SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko...

70
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN CAIRAN DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA REMAJA PUTRI DI ISLAMIC BOARDING SCHOOL Kimiko Dwinoviya NIM.35.2014.72.0991 PROGRAM STUDI GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR 2018

Transcript of SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko...

Page 1: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN CAIRAN DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA REMAJA PUTRI DI

ISLAMIC BOARDING SCHOOL

Kimiko Dwinoviya NIM.35.2014.72.0991

PROGRAM STUDI GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR 2018

Page 2: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

ii

Page 3: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

iii

Page 4: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak
Page 5: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul “ Hubungan antara Asupan Serat dan Asupan Cairan dengan Kejadian Konstipasi pada Remaja Putri di Islamic Boarding School” dapat terselesaikan. Penyusunan skripsi ini merupakan syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi. Dalam proses pengambilan data dan penyusunan skripsi ini, penulis banyak menemui kendala dan hambatan, namun berkat bimbingan, arahan, dan bantuan berbaga pihak, penulis dapat menyelesaikannya dengan lancar. Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ustadz Dr. K.H. Syukri Zarkasyi, MA, Ustadz K.H Hasan Abdullah Sahal dan Ustadz K.H Syamsul Hadi Abdan, selaku Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor.

2. Ustadz Prof. Dr. Amal Fathullah Zarkasyi, MA, selaku Rektor Universitas Darussalam Gontor serta jajarannya

3. Ustadz Nur Hadi Ikhsan, MIRKH selaku Wakil Pengasuh Universitas Darussalam Gontor Putri

4. Ustadzah Drg. Ruskiah Octavia,MM selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Darussalam Gontor

5. Ibu Fathimah, S.Gz, MKM selaku Ketua Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Darussalam Gontor

6. Inma Yunita Setyorini, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing akademik dan skripsi yang telah senantiasa sabar membimbing, memotivasi dan mengarahkan penulis dalam pengambilan data dan penyusunan skripsi.

7. Ibu Joyeti Darni S.Gz, M.Gizi selaku pembimbing dan penguji skripsi yang telah memberikan banyak masukan dan membimbing dalam proses penyusunan skripsi ini.

Page 6: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

vi

8. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Gizi Universitas Darussalam Gontor, Ngawi yang telah memberikan banyak ilmu.

9. Ayah, mama, kakak dan seluruh keluarga besar yang senantiasa memberikan doa, dukungan, motivasi, dan semangat dengan penuh kasih sayang.

10. Seluruh teman-teman Program Studi Ilmu Gizi angkatan 2014 dan teman-teman Generasi Perang Badar yang banyak membantu dan memberikan dukungan.

11. Teman-teman yang baik, Dina Muslimah Ambotang dan Dita Julia Anggraini yang telah banyak membantu, memberikan dukungan, motivasi dalam suka maupun duka.

12. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas segala bantuan juga dukungan selama pengambilan data dan penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih kurang dari kesempurnaan, sehingga sangat diharapkan saran dan masukannya untuk hasil yang lebih baik di masa mendatang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak.

Ngawi, 28 April 2018

Penulis,

Kimiko Dwinoviya

35.2014.7.2.0991

Page 7: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

vii

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN CAIRAN DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA REMAJA PUTRI DI ISLAMIC

BOARDING SCHOOL

Kimiko Dwinoviya NIM.35.2014.72.0991

ABSTRAK

Konstipasi merupakan suatu keadaan sulit buang air besar dalam 2 minggu atau lebih yang meliputi berkurangnya frekuensi buang air besar atau meningkatnya konsistensi feses yang menyebabkan nyeri saat buang air besar. Asupan serat dan cairan yang kurang, kelemahan otot perut, dehidrasi dan kegagalan merespons dorongan buang air besar merupakan beberapa penyebab umum kejadian konstipasi. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara asupan serat dan cairan dengan kejadian konstipasi pada remaja putri di Islamic Boarding School. Dalam pembahasannya, penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional dilakukan kepada 45 responden yaitu santriwati remaja putri dengan teknik purposive sampling. Asupan serat dan cairan diukur dengan wawancara food recall 3x24 jam dan diambil hasil rata-rata dari asupan tersebut, juga kejadian konstipasi diukur dengan menggunakan kuesioner kejadian konstipasi. Penelitian berlangsung pada bulan November 2017- Desember 2017. Analisis data menggunakan analisis uji Spearman.

Hasil uji univariat pada karakteristik responden diketahui responden yang mengikuti penelitian berkisar antara usia 11-15 tahun dengan responden terbanyak pada usia 12 tahun (38,7%), responden yang mengalami kejadian konstipasi sebanyak 42 orang (93,3%), dan data pemenuhan asupan serat dengan median 7,5 gram (2,8 g – 19,4 g), sedangkan asupan cairan dengan median 1203,3 ml (529,7 ml – 2640 ml). Hasil uji Spearman didapatkan nilai p=0,223 pada asupan serat dan nilai p=0,893 pada asupan cairan dengan kejadian konstipasi pada remaja putri. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu tidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan serat dan asupan cairan dengan kejadian konstipasi pada remaja putri di Islamic Boarding School.

Kata Kunci: Asupan Serat, Asupan Cairan, Konstipasi, Remaja Putri.

Page 8: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak
Page 9: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................... iii

UCAPAN TERIMA KASIH .......................................................................... v

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL........................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xxi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 5

1.3.1 Tujuan umum............................................................................. 5

1.3.2 Tujuan khusus ............................................................................ 5

1.4 Kegunaan Penelitian .............................................................................. 5

1.4.1 Bagi Santri ................................................................................. 5

1.4.2 Bagi Institusi ............................................................................. 5

1.4.3 Bagi Peneliti .............................................................................. 6

1.5 Keaslian Penelitian ................................................................................ 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA2.1 Landasan Teori ....................................................................................... 9

2.1.1 Konstipasi ................................................................................. 9

2.1.2 Faktor-Faktor yang Berkaitan ................................................... 13

2.1.3 Hubungan antara Asupan Serat dengan Kejadian Konstipasi ... 20

2.1.4 Hubungan antara Asupan Cairan dengan Kejadian Konstipasi . 21

Page 10: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

x

2.2 Kerangka Teori ...................................................................................... 21

2.3 Kerangka Konseptual ............................................................................ 23

2.4 Hipotesis ............................................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian............................................................................. 25

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 25

3.2.1 Tempat penelitian ...................................................................... 25

3.2.2 Waktu penelitian ........................................................................ 25

3.3 Populasi dan Sampel .............................................................................. 25

3.3.1 Populasi ..................................................................................... 25

3.3.2 Sampel ....................................................................................... 25

3.3.3 Cara Pengambilan Sampel ........................................................ 26

3.4 Identifikasi Variabel Penelitian .............................................................. 27

3.5 Definisi Operasional Variabel ................................................................ 27

3.6 Instrumen dan Cara Pengumpulan Data ................................................ 28

3.6.1 Instrumen penelitian yang digunakan antara lain: ..................... 28

3.6.2 Cara pengumpulan data ............................................................. 28

3.7 Teknis Analisis ....................................................................................... 28

3.8 Etika Penelitian ...................................................................................... 29

3.9 Jalannya Penelitian ................................................................................ 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................... 31

4.1.1 Karakteristik Responden Penelitian .......................................... 31

4.1.2 Hubungan Asupan Serat dan Asupan Cairan dengan Kejadian

Konstipasi pada Remaja Putri ................................................... 34

4.2 Pembahasan .......................................................................................... 34

4.2.1 Karakteristik Responden Penelitian .......................................... 34

Page 11: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

xi

4.2.2 Hubungan Asupan Serat dengan Kejadian Konstipasi pada

Remaja Putri .............................................................................. 37

4.2.3 Hubungan Asupan Cairan dengan Kejadian Konstipasi pada

Remaja Putri .............................................................................. 39

4.2.4 Konstribusi terhadap Keislaman ............................................... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ............................................................................................ 43

5.2. Saran ...................................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 45

LAMPIRAN .................................................................................................. 51

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Keaslian Penelitian .......................................................... 6Tabel 2. Definisi Operasional Variabel ......................................... 27Tabel 3. Pemenuhan Asupan Serat dan Asupan Cairan Responden 33Tabel 4. Hubungan Asupan Serat dan Asupan Cairan dengan Kejadian Konstipasi ............................................................................. 34

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Teori ................................................................ 22Gambar 2. Kerangka Konseptual ...................................................... 23Gambar 3. Diagram Persentase Usia Responden Berdasarkan Kejadian Konstipasi ........................................................ 32Gambar 4. Diagram Persentase Kejadian Konstipasi ....................... 33

Page 12: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Responden ...................................... 51Lampiran 2. Kuesioner Kejadian Konstipasi ....................................... 52Lampiran 3. Formulir Food Recall 1x24 jam ...................................... 54Lampiran 4. Data Analisis Statistik ..................................................... 57

Page 13: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang MasalahKonstipasi adalah suatu keadaan sulit defekasi (buang air besar)

dalam 2 minggu atau lebih yang meliputi berkurangnya frekuensi defekasi atau meningkatnya konsistensi feses yang menyebabkan nyeri saat defekasi (Greenwald, 2010). Angka kejadian konstipasi di Amerika berkisar antara 2-15%, di Eropa kejadiannya bervariasi antara 3-20%, sedangkan di Indonesia kejadiannya antara 0,3-10,1%, dan 90% di antaranya merupakan konstipasi fungsional (Pudjiadi et al., 2009).

Akhir-akhir ini, perubahan zaman yang semakin maju juga beriringan dengan tuntutan pergaulan, bahkan gaya hidup yang cenderung tidak sehat mulai dijalani pada berbagai masyarakat. Salah satu penyakit yang dapat terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak sehat dan perubahan gaya hidup yaitu konstipasi (Oktaviana et al., 2013). Asupan serat dan cairan yang tidak memadai, kelemahan otot perut, dehidrasi dan juga kegagalan merespons dorongan buang air besar merupakan beberapa penyebab umum konstipasi. Sekitar 24% kejadian konstipasi pada anak dan remaja dapat menetap hingga dewasa muda, sehingga konstipasi merupakan keadaan yang perlu diperhatikan (Bongers et al., 2009).

Kejadian konstipasi lebih sering terjadi pada laki-laki dengan rentang usia 0-18 tahun. Kejadian konstipasi pada anak dapat meningkat dengan adanya depresi, kurangnya aktivitas fisik, tingkat pendidikan yang rendah, konsumsi asupan serat yang rendah dan asupan cairan yang tidak optimal (Putri et al., 2015). Hal tersebut merupakan hal umum yang juga dialami pada kelompok remaja dan dewasa awal (Oktaviana et al., 2013).

Konstipasi yang terjadi sesekali kemungkinan tidak terlalu berdampak pada gangguan sistem tubuh, namun bila konstipasi sering terjadi berulang

Page 14: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

2

dengan jangka waktu yang lama dapat menimbulkan beberapa komplikasi antara lain: hipertensi arterial, impaksi fekal, hemoroid, fisura ani serta megakolon. Melihat banyaknya komplikasi yang dapat terjadi akibat konstipasi yang berlangsung lama, maka setiap individu harus menjaga keteraturan pola defekasi setiap harinya. Salah satu upaya untuk mencegah masalah terjadinya konstipasi yaitu dengan mengkonsumsi serat sesuai kebutuhan (Setyani, 2012).

Secara fisiologis serat makanan didefinisikan sebagai karbohidrat yang resisten terhadap hidrolisis oleh enzim pencernaan manusia karena terdapat beberapa serat yang tidak dapat dicerna dalam tubuh (Sari et al., 2016). Allah menganjurkan agar manusia memperhatikan makanannya, antara lain dengan mengkonsumsi buah dan sayuran sebagai mana tertulis dalam QS ‘Abasa (80) ayat 24-28. Ayat tersebut merupakan ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang anjuran mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan. Sayuran dan buah merupakan sumber serat pangan yang sangat mudah ditemukan dalam bahan makanan (Santoso A, 2011).

Serat memiliki peran yang besar dalam perkembangan konstipasi. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa diet rendah serat cenderung terjadi pada anak maupun remaja dengan konstipasi dibandingkan dengan yang tidak mengalami konstipasi (Lee et al., 2008). Penelitian dari China menjelaskan bahwa terjadi peningkatan konsumsi fast food pada semua kelompok umur anak maupun remaja, hal tersebut menjadikan konsumsi fast food sebagai suatu masalah di dunia yang dapat menyebabkan berbagai penyakit pada anak maupun remaja (Xue et al., 2016). Penelitian terbaru menunjukkan bahwa munculnya faktor risiko yang mengembangkan konstipasi pada anak dan remaja yaitu dengan seringnya mengkonsumsi fast food (Tam et al., 2012).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak dengan konstipasi memiliki jumlah asupan serat yang rendah dari anak lainnya. Peningkatan

Page 15: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

3

jumlah asupan serat makanan dapat menambah kemungkinan anak untuk menghentikan terapi laksatif (Maffel et al., 2011). Sedangkan beberapa penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan serat dengan keluhan konstipasi (Ambarita et al., 2014). Makanan yang rendah serat seperti fast food dapat menghasilkan feses keras dan kering dan mengakibatkan pengeluaran yang susah serta membutuhkan peningkatan tekanan saat buang air besar yang luar biasa untuk mengeluarkannya (Almatsier, 2010).

Penetapan kisaran kebutuhan serat (fiber) sehari di berbagai negara memiliki berbagai variasi dengan bermacam pertimbangan, rekomendasi untuk wanita dewasa 25 g/hari dan 38 g/hari untuk laki-laki dewasa (Hardinsyah et al., 2016). Hasil penelitian diketahui bahwa asupan serat responden yang masih di bawah anjuran kecukupan serat seharusnya, menurut WNPG tahun 2012 yaitu sebesar 19 gram/hari. Selain serat, faktor lain yang dapat memperlancar proses defekasi adalah asupan air.

Air memegang peranan penting dalam tubuh manusia yaitu sebagai pembentuk sel dan cairan tubuh, pengatur suhu tubuh, pelarut, pelumas dan bantalan, media transportasi dan sebagai media eliminasi toksin dan produk sisa metabolisme (Manusita et al., 2013). Pentingnya air untuk kehidupan manusia tercermin dari ayat yang menganjurkan agar manusia memperhatikan minumnya sebagaimana tersurat dalam QS Al-Waqi’ah (56):68. Ayat tersebut merupakan suatu peringatan secara halus dan tidak langsung untuk umat manusia, agar memperhatikan dan memikirkan tentang air yang akan diminum (Tirtawinata, 2006). Air merupakan komponen utama yang berada dalam tubuh manusia. Pada pria dewasa, 55%-60% berat tubuh adalah air dan pada wanita dewasa 50%-60% berat tubuhnya adalah air. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kurangnya air pada tubuh manusia dapat berdampak buruk terhadap kesehatan atau meningkatkan risiko kejadian berbagai penyakit, seperti susah buang air besar, kram, batu ginjal, infeksi saluran kemih dan lain-lain (Santoso et al., 2011).

Page 16: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

4

Kurang cairan kronis atau dehidrasi dapat mengakibatkan terjadinya konstipasi (Driskell, 2009). Sedangkan penelitian Oktaviana et al., (2013) menyatakan bahwa asupan cairan tidak berhubungan secara signifikan dengan kejadian konstipasi. Kebutuhan air sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, sehingga harus mengupayakan penyediaan sumber air baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Anjuran kebutuhan air pada remaja awal berdasarkan Angka Kecukupan Gizi yaitu sekitar 2000 ml (Hardinsyah et al., 2016).

Islamic Boarding School (Pondok Pesantren) mempunyai pengertian yang sederhana, yaitu tempat pendidikan santri-santri sebagai persiapan menjadi kader dakwah islamiah yang menguasai ilmu agama Islam dan siap menyebarluaskannya di berbagai lingkungan masyarakat (Soeparmanto et al., 2007). Menurut K.H. Imam Zarkasyi, pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam dengan sistem asrama (boarding school), kyai sebagai sentral figurnya dan masjid sebagai titik pusat yang menjiwainya. Penelitian ini dilakukan di Islamic Boarding School yang bertempatan pada Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 2.

Berdasarkan pengamatan peneliti, siklus menu yang dilakukan di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 2 yaitu siklus menu selama satu minggu. Selama siklus menu tersebut, menu makanan yang kaya akan kandungan serat seperti sayuran sering terdapat pada menu makan siang, tetapi terdapat beberapa santriwati yang tidak mengonsumsi pola makan yang baik dengan mengonsumsi makanan ringan dan jajan seperti gorengan dikarenakan ketidaksukaan terhadap menu yang disediakan oleh Islamic Boarding School (pondok pesantren). Makanan-makanan tersebut sangat kurang dalam kandungan gizinya, salah satunya yaitu serat.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 33 orang responden pada Islamic Boarding School yang bertempat di Pondok Modern Gontor Putri 2 didapatkan sekitar 75,8% yang mengalami kejadian konstipasi.

Page 17: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

5

Berdasarkan uraian di atas dan melihat adanya beberapa santri yang mengalami kejadian konstipasi, maka peneliti perlu untuk melihat apakah ada hubungan antara jumlah asupan serat dan cairan dengan kejadian konstipasi pada remaja putri di Islamic Boarding School.

1.2 Perumusan MasalahApakah ada hubungan antara asupan serat dan asupan cairan dengan

kejadian konstipasi pada remaja putri di Islamic Boarding School?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umumPenelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan

makanan dengan kejadian konstipasi pada remaja putri di Islamic Boarding School.

1.3.2 Tujuan khususa. Mengetahui hubungan antara asupan serat dengan kejadian

konstipasi pada remaja putri di Islamic Boarding Schoolb. Mengetahui hubungan antara asupan cairan dengan kejadian

konstipasi pada remaja putri di Islamic Boarding School

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Bagi SantriPenelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran santri

akan pentingnya mengkonsumsi pangan sumber serat dan memenuhi kebutuhan cairan sesuai dengan kebutuhan yang dianjurkan agar terhindar dari konstipasi.

1.4.2 Bagi InstitusiPenelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan

mengenai hubungan asupan serat dan cairan dengan kejadian konstipasi

Page 18: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

6

pada remaja putri di Islamic Boarding School dan dapat memperbaiki menu yang disediakan sebagai masukan untuk Islamic Boarding School.

1.4.3 Bagi PenelitiMengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh, memberikan

kontribusi atau pengabdian terhadap Islamic Boarding School dalam hal meningkatkan kesehatan para santri, menambah pengalaman dan wawasan serta pengetahuan bagi peneliti.

1.5 Keaslian PenelitianKeaslian penelitian merupakan penjelasan tentang perbedaan

penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Berikut merupakan penjelasan dengan penelitian sebelumnya yang tertera pada tabel 1:

Tabel 1. Keaslian PenelitianNo Peneliti/tahun Judul penelitian Perbedaan dengan penelitian ini

1. Muawanah & Nindya T., 2016

Hubungan asupan serat dan cairan dengan kejadian konstipasi pada ibu pasca melahirkan

Perbedaan dari penelitian ini yaitu sampel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan sampel yaitu remaja putri dan memiliki tempat penelitian yang berbeda. Penelitian ini dilakukan di Islamic Boarding School dan bertempat di Pondok Modern Gontor Putri 2

Page 19: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

7

No Peneliti/tahun Judul penelitian Perbedaan dengan penelitian ini

2. Sari A. Dyah & Wirjatmadi B., 2016

Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Konstipasi pada Lansia di Kota Madiun

Perbedaan dari penelitian terdahulu yaitu terdapat pada variabel yang digunakan. Pada penelitian ini menggunakan variabel asupan serat dan cairan. Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu remaja putri berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan pada lansia. Tempat penelitian yang dilakukan juga memiliki perbedaan, penelitian sebelumya dilakukan di Kelurahan Nambangan Kidul, Kecamatan Mangunharjo, Kota Madiun, pada penelitian ini dilakukan di Pondok Modern Gontor Putri 2.

3. Oktaviana E. & Setiarini A., 2013

Hubungan Asupan Serat dan Faktor-faktor Lain dengan Konstipasi Fungsional pada Mahasiswi Reguler Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tahun 2013

Perbedaan dari penelitian sebelumnya yaitu terdapat pada tempat penelitian. Tempat penelitian dari penelitian sebelumnya dilakukan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dan pada penelitian ini dilakukan di Islamic Boarding School bertempat di Pondok Modern Gontor Putri 2

4. Raissa Talitha, 2012

Asupan Serat dan Cairan, Aktivitas Fisik, serta Gejala Konstipasi pada Lanjut Usia

Terdapat perbedaan dari penelitian sebelumnya yaitu pada subjek penelitian dan tempat penelitian. Subjek penelitian sebelumnya dilakukan pada lanjut usia dan tempat penelitian sebelumnya dilakukan di Rumah Perlindungan Sosial Tresna Wreda (RPSTW) Sukma Raharja dan Panti Wreda (PW) Salam Sejahtera.

Page 20: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak
Page 21: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Konstipasi Konstipasi merupakan masalah kronis yang banyak terdapat

pada pasien di seluruh dunia. Konstipasi merupakan keadaan yang sering ditemukan pada anak juga remaja. Konstipasi adalah suatu gejala sulit buang air besar yang ditandai dengan konsistensi feses keras, ukuran besar dan penurunan frekuensi buang air besar (Kadim et al., 2011).

Kata “konstipasi” memiliki beberapa makna dan beberapa pasien banyak yang mengartikan secara berbeda, tetapi tidak hanya pasien melainkan negara dan kultur yang berbeda juga. Penelitian di Swedia menunjukkan bahwa penggunaan laksatif merupakan konsep umum yang digunakan pada konstipasi (57% responden). Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa wanita (41%) memiliki dua kali lipat dari laki-laki (21%) mengenai jarangnya proses defekasi yang dapat mewakili konstipasi. Konstipasi biasa didefinisikan sebagai penyakit dengan karakteristik susah buang air besar, jarang buang air besar (satu kali setiap 3-4 hari) dengan ketiadaan tanda gejala atau penyebab sekunder (Lindberg et al., 2010).

Konstipasi merupakan masalah kesehatan di dunia yang dapat menurunkan kualitas hidup. Anak dengan konstipasi lebih sering mengunjungi dokter ataupun dokter anak-anak. Anak-anak tersebut sering terlihat dalam keadaan darurat dan dibawa ke rumah sakit untuk pengobatan. Maka dari itu, konstipasi dapat menunjukkan harga yang tinggi untuk sistem kesehatan dunia (Levy et al., 2017). Pengerasan feses dengan feses yang susah dikeluarkan disertai kebiasaan buang

Page 22: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

10

air besar anak maupun remaja yang tidak teratur dan abnormal juga terjadinya mengejan saat buang air besar disebut dengan konstipasi (Nugroho, 2014).

Kesulitan buang air besar lebih atau sama dengan 3 hari sekali dapat disebut dengan konstipasi. Konstipasi memiliki persepsi gejala yang berbeda-beda pada setiap anak tergantung pada konsistensi tinja, frekuensi buang air besar dan kesulitan dalam keluarnya tinja. Pada anak normal yang hanya buang air besar setiap 2-3 hari dengan tinja lunak tanpa kesulitan bukan disebut konstipasi. Namun, buang air besar setiap 3 hari dengan tinja keras dan sulit keluar dapat dianggap sebagai konstipasi (Devanarayana et al., 2010).

a. PatofisiologiKonstipasi biasanya menyebabkan pergerakan dalam

perut yang menyakitkan sehingga mendorong anak dengan sengaja menahan buang air besar. Menahan buang air besar dapat memperpanjang jalan feses di kolon dengan terjadinya reabsorbsi cairan yang menyebabkan tinja menjadi keras, besar dan sangat menyakitkan jika dikeluarkan. Seiring berjalannya waktu, rektum mulai melebar untuk menampung tahanan masa feses dan menurunnya perasaan ingin buang air besar (Nurko et al., 2014).

Patofisiologi konstipasi pada anak masih belum jelas. Mekanisme yang terjadi biasanya untuk mengembangkan konstipasi, khususnya pada anak-anak yaitu dengan kebiasaan menahan buang air besar, seringkali terjadi setelah pergerakan isi perut yang menyakitkan. Tinja tertahan dalam rektum, mukosa rektal mereabsorbsi air dari tinja yang tertahan tersebut, sehingga menyebabkan kesusahan untuk evakuasi (Mugie et al., 2011).

Berbagai kelompok anak maupun remaja, konstipasi fungsional dapat mengakibatkan lamanya transit. Sel interstisial

Page 23: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

11

berperan sangat penting dalam motilitas usus. Sel-sel tersebut menjadi pembuka jalan yang menimbulkan peristaltik dalam usus. Lamanya transit konstipasi juga berhubungan dengan rendahnya tingkat vasoaktif usus peptida di sebelah kanan kolon (Levy et al., 2017).

b. DiagnosisDiagnosis konstipasi sesuai dengan kriteria Rome III sebagai

berikut :

1. Frekuensi defekasi dua kali atau kurang dalam seminggu tanpa pemberian laksatif.

2. Terdapat minimal satu kali episode soiling/enkopresis dalam seminggu.

3. Riwayat retensi tinja yang berlebihan.4. Riwayat nyeri atau susah defekasi.5. Riwayat pengeluaran feses yang besar sampai menyumbat

toilet.6. Teraba masa fekal yang besar di rektum. Diagnosis kriteria Rome III dapat ditegakkan bila terdapat

minimal dua dari enam gejala selama 2 bulan pada anak dan remaja. Soiling didefinisikan sebagai pengeluaran feses secara tidak disadari dalam jumlah sedikit sehingga sering mengotori pakaian dalam, sedangkan Enkopresis diartikan sebagai pengeluaran feses dalam jumlah besar secara tidak disadari (Van Der Plas et al., 2000).

c. Tanda dan GejalaGejala konstipasi termasuk terjadinya pengerasan feses,

terjadinya pengurangan frekuensi defekasi, pergerakan buang air besar yang sakit maupun susah, retensi feses dan diameter tinja yang besar (Taylor et al., 2015). Gejala klinis konstipasi adalah

Page 24: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

12

frekuensi defekasi kurang dari tiga kali perminggu, tinja keras, sering mengejan pada saat defekasi, perasaan kurang puas setelah defekasi dan nyeri saat defekasi (Rajindrajith et al., 2012).

Gejala yang sering terjadi dalam konstipasi yaitu jarangnya buang air besar dikarenakan adanya penurunan pergerakan intestinal yang biasa dilakukan dalam diagnosa, nyeri perut terjadi saat defekasi atau buang air besar (Loening, 2007), menahan pengeluaran feses, darah dalam feses biasa terjadi jika ada belahan yang menghasilkan pendarahan dan menyakitkan saat defekasi pada anak yang lebih tua, enuresis dan gejala urinaria lainnya seperti konstipasi asimtomatik dapat memperburuk gejala urinaria pada anak dengan enuresis (Arvola et al., 2006). Membiasakan buang air besar secara teratur melalui cara memodifikasi perilaku, pemberian laksatif, diet serat dan pendekatan psikologis merupakan salah satu terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi maupun mencegah konstipasi (Suarsyaf et al., 2015).

d. Akibat Konstipasi yang dibiarkan terlalu lama dapat menyebabkan

akibat lainnya, yaitu:

1. Hemoroid Hemoroid merupakan penyakit yang sering dijumpai, hemoroid

dikenal masyarakat sebagai penyakit wasir atau ambeien. Banyak masyarakat awam yang masih tidak mengetahui daerah anorektal (anus dan rektum) dan penyakit-penyakit umum berhubungan dengan hal tersebut. Hal-hal yang dapat menyebabkan wasir sangat sederhana yakni buang air besar yang dipaksakan untuk mengeluarkan kotoran. Masalah hemoroid muncul disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: pola makan, kebiasaan buang air besar, kurang mobilisasi, konstipasi (susah buang air besar),

Page 25: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

13

faktor aktivitas fisik, anatomi, usia dan pekerjaan (Nugroho, 2014).

Konstipasi dapat terjadi dikarenakan kebiasaan diit (konsumsi rendah asupan serat dan kurangnya asupan cairan). Jika hal tersebut dibiarkan dalam jangka waktu panjang, maka dapat menyebabkan hemoroid. Seseorang yang terdiagnosa hemoroid harus selalu diperhatikan karena hemoroid dalam waktu yang lama dapat memberikan beberapa dampak bagi tubuh, salah satunya yaitu perdarahan saat buang air besar dan tanpa nyeri karena pada daerah tersebut tidak ada serabut nyeri. Penyakit hemoroid ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan malu bagi penderita, hal tersebut merupakan salah satu dampak psikologis yang dirasakan oleh penderita hemoroid (Nugroho, 2014).

2. Kanker Kolon Konstipasi merupakan masalah kesehatan yang berpengaruh

terhadap populasi manusia se-dunia. Hal tersebut secara negatif mempengaruhi kualitas hidup dan meningkatkan risiko kanker kolon (Yang et al., 2012). Konstipasi diduga berhubungan dengan risiko kanker kolorektal, tetapi bukti epidemis yang dimiliki sangat terbatas dan tidak konklusif. Kebiasaan buang air besar merupakan faktor resiko kanker kolorektal. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konstipasi fungsional berhubungan secara signifikan yang meningkatkan resiko kanker kolorektal (Naotaka et al., 2011).

2.1.2 Faktor-Faktor yang BerkaitanBeberapa penyebab umum konstipasi adalah asupan serat dan

cairan tidak memadai, kurangnya aktivitas fisik dan juga status gizi terutama gizi lebih.

Page 26: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

14

a. Asupan SeratBanyak faktor yang menyebabkan terjadinya masalah

konstipasi, antara lain kelemahan otot abdominal, mengabaikan isyarat untuk defekasi, ketidakkuatan dalam melakukan toileting, kebiasaan defekasi yang tidak teratur, depresi, stress, hemoroid, dehidrasi, ketidakkuatan Oral hygiene, kurangnya asupan serat dan cairan ( Herdman, 2012).

Asupan serat merupakan salah satu faktor penting penyebab terjadinya konstipasi pada anak maupun remaja. Asupan serat harus ditingkatkan secara bertahap di masa kanak-kanak, karena diet serat penting bagi kesehatan anak terutama dalam hal menormalkan buang air besar (Eva, 2015). Berbagai penelitian menyatakan bahwa ada hubungan antara kurangnya asupan serat dengan kejadian konstipasi. Penelitian Ambarita et al., (2014) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asupan serat dengan frekuensi defekasi dan konsistensi feses. Penelitian yang dilakukan Eva (2015) juga menyatakan bahwa ketidakcukupan asupan serat makanan berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian konstipasi. Membuktikan bahwa asupan serat makanan yang cukup sesuai dengan asupan serat makanan dengan standar kecukupan dapat mengurangi resiko konstipasi.

Allah menganjurkan agar manusia memperhatikan makanannya, antara lain buah dan sayuran sebagai mana tertulis dalam QS ‘Abasa (80) ayat 24-28 di bawah ini:

ثم صبا الماء صببنا نا أ طعامه إل نسان ال فلينظر

وعنبا وقضبا نبتنا فيها حبا فأ ا رض شق

شققنا ال

“Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Sesungguhnya kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit), kemudian kami

Page 27: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

15

belah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu kami tumbuhkan biji-bijan di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran.”

Menurut The American Association Of Cereal Chemist (2006), serat adalah merupakan bagian yang dapat dimakan dari tanaman atau karbohidrat analog yang resisten terhadap pencernaan dan absorpsi pada usus halus dengan fermentasi lengkap atau partial pada usus besar. Serat makanan tersebut meliputi pati, polisakarida, oligosakarida, lignin dan bagian tanaman lainnya. Total serat atau serat makanan biasa terdapat dalam makanan. Sifat fisik serat larut dan tidak larut memiliki banyak manfaat dalam kesehatan. Saat dikonsumsi dalam jumlah yang adekuat, serat tersebut dapat menunjukkan rendahnya level kolestrol darah dan level glukosa darah, dapat menurunkan resiko penyakit kardiovaskular dan diabetes. Serat dapat menurunkan waktu transit usus yang dapat menurunkan resiko konstipasi, divertikulitis dan kanker kolon (Carol et al., 2009).

Berdasarkan karakteristik kimia, fisik, dan fungsionalnya, secara umum, serat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu yang larut dan tidak larut dalam air. Serat makanan larut air meliputi gum, pektin, sebagian kecil hemiselulosa dan oligosakarida (bermacam-macam frukto dan galakto-oligosakarida), dan sebagian gula alkohol (sorbitol dan manitol), sedangkan serat makanan tak larut air meliputi selulosa, lignin, dan sebagian besar hemiselulosa (Hardinsyah et al., 2016).

Makanan yang mengandung pati mempunyai keuntungan tambahan karena keberadaan serat. Serat (terutama terlarut) banyak ditemukan pada buah, beberapa jenis kacang-kacangan, dan biji-bijian, sedangkan yang tidak larut banyak terdapat pada sayuran. Sifat fisik yang terdapat pada serat adalah mengendalikan air,

Page 28: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

16

mengendalikan kekentalan, berpengaruh pada proses fermentasi, dan adanya respon fisiologi yang menguntungkan, yaitu menurunkan konsentrasi plasma kolesterol, memodifikasi respon glikemik, memperbaiki fungsi usus besar (kolon), dan menurunkan nilai gizi yang tersedia. Konsumsi serat dengan kisaran antara 27 hingga 40 gram perhari akan dapat membantu memelihara kesehatan, terutama sistem pencernaan, serta dapat mencegah kejadian penyakit seperti apendisitis, konstipasi, hemoroid, kanker kolon, penyakit jantung dan arteri, serta memperbaiki glukosa darah (Hardinsyah et al., 2016). Direkomendasikan bahwa orang dewasa harus meningkatkan konsumsi serat pangan dari 20 g menjadi 30 g per hari, tetapi jangan melebihi 35 g per hari (Muchtadi, 2013).

Serat makanan bersifat hidrofilik atau pembentuk masa. Kemampuan serat makanan sebagai laksatif tergantung dari kemampuannya menghindari pencernaan dan absorpsi di usus halus dan menghindari metabolisme bakteri di kolon. Peningkatan volume di usus yang berkaitan dengan bahan padat dan air diduga menstimulasi motilitas dan peningkatan transit isi usus melalui kolon, sehingga meningkatkan feses yang dikeluarkan. Konsistensi feses juga dipengaruhi oleh serat makanan sehingga mempermudah defekasi. Efektivitas serat makanan sebagai bahan pembentuk masa tergantung pada jumlah, kemampuan mengikat air, banyaknya penghancuran oleh proses fermentasi bakteri dan efektifitas produk fermentasi yang dapat meningkatkan efek laksatif (Pijpers et al., 2010).

b. Asupan CairanSelain serat, faktor lain yang dapat memperlancar defekasi

adalah asupan air. Air memiliki banyak fungsi, salah satu fungsi air adalah media eliminasi sisa metabolisme. Tubuh menghasilkan

Page 29: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

17

berbagai sisa metabolisme yang tidak diperlukan termasuk toksin. Berbagai sisa metabolisme tersebut dikeluarkan melalui saluran kemih, saluran nafas, kulit dan saluran cerna yang memerlukan media air (Santoso et al., 2011).

Air berperan sebagai pembawa zat-zat makanan dan sisa-sisa metabolisme sebagai media reaksi yang menstabilkan pembentukan biopolimer dan sebagainya. Bahan pangan seperti sayur-sayuran, daging, maupun susu, telah banyak berjasa dalam memenuhi kebutuhan air manusia. Badan manusia hidup yang dianalisis komposisi kimianya akan diketahui bahwa kandungan airnya rata-rata 65% atau sekitar 46 liter per orang dewasa. Setiap hari sejumlah 2,5 liter harus diganti dengan air yang baru. Meskipun keadaan sulit bahan pangan dan air, manusia mungkin dapat tahan hidup tanpa makan selama lebih dari 2 bulan, tetapi tanpa minum ia akan meninggal dunia dalam waktu kurang dari seminggu (Winarno, 2004).

Semakin tubuh kekurangan air, gerak kolon semakin lambat di bagian bawah agar tersedia lebih banyak waktu untuk penyerapan ulang cairan pada sisa metabolisme. Proses pencegahan hilangnya air ini adalah sebuah mekanisme lain pencadangan air oleh tubuh. Salah satu bagian tubuh tempat hilangnya air yang akan dicegah selama mekanisme pengelolaan kekeringan adalah kolon dengan melalui penyesuaian konsistensi dan kecepatan aliran bahan sisa. Feses menjadi keras serta tidak cukup air untuk mengalir ketika gerakan sisa metabolisme di kolon menjadi lambat dan mukosa menyerap banyak air. Proses ini mengakibatkan pengeluaran tinja menjadi semakin sulit (Saputra et al., 2016).

Kebutuhan air minum setiap orang bervariasi dari 2,1 liter hingga 2,8 liter perhari, tergantung pada berat badan dan

Page 30: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

18

aktivitasnya (Hardinsyah et al., 2016). Demi kesehatan, perlu mengkonsumsi air sedikitnya sekitar 1500-2000 mL air setiap hari, dari makanan maupun minuman (Lean E.J., 2013). Pentingnya air untuk kehidupan manusia tercermin dari ayat yang menganjurkan agar manusia memperhatikan minumnya, Sebagaimana tersurat dalam QS Al-Waqi’ah (56):68

بون ي تش يتم الماء الفرأ

أ

“ Maka apakah kamu memperhatikan air yang kau minum?”

Jumlah cairan yang dibutuhkan pada anak agar feses bertambah lunak diperkirakan 6-8 gelas per hari. Jumlah cairan yang dikonsumsi mempengaruhi konsistensi feses. Penambahan cairan pada kolon dan masa feses membuat pergerakan usus menjadi lebih lembut dan mudah dilalui. Penderita yang mengalami konstipasi sebaiknya mengkonsumsi banyak cairan setiap hari yaitu sekitar tujuh gelas setiap hari (Lee et al., 2008). Ditinjau dari ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat (Mubarak et al., 2009).

c. Aktivitas FisikAktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot-

otot tubuh dan sistem penunjangnya. Selama melakukan aktivitas fisik, otot membutuhkan energi diluar metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk menghantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh. Banyak energi yang dibutuhkan tergantung pada berapa banyak otot yang bergerak, berapa lama dan berapa berat pekerjaan yang dilakukan (Almatsier, 2010).

Page 31: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

19

Aktivitas yang kurang akan menyebabkan otot-otot tubuh salah satunya otot polos usus besar akan mengalami penurunan fungsi fisiologis sehingga mengganggu proses defekasi. Jika otot polos pada usus besar mengalami penurunan fungsi, maka proses pencernaan tidak akan berjalan seoptimal biasanya. Proses pembentukan feses di dalam usus besar dan rektum terhambat, sedangkan semakin lama feses berada di dalam usus besar maka akan semakin banyak air yang terserap oleh usus besar sehingga feses mengeras mengakibatkan terjadinya konstipasi (Nugroho, 2014).

d. Status Gizi Berlebih Overweight dan obesitas pada anak merupakan suatu masalah

yang sedang dihadapi oleh dokter-dokter anak di dunia. Pada masa ini, risiko obesitas meningkat karena penurunan aktivitas fisik dan peningkatan konsumsi tinggi lemak dan karbohidrat, tetapi memiliki kandungan gizi rendah. Obesitas pada remaja berhubungan dengan masalah kesehatan saat dewasa, seperti masalah psikososial, peningkatan resiko penyakit kardiovaskular, metabolime glukosa abnormal, gangguan saluran cerna dan hati, sleep apnea, komplikasi masalah tulang hingga kematian (Hardinsyah et al., 2016).

Beberapa penelitian pada negara berkembang menunjukkan hubungan antara berat badan berlebih dan konstipasi fungsional pada anak. Tahun 1981, evaluasi dari 1987 sampel subjek yang berumur antara 6 sampai 70 tahun dan tinggal di Italia menunjukkan bahwa konstipasi sering terjadi pada individual dengan obesitas. Remaja dipertimbangkan menjadi periode resiko dalam penggunaan kebiasaan makan tidak tercukupi yang dapat berisiko konstipasi dan juga overweight. Penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara overweight dan konstipasi, tetapi

Page 32: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

20

konsistensi feses pada pasien konstipasi yang berhubungan dengan overweight (Costa et al., 2011).

2.1.3 Hubungan antara Asupan Serat dengan Kejadian KonstipasiMakanan yang memiliki kandungan serat tinggi dapat membantu

proses percepatan defekasi namun jumlah serat dan jenis serat juga sangat berperan. Serat dapat mencegah dan mengurangi konstipasi karena dapat menyerap air ketika melewati saluran pencernaan sehingga meningkatkan ukuran feses, namun jika asupan air kurang, serat akan menyebabkan konstipasi dan menyebabkan gangguan pada usus besar (Uliyah & Ahmad, 2008). Penelitian di Indonesia sebelumnya mengenai hubungan asupan serat makanan dan air dengan pola defekasi pada anak sekolah dasar didapatkan hubungan yang bermakna antara asupan serat dengan frekuensi buang air besar dan konsistensi feses (Ambarita et al., 2014).

Beberapa penelitian menunjukkan terdapat hubungan konsentrasi asupan serat yang rendah dengan kejadian konstipasi. Penelitian Loening-Baucke (2007) didapatkan hubungan antara ketidakcukupan asupan serat makanan dengan konstipasi. Penelitian lain yang dilakukan oleh Rajindrajith et al., (2009) menyatakan bahwa konstipasi dengan asupan serat yang rendah tidak menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik.

2.1.4 Hubungan antara Asupan Cairan dengan Kejadian KonstipasiFaktor lain yang dapat memperlancar proses defekasi selain

serat adalah asupan air. Air memiliki banyak fungsi, salah satu fungsi air adalah media eliminasi sisa metabolisme. Tubuh menghasilkan berbagai sisa metabolisme yang tidak diperlukan termasuk toksin. Berbagai sisa metabolisme tersebut dikeluarkan melalui saluran

Page 33: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

21

kemih, saluran nafas, kulit dan saluran cerna yang memerlukan media air (Kant & Graubard, 2010).

Penelitian Markland et al., (2013) yang menunjukkan bahwa asupan cairan yang kurang akan menyebabkan konstipasi. Peningkatan asupan cairan dapat mencegah terjadinya konstipasi. Hasil penelitian Murakami et al., (2007) juga menunjukkan hasil yang sama yaitu rendahnya asupan cairan dari makanan menyebabkan peningkatan prevalensi konstipasi fungsional pada remaja perempuan.

Page 34: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

22

2.2 Kerangka TeoriKesulitan buang air besar selama lebih atau sama dengan 3 hari

sekali dapat disebut dengan konstipasi. Penyebab umum konstipasi antara lain kegagalan merespons dorongan buang air besar, asupan serat dan cairan yang tidak memadai, kelemahan otot perut, dan dehidrasi. Asupan serat rendah, cairan tidak optimal, kurangnya aktifitas fisik, tingkat pendidikan yang rendah, serta depresi dapat meningkatkan kejadian konstipasi pada anak (Jurnalis et al., 2013). Kerangka teoritis penelitian tertera pada gambar 1 berikut ini:

20

2.2. Kerangka Teori

Kesulitan buang air besar selama lebih atau sama dengan 3 hari sekali

dapat disebut dengan konstipasi. Penyebab umum konstipasi antara lain

kegagalan merespons dorongan buang air besar, asupan serat dan cairan yang

tidak memadai, kelemahan otot perut, dan dehidrasi. Asupan serat rendah,

cairan tidak optimal, kurangnya aktifitas fisik, tingkat pendidikan yang

rendah, serta depresi dapat meningkatkan kejadian konstipasi pada anak

(Jurnalis et al., 2013). Kerangka teoritis penelitian tertera pada gambar 1

berikut ini:

Gambar 1. Kerangka Teori

Sumber: Modifikasi (Jurnalis et al, 2013), (Costa et al., 2011), (Nugroho, 2014),

(Naotaka et al., 2011).

Karakteristik responden: - Umur

- Jenis kelamin

Konsumsi Pangan Responden

Aktivitas Fisik Status Gizi

Asupan Serat Asupan Cairan Kurangnya Aktivitas Fisik

Status Gizi Berlebih

Tingkat Asupan Serat dan Cairan

Konstipasi

Kanker Kolon Hemorroid

Gambar 1. Kerangka Teori

Sumber: Modifikasi (Jurnalis et al, 2013), (Costa et al., 2011), (Nugroho, 2014), (Naotaka et al., 2011).

Page 35: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

23

2.3 Kerangka Konseptual Berdasarkan uraian faktor risiko konstipasi, maka dapat dibuat

skema pemikiran yang tertera pada gambar 2 berikut ini:

21

2.3. Kerangka Konseptual

Berdasarkan uraian faktor risiko konstipasi, maka dapat dibuat skema

pemikiran yang tertera pada gambar 2 berikut ini:

Gambar 2. Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis

Ada hubungan antara asupan serat dan asupan cairan dengan kejadian

konstipasi pada remaja putri di Islamic Boarding School

Asupan Cairan

Asupan Serat Konstipasi

Gambar 2. Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis Ada hubungan antara asupan serat dan asupan cairan dengan kejadian

konstipasi pada remaja putri di Islamic Boarding School

Page 36: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak
Page 37: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

25

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain

cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan serat dan asupan cairan dengan kejadian konstipasi pada remaja putri di Islamic Boarding School.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat penelitianPenelitian dilakukan di Islamic Boarding School yaitu Pondok

Modern Darussalam Gontor Putri 2, Mantingan, Ngawi, Jawa Timur.

3.2.2 Waktu penelitianPenelitian dilaksanakan pada bulan November sampai dengan

bulan Desember 2017.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 PopulasiPopulasi dalam penelitian ini adalah semua santri putri Pondok

Modern Darussalam Gontor Putri 2 dari kelas 1, 1 intensif, 2 dan 3 KMI yang berjumlah 680 orang mencakup santriwati yang berusia 11-15 tahun.

3.3.2 SampelPada penelitian ini dilakukan perhitungan besar sampel minimal

dengan rumus sebagai berikut (Lemeshow et al., 1990):

Page 38: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

26

22

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross

sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan serat

dan asupan cairan dengan kejadian konstipasi pada remaja putri di Islamic

Boarding School.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di Islamic Boarding School yaitu Pondok

Modern Darussalam Gontor Putri 2, Mantingan, Ngawi, Jawa Timur.

3.2.2. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai dengan

bulan Desember 2017.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua santri putri Pondok

Modern Darussalam Gontor Putri 2 dari kelas 1, 1 intensif, 2 dan 3 KMI

yang berjumlah 680 orang mencakup santriwati yang berusia 11-15

tahun.

3.3.2. Sampel

Pada penelitian ini dilakukan perhitungan besar sampel minimal

dengan rumus sebagai berikut (Lemeshow et al., 1990):

Keterangan:

- n : jumlah sampel minimal yang diperlukan

- Z2 : derajat kepercayaan

- p : proporsi

- q : 1-p (proporsi)

Z2 pq Z2p (1-p) n= = d2 d2

Keterangan:- n : jumlah sampel minimal yang diperlukan- Z2 : derajat kepercayaan- p : proporsi - q : 1-p (proporsi) - d : ketepatan absolut yang dikehendaki

n = 

23

- d : ketepatan absolut yang dikehendaki

n = Z2pq

d2

n = 1,962. 0,122. 0,878 = 41,15 = 41 orang x 10% = 45 orang

0,12

Jadi, sampel penelitian ini sebanyak 45 orang. Pada penelitian ini

terdapat beberapa kriteria pemilihan yang dilakukan yaitu kriteria

inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi yaitu responden yang susah buang

air besar >2 hari sekali, buang air besar hingga mengejan, nyeri saat

buang air besar, dapat berkomunikasi dengan baik dan bersedia

diwawancarai, sedangkan untuk kriteria eksklusi yaitu memiliki

penyakit kronis seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus

dan tuberkolosis, serta mengkonsumsi obat pencahar.

3.3.3. Cara Pengambilan Sampel

Cara pengambilan sampel pada penelitian ini dengan cara

Purposive Sampling, yaitu pengambilan sampel sesuai dengan kriteria

inklusi.

3.4. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Variabel bebas : asupan serat dan asupan cairan

Variabel terikat : kejadian konstipasi

3.5. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini: Tabel 2. Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur Skala 1 Kejadian

Konstipasi Konstipasi adalah suatu gejala sulit buang air besar yang ditandai dengan konsistensi feses keras, ukuran besar, dan penurunan frekuensi buang air besar (Kadim

Kuesioner - Mengalami konstipasi

- Tidak mengalami konstipasi

Ordinal

n =

23

- d : ketepatan absolut yang dikehendaki

n = Z2pq

d2

n = 1,962. 0,122. 0,878 = 41,15 = 41 orang x 10% = 45 orang

0,12

Jadi, sampel penelitian ini sebanyak 45 orang. Pada penelitian ini

terdapat beberapa kriteria pemilihan yang dilakukan yaitu kriteria

inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi yaitu responden yang susah buang

air besar >2 hari sekali, buang air besar hingga mengejan, nyeri saat

buang air besar, dapat berkomunikasi dengan baik dan bersedia

diwawancarai, sedangkan untuk kriteria eksklusi yaitu memiliki

penyakit kronis seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus

dan tuberkolosis, serta mengkonsumsi obat pencahar.

3.3.3. Cara Pengambilan Sampel

Cara pengambilan sampel pada penelitian ini dengan cara

Purposive Sampling, yaitu pengambilan sampel sesuai dengan kriteria

inklusi.

3.4. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Variabel bebas : asupan serat dan asupan cairan

Variabel terikat : kejadian konstipasi

3.5. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini: Tabel 2. Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur Skala 1 Kejadian

Konstipasi Konstipasi adalah suatu gejala sulit buang air besar yang ditandai dengan konsistensi feses keras, ukuran besar, dan penurunan frekuensi buang air besar (Kadim

Kuesioner - Mengalami konstipasi

- Tidak mengalami konstipasi

Ordinal

= 41,15 = 41 orang × 10% = 45 orang

Jadi, sampel penelitian ini sebanyak 45 orang. Pada penelitian ini terdapat beberapa kriteria pemilihan yang dilakukan yaitu kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi yaitu responden yang susah buang air besar >2 hari sekali, buang air besar hingga mengejan, nyeri saat buang air besar, dapat berkomunikasi dengan baik dan bersedia diwawancarai, sedangkan untuk kriteria eksklusi yaitu memiliki penyakit kronis seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus dan tuberkolosis, serta mengkonsumsi obat pencahar.

3.3.3 Cara Pengambilan SampelCara pengambilan sampel pada penelitian ini dengan cara

Purposive Sampling, yaitu pengambilan sampel sesuai dengan kriteria inklusi.

Page 39: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

27

3.4 Identifikasi Variabel PenelitianVariabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Variabel bebas : asupan serat dan asupan cairan

Variabel terikat : kejadian konstipasi

3.5 Definisi Operasional VariabelDefinisi operasional variabel dalam penelitian ini:

Tabel 2. Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur Skala

1 Kejadian Konstipasi

Konstipasi adalah suatu gejala sulit buang air besar yang ditandai dengan konsistensi feses keras, ukuran besar, dan penurunan frekuensi buang air besar (Kadim et al., 2011).

Kuesioner – Mengalami konstipasi

– Tidak mengalami konstipasi

Ordinal

2 Asupan serat

Asupan serat merupakan asupan yang dikonsumsi perhari oleh responden dan diukur berdasarkan analisis food recall 24 jam (Eva, 2015)

Recall 3 × 24 jam

Gram (WNPG, 2012)

Rasio

3 Asupan cairan

Asupan cairan adalah total jumlah cairan yang dikonsumsi responden selama 24 jam berdasarkan metode food recall 24 jam (Eva, 2015)

Recall 3 × 24 jam

ml (Hardinsyah et al., 2016)

Rasio

Page 40: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

28

3.6 Instrumen dan Cara Pengumpulan Data

3.6.1 Instrumen penelitian yang digunakan antara lain:a. Formulir recall 1x24 jam adalah daftar pertanyaan yang

berisi pola makan responden dengan mengingat makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh responden dalam waktu 1x24 jam. Sampel diwawancarai oleh peneliti atau tenaga kesehatan yang telah dilatih selama 3x24 jam dengan waktu yang tidak berurutan.

b. Kuesioner konstipasi adalah daftar pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui karakteristik sampel meliputi umur, jenis kelamin, serta gejala yang dialami selama konstipasi, dan frekuensi buang air besar.

c. Formulir yang berisi tentang identitas sampel penelitian dan pertanyaan setuju untuk diikutsertakan dalam penelitian.

3.6.2 Cara pengumpulan dataa. Data primer Data primer pada penelitian ini yaitu data kuesioner

wawancara konstipasi dan data wawancara recall 3x24 jam.b. Data sekunder Data sekunder pada penelitian ini yaitu data jumlah

santriwati Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 2.

3.7 Teknis AnalisisData yang terkumpul kemudian dilakukan coding dan selanjutnya

akan dilakukan entry data. Pada penelitian ini dilakukan dua analisis statistik yaitu analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui karakteristik umum serta usia, jenis kelamin, data asupan serat, cairan, dan responden yang mengalami kejadian konstipasi maupun tidak. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara asupan serat dan asupan cairan dengan kejadian konstipasi pada remaja putri.

Page 41: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

29

Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji Spearman dengan interval kepercayaan 95% dan tingkat kemaknaan p <0,05. Uji Spearman dilakukan untuk menilai hubungan antara jumlah asupan serat dan cairan terhadap kejadian konstipasi pada santri remaja putri.

3.8 Etika PenelitianSampel penelitian adalah manusia, untuk itu sebelum melakukan

penelitian, peneliti perlu memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian, cara, manfaat yang diharapkan, pertanyaan yang diajukan dan penjagaan kerahasiaan data. Semua prosedur dilakukan setelah mendapat persetujuan tertulis di dalam informed consent dari sampel penelitian. Identitas responden dirahasiakan dan tidak untuk disebarluaskan. Sampel yang terpilih berhak untuk menolak bila tidak bersedia atau ada halangan.

3.9 Jalannya PenelitianProses-proses dalam pengumpulan data pada penelitian ini melalui

beberapa tahap, yaitu:

1. Setelah proposal penelitian disetujui oleh penguji dan pembimbing, peneliti meminta izin langsung kepada prodi untuk surat pengantar dari prodi kemudian kepada pihak pondok pesantren.

2. Menyelesaikan kelengkapan administrasi, seperti surat izin penelitian yang diberikan pada pihak pondok pesantren.

3. Mengukur validitas dan reliabilitas instrumen penelitian.4. Meminta data terbaru seluruh santriwati di Pondok Modern Darussalam

Gontor Putri 2. Data tersebut digunakan untuk menentukan calon responden penelitian.

5. Peneliti datang ke pondok pesantren dengan enumerator untuk mencari calon responden yang sesuai dengan kriteria pemilihan.

6. Menjelaskan kepada calon responden terkait penelitian, kemudian memberikan lembar persetujuan (informed consent) dan form recall 1x24 jam, kemudian menjelaskan prosedur pengisian form recall 1x24

Page 42: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

30

jam yang akan diwawancarai oleh peneliti dengan mewawancarai pola makan asupan serat dan cairan responden.

7. Kemudian setelah dilakukannya recall 1x24 jam selama 3 waktu yang tidak berurutan, akan dilakukan pengisian kuesioner kejadian konstipasi.

8. Memberikan waktu pengisian kuesioner kepada responden ± 15 menit.9. Kemudian responden menyerahkan kembali kuesioner yang telah diisi

untuk diperiksa oleh peneliti ataupun enumerator.10. Kemudian setelah semua kuesioner dan form recall 1 x 24 jam diisi,

akan diperiksa dan selanjutnya kuesioner diolah serta dianalisa peneliti.

Page 43: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil PenelitianHasil penelitian ini dilakukan dua analisis data statistik, yaitu

analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia, responden yang mengalami kejadian konstipasi dan rata-rata asupan cairan dan serat responden.

4.1.1 Karakteristik Responden PenelitianPenelitian ini dilakukan di Pondok Modern Darussalam Gontor

Putri 2, Mantingan, Ngawi, Jawa Timur. Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 2 ini memiliki siklus menu selama satu minggu. Pola menu yang terdapat dalam setiap menu makan yaitu karbohidrat, lauk nabati, sayuran, untuk lauk hewani hanya terdapat pada waktu-waktu tertentu seperti pada hari senin dan kamis malam. Penelitian dilakukan selama satu bulan penuh mulai bulan November 2017 hingga Desember 2017. Penelitian ini dilakukan pada responden dengan jumlah 45 orang dan kisaran usia 11 tahun hingga 15 tahun yang tinggal dalam asrama pondok dan memiliki waktu makan 3 kali sehari di dapur umum Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 2.

Penelitian ini menganalisis karakteristik umum responden dengan uji univariat berdasarkan usia, responden yang mengalami kejadian konstipasi atau tidak dan data asupan serat dan cairan responden. Distribusi karakteristik responden penelitian disajikan pada gambar 3 dan 4.

Page 44: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

32

28

Gambar 3. Diagram Persentase Usia Responden Berdasarkan Kejadian Konstipasi

Hasil analisis pada gambar 3 di atas menunjukkan bahwa

responden berusia 12 tahun merupakan kelompok mayoritas yang

menjadi subjek dalam penelitian ini dengan jumlah 17 orang (37,8%),

sedangkan responden berusia 11 tahun merupakan kelompok minoritas

yang menjadi subjek dalam penelitian ini dengan jumlah 2 orang

(4,4%). Hasil analisis data persentase kejadian konstipasi pada remaja

putri disajikan pada gambar 4.

Gambar 4. Diagram Persentase Kejadian Konstipasi

5%

38%

11% 13%

33%

Persentase Usia Responden berdasarkan Kejadian Konstipasi

11 tahu 12 tahun 13 tahun 14 tahun 15 tahun

93%

7%

Persentase Kejadian Konstipasi

Kontipasi Tidak Konstipasi

Gambar 3. Diagram Persentase Usia Responden Berdasarkan Kejadian Konstipasi

Hasil analisis pada gambar 3 di atas menunjukkan bahwa responden berusia 12 tahun merupakan kelompok mayoritas yang menjadi subjek dalam penelitian ini dengan jumlah 17 orang (37,8%), sedangkan responden berusia 11 tahun merupakan kelompok minoritas yang menjadi subjek dalam penelitian ini dengan jumlah 2 orang (4,4%). Hasil analisis data persentase kejadian konstipasi pada remaja putri disajikan pada gambar 4.

Page 45: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

33

28

Gambar 3. Diagram Persentase Usia Responden Berdasarkan Kejadian Konstipasi

Hasil analisis pada gambar 3 di atas menunjukkan bahwa

responden berusia 12 tahun merupakan kelompok mayoritas yang

menjadi subjek dalam penelitian ini dengan jumlah 17 orang (37,8%),

sedangkan responden berusia 11 tahun merupakan kelompok minoritas

yang menjadi subjek dalam penelitian ini dengan jumlah 2 orang

(4,4%). Hasil analisis data persentase kejadian konstipasi pada remaja

putri disajikan pada gambar 4.

Gambar 4. Diagram Persentase Kejadian Konstipasi

5%

38%

11% 13%

33%

Persentase Usia Responden berdasarkan Kejadian Konstipasi

11 tahu 12 tahun 13 tahun 14 tahun 15 tahun

93%

7%

Persentase Kejadian Konstipasi

Kontipasi Tidak Konstipasi

Gambar 4. Diagram Persentase Kejadian Konstipasi

Hasil analisis pada gambar 4 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden penelitian mengalami kejadian konstipasi dengan jumlah 42 orang responden (93,3%), sehingga pada penelitian ini responden yang mengalami konstipasi menjadi kelompok mayoritas dibandingkan dengan responden yang tidak mengalami konstipasi. Penelitian ini juga menganalisis data pemenuhan asupan serat dan cairan responden. Hasil data pemenuhan asupan serat dan asupan cairan responden disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Pemenuhan Asupan Serat dan Asupan Cairan RespondenMedian Minimum Maksimum

Asupan Serat (gram) 7,5 2,8 19,4

Asupan Cairan (ml) 1203,3 529,7 2640

Hasil analisis pada tabel di atas menunjukkan bahwa data asupan serat responden dengan nilai median 7,5 gram (2,8 gram - 19,4 gram),

Page 46: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

34

sedangkan data asupan cairan responden dengan nilai median 1203,3 ml (529,7 ml - 2640 ml).

4.1.2 Hubungan Asupan Serat dan Asupan Cairan dengan Kejadian Konstipasi pada Remaja PutriAnalisis penelitian ini dilakukan dengan analisis bivariat yaitu

analisis Spearman untuk mengetahui adanya hubungan antara asupan serat dan asupan cairan dengan kejadian konstipasi pada remaja putri. Hubungan asupan serat dan asupan cairan dengan kejadian konstipasi pada remaja putri disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Hubungan Asupan Serat dan Asupan Cairan dengan Kejadian Konstipasi

Variabel Mengalami Konstipasi

(%)

Tidak Mengalami

Konstipasi (%)

n(%)

Nilai p Nilai r

Asupan seratAsupan cairan

93,393,3

6,76,7

100100

0,2230,893

-0,185 0,021

Hasil uji pada asupan serat menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan serat dengan kejadian konstipasi pada remaja putri (p = 0,223), sedangkan hasil uji pada asupan cairan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan cairan dengan kejadian konstipasi pada remaja putri secara statistik (p = 0,893).

4.2 Pembahasan

4.2.1 Karakteristik Responden PenelitianKarakteristik responden penelitian ini meliputi usia, responden

yang mengalami kejadian konstipasi, data asupan serat dan asupan cairan responden.

Page 47: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

35

a. Usia respondenHasil penelitian ini diketahui bahwa kisaran usia anak yang

mengalami kejadian konstipasi yaitu usia 11 tahun – 15 tahun. Berdasarkan Gambar 3 diketahui sebaran usia responden yang mengikuti penelitian. Responden dengan usia 12 tahun merupakan responden dengan jumlah terbanyak yang menjadi responden dalam penelitian ini dengan jumlah 17 orang responden (37,8%) sebaliknya, responden dengan usia 11 tahun merupakan responden dengan jumlah paling sedikit yang menjadi responden penelitian dengan jumlah 2 orang responden (4,4%).

Mayoritas usia yang mengalami kejadian konstipasi pada penelitian ini adalah 12 tahun. Hal tersebut sesuai dengan studi penelitian lainnya yang mendapati bahwa anak yang sering mengalami konstipasi dengan usia berkisar antara 8 sampai 12 tahun, hal tersebut dikarenakan banyaknya responden yang mengalami nyeri saat buang air besar sehingga responden lebih suka menahan buang air besar dan dapat menyebabkan konstipasi (Fernandes et al., 2013).

b. Kejadian konstipasiKonstipasi merupakan persepsi gangguan buang air besar

yang berupa menurunnya frekuaensi buang air besar, adanya rasa sakit saat buang air besar, adanya ekstra mengejan, adanya sensasi tidak puas setelah buang air besar dan mengalami feses yang keras. Pada praktek keseharian dapat dikatakan konstipasi jika buang air besar kurang dari 3 kali seminggu atau lebih dari 3 hari tidak buang air besar disertai berlebihan dalam mengejan (Djojoningrat et al., 2009).

Kejadian konstipasi pada penelitian ini diketahui dengan menggunakan data kuesioner kejadian konstipasi yang berisi 6

Page 48: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

36

soal dengan gejala-gejala konstipasi yang terjadi. Berdasarkan Gambar 4 di atas diketahui sebaran responden berdasarkan dengan kejadian konstipasinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami kejadian konstipasi dengan jumlah 42 orang responden (93,3%) dibandingkan dengan responden yang tidak mengalami kejadian konstipasi. Individu dikategorikan mengalami kejadian konstipasi jika memiliki > 5 poin dari 6 kriteria dalam kuesioner kejadian konstipasi yang diukur melalui skala berdasarkan frekuensi buang air besar, konsistensi feses, sensasi yang terjadi setelah buang air besar, dan kegagalan dalam proses buang air besar.

c. Asupan serat dan cairanPada penelitian ini data asupan serat dan cairan didapatkan

dengan melakukan wawancara food recall 3 x 24 jam kepada responden. Food recall 3 x 24 jam dilakukan dengan waktu yang tidak berurutan, hal ini berguna untuk mendapatkan asupan makanan responden yang bervariasi. Asupan serat dilihat dari hasil asupan makanan responden, sedangkan asupan cairan dilihat dari hasil asupan cairan dari makanan maupun minuman responden.

Berdasarkan Tabel 3 diketahui data pemenuhan asupan serat dan asupan cairan responden. Hal tersebut menunjukkan bahwa data pemenuhan asupan serat dan asupan cairan responden merupakan data yang tidak normal sehingga diketahui nilai median asupan serat responden yaitu 7,5 gram dengan nilai minimum 2,8 gram dan maksimum 19,4 gram, sedangkan untuk nilai median asupan cairan responden yaitu 1203,3 m l dengan nilai minimum 529,7 ml dan maksimum 2640 ml. Sebagian besar responden memiliki nilai asupan serat dan cairan yang rendah karena memiliki nilai asupan di bawah rata-rata kebutuhan per harinya. Hal ini dikarenakan

Page 49: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

37

responden kurang dalam mengkonsumsi makanan dengan kandungan serat tinggi seperti sayuran dan buah-buahan serta lebih sering mengkonsumsi asupan serat rendah seperti makanan ringan dan gorengan. Asupan cairan rendah karena beberapa responden hanya mengkonsumsi cairan saat merasa haus dan setelah makan.

4.2.2 Hubungan Asupan Serat dengan Kejadian Konstipasi pada Remaja PutriPenelitian ini dilakukan analisis bivariat menggunakan analisis

Spearman untuk mengetahui hubungan antara asupan serat dengan kejadian konstipasi pada remaja putri. Berdasarkan hasil analisis uji Spearman didapatkan hasil pada Tabel 4 dengan nilai p>0,05 (0,223). Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan serat dengan kejadian konstipasi pada remaja putri di Islamic Boarding School secara statistik. Hal ini dikarenakan kejadian konstipasi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya selain asupan serat seperti aktivitas fisik yang kurang, status gizi berlebih dan kebiasaan menahan buang air besar. Kebiasaan menahan buang air besar pada anak maupun remaja terjadi karena adanya pergerakan dalam perut yang menyakitkan. Menahan buang air besar yang terlalu sering dapat memperpanjang jalan feses dalam kolon dengan adanya reabsorpsi cairan yang menyebabkan feses menjadi keras, besar dan sangat menyakitkan jika dikeluarkan, sehingga rektum dalam tubuh mulai melebar untuk menampung feses dan menyebabkan terjadinya penurunan keinginan buang air besar (Nurko et al., 2014).

Penelitian pada anak di Sumatera Barat menyatakan bahwa terdapat hubungan bermakna antara status gizi dengan kejadian konstipasi. Mekanisme status gizi lebih dapat berkembang menjadi gangguan saluran cerna masih belum diketahui dengan jelas. Anak dengan status gizi lebih memiliki waktu transit kolon yang secara

Page 50: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

38

bermakna lebih lambat, sehingga dapat menyebabkan terjadinya konstipasi (Putri et al., 2015). Asupan serat responden satu dengan yang lainnya diperoleh hasil yang berbeda dikarenakan kebiasaan konsumsi beragam makanan dan porsi makan yang berbeda serta sebagian responden jarang mengkonsumsi makanan yang disediakan dan menggantinya dengan membeli makanan ringan, jajanan serta gorengan, sehingga dapat mempengaruhi jumlah asupan serat yang dikonsumsi dan adanya kejadian konstipasi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan serat dengan kejadian konstipasi. Hal tersebut dikarenakan kategori asupan serat responden yang homogen, yaitu semua termasuk dalam kategori kurang (Raissa, 2012). Penelitian sebelumnya mengenai hubungan asupan serat dengan pola defekasi didapatkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara asupan serat dengan keluhan konstipasi (Ambarita et al., 2014). Penelitian yang dilakukan oleh Rajindrajith et al., (2009) juga menyatakan bahwa asupan serat yang rendah tidak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan konstipasi secara statistik. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian lainnya yang menyatakan bahwa asupan serat memang dapat meningkatkan frekuensi buang air besar, tetapi tidak jelas dalam mengurangi rasa nyeri ketika buang air besar maupun konstipasi (Yang et al., 2012).

Makanan yang mengandung banyak serat memiliki efektivitas sebagai bahan pembentuk massa tergantung pada jumlah asupan serat dan kemampuan dalam mengikat air (Pijpers et al., 2010). Kekurangan konsumsi serat dapat mengakibatkan berbagai penyakit seperti konstipasi, hemoroid, kanker kolon. Serat dapat berfungsi dalam merangsang gerakan saluran usus untuk mengeluarkan feses dengan teratur. Hasil penelitian ini berbeda dengan studi penelitian Oktaviana et al., (2013) yang menyatakan adanya hubungan bermakna antara

Page 51: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

39

asupan serat dengan konstipasi (nilai p = 0,045), karena pada penelitian tersebut diketahui bahwa asupan serat responden sebagian besar berada di bawah anjuran kebutuhan serat seharusnya yaitu 19 gram/hari.

4.2.3 Hubungan Asupan Cairan dengan Kejadian Konstipasi pada Remaja PutriBerdasarkan analisis Spearman yang dilakukan untuk mengetahui

hubungan antara asupan cairan dengan kejadian konstipasi pada remaja putri, didapatkan hasil pada Tabel 4 dengan nilai p > 0,05 (0,893). Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan cairan dengan kejadian konstipasi pada remaja putri di Islamic Boarding School secara statistik. Hal ini dikarenakan beberapa responden memiliki faktor lain yang dapat mempengaruhi kejadian konstipasi selain asupan serat dan cairan yaitu aktivitas fisik responden. Aktivitas fisik yang kurang dapat menyebabkan otot-otot tubuh yaitu otot polos usus besar mengalami penurunan fungsi fisiologis sehingga dapat mengganggu proses buang air besar. Jika otot dalam usus besar mengalami penurunan fungsi maka hal tersebut dapat mengakibatkan proses pencernaan dalam tubuh tidak berjalan dengan optimal. Proses terjadinya pembentukan feses dalam usus besar dan rektum terhambat dan feses yang terlalu lama dalam usus besar dapat mengeras sehingga dapat menyebabkan nyeri saat buang air besar dan mengakibatkan defekasi (Nugroho, 2014). Kebiasaan konsumsi minuman atau cairan setiap responden berbeda karena kebutuhan air setiap orang memiliki perbedaan jumlah dan berfluktuasi setiap waktu. Banyaknya faktor yaitu seperti faktor usia, jenis kelamin, aktivitas fisik dan juga faktor lingkungan sekitar dapat mempengaruhi jumlah asupan cairan yang dikonsumsi oleh setiap responden (Raissa, 2012).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Raissa (2012) yang menyatakan bahwa asupan cairan tidak

Page 52: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

40

berhubungan signifikan dengan kejadian konstipasi (nilai p > 0,05 (0,219)). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan air dengan keluhan konstipasi dengan nilai p > 0,05 (Ambarita et al., 2014). Penelitian ini diperkuat dengan penelitian pada mahasiswa Universitas Indonesia yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan cairan dengan konstipasi (p value > 0,05), Hal tersebut dikarenakan banyak responden yang memiliki asupan cairan rendah dan hanya minum ketika selesai makan (Oktaviana et al., 2013). Hasil penelitian ini juga diketahui bahwa responden lebih banyak yang memiliki pemenuhan asupan cairan yang dapat dikategorikan rendah dibandingkan dengan responden yang memiliki pemenuhan asupan cairan tinggi. Asupan cairan yang rendah menyebabkan seseorang dehidrasi, sedangkan akibat dari dehidrasi, air pada feses diserap dan dapat membuat feses kering, keras, dan sulit untuk dikeluarkan (Carpenito et al., 2009).

Penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian pada remaja di Semarang yang menunjukkan adanya hubungan antara asupan cairan dengan kejadian konstipasi pada remaja dengan nilai p = 0,000 (p<0,05), hal tersebut dikarenakan air sangat berperan penting di dalam tubuh yang membantu kerja-kerja organ pencernaan seperti usus besar yang berfungsi menggerakkan sisa pencernaan makanan di dalam usus dan menjadikan feses yang akan dikeluarkan menjadi lebih lancar dan mencegah terjadinya konstipasi (Claudina et al., 2018).

Kurangnya asupan cairan pada responden dapat diduga disebabkan oleh keengganan responden untuk minum karena alasan bahwa responden tidak merasa haus. Minum setelah makan merupakan kebiasaan yang banyak dilakukan pada sebagian besar responden. Selain itu adanya rasa malas untuk sering pergi atau berjalan ke kamar mandi juga menjadi salah satu penyebabnya terutama bagi kaum wanita atau

Page 53: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

41

perempuan. Selain itu juga, kesibukan yang dimiliki oleh kebanyakan individu dapat membuatnya lupa dan mengabaikan keinginan dalam mengkonsumsi cairan atau minum sehingga menyebabkan kebanayakan individu tidak mengkonsumsi cairan secara cukup (Oktaviana et al., 2013).

4.2.4 Konstribusi terhadap KeislamanKepedulian Allah SWT sangat besar terhadap soal makanan dan

asupan makanan untuk makhlukNya. Hal ini tercermin dari firmanNya dalam Al-Qur’an mengenai kata tha’am yang berarti makanan yang terulang sebanyak 48 kali dalam berbagai bentuknya (Tirtawinata, 2006). Allah SWT mengatur asupan makan manusia yang selalu diikuti dengan kenikmatan dan kepuasan sehingga manusia dapat berpendapat bahwa makanan bertujuan untuk kelangsungan hidup manusia.

Allah menganjurkan agar manusia memperhatikan makanannya dengan mengkonsumsi makanan yang sehat untuk menghindari adanya penyakit yang terjadi, salah satunya yaitu buah dan sayuran yang merupakan bahan makanan kaya akan kandungan serat sebagai mana tertulis dalam QS ‘Abasa (80) ayat 24-28 di bawah ini:

نسان إل طعامهأن صبـبـنا الماء صباث شققنا الرض فـليـنظر ال

شقا فأنـبـتـنا فيها حبا وعنـبا وقضبا “Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Sesungguhnya kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit), kemudian kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu kami tumbuhkan biji-bijan di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran.”

Hal tersebut menyatakan bahwa Allah SWT telah memberikan petunjuk pada makanan yang perlu diperhatikan oleh manusia. Allah SWT yang menciptakan segala jenis makanan dan minuman di

Page 54: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

42

dunia ini, sehingga manusia harus mensyukuri dan menikmati yang dianugerahkan-Nya dengan sebaik mungkin (Nisak, 2014)

Pentingnya air untuk kehidupan manusia tercermin dari ayat yang menganjurkan agar manusia memperhatikan minumnya, Sebagaimana tersurat dalam QS Al-Waqi’ah (56):68

“ Maka apakah kamu memperhatikan air yang kau minum?”

Ayat tersebut merupakan suatu peringatan secara tidak langsung bahwasannya manusia harus memperhatikan tentang air yang akan dikonsumsi. Tubuh manusia sebagian besar terdiri atas cairan, bagi anak-anak kurang lebih 70% dari berat badannya merupakan cairan. Secara ilmiah, air merupakan suatu nutrisi yang sangat berperan penting dalam kehidupan manusia, karena tanpa air kelangsungan hidup setiap makhluk hidup tidak akan dapat bertahan dan dapat mengalami berbagai macam penyakit (Tirtawinata, 2006).

Page 55: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

43

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulana. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara

asupan serat dengan kejadian konstipasi pada remaja putri di Islamic Boarding School

b. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara asupan cairan dengan kejadian konstipasi pada remaja putri di Islamic Boarding School

5.2 SaranAsupan serat dan cairan pada remaja putri di Pondok Modern

Darussalam Gontor Putri 2 ini masih termasuk dalam kategori kurang. Diharapkan bagi santri remaja putri mengonsumsi makanan yang banyak mengandung serat seperti buah-buahan maupun sayuran dan banyak mengonsumsi air putih maupun jenis cairan lainnya, serta mengurangi mengonsumsi makanan ringan ataupun gorengan yang memiliki kandungan gizi rendah khususnya pada serat. Diharapkan dapat mengubah beberapa menu makanan menjadi menu yang lebih menarik bagi santri remaja putri agar tidak banyak yang mengonsumsi makanan ringan. Bagi kantin pondok diharapkan dapat menyediakan makanan yang lebih banyak kandungan serat dan cairan seperti buah potong segar, agar santri remaja putri ini dapat lebih mudah untuk mendapatkannya, sedangkan bagi penelitian lain diharapakan dapat melanjutkan atau mengembangkan penelitian serupa dengan faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kejadian konstipasi dan melakukan penelitian pada sasaran yang berbeda juga pada Islamic Boarding School cabang lainnya.

Page 56: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak
Page 57: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

45

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

Al-Quran Karim. 2008. Departemen Agam RI. Bandung: Diponegoro.Ambarita, E.M., Madanijah, S. Murdin, N.M. 2014. Hubungan Asupan

Serat Makanan dan Air dengan Pola Defekasi Anak Sekolah Dasar di Kota Bogor. Jurnal Gizi Dan Pangan; 9(1):7-14.

Arvola, T., Ruuska T., Keranen J., Hyoty H., Salminen S., Isolauri E. 2006. Recta Bleeding in Infancy: Clinical, Allergological, and microbiological Examination. Pediatrics, 117:e760-e768.

Bongers, M., Benninga M., Stam H., Grootenhuis M. 2009. Health Related Quality Of Life In Young Adults With Symptoms Of Constipation Continuing From Childhood Into Adulthood. Health And Quality Of Life Outcomes, 7:20.

Carol, B. B., Gaile M., Donna B., Jacqualine B. 2009. Wardlaw’s Perspectives In Nutrition, Ninth Edition. Americas New York: McGraw-Hill.

Carpenito, Lynda Juall. 2009. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi pada Praktek Klinis Edisi 9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Claudina, I., Rahayuning D., Kartini A. 2018. Hubungan Asupan Serat Makanan dan Cairan dengan Kejadian Konstipasi Pada Remaja Di SMA Kesatrian 1 Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Volume 6, Nomor 1.

Costa, L. Mariana, Oliveira N. Julyanne, Tahan S., Morais B. Mauro. 2011. Overweight And Constipation In Adolescents. BMC Gastroenterology 11:40.

Devanarayana, N.M., Adhikari C., Pannala W., Rajindrajith S. 2010. Prevalence Of Functional Gastrointestinal Diseases in a Cohort Of Sri Langka Adolescent: Comparison Between Rome II and Rome III Criteria. J Trop Pediatr; 57(1): 34-39.

Djojoningrat Dharmika. 2009. Pendekan Klinis Penyakit Gastroenterologi. In: Sudoyo W. Aru, ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Internal Publishing.

Driskell J.A. 2009. Nutrition And Exercise Concerns Of Middle Age. New york: CRC press.

Page 58: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

46

Eva, Floria. 2015. Prevalensi Konstipasi dan Faktor Risiko Konstipasi pada Anak. Tesis, Universitas Udayana: Denpasar.

Fernandez, V.P.I., Lima M., Camargo E. Collares E., Sliva B., Lornazi E. 2013. Gastric Emptying of Water In Children With Severe Functional Fecal Retention. Brazillian Journal of Medical and Biological Research. 46(3): 293-298

Greenwald, B.J. 2010. Clinical Practice Guidelines For Pediatric Constipation. J Am Acad Nurse Pract; 22(7): 332-8.

Hardinsyah, MS., Supariasa I. D. N. 2016. Ilmu Gizi: Teori & Aplikasi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC:.

Herdman, T., Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran.

Jurnalis, YD., Sofni S., Yorva S. 2013. Konstipasi pada Anak. CDK; 40(1): 27-31.

Kadim, M., Endyarni B. 2011. Manfaat Terapi Pijat pada Konstipasi Kronis Anak. Sari Pediatri; 12(5): 342-6.

Kant, A.K., Graubard B.I. 2010. Contributors of Water Intake in US Children and Adolescents: Associations with Dietary and Meal Characteristics-National Health and Nutrition Examination Survey 2005-2006. AM J Clin Nutr; 92: 887-96.

Lean, Michael E. J., 2013. Ilmu Pangan, Gizi & Kesehatan (Food Science, Nutrition & Health). Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

Lee, W.T., Ip, K.S., Chan, J.S., Lui, N.W., Young, B.W. 2008. Increased Prevalence Of Constipation In Pre-School Children Is Attributable To Underconsumption Of Plant Foods: A Community-Based Study. J Paediatr Child Health; 44(4):170-5.

Lemeshow, S., Hosmer D., Klar J., Lwanga S. 1990. Adequacy of Sample Size in Health Studies. John Wiley & Son.

Levy, I. Elvira, Lemmens R., Vandenplas Y., Devreker T. 2017. Functional Constipation In Children: Challenges And Solutions. Pediatric Health, Medicine And Therapeutics Vol. 8: 19-27.

Lindberg, G., Hamid S., Malfertheiner P., et al. 2010. Constipation: A Global Perspective. World Gastroenterology Organisation Global Guidelines.

Loening –Baucke V. 2007. Prevalence Rates for Constipation and Faecal and Urinary Incontinence. Arch Dis Child, 92: 486-489.

Page 59: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

47

Maffel, H.V., Vicentini A.P. 2011. Prospective Evaluation Of Dietary Treatment In Childhood Constipation: High Dietary Fiber And Wheat Bran Intake Are Associated With Constipation Amelloration. J Pediatr Gastroenterol Nutr. 52 (1):55-59.

Manusita, V., Permadhi I. 2013. Asupan Cairan dan Hubungan dengan Tingkat Pengetahuan pada Remaja Usia 13-18 Tahun Di Yayasan Kasih Keluarga, Pejaten, Jakarta Selatan Tahun 2012. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Markland, A.D., Palsson O., Goode P.S., Burgio K.L., Busby-Whitehead J., Whitehead W.E. 2013. Association of Low Dietary Intake of Fiber and Liquids with Constipation: Evidence From the National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES). Am J Gastroenterol. 108(5):796-803.

Muawanah & Nindya T. 2016. Hubungan Asupan Serat dan Cairan Dengan Kejadian Konstipasi pada Ibu Pasca Melahirkan. Media Gizi Indonesia, Vol. 11, no. 1, hlm: 101-105.

Mubarak, Wahit Iqbal dan Chayatin Nurul. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Muchtadi, Deddy. 2013. Pangan & Kesehatan Jantung. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Mugie, SM., Di Lorenzo C., Benninga MA. 2011. Constipation In Childhood. Nature Rev Gastroenterol Hepatol. 8 (9): 502-511.

Murakami, K., Sasaki S., Okubo H., Takahashi Y., Hosoi Y., Itabashi M. 2007. Association between Dietary Fiber, Water and Magnesium Intake and Functional Constipation Among Young Japanese Woman. European Journal of Clinical Nutrition. 61:616-622.

Naotaka, T., Sanjeev B., Keiza K., et al. 2011. Constipation And Colorectal Cancer Risk: The Fukuoka Colorectal Cancer Study. Asian Pacific Journal Of Cancer Prevention, Vol. 12.

Nisak, F.S. 2014. Makanan Bermutu dalam Al-Qur’an (Kajian Tematik). Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga: Yogyakarta.

Nugroho, S.H. Ponco. 2014. Hubungan Aktivitas Fisik dan Konstipasi dengan Derajat Hemoroid Di Urj Bedah RSUD Dr. Soegiri Lamongan. SURYA, Vol. 02, No. XVIII.

Page 60: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

48

Nurko, Samuel & Zimmerman A. Lori. 2014. Evaluation And Treatment Of Constipation In Children And Adolescents. American Family Physician Vol. 90, No. 2.

Oktaviana, S. Eka, Setiarini A. 2013. Hubungan Asupan Serat dan Faktor-Faktor Lain dengan Konstipasi Fungsional Pada Mahasiswi Reguler Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Skripsi. Universitas Indonesia,Depok.

Pijpers, M.A., Bongers M.E., Benninga M.A., Berger, M.Y. 2010. Functional Constipation In Children: A Systematic Review On Prognosis And Predictive Factors. J Pediatr Gastroenterol Nutr; 50:256-68.

Pudjiadi, A.H., Badriul H., Setyo H., Nikmah S.I., Ellen P.G., Eva D.H. 2009. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: IDAI. 175-8.

Putri, W.H., Jurnalis Y.D., Edison. 2015. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Konstipasi pada Siswa SD di Kecamatan Padang Barat, Sumatera Barat, Indonesia. CDK-234/Vol. 42 No. 11.

Raissa, Talitha. 2012. Asupan Serat dan Cairan, Aktivitas Fisik, serta Gejala Konstipas pada Lanjut Usia. Skripsi. Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor.

Rajindrajith, S., Devanarayana N.M., Adhikari C., Pannala W., Benninga M.A. 2012. Constipation in Children: an Epidemiological Study in Sri Langka Using Rome III Criteria. Archives of Disease in Childhood; 97: 43-5.

Rajindrajith, S., Devanarayana N.M., MettanandaS., Perera P., Jasmin S., Karunarathna U. 2009. Constipation and Functional Faecal Retention in a Group of School Children in a District in Sri Lanka. Sri J Child Health; 38(2):60-4.

Santoso, A. 2011. Serat Pangan (Dietary Fiber) dan Manfaatnya Bagi Kesehatan. Klaten: Universitas Widya Dharma.

Santoso, B. I., Hardinsyah, Siregar P., & Pardede S.O. 2011. Air Bagi Kesehatan. Centra Communications.

Saputra, F., Marlenywati, Saleh I. 2016. Hubungan antara Asupan Serat dan Cairan (Air Putih) dengan Kejadian Konstipasi pada Lansia (Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Saigon Kecamatan Pontianak Timur). Gizi Kesehatan Masyarakat: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak.

Page 61: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

49

Sari, A. Dyah, Wirjatmadi B. 2016. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Konstipasi pada Lansia di Kota Madiun. Media Gizi Indonesia, Vol. 11, No. 1, Hlm: 40-47.

Sari, I.P., Murni A.W., Masrul. 2016. Hubungan Konsumsi Serat dengan Pola Defekasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Unand Angkatan 2012. Jurnal Kesehatan Andalas; 5 (2).

Setyani, F.A.R. 2012. Dampak Minuman Probiotik dalam Upaya Pencegahan Konstipasi pada Pasien Infark Myocard di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia: Jakarta.

Soeparmanto, Sri A., dkk. 2007. Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat.

Suarsyaf, H.Z., Sumekar D. W. 2015. Pengaruh Terapi Pijat Terhadap Konstipasi. Majority, volume 4, No. 9.

Tam, Y.H., Li A.M., So H.K., et al. 2012. Socioenvironmental Factors Associated With Constipation In Hongkong Children And Rome III Criteria. Journal Of Pediatric Gastroenterology And Nutrtion;55:56-61.

Taylor, M. Caroline, Northstone K., Wernimont M., Emmett M. 2015. Picky Eating In Preschool Children: Associations With Dietary Fibre Intakes And Stool Hardness. Appetite 100 263-271.

Tirtawinata, C.H. Tien. 2006. Makanan dalam Perspektif Al-Quran Dan Ilmu Gizi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Van Der Plas, R.N., Benninga, M.A., Staalman, C.R., Akkermans, L., Redekop, W., Taminiau, J.A. 2000. Megarectum in Constipation. Arch Dis Child;83(1):52-58.

Widyakarya Pangan dan Gizi X [WNPG]. 2012. Pemantapan Ketahanan Pangan Perbaikan Gizi Berbasis Kemandirian dan Kearifan Lokal. Jakarta.

Winarno, F.G., 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Xue, H., Wu Y., Wang X., Wang Y. 2016. Time Trends In Fast Food Consumption And Its Association With Obesity Among Children In China. Plos One 11:E0151141.

Yang, J., Wang P., Zhou L., Xu F. 2012. Effect Of Dietary Fiber On Constipation: A Meta Analysis. World J Gastroenterol; 18 (48):7378-7383.

Page 62: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak
Page 63: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

51

LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Responden

Lembar Persetujuan Menjadi Responden(Informed Consent)

Kepada Yth. RespondenDi TempatDengan Hormat,

Saya mahasiswi S1 program studi Ilmu Gizi Universitas Darussalam Gontor.

Nama : Kimiko Dwinoviya

NIM : 352014720991

Bermaksud akan melaksanakan penelitian tentang “Hubungan antara Asupan Serat dan Asupan Cairan dengan Kejadian Konstipasi pada Remaja Putri di Islamic Boarding School”. Adapun segala informasi, yang saudara/i berikan akan dijamin kerahasiaan karena itu saudara/i bebas untuk mencantumkan nama atau tidak. Sehubungan dengan hal tersebut peneliti meminta kesediaan saudara/i untuk mengisi kuesioner ini dengan menandatangani kolom di bawah ini.

Atas kesediaannya dan kerja samanya saya ucapkan terima kasih.

Responden Peneliti

( ...................................) (.................................)

Page 64: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

52

Lampiran 2. Kuesioner Kejadian Konstipasi

Kuesioner Kejadian Konstipasi

Nama :Umur :Kelas :Asrama :Jenis kelamin :Uang jajan/bln :

1. Apakah anda sering gagal dalam mencoba proses buang air besar?a. Tidak pernah (0)b. Jarang (1)c. Kadang-kadang (2)d. Sering (3)e. Selalu` (4)

2. Seberapa sering frekuensi anda dalam melakukan buang air besar?a. 1-2 kali per hari (0)b. > 3 kali per minggu (1)c. < 3 kali per minggu (2)d. 1 kali per minggu (3)e. < 3 kali per dua minggu (4)

3. Apakah anda sering merasa kurang nyaman setelah melakukan proses buang air besar?a. Tidak pernah (0)b. Jarang (1)c. Kadang-kadang (2)d. Sering (3)e. Selalu (4)

Page 65: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

53

4. Seberapa sering feses anda berbentuk keras / kental?a. Tidak pernah (0)b. Jarang (1)c. Kadang-kadang (2)d. Sering (3)e. Selalu (4)

5. apakah anda sering menggunakan obat perangsang untuk melancarkan buang air besar?a. Tidak pernah (0)b. Jarang (1)c. Kadang-kadang (2)d. Sering (3)e. Selalu (4)

6. apakah anda sering mengalami abdominal/ perut kembung?a. Tidak pernah (0)b. Jarang (1)c. Kadang-kadang (2)d. Sering (3)e. Selalu (4)

Page 66: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

54

Lampiran 3. Formulir Food Recall 1x24 jam

Food Recall 1x24 Jam

Nama :

Umur : BB: TB:

Jenis kelamin :

Hari/Tgl wawancara :Waktu Makan

Menu Bahan BanyaknyaZat Gizi

Pagi

Makanan Urt Gram ml Air(ml)

Minuman

Page 67: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

55

Waktu Makan

Menu Bahan BanyaknyaZat Gizi

Selingan

Makanan

Minuman

Siang

Makanan

Minuman

Page 68: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

56

Waktu Makan

Menu Bahan BanyaknyaZat Gizi

Selingan

Makanan

Minuman

Malam

Makanan

Minuman

Page 69: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

57

Lampiran 4. Data Analisis Statistik

Analisis Statistik

Umur Responden

Frequency Percent Valid PercentCumulative Percent

Valid 11 2 4.4 4.4 4.412 17 37.8 37.8 42.213 5 11.1 11.1 53.314 6 13.3 13.3 66.715 15 33.3 33.3 100.0Total 45 100.0 100.0

Kejadian Konstipasi

Frequency Percent Valid PercentCumulative Percent

Valid tidak konstipasi 3 6.7 6.7 6.7konstipasi 42 93.3 93.3 100.0Total 45 100.0 100.0

Tests of NormalityKolmogorov-Smirnova Shapiro-WilkStatistic df Sig. Statistic df Sig.

asupan serat responden .228 45 .000 .852 45 .000asupan cairan responden .198 45 .000 .879 45 .000a. Lilliefors Significance Correction

Page 70: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN SERAT DAN ASUPAN …repo.unida.gontor.ac.id/760/1/kimiko watermark.pdf · Penyusunan skripsi ini ... terjadi akibat konsumsi pola makanan yang tidak

58

Correlationskejadian konstipasi

asupan serat responden

Spearman’s rho

kejadian konstipasi Correlation Coefficient

1.000 -.185

Sig. (2-tailed) . .223N 45 45

asupan serat responden

Correlation Coefficient

-.185 1.000

Sig. (2-tailed) .223 .N 45 45

Correlations

kejadian konstipasi

asupan cairan responden

Spearman’s rho

kejadian konstipasi Correlation Coefficient

1.000 .021

Sig. (2-tailed) . .893N 45 45

asupan cairan responden

Correlation Coefficient

.021 1.000

Sig. (2-tailed) .893 .N 45 45