SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan...

88
EKSISTENSI MANUSIA DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 30 – 33) SKRIPSI Diajukan kepada IAIIG Cilacap untuk melengkapi salah syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan Strata I dalam Ilmu Tarbiyah Oleh : NAMA : Abdul Malik NIM : 072322070 Program Studi : Pendidikan Agama Islam FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG) CILACAP 2010

Transcript of SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan...

Page 1: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

EKSISTENSI MANUSIA DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN DAN

IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

(Kajian Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 30 – 33)

SKRIPSI

Diajukan kepada IAIIG Cilacap untuk melengkapi salah syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan Strata I

dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh :

NAMA : Abdul Malik

NIM : 072322070

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG)

CILACAP

2010

Page 2: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

NOTA PEMBIMBING Cilacap, Juni 2010 H a l : Skripsi saudara Abdul Malik Lamp. : 7 Eksemplar. Kepada :

Yth. Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Imam Ghozali (IAIIG) di- Cilacap

Assalamu’alaikum War. Wab. Setelah saya memeriksa dan mengadakan koreksi seperlunya atas skripsi

saudara : Nama : Abdul Malik NIM : 072322070 Judul : EKSISTENSI MANUSIA DALAM PERSPEKTIF AL-

QURAN DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 30 – 33)

Dengan ini kami mohon agar skripsi atas nama tersebut di atas dapat

segera dimunaqosahkan. Demikian untuk menjadi maklum adanya. Wassalamu’alaikum War. Wab.

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Musa Ahmad,M.Si Mugi Raharjo, S.Ag NIK. 951 011 038 NIK. 951 011 105

Page 3: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah
Page 4: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

MOTTO

اسخري الناس انفعهم للن Artinya : “Sebaikk-baik Manusia, adalah manusia yang bermanfaat

bagi manusia lain.

Page 5: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Istri Tercinta

2. Anak-anakku Tersayang

Page 6: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

KATA PENGANTAR

دمبالحهللا ر فرلى أشع المالسالة والصو نيالمالعنيعمأج ابهحاصو هلى آلعو دمحا منديس نيلسرالم

Puji dan syukur kehadlirat Allah SWT, atas segala karunia, rahmat, taufiq,

hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi yang berjudul EKSISTENSI MANUSIA DALAM PERSPEKTIF AL-

QURAN DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM (k ajian

al-qur’an surat al-baqarah ayat 30 – 33) berjalan dengan baik dan lancar.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi

Muhammad Saw, sebagai pembawa berita dan tradisi-tradisi suci yang

membimbing ummat manusia kepada kehidupan yang penuh dengan keberkahan

yang di ridloi oleh Allah SWT.

Skripsi ini merupakan upaya maksimal penulis dalam rangka

mengembangkan kemampuan diri dan upaya memberikan konstribusi pemikiran

bagi khasanah ilmu pengetahuan dan upaya pengembangan konsep pendidikan

dan pengajaran sebagai bahan evaluasi menuju masa yang akan datang.

Dengan ketulusan hati penulis menyadari akan kekurangan, ketidak

sempurnaan skripsi ini, mengingat keterbatasan kemampuan penulis, namun

berkat bimbingan dan binaan dari semua pihak, dapat terselesaikan. Untuk itu

ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penulisan skripsi ini, terutama kepada yang terhormat :

Page 7: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

1. KH. Drs. Nasrulloh, Rektor Institut Agama Islam Imam Ghozali (IAIIG)

Cilacap yang telah memperjuangkan dan mengusahakan segala-galanya

sehingga penulis dapat mengakhiri perkuliahan dengan menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

2. Lumauridlo, S.Psi Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Imam

Ghozali (IAIIG) Cilacap,

3. Drs. Musa Ahmad, M.Si, sebagai pembimbing I.

4. Mugi Raharjo, S.Ag, sebagai pembimbing II

5. Para Dosen yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuannya kepada

penulis, baik di majelis/ forum perkuliahan maupun yang bersifat ekstra

perkuliahan.

6. Ayah, Ibu, kakak dan adik-adik penulis yang telah memberikan dukungan

moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan Studi Program

Sarjana Strata 1 di Fakultas Tarbiyah IAIIG Kesugihan Cilacap.

7. Rekan-rekan mahasisiwa civitas akademika di IAIIG kesugihan Cilacap yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang memberikan dukungan untuk

keberhasilan studi penulis.

Dengan ini penulis berharap, mudah-mudahan amal mereka diterima di

sisi Allah SWT. Selanjutnya seperti kata peribahasa “tiada gading yang tak

retak” maka tegur sampa dari para pembaca sangat penulis harapkan demi

penyempurnaan skripsi ini.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi yang sangat sederhana ini

dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumya.

Cilacap, Juni 2010

Penulis

ABDUL MALIK NIM. 072322070

Page 8: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

ABSTRAKSI

Abdul Malik (NIM. 072322070) Judul : Eksistensi Manusia Dalam Perspektif Al-Quran Dan Implementasinya Dalam Pendidikan Islam (Kajian Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 30 – 33)

Penelitian Ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami bagaimana eksisitensi manusia dan implementasinya dalam Pendidikan Islam prespektif Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 30 – 33.

Penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research), yakni berusaha untuk menguak secara konseptual tentang berbagai hal yang berkaitan dengan eksisitensi manusia dan implementasinya dalam Pendidikan Islam prespektif Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 30 – 33. Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah data-data yang diperoleh melalui buku-buku, penafsiran ahli tafsir yang didukung dengan hadits-hadits yang relevan. Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data yang dijadikan sebagai alat bantu dalam menganalisis masalah yang muncul, yaitu buku-buku yang ada relevansinya dengan eksisitensi manusia dalam Pendidikan Islam. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Interpretatif dan Metode Analisis Isi serta Metode Analitis, namun dalam prakteknya, penulis tidak mutlak menggunakan metode tersebut, penulis hanya mengkaji ayat-ayat al-Qur’an tersebut dengan menggunakan penafsiran dari para mufassir yang ada.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Eksistensi manusia dalam perspektif Al-Quran adalah merupakan perpaduan antara unsur jasmani dan unsur rohani atau antara unsur materi dan unsur immateri, yaitu perpaduan antara badan (sebagai unsur materi), akal dan ruh (sebagai unsur immateri). Implementasinya dalam pendidikan Islam adalah harus didasarkan pada cara pandang Al-Quran terhadap manusia yang secara eksistensial merupakan satu kesatuan yang utuh antara badan (sebagai unsur materi), akal dan ruh (sebagai unsur Immateri). Nilai pendidikan Islam terletak pada keseimbangan antara aspek pemikiran dan perasaan atau antara pikir dan dzikir.

Page 9: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ........................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... v

ABSTRAKSI ............................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .............................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................ 6

C. Tujuan ............................................................................... 6

D. Definisi Operasional ......................................................... 7

E. Telaah Pustaka ................................................................... 10

F. Sistematika Penulisan Skripi ............................................. 11

BAB II HAKIKAT PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian Pendidikan Islam .............................................. 15

B. Sumber dan Dasar Pendidikan Islam ................................. 20

C. Tujuan Pendidikan Islam.................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Pendekatan Penelitian ............................................... 32

B. Fokus dan Ruang Lingkup Penelitian ................................ 33

Page 10: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

C. Sumber Data ....................................................................... 33

D. Metode Analisis Data ......................................................... 33

BAB IV ANALISA EKSTENSI MANUSIA DALAM

PRESPEKTIF AL-QUR’AN SURAT AL-BAQARAH

AYAT 30 – 33 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM

PENDIDIKAN ISLAM

A. Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Baqarah 30 – 33 ...................... 36

1. Teks dan Terjemah Al-Qur’an Surat Al-Baqarah 30-

33 ................................................................................. 37

2. Penjelasan I’rab ........................................................... 37

3. Penjelasan Balaghah .................................................... 39

4. Tafsirul Mufradat ......................................................... 39

5. Munasabah .................................................................. 41

6. Penjelasan dan Isi Kandungan ..................................... 42

7. Isi dan Kandungan Al-Qur’an Surat Al-Insyirah ayat

5 – 8 ............................................................................. 53

B. Eksistensi Manusia dalam Prespektif QS Al-Baqarah 30 –

33 ........................................................................................ 54

1. Pengertian eksistensi Manusia ..................................... 54

2. Eksistensi Manusia dalam QS Al-Baqarah 30 – 33 ..... 57

C. Analisis Eksistensi Manusia dalam QS Al-Baqarah 30 –

33 ....................................................................................... 62

D. Implementasi Eksistensi Manusia Dalam Prespektif QS

Al-Baqarah 30 – 33 ............................................................ 68

Page 11: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................ 70

B. Saran-saran ......................................................................... 71

C. Kata Penutup ...................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 12: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia dalam perjalanan hidup dan kehidupannya pada dasarnya

mengemban amanah atau tugas-tugas kewajiban dan tanggung jawab

yangdibebankan Allah kepadanya agar dipenuhi, dijaga dan dipelihara sebaik-

baiknya.1

Di dalam Al-Quran juga dinyatakan bahwa manusia termasuk makhluk

yang siap dan mampu mengemban amanah ketika ditawari oleh Allah,

sementara makhluk lain enggan menerimanya, bahkan tidak siap atau tidak

mampu mengemban amanah tersebut. Sebagaimana firman Allah:

$ ‾ΡÎ) $oΨôÊ t� tã sπtΡ$ tΒ F{$# ’n? tã ÏN≡ uθ≈ uΚ¡¡9 $# ÇÚ ö‘F{ $#uρ ÉΑ$ t6 Éfø9 $#uρ š÷ t/r' sù βr& $ pκs]ù=Ïϑøts†

z ø)x�ô©r& uρ $ pκ÷]ÏΒ $ yγn=uΗxq uρ ß≈|¡ΡM}$# ( … çµ‾ΡÎ) tβ% x. $ YΒθè=sß Zωθ ßγ y_ ∩∠⊄∪

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikulamanah tersebut dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dandipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat dholim dan bodoh.(QS. Al-Ahzab:72)2

Di dalam Al-Quran banyak ditemukan gambaran yang membicarakan

tentang manusia dan makna filosofis tentang penciptaannya. Manusia

1Muhaimin, M.A., Paradigma Pendidikaaan Islam, Remaja Rosdakarya, Bandung,2002,

h. 19 2Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahnya, Kumudasmoro

Grafindo, Semarang, 1994, h. 680

Page 13: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

2

merupakan makhluk Nya yang paling mulia di antara makhluk-makhluk lain.3

Ia dijadikan Allah dalam sebaik-baik bentuk ciptaan, baik fisikmaupun

psikisnya,4 yang dilengkapi dengan akal dan pikiran serta potensi-potensi

dasar lainnya yang dapat dikembangkan dan diaktualisasikanseoptimal

mungkin. Karena itulah sudah selayaknya manusia menyandang tugas sebagai

khalifah Allah di bumi.5

Allah SWT berfirman :

øŒ Î)uρ tΑ$ s% š�•/u‘ Ïπ s3Í×‾≈ n=yϑù=Ï9 ’ÎoΤ Î) ×≅ Ïã%y ’Îû ÇÚö‘ F{$# Zπ x�‹Î=yz ( (# þθ ä9$s% ã≅ yè øgrBr& $ pκ� Ïù tΒ

߉š ø�ム$ pκ�Ïù à7Ï�ó¡o„ uρ u !$ tΒ Ïe$!$# ßøtwΥ uρ ßxÎm7 |¡çΡ x8ωôϑpt¿2 â Ïd‰s)çΡuρ y7 s9 ( tΑ$ s% þ’ÎoΤÎ) ãΝn=ôãr&

$ tΒ Ÿω tβθ ßϑn=÷ès? ∩⊂⊃∪ zΝ‾=tæuρ tΠ yŠ# u u !$ oÿôœF{$# $yγ ‾=ä. §ΝèO öΝåκyÎz÷tä ’n? tã Ïπs3Í× ‾≈ n=yϑø9 $# tΑ$ s)sù

’ÎΤθ ä↔Î6/Ρr& Ï!$ yϑó™r' Î/ ÏIω àσ‾≈ yδ βÎ) öΝçFΖä. tÏ%ω≈ |¹ ∩⊂⊇∪ (#θ ä9$ s% y7 oΨ≈ ysö6 ß™ Ÿω zΝù=Ïæ !$ uΖs9 āω Î)

$ tΒ !$ oΨtFôϑ‾=tã ( y7ΡÎ) |MΡr& ãΛÎ=yè ø9 $# ÞΟŠÅ3ptø: $# ∩⊂⊄∪ tΑ$ s% ãΠ yŠ$ t↔‾≈ tƒ Νßγ ÷∞Î;/Ρr& öΝÎηÍ←!$ oÿôœr' Î/ ( !$ £ϑn=sù

Νèδ r' t6/Ρr& öΝÎηÍ←!$ oÿôœr' Î/ tΑ$ s% öΝs9 r& ≅ è%r& öΝä3©9 þ’ÎoΤ Î) ãΝn=ôãr& |= ø‹ xî ÏN≡ uθ≈ uΚ¡¡9 $# ÇÚö‘ F{$#uρ ãΝn=÷ær& uρ

$ tΒ tβρ߉ö7 è? $ tΒ uρ öΝçFΨä. tβθãΚ çF õ3s? ∩⊂⊂∪

Artinya : (30) Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

(31) dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada

3Ibid., h. 435 4Ibid., h. 1076 5Muhaimin, M.A., Op.Cit., h.23

Page 14: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

3

Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"

(32) Mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

(33) Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka Nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka Nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" (QS. Al-Baqarah:30 - 33).

6

Dihadirkannya manusia di muka bumi ini bukanlah tanpa tujuan.7

Manusia sebagaimana dikatakan oleh Allah adalah sebagai “abdullah” dan

“khalifatullah” yang keduanya harus dilakukan dengan penuh tanggungjawab.

Manusia sebagai hamba Allah telah diposisikan sebagai khalifah Allah di

muka bumi, sebagai wakil Tuhan dalam mengatur dan memakmurkan

kehidupan di planet ini.8

Kehadiran manusia di muka bumi ini dalam pandangan al-Quran

minimal dapat dikupas dari tiga pandangan, yaitu :9

Pertama, manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah sebagai

hamba atau abdi-Nya. Ini membawa suatu Implikasi bahwa manusia dalam

keseluruhan hidupnya adalah dalam kerangka pengabdian kepada-Nya. Hal ini

sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-

Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menjadikan

6Departemen Agama Republik Indonesia, Op.Cit, 7Departemen Agama Republik Indonesia, op. Cit., h. 540 8Jamaludin Darwis, Dinamika Pendidikan Islam, dikutip dari buku; Paradigma

PendidikanIslam, Editor: Ismmail S.M., M.Ag.), Pustaka Religius, Yogyakarta, 2001, h. 321 9H.M. Chabib Thoha, M. A., dkk(Editor), Reformulasi Filsafat Pendidikan Islam, Pustaka

Pelajar, Semarang, 1996, h. 287.

Page 15: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

4

kamu dan orang-orang sebelum kamu”, Surat Adz-Dzariyat ayat56 : “Dan

tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi kepada-Ku”,

Surat At-Taubah ayat 3 :”Mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang

Maha Kuasa”, Surat Al-Bayyinah ayat 5 : “Dan mereka tidaklah disuruh

kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan ikhlas kepada-Nya dalam

menjalankan agama yang lurus.”

Kedua, manusia adalah “tangan panjang Tuhan” di muka bumi, selain

bertugas sebagai hamba-Nya, manusia adalah khalifah di muka bumi ini.

Sebagai seorang petugas (baca: khalifah) maka tentunya dalam hidup dan

kehidupannya manusia terikat dengan kewenangan dan tanggung jawab serta

pertanggungjawaban terhadap segala aktivitas kekhalifahannya. Sebagaimana

yang telah difirmankan oleh Allah dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 30:

“Sesungguhnya aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi”, surat Shad

ayat 26 : “Hai Dawud sesunguhnya Kami menjadikan kamu khalifah di muka

bumi”, dan masih banyak lagi ayat-ayat yang berbicara tentang hal itu.

Ketiga, kehadiran manusia di dunia adalah sementara dan kembali

kepada-Nya adalah suatu yang niscaya. Keberadaan dalam kesementaraan

inilah yang sering kali dilupakan manusia.

Untuk menunjang dalam melaksanakan tugas atau tanggung jawab

sebagaimana di atas, maka manusia telah dibekali dengan berbagai potensi

yang diperlukan dalam mengemban tugas dan fungsinya sebagai makhluk

Page 16: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

5

Allah di muka bumi.10

Di samping kelebihan atau kelemahan yang ada pada diri manusia

dibandingkan dengan makhluk lain, ia (manusia) juga menyandang

kekurangan atau kelemahan (baca: sifat negatif),11 di antaranya yaitu:

1. Bahwa manusia itu amat dholim dan bodoh. Sebagaimana firman Allah

dalam Al-Quran surat Al-Ahzab ayat 72 : “…Sesungguhnya manusia itu

amat dholim dan bodoh.” Sifat dholim dan bodoh ini misalnya suka

menganiaya diri sendiri, suka membangkang, tidak proporsional

meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya, tidak mau taat pada Allah

danrasul-Nya. Sehingga merugikan diri sendiri. Bila sifat-sifat ini tidak

diarahkan, diluruskan, maka akan menimbulkan mala petaka, baik bagi

dirinya, masyarakat maupun lingkungan hidupnya.

2. Manusia adalah makhluk yang lemah, tidak mempunyai daya dan

kekuatan sendiri melainkan hanya Allah yang memberikan daya dan

kekuatan.12 Karena itu tidak sepantasnya untuk berlaku sombong, karena

kesombongan itu cermin kekerdilan diri.

3. Manusia adalah makhluk yang banyak menentang dan membantah ajaran

Allah yang telah menciptakannya dan memberinya nikmat.13 Ia telahdiberi

alat-alat potensial seperti: panca indra, akal fikiran dan lain-lain.Akan

tetapi justru digunakan untuk menentang dan membantah kebenaran ajaran

Tuhannya.

10Samsul Nizar, M.A., Filsafat Pendidikan Islam; Pendekatan historis, teoritis dan

praktis, Ciputat Pers, Jakarta, 2002, h.1 11Murtadha Mutahhari, Manusia dan Agama, Mizan, Jakarta, 1984,. h. 117-124 12Departemen Agama Republik Indonesia, op. Cit., h. 122 13Ibid., h. 452.

Page 17: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

6

4. Di samping yang telah disebutkan di atas, manusia juga bersifat tergesa-

gesa, mudah lupa dan banyak salah,14 sering mengingkari nikmat,15

sertamengingkari kebenaran ajaran Allah.16 Di samping itu manusia

mudahgelisah dan banyak keluh kesah serta sangat kikir,17 dalam arti

manusiaitu mudah cemas dan tidak tabah menghadapi musibah, bahkan

bisakehilangan keseimbangan mental bila ditimpa musibah, dan lain-lain.

Dengan adanya berbagai sifat negatif atau kelemahan-kekuranganyang ada

pada diri manusia itu, maka akan menyadarkan dia untuk lebih

memperhatikan eksistensi dirinya yang serba terbatas. Lalu bagaimana

agarmanusia mampu menunaikan amanahnya baik sebagai hamba maupun

sebagai khalifah di muka bumi ini dengan segala kekurangan dan

kelebihannya itu ?

Bertitik tolak dari realitas karakteristik yang ada pada diri manusia

sebagaimana yang telah disebutkan di atas bahwa di samping kelebihan yang

ada pada diri manusia ia juga hadir dengan segala kekurangannya, maka

pendidikan menjadi kebutuhan yang niscaya bagi manusia. Dengan demikian,

Pendidikan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari hidup dan kehidupan

manusia. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh John Dewey bahwa

pendidikan merupakan kebutuhan hidup manusia, membimbing dan

mengarahkan pertumbuhan– aktualisasi potensi yang ia miliki.18 Atau dengan

kata lain sebagaimana yang dikutip oleh H.M. Malik Fajar bahwa pendidikan

14H. R. Turmudzi dan Ibnu Majjah 15Departemen Agama Republik Indonesia, Op. Cit., h. 521 16Ibid., h. 437 17Ibid., h. 439, 974 18Jalaluddin, Teologi Pendidikan, Grafindo Persada, Jakarta, 2000, h. 65

Page 18: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

7

itu bertujuan untuk mempersiapkan kader-kader (baca: manusia) sebagai

khalifah Allah, sehingga secara fungsional keberadaannya menjadi pemeran

utama terwujudnya tatanan dunia yang rahmatan lil alamin.19

Agar pendidikan berhasil dalam prosesnya, maka pemahaman tentang

konsep penciptaan manusia dan fungsi penciptaannya dalam alam semesta

harus sepenuhnya diakomodasikan dalam perumusan teori-teori Pendidikan

Islam, baik melalui pendekatan kewahyuan, keilmuan maupun rasional

filosofis.20

Bertitik tolak dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk

mengkaji tentang eksistensi manusia dalam perspektif Al-Quran dan

bagaimana implementasinya dalam Pendidikan Islam.

B. Definisi Operasional

Untuk menghindari agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap

judulskripsi ini, maka penulis perlu memberi pengertian dan batasan dari

istilah-istilah yang digunakan dalam judul skripsi ini.

1. Eksistensi

Eksistensi artinya wujud atau keberadaan.21Manusia baik sebagai

makhluk individu maupun sebagai makhluk tuhan atau baik sebagai subjek

(khalifah fil ardi) maupun sebagai objek (hamba) yang tunduk kepada

perintahNya.

19H M. Malik Fajar, Reorientasi Pendidikan Islam, Yayasan Pendidikan Islam Fajar

Dunia, Jakarta, 1999, h. 36 20Samsul Nizar, M. A., op. Cit., h. 23. 21Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai

Pustaka, Jakarta, 1990, h. 221

Page 19: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

8

2. Manusia

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis,

rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis,

manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk

manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi

otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan

menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama,

dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk

hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain.

Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan

penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk

serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan

kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk

dukungan satu sama lain serta pertolongan.22

3. Perspektif al-Quran

Perspektif artinya sudut pandang, pandangan.23

al-Quran adalah

bentuk masdar yang mempunyai arti isian maf’ul yang berarti dibaca (al

Magru) atau disebut al-Kitab. Juga mempunyai arti isian maf’ul yang

mempunyai arti juga yang dibaca (Al Maktub) para ahli usul biasa

memakai nama Al Kitab sebagai nama al-Qur’an dan mengenai hal ini ahli

fikih memberikan definisi al-Kitab adalah al-Qur’an yaitu lafadz arab yang

diturunkan kepada nabi Muhammad SAW yang dipindahkan dengan jalan

22 http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia 23Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, op.cit, h. 378

Page 20: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

9

mutawatir dan itu diturunkan di dua tahap (di Makkah dan Madinah) yang

dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhir surat annas.24Perspektif al-

Quran berarti menurut sudut pandang Al-Quran.

4. Implementasinya dalam pendidikan Islam

Implementasi adaah pelaksanaan; penerapan: pertemuan kedua ini

bermaksud mencari bentuk tertentu, hal yang disepakati

dulu; mengimplementasikan yakni melaksanakan; menerapkan.25

Implentasi terhadap pendidikan Islam berarti penerapan atau

pelaksanaan dengan pendidikan Islam. Dalam hal ini bagaimana

penerapan dari perspektif al-Quran tentangeksistensi manusia dalam

pendidikan Islam.

Adapun yang dimaksud pendidikan Islam menurut Hasan

Langgulung adalah: “Proses penyiapan generasi muda untuk mengisi

peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai–nilai Islam yang

diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik

hasilnya di akhirat.26Atau secara filosofis didefinisikan oleh Moh. Natsir,

bahwa pendidikan adalah suatu pimpinan jasmani dan ruhani menuju

kesempurnan dan kelengkapan arti kemanusiaan dan arti manusia yang

sesungguhnya.27 Disini pendidikan Islam merupakan sesuatu proses

pembentukan individu berdasarkanajaran-ajaran Islam yang diwahyukan

24Syeh Muhammad Ali Ashabuni, Iktisar Ulumul Qur’an Praktis, (Jakarta: Pustaka

Amani, 1990), hlm 11. 25 http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php 26Prof. Dr. Hasaan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, al-

Ma’ruf, Bandung, 1980, h.94 27Azyumardi Azra, Pendidikan Islam; tradisi dan modernisasi menuju milenium baru,

Logos Waacana Ilmu, Jakarta, 1999, h.4

Page 21: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

10

Allah kepada Muhammad S.A.W. Melalui proses mana individu dibentuk

agar dapat mencapai derajat yang tinggi sehingga iamampu menunaikan

tugasnya sebagai khalifah Allah di muka bumi, yang dalam kerangka lebih

lanjut mewujudkan kebahagiaan di dunia dan diakhirat.28

5. Kajian

Berasal dari kata dasar kaji : pelajaran, penyelidikan, hasil

mengkaji. Adapun mengkaji adalah belajar, mempelajari, memeriksa,

menyelidiki, memikirkan, dan menelaah, yang kemudian cara, proses,

perbuatan mengkaji penelaahanya disebut pengkajian. Atau bisa dipahami

penelaahan terhadap sesuatu obyek untuk memperoleh pengertian yang

tepat dan pemahaman arti dan bisa juga untuk memecahkan masalah

dengan metode yang konsisten untuk mencapai pengertian tentang

prinsip-prinsip dasarnya.29

6. Surat Al-Baqarah

Surat al-Baqarah terdiri dari 286 ayat, termasuk surat Madaniyah

dan merupakan surat yang ke -2 dalam susunan al-Quran. Surat ini

dinamai al-Baqarah karena di dalamnya disebutkan kisah penyembelihan

sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani Israil, dimana dijelaskan

watak orang Yahudi pada umumnya. Surat ini juga dinamai dengan

Futhatil Qur’an (puncak al-Quran ) karena memuat beberapa hukum yang

tidak disebutkan dalam surat lain. Dinamai juga surat alif lam mim.30

28Ibid, h.5 29Departemen pendidikan dan Kebudayaan, op. Cit., h 431 30Departemen Agama, op. Cit., h 7

Page 22: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

11

C. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang pemikiran di atas, ada dua

pokokpermasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini, yaitu :

1. Bagaimana eksistensi manusia dalam perspektif Al-Quran surat Al-

Baqarah ayat 30 – 33 ?

2. Bagaimana implementasinya dalam Pendidikan Islam ?

D. Tujuan Penelitian

Berangkat dari permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui dan memahami bagaimana eksisitensi manusia dalam

perspektif Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 30- 33.

2. Mengkaji bagaimana implementasi dari perspektif Al-Quran tentang

eksisitensi manusia – dalam Pendidikan Islam.

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan :

1. Dapat memberikan sumbangan yang bernilai ilmiah bagi pengembangan

ilmu pengetahuan.

2. Dapat menghasilkan rumusan tentang eksistensi manusia dalam perspektif

Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 30- 33.

3. Dapat dijadikan sebagai pedoman atau pegangan bagi pendidik atau siapa

saja yang berkecimpung di tengah-tengah kehidupan sosial masyarakat

dan dunia pendidikan.

Page 23: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

12

4. Telaah Pustaka

Penelitian atau kajian tentang manusia telah banyak dilakukan oleh

para tokoh. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh M. Yasir Nasution alam

bukunya yang berjudul “Manusia Menurut Al-Ghozali”, ia telah menguraikan

beberapa pokok bahasan yang berkaitan dengan masalah manusia, yaitu

:hakikat dan struktur keberadaan manusia dalam pandangan al-Ghozali dan

alasan yang mendasari pandangan itu ; potensi yang paling esensial di dalam

struktur keberadaan manusia ; kemampuan manusia untuk mengetahui

danmewujudkan perbuatannya berdasarkan potensi yang dimilikinya;

kesempurnaan manusia dan jalan yang harus ditempuh untuk mencapainya ;

dan pembahasan tentang hubungan antara substansi material manusia (badan)

dan substansi immaterialnya (jiwa). 31

Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Ali Isa Othman yang mengkaji

manusia secara filosofis dengan berpijak pada al-Quran dan al-Hadis. Dalam

kajian itu beliu telah menguraikan secara rinci dan detail tentang hakikat

manusia. Mungkinkah dengan segala potensinya manusia mampu mencapai

tingkatan tertinggi, insan kamil yaitu manusia yang telah betul-betul ma’rifat

kepada Allah?. Berangkat dari persoalan yang mendasar inilah beliau

melakukan kajian tentang manusia.32

Akan tetapi ia belum secara luas menguraikan konsekuensi dari

keberadaan manusia di muka bumi dengan segala potensi yang ia miliki.Masih

banyak lagi penelitian tentang manusia yang tidak bisapenulis uraikan di sini.

31M. Yasir Nasution, Manusia Menurut al-Ghozali, Rajawali, Jakarta, 1988 32Manusia Menurut al-Ghozali, diterjemahkandari The Consept of man in Islam in the

Writings of al-Ghozali, karangan Ali Issa Othman, terbitan Darul Ma’rif, Kairo, 1960

Page 24: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

13

Bertitik tolak dari dua penelitian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji

tentang eksistensi manusia dalam perspektif al-Quran, kemudian akan penulis

kaji bagaimana implementasinya dalam pendidikan Islam.

5. Sistematika Penulisan Skripsi

Dalam penulisan skripsi ini, Penulis membagi ke dalam lima bab, yaitu

bab pertama taitu Pendahuluan, bab kedua tentang Eksistensi Manusia dalam

Perspektif al-Quran surat al-Baqarah ayat 30-33, bab ketiga tentang Hakikat

Pendidikan, bab keempat adalah Analisa Terhadap Q.S. Al-Baqarah : 30 – 33

dan implementasinya. Kemudian bab terakhir adalah penutup.

Bab pertama pendahuluan diuraikan gambaran umum pembahasan

skripsiyang meliputi : (A). Latar Belakang Masalah, (B). Rumusan Masalah,

(C). Tujuan Penulisan Skripsi, (D). Definisi Operasional (E). Telaah Pustaka

dan (F). Sistematika Penulisan Skripsi.

Bab kedua pembahasan tentang Eksistensi Manusia dalam Perspektif

al-Quran surat al-Baqarah ayat 30 – 33, dalam bab ini akan dibahas tentang :

(A). Tafsir al-Quran suratal-Baqarah : 30 – 33, (B). Eksistensi Manusia dalam

PerspektifQ.S. Al-Baqarah : 30 – 33 yang meliputi (1) Pengertian Eksistensi

Manusia, (2) Eksistensi Manusia dalam Perspektif Q.S. Al-Baqarah : 30 - 33.

Bab ketiga pembahasan tentang Hakikat Pendidikan Islam, dalam bab

ini akan diuraikan tentang : (A). Pengertian pendidikan Islam, (B). Sumber

dan dasar pendidikan Islam, (C). Tujuan Pendidikan Islam

Bab keempatadalah Analisa Terhadap Q.S. Al-Baqarah : 30 – 33,

Implementasinya dalam Pendidikan Islam.Bab ini merupakan bab analisa yang

Page 25: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

14

akan menguraikan eksistensi manusia dalam perspektif al-Quran surat al-

Baqarah : 30 - 33, implementasinya dalam pendidikan Islam dengan sub

pokok bahasan sebagai berikut : (A). Analisa terhadap Q.S Al-Baqarah : 30 -

33 (B). Implikasi Eksistensi Manusia dalam Perspektif Q.S. Al-Baqarah : 30 –

33 terhadap Pendidikan Islam.

Bablima atau terakhir adalah Penutup meliputi : (A). Kesimpulan,

(B). Saran-saran dan (C). kata penutup

Page 26: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

15

BAB II

HAKIKAT PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian Pendidikan Islam

Secara umum konsep pendidikan Islam mengacu pada makna asal kata

yang membentuk kata pendidikan itu sendiri dalam hubungannya dengan

ajaran Islam. Dalam hal ini akan dirunut hakikat pendidikan Islam yang

sekaligus menggambarkan apa yang dimaksud dengan pendidikan menurut

pengertian secara umum.

Ada tiga istilah yang lazim digunakan dalam pendidikan Islam, yaitu

tarbiyah, ta’lim, ta’dib.1 Dalam penggunaannya terdapat perbedaan di antara

para pakar. Misalnya Ahmad Tafsir lebih condong pada istilah tarbiah,2

sementara Syed Naquib al-Attas lebih condong pada istilah ta’dib. Naquib al-

Attas, Konsep Pendidikan Islam (terj. Haidar Baqir), Mizan, Bandung, 1986,

h.60. Naquib al-Attas, Konsep Pendidikan Islam (terj. Haidar Baqir), Mizan,

Bandung, 1986, h.60. 3 Berbeda halnya dengan Azyumardi Azra, menurut

beliau pengertian pendidikan dengan seluruh totalitasnya dalam konteks Islam

inheren dalam konotasi istilah tarbiyah, ta’lim dan ta’dib yang harus dipahami

secara bersama-sama.Ketiga istilah tersebut mengandung makna yang amat

dalam, menyangkut manusia dan masyarakat serta lingkungan yang dalam

hubungannya dengan Tuhan saling berkaiatan satu sama lain. Menurut beliau

1 Jalaluddin, Teologi Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001, h. 70. 2 Ahmad Tafsir, Metode Khusus Pendidikan Islam, Remaja Rosda Karya, Bandung,

1997, h. 109

Page 27: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

16

istilah-istilah itu pulayang sekaligus menjelaskan ruang lingkup pendidikan

Islam; formal, informal dan nonformal.4

Dari ketiga istilah tersebut yang berkembang dan populer digunakan

dalam masyarakat secara umum adalah tarbiyah. Salah satu bentuk

penggunaannya terlihat pada penamaan fakultas-fakultas pendidikan dengan

Kulliyyah al-Tarbiyah ( التربية كلية ) yang di Indonesia disebut dengan

Fakultas Tarbiyah.5

Istilah tarbiyah bisa dilihat dari beberapa akar kata, antara lain pertama

raba-yarbu ( يربو - ربا ) yang berarti bertambah dan tumbuh.6 Kedua

rabiya- yarba ( يريب - ريب ) yang berarti mendidik dan mengasuh.7 Ketiga

rabba-yarubbu ( يرب - رب ) yang berarti memperbaiki, mengasuh,

memimpin, menjaga dan memelihara.8 Firman Allah yang mendukung istilah

ini antara lain : قلصغريا ربياين كما ارمحهما رب و Artinya : “…Dan

ucapkanlah : Wahai Tuhanku, kasihanilah mereka keduanya sebagaimana

mereka mendidikku di waktu kecil.”9

Adapun pengertian pendidikan Islam, oleh para pakar antara lain

didefinisikan sebagai berikut :

3. Naquib al-Attas, Konsep Pendidikan Islam (terj. Haidar Baqir), Mizan, Bandung, 1986,

h.60. 4 Azyumardi Azra, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi menuju Millenium Baru

Logos Wacana Ilmu, Jakarta, 1999, h. 4 –5 5 Herry Noor Aly, Ilmu Pendidikan Islam, Logos Wacana Ilmu, Jakarta, 1999, h. 3-5 6 Munjid, Darul Masyriq, Beirut, t.TH, h. 247 7 ibid 8 Ibid 9 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahnya, Kumudasmoro

Grafindo, Semarang, 1994, h. 428

Page 28: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

17

1. Menurut Ahmad D. Marimba

Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si

pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju

terbentuknya kepribadian yang utama.10

2. Menurut Dr. Ahmad Tafsir

Pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dalam segenap aspek.11

3. Menurut Langeveled

Pendidikan adalah suatu bimbingan yang diberikan orang dewasa kepada

anak yang belum dewasa untuk mencapai tujuan yaitu kedewasaan.12

4. Menurut UU RI No. 20 / 2003 tentang SISDIKNAS

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdsan, akhlak mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.13

5. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku sesorang atau

kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

10 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Al-Maarif, Bandung,

1989,h. 18 11 Dr. Ahmad Tafsir, Methodologi Pengajaran Agama Islam, Remaja Rosda Karya,

Bandung, 1997, h. 6 12 Drs. H. Burhanuddin Salam, Pengantar Paedagogig (Dasar-dasar Ilmu Pendidikan),

Rineka Cipta, Jakarta, 1997, h. 3-4 13 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab I Pasal 1 Ayat 1

Page 29: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

18

pengajaran dan pelatihan.14

Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami, pendididkan adalah

suatu proses atau usaha yang dilakukan secara sadar untuk memberikan

bimbigan atau pengarahan terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak

menuju kesempurnaan dan kelengkapan arti kemanusiaan. Atau dengan

katalain menuju terbentuknya manusia yang dewasa, memiliki ketrampikan,

keahlian yang sempurna dengan kepribadian atau akhlak yang utama.

Sementara Pendidikan Islam mengutip pendapat para ahli didefinisikan

sebagai berikut :

1. Menurut Yusuf Qardawi

Pendidikan Islam adalah Pendidikan manusia seutuhnya; akal dan hatinya,

jasmani dan rohaninya, akhlak dan ketrampilannya.15

2. Menurut Hasan Langgulung

Pendidikan Islam adalah Suatu proses penyiapan generasi muda untuk

mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang

diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik

hasilnya di akhirat. Lebih lanjit ia menjelaskan bahwa pendidikan Islam

dalam pengertian di atas merupakan suatu proses pembentukan individu

berdasarkan ajaran Islam yang diwahyukan Allah kepada Muhammad

melalui proses mana individu dibentuk agar dapat mencapai derajat yang

tinggi sehingga ia mampu menunaikan tugasnya sebagai kholifah di bumi

14 Tim Penyusun Kamus pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departeman

Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1994, h.232 15 Prof. Dr. Yusuf Qardawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al-Banna (terj.),

Page 30: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

19

yang dalam kerangka lebih lanjut mewujudkan kebahagiaan di dunia dan

akhirat.16

3. Menurut Drs Ahmadi

Pendidikan Islam adalah Segala usaha untuk mengembangkan dan

memelihara fitrah manusia serta sumber daya insani yang ada padanya

menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan

norma Islam.17

4. Menurut Ahmad D. Marimba

Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani menuju kepada

terbentuknya kepribadian yang utama menurut ukukran-ukuran Islam.18

5. Menurut al-Thoumi al-Syaibany

Pendidikan Islam adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta

didik pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya. Proses

tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai suatu

aktivitas asasi dan profesi di antara sekian banyak profesi asasi dalam

masyarakat.19

Dari beberapa definisi di atas, secara umum pendidikan Islam dapat

didefinisikan sebagai suatu proses atau usaha yang dilakukan secara sadar

untuk membina, mengarahkan dan mengembangkan secara optimal fitroh atau

Bulan Bintang, Jakarta, 1980, h.39 16 Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, Al-Ma’arif,

Bandung, 1980, h. 94. 17 Drs. Ahmadi, Islam sebagai paradigma Ilmu pendidikan, Aditya Media, Yogyakarta,

1992, h. 28. 18 Ahmad D. Marimba, op. Cit.,h. 23. 19 Al-Thoumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam (terj. Hasan langgulung), Bulan

Bintang Jakarta, 1979, h. 399.

Page 31: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

20

potensi manusia dalam segenap aspek, baik jasmani maupun rohani

berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam untuk memperoleh kebahagiaan hidup

didunia dan akhirat dengan memerankan fungsinya sebagai Abdullah dan

khalifatullah.

B. Sumber Dan Dasar Pendidikan Islam

1. Sumber Pendidikan Islam

Menurut al-Thoumy al-Syaibany, sumber dari sitem Islami adalah

Quran dan Sunah Rasul SAW. Maka Pendidikan Islam pun harus

bersumber pada Al-Quran dan Sunah Rasul SAW. Kedudukan Al-Quran

sebagai sumber pokok pendidikan Islam dapat dipahami dari ayat Al-

Qur’an itu sendiri.20 Firman Allah :

!$ tΒ uρ $ uΖø9 t“Ρr& y7 ø‹ n=tã |=≈ tGÅ3ø9 $# āω Î) t Îit7 çFÏ9 ÞΟ çλ m; “ Ï%©!$# (#θ à�n=tG÷z$# ϵŠÏù � “Y‰èδ uρ ZπuΗ÷q u‘uρ

5Θ öθ s)Ïj9 šχθãΖÏΒ ÷σム∩∉⊆∪

Artinya : “Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Quran) inimelainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka perselisihan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum tang beriman. (Q.S. An-Nahl : 64).21

Sumber yang kedua yaitu As-Sunnah. Amalan yang dikerjakan

oleh Rasulullah SAW dalam proses perubahan hidup sehari-hari, menjadi

sumber utama pula dalam pendidikan Islam karena Allah telah menjadikan

Muhammad sebagai teladan bagi umatnya.22 Firman Allah :

20 H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta, 2002, h. 55 21 Departemen Agama Republik Indonesia, op. Cit., h. 411 22 Ramayulis, op. Cit., h. 56

Page 32: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

21

ô‰s)©9 tβ% x. öΝä3s9 ’Îû ÉΑθ ß™u‘ «!$# îοuθ ó™é& ×π uΖ|¡ym

Artinya : ’"Sesungguhnya di dalam diri Rasulullah itu kamu dapat menemukan teladan yang baik." ( Q.S. Al-Ahzab : 21)23

2. Dasar-Dasar Pendidikan Islam

Yang dimaksud dengan Dasar Pendidikan Islam adalah wawasan

tajam terhadap sistem hidup Islam yang sesuai dengan kedua sumber

pokok (Quran dan Sunnah ), yang menjadi dasar bagi perumusan tujuan

dan pelaksanaan Pendidikan Islam, Menurut Abidin Ibnu Rusn, ada

beberapa nilai fundamental dalam sumber pokok ajaran Islam yang harus

dijadikan dasar bagi pendidikan Islam, yaitu :24 Aqidah, Akhlak,

Penghargaan kepada akal, Kemanusiaan, Keseimbangan, dan Rahmat

bagi seluruh alam (Rahmatan lil’alamin).

Ini artinya bahwa pendidikan Islam dalam perencanaan,

perumusan, dan pelaksanaannya pada pembentukan pribadi yang

berakidah Islam, berakhlak mulia, berpikiran bebas, untuk mengarahkan

dan mengembangkan potensi manusia secara terpadu tanpa ada pemisahan.

Seperti aspek jasmani dan rohani, akal dan hati, individu dan sosial,

duniawiah dan ukhrowiah,dan seterusnya. Karena pendidikan Iskam itu

mengarah pada pembentkan insan pari purna (insan kamil) yakni yang

dapat menjadi rahmatan lil’alamin, mampu memerankan fungsinya

sebagai Abdullah dan kholifatullah.25

23 Departemen Agama Republik Indonesia, op. Cit., h. 670 24 Abidin Ibn Rusn, Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta, 1998., h. 132 25 Ibid., h. 133.

Page 33: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

22

C. Tujuan Pendidikan Islam

Yang dimaksud dengan tujuan pendidikan Islam adalah perubahan

yang diingini yang diusahakan oleh proses pendidikan atau usaha pendidikan

untuk mencapainya.26 Tujuan Pendidikan merupakan masalah sentral dalam

proses pendiddikan. Hal itu karena tujuan pendidikan mengarahkan perbuatan

mendidik, sehingga tujuan pendididkan harus dirumuskan secara jelas.27 Omar

Al-Taomy Al-Syaibani dalam bukunya Falsafah pendidikan Islam mengatakan

bahwa ada delapan prinsip dalam mengembangkan tujuan Pendidikan Islam,

yaitu :

1. Prinsip Universal

Dalam merumuskan tujuan Pendidikan Islam seharusnya memperhatikan

seluruh aspek kehidupan yang mengitari kehidupan manusia, baik aspek

sosial kemasyarakatan, agama, ibadah, akhlak dan muamalah.

2. Prinsip keseimbangan dan kesederhanaan

Islam memiliki prinsip keseimbangan dalam kehidupan, baik antara dunia

dan akhirat, jasmani dan rohani, kepentingan pribadi dan umum, dan lain-

lain. Oleh karena itu pengembangan tujuan pendidikan Islam itu

seyogyanya selalu memperhatikan prinsip keseimbangan ini.

3. Prinsip kejelasan

Adalah prinsip yang mengandung ajaran dan hukum yang memberi

kejelasan terhadap aspek spiritual dan intelektual manusia. Dengan

berpegang teguh pada prinsip ini akan terwujud tujuan, kurikulum dan

26 Herry Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, Logos Wacana Ilmu, Jakarta, 1999, h. 53.

Page 34: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

23

metode pendidikan yang jelas pula.

4. Prinsip tak ada pertentangan.

Pada prinsipnya sebuah sistem di dalamnya terdapat berbagai komponen

yang saling menunjang dan membantu antara satu sama lain. Pendidikan

adalah sebuah proses yang bersistem, maka hendaknya potensi-potensi

pertentangan yang mungkin terjadi di dalamnya harus dihilangkan

sedemikian rupa, termasuk salah satu di antaranya adalah dalam

pengembangan tujuan pendidikan Islam.

5. Prinsip realisme dan dapat dilaksanakan

Adalah sebuah prinsip yang selalu menjunjung tinggi realitas atau

kenyataan dalam kehidupan. Sebuah tujuan hendaknya dirancang sejauh

kemungkinan ia dapat diwujudkan dalam kenyataan.

6. Prinsip perubahan yang diinginkan

Yaitu prinsip perubahan jasmaniah, spiritual, intelektual, sosial, psikologi

dan nilai-nilai menuju kearah kesempurnaan.

7. Prinsip menjaga perbedaan antar individu

Adalah prinsip yang konsen terhadap perbedaan individu, baik dari segi

kebutuhan, emosi, tingkat kematangan berfikir dan bertindak atau sikap

mental anak didik.

8. Prinsip dinamisme dan menerima perubahan serta perkembangan dalam

rangka memperbaharui metode-metode yang terdapat dalam pendidikan.28

Menurut Hasan Langgulung, berbicara tentang tujuan pendidikan

27 28 Hasan Langgulung, Manusia dan pendidikan; Suatu analisa Psikologi dan

Pendidikan, Pustaka al-husna, Jakarta, 1968, h. 33

Page 35: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

24

Islam tidak dapat tidak mengajak kita berbicara tentang tujuan hidup.Sebab

tujuan pendidikan bertujuan untuk memelihara kehidupan manusia. Tujuan

hidup ini menurutnya tercermin dalam Q.S. Al-An’am ayat 162 yang artinya:

”Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk

Allah. Ini berarti bahwa tujuan Pendidikan Islam juga selaras dengan tujuan

hidup yaitu untuk mengabdi kepada Allah.29

Sejalan dengan pendapat Hasan Langgulung, M. Natsir mengatakan

bahwa perhambaan kepada Allah yang menjadi tujuan hidup dan tujuan

pendidikan bukanlah suatu perhambaan yang memberikan keuntungan kepada

obyek yang disembah, tapi perhambaan yang mendatangkan kebahagiaan bagi

yang menyembah, perhambaan yang memberikan kekuatan bagi yang

merperhambakan dirinya. Selanjutnya ia mengatakan bahwa akan menjadi

orang yang memperhambakan seluruh jasmani dan rohaninya kepada Tuhan,

untuk kemenangan dirinya dengan arti yang seluas-luasnya yang dapat dicapai

oleh manusia. Itulah tujuan hidup manusia di atas dunia dan itu pulalah yang

seharusnya menjadi tujuan bagi proses pendidikan.30

Senada dengan itu Abdul Fatah Jalal mengatakan bahwa hakikat tujuan

pendidikan Islam adalah untuk menjadikan manusia sebagai abdi Allah atau

hamba Allah. Selanjutnya Ali Ashrof mengatakan bahwa pendidikan

seharusnya bertujuan menimbulkan pertumbuhan yang seimbang dari

kepribadian total manusia melalui latihan spiritual,intelektual, rasional,

perasan bahkan kepekaan tubuh manusia. Karena itu pendidikan seharusnya

28 Al-Taomy Al-Syaibany, op. Cit., h. 437-443

Page 36: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

25

menyediakan jalan bagi pertumbuhan potensi manusia dalam segala aspek;

spiritual, intelektual, imajinatif, fisikal, ilmiah, linguistik, dan lain-lain.), baik

secara individual, masyarakat dan manusia pada umumnya.31

Sejalan dengan upaya pembinaan seluruh potensi manusia

sebagaimana diuraikan di atas, M. Qutb berpendapat bahwa Islam melakukan

Pendidikan dengan melakukan pendekatan yang menyeluruh terhadap wujud

manusia. Dari segi jasmani maupun rohani dan kehidupannya secara mental

hingga segala aktivitasnya di muka bumi.

Islam memandang manusia secara totalitas, mendekatinya atas dasar

fitrah yang diberikan Allah kepad manusia, tidak ada sedikitpun yang

terabaikan dan tidak memaksakan apapun selain apa yang dijadikan sesuai

dengan fitrahnya.32

Dengan terbinanya seluruh potensi manusia secara sempurna

diharapkan ia akan dapat melaksanakan peran pengabdiaanya sebagai kholifah

Allah di muka bumi. Atas dasar ini M. Quraisy Syihab berpendapat bahwa

tujuan Pendidikan Islam adalah membina manusia baik secara pribadi atau

kelompok sehingga mampu manjalankan peran dan fungsinya sebagai

Abdullah dan khalifatullah, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep

yang ditetapkan oleh Allah.33

Rumusan tujuan di atas masih bersifat umum sekali. Akan tetapi

meskipun bersifat umum, namun tetap penting dan menjadi arah bagi

29 Ibid., h. 33. 30 M. Natsir, Capita Selecta, W. Van Hoove, Jakarta, 1959, h. 60 31 Ali Ashrof, Horison Baru Pendidikan Islam, Pustaka Firdaus, Jakarta, 1993, h. 2 32 M. Qutb, Sistem Pendidikan Islam (terj. Salman Harun), Al-maarif, Bandung, 1984

Page 37: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

26

Pendidikan Islam. Tujuan umum nampak agak sulit dilaksanakan jika tidak

dirinci lebih jauh lagi. Sehubungan dengan hal ini Ahmad Tafsir mengatakan

bahwa untuk keperluan pelaksanaan pendidikan Islam, tujuan umum itu harus

diturunkan atau dirinci menjadi tujuan yang lebih khusus, bahkan sampai pada

tujuan operasional.34

Atas dasar ini, maka Tujuan Pendidikan Islam bisa diklasifikasikan

menjadi: Tujuan Akhir, Tujuan Umum, Tujuan Khusus/ Sementara dan

Tujuan Operasional.35 Tujuan Akhir dan Tujuan Umum dari Pendidikan Islam

sebagaimana yang telah dikemukakan para ahli di atas. Untuk mendapatkan

gambaran yang lebih rinci tentang tujuan pendidikan, berikut ini penulis

kutipkan bebrapa tokoh yang mencoba menjabarkan tujuan pendidikan Islam

ke dalam tujuan yang lebih rinci dan spesifik:

1. M. Omar AL-Taomy Al-Syaibani

Ia menjabarkan Tujuan Pendidikan Islam menjadi:

a. Tujuan yang berkaitan dengan individu, yaitu tujuan yang mencakup

perubahan individu yang berupa pengetahuan, tingkahlaku, jasmani,

rohani dan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup

di dunua dan akhirat

b. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat; yaitu tujuan yang

mencakup tingkah laku individu dalam msyarkat, perubahan

kehidupan masyarakat, serta memperkaya pengalaman masyarakat.

33 M. Quraisy Syihab, Membumikan Al-Quran, Mizan, Bandung,1992, h.173 34 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam, Remaja Rosdakarya, Bandung,

1984, h. 49

Page 38: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

27

c. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran

sebagai ilmu, seni, profesi dan kegiatan masyarakat.36

2. Abdur Rahman Shalih Abdullah

Menurutnya tujuan Pendidikan Islam dibangun di atas tiga

komponen sifat dasar manusia, yaitu tubuh, ruh dan akal yang masing-

masing harus dijaga. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan Pendidikan

Islam diklasifikasikan kepada :

a. Tujuan Pendidikan Jasmani

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW37 :

Artinya: “Abi Bakar bin Abi Syaibah bin Abi Amir Menceritakan,

Abdullah bin Idris berkata dari Rabi’ah bin Utsman dari Muhammad bin Yahya bin Habban dari A’raj dari Abi Hurairah berkata:” Rasulullah bersabda :”Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disayangi oleh Allah dari pada orang mukmin yang lemah.” (H.R. Imam Muslim)

38

Hadis di atas dapat ditafsirkan sebagai kekuatan iman yang

ditopang oleh kekuatan fisik. Kekuatan fisik merupakan bagian pokok

35 Armei Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat Pers, Jakarta,

2002, h. 18 36 M. Omar Al-Taomy Al-Syaibany, op. Cit., h. 399 37 Sulaiman Mar’i, Shahih Muslim (Juz II), pinang, t.Th, h 461

Page 39: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

28

dari tujuan pendidikan. Maka pendidikan harus mempunyai tujuan ke

arah ketrampilan-ketrampilan fisik yang dianggap perlu bagi

tumbuhnya kekuatan tubuh yang sehat.

Pendidikan Islam dalam hal ini mengacu pada pembicaraan

fakta-fakta terhadap jasmani yang relevan bagi pelajar.

b. Tujuan Pendidikan Rohani

Menurut Abdur Rahman Shalih, orang yang betul-betul

menerima ajaran Islam tentu akan menerima seluruh cita-cita ideal

yang terdapat dalam AL-Quran. Peningkatan jiwa dan kesetiaannya

yang hanya kepada Allah semata dan melaksanakan moralitas Islami

yang diteladani dari tingkah laku kehidupan Nabi SAW merupakan

bagian pokok dalam tujuan Pendidikan Islam.

Idealis Al-Quran yang diistilahkan tujuan ruhaniyah itu harus

dirumuskan. Menurutnya asal usul ruh itu pada dasarnya mengakui

adanya Allah dan menerima kesaksian dan pengabdian kepada-Nya.

Namun faktor lingkungan dapat mengubah sifat asli tersebut. Ini

berarti bahwa ada kemungkinan ruh bisa menyimpang dari kebenaran.

Tujuan Pendidikan Islam harus mampu membawa dan

mengembalikan ruh tersebut kepada kebenaran dan kesucian. Maka

pendidikan Islam harus meletakkan dasar-dasar yang bisa memberi

arah atau petunjuk agar manusia memelihara kontaknya selalu menuju

kepada Allah SWT.

38 Shahih Muslim, Juz II, h 461

Page 40: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

29

c. Tujuan Pendidikan Akal

Tujuan ini mengarah pada perkembangan intelgensi yang

mengarahkan setiap manusia sebagai individu untuk dapat menemukan

kebenaran yang sebenar-benarnya. Pendidikan Islam mengacu pada

tujuan memberi daya dorong menuju peningkatan kecerdasan manusia.

Pendidikan yang lebih berorientasi kepada hafalan, tidak tepat menurut

teori pendidikan Islam. Karena pada dasarnya Pendidikan Islam bukan

hanya memberi titik tekan pada hafalan. Sementara proses

intelektualitas dan pemahaman dikesampingkan.

d. Tujuan Sosial

Fungsi pendidikan dalam mewujudkan tujuan sosial adalah

menitikberatkan pada perkembangan karakter manusia yang unik, agar

manusia mampu beradaptasi dengan standar-standar masyarakat

bersama-sama dengan cita-cita yang ada padanya. Keharmonisan

menjadi karakteristik utama yang ingin dicapai Pendidikan Islam.39

3. Menurut M. Djunaidi

Tujuan pendidikan menurut M. Djunaidi sebagaimana yang telah

dikutip oleh Zainudin dkk, dijabarkan sebagai berikut:

a. Pembinaan anak didik yang sempurna, yaitu

1) Pendidikan harus mampu membentuk kekuatan dan kesehatan

badan serta pikiran anak didik

2) Sebagai individu anak harus mampu mengembangkan

Page 41: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

30

kemampuannya semaksimal mungkin

3) Sebagai anggota masyarakat anak herus memiliki tanggung jawab

sebagai warga negara.

4) Sebagai pekerja anak harus bersifat efektif dan produktif dan suka

kerja keras.

b. Peningkatan moral, tingkah laku dan menanamkan rasa kepercayaan

anak terhadap agama dan kepada Tuhan.

c. Mengembangkan intelegensi anak secara efektif agar siap untuk

mewujudkan kebahagiaannya dimasa mendatang.40

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa pada hakikatnya

Pendidikan Islam menghendaki Pendikan Manusia seutuhnya, baik segi

jasmani, akal maupun ruh; segi skil ketrampilan, intelektual maupun

spiritual; dari lingkup individul maupun sosial bahkan nilai-nilai

transendental. Dan semua itu dikerangkai oleh nilai-nilai ajaran Islam.

39 Abur Rahman Shalih Abdullah, Landasan dan Tujuan pendidkan dalam AL-Quran

serta Implementasinya (terj), cv. Diponegoro, Bandung, 1991, h. 130 40 Zainuddin dkk., Seluk-beluk Pendidikan dari Al-Ghazali, Bumi Aksara, Jakarta, 1991

Page 42: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya adalah langkah dan prosedur yang akan

dilakukan dalam mengumpulkan data atau informasi empiris guna memecahkan

permasalahan dan atau menguji hipotesis penelitian. 1

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang mendasarkan bahan

penelitiannya pada kepustakaan (library research).2 Penelitian kepustakaan

ini penulis pergunakan untuk memperoleh data-data dengan cara membaca,

menelaah dan mengkaji kitab-kitab tafsir dan hadits serta buku-buku lain yang

ada kaitannya dengan pokok permasalahan. Selanjutnya dianalisis untuk

mendapatkan suatu kajian dari surat Al-Baqarah Ayat 30 – 33 Eksistensi

Manusia

Adapun jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian

kualitatif yang memanfaatkan data-data kualitatif dari buku-buku

perpustakaan.

B. Fokus dan Ruang Lingkup Penelitian

Fokus dan ruang lingkup penelitian kualitatif ini adalah tentang konsep

Pendidikan Islam tentang eksistensi manusia dalam al-Qur’an surat Al-

Baqarah Ayat 30 – 33.

1 Sumanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Andi Ofset, Yogyakarta,

1995, Hal 113. 2Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I,Yogyakarta: Andi Offset, 1990), hlm. 9.

31

Page 43: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

32

C. Sumber Data

1. Sumber data Primer

Sumber data primer adalah bahan utama yang dijadikan

sebagaireferensi utama dalam kajian ini. Adapun dalam proposal

penelitianini, sumber primernya adalah al-Qur’an surat surat Al-Baqarah

Ayat 30 – 33 beserta tafsirnya. Adapun tafsir yang dipakai dalam

penelitian ini adalah Tafsir al-Misbah, Tafsir Munir, Tafsir Fahr al-Razi,

Tafsir Shafwah at-Tafasir dan lain-lain, dengan menggunakan pendekatan

tafsir bi al-Ra’yi, yaitu suatu pendekatan tafsir yang didasarkan pada

penjelasan-penjelasan yang didasarkan kepada ijtihad dan akal yang

berpegang kepada kaidah-kaidah bahasa dan adat istiadat orang Arab

dalam mempergunakan bahasanya.3

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data penunjang yang

dijadikan sebagai bahan pendukung dalam pembahasan kajian ini. Data

sekunder dalam kajian ini meliputi kitab atau buku-buku yangpendukung

yang secara tidak langsung memiliki relevansi terhadap masalah yang

dikaji, baik al-Qur’an dan al-Hadits.

D. Metode Analisis Data

Dalam rangka mencari jawaban dari permasalahan yang

telahdirumuskan, penulis menggunakan metode analisis sebagai berikut:

3M. Hasbi ash-Shidieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Qur’an/Tafsir, (Jakarta: Bulan Bintang, 1989), hlm. 213

Page 44: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

33

1. Metode Interpretatif

Metode interpretasi digunakan untuk menyelami isi buku,

untuksetepatnya menangkap arti makna yang disajikan.4 Metode ini

pentingperannya dalam usaha mencari makna yang tersurat ataupun

yangtersirat serta mengaitkannya dengan hal-hal terkait yang sifatnya

logika teoritik, etik atau transendental.5 Metode ini sangat berperan dalam

menggali kandungan surat surat Al-Baqarah Ayat 30 – 33.

2. Metode Analisis Isi (content analysis)

Content Analysis yang dimaksud adalah merupakan analisis ilmiah

tentang isi pesan suatu komunikasi. Secara teknis Content analysis

mencakup upaya :

- Klasifikasi tanda-tanda yang dipakai dalam komunikasi

- Menggunakan kriteria sebagai dasar klasifikasi

- Menggunakan teknik analisis tertentu sebagai pembuat prediksi.

Adapun langkah-langkah dalam pendekatan content Analysis adalah :

a. Memproses teks dengan aturan dan prosedur yang telah dirancang

b. Memproses teks secara sistematis; mana yang termasuk dalam suatu

kategori, dan mana yang tidak termasuk ditetapkan berdasarkan aturan

yang sudah ditetapkan.

c. Mengarahkan analisis teks tersebut ke pemberian sumbangan pada

teori; ada relefansi teoritiknya.

4Anton Bakker dan Achmad Charis Zubair,Metodologi Penelitian Filsafat(Yogyakarta:

Kanisius, 1989), hlm. 69 5Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Bayu Indra Grafika, 1996),

hlm. 65

Page 45: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

34

d. Proses analisis tersebut mengarah pada deskripsi yang

dimanifestasikan.6

Dalam penulisan ini penulis setelah mengolah data, maka data

tersebut dianalisis dengan analisis non statistik, karena data-data yang

penulis kumpulkan adalah data-data deskriptif. Dalam pengolahan data-

data, eksplorasi yang ditekankan adalah berdasarkan isinya, sehingga

sering disebut dengan istilah analisis isi.7

Relevansi analisis ini dimaksudkan untuk memotret arti dan

maksud ayat-ayat al-Qur’an dari sekian banyak seginya yang telah

ditempuh oleh mufassir dengan menjelaskan ayat demi ayat. Demikian

juga dalam rangka untuk mempertajam analisis isi (content analysi)

penulis menggunakan “pisau” analisis deduktif8 dan induktif9sebagai

kerangka berfikirnya (manhajul fikr/the way of thinking).

3. Metode Analitis (tahlili)

Metode analitis atau tahlili adalah sebagai metode mempelajari al-

Qur’an dengan menguraikan makna yang dikandung oleh al-Qur’an, ayat

demi ayat dan surat demi surat sesuai dengan urutannya di dalam mushaf.

Uraian tersebut menyangkut berbagai aspek yang dikandung ayat yang

ditafsirkan seperti pengertian kosa kata, konotasi kalimatnya,latar

belakang turunnya ayat, kaitannya dengan ayat-ayat yang lain, baik

sebelum maupun sesudahnya (munasabah) dan tidak ketinggalan

6 Noeng Muhajir, Metode Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, 2000, hal 68–71. 7Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Bayu Indra Grafika, 1996),

hlm. 65 8Sutrisno Hadi, op. cit., hlm. 36 9Ibidhlm 42

Page 46: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

35

pendapat-pendapat yang telah diberikan berkenaan dengan tafsiran ayat-

ayat tersebut, baik yang disampaikan oleh nabi, para tabi’in maupun ahli

tafsir lainnya.10

Dalam prakteknya, penulis tidak mutlak menggunakan metode

tersebut. Dalam pengertian lain, tidak menggunakan semua kriteria yang

ada karena keterbatasan pengetahuan penulis. Penulis hanya mengkaji

ayat-ayat al-Qur’an tersebut dengan menggunakan penafsiran dari para

mufassir yang ada.

10Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran al-ur’an, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar,2000), hlm. 31.

Page 47: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

36

BAB IV

ANALISA EKSISTENSI MANUSIA DALAM PERSPEKTIF

AL-QUR'AN SURAT AL BAQARAH AYAT 30 – 33, DAN

IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

A. Tafsir Al-Quran Surat Al-Baqarah Ayat 30 – 33

1. Teks dan Terjemah Q. S. Al-Baqarah ayat 30-33

øŒ Î)uρ tΑ$ s% š�•/u‘ Ïπs3Í× ‾≈ n=yϑù=Ï9 ’ÎoΤ Î) ×≅Ïã%y ’ Îû ÇÚö‘ F{ $# Zπ x�‹ Î=yz ( (# þθ ä9$s% ã≅ yèøg rBr& $ pκ� Ïù tΒ

߉š ø�ム$ pκ�Ïù à7 Ï�ó¡o„ uρ u!$ tΒ Ïe$!$# ß øtwΥ uρ ßx Îm7|¡ çΡ x8ωôϑpt¿2 â Ïd‰s)çΡuρ y7 s9 ( tΑ$ s% þ’ ÎoΤÎ) ãΝn=ôãr&

$ tΒ Ÿω tβθßϑn=÷ès? ∩⊂⊃∪ zΝ‾=tæuρ tΠ yŠ# u u !$oÿôœF{ $# $ yγ‾=ä. §ΝèO öΝåκyÎz÷tä ’ n?tã Ïπs3Í× ‾≈ n=yϑø9 $# tΑ$ s)sù

’ÎΤθ ä↔Î6 /Ρr& Ï !$yϑó™r' Î/ ÏIω àσ‾≈ yδ βÎ) öΝçFΖä. tÏ%ω≈ |¹ ∩⊂⊇∪ (#θ ä9$s% y7 oΨ≈ ysö6 ß™ Ÿω zΝù=Ïæ !$ uΖs9

āω Î) $tΒ !$ oΨtFôϑ‾=tã ( y7ΡÎ) |MΡr& ãΛ Î=yè ø9$# ÞΟŠÅ3ptø: $# ∩⊂⊄∪ tΑ$ s% ãΠ yŠ$t↔‾≈ tƒ Νßγ ÷∞Î;/Ρr& öΝÎηÍ←!$ oÿôœr' Î/ ( !$ £ϑn=sù Νèδr' t6 /Ρr& öΝÎηÍ←!$ oÿôœr' Î/ tΑ$ s% öΝs9 r& ≅è%r& öΝä3©9 þ’ ÎoΤÎ) ãΝn=ôãr& |=ø‹ xî ÏN≡ uθ≈ uΚ ¡¡9 $# ÇÚö‘ F{$#uρ

ãΝn=÷ær& uρ $ tΒ tβρ߉ö7 è? $ tΒ uρ öΝçFΨä. tβθ ãΚçF õ3s? ∩⊂⊂∪

Artinya : (30) Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:"Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

(31) dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"

(32) mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang

Page 48: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

37

Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana."

(33) Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka Nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka Nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" (QS. Al-Baqorah ayat 30 – 33)1

2. Penjelasan I’rab

- Lafadh اذ adalah dharaf zaman yang bermakna masa yang telah lewat

yang dibaca nashab karena menyimpan fi’il ماض yang bila

ditampakkan adalah kata كر اذ dan boleh membaca اذ nashab lafadh

dengan fi’il اذ adalah mabni (tetap i’rabnya) karena اذ Lafadh .قالوا

mengandung makna huruf dan setiap dharaf di dalamnya menyimpan

satu huruf yaitu fi (ىف ) atau karena alasan menyerupai huruf, sebab ia

tidak mempunyai arti bila disertai satu kalimat. Lafadh اذ adalah

mabni sukun. Lafadh اذ menunjukkan arti lampau, sedang lafadh اذا

menunjukkan arti yang akan datang مستقبل dan kadang-kadang salah

satunya bisa menempati yang lainnya.2

- Lafadh جاعل berasal dari جعل yang mempunyai dua maf’ul yang

masuk pada mubtada’ dan khabar yaitu firman Allah: خليفة االرض يف

yang menjadi dua maf’ul darinya.3

- Lafadh اجتعل artinya malaikat heran apakah Allah akan menggantikan

tempat orang yang taat ini dengan orang yang ahli ma’siyat

1 Departemen Agama Republik Indonesia, AlQuran dan Terjemahannya, Tanjung Mas,

Semarang, 1992, h. 13-14 2 Wahbah al-Zuhaily, Tafsir al-Munir, Darul Fikr, Beirut- Libanon, 1991, h. 123 3 Zamakhsyari, al-Kasyaf, Darul Kutub, Libanon, 1991, h. 128

Page 49: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

38

- Lafadh جنن i’rabnya sebagai حال

- Lafadh حبمدك huruf ba’nya dinamakan ba’ yang mempunyai arti

hal

- Lafadhعرضهم tidak dibaca عرضها karena lafadh itu dimaksudkan

untuk nama-nama benda yang didalamnya termasuk yang berakal dan

tidak berakal. Di antara keduanya dimenangkan yang berakal.4

- Lafadh احلكي العليم انت انك

- Lafadh انت bisa menjadi mubtada’ sedangkan lafadh العليم

adalah sebagai khabarnya sedang احلكيم adalah shifat atau

khabar yang berada setelah khobar yang awal. Adapun jumlah atau

rangkaian kata itu menjadi khabarnya ان dan bisa juga menjadi

dhomir fashol yang tidak mempunyai i’rob .5

3. Penjelasan Balaghoh

- Lafadh rabbuka ربك menghubungkan lafadh ini dengan Rasul SAW,

mempunyai arti memuliakan kedudukan Rasul SAW. Sedang lafadh

قول - مقول atau جارجمرور dengan mendahulukan للمالئكة (sesuatu

yang difirmankan menunjukkan perhatian akan apa yang didahulukan).

Lafadh انبئوين mempunyai arti melemahkan dengan mencela, lafadh

adalah majaz atas lafadh yang dibuang yang bila فلماانبئهم

ditampakkan adalah lafadh فلماانبئهم فاءبئهم

- Lafadh عرضهم مث menunjukkan memenangkan orang-orang yang

berakal dari pada yang tidak punya akal.

4 Wahbah al-Zuhaily, loc. Cit 5 Ibid

Page 50: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

39

- Lafadh ماتبدون واعلم adalah mengulang-ulang perbuatan sebelumnya

- Lafadh اعلم اين mempunyai arti mengingatkan akan Ilmu Allah yang

mencakup segala sesuatu. Ini dinamakan Ithnab yaitu memanjangkan

perkataan.

- Lafadh تبدون dan تكتمون dalam ilmu Badi’ dinamakan Thibaq.6

4. Tafsirul Mufradat

dalam tafsir al-Munir diartikan dengan “Sebutkanlah wahai واذ -

Muhammad,” yaitu menyimpan lafadh اذكر dan sebagaimana yang

telah dijelaskan dari segi balaghah-nya bahwa ini disampaikan kepada

Muhammad. Dan lafadh ربك Artinya Tuhan Yang Maha Raja, Maha

Mengatur dan Maha Memaksa.7

oleh Wahbah al-Zuhaily dijelaskan sebagai jisim-jisim yang املالئكة -

berbentuk sinar, tidak makan dan tidak minum, tidak durhaka kepada

Allah atas segala perintah dan larangan-Nya. Sebagaimana firman

Allah dalam Q.S. Al-Tahrim: 6:8

āω tβθÝÁ ÷ètƒ ©!$# !$ tΒ öΝèδ t� tΒ r& tβθ è=yè ø�tƒ uρ $tΒ tβρâ÷s∆ ÷σãƒ

Dalam Tafsir Al-Nur juga dijelaskan bahwa malaikat ialah makhluk

alam ghaib. Kita tak dapat mengetahui hakikatnya. Al-Quran

mengatakan bahwa mereka bermacam-macam Shin (Golongan).

Masing-masing shinf mempunyai tugas sendiri-sendiri.9

6 Ibid, h.123-124 7 Ibid., h. 124 8 Ibid 9 T.M. Hasybi ash-Shidiqy, Tafsir al-Quranul Majid an-Nur(terj. Juz. I), Toha Putra,

Semarang, 1965, h. 105

Page 51: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

40

) Artinya orang yang menggantikan yang lain خليفة - غريه خيلف من )10

Dalam tafsir al-Maraghi dijelaskan bahwa khalifah artinya jenis lain

dari makhluk sebelumnya. Bisa juga diartikan sebagai pengganti Allah

untuk melaksanakan perintah-perintahnya terhadap umat

manusia.11Adapun siapa yang dimaksud dengan khalifah akan penulis

jelaskan pada pembahasan selanjutnya.

artinya membuat kerusakan dengan berbuat maksiyat.”12 يفسدفيها -

الدماء ويسفك - berasal dari akar kata al-safak yang mempunyai arti

sama dengan safah dan al-sakab, yakni mengalirkan atau

menumpahkan darah.13

حبمدك نسبح - , artinya “kami telah membersihkan Engkau dari

kekurangan dan berpakaian dengan memuji-Mu,” itu artinya dengan

mengucapkan وحبمده اهللا سبحان . 14

لك ونقدس - artinya “kami telah mengagungkan-Mu dan mensucikan-

Mu dari sifat yang tidak patut bagiMu karena kebesaran -Mu,” Huruf

Lam adalah huruf tambahan atau zaidah. Sedangkan jumlah gabungan

kalimah ini adalah sebagai حال artinya kamilah yang lebih berhak

menjadi khalifah.15

تعلمون ماال اعلم اين - artinya “Allah yang mengetahui apa yang lebih

bermanfaat dari kekholifahan Adam.” 16

10 10 Zamakhsyari, op.Cit., h. 128 11 Musthofa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi (terj), Toha Putra, Semarang, 1985, h. 129 12 Wahbah al-Zuhailiy, op.Cit, h. 124 13 Musthofa al-Maraghi, op.Cit., h.. 129 14 Wahbah al-Zuhaily, op.Cit., h. 124 15 Ibid 16 Ibid

Page 52: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

41

االمساء - bentuk mufrodnya adalahاسم artinya secara bahasa adalah

nama yang nama tersebut dapat diketahui benda yang dimaksud.

Mudhof ilaih dibuang karena dianggap sudah maklum dan sudah jelas

artinya dengan hanya menyebut lafadh al-asma dan nama itu

mstimenyertakan apa yang diberi nama.17

عرضهم مث - artinya adalah “Adam memberitahu kepada para malaikat

tentang benda-benda yang diberi nama.”Ini menunjukkan kemenangan

orang-orang yang berakal. Sedang lafadh انبئوين artinya “berikanlah

khabar kepadaku.” Digunakannya lafadh االئنباء pada االخبار

Karena mengandung arti yang besar. Dan ini yang dimaksudkan.18 .

5. Munasabah

Menurut Musthafa Al-Maraghi Q.S. Al-Baqarah ayat 30 – 33 dan

ayat-ayat sebelumnya menceritakan tentang kisah kejadian umat manusia.

Manusia telah diberi berbagai macam nikmat oleh Allah. Dengan nikmat

itu dapat menjauhkan manusia dari berbuat maksiyat dan kufur dan dapat

memotivasi manusia untuk beriman kepada Allah. Diciptakannya Adam

dalam bentuk yang sedemikian rupa, dengan diberi kenikmatan memiliki

ilmu dan berkuasa penuh mengatur alam semesta serta berfungsi sebagai

khalifah di muka bumi. Hal itu merupakan nikmat yang paling agung dan

harus disyukuri oleh Adam dan keturunannya dengan cara taat kepada

Allah dan tidak ingkar kepadanya, termasuk mnejauhi kemaksiyatan yang

17 Ibid 18 Ibid

Page 53: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

42

dilarang oleh Allah.19

Menurut ulama’ khalaf sebagaimana yang telah dikutip oleh Al-

Zuhaily Q.S. Al-Baqarah ayat 30-33 menjelaskan tentang cara Allah

memuliakan manusia, dengan dipilihnya Adam sebagai khalifah di bumi

serta pengajaran Allah kepada Adam tentang bahasa-bahasa atau nama-

nama yang tidak diajarkan kepada malaikat. Hal ini merupakan suatu

anugerah yang harus disyukuri.

Adapun dialog antara Allah dan malaikat itu tidak sebagaimana

yang terjadi pada kita. Oleh karena itu ayat ini tidak bisa kita pahami

secara tekstual ayat. Dialog antara Allah dan malaikat adalah merupakan

perumpamaan Allah dalam menyampaikan ayatnya agar mudah dipahami.

Menurut beliau ayat ini termasuk ayat mutasyabihat, sehingga tidak cukup

bila dipahami secara dhahirnya saja.20

6. Penjelasan dan isi kandungan

a. Menurut Rasyid Ridha

Dalam tafsirnya, beliau memberikan sebuah pendahuluan

bahwa persoalan penciptaan dan bagaimana mewujudkan makhluk

adalah persoalan ke-Tuhan-an yang tidak boleh didskusikan lagi.

Beliau memberikan rambu-rambu agar berhati-hati dalam menafsirkan

ayat-ayat Tuhan terutama yang berkaitan dengan ayat-ayat

mutasyabihat. Menurut beliau Q.S. Al-Baqarah ayat 30-33 adalah

termasuk ayat-ayat mutasyabihat yang tidak cukup dipahami dari segi

19 Musthafa Al-Maraghi, op.Cit., h. 129-130 20 Wahbah Al-Zuhaily, op.Cit., h. 124

Page 54: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

43

dhahirnya saja. Jika ayat ini dipahami dari segi dhahirnya saja maka

seolah-olah Allah mendiskusikan terlebih dahulu dengan malaikat

ketika hendak menciptakan Adam. Hal itu tentunya mustahil bagi

Allah. Maka dalam memahami ayat ini harus ditanamkan terlebih

dahulu dalam diri kita bahwa Allah itu tidak menyerupai makhluk. Hal

ini sesuai dengan dalil شىء كمثله ليس Artinya tidak ada sesuatu pun

yang menyamai Allah. Berikut ini penjelasan beliau terhadap Q.S. Al-

Baqarah ayat 30-33:

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah hendak

menjadikan khalifah di bumi, yaitu Adam (dan keturunannya) yang

telah dilengkapi dengan berbagai potensi. Dijadikannya Adam sebagai

khalifah di bumi adalah agar ia menjalankan amanah Allah yaitu

dengan menegakkan aturan-aturan-Nya, menampakkan keajaiban

karya-Nya, rahasia-rahasia ciptaan-Nya, keindahan-keindahan hikmah-

Nya serta manfaat-manfaat hukum-Nya.

Malaikat semula heran mengapa Allah hendak menjadikan

seorang khalifah yang justru akan membuat kerusakan dan

menumpahkan darah di muka bumi. Padahal sudah ada malaikat yang

selalu taat, memuji dan mensucikan-Nya. Allah lalu mengataka bahwa

ada rahasia yang tidak diketahui oleh malaikat mengenai kekhalifahan

ini. Mereka tidak mempunyai kemampuan menyebut nama-nama

benda sebagaimana Adam. Adam dengan kemampuan ini tidak hanya

memiliki potensi untuk merusak dan menumpahkan darah tapi juga

Page 55: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

44

memiliki kemampuan untuk berbuat mashlahah.

Selanjutnya dalam ayat 31 dijelaskan bahwa setelah Allah

mengajarkan nama-nama kepada Adam, Allah meminta kepada para

malaikat untuk menyebutkan kembali nama-nama yang

telahditunjukkan Adam kepada mereka. Hal ini bertujuan untuk

membuktikan kebenaran anggapan mereka. Para malaikat

kemudianmenjawab bahwa mereka hanya mengetahui apa yang telah

diajarkan Allah kepada mereka. Ini menunjukkan mereka tidak

mempunyai potensi kreatif yang menjadi syarat kekhalifahan. Mereka

hanya memiliki satu kemungkinan saja yaitu kepatuhan mutlak kepada

Allah.

Potensi kreatif tidak diperlukan oleh malaikat yang hanya dapat

patuh ini. Sebaliknya Adam meski mempunyai potensi merusak dan

menumpahkan darah sekaligus potensi untuk membuat mashlahah, di

dalamnya terkandung kreativitas.

Selanjutnya Rasyid Ridha menjelaskan bahwa manusia

bersamaan dengan kebodohan dan kelemahannya, ia telah diberi

kekuatan lain yang disebut “akal”. Dengan kekuatan ini manusia

menjadi makhluk yang memiliki kehendak dan kebebasan untuk

berbuat. Hal itu menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang

kreatif. Telah banyak penemuan ilmiah atau rahasia-rahasia alam

yang telah diungkap oleh manusia yang kemudian melahirkan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih. Hal itu merupakan

Page 56: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

45

bukti potensi kreatif yang dimiliki manusia.

Agar potensi akal yang diberikan Allah kepada manusia

membawa kemanfaatan dan kemaslahatan, maka Allah juga

memberikan kepada manusia hukum-hukum syariat yang membatasi

amal perbuatan serta akhlak manusia yang dapat mencegahnya dari

berbuat maksiat dan kerusakan. Hukum-hukum inilah yang akan

membantu manusia untuk sampai pada kesempurnaan. Karena fungsi

dari hukum atau syariat itu adalah untuk membimbing atau mendidik

(akal) manusia yang dalam batas-batas tertentu bisa berakibat negatif.

Potensi akal yang menyebabkan manusia menjadi makhluk

yang kreatif inilah yang menjadikan dia berbeda dari makhluk yang

lain, termasuk malaikat. Atas Hujjah ini pula Allah mengangkat

manusia menjadi khalifah di bumi. Dalam kata penutupnya Rasyid

Ridha memberikan tambahan bahwa pengangkatan Adam sebagai

khalifah di bumi sekaligus pengajaran-Nya tentang nama-nama (ilmu)

merupakan cara Allah memuliakan manusia. Dan sujudnya para

malaikat itu berarti menghormati asal kejadian Adam (manusia).21

b. Menurut Wahbah Al-Zuhaily

Menurut Wahbah Al-Zuhaily isi atau kandungan dari Q.S. Al-

Baqarah ayat 30-33 adalah sebagai berikut:

1) Ayat-ayat itu menunjukkan kemuliaan manusia dengan dijadikan

sebagai khalifah di muka bumi yaitu untuk melestarikan perintah-

21 M. Rasyid Ridha, Tafsir Al-Manar, Beirut – Libanon, t. Th., h. 254-264

Page 57: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

46

perintah Allah di antara manusia.

2) Pemberian kabar oleh Allah kepada malaikat tentang penciptaan

Adam dan menjadikannya sebagai khalifah di bumi merupakan

pelajaran bagi hamba-hamba-Nya supaya melakukan musyawarah

dalam berbagai urusan. Adapun perkataan malaikat :

ã≅ yèøg rBr& $ pκ� Ïù tΒ ß‰Å¡ ø�ム$ pκ� Ïù à7 Ï�ó¡o„ uρ u !$ tΒ Ïe$!$#

adalah bukan dalam kerangka sanggahan atau perlawanan, tetapi

merupakan pernyatan rasa ingin tahu dan ingni membuka hikmah

dalam penciptaan Adam sebagai khalifah di bumi. Hal ini sesuai

dengan ayat yang mengatakan bahwa para malaikat itu makhluk

yang ma’shum dari berbuat dosa dan durhaka, sehingga tidak

mungkin mereka menentang keputusan dari Allah. Firman Allah

dalam Q.S. Al-Tahrim ayat 6:

āω tβθÝÁ ÷ètƒ ©!$# !$ tΒ öΝèδ t� tΒ r& tβθ è=yè ø�tƒ uρ $tΒ tβρâ÷s∆ ÷σãƒ

Artinya : “Sesungguhnya mereka (para malaikat) tidak pernah berbuat durhaka kepada Allah terhadap segala yang diperintahkan kepada mereka dan mereka selalu melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka.”

3) Ayat yang menerangkan tentang diajarinya nabi Adam akan jenis-

jenis makhluk ciptaan Allah, keistimewaannya, sifat-sifatnya

dannama-namanya menunjukkan akan keutamaan ilmu. Karena

sesungguhnya Allah tidak akan menampakkan kesempurnaan

kebijaksanaan-Nya pada ciptaan-Nya kecuali untuk menampakkan

ilmu-Nya. Adapun hikmah pengajaran Allah kepada Adam

Page 58: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

47

adalahuntuk memulikan Adam dan memilihnya menjadi khalifah di

bumi. Dengan pengajaran itu Allah hendak menampakkan rahasia-

rahasia ilmu yang tersimpan baik di alam nyata maupun di alam

ghaib.

4) Perintah Allah kepada Adam untuk menyebutkan nama-nama

benda ciptaan-Nya di hadapan malaikat adalah sebagai bukti

kepercayaan Allah akan kemampuan Adam. Hal ini juga

menunjukkan keutamaan dan kemuliaan Adam dari malaikat dan

makhluk yang lain, yaitu karena ilmu yang dikuasainya.

5) Ketidakmampuan malaikat menyebutkan kembali nama-nama yang

telah ditunjukkan Adam kepadanya menunjukkan kemampuan

malaikat yang terbatas. Perkataan :

(#θ ä9$s% y7 oΨ≈ ys ö6 ß™ Ÿω zΝù=Ïæ !$ uΖs9 āω Î) $ tΒ !$ oΨtFôϑ‾=tã ( y7 ¨ΡÎ) |MΡr& ãΛ Î=yè ø9 $# ÞΟŠÅ3ptø: $#

merupakan pengakuan malaikat akan ilmunya yang terbatas.

Dengan demikian manusialah yang lebih layak menjadi khalifah di

bumi. Dengan Ilmu yang ia miliki, ia dapat menguak rahasia-

rahasia alam, mengembangkan IPTEK serta kemajuan-kemajuan

lainnya di bumi.22

c. Menurut Musthafa Al-Maraghi

Menurut Musthafa Al-Maraghi Q.S. Al-Baqarah ayat 30-33

menceritakan tentang kisah kejadian umat manusia. Menurutnya dalam

kisah penciptaan Adam yang terdapat dalam ayat tersebut mengandung

22 Wahbah Al-Zuhaily, Op.Cit., h. 125-127

Page 59: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

48

hikmah dan rahasia yang oleh Allah diungkap dalam bentuk dialog

antara Allah dengan malaikat. Ayat ini termasuk ayat mutasyabihat

yang tidak cukup dipahami dari segi dhahirnya ayat saja. Sebab jika

demikian berarti Allah mengadakan musyawarah dengan hambanya

dalam melakukan penciptaan. Sementara hal ini adalah mustahil bagi

Allah. Karena ayat ini kemudian diartikan dengan pemberitaan Allah

kepada para malaikat tentang penciptaan khalifah di bumi yang

kemudian para malaikat mengadakan sanggahan. Pengertian seperti

inipun tidak bisa dinisbatkan kepada Allah maupun malaikat. Sebab

Allah telah menegaskan sifat-sifat malaikat tersebut dalam Q.S. Al-

Tahrim ayat 6:

āω tβθÝÁ ÷ètƒ ©!$# !$ tΒ öΝèδ t� tΒ r& tβθ è=yè ø�tƒ uρ $tΒ tβρâ÷s∆ ÷σãƒ

Artinya: “…mereka (malaikat) tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan kepadanya.”

Dalam masalah di atas Al-Maraghi mengutip dua pendapat Ulama:

1) Pendapat ulama’ salaf

Mereka berpendapat bahwa ayat-ayat seperti ini

sepenuhnya diserahkan kepada Allah. Jadi dialog yang disajikan

dalam ayat tersebut tidak bisa diketahui hakekat makna yang

sebenarnya. Meskipun kita memiliki keyakinan bahwa dibalik itu

terkandung maksud-maksud tertentu. Menurut ulama salaf yang

jelas Allah telah menyediakan bumi untuk Adam dan

keturunanannya yang oleh Allah telah dianugerahi keistimewaan

Page 60: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

49

dan keutamaan.

2) Pendapat ulama’ mutaakhirin

Ulama aliran ini lebih cenderung menakwilkan ayat-ayat

mutasyabihat yang berkaitan dengan maslah kaidah-kaidah agama.

Sebab pada prinsipnya kaidah tersebut diletakkan berdasarkan

pengertian akal atau yang bisa dimengerti oleh akal pikiran. Jadi

jika terdapat dalil-dalil nash yang bertentangan dengan pemahaman

akal atau rasio maka nash tersebut ditakwilkan dengan pengertian

yang berbeda dari dhahirnya nash, tatapi disesuaikan dengan

pengertian akal atau rasio.

Berdasarkan ini, maka ayat di atas merupakan tamsil atau

perumpamaan dari Allah agar mudah dipahami oleh manusia,

khususnya mengenai proses kejadian Adam dan keistimewaannya.

Untuk maksud tersebut Allah memberi tahu kepada

malaikat tentang akan diciptakannya seorang khalifah di bumi.

Mendengar keputusan ini para malaikat terkejut kemudian mereka

bertanya kepada Allah dengan cara dialog. Ini dimisalkan jika

mereka berbicara sebagaimana manusia. Atau diungkapkan dalam

bentuk sikap yang menyatakan perasaan malaikat terhadap Allah.

Mereka menghadap kepada Allah agar diberi pengetahuan tentang

makhluknya ini. Pernyataan malaikat tersebut seakan-akan

mengatakan kenapa Tuhan menciptakan makhluk jenis ini dengan

bekal iradah dan ikhtiyar yang tak terbatas. Sebab dalam

Page 61: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

50

pengertian malaikat, sangat mungkin manusia dengan potensi

tersebut ia akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah di

muka bumi.

Untuk menjawab pertanyaan para malaikat ini, Allah

memberi pengertian kepada mereka dengan cara ilham agar mereka

tunduk dan taat kepada Allah Yang Maha Mengetahui segala

sesuatu. Jawaban seperti ini sudah cukup jelas dan tegas, bahwa

ada rahasia dan hikmah yang tidak diketahui oleh para malaikat

yang terkandung dalam penciptaan Adam (manusia) sebagai

khalifah di bumi.

Pada ayat 31-33 dijelaskan bahwa Allah mengajarkan

nama-nama kepada Adam, kemudian nama-nama itu ditunjukkan

Adam kepada malaikat atas perintah Allah, akan tetapi malaikat

tidak bisa menyebutkan kembali nama-nama yang telah

ditunjukkan Adam kepada mereka. Kejadian itu menyadarkan

malaikat bahwa secara fitrah manusia mempunyai isti’dad (bakat)

untuk mengetahui hal-hal yang belum mereka ketahui.

Ringkasnya manusia dengan kekuatan akal, ilmu dan daya

tangkap, ia bisa berbuat mengelola alam semesta dengan penuh

kebebasan. Manusia dapat berkreasi, mengolah pertambangan dan

tumbuh-tumbuhan, dapat menyelidiki lautan, daratan dan udara

serta dapat merubah wajah bumi, yang tandus bisa menjadi subur,

dan bukit-bukit terjal bisa menjadi dataran atau lembah yang sangat

Page 62: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

51

subur. Dengan kemampuan akalnya manusia dapat pula merubah

jenis tanaman baru sebagai hasil cangkok sehingga tumbuh pohon

yang sebelumnya belum pernah ada. Semuanya ini diciptakan

Allah untuk kepentingan manusia.

Hal di atas merupakan bukti yang jelas hikmah menjadikan

manusia sebagai khalifah di bumi. Dengan kemampuan yang

iamiliki ia dapat mengungkapkan keajaiban-keajaiban ciptaan

Allah dan rahasia-rahasia makhluknya.

Al-Maraghi menambahkan, dalam Q.S. Al-Baqarah : 30 –

33 memberikan gambaran bahwa Allah telah melebihkan manusia

dari makhluk yang lain. Karena pada diri manusia telah disediakan

“alat” yang dengannya manusia bisa meraih kematangan secara

sempurna di bidang ilmu pengetahuan, lebih jauh jangkauannya

dibanding makhluk lain termasuk malaikat. Berdasarkan inilah

manusia lebih diutamakan menjadi khalifah di bumi di banding

malaikat.23

d. Menurut T.M. Hasybi Ash-Shidiqy

Hasybi Ash-Shidiqy memberikan penjelasan yang tidak jauh

beda dengan para penafsir di atas. Menurutnya Q.S. Al-Baqarah ayat

30 menceritakan bahwa Allah hendak menjadikan khalifah di bumi.

Malaikat merasa heran mengapa Allah hendak menjadikan seorang

khalifah yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah di

23 Musthafa Al-Maraghi, op. Cit., h. 133 – 144

Page 63: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

52

bumi dan bukannya malaikat yang senantiasa memuji dan mensucikan-

Nya. Menanggapi keheranan malaikat itu Allah lalu menjelaskan

tentang rahasia dan hikmah dijadikannya khalifah di bumi yaitu Adam

(manusia).

Kemudian pada ayat 31-33 menurut Hasybi Ash-shidiqy, Allah

menerangkan tentang kemuliaan Adam (manusia). Hal ini bisa

dilihatdari kemampuan Adam menyebutkan nama-nama benda yang

telah diajarkan Allah kepadanya. Sementara kemampuan ini tidak

dimiliki oleh malaikat.

Menurutnya ayat ini juga memberi pengertian bahwa syarat

mutlak untuk memegang tampuk kekuasaan adalah ilmu. Inilah

pegangan yang sangat diperlukan. Adam menjadi lebih utama dari

malaikat adalah karena ilmu. Dan ini pula yang menyebabkan Adam

(manusia) diangkat menjadi khalifah di bumi.24

e. Menurut Hamka

Dalam menafsirkan Q.S. Al-Baqarah ayat 30-33, Hamka

mengambil kesimpulan bahwa dalam penciptaan manusia sebagai

khalifah, Allah telah melengkapinya dengan potensi yang dapat

digunakan untuk menunjang fungsi kekhalifahannya itu. Adapun

potensi yang dimaksud dalam ayat ini adalah potensi yang berupa ilmu

atau pengetahuan.

24 T.M. Hasybi Ash-Shidiqy, Tafsir Al-quranul Majid An-Nur (juz. I),Bulan Bintang,

Jakarta, 1965, h. 106-118

Page 64: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

53

Menurut penjelasannya, manusia di samping diberi potensi-

potensi sebagaimana makhluk lain, ia telah dianugerahi potensi yang

tidak dimiliki oleh makhluk lain, yaitu akal. Akal inilah yang

menjadipembeda manusi dari makhluk lain termasuk malaikat. Dengan

akalnya itu manusia bisa mengembangkan ilmunya dan menciptakan

teknologi bahkan dengan akalnya itu manusia bisa menguak rahasia-

rahasia alam dengan seizin Allah.

Sebagai bukti bahwa manusia memiliki potensi akal dalam

konteks ayat ini bisa dilihat ketika Adam mampu menyebutkan

kembali nama-nama yang telah diajarkan oleh Allah kepadanya. Hal

ini menunjukkan bahwa Adam (manusia) memang memiliki kelebihan

atau keistimewaan yang tidak diberikan kepada makhluk yang lain

termasuk malaikat. Keistimewaan yang diberikan Allah kepada

manusia itu merupakan cara Allah memuliakan manusia. Sehinga

dalam kata penutupnya Hamka mengatakan bahwa manusia dengan

kelebihan yang diberikan kepadanya, tidak layak manakala ia

mengabakan karunia itu. Sebaliknya dia harus senantiasa

mensyukurinya dengan cara menggunakan potensinya seoptimal

mungkin dalam kerangka kebaikan dan kemanfaatan.25

f. Menurut M. Quraish Shihab

Menurut Quraish Shihab Q.S. Al-Baqarah ayat 30-33 berbicara

tentang kewajaran manusia dan ketidakwajaran malaikat menjadi

25 Hamka, Tafsir Al-Azhar (juz. I), Pustaka Panji Mas, Jakarta, 1982, h. 165 - 166

Page 65: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

54

khalifah di bumi.

Menurutnya pengetahuan yang dianugerahkan Allah kepada

Adam (manusia) berupa kemampuan mengetahui segala sesuatu dari

benda-benda ciptaan Allah dan fenomena alam merupakan bukti

kewajaran Adam menjadi khlaifah di bumi sekaligus ketidak wajaran

malaikat menjadi khalifah di bumi. Karena malaikat memang tidak

memiliki pengetahuan sebagaimana yang dimiliki oleh Adam

(manusia). Dengan demikian Pengetahuan atau potensi berilmu yang

dianugerahkan Allah kepada Adam (manusia) merupakan syarat

sekaligus modal utama untuk mengelola bumi ini. Tanpa pengetahuan

atau potensi berilmu, maka tugas kekhalifahan manusia akan gagal,

meskipun ia tekun ruku’, sujud dan beribadah sebagaimana malaikat.

Bukankah malaikat yang sedemikian taatnya dinilai tidak layak

menjadi khalifah di bumi karena ia tidak memiliki pengetahuan

tentangnya.

Melalui kisah ini Allah menegaskan bahwa bumi tidak cukup

dikelola hanya dengan tasbih dan tahmid tetapi dengan amal ilmiah

dan ilmu amaliyah.26

B. Eksistensi Manusia Dalam Perspektif QS. Al-Baqarah ayat 30-33

1. Pengertian eksistensi manusia.

Sebagaimana yang telah dikutip oleh Bayraktar Bayrakli makna

terkaya dan terdalam dari istilah eksistensi adalah ditemukan dalam bahasa

Page 66: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

55

Arab. Eksistensi berasal dari akar kata kerja wajada, bentuk kata kerja ini

berarti “ menemukan “ dan turunannya adalah wujud (ada), Wijdan (sadar),

wajd (nirwana) dan wujd.

Ketika digunakan dalam bentuk wajd, wujd dan wijdan berarti

“mempunyai milik,” dan mempunyai milik pada akhirnya mengantarkan

pada wujud independen, yakni wujud yang tidak tergantung pada yang

lain. Dalam Q.S. Thalaq : 6 وجدكم من itu berarti “menurut kekuatan,

kesehatan dan eksistensimu.” Dalam Q.S. Taubah (9) : 5

وجدمتوهم حيث Itu berarti “menemukan” dan “menghasilkan kekuatan.”

Makna lain dari istilah wujud (eksistensi) adalah suatu keberadaan

yang dirasakan, ditemukan dan ditentukan oleh panca indera. Karena itu

dapat dikatakan bahwa ada sesuatu yang dapat dirasakan panca indera. Di

sisi lain ada juga keberadaan yang tidak dapat diketahui dengan perasaan

tapi dengan nalar.27

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa eksistensi manusia

berarti keberadaan manusia, artinya segala sesuatu yang ada atau yang

muncul yang dapat ditemukan atau dirasakan pada diri manusia, baik

secara fisis maupun metafisis, empiris maupun metaempiris.

Adapun pengertian eksistensi manusia oleh Al-Ghazali

didefinisikan sebagai komposisi yang memperlihatkan keberadaan

manusia dalam suatu totalitas. Artinya manusia sebagai kenyataan faktual

terdiri atas bagian-bagian yang membentuk suatu kompoisi yang

26 M. Qurash Shihab, Tafsir Al-Misbah, Lentera Hati, Jakarta, 2000, h. 148-149 27 Bayraktar Bayrakli, Eksistensi Manusia (terj. Suharsono), Perenial press, Jakarta, 1996

Page 67: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

56

menunjukkan keberadaannya.28

Eksistensi manusia merupakan perpaduan antara beberapa unsur

yang tidak bisa dipisah-pisahkan. 29 Menurut Ibnu Qayyim, hakikat diri

manusia itu merupakan perpaduan antara beberapa unsur yang saling

berkaitan dan tidak mungkin dipisah-pisahkan antara satu dengan yang

lainnya. Beberapa unsur yang dimaksud itu adalah ruh, akal dan badan. 30

Hal yang sama juga dikemukakan oleh M. Qutb bahwa dalam

perspektif Islam eksistensi manusia yang merupakan perpaduan antara

ketiga unsur tersebut merupakan satu kesatuan yang terpadu dan saling

berkaitan, badan yang bersifat materi tidak bisa dipisahkan dengan akal

dan ruh yang bersifat immateri. Masing-masing dari ketiga unsur tersebut

memiliki daya atau potensi yang saling mendukung dan melengkapi dalam

perjalanan hidup manusia.31

Menurut Harun Nasution, unsur materi manusia mempunyai daya

fisik seperti mendengar, melihat, merasa, meraba, mencium dan daya

gerak. Sementara itu unsur immateri mempunyai dua daya, yaitu daya

berfikir yang disebut akal dan daya rasa yang berpusat di kalbu. Untuk

membangun daya fisik perlu dibina melalui latihan-latihan ketrampilan

dan panca indera. Sedangkan untuk melatih daya akal dapat dipertajam

melalui proses penalaran dan berfikir. Sedangkan untuk mengembangkan

28 M. Yasir Nasution, Manusia menurut Al-Ghazali, Rajawali, Jakarta, 1988, h. 64-65 29 Muzaidi Hasbullah, Manhaj Tarbiyah Ibnu Qayyim (terj), Pustaka Al-Kautsar, Jakarta,

2002, h. 21 30 Ibid 31 M. Qutb, Sistem Pendididkan Islam (terj. Salman Harun ), Al-Maarif, Bandung,

1993,h. 127

Page 68: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

57

daya rasa dapat dipertajam melalui ibadah seperti shalat, puasa dan lain-

lain, karena intisari ibadah dalam Islam adalah mendekatkan diri kepada

Allah. Yang Maha Suci hanya dapat didekati melalui ruh yang suci dan

ibadah adalah sarana latihan strategis untuk mensucikan ruh atau jiwa.32

Uraian di atas memberi gambaran kepada kita ahwa Islam memiliki

cara pandang yang utuh terhadap diri atau eksistensi manusia. Islam

menolak pandangan yang parsial sebagaimana yang telah dilakukan

materialisme dan spiritualisme yang hanya menonjolkan satu aspek unsur

manusia.

2. Eksistensi manusia dalam perspektif Q.S. Al Baqarah ayat 30-33.

Sebagaimana telah diuraikan dalam pembahasan terdahulu, bahwa

dipilihnya manusia sebagai khalifah di muka bumi adalah karena

kelebihan yang dianugerahkan Allah kepada manusia berupa ilmu

pengetahuan, yang tidak diberikan kepada makhluk Allah yang lain

termasuk malaikat.

Pada Q.S.Al Baqarah ayat 31-33 yang menceritakan tentang

pengajaran Allah kepada manusia memberikan pengertian bahwa untuk

dapat menjalankan fungsi dan peran kekhalifahan diperlukan modal atau

syarat yaitu ilmu. Hal ini senada dengan pendapat Quraish Shihab bahwa

pengetahuan atau potensi yang berupa kemampuan menyebutkan nama-

nama itu merupakan syarat sekaligus modal bagi Adam (manusia) untuk

mengelola bumi ini. Tanpa pengetahuan atau pemanfaatan potensi

32 Harun Nasution, Islam Rasional, Mizan, Bandung, 1995, h. 37

Page 69: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

58

berpengetahuan, maka tugas kekhalifahan manusia akan gagal, meskipun

ia tekun rukuk , sujud dan beribadah kepada Allah sebagaimana yang

dilakukan oleh malaikat. Meski malaikat merupakan makhluk yang paling

taat, tapi tetap dinilai sebagai makhluk yang tidak memiliki kemampuan

untuk menjadi khalifah, karena ia tidak memiliki ilmu atau pengetahhuan

tentang hal itu.33

Adapun kemampuan Adam menyebutkan nama-nama menurut

Alidalam The Glorias Kur’an sebagaimana telah dikutip oleh Machasin,

dapat diartikan sebagai kemampuan untuk berinisiatif. Dalam hal

inimanusia diberi kemampuan untuk memberikan nama-nama benda,

yakni membentuk konsep-konsep tentang benda-benda itu . Membentuk

konsep berarti menguasainya. Jadi sifat pengetahuan manusia adalah

konseptual. Berinisiatif menurutnya juga berarti bahwa manusia disamping

memiliki potensi merusak ia juga memiliki potensi untuk berbuat baik.

Menurutnya ini menunjukkan sifat kreatif manusia. Potensi kreatif ini

hanya dianugerahkan kepada manusia, dan tidak kepada malaikat maupun

makhluk yang lain. Menurut Machasin, Adam atau manusia yang

mempunyai kemampuan untuk berbuat patuh dan durhaka, di dalamnya

terkandung unsur kreativitas.34

Senada dengan pendapat di atas, Abdur Rahman Shalih Abdullah

menyatakan bahwa kemampuan manusia menyebutkan nama dapat

diartikan sebagai kemampuan merumuskan konsep. Dalam penjelasan

33 M. Quraish, Shihab, op. Cit.,h. 33-34

Page 70: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

59

selanjutnya, ia menuturkan bahwa rumusan konsep memiliki 2 faedah.

Pertama, ia memberikan fasilitas berpikir. Mengapa demikian?

Menurutnya konsep memungkinkan manusia melakukan analisa dan

sintesa terhadap apa yang dipikirkan. Berbeda dengan binatang maka

manusia memiliki kemampuan merumuskan pengetahuan konseptualnya

ketika menghadapi permasalahan.

Faedah kedua dari pengetahuan konseptual adalah bahwa ia

memungkinkan manusia ingat terhadap peristiwa-peristiwa lampau.

Manusia mencatat sejarahnya, kemampuan untuk membaca sejarah

menjadikan manusia mempunyai kemampuan tertinggi pada aspek-aspek

tertentu.Binatang tidak dapat mengingat peristiwa-peristiwa yang pernah

dialaminya. Tidak mengherankan, Al Quran menganggap sejarah sebagai

ayat-ayat-Nya, yang merangsang praktek berpikir. Kenyataan-kenyataan

sejarah tidak disebut sebagai memorisasi, namun kontemplasi.35

Keunikan pengetahuan manusia, dengan kuat didukung penemuan-

penemuan psikologi. Kemampuan manusia untuk menemukan bentuk

pengetahuan baru dan memecahkan situasi-situasi atau masalah-masalah

baru menjadikan manusia mempunyai nilai lebih dari binatang.

Perbedaan pengetahuan manusia dari pengetahuan binatang adalah

kualitatif, dan bukan kuantitatif. Menurut Abdur Rahman jaringan besar

gagasan manusia hanya mungkin diterangkan dalam kemampuannya

memberi nama-nama yang dilimpahkan kepada Adam as. Hal ini nyata

34 Machasin, Menyelami Kebebasan Manusia, INHIS-Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1996, 35 Abdur Rahman Shalih Abdullah, Landasan dan Tujuan Pendidikan menurut Al Quran

serta Implementasinya, Diponegoro, Bandung, 1991,h. 132-133

Page 71: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

60

sekali bahwa gagasan yang dicapai dan konsep-konsep yang dicapai tidak

dapat dipisahkan dari peran yang dimainkan yaitu khalifah.36

Adapun menurut Ali Shariati, kemampuan Adam mennyebutkan

nama ditafsirkan sebagai kemampuan Adam dalam menangkap fakta-fakta

ilmiah. Nama-nama dalam ayat 31-33 tersebut ditafsirkan sebagai simbol-

simbol dari fakta-fakta ilmiah, dan mempelajari hal tersebut dapat

membimbing manusia kearah kebenaran-kebenaran faktual yang ada

dalam alam semesta. 37

Sehubungan dengan penjelasan diatas, Dr.Jalaludin menambahkan

bahwa potensi akal yang hanya dianugerahkan Allah kepada manusia,

memberi kemampuan kepadanya untuk memahami simbol-simbol, hal-

hal yang abstrak, menganalisa dan membandingkan maupun membuat

kesimpulan serta memilih dan memisahkan antara yang benar dari yang

salah. Kemampuan akal mendorong manusia berkreasi dan berinovasi

dalam menciptakan kebudayaan dan peradaban. Manusia dengan

kemampuan akalnya mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,

mengubah serta merekayasa lingkungannya, menuju situasi kehidupan

yang lebih baik, aman dan nyaman.38 Semua itu tentunya dalam kerangka

menjalankan fungsi dan peran kekhalifahannya.Menurut Murtadha

Mutahhari, pengetahuan sebagaimana diuraikan di atas merupakan

dimensi intelektual dalam eksistensi manusia.39

36 Ibid.,h.134 37 Ali Shariati, Tugas Cendekiawan Muslim, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996,h.11 38 Dr. Jalaludin, Teologi Pendidikaan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000,h.46. 39 Murtadha Mutahhari, Manusia dan Alam Semesta, Lentera, Jakarta, 2002, h. 222

Page 72: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

61

Pada intinya Q.S.Al Baqarah ayat 30-33 menceritakan tentang

kisah kejadian sekaligus keutamaan yang disandang oleh Adam as

(manusia). Ia telah dipilih oleh Allah menjadi khalifah di bumi karena

ilmu pengetahuan yang dianugerahkan kepadanya. Ini berarti bahwa Allah

telah menempatkan manusia dalam kedudukan yang tinggi/utama adalah

karena ilmu. Yang karena itu pulalah manusia berhak dan layak menjadi

khalifah dari pada malaikat.

Keutamaan manusia karena ilmu telah banyak diungkapkan Allah

dalam Al Quran:

- Q.S. Al Mujadalah : 11

Æìsùö� tƒ ª!$# tÏ% ©!$# (#θãΖtΒ#u öΝä3ΖÏΒ tÏ% ©!$#uρ (#θ è?ρé& zΟ ù=Ïè ø9 $# ;M≈y_ u‘yŠ

Artinya: “ … Allah meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat.”40

- Q.S. Al Ankabut : 43

š�ù=Ï?uρ ã≅≈ sVøΒ F{$# $ yγ ç/Î�ôØnΣ Ä¨$ ¨Ζ=Ï9 ( $tΒ uρ !$ yγ è=É)÷ètƒ āωÎ) tβθ ßϑÎ=≈ yè ø9 $# ∩⊆⊂∪

Artinya : “ Itulah berbagai contoh perumpamaan yang Kami berikan pada manusia, tidak ada yang dapat memikirkannya kecuali orang yang berilmu.”41

- Q.S. Az Zumar : 9

ö≅è% ö≅ yδ “Èθ tGó¡o„ tÏ% ©!$# tβθ çΗs>ôètƒ tÏ% ©!$#uρ Ÿω tβθßϑn=ôètƒ 3 $ yϑ‾ΡÎ) ã� ©.x‹tGtƒ (#θ ä9 'ρé& É=≈ t7ø9 F{ $#

Artinya : “ Katakanlah (hai Muhammad), tidaklah sama orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu. Sesungguhnya yang memiliki akal pikiranlah yang dapat menerima pelajaran.”42

40 Departemen Agama Republik Indonesia, op. Cit., 910 41 Ibid., h. 634 42 Ibid., h. 747

Page 73: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

62

Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang mengungkapkan tentang

keutamaan orang yang berilmu. Uraian di atas secara jelas memberikan

gambaran tentang keutamaan ilmu. Manusia diutamakan oleh Allah adalah

karena ilmu. Karena ilmu pula manusia menjadi makhluk yang memiliki

nilai lebih dari makhluk lain. Atas alasan ilmu pula Allah memilih dan

mengangkat manusia menjadi khalifah di bumi.

C. Analisa Eksistensi Manusia Dalam Perspektif Q.S. Al-Baqarah : 30 –33

Setelah mengkaji dan menelaah eksistensi manusia dalam perspektif Q.

S. Al-Baqarah : 30 – 33 dari berbagai aspek, baik dari segi bahasa maupun

balaghah, dari segi munasabah ayat maupun segi-segi yang lain serta merujuk

pada penjelasan para mufassir, penulis menggunakan dua pendekatan dalam

memahami ayat tersebut. Yang pertama yaitu pendekatan filosofis dan yang

kedua adalah pendekatan paedagogis.

Adapun pendekatan filosofis yang dimaksudkan dalam konteks ini

adalah mencoba memahami makna implisit yang terkandung dalam ayat-ayat

tersebut. Tentunya dengan merujuk pada penjelasan para mufssir sebagaimana

yang telah diuraikan pada bab terdahulu.

Pada umumnya para mufassir memiliki pendapat yang senada, bahwa

manusia sejak masa penciptaannya telah dianugerahi oleh Allah suatu potensi

yang menjadikan ia memiliki nilai lebih dari makhluk-makhluk Allah yang

lain. Potensi yang dimaksud dalam ayat ini adalah potensi “berilmu” atau

“berpengetahuan” yang dalam bahasa Q.S. Al-Baqarah ayat 31 dibahasakan

Page 74: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

63

dengan kemampuan Adam menyebutkan nama-nama benda seluruhnya yang

telah diajarkan Allah kepadanya.43 Oleh Abdur Rahman Shalih Abdullah,

potensi “berpengetahuan” tersebut dikatakan sebagai eksistensi inteligensi

manusia yang dengan itu manusia memiliki atribut yang membedakan dirinya

dari makhluk yang lain.44

Menurut sebagian mufassir, kemampuan manusia menyebutkan nama-

nama benda seluruhnya adalah karena kekuatan akal yang diberikan Allah

kepadanya. Dengan kekuatan akal yang ada pada manusia mendorong

manusia menjadi makhluk yang kreatif dan inisiatif. Dengan kemampuan

inisiatif ini menurut Machasin manusia mampu membentuk konsep-konsep

tentang segala sesuatu. Dengan demikian kemampuan manusia bersifat

konseptual. Berinisiatif menurutnya juga berarti bahwa manusia di samping

memiliki potensi merusak ia juga memiliki potensi untuk berbuat baik.

Menurutnya ini menunjukkan sifat kreatif manusia. Potensi kreatif ini

hanya dianugerahkan kepada manusia, dan tidak kepada malaikat maupun

makhluk yang lain. Menurut machasin, Adam (manusia) yang mempunyai

kemampuan untuk berbuat patuh dan durhaka, di dalamnya terkandung unsur

kreativitas.45

Menurut Zakiyah Darajah, manusia dengan kemampuan akalnya

memungkinkan ia menerima dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan serta

43 Lihat pada bab II 44 Abdur Rahman Shalih Abdullah, Landasan dan Tujuan Pendidikan menurut Al-Quran

serta Implementasinya (terj), C.V. Diponegoro, Bandung, 1991, h. 3-4 45 Machasin, Menyelami Kebebasab Manusia, INHIS-Puataka Pelajar, Yogyakarta, 1996,

h. 8-10

Page 75: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

64

membudayakannya.46

Uraian di atas memberikan gambaran bahwa akal merupakan kekuatan

manusia yang paling besar dan merupakan anugerah Allah yang paling besar

pula. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Mulk : 23

ö≅è% uθ èδ ü“Ï% ©!$# ö/ ä.r' t±Σ r& Ÿ≅yèy_ uρ â/ ä3s9 yìôϑ¡¡9 $# t�≈ |Á ö/F{$#uρ nοy‰Ï↔øùF{ $#uρ ( Wξ‹Î=s% $ ¨Β tβρã� ä3ô±n@

∩⊄⊂∪

Artinya: Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.47

. Menurut M. Qutb, hati dalam ayat di atas dipakai untuk pengertian

akal atau kekuatan menangkap atau mengindera pada umumnya.48Af’idah

yang diterjemahkan dengan hati juga mengandung makna intelegensi dan

kasih sayang atau aspek pikir dan emosi atau rasa.49 Dalam konteks ini

manusia berarti memiliki dua daya yaitu daya pikir dan daya rasa. Hal ini

sekaligus memberi predikat kepada manusia sebagai makhluk pemikir dan

perasa.

Manusia dikaruniai akal oleh Allah agar dipergunakan untuk berpikir

dan merasa.50 Banyak ayat Al-Quran yang mengisyaratkan tentang hal ini.

Allah sering memerintahkan kepada manusia untuk berfikir. Anjuran Allah

kepada manusia supaya berfikir dapat dilihat pada firman Allah berikut ini :

46 Zakiyah Darajah, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1996, h. 3-4 47 5 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahnya,

Kumudasmoro Grafindo, Semarang, 1994, h. 957 48 M. Qutb, Sistem Pendidikan Islam (terj.), Al-Maarif, Bandung, 1993, h. 35 49 Habib Thaha (editor), Reformulasi Filsafat Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar,

Semarang, 1996, h. 110 50 8 Ibid., h. 285

Page 76: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

65

Q.S. Ar-Rum : 8

öΝs9 uρr& (#ρã� ©3x�tGtƒ þ’ Îû ΝÍκŦ à�Ρr& 3 $ ¨Β t, n=y{ ª!$# ÏN≡ uθ≈uΚ ¡¡9 $# uÚö‘ F{$#uρ $ tΒ uρ !$yϑåκs]øŠt/ āω Î)

Èd, ysø9 $$ Î/ 9≅y_ r& uρ ‘wΚ |¡•Β 3 ¨βÎ)uρ # Z�� ÏVx. zÏiΒ Ä¨$ ¨Ζ9 $# Ç›!$s)Î=Î/ öΝÎγ În/u‘ tβρã�Ï�≈ s3s9 ∩∇∪

Artinya : “ Dan mengapakah mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka sendiri, Allah tidak menjadikan langit dan bumi serta apa yang ada di antaranyam melainkan dengan tujuan yang benar dan masa yang telah ditentukan.”51

1. Q.S. Yunus : 101

È≅è% (#ρã� ÝàΡ$# #sŒ$tΒ ’ Îû ÅV≡uθ≈ yϑ¡¡9 $# ÇÚö‘ F{ $#uρ 4 $tΒ uρ Í_ øó è? àM≈tƒ Fψ$# â‘ ä‹ –Ψ9$#uρ tã 7Θ öθ s%

āω tβθãΖÏΒ ÷σム∩⊇⊃⊇∪

Artinya : “ Katakanlah (ya Muhammad), Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi.”52

2. Q.S. Al-Baqarah : 242

š�Ï9≡ x‹x. ß Îit7 ムª!$# öΝà6s9 ϵÏG≈ tƒ#u öΝä3ª=yès9 tβθ è=É)÷ès? ∩⊄⊆⊄∪

Artinya : “Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, supaya kamu memahaminya.53

Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang menganjurkan untuk berpikir

dan merenung. Tuntutan pada manusia sebenarnya tidak hanya diharapkan

mampu menangkap fenomenon tetapi juga nomenon. Penangkapan dan

pengetahuan tentang fenomenon dapat ditempuh dengan rasio, dan untuk itu

diperlukan satu aktivitas berpikir. Akan tetapi dalam realitas hidup dan

kehidupan, manusia banyak dihadapkan dengan nomenon, yang tidak dapat

51 Departemen Agama Republik Indonesia, op.Cit, h. 642 52 Ibid., h. 322 53 Ibid., h. 59

Page 77: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

66

dirasionalkan. Di sinilah kemudian hati dan perasaan berfungsi untuk

mengakui kehadiran dan keberadaannya.54

Uraian di atas memberikan gambaran kepada kita bahwa akal dengan

segala daya yang dimilikinya merupakan kekuatan dan karunia Allah yang

sangat besar dan berarti bagi kelangsungan hidup manusia. Karena dengan

akalnya manusia menjadi makhluk yang kreatif dan inisiatif, manusia bisa

mengembangkan ilmu pengetahuan dan membudayakannya. Karena akal

pula manusia menjadi makhluk yang berperadaban di dunia. Sebab akal pula

ia memenangkan eksistensinya atas makhluk-makhluk yang lain termasuk

malaikat.

Yang kedua yaitu pendekatan paedagogis. Yang dimaksud dengan

pendekatan paedagogis di sini adalah pendekatan dalam perspektif pendidikan.

Q.S. Al-Baqarah : 31-33 yang menceritakan tentang pengajaran Allah

kepada Adam tentang nama-nama, dalam perspektif pendidikan menunjukkan

bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk paedagogis yaitu makhluk

yang dapat dididik dan mendidik.55 Adapun dalam istilah Jalaludin disebutkan

bahwa sejalan dengan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut, manusia

dinilai sebagai makhluk eksploratif, yaitu makhluk yang mampu

dikembangkan dan mengembangkan dirinya.56

Sebagaimana telah dijelaskan dalam Q.S. Ar-Rum : 30, bahwa Allah

telah menciptakan manusia disertai dengan fitrah yang mendasarinya.

54 Habib Thaha (editor), loc.Cit. 55 13 Zakiyah Darajah, loc. Cit 56 Jalaludin, Teologi Pendidikan,Grafindo Persada, Jakarta, 2000, h.18

Page 78: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

67

óΟÏ%r' sù y7 yγô_ uρ ÈÏe$#Ï9 $ Z�‹ÏΖym 4 |Nt� ôÜ Ïù «!$# ÉL ©9 $# t�sÜ sù }¨$ ¨Ζ9 $# $pκö� n=tæ 4 Ÿω Ÿ≅ƒÏ‰ö7 s? È, ù=y⇐Ï9

«!$# 4 š�Ï9≡ sŒ ÚÏe$!$# ÞΟ ÍhŠs)ø9 $# �∅Å3≈ s9 uρ u�sYò2r& Ĩ$ ¨Ζ9 $# Ÿω tβθßϑn=ôètƒ ∩⊂⊃∪

Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”57

Fitrah dalam konteks ini diartikan sebagai potensi. Fitrah Allah yang

berbentuk potensi ini tidak akan mengalami perubahan, dengan pengertian

bahwa manusia itu akan terus dapat berfikir, merasa dan bertindak dan dapat

terus berkembang. Fitrah inilah yang membedakan manusia dari makhluk

yang lain dan fitrah ini pulalah yang menjadikan manusia istimewa dan lebih

mulia yang sekaligus berarti bahwa manusia adalah makhluk paedagogis.58

Dari dua pendekatan yang telah diuraikan di atas, dapat ditemukan

satu titik penghubung yang memberikan gambaran bahwa manusia secara

fitrah telah dibekali potensi yang membedakan manusia dari makhluk yang

lain. Akal merupakan potensi yang hanya diberikan kepada manusia. Dan

akal hanya akan bisa berkembang secara sempurna jika dibimbing dan

diarahkan yaitu melalui proses pendidikan. Dengan demikian manusia tidak

bisa berkembang dengan sendirinya.

Perkembangannya banyak tergantung pada pengaruh lingkungan.

Pendidikan merupakan lingkungan yang paling penting dalam membantu

manusia untuk mencapai perkembangannya. Oleh karena itu dalam Islam

57 Departemen Agama Republik Indonesia, op. Cit., h. 644 58 Herry Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, Logos Wacana Ilmu, Jakarta, 1999, h. 71-72

Page 79: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

68

penyelenggaraan pendidikan bagi manusia merupakan suatu keharusan.59

D. Implementasi Eksistensi Manusia Dalam Perspektif QS. Al-Baqarah Ayat

30 – 33 dalam Pendidikan Islam

Bertitik tolak dari analisa terhadap eksistensi manusia dalam perspektif

Q.S. Al-Baqarah : 30 – 33 sebagaimana yang telah diuraiakan di atas, maka

implementasinya dalam Pendidikan Islam, yaitu :

1. Manusia dengan kemampuan akal dan hatinya menyandang predikat

sebagai makhluk pemikir sekaligus perasa. Nilai Pendidikan Islam terletak

pada keseimbangan antara aspek pemikiran dan perasaan atau antara aspek

pikir dan dzikir. Pengembangan aspek pikir saja akan mengantarkan

manusia pada sikap rasionalistik dan materialistik. Begitu juga sebaliknya,

pengembangan aspek rasa saja akan menyebabkan manusia kerdil secara

intelektual. Jika kedua komponen itu terpisah atau dipisahkan dalamproses

kependidikan Islam, maka manusia akan kehilangan keseimbangannya dan

tidak akan pernah menjadi pribadi yang utuh dan sempurna (Insan kamil)

Maka berdasarkan cara pandang di atas, Pendidikan Islam harus dibangun

di atas konsep kesatuan (integrasi) antara pendidikan aqliyah dan

qalbiyah, sehingga menghasilkan manusia muslim yang pintar secara

intelektual sekaligus terpuji secara moral.60

2. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Q.S. Al-Baqarah : 30 – 33,

bahwa manusia telah dijadikan Allah sebagai khalifah di bumi. Untuk

59 Ibid., h.72. 60 M. Qutb, loc. Cit

Page 80: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

69

menjalankan fungsi ini, Allah telah membekali manusia seperangkat

potensi . Dalam konteks ini maka Pendidikan Islam harus diarahkan pada

pengembangan seluruh potensi manusia secara maksimal, sehingga dapat

diwujudkan dalam bentuk yang konkrit, dalam arti memiliki kemampuan

yang dapat bermanfaat baik bagi dirinya, masyarakat maupun

lingkungannya sebagai realisasi dari fungsi dan tujuan penciptaannya,

yaitu sebagai khalifah dan abdullah. Untuk kepentingan ini, maka

perumusan Pendidikan Islam harus senantiasa dimatchkan dengan situasi

yang melingkupinya. Artinya setiap perubahan yang terjadi harus selalu

direspon oleh pendidikan, sehingga pendidikan tidak pernah usang dan

stagnan, tapi sebaliknya selalu dinamis menyesuaikan dengan

perkembangan dan perubahan ruang dan waktu. Tentunya dengan tanpa

tercerabut dari akar nilai yang mendasarinya, dalam konteks ini adalah

nilai ajaran Islam. Ini dimaksudkan untuk menyiapkan generasi muda yang

tangguh dan siap pakai dalam mengisi fungsi dan peran-peran

kehidupannya. Karena sebagaimana pendapat Hasan Langgulung salah

satu tujuan dari Pendidikan Islam adalah untuk mempersiapkan generasi

masa depan.61

61 Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, Al-Maarif,

Bandung, 1980, h.94.

Page 81: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Eksistensi manusia dalam perspektif Al-Quran adalah merupakan

perpaduan antara unsur jasmani dan unsur rohani atau antara unsur materi

dan unsur immateri, yaitu perpaduan antara badan (sebagai unsur materi),

akal dan ruh (sebagai unsur immateri). Unsur-unsur tersebut mewujud

dalam diri manusia dan merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-

pisahkan.

2. Menurut perspektif Q.S. Al-Baqarah : 30 – 33, manusia sejak saat

penciptaannya telah dibekali oleh Allah berupa potensi “berpengetahuan”

atau “berilmu”. Potensi ilmu atau pengetahuan inilah yang kemudian

membedakan manusia dari makhluk yang lain. Karena potensi ini pula ia

menjadi makhluk yamg mulia dan memiliki nilai lebih sehingga ia

diangkat menjadi khalifah di muka bumi.

3. Kemampuan mengetahui yang ada pada manusia adalah karena manusia

dikaruniai akal oleh Allah. Akal dalam Al-Quran juga bisa diterjemahkan

dengan hati. Akal dalam konteks sebagai alat untuk berfikir berfungsi

untuk menangkap hal-hal yang fenomenal. Sementara akal dalam konteks

sebagai hati berguna untuk menangkap hal-hal yang nomenal, yaitu yang

Page 82: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

71

tidak bisa dirasionalkan.

4. Dalam perspektif pendidikan, Q.S. Al-Baqarah : 30 – 33 memberikan

gambaran bahwa manusia adalah makhluk paedagogik yaitu makhluk yang

mempunyai potensi untuk dididik dan mendidik yang dalam konteks ayat

ini disimbolkan dengan pengajaran Allah kepada Adam tentang nama-

nama benda seluruhnya. Dengan demikian pendidikan merupakan suatu

proses yang niscaya bagi manusia dalam rangka untuk membimbing dan

mengarahkan serta mengaktualisasikan potensi yang ada pada diri

manusia.

5. Bertitik tolak dari cara pandang di atas, maka Pendidikan Islam harus

didasarkan pada cara pandang Al-Quran terhadap manusia yang secara

eksistensial merupakan satu kesatuan yang utuh antara badan (sebagai

unsur materi), akal dan ruh (sebagai unsur Immateri).

6. Nilai pendidikan Islam terletak pada keseimbangan antara aspek pemikiran

dan perasaan atau antara pikir dan dzikir. Maka pendidikan Islam harus

dibangun di atas konsep kesatuan (integrasi) antara pendidikan aqliyah dan

qalbiyah. Pemisahan antara kedua aspek ini dalam proses pendidikan akan

menyebabkan manusia kehilangan keseimbangannya, sehingga ia tidak

akan pernah menjadi manusia utuh dan sempurna (insan kamil).

B. Saran-Saran

Berdasarkan uraian dan cara pandang di atas, ada beberapa saran

terkait dengan pendidikan islam :

Page 83: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

72

1. Rumusan konsep pendidikan Islam seyogyanya bertitik tolak dari cara

pandang terhadap hakikat manusia secara total dan integral. Sehingga

proses bimbingan dan arahan dalam perbuatan mendidik menyentuh atau

mengena seluruh ranah pendidikan yaitu cognitive, afektif, psikomotorik

bahkan ranah konatif.

2. Perlu dirumuskan kurikulum terpadu, sehingga out put dari pendidikan

menghasilkan manusia-manusia dengan kepribadian yang utuh atau

integrate, tidak splite dan tidak sekuler.

C. Penutup

Rasa syukur penulis haturkan keharibaan Allah yang Maha Sempurna.

Karena hanya atas pertolongan-Nya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

Penulis sadar sepenuhnya skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu

saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan. Akhirnya dengan

hanya mengharap Ridha-Nya semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis

khususnya maupun pembaca pada umumnya. Amin.

Page 84: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, 1992. Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Aditya Media, Yogyakarta.

Al-Attas, tt. Naquib Konsep Pendidikan Islam (terj. Haidar Baqir), Mizan

Al-Maraghi, 1985. Musthofa Tafsir al-Maraghi (terj), Toha Putra, Semarang.

Al-Maroghi, Musthofa, 1985. Ahmad Tafsir Al-Maroghi, Juz I (terj), Toha Putra, Semarang.

Al-Syaibany, Al-Thoumy, 1979. Falsafah Pendidikan Islam (terj. Hasan langgulung), Bulan Bintang Jakarta.

Aly, Noer, Herry 1999.Ilmu Pendidikan Islam, Logos Wacana Ilmu, Jakarta.

Ashrof, Ali 1993. Horison Baru Pendidikan Islam, Pustaka Firdaus, Jakarta.

Ash-Shidiqy, M. Hasybi, 1965. Tafsir al-Quranul Majid an-Nur, Juz I (terj), Toha Putra, Semarang,

Azra, Azyumardi, 1999. Pendidikan Islam, Tradisi dan Modernisasi menuju Millenium Baru, Logos Wacana Ilmu, Jakarta.

Bidai, Nasruddin, 2002. Metode Penafsiran Al-Quran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Bucaille, Maurice, 1998. Asal-Usul Manusia Menurut Bibel, al-Quran dan Sains, Mizan, Bandung.

Darajah, Zakijah, 1990. Ilmu Pendidikan Islam, Bulan Bintang, Jakarta.

Darwis, Djamaluddin 2001, Dinamika Pendidikan Islam (dikutip dari buku Paradigma Pendidikan Islam), Pustaka Religius, Yogyakarta.

Departemen Agama Republik Indonesia, 1992. Al-Quran dan Terjemahannya, Tanjung Mas Inti, Semarang,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Fajar, M. Malik, 1999. Reorientasi Pendidikan Islam, Yayasan Pendidikan Islam Fajar Dunia, Jakarta.

Page 85: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

Hadi, Sutrisno, 1982. Metodologi Research, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta.

Issa, Ali, Othman, 1981. Manusia menurut Al-Ghozali, Pustaka, Bandung.

Jalaluddin, 2000. Teologi Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Langgulung, Hasan, 1968. Manusia dan pendidikan; Suatu analisa Psikologi dan pendidikan, Pustaka al-Husna, Jakarta.

Langgulung, Hasan, 1980. Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, Al-Ma’arif, Bandung.

Marimba, Ahmad D, 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Al-Maarif, Bandung.

Muhaimin, M. A. 2002. Paradigma Pendidikan Islam, Remaja Rosda Karya, Bandung,

Musthofa al-Ghulayani, Idhotun Nasyin, Al-Maktabah Almisriyah, Beirut 1913

Mutahhari, Murtadha, 1984. Manusia dan Agama, Mizan, Bandung.

Narkubo, Chalid, 1993, Bimbingan Skripsi, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Semarang.

Nata, Abudin, 1994. Filsafat Pendidikan Islam, Logos Wacana Ilmu, Jakarta.

Nizar, Samsul, 2002. Filsafat Pendidikan Islam; Pendekatan Historis, teoritis dan praktis, Ciputat Pers, Jakarta.

Poerwadarminto, W. J. S. 1980. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,

Qardawi, Yusuf, 1980. Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al-Banna (terj.), Bulan Bintang, Jakarta.

Quraisy, Shihab, M., 1994, Membumikan Al-Quran, Mizan, Bandung.

Qutb, M. 1984. Sistem Pendidikan Islam (terj. Salman Harun), Al-maarif, Bandung,

Qutb, Sayyid, t.th . Fi Dzilalil Qur’an, (Jilid VI, Juz 27, Dar al-syuruq, Beirut.

Rusn, Ibnu, Abidin, 1998. Pemikiran Al-Ghozali tentang Pendidikan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Page 86: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

Salam, Burhanuddin, 1997. Pengantar Padagogig (Dasar-dasar Ilmu Pendidikan), Rineka Cipta, Jakarta.

Saleh, Abdurrahman, 1991. Educasional Theory a Qur’anic out lock, (alih bahasa : Mutamam : Landasan dan Tujuan Pendidikan Islam menurut al-Qur’an Serta Implementasinya), CV. Diponegoro, Bandung.

Siregar, Marasudin, 1999. Konsepsi Pendidikan Menurut Ibnu Khaldun ; Suatu Analisa Fenomenologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Tafsir, Ahmad, 1990. Metode Khusus Pendidikan Islam, Remaja Rosda Karya, Bandung,

Tafsir, Ahmad, 1997. Methodologi Pengajaran Agama Islam, Remaja Rosda Karya, Bandung.

Thoha, M. Habib, H. 1996. Reformulasi Filsafat Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Semarang.

Tim Penyusun Kamus pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, departeman Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1994

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 Ayat 1.

Yunus, Mahmud, tt, Kamus Arab – Indonesia, Padang, Jakarta

Page 87: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

SURAT PERNYATAAN KEORISINILAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : Abdul Malik

2. NIM : 072322070

3. Fak / Prodi : Pendidikan Agama Islam

4. Tahun Akademik : 2009 / 2010

5. Judul : EKSISTENSI MANUSIA DALAM PERSPEKTIF

AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA DALAM

PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Al-Qur’an Surat Al-

Baqarah Ayat 30 – 33)

menyatakan bahwa skripsi saya benar-benar orisinil / asli buatan sendiri, tidak ada

unsur menjiplak atau dibuatkan.

Jika di kemudian hari ditemukan adanya indikasi salah satu dari unsur di

atas, maka saya bersedia untuk dicabut gelar kesarjanaannya.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan kesadaran penuh dan tanpa

unsur pemaksaan.

Cilacap, Juli 2010

Yang Menyatakan

ABDUL MALIK

NIM. 072322070

Page 88: SKRIPSI - IAIIGeprints.iaiig.ac.id › 70 › 1 › skripsi.pdf · sebagaimana telah diungkapkan oleh Al-Quran pada surat-surat berikut: Al-Baqarah ayat 21: “Hai manusia, sembahlah

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama = ABDUL MALIK

Tempat, tanggal lahir = Magelang, 5 November 1959

Jenis kelamin = Laki-laki

Agama / kebangsaan = Islam / Indonesia

Nikah / belum nikah = Nikah

Alamat = Karangpucung, RT. 02/08

Kec. Karangpucung Kab.Cilacap

Riwayat Pendidikan = MI Al-Washiliyah Bandongan Magelang

Lulus Tahun 1971

PGA 4th Muhammadiyah Bandongan

Magelang Lulus Tahun 1975

PGA 6th Muhammadiyah Bandongan

Magelang Lulus Tahun 1977

D2 Tarbiyah IAIN Walisanga Semarang

Lulus Tahun 2000

SI IAIIG Cilacap Transfer Tahun 2010

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Karangpucung, Juni 2010

Yang Membuat

ABDUL MALIK

NIM. 072322070