Lp+Lk Skizofrenia Katatonik,

35
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN SKIZOFRENIA KATATONIK PENGERTIAN Skizofrenia adalah suau bentuk psikosa fungsional dengan gangguan utama pada proses fikir serta disharmoni (keretakan, perpecahan) antara proses pikir, afek/emosi, kamauan dan psikomotor disertai distorsi kenyataan, terutama karena waham dan halusinasi; asoisasi terbagi-bagi sehingga timbul inkoherensi, afek dan emosi perilaku bizar. Skizofrenia merupakan bentuk psikosa yang banyak dijumpai dimana-mana namun faktor penyebabnya belum dapat diidentifikasi secara jelas. Kraepelin menyebut gangguan ini sebagai demensia precox. JENIS Skizofrenia simplex : dengan gejala utama kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan Skizofrenia hebefrenik, gejala utama gangguan proses fikir gangguan kemauan dan depersonalisasi. Banyak terdapat waham dan halusinasi Skizofrenia katatonik, dengan gejala utama pada psikomotor seperti stupor maupun gaduh gelisah katatonik. Skizofrenia paranoid, degnan gejala utama kecurigaan yang ekstrim diserttai waham kejar atau kebesaran episoda schizoprenia akut (lir schizoprenia), adalah kondisi akut mendadak yang disertai dengan perubahan kesadaran, kesadaran mungkin berkabut. Skizofrenia psiko-afektif, yaitu adanya gejala utama Skizofrenia yang menonjol dengan disertai gejala depresi atau 1

Transcript of Lp+Lk Skizofrenia Katatonik,

Page 1: Lp+Lk Skizofrenia Katatonik,

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN SKIZOFRENIA KATATONIK

PENGERTIAN

Skizofrenia adalah suau bentuk psikosa fungsional dengan gangguan utama pada proses

fikir serta disharmoni (keretakan, perpecahan) antara proses pikir, afek/emosi, kamauan

dan psikomotor disertai distorsi kenyataan, terutama karena waham dan halusinasi; asoisasi

terbagi-bagi sehingga timbul inkoherensi, afek dan emosi perilaku bizar.

Skizofrenia merupakan bentuk psikosa yang banyak dijumpai dimana-mana namun faktor

penyebabnya belum dapat diidentifikasi secara jelas. Kraepelin menyebut gangguan ini

sebagai demensia precox.

JENIS

Skizofrenia simplex : dengan gejala utama kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan

Skizofrenia hebefrenik, gejala utama gangguan proses fikir gangguan kemauan dan

depersonalisasi. Banyak terdapat waham dan halusinasi

Skizofrenia katatonik, dengan gejala utama pada psikomotor seperti stupor maupun gaduh

gelisah katatonik.

Skizofrenia paranoid, degnan gejala utama kecurigaan yang ekstrim diserttai waham kejar

atau kebesaran

episoda schizoprenia akut (lir schizoprenia), adalah kondisi akut mendadak yang disertai

dengan perubahan kesadaran, kesadaran mungkin berkabut.

Skizofrenia psiko-afektif, yaitu adanya gejala utama Skizofrenia yang menonjol dengan

disertai gejala depresi atau mania

Skizofrenia residual adalah schizoprenia dengnan gejala-gejala primernya dan muncul

setelah beberapa kali serangan Skizofrenia.

ETIOLOGI

1. Keturunan

2. Endokrin

3. Metabolisme

4. Ssp

5. Teori Adolf Meyer

6. Teori Sigmund Freud.

1

Page 2: Lp+Lk Skizofrenia Katatonik,

GEJALA

(MENURUT BLEULER)

I. GEJALA PRIMER

1. Gangguan proses pikir (bentuk, langkah dan isi pikiran). Yna gpaling menonjol

adalah gangguan asosiasi dan terjadi inkoherensi

2. Gangguan afek emosi

- Terjadi kedangkalan afek-emosi

- Paramimi dan paratimi (incongruity of affect / inadekuat)

- Emosi dan afek serta ekspresinya tidak mempunyai satu kesatuan

- Emosi berlebihan

- Hilangnya kemampuan untuk mengadakan hubungan emosi yang baik

3. Gangguan kemauan

- Terjadi kelemahan kemauan

- Perilaku negativisme atas permintaan

- Otomatisme : merasa pikiran/perbuatannya dipengaruhi oleh orang lain

4. Gejala psikomotor

- Stupor atau hiperkinesia, logorea dan neologisme

- Stereotipi

- Katelepsi : mempertahankan posisi tubuh dalam waktu yang lama

- Echolalia dan echopraxia

5. Autisme.

II. GEJALA SEKUNDER

1. Waham

2. Halusinasi

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. RESIKO TINGGI TERHADAP KEKERASAN : DIARAHKAN PADA DIRI

SENDIRI ATAU ORANG LAIN

Tujuan : klien tidak membahayakan dirinya maupun orang lain

INTERVENSI RASIONAL

Pertahankan lingkungan dalam

tingkat stimulus yang rendah

Obseervasi secara ketat perilaku

klien

Singkirkan semua benda

berbahaya

Kecemasan meningkata dalam

lingkungan penuh stimulus

Mewmastikan klien dalam keadaan

aman

Dalam keadaan gelisah, bingung dapat

2

Page 3: Lp+Lk Skizofrenia Katatonik,

Salurkan perilaku merusak pada

kegiatan fisik

Lakukan fiksasi bila diperlukan

Berikan obat tranquilizer

menggunakan benda tajam untuk

melukai

Menghilangvkan ketegangan yang

terpendam

Keamanan klien merupakan prioritas

perawatan

Menurunkan kecemasan/ketegangan

2. KOPING INDIVIDU TAK EFEKTIF

TUJUAN : KLIEN TIDAK MENGGUNAKAN LEBIH BANYAK

KETRAMPILAN PENGGUNAAN KOPING ADAPTIF

INTERVENSI RASIONAL

Usahakan petugas kesehatan tetap

Hindari kontak fisik

Hindari tertawa, berbisik didekat

pasien

Jujur dan selalu menepati janji.

Periksa mulut klien setelah

minum obat

Jangan berikan kegiatan

kompetitif

Motifasi untuk mengungkapkan

perasaan yang sebenarnya

Sikap asertif

Menigkatkan hubungan saling percaya

Mungkin dianggap bentuk

penganiayaan fisik

Mengurangi rasa curiga

Meningkatkan hubungan saling

percaya

Klien sering manipulatif dalam minum

obat

Merupakan ancaman pada pasien

curiga

Mengnungkapkan perasaan secara

verbal dalam lingkungan yang tidak

mengancam mungkin akan menolong

pasien untuk sampai pada keadaan

tertentu dimana pasien mencurahkan

perasaan setelah sekian lama

terpendam

Pasien curiga tidak memiliki

kemampuan untuk berhubungan

dengan sikap yang bersahabat atau

ceria sekali

3

Page 4: Lp+Lk Skizofrenia Katatonik,

3. PERUBAHAN PERSEPSI –SENSORI

TUJUAN : KLIEN TIDAK MENGGUNAKAN LEBIH BANYAK

KETRAMPILAN PENGGUNAAN KOPING ADAPTIF

INTERVENSI RASIONAL

Observasi tanda halusinasi

Hindari menyentuh pasien secara

tiba-tiba, yakinkan bahwa ia

aman disentuh

Sikap menerima dan mendorong

pasien menceritakan halusinasi

Jangan mendukung halusinasi

Alihkan perhatian pasien dari

halusinasi

Intervensi awal untuk mencegah

respon agresif yang diperntahkan

halusinasi

Pasien dapat mengartikan sentuhan

sebagai ancaman

Mencegah kemungkinan cidera pasien

atau orang lain karena ada perintah

adari halusinasi

Perawat harus jujur pada pasien pada

pasien sehingga pasien menyadari

suara itu tidak ada

Keterlibatan pasien dalam kegiatan

interpersonal; akan menolong klien

kembali dalam realitas

4. PERUBAHAN PROSES FIKIR

TUJUAN : KLIEN MENYATAKAN BERKURANGNYA PIKIRAN-PIKIRAN

WAHAM

INTERVENSI RASIONAL

Tunjukkan sikap menerima

keyakinan pasien tanpa sikap

mendukung

Tidak membantah/menyangkal

keyakinan pasien

Bantu pasien untuk

menghubungkan keyakinan yang

salah dengan peningkatan

kecemasan

Fokus dan kuatkan realitas

Bantu dan dukung pasiend alam

mengungkapkan secara verbal

perasaan ansietas, takut, tak aman

Penting untuk dikomunikasikan pada

pasien bahwa perawat tidak menerima

delusi sebagai realita

Membantah pasien tidak menimbulkan

manfaat, dapat merusak hubungan

Jika pasien dapat belajar menghentikan

kecemasan, pikiran waham mungkin

dapat dicegah

Mengurangi pikiran-pikiran waham

Ungkapan secara f\verbal dalam

lingkungan yang tidak mengancam

akan menolong pasien untuk

4

Page 5: Lp+Lk Skizofrenia Katatonik,

mengungkapkan perasaan yang

mungkin terpendam

5

Page 6: Lp+Lk Skizofrenia Katatonik,

PENGKAJIAN

Tanggal Pengkajian : 16 Desember 2002

Waktu Pengkajian : 10.35 WIB

Sumber data : Ny. R (ibu klien) dan Klien

I. Identitas

Identitas Klien

Inisial : Tn. S

Umur : 25 tahun

J. Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Suku/bangsa : jawa/Indonesia

St. Perkawinan: belum kawin

Pendidikan : tidak sekolah

Pekerjaaan : Tukang Becak

Alamat : Surabaya

Identitas Penanggungjawab

Inisial : Ny. R

Umur : 54 tahun

J. Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

St. Perkawinan: Kawin

Pendidikan : -

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Hub. Dg klien : Ibu

Data Medik

Tanggal masuk : 16 Desember 2002

Cara masuk : Lewat IRD

No. CM : 1007078

Diagnosa Medik : Skizofrenia Katatonik

Masalah Utama : Gangguan Koping

II. Alasan Masuk (Faktor Presipitasi)

Klien dibawa masuk ke Rumah Sakit oleh keluarga setelah sebelumnya (tanggal 15

Desember 2002) tiba-tiba berteriak-teriak dan lari keluar rumah dengan melepaskan

seluruh pakaian yang dikenakannya tanpa alasan yang jelas sekitar pukul 09. 00 WIB.

Sebab yang mungkin menyebabkan klien histerik adalah akibat dirinya tersinggung dengan

ucapan adik klien yang menyuruhnya mandi dan menyinggung bagaimana klien akan

mendapatkan jodoh nantinya apabila tidak mau mengurus dirinya. Selanjutnya klien lari

dari lingkungan rumah (pergi). Dua hari kemudian klien ditemukan dan dibawa kembali ke

rumah klien oleh tetangga dan orang yang mengenal klien (teman) sesama tukang becak.

Klien ditemukan dalam keadaan tidak terurus dan tidak mengenakan baju. Selanjutnya

klien dibawa ke rumah sakit.

Keadaan saat masuk; kien gelisah dan gaduh; tidak mau makan dan minum serta tidak

6

Page 7: Lp+Lk Skizofrenia Katatonik,

mampu merawat diri; cenderung diam saat ditanya dan berbicara dengan kalimat yang

tidak jelas isinya. Melawan dan berontak terhadap restriksi fisik.

III. Faktor Predisposisi

Klien sebelumnya tidak pernah mengalami gangguan jiwa dan atau menunjukkan gejala

gangguan jiwa. Klien sebelumnya tidak pernah mengalami aniaya fisik, aniaya seksual,

pernah merasa ditolak oleh pacar atau keinginannya oleh orang tuanya dan orang lain.

Klien mengatakan tidak berani minta yang macam-macam pada keluarga.

Dalam keluarga dan lingkungan saudara dekat dengan klien; tidak ditemukan ada yang

mengalami gangguan jiwa. Ny. R mengatakan bahwa menurutnya kien tidak pernah

mengalami hal-hal yang membuat klien sedih atau mengalami kejadian yang membuat

klien sedih sebelumnya. Kllien mengatakan bahwa ia belum pacaran dan sebenarnya

memiliki hasrat untuk menikah tetapi ia tidak sanggup mengungkapkannya karena sulit

mengungkapkan. Klien tidak menjawab apakah klien merasa pernah mengalami kesedihan

atau rasa tidak senang dimasa yang lalu.

Faktor Premorbid : Klien cenderung pendiam, tidak pernah sekolah.

IV. Pemeriksaan Fisik

TD : 110/80 mmHg N 76 X/mnt P 18 X/mnt S 36,8OC

BB : 56 Kg

Keluhan fisik : tidak ada

Tidak ditemukan adanya gangguan fungsi atau kecacatan pada bagian tubuh, terdapat luka

gores pada kulit daerah punggung dan bokong (telah mengering)

IV. Psikososial

Genogram :

Keluarga mengatakan tidak ada

keturunan dalam keluarganya

yang menderita gangguan jiwa.

enam saudara klien telah

menikah dan berumah tangga

sendiri. Saat ini klien tinggal

dengan orang tua dan kedua

adiknya di rumah.

7

Page 8: Lp+Lk Skizofrenia Katatonik,

Konsep Diri

a. Citra tubuh : Klien mengatakan bahwa ia tidak merasa bahwa tubuhnya kurang sesuai

dengan apa yang diharapkannya. Klien mengatakan bahwa ia ingin badannya agak

gemuk; tetapi ia tidak mempermasalahkan kondisi badannya yang kurus saat ini.

b. Identitas

Klien mampu menyebutkan nama dan pekerjaannya, klien menyatakan bahwa ia

senang dengan pekerjaannya sekarang.

c. Peran

Klien mengatakan bahwa ia sebagai seorang yang telah bekerja sudah tidak ingin

merepotkan keluarga; saat ini klien merasa senang sudah tidak minta uang lagi untuk

beli rokok

d. Ideal diri

Klien mengarapkan agar nantinya ia bisa berumah tangga dan memiliki pekerjaan yang

tetap.

e. Harga diri

Klien menganggap dirinya telah berguna bagi orang lain dan ia diterima oleh teman-

temannya. Ia tidak merasa hina dengan kondisinya saat ini

Hubungan Sosial

Orang yang diangggap berarti bagi klien selama ini adalah adiknya yang selalu

memberikan perhatian pada dirinya. Klien selalu berusaha untuk menyenangkan hati

adiknya.

Klien mengatakan ia biasa bekerja sebagai tukang becak dan mangkal di pinggir jalan

bersama teman-temannya serta mengatakan tidak merasa minder dengan teman-temannya.

Spiritual

Klien beragama Islam dan ia mengatakan bahwa ia percaya bahwa Allah sebagai

penolongnya dan ia perlu dengan bantuan Allah, walaupun ia jarang melakukan Shalat dan

berdoa.

Klien mengatakan ia jarang melakukan shalat dan berdoa.

8

Page 9: Lp+Lk Skizofrenia Katatonik,

VI. Status Mental

Penampilan

Klien berpakaian rapi, pakaian kusut tetapi sesuai.

Pembicaraan

Klien berbicara dengan menatap pada perawat, mampu mengucapkan kata-kata dengan

jelas walaupun kadang-kadang memerlukan waktu yang lama untuk menemukan kalimat.

Klien mampu diajak bicara dengan bahasa jawa dan tampak lebih lancar dengan

menggunakan bahasa jawa. Klien mampu mengembangkan percakapan dan memberikan

alasan yang logis terhadap pendapat, kalimat tidak gagap atau inkoheren.

Aktivitas Motorik

Klien berjalan dan melakukan gerakan relatif lambat, tidak terdapat tik, grimasem, tremor

atau tindakan konfulsif.

Alam Perasaan

Hal yang saat ini difikirkan oleh klien belum terkaji. Klien mengatakan ia masih pening

dan tidak ingin membicarakan masalah yang dihadapinya. Saat ini klien tampak sedih dan

murung.

Afek

Afek stabil dan sesuai/adekuat saat berbicara

Interaksi selama wawancara

Klien mau mengadakan kontak mata dengan perawat dan bersedia diajak berbicara

(kooperatif) dalam jangka waktu yang relatif lama; klien mampu mengungkapkan

penolakan saat diajak berbicara tentang masalah yang dihadapinya dan mengatakan ingin

membicarakannya lain waktu

Persepsi

Klien tidak mengalami halusinasi; baik dengar, penglihatan, perabaan, pengecapan maupun

penghidu. Hal yang difikirkan (isi pikir) tidak terungkap secara verbal. Pikiran adekuat.

Klien mengatakan bahwa dirinya tidak merasa ada yang salah dengan kondisi tubuhnya,

adanya waham belum terkaji.

Isi Fikir

9

Page 10: Lp+Lk Skizofrenia Katatonik,

Klien mengatakan saat ini ia tidak ingin memikirkan masalahnya. Klien mengatakan ia

tidak mengalami ketakutan atau merasa dikuasai oleh sesuatu yang lain. Selama

komunikasi tidak terdapat sisip pikir, siar pikir atau teridentifikasi adanya gejala waham

Arus Pikir

Arus pikir tidak bloking, asosiasi pembicaraan adekuat. Mampu bercerita tentang

pekerjaannya dalam rangkaian kata yang sesuai.

Tingkat kesadaran

Kesaadaran Composmentis; GCS : E 4 V5 M6

Memori

Klien mampu mengingat siapa yang telah menngajarinya membaca saat kecil, Klien

mampu mengingat apa yang telah dilakukannya tadi pagi; klien tidak menyebutkan

(mengatakan tidak ingat) apakah dia lari dari rumah dengan bertelanjang.

Kemampuan Konsentrasi dan Berhitung

Klien mampu menghitung terbalik sepuluh sampai angka Satu. Mampu melakukan

penambahan sederhana

Daya Tilik Diri

Klien mengatakan bahwa dirinya tidak tahu mengapa ia dibawa ke rumah sakit. Ia merasa

bahwa dirinya tidak sakit, walaupun saat ini ia mengalami susah tidur. Klien mengatakan ia

ingin pulang.

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang

Makan

Klien mengatakan ia makan tiga kali sehari; selalu menghabiskan/menyisakan sedikit

makanan yang disajikan di rumah sakit. Klien mengatakan tidak ada makanan pantang

khusus

BAB/BAK

Klien mengatakan ia kencing dan berak di kamar mandi, tidak mengompol. Klien tampak

rapi dalam berpakaian setelah BAB/BAK (alloanamnessa)

Mandi

10

Page 11: Lp+Lk Skizofrenia Katatonik,

Klien mengatakan telah mandi sendiri menggunakan sabun dan meggosok gigi dua hari

sekali. Klien tidak memotong kuku karena tidak membawa pemotong kuku. Klien tampak

bersih dan rapi. Rambut tidak panjang/acak-acakan.

Berpakaian

Klien mampu memakai pakaian sendiri dengan rapi. Klien ganti baju sekali sehari.

Istirahat dan Tidur

Klien mengatakan ia belum bisa tidur dengan nyenyak. Klien mengatakan tidak tahu sebab

mengapa ia tidak dapat tidur dengan nyenyak. Ibu mengatakan anaknya sering terbangun

saat tidur

Penggunaan Obat

Klien mengatakan rajin minum obat, ia mendapatkan obat tiga macam dan diminum semua

segera setelah mendapatkan obat.

Pemeliharaan Kesehatan

Ibu menanyakan apakah anaknya bisa sembuh.

Ibu mengatakan tidak tahu apa yang harus dipersiapkan oleh keluarga bila nanti pulang

Aktivitas

Klien tidak pernah/jarang mengikuti kegiatan olahraga atau bermain. Klien mengatakan ia

mengantuk pada saat pagi hari/saat berolahraga. Klien mengatakan ia mampu melakukan

catur dan biasanya bermain dengan teman-temannya. Klien mengatakan jika pulang ia

ingin bekerja lagi (menarik becak).

Terapi Obat

Triofluperazine 3 X 5 mg

Artan 2 X 2 mg

CPZ 0 – 0 – 100mg

11

Page 12: Lp+Lk Skizofrenia Katatonik,

ANALISA DATA

Data Rasional Masalah

DS : Klien mengatakan tidak bisa tidurKeluarga mengatakan anaknya selalu bangunKlien mengatakan mengantuk saat pagi hariDO : Mata merah, kuyu.Klien tidur pada pagi hari

Penderita Skizoprenia jenis stupor katatonik dalam masa perbaikan sering mengalami gangguan tidur (tidak tidur) dengan sebab yang tidak jelas.Bioritme sebagai tukang becak malam dapat mempengaruhi kemampuan tidur malam hari

Gangguan Pola Tidur

DS : Klien mengatakan mempunyai masalah, tetapi menolak mengungkapkan masalahnyaKlien mengatakan kepalanya pening saat diajak membicarakan masalahnyaKlien mengatakan ia ingin membicarakan lain kaliDO : Kontak mata dengan perawat baikKomunikasi verbal lancar

Adanya ketidakmampuan untuk memecahkan masalah membuat klien menggunakan koping pembelaan ego (ego oriented task) dengan melakukan penyangkalan (penghindaran). Koping Individu

tidak efektif

DS : Klien mengatakan mengantuk pada pagi hariKlien mengatakan jarang mengikuti kegiatan olahraga dan bermainDO : Klien tidak mengikuti kegiatan Olahraga hari ini dan kemarin

Adanya gangguan tidur pada malam hari mengakibatkan klien merasa mengantuk pada siang hari dan mengalami kelemahan (fatique).Adanya masalah yang dihadapi dan atau dampak obat mengakibatkan klien mengalami penurunan minat terhadap aktivitas

Gangguan peran Sosial

DS : Ibu kien menanyakan apakah anaknya bisa sembuhIbu klien mengatakan ia tidak tahu apa yang harus dipersiapkan bila anaknya pulang

Kurangnya informasi menye-babkan keluarga tidak mengetahui manajemen terapeutik di rumah sakit maupun pasca rawat (saat pulang)

Resiko tinggi Penatalaksanaan terapeutik tidak

efektif

Pohon MasalahMasalah tidak terpecahkan

Penggunaan koping berorientasi ego Koping Individu tak efektif

Masalah tak terpecahkan

Gangguan tidur

Gangguan peran sosial

12

Page 13: Lp+Lk Skizofrenia Katatonik,

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Koping Individu takefektif berhubungan dengan metode koping tak memadai, kurang

pengetahuan

2. Gangguan Pola tidur berhubungan dengan sebab yang tidak teridentifikasi; kondisi

pasca serangan akut

3. Gangguan peran sosial berhubungan dengan mengantuk, memikirkan masalah

4. Resiko tinggi manajemen terapeutik takefektif berhubungan dengan kurang informasi

13

Page 14: Lp+Lk Skizofrenia Katatonik,

RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan :

Koping individu takefektif berhubungan dengan metode koping tak memadai,

kurang pengetahuan

Tujuan jangka panjang

Klien mengembangkan dan menggunakan koping yang sesuai dan dapat diterima secara

sosial

Tujuan jangka pendek :

Klien mendemonstrasikan kemampuan dan kesediaan untuk mengikuti peraturan dan

mengembangkan koping selama tujuh hari perawatan

Intervensi Rasional

Bina hubungan saling percaya

Berikan aktivitas motorik yang besar

Tidak melakukan perdebatan, perang mulut

atau melakukan tawar-menawar

Berikan dorongan untuk mengungkapkan

masalah atau perasaannya. Bantu klien

mengindentifikasi obyek dari sikap

bermusuhan

Diskusikan bersama klien cara-cara

alternatif untuk mengatasi rasa frustasi yang

paling cocok dengan gaya hidup klien.

Berikan dukungan dan umpan balik positif

sambil mencoba strategi-strategi baru.

Memfasilitasi keterbukaan dalam

pengungkapan dan penyelesaian masalah

Untuk mempermudah mengurangi

ketegangan, meningkatkan perkemba-

ngan hubungan

Merusak hubungan yang terbangun,

mengurangi perilaku manipulatif

Menghadapi perasaan secara jujur dan

mencegah pemindahan perasaan secara

destruktif

Positif reinforcement mendorong

semangat menggunakan perilaku

pengembangan koping yang dapat

diterima

14

Page 15: Lp+Lk Skizofrenia Katatonik,

Diagnosa Keperawatan :

Gangguan Pola tidur berhubungan dengan sebab yang tidak teridentifikasi;

kondisi pasca serangan akut

Tujuan Jangka Panjang :

Klien tidak mengalami gangguan tidur

Tujuan jangka Pendek :

Klien mampu mengikuti teknik-teknik untuk mengembangkan pola tidur setelah tiga

hari perawatan

Intervensi Rasional

Amati pola tidur pasien, catat keadaan yang

mengganggu tidur

Kaji gangguan yang berhubungan dengan

rasa takut dan ansietas tertentu

Duduk disamping pasien sampai ia tertidur

Hindarkan makanan/minuman mengandung

kafein

Ajarkan relaksasi sebelum tidur, lakukan

aktivitas motorik/ fungsional sebelum tidur

Buat/jadwalkan jam tidur rutin

Masalah harus diidentifikasi sebelum

diberikan bantuan seperlunya

Kehadiran orang yang dipercaya

memberikan rasa nyaman

Kafein merupakan stimulan SSP yang

dapat menggangu tidur

Sarana relaksasi diharapkan dapat

meningkatkan aktivitas tidur

Tubuh memberikan reaksi menyesuaikan

pada uatu siklus rutin dari istirahat dan

aktivitas

15

Page 16: Lp+Lk Skizofrenia Katatonik,

Diagnosa Keperawatan :

Gangguan peran sosial berhubungan dengan mengantuk, memikirkan masalah

Tujuan Jangka Panjang :

Klien mampu membentuk hubungan sosial dengan lingkungan setelah dirumah

Tujuan jangka Pendek :

Klien mampu melakukan aktivitas kelompok, terapi bermain dan olahraga secara aktif

setelah tiga hari perawatan

Intervensi Rasional

Kaji tingkat kekuatan dan kemampuan

Berikan dukungan untuk mengikuti kegiatan

kelompok

Buat jadwal aktivitas sehari-hari bersama

dengan klien

Pantau kemampuan mengembangkan

aktivitas, berikan reinforcemen seperlunya

Mengembangkan pola dan variasi dalam

penyelenggaraan aktivitas

Meningkatkan minat dan semangat untuk

mengikuti kegiatan sosial dalam

lingkungan rumah sakit

Memberikan kesempatan pengembangan

diri dengan mengacu pada kekuatan

klien; memfasilitasi dorongan dari dalam

individu

Meningkatkan harga diri dan sekaligus

mengembangkan koping

16

Page 17: Lp+Lk Skizofrenia Katatonik,

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Tanggal 16 Desember 2002

Dx.I

Jam Implementasi Respon

12.10 Mengajak klien untuk bercakap-

cakap

Mengajak klien membicarakan

masalah yang dihadapi

Menanyakan alasan klien

menolak membicarakan masalah

Menguatkan kontrak

Membuat kontrak sepihak,

Klien mau bercakap-cakap, seputar

pekerjaan dan gangguan tidur yang dialami

Kien menolak, mengatakan tidak mau

dengan tetap mempertahankan kontrak mata

sambil berlalu

Klien mengatakan pusing dan belum ingin

membicarakan masalahnya

Klien diam

Klien diam

Jam Evaluasi

12.40 S : Menolak membicarakan masalah

O: Kontak mata (+) Verbal jelas koheren, Motorik Menarik diri (-)

A : Hubungan saling percaya belum terbangun

P : Kuatkan/prioritas bangun hubungan saling percaya

17

Page 18: Lp+Lk Skizofrenia Katatonik,

Dx.II

Jam Implementasi Respon

12.10 Mengajak klien membicarakan

masalah tidur yang dihadapi

Mengajak klien untuk

membicarakan masalah tidurnya

Menguatkan kontrak

Membuat kontrak sepihak,

(Pelaksanan bersamaan dg

intervensi dX. I)

Klien mau bercakap-cakap seputar

gangguan tidur yang dialami

Kien menolak, mengatakan tidak mau

dengan tetap mempertahankan kontrak mata

sambil berlalu

Klien diam

Klien diam

Jam Evaluasi

12.40 S : Menolak membicarakan masalah

O: Kontak mata (+) Verbal jelas koheren, Motorik Menarik diri (-)

A : Hubungan saling percaya belum terbangun; pemecaham masalah kompleks

P : Kuatkan/prioritas bangun hubungan saling percaya

Pembicaraan/pemecahan masalah dilakukan pada waktu berbeda

18

Page 19: Lp+Lk Skizofrenia Katatonik,

Tanggal 17 Desember 2002

DX. III

Jam Implementasi Respon

07.30

10.30

Menggali kemampuan dalam

melakukan olahraga/permainan

Memberikan dorongan

pentingnya mengikuti kegiatan

Menrasionalkan pentingnya

aktivitas; dan hubungan untuk

mengatasi gangguan tidur

Mengajak klien untuk bermain

Membuat kontrak menentukan

masalah

Mengingatkan kontrak

Mendiskusikan masalah

Memberikan reinforcemen

Membuat kontrak baru

Klien mengungkapkan kembali kemampu-

annya dalam olahraga dan permainan

Klien mendengarkan., tidak menyangkal

Klien menolak dengan alasan mengantuk

Klien mengatakan akan bangun nanti siang

Klien diam, kontak mata (+)

Klien sependapat akan kondisinya dan

mengatakan akan mencoba untuk melakukan

latihan/olahraga esok hari

Klien diam saja dan tersenyum

Klien diam dan mengangguk

Jam Evaluasi

10.45 S : Klien mengatakan akan mengikuti kegiatan

O: -

A: Peningkatan motivasi dan pemberian reinforcemen untuk pencapaian tujuan

dipertahankan

P:- Gali respon setelah aktivitas

- Kaji kegiatan/aktivitas yang dapat dilakukan klien sesuai kondisi RS

19

Page 20: Lp+Lk Skizofrenia Katatonik,

DX. II

Jam Implementasi Respon

07.45 Menanyakan bagaimana

tidurnya semalam

Mngingatkan kontrak

Menggali apa yang menyebab-

kan klien tidak bisa tidur

Merumuskan sebagai masalah

Menyusun rencana untuk

mengatasi masalah :

menghindari kopi, coklat,

minum obat sesuai anjuran,

melakukan latihan relaksasi,

membuat jadwal tidur dan

jadwal kegiatan

Menyemangati klien untuk

mulai membiasakan tidur malam

selama di rumah sakit

Klien mengatakan masih belum bisa tidur,

tidur lelap l.k 4 jam

-

Mengatakan tidak tahu, menyangkal

memikirkan masalah tertentu

Klien diam

Klien mendengarkan dan tidak menyangkal

penjelasan perawat

Klien menanyakan tentang relaksasi

Klien mengatakan akan berusaha untuk tidur

dengan baik

Jam Evaluasi

08.00 S : -

O: klien tidur, tidak mengikuti kegiatan/aktivitas

A: Pemahaman terhadap masalah (+) Pemahaman terhadap upaya mengatasi

masalah (+). Penyesuaian terhadap dampak obat dan kondisi kurang tidur (-)

P : Meningkatkan reinforcemen

Meningkatkan pemahaman realitas masalah

Mengontrol pelaksanaan rencana peningkatan kemampuan tidur

20

Page 21: Lp+Lk Skizofrenia Katatonik,

DX.I

Jam Implementasi Respon

12.00 Mengingatkan kembali kontrak

Mengajak klien membicarakan

masalah yang dihadapi

Membuat kontrak

Klien diam dan tersenyum

Kien minta maaf , mengatakan tidak mau

dengan tetap mempertahankan kontrak mata

Klien mengatakan pusing dan belum ingin

membicarakan masalahnya

Klien diam

Klien mengatakan lain kali saja, dan

mengucapkan terimakasih

Jam Evaluasi

12.10 S : -

O: Kontak mata (+) Verbal jelas koheren, Motorik Menarik diri (-)

A : Hubungan saling percaya belum terbangun sepenuhnya

P : Kuatkan/prioritas bangun hubungan saling percaya

21

Page 22: Lp+Lk Skizofrenia Katatonik,

Tanggal 18 Desember 2002

DX.II

Jam Implementasi Respon

07.15

12.00

Menanyakan bagaimana

tidurnya semalam

Memberikan reinforcemen terh-

adap peningkatan kuantitas tidur

Mngingatkan kontrak

Menanyakan rencana peningka-

tan tidur yang telah disusun

kemarin pada klien dan keluarga

Menyemangati klien untuk

mulai membiasakan tidur malam

selama di rumah sakit

Mengajarkan relaksasi

Klien mengatakan masih belum bisa tidur,

tidur lelap l.k 5 jam

-

-

Klien mengatakan ia belum berolah raga dan

melakukan kegiatan sebelum tidur serta

relaksasi karena belum diajari

Klien mendengarkan dan tidak menyangkal

penjelasan perawat

Klien berlatih melakukan relaksasi nafas

dalam

Jam Evaluasi

08.00 S : Klien mengatakan akan mencoba latihan nafas dalam dan olahraga hari ini

O: Klien melakukan olah raga (sekitar 10 menit) dan tidur siang pukul 11.00 –

13.00 WIB. Sore 15.00-17.00 WIB

A: Penyesuaian terhadap jadwal yang telah dibuat belum optimal

P : Mengontrol pelaksanaan rencana peningkatan kemampuan tidur

22

Page 23: Lp+Lk Skizofrenia Katatonik,

DX.I

Jam Implementasi Respon

11.00 Mengingatkan kontrak

Mengajak klien berjalan-jalan di

lingkungan rumah sakit

Menunjukkan kondisi

lingkungan rumah sakit

Melakukan sharing masalah :

mengembangkan konsep

rasionalisasi

Membuat kesimpulan

Membuat reinforcemen

Membuat kontrak

Klien mengatakan ia mau membicarakan

masalahnya

Klien mengikuti perawat

Klien memperhatikan yang dibicarakan

perawat

Klien menceritakan masalahnya, kemudian

mengembangkan berdasarkan rasionaliasi

Klien menerima kesimpulan

-

-

Jam Evaluasi

13.00 S : Klien mengungkapkan bahwa ketakutannya untuk berkeluarga bisa diatasi,

karena ia laki-laki yang harus mampu dan percaya diri bahwa ia bisa

mendapatkan jodoh. Ia mengatakan bahwa masalah rejeki itu adalah urusan

Tuhan. Rejeki telah diatur, ia yakin pasti ada jalan untuk mencukupi kebutuhan

bila ia berkeluarga nantinya. Klien mengucapkan terimakasih telah diberikan

pengarahan

O : Klien tampak mampu berbicara dengan lancar, suara mantap, kontak mata

(+)

A: Ego oriented-defence mechanism dan task oriented-defence mechanisme

belum dikembangkan secara optimal

P : Pengembangan EO-DM dan TO-DM

Peningkatan Harga diri dan reinforcement

23

Page 24: Lp+Lk Skizofrenia Katatonik,

Tanggal 19 Desember 2002

DX.III

Jam Implementasi Respon

08.00

08.30

Mengajak klien membersihkan

ruangan

Mengajak klien bermain

Memberikan reinforcemen

positif

Menanyakan respon klien

tentang aktivitas hari ini

Klien mau menyapu kamarnya

Klien bermain catur, dua set dan selalu

menang melawan pemain lain

-

Klien mengatakan senang bisa ikut bermain

dan membantu perawat membersihkan

ruang, ingin membantu lagi besok

Jam Evaluasi

10.00 S : Klien mengatakan senang membantu, ingin membantu lagi

O : Melakukan aktivitas : Menyapu, bermain catur

A : Reinforcement dan dukungan/pengembangan kegiatan

P : - Diskusikan kegiatan lain yang dapat dilakukan klien

- Rencanakan secara bersama kegiatan yang mampu dilakukan klien

24

Page 25: Lp+Lk Skizofrenia Katatonik,

DX.I

Jam Implementasi Respon

12.30 Mengingatkan kontrak

Menganjurkan klien untuk

menuliskan apasaja yang

difikirkannya bila ia tidak

mampu menyampaikan pada

orang lain

Memberikan alasan pentingnya

menulis apa yang difikirkan

-

Klien mengatakan akan mencoba setelah

nanti tiba dirumah, ia ingin mencoba dan

percaya bahwa cara itu baik bagiya yang

memang sulit ngomong pada orang lain

Mengulangi kembali ingin mencoba nanti

dirumah saja

Jam Evaluasi

13.00 S : Ingin mencoba menuliskan apasaja yang di fikirkannya setelah nanti

dirumah

O : Klien berbicara dngan tegas

A : Kemungkinan Perilaku Manipulatif

P : - Pengembangan kepercayaan diri

- Tunjukkan pada klien pentingnya peran diri

- Pengembangan EO-DM dan PO-DM

25