Skenario B Blok 20 Kelompok VI

6
Skenario B Blok 20 Tahun 2015 Ny Y, 38 tahun datang berobat ke poliklinik Dermatologi dan Venerologi (DV) RSUP Moh Hoesin dengan keluhan bercak putih disetai mati rasa di wajah, lengan, dan tungkai sejak 6 bulan yang lalu. Kisaran 2 bulan lalu bercak putih diserti mati rasa meluas dan meneybar ke badan, dan punggung. Bercal putih hampr simetris terdapat di badan, lengan, dan tungkai. Pasien mengaku kedua kelopak mata juga tidak dapat tertutup sempurna sejak 1 bulan ini. Suami pasien memiliki riwayat keluhan bercak putih disertai mati rasa dan telh menyelesaikan pengobatan rutin (12 bulan) kisaran 1 tahun lalu. Pemeriksaan fisik : Keadaan umum : sadar dan kooperatif Vital sign : 84 x/ menit, RR: 20 x/ menit, Suhu : 37,0 o C Keadaan spesifik : Mata : Lagoftalmus +/+ (3mm) Pemeriksaan saraf tepi : Palpasi : terasa penebalan saraf nervus ulnaris dextra et sinistra dan peroneus lateralis dextra et sinistra tapi tidak nyeri. Tes fungsi saraf : - Ada gangguan fungsi sensorik rasa raba, nyri, dan suhu pada palmar manus dan plantar pedis dextra et sinstra - Tes otonom tidak dilakukan - Tidak ada gangguan motorik nervus ulnaris, medianus dan radialis dextra et sinistra Status dermatologikus :

description

.

Transcript of Skenario B Blok 20 Kelompok VI

Page 1: Skenario B Blok 20 Kelompok VI

Skenario B Blok 20 Tahun 2015

Ny Y, 38 tahun datang berobat ke poliklinik Dermatologi dan Venerologi (DV) RSUP Moh Hoesin dengan keluhan bercak putih disetai mati rasa di wajah, lengan, dan tungkai sejak 6 bulan yang lalu. Kisaran 2 bulan lalu bercak putih diserti mati rasa meluas dan meneybar ke badan, dan punggung. Bercal putih hampr simetris terdapat di badan, lengan, dan tungkai. Pasien mengaku kedua kelopak mata juga tidak dapat tertutup sempurna sejak 1 bulan ini. Suami pasien memiliki riwayat keluhan bercak putih disertai mati rasa dan telh menyelesaikan pengobatan rutin (12 bulan) kisaran 1 tahun lalu.

Pemeriksaan fisik :

Keadaan umum : sadar dan kooperatif

Vital sign : 84 x/ menit, RR: 20 x/ menit, Suhu : 37,0o C

Keadaan spesifik :

Mata : Lagoftalmus +/+ (3mm)

Pemeriksaan saraf tepi :

Palpasi : terasa penebalan saraf nervus ulnaris dextra et sinistra dan peroneus lateralis dextra et sinistra tapi tidak nyeri.

Tes fungsi saraf :

- Ada gangguan fungsi sensorik rasa raba, nyri, dan suhu pada palmar manus dan plantar pedis dextra et sinstra

- Tes otonom tidak dilakukan- Tidak ada gangguan motorik nervus ulnaris, medianus dan radialis dextra et sinistra

Status dermatologikus :

Regio facialis, truncus anterior et posterior, extremitas superior et inferior: patch hipopigmentasi multiple, umular-plakat, diskret sebgaian konfluen, permukaan terdapat skuama halus selapis.

I. Klarifikasi IstilahMati rasa: hilangnya sensasi rasa biasanya karena kerusakan pada saraf atau reseptorSimetris : sama kedua belah bagain atau seimbangLagoftalmus : Ketidakmampuan mata menutup dengan sempurnaPenebalan saraf : Saraf teraba

Page 2: Skenario B Blok 20 Kelompok VI

Pacth hipopigmentasi multiple : Lesi pada kulit yang berupa makula yang diameternya lebih dari 1 cm disertai warna yang lebih terang dalam jumlah banyakNumular-plakat : lesi berukuran dan berbentuk seperti uang logam dan ada yang lebih besarDiskret sebagian konfluen :lesi terpisah-pisah, namun sebagian bergabungSkuama : Bagian epidermis yang kering dan bertanduk dan biasanya mudah dilepaskan

II. Identifikasi Masalah1. Ny Y, 38 tahun datang berobat ke poliklinik Dermatologi dan Venerologi (DV) RSUP Moh

Hoesin dengan keluhan bercak putih disetai mati rasa di wajah, lengan, dan tungkai sejak 6 bulan yang lalu. (VVV)

2. Kisaran 2 bulan lalu bercak putih diserti mati rasa meluas dan meneybar ke badan, dan punggung. Bercal putih hampr simetris terdapat di badan, lengan, dan tungkai. Pasien mengaku kedua kelopak mata juga tidak dapat tertutup sempurna sejak 1 bulan ini. (VV)

3. Suami pasien memiliki riwayat keluhan bercak putih disertai mati rasa dan telh menyelesaikan pengobatan rutin (12 bulan) kisaran 1 tahun lalu. (V)

4. Pemeriksaan fisik :Keadaan umum : sadar dan kooperatifVital sign : 84 x/ menit, RR: 20 x/ menit, Suhu : 37,0o CKeadaan spesifik :Mata : Lagoftalmus +/+ (3mm)Pemeriksaan saraf tepi :Palpasi : terasa penebalan saraf nervus ulnaris dextra et sinistra dan peroneus lateralis dextra et sinistra tapi tidak nyeri.Tes fungsi saraf :- Ada gangguan fungsi sensorik rasa raba, nyri, dan suhu pada palmar manus dan plantar

pedis dextra et sinstra- Tes otonom tidak dilakukan- Tidak ada gangguan motorik nervus ulnaris, medianus dan radialis dextra et sinistra

Status dermatologikus :

Regio facialis, truncus anterior et posterior, extremitas superior et inferior: patch hipopigmentasi multiple, umular-plakat, diskret sebgaian konfluen, permukaan terdapat skuama halus selapis.

III. Analisis Masalah1. Nyonya Y, 38 tahun datang berobat ke poliklinik Dermatologi dan Venerologi (DV)

RSUP Moh Hoesin dengan keluhan bercak putih disetai mati rasa di wajah, lengan, dan tungkai sejak 6 bulan yang lalu.a. Bagaimana struktur anatomi yang terganggu ? (helvie, trikur)b. Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin pada Ny Y? (ummi, mentari)c. Bagaimana penyebab dan mekanisme dari keluhan ny Y? (dedi, aisyah)d. Bagaimana gambaran histopatologi kasus? (felis, dea)

Page 3: Skenario B Blok 20 Kelompok VI

2. Kisaran 2 bulan lalu bercak putih diserti mati rasa meluas dan meneybar ke badan, dan punggung. Bercal putih hampr simetris terdapat di badan, lengan, dan tungkai. Pasien mengaku kedua kelopak mata juga tidak dapat tertutup sempurna sejak 1 bulan ini.a. Bagaimana mekanisme perjalanan penyakit pada Ny Y? (mitha, chynti)b. Apa penyebab dan mekanisme kelopak mata tidak dapat tertutup sempurna? (Felis,

emir)c. Mengapa lesi yang terbentuk simetris? (trikur, dea)d. Bagaimana pola penyebaran lesi pada kasus dan mengapa bisa meluas? (dedi, helvie)e. Mengapa gejala kelopak mata tidak dapat tertutup sempurna baru mucul sejak 1 bulan

yang lalu? (safit, aisyah)3. Suami pasien memiliki riwayat keluhan bercak putih disertai mati rasa dan telh

menyelesaikan pengobatan rutin (12 bulan) kisaran 1 tahun lalu.a. Bagaimana penularan penyakit yang diderita Ny Y? (ummi, mentari)b. Mengapa Ny Y masih sakit padahal suaminya sudah meneylesaikan pengobatan?c. Apa saja pengobatan rutin yang dijalani suami Ny Y? (chynti, felis)d. Mengapa pengobatan suami Ny Y dijalani selama 12 bulan? (Emir, mitha)

4. Pemeriksaan fisik :Keadaan umum : sadar dan kooperatifVital sign : 84 x/ menit, RR: 20 x/ menit, Suhu : 37,0o CKeadaan spesifik :Mata : Lagoftalmus +/+ (3mm)Pemeriksaan saraf tepi :Palpasi : terasa penebalan saraf nervus ulnaris dextra et sinistra dan peroneus lateralis dextra et sinistra tapi tidak nyeri.Tes fungsi saraf :- Ada gangguan fungsi sensorik rasa raba, nyri, dan suhu pada palmar manus dan

plantar pedis dextra et sinstra- Tes otonom tidak dilakukan- Tidak ada gangguan motorik nervus ulnaris, medianus dan radialis dextra et sinistra

Status dermatologikus :

Regio facialis, truncus anterior et posterior, extremitas superior et inferior: patch hipopigmentasi multiple, umular-plakat, diskret sebgaian konfluen, permukaan terdapat skuama halus selapis.

a. Bagaimana Interpretasi dan mekanisme abnormal dari lagoftalmus? (safit, helvie)b. Bagaimana Interpretasi dan mekanisme abnormal pemriksaan saraf tepi? (mentari,

trikur)

Page 4: Skenario B Blok 20 Kelompok VI

c. Bagaimana Interpretasi dan mekanisme abnormal status dermatologikus? (aisyah, dedi)

d. Mengapa keluhan hanya terjadi di saraf perifer (sensoris)? (dea, ummi)e. Mengapa tidak dilakukan tes otonom? (emir, helvie)

5. Hipotesis : Ny Y 38 tahun menderita Lepra akibat penularan penyakit dari suaminya.a. Bagaimana cara mendiagnosis kasus (anamnesis dan oemeriksaan fisik)? (mitha,

trikurb. Apa diagnosis banding kasus? (aisyah, safit)c. Bagaimana pemeriksaan penunjang tambahan yang diperlukan pada kasus? (Ummi,

mentari)d. Apa diagnosis kerja? (Chynti, dedi)e. Apa definisi diagnosis kasus? (felis, dea)f. Bagaimana klasifikasi kasus? (mentari, ummi)g. Bagaimana epidemiologi kasus? (safit, aisyah)h. Bagmana etiologi asus? (helvie, dedi)i. Apa saja faktor resiko penyakit tersebut? (trikur, dea)j. Bagaimana pathogenesis kasus tersebut? (emir, felis)k. Bagaimana patofisiologi kasus tersebut? (mitha, chynti)l. Apa saja manifstasi klinis kasus tersebut? (felis, chynti)m. Bagaimana tatalaksana farmakologi dan nonfarmakologi kasus? (dedi, dea)n. Bagaimana KIE pada kasus? (ummi, aisyah)o. Bagaimana komplikasi pada kasus? (safit, mentari)p. Bagaimana prognosis kasus? (trikur, helvie)q. Bagaimana SKDI pada kasus? (mitha, emir)

IV. Learning Issuea. Anatomi, fisiologi, dan histology Kuit (mitha, emir, trikur)b. Anatomi dan fisiologi saraf perifer helvie, safit, mentaric. Sistem Immunologi (ummi, aisyah)d. Lepra (dea, dedi)e. Mikrobiologi M. Leprae (felis, chynti)

V. Kerangka KonsepVI. Kesimpulan

Pada kasus kusta yang tidak diterapi, pasien yang bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan adalah pasien yang mengidap kusta tipe TT dan BT yang berkembang menjadi TT. Sementara yang

Page 5: Skenario B Blok 20 Kelompok VI

lainnya akan terjadi perkembangan secara progresif. Gejala yang timbul sering kali karena cedera saraf dan fase reaksi.

BT, BB, BL, LLs bisa berkembang menjadi lebih buruk upgrade, sementara BT, BB dan BL yang downgrading akan dapat sembuh sendiri. BL, LLs, dan LLp bisa berkembang mejadi ENL. Neutritis perifer sering kali mengakibatkan kerusakan saraf sensoris permanen dan susah untuk ditangan, hanya dapat dikurangi peradangannya dengan kortikosteroid