Skizofrenia katatonik

9
PORTOFOLIO KASUS I No. ID dan Nama Peserta : / dr. Chelvi Wijaya No. ID dan Nama Wahana: / Perawatan Jiwa RSUD Ajappange Kab. Soppeng Topik: Skizofrenia Katatonik (F.20.2) Tanggal (kasus) : 27 Agustus 2012 Nama Pasien : Ny.M No. RM : 104523 Tanggal presentasi : 10 Januari 2013 Pendamping: dr. Misdawaty Tempat presentasi: RSUD Ajappange Kab. Soppeng Obyek presentasi : Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa Neonatu s Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil Deskripsi: Perempuan, 38 tahun, diantar oleh keluarganya ke RS dengan keluhan tidak mau berbicara dan seperti patung yang dialami sejak 1 bulan. Awalnya 3 bulan lalu, osi datang ke ibunya dan mengatakan bahwa dirinya menderita kista ovarium dan sejak itu, osi murung, lemas, aktivitas menurun, dan mulai sulit mengurus diri sendiri sehingga osi dibawa ke RS.Awal bros Makassar 1 bulan yang lalu dan pada saat di RS tersebut sudah dilakukan pemeriksaan fisis, radiologi, dan laboratorium, tetapi tidak ditemukan kelainan hingga akhirnya osi minta pulang. Sebelum pulang, tiba-tiba osi mengatakan bahwa ada sesuatu yang mengikat dan mau mencekiknya, dan osi tidak berdaya melawan. Sejak saat itu osi mulai diam dan tidak bergerak, seperti patung. Riwayat Penyakit Sebelumnya : Gejala dialami Osi sejak tahun 3 bulan lalu. Sejak mengetahui dirinya memiliki kista ovarium, osi mulai mengurung diri dan tidak mau berbicara. Osi juga memiliki luka di punggung karena terus menerus berbaring Pemfis: - Tanda vital à TD : 110/70 mmHg, N: 80 x/menit, P: 20 x/menit,

description

no description

Transcript of Skizofrenia katatonik

Page 1: Skizofrenia katatonik

PORTOFOLIO KASUS I

No. ID dan Nama Peserta : / dr. Chelvi WijayaNo. ID dan Nama Wahana: / Perawatan Jiwa RSUD Ajappange Kab. SoppengTopik: Skizofrenia Katatonik (F.20.2)

Tanggal (kasus) : 27 Agustus 2012Nama Pasien : Ny.M No. RM : 104523Tanggal presentasi : 10 Januari 2013 Pendamping: dr. MisdawatyTempat presentasi: RSUD Ajappange Kab. SoppengObyek presentasi :Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustakaDiagnostik Manajemen Masalah IstimewaNeonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil Deskripsi:

Perempuan, 38 tahun, diantar oleh keluarganya ke RS dengan keluhan tidak mau berbicara dan seperti patung yang dialami sejak 1 bulan. Awalnya 3 bulan lalu, osi datang ke ibunya dan mengatakan bahwa dirinya menderita kista ovarium dan sejak itu, osi murung, lemas, aktivitas menurun, dan mulai sulit mengurus diri sendiri sehingga osi dibawa ke RS.Awal bros Makassar 1 bulan yang lalu dan pada saat di RS tersebut sudah dilakukan pemeriksaan fisis, radiologi, dan laboratorium, tetapi tidak ditemukan kelainan hingga akhirnya osi minta pulang. Sebelum pulang, tiba-tiba osi mengatakan bahwa ada sesuatu yang mengikat dan mau mencekiknya, dan osi tidak berdaya melawan. Sejak saat itu osi mulai diam dan tidak bergerak, seperti patung.

Riwayat Penyakit Sebelumnya :Gejala dialami Osi sejak tahun 3 bulan lalu. Sejak mengetahui dirinya memiliki kista ovarium, osi mulai mengurung diri dan tidak mau berbicara. Osi juga memiliki luka di punggung karena terus menerus berbaring

Pemfis: - Tanda vital à TD : 110/70 mmHg, N: 80 x/menit, P: 20 x/menit, S: 37,2 oC.- Kepala: konjungtiva pucat (-), sklera ikterus (-).- Thorax simetris kiri-kanan, palpasi tidak ditemukan kelainan, perkusi sonor kiri-kanan, bunyi

pernapasan vesikuler, bunyi tambahan Rh -/- ; Wh -/-. Bunyi Jantung murni regular.- Abdomen: peristaltik (+) kesan normal, massa tumor (-), nyeri tekan ulu hati (+), H/L tidak

teraba.- Punggung: tampak ulkus dekubitus

Tujuan: .Bahan bahasan:

Tinjauan pustaka

Riset Kasus Audit

Cara membahas:

Diskusi Presentasi dan diskusi

E-mail Pos

Page 2: Skizofrenia katatonik

Data utama untuk bahan diskusi:1. Diagnosis/gambaran klinis

Skizofrenia simpleks (F20.6)Diagnosis skizofrenia simpleks dibuat dari:

Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya:

a. Stupor (amat berkurangnya dalam reaktivitas terhadap lingkungan dan dalam gerakan serta aktivitas spontan) atau mutisme (tidak berbicara);

b. Gaduh-gelisah (tampak jelas aktivitas motorik yang tak bertujuan, yang tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal)

c. Menampilkan posisi tubuh tertentu (secara sukarela mengambil dan mempertahankan posisi tubuh tertentu yang tidak wajar atau aneh)

d. Negativism (tampak jelas perlawanan yang tidak bermotif terhadap semua perintah atau upaya yang menggerakkan atau pergerakan kea rah yang berlawanan)

e. Rigiditas (mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk melawan upaya menggerakkan dirinya)

f. Fleksibikitas cerea/”waxy flexibility (mempertahankan anggota gerak dan tubuh dalam posisi yang dapat dibentuk dari luar); dan

g. Gejala-gejala lain seperti command automatism (kepatuhan secara otomatis terhadap perintah), dan pengulangan kata-kata serta kalimat.

2. Riwayat pengobatan: osi pernah berobat di RS.Awal Bros, tetapi tidak ditemukan kelainan dari pemeriksaan fisis, radiologi, dan laboratorium.

3. Riwayat keluarga: osi sudah menikah, dan memiliki 2 orang anak. Osi tinggal dengan suami dan anak.

4. Riwayat pekerjaan: sebelumnya osi pernah kuliah di akademi pelayaran di Cilacap, tetapi tidak selesai dan osi tinggal di Papua sebagai IRT

5. Lingkungan sosial: Pasien lebih sering tinggal di rumah

Daftar Pustaka:

a. Maslim, dr. Rusdi. 2001. Skizofrenia, gangguan skizotipal dan gannguan waham dalam buku PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya.

b. Maslim, dr. Rusdi. 2007. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya.

Hasil pembelajaran:1. Diagnosis dan klasifikasi Skizofrenia2. Penatalaksanaan Kasus dan edukasi pada pasien Skizofrenia

Page 3: Skizofrenia katatonik

RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO

1. Subyektif: Perempuan, 38 tahun, diantar oleh keluarganya ke RS dengan keluhan tidak mau berbicara dan seperti patung yang dialami sejak 1 bulan. Awalnya 3 bulan lalu, osi datang ke ibunya dan mengatakan bahwa dirinya menderita kista ovarium dan sejak itu, osi murung, lemas, aktivitas menurun, dan mulai sulit mengurus diri sendiri sehingga osi dibawa ke RS.Awal bros Makassar 1 bulan yang lalu dan pada saat di RS tersebut sudah dilakukan pemeriksaan fisis, radiologi, dan laboratorium, tetapi tidak ditemukan kelainan hingga akhirnya osi minta pulang. Sebelum pulang, tiba-tiba osi mengatakan bahwa ada sesuatu yang mengikat dan mau mencekiknya, dan osi tidak berdaya melawan. Sejak saat itu osi mulai diam dan tidak bergerak, seperti patung.

2. Obyektif:a. Deskripsi umum:

a. Pasien tampak cukup rapi dengan menggunakan baju dan celana kain. wajah sesuai umur, warna rambut hitam beruban.

b. Kesadaran : berubah c. Kontak mata (-), verbal (-)d. Verbalisasi : Mutismee. Sikap terhadap pemeriksa: tidak berespon

b. Keadaan afektif (mood), perasaan dan empati:a. Mood : sulit dinilai b. Afek : tumpulc. Empati : tidak dapat diraba rasakan

c. Fungsi intelektual ( kognitif)• Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan sulit dinilai.• Daya konsentrasi : sulit dinilai• Orientasi ( waktu, tempat dan orang) : sulit dinilai • Daya ingat:

Jangka panjang : sulit dinilai Jangka pendek : sulit dinilai

• Pikiran abstrak : sulit dinilai• Bakat kreatif : sulit dinilai• Kemampuan menolong diri sendiri : kurang

d. Gangguan persepsiObservasi (sulit dinilai).

e. Proses berpikirf. Pengendalian impuls : terganggu

Gangguan persepsi Observasi (sulit dinilai).

Proses berpikir

Page 4: Skizofrenia katatonik

1. Arus pikiran :• Produktivitas : sulit dinilai • Kontinuitas : sulit dinilai• Hendaya berbahasa : (+) mutisme

2. Isi pikiran :• Preokupasi : observasi• Gangguan isi pikiran : observasi

g. Daya nilai a) Norma social : terganggub) Uji daya nilai : tergangguc) Penilaian realitas : terganggu

h. Tilikan ( insight) : derajat 1 (penyangkalan penuh bahwa dirinya sakit)i. Taraf dapat dipercaya

3. Assesment: Skizofrenia merupakan suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak diketahui)

dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronik atau “deteriorating”) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada pertimbangan genetik, fisik, dan sosial budaya.

Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted). Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelaktual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.

Dalam mendiagnosis skizofrenia, harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas)

a. -“thought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda; atau-“thought insertion or withdrawal” = isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan-“thought broadcasting” = isi pikirannya tersiar ke luar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya;

b. -“delusion of control”= waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau-“delusion of passivity” = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang “dirinya” = secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan atau penginderaan khusus);-“delusional perception”= pengalamn inderawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya biasanya bersifat mistik atau mukjizat.

c. Halusinasi auditorik: Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien,

atau

Page 5: Skizofrenia katatonik

Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (di antara berbagai suara yang berbicara)

Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuhd. Waham-waham menetap jenis lainnya yang menurut budaya setempat dianggap tidak

wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan mahluk asing dari dunia lain. Atau paling sedikit dua dari gejala di bawah ini yang harus ada secara jelas:

a. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanp kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.

b. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation) yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme.

c. Perilaku katatonik seperti keadaaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativism, mutisme, dan stupor.

d. Gejal-gejala “negative”, seperti sikap sangat apatis, bicara jarang dan respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harusjelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.

Adanya gejala-gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal);

Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minta, hidup tak bertujuan, dan tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.

Skizofrenia katatonik (F20.2)Diagnosis skizofrenia simpleks dibuat dari:

Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya:

h. Stupor (amat berkurangnya dalam reaktivitas terhadap lingkungan dan dalam gerakan serta aktivitas spontan) atau mutisme (tidak berbicara);

i. Gaduh-gelisah (tampak jelas aktivitas motorik yang tak bertujuan, yang tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal)

j. Menampilkan posisi tubuh tertentu (secara sukarela mengambil dan mempertahankan posisi tubuh tertentu yang tidak wajar atau aneh)

k. Negativism (tampak jelas perlawanan yang tidak bermotif terhadap semua perintah atau upaya yang menggerakkan atau pergerakan kea rah yang berlawanan)

l. Rigiditas (mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk melawan upaya menggerakkan dirinya)

m. Fleksibikitas cerea/”waxy flexibility (mempertahankan anggota gerak dan tubuh dalam posisi yang dapat dibentuk dari luar); dan

Page 6: Skizofrenia katatonik

n. Gejala-gejala lain seperti command automatism (kepatuhan secara otomatis terhadap perintah), dan pengulangan kata-kata serta kalimat.

4. Plan- Diagnosis: Skizofrenia katatonik (F 20.2)

Pengobatan: risperidon 2mg ½-0- ½ arkine 2 mg 1-0-1 lorazepam 0-0-½ Psikoedukatif caregiver

- Pendidikan: Keluarga : Memotivasi keluarga agar tetap memberikan dukungan dan pengertian

kepada pasien- Kontrol:

Kegiatan Periode Hasil yg diharapkanKepatuhan minum obat dan pemantauan efek samping terapi

Setiap hari Pasien teratur minum obat sesuai dosis yang ditetapkan dan segera diketahui efek samping obat psikotropik yang digunakan.

Perkembangan penyakit Setiap hari Mengalami perbaikan, gejala negatif mulai berkurang

Nasihat Setiap hari Rutin kontrol sesuai waktu yang ditetapkan, tidak menghentikan obat secara tiba-tiba, konsul kembali jika timbul efek samping yang mengganggu dan tetap optimis, serta mengurangi kecemasan terhadap sesuatu hal yang tidak jelas adanya.

Peserta Pendamping

dr. Chelvi Wijaya dr. Misdawaty