skep anak dengan syndrom nefrotik

15
NEFROTIC SINDROME Nefrotic syndrome merupakan keadaan klinis yang ditandai dengan proteinuria, hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia, dan adanya edema. Kadang-kadang disertai hematuri, hipertensi dan menurunnya kecepatan filtrasi glomerulus. Sebab pasti belum jelas, dianggap sebagai suatu penyakit autoimun. Secara umum etiologi dibagi menjadi nefrotic syndrome bawaan, sekunder, idiopatik dan sklerosis glomerulus. Penyakit ini biasanya timbul pada 2/100000 anak setiap tahun. Primer terjadi pada anak pra sekolah dan anak laki-laki lebih banyak daripada anak perempuan. Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan sangat penting karena pada pasien nefrotic syndrome sering timbul berbagai masalah yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan manusia. Perawat diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang memadai. Fokus asuhan keperawatan adalah mengidentifikasi masalah yang timbul, merumuskan diagnosa keperawatan, membuat rencana keperawatan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan yang telah diberikan apakah sudah diatasi atau belum atau perlu modifikasi.

Transcript of skep anak dengan syndrom nefrotik

Page 1: skep anak dengan syndrom nefrotik

NEFROTIC SINDROME

Nefrotic syndrome merupakan keadaan klinis yang ditandai dengan

proteinuria, hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia, dan adanya edema. Kadang-

kadang disertai hematuri, hipertensi dan menurunnya kecepatan filtrasi glomerulus.

Sebab pasti belum jelas, dianggap sebagai suatu penyakit autoimun.

Secara umum etiologi dibagi menjadi nefrotic syndrome bawaan, sekunder, idiopatik

dan sklerosis glomerulus. Penyakit ini biasanya timbul pada 2/100000 anak setiap

tahun. Primer terjadi pada anak pra sekolah dan anak laki-laki lebih banyak daripada

anak perempuan.

Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan sangat penting karena pada

pasien nefrotic syndrome sering timbul berbagai masalah yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan manusia. Perawat diharapkan memiliki pengetahuan dan

ketrampilan yang memadai. Fokus asuhan keperawatan adalah mengidentifikasi

masalah yang timbul, merumuskan diagnosa keperawatan, membuat rencana

keperawatan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan yang telah diberikan apakah

sudah diatasi atau belum atau perlu modifikasi.

Page 2: skep anak dengan syndrom nefrotik

1.1 Konsep Nefrotik Syndrome (NS)

1. Pengertian.

NS adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria, hipoalbunemia dan

hiperkolesterolemia (Rusepno, H, dkk. 2000, 832).

2. Etiologi

Sebab pasti belum jelas. Saat ini dianggap sebagai suatu penyakit autoimun.

Secara umum etiologi dibagi menjadi :

a. Nefrotic syndrome bawaan.

Gejala khas adalah edema pada masa neonatus.

b. Nefrotic syndrome sekunder

Penyebabnya adalah malaria, lupus eritematous diseminata, GNA dan GNK,

bahan kimia dan amiloidosis.

c. Nefrotic syndrome idiopatik

d. Sklerosis glomerulus.

3. Patofisiologi.

Adanya peningkatan permiabilitas glomerulus mengakibatkan proteinuria masif

sehingga terjadi hipoproteinemia. Akibatnya tekanan onkotik plasma menurun karean

adanya pergeseran cairan dari intravaskuler ke intestisial.

Volume plasma, curah jantung dan kecepatan filtrasi glomerulus berkurang

mengakibatkan retensi natrium. Kadar albumin plasma yang sudah merangsang

sintesa protein di hati, disertai peningkatan sintesa lipid, lipoprotein dan trigliserida.

Page 3: skep anak dengan syndrom nefrotik

Glomerulus

Permiabilitas

glomerulus

Porteinuria masif

Aliran

darah ke

ginjal

Edema

Etiologi :

- autoimun

- pembagian

Resiko tinggi infeksi

Hipoproteinemia

Hipoalbumin

Sintesa protein

hepas

Hiperlipidemia

Hipovolemia

Volume

plasma

Retensi natrium renal

Tekanan onkotik

plasma

- Gangguan volume

cairan lebih dari kebutuhan

Sistem imun

menurun

Malnutrisi

Gangguan nutrisi

Sekresi

ADH

Reabsorbsi

air dan

natrium

Pelepasan

renin

Vasokonstriksi

Efusi pleura

Sesak

Penatalaksanaan

HospitalisasiTirah baring

Diet

Kecemasan

anak dan

orang tua

Kurang

pengetahuan :

kondisi,

prognosa dan

program

Ketidapatuhan

Resti gangguan pemeliharaan

kesehatan

Intoleransi

aktivitas

Page 4: skep anak dengan syndrom nefrotik

4. Gejala klinis.

- Edema, sembab pada kelopak mata

- Rentan terhadap infeksi sekunder

- Hematuria, azotemeia, hipertensi ringan

- Kadang-kadang sesak karena ascites

- Produksi urine berkurang

5. Pemeriksaan Laboratorium

- BJ urine meninggi

- Hipoalbuminemia

- Kadar urine normal

- Anemia defisiensi besi

- LED meninggi

- Kalsium dalam darah sering merendah

- Kadang-kdang glukosuria tanpa hiperglikemia.

6. Penatalaksanaan

- Istirahat sampai edema sedikit

- Protein tinggi 3 – 4 gram/kg BB/hari

- Diuretikum

- Kortikosteroid

- Antibiotika

- Punksi ascites

- Digitalis bila ada gagal jantung.

1.2 Konsep Asuhan Keperawatan pada Nefrotic Syndrome

1. Pengkajian

a. Identitas.

Umumnya 90 % dijumpai pada kasus anak. Enam (6) kasus pertahun setiap

100.000 anak terjadi pada usia kurang dari 14 tahun. Rasio laki-laki dan

perempuan yaitu 2 : 1. Pada daerah endemik malaria banyak mengalami

komplikasi nefrotic syndrome.

b. Riwayat Kesehatan.

1) Keluhan utama.

Badan bengkak, muka sembab dan napsu makan menurun

2) Riwayat penyakit dahulu.

Page 5: skep anak dengan syndrom nefrotik

Edema masa neonatus, malaria, riwayat GNA dan GNK, terpapar bahan

kimia.

3) Riwayat penyakit sekarang.

Badan bengkak, muka sembab, muntah, napsu makan menurun, konstipasi, diare,

urine menurun.

c. Riwayat kesehatan keluarga.

Karena kelainan gen autosom resesif. Kelainan ini tidak dapat ditangani

dengan terapi biasa dan bayi biasanya mati pada tahun pertama atau dua

tahun setelah kelahiran.

d. Riwayat kehamilan dan persalinan

Tidak ada hubungan.

e. Riwayat kesehatan lingkungan.

Endemik malaria sering terjadi kasus NS.

f. Imunisasi.

Tidak ada hubungan.

g. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.

Berat badan = umur (tahun) X 2 + 8

Tinggi badan = 2 kali tinggi badan lahir.

Perkembangan psikoseksual : anak berada pada fase oedipal/falik dengan ciri

meraba-raba dan merasakan kenikmatan dari beberapa daerah erogennya, senang

bermain dengan anak berjenis kelamin beda, oedipus kompleks untuk anak laki-laki

lebih dekat dengan ibu, elektra kompleks untuk anak perempuan lebih dekat dengan

ayah.

Perkembangan psikososial : anak berada pada fase pre school (inisiative vs rasa

bersalah) yaitu memiliki inisiatif untuk belajar mencari pengalaman baru. Jika

usahanya diomeli atau dicela anak akan merasa bersalah dan menjadi anak peragu.

Perkembangan kognitif : masuk tahap pre operasional yaitu mulai mempresentasekan

dunia dengan bahasa, bermain dan meniru, menggunakan alat-alat sederhana.

Perkembangan fisik dan mental : melompat, menari, menggambar orang dengan

kepala, lengan dan badan, segiempat, segitiga, menghitung jari-jarinya, menyebut

hari dalam seminggu, protes bila dilarang, mengenal empat warna, membedakan

besar dan kecil, meniru aktivitas orang dewasa.

Respon hospitalisasi : sedih, perasaan berduka, gangguan tidur, kecemasan,

keterbatasan dalam bermain, rewel, gelisah, regresi, perasaan berpisah dari orang tua,

teman.

2

Page 6: skep anak dengan syndrom nefrotik

h. Riwayat nutrisi.

Usia pre school nutrisi seperti makanan yang dihidangkan dalam keluarga.

Status gizinya adalah dihitung dengan rumus (BB terukur dibagi BB standar)

X 100 %, dengan interpretasi : < 60 % (gizi buruk), < 30 % (gizi sedang) dan

> 80 % (gizi baik).

i. Pengkajian persistem.

a) Sistem pernapasan.

Frekuensi pernapasan 15 – 32 X/menit, rata-rata 18 X/menit, efusi pleura karena

distensi abdomen

b) Sistem kardiovaskuler.

Nadi 70 – 110 X/mnt, tekanan darah 95/65 – 100/60 mmHg, hipertensi

ringan bisa dijumpai.

c) Sistem persarafan.

Dalam batas normal.

d) Sistem perkemihan.

Urine/24 jam 600-700 ml, hematuri, proteinuria, oliguri.

e) Sistem pencernaan.

Diare, napsu makan menurun, anoreksia, hepatomegali, nyeri daerah

perut, malnutrisi berat, hernia umbilikalis, prolaps anii.

f) Sistem muskuloskeletal.

Dalam batas normal.

g) Sistem integumen.

Edema periorbital, ascites.

h) Sistem endokrin

Dalam batas normal

i) Sistem reproduksi

Dalam batas normal.

j. Persepsi orang tua

Kecemasan orang tua terhadap kondisi anaknya.

3

Page 7: skep anak dengan syndrom nefrotik

2. Diagnosa dan Rencana Keperawatan.

a) Kelebihan volume cairan

berhubungan dengan kehilangan protein sekunder terhadap peningkatan

permiabilitas glomerulus.

Tujuan volume cairan tubuh akan seimbang dengan kriteria hasil penurunan

edema, ascites, kadar protein darah meningkat, output urine adekuat 600 –

700 ml/hari, tekanan darah dan nadi dalam batas normal.

Intervensi Rasional

1. Catat intake dan output secara

akurat

2. Kaji dan catat tekanan darah,

pembesaran abdomen, BJ urine

3. Timbang berat badan tiap hari

dalam skala yang sama

4. Berikan cairan secara hati-hati dan

diet rendah garam.

5. Diet protein 1-2 gr/kg BB/hari.

Evaluasi harian keberhasilan terapi

dan dasar penentuan tindakan

Tekanan darah dan BJ urine dapat

menjadi indikator regimen terapi

Estimasi penurunan edema tubuh

Mencegah edema bertambah berat

Pembatasan protein bertujuan untuk

meringankan beban kerja hepar dan

mencegah bertamabah rusaknya

hemdinamik ginjal.

b) Perubahan nutrisi ruang dari

kebutuhan berhubungan dengan malnutrisi sekunder terhadap kehilangan

protein dan penurunan napsu makan.

Tujuan kebutuhan nutrisi akan terpenuhi dengan kriteria hasil napsu makan

baik, tidak terjadi hipoprtoeinemia, porsi makan yang dihidangkan

dihabiskan, edema dan ascites tidak ada.

Intervensi Rasional

1.

akurat

2.

diare.

3.

dengan diet yang cukup

Monitoring asupan nutrisi bagi tubuh

Gangguan nuirisi dapat terjadi secara

perlahan. Diare sebagai reaksi edema

intestinal

Mencegah status nutrisi menjadi

lebih buruk

Page 8: skep anak dengan syndrom nefrotik

c) Resiko tinggi infeksi

berhubungan dengan imunitas tubuh yang menurun.

Tujuan tidak terjadi infeksi dengan kriteria hasil tanda-tanda infeksi tidak ada,

tanda vital dalam batas normal, ada perubahan perilaku keluarga dalam

melakukan perawatan.

Intervensi Rasional

1.

terkena infeksi melalui pembatasan

pengunjung.

2.

3.

tindakan.

4.

Meminimalkan masuknya organisme

Mencegah terjadinya infeksi

nosokomial

Mencegah terjadinya infeksi

nosokomial

Membatasi masuknya bakteri ke

dalam tubuh. Deteksi dini adanya

infeksi dapat mencegah sepsis.

d) Kecemasan anak berhubungan

dengan lingkungan perawatan yang asing (dampak hospitalisasi).

Tujuan kecemasan anak menurun atau hilang dengan kriteria hasil kooperatif

pada tindakan keperawatan, komunikatif pada perawat, secara verbal

mengatakan tidak takur.

Intervensi Rasional

1.

2.

3.

4.

Perasaan adalah nyata dan membantu

pasien untuk tebuka sehingga dapat

menghadapinya.

Memantapkan hubungan,

meningkatan ekspresi perasaan

Dukungan yang terus menerus

mengurangi ketakutan atau

kecemasan yang dihadapi.

Meminimalkan dampak hospitalisasi

2

Page 9: skep anak dengan syndrom nefrotik

mainan atau foto keluarga. terpisah dari anggota keluarga.

3

Page 10: skep anak dengan syndrom nefrotik

DAFTAR PUSTAKA

Berhman & Kliegman (1987), Essentials of Pediatrics, W. B Saunders, Philadelphia.

Doengoes et. al, (1999), Rencana Asuhan Keperawatan, alih bahasa Made Kariasa,

EGC, Jakarta

Matondang, dkk. (2000), Diagnosis Fisis Pada Anak, Sagung Seto, Jakarta

Ngastiyah, (1997), Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta

Rusepno, Hasan, dkk. (2000), Ilmu Kesehaatan Anak 2, Infomedica, Jakarta

Tjokronegoro & Hendra Utama, (1993), Buku Ajar Nefrologi, Balai Penerbit FKUI,

Jakarta.

-------, (1994), Pedoman Diagnosis dan Terapi, RSUD Dr. Soetomo-Lab/UPF IKA,

Surabaya.

Page 11: skep anak dengan syndrom nefrotik

BAB 2

TINJAUAN TEORI

1.3 Konsep Nefrotik Syndrome (NS)

1. Pengertian.

2. Etiologi

b. Nefrotic syndrome bawaan.

c. Nefrotic syndrome sekunder

d. Nefrotic syndrome idiopatik

e. Sklerosis glomerulus.

Page 12: skep anak dengan syndrom nefrotik

3. Patofisiologi.

1.4 Konsep Asuhan Keperawatan pada Nefrotic Syndrome

Glomerulus

Permiabilitas glomerulus

Porteinuria masif

Aliran

darah ke

ginjal

Edema

Etiologi :- autoimun- pembagian

secara umum

Resiko tinggi infeksi

HipoproteinemiaHipoalbumin

Sintesa protein

hepas

Hiperlipidemia

Hipovolemia

Volume

plasma

Retensi natrium renal

Tekanan onkotik

plasma

- Gangguan volume

cairan lebih dari kebutuhan

Sistem imun menurun

Malnutrisi

Gangguan nutrisi

Sekresi

ADH

Reabsorbsi

air dan

natrium

Pelepasan

renin

Vasokonstriksi

Efusi pleura

Sesak

Penatalaksanaan

HospitalisasiTirah baring

Diet

Kecemasan

anak dan

orang tua

Kurang

pengetahuan :

kondisi,

prognosa dan

program

Ketidapatuhan

Resti gangguan pemeliharaan

kesehatan

Intoleransi

aktivitas

2

Page 13: skep anak dengan syndrom nefrotik

1. Pengkajian

2. Diagnosa dan Rencana Keperawatan.

a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kehilangan protein

sekunder terhadap peningkatan permiabilitas glomerulus.

b. Perubahan nutrisi ruang dari kebutuhan berhubungan dengan

malnutrisi sekunder terhadap kehilangan protein dan penurunan napsu

makan.

c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunitas tubuh yang

menurun.

d. Kecemasan anak berhubungan dengan lingkungan perawatan yang

asing (dampak hospitalisasi).

3