SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

104
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI PROGRAM SATU HAFIDZ SATU DESA DI KABUPATEN GOWA JULIANA Nomor Stambuk : 105611116216 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

Transcript of SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

Page 1: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

SKRIPSI

IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA

MELALUI PROGRAM SATU HAFIDZ SATU DESA

DI KABUPATEN GOWA

JULIANA

Nomor Stambuk : 105611116216

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 2: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

i

IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA

MELALUI PROGRAM SATU HAFIDZ SATU DESA

DI KABUPATEN GOWA

Sebagai Salah Satu Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun dan Diajukan Oleh :

JULIANA

Nomor Stambuk : 105611116216

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 3: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

ii

Page 4: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

iii

Page 5: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

iv

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : Juliana

Nomor Induk Mahasiswa : 105611116216

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar penelitian ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasil

plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan

apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia

menerima Sanksi Akademik sesuai aturan yang berlaku di Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Makassar, September 2021

Yang Menyatakan

Juliana

Page 6: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

v

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah, penulis memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT,

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Peningkatan Sumber Daya

Manusia Melalui Program Satu Hafidz Satu Desa Di Kabupaten Gowa”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebsar-besarnya

kepada seluruh pihak yang telah menemani penulis selama ini. Skripsi ini penulis

persembahkan kepada yang tercinta terkhusus dan teristimewa untuk kedua

Orangtua Penulis, Orangtua yang tiada henti-hentinya mendoakan dan

memberikan dorongan baik moril maupun materil, kepercayaan, kesabaran, serta

senantiasa mengalunkan doa dan kasih sayang yang tak henti-hentinya kepada

penulis. Doa dan dedikasi yang selalu diberikan kepada penulis dan menjadi

motivasi terbesar penulis dalam menyelesaikan studinya.

Page 7: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

vi

Selain itu, skripsi ini selesai juga berkat dukungan dari berbagai pihak.Oleh

karena itulah dalam kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih dan rasa hormat

yang sebesar-besarnya kepada.

1. Bapak selaku pembimbing I Dr. H. Mappamiring, M.Si, dan Ibunda selaku

pembimbing II Dr. Haerana, S.Sos., M,Pd, yang senantiasa meluangkan

waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

2. Ibunda Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Kakanda Nasrul Haq, S.Sos., M.PA selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Makassar.

4. Para Bapak dan Ibu Dosen-dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang

selama ini memberikan ilmunya kepada penulis serta dorongan dan semangat

yang selalu diberikan.

5. Seluruh staf dan pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang

senantiasa membantu penulis dalam pengurusan administrasi.

6. Seluruh Kepala Dinas, staf dan pegawai Dinas Sosial Kabupaten Gowa yang

telah ramah menerima serta meluangkan waktu untuk memberikan data

berupa wawancara kepada penulis selama proses penelitian.

7. Masyarakat Kabupaten Gowa yang sudah mau menjadi informan penelitian

penulis selama proses pengumpulan data.

Page 8: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

vii

8. Kedua Orangtua Ayahanda Sulkifli dan Ibunda Kamba yang senantiasa

mendoakan penulis memberikan semangat dan bantuan baik moril maupun

materil.

9. Para sahabat penulis Asnawi, Mahfirah, Andila, Rita Aswati, Musdalifah,

yang senantiasa membantu memberikan ide-ide dalam penyelesaian skripsi

ini dan selalu menghibur dan menemani.

10. Semua pihak-pihak yang telah memberikan bantuannya secara langsung

maupun tidak langsung kelancaran dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, tetapi setiap

manusia berpotensi melakukan gerak penyempurnaan. Oleh karena itu dengan

segenap kerendahan hati, kritik dan saran yang sifatnya membangun serta

diharapkan unruk referensi hidup dimasa yang akan datang. Akhir kata penulis

berharap semoga skripsi ini memberikan kontribisu yang bermanfaat bagi semua

pihak, dan semoga Allah SWT memberikan pahala yang melimpah atas kebaiakn

semua.Amin.

Makassar, September 2021

Penulis

Juliana

Page 9: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

viii

ABSTRAK

Juliana. Mappamiring dan Haerana. Implementasi Peningkatan Sumber

Daya Manusia Melalui Program Satu Hafidz Satu Desa di Kabupaten Gowa

Program Satu Hafidz Satu Desa merupakan program yang bertujuan untuk

memotivasi masyarakat serta menciptakan Hafiz untuk menjadi imam masjid besar di

setiap desa. Program Satu Hafidz Satu Desa di jalankan atas dasar Peraturan Daerah

(PERDA) kabupaten Gowa No.8 Tahun 2015 tentang penataan lembaga kemasyarakatan

Desa/Kelurahan. Dimana bahwa penetapan sasaran dan tujuan yang berkjangka panjang,

agar program ini berjalan keselurahan yang ada di desa/kelurahan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan sumber daya manusia

melalui Program Satu Hafidz Satu Desa di Kabupaten Gowa dan untuk mengetahui faktor

penghambat dan pendukung strategi peningkatan sumber daya manusia melalui Program

Satu Hafidz Satu Desa di Kabupaten Gowa. Jenis penelitian yang digunakan dalam

peneltian ini adalah penelitian kualitatif, penelitian ini menggambarkan bagaimana

pemerintah dalam meningkatan sumber daya manusia melalui program Satu Hafidz Satu

Desa di Kabupaten Gowa. Jumlah informan dalam penelitian ini terdiri dari 7 orang

informan. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, kedua jenis

data ini diperoleh dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa implementasi peningkatan

sumber daya manusia melalui Program Satu Hafidz Satu Desa di Kabupaten Gowa belum

berjalan dengan baik. Hal tersebut dilihat dari (a) Siapa direktur program, (b) Sentralisasi-

Desentralisasi, (c) Spesifikasi Pekerjaan, (d) Rencana Program dan Anggaran, (e) Uraian

Tugas, (f) rutinitas Pekerjaan. Faktor pendukung Strategi Peningkatan Sumber Daya

Manusia Di Kabupaten Gowa adalah (a) pembinaan, Kerjasama stakeholder, jumlah yang

ikut serta dalam pembinaan, dan pelaporan yang teratur dan tepat. (b) Koordinator,

Koordinasi dengan Dinas Sosial, kegiatan monitoring, dan transparansi dan penyaluran

anggaran. Faktor penghambat (a) pada tingkat pembinaan, kendala yang dihadapi

mengedukasi masyarakat tentang bagaimana pentingnya belajar agama, (b) Koordinator,

pentingnya dalam mengedukasi pembinaan Satu Hafidz Satu Desa dan Kurangnya

sosialisasi masyarakat.

Kata Kunci: Implementasi, Peningkatan, SDM, Hafidz

Page 10: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL…………………………………………………….. i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii

HALAMAN PENERIMAAN TIM ................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. xii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. ... 1

A. Latar Belakang………………………………………………………… .... 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 9

A. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 9

B. Konsep dan Teori Sumber Daya Manusia .................................................. 11

a. Pengertian SDM……………………………………………………….. 11

b. Fungsi MSDM…………………………………………………………. 15

c. Dimensi Kualitas SDM………………………………………………… 16

C. Subtansi Proses pembinaan……………………………………………….. 19

D. Faktor penghambat dan pendukung ............................................................ 28

E. Implementasi Kebijakan.............................................................................. 30

F. Kerangka Pikir ............................................................................................ 33

G. fokus Penelitian ........................................................................................... 35

H. Deskripsi Fokus Peneliti…………………………………………………. 35

Page 11: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

x

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................. . 38

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ..................................................................... . 38

B. Jenis dan Tipe Penelitian ............................................................................ 38

C. Sumber Data ............................................................................................... . 38

D. Informan Penelitian………………………………………………...... 39

E.. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 39

F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 40

G. Teknik Pengebsahan Data .......................................................................... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 43

A. Deskripsi Lokasi Penelitian........................................................................ 43

B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 48

C. Pembahasan Penelitian ............................................................................... 74

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 80

A. Kesimpulan ................................................................................................ 83

B. Saran ........................................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 85

LAMPIRAN ...................................................................................................... 87

Page 12: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

xi

DAFTAR TABEL

3.2 Informan Penelitian………………………………………………………. 39

4.3 Jabatan dan Spesifikasi Program Satu Hafiz satu Desa…………………. 53

4.4 Kegiatan Pelatihan Pembinaan I…………………………………………. 66

4.5 Kegiatan Pelatihan Pembinaan II…………………………………………. 67

Page 13: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

xii

DAFTAR GAMBAR

2.2 Kerangka Pikir…………………………………………………………… 33

4.2 Struktur Program satu Hafiz Satu Desa………………...……………….. 51

4.3 Tujuan dan Kegiatan……………............................................................... 55

Page 14: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber daya manusia merupakan suatu modal dasar yang paling utama

dalam setiap organisasi. Tanpa adanya sumber daya manusia dapat dipastikan

roda organisasi tidak akan bergerak. Pentingnya sumber daya manusia bukanlah

menjadi hal yang kesederhanaan baru dari manusia. Manusia adalah mahkluk

yang mengembangkan ilmu pengetahuan secara bersungguh-sungguh. Manusia

selalu menggali dan mencari serta mengembangkan potensi yang ada dalam

dirinya, ia ingin menemukan hal baru dan bermanfaat bagi banyak orang. Tanpa

orang-orang yang memiliki keahlian dan kompeten maka organisasi sangat sulit

mencapai tujuannya, sumber daya manusia yang membuat sumber daya lainnya

dapat berjalan.

Adapun pengertian sumber daya manusia diantaranya sumber daya manusia

adalah pegawai yang siap, mau dan mampu memberi sumbangan terhadap

pencapaian tujuan organisasi.

Pengembangan sumber daya manusia adalah fungsi manajemen sumber

daya manusia utama yang tidak hanya terdiri atas pelatihan dan pengembangan

juga aktivitas-aktivitas perencanaan dan pengembangan karir individu. Pada era

modern saat ini, menyiapkan SDM yang berkualitas menjadi semakin rumit. Akan

tetapi, sebagai tantangan yang harus dihadapi dan bukan halangan yang harus di

hindari. Manajemen suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

Page 15: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

2

pengawasan usaha-usaha anggota yang ada dalam organisasi. Manajemen yaitu

ilmu atau seni yang mengatur proses manfaat sumber daya manusia dan sumber

lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan. Definisi

mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui

pengaturan orang lain untuk melaksankan berbagai tugas yang dilakukan. Di

dalam sebuah manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yaitu : Planning,

Organizing, actuating, dan controlling.

Perencanaan menurut Terry (1960) dalam Mardikanto (2010), Perencanaan

diartikan sebagai suatu proses pemilihan dan menghubungkan hubungkan fakta

serta menggunakannya untuk menyusun asumsi-asumsi yang di duga bakal terjadi

di masa datang, untuk kemudian merumuskan kegiatan-kegiatan yang diusulkan

demi tercapainya tujuan-tujuan yang di harapkan.

Perencanaan sangat penting dan perlu untuk setiap usaha mencapai suatu

tujuan. Alasan ini didasarkan pada suatu pandangan bahwa kondisi masa depan

tidak diprediksi oleh siapapun itu. Program Satu Hafiz Satu Desa mempunyai

sebuah strategi untuk merubah menjadi lebih baik, yang salah satunya adalah

mendidik anak dalam membaca Al-quran.

Pengembangan sumber daya manusia perlu di lakukan di era globalisasi

seperti sekarang ini. Pengembangan sumber daya manusia dilakukan untuk

membentuk personal yang berkualitas dengan keterampilan, kemampuan kerja,

loyalitas kerja kepada suatu perusahan ataupun organisasi. Strategi pengembangan

sumber daya manusia bisa melalui pendidikan dan pengembangan keterampilan.

Page 16: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

3

Dengan adanya strategi pengembangan yang baik, maka organisasi mampu untuk

berkembang dalam kerasnya persaingan organisasi dan strategi juga memberikan

manfaat yang maksimal bagi sumber daya manusia.

Manajemen sumber daya manusia juga merupakan suatu aktivitas yang

dilakukan agar sumber daya manusia dalam organisasi dapat digunakan secara

efektif dan efesien unuk mencapai suatu tujuan. Pengembangan sumber daya

manusia dapat di definisikan seperangkat aktivitas yang sistematis dan terencana

yang dirancang dalam memfasilitasi para pegawainya dengan kecakapan yang

dibutuhkan agar memenuhi tuntutan pekerjaan, baik pada saat ini hingga yang

akan datang.

Peraturan Daerah (PERDA) kabupaten Gowa No.8 Tahun 2015 tentang

penataan lembaga kemasyarakatan Desa/Kelurahan dan Peraturan Daerah

(PERDA) Kabupaten Gowa Nomor 10 tahun 2019 tentang program pendidikan

dan pelatihan. Dimana bahwa penetapan sasaran dan tujuan yang berkjangka

panjang, agar program ini berjalan keselurahan yang ada di desa/kelurahan.

Dalam rangka pemberdayaan dan peningkatan sumberdaya masayarakat, maka

perlu peningkatan kemampuan peran lembaga ke masyarakatan desa ataupun

kelurahan agar berkontribusi efektif dalam mengorganisasikan diri dan dapat

menggerakkan pembangunan swadaya gotong royong di bidang pengelolaan

sumber daya manusia dan sumber daya alam secara terencana, teratur, dan

terukur.

Page 17: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

4

Perkembangan Organisasi atau perusahaan sangat terkait dengan kualitas

sumber daya manusianya. Apabila sumber daya manusia rendah maka stagnasi

organisasi atau perusahaan kemugkinan akan terjadi, oleh karena itu

pengembangan sumber daya manusia dirancang dan mampu memandang peran

dalam organisasi secara luas. Organisasi atau perusahaan yang mempunyai

strategi dalam mengembangkan sumber daya manusianya. Strategi merupakan

satu kesatuan rencana yang komprehensip. Strategi merupakan serangkaian

rencana yang dapat menghubungkan dengan lingkungan yang dihadapinya,

strategi dapat menjamin agar tujuan organisasi dapat tercapai. Oleh karena itu,

melalui ilmu pengetahuan manusia dapat memperbaiki kekurangannya dan

menciptakan hal-hal baru yang berdaya guna dalam kehidupan masyarakat banyak

tanpa harus di barengi rasa keingintahuan yang tinggi, keinginan untuk selalu

maju dan meningkatan diri.

Program ini di lakukan untuk melihat masyarakat dalam menonjolkan diri

dalam menghafal Al-quran, akan tetapi program ini masih berjalan di 2 desa di

kabupaten Gowa dan 179 desa/kelurahan yang belum berjalan, karena desa yang

belum merealisasikan program ini menunggu anggaran APBD dari pemerintah

untuk proses pembangunan rumah hafidz Al-quran itu sendiri. Seperti yang dapat

dilihat bahwa anak milenial sekarang masih banyak yang bermain dan kurang

bermanfaat, dengan adanya program ini dapat meningkatkan potensi anak lebih

baik lagi. Karena, manusia tidak akan mencapai perkembangan seperti ini tanpa

berkekuatan dari dalam diri masing-masing seseorang yang telah di anugerahkan

Tuhan.

Page 18: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

5

Terkait dengan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di rumah hafiz

satu desa di kabupaten Gowa menjadikan salah satu faktor utama yang harus

dimiliki oleh seseorang, oleh karena itu pihak desa/kelurahan sudah

mensosialisasikan ke masyarakat bahwa adanya program ini di kabupaten gowa

,akan tetapi kurangnya sosialisasi/koordinasi aparat dinas yang menaungi program

ini (DINSOS) sehingga program ini terkendala di beberapa desa/kelurahan, dan

hanya beberapa desa saja yang berjalan program ini, bertahapnya proses anggran

APBD sehingga masih dalam pembangunan asrama Satu Hafidz Satu Desa di

setiap kelurahan/Desa. Program pemerintah ini harus menjadi motivasi bagi

masyarakat di kabupaten Gowa sehingga harus memperbanyak sosialisasi dari

pihak aparat yang mengkordinasi tentang program Satu Hafidz Satu Desa ini,

Program ini sangat di dukung oleh masyarakat luas yang berada di kabupaten

Gowa sendiri, tetapi cuman beberapa desa dahulu yang dapat teralisasikan

program ini. Oleh itu harus saling bekerjasama dengan satu dan yang lainnya baik

tiap desa/kelurahan dan masyarakat atau sebaliknya pemerintah dan masyarakat,

Tanpa adanya kerjasama antara satu dan yang lainnya program ini tidak berjalan

dengan baik atau tidak sesuai harapan yang di inginkan. Adanya program ini dapat

membantu pemerintah dan dapat menguntungkan bagi masyarakat, program ini

tidak lain hanya untuk masyarakat agar lebih menjaga ke kedekatan serta

keimanannya baik sejak dini hingga seterusnya dan dapat diterapkan baik di

dalam keluarga , masyarakat dan pemerintah.

Hasil observasi peneliti bahwa di kabupaten Gowa memiliki 18 kecamatan,

135 desa dikabupaten Gowa, 46 Kelurahan dikabupaten Gowa dan jumlah

Page 19: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

6

keseluruhan 181 desa/kelurahan dikabupaten Gowa, Hingga saat ini 2 desa yang

berjalan program ini dan peneliti menemukan bahwa adanya program pemerintah

ini dapat memotivasi anak-anak yang lainnya yang berada di kabupaten Gowa

karena untuk saat ini pemerintah sudah bekerja sama dengan imam masjid yang

ada di kabupaten Gowa, dari hasil observasi bahwa pemerintah meminta

masyarakat untuk membantu menyukseskan program keagaamaan ini. Karena

masih kurangnya masyarakat yang ikut turun berpartisipasi dalam meningkatkan

program hafidz ini yang di programkan langsung oleh pemerintah. Oleh karena itu

pemerintah membutuhkan strategi yang baik agar masyarakat ikut berpartisipasi

dalam mengikuti hafidz-hafidz tiap desa, membaca Al-quran lebih baik daripada

bermain yang kurang berfaedah bagi anak. (Tagarnews. 17 November 2019).

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti agar dapat dijadikan rekomendasi di

kabupaten Gowa untuk mengetahui adanya program hafiz Al-quran Satu Desa

untuk menjadikan pedoman guna meningkatkan sumber daya manusia melalui

hafidz di kabupaten Gowa. Menariknya penelitian ini untuk mengetahui dan

mendiskripsikan serta menganalisis strategi implementasi pemerintah dalam

program hafidz ini di kabupaten Gowa dengan menggunakan teori-teori dan

konsep-konsep terkait manajemen sumber daya manusia , implementasi strategi,

dan peran pemerintah.

Melihat beberapa masalah sumber daya manusia yang menyangkut banyak

orang (masyarakat) yang di nilai masih kurangnya pendekatan antara satu dan

yang lainnya maka penulis berinisiatif untuk mengadakan penelitian yang

Page 20: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

7

berjudul "Implementasi Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Melalui

Program Satu Hafidz Satu Desa di Kabupaten Gowa".

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diangkat

dalam penelitian ini, adalah :

1. Bagaimana implementasi peningkatan sumber daya manusia melalui program

Satu Hafidz Satu Desa di Kabupaten Gowa?

2. Apa saja faktor penghambat dan pendukung Implementasi peningkatan sumber

daya manusia melalui program Satu Hafidz Satu Desa di Kabupaten Gowa?

C. Tujuan Peneliti

Berdasarakan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peningkatan sumber daya manusia melalui program Satu

Hafidz Satu Desa di Kabupaten Gowa.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat peningkatan sumber

daya manusia melalui program Satu Hafidz Satu Desa di Kabupaten Gowa

D. Manfaat peneliti

Adapun manfaat penelitan ini sebagai berikut :

1. Manfaat Praktis

Kegunaan praktis dari hasil penelitian ini nantinya adalah sebagai bahan

masukan pemerintah kabupaten Gowa dalam meningkatan sumber daya

manusia melalui program Satu Hafidz Satu Desa.

2. Manfaat Teoritis

Page 21: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

8

Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya untuk

memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan konsep-

konsep, teori-teori terhadap ilmu dan pengetahuan terutama tentang

implementasi peningkatan sumber daya manusia melalui Satu Hafidz Satu

Desa.

Page 22: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Peneltian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan dan tidak terlepas dari penelitian yang terdahulu

yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan sekaligus pedoman peneliti.

Berikut hasil-hasil peneliti terdahulu yang dijadikan sebagai perbandingan

sekaligus pedoman tidak terlepas dari tema penelitian yaitu tentang peningkatan

sumber daya manusia melalui program Satu Hafiz Satu Desa.

Penelitian Pertama, penelitian ini berjudul “Strategi pondok Tahfidz Al-

quran Dalam Meningkatkan Motivasi Menghafal Al-quran” disusun oleh Ahmad

Rosidi Program Pascasarjana Tahun 2014. Masalah yang diteliti dalam jurnal ini

adalah untuk mengetahui bagaimana strategi dalam meningkatkan motivasi

menghafal Al-Quran. Penelitian ini dilakukan di pondok pesantren Ilmu Al-Quran

(PPIQ) PP.Nurul Jadid Paliton Probolinggo, dan Pondok pesantren Tahfizul Al-

Quran. .Persamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang strategi

pengembangan sumber daya manusia. Sedangkan perbedaan dari peneliti

objeknya yaitu program satu hafiz satu desa di kabupaten Gowa.

Penelitian kedua, dengan penelitian yang berjudul “Peran Program Tahfiz

Dan Tahsin Al-Quran Dalam Meningkatkan Literasi Al-Quran Di Madrasah

Ibtidayah Nurul Ummah Kota Gede Yogyakarta”. Disusun oleh Muhammad

Shaleh Assingkily pada Tahun 2019. Masalah yang diteliti dalam jurnal ini adalah

untuk mengkaji literasi al-Quran yang terimplementasikan dalam program tahfiz

Page 23: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

10

dan tahsin di MI Nurul Ummah. Persamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama

meneliti tentang strategi pengembangan sumber daya manusia. Sedangkan

perbedaanya yaitu dari metode pendekatanya (kualitatif).

Penelitian ketiga, penelitian ini berjudul “Metode Tahfidz al-Quran di

Pondok Pesantren al-Hikmah Gubuk Rubuh Playen Gunung Kidul” disusun oleh

Ahsin Pahlehy. Masalah yang diteliti dalam jurnal ini yaitu untuk mengetahui,

pertama, untuk mengetahui pelaksanaan program tahfidz al-Qur‟an di Pondok

Pesantren al-Hikmah Gubuk Rubuh Playen Gunung Kidul, kedua, Mengetahui

Faktor Pendukung dan penghambat bagi pelaksanaan program tahfidz al-Qur‟an.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang menggunakan pendekatan

pedagogis-psikologis. Pengumpulan data data dilakukan dengan mengadakan

observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menelaah

seluruh data, mereduksinya, menyusunnya dalam satuan dan mengategorikannya

kemudian memeriksa keabsahan data serta menarik kesimpulan. Faktor-faktor

pendukung pelaksanaan program tahfidz adalah minat dan motivasi siswa,

perhatian pembimbing, daya ingat dan fasilitas yang memadai, sedangkan faktor

penghambat pelaksanaan program tahfidz al-Qur‟an meliputi: kurangnya

kemampuan dalam manajemen waktu, kurangnya dorongan orangtua dan

lingkungan. Perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah peneliti

lebih akan lebih menekankan kepada peningkatan Sumber Daya Manusia dalam

Program Satu Hafidz Satu Desa, dan objek peneliti yang berbeda, sedangkan

penelitian diatas lebih menekankan kepada metode pembelajaran tahfidz al-

Page 24: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

11

Qur’an pada lembaga tersebut. Persamaan penelitian ini tentang pembelajaran

Tahfidz Al-Quran.

B. Sumber Daya Manusia

1. Pengertian Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia sering disebut sebagai Human Resource, tentang

atau kekuatan manusia (energy dan power). Sumber daya yang juga disebut

sember tenaga, kemampuan, kekuatan, keahlian yang dimiliki oleh manusia,

dipunyai juga oleh mahkluk organisme lainnya, misalnya : pada hewa, tumbuh-

tumbuhan. Manusia sebagai perencanaan, pelaksana pengendali, dan evaluasi

suatu pembangunan dan nikmati hasil evaluasi tersebut sangat mempengaruhi

keberhasilan pembangunan, karena manusia mempunyai peran yang sangat

menentukan.

Sumber daya manusia merupakan Human Resource namun ada pula ahli

menyamakan sumber daya manusia dengan manpower (tenaga kerja). Bahkan

sebagai orang menyertakan pengertian sumber daya manusia dengan personal.

Seacara umum, pengertian sumber daya manusia dapat dibagi menjadi dua, yakni

sumber daya manusia secara mikro dan makro. Menurut William B. Werther dan

Kelth davis, sumber daya manusia adalah pegawai yang siap, mau dan mampu

memberi sumbangan terhadap usaha pencapaian tujuan organisasi.

Menurut H. Handari Nawawi yang masing-masing mengatakan sebagai

berikut :

Page 25: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

12

a. Sumber Daya Manusia (SDM) adalah manusia yang bekerja di lingkungan

suatu organisasi.

b. Sumber Daya Manusia (SDM) adalah potensi manusiawi sebagai pergerakan

organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.

c. Sumber Daya Manusia (SDM) adalah potensi yang merupakan asset dan

berfungsi sebagai modal di dalam organisasi, yang dapat diwujudkan menjadi

potensi nyata secara fisik dan non fisik dalam mewujudkaneksistensi organisasi.

Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang

memiliki akal perasaan, keinginan, keterampilan, pengetahuan, dorongan, daya

dan karya, semua potensi sumber daya manusia tersebut berpengaruh terhadap

upaya organisasi dalam mencapai tujuan. Berapapun majunya teknologi

perkembangan bagi informasi, tersedianya modal dan memadainya bahan, tanpa

sumber daya manusia sulit bagi organisasi untuk mencapai tujuannya.

Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu bidang dari

manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanakan dan pengendalian, proses ini terdapat dalam fungsi atau bidang

produksi, keuangan atau kepegawaian dalam mencapai tujuan. Karena sumber

daya manusia di anggap semakin penting peranannya dalam pencapaian tujuan,

maka berbagai pengalamam serta hasil penelitian dalam bidang sumber daya

manusia di kumpulkan secara sistematis dalam apa yang disebut dengan

manajemen sumber daya manusia (Rivai dan Sagala, 2010).

Page 26: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

13

Adapun beberapa hal yang dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatan

sumber daya manusia termasuk membuat program-program yang telah di siapkan

untuk masyarakat. Adapula model pembangunan yang dilakukan pemerintah

dalam menciptakan lingkungan sosial yang memunginkan manusia untuk

berkembang. Yaitu lingkungan sosial yang mendorong perkembnagan manusia

dan aktualisasi potensi manusia secara lebih besar.

Tabel : 2.1

Karakteristk Strategi

Econocmic growth Basic needs People centered

Fokus Pembangunan Pelayanan

publik dan

service

Human

Empowering

(pemberdayaan)

Nilai Berpusat

pambangunan

Berkiblat

pada

manusia

Berpusat pada

manusia

Indikator Strategi Implementasi Indikator

sosial

Hubungan

manusia dengan

sumber daya

Peran

pemerintah

Entrepreneur Service

provider

Enabler/facililator

Sumber

utama

Anggaran Kemampuan

administrasi

Kreativitas dan

komitmen

Page 27: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

14

dan anggran

Kendala - Konsentrasi

dan

marginalisasi

- Konsentrasi

pada fasilitas

dehumanisasi :

tidak

memanusiakan

manusia

Keterbatasan

anggaran dan

inkompetensi

aparat

Struktur prosedur

yang mendukung

Sumber Arifuddin 2010

Tujuan manajemen sumber daya manusia menurut Sadili (2010:30) adalah

memperbaiki kontribuksi produktif tenaga kerja terhadap organisasi dengan cara

yang bertanggung jawab secara strategis, etis dan sosial 4 (empat) tujuan MSDM,

adalah :

a. Tujuan Sosial

Agar organisasi bertanggung jawab secara sosial dan etis terhadap

kebutuhan dan tantangan masyarakat dengan meminimalkan dampak

negatifnya.

b. Tujuan Organisasional

Sasaran formal dibuat untuk membantu organisasi mencapai tujuan.

c. Tujuan Fungsioanl

Page 28: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

15

Mempertahankan kontribusi dapartemen manajemen sumber daya manusia

pada tingkat yang sesuai dngan kebutuhan organisasi.

d. Tujuan Individual

Tujuan pribadi dari setiap anggota di capai melalui aktivitasnya dalam

organisasi. Menurut itu, Schuler, et al. (1992), mengartikan manajemen sumber

daya manusia (MSDM, merupakan pengakuan tentang pentingnya tenaga kerja

organisasi sebagai sumber daya manusia yang sangat penting dalam memberi

kontribusi bagi tujuan-tujuan organisasi, dan menggunakan beberapa fungsi

dan kegiatan untuk memastikan bahwa SDM tersebut di gunakan secara efektif

dan adil bagi kepentingan individu,organisasi dan masyarakat.

2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Malayu S.P. Hasibuan fungsi manajemen sumber daya manusia

meliputi perencanaan, pengorganisasian pemeliharaan, pengendalian, pengaduan,

pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan

pemberhentian.

Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi suatu organisasi

dalam mengelolah, mengatur serta memanfaatkan seseorang sehingga dapat

berfungsi secara produktif untuk mencapai tujuan. Manajemen sumber daya

manusia merupakan suatu bagian penting untuk menggerakkan potensial yang

perlu dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu berkontribusi yang

maksimal baik bagi organisasi maupun pengembangan bagi dirinya. Realitanya

ada beberapa sejumlah negara atau kota yang dapat dikatakan tidak memiliki

Page 29: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

16

sumber daya alami tetapi sangat maju perekonomiannya karena keunggulan

sumber daya manusianya.

Menurut Hasibun (2012:10) menyatakan bahwa manajemen sumber daya

manusia adalah ilmu seni yang mengatur hubungan dan peranana tenaga kerja

agar efektif dan efesien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan

masyarakat. Manajemen sumber daya manusia salah satu bidang manajemen yang

meliputi segi perencanaan, perorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian.

Menurut Snell dan Bohlander (2010:4) berpendapat bahwa manajemen sumber

daya manusia merupakan suatu proses yang mencakup segala sesuatu yang

berkaitan dengan organisasi dan orang-orang yang menjalankannya.

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) suatu bagian dari manajemen

keorganisasian sehingga dapat memfokuskan diri pada unsur sumber daya

manusianya. Menurut Mathis dan jackson (2011), sumber daya manusia

merupakan proses pembentukan sistem manajemen untuk memastikan potensi

yang dimiliki manusia di manfaatkan secara efektif dan efesien untuk mencapai

tujuan.

3. Dimensi Kualitas Sumber Daya Manusia

Menurut Doni Juni Priansa (2014:147) kualitas sumber daya manusia dapat

diukur dengan 2 dimensi yang di lihat dari pendidikan dan pelatihan. Dimensi

tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Pendidikan

Berkaitan dengan pengetahuan secara umum. Terdapat dua level utama yang

perlu mendapatkan perhatian dalam pendidikan, yaitu manajer organisasi dan

Page 30: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

17

tenaga operasional. Pendidikan berhubungan dengan menambah pengetahuan

umum dan pengertian tentang seluruh lingkungan kerja, pendidikan lebih banyak

berhubungan dengan teori pekerjaan.

2) Pelatihan

Pelatihan menurut Rivai (2005) adalah proses sistematis mengubah tingkah

laku seseorang untuk mencapai tujuan organisasi. Pelatihan berkaitan dengan

keahlian dan kemampuan untuk melaksanakan segala sesuatu yang di

inginkannya. Pelatihan dapat mengajarkan keahlian yang diperlukan baik untuk

pekerjaan saat ini maupun masa mendatang kepada para anak-anak yang ikut serta

dalam program ini, Untuk meningkatkan keterampilan anak dalam

mengembangkan potensinya.

3) Pengalaman

Menurut Manulang (2001:15) pengalaman adalah proses pembentukan

pengetahuan atau keterampilan tentang metode suatu pembelajaran karena

keterlibatan karyawan tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaan. Sedangkan

menurut Ranupandojo (2004:71) adalah ukuran tentang lama waktu atau masa

kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami tugas-tugas tentang suatu

pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik. Memiliki pengalaman seseorang

akan terbiasa melakukan sesuatu pekerjaan, lebih terampil, punya wawasan yang

luas dan mudah beradaptasi dengan lingkungan.

Sumber daya menurut Salusu (2015), yang dimaksud dalam pelaksanaan

strategi khususnya dalam organisasi publik adalah seluruh faktor yang dapat

mendukung strategi yang akan dilaksanakan yang terdiri atas:

Page 31: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

18

a. Sumber daya Manusia

Organisasi pada dasarnya tidak dapat hidup dalam ruang isolasi.

Organisasi membutuhkan manusia untuk mencapai tujuannya. Manusia

mengendalikan organisasi dan melakukan interaksi baik dengan manusia lain

maupun dengan lingkungannya sehingga saling mempengaruhi satu sama lain.

Suksesnya sebuah strategi yang dilaksanakan juga tergantung pada sumberdaya

manusia yang mengendalikannya. Semakin berkualitas sumberdaya manusia yang

bekerja semakin mudah pula strategi yang dilaksanakan mencapai tujuannya.

a). Anggaran

Dalam menciptakan sebuah strategi yang matang salah satu faktor yang

menjadi kunci suksesnya strategi adalah ketersediaan anggaran yang cukup dalam

melaksanakan strategi.Penyediaan sarana, prasarana, tenaga ahli dan rancangan

strategi yang matang memerlukan anggaran yang memadai. Anggaran dapat

mempengaruhi suksesnya pelaksanaan strategi hingga sub unit kerja yang paling

kecil.

b). Peraturan atau regulasi

menurut Shirley (Salusu, 2015) strategi adalah keseluruhan tindakan yang

ditetapkan sebagai aturan yang direncanakan oleh suatu organisasi. Tindakan-

tindakan akan diatur secara sistematis dan menjadi dasar regulasi atau peraturan

agar pelaksanaan dari strategi tidak keluar dari koridornya. Selain itu, regulasi

dimaksudkan sebagai rambu-rambu dalam melaksanakan strategi.

Page 32: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

19

c). Informasi

Suatu strategi hendaknya mampu memberikan informasi kepada setiap

anggota organisasi bagaimana untuk bertindak, apa yang harus dilakukan,

mengapa sebuah strategi dilakukan, berapa lama untuk melaksanakannya, berapa

banyak biaya yang harus dikeluarkan dalam melaksanakan strategi tersebut, siapa

yang menjadi pelaksananya dan penanggung jawabnya, dan hasil apa yang akan

diperoleh dalam melaksanakan strategi tersebut. Selain memberi informasi kepada

para karyawan, informasi ini juga diperuntukkan untuk masyarakat yang menjadi

sasaran strategi. Informasi ini diharapkan dapat sampai kepada masyarakat dengan

baik sehingga, memunculkan harapan bukan hanya pada organisasi juga kepada

masyarakat.

C. Subtansi Proses Pembinaan

Dalam proses pembinaan ada beberapa proses yang di lalui untuk

melangkah ke tahap-tahap selanjutnya, yaitu :

1. Mengikuti tes pelatihan

Mengikuti tes pelatihan, dalam pelatihan ini Pembina harus mengikuti tahap

awal(seleksi) sebelum melakukan pembinaan satu bulan lamanya.

2. Memasuki asrama institute

Memasuki asrama, setelah melakukan tes Pembina, lalu memasuki asrama

untuk di bina kembali sampai sejauh mana pengetahuan yang didapat selama

mengikuti tes pelatihan.

Page 33: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

20

3. Melakukan pembinaan

Melakukan pembinaan, setelah melewati beberapa tahap Pembina boleh

membina di asrama hafidz jika memenuhi syarat dan lolos selama pelatihan

pembinaan.

4. Penilaian pelaksana Pembinaan.

Penilaian pelaksana pembinaan, di nilai langsung oleh fasilitator yang

menjalankan tugasnya sebagai Pembina yang ingini dibina untuk program Tahfidz

Al-quran.

a. Elemen-Elemen Strategi

Menurut Salusu (2015) strategi memiliki elemen-elemen fundamental,

yaitu :

1. Seni Situasional, ialah suatu keterampilan yang mana seorang pejabat eksekusif

merancang keputusan yang berdasarkan pada sumberdaya organisasi, nilai-nilai

manajerial, dan kemungkinan adanya peluang serta tantangan dari lingkungan.

2. Tujuan dan Sasaran, ialah nilai-nilai yang menjadi arah utama dari strategi

yang di buat dan sifatnya jangka panjang dan menjadi acuan dari cara bertindak

eksekusif dalam melaksanakan strategi.

3. Produk, Keunggulan Kompetetif, ialah mencakup ruang lingkup kesesuaian

produk atau pasar atau program dengan wilayah operasional atau geografis.

4. Kebijakan dan Program, keseluruhan tindakan yang menjadi aturan yang di

rencanakan oleh organisasi yang lebih spesifik sehingga menghasilkan

keputusan-keputusan yang mengarah kepada pencapaian tujuan organisasi.

Page 34: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

21

5. Destinasi, ialah penetapan sebuah tempat atau titik perhentian akhir dari sebuah

program yang telah di rancang sebagai sebuah sasaran. Artinya adalah sebuah

program perlu mempersiapkan tempat pemberhentian tertentu agar program

yang dilaksanakan tetap efektif dan efesien.

6. Sumberdaya dan Lingkungan, sebuah strategi memiliki pertalian erat dengan

sumberdaya organisasi dan juga lingkungan. Sehingga dalam pengambilan

keputusan sebagai bagian dari perencanaan strategi snagat perlu memberikan

tempat kepada faktor lingkungan dan eksternal.

7. Program Bertindak, strategi merupakan program bertindak dengan tekat

memanfaatkan sumberdaya sebaik-baiknya untuk mencapai misi atau tujuan

utama organisasi.

8. Formulasi Strategi, arus keputusan, kedua elemen ini sangat penting dalam

pengambilan keputusan strategik formulasi dan arus keputusan strategi ikut

menentukan arah implementasi strategi yang dilaksanakan oleh eksektif.

b. Tahap-Tahapan Strategi

1. Menurut Hariadi 2005, perumusan strategi adalah proses-proses penyusunan

langkah-langkah demi langkah dan tujuan sesuai visi dan misi organisasi,

tujuan strategi menurut Hariadi, (2005) perumusan masalah :

a. Mengidentifikasi atau memahami lingkungan sekitar perusahaan di

masa depan dan menentukan visi misi perusahaan guna tercapainya

tujuan.

Page 35: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

22

b. Melakukan analisis internal dan eksternal perusahaan untuk mengukur

kelebihan dan kekurangan serta peluang dan ancaman di masa yang

akan datang yang menghambat tercapainya misi.

c. Merumuskan dan merenanakan faktor-faktor ukuran keberhasilan key

success factors dari strategi yang sudah di buat pada tahap analisis.

d. Menentukan tujuan target, mengevaluasi dan memeriksa strategi dengan

mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki.

e. Memilih strategi yang sesuai untuk mencapainya tujuan jangka pendek

dan panjang.

c. Implementasi Strategi

Setelah sebuah strategi di rumuskan, strategi harus di kembangkan secara

logis dalam bentuk tindakan. Tahap inilah yang di sebut dengan implementasi

strategi. Masalah implementasi ini cukup rumit, oleh karena itu agar penerapan

strategi organisasi dapat berjalan dengan baik dan berhasil, manajer harus

memiliki gagasan yang jelas tentang isu-isu yang berbeda dan bagaimana cara

mengatasinya.

Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan

strategi dan kebijakan dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran

dan prosedur. Tindakan pengelolaan bermacam-macam sumber daya organisasi

dan manajemen yang mengarahkan dan mengendalikan pemanfaatan sumber-

sumber daya perusahaan melalui strategi yang di pilih. Implementasi strategi di

perlukan untuk memperinci secara lebih jelas dan tepat bagaimana sesungguhnya

pilihan strategi yang telah di ambil dan direalisasikan.

Page 36: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

23

Impelentasi adalah seperangkat kegiatan yang dilakukan menyusul suatu

keputusan. Suatu keputusan selalu bertujuan untuk mencapai suatu sasaran

tertentu. Dalam rumus Higgins dalam salusu 2015 implementasi adalah

rangkuman dari berbagai kegiatan yang didalamnya sumber daya manusia

menggunakan sumber daya lain untuk mencapai sasaran dan strategi. Dapat

disimpulkan bahwa implementasi adalah suatu proses yang terarah dan

terkoordinasi melibatkan banyak sumber daya. Dalam implementasi strategi

terdapat skenario implementasi strategi yaitu :

1. Pengangkatan Direktur Program

Untuk melaksanakan implementasi strategi setelah strategi ditetapkan dan

disahkan oleh yang berwenang, maka kepalaorganisasi perlu menerbitkan surat

keputusan tentang pengangkatan seorang yang akan bertanggung jawab untuk

menyusun skenario, melaksanakan keputusan strategik tersebut, demikian

ditandaskan oleh Larry Alexander (Salusu, 2015) untuk keperluan analisis dalam

uraian selanjutnya penanggung jawab kita sebut sebagai Direktur program.

2. Siapa Direktur Program Itu?

Seseorang yang diangkat sebagai Direktur Program merupakan salah satu

anggota eselon atas yang berperan serta dalam proses pengambilan keputusan

strategik, itulah yang kiranya perlu diangkat sebagai Direktur program. Dipilihnya

salah satu anggota eselon menjadi direktur program karena orang atau pejabat

tersebut telah mengikuti diskusi yang panjang tentang latar belakang keputusan

strategik itu, Ia mengetahui pula alternatif-alternatif yang dipersiapkan

sebelumnya, ia mengetahui mengapa pilihan jatuh pada keputusan itu, ia

Page 37: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

24

mengetahui konsekuensi yang akan timbul apabila keputusan itu dijalankan, ia

mengetahui tentang unsur kompetitif dalam keputusan itu, ia mengetahui tentang

situasi sumber daya organisasi, tepatnya, ia mengetahui tentang keuntungan yang

akan diperoleh organisasi apabila keputusan itu dijalankan.

3. Analogi Dengan Arsitek

Tugas penting dari seorang penanggung jawab adalah membuat desain

mengenai implementasi dari strategi yang ditetapkan. Seorang arsitek yang

mendapatkan tugas mendesain sebuah gedung akan berusaha untuk membuat

detail dari gedung tersebut sehingga mudah dimengerti oleh para pelaksana

pembangunannya. Dengan mengambil analogi dari arsitek direktur program tadi

sepatutnya sudah memiliki gambaran apa yang perlu dibuatnya untuk melicinkan

jalan bagi semua pelaksanaan keputusan seorang arsitek tidak bekerja sendirian,

tetapi dibantu oleh tenaga tenaga dari berbagai profesi dan para juru gambar.

Begitu juga dengan direktur program. Ia tidak bekerja sendirian. Kerangka

implementasi suatu keputusan haruslah menjadi tanggung jawab utamanya.

Selesai menyusun program dan anggaran, Ia juga memperkirakan keahlian yang

mungkin dibutuhkan organisasi dan bagaimana mendapatkannya. Banyak butir

yang dituangkan dalam desain itu diangkat dan diskusi selama proses perumusan

strategi berlangsung.

4. Penyempurnaan Struktur Organisasi

Berbicara masalah struktur dalam implementasi, suatu strategi dipandang

sebagai sesuatu yang mutlak perlu karena struktur menguraikan secara jelas

tindakan-tindakan spesifik yang harus dilakukan dalam masa implementasi. Selain

Page 38: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

25

itu struktur memperlihatkan tingkat otonomi dan Tiap orang yang akan melakukan

berbagai kegiatan implementasi itu. Penyesuaian, penyempurnaan, atau modif

modifikasi suatu struktur organisasi menurut Certo (Salusu, 2015) sangat

diperlukan dengan maksud untuk meningkatkan efektivitas; yaitu sejauh mana

organisasi dapat mencapai tujuan dan sasarannya. Modifikasi ini sebaiknya

dilakukan secara regular guna menyesuaikan perkembangan dalam lingkungan

eksternal, dan tidak saja semata-mata karena adanya strategi baru.

5. Sentralisasi – Desentralisasi

Konsep sentralisasi-desentralisasi bagi Kebanyakan orang masih

memerlukan klarifikasi. Hanson (Salusu, 2015) misalnya menganggap penting

untuk membedakan antara sentralisasi struktural dengan sentralisasi administratif,

dan antara desentralisasi structural dengan desentralisasi administratif.

Karasteristik dan sentralisasi structural, antara lain: (1) Ada satu mekanisme

pengawasan terpusat pada tingkat nasional yang merupakan struktur kekuasaan

yang melaksanakan kekuasaannya melalui proses pengambilan keputusan; (2)

Wewenang dan tanggung jawab terakhir atas pengambilan keputusan, berada pada

puncak hirarki dari sistem itu; (3) Daerah tidak mempunyai yurisdiksi

pengambilan keputusan (otonomi); (4) Para Pejabat di daerah wajib melaksanakan

keputusan keputusan dari pimpinan departemen yang berada pada puncak struktur

organisasi; (5) Keputusan-keputusan yang dibuat di daerah atau pada jajaran

eselon yang lebih dibawah akan tergantung pada persetujuan dan pejabat tingkat

pusat.

Page 39: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

26

Adapun karakteristik dari desentralisasi struktural antara lain, (1) tidak ada

mekanisme pengawasan terpusat; (2) Setiap daerah mempunyai yurisdiksi

pengambilan keputusan (otonomi); (3) tidak ada garis kewenangan yang

menghubungkan suatu sistem tertentu di tiap daerah.

a. Spesifikasi Pekerjaan

Dalam skenario implementasi itu, selanjutnya direktur program mendesain

spesifikasi pekerjaan dan membagi penugasan pekerjaan itu kepada setiap kepala

unit kerja yang akan terlibat dalam implementasi titik pada kepala unit kerja

hendaknya memahami dengan sungguh-sungguh tugas yang harus dikerjakan dan

diselesaikan serta wajib meminta klarifikasi kepada direktur program apabila ada

butir-butir penugasan yang belum jelas.

b. Rencana, Program dan anggaran

Setelah kepala unit kerja sudah menghayati penugasan yang perlu mereka

buat adalah rencana, program dan anggaran yang menjadi tanggung jawab unit

kerjanya. Dalam setiap program, setiap tindakan yang akan dilaksanakan oleh unit

kerjanya perlu ditulis secara rinci jadwal waktunya, kapan tugas-tugas itu

rampung dikerjakan, siapa yang akan bertanggung jawab, untuk apa, dan kapan.

Rencana dan program ini disampaikan kepada direktur program untuk

didiskusikan kemudian direalisasikan titik mungkin kepala unit membutuhkan

tenaga ahli tertentu, peralatan tertentu, dan jumlah biaya yang diperlukan dan

seterusnya untuk melancarkan tugas baru yang dibebankan kepada mereka. Pada

dasarnya semua rencana dan program yang sejalan dengan desain yang telah

Page 40: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

27

disiapkan oleh direktur program tentu dapat dipenuhi Karena pada saat strategi ini

dirumuskan sudah dipikirkan dengan berbagai kebutuhan yang mungkin

diperlukan.

c. Uraian Tugas

Setelah semua keperluan terpenuhi, para kepala unit perlu membuat uraian

tugas bagi setiap pelaksanaan terdepan dalam kerjanya. Menyusun uraian tugas

seseorang perlu melibatkan orang tersebut guna melicinkan Jalan kepada

pelaksanaan pekerjaan yang sebenarnya. Suatu uraian tugas yang terencana baik

dan dapat dilaksanakan, akan membantu pihak manajemen untuk melakukan

seleksi dan terutama pengawasan pekerjaan. Dalam manajemen umumnya

Dikenal dua jenis uraian tugas AHI (Salusu, 2015), yaitu uraian tugas generik dan

uraian tugas spesifik. Uraian tugas generik ditulis dan dinyatakan secara umum

tanpa rincian tugas dan tanggung jawab. Pernyataan ini memuat uraian yang

komprehensif tentang suatu kategori pekerjaan dengan memakai common

Denominasators yaitu atribut yang sama dan semua pekerjaan yang tergolong

dalam kategori tersebut. Uraian tugas spesifik menjelaskan secara rinci dan tepat

tugas dan tanggung jawab dari suatu pekerjaan titik uraian itu memperlihatkan

pula hubungan yang jelas dengan unit kerja lain dan kategori pekerjaan tersebut.

Setelah uraian tugas selesai dirumuskan, Langkah terakhir yang harus

ditempuh sebelum terjun ke lapangan adalah menyelenggarakan pelatihan. Bentuk

pelatihan mana yang diinginkan tentu harus sesuai dengan sifat dan kerjaan dan

sasaran yang diinginkan.

Page 41: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

28

d. Rutinitas Pekerjaan

Tahap terakhir dari proses implementasi adalah proses rutinkan pekerjaan

yang berarti bahwa pekerjaan sudah harus berjalan seperti pekerjaan rutin sehari-

hari. Proses implementasi ini mungkin memakan waktu, tetapi akan mencegah

pekerjaan ulang karena setiap orang tahu betul tanggung jawab masing-masing

sebelum memulai pekerjaannya. Diharapkan kesalahan-kesalahan besar tidak akan

terjadi. Dengan begitu, setiap pekerjaan dan para karyawan akan menampilkan

kualitas yang mampu memberi kepuasan bagi para konsumen. Kepuasan yang kita

maksudkan Dalam strategi ini adalah kepuasan rata-rata. Sebelum setiap kerja

setiap orang memulai pekerjaannya. Mereka harus bertanya kepada diri sendiri,

Apakah harus saya lakukan untuk mengimplementasikan bagian tugas saya dari

program strategi itu, dan bagaimana cara terbaik untuk dapat menyelesaikannya.

e. Reaksi Terhadap Penyempurnaan Struktur

Perubahan struktur organisasi seringkali menimbulkan masalah khusus,

antara lain berupa penolakan yang tidak kentara dari sementara pejabat, di

samping ada keengganan untuk menyerahkan kekuasaannya. Pengaruh-pengaruh

politik kadang-kadang tidak dapat dielakkan, apabila terjadi perubahan struktur

sesuatu yang memang terjadi menjadi karakteristik dari birokrasi organisasi

publik yang biasanya menjalar pada organisasi non-profit. Ada hal yang patut

diperhatikan dalam menyusun proses implementasi, yaitu diperlukan adanya

fleksibilitas, Keluwesan agar semua pihak pelaksana tidak banyak menemui

Page 42: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

29

kesulitan dalam mengadakan penyelesaian Andaikata peristiwa-peristiwa yang

tidak diinginkan timbul di kemudian hari.

D. Faktor penghambat dan pendukung Manajemen sumber daya manusia

Mengingatkan sumber daya tidaklah mudah, banyak faktor yang harus

dipertimbangkan secara cermat, karena upaya penyempurnaan peningkatan SDM

berdampak pada signifikan terhadap budaya sosial organisasi secara keseluruhan.

Untuk melihat faktor-faktor pendukung dan penghambat manajemen

sumber daya manusia, menurut tjiptono (2011:185), menungkapkan ada beberapa

faktor yang dapat meningkatkan sumber daya, yaitu :

a. Organisasi/Struktur

Dalam suatu instansi pegawai harus memiliki koordinasi dan pembaruan

hingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan menjalankan upaya pelayanan

terhadap masyarakat dengan tugas dan sesuai fungsinya masing-masing untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat.

b. Program

Rangkaian kegiatan dan tindakan yang dilakukan untuk mencapai suatu

tujuan yang meliputi pengelolaan program sosial masyarakat, hingga menunjang

sumber daya.

c. Komunikasi Internal

Segenap kegiatan yang secara khusus diarahkan kepada seluruh anggota

yang ada pada instansi terkait program dan terdiri atas prosedur dan kebijakan

instansi dalam membentuk peningkatan sumber daya, serta umpan balik dalam

organisasi.

Page 43: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

30

d. Komunikasi Eksternal

Komunikasi eksternal merupakan bentuk komunikasi yang diarahkan

kepada masyarakat, misalnya adanya program yang akan dilaksanakan ditengah-

tengah masyarakat. Sehingga pihak instansi yang bertugas akan turun dalam

mensosialisasikan terdahulu mengenai program.

E. Implementasi Kebijakan

Studi Implementasi meruapakan suatu kajian mengenai studi kebijakan yang

mengarah pada proses pelaksanaan dari suatu kebijakan. Dalam praktiknya

implementasi kebijakan merupakan suatu proses yang begitu kompleks bahkan

tidak jarang bermuatan politis dengan adanya intervensi berbagai kepentingan.

Untuk melukiskan kerumitan dalam proses implementasi tersebut dapat dilihat

pada pernyataan yang dikemukakan oleh seorang ahli studi kebijakan Bardach

(1991:3) yaitu adalah cukup untuk membuat sebuah program dan kebijakan umum

yang kelihatannya bagus di atas kertas. Lebih sulit lagi merumuskannyadalam

kata-kata dan slogan-slogan yang kedengarannya mengenakan bagi telinga para

pemimpin dan para pemilih yang mendengarkannya. Dan lebih sulit lagi untuk

melaksanakannya dalam bentuk cara yang memuaskan semua orang termasuk

merekaanggap klien.

Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan

dapat mencapai tujuannya, untuk mengimplementasikan kebijakan publik. Ada

dua pilihan langkah yaitu langsung mengimplementasikan dalam bentuk program

atau melalui formulasi kebijakan derivate atau turunan dari kebijakan publik

Page 44: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

31

tersebut sebagai kebijakan publik penjelas atau sering diistilahkan sebagai

peraturan pelaksanaan (Riant Nugroho, 2009:949).

Grindle menyatakan, implementasi merupakan proses umum tindakan

administrative yang dapat diteliti pada tingkat program tertentu. Grindle

menambahkan bahwa proses implementasi baru akan dimulai apabila tujuan dan

sasaran telah ditetapkan, program kegiatan telah tersusun dan dana telah siap dan

telah disalurkan untuk mencapai sasaran. Implementasi kebijakan

menghubungkan antara tujuan kebijakan dan realisasinya dengan hasil kegiatan

pemerintah. Hal ini dengan pandangan Van Meter dan Horn. (Grandle) bahwa

tugas implementasi adalah membangun jaringan yang memungkinkan tujuan

kebijakan publik direalisasikan melalui aktivitas instansi pemerintah yang

melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan.

Implementasi merupakan suatu proses yang dinamis yang melibatkan secara

terus menerus usaha-usaha untuk mencari apa yang akan dan dapat di lakukan.

Berhasil tidaknya suatu kebijakan pada akhirnya ditentukan pada tataran

implementasinya. Sering di jumpai bahwa proses perencanaan kebijakan yang

baik sekalipun tidak dapat menjamin keberhasilan dalam implementasinya.

Implementasi pada hakikatnya juga upaya pemahaman apa yang seharusnya

terjadi setelah sebuah program dilakukan.

Implementasi melibatkan usaha dari Policy makers untuk memengaruhi apa

yang oleh lipsky disebut street level bureaucrats untuk memberikan pelayanan

atau mengatur perilaku kelompok sasaran (target group). Untuk kebijakan yang

Page 45: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

32

sederhana, implementasi hanya melibatkan satu badan yang berfungsi sebagai

implementor.

1. Proses implemntasi kebijakan, Dalam tataran praktis, implementasi adalah

proses pelaksanaan keputusan dasar. Proses tersebut terdiri dari beberapa , yaitu :

a. Tahapan pengesahan peraturan perundangan

b. pelaksanaan keputusan dan instansi pelaksana

c. Kesediaan kelompok sasaran untuk menjalankan keputusan

d. Dampak nyata keputusan baik yang dikhendaki atau tidak

e. Dampak keputusan sebagaimana yang diharpakn instansi pelaksana

f. Uapaya perbaikan atas kebijakan atau peraturan perundangan

2. Proses persiapan implementasi menyangkut beberapa hal penting :

a. penyiapan sumber daya, unit dan metode

b. penerjemahan kebijakan menjadi rencana dan arahan yang dapat diterima dan

dijalankan

c. penyediaan layanan, pembayaran dan hal secara rutin.

Implementasi kebijakan, faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

sebuah implementasi Meter dan Horn dalam Wahab, (2004:79) juga menjelaskan

beberapa hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu implementasi, yaitu :

1. Ukuran dan tujuan

Page 46: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

33

2. Sumber-sumber kebijakan

3. Komunikasi antara organisasi terkait dengan kegiatan-kegiatan pelaksanaan

4. Sikap para pelaksana

5. Lingkungan ekonomi, sosial dan politik

Keberhasilan suatu implementasi menurut Wahab dapat dipengaruhi

berdasarkan faktor-faktor di atas, yakni : Pertama, yaitu ukuran dan tujuan

diperlukan untuk mengarahkan di dalam melaksanakan kebijakan, hal tersebut

dilakukan agar sesuai dengan program yang direncanakan. Kedua, sumber daya

kebijakan menurut Meter dan Horn yang dikutip oleh Agustino (2006:142).

Sumber-sumber kebijakan tersebut sangat diperlukan untuk mencapai

keberhasilan suatu kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah. Sumber daya

manusia juga sangat penting karena sebagai sumber penggerak dan pelaksana

kebijakan, modalpun diperlukan untuk kelancaran pembiayaan kebijakan agar

supaya tidak menghambat proses kebijakan. Ketiga, keberhasilan kebijakan dapat

dilihat dari sifat atau ciri-ciri badan atau instansi pelaksana kebijakan.

F. Kerangka Pikir

Pada penelitian ini, peneliti mengukur strategi kebijakan tersebut

menggunakan model strategi skenario implementasi menurut Salusu (2015) yang

menyebutkan bahwa ada 6 implementasi strategi (1) Pengangkatan Direktur

Program, (2) Sentralisasi-Desentralisasi, (3) Spesifikasi Pekerjaan, (4) Rencana,

Program dan Anggaran, (5) Uraian Tugas, (6) Rutinitas Pekerjaan, (7) Faktor

Page 47: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

34

Penghambat dan Pendukung . Dalam tujuan implementasi strategi sehingga dapat

terwujudnya Satu Hafidz Satu Desa di kabupaten gowa, dengan adanya program

ini masyarakat lebih ikut berpartisipasi dan bekerjasama.

Hasil dari penilitian ini di harapkan menjadi rekomendasi bagi Kabupaten

Gowa dalam meningkatan sumber daya manusia-nya yang berbasis pemberdayaan

masyarakat di Kabupaten Gowa dapat meningkatan secara berkelanjutan. Uraian

yang telah dikemukakan, mendasari lahirnya kerangka pikir penelitian sebagai

berikut :

Gambar 2.2

IMPLEMENTASI PENINGKATAN

SUMBER DAYA MANUSIA

MELALUI PROGRAM SATU

HAFDIZ SATU DESA DI

KABUPATEN GOWA

Strategi menurut Salusu (2015)

Skenario Implementasi Strategi:

a. Pengangkatan Direktur

Program

b. Sentralisasi-Desentralisasi

c. Spesifikasi Pekerjaan

d. Rencana, Program dan

anggaran

e. Uraian Tugas

f. Rutinitas Pekerjaan

Terwujudnya Satu Hafiz

Satu Desa di Kabupaten

Gowa

Faktor Penghambat

1. Masih kurangnaya

sosialisasi pemerintah

daerah dengan

masayarakat

2. Terhambatnya

anggaran

pembangunan

Faktor Pendukung

1. Sumber daya

manusia

2. Pendidikan

3. Pelatihan

4. Pengalaman

Page 48: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

35

G. Fokus Penelitian

Berdasarkan bagan kerangka pikir terkait dengan penelitian strategi

berangkat dari latar belakang masalah yang dirumuskan dalam rumusan masalah

dan dikaji berdsarkan teori dan tinjauan pustaka. Fokus penelitian ini akan

berdsarkan rumusan masalah dimana melihat peningkatan sumber daya manusia

melaui program Satu Hafidz Satu Desa di kabupaten Gowa. Teori yang di

gunakan dalam penelitian ini yakni teori Salusu (2015) yang mengatakan bahwa

implementasi strategi memiliki 6 indikator yaitu: siapa direktur utama,

sentralisasi-desentralisasi, program anggran, rutinitas pekerjaan, uraian tugas,

spesifikasi pekerjaan.

G. Deskripsi Fokus Penelitian

Adapun deskripsi fokus penelitian, yaitu:

a. Pengangkatan Direktur Program

Peneliti akan meneliti proses pengangkatan Direktur Program, syarat-syarat

menjadi Direktur Program dan tugas Direktur Program di Kabupaten Gowa.

b. Sentralisasi-Desentralisasi

Sentralisasi-Desentralisasi yaitu peneliti mendalami apakah Strategi

Sumber Daya manusia yang merupakan Program Nasional diatur dan

dikendalikan secara Sentralisasi (Terpusat) atau secara Desentralisasi (Otonomi)

dan melihat kebijakan-kebijakan yang dilakukan dalam pelaksanaan Program satu

Hafidz Satu Desa.

Page 49: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

36

c. Spesifikasi Pekerjaan

Mengidentifikasi seluruh jenis pekerjaan yang ada dan dilakukan dalam

Strategi Program Satu Hafidz Satu Desa.

d. Rencana, Program, Dan Anggaran

Mengidentifikasi dan menganalisa seluruh rencana dan program yang yang

dirancang dan dilaksanakan oleh unit kerja Strategi Peningkatan SDM serta

menganalisa anggaran yang digunakan dalam Strategi Program Satu Hafidz Satu

Desa di Kabupaten Gowa.

e. Uraian Tugas

Melihat dan mengidentifikasi seluruh tugas-tugas yang ada pada satuan unit

kerja program Satu Hafidz Satu Desa di Kabupaten Gowa.

f. Rutinisasi Pekerjaan

Melihat rutinitas pekerjaan yang dilakukan satuan unit kerja, melihat

kerajinan dan konsistensi dalam melaksanakan setiap jenis pekerjaan yang ada

pada satuan unit kerja dalam Peningkatan SDM Melalui Program Satu Hafidz

Satu Desa di Kabupaten Gowa.

g. Faktor penghambat yang dapat mempengaruhi pelaksanaan strategi SDM

melalui program Satu Hafidz Satu Desa di Kabupaten Gowa.

h. Faktor pendukung yang dapat mempengaruhi pelaksanaan strategi peningkatan

SDM dalam menciptakan Satu Hafidz Satu Desa di Kabupaten Gowa.

Page 50: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

37

i. Melihat faktor pendukung dari pencapaian tujuan program Satu Hafidz Satu

Desa.

j. Melihat faktor penghambat dari pencapaian tujuan program Satu Hafidz Satu

Desa.

Page 51: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian yang di butuhkan pada penelitian ini dua (2) bulan sejak

tanggal 10 agustus – 10 oktober 2020. Lokasi penelitian berada di kantor Dinas

Sosial (DINSOS) Kabupaten Gowa. Karena, peniliti melihat bahwa adanya

program satu hafidz satu desa dapat mengembangkan potensi anak pada di zaman

sekarang ini, membaca atau menghafal Al-quran sangatlah bermanfaat dan bisa

lebih baik kedepannya.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis peneltian kualitatif dengan alasan karena,

melihat sesuai di lapangan bahwa program ini sangat bagus dan bermanfaat bagi

banyak orang, baik di kalangan anak-anak hingga dewasa.

Adapun tipe penelitian ini adalah tipe adalah deskriptif sebagaimana yang

diungkapkan sugiyono (2012:3) adalah metode kualitatif untuk mendapatkan data

yang mendalam, suatu data yang mengandung makna.

C. Sumber Data

1. Data primer, yang di peroleh secara langsung dari informasi yang bersangkutan

dengan cara wawancara untuk mendapatkan jawaban yang berkaitan dengan

peningkatan Suber Daya Manusia (SDM) yang ikut serta dalam program Satu

Hafidz Satu Desa.

Page 52: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

39

2. Data sekunder yang di peroleh dari literature dan dokumen serta serta yang di

ambil dari internet dan buku berupa jurnal, artikel dan skripsi sebeumnya.

D. Informan Peneliti

Informan dalam penelitian ini adalah pihak yang dapat memberikan data

sesuai dengan masalah yang diteliti seacara provosive atau secara sengaja untuk

memilih orang-orang yang dianggap mempunyai pengetahuan tentang masalah

yang akan diteliti untuk memperoleh data dan informasi yang akurat. Informan

yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Informan Penelitian

No. Nama Inisial Jabatan

1. H. Syamsuddin B, S.Sos,

M.Si, MH

HS Kepala Dinas Sosial

Kabupaten Gowa

2. Hj. Salma S Staf Dinas Sosial

Kabupaten Gowa

3. Ustadz A Staf Akhyar Institute

4. Ibu Kamba K Masyarakat

5. Mahfira M Masyarakat

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara mandalam (Indepth interview)

Wawancara Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan

dengancarawawancarai yaitu dengan melakukan wawancara mendalam kepada

Page 53: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

40

pihak informan atau semua pihak yang terlibat dalam program Satu Hafiz Satu

Desa di Kabupaten Gowa, untuk memenuhi keperluan peneliti mengenai

kejelasan masalah penelitian sehingga dapat mengeksplorasi data dari informan

yang bersifat makna, nilai, serta pemahaman yang mungkin tidak

dilakukanmelalui teknik surveiDilakukan guna memperoleh data primer

tentang peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di Kabupaten Gowa.

2. Studi Dokumentasi

Dilakukan guna mendapatkan data sekunder dengan cara melakukan kajian

terhadap data-data pribadi dan dokumen resmi baik secara visual maupun

tulisan yang berkaitan dengan masalah penelitian berupa lembaran-lembaran

dokumen yang sudah ada serta dokumentasi langsung yang telah di lakukan

oleh peneliti.

3. Observasi

Melakukan pengamatan langsung di lokasi penelitian secara berulang terhadap

suatu objek pengamatan pada tempat yang sama ataupun berbeda. Obervasi di

fokuskan pada pengamatan langsung di lapangan dan bertemu langsung dengan

masyarakat serta yang menjalankan program Satu Hafiz Satu Desa.

F. Teknik Analisis Data

Proses analisis datayang di gunakan peneliti dalam peneliti ini adalah teknik

kualitatif interaktif yang mana bersandar pada pendapat Sugiyono (2017), adapun

langkah-langkah teknik data yang di gunakan yaitu :

1. Reduksi Data

Page 54: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

41

Setelah memperoleh hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang

merupakan dan mentah dari lapangan, peneliti lalu melakukan reduksi data.

Reduksi data merupakan kegiatan pemilihan data, kemudian data yang dipilih

disederhakan dengan mengambil data yang pokok dan perlukan yang sesuai

dengan objek yang diteliti.

2. Penyajian Data

Setelah data dipilih dan disusun dari hasil reduksi data langkah selanjutnya

adalah penyajian data dalam bentuk narasi deskriptif. Data yang disajikan

merupakan data yang dipakai untuk merespon masalah yang akan diteliti.

Setelah data yang dipilih disajikan secara rinci dan sistematis, maka proses

selanjutnya yang akan dilakukan adalah membahas data yang telah disajikan.

3. Menarik Kesimpulan

Setelah data dibahas secara mendalam dan rinci, proses selanjutnya yang

dilaksanakan adalah penarikan kesimpulan oleh peneliti. Hasil dari kesimpulan

di gunakan sebagai jawaban dari permasalahan yang diteliti.

G. Pengebsahan Data

Pengabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan:

1. Perpanjangan pengamatan

Peneliti kembali ke lapangan melakukan pengamatan, mewawancarai kembali

sumber data baik yang pernah ditemui maupun yang baru. Hal ini dilakukan

untuk menguatkan hubungan dengan narasumber agar terbangun kondisi yang

akrab, terbuka dan saling mempercayai sehingga dapat menggali informasi

yang tepat.

Page 55: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

42

2. Peningkatan ketekunan peneliti

Melakukan pengmatan secara lebih cermat dan berkesinambung, sehingga

kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat di rekam secara pasti dan

sistematis.

3. Trianggulasi

Memeriksa keabsahan dat dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data. Trigulasi

dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu:

a. Trianggulasi sumber, dengan menguji kredbilitas data melalui pengecekan

data yang telah diperoleh dari beberapa sumber.

b. Trianggulasi teknik, dengan menguji kredibilitas data melalui pengecekan

data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

c. Trianggulasi waktu, menguji kredibilitas data melalui pengecekan dengan

wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu situasi yang berbeda.

Page 56: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

1. Kabupaten Gowa

Kabupaten Gowa adalah salah satu daerah tingkat II provinsi Sulawesi

Selatan, yang terletak di kota Sungguminasa. Kabupaten gowa memiliki luas

wilayah 1.883,32 dan berpenduduk 652.94± jiwa. Kabupaten Gowa.

Kabupaten yang berjarak tempuh sekitar 10 menit dari kota Makassar ini

memasok sebagian besar kebutuhan dasar kehidupan kota.

Kemampuan Kabupaten Gowa menyuplai kebutuhan bagi daerah sekitarnya

dikarenakan keadaan alamnya.Kabupaten seluas 1.883,32 kilometer persegi ini

memiliki enam gunung di mana yang tertinggi adalah Gunung

Bawakaraeng.Secara geografis, Kabupaten Gowa terletak pada 5 33’ - 5 34’

Lintang Selatan dan 120 33’ Bujur Timur. Kabupaten Gowa terdiri dari wilayah

dataran rendah dan wilayah dataran tinggi dengan ketinggian antara 10-2800

meter di atas permukaan air laut. Bahasa resmi instansi pemerintah adalah bahasa

Indonesia. Menurut badan Bahasa di Kabupaten Gowa yaitu bahasa Makassar,

khususnya dialek lakiung, dialek Turatea, dan dialek Makassar Konjo.

a. Dinas Sosial Kabupaten Gowa

Dinas Kabupaten Gowa adalah Dinas yang tergabung dengan Dinas Sosial,

Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Namun Regulasi/pembentukan struktur yang

Page 57: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

44

baru di atur dalam peraturan Daerah No. 11 Tahun 2016 tentang pembentukan

organisasi perangkat Daerah, sehingga Dinas Sosial Berdiri Sendiri.

Dinas Sosial Kabupaten Gowa merupakan salah satu dinas yang

menyelenggarakan program-program ke masyarakatan, serta menerima keluhan

masayarakat apa yang menjadi kendala di tengah-tengah masyarakat.

Visi Dinas Sosial Kabupaten Gowa

Mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan dan relegius

Misi Dinas Sosial Kabupaten Gowa

a. Meningkatan pelayanan Kesejahteraan Sosial

b. Meningkatkan Pembinaan, Pelayanan dan rehabilitasi pemulihan penyandang

masalah kesejahteraan sosial

c. Meningkatkan Kualitas pengetahuan dan pemahaman terhadap nilai-nilai syiar

keagamaan

d. Meningkatkan Mutu Pelayanan Publik dan Administrasi Perkantor

Kantor Dinas Sosial Kabupaten Gowa adalah Kantor yang berada di jalan

Mesjid Raya No.30, Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa,

Sulawesi Selatan 92114 6,7 .Kantor Dinas Sosial Kabupaten Gowa telah

memiliki sumber daya yang cukup memadai untuk memberikan pelayanan yang

baik sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku. Adapun

Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Kantor DInas Sosial Kabupaten Gowa

antara lain : Kasubag umum & kepegawaian 3 orang, kasubag perencanaan &

Page 58: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

45

pelaporan 3 orang, Kasubag. Keuangan 3 orang. Adapun bidang dan staf seksi

antara lain : Bidang Pelayanan dan rehabilitas 7 orang, Bidang Pemberdayaan

Sosial 7 orang, Bidang Perlindungan Sosial 5 orang, Bidang Pembinaan Sosial

Spritual 5 orang, dan UPTD.

1). Kepala Dinas Sosial

Kepala dinas mempunyai tugas untuk mengontrol serta mengevaluasi apa

saja kegiatan yang sudah terlaksanakan di asrama Hafiz, serta mengetahui apa saja

yang di butuhkan baik fasilitas, dan yang lainnya. Program ini sangat di nantikan

ditengah masyarakat.

2). Bidang Pelyanan dan Rehabilitas Sosial

Bidang Pelayanan dan Rehabilitas Sosial mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan rumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang

pelayanan dan rehabilitas sosial.

3). Bidang Pemberdayaan Sosial

Bidang pemberdayaan sosial mempunyai tugas merencanakan dan

mengkoordinasi, membina, serta mengawasi dan mengendalikan untuk tugas

evaluasi, seksi pemberdayaan fakir miskin, seksi perizinan dan pembinaan

lembaga sosial dan seksi pelestarian nilai-nilai kepahlawanan.

4). Bidang Perlindungan Sosial

Page 59: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

46

Bidang Perlindungan Sosial mempunyai tugas merencanakan dan

mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi

tugas-tugas seksi perlindungan sosial.

Page 60: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

47

Page 61: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

48

B. Hasil Penelitian

Program Satu Hafidz Satu Desa merupakan Program dari pemerintah yang

menginginkan kabupaten Gowa menjadi tahun keagamaan bukan hanya di 2(dua)

desa saja berjalan tetapi 18 kecamatan akan merealisasikan program ini. Program

Satu Hafidz Satu Desa ini adalah yang ditunggu oleh masyarakat Gowa karena

dapat membawa Kabupaten Gowa menjadi lebih baik, dari 135 desa dan 46

kelurahan baru berapa desa yang berjalan seperti di ex kantor pertahanan

kabupaten gowa dan Kecamatan Manuju Desa Lemoa Kabupaten Gowa yang di

jadikan rumah hafidz dan menunggu pembangunannya selesai.

Program ini merupakan Program Bupati Gowa dan di naungi oleh Dinas

Sosial Kabupaten Gowa. Satu Hafidz Satu Desa dibentuk sejak 14 November

2019. Seperti hasil wawancara di lakukan dengan HS sebagai berikut:

“Sesuai arahan pak bupati Gowa sudah menyampaikan tahun lalu bahwa

kebijakan di tahun keagamaan itu adalah adanya program pembelajaran Al-

quran, ada tiga Komponen jangka pendeknya ialah seluruh imam desa,

imam dusun, imam kelurahan dan imam lingkungan itu akan ditingkatkan

kapasitasnya untuk bisa menjadi penghafal Al-quran” (Hasil wawancara

dengan HS, 18 September 2020).

Adapun mekanisme dari program Satu Hafidz Satu Desa ini adalah setiap

kecamatan di harapkan mengintervensi setiap desa dan kelurahan yang ada di

kabupaten Gowa. Program Satu Hafidz Satu Desa ini akan menjadi percontohan

untuk setiap pemerintah kabupaten dalam mengembangkan setiap Hafidz-Hafidz

yang ada di daerahanya masing-masing. Selain itu Program Satu Hafidz Satu Desa

ini sudah terealisasikan di kecamatan limbung dan Desa Manuju kabupaten Gowa,

Seperti Hasil wawancara dengan HS, sebagai berikut :

Page 62: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

49

“Untuk kabupaten Gowa sendiri baru dua yang menerapkan Satu hafiz Satu

desa , karena desa yang lain masih dalam tahap perencanaan pembangunan,

tetapi sudah ada mengikuti pembinaan di Quantum Akhyar Institute yang di

bogor pembinaan ust.Adi Hidayat”.(Hasil wawancara dengan HS, 18

September 2020).

Dinas Sosial Kabupaten Gowa mengintervensi setiap kecamatan di tahun

2019 yang di lakukan dibeberapa desa/dusun dan kelurahan adapun dasar-dasar

yang harus diintervensi setiap kecamatan adalah (1) persediaan infrakstruktur

yang memenuhi persyaratan program (2) Pengelolaan yang berkesinambung

dengan masyarakat (3) Perilaku pembinaan, pengelolah, dan masyarakat.

Strategi Program Satu Hafidz Satu Desa memiliki struktur organisasi

tersendiri dalam melakukan pelaksanaanya, walaupun terlibat dengan Dinas Sosial

akan, tetapi Program ini melibatkan pemerintah daerah. Dalam hal ini yang

membawahi mekanisme program, sebagai berikut :

Gambar 4.2

Struktur Penyelenggara program Satu Hafiz Satu Desa

Bupati Gowa

Dinas Sosial

Kabupaten Gowa

Pembinaan

Kecamatan

Pengelolah desa/dusun

dan Kelurahan

Dapartemen Agama

Kabupaten Gowa

Page 63: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

50

Dari Gambar tersebut dapat diketahui bahwa program penyelenggaran Satu

Hafidz Satu desa di kabupaten Gowa harus dilaksanakan secara terorganisir

dengan pembagian tugas yang jelas.Dinas Sosial sebagai inisiator penyelenggara

yang merupakan lembaga yang mengupayakan terbentuknya organisasi ini

sehingga program dapat dilaksanakan secara terstruktur. Struktur organisasi

diusulkan langsung oleh Bupati Gowa sesuai hasil pelatihan awal pembinaan

Hafidz Al-quran.

Dalam penelitian ini, untuk menguraikan Peningkatan Sumber daya

Manusia di Kabupaten Gowa terdapat beberapa indikator yaitu:

a. Siapa Direktur Program Satu Hafidz Satu Desa

b. Sentralisasi-Desentralisasi

c. Spesifikasi Pekerjaan

d. Rencana, Program dan Anggran

e. Uraian Tugas

f. Rutinitas Pekerjaan

Adapun uraian hasil penelitian berdasarkan indikator tersebut, sebagai

berikut :

1. Siapa Dierektur Program Satu Hafidz Satu Desa?

Saat ini direktur program Satu Hafidz Satu Desa Kabupaten Gowa H.

Syamsuddin B, S.Sos, M.Si, MH. Yang merupakan direktur Program Satu

Hafidz Satu Desa di Kabupaten Gowa. Ia mempunyai latar belakang

pendidikan Sarjana Hukum serta menjabat sebagai Kepala Dinas Sosial

Kabupaten Gowa sejak 2016 sudah mengikuti beberapa pelatihan pembinaan

Page 64: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

51

salah satunya pembinaan keagamaan yang termasuk dalam program Bupati

Gowa, Sehingga di percayakan menjadi direktur Program Satu Hafidz Satu

Desa.

a. Tugas Pokok

Mengupayakan peningkatan Sumber Daya Manusia serta memantau sistem

pembelajran dalam rumah Hafidz Satu Desa di kabupaten Gowa melalui

kegiatan-kegiatan serta usaha perencanaan, pengembangan, pembangunan

dan pemanfaatan segala sumber daya yang ada.

b. Fungsi

1) Perencanaan dalam rangka pengawasan Satu Hafidz Satu Desa

2) Pemeliharaan dan pengawasan terhadap Satu Hafidz Satu Desa

3) Pengelolaan terhadap biaya pembinaan yang berkenan dengan Program

4) Pelaksanaan pembinaan terhadap para anak, pengelola dan masyarakat.

Seperti hasil wawancara dengan HS, Sebagai Berikut :

“Kalau direktur utrama sebenarnya belum ada dalam program ini tapi untuk

sementara saya di angkat oleh bapak bupati secara langsung untuk

menangani program ini, jadi tugas saya itu mengawasi serta mengontrol

program ini dan agar masyarakat ikut dalam program ini, program ini tidak

wajib tapi diikut sertakan agar menciptakan Imam desa/dusun disetiap

kecamatan” Hasil wawancara dengan HS, 18 September 2020).

Dari hasil wawancara di atas diketahui bahwa kepala dinas sosial memiliki

tugas mengatur dan mengontrol program Satu Hafidz Satu Desa di Kabupaten

Gowa termasuk di ex kantor pertahanan dan di kecamatan Manuju desa Lemoa

Kabupaten Gowa, yang menjadi Rumah pembelajaran Hafidz saat ini . Tugasnya

adalah melakukan kerjasama dengan pihak kecamatan , desa/dusun dan kelurahan

untuk melaksanakan program Satu Hafidz Satu Desa.

Page 65: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

52

Hubungan koordinasi antara Kepala Dinas Sosial, Aparat pemerintah

(kecamatan. Kelurahan, dan desa/dusun) sebagai insiator program Satu Hafidz

Satu Desa yaitu dalam proses advokasi prpgram kepala Dinsos (direktur utama)

memberikan dukungan untuk menjalankan program kerja yang akan di laksankan

selama 5 tahun kedepan. Hal ini sesuai wawancara dengan HS, yaitu:

“Jadi kami sangat membutuhkan dukungan masyarakat untuk menjalankan

program Satu Hafidz Satu Desa ini, maka itu kami selalu melakukan

sosialisai ke masyarakat dan aparat pemerintahan untuk membicarakan

program bapak bupati ini di kabupaten Gowa, semoga berjangka panjang

dan di realisasikan di seluruh kabupaten Gowa” Hasil wawancara dengan

HS, 18 September 2020).

2. Sentraslisasi-Desantralisasi

Program Satu Hafidz Satu Desa merupakan program dari Bupati Kabupaten

Gowa. Sistem Sentralisasi struktural yang digunakan dalam program ini yaitu :

a. Seluruh kegiatan Program Satu Hafidz Satu Desa di biayai oleh pemerintah

daerah kabupaten Gowa.

b. Setiap kegiatan yang di laksanakan dalam program Satu Hafidz Satu Desa

merupakan kebijakan Bupati Gowa dalam pelaksanaan program Hafiz Al-

Quran.

c. Seluruh stakeholder program Satu Hafidz Satu Desa yaitu Kecamatan,

pelaksanaan dan pembinaan ditentukan dan di awasi langsung dengan Dinas

Sosial Kabupaten Gowa.

d. Sarana dan Prasarana yang di gunakan dalam program Satu Hafidz Satu

Desa diberikan oleh Dinas Sosial seperti pelaopran kegiatan dalam proses

pembinaan.

Hal ini sejalan dengan yang di ungkap oleh S, sebagai berikut :

Page 66: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

53

“Untuk Programnya sendiri merupakan program langsung dari pak Bupati,

jadi pak Bupati yang membuat program ini lalu di tugaskan kepada kami

Dinas Sosial untuk menangani dan mengontrol program ini, mulai dari

kecamatan, pelaksana bahkan pembinaan ditentukan oleh Dinas Sosial tapi

dalam pantauan pak Bupati”. (hasil wawancara dengan S, 21 Sepetember

2020).

Sedangkan sistem desantralisasi struktural yang digunakan dalam program

ini yaitu :

1). Pelantikan Direktur Program dilakukan Bapak Bupati Gowa bersama aparat

pemerintah dari kecamatan, kelurahan dan desa/dusun se kabupaten Gowa.

2). Setiap deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan merupakan hasil

kebijakan Bupati Gowa dan Dinas Sosial Kabupaten Gowa dalam hal ini ex

rumah hafidz al-Quran limbung ex kantor pertahanan dan di kecamatan

Manuju desa Lemoa Kabupaten Gowa.

3). Setiap renacana dan penganggaran dan dilakukan oleh BAPEDA dalam

program Satu Hafidz Satu Desa.

3. Spesifikasi Pekerjaan

Program Satu Hafidz Satu Desa di Kabupaten Gowa melibatkan beberapa jenis

pekerjaan dalam pelaksanaannya, setiap jenis pekerjaan yang di laksankan oleh

stakeholder memiliki spesifikasi pekerjaan yang berbeda-beda. Adapun jenis

pekerjaan dalam implementasi strategi Program Satu Hafidz Satu Desa di

antaranya pembinaan dan pelaksanaan program Hafidz, berikut uraian

spesifikasi pekerjaan dan stakeholder Satu Hafidz Satu Desa, yaitu :

Page 67: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

54

Tabel 4.2

Syarat Spesifikasi Program Satu Hafiz Satu Desa

No Jabatan Spesifikasi Pekerjaan

1. Pembina a. Merupakan delegasi dari Bupati /Dinas Sosial

b. Menguasai dasar-dasar pembinaan al-quran

c. berkompentensi

d. Mengikuti Pembinaan

e. Merupakan imam masjid desa/dusun, kelurahan

serta kecamatan

2.

Pelaksana a. Merupakan pegawai Dinas Sosial, Imam desa ,

kelurahan dan kecamatan

b. Telah melewati pembinaan di Bogor tepatnya di

institute Akhyar

c. Menguasai pedoman Hafiz untuk menciptakan Satu

Hafidz Satu Desa.

Dari tabel di atas diketahui bahwa spesifikasi pekerjaan dari pembinaan

adalah calon Pembina yang aktif dalam mengikuti pembinaan Instute Akhyar di

bogor dan direkomendasikan langsung oleh aparat kepala Dinas Sosial,

Kecamatan, kelurahan dan desa/dusun yang memiliki potensi dalam bidang

tersebut, menguasai pembacaan Al-quran yang baik dan benar, aktif

melaksanakan program mulai dari umur 17-25 tahun, sesuai hasil wawancara

dengan HS sebagai berikut :

Page 68: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

55

“Intinya adalah sudah mengikuti pembinaan di bogor , karena yang ikut

dalam pembinaan di insitue Akhyar saya rekomendasikan untuk memimpin

maksudnya saling belajar di asrama rumah hafiz quran sehingga

menciptakan Satu Hafidz Satu Desa, maka dari itu batas usia yang

mengikuti asrama mulai 17-25 tahun”. (Hasil wawancara dengan HS, 21

september 2020).

Spesifikasi pekerjaan untuk pelaksana program Satu Hafidz Satu Desa

adalah merupakan tugas dari Dinas Sosial, telah mengikuti rangkaian pembinaan

pelaksanaan program satu hafidz satu desa di kabupaten Gowa, menguasai Al-

quran dan pedoman-pedoman pelaksanaan program. Program Satu Hafidz Satu

Desa harus menguasai seluruh pembinaan sesuai dengan binaan yang telah di ikuti

di bogor dan di terapkan kepada calon hafidz selanjutnya di kabupaten Gowa.

4. Rencana Kegiatan dan Anggaran

Rencana Kegiatan dan Anggaran pada implementasi strategi Peningkatan

Sumber Daya Manusia melalui program satu hafidz satu desa di kabupaten

Gowa dirumuskan dan dikendalikan oleh Bupati Gowa selaku Program bupati

dan Dinas Sosial sebagai naungan program, dan segala keputusan Bupati Gowa

dan Dinas Sosial dapat dituangkan dalam buku panduan pelaksanaan Satu

Hafidz Satu Desa. Adapun Uraian dari tujuan, program dan kegiatan Satu

Hafiz Satu Desa menurut panduan pelaksanaan (2020), yaitu :

Tujuan dan Kegiatan

goals Program Satu Hafidz Tiap Desa terjamin proses

keagamaannya dalam strategi pemerintahan

Impacts 1. Meningkatkan kerja sama Dinas Sosial dan

Pemerintah Daerah (PEMDA) dalam mewujudkan

Satu Hafidz Satu Desa

Page 69: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

56

Gambar 4.3

Sumber : Pedoman pelaksanaan Satu Hafidz Satu Desa, 2020

Dari Gambar tersebut, dapat dilihat bahwa tujuan dari strategi pelaksanaan

Program Satu Hafidz Satu Desa adalah untuk menjamin setiap anak/masyarakat

yang berada di setiap kecamatan kabupaten Gowa. Untuk mencapai hal tersebut,

maka diperlukan kemandirian tiap kecamatan dalam mengawasi kelurahan,

desa/dusun di kabupaten Gowa.

Langkah yang dapat di lakukan untuk mencapai kemandirian tiap kecamatan

dalam mengawasi masyarakat untuk melakukan kerja sama serta sosialisasi baik

dari pihak pemerintah daerah (PEMDA) dan Dinas Sosial yang ikut serta dalam

Outcomes

1. Pelatihan : modul pelatihan ,pembinaan ,jumlah

Pembina yang di bina

2. Pengawasan : Jumlah Pembina yang diintervensi di

setiap kelurahan, dea/dusun.

3. Advokasi : terbentuknya tim advokasi kecamatan,

tersusunya strategi advokasi dan waktu pelaksanaan

pelatihan pembinanaan hingga terpilihnya bentuk

kegiatan advokasi

Outputs 1. Pelatihan untuk pembinaan Hafiz Tiap Desa,

Fasilitator di Kabupaten

Inputs SDM, dana kegiatan, kerja sama antara Dinas Sosial,

Pemda, dsn masyarakat

Page 70: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

57

melaksanakan program satu hafiz satu desa ini, dalam pelaksanaan program Satu

Hafidz Satu Desa, Dinas Sosial melakukan pengawasan di setiap kecamatan,

kelurahan serta desa/dusun di kabupaten Gowa yang telah merealisasikan program

ini.

Dalam rangka mencapai hubungan kerjasama yang baik antara pemerintah

Daerah dan pihak kecamatan dan peningkatan Sumber Daya maka dilakukan

pengawasan secara langsung dari Dinas sosial, maka diperlukan serangkaian

kegiatan yang dilakukan dalam proses program Satu Hafidz Satu Desa. Adapun

bentuk kegiatan dari program satu hafidz satu desa yaitu pelatihan, pengawasan,

dan advokasi. Adapun cukupan dari kegiatan yang dilakukan dalam pembinaan

memberikan modul pelatihan kepada stakeholder yang terlibat, memberikan

petunjuk arah dalam melaksanakan kegiatan, memperhitungkan dan menetapkan

jumlah tenaga yang dibutuhkan dalam pembinaan Satu Hafidz Satu Desa.

Program ini di usung dalam pelaksanaan program Satu Hafidz Satu Desa

ada tiga kategori yang pertama adalah melakukan pembinaan untuk membina,

fasilitator program di daerah, kedua pengawasan keamanan program hafidz.

Ketiga Dinas sosial melakukan advokasi kepada pihak pemerintah daerah serta

kecamatan, kelurahan, dan desa/dusun terkait pelaksanaan program satu hafidz

satu desa.

Input yang di butuhkan dalam pelaksanaan program Satu Hafidz Satu Desa

adalah SDM yang terdri dari atas kordinator Satu Hafidz Satu Desa, pelaksanaan

Page 71: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

58

satu hafiz satu desa, fasilitator, asrama, dana kegiatan, kerjasama antara dinas

sosial, kecamatan dan masyararakat.

Anggaran dana pada program satu hafiz tiap desa yang disediakan oleh

BAPEDA untuk pembangunan asrama hafidz mencapai miliaran, jadi anggaran

pembangunan belum dapat dipastikan berapa akan tetapi sudah ada yang berjalan

pembinaan di akhyar institute. tiap pembangunan Hafidz Satu Desa. Hal ini berarti

untuk membiayai pembinaan Asrama Hafidz, dana yang di sediakan BAPEDA

sebanyak krang lebih Rp. 500.000.000, dan setiap kloter pembina 30 orang, dana

ini sudah termasuk dengan biaya yang dikeluarkan dalam mengikuti pembinaan di

Bogor, kegiatan ini dimulai proses advokasi pemerintah, pembinaan dan

fasilitator. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara bersama HS selaku kepala

Dinas Sosial Kabupaten Gowa, sebagai berikut :

“sekitar 500.000.000; anggranya, itu biaya asrama saja, tetapi lebih jelasnya

nanti bertanya saja ke BAPEDA karena ini program masih baru, jadi kalau

mau di hitung biaya pembinaan itu sekitar 40.000.000/kloter untuk

pembinaan pelatihan di Bogor, jadi yang diberangkatkan itu ikut pembinaan

adalah yang dipilih dari pihak kecamatan dan diseleksi lagi di Akhyar

Institue, banyak pelatihan yang harus di ikuti jika mau membina di Asrama

Hafiz Satu Desa ini” (Hasil Wawancara dengan HS, 21 September 2020).

Pada unit kerja fasilitaor, kepala dinas sosial bersama staf naungan program

ini menyusun rencana kegiatan dan anggaran sesuai dengan keutuhan yang ada di

Asrama Hafidz Satu Desa lalu di laporkan di direktur program hingga ke Dinas

Sosial. Rencana kegiatan yang di laksanakan dalam Asrama. Sistem pendanaanya

adalah seluruh pengeluaran yang di keluarkan oleh fasilitator dicatat dan di

laporkan ke BAPEDA (Badan Pembangunan Daerah). Dana yang di keluarkan ini

untuk membiayai fasilitas yang di butuhkan dalam Asrama.

Page 72: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

59

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan pelaksana S, sebagai berikut:

“program yang kami lakukan dalam baru-baru ini disesuaikan dengan

keadaan, sekarang wabah yang tak diinginkan muncul jadi asrama saat ini

kita liburkan beberapa waktu kedepan, begitupula penganggarannya dimana

kami melakukan kegiatan agaran tidak mengadakan kegiatan begitu saja

dalam Asrama agar penganggarannya dapat di laporkan, jadi pada saat

kami melakukan evaluasi barulah kami menyertakan seluruh dana yang

kami kelurkan selama kegitan Asrama Hafidz “ (Hasil Wawancara dengan

S, 25 september 2020).

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa pengelolaan dana

yang dilakukan dalam program Satu Hafidz Satu Desa merupakan sitem kegiatan

dimana dana awal yang digunakan merupakan dana milik pemerintah langsung

yang nantinya dipergunakan untuk hasil laporan evaluasi tiap tahunnya.

5. Uraian Tugas

Dalam kegiatan Program Satu Hafidz Satu Desa, telah di uraikan

sebelumnya bahwa jenis pekerjaan yaitu, fasilitator program Hafidz dan

pembinaan Hafidz Satu Desa yang mana masing-masing tugasnya yaitu :

a) Fasilitator Satu Hafidz Satu Desa

Fasilitator Satu Hafidz Satu desa bertugas untuk melakukan pengujian pada

Hafiz yang telah mengikuti pembinaan di asrama, memberikan edukasi kepada

para penghapal Al-quran tentang pentingnya membaca Al-quran serta

memahami isi dalamnya, melakukan koordinasi pelaporan kepada pelaksana

dan Dinas Sosial Kabupaten Gowa. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara

dengan Narasumber ,UA yaitu :

“Kami sebagai fasilitaor Program Satu Hafidz Satu Desa mengupayakan

semaksimal mungkin agar program ini tidak hanya di dua desa saja tapi di

Page 73: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

60

seluruh kabupaten gowa agar ada menjadi panutan imam masjid besar di

setiap kecamatannya” (Hasil wawancara dengan UA, 25 September 2020).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui bahwa hanya ada dua desa

yang merealisasikan program ini, di karenakan program ini adalah program

terbaru yang ada di kabupaten Gowa.

b) Pelaksana Program Hafidz Satu Desa

Pelaksana Satu Hafidz Satu Desa dalam monitoring dan koordinasi dengan

fasilitator selama kegiatan pembinaan Satu Hafidz Satu Desa berjalan, ikut

dalam rangkaian kegiatan yang di lakukan di asrama, melakukan survey hafidz,

melakukan advokasi dengan pemerintahan baik kecamatan, kelurahan

desa/dusun serta dinas-dinas yang terkait ikut serta dalam melakukan survey

pembinaan program Satu Hafidz Satu Desa.

c) Koordinator Satu hafidz Tiap Desa

Koordinator Satu Hafidz Satu Desa bertugas untuk melakukan monitoring dan

evaluasi terhadap laporan yang diberikan oleh fasilittor, ikut serta dalam

kegiatan survey Hafidz, ikut melaksanakan advokasi dengan pemerintahan

kecamatan, keluran, desa/dusun dan dinas yang terkait.

6. Rutinitas Pekerjaan

Tahapan dari rangkaian Program Satu Hafidz Satu Desa dari Asrama

pembinaan pelaksanaan dengan jelas sesuai beberapa SOP (standard

Operational Procedur) yang dilkukan secara garis besar oleh seluruh

stakeholder dari program satu hafiz satu desa , yaitu :

a. Melakukan advokasi kepada pemerintah setempat

Page 74: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

61

b. survey Hafidz tiap desa

c. melakukan pembinaan

d. melakukan sosialisasi kepada masyarakat

e. monitoring dan evaluasi

f. tindak lanjut

Adapun uraian dari kegiatan diatas adalah :

1. Melakukan Advokasi

Kegiatan advokasi dalam rangka penyelenggaraan Satu Hafidz Satu Desa

dapat dipahami sebagai bentuk atau wadah untuk melakukan pendekatan kepada

Bupati, dinas sosial, kecamatan dan jajarannya dengan cara yang sistematis dan

terorganisir untuk terlaksananya program dan terwujudnya Satu Hafidz Satu Desa.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan F, selaku sekertaris Dinas

Sosial Kabupaten Gowa , yaitu :

“pada saat kegiatan advokasi kami mengundang beberapa sektor, seperti

bapak bupati, kepala desa, kepala kecamatan dan kelurahan” (hasil

wawancara dengan F, 28 september 2020).

Advokasi, artinya sebagai aksi strategis dan terpadu yang dilakukan

perorangan dan kelompok untuk memasukkan suatu maslah (isu) kedalam agenda

kebijakan, mendorong para pembuat kebijakan untuk menyelesaikan masalah

tersebut, mendorong para pembuat kebijakan untuk menyelesaikan masalah

tersebut, dan membangun basis dukungan atas kebijakan publik yang diambil

Page 75: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

62

untuk menyelesaikan masalah tersebut. Agar seorang fasilitator mempuyai

kemampuan melakasanakan kegiatan advokasi, diperlukan suatu pelatihan

advokasi selain pelatihan sebagai fasilitator penyelenggaraan Satu Hafidz Satu

Desa.

Kegiatan advokasi dalam rangka penyelenggaraan Satu Hafidz Satu Desa

dilakukan oleh :

a. Dinas Sosial

b. Fasilitator (staf pemerintah daerah, Staf Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

yang telah mendapatkan pembinaan program Satu Hafidz Satu Desa. (panduan

pelaksanaan Satu Hafidz Satu Desa 2020).

Adapun rangkaian pelaksanaan advokasi :

a) penyusunan strategi

b) Pembinaan advokasi

c) penyusunan pesan-pesan advokasi

d) pemilihan bentuk kegiatan advokasi

Pada point (d) dalam melkasanakan advokasi, terdapat beberapa bentuk

kegiatan advokasi penyelenggaraan Satu Hafidz Satu Desa yang dapat dilakukan

yaitu :

1. Pendekatan, advokasi ini merupakan kegiatan pendekatan kepada pihak

tertentu, umumnya yang mempunyai wewenang membuat keputusan

perubahan atau pembuat aturan.

Page 76: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

63

2. Media massa, kegiatan ini memanfaatkan media massa dengan mengundang

Koran, radio, dan majalah untuk meliputi kegiatan advokai. Ingat, media massa

harus secara optimal dimanfaatkan. Jiika kegiatan advokasi terlaksana maka

masyarakat mengikuti setiap kegiatan inspirasi dari kegiatan advokasi ini.

Dengan demikian, advokasi menjadi terangkat secara nasional dan mendapat

dukungan dari berbagai pihak.

3. Sosialisasi kepada masyarakat dilaksanakan setelah seluruh proses pelatihan

kepada fasilititator program yang telah terlaksanakan.

Indikator kinerja dalam advokasi ini disebut sebagai indikator proses

pelaksanaan advokasi, sebagai berikut :

a. Terbentuknya organisasi/tim advokasi di kecamatan yang melakukan advokasi

b. Tersusunya strategi advokasi dan wkatu pelaksanaanya pelaksanaan pelatihan

pembinaan

c. Terpilihnya bentuk kegiatan advokasi

d. Pelaksanaan kegiatan advokasi sesuai bentuk kegiatan yang tepilih.

1) Survey atau identifikasi Asrama Hafidz

Survey program Hafidz Satu Desa adalah kegiatan meninjau asrama guna

untuk mendapatkan Asrama di setiap desa/dusun untuk diintervensi. Tujuan dasar

dari kegiatan survey Hafidz Satu Desa adalah untuk mengetahui apakah asrama

Hafidz yang akan dipilih menjadi asrama yang akan diintervensi layak dijadikan

asrama percontohan oleh pemerintah daerah dalam mengembangkan kualitas

program Hafidz Satu Desa ini.

Page 77: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

64

Dalam rangka pelaksanaan survey atau identifikasi program, maka

diperlukan SOP dari pelaksanaan identifikasi atau survey program. Adapun SOP

identifikasi Program menurut pedoman pelaksanaan Satu Hafiz Satu Desa (2020),

yaitu :

a. Kegiatan Identifikasi program

Kegiatan ini bertujuan untuk menetapkan prioritas program Hafidz yang

menjadi sasaran sebagai program yang menetapkan dan mengendalikan

prioritas program yang menjadi sasaran sebagai pengendalian. Program yang

dikendalikan ialah mereka yang memenuhi aspek persyaratan yang mengacu

kepada keputusan peraturan Daerah (PERDA) tentang perubahan atas perda

kabupaten gowa Nomor 10 tahun 2009 tentang program wajib belajar. Lokasi

program, kondisi fisik bangunan, sanitasi air bangunan, dan fasilitas lain.

Adapun tahapan dari pelaksanaan identifikasi program Hafidz adalah :

a). Persiapan identifikai program, yaitu mempersiapkan formulir identifikais

program sasaran pengendalian dan koordinasi dengan pihak yang terkait

untuk melakukan identifikasi program.

b). Pelaksanaan identifikasi program, yaitu pengamatan terhadap keseluruhan

bangunan asrama Hafidz (bagian luar/lingkungan Hafidz dan bagian dalam

Hafidz) dan seluruh area dalam lingkungan asrama Hafidz.

c). Pelaporan hasil identifikasi program, yaitu berupa formulir identifikasi

program yang telah di isi sesuai dengan petunjuk dan dapat disertai dengan

dokumentasi/foto.

Page 78: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

65

2. Identifikasi program dan inventarisasi Hafidz Satu Desa

Kegiatan identifikasi program Hafidz dan inventarisasi program Satu Hafidz

Satu Desa yang di duga program terbaru dari Bupati Gowa pada tahun 2019 yang

memiliki tujuan : pertama, melakukan pendataan identitas para hafiz di asrama

yang telah merealisasikan program Satu Hafidz Satu Desa. Kedua, Interventarisasi

program yang di berikan kepada asrama yang telah merealisasikan program ini.

3. Pelaporan dan pendataan program Hafidz.

Pelaopran berupa table rekapitulasi hasil pendataan program Satu Hafidz

Satu Desa. Data hasil pelaporan ini sekaligus bertujuan untuk menujukkan

pertanggung jawaban ke direktur utama program ini, yang menunjukkan seberapa

besar kemungkinan seorang Hafidz dalam melakukan pembelajaran di asrama

Hafidz. (Gowa 2020).

Hal ini sejalan dengan yang di ungkapkan oleh HS , sebagai berikut :

“Sebelum melakukan pelaporan, pihak yang bersangkutan seperti

kecamatan, kelurahan ,desa/dusun dan pihak ulama yang saling bekerja

sama dan harus memenuhi tanggung jawabnya masing-masing serta harus

mengkoordinasi apa saja yang di perlukan. Oleh itu selama pembinaan satu

bulan di akhyar institute harus di terapkan” (Hasil wawancara dengan bapak

HS, 30 september 2020). Dan juga pernyataan dari A, sebagai berikut :

“Ia benar yang dikatakan bapak karena bagaimanapun inventarisasi semua

harus terhitung dan dipertanggung jawabkan di kemudian hari ,sebagai data

pelaporan nantinya” (Hasil wawancara dengan A, 30 September 2020).

Dari hasil wawancara di atas maka penulis mampu menyimpulkan bahwa

dalam melaksanakan survey program beberapa indikator yang perlu di miliki oleh

tiap Satu Hafidz Satu Desa ,yaitu :

1. Program Satu Hafidz Satu Desa setiap hari melakukan pembelajaran.

2. Satu Hafidz Satu Desa harus di bina.

Page 79: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

66

3. memiliki ruangan yang layak dan nyaman.

Survey program di lakukan selama 1 (satu) bulan sekali untuk selanjutnya di

ajukan kepada pihak pemerintah pusat (DINSOS) untuk di putuskan segala

keperluan yang di butuhkan di asrama Hafidz dan mempertanggung jawabkan

pelaporan dan invetarisasi nantinya. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara

dengan pihak program sebagai berikut :

“Kami melakukan survey itu sebulan sekali untuk melihat sejauh mana

perubahan dan apa saja yang dibutuhkan dalam asrama lalu kita berikan

yang terbaik buat anak asram hafidz di satu desa ini” (Hasil wawancara

dengan F, 28 september 2020).

Berdasarkan hasil wawancara di atas diketahui bahwa dapat dilihat sejauh

mana perubahan pembangunan yang sudah terealisasi di desa/dusun, sehingga

pihak yang menangani program ini dapat memberikan yang terbaik bagi asrama.

a. Pelatihan pembinaan program

Kegiatan pelatihan kepada pembinaan merupakan kegiatan yang

memberikan pengetahuan tentang keagamaan selama pembinaan di akhyar

institute. Pelatihan program Satu Hafidz Satu Desa diperuntukan bagi anak-anak

hingga yang dewasa sebagai dasar pembelajaran di tengah masyarakat.

Tujuan dari kegiatan pelatihan pembinaan adalah meningkatkan

pengetahuan, keterampilan dan partisipasi masyarakat dalam melakukan

pembinaan terhadap anak Hafidz di Desa/dusun. Adapun Rangkaian pembinaan

yang diselenggarakan di Akhyar Institute yang dibagi menjadi 3 (tiga) kegiatan

menurut pelaksanaan Akhyar Institue, 2020, yaitu :

1) Pelatihan pembinaan di Akhyar Institute

Page 80: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

67

2) Pelatihan untuk binaan (penanggungjawab program di desa/dusun)

3) Pelatihan untuk petugas/pengelolaan penanggung jawab program

Dalam prakteknya, program pelatihan di awali dengan kegiatan pelatihan

Program Satu Hafidz Satu Desa Selama 1 (Satu) bulan yang terdiri dari

penyampaian materi dan praktek. Adapun contoh rancangan dari pelatihan

pembinaan, sebagai berikut :

Tabel 4. 3

Kegiatan pelatihan pembinaan I

No. Waktu/Jam Pelaksanaan Kegiatan

1. 11.00-13.00 Registrasi, Sholat, dan Makan Siang

2. 13.00-13.45 Pembukaan

3. 13.45-15.15 Pelatihan pengajian baca Al-Qur’an

4. 15.15-16.00 Istrahat dan Shalat

6. 16.00-17.15 Program peenyelenggaran

pembinaan (pembacaan peraturan

selama binaan

7. 17.15-17.45 Tanya Jawab

Page 81: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

68

Sumber : Pedoman Pelaksanaan Institute Akhyar 2020

Setelah selesai melakukan pelatihan program pembinaan, selanjutnya

pembinaan menjalani pelatihan penguji hafalan Al-qur’an yang di tes secara

langsung dengan para pihak Akhyar Institute. Pelatihan pembinaan yang di duga

sangat bermanfaat kedepannya bagi anak dan masyarakat serta dapat diterapkan di

desa yang telah merealisasikan program Satu Hafidz Satu Desa.

Program Pelatihan dirancang selama sehari yang terdiri dari penyampian

materi dan praktek pengujian pembacaan dan hafalan Al-qur’an. Contoh

rancangan program pelatihan ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4

Kegiatan Pelatihan Pembinaan II

Jam/Waktu

Pelaksanaan

Kegiatan

04.30-07.30 Siap siap shalat subuh dan mengaji bersama

07.30-08.00 Registrasi

8. 17.45-19.40 Istrahat

9. 19.40. 21.00 Pembelajaran Al-Qu’an dan bacaan

serta hafalan Al-qur’an

10. 21.00-22.30 Menyetor Hafalan

Page 82: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

69

08.00-09.00 Pembukaan

09.00-09.50 Pembinaan bagi para penghapal Al-qu’an

09.50-10.30 Istrahat

10.30-12.00 Pengetahuan mendalami Al-qu’an

12.00.13.00 Istrahat dan Shalat

13.00-15.00 Pengujian praktek dan penghapalan isi dan bacaan Al-qur’an

15.00-selesai Istrahat (Masuk Asrama)

Sumber : Pedoman Institute Akhyar 2020

b. Melakukan Sosialisasi

Kegiatan Sosialisasi adalah kegiatan serangkaian dari kegiatan Advokasi,

dimana setelah mengadvokasi Pemerintah Daerah, melakukan serangkaian

pelatihan pembinaan, maka selanjutnya adalah melakukan advokasi kepada para

Hafidz dan masyarakat sekitar melalui kegiatan sosialisasi.

Sosialisasi kepada masyarakat harus menarik perhatian masyarakat.

Bagaimana caranya? Dalam kegiatan sosialisasi lakukanlah bahasa yang baik

kepada masyarakat luas. Gunakan media pesan yang disiapkan, misalnya

penyebaran pamphlet, poster, dan lain-lain.Selain itu, dapat diadakan seminar di

Asrama Hafiz. Hal ini sejalan dengan yang di utarakan HS, sebagai berikut:

”Kegiatan yang kami lakukan adalah sosialisasi ke masyarakat agar dapat

bekerjasama dalam artian masyarakat ikut sera dalam program pemerintah

ini, selain menambah ilmu dan dapat menjadi petunjuk agar bagaimana

pentingnya membaca Al-qur’an” (Hasil wawancara dengan HS, 30 September

2020).

Page 83: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

70

Dari wawancara tersebut diketahui bahwa kegiatan sosialisasi di

selenggarakan untuk menedukasi masyarakat tentang bagaimana pentingnya

membaca Al-Qur’an sejak dini.Kegiatan ini di lakukan di tempat terbuka dan

nyaman agar masyarakat bisa menyaksikan dan mendengarkan kegiatan

sosialisasi yang sedang berlangsung.

c. Monitoring dan Evaluasi

Sistem monitoring dan evaluasi program Satu Hafidz Satu Desa harus

dilaksanakan secara terorganisir dengan pembagian tugas yang jelas. Sistem

monitoring penyelenggaraan Satu Hafidz Satu Desa meliputi:

1. Pelaksanaan, pelaksana di daerah kelurahan, desa/dusun setiap Hafiz Satu desa

yang teralisasi.

2. Laporan dari pengawas program berupa hasil identifikasi/ data masyarakat

3. Verifikasi informasi, verifikasi laporan yang diperoleh dalam melakukan hasil

identifikasi.

4. Analisi Data, pengelolahan data informasi secara deskriptif dan statistik.

5. Penyusunan Laporan, rekapitulasi laporan dalam tahun program berjalan dan

dikirim ke Dinas Sosial.

Sistem evaluasi penyelenggara program, meliputi:

a). Pelaksana : Dinas Sosial penyelenggara Satu Hafidz Satu Desa.

b). Informasi : Laporan dari kecamatan di Dinas Sosial berupa hasil identifikasi

dan rekapitulasi selama berjalannya program.

c). Verifikasi Informasi : berdasarkan laporan yang diperoleh dilakukan verifikasi

dan hasil identifikasi masyarakat.

Page 84: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

71

d). Analisis Data : pengelolahan data informasi secra deskriptif dan statistik.

e). Penyusunan Laporan : rekapitulasi laporan dalam tahun program berjalan dan

di gunakan untuk dasar perencanaan program.

Setelah dilakukan evaluasi jika terdapat jumlah desa yang belum

terealisasikan program ini maka dilakukan tindak lanjut. Tindak lanjut berjalan

atau dapat berupa rencana program lanjutan. Kegiatan tindak lanjut hasil

monitoring berupa :

1. Pembinaan kepada masyarakat yang mengikuti pembelajaran di Akhyar

Institute.

2. Menyampaikan laporan di Dinas Sosial untuk penindakan yang telah

melakukan pembinaan di Akhyar Institute.

Sedangkan kegiatan tindak lanjut hasil evaluasi berupa:

a. Pembinaan perihal berjalannya program Hafidz.

b. Penindakan kepada yang telah melakukan pembinaan program.

c. Perencanaan program intervensi sesuai hasil evaluasi.

Hal ini sejalan dengan hasil wawancra dengan narasumber yaitu :

”Kegiatan yang kami lakukan yaitu secara berkala kami melakukan evaluasi

kepada program yang telah diintervensi kami akan memeriksa laporan

laporan yang dilakukan oleh kepala DINSOS selama berjalannya program

ini, dan selanjutnya itu kami menyerahkan pelaksanaan, lalu untuk

melaksankan program ini di kelurahan, desa/dusun sesuai dengan arahan

yang kami berikan” (Hasil wawancra dengan A , 1 Oktober 2020).

Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa menurut narasumber harus

lebih di evaluasi dan memeriksa sejauh mana program ini terealisasi, hingga dapat

diserahkan ke pelaksana selanjutnya.

d. Faktor Pendukung dan Penghambat Program

Page 85: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

72

Dalam kegiatan program Satu Hafidz Satu Desa maka tidak dapat

dipungkiri bahwa terdapat banyak indikator yang menjadi penghambat dan

pendukung dalam suatu kegiatan. Hal ini juga terjadi pada kegiatan pelaksanaan

Program Satu Hafidz Satu Desa. Ada beberapa faktor pendukung dan penghambat

yang dihadapi baik dari tingkat Fasilitator hingga Koordinator.

1. Faktor Pendukung

a. Pembinaan

1) Kerjasama dengan Stakeholder yang baik

2) Jumlah yang ikut serta dalam pembinaan Akhyar Institute

3) Pelaporan yang teratur dan tepat waktu.

Hal ini sesuai dengan yang disampaikan S dan HS dalam wawancara ,

sebagai berikut :

“Menurut saya program ini sangat bagus karena ini program langsung dari

bapak Bupati Gowa, dan dijalankan langsung oleh kami selaku Dinas Sosial

yang diamanahkan agar program ini terjadi, tapi Alhamdulillah sudah ada

dua desa yang merealisasikan program ini dan sudah ada yang telah

berngkat pembinaan kemarin di bogor, dan hasil laporan yang telah

melakukan pembinaan akan kami laporkan kembali ke pak Bupati selaku

pembuat Program” (Hsil wawancara Daring/telfon dengan S, 1 Oktober

2020).

Dari Hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa menurut bapak

lancaranya pembinaan dikarenakan adanya kerjasama antara pihak pemerintah

daerah (PEMDA) dan Dinas Sosial yang sangat baik.

“Yah betul kalau bicara soal hal-hal yang mendukung program ini sangat

didukung sekali apalagi masyarakat sangat welcome dengan program ini,

karena program ini sangat bagus dan langsung dari bapak Bupati Gowa

sendiri” (Hasil wawancara Daring dengan HS, 1 Oktober 2020).

Page 86: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

73

Dari wawancara tersebut dapat diketahui salah satu faktor pendukung dari

lancarnya program yang dilakukan tidak terlepas dari hubungan baik dengan

stakeholder lain yang terlibat dalam program Satu Hafiz Satu Desa.

b. Koordinator

1) Koordinasi dengan Dinas Sosial

2) Kegiatan Monitoring yang benar

3) Transparansi dan penyaluran dana anggaran yang baik

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan S, sebagai berikut:

“Jadi sebagai koordinator yang saya rasakan alhamdulilah berjalan dengan

baik kegiatan Hafiznya dan saya di amanahkan langsung dari bapak selaku

kepala Dinsos untuk mengatur serta mengecek apa saja yang harus dibenahi,

program ini” (Hasil wawancara dengan S, 1 Oktober 2020).

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa faktor pendukung dari

segi koordinator dikarenakan tugaskan langsung oleh bapak kepala Dinas Sosial

yang baik sehingga untuk melakukan koordinasi dengan mudah.

2. Faktor Penghambat

a. Pembinaan

Pada tingkat pembinaan, kendala yang di hadapi adalah mengedukasi

masyarakat tentang bagaimana pentingnya belajar agama. Program ini

dibuat langsung oleh bupati agar menjadi kabupaten yang paham akan baca

tulis A-quran. Akan tetapi ada beberapa saja yang di berangkatkan untuk

melakukan pembinaan di Akhyar Institute tiap desa perwakilan 30 orang

untuk melakukan pembinaan. Hambatan yang terjadi saat ini dalam program

Satu Hafiz Satu Desa karena adanya wabah yang tak di inginkan sehingga

pembinaan selanjutnya di tunda, tetapi di 2 dua desa tetap berjalan program

Page 87: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

74

Hafiz Satu Desa dikarenakan sudah ada yang dapat menjalankan program

ini.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara HS, 1 Oktober 2020. Sebagai berikut

:

”Faktor penghambat program ini di karenakan adanya wabah (corona) yang

tidak di inginkan, tetapi Alhamdulillah sudah ada kloter pertama yang

berangkat pembinaan kemarin di Akhyar Institute dan yang berangkat itu

dua desa jadi satu desa 30 orang beserta dengan koordinatornya

diberangkatkan selama satu bulan untuk melakukan pembinaan” (Hasil

wawancara dengan HS, 1 Oktober 2020).

b. Koordinator

1. Pentingnya dalam mengedukasi pembinaan tentang pentingnya

mengedukasi Satu Hafiz Satu Desa.

2. Kendala pada kegiatan dalam melakukan sosialisasi pada masyarakat

karena saat kegiatan masyarakat kurang tangkap saat penyampaian.

Hal ini seperti yang dikemukakan oleh S, sebagai berikut:

“Yah biasa memang faktor penghambat banyak kendala-kendala yang

terjadi baik dalam asrama maupun ditengah-tengah masyarakat, kita juga

harus sabar. Ini program tidak wajib tapi diharuskan agar lebih bisa

mendalami membaca Al-quran serta memahami dan bisa menjadi imam

yang baik di desa masing-masing setiap kecamatan, dan itu yang diharpakan

bapak bupati dan kami selaku yang menjalankan program ini” (Hasil

wawancara dengan S, 1 Oktober 2020).

Dari hasil wawancara di atas faktor penghambat yang terjadi dalam program

ini karena wabah yang tak diinginkan sehingga di tundanya pembinaan di Akhyar

institute selama beberapa bulan terakhir. Dikarenakan program ini akan terealisasi

di desa/kelurahan selanjutnya.

C. Pembahasan Penelitian

1. Siapakah direktur program?

Dari hasil penelitian diketahui bahwa direktur program merupakan Direktur

Satu Hafidz Satu Desa Kabupaten Gowa. Diangkatnya Kepala Direktur Utama

Page 88: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

75

Program diniliai telah sesuai jika dilihat dari pendapat Salusu (2015) yang

mengemukakan syarat-syarat menjadi Direktur Program adalah Dipilihnya salah

satu anggota Dinas menjadi direktur program karena orang atau pejabat tersebut

telah mengikuti diskusi panjang tentang latar belakang keputusan strategik itu, ia

mengetahui pula alternatif-alternatif yang dipersiapkan sebelumnya, ia

mengetahui mengapa pilihan jatuh pada keputusan itu, ia mengetahui konsekuensi

yang akan timbul apabila keputusan itu dijakankan, ia mengetahui tentang unsur

kompetitif dalam keputusan itu, ia mengetahui tentang situasi sumber daya

organisasi, tepatnya, ia mengetahui tentang keuntungan yang akan diperoleh

organisasi apabila keputusan itu dijalankan. Hal ini sesuai yang telah dijalankan di

dalam program Satu Hafidz Satu Desa yaitu menunjuk Kepala Dinas Sosial

sebagai direktur program karena dianggap bahwa kepala Dinas Sosial sebagai

direktur program karena dianggap bahwa kepala Dinas Sosial merupakan eselon

yang memenuhi syarat yang telah ditentukan.

2. Sentralisasi dan Desentralisasi

Dalam implementasi strategi program Satu Hafidz Satu Desa Kabupaten

Gowa dapat diketahui sebagai berikut :

1. Sistem sentralisasi stuktural yang digunakan dalam program ini yaitu :

a) Seluruh kegiatan program Satu Hafidz Satu Desa dibayai oleh Dinas Sosial dan

BAPEDA.

b) Setiap Kegiatan yang dilaksanakan dalam program Satu Hafidz Satu Desa

merupakan kebijakan Bupati yang dituangkan dalam pedoman Dinas Sosial

dalam pelaksanaan Satu Hafidz Satu Desa.

Page 89: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

76

c) Seluruh stakeholder program Satu Hafidz Satu Desa yaitu koordinator, dan

pelaksana ditentukan dan diawasi oleh Bupati.

d) Sarana dan prasarana yang digunakan dalam program Satu Hafidz Satu Desa

yang diberikan oleh Dinas Sosial.

2. Sedangkan sistem desentralisasi struktural yang digunakan dalam program ini

yaitu :

a. Pelantikan direktur program dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten bersama

staf Dinas, kecamatan dan kelurahan, desa/dusun.

b. Setiap deskripso pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan merupakan hasil

kebijakan Bupati Gowa dan Dinas Sosial dalam hal ini pihak desa/dusun.

c. Setiap rencana dan penganggaran dilakukan oleh setiap unit kerja dslam

program Satu Hafidz Satu Desa.

Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa sistem sentralisasi

digunakan lebih dominan dibandingkan dengan sistem desentralisasi. Sehingga

dapat dikatakan bahwa yang dilaksankan dalam program Satu Hafidz Satu Desa

adalah Sistem Sentralisasi structural.

3. Spesifikasi Pekerjaan

Menurut Salusu (2015) penentuan spesifikasi pekerjaan dan membagi

penugasan kepada setiap unit kerja yang akan terlibat hendaknya benar-benar

memahami tugas yang harus dikerjakan. Penentuan spesifikasi pekerjaan pada sub

unit seharusnya ditentukan oleh Direktur Program. Dalam Program Satu Hafidz

Satu desa melalui hasil penelitian diketahui bahwa unit kerja dalam kegiatan

Page 90: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

77

tersebut ada tiga yaitu koordinator, pelaksana, dan pembinaan Seluruh unit kerja

tersebut memiliki spesifikasi kerja yang harus dipenuhi.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan spesifikasi pekerjaan yang ada

dalam pelaksanaan program Satu Hafidz Satu Desa terdiri atas koordinator Satu

Hafidz Satu Desa, pelaksanaan dan pembinaan Satu Hafidz Satu Desa.

4. Rencana Kegiatan dan Anggaran

Menurut Salusu (2015) rencana, program anggran merupakan tanggung

jawab setiap unit kerja yang ada.Dalam kegiatan Satu Hafidz Satu Desa adalah

pembinaan, pelaksanaan dan koordinator. Dalam prakteknya, setiap unit kerja

yang ada menentukan tujuan, rencana, kegiatan dan anggaran sendiri sesuai

dengan panduan pelaksanaan program Satu Hafidz Satu Desa, kebutuhan dan

keadaan lapangan (Asrama).

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada program Satu Hafidz Satu Desa di

Kabupaten Gowa seluruh kegiatan dan pengelolaan dana dilakukan oleh masing-

masing sub unit kerja. Pada pembinaan, diketahui bahwa rencana kegiatan yang

akan dilaksankan sesuai petunjuk arahan Dinas Sosial. Contoh dari rencana

kegiatan yang akan dilaksankan adalah penentuan jadwal pembinaan di Akhyar

Institute.

Jumlah anggran yang disediakan oleh Dinas Sosial dan BAPEDA untuk

biaya pembangunan asrama dan dilakukannya pembinaan di Akhayar Institute tak

dapat biayanya akan tetapi biaya pembangunan asrama Hafidz ini mencapai

miliara. Dimulai dari kegiatan advokasi kepada Pemerintah Kabupaten,

pelaksanaan pembinaan, koordinator,hingga insentif bagi stakeholder yang terkait

Page 91: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

78

dalam program Satu Hafidz Satu Desa ini. Penandaan yang digunakan

khususnnya kegiatan pembinaan dan insentif setelah melakukan kegiatan dan

pelaporan hasil yang telah dilakukannya pembinaan.

5. Uraian Tugas

Menurut pendapat yang dikemukakan Salusu (2015) diketahui bahwa uraian

tugas adalah serangkaian kegiatan yang di uraikan secara generic dan spesifik

untuk dilaksanakan demi mencapai tujuan strategi program. Pada strategi program

Satu Hafidz Satu Desa seluruh uraian tugas yang dilakukan oleh sub instansi

kerja, sub unit kerja sendiri, merumuskan secara rinci tugas dan tanggung jawab

dan hubungan yang jelas antara seluruh unit kerja yanitu koordinator dan

pelasksana Program Satu Hafidz Satu Desa kemudian dilaporkan kepada Direktur

Program kemudian dikoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Gowa. Dari hasil

penelitian yang telah diketahaui bahwa uraian tugas yang ada dalam pelaksanaan

program Satu Hafiz Satu Desa adalah :

a. Pelaksanaan Satu Hafidz Satu Desa

Pelaksanaan Satu Hafidz Satu Desa bertugas dalam mengkoordinasi pembinaan

selama kegiatan asrama berjalan, ikut dalam merangkaikan kegiatan Satu

Hafidz Satu Desa dari melakukan survey pembangunan asrama, melaksanakan

advokasi dengan pemerintahan daerah serta dinas-dinas terkait, ikut serta

dalam melaksanakan proses pembinaan.

b. Koordinator Satu Hafidz Satu Desa

Koordinator Satu Hafidz satu Desa untuk melakukan evaluasi terhadap laporan

yang diberikan fasilitaator, ikut serta dalam kegiatan survey pembangunan, ikut

Page 92: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

79

melaksankan advokasi pemerintahan daerah serta dinas-dinas terkait,

memberikan pelatihan pembinaan.

6. Rutinitas pekerjaan

Tahapan akhir dari implementasi strategi program adalah merutinitaskan

pekerjaan yang telah ditentukan. Menurut Salusu (2015) setiap orang dalam unit

kerja harus mengetahui cara terbaik dalam mengimplementasilkan pekerjaan demi

pencapaian tujuan strategi. Pada strategi pengelolaan pasar aman adapun strategi

rutinitas pekerjaan yang dilakukan adalah :

a. Advokasi pemerintah daerah untuk mendapatkan komitmen dalam pelaksanaan

program Satu Hafidz Satu Desa seharusnya dalam kegiatan ini bukan Cuma

pemerintah daerah, kecamatan, dan kelurahan saja yang di undang tetapi

seluruh lapisan masyarakat mulai dari perwakilan ormas dan mahasiswa

sehingga pengawasan dam strategi Satu Hafiz Satu Desa lebih baik.

b. Identifikasi Program dalam survey pembanguanan dilakukan untuk menilai dan

memilih dimana saja pembangunan selanjutnya yang diajukan untuk

diintervensi.

c. Melakukan pembinaan kepada fasilitator program terkait tugas yang akan di

lakukan selama menjadi fasilitaor, fasilitator yang dipilih oleh Dinas Sosial

yang merupakan Akhyar Institute. Pembinaan dilakukan selama satu bulan (30

hari).

d. Sosialisasi kepada masyarakat dan aparat yang terkait guna memberikan

edukasi kepada masyarakat dan pedagang tentang pentingnya pelaksanaan Satu

Page 93: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

80

Hafidz Satu Desa dan pentingnya program agama ini ditengah-tengah

masyarakat.

e. Monitoring dan evaluasi yang dilakukan fasilitator (monitoring) dan

koordinator (Evaluasi) Satu Hafidz Satu Desa menurut hasil penelitian

dilakukan dalam dua tahap yaitu pembinaan di Akhyar institute. Menurut hasil

wawancara dengan masyarakat kabupaten Gowa. Program ini selalu

tersampaikan di sela-sela kegiatan yang ada di desa/dusun karena program ini

akan menjadi program tahunan.

Page 94: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

81

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab

sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dari hasil penelitian diketahui bahwa penentuan Direktur Satu Hafidz Satu

Desa sebagai direktur program telah efektif mengingat telah memenuhi syarat

yang telah ditentukan.

2. Program yang dilaksankan dalam program Satu Hafidz Satu Desa lebih

dominan pada sistem sentralisasi struktural.

3. Spesifikasi pekerjaan dalam program Satu Hafidz Satu Desa terdiri dari

pembinaan , pelaksana, dan koordinator.

4. Rencana kegiatan dan anggaran yang dilaksanakan dalam program Satu Hafidz

Satu Desa dilandasakan dari pedoman pelaksana program, salah satu contoh

rencana kegiatan program Satu Hafidz Satu Desa adalah penentuan jadwal

pembinaan.

5. Uraian Tugas dalam program Satu Hafidz Satu Desa adalah fasilitator program

bertugas untuk melakukan kelayakan asrama, memberikan edukasi kepada

pembinaan tentang pentingnya program Satu Hafidz Satu Desa, melakukan

koordinasi dan pelaporan kepada pelaksana dan koordinator Dinas Sosial.

Pelaksana Satu Hafidz Satu Desa.

6. dalam monitoring dan koordiniasi dengan fasilitator, ikut dalam seluruh

rangkain kegiatan Satu Hafidz. Koordinator Satu Hafidz Satu Desa bertugas

Page 95: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

82

untuk melakukan evaluasi laporan, ikut serta dalam kegiatan pembinaan, ikut

melaksanakan advokasi dengan pemerintah daerah, kecamatan, kelurahan,

desa/dusun dan dinas-dinas yang terkait.

7. Pelaksanaan rutinitas program Satu Hafidz Satu Desa belum maksimal, hal ini

dilihat dari kegiatan advokasi pemerintah kabupaten Gowa yang melibatkan

masyarakat dan aparat setempat untuk mengikuti pelaksanaan pembinaan di

Akhyar Institue.

8. Faktor penghambat dari pelaksanaan implementasi Satu Hafiz Satu Desa

karena adanya wabah yang tak di inginkan sehingga pembinaan di Akhyar

intitute di tunda untuk gelombang selanjutnya.

9. Faktor pendukung dari pelaksanaan Program satu Hafidz Satu Desa adalah

kerjasama antara stakeholder yang ada sangat optimal, masyarakat yang

berpartisipasi , aparat, dan dinas-dinas yang ikut serta dalam program ini.

B. Saran

Diharapkan tidak hanya di dua (2) desa saja yang berjalan program ini tetapi

di seluruh desa/dusun kabupaten Gowa. Karena program ini sangat bagus bagi

masyarakat Gowa dan dapat diterapkan di tengah-tengah masyarakat dan

pemerintah ,ilmu yang telah di dapat setelah memasuki asrama Satu Hafidz Satu

Desa.

Page 96: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

83

DAFTAR PUSTAKA

Alfiansyah, K. (2018). Strategi Pemerintah Kota Bandar Lampung Dalam

Pemanfaatan Jembatan Penyebrangan Orang. (Skripsi, Universitas

Lampung, Bandar Lampung). Diperoleh dari : digilibi.unila.ac.id

Arifuddin. 2010. Pengantar Administrasi Pembangunan. Bandung: Alvabeta

Creswell. 2017. Researsch Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed. Yogyakarta: Cv Pustaka Pelajar

Edy Sutrisno, M.SI. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana

Prenada Group.

Hamel, G dan Prahalad,C, K, 1995. Kompitisi Masa Depan. Jakarta: PT. Bina

Rupa Aksara. Student Jurnal, Vol 16 (2). Diperoleh dari

journals.telkomuniversity.ac.id

Heene dkk. 2015. Manajemen Strategik Keorganisasian Publik. Bandung: Refika

Aditama .

Kamsah. (16 November 2019). Gowa.Luncurkan Program satu Penghafal Al

Quran di Setiap Desa. Diperoleh dari: http://online24jam.com/

Makmur. 2009. Teori Manajemen Dalam Pemerintahan dan Pembangunan,

Bandung: Refika Aditama

Nugroho, Riant. 2004. Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi.

Jakarta: Pt. Elex Media Komputindo.

Qudzy, S.Z (Ed). (2015). Penelitian Kualitatif dan Desaian Riset. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Riant Nugroho Dwidjowijoto dan Randy R. Wrihatnolo.2006. Manajemen

Pembangunan Indonesia. Jakarta: Elex Media Komputindo

Rivai (2010). Analisis Hubungan Antara Motivasi Dan Kinerja Pegawai. Jurnal

Administrasi Pembangunan Unhas Makassar. http://Google.Scholar.co.id.

Salusu, 2010.Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik Dan

Organisasi Nonprofit. Jakarta: Grasindo

Page 97: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

84

Siagian (2009).Peran Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe Dalam

Menanggulangi Pertambangan Liar Di kelurahan Kolongan Beha. Jurnal

Politico. 10 (2). 31785-66414-1. http://Google.Scholar.co.id.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B. Bandung:

Alfabeta

Syaodih Ernady. 2015 Manajemen Pembangunan Kabupaten dan Kota. Bandung:

Refika Aditama

Wahab, Abdul Solichin. 2005. Analisis Kebijaksanaan: dari Formulasi ke

implementasi Kebijakan Negara. Bumi Aksara. Jakarta.

Wahyudi, AS. 1996. Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berpikir

Strategic. Jakarta: Binarupa Aksara.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan implikasinya dalam pengembangan Sumber Daya Manusia.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Bandung:

Citra Umbara.

Page 98: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

85

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 99: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

86

1. 30 September 2020

Wawancara bersama pelaksana Program Satu Hafiz Satu Desa

2. Bukti Program Hafiz Satu Desa di Kabupaten Gowa

Page 100: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

87

3. 28 September 2020

Wawancara bersama kepala Dinas Sosial kabupaten Gowa

Page 101: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

88

4. 5 Oktober 2020

Wawancara bersama salah satu masyarakat kabupaten Gowa

Page 102: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

89

Page 103: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

90

Page 104: SKRIPSI IMPLEMENTASI PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ...

91