Skenario E Blok 27 L6

5
Skenario E Blok 27 Tn. A, 40 tahun, datang ke RS, dengan keluhan nyeri dada. Pada anamnesis, tidak didapatkan sesak napas, lekas lelah maupun dada berdebar-debar. Kebiasaan merokok dua bungkus sehari. Kebiasaan olahraga jarang, kadang-kadang seminggu sekali. Riwayat penyakit pasien menderita Diabetes Mellitus. Dia takut terkena penyakit jantung karena ayahnya pernah mengeluh nyeri dada, dirawat inap, dan dinyatakan sakit jantung coroner. Pemeriksaan Fisik Umum: Didapatkan data: kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, denyut nadi 80x/menit, irama regular, isian cukup, respiration rate 18x/menit, JVP tidak meningkat Pada Pemeriksaan Fisik Khusus Thorax: Inspeksi menunjukkan apeks tidak ada heaving, Nampak di linea medioclavicularis sinistra SIC IV. Pada palpasi didapatkan apeks di SIC IV linea medioclavicularis sinistra, tidak ada thrill. Pada auskultasi bunyi jantung I intensitas normal, bunyi jantung II intensitas normal, normal splitting. Tidak ada gallop. Tidak ada ronchi. Pemeriksaan Penunjang: Pemeriksaan laboratorium normal. Pemeriksaan tamabahan ECG normal. Pada foto thorax CTR = 0,49, vaskularisasi perifer normal, aorta tidak menonjol, pinggang jantung normal. Apeks tidak bergeser ke lateral atau lateral bawah. Pemeriksaan exercise stress test (treadmill test) normal. Pemeriksaan echocardiography menunjukkan jantung dalam batas normal Klarifikasi Istilah 1. Diabetes Mellitus : penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin atau gangguan kerja insulin atau keduanya 2. Penyakit jantung coroner : adalah gangguan yang terjadi pada jantung akibat suplai darah ke jantung yang melalui arteri koroner terhambat

description

aaaaa aaa aa aaaa aaa aa

Transcript of Skenario E Blok 27 L6

Page 1: Skenario E Blok 27 L6

Skenario E Blok 27Tn. A, 40 tahun, datang ke RS, dengan keluhan nyeri dada. Pada anamnesis, tidak

didapatkan sesak napas, lekas lelah maupun dada berdebar-debar. Kebiasaan merokok dua bungkus sehari. Kebiasaan olahraga jarang, kadang-kadang seminggu sekali. Riwayat penyakit pasien menderita Diabetes Mellitus. Dia takut terkena penyakit jantung karena ayahnya pernah mengeluh nyeri dada, dirawat inap, dan dinyatakan sakit jantung coroner.Pemeriksaan Fisik Umum:Didapatkan data: kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, denyut nadi 80x/menit, irama regular, isian cukup, respiration rate 18x/menit, JVP tidak meningkatPada Pemeriksaan Fisik Khusus Thorax:Inspeksi menunjukkan apeks tidak ada heaving, Nampak di linea medioclavicularis sinistra SIC IV. Pada palpasi didapatkan apeks di SIC IV linea medioclavicularis sinistra, tidak ada thrill. Pada auskultasi bunyi jantung I intensitas normal, bunyi jantung II intensitas normal, normal splitting. Tidak ada gallop. Tidak ada ronchi.Pemeriksaan Penunjang:Pemeriksaan laboratorium normal. Pemeriksaan tamabahan ECG normal. Pada foto thorax CTR = 0,49, vaskularisasi perifer normal, aorta tidak menonjol, pinggang jantung normal. Apeks tidak bergeser ke lateral atau lateral bawah. Pemeriksaan exercise stress test (treadmill test) normal. Pemeriksaan echocardiography menunjukkan jantung dalam batas normal

Klarifikasi Istilah1. Diabetes Mellitus : penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi

yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin atau gangguan kerja insulin atau keduanya

2. Penyakit jantung coroner : adalah gangguan yang terjadi pada jantung akibat suplai darah ke jantung yang melalui arteri koroner terhambat

3. Heaving : getaran jantung yang teraba seperti gelombang atau kursi goyang, yang ditemukan pada hipertrofi ventrikel kanan

4. Thrill : sensasi getaran yang dirasakan oleh penderita pada palpasi tubuh, seperti di atas jantung selama murmur jantung besar dan kasar

5. Pinggang jantung : batas pekak jantung pada ruang sela iga III pada garis parasternal kiri

6. Splitting : bunyi jantung yang pecah; bunyi jantung 1 pecah akibat penutupan katup mitral dan tricuspid tidak bersamaan. Hal ini mungkin ditemukan pada keadaan normal. Bunyi jantung II yang pecah dalam keadaan normal ditemukan pada inspirasi, dimana katup piulmonal lebih lambat dari katup aorta. Pada keadaan dimana splitting bunyi jantung tidak menghilang saat respirasi (fixed splitting), maka keadaan ini patologis, ditemukan pada ASD dan RBBB.

7. Murmur : kelainan bunyi jantung akibat turbulensi aliran darah8. Gallop : bunyi kembar dari bunyi jantung yang terdengar berurutan seperti

gerak kaki kuda dan dapat ditemukan pada bundle branch block decompentation cor dengan hipertofi ventrikel sinistra

Page 2: Skenario E Blok 27 L6

9. Ronchi : suara kasar yang terdengar saat auskultasi suara paru akibat terhalangnya alian udara yang melewati bronkus karena terdapat cairan

10. CTR : Cardio Thorac Ratio; suatu cara pengukuran besarnya jantung dengan mengukur perbandingan antara ukuran jantung dengan lebarnya rongga dada pada foto thoraks proyeksi PA (normal : <50%)

11. Treadmill test : uji latih jantung beban dengan cara memberikan stress fisiologis yang dapat menyebabkan abnormalitas kardiovaskuler yang tidak ditemukan pada saat istirahat

Analisis Masalah1. Tn. A, 40 tahun, datang ke RS, dengan keluhan nyeri dada. Pada anamnesis, tidak

didapatkan sesak napas, lekas lelah maupun dada berdebar-debara. Bagaimana anatomi dan fisiologi jantung? (proyeksi pada dinding

thoraks) neva, fareyb. Apa hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan? yuli, aredhoc. Apa etiologi nyeri dada pada kasus ini? iqbal, ekad. Bagaimana mekanisme nyeri dada pada kasus ini? rannia, hazeme. Apa DD yang mungkin berdasarkan keluhan pasien? neva, fareyf. Apa makna klinis dari tidak didapatkan sesak napas, lekas lelah, maupun

dada berdebar-debar? yuli, aredhog. Bagaimana tatalaksana awal kasus ini? rizka, wulan

2. Kebiasaan merokok dua bungkus sehari. Kebiasaan olahraga jarang, kadang-kadang seminggu sekali. Riwayat penyakit pasien menderita Diabetes Mellitus. Dia takut terkena penyakit jantung karena ayahnya pernah mengeluh nyeri dada, dirawat inap, dan dinyatakan sakit jantung coroner.

a. Bagaimana hubungan antara keluhan dengan :i. kebiasaan merokok iqbal, eka

ii. jarang olahraga rizka, wulaniii. riwayat DM balqis, putriiv. riwayat keluarga (ayah menderita penyakit jantung koroner)

rannia, hazemb. Bagaimana tatalaksana preventif terhadap riwayat yang dimiliki Tn. A?

iqbal, eka3. Pemeriksaan Fisik Umum:

Didapatkan data: kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, denyut nadi 80x/menit, irama regular, isian cukup, respiration rate 18x/menit, JVP tidak meningkat

a. Bagaimana interpretasi dan tujuan dari pemeriksaan fisik umum? neva, farey

4. Pada Pemeriksaan Fisik Khusus Thorax:Inspeksi menunjukkan apeks tidak ada heaving, Nampak di linea medioclavicularis sinistra SIC IV. Pada palpasi didapatkan apeks di SIC IV linea medioclavicularis sinistra, tidak ada thrill. Pada auskultasi bunyi jantung I

Page 3: Skenario E Blok 27 L6

intensitas normal, bunyi jantung II intensitas normal, normal splitting. Tidak ada gallop. Tidak ada ronchi.

a. Bagaimana interpretasi dan tujuan dari pemeriksaan fisik khusus thorax? yuli, aredho

b. Bagaimana cara pemeriksaan fisik khusus thorax? iqbal, eka5. Pemeriksaan Penunjang:

Pemeriksaan laboratorium normal. Pemeriksaan tamabahan ECG normal. Pada foto thorax CTR = 0,49, vaskularisasi perifer normal, aorta tidak menonjol, pinggang jantung normal. Apeks tidak bergeser ke lateral atau lateral bawah. Pemeriksaan exercise stress test (treadmill test) normal. Pemeriksaan echocardiography menunjukkan jantung dalam batas normal

a. Bagaimana interpretasi dan tujuan dari pemeriksaan penunjang? rizka, wulan

b. Apa saja pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan pada pasien ini? balqis, putri

c. Bagaimana cara pemeriksaan treadmill test? rannia, hazemd. Bagaimana cara pemeriksaan Echocardiography? neva, fareye. Apa saja pemeriksaan penunjang lain yang dibutuhkan untuk mengakkan

diagnosis? yuli, aredho

HipotesisTn. A, 40 tahun, mengalami nyeri dada ec unstable angina

a. DD neva, fareyb. WD (anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang) yuli, aredhoc. Definisi iqbal, ekad. Epidemiologi rizka, wulane. Etiologi balqis, putrif. Faktor risiko rannia, hazemg. Patofisiologi dan patogenesis neva, fareyh. Manifestasi klinis yuli, aredhoi. Tatalaksana balqis, putrij. Komplikasi iqbal, ekak. Prognosis rizka, wulanl. SKDI rannia, hazem

Tn. A, 40 tahun, mengalami Angina pektoris dengan faktor risiko diabetes mellitus, merokok, riwayat keluarga menderita PJK, dan jarang olahraga.

Learning Issue1. Acute Coronary Syndrome (neva, farey, yuli, aredho, iqbal, eka)

2. Emergency cardiovascular care (rizka, wulan, balqis, putri, rannia, hazem)

Page 4: Skenario E Blok 27 L6