SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

89
SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK TANGGUHAN PADA LAPORAN KEUANGAN PT. BUMI SARANA BETON MAKASSAR NOVIYANTI 105730376112 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2016

Transcript of SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

Page 1: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

SKRIPSI

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK TANGGUHAN PADA

LAPORAN KEUANGAN PT. BUMI SARANA BETON

MAKASSAR

NOVIYANTI 105730376112

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2016

Page 2: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

SKRIPSI

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK TANGGUHAN PADA

LAPORAN KEUANGAN PT. BUMI SARANA BETON

MAKASSAR

Untuk Memenuhi Peryaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar

NOVIYANTI 105730376112

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2016

i

Page 3: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK

TANGGUHAN PADA LAPORAN KEUANGAN PT. BUMI

SARANA BETON MAKASSAR

Nama Mahasiswa : NOVIYANTI

Stambuk : 105730376112

Fakultas : EKONOMI DAN BISNIS

Program Studi : AKUNTANSI

Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Menyatakan bahwa skripsi ini telah diperiksa dan diujikan di depan panitia Penguji

Skripsi Strata 1 (S1) pada hari Sabtu, 27 Agustus 2016 pada program studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

Makassar, Agustus 2016

Menyetujui

Pembimbing I

Dr. H. Mahmud Nuhung, MA.

Pembimbing II

Saida Said, SE., M.AK

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Dr. H. Mahmud Nuhung, MA

KTAM: 497794

Ketua Jurusan Akuntansi

Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CA

NBM: 1073428

Page 4: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi atas Nama Noviyanti, Nim 10573 03761 12 ini telah diperiksa dan diterima oleh

panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar Nomor: Tahun 1438 H/ 2016 M dan telah dipertahankan

di depan penguji pada hari Sabtu 27 Agustus 2016 M sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, Agustus 2016

Panitia Ujian :

1. Pengawas Umum : Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE.MM (............................)

(Rektor Unismuh Makassar)

2. Ketua : Dr. H. Mahmud Nuhung, MA (............................)

(Dekan Fak. Ekonomi dan Bisnis)

3. Sekertaris : Drs. H. Sultan Sarda, MM (............................)

(WD. 1 Fak. Ekonomi dan Bisnis)

4. Penguji : 1. Dr.H. Muh. Rusidy, M.Si (............................)

2. Hj. Naidah, SE,M.Si (............................)

3. Saida Said, SE., M.Ak (............................)

4. Muttiarni, SE.M.Si (............................)

Page 5: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

iv

ABSTRAK

Noviyanti. 2016. Analisis Penerapan Akuntansi Pajak Tangguhan Pada Laporan

Keuangan P. Bumi Sarana Beton di Makassar. Skripsi, Jurusan Akuntansi,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar. Di bimbing

oleh H. Mahmud Nuhung, dan Saida Siad.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan

akuntansi pajak tangguhan pada PT. Bumi Sarana Beton telah sesuai dengan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 46 (PSAK 46).

Dalam penelitian ini digunakan metode Analisis Deskriptif Comparative,

menjelaskan tentang perlakuan akuntansi yang berpengaruh dalam penyajian

pajak tangguhan dan membandingkan laporan keuangan sebelum dan sesudah

PSAK 46 khususnya menganai pajak tangguhan PT. Bumi Sarana Beton yang

bertempat di Wisma Kalla Makassar.

Berdasarkan analisis data yang diperoleh dalam penelitian, penelitian ini

menunjukkan bahwa PT. Bumi Sarana Beton telah menerapakan akuntansi pajak

tangguhan pada laporan keuangannya pada laporan keuangan tahun 2011 dan

2012

Kata Kunci : Akuntansi Pajak Tangguhan (PSAK 46), Laporan Keuangan

Page 6: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

v

MOTTO

Ketahuilah Dalam hidup tuhan selalu memberikan

pilihan, pilihan untuk kamu manjadi baik atau

menjadi buruk, kamu yang menentukan pilihan itu.

Keluargamu adalah alasan bagi kerja

kerasmu,maka janganlah sampai engkau

menelantarkan mereka karena kerja kerasmu

dan jadikanlah keluargamu sebagai

penyemangatmu.

Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia, maka ia harus

memiliki ilmu, dan barang siapa yang menginginkan kehidupan

akhirat maka itupun harus dengan ilmu, dan barang siapa yang

menginginkan keduanya maka itupun harus dengan ilmu.

(HR. Thabrani)

Page 7: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

i

KATA PENGANTAR

Bersyukur kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahnya

sehingga penulis dapat membuat skripsi yang berjudul Analisis Penerapan

Akuntansi Pajak Tangguhan Pada Laporan Keuangan PT. Bumi Sarana Beton.

Sholawat dan salam kenapa Nabi kita Muhammad SAW, yang telah menuntun

kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang, yang telah

menuntun kita kejalan yang benar.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak memiliki

kekurangan, namun berkat motivasi, bimbingan, dan do”a dari berbagai pihak

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penghargaan dan rasa terimakasih yang sebesar besarnya kepada kedua

orang tua saya, Ayahanda Nabawi dan Ibunda Wati atas cinta dan kasih

sayangnya kepada saya, yang telah memberikan nasehat nasehat kepada saya,

yang telah menjadi penyemangat di saat saya lelah dalam menuntut ilmu. Mereka

adalah motivator dalam hidup saya disaat saya merasa lelah dan jenuh dalam

menuntut ilmu, karena rasa lelahku tidak sebanding dengan semangat kedua orang

tuaku dalam memberikan semua keinginan anaknya tercinta.

Terimakasih atas pengorbanan yang diberikan untuk anakmu selama ini,

serta terimakasih atas do’a yang tiada henti yang diberikan untuk saya.

vi

Page 8: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

ii

Selanjutnya ucapan terimakasih dan penghargaan penulis sampaikan

kepada:

1. Bapak DR. H. ABD. Rahman Rahim SE, MM selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. Mahmud Nuhung, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, di Universitas Muhammadiyah Makassar, dan sekaligus selaku Dosen

pembimbing 1 (satu) terimakasih atas waktu, dan bimbingannya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Saida Said, SE, M. AK selaku Dosen Pembimbing 2 (dua), terimakasih

telah banyak memberikan bantuan, saran, dan pengarahan serta meluangkan

waktu dan pikirannya dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini.

4. Bapak Ismail Badollahi SE., M.Si. Ak,. AC selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang

dengan ikhlas memberikan ilmunya, semoga jasa nya medapatkan balasan

dari Allah SWT.

6. Terimakasih kepada kak Suardi Baharuddin yang telah menerima penulis

dalam melakukan penelitian di PT. Bumi Sarana Beton dan telah membantu

saya dalam menyusun skripsi.

7. Terimakasih kepada keluarga besar saya, yang telah menjadi panutan dalam

menjalani kehidupan ini.

vii

Page 9: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

iii

8. Teman-teman seperjuangan saya angkatan 2012 khusunya kelas AK 6-12,

yang telah memberikan pengalaman berharga selama menempuh pendidikan

di Universitas Muhammadiyah Makassar, dan suatu kebahagian bisa

mengenal kalian.

9. Serta terimakasih kepada Asyifah, Ewi Sasmita Sari, Nini Srifiana, Nur

AsmitaSari, Murni Jafar, Kaslindah,, Zulaefah Putri Utami Tanwir, yang telah

memberikan kebahagian, saran, dan menjadi bagian dari keluarga saya selama

berada jauh dari kampung halaman.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan. Besar harapan penulis kiranya skripsi ini dapat

bernilai ibadah disisi Allah, dan bermanfaat bagi pengembangan Ilmu

pengetahuan khususnya di bidang akuntansi.

viii

Page 10: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

i

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii

ABSTRAK ................................................................................................................. iv

MOTTO...................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................................... vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ................................................................... 3

a. Tujuan Penelitian..................................................................................... 3

b. Manfaat Penelitian................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Laporan Keuangan ....................................................................................... 4

B. Akuntansi Komersial Dan Akuntansi Fiskal .................................................. 7

C. Koreksi Fiskal ................................................................................................ 14

D. Pajak Penghasilan........................................................................................... 16

ix

Page 11: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

ii

E. Akuntansi Pajak Penghasilan ......................................................................... 24

F. Kerangka Pikir ............................................................................................... 36

G. Hipotesis ......................................................................................................... 38

H. Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 39

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 41

B. Jenis dan Sumber Data ................................................................................. 41

C. Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 42

D. Metode Analisis Data ................................................................................... 43

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan ......................................................................... 44

B. Visi Misi Perusahaan ................................................................................... 46

C. Struktur Organisasi Perusahaan ................................................................... 46

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data ................................................................................................ 55

BAB VI PENUTUP ................................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 68

x

Page 12: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

xi

DAFTAR TABEL

Neraca PT. Bumi Sarana Beton Tahun 2011 .......................................................... 57

Neraca PT. Bumi Sarana Beton Tahun 2012 .......................................................... 61

Page 13: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

xi

DAFTAR GAMBAR

KERANGKA PEMIKIRAN ...................................................................................... 38

STRUKTUR ORGANISASI PT. BUMI SARANA BETON.................................... 48

xii

Page 14: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak tangguhan diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Nomor 46. Secara umum PSAK 46 diterbitkan untuk memperbaiki kualitas

laporan keuangan yang berkaitan dengan pajak penghasilan. PSAK No. 46

merupakan standar akuntansi yang mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak.

Karena merupakan standar, maka PSAK No. 46 wajib diterapkan dalam laporan

keuangan perusahaan yang telah listing, dan dianjurkan bagi perusahaan yang

belum listing. Standar ini telah berlaku efektif pada tanggal 1 januari 1999 bagi

perusahaan “go public” sementara untuk perusahaan yang belum “go public”

berlaku sejak 1 januari 2001. PSAK No. 46 juga mengatur tentang akuntansi pajak

penghasilan menggunakan dasar akrual, yang secara komprehensif merupakan

pendekatan aktiva kewajiban (asset-liabillity approach) atau berorientasi pada

neraca (balane sheet oriented).

Ketentuan dalam UU PPh dan PSAK terkait pengakuan pendapatan dan

beban tidak sama, karena memiliki tujuan yang berbeda. Perbedaan antara pajak

dan akuntansi dapat dibedakan menjadi dua yaitu perbedaan permanen dan

perbedaan waktu/temporer, sehingga setiap akhir pelaporan entitas melakukan

rekonsiliasi fiskal atau koreksi fiskal atas laba sebelum pajak untuk menghitung

jumlah penghasilan kena pajak. Oleh karena itu, penerapan PSAK No. 46 tentang

akuntansi pajak penghasilan diharapkan dapat menjembatani antara peraturan

1

Page 15: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

2

perpajakan dengan ketentuan akuntansi. PSAK No. 46 mengatur pengukuraan,

pengakuan, penyajian, dan pengungkapan pajak penghasilan entitas.

PSAK No. 46 entitas tidak hanya diwajibkan memenuhi ketentuan

perpajakan untuk membayar dan melaporkan pajak, namun juga menyajikan dan

menungkapkan informasi tersebut dalam laporan keuangan. Hal ini membantu

para laporan keuangan tidak salah dalam membaca laporan keuangan. Suatu

perusahaan bisa saja membayar pajak lebih kecil saat ini, tapi sebenarnya

memiliki potensi hutang pajak yang lebih besar di masa datang. Atau sebaliknya,

bisa saja perusahaan membayar pajak lebih besar saat ini, tetapi sebenarnya

memiliki potensi hutang pajak yang lebih kecil di masa datang. Hal ini lah yang

disebut dengan pajak tangguhan.

Adapun tujuan ditetapkan PSAK No. 46 yaitu mengatur perlakuan untuk

akuntansi pajak penghasilan dalam mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak

pada periode berjalan dan periode mendatang yang berkaitan dengan perbedaan

temporer agar dilakukan pengakuan terhadap “fiture tax affecst” yang timbul

sebagai akibat adanya transaksi dan peristiwa lain yang telah diakui dalam laporan

keuangan dan pengakuan kewajban pajak tangguhan serta aktiva pajak tangguhan,

penyajian pajak penghasilan pada laporan keunagan dan pengungkapan informasi

yang relevan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yakni adalah Apakah Penerapan Akuntansi Pajak Tangguhan Pada

Laporan Keuangan PT. Bumi Sarana Beton sudah sesuai dengan PSAK 46 .

Page 16: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

3

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah dan latar belakang masalah yang telah

dijabarkan diatas, maka tujuan penelitian ini yaitu untuk Mengetahui dan

Menganalisa Penerapan Akuntansi Pajak Tangguhan Pada Laporan Keuangan PT.

Bumi Sarana Beton apakah telah sesuai dengan PSAK No. 46

2. Manfaat Penelitian:

Dari tujuan yang telah ditetapkan tersebut, maka manfaat yang akan dicapai

dalam penelitian ini yaitu

a. Manfaat bagi penulis

Sebagai bahan perbandingan praktis antara teori yang diperoleh di

bangku kuliah dengan praktek penyelenggaraan di lapangan serta menambah

wawasan dan pengetahuan tentang penerapan PSAK No. 46.

b. Manfaat bagi perusahaan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan ataupun

usulan kepada pihak manajemen perusahaan tentang pentingnya penerapan

PSAK No. 46, khususnya mengenai pajak tangguhan.

c. Manfaat bagi pihak luar

Sebagai bahan referensi bagi pihak akademis maupun pihak-pihak yang

akan ingin mengetahui tentang penerapan PSAK No. 46.

Page 17: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan

mengenai data ekonomi untuk pengambilan ikhtisar dalam laporan keuangan.

Menurut PSAK No. 1 (revisi 2009), laporan keuangan adalah keputusan bagi

siapa saja yang membutuhkan baik itu dari pihak eksternal maupun internal.

Dalam akuntansi, informasi yang dimaksudkan itu disusun dalam suatu pengajian

terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas.

Menurut (Turi, 2011: 187) Laporan keuangan adalah output atau hasil akhir

dari proses akuntansi yang dipakai sebagai informasi, sebagai laporan

pertanggungjawaban, dan untuk menggambarkan idikator kesuksesan suatu

perusahaan mencapai tujuan.

Menurut Jumingan (2008: 4) laporan keuangan yaitu laporan keuangan yang

pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi

dalam suatu perusahaan. Transaksi atau peristiwa yang bersifat financial dicatat,

digolongkan, dan diringkaskan dengan cara di setepat - tepatnya dalam satuan

uang, dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan. Laporan

keuangan itu sendiri bertujuan untuk memberikan informasi mengenai posisi

4

Page 18: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

5

keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian

besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan investasi.

Adapun Menurut Kasmir (2008:7) Laporan keuangan adalah yang

menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode

tertentu. Sedangkan, Irham Fahmi (2011: 2) mengatakan laporan keuangan

merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu

perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran

kinerja keuangan perusahaan tersebut.

Lain halnya pengertian laporan keuangan menurut Sofyan S. Harahap

(2006:105), laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi

keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu

tertentu.

Dari kutipan teori diatas laporan keuangan merupakan suatu informasi yang

menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan untuk memenuhi kebutuhan baik

dari pihak eksternal maupun pihak internal.

2. Karakteristik Laporan Keuangan

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan adalah ukuran-ukuran normatif

yang perlu diwujudkan dalam infomasi akuntansi sehingga dapat memenuhi

tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang

diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang

dikehendaki. Keempat karakteristik yang harus diperhatikan dalam menyusun

laporan keuangan tersebut adalah sebagai berikut:

Page 19: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

6

a. Relevan (SAK No.1).

Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat

didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka

mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan,

serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu, informasi

yang relevan, yaitu:

1) Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)

2) Memiliki manfaat prediktif (predictive value)

3) Tepat waktu

4) Lengkap

b. Andal (SAK No.1)

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan

dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat

diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya

tidak dapat diandalakan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial

dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi karakteristik:

1) Penyajian jujur

2) Dapat diverifikasi (verifiability)

3) Netralitas

c. Dapat dibandingkan (SAK No.1)

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika

dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan

Page 20: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

7

keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakuakan

secara internal dan eskternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila

suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ketahun.

Perbandingan secara eksternal dapat dilakuakan bila entitas yang diperbandingkan

menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik dari pada kebijakan akuntansi

sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya

perubahan.

d. Dapat dipahami (SAK No.1)

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh

pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan

batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki

pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas

pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang

dimaksud.

B. Akuntansi Komersial dan Akuntansi Fiskal

Akuntansi komersial merupakan kegiatan jasa yang berfungsi menyajikan

informasi kuantitatif mengenai suatu entitas ekonomi sebagai dasar untuk

pengambilan suatu keputusan ekonomis terhadap beberapa alternatif yang

tersedia, sedangkan akuntansi fiskal adalah bidang akuntansi yang berkaitan

dengan perhitungan perpajakan, yang mengacu pada peraturan, undang-undang,

dan aturan pelaksanaan perpajakan.

Page 21: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

8

Pengertian pembukuan dalam undang-undang perpajakan sedikit berbeda

dengan pengertian pembukuan menurut akuntansi. Menurut Gunadi (2009:9),

“pembukuan (book keeping) adalah pencatatan data perusahaan dengan teknik

tertentu dan mengolahnya sehingga dapat disusun menjadi laporan keuangan”.

Sedangkan pasal 1 (29) KUP:

“Pembukuan adalah proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk

mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban,

modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan

barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca

dan laporan laba-rugi untuk periode Tahun Pajak tersebut”.

Menurut Pardiat (2007:1), tujuan penyelenggaran pembukuan adalah untuk

menghitung penghasilan neto fiskal berdasarkan undang-undang perpajakan dan

peraturan pelaksanaannya, yaitu:

a. Peraturan Pemerintah (PP)

b. Keputusan Presiden (KEPRES)

c. Keputusan Atau Peraturan Menteri Keuangan

d. Keputusan Direktur Jenderal Pajak, Atau Peraturan Direktur Jenderal Pajak

e. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak

f. Keputusan Direktur Jenderal Pajak dan Putusan Banding dari Pengadilan

Pajak, hanya untuk WP yang bersangkutan.

Perbedaan laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal,

sama halnya dengan membicarakan masalah akuntansi fiskal, karena akuntansi

fiskal umumnya menyangkut masalah kapan suatu penghasilan diakui sebagai

Page 22: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

9

pengurangan dari penghasilan tersebut. Masalah ini sesungguhnya tergantung

kepada tahun pajak atau tahun buku tahun wajib pajak (pembayar pajak), metode

akuntansi yang digunakannya serta konsep yang menjadi pedomannya.

Perbedaan utama antara laporan keuangan komersial dengan laporan

keuangan fsikal disebabkan karena perbedaan tujuan serta dasar hukumnya,

walaupun dalam beberapa hal terdapat kesamaan antara akuntansi fiskal yang

mengacu kepada standard akuntansi keuangan.

Menurut Waluyo (2004:45), perbedaan antara akuntansi komersial dengan

akuntansi fiskal antara lain:

1. Dasar penyusunan

Dasar penyusunan laporan keuangan komersial adalah standard akuntansi

keuangan, sedangkan dasar penyusunan laporan keuangan fiskal adalah standard

akuntansi keuangan yang disesuaikan dengan undang-undang perpajakan yang

berlaku.

2. Konsep

a. Dasar akrual (accrual basis)

Pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian dan

bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar atau dicatat dalam

catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode

bersangkutan.

b. Mempertemukan beban dengan pendapatan yang paling tepat (proper

matching cost and revenue)

Page 23: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

10

Melibatkan pengakuan penghasilan dan beban atau bersamaan yang

dihasilkan secara langsung dan bersama-sama dari transaksi atau peristiwa

lain yang sama.

c. Konservatif (conservative)

Konservatif yaitu konsep hati-hati, mungkin rugi yang ditaksir sudah

diakui sebagai kerugian, dengan membentuk penyisihan (cadangan) pada

akhir tahun atau dengan membuat adjustment, contoh: penyisihan kerugian

piuang, penyisihan potongan penjualan, penyisihan retur penjualan,

penyisihan klaim, penyisihan setelah biaya penjualan, penyisihan penurunan

nilai surat-surat berharga, penilaian persediaan dengan metode harga pokok

dan harga pasar mana yang lebih rendah, kerugian piutang (metode langsung

dan metode penyisihan).

d. Materialitas digunakan oleh auditor untuk menyatakan wajar/tidak wajar

dalam penilaian laporan keuangan komersial fiskal terdiri dari:

1) Akrual Stelsel (stelsel accrual)

Pengaruh transaksi mengakui penghasilan pada saat diperoleh

penghasilan, walaupun penghasilan tersebut belum diterima tunai, dan

mengurangkannya dengan biaya-biaya pada saat biaya tersebut terutang,

walaupun biaya tersebut belum dibayar tunai. Sebagai contoh misalnya:

pengeluaran untuk suatu pembayaran dimuka.

2) Mempertemukan antara biaya untuk mendapat, menagih dan memelihara

penghasilan yang merupakan objek pajak penghasilan (proper matching

taxable income and deductible exspense) sesuai dengan prinsip 3M

Page 24: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

11

(mendapatkan, menagih, dan memelihara) penghasilan, bebab (expense)

yang dapat dikurangkan atas penghasilan kena pajak (taxable income)

adalah beban yang timbul dalam hubungannya dengan penghasilan

(match and link). Dalam suatu transaksi akan melibatkan lebih dari satu

pihak lainnya akan membukukan sebagai beban.

3) Konservatif tidak digunakan

4) Materialistis dugunakan oleh auditor untuk menyatakan wajar/ tidak

wajar dalam penilaian laporan keuangan komersial tidak digunakan

(selain bank dan sewa guna usaha dengan hak opsi, hanya diperkenankan

dengan metode langsung).

3. Tujuan

Tujuan laporan keuangan komersial adalah menghitung laba bersih,

mengukur kinerja, mengukur keadaan posisi keuangan, mengukur keadaan

kakayaan dan laporannya ditujukan untuk pihak ketiga dan manajemen.

Sedangkan tujuan laporan keuangan fiskal adalah menghitung besarnya pajak

yang terutang dan laporannya ditujukan kepada pihak fiskus.

4. Akibat penyimpangan

Akibat penyimpangan dari laporan keuangan komersial, misalnya

pengambilan keputusan yang tidak tepat oleh manajemen, adanya opini yang

buruk terhadap laporan keuangan yang berhubungan langsung dengan kreditor,

investor, dan pemilik perusahaan. Sedangkan akibat penyimpangan dari laporan

keuangan fiskal adalah dikenakannya sanksi dibidang perpajakan antara lain:

Page 25: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

12

sanksi administrasi yang berupa denda, bunga atau kenaikan sedangkan sanksi

pidananya berupa kurungan atau penjara.

Bila ditinjau kembali maka sebenarnya perbedaan laporan keuangan

komersial dengan laporan keuangan fiskal terdapat pada:

a. Perbedaan mengenai konsep penghasilan atau pendapatan

Konsep penghasilan (income) menurut IAI (2011:3) adalah “kenaikan

manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau

penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan

ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”.

Dari sisi fiskal, konsep penghasilan tidak jauh berbeda dengan konsep

akuntansi, yaitu: segala tambahan kemampuan ekonomis yang diterima/diperoleh

Wajib Pajak baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang

bisa dikonsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak dengan nama dan dalam

bentuk apapun. Lebih lanjut fiskal membedakan penghasilan tersebut menjadi

tiga kelompok yang sesuai dengan UU Pajak Penghasilan Tahun 2008, yaitu:

a) Penghasilan merupakan Objek Pajak Penghasilan

b) Penghasilan yang dikenakan Pajak Penghasilan Final

c) Penghasilan yang bukan merupakan Objek Pajak Penghasilan

b. Perbedaan Konsep Beban (Biaya)

Beban merupakan (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama

suatu periode akuntansi (penurunan aset atau peningkatan kewajiban) yang

Page 26: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

13

diakibatkan oleh penurunan ekuitas, selain yang menyangkut transaksi dengan

pemegang saham. (Horrison, Horngren, Thomas, Suwardy (2013.11)

Beban (expense) menurut IAI (2011:3), diartikan sebagai “penurunan

manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau

berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan

ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal”.

Dari sisi Fiskal sendiri, mengartikan Beban sebagai biaya untuk menagih,

memperoleh, dan memlihara penghasilan atau biaya yang berhubungan langsung

dengan perolehan penghasilan. Perbedaan nilai yang menyebabkan pihak fiskus

sering berbeda pendapat dengan Wajib Pajak dalam hal menentukan beban/biaya

yang diperoleh atau tidak boleh dikurangkan sehingga harus dikurangkan/tidak

boleh diperhitungkan sebagai pengurangan penghasilan.

c. Perbedaan dalam konsep Penyusutan dan Nilai Persediaan

Perbedaan dalam konsep antara akuntansi dengan peraturan perpajakan

terutama menyangkut konsep penyusutan penilaian persediaan barang dagangan.

1. Konsep Penyusutan

Perbedaan utama dalam konsep antara akuntansi dengan undang-undang

perpajakan adalah penentuan umur aktiva dan metode penyusutan yang boleh

digunakan. Akuntansi menentukan umur aktiva berdasarkan umur sebenarnya

walaupun penentuan umur tersebut tidak terlepas dari tafsiran judgement.

Menurut IAI (2011:3), akuntansi memiliki beberapa penyusutan yaitu:

a) Metoede Garis Lurus (straight line method), yaitu menghasilkan pembebanan

yang tetap selama umur manfaat aset jika dinilai residunya tidak berubah.

Page 27: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

14

b) Metode Saldo Menurun (dimishing balance method), yaitu menghasilkan

pembebanan yang menurun selama umur manfaat aset.

c) Metode Jumlah Unit (sum of the unit menthod), yaitu menghasilkan

pembebanan yang menurun selama umur manfaat aset.

2. Konsep Nilai Persediaan

Dalam undang-undang pajak penghasilan Indonesia, persediaan dan

pemakaian persediaan untuk menghitung harga pokok dinilai berdasarkan harga

perolehan (cost) yang dilakukan dengan metode rata-rata (average) atau dengan

metode mendahulukan persediaan yang diperoleh pertama yang dikenal dengan

first in first out (FIFO). Penggunaan metode tersebut harus dilakukan secara

konsisten.

C. Koreksi Fiskal

Koreksi fiskal adalah koreksi atau penyesuaian yang harus dilakukan oleh

wajib pajak sebelum menghitung Pajak Penghasilan (PPh) bagi wajib pajak badan

dan wajib pajak orang pribadi (yang menggunakan pembukuan dalam menghitung

penghasilan kena pajak). Koreksi fiskal terjadi karena adanya perbedaan

perlakuan/pengakuan penghasilan maupun biaya antara akuntansi komersial

dengan akuntansi pajak. Koreksi fiskal meliputi pengakuan pendapatan dan biaya

yang dapat berupa koreksi positif dan koreksi negatif.

a) Koreksi Fiskal Positif

Koreksi fiskal positif adalah koreksi/penyesuaian yang akan mengakibatkan

meningkatnya laba kena pajak yang pada akhirnya akan membuat PPh Badan

Terhutangnya juga akan meningkat.

Page 28: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

15

b) Koreksi Fiskal Negatif

Koreksi fiskal negatif adalah koreksi/penyesuaian yang akan mengakibatkan

menurunnya laba kena pajak yang membuat PPh badan terhutangnya juga

akan menurun.

Terdapat perbedaan dalam perlakuan penetapan pendapatan dan biaya

menurut Undang-Undang Perpajakan Nomor 17 Tahun 2000 dengan Standar

Akuntansi Keuangan sebagai akibat dari adanya beda tetap dan beda sementara.

Perlakuan akuntansi terhadap perbedaan tersebut perlu dilakukan rekonsiliasi

antara laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal, dan pengaruh

perbedaan tersebut terhadap laporan keuangan yaitu pada dasarnya jumlah pajak

terutang dari jumlah laba usaha.

Koreksi fiskal dibutuhkan karena adanya perbedaan yaitu:

1. Beda Tetap

Bagi perusahaan: semua pemasukan adalah pendapat yang akan menambah

laba kena pajak, dan semua pengeluaran adalah beban yang akan mengurangi laba

kena pajak.

Bagi Ditjend Pajak: tidak semua pemasukan adalah faktor penambah laba kena

pajak, ada beberapa jenis pendapatan yang bukan merupakan faktor penambah

laba kena pajak karena pendapatan tersebut sudah dikenakan pajak bersifat final,

dan tidak semua pengeluaran adalah faktor pengurang laba kena pajak karena ada

beberapa jenis pengeluaran yang sesungguhnya bukan merupakan bagian dari

kegiatan perusahaan (sumbangan, entertain tanpa daftar normatif).

Page 29: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

16

2. Beda waktu/ Beda Sementara

Perbedaan lainnya adalah perbedaan yang diakibatkan karena bedanya saat

pengakuan (waktu pengakuan) baik itu terhadap pendapatan maupun

(pendapatan/beban tangguhan), juga akibat perbedaan beban penyusutan dimana

pihak Ditjend Pajak menggunkan metode Garis Lurus (Straight Line Method)

sementara perusahaan mungkin menggunakan metode penyusutan yang lain, yang

oleh karenanya mengakibatkan adanya perbedaan alokasi beban penyusutan.

Prakiraan umur ekonomis atas aktiva tetap juga turut memberikan kontribusi atas

perbedaan tersebut. Dengan kata lain perbedaan metode yang digunakan antara

akuntansi komersial dengan ketentuan fiskal. Dalam Akuntansi Perpajakan ini

disebut dengan Beda Waktu.

D. Pajak Penghasilan

Pajak penghasilan adalah pajak yang dibebankan pada penghasilan

perorangan, perusahaan atau badan hukum lainnya. Pajak penghasilan bisa

diberlakukan progresif, proporsional, atau regresif. Pengenaan pajak langsung

sebagai cikal bakal dari pajak penghasilan sudah terdapat pada Romawi Kuno,

antara lain dengan adanya pungutan yang bernama tributum yang berlaku samapai

dengan tahun 167 sebelum masehi.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (PPh)

yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1991. Undang-Undang

Nomor 10 tahun 1994, Undang-Undang Nomor 17 tahun 2000 dan terakhir diubah

dengan Undang-Undang Nomor 38 tahun 2008 mengatur mengenai pajak atas

penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi dan badan.

Page 30: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

17

Diana, Anastasia (2009:163), menjelaskan bahwa pajak penghasilan

dikenakan terhadap Subjek Pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima

atau diperolehnya dalam tahun pajak. Subjek Pajak yang menerima atau

memperoleh penghasilan tersebut disebut sebagai Wajib Pajak (WP).

1. Subjek Pajak Penghasilan

Subjek pajak diartikan sebagai pihak yang dituju oleh Undang-Undang

untuk dikenakan pajak. Pajak penghasilan dikenakan terhadap subjek pajak

berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun

pajak. Pengertian subjek pajak meliputi orang pribadi, warisan yang belum

terbagi, badan, dan bentuk usaha tetap.

Menurut Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008, subjek pajak penghasilan

adalah sebagai berikut:

1) Subjek Pajak orang pribadi, yaitu orang pribadi yang bertempat tinggal atau

berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapa puluh tiga) hari (tidak harus

berturut-turut) dalam jangka waktu 12 bulan, atau orang pribadi yang dalam

jangka satu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat bertempat

tinggal di Indonesia.

2) Subjek Pajak badan, yaitu badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di

Indonesia, kecuali unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi

keriteria:

a. Pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. Pembiyaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

Page 31: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

18

c. Penerimaannya di masukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau

Pemerintah Daerah;

d. Pembukuannya di periksa oleh aparat pengawasan fungisional Negara;

3) Subjek Pajak warisan, yaitu warisan yang belum dibagi sebagai suatu

kasatuan, menggantikan yang berhak.

2. Objek Pajak Penghasilan

Yang menjadi obek pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan

kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang

berasal dari Indonesia maupun yang berasal dari luar negeri, yang dapat dipakai

untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan,

wahono, sugeng (2012:28).

Undang-Undang pajak penghasilan menganut prinsip pemajakan atas

penghasilan dalam pengertian luas atau basis luas (broad base), yaitu pajak yang

dikenakan atas setiap tambahan ekonomi yang diterima atau diperoleh wajib pajak

dari manapun asalnya yang digunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan

Wajib Pajak.

Dengan demikian, dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan walaupun

menyebutkan jenis penghasilan tidak bersifat limitatif dan tidak memperahatikan

adanya penghasilan dari dan sumber tertentu, tapi menekankan adanya tambahan

kemampuan ekonomi. dengan memperhatikan tambahan kemampuan ekonomis

kepada Wajib Pajak (WP), penghasilan dapat dikelompokkan menjadi:

1) Penghasilan dari usaha dan kegiatan.

Page 32: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

19

2) Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas seperti

gaji, penghasilan dari praktek dokter, akuntan, pengacara, dan lain-lain.

3) Penghasilan dari modal yang berupa harta gerak ataupun harga yang tak

bergerak seperti bunga, dividen, royalti, sewa, keuntungan penjualan harta

atau hak yang tidak digunakan untuk usaha dan lain-lain.

4) Penghasilan lain-lain seperti pembebasan utang, hadiah, dan lain-lain

(Waluyo, 2008:177).

Sedangkan dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan juga digambarkan

yang termasuk dalam kategori penghasilan:

a. Penggatian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima

atau diperoleh, termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus,

gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali

ditentukan lain dengan Undang-Undang ini terhadap semua pembayaran atau

imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dibayar oleh pemberi kerja

seperti gaji, premi asuransi, atau imbalan dalam bentuk lainnya, termasuk

dalam pengertian penghasilan sebagai objek Pajak Penghasilan. Imbalan

dalam bentuk natura pada hakikatnya termasuk penghasilan.

b. Hadiah dari undian, pekerjaan, kegiatan, atau penghargaan. Hadiah

dimaksudkan termasuk hadiah dari undian, pekerjaan, dan kegiatan seperti

hadiah undian tabungan, hadiah dari pertandingan olahraga dan lain-lain.

Penghargaan itu sendiri adalah imbalan yang diberikan sehubungan dengan

kegiatan tertentu, seperti imbalan yang diterima seseorang karena

menemukan benda purbakala.

Page 33: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

20

c. Laba usaha. Penghasilan yang bersumber dari usaha dikategorikan sebagai

laba usaha (business profit)

d. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta, termasuk:

1. Keuntungan (selisih antara nilai pasar dan harta yang diserahkan dengan

nilai bukunya) karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan

badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal. Wajib

pajak yang memperoleh keuntungan atas pengalihan hartanya kepada

pemegang sahamnya, maka keuntungan sebagai objek pajak penghasilan

dan harga jual yang dipakai sebagai dasar menghitung keuntungan adalah

harga pasar.

2. Keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya

Karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, dan anggota.

3. Keuntungan karena likuiditas, penggabungan, peleburan, pemekaran,

pemecahan, pengambil alih usaha, atau reorganisasi dengan nama dan

dalam bentuk apapun.

4. Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau

sumbangan kecuali yang diberikan kepada keluarga saudara dalam garis

keturunan lurus satu derajat dan badan keagamaan, badan pendidikan,

badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang

menjalankan usaha mikro, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Materi Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha,

pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan diantara pihak-pihak yang

bersangkutan.

Page 34: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

21

5. Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak

penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan dalam

perusahaan pertambangan.

e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya

dan pembayaran tambahan pengembalian pajak.

f. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan

pengembalian utang. Premi ini terjadi apabila obligasi dijual diatas nilai

nominal, sedangkan diskonto terjadi apabila surat obligasi dibeli dibawah

nilai nominalnya (agio saham). Premi tersebut merupakan penghasilan bagi

yang membeli obligasi.

g. Deviden dengan nama dan dalam bentuk apapun. Deviden merupakan bagian

laba yang diperoleh pemegang saham, pemegang polis asuransi, atau

pembagian sisa hasil usaha koperasi yang diperoleh anggota koperasi.

h. Royalti. Pada dasarnya imbalan berupa royalti terdiri atas tiga kelompok,

yaitu imbalan sumbangan dengan penggunaan:

1. Hak atas harta tidak berwujud, misalnya hak penulis, paten, merek dagang,

formula, atau rahasia perusahaan.

2. Hak atas harta berwujud, misalnya hak atas alat-alat industri, komersial,

dan ilmu pengetahuan.

3. Informasi, yaitu informasi yang belum diungkapkan secara umum,

walaupun mungkin belum dipatenkan. Ciri dari informasi yang dimaksud

adalah bahwa informasi tersebut telah tersedia sehingga pemiliknya tidak

perlu lagi melakukan riset untuk menghasilkan informasi tersebut.

Page 35: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

22

i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta. Dalam

pengertian sewa termasuk imbalan yang diterima atau diperoleh dengan nama

dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan penggunaan harta gerak, harta

tak gerak, misalnya sewa kantor, sewa rumah, dan sewa gudang.

j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala. Penerimaan berupa

pembayaran berkala, misalnya tunjangan seumur hidup yang dibayar secara

berulang-ulang dalam waktu tertentu.

k. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah

tertentu yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

l. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing. Keuntungan karena selisih

kurs dapat disebabkan fluktuasi kurs mata uang asing atau adanya kebijakan

pemerintah dibidang moneter.

m. Selisih lebih karena penilaian kembali asset (revaluasi) aset.

n. Premi asuransi. Dalam premi asuransi ini termasuk juga premi reasuransi.

Iuran yang diterima atau yang diperoleh perkumpulan dan anggotanya yang

terdiri atas Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas.

o. Tambahan kekayaan bersih yang berasal dari penghasilan yang belum kena

pajak.

p. Penghasilan dari usaha berbasis syariah.

q. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur

mengenai penentuan umum dan tata cara perpajakan.

r. Surplus Bank Indonesia

Page 36: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

23

Untuk menentukan kapan penghasilan diterima atau diperoleh, ketentuan

perundang-undangan perpajakan mewajibkan Wajib Pajak melakukanya sesuai

dengan metode pembukuan yang diselenggarakan oleh Wajib Pajak itu sendiri,

apakah berdasarkan basis akrual atau basis kas. Pendekatan akrual mengakui

penghasilan pada saat diperoleh, sedangkan pendapatan kas mengakui penghasilan

pada saat diterima. Kedua metode ini, dalam hal tertentu akan menimbulkan

perbedaan waktu/beda waktu antara penghasilan dan beban yang diakui untuk

tujuan pelaporan keuangan komersial yang disesuaikan denagan peraturan

perpajakan.

3. Perhitungan Pajak Penghasilan Tahun Berjalan

Setiap Wajib Pajak badan dalam satu tahun berjalan akan melunasi

kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan perpajakan dalam dua bentuk:

a. Pembayaran pajak penghasilan pasal 25 Tahunan (PPh Pasal 25 Tahunan).

b. Pembayaran pajak penghasilan yang dipotong atau dipungut oleh pihak ketiga

yang bersifat final sebagaimana yang dimaksud dalam pasal empat (dua)

Undang-Undang Pajak Penghasilan, yaitu:

1. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi

dan surat utang Negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan koperasi

kepada anggota koperasi orang pribadi.

2. Penghasilan berupa hadiah undian.

3. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi

derivatif yang diperdagangkan dibursa, dan transaksi penjualan saham

Page 37: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

24

atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang

diterima oleh perusahaan modal ventura.

4. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau

bangunan, usaha jasa kontruksi, usaha real estate, persewaan tanah

dan/atau bangunan, dan

5. Penghasilan tertentu lainnya.

Untuk PPh Pasal 25 Tahunan, dilunasi dalam tiga cara, yaitu:

1) Angsuran PPh Pasal 25

2) Pelunasan melalui pemotongan dan atau pemungutan pajak oleh

pihak ketiga yang bersifat tidak final.

3) Pelunasan melalui PPh Pasal 29.

E. Akuntansi Pajak Penghasilan

Tahun 1998 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menerbitkan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan No. 46 (PSAK 46) mengenai akuntansi pajak

penghasilan. PSAK 46 mengenai perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan.

Masalah yang timbul adalah bagaimana pengakuan pengaruh pajak pada periode

berjalan dan periode mendatang terhadap transaksi yang telah diakui dalam

laporan keuangan dan Surat Pemberitahuan (SPT) serta kompensasi kerugian

fiskal yang belum digunakan. Penerapan PSAK 46 ini diharapakan dapat

menjebatani antara peraturan perpajakan dengan ketentuan akuntansi.

Page 38: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

25

1. Tujuan dan Ruang Lingkup PSAK No. 46

Tujuan PSAK No.46 adalah mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak

penghasilan dan bagaimana mempertanggungjawabkannya konsekuensi pajak

pada periode berjalan dan mendatang untuk hal-hal sebagai berikut:

1) Pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) dimasa depan yang

diakui pada laporan keuangan entitas.

2) Transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian pada periode kini diakui pada

laporan posisi keuangan entitas.

Selain itu PSAK No. 46 juga bertujuan untuk mengatur aktiva pajak

tangguhan yang berasal dari sisi rugi yang dapat dikompensasi ketahun berikut,

penyajian pajak penghasilan pada laporan keuangan, dan pengungkapan informasi

yang berhubungan dengan pajak penghasilan.

Ruang lingkup PSAK No. 46 adalah sebagai berikut:

a. Mencakup perlakuan pajak penghasilan final, yang artinya bahwa pelunasan

kewajiban pajak yang telah selesai dan penghasilan yang dikenakan pajak

penghasilan tidak dapat digunakan dengan penghasilan lain yang terkena

pajak penghasilan yang bersifat tidak final. Sesuai dengan peraturan

perundangan perpajakan, penghasilan yang telah dikenakan PPh final tidak

lagi dilaporkan sebagai penghasilan kena pajak, semua beban sehubungan

dengan penghasilan yang dikenakan PPh final tidak boleh dikurangkan. Oleh

karena itu tidak terdapat perbedaan temporer sehingga tidak diakui adanya

aktiva atau kewajiban pajak tangguhan.

Page 39: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

26

b. Mencakup pembatalan paragraph 77, PSAK No 16 yang menyatakan “apabila

perusahaan memilih untuk menghitung pajak menurut laba akuntansi, selisih

perhitungan tersebut dengan hutang pajak yang dihitung (yang dihitung

menurut laba kena pajak) yang disebabkan perbedaan waktu pengakuan

pendapatan dan beban untuk tujuan akuntansi dengan tujuan pajak ditampung

dalam perkiraan pajak penghasilan yang ditangguhkan, dikelompokkan

sebagai aktiva lain-lain dan dialokasikan pada beban kena pajak penghasilan

tahun-tahun mendatang”.

Pada PSAK No. 46 yang berkaitan dengan pelaporan Pajak Penghasilan

terhadap beberapa istilah penting yang perlu diketahui, berikut pengertian pokok

dari istilah-istilah tersebut:

1. Laba akuntansi adalah laba atau rugi bersih selama satu periode sebelum

dikurangi beban pajak.

2. Penghasilan kena pajak atau laba fiskal (taxable profit) atau rugi pajak (tax

loss) adalah laba atau rugi selama satu periode yang dihitung berdasarkan

peraturan perpajakan dan yang menjadi dasar perhitungan pajak penghasilan.

3. Beban Pajak (tax expense) atau penghasilan pajak (tax income) adalah jumlah

agregat pajak kini (current tax) dan pajak tangguhan (deffered tax) yang

diperhitungkan dalam perhitungan laba atau rugi pada suatu periode.

4. Pajak tangguhan adalah jumlah beban pajak penghasilan terhutang atau

penghasilan kena pajak untuk periode mendatang sebagai akibat adanya

perbedaan temporer kena pajak.

Page 40: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

27

5. Pajak kini (current tax) adalah jumlah pajak penghasilan terhutang (payable)

(dilunasi atas laba kena pajak (rugi pajak) untuk satu periode.

6. Kewajiban Pajak Tangguhan (deffered tax liabilities) adalah jumlah pajak

penghasilan terutang (payable) untuk periode mendatang sebagai akibat

adanya perbedaan temporer kena pajak.

7. Aktiva Pajak Tangguhan (deffered tax asset) adalah jumlah pajak penghasilan

terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat adanya

perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan sisa kompensasi kerugian.

Perbedaan Temporer (temporary differences) adalah perbedaan antara jumlah

tercatat aktiva atau kewajiban dengan DPP-nya. Perbedaan temporer dapat

berupa:

a. Perbedaan temporer kena pajak adalah perbedaan temporer yang

menimbulkan suatu jumlah kena pajak dalam perhitungan laba fiskal periode

mendatang pada saat nilai tercatat aktiva dipulihkan atau nilai tercatat

kewajiban tersebut dilunasi, atau

b. Perbedaan temporer yang boleh dikurangkan adalah perbedaan temporer yang

menimbulkan suatu jumlah yang boleh dikurangkan dalam perhitungan laba

fiskal periode mendatang pada saat nilai tercatat aktiva dipulihkan atau nilai

tercatat kewajiban tersebut dilunasi.

Perbedaan temporer yang diboleh dikurangkan akan mengakibatkan

timbulnya aktiva pajak tangguhan, karena manfaat ekonomi yang akan diperoleh

Wajib Pajak dalam bentuk pengurangan terhadap laba fiskal pada masa yang akan

datang. Sedangkan perbedaan temporer kena pajak akan menimbulkan kewajiban

Page 41: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

28

pajak tangguhan pada periode terjadinya beda waktu atau beda temporer, karena

terdapat kewajiban pajak penghasilan pada periode yang akan datang.

2. Pengakuan Dalam PSAK No. 46

Penyebab terjadinya perbedaan temporer atau beda waktu adalah adanya

perbedaan dasar pengukuran dan pengakuan aktiva dan kewajiban untuk tujuan

perhitungan penghasilan kena pajak dan untuk tujuan perhitungan laba rugi

komersial. Istilah dasar pengenaan Pajak atau DPP digunakan untuk menyatakan

dasar pengukuran aktiva dan kewajiban berdasarkan peraturan perpajakan

sedangkan istilah nilai tercatat digunakan untuk menyatakan dasar pengukuran

aktiva dan kewajiban Standar Akuntansi Keuangan.

Defenisi DPP aktiva adalah jumlah yang dapat diperkurangan, untuk tujuan

fiskal terhadap setiap manfaat ekonomi (penghasilan) kena pajak yang akan

diterima perusahaan pada saat memulihkan nilai tercatat aktiva tersebut. Apabila

manfaat ekonomi (penghasilan) tersebut tidak akan dikenakan pajak maka DPP

aktiva adalah sama dengan nilai tercatat aktiva. Sedangkan DPP kewajiban adalah

nilai tercatat kewajiban dikurangi dengan setiap jumlah yang dapat dikurangkan

pada masa depan.

a. Pengakuan Aktiva Pajak dan Kewajiban Pajak Kini

Jumlah pajak kini yang belum dibayar haruslah diakui sebagai kewajiban

pajak kini, apabila jumlah pajak yang telah dibayar untuk periode berjalan dan

periode-periode sebelumnya melebihi jumlah pajak yang terhutang untuk periode-

periode tersebut, maka selisishnya diakui sebagai aktiva pajak kini.

Page 42: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

29

b. Pengakuan Aktiva Pajak Tangguhan dan Kewajiban Pajak Tangguahan

Aktiva pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan terpulihkan pada

periode mendatang sebagai akibat dari adanya perbedaan temporer yang boleh

dikurangkan dan sisa kompensasi kerugian (IAI 2009). Aktiva pajak tangguhan

diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang

besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba fiskal pada masa

yang akan datang, kecuali yang timbul dari:

1. Goodwill negatif yang diakui sebagai pendapatan tangguhan dari

penggabungan usaha.

2. Pengakuan awal aktiva dan kewajiban dari suatu transaksi yang bukan

transaksi penggabungan usaha dan tidak berpengaruh pada laba komersial dan

laba fiskal.

Aktiva pajak yang ditangguhkan (differend tax asset) adalah konsekuensi

pajak yang ditangguhkan akibat adanya perbedaan sementara yang dapat

dikurangkan. Dengan kata lain, aktiva pajak yang ditangguhkan menunjukan

kenaikan pajak yang dapat diminta kembali (atau dihemat) ditahun-tahun

mendatang sebagai akibat dari perbedaan sementara yang dapat dikurangkan yang

terdapat pada akhir tahun berjalan.

Kewajiban pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan yang terhutang

untuk periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak,

kecuali yang timbul dari:

1) Goodwill yang amortisasinya tidak dapat dikurangkan untuk tujuan fiskal.

Page 43: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

30

2) Pengakuan awal aktiva atau kewajiban dari suatu transaksi yang bukan

transaksi penggabungan usaha dan tidak berpengaruh pada laba komersial dan

laba fiskal.

c. Pengakuan Saldo Rugi Fiskal yang dapat Dikompensasi

Saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi diakui sebagai aktiva pajak

tangguhan apabila besar kemungkinan bahwa laba fiskal pada masa yang akan

datang memadai untuk dikompensasi. Namun perlu diketahui, apabila laba fiskal

tidak mungkin tersedia dalam jumlah yang memadai untuk dapat

dikompensasikan dengan saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi, maka aktiva

pajak tangguhan tidak diakui.

d. Pengakuan Pajak Kini dan Pajak Tangguhan

Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai penghasilan atau beban pada

laporan laba rugi periode berjalan, kecuali untuk pajak penghasilan yang berasal

dari (IAI 2009):

1. Transaksi atau kejadian yang langsung dikreditkan atau dibebankan ke

ekuitas pada periode yang sama atau periode yang berbeda, atau

2. Penggabungan usaha secara subtansi adalah ekuitas.

Pajak kini dan pajak tangguhan harus langsung dibebankan atau dikreditkan

ke ekuitas apabila pajak tersebut berhubungan dengan transaksi yang

langsung dikreditkan atau dibebankan ke ekuitas.

Adapun pengertian dari pajak tangguhan itu sendiri adalah merupakan

dampak PPh dimasa yang akan datang yang disebabkan oleh perbedaan temporer

Page 44: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

31

(waktu) antara perlakuan akuntansi dan perpajakan serta kerugian fiskal yang

masih dapat dikompensasikan dimasa datang (tax loss carry forward) yang perlu

disajikan dalam suatu periode tertentu.

Dampak PPh dimasa yang akan datang yang perlu diakui, dihitung,

disajikan, dan diungkapkan dalam laporan keuangan, baik neraca maupun laba

rugi. Suatu perusahaan bisa saja membayar pajak lebih kecil saat ini, tapi

sebenarnya memiliki potensi hutang pajak yang lebih kecil dimasa datang. Bila

dampak pajak dimasa datang tersebut tidak tersaji dalam neraca dan laba rugi,

maka laporan keuangan bisa saja menyesatkan pembaca.

e. Penelahaan Metode Aktiva-Kewajiban

FASB berkeyakinan bahwa metode aktiva-kewajiban (kadang-kadang

disebut sebagai pendekatan kewajiban) adalah metode yang paling konsisten

dalam akuntansi untuk pajak penghasilan. Salah satu tujuan dari pendekatan ini

adalah mengakui jumlah hutang pajak atau yang dapat diminta kembali selama

tahun berjalan. Tujuan yang kedua adalah mengakui kewajiban dan aktiva pajak

yang ditangguhkan untuk konsekuensi pajak dimasa depan dari peristiwa yang

telah diakui dalam laporan keuangan atau SPT pajak.

Untuk melaksanakan tujuan-tujuan ini, prinsi-prinsip dasar berikut akan

diterapkan dalam akuntansi untuk pajak penghasilan pada tanggal laporan

keungan:

1. Kewajiban atau aktiva lancar diakui sebesar estimasi hutang pajak atau yang

dapat diminta kembali dalam SPT pajak tahun berjalan.

Page 45: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

32

2. Kewajiban atau aktiva pajak yang ditangguhkan diakui sebesar estimasi

pengaruh pajak masa depan yang timbul oleh perbedaan sementara dan

kompensasi kedepan.

3. Pengukuran kewajiban serta aktiva pajak lancar yang ditangguhkan

didasarkan pada ketentuan dalam undang-undang pajak yang ditetapkan,

pengaruh perubahan undang-undang atau tarif pajak dimasa depan tidak

diantisipasi.

4. Pengukuran aktiva pajak yang ditangguhkan dikurangi, jika perlu sebesar

jumlah setiap manfaat pajak, yang berdasarkan bukti yang ada, tidak

diharapkan akan direalisasi.

3. Penyajian Perkiraan-Perkiraan Menurut PSAK No. 46

a. Aktiva Pajak dan Kewajiban Pajak

Aktiva dan kewajiban pajak harus disajikan terpisah dari aktiva dan

kewajiban lainnya, dalam neraca. Aktiva pajak tangguhan dan kewajiban pajak

tangguhan harus dibedakan dari aktiva pajak kini dan kewajiban pajak kini.

Apabila dalam laporan keuangan, aktiva dan kewajiban lancar disajikan terpisah

dari aktiva dan kewajiban tidak lancar maka aktiva (kewajiban) pajak tangguhan

tidak boleh disajikan sebagai aktiva (kewajiban) lancar.

b. Saling menghapuskan (offset)

PSAK No. 46 tidak menyatakan secara tegas mengenai aktiva pajak

tangguhan boleh atau harus dikompensasi (offset) dengan kewajiban pajak

tangguhan dalam penyajian neraca. PSAK No. 46 menyatakan bahwa aktiva kini

Page 46: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

33

harus dikompensasi (offset) dengan kewajiban pajak kini dan jumlah netonya

harus disajikan pada neraca.

c. Beban Pajak

Beban (penghasilan) pajak yang berhubungan dengan laba atau rugi dari

aktivitas normal harus disajikan tersendiri pada laporan laba rugi.

d. Pajak Penghasilan Final

Apabila nilai tercatat aktiva atau kewajiban yang berhubungan dengan pajak

penghasilan final berbeda dari DPP-nya maka perbedaan tersebut tidak diakui

sebagai aktiva atau kewajiban pajak tangguhan. Atas penghasilan yang dikenakan

pajak penghasilan final, beban pajak diakui secara proporsional dengan jumlah

pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada periode berjalan. Selisih antara

jumlah pajak penghasilan final yang terhutang dengan jumlah yang dibebankan

sebagai pajak kini pada perhitungan laba rugi diakui sebagai Pajak Penghasilan

Final Dibayar Dimuka dan Pajak Penghasilan Final yang masih harus dibayar.

Perkiraan pajak penghasilan final dibayar dimuka disajikan secara terpisah dari

pajak penghasilan final yang masih harus dibayar.

4. Pengungkapan Dalam PSAK No. 46

Hal hal yang harus diungkapkan dalam PSAK No. 46 adalah sebagai

berikut:

a. Unsur-unsur utama beban (penghasilan) pajak.

b. Jumlah pajak kini dan pajak tangguhan yang berasal dari transaksi-transaksi

yang langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

Page 47: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

34

c. Beban (penghasilan) pajak yang berasal dari pos-pos luar biasa yang diakui

pada periode berjalan.

d. Penjelasan mengenai hubungan antara beban (penghasilan) pajak dan laba

akuntansi dalam salah satu atau kedua bentuk berikut ini: (i) rekonsiliasi

antara beban (penghasilan) pajak dengan hasil perkalian laba akuntansi dan

tarif pajak yang berlaku, dengan menggunakan dasar perhitungan tarif pajak

berlaku; atau (ii) rekonsiliasi antara tarif pajak efektif rata-rata (everage

effective tax rate) dan tarif pajak yang berlaku, dengan mengungkapkan dasar

perhitungan tarif pajak yang berlaku.

e. Penjelasan mengenai perubahan tarif pajak yang berlaku dan perbandingan

dengan tarif pajak yang berlaku pada periode akuntansi sebelumnya.

f. Jumlah (dan batas waktu penggunaan, jika ada) perbedaan temporer yang

boleh dikurangkan dan sisa rugi yang dapat dikompensasi ketahun berikut,

yang tidak diakui sebagai aktiva pajak tangguhan pada neraca.

g. Untuk setiap kelompok perbedaan temporer dan untuk setiap kelompok rugi

yang dapat dikompensasi ke tahun berikut: (i) jumlah aktiva dan kewajiban

pajak tangguhan yang diakui pada neraca untuk setiap periode penyajian; (ii)

jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang diakui pada laporan laba

rugi apabila jumlah tersebut tidak terlihat dari perubahan jumlah aktiva atau

kewajiban pajak tangguhan yang diakui pada neraca.

h. Untuk operasi yang tidak dilanjutkan, beban pajak yang berasal dari : (i)

keuntungan atau kerugian atas penghentian operasi; dan (ii) laba atau rugi

dari aktivitas normal operasi yang tidak dilanjutkan untuk periode pelaporan,

Page 48: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

35

bersama dengan jumlah periode akuntansi sebelumnya yang disajikan pada

laporan keuangan.

5. Perhitungan Pajak Penghasilan Tangguhan

Pajak penghasilan tangguhan dapat dihitung dengan cara mengalihkan beda

waktu yang terjadi dengan tarif pajak yang berlaku pada saat aktiva dipulihkan

atau kewajiban dilunasi. Biasanya tarif yang digunakan adalah tarif PPh tertinggi

yaitu 30%, maka 30% dikalikan dengan saldo rugi yang terjadi.

Metode penangguhan dalam pajak tangguhan dalam penghasilan antara lain:

a. Metode Penagguhan (Deferred Method)

Metode ini menggunakan pendekatan laba rugi (Income Statement

Approach) yang memandang perbedaan perlakuan antara akuntansi dan

perpajakan dari sudut pandang laporan laba rugi, yaitu kapan suatu transaksi

diakui dalam laporan laba rugi baik dari segi komersial maupun fiskal.

Pendekatan ini mengenal istilah perbedaan temporer atau waktu dan perbedaan

permanen. Hasil hitungan dari pendekatan ini adalah pergerakan yang akan diakui

sebagai pajak tangguhan pada laporan laba rugi. Metode ini menekankan

matching principle pada periode terjadinya perbedaan tersebut.

b. Metode Asset dan Kewajiban (Asset-Liability Method)

Metode ini menggunakan pendekatan neraca (Balance Sheet Approach)

yang menekankan pada kegunaan laporan keuangan dalam mengevaluasi laporan

keuangan dan memprediksi aliran kas pada masa yang akan datang. Pendekatan

neraca memandang perbedaan perlakuan akuntansi dan perpajakan dari sudut

pandang neraca, yaitu perbedaan antara saldo buku menurut komersial dan dasar

Page 49: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

36

pengenaan pajaknya. Pendekatan ini mengenal istilah perbedaan temporer dan

perbedaan non temporer.

c. Metode Bersih dari Pajak (Net-of-Tax Method)

Metode ini tidak ada pada pajak tangguhan yang diakui. Konsekuensi pajak

atas perbedaan temporer tidak di laporkan secara terpisah, sebaliknya

diperlakukan sebagai penyesuaian atas nilai aset atau kewajiban tertentu dan

penghasilan atau beban yang terkait. Dalam metode ini, beban pajak yang

disajikan dalam laporan laba rugi sama dengan jumlah pajak penghasilan yang

terhutang menurut SPT tahunan.

F. Kerangka Pikir

Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian yang

dikemukakan diatas maka dibuat kerangka pikir sebagai berikut:

PT. Bumi Sarana Beton merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang

jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan

pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan

konstruksi. Yang dimaksudkan dengan usaha jasa konstruksi yang dikenakan PPh

final berdasarkan Pasal 4 ayat (2) huruf d Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008

adalah pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi yang

kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa konstruksi, yang dapat berupa orang

pribadi atau badan. Pemotongan pajak atas penghasilan adalah dari jasa

konstruksi.

Pajak tangguhan merupakan jumlah pajak penghasilan yang dapat

dipulihkan pada periode masa depan sebagai akibat adanya perbedaan

Page 50: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

37

waktu/temporer yang boleh dikurangkan, akumulasi rugi pajak belum

dikompensasi, dan akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan, dalam hal

peraturan perpajakan mengizinkan.

Pencatatan Laporan keuangan yang disusun perusahaan biasanya harus

disesuaikan dengan peraturan fiskal ketika laporan keuangan tersebut sebagai

dasar SPT pajak penghasilan (PPh) yang disampaikan kekantor pajak maka

perusahaan melakukan yang namanya penyesuaian fiskal atau koreksi fiskal,

dengan adanya pengakuan laba/rugi menurut perhitungan akuntansi komersial

dengan akuntansi fiskal, sebelum menghitung pajak penghasilan pajak yang

terutang terlebih dahulu laba/rugi komersial tersebut harus dilakukan koreksi

fiskal sesuai dengan undang-undang perpajakan nomor 17 Tahun 2000.

Dalam praktiknya perusahaan yang belum merupakan Wajib Pajak (WP)

Badan harus menghitung penghasilan dengan dua cara berbeda, di satu sisi

perusahaan harus menyajikan laporan keuangan kepada pemegang saham sesuai

dengan PSAK. Sementara itu disisi lain akuntan juga harus menyajikan laporan

keuangan kepada pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak, sesuai

dengan ketentuan perpajakan dalam sebuah Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak

Penghasilan Badan/ SPT Tahunan PPh Badan. Karena antara PSAK dan ketentuan

perpajakan banyak memiliki perbedaan, penentuan laba akuntansi (Pretax

Financial Income) dan penghasilan kena pajak atau laba fiskal (taxable income).

Agar Laporan Keungan Komersial (menurut PSAK) sama dengan laporan

keuangan fiskal, maka perlu dibuat rekonsiliasi fiskal.

Page 51: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

38

Bagan Kerangka Pikir

G. Hipotesis

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, maka penulis mengambil

keputusan hipotesis dari masalah tersebut adalah ”diduga bahwa, penerapan

akuntansi pajak tangguhan yang dilakukan oleh PT. Bumi Sarana Beton telah

sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 46” , Hal ini terbukti

karena terjadinya kewajiban pajak tangguhan / Hutang Pajak PT. Bumi Sarana

Beton.

PT.

BUMI SARANA BETON

Menurut

Perusahaan

PSAK 46

Hasil

Pajak Tangguhan

Laporan Keuangan

Page 52: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

39

H. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini, peneliti memaparkan dua penelitian terdahulu yang

relevan dengan permasalahan yang akan diteliti tentang Analisis Penerapan

Akuntansi Pajak Tangguhan Pada Laporan Keuangan PT. Bumi Sarana Beton.

Pada tahun 2014 di Universitas Hasanuddin Makassar, Penelitian yang

dilakukan oleh Gina Febrianti dalam skripsinya yang berjudul Analisis Penerapan

Akuntansi Pajak Tangguhan Pada Laporan Keuangan PT. Bumi Sarana Utama.

Penelitian berupa studi kasus pada PT. Bumi Sarana Utama. Data yang digunakan

merupakan data sekunder, yaitu laporan keuangan perusahaan tahun 2009 dan

2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa penerapan

akuntansi pajak tangguhan pada laporan keuangan yang dilakukan oleh PT Bumi

Sarana Utama. Metode penelitian yang digunakan adalah descriptive comparative.

Hasil penelitian yang diperoleh dari pengamatan dengan menggunakan

wawancara dan observasi menunjukkan bahwa perusahaan telah menerapkan

akuntansi pajak penghasilan pada laporan keuangan tahun 2009, sesuai dengan

PSAK No. 46, berdasarkan perhitungan tersebut maka didapatkan saldo kewajiban

pajak tangguhan Rp. 32.759.520. pada tahun 2010, penerapan akuntansi pajak

tangguhan yang dilakukan oleh perusahaan tidak sesuai dengan PSAK No. 46.

Oleh karena itu harus dilakukan suatu jurnal penyesuaian untuk akun pajak

tangguhan.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Herawati (2014) dalam skripsinya

yang berjudul “ Analisis Penerapan PSAK No. 46 Pada Laporan Keuangan PT.

Page 53: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

40

Karya Manunggal Kabupaten Pangkep. Dalam penelitiannya peneliti meneliti

diperusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pengemasan semen yang

berlokasi di Pangkep Sulawesi Selatan, yaitu PT. Prima Manunggal, sedangkan

dalam penelitian ini akan dilakukan dalam PT. Bumi Sarana Beton. Tujuan dalam

penelitiannya yaitu untuk mengetahui apakah PT. Prima Manunggal telah

menerapkan PSAK No. 46 dalam Laporan Keuangannya. Tehnik pengumpulan

Data dalam penelitiannya adalah penelitian lapangan dan studi kepustakaan.

penerapan akuntansi pajak tangguhan yang dilakukan oleh perusahaan tidak sesuai

dengan PSAK No. 46. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan telah

menerapkan Akuntansi Pajak Penghasilan pada Laporan Keuangannya, namun

belum sepenuhnya mengakui adanya konsekuensi atas pajak dimasa yang akan

datang berupa kewajiban jangka panjang menjadi kewajiban jangka pendek. Oleh

karena itu disarankan untuk melakukan jurnal penyesuaian. Perbedaan penelitian

tersebut dengan penelitian ini adalah terletak pada objek Penelitian.

Penelitian dikatakan relevan dengan penelitian ini, karena sama-sama

membahas tentang pajak tangguhan pada laporan keuangannya dan sama sama

menganalisa Perlakuan Akuntansi PSAK No. 46 pada Laporan Keuangannya,

Simpulan yang di dapat dalam penelitian ini, disarankan harus dilakukan suatu

jurnal penyesuaian untuk akun pajak tangguhan.

Page 54: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan PT. Bumi Sarana Beton

yang berlokasi di jalan Dr. Sam Ratulangi, No. 8 Wisma Kalla lantai 10 di

Makassar. Adapun waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini mulai tanggal 2

Mei sampai dengan 18 Juni 2016.

B. Jenis Dan Sumber Data

Adapun jenis yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Kualitatif

Data kualitatif yaitu semua data yang sifatnya informasi atau keterangan

berupa penjelasan-penjelasan mengenai koreksi fiskal yang dilakukan

perusahaan dalam menyusun laporan keuangan fiskal.

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu semua data yang sifatnya angka-angka atau dapat

dihitung, yang berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan dan koreksi

fiskal

Adapun Sumber data yang dikumpulkan dikelompokkan berdasarkan

sumber data, yaitu:

1. Data Primer

Data primer yaitu semua data (berupa keterangan dan angka-angka) yang

diperoleh melalui observasi dan wawancara

41

Page 55: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

42

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu semua data yang diperoleh melalui data-data keuangan

yang berhubungan dengan penelitian.

C. Metode Pengumpulan Data

1. Penelitian Lapangan (field Research)

Penelitian lapangan yaitu pengumpulan data dengan mengadakan

penelitian secara langsung terhadap objek penelitian melalui:

a. Observasi

Observasi yaitu pengumpulan data dengan pengamatan langsung terhadap

kegiatan dilapangan untuk memahami kegiatan yang sesungguhnya terjadi.

b. Wawancara

Wawancara yaitu tehnik pengumpulan data dalam metode survei yang

menggunakan pertanyaan secara lisan kepada beberapa pihak, baik

pimpinanan maupun karyawan/staf yang mengetahui objek pembahasan.

2. Penelitian Pustaka

Penelitian pustaka yaitu pengumpulan data dengan cara menelaah beberapa

buku bacaan atau literature yang mempunyai kaitan dengan objek penelitian .

3. Mengakses Webesite dan Situs-situs terkait

Website atau situs-situs yang menyediakan informasi yang berkaitan dengan

masalah tersebut.

Page 56: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

43

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan analisis Deskriptif Comparative, yaitu menjelaskan tentang

perlakuan akuntansi pajak penghasilan yang berkaitan dengan PSAK No. 46.

Data yang diperoleh dari perusahaan akan dianalisis sesuai dengan tujuan

penelitian, yaitu:

a. Mengalisis laporan keuangan komersial yang telah dikoreksi fiskal untuk

besarnya pajak penghasilan.

b. Menganalisis akun-akun neraca yang menunjukkan perbedaan pengakuan

penghasilan dan/ atau beban menurut peraturan perpajakan dengan

perusahaan.

c. Menganalisis penyebab timbulnya aktiva dan/ atau kewajiban pajak

tangguhan.

d. Membandingkan pengakuan aktiva dan/ atau kewajiban pajak tangguhan

yang dilakukan perusahaan dengan PSAK No. 46.

Page 57: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

44

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Bumi Sarana Beton Merupakan salah satu anak perusahaan Kalla

Group, berdiri pada awal tahun 1996 melalui akta notaries Eddy Muljanto,

S.H. nomor 60 tanggal 23 januari 1996. Sasaran utama perusahaan ini adalah

memproduksi beton siap pakai (Ready Mix) dan Bata Ringan dengan kualitas

tinggi guna memenuhi tuntutan kebutuhan yang semakin meningkat seiring

dengan pesatnya pembangunan dibidang kontruksi, khususnya di Sulawesi,

Indonesia Bagian Timur.

Dengan didukung oleh potensi dan pengembangan sumber daya yang

berkualitas serta pemahaman akan kebutuhan pasar yang kompetitif dan

dinamis, sejak tahun 2002 PT. Bumi Sarana Beton melebarkan bidang

usahanya, antara lain:

- Jasa Kontruksi (Kualitas Grade-5 dan 6) Sub Bidang Sipil dan Arsitektur

- Penyewaan alat, antara lain : Batching Plant, Truk Mixer, Dumptruck,

Scafolding.

- Beton precast, antara lain : Pagar Panel, Saluran Bataco, Paving Block,

Consteen, dan lain-lain.

- Penjualan material : Batu Kali, Pasir, Sirtu, Coral.

- Penjualan Bata Ringan.

44

Page 58: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

45

Pabrik (Batching Plant) dengan luas 3 (tiga) hektar yang berlokasi dikawasan

tanjung bunga makassar, didukung kapasitas alat yang memadai dengan 2

(dua) Bathing Plant yaitu Batching Plant System WET dan Dry dengan

kapasitas produksi 80 m3/jam sehingga mampu memberikan pelayanan

pengecoron dengan kualitas besar, dan juga pabrik (Batching Plant) di

Kawasan Industri Makassar (KIMA) kapasitas 30 m3/jam sehingga mampu

memberikan sehingga mampu memberikan pengecoran besar dengan

kuantitas besar.

Sejak 28 September 2009 PT. Bumi Sarana Beton mendirikan lagi

pubrik (Batching Plant) sebanyak 2 (dua) unit dengan Kapasitas Produksi 120

m3/jam untuk melayani Proyek Tonasa V dengan lokasi proyek tonasa V.

Penyediaan Beton Ready Mix ini tentunya ditunjang oleh penyediaan Bahan

Baku (Aggregate) dari 3 (tiga) unit Stone Crusher milik kami, yang terletak di

Desa Lonjoboko Kec. Parangloe, Kab. Gowa.

Demikian pula dengan Pubrik Beton Precast yang diantara lain

memproduksi: Paving Blok, Batako, Pagar Beton, Saluran, Cansteen, dan

lain-lain. Selain didirikan di Tanjung Bunga, juga terdapat dikawasan kima

makassar (Luas 400 M2) dan di Kawasan Sungguminasa, Kab. Gowa (Luas

1,5 hektar). Pubrik ini didukung oleh peralatan yang modern, mampu

memproduksi dengan kuantitas besar dan mutu tinggi.

PT. Bumi Sarana Beton semakin berkembang pada 20 Oktober 2012,

telah meresmikan pubrik Bata Ringan, berlokasi di Kawasan Industri

Makassar (KIMA 17) memproduksi bata ringan sebagai pengganti bahan batu

Page 59: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

46

merah/ batu bata yang sangat baik digunakan untuk pembangunan rumah dan

perkantoran.

B. Visi Misi Perusahaan

1. Visi Perusahaan

Adapun Visi PT. Bumi Saran Beton yaitu Menjadi Perusahaan yang unggul

dan terdepan dalam industri beton dan penyedia bahan bangunan.

2. Misi Perusahaan

Adapun Misi PT. Bumi Sarana Beton yaitu:

a) Memuaskan pelanggan dengan pemenuhan kualitas, kuantitas, harga dan

waktu.

b) Berkembang bersama mitra bisnis dan saling menguntungkan.

c) Tumbuh dan sejahtera bersama karyawan dan masyarakat.

C. Struktur Organisasi PT. Bumi Saran Beton

Stuktur Organisasi merupakan gambaran posisi, wewenang dan

tanggungjawab masing-masing personil yang terlibat dalam suatu organisasi.

Dengan adanya struktur organisasi dapat membantu kelancaran aktivitas

perusahaan.

Struktur organisasi diperlukan untuk tercapainya suatu tujuan perusahaan

dan tercapainya suatu sistem pengendalian yang efektif dengan memberdayakan

semua unsur sumber daya yang dimiliki proyek (5 M) yaitu Man, Material,

Machine, Methods, Money dalam satu gerak dan arah untuk mewujudkan tujuan

Page 60: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

47

proyek. Struktur organisasi dapat tercapainya karena adanya kerja sama yang

baik, jujur, dan bekerja keras antara pihak – pihak yang terlibat dalam organisasi.

Berikut ini stuktur organisasi PT. Bumi Sarana Beton:

Page 61: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

48

Struktur Organisasi

PT. Bumi Sarana Beton

Direktur Utama

H. Syam’un Saeba

Direktur Teknik

Ir. Amiruddin Basir

Direktur Keuangan

H. Imelda Yusuf Kalla

Manajer Operasioanal

Ir. Budi Harsana

Manajer Teknik

Ir. H. Muh. Yasir

Manajer Keuangan&Umum

Ali Syamsu Wairooy, SE

Manajer Keuangan

Yusnita, SE. Ak

Manajer Pemasaran

Syatir, ST

Kabag. Teknik

Kabag.Pengembangan

Kabag. R&D

Kabag. Maintenance

Kabag. Maintenance

Ka. Unit Bata Ringan Koord. Produksi

Ka. Unit Pracetak

Ka.Unit Crusher Lonjoboko Ka. Unit Crusher SBT Ka. Unit Ready Mix

Kabag.Keuangan

Kabag. Procurement

Kabag. akunting

Kabag. Perpajakan

Manajer SDM & Umum

Muh. Aming Hasaning

Page 62: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

49

Adapun tugas dan tanggungjawab dari masing masing bagian yang ada

didalam struktur organisasi PT. Bumi Sarana Beton, adalah sebagai berikut:

1. Direktur Umum

Direktur Utama adalah Sebagai pimpinan tertinggi yang bertanggungjawab

atas kelancaran dan pelaksanaan kegiatan perusahaan, mengkoordinir serta

membimbing kegiatan perusahaan sehari-hari, dan Mempertanggungjawabkan

semua kewajiban yang menyangkut rugi laba perusahaan, produksi, keuangan dan

pemasaran.

Direktur Utama membawahi 3 (tiga) Manajer yaitu Operasional, Manajer

Teknik, dan Manajer Pemasaran.

A. Manajer Operasional

Manajer Operasional yaitu bertanggungjawab atas produksi barang atau

jasa perusahaan mulai dari membeli bahan baku, sampai proses pengelolaan

dan hasil akhir.

1. Kepala Unit Batu Ringan

a) Bertanggungjawab dan mengkoordinir semua kegiatan yang

berkaitan dengan proses pembuatan ataupun output batu ringan.

2. Koordinator Produksi

a) Bertanggungjawab dan mengkoordinir semua kegiatan produksi.

b) Bertugas dan bertanggungjawab atas tersedianya bahan baku yang

siap digunakan dalam proses produksi batu ringan.

Page 63: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

50

c) Bertugas dan bertanggungjawab atas terselesaikannya pekerjaan

borongan baik kepada PT. Bumi Sarana Beton maupun dari pihak

lain.

3. Kepala Unit Pracetak

a) Bertanggungjawab dan mengkoodinir bahan sebelum dicetak

menjadi batu ringan.

b) Mengontrol bahan sebelum dicetak menjadi batu ringan dan

memastikan kesiapan bahan untuk dicetak menjadi baru ringan.

c) Bertanggungjawab dalam Mengkoordinir dan mengawasi serta

memberikan pengarahan kerja.

4. Kepala Unit Crusher Lonjoboko

a) Bertangggungjawab dalam hal Penghancuran Bahan Untuk

pembuatan Batu ringan di daerah Lonjoboko.

5. Kepala Unit Crusher SBT

a) Bertanggungjawab dalam hal Penghancuran Untuk pembuatan Batu

ringan di Bagian SBT.

6. Kepala Unit Ready Mix

a) Bertugas dan bertanggungjawab dalam penjualan ready mix (beton

siap pakai), dan menetukan penjualan ready mix.

B. Manajer Tekhnik

Manajer tekhnik adalah mengawasi teknisi yang merancang mesin atau

proyek sipil, mengkoordinasikan produksi dan kontrol kualitas dan penelitian

dan pengembangan produk dan prosedur baru.

Page 64: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

51

1. Kepala Bagian Teknik

a) Bertanggungjawab atas tersedianya mesin, peralatan dan kebutuhan

listrik demi kelancaran produksi.

2. Kepala Bagian Pengembangan

a) Menyusun Anggaran didaerah pengembangan.

b) Merumuskan rencana pembangunan daerah pengembangan.

c) Mengadakan penelitian dalam pengembangan teknologi perusahaan.

3. Kepala Bagian R dan D

a) Bertanggungjawab untuk segala aktivitas research dan develovement

atau pengembangan di dalam perusahaan

b) Bertanggung jawab memastikan kualitas perfomansi dalam

perusahaan sesuai dengan standar yang telah di tetapkan perusahaan.

4. Kepala Bagian Maintenace

a) Bertanggungjawab dalam pemeliharaan mesin dan menjaga sistem

peralatan agar berjalan dengan baik.

b) Bertanggungjawab dan memelihara atau menjaga peralatan pabrik

dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian yang diperlukan agar

supaya terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan

sesuai dengan yang direncanakan.

C. Manajer Pemasaran

Manajer pemasaran yaitu menetapkan patner kerjasama, menetapkan

prospek/pelanggan yang akan dijadikan target pasar, menetapkan biaya yang

Page 65: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

52

diperlukan untuk kegiatan sesuai plafon yang telah ditetapkan, dan menilai

kinerja bawahan langsung

2. Direktur Keuangan

Direktur Kuangan adalah Menangani semua masalah yang menyangkut segi

dana, dengan cara merencanakan, mengatur dan mengawasi penerimaan dan

pengeluaran dana sehubungan dengan transaksi-transaksi yang terjadi,

Menyediakan informasi kepada bagian-bagian yang lain mengenai kedudukan

keuangan perusahaan, dan Mengevaluasi laporan tahunan.

Direktur Keuangan membawahi 3 (tiga) Manajer, yaitu Manajer Keuangan

Dan Umum, Manajer Keuangan, Dan Manajer SDM dan Umum.

A. Manajer Keuangan dan Umum

Manejer keuangan dan umum yaitu melakukan pencatatan transaksi

yang terjadi dalam suatu perusahaan, dan memberikan informasi mengenai

laporan keuangan bagi pihak intern maupun pihak estern yang membutuhkan

informasi tersebut.

Menajer keuangan dan umum membawahi kepala bagian keuangan dan

kepala bagian procurement.

1. Kepala Bagian Keuangan

a) Bertugas dan Bertanggung jawab atas penerimaan dan pembayaran

yang terjadi.

b) Melakukan dan membuat laporan perhitungan pajak.

Page 66: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

53

2. Kepala Bagian Procuremen.

a) Bertanggungjawab, merencanakan dan mengevaluasi pembelian

yang efektif dan efisien agar barang yang dibutuhkan selalu tersedia.

b) Bertanggungjawab dalam Melaksanakan pembelian chemical, spare

part, batu bara, dan kebutuhan lain untuk pemeliharaan mesin, alat

listrik, peralatan peralatan pabrik lainnya.

B. Manajer Keuangan

Manajer keuangan yaitu melakukan penagihan kepada pemberi kerja,

menerima pembayaran dari pemberi kerja, melakukan pembayaran ke

supplier¸ melakukan pembukuan, dan mengurusi kewajiban perpajakan

perusahaan.

Menajer Keuangan membawahi dua kepala bagain yaitu kepala bagian

Akunting dan kepala bagain Perpajakan.

1. Kepala Bagian Akunting

a) Bertanggungjawab jawab penuh atas departemen piutang,

departemen utang, departemen pajak, departemen persediaan,

departemen kas, departemen investasi, departemen penggajian,

departemen biaya dan inventory, departemen aktiva tetap, dan lain-

lain tergantung besar kecilnya entitas.

b) Bertanggung jawab atas kebenaran informasi akuntansi perusahaan

Page 67: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

54

2. Kepala Bagian Perpajakan

a) Bertanggungjawab atas kepada manager keuangan. Dan bertugas

mengkoordinir segala kegiatan yang berhubungan dengan

perpajakan.

b) Menyusun rencana perpajakan untuk optimalisasi pajak.

c) Menangani audit pajak dan menyusun budget tahunan bagian pajak.

C. Manajer SDM dan Umum

Merencanakan dan mengembangkan kebijakan dan sistem pengelolaan

SDM, serta mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan fungsi

manajemen SDM diseluruh perusahaan agar dapat menunjang dan

meningktkan kinerja SDM, dalam mencapai target SDM.

Manajer SDM dan Umum membawahi 2 (dua) kepala Bagian yaitu:

1. Kepala Bagian HI dan Umum

a) Bertanggungjawab dalam hubungan internasional SDM diseluruh

perusahaan - perusahaan.

2. Kepala Bagian Pengembangan SDM

a) Bertanggungjawab dalam pengembangan dan pengawasan SDM.

b) Bertanggungjawab dalam perencanaan/pengembangan karier dan

program-program pembinaan pekerjaan.

c) Bertanggungjawab dalam memberikan pelatihan-pelatihan

keterampilan.

Page 68: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

55

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

1. Penerapan Pajak Tangguhan pada PT. Bumi Sarana Beton

Untuk menerapkan pajak tangguhan, perusahaan seharusnya mengakui

seluruh konsekuensi pajak pada periode berjalan dan pada periode mendatang.

Tanggungjawab pengakuan konsekuensi pajak dapat dilakukan dengan

menghitung dan mengakui adanya pajak tangguhan (deferrend tax) atas “ficture

tax effects” dengan menggunakan “balance sheet liability method” atau asset

/liability method”.

PT. Bumi Sarana Beton telah menerapkan standar akuntansi mengenai

akuntansi pajak penghasilan. Perlakuan akuntansi yang dilakukan perusahaan ini

dalam mengakui konsekuensi perhitungan pajak adalah sebagai berikut:

1. Menghitung laba fiskal dan hutang pajak, laba fiskal didapatkan dari

perhitungan koreksi fiskal yang telah dilakukan perusahaan sebelumnya,

dengan demikian kemudian diketahuilah utang pajak kini perusahaan;

2. Menentukan kewajiban pajak tangguhan, perusahaan menentukan selisih

sementara antara perhitungan yang dilakukan perusahaan dengan perhitungan

yang dilakukan pihak fiskus, hal ini dilakukan dengan membandingkan

neraca menurut perusahaan dan neraca menurut peraturan perpajakan

(balance sheet liability method);

55

Page 69: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

56

3. Menghitung pajak terhutang dan beban pajak penghasilan, beban pajak

penghasilan dihitung dengan dikurangkan beban pajak kini dan beban pajak

tangguhan.

Berikut ini laporan neraca dari PT. Bumi Sarana Beton untuk tahun 2011

dan neraca tahun 2012.

Page 70: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

57

Neraca Per 31 DESEMBER 2011 PT. Bumi Sarana Beton

AKTIVA

PASSIVA

URAIAN JUMLAH URAIAN JUMLAH

AKTIVA LANCAR : HUTANG LANCAR :

Kas dan setara kas 973.433.461 Hutang Usaha/Biaya 19.303.998.046

Piutang Dagang 17.290.522.180 Hutang Pajak 705.842.250

Piutang Berelasi 10.332.118.357 Uang Muka penjualan 3.817.768.841

Piutang Lain -Lain + Kary. 780.307.459 Hutang Biaya 4.822.940.052

Persediaan Barang Dagang 13.290.110.737 Hutang Lain-Lain

-

Biaya Dibayar Dimuka 50.875.000

U.Muka Pembelian 252.165.000

U.Muka Pajak 608.958.666

JUMLAH AKTIVA LANCAR 43.578.490.860 JUMLAH HUTANG LANCAR 28.650.549.189

AKTIVA TETAP : HUTANG JANGKA PANJANG :

Tanah 6.070.847.280 Kewajiban J.Panjang Pihak Lain

36.439.885.051

Bangunan 1.660.951.896

Aktiva Tetap lainnya 47.773.495.856

Akumulasi Penyusutan & Amortisasi (26.599.911.193)

JUMLAH AKTIVA TETAP 28.905.383.839 JUMLAH HUTANG JANGKA PANJANG

36.439.885.051

AKTIVA LAIN-LAIN : EKUITAS :

Aktiva Lain – Lain 11.501.329.309 Modal Saham 7.000.000.000

11.501.329.309 Laba Tahun Lalu 9.524.559.591

Laba Tahun 2011 2.370.210.178

11.894.769.769

Jumlah Ekuitas

18.894.769.769

TOTAL AKTIVA 83.985.204.008 TOTAL PASSIVA 83.985.204.008

Page 71: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

58

Sesuai dengan tahapan penerapan yang dijalankan perusahaan langkah

pertama yaitu menghitung laba fiskal dan hutang pajak, hal ini dapat dilihat dari

laporan koreksi fiskal perusahaan tahun 2011 yang menampakkan:

Laba Komersial 679.501.496

Koreksi Fiskal :

Biaya administarsi dan Umum 133.940.304

Biaya Operasional 362.179.295

Bantuan dan Sumbangan 49.027.800

Jumlah Koreksi Fiskal 545.147.399

1.224.648.895

Pajak PPh 29 (25%) x 1.224.648.895 306.162.223,75

Jurnal

Beban pajak kini 306.162.223,75

Hutang PPh 306.162.223,75

Langkah selanjutnya yaitu menghitung pajak tangguhan dengan

mempertimbangkan beda sementara dari laba komersial dengan laba fiskal sesuai

dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 46 mengenai pajak

tangguhan beban pajak tangguhan di dapatkan dengan mengalikan persentasi

pajak dengan beda waktu oleh karena itu beban pajak tangguhan didapatkan :

Kewajiban pajak tangguhan tahun 2011 = beda sementara tahun 2011 x persentasi

tarif pajak badan.

Page 72: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

59

Diketahui = Beda Sementara 2011 = 774.907.470

Persentasi Tarif Pajak = 25 %

Beda waktu

Penyusutan aset sewa pembiayaan = 774.907.470

Estimasi manfaat karyawan = -

Jumlah beda waktu = 774.907.470

Persentasi tarif pajak = 25%

Beban pajak tangguhan = 193.727.868

Saldo awal kewajiban pajak tangguhan = 705.842.250

Jumlah kewajiban pajak tangguhan = 899.570.118

Jurnal Pajak Tangguhan

beban pajak tangguhan 899.570.118

kewajiban pajak tangguhan 899.570.118

Sesuai dengan tahapan penerapan yang dijalankan perusahaan langkah

selanjutnya yaitu menghitung pajak terhutang dan beban pajak terhutang dengan

mengurangkan beban pajak penghasilan beban pajak kini dan beban pajak

tangguhan yaitu

Beban Pajak Penghasilan = (705.842.250)

Beban Pajak Kini = (306.162.223,73)

Beban Pajak Tangguhan = ( 899.570.118)

Pajak Terhutang (499.890. 092)

Page 73: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

60

Jurnal

Pajak Terhutang 499.890. 092

Beban Pajak Tangguhan 499.890. 092

Page 74: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

61

AKTIVA

PASSIVA

URAIAN JUMLAH URAIAN JUMLAH

AKTIVA LANCAR : HUTANG LANCAR :

Kas dan setara kas 1.832.575.504 Hutang Usaha/Biaya 31.177.781.767

Piutang Dagang 40.853.799.301 Hutang Pajak 655.449.740

Piutang Berelasi 13.742.408.000 Uang Muka penjualan 12.421.170.031

Piutang Lain -Lain + Kary. 1.073.574.553 Hutang Biaya 6.059.426.476

Persediaan Barang Dagang 14.526.172.101 Lain-Lain

2.343.235.044

Biaya Dibayar Dimuka 9.416.667

U.Muka Pembelian 228.429.800

U.Muka Pajak 653.483.500

JUMLAH AKTIVA LANCAR 72.919.859.426 JUMLAH HUTANG LANCAR 52.657.063.058

AKTIVA TETAP : HUTANG JANGKA PANJANG :

Harga Perolehan 82.608.285.598 Kewajiban J.Panjang Pihak Lain 44.920.344.306

Akumulasi Penyusutan & Amortisasi (35.234.939.019)

JUMLAH AKTIVA TETAP 47.373.346.579 JUMLAH HUTANG JANGKA PANJANG 44.920.344.306

EKUITAS :

Modal Saham 15.000.000.000

AKTIVA LAIN-LAIN : Laba Tahun Lalu 11.894.769.769

Aktiva Lain – Lain 6.254.483.750 Laba Tahun 2012 2.075.512.623

13.970.282.391

6.254.483.750

Jumlah Ekuitas 28.970.282.391

TOTAL AKTIVA 126.547.689.755 TOTAL PASSIVA

126.547.689.755

Sesuai dengan tahapan penerapan yang dijalankan perusahaan langka

selanjutnya yaitu menghitung laba fiskal dan hutang pajak tahun 2012, hal ini

Neraca Per 31 DESEMBER 2012 PT. Bumi Sarana Beton

Page 75: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

62

dapat dilihat dari laporan koreksi fiskal perusahaan tahun 2012 yang

menampakkan :

Laba Komersial 655.449.740 Koreksi Fiskal :

Biaya administarsi dan Umum 281.304.920

Biaya Operasional 1.240.433.736

Jumlah Koreksi Fiskal 3.839.908.497

44.953.382.237

Pajak PPh 29 (25%) x 44.953.382.237 11.238.345.559,25

Jurnal

Beban pajak kini 11.238.345.559,25

Hutang PPh 11.238.345.559,25

Langkah selanjutnya yaitu menghitung pajak tangguhan dengan

mempertimbangkan beda sementara dari laba komersial dengan laba fiskal sesuai

dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 46 mengenai pajak

tangguhan beban pajak tangguhan di dapatkan dengan mengalikan persentasi

pajak dengan beda waktu oleh karena itu beban pajak tangguhan didapatkan :

Kewajiban pajak tangguhan tahun 2012 = beda sementara tahun 2012 x persentasi

tarif pajak badan.

Page 76: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

63

Diketahui = beda sementara 2012 = 83.646.496

persentasi tarif pajak = 25 %

Beda waktu

Penyusutan aset sewa pembiayaan = 83.646.496

Estimasi manfaat karyawan = -

Jumlah beda waktu = 83.646.496

Persentasi tarif pajak = 25%

Beban pajak tangguhan = 20.911.624

Saldo awal kewajiban pajak tangguhan = 655.449.740

Jumlah kewajiban pajak tangguhan = 676.361.364

Jurnal Pajak Tangguhan

beban pajak tangguhan 676.361.364

kewajiban pajak tangguhan 676.361.364

Sesuai dengan tahapan penerapan yang dijalankan perusahaan langkah

selanjutnya yaitu menghitung pajak terhutang dan beban pajak terhutang dengan

mengurangkan beban pajak penghasilan beban pajak kini dan beban pajak

tangguhan yaitu

Beban Pajak Penghasilan = (739.096.237)

Beban Pajak Kini = (11.238.345.559,25)

Beban Pajak Tangguhan = ( 676.361.364)

Pajak Terhutang (9.819.887.958)

Page 77: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

64

Jurnal

Pajak Terhutang 9.819.887.958

Beban Pajak Tangguhan 9.819.887.958

2. Penerapan akuntansi pajak tangguhan menurut PSAK No. 46

PSAK No. 46 adalah standar akuntansi yang mewajibkan perusahaan untuk

mengakui adanya konsekuensi pajak periode saat ini dan yang akan datang.

Berdasarkan hal tersebut, maka penerapan PSAK No. 46 yang dilakukan oleh PT.

Bumi Sarana Beton belum sepenuhnya melakukan standar ini.

Berikut ini koreksi fiskal tahun 2011:

Koreksi fiskal

Laba komersial 2.370.210.178

Koreksi fiskal:

Biaya adum 133.940.304

Biaya operasional 362.179.295

Bantuan dan sumbangan 49. 027.800

Selisih penyusutan 774.907.470

1.320. 054.869

Laba fiskal 3.690.265. 047

Pajak (PPh 29) 25% x3.690.265.047 922.566.261,8

Page 78: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

65

Jurnal

Beban pajak kini 922.566.261,8

Hutang pajak kini 922.566.261,8

Adapun koreksi fiskal koreksi fiskal PT. Bumi Sarana Beton untuk tahun

2012:

Koreksi fiskal

Laba komersial 2.370.210.178

Koreksi fiskal:

Biaya adum 281.304.920

Biaya operasional 1.240.433.736

Selisih penyusutan 83.646.496

1.605.385.152

Laba fiskal 3.975.595.330

Pajak (PPh 29) 25% x3.975.595.330

Jurnal

Beban pajak kini 993.898.832,5

Hutang pajak kini 993.898.832,5

Dari hasil analisis data Akuntansi Pajak Tangguhan menurut Perusahaan

dan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan maka terjadi perbedaan

perhitungan koreksi fiskal pada bantuan dan sumbangan.

Page 79: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

66

Berdasarkan perhitungan pajak tangguhan yang dilakukan sesuai dengan prosedur

penerapan PSAK No. 46, maka laporan keuangan PT Bumi Sarana Beton harus

disesuaikan. Pada laporan keuangan PT Bumi Sarana Beton, diketahui bahwa

bantuan dan sumbangan diakui sebagai beda waktu, oleh karena itu Kewajiban

pajak tangguhan yang diakui sebesar Rp. 676.361.364 maka dilakukan jurnal

penyesuaian yaitu :

Kewajiban pajak tangguhan Rp 725.389.164

Aktiva pajak tangguhan Rp 725.389.164

Page 80: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

67

BAB V1

PENUTUP

A. Kesimpulan

PT. Bumi Sarana Beton merupakan anak perusahaan dari PT. Hadji Kalla

yang telah menerapkan Pernayataan Standar Akuntansi Keuangan No. 46. Hal ini

dibuktikan dengan adanya Kewajiban Pajak Tangguhan pada laporan neraca. PT.

Bumi Sarana Beton pada tahun 2011 telah mengakui adanya kewajiban pajak

tangguhan akibat perbedaan temporer antara perhitungan perusahaan dengan

peraturan perpajakan. Berdasarkan prosedur yang dimiliki perusahaan, maka

didapatkan beban pajak tangguhan tahun 2011 Rp 899.570.118 sedangkan untuk

tahun 2012 kewajiban pajak tangguhan PT. Bumi Sarana Beton adalah sebesar Rp

676.361.364

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis data, perusahaan disarankan:

1. untuk melakukan jurnal penyesuaian dalam rangka mengakui konsekuensi

perhitungan perpajakan.

2. Perusahaan harus benar - benar memperhatikan setiap perbedaan pengakuan

antara pihak fiskus berdasarkan peraturan perpajakan dengan pihak

perusahaan berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

67

Page 81: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

68

DAFTAR PUSTAKA

Anastasia, Diana. 2009. Perpajakan Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Andi. Direktorat Jenderal Pajak, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun

2000 Tentang Pajak Penghasilan Sebagaimana Telah Diubah Terakhir

Dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008. Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Penerbit Alfabeta: Bandung. Febrianti, Gina. “Analisis Penerapan Akuntansi Pajak Tangguhan Pada Laporan

Keuangan PT. Bumi Sarana Utama.” Skripsi. Universitas Hasanuddin

Makassar. 2014 Gunadi. 2009. Akuntansi Pajak. Jakarta: Grasindo. Haharap, Sofyan S. 2006. Analisis Kritis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba

Empat. Hanafi, Mahmud M dan Abdul Halim. 2002. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta:

Salemba Empat. Harrison, Horngren, Thomas, Suwardy. 2013. Akuntansi Keuangan Edisi

Internasional Financial Reporting Standar. Jakarta: Penerbit Erlangga. Herawati. “ Analisis Penerapan PSAK No 46 Pada Laporan Keuangan PT. Prima

Karya Manunggal Kabupaten Pangkep.” Skripsi. Universitas

Muhammadiyah Makassar. 2014 Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Standard Akuntansi Keuangan. Jakarta:

Grasindo.

Jumingan. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers. Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers Jakarta. Mardiasmo. 2008. Perpajakan. Edisi revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Paradiat. 2007. Akuntansi Pajak. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Turi, La Ode (2011) Akuntansi Koperasi. Unhalu Perss 2011 Kendari.

Wahono, Sugeng. 2012. Mengurus Pajak Itu Mudah. Jakarta: Alex Media

Computindo.

Waluyo, Arisanti. 2011. Hukum Pajak dan Perpajakan. Jakarata: Salemba Empat.

Page 82: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

LAMPIRAN

Page 83: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

Neraca

Per 31 DESEMBER 2011 PT. Bumi Sarana Beton

AKTIVA

PASSIVA

URAIAN JUMLAH NO. URAIAN JUMLAH

AKTIVA LANCAR : I. HUTANG LANCAR :

Kas dan setara kas 973.433.461 Hutang Usaha/Biaya 19.303.998.046

Piutang Dagang 17.290.522.180 Hutang Pajak 705.842.250

Piutang Berelasi 10.332.118.357 Uang Muka penjualan 3.817.768.841

Piutang Lain -Lain + Kary. 780.307.459 Hutang Biaya 4.822.940.052

Persediaan Barang Dagang 13.290.110.737 Hutang Lain-Lain

-

Biaya Dibayar Dimuka 50.875.000

U.Muka Pembelian 252.165.000

U.Muka Pajak 608.958.666

JUMLAH AKTIVA LANCAR 43.578.490.860 JUMLAH HUTANG LANCAR 28.650.549.189

AKTIVA TETAP : II. HUTANG JANGKA PANJANG :

Tanah 6.070.847.280 Kewajiban J.Panjang Pihak Lain 36.439.885.051

Bangunan 1.660.951.896

Aktiva Tetap lainnya 47.773.495.856

Akumulasi Penyusutan & Amortisasi (26.599.911.193)

JUMLAH AKTIVA TETAP 28.905.383.839 JUMLAH HUTANG JANGKA PANJANG 36.439.885.051

AKTIVA LAIN-LAIN : III. EKUITAS :

Aktiva Lain – Lain 11.501.329.309 Modal Saham 7.000.000.000

11.501.329.309 Laba Tahun Lalu 9.524.559.591

Laba Tahun 2011 2.370.210.178

11.894.769.769

Jumlah Ekuitas 18.894.769.769

TOTAL AKTIVA 83.985.204.008 TOTAL PASSIVA 83.985.204.008

Makassar, 01 Mei 2016

Page 84: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

rencana lapor mei 2016 BLM LAPOR

PT.BUMI SARANA BETON NERACA

PER 31 DESEMBER 2012 PT. Bumi Sarana Beton

AKTIVA

PASSIVA

NO. URAIAN JUMLAH NO. URAIAN JUMLAH

I. AKTIVA LANCAR : I. HUTANG LANCAR :

Kas dan setara kas 1.832.575.504 Hutang Usaha/Biaya 31.177.781.767

Piutang Dagang 40.853.799.301 Hutang Pajak 655.449.740

Piutang Berelasi 13.742.408.000 Uang Muka penjualan 12.421.170.031

Piutang Lain -Lain + Kary. 1.073.574.553 Hutang Biaya 6.059.426.476

Persediaan Barang Dagang 14.526.172.101 Lain-Lain

2.343.235.044

Biaya Dibayar Dimuka 9.416.667

U.Muka Pembelian 228.429.800

U.Muka Pajak 653.483.500

JUMLAH AKTIVA LANCAR 72.919.859.426 JUMLAH HUTANG LANCAR 52.657.063.058

II. AKTIVA TETAP : II. HUTANG JANGKA PANJANG :

Harga Perolehan 82.608.285.598 Kewajiban J.Panjang Pihak Lain 44.920.344.306

Akumulasi Penyusutan & Amortisasi (35.234.939.019)

JUMLAH AKTIVA TETAP 47.373.346.579 JUMLAH HUTANG JANGKA PANJANG 44.920.344.306

III. EKUITAS :

Modal Saham 15.000.000.000

AKTIVA LAIN-LAIN : Laba Tahun Lalu 11.894.769.769

III. Aktiva Lain – Lain 6.254.483.750 Laba Tahun 2012 2.075.512.623

13.970.282.391

6.254.483.750

Jumlah Ekuitas 28.970.282.391

IV TOTAL AKTIVA 126.547.689.755 TOTAL PASSIVA 126.547.689.755

Makassar, 10 April 2013

Page 85: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

NERACA

PT. BUMI SARANA BETON PER 31 DESEMBER 2011

AKTIVA

PASSIVA

NO. URAIAN JUMLAH NO. URAIAN JUMLAH

I. AKTIVA LANCAR : I. HUTANG LANCAR :

Kas dan setara kas 973.433.461 Hutang Usaha/Biaya

19.303.998.046

Piutang Dagang 17.290.522.180 Hutang Pajak

705.842.250

Piutang Berelasi 10.332.118.357 Uang Muka penjualan

3.817.768.841

Piutang Lain -Lain + Kary. 780.307.459 Hutang Biaya

4.822.940.052

Persediaan Barang Dagang 13.290.110.737 Hutang Lain-Lain

-

Biaya Dibayar Dimuka 50.875.000

U.Muka Pembelian 252.165.000

U.Muka Pajak 608.958.666

JUMLAH AKTIVA LANCAR 43.578.490.860 JUMLAH HUTANG LANCAR

28.650.549.189

II. AKTIVA TETAP : II. HUTANG JANGKA PANJANG :

Tanah 6.070.847.280 Kewajiban J.Panjang Pihak Lain

36.439.885.051

Bangunan 1.660.951.896

Aktiva Tetap lainnya 47.773.495.856

Akumulasi Penyusutan & Amortisasi (26.599.911.193)

JUMLAH AKTIVA TETAP 28.905.383.839

JUMLAH HUTANG JANGKA PANJANG

36.439.885.051

AKTIVA LAIN-LAIN : III. EKUITAS :

III. Aktiva Lain – Lain 11.501.329.309 Modal Saham

7.000.000.000

11.501.329.309 Laba Tahun Lalu

9.524.559.591

Laba Tahun 2011 2.370.210.178

11.894.769.769

Jumlah Ekuitas 18.894.769.769

IV TOTAL AKTIVA 83.985.204.008 TOTAL PASSIVA

83.985.204.008

Makassar, 01 Mei 2016

Page 86: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

PT.BUMI SARANA BETON

LAPORAN LABA RUGI

PERIODE : JANUARI - DESEMBER 2011

No. URAIAN 2011 2011 FINAL 2011 NON FINAL

A. PEREDARAN USAHA

PENJUALAN 52.175.204.615 4.602.438.457 47.572.766.158

DISKON - - -

PENJAUALAN LAIN-LAIN NON PPN 33.453.150.104 - 33.453.150.104

TOTAL PENJUALAN KOTOR 85.628.354.719 4.602.438.457 81.025.916.262

Ongkos angkutan - - -

Potongan Penj/Discount/Komisi - - -

Pengembalian Penjualan - - -

PPN Tanpa Faktur - - -

Jumlah Potongan - - -

TOTAL PEREDARAN USAHA 85.628.354.719 4.602.438.457 81.025.916.262

B. HARGA POKOK PENJUALAN : -

PERSEDIAAN AWAL 3.136.109.309 - 3.136.109.309

BAHAN MATERIAL & BHN PEMBANTU 57.618.559.318 4.487.942.755 53.130.616.564

BAHAN MATERIAL, PASIR & BATU - - -

UPAH LANGSUNG 1.579.162.000 - 1.579.162.000

BIAYA OPERASIONAL 8.562.158.271 8.562.158.271

BIAYA PENYUSUTAN / DEPRESIASI 4.760.029.605 - 4.760.029.605

75.656.018.503 4.487.942.755 71.168.075.749

PERSEDIAAN AKHIR 3.389.537.949 - 3.389.537.949

TOTAL HPP 72.266.480.554 4.487.942.755 67.778.537.800

C. LABA BRUTO ( C=A-B) 13.361.874.165 114.495.702 13.247.378.462

D. BIAYA-BIAYA :

- BIAYA KARYAWAN 3.098.513.000 - 3.098.513.000

- BIAYA PENJUALAN 911.912.488 - 911.912.488

- BIAYA UMUM & ADMINISTRASI 3.166.437.438 - 3.166.437.438

- BIAYA & BUNGA BANK 4.320.406.758 - 4.320.406.758

JUMLAH BIAYA 11.497.269.684 - 11.497.269.684

E. LABA PENJUALAN ( C-D) 1.864.604.480 114.495.702 1.750.108.778

F. PENDAPATAN LAIN-LAIN :

- LAIN - LAIN PENDAPATAN 804.373.702 - 804.373.702

JUMLAH PENDAPATAN LAIN-LAIN 804.373.702 - 804.373.702

KOREKSI FISKAL :

KOREKSI POSITIF BY ADUM 133.940.304 - 133.940.304

KOREKSI POSITIF BY OPERASIONAL 362.179.295 - 362.179.295

BANTUAN & SUMBANGAN 49.027.800 - 49.027.800

JLH KOREKSI FISKAL 545.147.399 - 545.147.399

G. LABA SEBELUM PAJAK 3.214.125.581 114.495.702 3.099.629.878

- PAJAK 705.842.250

- PAJAK FINAL 138.073.154

H. LABA SESUDAH PAJAK 2.370.210.178

Page 87: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

PT.BUMI SARANA BETON LAPORAN LABA RUGI

PERIODE : JANUARI - DESEMBER 2012

2012 2012 FINAL 2012 NON FINAL

PEREDARAN USAHA

PENJUALAN READY MIX 80.471.863.470 35.976.654.585 44.495.208.885

DISKON - - -

PENJUALAN LAIN-LAIN NON PPN 22.673.974.231 - 22.673.974.231

TOTAL PENJUALAN KOTOR 103.145.837.701 35.976.654.585 67.169.183.116

Ongkos angkutan - - -

Potongan Penj/Discount/Komisi - - -

Pengembalian Penjualan - - -

PPN Tanpa Faktur - - -

Jumlah Potongan - - -

TOTAL PEREDARAN USAHA 103.145.837.701 35.976.654.585 67.169.183.116

HARGA POKOK PENJUALAN :

PERSEDIAAN AWAL 3.389.537.949 - 3.389.537.949

BAHAN MATERIAL & BHN PEMBANTU 74.242.563.229 31.958.069.133 42.284.494.095

UPAH LANGSUNG 2.012.987.000 - 2.012.987.000

BIAYA OPERASIONAL 13.782.597.068 3.081.061.902 10.701.535.166

BIAYA PENYUSUTAN / DEPRESIASI 7.876.930.713 - 7.876.930.713

101.304.615.959 35.039.131.035 66.265.484.923

PERSEDIAAN AKHIR 12.941.050.418 - 12.941.050.418

TOTAL HPP 88.363.565.541 35.039.131.035 53.324.434.505

LABA BRUTO ( C=A-B) 14.782.272.160 937.523.550 13.844.748.611

BIAYA-BIAYA :

- BIAYA KARYAWAN 3.689.240.500 - 3.689.240.500

- BIAYA PENJUALAN 920.891.807 - 920.891.807

- BIAYA UMUM & ADMINISTRASI 3.125.610.219 - 3.125.610.219

JUMLAH BIAYA 7.735.742.526 - 7.735.742.526

-

LABA PENJUALAN ( C-D) 7.046.529.634 937.523.550 6.109.006.085

PENDAPATAN LAIN-LAIN :

- LAIN - LAIN PENDAPATAN (BIAYA) 66.181.929 - 66.181.929

- (LABA) / RUGI SELISIH KURS - - -

JUMLAH PENDAPATAN LAIN-LAIN 66.181.929 - 66.181.929

- PENDAPATAN BUNGA 16.320.914 - 16.320.914

- BIAYA & BUNGA BANK (114.973.566) - (114.973.566)

- BIAYA & BUNGA LEASE (4.641.889.070) - (4.641.889.070)

- LAIN-LAIN - - -

KOREKSI FISKAL :

KOREKSI POSITIF BY ADUM 281.304.920 281.304.920

KOREKSI POSITIF BY OPERASIONAL 1.240.433.736 1.240.433.736

LABA SEBELUM PAJAK 3.893.908.497 937.523.550 2.956.384.948

- PAJAK - 739.096.237

- PAJAK FINAL 1.079.299.638

LABA SESUDAH PAJAK 2.075.512.623

Makassar, 18 Maret 2013

NERACA PER 31 DESEMBER

Page 88: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …
Page 89: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK …

RIWAYAT HIDUP

Noviyanti, lahir di Beringin Jaya 11 November 1993,

merupakan anak pertama dari dua bersaudara, pasangan

Ayahanda Nabawi dan Ibunda Wati. Memulai jenjang

pendidikan pertama di SD Negeri II Beringin Jaya pada

tahun 2000, kemudian melanjutkan pada tingkat

selanjutnya di Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Negeri I Bumi Raya pada tahun 2006. Lalu kemudian melanjutkan pendidikan

pada jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri II Bungku Barat

Jurusan Pertanian dengan Keahlian Argibisnis Produksi Tanaman pada tahun

2009. Setelah tamat dari SMK Negeri II Bungku Barat, penulis melanjutkan

pendidikan ke jenjang Universitas pada tahun 2012 mengambil Strata Satu (SI)

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar. Motivasi dalam hidup bekerja keras, rajin dan terus menjadi manusia

yang lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain.