publik Program Pekarong ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 : Informan Penelitian

No. Informan Inisial Jabatan/Staf

1. Elodewata Wahid Yunus

S.STP, M.Si EWY

Kepala Dinas Pemadam

Kebakaran Kota Makassar

2. Aswin Kartapati Harun,

S.STP, M.Si AKH

Kepala Bidang Sarana Dan

Pengolahan Data

3. Andi Iqbal Parenrengi AIP Petugas Pemadam Kebakaran

4. Nur Fatimah NF Masyarakat

5. Limpo LO Masyarakat

E. Teknik Pengumpulan Data

Pada teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai, yakni berikut :

1. Observasi

Peneliti dalam hal ini melakukan pengamatan yang langsung

dilapangan yaitu pertama, peneliti melakukan pengamatan seperti apa Inovasi

Pelayanan Publik Program Pekarong di Dinas Pemadam Kebakaran Kota

Makassar, kemudian kedua peneliti melakukan pengamatan di lokasi

bagaimana pelaksanaan Inovasi pekarong ini menurut para informan yang

Page 50: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

37

terkait di lokasi penelitian.

2. Wawancara

Wawancara digunakan dalam teknik pengumpulan data sebagai studi

awal guna menemukan berbagai masalah yang akan diteliti, peneliti akan

melakukan secara langsung secara mendalam kepada informan yang akan

menjadi objek penelitian. Wawancara ini dilakukan oleh seorang

pewawancara dengan mewawancarai 5 orang informan secara tatap muka

(face to face), yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan itu, yang

dikerjakan dengan sistematik dan berdasarkan kepada tujuan dalam penelitian

ini. Dengan menggunakan alat wawancara berupa pedoman wawancara, buku

catatan, tape recorder, kamera handphone.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yang peneliti lakukan yaitu segala bentuk dokumentasi

tertulis maupun tidak tertulis yang dapat digunakan untuk melengkapi data-

data lainnya. Dokumentasi adalah mengumpulkan beberapa data baik itu

berupa data, catatan, gambar-gambar, dan administrasi yang sesuai dengan

masalah yang diteliti. Dalam hal ini dokumentasi diperoleh merupakan hal

yang penting dalam membuktikan validitas sebuah datat ataupun hasil peneliti

maka dianggap perlu oleh peneliti mengambil pada setiap kegiatan penelitian

yang dilakukan, dokumentasi yang akan diambil yaitu berbentuk rekaman dan

foto.

Page 51: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

38

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis data interaktif dari Miles dan Huberman (1992), yaitu:

1. Reduksi data

Mereduksi data artinya mengumpulkan hal-hal yang pokok.

Mengutamakan kepada hal-hal yang dianggap penting kemudian mencari

temanya serta membuang yang dianggap tidak perlu. Dalam proses analisa

data yaitu dimulai dengan menyeleksi seluruh data yang sudah terkumpul,

kemudian selanjutnya mereduksi data, pada tahap ini peneliti memilih mana

data yang menarik, penting dan berguna. Kemudian hanya mengambil data

yang dipakai.

2. Penyajian data

Setelah data direduksi, kemudian selanjutnya yaitu mendisplaykan

data. Dalam penelitian ini penyajian data disajikan dalam bentuk table, grafik

dan sebagainya. Dari penyajian data tersebut, maka data tersusun sehingga

akan lebih dipahami.

3. Verifikasi

Selanjutnya yaitu penarikan kesimpulan dari verifikasi. Kesimpulan

awal yang dipaparkan bersifat sementara serta bisa berubah apabila tidak

adanya bukti yang kuat pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi jika

pada kesimpulan yang dipaparkan ditahap awal didukung oleh bukti yang

valid saat peneliti berada dilapangan pengumpulan data maka kesimpulan

yang dipaparkan merupakan kesimpulan yang kreadibel.

Page 52: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

39

G. Teknik Pengabsahan Data

Dalam penelitian ini, teknik menguji keabsahan data adalah

menggunakan teknik triangulasi. Meleong (dalam Ibrahim, 2015) Triangulasi

yaitu sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data penelitian dengan cara

membanding-bandingkan antara sumber, teori, meupun metode/teknik penelitian.

Ada 3 teknik triangulasi yaitu sebagai berikut:

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber berarti membandingkan cara mengecek ulang

tingkat kebenaran informasi yang didapat melalui sumber yang berbeda.

Contohnya membandingkan hasil pengamatan dan wawancara, membandingkan

apa yang dikatakan umum dengan yang dikatakan dengan pribadi,

membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.

2. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik digunakan dalam menguji kreadibilitas data dengan

cara mengecek data dengan teknik yang berbeda kepada sumber yang sama.

Contohnya data tersebut diperoleh dengan cara wawancara, kemudian dicek

dengan dokumentasi dan observasi.

3. Triangulasi waktu

Triangulasi waktu digunakan untuk validasi data yang berkaitan

dengan pengecakan data berbagai sumber dengan cara dan berbagai waktu.

Perubahan suatu proses dan perilaku manusia perubahan.

Page 53: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Gambaran umum Kota Makassar

a. Letak Geografis

Kota Makassar yang merupakan Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan

terletak di Pantai Barat pulau Sulawesi berada dalam titik koordinat 119° 18’

30,18" sampai dengan 119°32'31,03" BT dan 5°00' 30,18" sampai dengan 5°14’

6,49" LS. Di bagian selatan terdiri atas Kecamatan Tamalate dan Kecamatan

Rappocini. Di bagian Timur terbagi atas Kecamatan Manggala dan Kecamatan

Panakkukang. Bagian barat adalah Kecamatan Wajo, Kecamatan Bontoala,

Kecamatan Ujung Pandang, Kecamatan Makassar, Kecamatan Mamajang, dan

Kecamatan Mariso.

Luas Wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km persegi. Secara

administratif Kota Makassar terbagi atas 15 Kecamatan dan 153 Kelurahan.

Bagian utara kota terdiri atas Kecamatan Biringkanaya, Kecamatan Tamalanrea,

Kecamatan Tallo, dan Kecamatan Ujung Tanah.

b. Visi dan Misi Kota Makassar

Visi: Mewujudkan makassar kota dunia yang nyaman untuk semua.

Misi:

1) Merekonstruksi nasib rakyat menjadi masyarakat sejahtera standar

dunia

2) Merestorasi tata ruang kota menjadi kota nyaman kelas dunia

40

Page 54: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

41

3) Mereformasi tata pemerintahan menjadi pelayanan publik

kelas duniabebas korupsi.

2. Gambaran Umum Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar

a. Letak geografis

Pemadam Kebakaran kota Makassar terletak di ibu kota provinsi

Sulawesi Selatan yaitu kota Makassar. Lokasi gedung Dinas Pemadam Kebakaran

kota Makassar bertempat di Jl. Dr. Sam Ratulangi Komp. PDAM No 11

Makassar.

b. Tugas dan Fungsi Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar

Dinas Pemadam Kebakaran mempunyai tugas membantu walikota

melaksanakan Urusan Pemerintahan bidang kebakaran yang menjadi kewenangan

Daerah dan Tugas Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah. Oleh Karena itu

Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar mempunyai peran penting dalam

mewujudkan Kota Makassar sebagai kota yang aman dan nyaman dari ancaman

bahaya kebakaran.

Dalam menyelenggarakan tugas, dinas pemadam kebakaran mempunyai

fungsi yaitu:

a. Perumusan kebijakan penyelenggaraan Urusan Pemerintahan bidang

kebakaran;

b. Pelaksanaan kebijakan Urusan Pemerintahan bidang kebakaran;

c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Urusan Pemerintahan bidang

kebakaran;

d. Pelaksanaan administrasi Dinas Urusan Pemerintahan bidang kebakaran;

Page 55: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

42

e. Pembinaan, pengoordinasian, pengelolaan, pengendalian, dan pengawasan

program dan kegiatan bidang kebakaran;

f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh walikota terkait dengan tugas

dan fungsinya.

c. Visi dan Misi Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar

Visi :

Terciptanya Ketentraman & Rasa Aman Dari Bahaya Kebakaran

Misi :

1. Terpenuhinya Sarana & Prasarana Pemadam Kebakaran

2. Meningkatkan Profesionalisme & Rekruitmen Personil

3. Meningkatkan Kesadaran Serta Partisipasi Masyarakat

4. Meningkatkan Perencanaan Pengawasan & Pengendalian,

Pengembangan Dibidang Bencana Kebakaran

5. Membangun Kerja Sama & Koordinasi, Kemitraan Dengan

Instansi Terkait

6. Meningkatkan Manajemen Pelaksanaan Penanggulangan Bencana

Kebakaran

B. Inovasi Pelayanan Publik Program Pekarong di Dinas Pemadam

Kebakaran Kota Makassar

Pertumbuhan penduduk kota yang tidak terkendali menyebabkan

munculnya aktivitas pembukaan lahan untuk pemukiman. Kebutuhan ruang

meningkat untuk mengakomodir kebutuhan - kebutuhan penduduk kota.

Meningkatnya jumlah permintaan akan ruang kota, mengakibatkan

kemerosotan kualitas lingkungan.

Page 56: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

43

Tabel 4.1 Data Penduduk Tahun 2015-2017

Data Penduduk Tahun 2015-2017

2015 1.653.386 jiwa

2016 1.658.503 jiwa

2017 1.769.920 jiwa

Sumber: Dispendukcapil (Berita Sulsel.com)

Tabel di atas dari luas Kota Makassar 175,77 Km2

penduduk, dimana

setiap tahunnyanya dari tahun 2015 sampai 2017 jumlah penduduk mengalami

peningkatan dari tahun sebelumnya dan sebagian besar berada pada pemukiman

lorong yang belum tertata rapi. Banyak masyarakat tidak menyadari adanya

bahaya kebakaran mengancam disekitar hunian, apar dianggap barang takberguna,

buang dan bakar sampah tanpa memperhatikan sekitarnya.

Page 57: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

44

Tabel 4.2 Pembagian Zona , Tingkat Resiko Bencana Kebakaran

NO

ZONA

Tingkat

Resiko

Kelurahaan

Luas

(Ha)

Presentase

1.

Zona A

Tinggi

Kel.Bontoranu 3.66 1.56

Kel. Tamarunang 2.77 1.18

Kel. Mattoanging 0.96 0.41

Kel. Kampung Buyan 3.01 1.28

Kel. Mariso 18.62 7.94

Kel. Lette 16.65 7.09

Kel. Panambungan 39.95 17.02

Jumlah 85.63

36.48

2.

Zona A

Sedang

Kel. Bontorannu 11.88 5.06

Kel. Mattoanging 14.39 6.11

Kel. Kampung Buyan 10.54 4.49

Kel. Mariso 2.34 1.00

Kekl. Kunjung Mas 3.82 1.63

Jumlah 42.93 18.29

3 Zona C Rendah Kel. Bontorannu 13.06 5.56

Kel. Mattoanging 21.38 9.11

Kel. Kampung Buyan 7.84 3.34

Kel. Lette 2.69 1.15

Kel. Mario 22.87 9.74

Kel. Penambungan 15.41 6.56

Kel. Kunjung Mae 22.93 9.77

Jumlah 0

106.18

45.23

(Sumber : Analisis, 2015)

Tabel diatas adalah Analis Tingkat Resiko Bencana Kebakaran di

Kecamatan Mariso Kota Makassar berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG)

dimana resiko bencana kebakaran berbeda-beda tiap wilayah administrative, yang

artinya dalam suatu kelurahan terdapat dua hingga tiga zona berbeda, hal ini

disebabkan oleh penilaian variabel yang telah diperhitungkan dan dianalisis.

Zona A merupakan lokasi dengan tingkat resiko tinggi terhadap bencana

kebakaran. Penggunaan lahan yang dominan dalam wilayah Zona A adalah

Page 58: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

45

permukiman dengan kepadatan penduduk yang tinggi yang disebabkan oleh tidak

adanya alat proteksi kebakaran serta kurangnya aksesbilitas karena dilokasi ini

tidak bisa dilalui mobil pemadam kebakaran menuju area pemukiman. Selain itu

tingkat kepadatan bangunan yang tinggi.

Zona B, faktor utama yang mempengaruhi zonasi ini termasuk dalam

tingkat resiko sedang karena penggunaan lahan yang telah terbagi antara

pemukiman, perumaham, dan fasilitas social serta terdapat ruang terbuka hijau

yang dapat dijadikan area evaluasi dari bencana. Dan untuk prasarana pemadam

kebakaran di zonasi ini terdapat pasokan air berupa hidran dan tandon air yang

dapat memenuhi kebutuhan air mobil pemadam.

Zona C merupakan zona terluas dari ke tiga zonasi lainnya. Umumnya

zoan ini sangat mudah diakses dan merupakan daerah ruang terbuka dan jauh dari

permukiman penduduk, dan tentukan terdapat alat proteksi kebakaran berupa

hidran yang dapat digunakan sebagai prasarana ketika menanggulangi bencana

kebakaran.

Page 59: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

46

Tabel 4.3 Jumlah Kebakaran Perkecamatan di Kota Makassar 2014 -

2018

Kecamatan

Penyebab Kebakaran

Listrik Kompor

Gas

Lampu

Minyak

Lilin Sampa

h

Dll Jumlah

Mariso 3 1 - - 3 - 7

Mamajang 4 2 - - 1 - 7

Tamalate 4 5 - - 9 1 29

Rappocini 5 - - 1 2 6 20

Makassar 4 - - - 1 3 12

Ujung Panjang 4 1 - - 2 2 9

Wajo 4 1 - - - - 5

Bontoala 2 1 - - - 3 6

Ujung Tanah - - - - 2 2 4

Kep.sangkarrang - - - - - - -

Tallo 7 3 - - 1 1 12

Panakukang 6 2 - - 9 5 22

Manggala 3 3 - - 15 5 29

Biringkanaya 11 1 - - 3 4 29

Tamalanrea 2 2 - - 4 5 18

(Sumber : Kota Makassar Dalam Angka 2019)

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Makassar Tahun 2014-2018

Kecamatan Mariso telah terjadi 7 kali kejadian kebakaran sedangkan untuk

Page 60: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

47

Kecamatan Tamalate telah terjadi kasusu kebakaran sebanyak 29 kali. Maka dari

itu kedua lokasi tersebut ditempatkan pekarong. Hal itu disebabkan karena

kecamatan Mariso dan Tamalate adalah lokasi yang memiliki peluang terjadinya

kebakaran, tingkat kepadatan penduduk yang tergolong tinggi, dan merupakan

salah satu kecamatan terpadat di Kota Makassar yang menandakan bahwa tingkat

aktivitas yang trelatif tinggi dengan melihat berbagai masalah kebakaran yang

terjadi maka diperlukan suatu tindakan pengendalian dan penanganan bencara

kebakaran.

Tabel 4.4 Jumlah Penyebab Kebakaran di Kota Makassar 2014 - 2018

Tahun

Penyebab Kebakaran

Jumlah Listrik Kompor

Minyak

Kompor

Gas

Lampu

Minyak

Lilin Sampah Dll

2014 96 4 7 - - 7 48 162

2015 66 4 9 - - 63 59 201

2016 73 5 10 - 3 29 51 171

2017 77 2 11 - 2 21 36 151

2018 59 - 22 - 1 52 38 172

(Sumber : Kota Makassar Dalam Angka 2019)

Berdasarkan tabel di atas jumlah angka kebakaran meningkat menjadi

201 kasus pada tahun 2015 yang sebelumnya hanya 162 pada tahun 2014. Di

tahun 2016 dan 2017 jumlah angka kebaran mengalami penurunan yang sedikit

Page 61: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

48

minim. Kemudian angka kebakaran kembali peningkatan pada tahun 2018 dari

tahun sebelumnya yaitu 2016 dan 2017. Rata-rata penyebab paling banyak

kebakaran terjadi dikarenakan oleh factor listrik, sampah, dan kompor gas.

Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar mencatat ada 305 kasus

kebakaran yang terjadi sepanjang tahun 2019. Angka itu tertinggi selama kurun

waktu tiga tahun terakhir. Kerugian masyarakat mencapai Rp25,58 miliar.

Berdasarkan data yang dihimpun, pada tahun 2017 lalu kasus kebakaran hanya

berkisar 151 kasus. Jumlah itu kemudian meningkat di tahun 2018 yakni

mencapai 172 kasus. Sementara untuk total sejak Januari sampai Juni 2020,

insiden kebakaran tercatat mencapai 58 kasus di sejumlah titik wilayah Kota

Makassar. (Sindonews.com)

Pekarong atau pengendalian kebakaran lorong merupakan program

inovasi yang menarik karena inovasi ini suatu pembaruan yang digagas Dinas

Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Makassar yang belum ada sebelumnya.

Pekarong ini salah satu upaya dalam melakukan antisipasi dan pemadaman awal

kebakaran di pemukiman lorong padat penduduk, dengan melibatkan warga

masyarakat lorong. Pekarong ini termasuk inovatif (unik) karena hanya

menggunakan peralatan sederhana yang mudah didapat dipasaran seperti;

Tandom, mesin hisap, mesin penempak, selang hisap/tembak, nozzle, pipa, dan

pemasangan instalasi berada pada selah-selah rumah penduduk, perawatan dan

perbaikannya cukup mudah. Walau peralatan sederhana akan tetapi jarak

semprotan luar bisa mencapai 30 meter.

Page 62: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

49

Keunggulan Inovasi tersebut terbukti dapat diterima dengan baik oleh

masyarakat, hal tersbut dapat dilihat bagaimana masyarakat antusias menerima

pelatihan dari petugas pemadam kebakaran sampai mereka dapat melakukannya

sendiri. Dan pada tahun yang sama program ini masuk lomba peniaian inovasi

tingkat nasional dan satu satunya di Indonesia. Salah satu penempatan Inovasi

Pekarong di Jalan Flamboyan Barat No.42, RW4, RTD, Kelurahan Kampung

Buyang, Kecamatan Mariso sangat memberikan manfaat bagi kelompok-

kelompok penduduk dilokasi tersebut.

Setelah Dinas Pemadam Kebakaran membentuk Satuan Petugas

(Satgas) Pekarong yang melibatkan masyarakat setempat pelaksanaan

sosialisasi dan bimbingan teknis dari anggota Dinas Pemadam Kebakaran yang

kafabilitas skill tidak diragukan lagi, maka penekanan, pengendalian angka

kasus kebakaran lorong yang bisa menelan banyak korban baik manusia

maupun rumah dinilai mampu teratasi dengan baik tanpa melibatkan Satgas

Pemadam secara langsung.

Inovasi Pekarong secara resmi deterapkan setelah pengresmian Walikota

Makassar Moh.Ramdhan Pomanto pada tanggal, 7 Januari 2018 disaksikan

masyarakat setempat. Pekarong ini dinilai sangat berpotensi mengendalikan

kebakaran awal dilorong tempat instalasi terpasang, terlebih lagi sebagai

user/pangendali inovasi ini adalah masyarakat setempat itu sendiri, jika terjadi

bencana kebakaran, anggota masyarakat yang telah ditunjuk dan dilatih oleh Tim

Dinas Pemadam Kebakaran bergerak secara respon time. Pekarong dilengkapi

lonceng tanda bahaya, dipasang pada posko dekat rumah tinggal penduduk

Page 63: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

50

masyarakat yang bisa dibunyikan atau dipukul. Dengan keberadaan Pekarong

mampu membina kebersamaan, persaudaraan serta kekeluargaan masyarakat.

Bagaimana sebetulnya inovasi ini.

1. Keuntungan Relatif (Relative Advantage)

Keunggulan/keuntungan relatif yaitu sejauh mana inovasi dianggap

menguntungkan bagi penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu

inovasi dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya, atau mungkin dari factor

status social (gengsi), kesenangan, kepuasan, atau karena mempunyai komponen

yang sangat penting;

Keunggulan relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih

baik atau unggul dari yang pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat diukur dari

beberapa segi,seperti segi ekonomi, prestise social, kenyamanan, kepuasan, dan

lain-lain Semakin besar keunggulan relatif dirasakan oleh pengadopsi, semakin

cepat inovasi tersebut diadopsi.

Sebagai contoh para adopter akan menilai apakah suatu inovasi itu relatif

menguntungkan atau lebih unggul dari yang yang lainnya atau tidak. Untuk

adopter yang menerima secara cepat suatu inovasi, akan melihat inovasi itu

sebagai sebuah keunggulan.

Dinas Pemadam Kebakaran selaku yang mengeluarkan inovasi pekarong

tentunya berharap bisa memberikan keuntungan bagi masyarakat terutama bagi

masyarakat kota Makassar. Berdasarkan indicator tersebut hasil wawancara

penulis dengan informan EWY selaku Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota

Makassar mengenai keuntungan Relatif dari adanya inovasi pekarong

Page 64: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

51

(pengendalian kebakaran lorong):

” Keuntungannya bahwa dengan adanya pekarong ini di lorong-lorong

sempit, lokasi yang sulit terjangkau oleh tim pemadam kebakaran dan

bahkan membutuhkan waktu untuk menyusuri lokasi tersebut, bila terjadi

kebakaran bisa ditangani langsung oleh masyarakat setempat yang sudah

dibentuk oleh Dinas Pemadam yang dapat turun langsung 5 menit lebih

awal untuk megatasi kebakaran pada lorong-lorong sempit dengan

menggunakan fasilitas yang telah disediakan dan muda digunakan khusus

untuk mengatasi kebakaran pada lorong sempit sebelum tim pemadam

kebakaran sampai di lokasi terjadinya kebakaran”. (hasil wawancara

dengan informan EWY tanggal 8 Maret 2020).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut mengatakan bahwa

keuntungannya dengan adanya pekarong ini masyarakat setempat yang telah

dibentuk tim oleh satgas bisa turun langsung mengatasi 4 menit lebih awal jika

sewaktu-waktu terjadi kebakaran pada lorong sebelum tim pemadam kebakaran

tiba di tempat lokasi.

Selanjutkan hasil wawancara penuluis dengan informan AKH selaku

Kepala Bidang Sarana Dan Pengolahan Data di Dinas Pemadam Kebakaran Kota

Makassar yang mengatakan bahwa:

“Keuntungannya, bahwa Inovasi pekarong digerakkan oleh sebuah ide

dimana dicarikan solusi yang cocok dibuat untuk lorong-lorong sempit,

maka ditemukanlah solusi yang terbuat dari suatu instalasi pemadaman

yang harganya terjangkau atau tidak terlalu mahal yang terdiri dari tendon

air, pipa, selang dll, dan yang dapat di gunakan dengan muda oleh

masyarakat” (hasil wawancara dengan informan AKH pada tanggal 8

Maret 2020).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut mengatakan bahwa Inovasi

pekarong digerakkan oleh sebuah ide yang didalamnya terdapat suatu solusi

dimana solusi ini berupa instalasi pemadaman yang harganya terjangkau atau

tidak terlalu mahal yang terdiri dari tendon air, pipa, selang dll, dan yang dapat di

gunakan dengan muda oleh masyarakat. Selanjutnya hasil wawancara penulis

Page 65: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

52

dengan informan AIP selaku petugas Pemadam Kebakaran Kota Makassar yang

mengatakan bahwa:

“keuntungan dengan adanya Inovasi Instalasi Pekarong ini suatu terobosan

baru murni diciptakan oleh Dinas Pemadam yang hadir sejak tahun 2017

sampai sekarang untuk mencegah meluasnya kebakaran serta

menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk turut

bertanggungjawab terhadap pemadaman kebakaran awal serta

menumbuhkembangkan semangat kebersamaan dan saling tolong

menolong diantara masyarakat setempat dengan adanya pembagian tugas

dan fungsi masing-masing anggota yang telah dibentuk sebelumnya”.

(hasil wawancara dengan informan AIP pada tanggal 8 Maret 2020).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut yang mengatakan bahwa Inovasi

ini merupakan suatu terobosan baru yang dikeluarkan oleh Dinas Pemadam

Kebakaran pada tahun 2017 sampai sekarang dalam mencegah bencana kebakaran

dan disamping itu dapat meningkatkan rasa saling tolong menolong antar

masyarakat setempat. Selanjutnya hasil wawancara penulis dengan informan NF

selaku masyarakat yang menggunakan pekarong ini mengatakan bahwa:

“Keuntungannya dengan adanya Pekarong ini kami dapat mengantisipasi

secara dini adanya kebakaran awal, pekarong ini juga membuat kami lebih

dekat dengan adanya saling tolong menolong antar masyarakat, saling

mengingatkan tentang bahaya kebakaran dan bagaimana mengatasi

sehingga kami dapat memahami pentingnya mencegah terjadinya

kebakaran”.(hasil wawancara dengan informan NF pada tanggal 10 Maret

2020).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut yang mengatakan bahwa

pekarong ini merupakan Inovasi yang dapat membuat masyarakat lebih dekat dan

adanya rasa saling tolong menolong dengan masyarakat lainnya karna masyarakat

itu sendirilah yang turun langsung secara bersama-sama dalam menggunakan

fasilitas pekarong. Selanjutnya hasil wawancara penulis dengan informan LO

selaku masyarakat yang menggunakan pekarong ini mengatakan bahwa:

“Keuntungannya dengan adanya pekarong ini kita dibentuk dalam sebuah

Page 66: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

53

kelompok dimana kita diajarkan bagaimana cara memadamkan api

sehingga kita mempunyai kemampuan dan keterampilan dalam hal itu

gunanya untuk mengantisipasi sewaktu-waktu terjadi kebakaran, selain itu

menghilangkan kecemasan sehingga kita sebagai Masyarakat

mendapatkan ketenangan, dalam beraktifitas menjalankan usaha/kerjaan

dengan nyaman”. (hasil wawancara dengan informan LO pada tanggal 11

Maret 2020).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut yang mengatakan bahwa

pekarong ini merupakan Inovasi yang menciptakan kelompok masyarakat yang

memiliki kemampuan dan keterampilan dasar memadamkan api awal untuk

mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana kebakaran pada lorong.

Berdasarkan hasil penelitian dan observasi di lokasi penelitian bahwa

keuntungan relatif dari inovasi Pekarong ini merupakan suatu instalasi yang hadir

sejak tahun 2017 sampai sekarang agar dapat membantu tugas anggota pemadam

dalam mencegah kebakaran awal sehingga tidak meluas dan sebagai alat untuk

menumbuhkan sikap gotong royong antar masyarakat dengan adanya

pembentukan kelompok yang diberi tugas dan fungsi masing-masing untuk

bersama-sama mengamankan wilayahnya dari kebakaran bahkan selain itu dapat

menumbuhkan kesiapsiagaan warga masyarakat dalam menghadapi bahaya

kebakaran yang sewaktu-waktu dapat terjadi sehingga menghilangkan kecemasan

masyarakat terhadap bencana kebakaran agar masyarakat bisa beraktifitas

melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan tenang.

2. Kesesuaian atau Compability

Kesesuaian (compatibility), yaitu tingkat kesesuaian dengan nilai (values),

pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima. Kesesuaian adalah derajat dimana

inovasi tersebut dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman

Page 67: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

54

masa lalu dan kebutuhan pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi atau ide

baru tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, maka inovasi itu

tidak dapat diadopsi dengan mudah sebagaimana halnya dengan inovasi yang

sesuai (compatible).

Contoh lainnya ialah, jika suatu inovasi atau ide baru tertentu tidak sesuai

dengan nilai dan norma yang berlaku, maka inovasi itu tidak dapat dapat diadopsi

dengan mudah sebagaimana halnya dengan inovasi yang sesuai (compatible).

Adopter juga akan mempertimbangkan pemanfaatan inovasi berdasarkan

konsistensinya pada nilai-nilai, pengalaman dan kebutuhannya.

Berikut hasil wawancara dengan EWY selaku Kepala Dinas Pemadam

Kebakaran di Kota Makassar mengenai kesesuaian dalam pelaksanaan inovasi

pekarong yang mengatakan bahwa:

“Iya, karena dengan berjalannya inovasi pekarong 4 tahun sejak masa

rintisan hingga sekarang dan Sesuai program pemerintah Kota Makassar

yang dirintis Walikota Moh. Ramdhani Pomanto dikenal 8 jalan masa

depan yang mengedepankan pembangunan sekitar 8.000 lorong Dengan

kepadatan penduduk lorong akan berdampak tingginya bahaya kebakaran.

Berdasar hal ini Kepala Bidang Sarana dan Pengolahan Data Dinas

Pemadam Kebakaran, Aswin Kartapati Harun S, STP, M.Si membuat

inovasi ini sesuai analisa sendiri tanpa mereflikasi dari SKPD atau daerah

lain”. (hasil wawancara dengan informan EWY pada tanggal 8 Maret

2020)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut mengatakan bahwa dengan

berjalannya inovasi pekarong sekitar 4 tahun sejak masa rintisannya sampai

sekarang sesuai dengan program pemerintah Kota Makassar yang dirintis

Walikota Moh. Ramdhani Pomanto dikenal 8 jalan masa depan yang

mengedepankan pembangunan sekitar 8.000 lorong Dengan kepadatan penduduk

lorong akan berdampak tingginya bahaya kebakaran. Maka dari itu Kepala Bidang

Page 68: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

55

Sarana dan Pengolahan Data Dinas Pemadam Kebakaran, Aswin Kartapati Harun

S, STP, M.Si membuat inovasi pekarong ini sesuai analisa sendiri tanpa

mereflikasi dari SKPD atau daerah lain. Selanjutnya hasil wawancara dengan

informan AKH selaku Kepala Bidang Sarana dan Pengolahan Data Dinas

Pemadam Kebakaran Kota Makassar yang mengatakan bahwa:

“Sesuai karena Pekarong sebagai salah satu inovatif Dinas Pemadam

Kebakaran Kota Makassar pada tahun 2017. Inovasi Pekarong yang

diluncurkan Dinas Pemadam Kebakaran mendapatkan respon yang cukup

besar terhadap masyarakat dengan banyaknya permintaan untuk

dibangunkan instalasi pekarong, saat ini Damkar menempatkan lagi dua

titik pada Kecamatan Tamalate dan Kecamatan Biringkanaya dengan

biaya swadaya, hal ini tidaklah terlepas dari campur tangan Lurah sebagai

motivator yang banyak membantu keberadaan pekarong”. (hasil

wawancara dengan informan AKH pada tanggal 8 Maret 2020)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut yang mengatakan bahwa Pekarong

merupakan Inovasi yang ada sejak pada tahun 2017 yang diluncurkan Dinas

Pemadam Kebakaran Kota Makassar dan mendapatkan respon yang cukup besar

terhadap masyarakat dengan banyaknya permintaan untuk dibangunkan instalasi

pekarong. Bahkan pada saat ini saat ini Damkar menempatkan lagi dua titik pada

Kecamatan Tamalate dan Kecamatan Biringkanaya dengan biaya swadaya, hal ini

tidaklah terlepas dari campur tangan Lurah sebagai motivator yang banyak

membantu keberadaan pekarong. Selanjutnya hasil wawancara dengan informan

AIP selaku petugas Pemadam Kebakaran Kota Makassar mengatakan bahwa:

“Iya sesuai, karena besarnya dukungan komitmen Pemerintah Kota

Makassar yang menjadikan program unggulan ini memiliki kontribusi

yang besar pada pencapaian Visi dan Misi Kota Makassar. Selain itu

dukungan regulasi berupa Peraturan Walikota (Perwali) dan dukungan

APBD yang disupport oleh dana CSR serta besarnya swadaya

masyarakat lorong menjadikan penerapan dari program ini menjadi lebih

mudah. Perbaikan pada inovasi ini terus dilakukan untuk memberikan

penguatan pada capaian optimum setiap Lorong”. (utnya hasil

Page 69: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

56

wawancara dengan informan AIP selaku petugas Pemadam Kebakaran

Kota Makassar pada tanggal 28 Maret 2020)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut mengatakan bahwa inovasi

Pekarong tersebut menjadikan program unggulan yang memiliki kontribusi yang

besar pada pencapaian Visi dan Misi Kota Makassar. Selain itu dukungan regulasi

berupa Peraturan Walikota (Perwali) dan dukungan APBD yang disupport

oleh dana CSR serta besarnya swadaya masyarakat lorong menjadikan penerapan

dari program ini menjadi lebih mudah. Selanjutnya dengan informan NF selaku

masyarakat yang menggunakan pekarong ini mengatakan:

“Menurut saya sesuai karena dengan adanya Pekarong ini dapat

meminimalisir kerugian yang diderita oleh masyarakat baik itu kerugian

jiwa ataupun harta serta terjalinnya sinergitas masyarakat dan pemerintah

untuk bersama-sama memberikan rasa aman dan ketentraman. (hasil

wawancara dengan informan NF tanggal 10 Maret 2020)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut mengatakan bahwa dengan adanya

Pekarong ini dapat meminimalisir kerugian yang diderita masyarakat jika sedang

terjadi bencana kebakaran. disamping itu masyarakat dan pemerintah secara

bersama-sama memberikan rasa aman dan ketentraman. Selanjutnya hasil

wawancara dengan informan LO selaku masyarakat yang menggunakan Pekarong

ini, mengatakan:

“Iya sesuai, karena inovasi sudah cukup lama dilaksanakan sejak tahun

2017 sampai sekarang bahkan bahkan program ini masuk lomba peniaian

inovasi tingkat nasional dan satu satunya di Indonesia”. (hasil wawancara

dengan informan LO tanggal 11 Maret 2020)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut mengatakan bahwa inovasi

pekarong ini sesuai karena sudah cukup lama dilaksanakannya sejak tahun 2017

bahkan inovasi ini pernah masuk dalam lomba inovasi tingkat nasional dan satu-

Page 70: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

57

satunya di Indonesia.

Kemudian kesimpulan secara keseluruhan berkaitan dengan indicator

kesesuaian inovasi Pekarong sejak tahun 2017 sejak masa rintisan sampai

sekarang sesuai dengan program pemerintah Kota Makassar yang dirintis

Walikota Moh. Ramdhani Pomanto dikenal 8 jalan masa depan yang

mengedepankan pembangunan sekitar 8.000 lorong Dengan kepadatan penduduk

lorong akan berdampak tingginya bahaya kebakaran dan inovasi ini mendapatkan

respon yang cukup besar terhadap masyarakat dengan banyaknya permintaan

untuk dibangunkan instalasi pekarong menjadikan program unggulan yang

memiliki kontribusi yang besar pada pencapaian Visi dan Misi Kota Makassar.

Selain itu dukungan regulasi berupa Peraturan Walikota (Perwali) dan

dukungan APBD yang disupport oleh dana CSR.

3. Kerumitan (Complexity)

Kerumitan (complexity), yaitu tingkat kesukaran untuk memahami dan

menggunakan inovasi bagi penerima. Kompleksitas adalah derajat dimana inovasi

dianggap sebagai suatu yang sulit untuk dipahami dan digunakan. Beberapa

inovasi tertentu ada yang dengan mudah dapat dimengerti dan digunakan oleh

pengadopsi. Semakin mudah dipahami dan dimengerti oleh pengadopsi, maka

semakin cepat suatu inovasi dapat diadopsi. Tetapi apabila suatu inovasi sulit

untuk dipahami dan sulit dimengerti oleh pengadopsi, maka semakin sulit pula

suatu inovasi dapat diadopsi.

Adopter atau pengguna inovasi juga akan menilai tingkat kesulitan atau

kompleksitas yang akan dihadapinya jika mereka memanfaatkan inovasi. Artinya

Page 71: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

58

bagi individu yang lambat memahami dan menguasainya tentu akan mengalami

tingkat kesulitan lebih tinggi disbanding individu yang cepat memahaminya.

Tingkat kesulitan tersebut berhubungan dengan pengetahuan dan kemampuan

seseorang untuk mempelajari istilah-istilah dalam inovasi itu.

Berikut hasil wawancara penulis dengan informan EWY selaku Kepala

Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar mengenai kerumitan dalam

pelaksanaan inovasi pekarong:

“Yang menjadi kerumitan atau kendala pekarong ini pada awalnya

masyarakat belum terbiasa atau belum tau cara menggunakan fasilitas

pekarong yang telah disediakan dan ditempatkan disalah satu rumah

warga setempat yang diberi kepercayaan untuk menjaga dan merawat

fasilitas pekarong tersebut, Untuk itulah dibentuk kelompok masyarakat

Inovasi Pekarong untuk dilatih, diberi tugas dan fungsi masing-masing

anggota agar dapat bertindak secara efektif, efisien untuk mengendalikan

terjadinya kebakaran awal”. (hasil wawancara dengan informan EWY

pada tanggal 8 Maret 2020).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut mengatakan bahwa pada awalnya

masyarakat tidak tau cara menggunakan fasilitas pekarong dengan baik yang telah

disediakan dan ditempatkan disalah satu rumah warga setempat yang diberi

kepercayaan untuk menjaga dan merawat fasilitas pekarong tersebut karena belum

terbiasa, maka dari itulah dibentuk kelompok masyarakat untuk dilatih dimana

anggotanya diberi tugas dan fungsi masing-masing agar dapat bertindak secara

efektif, efisien untuk mengendalikan terjadinya kebakaran awal. Selanjutnyahasil

wawancara berikutnya penulis dengan informan AKH selaku Kepala Bidang

Sarana dan Pengolahan Data Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar yang

mengatakan:

“Berbicara soal kerumitan atau kendala dengan banyaknya masalah-

masalah tentang kendala dalam program Inovasi Pekarong. Dinas

Page 72: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

59

Pemadam Kebakaran terus melakukan pendampingan, pendampingan

dikelompok masyarakat serta melakukan evaluasi setiap minggunya”.

(hasil wawancara dengan informan AKH pada tanggal 8 Maret 2020).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut mengatakan bahwa dengan

banyaknya masalah-masalah tentang kendala dalam program inovasi pekarong.

Dinas Pemadam Kebakaran terus melakukan pendampingan dikelompok

masyarakat serta melakukan evaluasi setiap minggunya. Selanjutnya hasil

wawancara berikutnya dengan informan AIP selaku Petugas Dinas Pemadam

Kebakaran Kota Makassar, mengatakan:

“Kerumitan atau kendala yang biasa muncul pasca pelaksanaan pekarong

ini biasanya ketika terjadi kebakaran, tim masyarakat yang telah dilatih

dan dibentuk oleh Petugas Pemadam Kebakaran tersebut kadang tidak ada

di tempat, karena tengah sibuk bekerja”. (hasil wawancara dengan

informan AIP pada tanggal 8 Maret 2020).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut mengatakan bahwa kerumitan atau

kendala yang biasa muncul pasca pelaksanaan pekarong ini biasanya ketika terjadi

kebakaran, tim masyarakat yang telah dilatih dan dibentuk oleh Petugas Pemadam

Kebakaran tersebut kadang tidak ada di tempat, karena tengah sibuk bekerja.

Selanjutnya hasil wawancara berikutnya dengan informan NF selaku masyarakat

yang menggunakan pekarong ini, mengatakan:

“Kerumitannya atau kendalanya pada saat pelaksanaan inovasi ini waktu

awal saja kami kesulitan menggunakan alat-alat dari pekarong ini karena

kami belum terbiasa menggunakanya tapi dengan adanya pelatihan dan

evaluasi kami bisa menggunakan alat pekarong ini dengan baik dan

benar”. (hasil wawancara dengan informan NF pada tanggal 10 Maret

2020).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut mengatakan bahwa kerumitan atau

kendala yang terjadi hanya pada awal saja ketika baru pertama kali menggunakan

fasilitas pekarong ini karena belum terbiasa tapi dengan adanya pelatihan dan

Page 73: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

60

evaluasi masyarakat bisa menggunakan alat pekarong ini dengan baik dan benar.

Selanjutnya hasil wawancara berikutnya dengan informan LO selaku masyarakat

yang menggunakan pekarong ini, mengatakan:

“Kerumitan atau kendala yang biasa terjadi saat pelaksanaan inovasi ini

pada saat pertama kali saja karena kami sedikit kesulitan menggunakannya

itu sebabnya kami dilatih oleh Tim Pemadam Kebakaran sampai bisa agar

kami juga terbiasa dan tidak kaku ketika menggunakan pekarong ini”.

(hasil wawancara dengan informan LO pada tanggal 11 Maret 2020).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut mengatakan bahwa kerumitan atau

kendala terjadi pada saat pertama kali karena adanya sedikit kesulitan untuk

menggunakannya, Oleh Karena itu Tim Pemadam Kebakaran melakukan

pelatihan agar masyarakat terbiasa dan tidak kaku ketika menggunakan pekarong

ini.

Kemudian kesimpulan secara keseluruhan berkaitan dengan indicator

kerumitan bahwa pada awalnya masyarakat belum terlalu tau cara menggunakan

fasilitas pekarong dengan baik dan benar hal itu disebabkan karena masyarakat

belum terbiasa menggunakannya, Dengan adanya pelatihan dan evaluasi yang

dilakukan Tim Pemadam Kebakaran terhadap kelompok masyarakat yang telah

dibentuk sebelumnya dapat mengajarkan kepada setiap anggota kelompok

bagaimana cara penggunaan secara efektif tepat sasaran dan cara penggunaan

APAR yang benar. Disamping itu kerumitan yang biasa terjadi yaitu terkadang

kelompok masyarakat yang telah dilatih dan dibentuk oleh Petugas Pemadam

Kebakaran tersebut kadang tidak ada di tempat, karena tengah sibuk bekerja.

Page 74: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

61

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Inovasi Pelayanan Publik Progam

Pekarong Dinas Pemadam Kebakran di Kota Makassar.

Untuk mengetahui factor pendukung dan penghambat inovasi pelayanan

public Program Pekarong Dinas Pemadam Kebakran di Kota Makassar, maka

dapat dilihat dari segala hal yang dapat mendukung dan mendorong pelaksanaan

pengendalian kebakaran lorong. Sementara itu factor penghambat dilihat dari

segala hal yang menjadi kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan pengendalian

kebakaran lorong. Untuk menjelaskan lebih lanjut dapat diuraikan pada bagian

berikut:

1. Faktor Pendukung

Untuk memperoleh gambaran mengenai hal-hal yang mendukung dan

mendorong keberhasilan Inovasi Pekarong Dinas Pemadam Kebakaran di Kota

Makassar. Maka peneliti melakukan wawancara dengan informan EWY, selaku

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar mengatakan :

“Faktor pendukunya pertama, kami menerima dukungan dari pemerintah

dari segi anggaran kurang lebih 140 pada tahun 2018 untuk membeli alat

pekarong ini seperti Tandom, mesin hisap, mesin penempak, selang

hisap/tembak, nozzle, pipa dll. Demi keberlanjutan program ini. Hal ini

merupakan komitmen dari pemerintah untuk mewujudkan Kota Makassar

sebagai kota yang aman dan nyaman dari ancaman bahaya kebakaran.

Selain itu dukungan dari kami Dinas Pemadam Kebakaran berupaya

memberi motivasi kepada masyarakat yang berada diluar kelompok

sasaran sehingga muncul kesadaran akan pentingnya mengantisipasi

bencana kebakaran awal.” (hasil wawancara dengan informan EWY pada

tanggal 8 Maret 2020).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut mengatakan bahwa factor

pendukung pada saat pelaksanaan pengendalian kebakaran lorong ialah adanya

dukungan dari Pemerintah 140 juta pada tahun 2018 untuk membeli alat pekarong

Page 75: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

62

ini seperti Tandom, mesin hisap, mesin penempak, selang hisap/tembak, nozzle,

pipa dll. Demi keberlanjutan program ini. Selain itu dukungan dari Dinas

Pemadam Kebakaran berupaya memberi motivasi kepada masyarakat yang berada

diluar kelompok sasaran sehingga muncul kesadaran akan pentingnya

mengantisipasi bencana kebakaran awal. Selanutnya hasil wawancara dengan

informan AHK selaku Kepala Bidang Sarana dan Pengolahan Data Dinas

Pemadam Kebakaran Kota Makassar yang mengatakan:

“Faktor pendukungnya karena adanya dukungan berupa dana dari

pemerintah untuk pemeliharaan melalui DPA Damkar, CSR serta SKPD

yang dilibatkan di dalam pekarong. Bahkan program ini masuk lomba

peniaian inovasi tingkat nasional dan satu satunya di Indonesia. Maka dari

itu setiap tahunnya akan di buat dua lokasi pekarong yang akan terus

dikembangkan program tersebut dengan menambah lokasi Pekarong di

tahun-tahun mendatang yang dilakukan sesuai anggaran yang ada. Selain

itu Dari tiga titik yang dibangun merupakan sumbangsih masyarakat

seperti dua titik pada Kecamatan Tamalate dan Kecamatan Biringkanaya

dengan biaya swadaya, hal ini tidaklah terlepas dari campur tangan Lurah

sebagai motivator yang banyak membantu keberadaan pekarong”. (hasil

wawancara dengan informan AHK pada tanggal 8 Maret 2020).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut mengatakan bahwa factor

pendukung pada saat pelaksanaan pekarong ialah adanya dukungan berupa dana

dari pemerintah untuk pemeliharaan melaui DPA Damkar, CSR serta SKPD yang

dilibatkan di dalam pekarong. Bahkan program ini masuk lomba peniaian inovasi

tingkat nasional dan satu satunya di Indonesia. Selain itu Dari tiga titik yang

dibangun merupakan sumbangsih masyarakat seperti dua titik pada Kecamatan

Tamalate dan Kecamatan Biringkanaya dengan biaya swadaya, hal ini tidaklah

terlepas dari campur tangan Lurah sebagai motivator yang banyak membantu

keberadaan pekarong. Selanjutnya hasil wawancara dengan informan NF selaku

masyarakat yang menggunakan pekarong ini, mengatakan:

Page 76: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

63

“kami yang sudah dibentuk sebagi tim bekerja secara sukarela tanpa

mendapatkan imbalan rupiah karena kami sadar itu adalah kepentingan

masyarakat itu sendiri, makanya saya dan warga lainnya sebagai

masyarakat setempat sangat mendukung inovasi pekarong dengan

menyediakan lahan untuk dibangunkan pekarong oleh Dinas Pemadam

Kebakaran, Dengan keberadaan pekarong ini saya sebagai masyarakat

yang tinggal dilorong-lorong sempit bisa tenang karena selain digunakan

untuk memadamkan kebakaran Pekarong juga bisa digunakan jika

sewaktu-waktu masyarakat lorong kekurangan air bersih”. (hasil

wawancara dengan informan NF pada tanggal 10 Maret 2020).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut mengatakan bahwa factor

pendukung pada saat pelaksanaan pengendalian kebaran lorong ialah masyarakat

yang sudah dibentuk sebagi tim bekerja secara sukarela tanpa mendapatkan

imbalan rupiah karena masyarakat sadar bahwa itu adalah kepenting mereka

sendiri, makanya masyarakat setempat sangat mendukung inovasi pekarong

dengan menyediakan lahan untuk dibangunkan pekarong oleh Dinas Pemadam

Kebakaran, Dengan keberadaan pekarong ini masyarakat yang tinggal dilorong-

lorong sempit bisa tenang karena selain digunakan untuk memadamkan kebakaran

Pekarong juga bisa digunakan jika sewaktu-waktu masyarakat lorong kekurangan

air bersih.

Kemudian kesimpulan secara keseluruhan berkaitan dengan factor

pendukung ialah adanya dukungan berupa dana dari pemerintah untuk

pemeliharaan melalui DPA Damkar, CSR serta SKPD yang dilibatkan di dalam

pekarong, sumber dana yang digunakan dari pemerintah melalui Dinas Pemadam

Kebakaran berdasar Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) tahun anggaran

berjalan kurang lebih sebesar 140 juta pada tahun 2018. Selain itu dari tiga titik

yang dibangun merupakan sumbangsih masyarakat. Bahkan program ini masuk

lomba peniaian inovasi tingkat nasional dan satu satunya di Indonesia. Maka dari

Page 77: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

64

itu setiap tahunnya akan di buat dua lokasi pekarong yang akan terus

dikembangkan program tersebut dengan menambah lokasi Pekarong di tahun-

tahun mendatang yang dilakukan sesuai anggaran yang ada.

2. Faktor Penghambat

Pada penelitian ini untuk memperoleh gambaran mengenai hal-hal yang

mendukung dan mendorong keberhasilan Inovasi Pekarong Dinas Pemadam

Kebakaran Kota Makassar. Maka peneliti melakukan wawancara dengan informan

EWY, selaku Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar, mengatakan

bahwa

”Jika dilihat dari segi hambatan ada kendala yang menghambat inovasi

pekarong ini hanya terjadi pada awalnya saja karena masyarakat belum

terbiasa atau belum tau cara menggunakan alat pekarong ini dengan baik

dan benar walaupun bisa dikatakan bahwa alat ini merupakan alat yang

sederhana berupa tandon, selang dll, maka dari itu kami dari Dinas

Pemadam Kebakaran sendirilah yang membentuk kelompok masyarakat

Inovasi Pekarong untuk dilatih, diberi tugas dan fungsi masing-masing

anggota agar dapat bertindak secara efektif, efisien untuk mengendalikan

terjadinya kebakaran awal”. (hasil wawancara dengan informan EWY

pada tanggal 8 Maret 2020).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut mengatakan bahwa factor

penghambat menghambat inovasi pekarong ini hanya terjadi pada awalnya saja

karena masyarakat belum terbiasa atau belum tau cara menggunakan alat

pekarong ini dengan baik dan benar walaupun bisa dikatakan bahwa alat ini

merupakan alat yang sederhana berupa tandon, selang dll, maka dari itu kami dari

Dinas Pemadam Kebakaran sendirilah yang membentuk kelompok masyarakat

Inovasi Pekarong untuk dilatih, diberi tugas dan fungsi masing-masing anggota

agar dapat bertindak secara efektif, efisien untuk mengendalikan terjadinya

kebakaran awal. Selanjutnya hasil wawancara dengan informan AHK selaku

Page 78: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

65

Kepala Bidang Sarana dan Pengolahan Data Dinas Pemadam Kebakaran Kota

Makassar yang mengatakan:

“Pada awal program petugas melihat adanya rasa kurang percaya

masyarakat terhadap pelayanan Program Pekarong ini. Hal ini terjadi

karena program ini terhitung baru. Masyarakat belum mempercayai

kemampuan program dalam mengatasi terjadi masalah kebakaran disekitar

tempat tinggalnya. Maka, dilakukan sosialisasi dengan memasuki wilayah-

wilayah penduduk yang tergolong lorong-lorong sempit di Kota Makassar.

Sosialisasi dilakukan dengan melibatkan Dinas Pemadam Kebakaran,

aparat Pemerintah setempat, tokoh masyarakat”. (hasil wawancara dengan

informan AHK pada tanggal 8 Maret 2020).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut mengatakan bahwa factor

penghambat inovasi pekarong yaitu pada awal program petugas melihat adayan

rasa kurang percaya masyarakat terhadap pelayanan Program Pekarong ini. Hal

ini terjadi karena program ini terhitung baru. Masyarakat belum mempercayai

kemampuan program dalam mengatasi terjadi masalah kebakaran disekitar tempat

tinggalnya. Maka, dilakukan sosialisasi dengan memasuki wilayah-wilayah

penduduk yang tergolong lorong-lorong sempit di Kota Makassar. Sosialisasi

dilakukan dengan melibatkan Dinas Pemadam Kebakaran, aparat Pemerintah

setempat, tokoh masyarakat.

Kemudian kesimpulan secara keseluruhan berkaitan dengan factor

pengambat Inovasi Pekarong yaitu Pada awal program petugas merasakan adanya

rasa kurang percaya masyarakat terhadap Pelayanan Program Pekarong ini. Hal

ini terjadi karena program ini terhitung baru. Masyarakat belum mempercayai

kemampuan program dalam mengatasi terjadi masalah kebakaran disekitar tempat

tinggalnya. Maka dari itu Sosialisasi dilakukan dengan melibatkan Dinas

Pemadam Kebakaran, aparat Pemerintah setempat, tokoh masyarakat. Upaya itu

Page 79: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

66

dilakukan agar masyarakat tau apa itu pekarong dan bagaimana cara

menggunakan alat pekarong tersebut dengan baik dan benar.

Page 80: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

67

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Keuntungan relatif (Relative Advantage)

Berdasarkan hasil penelitian dan observasi di lokasi penelitian bahwa

keuntungan relatif dari inovasi Pekarong ini merupakan suatu instalasi yang hadir

sejak tahun 2017 sampai sekarang yang dimana Inovasi ini hanya melayani lorong

dengan melihat kriteria seperti lorong sempit, rawan terjadi kebakaran, dan padat

penduduk. Hal itu disebabkan agar dapat membantu tugas anggota pemadam

dalam mencegah kebakaran awal sehingga tidak meluas dan sebagai alat untuk

menumbuhkan sikap gotong royong antar masyarakat dengan adanya

pembentukan kelompok yang diberi tugas dan fungsi masing-masing untuk

bersama-sama mengamankan wilayahnya dari kebakaran bahkan selain itu dapat

menumbuhkan kesiapsiagaan warga masyarakat dalam menghadapi bahaya

kebakaran yang sewaktu-waktu dapat terjadi sehingga menghilangkan kecemasan

masyarakat terhadap bencana kebakaran agar masyarakat bisa beraktifitas

melaksanakan tugas dan

2. Kesesuaian Compatibility)

Sejak tahun 2017 sejak masa rintisan sampai sekarang sesuai dengan

program pemerintah Kota Makassar yang dirintis Walikota Moh. Ramdhani

Pomanto dikenal 8 jalan masa depan yang mengedepankan pembangunan sekitar

8.000 lorong Dengan kepadatan penduduk lorong akan berdampak tingginya

bahaya kebakaran dan inovasi ini mendapatkan respon yang cukup besar dari

67

Page 81: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

68

masyarakat dengan banyaknya permintaan untuk dibangunkan instalasi pekarong

menjadikan program unggulan yang memiliki kontribusi yang besar pada

pencapaian Visi dan Misi Kota Makassar. Selain itu dukungan regulasi berupa

Peraturan Walikota (Perwali) dan dukungan APBD yang disupport oleh dana

CSR.

3. Kerumitan (Complexity)

Terkait dengan indicator kerumitan bahwa pada awalnya masyarakat

belum terlalu tau cara menggunakan fasilitas pekarong dengan baik dan benar hal

itu disebabkan karena masyarakat belum terbiasa menggunakannya, Dengan

adanya pelatihan dan evaluasi yang dilakukan Tim Pemadam Kebakaran terhadap

kelompok masyarakat yang telah dibentuk sebelumnya dapat mengajarkan kepada

setiap anggota kelompok bagaimana cara penggunaan secara efektif tepat sasaran

dan cara penggunaan APAR yang benar. Disamping itu kerumitan yang biasa

terjadi yaitu terkadang kelompok masyarakat yang telah dilatih dan dibentuk oleh

Petugas Pemadam Kebakaran tersebut kadang tidak ada di tempat, karena tengah

sibuk bekerja.

4. Faktor pendukung

Factor pendukung ialah adanya dukungan berupa dana dari

pemerintah untuk pemeliharaan melalui DPA Damkar, CSR serta SKPD yang

dilibatkan di dalam pekarong, sumber dana yang digunakan dari pemerintah

melalui Dinas Pemadam Kebakaran berdasar Dokumen Pelaksanaan Anggaran

(DPA) tahun anggaran berjalan kurang lebih sebesar 140 juta pada tahun 2018.

Dan dukungan dari Dinas Pemadam Kebakaran berupaya memberi motivasi

Page 82: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

69

kepada masyarakat yang berada diluar kelompok sasaran sehingga muncul

kesadaran akan pentingnya mengantisipasi bencana kebakaran awal. Selain itu

dari tiga titik yang dibangun merupakan sumbangsih masyarakat.

5. Faktor penghambat

Faktor pengambat Inovasi Pekarong yaitu Pada awal program

petugas merasakan adanya rasa kurang percaya masyarakat terhadap Pelayanan

Program Pekarong ini. Hal ini terjadi karena program ini terhitung baru.

Masyarakat belum mempercayai kemampuan program dalam mengatasi terjadi

masalah kebakaran disekitar tempat tinggalnya. Maka dari itu Sosialisasi

dilakukan dengan melibatkan Dinas Pemadam Kebakaran, aparat Pemerintah

setempat, tokoh masyarakat. Upaya itu dilakukan agar masyarakat tau apa itu

pekarong dan bagaimana cara menggunakan alat pekarong tersebut dengan baik

dan benar.

B. Saran

Saran dari masalah tersebut adalah dengan tetap konsisten menjalankan

kegiatan pelatihan pekarong secara rutin dengan harapan berjalannya waktu, agar

masyarakat dapat terbiasa menggunakan alat pekarong tersebut dalam menangani

penanganan awal ketika terjadi kebakaran pada lorong dan saya harap Dinas

Pemadam Kebakaran terus melakukan pengontrolan atau pendampingan dalam

memberikan pelatihan kepada masyarakat. Baik berupa pelatihan-pelatihan,

pendampingan di kelompok masyarakat maupun melakukan monitoring dan

evaluasi

Page 83: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

70

DAFTAR PUSTAKA

Abdi,(2016). Manajemen Pelayanan Publik ASN: Edukasi Mitra Grapika,

Makassar

Ahmad, P. K., & Stepherd, C. D. (2010). Innovation Management, Context,

System and Process. New York: Peason.

BNPB. Informasi Kebencana Bulanan Terkait Edisi November (2015). In: Badan

Nasional Penanggulanan Bencana, editor, Jakarta: BNPB; (2015).

Badan Pusat Statistik of Makassar,(2019).Makassar Municipality In Figures.

Makassar : Badan Pusat Statistik

Departemen Dalam Negeri. (2004). Undang-undang Otonomi Daerah. Tamita

Utama Jakarta.

Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar, (2015). Draft Laporan Bencana

Kebakaran Kota Makassar Tahun (2013-2014), Kota Makassar.

Dwiyanto, Agus. (2010). Manajemen Pelayanan Publik, Peduli, Kolaboratif.

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Dwiyanto, Agus (2014). Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan

Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University press.

Gaspetrsz, Vincent, (2006), Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced

Scorecard dengan Six Sigma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintahan

Gramedia Pustaka.

Hayat, (2015). Manajemen Pelayanan Publik. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Kurniawan, Agung. (2005). Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta:

Pembaharuan.

Mahsyar, A. (2011). Masalah Pelayanan Publik di Indonesia dalam Perspektif

Administrasi Publik.

Miles, M.B dan Huberman, A.M. (1992). Qualitative data analysis: A Sources

Book or New Methods. Beverlyy Hills: Sage Publication.

Moenir, HAS. (2001). Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi

Aksara. Edisi V.

M. Tahir, Muchlas. (2018). Inovasi Pemerintah Daerah Di Kota Makassar.

Muluk, Khairul M.R. (2008). Knowledge Management: Kunci Sukses Inovasi

Pemerintah Daerah. Banyumedia Publishing, Malang.

Page 84: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

71

Norman K. dan Yvonna S. Lincoln (eds). (2009). Handbook of Qualitative

Research. Terj. Dariyanto dkk. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Nugroho, D. R., dan R. Siahaan. (2005). BUMN Indonesia Isu, Kebijakan, dan

Strategi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Rinaldi, Rudi. (2012). Analisis kualitas pelayanan public studi pada biro umum

sekertariat daerah propinsi Sumatra utara. Jurnal administrasi publik.

Roth, J.H., dan Blaschke, G., (1998). Analisis Farmasi, Cetakan III,

diterjemahkan oleh Kisman, S., dan Ibrahim, S., Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

Sinambela, Lijan Poltak. (2008). Reformasi Pelayanan Publik Teori, Kebijakan

dan Implementasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sutarno, (2012). Serba-Serbi Manajemen Bisnis. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Suwarno, Yogi. 2008. Inovasi di Sektor Publik. Jakarta: STIA LAN.

Sulaksomo, M. (1997). Manajemen Keselamatan Kerja. Penerbit Pustaka.

Syrabaya.

Suma’mur, P.K. (1996). Higene perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT

Toko Gunung Agung.

Sahab, Syukri. (1997). Teknik Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja .

Jakarta : PT. Bina Sumber Daya Manusia, (1997).

TriLestari. (2012). Polri & Aplikasi E-Government dalam pelayanan public.

Surabaya: CV. Putra Media Nusantara (PMN).

Undang-Undang Nomor 25 Tahun (2009) Tentang Pelayanan Publik.

Wahyuni, Andi Sri. (2016). Inovasi Dalam Pelayanan Publik Sektor Jasa PT PLN

Kabupaten Kepulauan Selayar. Skripsi Sarjana FISIP UH. Ujung

Pandang.

Page 85: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

72

LAMPIRAN

Struktur Organisasi Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar

Sumber: Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar, 2019

Gambar: Struktur Organisasi Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar

KEPALA

DINAS

SEKRETARIS

KASUBAG

PERENCANAAN

DAN

PELAPORAN

KASUBAG

KEUANGA

N

SUBBAGIAN

UMUM DAN

KEPEGAWAI

AN

KELOMPOK

JABATAN

FUNGSIONAL

KEPALA

BIDANG

OPERASI

KEPALA

BIDANG

SARANA DAN

PENGELOLAAN

DATA

KEPALA SEKSI

RENCANA OPERASI

KEPALA SEKSI BANTUAN

OPERASI PENYELAMATA

N

KEPALA SEKSI

PENGENDALI

AN OPERASI

KEPALA SEKSI

PENGADAAN

DAN

PEMELIHARAAN

SARANA

SEKSI

PERGUDANGAN

DAN DISTRIBUSI

PENGELOLAAN

DATA BAHAYA

KEBAKARAN

BIDANG

PEMBINAAN

PERSONIL

BIDANG

PEMBINAAN

DAN

PENGAWASAN

KEPALA SEKSI

PENDIDIKAN DAN

SERTIFIKASI

KEPALA SEKSI

KETAHANAN DAN

KESAMAAPTAAN

SEKSI

PERLINDUNGAN

DAN PELAYANAN

KEPALA SEKSI PROMOSI DAN

EDUKASI PENCEGAHAN

KEBAKARAN

SEKSI PLAB. DAN

PEMERIKSAAAN

ALAT PEMADAM

API

SEKSI INPEKSI DAN

KELAIKAN BAHAYA

UPTD

Page 86: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

73

DOKUMENTASI

Lokasi Penelitian

Tim Kelompok Masyarakat sedang melakukan simulasi Inovasi Pekarong

Page 87: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

74

Gambar diatas adalah wawancara dengan Elodewata Wahid Yunus S.STP, M.Si

Kepala Dinas Pemadam Kebaran Kota Makassar

Page 88: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

75

Gambar diatas adalah wawancara dengan Aswin Kartapati Harun, S.STP, M.Si

Kepala Bidang Sarana Dan Pengolahan Data

Gambar diatas adalah wawancara dengan Andi Iqbal Parenrengi Petugas

Pemadam Kebakaran Kota Makassar

Page 89: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

76

Gambar diatas adalah wawancara dengan Nur Fatimah Mayarakat Kota Makassar

Gambar diatas adalah wawancara dengan Limpo Mayarakat Kota Makassar

Page 90: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

77

Page 91: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

78

Page 92: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

79

Page 93: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

80

Page 94: SKRIPSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK PROGRAM …

81

RIWAYAT HIDUP

Nurul Isra Hidayat, lahir di Balle pada tanggal 30 Agustus

1997, Anak kedua dari 3 bersaudara, buah cinta dan kasih

dari pasangan dari Bapak Ansar dan Ibu Ramlah dalam

keluarga yang sederhana. Penulis menyelesaikan

pendidikan di SD INPRES 6/86 BALLE pada tahun 2009.

Kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan

pendididkan di SMP NEGERI 1 KAHU dan tamat pada tahun 2012. Kemudian

penulis melanjutkan pendidikan di SMA NEGERI 1 KAHU dengan mengambil

jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan tamat pada tahun 2015. Kemudian

pada tahun yang sama penulis melanjutkan Pendidikan di Perguruan Tinggi

tepatnya di Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik dengan Program Studi Ilmu Administrasi Negara Program Strata satu (S1).

Penulis menyelesaikan S1 pada tahun 2020, dan berhasil mempertanggung

jawabkan hasil karya ilmiah di depan penguji yang berjudul “Inovasi Pelayanan

Publik Program Pengendalian Kebakaran Lorong (Pekarong) di Dinas Pemadam

Kebakaran Kota Makassar”. Saat ini penulis mengharapkan dapat mengamalkan

ilmu yang telah diperoleh dengan baik dan membahagiakan kedua orang tua serta

berusaha menjadi manusia yang berguna bagi agama, masyarakat bangsa dan

Negara.