HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN...

111
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN PROTEIN, DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN PADA PESERTA DIDIK EKSTRAKURIKULER BOLA FUTSAL DI SMPN 1 SUBANG TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Jurusan Gizi OLEH HANA FITRIA ARIEFA NIM. P17331113050 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI DIPLOMA III 2016

Transcript of HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN

PROTEIN, DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP TINGKAT

KEBUGARAN PADA PESERTA DIDIK EKSTRAKURIKULER

BOLA FUTSAL DI SMPN 1 SUBANG TAHUN 2016

KARYA TULIS ILMIAH

diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan

Program Studi Diploma III Jurusan Gizi

OLEH

HANA FITRIA ARIEFA

NIM. P17331113050

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI DIPLOMA III

2016

Page 2: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan

Karbohidrat, Asupan Protein, dan Aktivitas Fisik terhadap Tingkat

Kebugaran pada Peserta Didik Ekstrakurikuler Bola Futsal di SMPN 1

Subang” telah mendapat persetujuan dan disidangkan pada 12 Juli 2016

Menyetujui,

Pembimbing

Holil M. Par’i, SKM, M.Kes,

NIP. 195605131981021001

Page 3: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Hubungan antara Asupan

Karbohidrat, Asupan Protein, dan Aktivitas Fisik terhadap Tingkat

Kebugaran pada Peserta Didik Ekstrakurikuler Bola Futsal di SMPN 1

Subang” ini telah diujikan dan dinyatakan lulus pada tanggal 12 Juli 2016.

Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Tahun 2016:

Ketua Penguji :

Ichwanuddin, SKM, M.Kes

Tanda Tangan

………………………………

Anggota Penguji :

Dr. Ir. MF. Aryani Sudja, MKM

……………………………….

Holil M. Par’i SKM., M.Kes

………………………………...

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

KETUA JURUSAN GIZI

Holil M. Par’i SKM., M.Kes

NIP 195605131981021001

Page 4: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

ABSTRAK

ARIEFA, HANA FITRIA. 2016. Hubungan Antara Asupan

Karbohhidrat, Asupan Protein, Aktivitas Fisik dan Tingkat Kebugaran

Pada Peserta Didik Ekstrakulikuler Bola Futsal SMPN 1 Subang.

Karya Tulis Ilmiah. Program Diploma III. Jurusan Gizi. Politeknik

Kesehatan Kemenkes Bandung, Pembimbing: Holil M. Par’i, SKM,

M.Kes

Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan

suatu pekerjaan fisik yang dikerjakan sehari-hari tanpa menimbulkan

kelelahan yang sangat berarti. Tingkat kebugaran dipengaruhi oleh

banyak faktor diantaranya asupan karbohidrat, asupan protein, aktivitas

fisik serta faktor-faktor lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

hubungan antara asupan karbohidrat, asupan protein, aktivitas fisik dan

tingkat kebugaran. Desain penelitian yang digunakan adalah cross

sectional, jumlah sampel 39 orang yang dilakukan menggunakan Simple

Random Sampling. Pengukuran tingkat kebugaran dilakukan dengan

menggunakan rangkain tes kebugaran jasmani indonesia (TKJI). Hasil

penelitian men-nunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna

antara asupan karbohidrat dan tingkat kebugaran dengan nilai p=0.139

(p>α). Tidak ada hubungan yang bermakna antara asupan protein dan

tingkat kebugaran dengan nilai p=0.218 (p>α). Tidak ada hubungan yang

bermakna antara aktivitas fisik dan tingkat kebugaran dengan nilai

p=0.255 (p>α). Untuk mening-katkan kebugaran jasmani, disarankan agar

mengkonsumsi ba-han makanan sumber karbohidrat 3 kali dalam sehari,

perlu memper-timbangkan faktor yang mempengaruhi kebugaran

diantaranya status gizi, serta aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin

minimal 6 bulan terakhir.

Kata kunci: Asupan Karbohidrat, Asupan Protein, Aktivitas fisik, Tingkat

Kebugaran.

Page 5: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. karena berkat rahmat, dan karunia-

Nya, peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul

”Hubungan Antara Asupan Karbohidrat, Asupan Protein, Aktivitas Fisik

Terhadap Tingkat Kebugaran pada Peserta Didik Ekstrakurikuler Bola

Futsal SMPN 1 Subang”.

Karya tulis ilmiah ini disusun untuk melengkapi persyaratan me-

nyelesaikan pendidikan Program Diploma III Gizi. Tanpa bantuan dari ber-

bagai pihak, penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan terwujud. Untuk

itu ucapan terimakasih kepada:

1. Holil M. Par’i, SKM, M.Kes, selaku ketua Jurusan Gizi Politeknik

Kesehatan Kemenkes Bandung dan pembimbing yang telah

banyak membimbing dalam penulisan karya tulis ilmiah ini;

2. Ichwanuddin, SKM, M.Kes dan DR. Ir. MF Aryani Sudja, M.KM,

selaku penguji Karya Tulis Ilmiah;

3. Widi Hastuti, SKM. M.Kes selaku pembimbing akademik yang telah

membantu dan membimbing dalam pembuatan KTI;

4. Kepala sekolah, guru serta siswa-siswi SMPN 1 Subang;

5. Keluarga, teman-teman dan semua pihak yang selalu membantu

dan memberikan dukungan;

Akhir kata penulis mengharapkan dan menerima kritik dan saran

yang sifatnya membangun untuk perbaikan penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini.

Cimahi, Juli 2016

Penulis

Page 6: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. I

DAFTAR ISI ..............................................................................................II

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. V

DAFTAR TABEL ..................................................................................... VI

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ VIII

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................................ 1

1.2 RUMUSAN MASALAH ....................................................................................................... 4

1.3 TUJUAN PENELITIAN........................................................................................................ 4

1.3.1 Tujuan Umum .............................................................................4

1.3.2 Tujuan Khusus ...........................................................................4

1.4 MANFAAT PENELITIAN .................................................................................................... 5

a. Bagi Peneliti ....................................................................................5

b. Bagi Peserta Didik Ekstrakurikuler Bola Futsal Di SMPN 1 Subang 5

c. Bagi Politeknik Kesehatan Bandung Jurusan Gizi ...........................5

1.5 RUANG LINGKUP .............................................................................................................. 5

1.6 KETERBATASAN PENELITIAN ......................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................7

2.1 KEBUGARAN ...................................................................................................................... 7

2.1.1 Pengertian Kebugaran................................................................7

2.1.2 Klasifikasi Kebugaran .................................................................7

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Kebugaran ...................................12

2.1.4 Komponen Kebugaran Jasmani ...............................................17

2.1.5 Tes Kebugaran Jasmani ...........................................................19

2.2 AKTIVITAS FISIK ........................................................................................................... 23

2.2.1 Definisi Aktivitas Fisik ...............................................................23

2.2.2 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kebugaran ...........................24

Page 7: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

iii

2.3 ASUPAN KARBOHIDRAT ............................................................................................... 24

2.3.1 Definisi Karbohidrat ..................................................................24

2.3.2 Kebutuhan Karbohidrat .............................................................25

2.3.3 Mekanisme Penggunaan Karbohidrat Selama Latihan ............25

2.4 ASUPAN PROTEIN ......................................................................................................... 26

2.4.1 Definisi Protein .........................................................................26

2.4.2 Kebutuhan Protein ....................................................................26

2.5. SURVEI KONSUMSI PANGAN ..................................................................................... 27

2.5.1 Metode Semiquantitative Food Frequency Quesioner ..............28

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI

OPERASIONAL ......................................................................................32

3.1 KERANGKA KONSEP ..................................................................................................... 32

3.2 HIPOTESIS ...................................................................................................................... 33

3.3. DEFINISI OPERASIONAL ............................................................................................. 33

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN .....................................................35

4.1 DESAIN PENELITIAN ..................................................................................................... 35

4.2 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN ............................................................................. 35

4.3 POPULASI, SAMPEL DAN CARA PENGAMBILAN SAMPEL ..................................... 35

4.4 JENIS DAN CARA PENGUMPULAN DATA .................................................................. 36

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................44

5.1 GAMBARAN LOKASI PENELITIAN ............................................................................... 44

5.2 GAMBARAN UMUM SAMPEL ........................................................................................ 44

5.2.1 Umur ........................................................................................45

5.2.2 Jenis Kelamin ...........................................................................46

5.2.3 Tingkatan Kelas ........................................................................47

5.3 ANALISIS UNIVARIAT..................................................................................................... 48

5.3.1 Asupan Karbohidrat ..................................................................48

5.3.2 Asupan Protein .........................................................................50

5.3.3 Aktivitas Fisik............................................................................52

Page 8: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

iv

5.3.4 Tingkat Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) ..........................53

5.4 ANALISIS BIVARIAT ....................................................................................................... 55

5.4.1 Hubungan antara Asupan Karbohidrat dengan Tingkat

Kebugaran ........................................................................................55

5.4.2 Hubungan antara Asupan Protein dengan Tingkat Kebugaran .56

5.4.1 Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Tingkat Kebugaran ....58

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................61

6.1 KESIMPULAN ................................................................................................................... 61

6.2 SARAN .............................................................................................................................. 62

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................63

Page 9: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

v

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

2.1. POSISI START LARI 50 M ................................................................... 20

2.2. SIKAP PERMULAAN GANTUNG SIKU TEKUK ............................... 20

2.3. GERAKAN BARING MENUJU SIKAP DUDUK SIKU ...................... 20

2.4. SIKAP DUDUK DENGAN KEDUA MENYENTUH PAHA ................ 20

2.6. SIKAP AWALAN LONCAT TEGAK ..................................................... 20

2.5. SIKAP MENENTUKAN RAIHAN TEGAK ........................................... 20

2.7. SIKAP LONCAT TEGAK ....................................................................... 21

2.8. POSISI START LARI 1500 METER .................................................... 21

3.1 KERANGKA KONSEP HUBUNGAN ANTARA ASUPAN

KARBOHIDRAT, ASUPAN PROTEIN, AKTIVITAS FISIK DAN

TINGKAT KEBUGARAN ....................................................................... 32

Page 10: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

vi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

2.1 KOMPONEN DAN JENIS TES KEBUGARAN JASMANI ................. 19

2.2 NILAI TKJI (Untuk Putra Usia 13-15 Tahun) ...................................... 22

2.3 NILAI TKJI (Untuk Putri Usia 13-15 Tahun) ........................................ 22

2.4 NORMA TES KEBUGARAN JASMANI INDONESIA ........................ 23

5.1 DISTRIBUSI FREKUENSI SAMPEL BERDASARKAN UMUR

PADA PESERTA DIDIK EKSTRAKURIKULER BOLA FUTSAL DI

SMPN 1 SUBANG TAHUN 2016 ......................................................... 46

5.2 DISTRIBUSI FREKUENSI SAMPEL BERDASARKAN JENIS

KELAMIN PADA PESERTA DIDIK EKSTRAKURIKULER BOLA

FUTSAL DI SMPN 1 SUBANG TAHUN 2016 .................................... 47

5.3 DISTRIBUSI FREKUENSI SAMPEL BERDASARKAN TINGKATAN

KELAS PADA PESERTA DIDIK EKSTRAKURIKULER BOLA

FUTSAL DI SMPN 1 SUBANG TAHUN 2016 .................................... 48

5.4 DISTRIBUSI FREKUENSI SAMPEL BERDASARKAN ASUPAN

KARBOHIDRAT PADA PESERTA DIDIK EKSTRAKURIKULER

BOLA FUTSAL DI SMPN 1 SUBANG TAHUN 2016 ....................... 49

5.5 DISTRIBUSI FREKUENSI SAMPEL BERDASARKAN ASUPAN

PROTEIN PADA PESERTA DIDIK EKSTRAKURIKULER BOLA

FUTSAL DI SMPN 1 SUBANG TAHUN 2016 .................................... 51

5.6 DISTRIBUSI FREKUENSI SAMPEL BERDASARKAN AKTIVITAS

FISIK PADA PESERTA DIDIK EKSTRAKURIKULER BOLA

FUTSAL DI SMPN 1 SUBANG TAHUN 2016 .................................... 52

5.7 DISTRIBUSI FREKUENSI SAMPEL BERDASARKAN TINGKAT

KEBUGARAN JASMANI INDONESIA PADA PESERTA DIDIK

EKSTRAKURIKULER BOLA FUTSAL DI SMPN 1 SUBANG

TAHUN 2016 ........................................................................................... 54

Page 11: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

vii

5.8 HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT DENGAN

TINGKAT KEBUGARAN PADA PESERTA DIDIK

EKSTRAKURIKULER BOLA FUTSAL DI SMPN 1 SUBANG

TAHUN 2016 ........................................................................................... 55

5.9 HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN DENGAN TINGKAT

KEBUGARAN PADA PESERTA DIDIK EKSTRAKURIKULER

BOLA FUTSAL DI SMPN 1 SUBANG TAHUN 2016 ........................ 57

5.10 HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT

KEBUGARAN PADA PESERTA DIDIK EKSTRAKURIKULER

BOLA FUTSAL DI SMPN 1 SUBANG TAHUN 2016 ....................... 59

Page 12: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN .......................................66

2 IDENTITAS RESPONDEN & KUISIONER AKTIVITAS FISIK .......67

3 FORMAT SFFQ ............................................................................70

4 FORMULIR TKJI ...........................................................................74

5 BIAYA ...........................................................................................76

6 GANCHART KEGIATAN ...............................................................77

7 HASIL OLAH DATA DENGAN SPSS ............................................78

Page 13: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa remaja merupakan saat yang penting untuk membiasakan

perilaku hidup sehat. Banyak kebiasaan buruk yang berkaitan dengan

kesehatan dan kematian dini pada orang dewasa yang sudah dimulai

pada saat remaja. Sebaliknya pola perilaku sehatsejak dini, seperti me-

lakukan latihan fisik secara teratur, tidak hanya memberikan keuntungan

kesehatan secara langsung namun juga dapat membantu seseorang

memperlambat atau mencegah kerusakan maupun kematian yang

disebabkan oleh penyakit degeneratif dimasa dewasa (Wiarto, 2013).

Kebugaran jasmani merupakan salah satu komponen dalam

mencapai suatu produktivitas yang baik.Kebugaran jasmani adalah

kemampuan seseorang melakukan aktivitas primer sehari-hari tanpa

merasa lelah dan masih mempunyai cukup tenaga untuk melakukan

aktivitas yang lain (Corbin, dkk. 2000).

Kebugaran jasmani memiliki peranan penting yang menetukan

produktivitas kerja pada umumnya dan belajar pada khususnya, manfaat

kebugaran jasmani sangat bermacam-macam, salah satunya adalah

kebugaran bagi pelajar dapat mempertinggi kemauan dan kemampuan

belajar. Contohnya yang dapat dilihat adalah jika kondisi fisik terganggu

(sakit), siswa tidak dapat berkonsentrasi dalam mengikuti proses belajar

dengan baik. Jika kondisi ini terus berlangsung, akan memungkinkan

prestasi belajar siswa akan mengalami penurunan (Irawan, 2007).

Berdasarkan hasil survey tim pengembang Sport Development

Index (SDI) tahun 2005 meneliti kebugaran jasmani pelajar SD, SMP, dan

SMA di seluruh Indonesia, hasilnya menunjukkan kategori baik sebesar

Page 14: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

2

5,66%, kategori sedang sebesar 37,66%, kategori kurang

sebesar 45,97% dan kategori kurang sekali sebesar 10,71% (Mutohir,

2007).

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kebugaran seperti

keturunan, tingkat kematangan, umur, asupan zat gizi makro(karbohidrat,

protein, lemak) dan faktor tingkah laku lainnya, serta faktor lingkungan

yang mempengaruhi kebugaran.Selain itu, tingkat aktivitas fisik juga

sebagai faktor yang mempengaruhi kebugaran (Corbin, dkk. 2000).

Karbohidrat merupakan sumber energi utama dan memegang

peranan sangat penting untuk seorang olahragawan dalam melakukan

olahraga. Karbohidrat merupakan nutrisi sumber energi yang tidak hanya

berfungsi untuk mendukung aktivitas fisik seperti berolahraga namun

karbohidrat juga merupaka sumber energi utama bagi sistem pusat saraf

termasuk otak (Irawan, 2007).

Setiap satu gram karbohidrat yang dikonsumsi akan meng-

hasilkan energi sebesar 4 kkal. Karbohidrat di dalam tubuh yang telah

melalui proses hidrolisis dipecah untuk dijadikan bentuk yang paling

sederhana yaitu glukosa. Glukosa yang merupakan sumber energi tidak

hanya untuk kerja otot namun juga otak, glukosa ini dapat tersimpan di

dalam aliran darah (glukosa darah) dan tersimpan dalam bentuk glikogen

di dalam jaringan otot dan juga hati. Konsumsi karbohidrat yang tinggi

akan meningkatkan simpanan glikogen tubuh, dan semakin tinggi

simpanan glikogen akan semakin tinggi pula aktivitas yang dapat

dilakukan, sehingga akan mempengaruhi kebugaran jasmani (Irawan,

2007).

Secara umum kebutuhan protein adalah 0,8 sampai 1,0

g/kgBB/hari, tetapi bagi pekerja berat kebutuhan potein bertambah.

Penelitian membuktikan bahwa kegiatan olahraga yang teratur

meningkatkan kebutuhan protein. Protein sangat diperlukan oleh atlet

Page 15: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

3

terutama pada atlet cabang olahraga yang membutuhkan kekuatan dan

power karena protein membantu proses pembentukan serabut otot

sehingga meningkatkan massa otot. Namun demikian, atlet olahraga

endurance juga membutuhkan protein untuk membantu proses adaptasi

akibat latihan, memperbaiki serabut otot yang rusak, dan pembentukan

enzim-enzim (Irianto, 2006).

Selain dari asupan zat gizi, faktor lain yang mempengaruhi

kebugaran yaitu aktivitas fisik. Aktivitas fisik merupakan salah satu aspek

yang mempengaruhi tingkat kebugaran seseorang. Hal ini sesuai dengan

pernyataan bahwa aktivitas fisik merupakan salah satu hal yang meng-

hambat penuaan, ditandai dengan penurunan kapasitas aerobik dan

kekuatan otot yang akan menurunkan tingkat kebugaran (Indrawagita,

2009).

Kebugaran jasmani memiliki peranan penting yang menentukan

produktivitas dalam melakukan kegiatan. Apabila seseorang memiliki

tingkat kebugaran yang rendah dapat mempengaruhi konsentrasi belajar,

kondisi fisik yang terganggu serta hal-hal yang mempengaruhi pada

kondisi tubuh seseorang (Indrawagita, 2009).

Dari penelitian yang dilakukan oleh Sugiarto (2012) pada peserta

fitness di Vyrenka Gym Bantul – Yogyakarta, hasilnya menunjukan adanya

hubungan yang bermakna antara asupan protein dengan tingkat

kebugaran ( p < 𝝰 ). Penelitian lain oleh Virgianto (2013) menunjukan

adanya hubungan yang signifikan antara asupan protein dengan

kebugaran. Hal ini dibuktikan dari 100% responden yang memiliki asupan

protein yang baik memiliki tingkat kebugaran yang baik juga.

Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini yaitu hubungan

antara asupan karbohidrat, asupan protein, dan aktivitas fisik terhadap

tingkat kebugaran pada peserta didik eksktrakurikuler bola futsal SMPN 1

Subang. Dari uraian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan

Page 16: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

4

antara asupan karbohidrat, asupan protein, aktivitas fisik dan tingkat

kebugaran pada peserta didik ekstrakurikuler bola futsal di SMPN 1

Subang , karena ekstrakurikuler bola futsal di SMPN 1 Subang ini belum

ada penelitian sebelumnya, serta bisa juga mewakili remaja yang

bermasalah dengan tingkat kebugaran.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apakah ada hubungan antara asupan karbohidrat dengan tingkat

kebugaran pada peserta didik ekstrakurikuler bola futsal di SMPN 1

Subang?

b. Apakah ada hubungan antara asupan protein dengan tingkat

kebugaran pada peserta didik ekstrakurikuler bola futsal di SMPN 1

Subang?

c. Apakah ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat kebugaran

peserta didik ekstrakurikuler bola futsal di SMPN 1 Subang?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara asupan karbohidrat, asupan protein,

aktivitas fisik, dan tingkat kebugaran pada peserta didik ekstrakurikuler

bola futsal di SMPN 1 Subang.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui asupan karbohidrat sampel

b. Mengetahui asupan protein sampel

c. Mengetahui tingkat aktivitas fisik sampel

d. Mengetahui tingkat kebugaran sampel

e. Menganalisis hubungan antara asupan karbohidrat dan tingkat

kebugaran

f. Menganalisis hubungan antara asupan protein dan tingkat kebugaran

g. Menganalisis hubungan antara aktivitas fisik dan tingkat kebugaran.

Page 17: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

2

Page 18: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

5

1.4 Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis

mengenai asupan zat gizi, aktivitas fisik dan tingkat kebugaran pada

remaja dan memberikan pengalaman dalam penyusunan karya tulis ilmiah

dengan melakukan penelitian dan dibuktikan terhadap teori yang sudah

ada serta mengembangkan prinsip penyuluhan kepada masyarakat

terutama remaja.

b. Bagi Peserta Didik Ekstrakurikuler Bola Futsal Di SMPN 1 Subang

Bagi peserta didik ekstrakurikuler bola futsal di SMPN 1 Subang dapat

memberikan informasi mengenai tingkat kebugaran pada remaja dan

asupan zat gizi terhadap remaja serta sebagai masukan dalam me-

ningkatkan pengetahuan gizi remaja.

c. Bagi Politeknik Kesehatan Bandung Jurusan Gizi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber

informasi dan sumber kepustakaan bagi mahasiswa untuk melakukan

penelitian berikutnya mengenai hubungan asupan zat gizi dengan tingkat

kebugaran atau menjadi kajian berikutnya dalam penelitian lain yang

berhubungan dengan asupan zat gizi dengan tingkat kebugaran.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini meliputi asupan karbohidrat, asupan

protein, aktivitas fisik dan tingkat kebugaran pada peserta didik

ekstrakurikuler bola futsal di SMPN 1 Subang.

1.6 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini alat yang digunakan untuk mendapatkan data

aktivitas sampel adalah International Physical Activity Quetionare (IPAQ)

yang menganalisis aktivitas sampel dalam 1 minggu terakhir sehingga

terdapat kemungkinan bias pada variabel aktivitas fisik, karena

memungkinkan ada beberapa aktivitas fisik sampel yang terlewat

Page 19: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

6

sehingga kurang teranalisis dengan baik. Oleh karena itu untuk

memperoleh data aktivitas fisik sampel dapat dibantu dengan mengingat

kembali apa saja yang dilakukan selama 1 minggu terakhir, setiap

kegiatan dijelaskan secara rinci agar mudah diingat oleh sampel.

Selain itu cara pengumpulan data asupan zat gizi berupa SFFQ,

pengumpulan data ini dapat terjadi bias karena pada saat mewawancarai,

sampel sulit mengingat apa saja yang dikonsumsi selama 1 bulan terakhir,

sehingga mempengaruhi interpretasi dalam menganalisis kandungan zat

gizi yang dikonsumsi selama 1 bulan terakhir. Untuk membantu

memudahkan pengumpulan data asupan zat gizi, dapat dibantu dengan

media dalam SFFQ yaitu food model, food photograph, dan memberikan

jenis bahan makanan apa saja yang termasuk dalam karbohidrat dan

protein.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

4

Page 21: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

2

Page 22: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

2

Page 23: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kebugaran

2.1.1 Pengertian Kebugaran

Kebugaran didefinisikan sebagai kemampuan tubuh untuk

melakukan suatu tugas rutin dalam jangka waktu yang cukup lama tanpa

mengalami kelelahan yang berarti dan masih memiliki tenaga cadangan

untuk melaksanakan aktivitas yang bersifat mendadak (Nala, 2011).

kebugaran adalah suatu keadaan kemampuan fisik yang dapat

menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadap tugas fisik tertentu atau

terhadap keadaan lingkungan yang harus di atasi dengan cara yang

efisien, tanpa kelelahan yang berlebihan dan telah pulih sempurna

sebelum datang tugas yang sama pada esok harinya (Giriwijoyo, 2005).

Kebugaran adalah kemampuan seseorang melakukan kerja

sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan

sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Setiap orang mem-

butuhkan kebugaran fisik yang baik, agar ia dapat melaksanakan pe-

kerjaannya dengan efektif dan efisien tanpa mengalami kelelahan yang

berarti (Corbin dkk, 2008).

2.1.2 Klasifikasi Kebugaran

Secara umum, kebugaran merupakan kemampuan tubuh untuk

berfungsi secara efektif dan efisien.Kebugaran jasmani berhubungan

dengan kemampuan individu untuk bekerja secara efektif, menikmati

waktu luang, menjadi sehat, kebal terhadap penyakit degeneratif, dan

mampu menghadapi situasi darurat.Komponen dalam kebugaran jasmani

setidaknya terdiri dari 2 klasifikasi yang berkontribusi terhadap kualitas

Page 24: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

8

hidup seseorang yaitu kebugaran yang berhubungan dengan

kesehatan dan kebugaran yang berhubungan dengan keterampilan

(Corbin dkk, 2000).Karena judul yang terkait mengenai kebugaran yang

berkaitan dengan kesehatan, maka yang dijelaskan terkait kebugaran

yang berhubungan dengan kesehatan.

2.1.2.1 Kebugaran yang Berhubungan dengan Kesehatan

Kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan (health related

fitness) merupakan karakteristik kebugaran yang berhubungan langsung

terhadap kesehatan yang optimal dan mengurangi resiko penyakit yang

berhubungan dengan penyakit degeneratif.Kebugaran yang berhubungan

dengan kesehatan memiliki pengaruh lebih besar terhadap kondisi ke-

sehatan seseorang dibandingkan dengan latihan fisik saja. Kecen-

derungan seseorang yang memiliki kebugaran jasmani yang baik akan

terhindar dari penyakit sindrom metabolik (Savedra, 2008).

Terdapat 5 komponen dalam kategori kebugaran yang ber-

hubungan dengan kesehatan yaitu: Komposisi tubuh, daya tahan kardio-

vaskuler, kekuatan dan daya tahan otot, serta fleksibilitas atau kelentukan.

a. Komposisi Tubuh

Komposisi tubuh adalah rasio dari lemak dan berat bebas lemak

yang seringkali ditampilkan dalam persen lemak tubuh.Komposisi

tubuhmerupakan sebuah presentase relatif dari otot, lemak, tulang,

dan jaringan-jaringan yang menyusun tubuh.Seseorang yang bugar

biasanya memiliki presentase lemak tubuh yang relatif rendah.Setiap

individu setidaknya harus memiliki jumlah lemak essensial minimal

untuk memperoleh kesehatan yang optimal.Lemak yang dibutuhkan ini

disebut dengan lemak essensial yang berfungsi sebagai regulator suhu

tubuh, bantalan tubuh dari benturan, dan regulator dari beberapa zat

gizi yang penting seperti vitamin A, D, E dan K (Corbin dkk, 2000).

Page 25: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

9

Jumlah pasti lemak essensial yang dapat dipertimbangkan

sebagai jumlah yang sesuai untuk menjalankan fungsi tubuh normal

masih diperdebatkan hingga saat ini.Namun kebanyakan ahli sepakat

bahwa persen lemak tubuh untuk laki-laki setidaknya harus lebih dari

5% dan untuk perempuan setidaknya harus lebih dari 10%. Apabila

persen lemak essensial seseorang dibawah angka yang dianjurkan

tersebut, kemungkinan seseorang akan mengalami gangguan tubuh

dalam melakukan metabolisme dan pada wanita dapat diasosiasikan

dengan Amenorhea. Amenorhea dapat muncul pada wanita dengan

persen lemak essensial sekitar 11-16%.Hal ini dapat diasosiasikan

dengan kondisi tubuh wanita yang tidak siap untuk hamil.Persen lemak

essensial tubuh yang disertai dengan Amenorhea pada wanita dapat

meningkatkan resiko kehilangan massa tulang atau osteoporosis

sering digunakan sebagai diagnosa kelainan makan seperti anorexia

nervosa (Mayer dkk, 2005).

Lemak yang melebihi jumlah batas lemak essensial disebut

dengan lemak nonessensial.Lemak ini berasal dari akumulasi asupan

kalori lebih tinggi dibandingkan yang digunakan oleh tubuh.Lemak

nonessensial terakumulasi dalam jumlah yang sangat banyak dapat

menyebabkan kegemukan atau bahkan obesitas.Dengan demikian

perlu diperhatikan presentase lemak tubuh agar tidak terlalu rendah

maupun terlalu tinggi yaitu pada batasan optimal untuk mencapai me-

tabolisme kebugaran, kesehatan, dan kesejahteraan optimal. Standar

presentase lemak tubuh untuk kesehatan optimal bagi laki-laki adalah

5% - 15% dan wanita 10% - 23% (Corbin dkk, 2000).

b. Daya Tahan Kardiovaskuler

Istilah daya tahan kardiovaskuler biasa juga disebut dengan

kebugaran vaskuler, kebugaran kardiorespiratori, daya tahan kardio-

respiratori, atau daya tahan jantung-paru. Istilah kardiovaskuler atau

kardiorespiratori digunakan karena dalam proses fisiologi tubuh normal

dibutuhkan pengambilan dan pendisitribusian oksigen ke seluruh tubuh

Page 26: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

10

dengan melibatkan komponen sirkulasi darah dan sistem respirasi

secara bersama-sama. Istilah aerobic fitnes juga sering digunakan

sebagai sinonim daya tahan kardiovaskuler karena kapasitas aerobik

yang digunakan dapat menjadi indikator terbaik untuk kebugaean

kardiovaskuler secara keseluruhan (Corbin dkk, 2000).

Daya tahan jantung paru merupakan ketahanan sistem

kardiopulmonary dan pembuluh darah dalam mengambil oksigen dan

menyalurkan ke seluruh tubuh terutama jaringan yang aktif sehingga

dapat digunakan pada proses metabolisme tubuh. VO2max disebut juga

kapasitas aerobik maksimum, digunakan sebagai tolak ukur daya

tahan jantung-paru.VO2max merujuk pada banyaknya jumlah oksigen

selama ekskresi (aktivitas fisik) maksimum.Semakin tinggi VO2max

seseorang, semakin lama seseorang itu merasakan kelelahan ketika

bekerja atau beraktivitas.Olahraga yang teratur dapat membantu

meningkatkan nilai VO2max seseorang. Atlet yang lebih terlatih memiliki

stroke volume atau curah jantung yang lebih besar dan frekuensi

denyut jantung yang lebih rendah dibandingkan yang tidak terlatih.

Semakin besar VO2max makin besar orang tersebut beraktiftas.Dengan

VO2max yang semakin besar, maka kesanggupan jantung-paru dan

pembuluh darah dalam mengambil dan menyalurkan oksigen ke

jaringan juga semakin besar. Ketahanan tubuh dalam beraktivtas pun

semakin meningkat sehingga orang tersebut tidak mudah lelah. Denyut

jantung dapat meningkat 2 hingga 2,5 kali dari normal karena sinyal

simpatis dan hilangnya sinyal parasimpatetik, dan juga karena

peningkatan epinefrin dan norepinefrin. Oleh sebab itu, faktor emosi

berperan dalam peningkatan frekuensi nadi karena merupakan sinyal

simpatis dan pusat integrasi.VO2max diukur dalam banyaknya oksigen

dalam liter permenit (1/min) atau banyaknya oksigen dalam mililiter per

berat badan dalam kilogram permenit (ml/kg/min).semakin tinggi nilai

VO2max seseorang, maka daya tahan dan stamina seseorang akan

menjadi lebih baik (Corbin dkk, 2000).

Page 27: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

11

c. Kekuatan dan Daya Tahan Otot

Kekuatan otot adalah kapasitas otot untuk mengatasi suatu

beban. Sementara itu, daya tahan otot berkaitan dengan kemampuan

tubuh dalam menghasilkan kekuatan dan kemampuan untuk mem-

pertahankannya selama mungkin.

Kekuatan dan daya tahan otot merupakan dua komponen

penyusun kebugaran otot. Dua komponen tersebut dibutuhkan secara

bersama-sama untuk meningkatkan kapasitas kerja seseorang meliputi

: mengurangi peluang cedera, mencegah low back pain, postur tubuh

yang buruk dan mencegah dari kondisi hipokinetik lainnya, serta dapat

meningkatkan performa atletik tubuh, atau membantu dalam meng-

hadapi kondisi darurat jika diperlukan (Corbin dkk, 2000).

Di dalam tubuh terdapat 3 jenis jaringan otot yang berbeda

fungsi dan strukturnya yaitu otot polos, jantung, dan otot rangka.Otot

polos dan otot jantung merupakan jenis otot yang bekerja secara

involunteer atau bekerja secara tidak sadar.Sedangkan otot rangka

dapat dikontrol secara sadar. Terdapat 3 jenis serabut yang menyusun

otot rangka yaitu twitch fibers yang terdiri atas slow-intermediate, dan

fast-twitch fibers .Tiga jenis serabut otot ini dapat beradaptasi sesuai

dengan latihan fisik yang dilakukan. Seseorang yang ingin men-

dapatkan bentuk otot liat akan melakukan latihan dengan desain

latihan untuk kekuatan yang mengembangkan fast-twitch-fibers.

Sedangkan seseorang yang ingin mendapatkan ketahanan otot secara

progresif dan dalam jangka waktu panjang dapat berlatih dengan

desain latihan daya tahan otot yang melibatkan slow-twitch-fibers.

Sedangkan seseorang yang ingin mendapatkan ketahanan otot secara

progresif dan dalam jangka waktu panjang dapat berlatih dengan

desain latihan daya tahan otot yang melibatkan slow-twitch-fibers.

Selain latihan, faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi daya tahan

dan kekuatan otot adalah faktor genetik, jenis kelamin dan umur

(Corbin dkk, 2000).

Page 28: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

12

d. Kelentukan

Kelentukan atau fleksibilitas merupakan jangkauan kemampuan

gerakan yang mungkin dilakukan oleh sendi atau kumpulan beberapa

sendi tubuh. Kelentukan ditentukan oleh struktur membentuk tulang

dan kartilago pada persendian, serta dari panjang dan kemampuan

otot, tendon, ligament, dan fascia yang melintasi persendian untuk

memanjang.

Batas gerak dan sendi masing-masing individu dapat sangat ber-

ragam. Gerak sendi yang tidak dapat meletur sama sekali terjadi ketika

seseorang mengalami kejang otot, atau kram. Sedangkan pada

beberapa kasus, gerak sendi dimungkinkan menjadi sangan lentur

hingga hampir tidak terbatas yang sering ditemui pada pemain

contortion di pertunjukan sirkus. Setiap orang akan memiliki ke-

mampuan dalam kelentukan yang berbeda-beda bergantung dengan

kebutuhan yang dapat membantu aktivitas sehari-harinya berjalan

efektif dan efisien (Corbin dkk, 2000).

Tidak ada nilai pasti berapa tingkat kebugaran yang harus

dimiliki setiap orang.Namun dapat diketahui bahwa seseorang dengan

kelentukan yang baik dapat meningkatkan kebugaran fisiknya dan

lebih besar kemungkinan untuk terhindar dari resiko cedera saat ber-

aktivitas maupun berolahraga. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

kelenturan atau fleksibilitas diantaranya adalah umur, jenis kelamin,

dan ras (Corbin dkk, 2000).

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Kebugaran

2.1.3.1 Genetik

Pengaruh yang signifikan terlihat pada komponen-komponen

morfologis, muskular, kardiorespiratori dan metabolik.Namun, pengaruh

genetik dapat sangat bervariasi dan berinteraksi dengan lingkungan

sehingga dapat berinteraksi dengan lingkungannya.Salah satu interaksi

lingkungan yang dapat mempengaruhi genetik dalam kebugaran adalah

Page 29: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

13

latihan fisik.Level kemampuan fisik seseorang dipengaruhi oleh gen yang

berada dalam tubuhnya.Keadaan tersebut dominan sebelum mengalami

masa puber, pergerakan tubuh, kecepatan reaksi, fleksibilitas dan

keseimbangan pada setiap orang. Menurut penelitian yang dilakukan oleh

Bouchard, dari 170 orang tua beserta 259 anak-anak kandungnya,

kontribusi maksimal dari unsur genetik pada kapasitas paru-paru adalah

sebesar 50% (Indrawagita, 2009).

2.1.3.2 Jenis Kelamin

Pada beberapa cabang olahraga pria dan wanita selalu bersaing

pada kondisi yang tidak sama dan pertandingan hasilnya selalu

dijustifikasi berdasarkan evaluasi dari kebugaran yang dihubungkan

dengan jenis kelamin. Pada remaja muda usia 10 hingga 15 tahun belum

terdapat perbedaan signifikan antara kebugaran laki-laki dan perempuan,

namun setelah beberapa tahun ke depan laki-laki akan cenderung lebih

kuat dibanding perempuan sepanjang usia (Indrawagita, 2009).

2.1.3.3 Umur

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Astrand, dinyatakan

bahwa sebelum memasuki masa pubertas, laki-laki dan perempuan pada

usia yang sama tidak memiliki perbedaan signifikan dalam hal kekuatan

aerobik maksimal. Puncaknya adalah pada usia 18 hingga 25 tahun yang

diikuti dengan menurunnya maximal oxygen uptake secara berangsur-

angsur (Indrawagita, 2009).

Pada kekuatan otot, umur juga memiliki pengaruh yang

signifikan. Kekuatan otot mencapai puncaknya pada usia 20 tahun bagi

laki-laki dan beberapa tahun lebih awal bagi perempuan. Pada saat usia

mencapai 65 tahun kekuatan otot hanya sekitar 70 - 80% dari kekuatan

saat berusia 20-30 tahun. Berbeda dengan kekuatan aerobik maksimal,

kekuatan otot dapat ditingkatkan dengan latihan peningkatan kekuatan

Page 30: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

14

otot dan dengan peningkatan waktu dari sinergisitas otot pada aktivitas

sehari-hari (Indrawagita, 2009).

Semakin tua usia seseorang maka tingkat kebugaran tubuhnya

akan semakin menurun, mengalami masalah dengan tubuhnya seperti

ber-kurangnya otot, ukuran jantung mengecil dan kekuatan memompanya

berkurang, terjadi kekakuan pada pembuluh nadi (arteri) yang penting,

kulit berubah menjadi tipis dan aktivitasnya menjadi lambat, penurunan ini

disebabkan karena fungsi seluruh anggota tubuh menjadi lemah, namun

penuruan tersebut dapat diperlambat dengan melakukan olahraga diusia

muda, kondisi tubuh yang lemah akibat usia tua mengakibatkan tingkat

kebugaran jasmani seseorang menurun (Suharjana, 2008).

2.1.3.4 Lemak Tubuh

Jika lemak meningkat, maka kebugaran akan menurun. Kira-kira

satu setengah penurunan kebugaran karena usia dapat disimpulkan

sebagai peningkatan lemak tubuh. Persen lemak tubuh diketahui terutama

berhubungan pada beberapa kondisi terkait kebugaran aerobik pada atlet.

Penelitian terhadap 43 orang atlet menunjukkan terdapat hubungan sig-

nifikan terhadap performa kecepatan renang, bersepeda, dan lari pada

atlet laki-laki sedangkan pada atlet wanita lebih berpengaruh terhadap

tingkat rata-rata latihan mingguan. Sementara itu, sebuah penelitian pada

80 remaja obesitas yang dilakukan di Georgia, AS memperoleh hasil

bahawa kebugaran (daya tahan) kardiovaskuler berhubungan terbalik

dengan persen lemak tubuh (Indrawagita, 2009).

2.1.3.5 Status Gizi

Status gizi adalah kesehatan gizi seseorang yang ditentukan

dengan pengukuran antropometri (berat badan, tinggi badan dan lingkar

bagian tubuh), pengukuran biokimia kadar zat gizi atau zat sisanya dalam

darah dan urin, pemeriksaan klinis (fisik), analisa pola makan serta

evaluasi kondisi ekonomi. Melalui status gizi yang baik, kesehatan dan

Page 31: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

15

kebugaran yang optimum dapat dicapai.Selain itu, tubuh mampu bertahan

terhadap latihan yang keras dan mampu mencapai performa olahraga

yang baik (Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia, 2011).

2.1.3.6 Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik didefinisikan sebagai gerakan tubuh yang disebabkan

oleh kontraksi otot yang menyebabkan pemakaian energi dalam tubuh.

Aktivitas fisik merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi tingkat

kebugaran seseorang. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa latihan

fisik merupakan salah satu faktor yang menghambat penuaan yang

ditandai dengan penurunan kapasitas aerobik dan kekuatan otot yang

akan menurunkan tingkat kebugaran. Aktivitas fisik yang rutin dilakukan

akan memberikan beberapa keuntungan seperti :

a. Meningkatkan fungsi kardiorespiratori dan pernapasan

b. Mengurangi resiko penyakit jantung koroner

c. Menurunkan angka kematian dan kesakitan

d. Mengurangi depresi dan rasa gelisah

e. Meningkatkan fungsi fisik dan ketergantungan hidup pada lansia

f. Meningkatkan kesejahteraan

g. Meningkatkan performa kerja, rekreasi dan aktivitas olahraga

h. Mengurangi resiko terjatuh atau cedera saat jatuh pada lansia

i. Mencegah keterbatasan fungsional pada dewasa tua

j. Terapi efektif untuk penyakit kronis pada dewasa tua

Kegiatan fisik sangat mempengaruhi semua komponen kesegaran

jasmani, latihan fisik yang bersifat aerobik dilakukan secara teratur akan

mempengaruhi atau meningkatkan daya tahan kardiovaskuler dan dapat

mengurangi lemak tubuh (Depkes, 2004).

Page 32: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

16

2.1.3.7 Asupan Gizi

Makanan adalah bahan bakar bagi tubuh. Energi yang terkandung

dalam makanan akan dioksidasi di dalam sel dengan bantuan oksigen.

Hasil dari proses ini adalah energi yang dibutuhkan untuk eksistensi dan

penyelesaian pekerjaan sehari-hari. Dengan demikian, asupan gizi

memilki peranan penting dalam performa seseorang untuk melakukan

aktivitas fisik (Giriwijoyo, 2012).

Energi dibutuhkan sebagai sumber bahan bakar dalam melakukan

aktivitas fisik.Untuk mengetahui kebutuhan dasar energi pada individu

maka harus mempertimbangkan aktivitas fisik. Jumlah dari aktivitas fisik

dapat sangat berbeda-beda antara individu dan bahkan berbeda pada

individu yang sama, tergantung pada banyaknya jumlah latihan dan

aktivitas yang spontan. Variasi antara individu terhadap kebutuhan energi

untuk aktivitas fisik dapat dipengaruhi oleh faktor seperti berat badan dan

tingkat kebugaran tetapi total jumlah aktivitas fisik lebih banyak bersumber

dari perbedaan kebutuhan energi pada individu (Giriwijoyo, 2012).

Protein adalah salah satu dari zat gizi essensial yang sangat

penting. Protein memiliki fungsi fisiologis untuk mengoptimalkan performa

aktivitas fisik. Survei menyatakan bahwa banyak sekolah menengah per-

guruan tinggi atlet mempercayai bahwa performa atlet meningkat karena

diet protein tinggi. Sebuah penelitian menyatakan bahwa suplemen gizi

setelah latihan ketahanan dan termasuk di dalamnya asam amino di-

bandingkan ketersediaan energi lebih penting untuk mengembalikan dan

menyusun kembali protein dalam otot setelah latihan (Clark, 1996).

Lemak diketahui sebagai sumber energi utama bersama dengan

karbohidrat. Lemak dapat dijadikan cadangan energi tubuh karena

sifatnya yang padat energi dan mudah untuk disimpan dalam tubuh.

Lemak digunakan baik saat istirahat maupun saat beraktivitas.Sebagian

besar pemanfaatan substrat ini bersamaan dengan aktivitas otot

gerak/rangka. Pemanfaatan lemak dalam tubuh harus melalui proses

Page 33: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

17

oksidasi. Proses oksidasi ini terutama terjadi saat adanya aktivitas

aerobik. Hal ini disebabkan karena pada peningkatan aktivitas aerobik

yang teratur dapat merangsang peningkatan hormon hidrolisis yang

penting untuk memecah triasilgliserol menjadi ATP (Indrawagita, 2009).

Karbohidrat sebagai sumber energi memiliki peranan penting.

Karbohidrat mensuplai hampir 50-60% dari total energi tubuh yang

digunakan saat istirahat dengan 15-20% digunakan oleh otot. Selama

latihan ringan lemak menjadi sumber energi utama, namun ketika berubah

menjadi intensif, karbohidrat digunakan sebagai sumber energi mencapai

50%. Bahkan pada saat latihan yang maksimal atau supra maksimal,

karbohidrat digunakan secara eksklusif. Oleh karena itu karbohidrat

menjadi sumber energi primer pada latihan anaerobik dengan intensitas

tinggi yang kurang dari satu menit dan latihan aerobik dengan intensitas

tinggi pada waktu yang lebih dari satu jam (Indrawagita, 2009).

2.1.3.8 Perilaku Konsumsi Rokok

Kadar CO yang terhisap akan mengurangi nilai VO2maks, yang

berpengaruh terhadap daya tahan, selain itu menurut penelitian yang

pernah dilakukan oleh perkins dan sexton, nikotin yang ada dapat mem-

perbesar pengeluaran energi dan mengurangi nafsu makan (Wiarto,

2013).

2.1.4 Komponen Kebugaran Jasmani

Untuk meningkatkan kebugaran jasmani seseorang maka perlu

mengetahui komponen-komponen yang terdapat dalam kebugaran

jasmani. Komponen-komponen tersebut adalah :

a. Kecepatan (Speed)

Kemampuan untuk menempuh jarak tertentu dalam waktu yang

sesingkat-singkatnya

Page 34: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

18

b. Kelincahan (Agility)

Kemampuan seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat

pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan.Kelincahan ini

berkaitan erat dengan kelentukan. Apabila kelentukannya baik maka ia

dapat bergerak dengan lincah.

c. Koordinasi (Coordination)

Kemampuan untuk secara bersamaan melakukan berbagai gerakan

mulus dan akurat.

d. Daya tahan (Endurance)

Kemampuan seseorang untuk melakukan kerja dalam waktu yang

realtif lama.

e. Keseimbangan (Balance)

Pemeliharaan keseimbangan pada saat statis atau bergerak.

f. Kelentukan (Flexibility)

Kemudahan dalam bergerak terutama yang terjadi otot sendi.

g. Kekuatan (Strength)

Kemampuan otot untuk melakukan kontraksi yang berguna

membangkitkan ketegangan terhadap suatu tahanan.

h. Daya Ledak (Power)

Hasil dari kekuatan kecepatan. Apabila seseorang dapat mengangkat

beban 70 kg dengan cepat dikatakan memiliki daya ledak (power)

i. Waktu Reaksi

Lamanya waktu antara perangsangan dan respon dalam melakukan

kegiatan atau aktivitas.

j. Komposisi Tubuh

Berkaitan dengan jumlah lemak tubuh pada seseorang.

Dalam mencapai derajat kebugaran seseorang.Tidak semua

komponen kebugaran yang disebutkan diatas diteskan. Tes yang

diberikan adalah tes yang berhubungan dengan jenis olahraga yang

ditekuni dan umur seseorang.(Wiarto, 2013).

Page 35: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

19

2.1.5 Tes Kebugaran Jasmani

Pengukuran kebugaran jasmani dapat dilakukan dengan tes

kebugaran jasmani. Untuk melaksanakan tes diperlukan adanya alat/

instrument. Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) merupakan salah

satu bentuk instrument untuk mengukur tingkat kebugaran jasmani. Dalam

lokakarya kesegaran jasmani tahun 1984, TKJI telah disepakati dan

ditetapkan menjadi suatu instrument yang berlaku diseluruh wilayah

Indonesia (Wiarto, 2013).

TKJI terdiri atas 5 butir tes dengan komponen yang berbeda. Tes

ini merupakan suatu rangkaian, jadi harus dilaksanakan secara berurutan,

tidak terputus-putus dan continue. Adapun tesnya sebagai berikut:

TABEL 2.1

KOMPONEN DAN JENIS TES KEBUGARAN JASMANI

No Komponen Jenis Tes

1 Kecepatan Lari cepat (Sprint)

2 Kekuatan Angkat tubuh (Pull up)

3 Kelentukan Baring duduk (Sit Up)

4 Power Loncat Tegak (Vertical Jump)

5 Daya Tahan Lari jauh

Sumber :Wiarto, 2013

Tes kebugaran jasmani Indonesia untuk kelompok umur pada

dasarnya memiliki kesamaan dengan kelompok tes kebugaran jasmani ke-

lompok umur lainnya. Hal yang membedakannya yaitu durasi dan in-

tensitas beberapa item tes. Hal tersebut berhubungan dengan kondisi fisik

pada setiap kelompok usia.

A. Rangkaian Tes Kebugaran Jasmani

1) Untuk putra terdiri dari :

a) Lari 50 meter

Page 36: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

20

b) Gantung angkat tubuh (pull up) selama 60 detik

c) Baring duduk (sit up selama 60 detik)

d) Loncat Tegak

Gambar 2.1. Posisi start lari 50 m.

Gambar 2.2. Sikap permulaan gantung siku

tekuk

Gambar 2.4. Sikap duduk

dengan kedua menyentuh paha

Gambar 2.3. Gerakan baring menuju

sikap duduk siku

Gambar 2.5. Sikap menentukan

raihan tegak

Gambar 2.6. Sikap awalan loncat

tegak

Page 37: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

21

e) Lari1500 meter

2) Untuk putri terdiri dari :

a) Lari 50 meter

b) Gantung siku tekuk (tahan pull up) selama 60 detik

c) Baring duduk (sit up) selama 60 detik

d) Lari 800 meter

Hasil dari tes tersebut kemudian diolah dan dibandingkan

dengan norma yang telah ditetapkan. Setelah diolah hasil yang

didapat tersebut dijadkan penentuan klasifikasi kebugaran jasmani

(Wiarto, 2013).

Gambar 2.8. Posisi start lari 1500 meter

Gambar 2.7. Sikap loncat tegak

Page 38: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

22

B. Tabel Nilai TKJI

TABEL 2.2.

NILAI TKJI

(Untuk Putra Usia 13-15 Tahun)

No Lari 50

meter

(detik)

Gantung

angkat tubuh

(kali)

Baring

duduk (kali)

Loncat

tegak

(cm)

Lari 1000

meter (menit)

Nilai

1 < 6.8 > 15 > 37 > 65 < 3'05" 5

2 6.8 - 7.6 11 - 15 28 - 37 53 - 65 3'05" - 3'53" 4

3 7.7 - 8.7 6 - 10 19 - 27 42 - 52 3'54" - 4'46" 3

4 8.8 - 10.3 2 - 5 8 - 18 31 - 41 4'47" - 6'04" 2

5 ≥ 10.4 0 - 1 0 - 7 0 - 30 6'05" - dst 1

Keterangan :

' = menit

" = detik

TABEL 2.3.

NILAI TKJI

(Untuk Putri Usia 13-15 Tahun)

No Lari 50

meter

(detik)

Gantung

angkat tubuh

(kali)

Baring

duduk (kali)

Loncat

tegak

(cm)

Lari 800

meter (menit)

Nilai

1 < 7.8 > 40 ≥ 28 ≥ 50 < 3'07" 5

2 7.8 - 8.7 22 – 40 19 - 27 39 - 49 3'07" - 3'55" 4

3 8.8 - 9.9 10 – 21 9 - 18 30 - 38 3'56" - 4'58" 3

4 10.0 - 11.9 3 – 9 3 - 8 21 - 29 4'59" - 6'40" 2

5 ≥ 12 0 – 2 0 - 2 0 - 20 6'41" - dst 1

Keterangan :

' = menit

" = detik

(Depdiknas, 2003)

Page 39: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

23

2.1.5.1 Tabel Norma

Untuk mengklasifikasikan tingkat kebugaran jasmani remaja yang

telah mengikuti tes kebugaran jasmani Indonesia dipergunakan norma

seperti tertera pada tabel 3, yang berlaku untuk putra dan putri.

TABEL 2.4

NORMA TES KEBUGARAN JASMANI INDONESIA

No Jumlah Nilai Klasifikasi

1 22 - 25 Baik sekali (BS)

2 18 - 21 Baik (B)

3 14 - 17 Sedang (S)

4 10 - 13 Kurang (K)

5 5 - 9 Kurang sekali (KS)

Sumber :Depdiknas, 2003

2.2 Aktivitas Fisik

2.2.1 Definisi Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik merupakan bentuk multidimensional yang kompleks

dari perilaku manusia, meliputi semua gerak tubuh mulai dari gerakan

kecil hingga turut serta dalam lari maraton. Aktivitas fisik umumnya

diartikan sebagai gerak tubuh yang ditimbulkan oleh otot-otot skeletal dan

mengakibatkan pengeluaran energi. Aktivitas fisik dan pengeluaran energi

tidakklah sama. Aktivitas fisik merupakan bentuk perilaku, sedangkan pe-

ngeluaran energi merupakan outcome dari perilaku tersebut (Hartono,

2009)

Karakterisasi aktivitas fisik yang merupakan kebiasaan sering kali

menjadi pokok pembahasan karena hal ini mencerminkan pola aktivitas

fisik yang teratur dan dilaksanakan dalam waktu yang lama secara terus

menerus (beberapa bulan dan tahun) (Hartono, 2008).

Page 40: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

24

2.2.2 Jenis – Jenis Aktivitas Fisik Remaja

Aktivitas fisik dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan, aktivitas fisik yang

sesuai untuk remaja sebagai berikut:

a. Kegiatan ringan: hanya memerlukan sedikit tenaga dan biasanya tidak

menyebabkan perubahan dalam pernapasan atau ketahanan atau

(endurance). Contoh: berjalan kaki, menyapu lantai, mencuci baju/

piring, mencuci kendaraan, berdandan, duduk, les di sekolah, les di

luar sekolah, mengasuh adik, nonton TV, aktivitas main play station,

main komputer, belajar di rumah, nongkrong.

b. Kegiatan sedang: membutuhkan tenaga intens atau terus menerus,

gerakan otot yang berirama atau kelenturan (flexibility). Contoh: berlari-

lari kecil, tenis meja, berenang, bermain dengan hewan peliharaan,

bersepeda, bermain musik, jalan cepat.

c. Kegiatan berat: biasanya berhubungan dengan olahraga dan mem-

butuhkan kekuatan (strength), membuat berkeringat. Contoh : berlari,

bermain sepak bola, aerobik, bela diri (misal karate,taekwondo, pencak

silat ) dan outbond (Nurmalina, 2011).

2.2.2 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kebugaran

Aktivitas fisik merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi

tingkat kebugaran seseorang. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa

latihan fisik merupakan salah satu hal yang menghambat penuaan yang

ditandai dengan penurunan kapasitas aerobic dan kekuatan otot akan me-

nurunkan tingkat kebugaran. Pengaruh latihan bertahun-tahun dapat me-

nyebabkan hilang hanya dalam 12 minggu dengan menghentikan aktivitas

yang dilakukan (Indrawagita, 2009).

2.3 Asupan Karbohidrat

2.3.1 Definisi Karbohidrat

Karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung karbon,

hidrogen, dan oksigen dalam berbagai kombinasi.Karbohidrat adalah

makanan energi yang paling penting untuk latihan.Selain menjadi satu-

Page 41: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

25

satunya makanan yang digunakan untuk produksi energi anaerobik dalam

sistem asam laktat, juga bahan bakar paling efisien untuk sistem oksigen.

Sumber karbohidrat utama energi untuk kinerja fisik adalah glikogen otot

(Williams, 2005).

2.3.2 Kebutuhan Karbohidrat

Untuk membantu meningkatkan simpanan karbohidrat di dalam

tubuh olahragawan direkomendasikan untuk memenuhi sekitar 55-56%

dari total kebutuhan energinya melalui konsumsi makanan kaya kar-

bohidrat (Irawan, 2007).

Jenis karbohidrat yang dikonsumsi olahragawan pada setiap kali

makan utamanya harus berasal dari makanan sumber karbohidrat yang

bergizi. Penggunaan gula dan bentuk karbohidrat lain yang padat

menjamin konsumsi energi dan karbohidrat yang cukup (Damayanti,

2000).

2.3.3 Mekanisme Penggunaan Karbohidrat Selama Latihan

Glikogen merupakan simpanan karbohidrat dalam bentuk glukosa

di dalam tubuh yang berfungsi sebagai salah satu sumber energi.

Terbentuk dari molekul glukosa yang saling mengikat dan membentuk

molekul yang lebih kompleks, simpanan glikogen memiliki fungsi sebagai

sumber energi tidak hanya bagi kerja otot namun juga merupakan sumber

energi bagi sistem pusat saraf dan otak (Almatsier, 2006).

Jaringan otot merupakan simpanan glikogen yang utama

kemudian hati dan glukosa darah.Jumlah ini dapat bervariasi diantara

individu, dan tergantung faktor intake atau asupan makanan.Walaupun

karbohidrat bukan satu-satunya sumber energi, namun karbohidrat lebih

dibutuhkan sebagai sumber energi untuk aktivitas fisik yang tinggi.

Kandungan glikogen otot pada individu yang tidak terlatih diperkirakan 70-

110 mmol/kg berat otot. Sedangkan, atlet endurance yang terlatih dengan

diet campuran dengan istirahat sehari mempunyai kandungan glikogen

Page 42: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

26

otot 130-230 mmol/kg berat otot. Simpanan glikogen hati memainkan

peranan yang penting dalam mempertahankan kadar glukosa darah

selama masa istirahat (diantara waktu makan utama) dan selama latihan

(Damayanti, 2000).

2.4 Asupan Protein

2.4.1 Definisi Protein

Protein merupakan zat gizi yang sangat penting bagi tubuh karena

fungsinya sebagai zat pembangun, zat pengatur serta sebagai bahan

bakar dalam tubuh/ protein dapat digunakan apabila dierlukan saat energi

tubuh tidak terpenuhi oleh energi dan karbohidrat. Protein dibutuhkan

untuk pertumbuhan, perkembangan, pembentukan otot, pembentukan sel-

sel darah merah, pertahanan tubuh terhadap penyakit, enzim dan hormon,

dan sintesa jaringan-jaringan badan lainnya. Protein dicerna menjadi

asam-asam amino, yang kemudian dibentuk protein tubuh di dalam otot

dan jaringan lain. Protein dapat berfungsi sebagai sumber energi apabila

karbohidrat yang dikonsumsi tidak mencukupi seperti pada waktu latihan

fisik intensif (Husaini, 2000).

2.4.2 Kebutuhan Protein

Pada awal latihan, penambahan protein perlu dilakukan untuk me-

layani pertumbuhan dan perkembangan otot sebagai hasil latihan, namun

setelah otot terbentuk, penambahan tidak diperlukan lagi. Konsumsi

protein yang dianjurkan adalah 12-15% dari total kebutuhan energi, atau

secara umum direkomendasikan asupan protein sebesar 1,2 - 1,5 gram/kg

BB. Konsumsi lebih dari 2 gram/kgBB tidak dianjurkan karena akan

memberi beban pada ginjal. Disamping itu diketahui bahwa SDA (specific

dinamic action) dari protein cukup tinggi, sehingga konsumsi yang ber-

lebihan justru akan merugikan metabolisme energi. Disamping itu latihan

olahraga yang keras dapat meningkatkan resiko terjadinya kerusakan

pada jaringan otot. Hasil latihan akan memicu pengembangan otot yang

Page 43: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

27

juga menuntut penambahan protein, disamping kebutuhan protein sebagai

bahan dasar pembuatan hormone dan enzim tubuh (Giriwijoyo, 2012).

Protein bukanlah sumber daya primer, sehingga kebutuhan potein

dalam tata gizi jauh lebih sedikit daripada untuk lemak dan CHO. Ke-

butuhan protein untuk orang remaja sehari-hari adalah untuk mengganti

nitrogen yang hilang yang berhubungan dengan olahdaya (me-

tabolismenya), serta yang hilang dari kulit dan usus yaitu sebesar 0,6 g/Kg

BB/hari. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) pada remaja adalah

72 gram untuk laki-laki, dan 69 gram untuk perempuan. Pada massa

pertumbuhan cepat. Hampir semua tata gizi yang mengandung jumlah

protein ini mengandung asam amino essential yang cukup memenuhi

kebutuhan. Rekomendasi ini tidak mempunyai kaitan dengan kebutuhan

daya, tetapi kira-kira setara dengan 9% kebutuhan daya total untuk

individu dengan aktivitas harian sedang.Sebagai perbandingan, konsumsi

protein pada banyak bagian dunia ini melebihi nilai 10% asupan daya

sehari-hari (Giriwijoyo, 2012).

2.5. Survei Konsumsi Pangan

Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi

secara tidak langsung dengan menilai jumlah dan jenis zat gizi yang

dikonsumsi dan membandingkan dengan baku kecukupan, agar diketahui

kecukupan gizi yang dapat dipenuhi (Supariasa, 2002). Tujuan dari

pengukuran konsumsi makanan adalah untuk mengetahui kebiasaan

makan dan gambaran tingkat kecukupan gizi dan bahan makanan pada

individu, rumah tangga, maupun kelompok.

Tujuan khususnya adalah :

a. Menentukan tingkat kecukupan asupan gizi dari konsumsi pangan

b. Memberikan gambaran status gizi dan kesehatan keluarga/individu

c. Sebagai dasar perencanaan program perbaika gizi

d. Sebagai sarana pendidikan gizi

e. Beberapa metode pengukuran konsumsi makanan

Page 44: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

28

Tingkat Perorangan / individu :

a. Metode recall 24 jam

b. Metode estimated food record

c. Metode penimbangan (food weighing)

d. Metode dietary history

e. Metode frekuensi makanan (food frequency)

Pengukuran asupan zat gizi dengan metode frekuensi makanan

ditunjukkan untuk mengetahui gambaran asupan gizi dalam sehari yang

dilihat dari 1 bulan terakhir.

2.5.1 Metode Semiquantitative Food Frequency Quesioner

Dengan menggunakan metode frekuensi makanan maka dapat

diperoleh gambaran pola konsumsi bahan makanan secara kualitatif, tapi

karena periode pengamatannya lebih lama dan dapat membedakan

individu berdasarkan ranking tingkat konsumsi zat gizi, maka cara ini

paling sering digunakan dalam epidemiologi gizi. Kuesioner frekuensi

makanan memuat tentang daftar bahan makanan atau makanan dan

frekuensi penggunaan makanan tersebut pada periode tertentu.Bahan

makanan yang ada dalam daftar kuesioner tersebut adalah yang di

konsumsi dalam frekuensi yang cukup sering oleh responden (Supariasa,

2002).

Kelebihan metode semiquantitative food frequency :

1. Relatif murah dan sederhana

2. Dapat dilakukan sendiri oleh responden

3. Tidak membutuhkan latihan khusus

4. Dapat membantu untuk menjelaskan hubungan antara penyakit dan

kebiasaan makan

Kekurangan metode semiquantitative food frequency :

1. Tidak dapat untuk menghitung intake zat gizi sehari

2. Sulit mengembangkan kuesioner pengumpulan data

3. Cukup menjemukan bagi pewawancara

Page 45: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

29

4. Perlu percobaan pendahuluan untuk menentukan jenisbahan makanan

yang akan masuk dalam daftarkuesioner

5. Responden harus jujur dan mempunyai motivasi tinggi.

(Supariasa, 2002).

2.5.2 Metode recall 24-hour

Dalam metode ini, responden menceritakan semua yang

dikonsumsi selama 24 jam yang lalu (kemarin). Biasanya dimulai sejak

bangun pagi hingga tidur kembali, atau dapat juga dimulai dari waktu saat

dilakukan wawancara mundur ke belakang sampai 24 jam penuh. Untuk

mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu

ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat ukuran rumah tangga

(sendok, gelas, piring dan lain-lain) atau ukuran lainnya yang biasa

dipergunakan sehari-hari.Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali

maka data yang diperoleh kurang representatif untuk menggambarkan

kebiasaan makanan individu. Oleh karena itu, recall 24 jam sebaiknya

dilakukan berulang-ulang dan harinya tidak berturut-turut. Beberapa

penelitian menunjukkan bahwa minimal 2 kali recall 24 jam tanpa berturut-

turut, dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi lebih optimal dan

memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian individu

(Supariasa, 2002).

2.5.3 Metode Estimated Food Record

Metode estimated food record disebut juga food record atau

diary record adalah metode yang digunakan untuk mencatat jumlah yang

dikonsumsi. Responden diminta mencatat semua yang ia makan dan

minum setiap kali sebelum makan. Menimbang dalam Ukuran Rumah

Tangga (URT) atau menimbang dalam ukuran berat (gram) pada periode

tertentu, termasuk cara persiapan dan pengelolaan makanan. Metode ini

dapat memberikan informasi konsumsi yang mendekati sebenarnya

Page 46: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

30

tentang jumlah energi dan zat gizi yang dikonsumsi oleh individu

(Supariasa, 2002).

2.5.3 Metode Penimbangan (Food Weighing)

Metode penimbangan makanan (Food Weighing) adalah metode

pengukuran asupan gizi pada individu yang dilakukan dengan cara

menimbang makanan yang dikonsumsi responden. Responden atau

petugas menimbang dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi

selama 1 hari.Terdapatnya sisa makanan setelah makan juga perlu

ditimbang sisa tersebut untuk mengetahui jumlah sesungguhnya makanan

yang dikonsumsi (Supariasa, 2002).

2.5.4 Metode Dietary History

Dietary history menggambarkan konsumsi aktual dalam periode

yang lama, digunakan untuk mengetahui prevalensi defisiensi asupan gizi.

Prinsip dasar Dietary History adalah menggali informasi makanan yang

biasa dikonsumsi dan ( individu pada periode yang lama.Bisa 1 minggu, 1

bulan, bahkan 1 tahun. Namun umumnya, dietary history ini digunakan

periode untuk 1 bulan. Karena itulah metode ini bersifat kualitatif

(Supariasa, 2002).

2.5.4 Metode Frekuensi Makanan (Food Frequency)

Metode ini untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi

sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu.

Meliputi hari, minggu, bulan, atau tahun, sehingga diperoleh gambaran

pola konsumsi makanan secara kualitatif. Kuesioner frekuensi makanan

memuat tentang daftar bahan makanan dan frekuensi penggunaan

makanan tersebut pada periode tertentu. Selain itu dengan metode

frekuensi makanan dapat memperoleh gambaran pola konsumsi bahan

makanan secara kuantitatif, tapi karena periode pengamatannya lebih

lama dan dapat membedakan individu berdasarkan ranking tingkat

Page 47: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

31

konsumsi zat gizi, maka cara ini paling sering digunakan dalam penelitian

epidemiologi gizi.Kuesioner frekuensi makanana memuat tentang daftar

tentang bahan makanan atau makanan dan frekuensi penggunaan

makanan tersebut pada periode tertentu (Supariasa, 2002).

Page 48: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

7

Page 49: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

32

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Tingkat kebugaran seseorang dipengaruhi oleh asupan zat gizi dan

aktivitas fisik, asupan zat gizi diantaranya asupan karbohidrat dan asupan

protein. Dalam pembinaan kebugaran jasmani tubuh haruslah memenuhi

makanan seimbang, asupan karbohidrat dan protein yang seimbang dapat

mendukung kesehatan tubuh yang tentunya akan berpengaruh pada

kebugaran jasmani seseorang. Aktivitas fisik yang tidak berlebihan

menghasilkan keuntungan bagi kebugaran dan kesehatan.

GAMBAR 3.1

KERANGKA KONSEP HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT,

ASUPAN PROTEIN, AKTIVITAS FISIK DAN TINGKAT KEBUGARAN

Keterangan :

Variabel Independen : Asupan Karbohidrat

Asupan Karbohidrat

Tingkat Kebugaran

Asupan Protein

Aktivitas Fisik

Page 50: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

33

Asupan Protein

Aktivitas Fisik

Variabel Dependen : Tingkat Kebugaran

3.2 Hipotesis

a. Ada hubungan antara asupan karbohidrat dengan tingkat kebugaran

b. Ada hubungan antara asupan protein dengan tingkat kebugaran

c. Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat kebugaran

3.3. Definisi Operasional

a. Tingkat kebugaran

Adalah kemampuan tubuh dalam melakukan fungsi secara

efektif dan efisien dikukur melalui komponen kekuatan, kecepatan,

power, kelenturan dan daya tahan yang diukur dengan Tes Kebugaran

Jasmani (TKJI) dan hasilnya dibandingkan dengan norma TKJI.

Cara ukur : Pengukuran tingkat kebugaran menggunakan

rangkaian Tes Kebugaran Jasmani Indonesia, komponen kekuatan

menggunakan tes pull up. Komponen kecepatan dengan tes lari 50

meter. Untuk power menggunakan tes vertical jump. Kelentukan

menggunakan tes sit up. Dan daya tahan menggunakan tes lari.

Alat ukur : Form rangkaian Tes Kebugaran Jasmani Indonesia

Hasil ukur : Hasil dari tes tersebut diolah dan dibandingkan

dengan norma yang telah ditetapkan, kategori :

1. Baik jika (Jumlah nilai ≥ Median/20)

2. Kurang jika (Jumlah nilai < Median/20)

Skala : Ordinal

Page 51: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

34

b. Asupan karbohidrat

Rata-rata jumlah asupan karbohidrat dalam sehari yang

diperoleh dari bahan makanan atau makanan yang dikonsumsi oleh

sampel selama 1 bulan terakhir.

Cara ukur :Sampel ditanyakan oleh enumerator tentang

makanan yang dikonsumsi selama 1 bulan terakhir

Alat ukur : SFFQ

Hasil ukur : 1. Baik jika (Asupan ≥ 100% dari AKG)

2. Kurang jika (Asupan < 100% dari AKG)

(Sumber:AKG 2013)

Skala : Ordinal

c. Asupan protein

Rata-rata jumlah asupan protein dalam sehari yang diperoleh

dari bahan makanan atau makanan yang dikonsumsi oleh sampel

selama 1 bulan terakhir.

Cara ukur :Sampel ditanyakan oleh enumerator tentang

makanan yang dikonsumsi selama 1 bulan terakhir

Alat ukur : SFFQ

Hasil ukur : 1. Baik jika (Asupan ≥ 100% dari AKG)

2. Kurang jika (Asupan < 100% dari AKG)

(Sumber :AKG 2013)

Skala : Ordinal

d. Aktivitas Fisik

Jumlah energi rata-rata yang dikeluarkan dalam sehari yang

dihitung dari kegiatan aktivitas fisik selama 1 minggu terakhir

Cara ukur : Wawancara

Alat ukur : IPAQ (International Physical Activity)

Hasil ukur : 1. Sedang jika ( ≥ 600 METs menit/minggu)

2. Ringan jika (< 600 METs menit/minggu)

Skala : Ordinal.

Page 52: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

26

Page 53: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

27

Page 54: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

27

Page 55: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

35

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Cross Sectional, yaitu pengukuran variabel dependen dan variabel

independen diukur satu kali dan dilakukan pada waktu yang sama.

4.2 Waktu dan Tempat penelitian

Penelitian dilakukan pada peserta didik ekstrakurikuler bola

futsal di SMPN 1 Subang yang dilaksanakan pada bulan Desember

2015 - Februari 2016.

4.3 Populasi, Sampel dan Cara Pengambilan Sampel

1. Populasi dan sampel

Dalam penelitian ini populasi adalah seluruh peserta didik ekstra-

kurikuler bola futsal baik laki-laki maupun perempuan. Sampel adalah

siswa SMPN 1 Subang. Jumlah sampel didapatkan dari hasil per-

hitungan dengan populasi yang ada maka besar sampel dapat dihitung

dengan rumus :

n =

Keterangan :

n : Jumlah sampel

Z(1-1/2α) : Derajat Kepercayaan 95% (1,96)

P : Prevalensi kebugaran kurang sekali 10,71% (Sport

Development Index (SDI)

Q : (1-P)

Page 56: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

36

d : Presisi yang diinginkan 10%

(Sastroasmoro, 2013)

Berdasarkan hasil perhitungan, sampel yang didapat sebanyak 37

orang.

2. Cara Pengambilan Sampel

Sampel yang diteliti diambil dengan menggunakan metode

Simple Random Sampling yaitu setiap anggota atau unit dari populasi

mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel.

Dengan kritera sampel :

a) Anggota tetap ekstrakulikuler futsal (minimal 6 bulan terakhir)

b) Tidak sakit

c) Rutin latihan, minimal dalam 6 bulan terakhir

d) Diharuskan sarapan pagi terlebih dahulu

Dari 80 anggota ekstrakurikuler bola futsal yang memenuhi

kriteria sampel sebanyak 39 orang.

4.4 Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder.

4.4.1.Data primer, meliputi :

a. Identitas sampel, yaitu : nama, umur, jenis kelamin, kelas dan

tanggal lahir dengan mengajukan kuesioner.

b. Data asupan karbohidrat, menggunakan SFFQ selama 1 bulan

terakhir dengan cara menanyakan bahan makanan atau

makanan yang sering dikonsumsi selama 1 bulan terakhir kepada

sampel. Sebelumnya sampel diberi pengarahan oleh enumerator

tentang petunjuk teknis untuk mendeskripsikan asupan yang se-

ring dikonsumsi selama 1 bulan terakhir setelah itu masing-ma-

sing enumerator menanyakan asupan yang dikonsumsi selama 1

bulan terakhir.

Page 57: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

37

c. Data asupan protein, menggunakan SFFQ selama 1 bulan te-

rakhir dengan cara menanyakan bahan makanan atau makanan

yang sering dikonsumsi selama 1 bulan terakhir kepada sampel.

Sebelumnya sampel diberi pengarahan oleh enumerator tentang

petunjuk teknis untuk mendeskripsikan asupan yang sering

dikonsumsi selama 1 bulan terakhir setelah itu masing-masing

enumerator menanyakan asupan yang dikonsumsi selama 1

bulan terakhir.

d. Data akivitas fisik, akan dikumpulkan dengan metode wawancara

menggunakan kuesioner IPAQ. Sampel ditanya mengenai

aktivitas fisik selama1 minggu terakhir. Aktivitas fisik digolongkan

berdasarkan aktivitas ringan, sedang dan berat.

e. Data tingkat kebugaran dikumpulkan dengan menggunakan

rangkaian Tes Kebugaran Jasmani Indonesia, dilakukan oleh ahli

dibidang olahraga yaitu guru / pelatih ekstrakulikuler bola futsal,

rangkaian tes menggunakan alat seperti lintasan lari / lapangan

yang datar dan tidak licin, stopwatch, bendera start, tiang

pancang, nomor dada, palang tunggal untuk gantung siku, papan

berskala untuk papan loncat, serbuk kapur, penghapus, formulir

tes, peluit, alat tulis, dll. Untuk mengukur tes kebugaran jasmani

dilakukan dengan memberikan 5 rangkaian tes, berikut ini

merupakan petunjuk pelaksanaan masing-masing tes.

1) Lari 50 meter

a) Sikap permulaan

Peserta berdiri dibelakang garis start

b) Gerakan

Pada aba-aba "SIAP" peserta megambil sikap start

berdiri, siap untuk lari

Pada aba-aba "YA" peserta lari secepat mungkin menuju

garis finish

c) Lari masih bisa diulang apabila peserta :

Page 58: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

38

Mencuri start

Tidak melewati garis finish

Terganggu oleh pelari lainnya

Jatuh/terpelese

Pada waktu kembali ke sikap permulaan kedua tangan

tidak lurus

d) Pencatatan hasil

Yang dihitung adalah angkatan yang dilakukan dengan

sempurna

Yang dicatat adalah jumlah (frekuensi) angkatan yang

dapat dilakukan dengan sikap sempurna tanpa istirahat

selama 60 detik

Peserta yang tidak mampu melakukan tes angkatan

tubuh ini, walaupun telah berusaha, diberi niali nol (0).

2) Tes Gantung Siku Tekuk

a) Sikap permulaan

Peserta berdiri dibawah palang tunggal, kedua tangan

berpegangan pada palang tunggal selebar bahu, pegangan

telapak tangan menghadap ke arah kepala.

b) Gerakan

Dengan banttuan tolakan kedua kaki, peserta melompat ke

atas sampai dengan mencapai sikap bergantung siku tekuk,

dagu berada di atas palang tunggal. Sikap tersebut

dipertahankan selama mungkin (dalam hitungan detik)

c) Pencatatan Hasil

Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta

untuk mempertahankan sikap tersebut diatas, dalam satuan

detik.Peserta yang tidak dapat melakukan sikap diatas maka

dinyatakan gagal dan diberikan nilai nol (0).

3) Tes Baring Duduk (Sit Up) selama 60 detik

a) Sikap Pemulaan

Page 59: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

39

Berbaring terlentang di lantai, kedua lutut ditekuk dengan

sudut 90˚ dengan kedua jari-jarinya diletakkan di belakang

kepala

Peserta lain menekan / memegang kedua pergelangan

kaki agar kaki tidak terangkat.

b) Gerakan

Gerakan aba-aba "YA" peserta bergerak mengambil sikap

duduk sampai kedua sikunya menyentuh paha, kemudian

kembali ke sikap awal.

Lakukan gerakan ini berulang-ulang tanpa henti selama 60

detik.

c) Pencatatan Hasil

Gerakan tes tidak dihitung apabila :

Pegangan tangan terlepas sehingga kedua tangan tidak

terjalin lagi

Kedua siku tidak sampai menyentuh paha

Menggunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh

Hasil yang dihitung dan dicatat adalah gerakan tes yang

dilakukan dengan sempurna selama 60 detik.Peserta yang

tidak mampu melakukan tes ini diberi nilai nol (0)

4) Tes Loncat Tegak (Vertical Jump)

a) Sikap permulaan

Terlebih dahulu ujung jari peserta diolesi dengan serbuk

kapur / magnesium karbonat

Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan

skala berada pada sisi kanan / kiri badan peserta. Angkat

tangan yang dekat dinding lurus ke atas telapak tangan

ditempelkan pada papan skala hingga meninggalkan

bekas jari.

b) Gerakan

Page 60: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

40

Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukka lutut

dan kedua lengan diayun ke belakang. Kemudian peserta

meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan

tangan yang terdekat sehingga menimbulkan bekas

Lakukakn tes ini sebanyak 3x tanpa istirahat atau boleh

diselingi peserta lain.

c) Pencatatan Hasil

Selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak

Ketiga selisih hasil tes dicatat

Masukkan hasil selisih yang paling besar

5) Tes Lari 1000 meter (putra), Lari 800 meter (Putri)

a) Sikap Permulaan

Peserta berdiri di belakang garis start

b) Gerakan

Pada aba - aba "SIAP" peserta mengambil sikap berdiri,

siap untuk lari

Pada aba - aba "YA" peserta lari semaksimal mungkin

menuju garis finish

c) Pencatatan Hasil

Pengambilan waktu dilakukan mulai saaat bendera start

diangkat sampai peserta tepat melintasi garis finish

Hasil dicatat dalam satuan menit dan detik

Contoh: 2 menit 5 detik maka ditulis 2' 5''.

4.4.2 Data Sekunder

Data anggota meliputi daftar nama anggota peserta didik ekstra-

kurikuler bola futsal di SMPN 1 Subang yang diperoleh dari data ke-

sekretariatan ekstrakurikuler bola futsal.

4.5. Pengolahan dan Analisis Data

4.5.1 Pengolahan Data

a. Data umur

Page 61: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

41

umur dikelompokkan dari umur 13 tahun, 14 tahun dan 15 tahun

selanjutnya dihitung presentasinya.

b. Data jenis Kelamin

Jenis Kelamin dikelompokkan menjadi laki-laki dan perempuan

selanjutnya dihitung presentasinya.

c. Data tingkatan kelas

Tingkatan kelas dikelompokkan menjadi kelas VII dan VIII

d. Data Asupan karbohidrat

Data jumlah karbohidrat diperoleh dengan cara menghitung

konsumsi makanan sampel untuk setiap jenis makanan yang

dikonsumsi dalam bentuk ukuran rumah tangga (URT) kemudian

dikonversi dalam bentuk gram. Kemudian data tersebut diolah

menggunakan nutrisurvey. Hasil dari nutrisurvey di-bandingkan

dengan kebutuhan setiap individu yang didapat dengan meng-

gunakan rumus karbohidrat pada setiap individu sesuai dengan

umur dan jenis kelamin.

Kategori :

1. Baik : Jika asupan karbohidrat ≥ 100% dari AKG

2. Kurang : Jika asupan karbohidrat< 100% dari AKG

e. Data Asupan Protein

Data jumlah protein diperoleh dengan cara menghitung konsumsi

makanan sampel untuk setiap jenis makanan yang dikonsumsi

dalam bentuk ukuran rumah tangga (URT) kemudian dikonversi

dalam bentuk gram. Kemudian data tersebut diolah meng-

gunakan nutrisurvey. Hasil dari nutrisurvey dibandingkan dengan

kebutuhan setiap individu yang didapat dengan menggunakan

rumus protein pada setiap individu sesuai dengan umur dan jenis

kelamin.

Kategori :

1. Baik : Jika asupan protein ≥ 100% dari AKG

2. Kurang : Jika asupan protein < 100% dari AKG

Page 62: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

42

f. Data Aktivitas Fisik

Diperoleh dari jawaban aktivitas yang dilakukan setiap hari

selama 1 minggu terakhir menggunakan daftar kuesioner IPAQ

dengan kategori :

1. Sedang, jika ≥600 MET's menit/minggu

2. Ringan, jika <600 MET's menit/minggu

g. Data Kebugaran

Data kebugaran diukur menggunakan rangkaian Tes Kebugaran

Jasmani Indonesia dengan cara melihat nilai akhir tes dan

dibandingkan dengan norma TKJI dengan kategori :

1. Baik (Jumlah nilai ≥ Median)

2. Kurang (Jumlah nilai < Median)

4.5.2 Analisis Data

a. Analisis Univariat

Data umur, jenis kelamin, tingkatan kelas, asupan karbohidrat,

asupan protein, aktivitas fisik dan tingkat kebugaran dianalisis

secara deskriptif dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.

b. Analisis Bivariat

Hubungan antara asupan karbohidrat, asupan protein, aktivitas

fisik dan tingkat kebugaran dianalisis dengan menggunakan uji

statistic Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95% dengan

rumus :

X2 =

(𝑂𝑖𝑗−𝐸𝑖𝑗 )2

𝐸𝑖𝑗

Keterangan :

X2 = Nilai Chi Square

Oij = Jumlah observasi pada kasus kasus yang dikategorikan

dalam baris ke-1 kolom j

Eij = Jumlah kasus yang diharapkan

P ≤ α = Ho ditolak

P > α = Ho diterima

Page 63: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

43

α = 0.05

Tingkat kepercayaan 95%

(Fajar, 2009).

Page 64: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

29

Page 65: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

44

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Lokasi Penelitian

SMPN 1 Subang merupakan salah satu SMP yang ada di kota

Subang, berdiri pada tahun 22 juni 1951. Terletak di Jalan Letjen

Soeprapto No.105 Subang. Jumlah siswa sebanyak 735 orang dengan

jumlah perkelasnya 35 orang. Jumlah guru 30 orang (PNS) dan 20 orang

(honorer). SMPN 1 Subang terdapat beberapa ruangan diantaranya

ruangan kelas, ruangan laboratorium, ruangan ekskul, ruang kantin, ruang

guru, ruang kepala sekolah dan aula. Jumlah ruangan kelas sebanyak 21

dengan kelas 7,8 dan 9 masing-masing 7 ruangan. Jumlah laboratorium

sebanyak 6 yaitu lab fisika, lab biologi, lab bahasa, lab computer, lab IPS

dan lab matematika. Ruangan ekskul sebanyak 4 diantaranya ruangan

ekskul paskibra, karawitan, KIR dan OSIS. Aula sering digunakan untuk

acara internal dan kegiatan olahraga. Serta lapangan dan

Ekstrakurikuler yang terdapat di SMPN 1 Subang diantaranya

adalah angklung, paskibra, futsal, basket, voli, badminton, calung, paduan

suara, karate, seni tari, yoyo, dan pramuka. Ekstrakulikuler bola futsal

merupakan salah satu ekstrakurikuler yang ada di SMPN 1 Subang

dengan jumlah peminat paling banyak setelah ekstrakurikuler angklung

yaitu 70 orang. Sampai sekarang ekstrakurikuler bola futsal ini sering

mengikuti pertandingan diberbagai perlombaan.

5.2 Gambaran Umum Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi peserta didik

ekstrakurikuler bola futsal di SMPN 1 Subang, dengan jumlah sampel 39

orang, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Sampel yang diambil

merupakan sampel yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan

Page 66: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

45

sebelumnya yaitu anggota tetap ekstrakurikuler bola futsal, tidak sakit,

rutin latihan (minimal dalam 6 bulan terakhir). Diharuskan sarapan pagi

terlebih dahulu.

Sampel dalam penelitian ini sebagian besar tinggal dengan orang

tuanya sehingga asupan makannya relatif tetap. Namun demikian untuk

memperoleh asupan makan yang lengkap cenderung sulit mengetahui

secara lebih tepat.

5.2.1 Umur

Berdasarkan data yang diperoleh dari sampel, kisaran umur antara

13-15 tahun. Distribusi frekuensi sampel berdasarkan usia dapat dilihat

pada tabel dibawah ini yaitu:

Page 67: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

46

TABEL 5.1

DISTRIBUSI FREKUENSI SAMPEL BERDASARKAN UMUR PADA

PESERTA DIDIK EKSTRAKURIKULER BOLA FUTSAL

DI SMPN 1 SUBANG TAHUN 2016

Umur n %

13 tahun 13 33.3

14 tahun

23

59

15 tahun

3

7.7

Total

39

100

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi sampel berdasarkan umur

diketahui bahwa jumlah sampel yang berusia 13 tahun sebanyak 13 orang

(33.3%), umur 14 tahun sebanyak 23 orang (59%) dan umur 15 tahun

sebanyak 3 orang (7.7%). Sehingga sebagian besar sampel berusia 14

tahun yaitu sebanyak 23 orang.

5.2.2 Jenis Kelamin

Berdasarkan data yang diperoleh dari daftar nama yang ada di

ekstrakulikuler bola futsal didapatkan data jenis kelamin anggota

ekstrakulikuler bola futsal. Distribusi frekuensi sampel berdasarkan jenis

kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah ini yaitu:

Page 68: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

47

TABEL 5.2

DISTRIBUSI FREKUENSI SAMPEL BERDASARKAN JENIS KELAMIN

PADA PESERTA DIDIK EKSTRAKURIKULER BOLA FUTSAL

DI SMPN 1 SUBANG TAHUN 2016

Dari tabel distribusi frekuensi sampel berdasarkan jenis kelamin,

diketahui bahwa jumlah laki-laki sebanyak 30 orang (76.9%) dan

perempuan sebanyak 9 orang (23.1%). Jumlah laki-laki lebih banyak

dibandingkan jumlah perempuan, karena mayoritas peminat ekstra-

kulikuler bola futsal terbanyak pada laki-laki dan merupakan ekstra-

kulikuler yang paling disukai oleh laki-laki. Disamping itu, karena siswa

perempuan lebih menyukai kegiatan ekstrakulikuler yang ringan.

5.2.3 Tingkatan Kelas

Berdasarkan data yang diperoleh dari daftar nama yang tersedia di

ekstrakulikuler bola futsal didapat tingkatan kelas pada anggota ekstra-

kulikuler bola futsal. Distribusi frekuensi sampel berdasarkan ting-katan

kelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini yaitu:

Jenis Kelamin

n

%

Laki-Laki

30

76.9

Perempuan

9

23.1

Total

39

100

Page 69: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

48

TABEL 5.3

DISTRIBUSI FREKUENSI SAMPEL BERDASARKAN TINGKATAN

KELAS PADA PESERTA DIDIK EKSTRAKURIKULER

BOLA FUTSAL DI SMPN 1 SUBANG TAHUN 2016

Dari tabel distribusi frekuensi sampel berdasarkan tingkatan kelas,

diketahui bahwa jumlah anggota yang berasal dari kelas VII sebanyak 16

orang (41%) dan kelas VIII sebanyak 23 orang (59%). Proporsi jumlah

anggota dari kelas VIII lebih banyak dibandingkan kelas VII ini karena

siswa kelas VIII sudah lebih lama disekolah terebut sehingga sudah lebih

mengetahui secara mendalam kegiatan ekstrakulikuler bola futsal.

5.3 Analisis Univariat

5.3.1 Asupan Karbohidrat

Asupan karbohidrat sampel diperolah dari hasil wawancara

kebiasaan makan selama 1 bulan terakhir dengan menggunakan metode

SFFQ (Semiquantitative Food Frequency Questioner), sampel diminta

menyebutkan bahan makanan yang biasa dimakan selama 1 bulan

terakhir terutama bahan makanan sumber karbohidrat (nasi, mie, kentang,

roti, bihun, makaroni) dan bahan makanan lain yang mengandung

karbohidrat. Rata-rata asupan karbohidrat dari sampel sebesar 272,1

gram (83% dari AKG) dengan nilai minimun 137,1 gram dan nilai

Kelas

n

%

VII

16

41

VIII

23

59

Total

39

100

Page 70: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

49

maksimum 458,3 gram. Distribusi frekuensi sampel berdasarkan asupan

karbohidrat dapat dilihat pada tabel dibawah ini yaitu:

TABEL 5.4

DISTRIBUSI FREKUENSI SAMPEL BERDASARKAN ASUPAN

KARBOHIDRAT PADA PESERTA DIDIK EKSTRAKURIKULER

BOLA FUTSAL DI SMPN 1 SUBANG TAHUN 2016

Dari tabel diatas, diketahui bahwa asupan karbohidrat yang

tergolong baik sebanyak 9 orang (23.1%) dan asupan karbohidrat yang

tergolong kurang sebanyak 30 orang (76.9%). Bahan makanan sumber

karbohidrat yang biasa dimakan oleh sampel diantaranya adalah nasi, mie

dan roti. Frekuensi makan untuk nasi rata-rata dalam sehari 3 kali.

Frekuensi makan untuk mie dan roti rata-rata dalam seminggu mencapai

2-3 kali.

Untuk asupan karbohidrat yang kurang, dikarenakan ada beberapa

sampel (2 orang) yang kurang menyukai nasi sehingga sumber karbo-

hidrat didapat dari roti dan mie. Disamping itu ada beberapa sampel

frekuensi makan dalam seharinya hanya 2 kali, serta kebutuhan karbo-

hidrat pada umur 13-15 tahun tidak sesuai dengan kebutuhan karbohidrat

diusianya. Jika dibandingkan dengan prinsip gizi seimbang, remaja usia

13-15 tahun dalam sehari perlu mengkonsumsi karbohidrat 5-6 penukar.

Asupan Karbohidrat

n

%

Baik

9

23.1

Kurang

30

76.9

Total

39

100

Page 71: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

50

Kebutuhan karbohidrat berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG)

pada remaja usia 13-15 tahun adalah 340 gram untuk laki-laki, dan 292

gram untuk perempuan. Karbohidrat merupakan sumber energi utama

pada remaja, terutama remaja yang rutin melakukan aktivitas fisik

(berolahraga) yang membutuhkan lebih banyak karbohidat daripada

remaja lainnya yang tidak rutin melakukan aktivitas fisik. Pada remaja

biasa membutuhkan sekitar 3 - 8 gram karbohidrat per kg berat badan.

(Irawan, 2007).

Pada olahraga intensitas tinggi yang bertenaga seperti sprint,

sepakbola, futsal atau bola basket, membutuhkan karbohidrat lebih besar

dibandingkan dengan kebutuhan lemak dalam memproduksi energi.

Kontribusi pembakaran karbohidrat sebagai sumber energi utama tubuh

akan meningkat hingga sebesar 100% ketika intensitas olahraga berada

pada rentang 70-95% VO max (Irawan, 2007).

5.3.2 Asupan Protein

Asupan protein sampel diperolah dari hasil wawancara kebiasaan

makan selama 1 bulan terakhir dengan menggunakan SFFQ. Rata-rata

asupan protein dari sampel sebesar 68,8 gram (96% dari AKG) dengan

nilai minimum 27,3 gram dan nilai maksimum 123 gram. Distribusi

frekuensi sampel berdasarkan asupan protein dpat dilihat pada tabel

dibawah ini yaitu:

Page 72: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

51

TABEL 5.5

DISTRIBUSI FREKUENSI SAMPEL BERDASARKAN ASUPAN

PROTEIN PADA PESERTA DIDIK EKSTRAKURIKULER

BOLA FUTSAL DI SMPN 1 SUBANG TAHUN 2016

Dari tabel diatas, diketahui bahwa asupan protein yang tergolong

baik sebanyak 16 orang (41%) dan asupan protein yang tergolong kurang

sebanyak 23 orang (59%). Bahan makanan sumber protein yang biasa

dimakan oleh sampel diantaranya adalah untuk protein hewani biasa

mengkonsumsi telur, daging ayam, daging sapi. Untuk protein nabati

biasa mengkonsumsi tempe dan tahu. Frekuensi makan untuk protein

hewani rata-rata 2-3kali dalam sehari.

Pada kelompok sampel dengan asupan protein yang kurang,

dikarenakan sampel cenderung mengkonsumsi hanya salah satu jenis

protein (protein hewani/nabati saja) dalam setiap kali makannya sehingga

jika dirata-ratakan dalam seharinya, konsumsi protein hewani dan nabati

jumlahnya sedikit. Jika dibandingkan dengan prinsip gizi seimbang,

remaja usia 13-15 tahun dalam sehari perlu mengkonsumsi 3 penukar

lauk hewani dan 3 penukar lauk nabati. Kebutuhan protein berdasarkan

Angka Kecukupan Gizi (AKG) pada remaja usia 13-15 tahun adalah 72

gram untuk laki-laki, dan 69 gram untuk perempuan.

Asupan Protein

n

%

Baik

16

41

Kurang

23

59

Total

39

100

Page 73: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

52

Untuk remaja yang beraktivitas fisik (olahraga) secara rutin,

penambahan protein perlu dilakukan untuk melayani pertumbuhan dan

perkembangan otot sebagai hasil latihan, namun setelah otot terbentuk,

penambahan tidak diperlukan lagi. Konsumsi protein yang dianjurkan

adalah 12-15% dari total kebutuhan energi, atau secara umum

direkomendasikan asupan protein sebesar 1,2 - 1,5 gram/kg BB.

(Giriwijoyo, 2012).

5.3.3 Aktivitas Fisik

Data aktivitas fisik didapat dari hasil wawancara aktivitas fisik yang

rutin dilaksanakan setiap minggu dan frekuensi setiap kali latihan. Rata-

rata aktivitas fisik dari seluruh sampel adalah 571.8 METs menit/minggu,

dengan nilai minimum 400 METs menit/minggu dan nilai maksimum 600

METs menit/minggu. Distribusi frekuensi sampel berdasarkan aktivitas

fisik dapat dilihat pada tabel dibawah ini yaitu:

TABEL 5.6

DISTRIBUSI FREKUENSI SAMPEL BERDASARKAN AKTIVITAS FISIK

PADA PESERTA DIDIK EKSTRAKURIKULER BOLA FUTSAL

DI SMPN 1 SUBANG TAHUN 2016

Dari tabel diatas, diketahui bahwa aktivitas fisik yang tergolong

ringan sebanyak 9 orang (23.1%) dan aktivitas fisik yang tergolong

sedang sebanyak 30 orang (76.9%). Karakteristik sampel yang memiliki

Aktivitas Fisik

n

%

Sedang

30

76.9

Ringan

9

23.1

Total

39

100

Page 74: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

53

aktivitas ringan adalah sampel yang kebanyakan menggunakan

kendaraan (motor, mobil dan angkutan umum), jenis aktivitas yang

dilakukan lebih banyak duduk dikelas dan olahraga yang dilakukan ketika

ekstrakulikuler saja tidak dengan olahraga lain.

Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang berpengaruh

terhadap jumlah lemak seseorang. Jika seorang remaja dengan aktivitas

fisik ringan maka jumlah lemaknya lebih besar dari remaja dengan

aktivitas fisik sedang. Hal ini berpengaruh juga terhadap kelincahan gerak

seseorang, dimana kelincahan juga merupakan salah satu komponen

kebugaran (Hartono, 2008).

5.3.4 Tingkat Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

Tingkat kebugaran jasmani sampel diperoleh dari rangkaian tes,

yaitu untuk putra tes lari 50 meter, gantung angkat tubuh selama 60 detik,

baring duduk (sit up) selama 60 detik, loncat tegak dan lari 1000 m.

Sedangkan tes kebugaran untuk putri terdiri dari lari 1000 m, gantung siku

tekuk selama 60 detik, baring duduk (sit up) selama 60 detik, loncat tegak

dan lari 800 meter. Rata-rata nilai TKJI dari sampel adalah 20, dengan

nilai minimun 17 dan nilai maksimum 23. Berikut tabel distribusi frekuensi

berdasarkan tingkat kebugaran jasmani:

Page 75: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

54

TABEL 5.7

DISTRIBUSI FREKUENSI SAMPEL BERDASARKAN TINGKAT

KEBUGARAN JASMANI INDONESIA PADA PESERTA DIDIK

EKSTRAKURIKULER BOLA FUTSALDI SMPN 1 SUBANG

TAHUN 2016

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa tingkat kebugaran yang

tergolong baik sebanyak 21 orang (53.8%) dan yang tergolong kurang

sebanyak 18 orang (46.2%). Sampel lebih banyak yang baik karena

memang mayoritas mereka yang rutin berolahraga.

Tingkat kebugaran jasmani yang kurang pada remaja akan

berpengaruh terhadap kualitas belajar. Hal ini disebabkan oleh kebugaran

jasmani merupakan pra-kondisi siswa untuk menghadapi kesiapan belajar.

Selain itu kebugaran jasmani merupakan salah satu faktor penyebab

meningkatnya konsentrasi dan daya tahan belajar, sehingga membawa

dampak terhadap meningkatknya aspek kondisi psikologis (Indrawagita,

2009).

TKJI

n

%

Baik

21

53.8

Kurang

18

46.2

Total

39

100

Page 76: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

55

5.4 Analisis Bivariat

5.4.1 Hubungan antara Asupan Karbohidrat dengan Tingkat

Kebugaran

Hubungan antara asupan karbohidrat dengan tingkat kebugaran

pada peserta didik ekstrakulikuler bola futsal dapat dilihat pada tabel

dibawah ini yaitu:

TABEL 5.8

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT DENGAN TINGKAT

KEBUGARAN PADA PESERTA DIDIK EKSTRAKURIKULER BOLA

FUTSAL DI SMPN 1 SUBANG TAHUN 2016

No Asupan

Karbohidrat

Tingkat Kebugaran Jumlah

OR 95 % CI

P

Baik

Kurang

n

%

n

%

n

%

1

Baik

7

77.8

2

22.2

9

100

4.000 0.711;22.505

0.139

2

Kurang

14

46.7

16

53.3

30

100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 9 sampel yang

asupan karbohidrat tergolong baik, sebanyak 7 sampel memiliki tingkat

kebugaran yang baik dan sebanyak 2 sampel memiliki tingkat kebugaran

yang kurang. Sedangkan dari 30 sampel yang asupan karbohidrat

tergolong kurang, sebanyak 14 sampel memiliki tingkat kebugaran yang

baik dan sebanyak 16 sampel memiliki tingkat kebugaran yang kurang.

Hasil uji statistik menggunakan Chi square menunjukkan tidak ada

hubungan yang bermakna antara asupan karbohidrat dan tingkat

Page 77: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

56

kebugaran. Nilai OR=4.000 (95% CI=0.711;22.505), sehingga dapat

disimpulkan bahwa sampel yang memiliki asupan karbohidrat baik

berpeluang 4.000 kali mengalami tingkat kebugaran yang baik

dibandingkan dengan sampel yang memiliki asupan karbohidrat kurang.

Secara statistik hubungan ini tidak bermakna dengan nilai (p = 0,139). Hal

ini karena metode yang digunakan adalah SFFQ yaitu mengetahui

kebiasaan makan selama 1 bulan terakhir, sedangkan kebugaran

memerlukan asupan makan saat ini sehingga untuk mengukur asupan

karbohidrat digunakan metode recall. Selain itu asupan karbohidrat yang

baik belum tentu tingkat kebugarannya baik dan asupan karbohidrat yang

kurang belum tentu tingkat kebugarannya kurang juga.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Yogy (2015), yang

menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara asupan

karbohidrat dengan tingkat kebugaran dengan nilai (p= 0,575). Ini

membuktikan bahwa tingkat kebugaran pada peserta didik ekstrakulikuler

bola futsal di SMPN 1 Subang tidak hanya dipengaruhi oleh asupan

karbohidrat tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya seperti umur,

jenis kelamin, aktivitas fisik, istirahat dan status gizi (Irianto, 2004).

5.4.2 Hubungan antara Asupan Protein dengan Tingkat Kebugaran

Hubungan antara asupan karbohidrat dengan tingkat kebugaran

pada peserta didik ekstrakurikuler bola futsal dapat dilihat pada tabel

dibawah ini yaitu:

Page 78: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

57

TABEL 5.9

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN DENGAN TINGKAT

KEBUGARAN PADA PESERTA DIDIK EKSTRAKURIKULER

BOLA FUTSAL DI SMPN 1 SUBANG TAHUN 2016

No Asupan Protein

Tingkat Kebugaran Jumlah

OR 95% CI

P

Baik

Kurang

n

%

n

%

n

%

1

Baik

11

68.8

5

31.3

16

100 2.860 0.748;

10.929 0.218

2

Kurang

10

43.5

13

56.5

23

100

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa dari 16 sampel

yang memiliki asupan protein tergolong baik, sebanyak 11 sampel yang

memiliki tingkat kebugaran yang baik dan 5 sampel yang memiliki tingkat

kebugaran yang kurang. Sedangkan dari 23 sampel yang memiliki asupan

protein tergolong kurang, sebanyak 10 sampel yang memiliki tingkat

kebugaran yang baik dan 13 sampel yang memiliki tingkat kebugaran

yang kurang.

Hasil uji statistik menggunakan Chi Square menunjukkan tidak ada

hubungan yang bermakna antara asupan protein dan tingkat kebugaran.

Nilai OR=2.860 (95% CI=0.748;10.929), sehingga dapat disimpulkan

bahwa sampel yang memiliki asupan protein baik berpeluang 2.860 kali

mengalami tingkat kebugaran yang baik dibandingkan dengan sampel

yang memiliki asupan protein kurang. Secara statistik hubungan ini tidak

bermakna dengan nilai (p = 0,218). Hal ini karena metode yang digunakan

adalah SFFQ yaitu mengetahui kebiasaan makan selama 1 bulan terakhir,

Page 79: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

58

sedangkan kebugaran memerlukan asupan makan saat ini sehingga untuk

mengukur asupan protein digunakan metode recall. Hal ini sejalan dengan

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aprilianti (2014) yang juga

memperoleh hasil tidak ada hubungan antara asupan protein dengan

tingkat kebugaran dengan nilai (p = 1).

Hal ini sejalan dengan teori bahwa meskipun protein merupakan zat

pembangun tubuh, seseorang yang ingin membentuk atau membesarkan

ototnya tidaklah memerlukan konsumsi protein yang berlebihan sebab

kelebihan protein justru merugikan. Pembentukan massa otot dan

kekuatannya ditentukan oleh latihan yang terprogram dengan baik dan

ditunjang oleh makanan yang sehat dan berimbang (Irianto, 2006).

Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Sugiarto (2012) yang menunjukkan adanya hubungan yang bermakna

antara asupan protein dan tingkat kebugaran. Hal ini disebabkan karena

pada penelitian sebelumnya, sampel yang digunakan merupakan peserta

fitness di Vyrenka Gym Bantul - Yogyakarta. Sedangkan pada penelitian

ini sampel yang digunakan merupakan peserta didik ekstrakulikuler bola

futsal SMPN 1 Subang.

5.4.1 Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Tingkat Kebugaran

Hubungan antara asupan karbohidrat dengan tingkat kebugaran

pada peserta didik ekstrakulikuler bola futsal dapat dilihat pada tabel

dibawah ini yaitu:

Page 80: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

59

TABEL 5.10

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT

KEBUGARAN PADA PESERTA DIDIK EKSTRAKURIKULER

BOLA FUTSAL DI SMPN 1 SUBANG TAHUN 2016

No Aktivitas

Fisik

Tingkat Kebugaran Jumlah

OR 95% CI

P

Baik

Kurang

n

%

n

%

n

%

1

Sedang

18

60

12

40

30

100 3.000 0.626;

14.371 0.255

2 Ringan 3 33.3 6 66.7 9 100

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa dari 9 sampel

yang memiliki aktivitas fisik tergolong ringan, sebanyak 3 sampel memiliki

tingkat kebugaran yang baik dan 6 sampel yang memiliki tingkat

kebugaran yang kurang. Sedangkan dari 30 sampel yang memiliki

aktivitas fisik tergolong sedang, sebanyak 18 sampel yang memiliki tingkat

kebugaran yang baik dan 12 sampel yang memiliki tingkat kebugaran

yang kurang.

Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square menunjukkan

tidak ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dan tingkat

kebugaran. Nilai OR=3.000 (95% CI=0.626;14.371), sehingga dapat

disimpulkan bahwa sampel yang memiliki aktivitas fisik sedang

berpeluang 3.000 kali mengalami tingkat kebugaran yang baik

dibandingkan dengan sampel yang memiliki aktivitas fisik ringan. Secara

statistik hubungan ini tidak bermakna dengan nilai p=0.255. Sedangkan

menurut teori Indrawagita, 2009 menyebutkan bahwa latihan fisik dapat

Page 81: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

60

meningkatkan kebugaran apabila latihan fisik yang dilakukan secara rutin

dan teratur sesuai dengan usianya.

Terjadinya perbedaan hasil penelitian ini dengan pendapat

Indrawagita kemungkinan bahwa dalam kuisioner aktivitas fisik dalam

penelitian ini yang ditanyakan hanya aktivitas fisik selama 1 minggu

terakhir sehingga tidak menggambarkan aktivitas fisik yang dilakukan

secara rutin.

Page 82: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

61

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Asupan karbohidrat pada sampel dengan kategori baik

sebanyak 9 orang (23.1%) dan kategori kurang sebanyak 30

orang (76.9%).

2. Asupan protein pada sampel dengan kategori baik sebanyak 16

orang (41%) dan kategori kurang sebanyak 23 orang (59%).

3. Aktivitas fisik pada sampel dengan kategori ringan sebanyak 9

orang (23.1%) dan kategori sedang sebanyak 30 orang (76.9%).

4. Tingkat kebugaran pada sampel dengan kategori baik sebanyak

21 orang (53.8%) dan kategori kurang sebanyak 18 orang

(46.2%).

5. Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan uji Chi

Square, sampel yang memiliki asupan karbohidrat baik

berpeluang 4.000 (0.711; 22.505) kali mengalami tingkat

kebugaran yang baik dibandingkan dengan sampel yang

memiliki asupan karbohidrat kurang. Hubungan ini secara

statistik tidak bermakna dengan nilai (p=0.139).

6. Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan uji Chi

Square, sampel yang memiliki asupan protein baik berpeluang

2.860 (0.748;10.929) kali mengalami tingkat kebugaran yang

baik dibandingkan dengan sampel yang memiliki asupan protein

kurang. Hubungan ini secara statistik tidak bermakna dengan

nilai (p=0.218).

7. Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan uji Chi

Square, sampel yang memiliki aktivitas fisik sedang berpeluang

3.000 (0.626;1.597) kali mengalami tingkat kebugaran yang baik

Page 83: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

62

dibandingkan dengan sampel yang memiliki aktivitas fisik

ringan. Hubungan ini secara statistik tidak bermakna dengan

nilai (p=0.255).

Page 84: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

62

6.2 Saran

1. Agar asupan karbohidrat mencukupi kebutuhan sampel maka

disarankan agar sampel minimal mengkonsumsi makan utama 3

kali dalam sehari.

2. Untuk mengukur asupan makan sehari sebaiknya menggunakan

metode Recall.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan memper-

timbangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebugaran

diantaranya status gizi sampel.

4. Untuk mengukur aktivitas fisik seseorang sebaiknya aktivitas

fisik yang dilakukan rutin minimal dalam 6 bulan terakhir.

Page 85: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,
Page 86: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,
Page 87: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

63

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S.2005.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama .

Almatsier, S.2006.Prinsip Dasar Ilmu Gizi, edisi ke-6.Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama .

Clark, Nancy. 1996. Petunjuk Gizi untuk setiap Cabang Olahraga.Jakarta :

PT Raja Grafindo Persada.

Corbin, Charles B, dkk 2000. Concept of fitness and Wallnes.United states

Mc Graw - Hill Companies, Inc.

Damayanti, Didit. 2000. Konsultasi Gizi Pada Atlet dalam Laporan

Pelatihan Gizi

Departemen Kesehatan. 2000. Pedoman Pelatihan Gizi Olahraga Untuk

Prestasi. Departemen Kesehatan dan kesejahteraan Sosial RI.

Departemen Kesehatan RI. 2004. Angka Kecukupan Gizi 2004 Bagi

Indonesia.(www.depkes.co.id : diakses pada bulan november 2015).

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. 2007. Gizi dan Kesehatan

Masyarakat. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Depdiknas.2003. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia.Jakarta: Pusat

Pengembangan Kualitas Jasmani.

Fajar, dkk. 2009. Statistika untuk Praktisi Kesehatan. Yogyakarta : Graha

Ilmu.

Fauziyana, Nanda. 2012. Hubungan Status Gizi, Aktivitas Fisik dan

Asupan Gizi dengan Tingkat Kebugaran Karyawan PT Wijaya

Karya. Jakarta: Universitas Indonesia.

Page 88: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

64

Federasi Olahraga Rekreasi-Masyarakat Indonesia

(FORMI).2011.Panduan Pekan dan Tes Kebugaran Jasmani

Nasional.(http://formiindonesia.org : diakses pada bulan

november2015).

Giriwijoyo, S dkk. 2012. Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Hartono, Andi. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

Indrawagita, Larasati. 2009. Hubungan Status Gizi, Aktivitas Fisik dan

Asupan Gizi dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program Studi Gizi

FKMUI Tahun 2009. Jakarta : Universitas Indonesia.

Irawan, M. Anwari. 2007. Nutrisi dan Performa Olahraga.

Irawan, M. Anwari. 2007. Metabolisme Energi Tubuh dan Olahraga.

Irianto, Djoko Pekik. 2006. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan

Olahragawan.Yogyakarta : Andi.

Mayer, Laurel, dkk. "Body Fat Redistribution after Weight Gain in Women

with Anorexia Nervosa".American Journal of Clinical Nutrition, 81

(2005).1286-1291.

Mutohir, Toho Holic. 2007. Sport Development Index: Alternatif Baru

Mengukur Kemajuan Pembangunan Bidang Keolahragaan (Konsep,

Metodologi dan Aplikasi). Jakarta : PT Indeks.

Nala, N. 2011.Kebugaran dan Kesehatan Cetakan Ke-2.Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Nasution, Eri Pesmarini. 2011. Kebugaran dan Kesehatan. Jakarta:

Rajawali Pers.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:

PT Rineka Cipta.

Page 89: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

65

Nurmalina, Rina. 2011. Pencegahan & Manajemen Obesitas. Bandung

:Elex Media Komputindo.

Riskesdas, 2010.Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Kementrian Kesehatan RI.Jakarta.

Sastroasmoro, Sudigdo. 2010. Dasar-dasar Metode Penelitian Klinis.

Jakarta: Bina Aksara.

Saavedra, Jose M., dkk. Relathionship between Health-Related Fitness

and Educational and Income Levels in Spanish Women. Journal of

the Royal Institute of Public Health, 122 (2008) : 794-800.

Supariasa, I Dewa Nyoman.2001. Penilaian Status Gizi.Jakarta: Buni

Aksara.

Wiarto, Giri. 2013. Fisiologi Dan Olahraga. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Williams. 2005. Nutrition for Health, Fitness, and Sport Seventh Edition.

NewYork.

Page 90: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

37

Page 91: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

37

Page 92: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

66

LAMPIRAN 1

KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Alamat :

Kelas :

Bersedia membantu dan mengikuti penelitian serta memberikan

keterangan yang diperlukan dalam penelitian ini :

Peneliti : Hana Fitria Ariefa

NIM : P17331113050

Dalam penelitian Hubungan Antara Asupan Karbohidrat, Asupan Protein,

Dan Aktivitas Fisik Terhadap Tingkat Kebugaran pada peserta didik

ekstrakulikuler bola futsal SMPN 1 Subang.

Subang, ………………………………2016

Page 93: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

67

LAMPIRAN 2

IDENTITAS RESPONDEN & KUISIONER AKTIVITAS FISIK

PEDOMAN PENGISIAN

Isilah data di bawah ini dengan lengkap oleh responden

A. Data umum

Tanggal wawancara :

Nama pewawancara :

B. Identitas Pribadi

1. Nama : .............................................

2. Tanggal lahir :

3. Jenis Kelamin :

4. Kelas :

5. Alamat Lengkap :____________________________

RT / RW : ______/_______

Kelurahan / Desa : ____________________________

6. No. Telp/Hp :

Page 94: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

68

A. Aktivitas Ringan

Yaitu berjalan (waktu untuk berjalan, baik di kantor, dirumah, berjalan

dari satu tempat ke tempat lain, serta berjalan yang dilakukan untuk

rekreasi, olahraga, latihan serta waktu luang, minimal 10 menit).

1. Berapa hari anda biasa berjalan > 10 menit ?

a. ……………………… Hari/minggu

b. ……………………… Tidak tahu/tidak yakin

2. Berapa total waktu yang biasanya anda habiskan untuk berjalan

(dalam 1 hari saja) ?

a. ……………………… Jam/hari

b. ……………………… menit/hari

c. ……………………… tidak tahu/tidak yakin

3. Jika pola aktivitas anda bervariasi, berapa total waktu yang anda

habiskan untuk berjalan ?

a. …………………….. Jam/hari

b. ……………………. Menit/hari

c. ……………………. Tidak tahu/tidak yakin

B. Aktivitas Sedang

Yaitu aktivitas yang membuat seseorang bernafas lebih dari keadaan

normal, seperti membawa barang ringan, bersepeda dengan kecepatan

sedang atau bermain tenis ganda, tidak termasuk jalan kaki yang

dilakukan minimal 10 menit.

1. Berapa hari anda melakukan aktivitas sedang ?

a. ……………………… Hari/minggu

b. ……………………… Tidak tahu/tidak yakin

2. Berapa total waktu yang biasanya anda habiskan untuk melakukan

aktivitas sedang (dalam 1 hari saja) ?

a. ……………………… Jam/hari

b. ……………………… menit/hari

Page 95: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

69

c. ……………………… tidak tahu/tidak yakin

3. Jika pola aktivitas anda bervariasi, berapa total waktu yang anda

habiskan untuk melakukan aktivitas sedang ?

a. …………………….. Jam/hari

b. ……………………. Menit/hari

c. ……………………. Tidak tahu/tidak yakin

C. Aktivitas Berat

Yaitu aktivitas yang menyebabkan seseorang bernafas lebih banyak

dari biasa, seperti mengangkat barang yang berat, aerobik, bersepeda

cepat yang dilakukan minimal 10 menit.

1. Berapa hari anda biasa melakukan aktivitas berat ?

a. ……………………… Hari/minggu

b. ……………………… Tidak tahu/tidak yakin

2. Berapa total waktu yang biasanya anda habiskan untuk melakukan

aktivitas berat (dalam 1 hari saja) ?

a. ……………………… Jam/hari

b. ……………………… menit/hari

c. ……………………… tidak tahu/tidak yakin

3. Jika pola aktivitas anda bervariasi, berapa total waktu yang anda

habiskan untuk melakukan aktivitas berat ?

a. …………………….. Jam/hari

b. ……………………. Menit/hari

c. ……………………. Tidak tahu/tidak yakin

Page 96: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

70

LAMPIRAN 3

FORMAT SQFFQ

Tanggal wawancara :

Nama siswa/siswi :

Umur siswa/siswi :

Jenis Kelamin :

No Bahan

Makanan

Frekuensi

URT Berat

(g)

Rata2

asupan/hari (g)

KH (g) Protein

(g) Hari Minggu Bln

Karbohidrat

1. Nasi putih

2. Roti putih

3. Mie kering

4. Mie basah

5. Kentang

6. Jagung

7.

8.

9.

10.

Protein Hewani

11. Telur ayam

12. Daging ayam

Page 97: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

71

13. Daging sapi

14. Ikan segar

15. Ikan asin

16. Teri nasi

17. Hati ayam

18. Cumi-cumi

19. Bakso

20. Sosis

21.

22.

23.

24.

25.

Protein Nabati

26. Tempe

27. Tahu

28. Kacang hijau

29. Kacang Tanah

30. Kacang merah

31. Oncom

32. Susu kedelai

33.

34.

35.

36.

Page 98: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

72

37.

Sayuran

38. Wortel

39. Bayam

40. Kangkung

41. Buncis

42. Sawi hijau

43. Labu siam

44. Brokoli

45. Kembang kol

46. Kacang panjang

47. Taoge

48. Timun

49.

50.

51.

Buah-buahan

52. Pepaya

53. Jeruk

54. Pisang

55. Jambu biji

56. Nanas

57. Durian

58. Anggur

59.

Page 99: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

73

60.

Susu

61. Susu Sapi

62. Susu Kental Manis

63. Yoghurt

64. Keju

65.

66.

Lain-lain

67. Minyak

68. Gula pasir

69.

70.

71.

72.

73.

Sumber : Nutrisurvey, 2007

Page 100: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

74

LAMPIRAN 4

FORMULIR TKJI

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

No. dada :

No. Jenis Tes Hasil Nilai Keterangan

1 Lari 50 meter ………..detik ………… ………………

2. Gantung :

a) Siku tekuk ………..detik ………... ………………

b) Angkat tubuh ………..kali ………... ……………...

3. Baring duduk 60

detik

………..kali ……….. ………………

4. Loncat Tegak

Tinggi raihan :

……….cm

Loncatan I :

………..cm

Loncatan II :

………..cm

Loncatan III :

………..cm

…………cm ………… ………………

5. Lari 800/1000 meter

*

………..menit

Page 101: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

75

………..detik ………… ………………

6. Jumlah nilai (tes 1 +

tes 2 + tes 3 + tes 4

+ tes 5)

7. Klasifikasi tingkat

kebugaran jasmani

*coret yang tidak perlu

Petugas Tes,

……………….

Page 102: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

76

LAMPIRAN 5

BIAYA

Daftar Jumlah Harga Satuan Jumlah

Print Proposal 3 Rp. 15.000 Rp. 45.000

Fotocopy Proposal 3 Rp. 12.000 Rp. 36.000

Print Kuesioner 60 Rp. 1.000 Rp. 60.000

Souvenir 60 Rp. 7.000 Rp. 420.000

Lain-lain Rp. 50.000 Rp. 50.000

Print KTI 1 Rp. 30.000 Rp. 30.000

Fotocopy KTI 3 Rp. 17.000 Rp. 51.000

Map 3 Rp. 3.000 Rp. 9.000

Total Rp. 701.000

Page 103: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

77

LAMPIRAN 6

GANCHART KEGIATAN

No Kegiatan Bulan ke-

9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

1 Penyusunan

sumber

kepustakaan

2 Konsultasi

proposal

3 Pengambilan data

awal

4 Penyusunan

proposal

5 Sidang KTI

6 Revisi KTI

7 Pengumpulan data

9 Pengolahan dan

analisis data

10 Penyusunan hasil

akhir analisis data

11 Penyelesaian KTI

12 Sidang KTI

Page 104: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

78

LAMPIRAN 7

HASIL OLAH DATA DENGAN SPSS Gambaran umum

Tabel distribusi frekuensi

Tabel distribusi frekuensi berdasarkan umur

Tabel distribusi frekuensi berdasarkan Jenis kelamin

Tabel distribusi frekuensi berdasarkan tingkatan kelas

Statistics

39 39 39

0 0 0

Valid

Missing

N

Umur JK Kelas

Umur

13 33.3 33.3 33.3

23 59.0 59.0 92.3

3 7.7 7.7 100.0

39 100.0 100.0

13

14

15

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulativ e

Percent

JK

30 76.9 76.9 76.9

9 23.1 23.1 100.0

39 100.0 100.0

L

P

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulativ e

Percent

Kelas

16 41.0 41.0 41.0

23 59.0 59.0 100.0

39 100.0 100.0

7

8

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulativ e

Percent

Page 105: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

79

Analisis Univariat

Nilai mean, median, minimum, maksimum

Statistics

39 39 39 39 39 39

0 0 0 0 0 0

272.138 68.841 571.79 19.64 82.74 96.62

264.500 65.800 600.00 20.00 79.53 91.39

137.1 27.3 400 17 46 38

458.3 123.0 600 23 135 171

Valid

Missing

N

Mean

Median

Minimum

Maximum

As_KH As_P Hasil_AF Nilai_TKJI persen_KH persen_P

Page 106: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

80

Tabel distribusi frekuensi aktivitas fisik

Tabel distribusi frekuensi TKJI

Hasil_AF

2 5.1 5.1 5.1

7 17.9 17.9 23.1

30 76.9 76.9 100.0

39 100.0 100.0

400

500

600

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulativ e

Percent

Nilai_TKJI

2 5.1 5.1 5.1

5 12.8 12.8 17.9

11 28.2 28.2 46.2

11 28.2 28.2 74.4

8 20.5 20.5 94.9

1 2.6 2.6 97.4

1 2.6 2.6 100.0

39 100.0 100.0

17

18

19

20

21

22

23

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulativ e

Percent

Page 107: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

81

Analisis Bivariat

Hubungan antara asupan karbohidrat dengan tingkat kebugaran

Case Processing Summary

39 100.0% 0 .0% 39 100.0%

39 100.0% 0 .0% 39 100.0%

39 100.0% 0 .0% 39 100.0%

KH * TKJI

P * TKJI

AF * TKJI

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Crosstab

7 2 9

4.8 4.2 9.0

77.8% 22.2% 100.0%

14 16 30

16.2 13.8 30.0

46.7% 53.3% 100.0%

21 18 39

21.0 18.0 39.0

53.8% 46.2% 100.0%

Count

Expected Count

% within KH

Count

Expected Count

% within KH

Count

Expected Count

% within KH

baik

kurang

KH

Total

baik kurang

TKJI

Total

Chi-Square Tests

2.696b 1 .101

1.590 1 .207

2.844 1 .092

.139 .103

2.627 1 .105

39

Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asy mp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.

15.

b.

Page 108: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

82

Hubungan antara asupan protein dengan tingkat kebugaran

Risk Estimate

4.000 .711 22.505

1.667 .993 2.798

.417 .117 1.480

39

Odds Rat io f or KH (baik

/ kurang)

For cohort TKJI = baik

For cohort TKJI = kurang

N of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Conf idence

Interv al

Crosstab

11 5 16

8.6 7.4 16.0

68.8% 31.3% 100.0%

10 13 23

12.4 10.6 23.0

43.5% 56.5% 100.0%

21 18 39

21.0 18.0 39.0

53.8% 46.2% 100.0%

Count

Expected Count

% within P

Count

Expected Count

% within P

Count

Expected Count

% within P

baik

kurang

P

Total

baik kurang

TKJI

Total

Chi-Square Tests

2.425b 1 .119

1.515 1 .218

2.467 1 .116

.192 .109

2.363 1 .124

39

Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asy mp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.

38.

b.

Page 109: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

83

Hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat kebugaran

Risk Estimate

2.860 .748 10.929

1.581 .893 2.799

.553 .246 1.243

39

Odds Rat io f or P (baik /

kurang)

For cohort TKJI = baik

For cohort TKJI = kurang

N of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Conf idence

Interv al

AF * TKJI Crosstabulation

18 12 30

16.2 13.8 30.0

60.0% 40.0% 100.0%

3 6 9

4.8 4.2 9.0

33.3% 66.7% 100.0%

21 18 39

21.0 18.0 39.0

53.8% 46.2% 100.0%

Count

Expected Count

% within AF

Count

Expected Count

% within AF

Count

Expected Count

% within AF

sedang

rendah

AF

Total

baik kurang

TKJI

Total

Chi-Square Tests

1.981b 1 .159

1.053 1 .305

1.997 1 .158

.255 .153

1.930 1 .165

39

Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asy mp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.

15.

b.

Page 110: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

84

Risk Estimate

3.000 .626 14.371

1.800 .683 4.744

.600 .317 1.134

39

Odds Rat io f or AF

(sedang / rendah)

For cohort TKJI = baik

For cohort TKJI = kurang

N of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Conf idence

Interv al

Page 111: HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, ASUPAN …repository.poltekkesbdg.info/files/original/dbfc1a37daf10b56c47328… · Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan antara Asupan Karbohidrat,

Dokumentasi Kegiatan