skenario c blok 18 kelompok 3.doc
-
Upload
karina-attaya-suwanto -
Category
Documents
-
view
224 -
download
0
description
Transcript of skenario c blok 18 kelompok 3.doc
SKENARIO C
Tristan anak laki-laki usia 18 bulan, dibawa ke klinik karena belum bisa duduk dan
merangkak. Tristan anak pertama dari ibu usia 27 tahun . Lahir spontan dengan
bidan pada kehamilan 39 minggu. Selama hamil ibu tidak ada keluhan dan periksa
kehamilan ke bidan 3 kali. Segera setelah lahir langsung menangis. Berat badan
lahir 3.250 gram. Pada saat usia 6 bulan Tristan mengalami kejang yang disertai
demam dan dirawat di RS selama 2 minggu. Sebelum terkena kejang dan demam
itu Tristan sudah bisa tengkurap bolak-balik, sudah bisa tersenyum kearah ibunya
dan perkembangan lainnya sesuai usia. sejak keluar dari RS, tristan mulai terlihat
malas bergerak dana hanya bisa tengkurap saja. Sampai saat ini belum bisa duduk
dan merangkak, belum bisa makan nsi, sehingga masih diberi bubur saring dan
susu. Tristan juga belum bisa makan biskuit sendiri. Tristan sudah mengoceh, tapi
belum bisa memanggil mama dan papa, bila bisa menginginkan sesuatu dia selalu
menangis.
Pemeriksaan Fisik : berat badan 7,5 kg, panjang badan 75 cm, lingkar kepala 45
cm. Tidak ada gambaran dismorfik. Anak sadar, kontak mata baik, mau melihat
dan tersenyum kepada pemeriksa. Menoleh ketika dipanggil namanya dengan
keras. Terdapat gerakan yang tidak terkontrol. Pada posisi tengkurap dapat
mengangkat dan menahan kepala beberapa detik. Kekuatan kedua lengan dan
tungkai 3, lengan dan tungkai kaku dan susah untuk ditekuk, refleks tendon
meningkat. Pada waktu diangkat keposisi vertikal kedua tungkai dan kaki saling
menyilang.
Hasil tes Bera : respon suara telinga kanan dan kiri 30 dB
KLARIFIKASI ISTILAH :
1. Merangkak : reflek alami yang membantu bayi mengontrol tubuhnya untuk
berpindah tempat sebelum ia bias berjalan. (perkembangan motoric bayi usia
7-8bulan)
2. Lahir spontan : proses lahirnya bayi ,pada letak belakang kepala dengan
tenaga ibu sendiri tanpa alat bantu melalui jalan lahir per vaginam
3. Kejang : suatu kondisi dimana otot tubuh berkontraksi dan relaksasi secara
cepat dan berulang
4. Demam : peningkatan suhu tubuh diatas normal (>37,5)
5. Gambaran dismorfik : kelainan pada perkembangan morfologi
6. Reflex tendon : kontraksi otot yang disebabkan oleh perkusi tendon
7. Test bera : pemeriksaan untuk menilai ambang dengar pada telinga anak
IDENTIFIKASI MASALAH :
1. Tristan, anak laki-laki (18bulan) dibawa keklinik karena belum bias duduk
dan merangkak .
2. Riwayat kehamilan dan persalinan normal, tetapi pada usia anak 6 bulan
mengalami kejang dan demam yang dirawat 2minggu di RS. Sebelumnya ia
sudah bisa tengkurap bolak-balik, tersenyum kea rah ibunya, dan
perkembangan lainnya sesuai usia.
3. Sejak keluar dari rumah sakit ia terlihat :
malas bergerak hanya tengkurap saja
sampai saat ini belum bisa duduk dan merangkak
belum bisa makan nasi, masih diberi bubur saring dan susu.
Belum bisa makan biscuit sendiri
Sudah bisa mengoceh tapi belum bisa memanggil mama dan papa
Bila menginginkan sesuatu dia selalu menangis.
4. Pemeriksaan fisik.
ANALISIS MASALAH :
1. A. pertumbuhan dan perkembangan normal anak usia 18bulan ? tiara, nadia
Motorik kasar Bulan
Kemantapan kepala pada saat duduk 2
Menarik untuk duduk, kepala tidak tertinggal 3
Menempatkan tangan di garis tengah 3
Refleks tonus leher asimetris hilang 4
Duduk tanpa bantuan 6
Tengkurap 6,5
Merangkak 10
Berjalan sendiri 12
Merangkak menaiki tangga 15
Berlari tertatih, menaiki tangga dengan berpegangan satu tangan
18
Berlari dengan baik, naik turun tangga 24
Motorik halus Bulan
Refleks menggenggam 3,5
Menggapai objek 4
Refleks menggenggam menghilang 4
Memindahkan objek dari satu tangan ke tangan lain
5,5
Mengambil objek dengan 2 jari (ibu jari-telunjuk)
8
Membalik halaman buku 12
Membuat coretan 13
Membangun menara dari 2 kubus 15
Membangun menara dari 4 kubus 18
Membangun menara dari 7 kubus 24
Bahasa & bicara Bulan
Cooing and gurgling sebagai respon bicara 1 smp 2
Gurgling dan mengoceh dan mempertahankan pembicaraan
3
Mengoceh dalam satu suku kata 6
Menirukan suatu perintah dengan contoh gerakan
7
Menirukan suatu perintah tanpa contoh gerakan
10
Bicara satu kata pertama 12
Bicara 4-6 kata 15
Mengidentifikasi satu atau lebih bagian tubuh 18
Menggunakan 3 kata bersambung 24
Mengetahui nama lengkap 30
Sosial Bulan
Melihat wajah ibu ketika diajak bicara dan diberi makan
0,5
Mulai tersenyum 1
Tersenyum saat ada kontak sosial, dan mengeluarkan sedikit suara saat mendengar musik
3
Tertawa keras, memperlihatkan ketidaksukaan bila kontak sosial terganggu, merasa senang saat melihat makanan
4
Lebih memilih ibu, suka bercermin 6
Memberi respon terhadap panggilan nama, bermain cilukba, melambaikan tangan (daadaa)
10
Bermain permainan sederhana 12
Menunjukkan keinginan atau ketertarikan dengan menunjuk objek
16
Makan sendiri 18
Memegang sendok dengan baik 24
Bermain pura-pura, membantu mengangkat barang
30
b. etiologi dan mekanisme belum bisa duduk dan merangkak ardi, arga
2. a.etiologi dan mekanisme kejang demam pada anak-anak ? yorin, sonia
b. dampak kejang demam pada anak ? miko, ade
c. hubungan riwayat kehamilan dan persalinan ibu dengan kejang demam
yang dialami Tristan ?wenty, preetbah
3. a. Mengapa dapat terjadi gangguan pada motorik kasar, motorik halus,
bicara, bahasa dan sosial ?
4. A. Interpretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaan fisik ? tiara, nadia
b. bagaimana status gizi anak dalam kasus ini ? ardi, arga
5. Anatomi yang terkait dalam kasus ini ? yorin, sonia
6. DD ? miko, imam
7. Cara penegakan diagnosis (pemeriksaan tambahan yang diperlukan ) dan
WD dalam kasus ini ? wenty, imam
8. Epidemiologi ? prettibah, tiara
Di Indonesia, prevalensi penderita CP diperkirakan sekitar 1 – 5 per 1.000
kelahiran hidup. Laki–laki lebih banyak daripada perempuan. Seringkali terdapat
pada anak pertama. Hal ini mungkin dikarenakan kelahiran pertama lebih sering
mengalami kelahiran macet. Angka kejadiannya lebih tinggi pada bayi berat badan
lahir rendah dan kelahiran kembar. Umur ibu seringkali lebih dari 40 tahun,
terlebih lagi pada multipara. (Soetjiningsih, 1995)
9. Etiologi dan factor resiko ? nadia, wenty
Etiologi :
-
Faktor risiko :
- Jenis kelamin → Etiologi faktor risiko jenis kelamin terhadap kejadian CP masih
belum jelas. Kejadian CP pada laki-laki lebih banyak pada setiap case series yang
diteliti.
- Ras → Terdapat berbedaan CP rate yang jelas antara orang kulit hitam dan kulit
putih di Amerika Serikat, dan antara kulit hitam, kulit merah dan kulit putih di
Afrika Selatan.
- Umur orangtua → Pada perempuan telah diketahui adanya hubungan antara
pertambahan usia dengan peningkatan abnormalitas kromosom. Selain itu, suatu
penelitian menunjukkan adanya efek peningkatan usia terhadap kualitas oocyte dan
uterus senescence. Suatu studi yang dilakukan menggunakan metode fluorescence
in-situ hybridization, dibuktikan bahwa pada ayah yang lebih tua (≥ 50 tahun),
lebih berisiko
- Kelainan genetik → Faktor genetik memiliki sebagian peranan dalam
menyebabkan CP, baik berperan sebagai bagian dalam multi causal pathway
maupun sebagai satu–satunya penyebab. Pada suatu kebudayaan atau suatu daerah
yang terisolasi, dimana perkawinan sedarah (cosanguinous) merupakan hal yang
biasa, maka genetik dapat muncul sebagai penyebab CP.
- Sosial ekonomi → Hubungan antara kemiskinan dan kesehatan anak-anak telah
diketahui secara luas. Meskipun mekanisme yang menghubungkan antara
keduanya masih sulit dimengerti, namun peningkatan kemiskinan terbukti
berkorelasi negatif terhadap status kesehatan, pertumbuhan fisik dan
perkembangan, dan juga meningkatkan risiko kematian pada anak-anak.
- induksi konsepsi → meningkatkan kelahiran anak kembar yang mempersulit
kelahiran.
- riwayat obstetrik → Begitu pula dengan anak yang dilahirkan dari ibu yang
memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur. Dan seorang anak yang ibunya
memiliki riwayat obstetrik buruk, yaitu pada kehamilan sebelumnya mengalami
keguguran, lahir mati, kematian perinatal, kelahiran prematur dan lahir cacat akibat
asfiksia neonatal, berisiko menderita CP dibandingkan yang tidak memiliki riwayat
obstetrik buruk.
- penyakit yang diderita ibu
- keracunan kehamilan
- infeksi intrauteri
- primipara
- malnutrisi
- hipotiroid dan hipertiroid
- antenatal care
- usia gestasi
- kelainan letak
- ketuban pecah dini
- lama dan tindakan persalinan
- BBLR
- kehamilan kembar
- jaundice
- asfiksia neonatorum
- trauma kepala postnatal
10.Pathogenesis ? ade, ardi
11.Manifestasi klinis? Arga, yorin
12.Tatalaksana ? miko sonia
13.Komplikasi ? ade, preetibah
Retardasi mental , terutama pada kasus quadriplegia (52%)
Kontraktur
Malnutrisi → infeksi lebih mudah
Osteoartritis
Penuaan dini
14.Prognosis ? tiara, arga
15.KDU ?
3B. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan- pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan
memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat
darurat).
HIPOTESIS
Tristan, anak laki-laki 18 bulan mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan akibat kejang demam yang dialaminya pada usia 6bulan.
HIPOTESIS KELOMPOK LAIN
Tristan anak laki-laki usia 18 bulan mengalami keterlambatan perkembangan
motorik, bahasa, sosialisasi (global development delayed) et causa cerebral palsy
quadriplegia tipe campuran (spastik dan diskinetik) yang disertai dengan gizi
buruk, mikrosefali, dan tuli sensori neural
LI
1. Cerebral Palsy tiara, nadia, ardi
2. Status Gizi arzi, yorin, miko
3. Global development Delayed Sonia, wenty imam
4. Tatalaksana ade, preetibah