skripsi diare

23
16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperloleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat

description

hubungan pengatahuan ibu tentang diare

Transcript of skripsi diare

26

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pengetahuan1. PengertianPengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperloleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu. Menurut WHO (World Healt Organization) yang dikutip oleh Notoatmodjo 2007, salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri (Notoatmodjo, 2007).

2. Tingkat PengetahuanPengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu (Notoatmodjo, 2003) :a. Tahu (Know)Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu tahu ini adalah merupan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mengifidentifikasi, menyatakan, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).b. Memahami (Comprehention)Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari (Notoatmodjo, 2003).c. Aplikasi (Aplication)Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain (Notoatmodjo, 2003).d. Analisis (Analysis)Analisis adalah sesuatu kemampuan untuk menyatakan matei atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain (Notoatmodjo, 2003).

e. Sintesis (Syntesis)Sintesis yang dimaksud menunjukan pada suatu kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada (Notoatmodjo, 2003).f. Evaluasi (evaluation)Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2003).

3. Cara Memperoleh PengetahuanCara memperoleh pengetahuanyang dikutip dari Notoadmodjo adalah sebagai berikut :a. Cara Kuno untuk memperoleh pengetahuan1) Cara coba salah ( Trial and Error)Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan (Notoatmodjo, 2003).2) Cara kekuasaan atau otoritasSumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima mempunyai yang dikemukkan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu tau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penlaran sendiri (Notoatmodjo, 2003).3) Berdasarkan pengalaman pribadiPengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu (Notoatmodjo, 2003).b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuanCara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudin dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan penelitian ilmiah (Notoatmodjo, 2003).

4. Proses Perilaku TAHUMenurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoadmodjo (2003), perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati langsung dari maupun tidak dapat diamati langsung oleh pihak luar. Sedangkan sebelum mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :a. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).b. Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian dan tertarik pada stimulus.c. Evaluation (menimbang-nimbang) individu akan mempertimbangkan baik buruknya tindakan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik.d. Trial, dimana individu mulai mencoba prilaku baru.e. Adaption, dan sikapnya terhadap stimulus.Pada penelitian selanjutnya, Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoadmodjo (2003), menyimpulkan bahwa pengadopsian perilaku yang melalui proses seperti diatas dan didasari oleh pengetahuan, kesadaran yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (ling lasting) namun sebaliknya jika perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku tersebut bersifat sementara atau tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2003).Perilaku manusia dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek fisik, aspek psikis dan aspek sosial yang secara terinci merupakan refleksi dari berbagai berbagai gejolak kejiwaan seperti pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya yang ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan sosial budaya (Notoatmodjo, 2003).

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuana. Pendidikan 1) PendidikanPendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagian.Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat menigkatkan kualitas hidup.Menurut YB Mantra yang dikutip Notoadmodjo, bahwa pendidikan dapat mempengaruhi seseorang, dikutip oleh Nursalam tahun 2003, bahwa termasuk juga perilaku seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi. 2) Pekerjaan Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam tahun 2003, bahwa pekerjaan adalah keburukan yaang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan.Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi Ibu-Ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga. 3) UsiaMenurut Elizabeth BH yang dikutip Nursalam tahun 2003, bahwa usia adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun.Sedangkan menurut Huclok tahun 1998, bahwa semakin cukup usia, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagian dari pengalaman dan kematangan jiwa (Notoatmodjo, 2003).b. Faktor Eksternal 1) Faktor LingkunganMenurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam 2003, bahwa lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok (Notoatmodjo, 2003).2) Sosial BudayaSistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi (Notoatmodjo, 2003).

6. Kriteria Tingkat PengetahuanMenurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan dengan skala yang bersikap kualitatif, yaitu (Notoatmodjo, 2003) :a. Baik : Hasil presentase 76% - 100%b. Cukup : Hasil presentase 56% - 75%c. Kurang : Hasil presentase > 56%

B. ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)1. Pengertian ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)ISPA adalah infeksi saluran pernfasan yang berlangsung 14 hari. Meliputi saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah. Yang dimaksud dengan saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung (saluran bagian atas) hingga jaringan di dalam paru-paru (saluran bagian bawah), (Depkes RI, 2009).Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan dimulainya proses inflamasi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atipikal (mikoplasma), atau aspirasi substansi asing, yang melibatkan suatu atau semua bagian saluran pernafasan, sehingga pada saluran pernafasan tersebut terjadi semacam gangguan dengan tanda dan gejala seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, keluar secret cair dan jernih dari hidung, kadang bersin-bersin, sakit kepala, sekret mengental, demam, muntah dan anoreksia (Cowin, 2009). Dapat disimpulkan bahwa definisi dari ISPA adalah masuknya kuman, mikroorgnisme, virus atu benda asing kedalam saluran pernafasan manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit atau gangguan pada saluran pernafasan. Resiko terutama terjadi pada bayi karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang, beban imunologinya terlalu besar karena parasit dan cacing, serta tidak tersediannya pemakaian antibiotik (Depkes RI, 2009).Usia bayi adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran yaitu berusia 0 hari sampai dengan usia 1 tahun. Pada usia ini adalah kelompok usia yang paling rentan dengan infeksi saluran pernafasan (Depkes RI, 2009).Anak dengan usia 0-1 tahun merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bagi bayi, tentunya apabila pada usia ini bayi menderita suatu penyakit terutama ISPA akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan bayi. Kenyataannya bahwa angka morbiditas dan mortalitas akibat ISPA, masih tinggi pada bayi di Negara berkembang (Depkes RI, 2009).Faktor resiko terjdinya pada bayi usia 0-1 tahun adalah berat badan lahir (BBL), status gizi, pemberian ASI, pendidikan Ibu, kepadatan hunian, keadaan ventilasi, asap pembakaran, imunisasi, dan letak dapur (Depkes RI, 2009).2. Tanda dan Gejala ISPA Menurut Cowin (2009), tanda dan gejala dari ISPA adalah :a. Pilek biasa.b. Keluar sekret cair dan jernih dari hidung.c. Kadang bersin-bersin.d. Sakit tenggorokan.e. Batuk.f. Sakit kepala.g. Skret menjadi kental.h. Demam.i. Muntah.j. Anoreksia. Infeksi saluran pernafasan bagian atas memberikan gejala yang sangat penting yaitu batuk. Infeksi saluran nafas bagian bawah, memberikan beberapa tanda lainnya seperti nafas yang cepat dan retratesi dada. Selain batuk gejala ISPA pada bayi juga dapat dikenali yaitu adanya flu, demam, dan suhu tubuh anak meningkat lebih dari 38,50C dan disetai sesak nafas (Depkes RI, 2009).3. Macam-macam ISPAPembagian tingkat keparahan ISPA didasarkan atas gejala-gejala klinis yang timbul. Adapun pembagiannya sebagai berikut (WHO, 2005) :a. ISPA ringan ISPA ringan ditandai dengan gejala-gejala: batuk, pilek dengan atau tanpa demamb. ISPA sedang ISPA sedang ditandai dengan gejala-gejala: batuk, pilek dengan atau tanpa demam, pernapasan cepat (umur