Skenario b Blok 13

68
 I. Skenario Tn.T, 41 tahun, seora ng pet ani dating ke puskes mas dengan keluhan badan le mah, lesu, cepat lelah, dan mat a be rkuna ng-kun an g seja k iga bul a n ya ng lalu. Sebel umn ya beli au sudah berobat ke mant ra dan diberi vitamin. Namun keluha n Tn. T tidak berkurang. Tn. T biaasa nya bertani tanpa menggunakan alas kaki. Pemeriksaan fisik: Keadaan umum: pucat, lemah HR: 90x/me ni t, RR: 22x/menit, Temp: 36,6 C, TD: 120/80 mmHg Konju ngtiva palpebr al anem is (+/+) Cheilitis positif Lidah: at rofi papil Koilonychi a posi t if Abdomen: hepar dan lien tidak teraba Tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening Laboratorium: Hb : 6, 2 g/ dL, H t: 18 vol% , RBC : 2. 480. 000/ mm 3, WBC: 7. 400/ mm3 , Tr ombosi t: 386.000/m m3, Dif f.count : 0/2/5/63/26/4, MC V : 72 fL, MCH: 25 pg, MCHC: 30% Besi se rum 30 ug/L, TIBC 560 ug/dL, Fer itin 8 ng/m L Feses: telur cacing tambang positif, darah samar positif Gambaran apusan darah tepi: · Eri tro si t : mi kr ositi k hi pok ro m, ani sopoiki lo sitos is , chi ga r-sha ped ce ll, pen ci l cell · Le uk os it : j um lah cuku p, morfologi no r mal

description

laporan blok 13

Transcript of Skenario b Blok 13

  • I. Skenario

    Tn.T, 41 tahun, seorang petani dating ke puskesmas dengan keluhan badan lemah, lesu, cepatlelah, dan mata berkunang-kunang sejak iga bulan yang lalu. Sebelumnya beliau sudahberobat ke mantra dan diberi vitamin. Namun keluhan Tn. T tidak berkurang. Tn. T biaasanyabertani tanpa menggunakan alas kaki.

    Pemeriksaan fisik:

    Keadaan umum: pucat, lemah

    HR: 90x/menit, RR: 22x/menit, Temp: 36,6 C, TD: 120/80 mmHg

    Konjungtiva palpebral anemis (+/+)

    Cheilitis positif

    Lidah: atrofi papil

    Koilonychia positif

    Abdomen: hepar dan lien tidak teraba

    Tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening

    Laborator ium:

    Hb: 6,2 g/dL, Ht: 18 vol%, RBC: 2.480.000/mm3, WBC: 7.400/mm3, Trombosit:

    386.000/mm3, Diff.count: 0/2/5/63/26/4, MCV: 72 fL, MCH: 25 pg, MCHC: 30%

    Besi serum 30 ug/L, TIBC 560 ug/dL, Feritin 8 ng/mL

    Feses: telur cacing tambang positif, darah samar positif

    Gambaran apusan darah tepi:

    Eritrosit : mikrositik hipokrom, anisopoikilositosis, chigar-shaped cell, pencil

    cell Leukosit : jumlah cukup, morfologi normal

  • Trombosit : jumlah cukup, penyebaran merata, morfologi normal

    Kesan: anemia mikrositik hipokrom

    II. Klar ifikasi Istilah

    Mata berkunang-kunang Seakan-akan melihat cahaya berkilap-kilappada mata (kepala pening, akan pingsan, dansebagainya).

    Vitamin Setiap kelompok substansi organic yangtidak saling berhubungan terdapat dalam

    makanan dalam jumlah kecil dan diperlukandalam jumlah sangat kecil untuk fungsimetabolisme tubuh.

    Cheilit is Peradangan pada bibir.Koilonychia Distrofi kuku jari dengan kuku menjadi tipis

    dan cekung dengan tepi meninggi.Atrofi papil Mengecilnya ukuran papil (tonjolan yang

    tersebar dalam lidah) dikarenakan selnyakehilangan substansi.

    Besi serum Pengukuran jumlah besi dalam serum (bagiancairan dari darah).

    TIBC (Total Iron Binding Capacity) Pemeriksaan darah yang bertujuan untukmelihat apakah darah mengikat terlalu

    banyak besi atau terlalu sedikit.Anisopoikilositosis Adanya eritrosit yang ukurannya bervariasi

    dan bentuknya abnormal dalam darah.Fer r itin Komplek besi apo-feritin, yang merupakan

    bentuk utama penyimpanan besi.Darah samar Tes yang dilakukan untuk mengetahui

    adanya pendarahan kecil yang tidak dapat

    dinyatakan secara makroskopis danmikroskopis (tes kimia tinja).

  • Chigar -shaped Bentuk sel eritrosit yang seperti cerutu.Pencil cell Bentuk sel eritrosit yang seperti pensil

    dikarenakan defisiensi besi.

    III. Identifikasi Masalah1. Tn.T, 41 tahun, seorang petani dating ke puskesmas dengan keluhan badan lemah,

    lesu, cepat lelah, dan mata berkunang-kunang sejak iga bulan yang lalu. Sebelumnyabeliau sudah berobat ke mantra dan diberi vitamin. Namun keluhan Tn. T tidakberkurang. Tn. T biaasanya bertani tanpa menggunakan alas kaki. (chief complain)

    2. Pemer iksaan fisik: (vv)

    Keadaan umum: pucat, lemah

    HR: 90x/menit, RR: 22x/menit, Temp: 36,6 C, TD: 120/80 mmHg

    Konjungtiva palpebral anemis (+/+)

    Cheilitis positif

    Lidah: atrofi papil

    Koilonychia positif

    Abdomen: hepar dan lien tidak teraba

    Tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening

    3. Laborator ium: (vv)

    Hb: 6,2 g/dL, Ht: 18 vol%, RBC: 2.480.000/mm3, WBC: 7.400/mm3, Trombosit:386.000/mm3, Diff.count: 0/2/5/63/26/4, MCV: 72 fL, MCH: 25 pg, MCHC: 30%,Besi serum 30 ug/L, TIBC 560 ug/dL, Feritin 8 ng/mL

    Feses: telur cacing tambang positif, darah samar positif

    4. Gambaran apusan darah tepi: (main problem) Eritrosit : mikrositik hipokrom, anisopoikilositosis, chigar-shaped cell, pencil

    cell Leukosit : jumlah cukup, morfologi normal

  • Trombosit : jumlah cukup, penyebaran merata, morfologi normal

    Kesan: anemia mikrositik hipokrom

    IV. Analisis Masalah

    Tn.T, 41 tahun, seorang petani dating ke puskesmas dengan keluhan badan lemah,lesu, cepat lelah, dan mata berkunang-kunang sejak iga bulan yang lalu. Sebelumnyabeliau sudah berobat ke mantra dan diberi vitamin. Namun keluhan Tn. T tidak

    berkurang. Tn. T biaasanya bertani tanpa menggunakan alas kaki.1. Apa dampak ber tani tanpa menggunakan alas kaki?

    Karena ladang bertani merupakan habitat bagi cacing tambag seperti Necatoramericanus dan Ancylostoma duodenale (prevalensi di indonesia sekitar 40% dipedesaan) , maka akan besar kemungkinan terkena infeksi dari larva cacing tersebut.Karena larva cacing tambang yang berbentuk filariform akan menembus kulit kaki.

    2. Bagaimana mekanisme keluhan pada Tn. T? (badan lemah, lesu, cepat lelah, danmata berkuna-kunang)

    Keempat keluhan tersebut merupakan gejala umum anemia. Mekanismenya pun secaraumum sejalan, yaitu:

  • Infeksi cacing tambang cacing tambang melekat di mukosa usus dengangiginya kerusakan pembuluh darah dinding usus karena gigitannya pendarahan

    (sebagian darah dihisap cacing dewasa, sebagian lagi keluar dari usus dan ditemukanpada feses) RBC berkurang distribusi oksigen ke jaringan tubuh (termasuk keotak) berkurang + faktor usia (degenerasi organ, penurunan kemampuan organ) badan lemah, lesu, cepat lelah, dan mata berkunang-kunang.

    Selain itu, cacing tambang yang melekat di mukosa usus merusak reseptor

    absorbsi Fe + ekskresi Fe yang berikatan dengan Hb meningkat (karena pendarahan)defisiensi zat besi penurunan fungsi mioglobin, enzim sitokrom dan gliserofosfatoksidase gangguan glikolisis penumpukan asam laktat mempercepat kelelahan

    (berpengaruh juga ke badan lemah & lesu)

    3. Apa saja parasit yang dapat ditularkan lewat tanah dan masuk lewat kulit kaki?Terdapat dua spesies cacing dari kelas nematoda usus yang dapat menginfeksi

    manusia dengan cara masuk ke tubuh manusia dengan menembus kulit, yaitu Necatoramericanus dan Ancylostoma duodenale. Secara karakteristik kedua spesies cacing ini

    dapat dibedakan ;

    Karakteristik Ancylostoma duodenale Necator americanus

    Ukuran cacing

    - Jantan

    - Betina

    0,8-1,1 cm

    1,0-1,3 cm

    0,7-0,9 cm

    0,9-1,1 cm

    Bentuk cacing Menyerupai huruf C Menyerupai huruf S

    Masa prepaten 53 hari 49-56 hari

    Rute infeksi Oral, perkutan Perkutan

    Jumlah telur/ cacing betina/hari

    10.000-25.000 5000-10.000

  • Keadaan umum: pucat, lemah. HR: 90x/menit, RR: 22x/menit, Temp: 36,6 C, TD: 120/80mmHg. Konjungtiva palpebral anemis (+/+). Cheilitis positif. Lidah: atrofi papil. Koilonychiapositif. Abdomen: hepar dan lien tidak teraba. Tidak ditemukan pembesaran kelenjar getahbening

  • 1. Bagaimana intrepratasi dan mekanisme dar i pemer iksaan fisik pada Tn. T?

    Hasil Pemeriksaan Fisik Nilai Normal Interpretasi MekanismePucat dan lemah Sehat Tanda anemia,

    anemia aliran darah

    periferberkurang,oksigenisasi

    jaringan menurunpucat,lemah

    HR 90x/menit 60-100x/m Normal

    RR 22x/m 16-24x/m NormalT: 36,60C 36,6-37,50C NormalTD: 120/80 mmHg 120/80 mmHg NormalKGB tidak membesar - Normal

    Hepar dan lien tidak

    teraba

    Tidak teraba Cacing tambang tidak

    menyerang melalui darahdan tidak masuk ke hati

    maupun limpa. Cacingtambang hanya menyerang

    pada mukosa usus untuk

    mendapatkan makananberupa darah.

    Chelitis(+) - Radang mukosa bibir padadefisiensi Fe karena

    berkurangnya enzim yangmengandung Fe, dimana

    fungsinya melindungi

    mukosa mulut dan bibir dariperadangan.

    Lidah : atropi papil - Papil di glottis beregenerasisetiap 2 minggu sekali.

    Karena defisiensi besi,

    regenenasi papil tergangguKoilonychia (+) - Defisiensi Fe

    Epitel keratin padapermukaan kuku

    kekurangan Fe epitel

    keratin tak terbentuksempurna rapuh,cekung

    Konjungtiva palpebraanemis (+/+)

    (-/-) Tanda anemia

  • 2. Bagaimana hubungan dar i intrepretasi dar i pemer iksaan fisik dan keluhan

    yang dialami?

    Dapat disimpulkan bahwa TN. T menderita anemia yang ditunjukkan dengan pucat,lemah, konjungtiva yang anemis dan lidah yang papilnya atrofi. Sedangkan adanyacheilitis dan koilonychia menunjukkan adanya defisiensi besi. Hepar dan lien yangtidak teraba menandakan bahwa anemia Tn. T bukanlah anemia yang disebabkan oleh

    pecahnya sel darah (anemia hemolitik).

    3. Mengapa tidak ter jadi pembesaran dar i KGB?KGB berfungsi menyaring antigen. Jika ada antigen asing, kerja kelenjar getah beningakan lebih berat sehingga menyebabkan terjadinya pembesaran.Tidak terjadinyapembesaran pada KGB menunjukkan bahwa tidak adanya infeksi, radang ataupunkeganasan.

    Hb: 6,2 g/dL, Ht: 18 vol%, RBC: 2.480.000/mm3, WBC: 7.400/mm3, Trombosit:

    386.000/mm3, Diff.count: 0/2/5/63/26/4, MCV: 72 fL, MCH: 25 pg, MCHC: 30%, Besiserum 30 ug/L, TIBC 560 ug/dL, Feritin 8 ng/mL

    Feses: telur cacing tambang positif, darah samar positif

    1. Bagaimana intrepratasi dan mekanisme dar i hasil pemeriksaan laboratorium

    pada Tn. T?

    NO Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Mekanisme1. Hb Wanita = 12-16

    Pria =13-18 6,2 gr/ dL (Hb nya

    turun)

    Cacing yang menginfeksimenyerangusus halusmengeluarkan zatantikoagulan darah pada pasientidak dapat membeku terjadiperdarahancadangan besi turunHb turun

    2. Ht Wanita = 37-43 %Pria =40-48 % 18 % (Ht nya turun)

    Anemiakompensasi tubuh untukmempercepat eritropoeisisHtturun

    3. RBC Wanita = 4,0 5,0juta/uL darah

    Pria =4,5 5,5 juta/ uLdarah 2480000 (RBC

    TerjadiperdarahanRBC turun

  • turun)4. WBC 5000 10000 /uL

    darah 7400 (normal)

    -

    5. Trombosit 200000 500000/uLdarah 386000 (normal)

    -

    6. Diff.Count Basophil =0-1%Eosinofil =1-3 %(tinggi)N. Batang = 2-6 %N. segmen = 50-70 %Limfosit = 20-40 %Monosit = 2-8 % 0/ 8/3/ 59/26/ 4

    Eosinophil tinggi.

    Anemiakompensasi tubuh untukmempercepat eritropoesisbanyak terbentuk RBCyang tidaksempurnaproduksi eosinophildiperbanyak untuk menormalkanRBC.

    7. MCV 82-92 fL 72 fL (turun)

    Berdasarkan rumus, MCVberbanding lurus dengan Ht. Nilai HtturunMCVturun.

    8. MCH 27-31pg 25 pg

    Berdasarkan rumus, MCHberbanding lurus dengan Hb. Nilai HbturunMCHturun.

    9. MCHC 32-37 % 30 % (turun)

    Berdasarkan rumus nilai MCHCsangat bergantung dari nilai Ht danHb.

    10. Besiserum 60 190 ug/100mL 30 ug/ 100mL

    (rendah)

    Terjadiperdarahandefisiensi besikadar besi serum turun.

    11. TIBC 300 -360 ug/dL 560 ug/ dL (tinggi)

    Defisiensibesi besi serummenurunpenggunaan cadanganFe tubuh ferritin menurunsebagaikompensasi,TIBCmeningkat.

    12. Ferit in Pria =70-435 ng/mLWanita = 10-160 ng/ mL 8 ng/ mL

    Terjadiperdarahandefisiensi besibesi serum menurunpenggunaan cadangan besi tubuhferritin menurun

    Telur Hookworms positif:

    Hookworms eggs ditemukan dalam tinja merupakan tanda terjadinya infeksicacing tambang (larva filariform menembus kulit/masuk kewat mulut kapiler darahsirkulasi sitemik jantung paru-paru menembus pembuluh darah di parualveolus bronkiolus bronkus trakea faring laring usus halus (menjadidewasa)cacing betina menghasilkan telurdikeluarkan bersama feses).

    Feses darah samar positif

  • Feses darah samar positif artinya infeksi hookworm sudah berat sehinggamengakibatkan perdarahan usus yang hebat hingga darah terlihat pada pemeriksaan

    feses.

    2. Cacing apa yang kemungkinan menginfeksi Tn. T? serta bagimana siklus

    hidupnya?

    Cacing tambang yang mungkin menginfeksi Tn.T adalah Necator americanus atauAncylostoma duodenale.

    Siklus Hidup Cacing Tambang

    Telur (telur tidak infektif) keluar bersama feses, biasanya ber isi blastomer .Pada tanah yang teduh, gembur, berpasir dan hangat memudahkan untuk pertumbuhantelur dan biasanya telur menetas dalam 1-2 hari dalam bentuk larva rhabditiform.

    Kemudian kurang lebih 5-10 hari tumbuh menjadi larva filar iform (bentukinfektif). Bentuk larva filariform ini dapat dikenal dari buccal cavity yang menutup.Bila selama periode infektif terjadi kontak dengan kulit manusia, maka filariformlarva akan menembus kulit dan masuk ke jaringan kemudian memasuki peredarandarah dan pembuluh limfe mengikuti peredaran darah vena sampai ke jantung kanan,

  • masuk ke paru-paru lewat arteri pulmonalis kemudian masuk ke kapile. Karenaukuran larva lebih besar akhirnya kapiler pecah ( lung migration). Kemudianbermigrasi menuju alveoli , bronchus, larink, pharink dan akhirnya ikut tertelanmasuk kedalam usus. Setelah di usus halus larva melepaskan kulitnya lalu melekatkandiri pada mukosa usus dan tumbuh sampai menjadi dewasa.Waktu yang dibutuhkaninfeksi melalui kulit sampai cacing dewasa betina menghasilkan telur kurang lebih 5minggu. Infeksi juga bisa melalui mulut apabila manusia tanpa sengaja menelanfilariform, larva langsung ke usus dan tumbuh menjadi dewasa tanpa melalui lungmigration.

    3. Bagaimana cara pemer iksaan dar i:

    a) HbCara pemeriksaan kadar Hb yang lazim digunakan adalah cara fotoelektrik dan

    kolorimetrik visual.a. Cara fotoelektrik

    Hemoglobin diubah menjadi sianmethemoglobin (hemoglobin-sianida) dalamlarutan yang berisi kalium ferrisianida dan kalium sianida. Larutan Drabkinmengubah hemoglobin, oksihemoglobin, methemoglobin dan karboksihemoglobin

    menjadi sianmethemoglobin, sampai seterusnya.b. Cara kolorimetrik visual (cara Sahli)

    Dengan cara ini, hemoglobin diubah menjadi hematin asam yang berwarna coklat.Kemudian warna ini dibandingkan dengan warna standar secara visual.Langkah-langkah pemeriksaan dengan cara Sahli yaitu:

    - Masukkan 5 tetes HCl 0,1 N ke dalam tabung pengencer- Isap darah kapiler atau darah vena dengan antikoagulan EDTA atau oksalat

    dengan menggunakan pipet Hb sampai tanda 20 L

    - Hapuslah darah diluar ujung pipet- Segera alirkan darah ke dasar tabung, jangan sampai ada gelembung udara- Angkat pipet sedikit lalu hisap HCl 2 atau 3 kali untuk membersihkan darah- Aduklah supaya cepat terjadi reaksi antara darah dan HCl. Selama pengadukan

    tambahkan setetes demi setetes aquades.

    - Setelah 3-5 menit bandingkan warna tersebut dengan warna standar sampaibenarbenar sama. Bacalah kadar Hb setinggi permukaan cairan dalam tabung.

  • b) Hta. Makrometode menurut Wintrobe

    - Dengan pipet Wintrobe masukkanlah darah yang telah dicampur denganantikoagulan ke dalam tabung Wintrobe setinggi garis tanda 0 mm. Jagalah

    jangan sampai terjadi gelembung hawa atau busa.- Biarkan tabung Wintrobe itu dalam sikap tegak-lurus selama 60 menit- Putar tabung Wintrobe selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm

    - Perhatikan: berapa hematokrit, buffy coat, plasma untuk icterus indexb. Mikrometode

    - Isilah tabung mikrokapiler yang khusus dibuat untuk penetapan

    mikrohematokrit dengan darah

    - Tutuplah ujung satu dengan nyala api ( atau dengan bahan penutup khusus)- Masukkan tabung kapiler itu ke dalam sentrifuge khusus yang mencapai

    kecepatan besar, yaitu lebih dari 16.000 rpm (sentrifuge mikrohematokrit).- Pusinglah selama 3-5 menit- Bacalah hematokrit dengan menggunakan grafik atau alat khusus

    c) RBCI. Isap darah kapiler dengan pipet eritrosit sampai tanda 0.5, hapuslah

    kelebihan darah yang melekat di ujung luar pipet.II. Isap ke dalam pipet (1) cairan Hayem (atau Gower) sampai tanda 101,

    sambil memutar-mutar pipetnya, lepaskan karetnya.

    III. Kocok pipet 10-15 detik dalam posisi horizontal sambil diputar-putar.IV. Kocok lagi selama 3 menit, buanglah 4 tetesan yang pertama lalu

    diisikan ke dalam kamar hitung yang bersih, biarkan 2-3 menit.V. Hitung di bawah mikroskop dengan:

    Kamar hitung Improved Neubauer:

    Eritrosit: dengan HPF dalam 80 kotak kecil atau dalam 5 x 16 kotak kecil danhasilnya dikalikan dengan 10.000 (4 angka 0)

  • d) WBCi. Isap darah kapiler dengan pipet leukosit sampai tanda 0.5, hapuslah

    kelebihan darah yang melekat di ujung luar pipet.ii. Isap ke dalam pipet (1) cairan Turk sampai tanda 11, sambil memutar-

    mutar pipetnya, lepaskan karetnya.iii. Kocok pipet 10-15 detik dalam posisi horizontal sambil diputar-putar.iv. Kocok lagi selama 3 menit, buanglah 4 tetesan yang pertama lalu

    diisikan ke dalam kamar hitung yang bersih, biarkan 2-3 menit.v. Hitung di bawah mikroskop dengan:

    Kamar hitung Improved Neubauer:

    Leukosit : dengan HPF dalam 64 kotak kecil atau dalam 4 x 16 kotak kecil danhasilnya dikalikan dengan 50

    e) TrombositI. Isap cairan Rees-Ecker ke dalam pipet eritosit sampai garis tanda 1 dan

    buanglah lagi cairan itu

    II. Isap darah kapiler dengan pipet eritrosit sampai garis tanda 0.5 dancairan Rees-Ecker sampai tanda 101, segera kocok selama 3 menit.

    III. Teruskan tindakan-tindakan seperti untuk menghitung eritrosit dalamkamar hitung

    IV. Biarkan kamar hitung yang telah diisi dengan sikap datar dalam cawanpetri yang tertutup selama 10 menit agar trombosit mengendap.

    V. Hitunglah semua trombosit dalam seluruh bidang besar di tengah-

    tengah memakai lensa objektif besar.Jumlah itu dikali 2.000 menghasilkan jumlah trombosit per ul darah

  • f) Diff.countUntuk dapat melakukan hitung jenis lekosit diperlukan preparat apus darahtepi yang baik. Kriteria preparat darah hapus yang baik adalah lebar dan

    panjangnya tidak memenuhi seluruh kaca benda, secara gradual penebalannyaberangsur-angsur menipis dari kepala ke ekor, tidak berlubang, tidak terputus-

    putus, tidak terlalu tebal dan mempunyai pengecatan yang baik. Morfologipreparat darah hapus dibagi tiga bagian yaitu kepala, badan dan ekor.Pada

    bagian badan dibagi dalam enam zona (daerah baca) yang dimulai dari zona 1yang berada dekat kepala sampai zona VI yang dekat dengan ekor.

  • Hitung jenis lekosit dimulai dari zona VI yang biasanya terdapat jenis lekosityang berukuran besar menuju ke zona IV yang terdapat konsentrasi serilimfosit tua (ukuran lebih kecil).Hitung jenis lekosit dilakukan sampai jumlahlekosit terpenuhi 100 sel dengan catatan tidak ada indikasi abnormal.Akantetapi seringkali penghitungan sudah mencapai 100 sel sebelum sampai ke

    zona IV.Untuk mencapai zona IV maka penghitungan diteruskan sehinggajumlah sel melebihi angka 100 selanjutnya diprosentase.Interpretasi

    Jenis Nilai normal Melebihi Nilai Normal Kurang dar i nilai normalBasofil 0,4-1%

    40-100/L

    Inflamasi, leukemia, tahap

    penyembuhan infeksi atau

    inflamasi

    Stress, reaksi hipersensitivitas,

    kehamilan, hipertiroidisme

    Eosinofil 1-3%

    100-300/L

    Umumnya pada keadaan

    atopi/ alergi dan infeksiparasite

    Stress, luka bakar, syok,

    hiperfungsi adrenokortikal.

    Neutrofil 55-70%(2500-7000/L)Bayi Baru Lahir 61%

    Umur 1 tahun 2%Segmen 50-65% (2500-6500/L)Batang 0-5% (0-500/L)

    Inflamasi, kerusakan

    jaringan, peyakit Hodgkin,leukemia mielositik,

    hemolytic disease ofnewborn, kolesistitis akut,

    apendisitis, pancreatitis

    akut, pengaruh obat

    Infeksi virus,

    autoimun/idiopatik, pengaruhobat-obatan

    Limfosit 20-40%

    1700-3500/LBBL 34%

    1 th 60%

    6 th 42%12 th 38%

    Infeksi kronis dan virus Kanker, leukemia, gagal ginjal,SLE, pemberian steroid yangberlebihan

    Monosit 2-8%200-600/L

    Anak 4-9%

    Infeksi virus, parasit,anemia hemolitik, SLE 360 Menurun < 300 Normal / Normal / Saturasi

    Transferin Menurun < 15%Menurun/N 10-20%

    Meningkat >20 % Meningkat > 20%

    Besi SumsumTulang Negatif Positif Positif Kuat

    Positif Dengan RingSideroblast

    Protopor fir inEr itrosit Meningkat Meningkat Normal Normal

    Fer itin SerumMenurun < 20Mg/L

    Normal 20-200mg/L

    Meningkat >50 Mg/L

    Meningkat > 50Mg/L

    ElektrofoesisHb N N

    Hb. A2Meningkat N

  • Learning Issues

    I. Anemia1. Penger tian Anemia

    Anemia merupakan keadaan di mana masa eritrosit dan atau masa hemoglobinyang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringantubuh (Handayani dan Haribowo, 2008).

    Anemia dapat didefinisikan sebagai nilai hemoglobin, hematokrit, atau jumlaheritrosit per milimeter kubik lebih rendah dari normal (Dallman dan Mentzer, 2006).

    2. Tanda-tanda AnemiaMenurut Anie Kurniawan, dkk (1998), tanda-tanda Anemia meliputi:a. Lesu, Lemah, Letih, Lelah, Lalai (5L)b. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunangc. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit, dan telapak tanganmenjadi pucat.

    Gejala anemia defisiensi besi dapat digolongkan menjadi 3 golongan besar, yaitu :gejala umum anemia, gejala khas akibat defisiensi besi, gejala penyakit dasar.

  • i. Gejala Umum AnemiaGejala umum anemia (anemic syndrome) dijumpai pada anemia defisiensi

    besi apabila kadar Hb turun dibawah 7-8 g/dl. Gejala ini berupa badan lemah, lesu,cepat lelah, mata berkunang-kunang serta telinga mendenging. Anemia bersifatsimtomatik jika hemoglobin telah turun di bawah 7 g/dl. Pada pemeriksaan fisikdijumpai pasien yang pucat, terutama konjungtiva dan jaringan di bawah kuku.

    ii. Gejala Khas Akibat Defisiensi Besi Koilonychia: kuku sendok (spoon nail), kuku menjadi rapuh, bergaris-garis

    vertikal dan menjadi cekung sehingga mirip seperti sendok. Atrofi papil lidah: permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena

    papil lidah mengecil. Stomatitis angular is (cheilosis): adanya radang pada sudut mulut sehingga

    tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan.

    Disfagia : nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan akhloridia

    Pika: keinginan untuk memakan bahan yang tidak lazim, seperti: tanah liat,es, lem, dan lain-lain.

    Atrofi papil lidah & stomatitis angular

  • iii. Gejala Penyakit DasarMisalnya pada anemia akibat cacing tambang dijumpai dyspepsia, parotis

    membengkak, dan kulit telapak tangan menguning seperti jerami. Pada anemiakarena perdarahan kronik akibat kanker kolon dijumpai gejala gangguankebiasaan buang air besar atau gejala lain tergantung dari lokasi kanker tersebut.

    3. Penyebab AnemiaMenurut Tarwoto, dkk (2010) adalah:

    a. Kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi

    b. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupanmakanan

    c. Remaja putri mengalami haid setiap bulan, di mana kehilangan zat besi 1,3mg per hari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari pada pria

    Menurut Anie Kurniawan, dkk (1998), Anemia Gizi Besi dapat terjadi karena:a. Kandungan zat besi dari makanan yang di konsumsi tidak mencukupi

    kebutuhanb. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi

    - Pada masa pertumbuhan seperti anak-anak dan remaja, kebutuhan tubuhakan zat besi meningkat tajam.

    - Pada masa hamil kebutuhan zat besi meningkat karena zat besi diperlukan

    untuk pertumbuhan janin serta untuk kebutuhan ibu sendiri.- Pada penderita menahun seperti TBC.

    c. Meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh. Perdarahan atau kehilangan

    darah dapat menyebabkan anemia. Hal ini terjadi pada penderita:

  • - Kecacingan (terutama cacing tambang), infeksi cacing tambangmenyebabkan perdarahan pada dinding usus

    - Malaria pada penderita Anemia Gizi Besi, dapat memperberat keadaan

    anemianya.- Kehilangan darah pada waktu haid berarti mengeluarkan zat besi yang ada

    dalam darah.4. Dampak anemia

    Menurut Anie Kurniawan, dkk (1998), dampak anemia pada remaja putri ialah:a. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.b. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal.

    c. Menurunkan kemampuan fisik olahragawati.d. Mengakibatkan muka pucat.

    5. Pencegahan anemiaUpaya untuk mencegah anemia, antara lain sebagai berikut:a. Makan makanan yang mengandung zat besi dari bahan hewani dan nabati

    b. Banyak makan makanan sumber vitamin c yang bermanfaat untuk meningkatkanpenyerapan zat besi, misalnya: jambu, jeruk, tomat, dan nanas.c. Minum 1 tablet penambah darah setiap hari, khususnya saat mengalami haid.

    d. Bila merasakan adanya tanda dan gejala anemia, segera konsultasikan ke dokteruntuk dicari penyebabnya dan diberikan pengobatan.

    6. Pengobatan anemiaMenurut Handayani dan Haribowo (2008), pada setiap kasus anemia perludiperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut ini:a. Terapi spesifik sebaiknya diberikan setelah diagnosis ditegakkan.

    b. Terapi diberikan atas indikasi yang jelas, rasional, dan efisien.

    Jenis-jenis terapi yang dapat diberikan adalah:a. Terapi gawat darurat

    Pada kasus anemia dengan payah jantung atau ancaman payah jantung, makaharus segera diberikan terapi darurat dengan transfusi sel darah merah yang

    dimampatkan (PRC) untuk mencegah perburukan payah jantung tersebut.b. Terapi khas untuk masing-masing anemia

  • Bergantung pada jenis anemia yang dijumpai, misalnya preparat besi untukanemia defisiensi besi.

    c. Terapi kausal

    Terapi kausal merupakan terapi untuk mengobati penyakit dasar yang menjadipenyebab anemia.Misalnya, anemia defisiensi besi yang disebabkan oleh infeksi

    cacing tambang harus diberikan obat anti-cacing tambang.d. Terapi ex-juvantivus (empiris)

    Terapi yang terpaksa diberikan sebelum diagnosis dapat dipastikan, jika terapi iniberhasil, berarti diagnosis dapat dikuatkan.Terapi hanya dilakukan jika tidaktersedia fasilitas diagnosis yang mencukupi. Pada pemberian terapi jenis ini,penderita harus diawasi dengan ketat. Jika terdapat respons yang baik, terapiditeruskan, tetapi jika tidak terdapat respons, maka harus dilakukan evaluasikembali.

    Menurut Yayan Ahyar Israr (2008), setelah diagnosis ditegakan maka dibuat rencanapemberian terapi, terapi terhadap anemia difesiensi besi dapat berupa:

    a. Terapi kausal: tergantung penyebabnya

    b. Pemberian preparat besi untuk mengganti kekurangan besi dalam tubuh

    - Besi per oral (pilihan pertama) Ferrous sulphat (sulfas ferosus): preparat pilihan pertama

    (murah dan efektif). Dosis: 3 x 200 mg. Ferrous gluconate, ferrous fumarat, ferrous lactate, dan ferrous

    succinate, harga lebih mahal, tetepi efektivitas dan efeksamping hampir sama.

    - Besi parenteral

    Efek samping lebih berbahaya, harganya lebih mahal. Indikasi, yaitu : Intoleransi oral berat

    Kepatuhan berobat kurang Kolitis ulserativa

    Perlu peningkatan Hb secara cepat (misal preoperasi, hamiltrimester akhir).

    c. Penatalaksanaan yang juga dapat dilakukan

  • - Mengatasi penyebab perdarahan kronik, misalnya pada ankilostomiasisdiberikan antelmintik yang sesuai.

    - Pemberian preparat Fe: Pemberian preparat besi

    (ferosulfat/ferofumarat/feroglukonat) dosis 4-6 mg besi elemental/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis, diberikan di antara waktu makan.

    Preparat besi ini diberikan sampai 2-3 bulan setelah kadar hemoglobinnormal.

    - Bedah: Untuk penyebab yang memerlukan intervensi bedah seperti

    perdarahan karena diverticulum Meckel.- Suportif: Makanan gizi seimbang terutama yang megandung kadar besi

    tinggi yang bersumber dari hewani (limfa, hati, daging) dan nabati(bayam, kacang-kacangan).

    II. Anemia Mikrositik Hipokrom

    A. Defisiensi Besi

    Suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin (proteinpengangkut oksigen) dalam sel darah berada dibawah normal, yang disebabkan karenakekurangan zat besi. Fe yang berperan Anemia defisiensi besi (ADB) adalah anemiayang disebabkan oleh kurangnya besi yang diperlukan untuk sintesi hemoglobin.Dengan berkurangnya besi dalam sintesa hemoglobin maka mengakibatkan

    berkurangnya jumlah hemoglobin dalam darah. Gejala anemia ini sama seperti anemialainnya yaitu: lemah, lemah, letih, lesu serta pucat. Akan tetapi ada beberapa ciri khas

    lainnya yang membedakan anemia ini dengan anemia lainnya yang antara lain: anemia

    defisiensi Fe merupakan anemia hipokromik mikrositik yang kadar Fe serum rendahdengan TIBC (Total Iron Binding Capacity) yang meninggi serta tidak adanya Fedalam sumsum tulang.

    B. Farmakokinetik

    Absorbsi Fe malalui saluran cerna terutama di duodenum, makin ke distalabsorbsinya makin berkurang. Bila cadangan dalam tubuh tinggi dan kebutuhan akan

    zat besi rendah, maka lebih banyak Fe diubah menjadi feritin. Bila cadangan rendah

  • atau kebutuhan meningkat, maka Fe yang baru diserap akan segera diangkut dari selmukosa ke sumsum tulang tulang untuk eritropoesis. Makanan yang mengandung 6

    mg fe/1000 kilokalori akan diabsorbsi 5-10% pada orang normal. Absorbsi dapatditingkatkan oleh kobal, inosin, etionin, vitamin c, HCl, suksinat dan senyawa asamlain. Sebaliknya absorbsi Fe akan menurun bila terdapat fosfat atau antasida misalnya

    kalsium karbonat, alumnium hidroksida dan magnesium hidroksida. Setelahdiabsorbsi, Fe dalam darah akan diikat oleh transferin (suatu beta-1-globulinglikoprotein) kemudian diangkut ke berbagai jaringan, terutama ke sumsum tulangdan depot Fe. Bila tidak digunakan dalam eritropoesis, Fe akan disimpan sebagaicadangan, dalam bentuk terikat sebagai feritin. Bila Fe diberikan IV, cepat sekali

    diikat oleh apoferitin (protein yang membentuk feritin) dan disimpan terutama dalamhati, sedangkan setelah pemberian oral terutama akan disimpan di limpa dan sumsum

    tulang.

    Jumlah Fe yang diekskresi tiap hari biasanya sekitar 0.5-1 mg sehari. Ekskresiterutama berlangsung melalui saluran sel epitel kulit dan saluran cerna yang

    terkelupas, selain itu juga melalui keringat, urin, feses, serta kuku dan rambut yangdipotong.

    C. Penyebab

    Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan besi, gangguan

    absorpsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun.

    i. Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun, yang dapat berasal dari:saluran cerna (akibat dari tukak peptik, kanker lambung, kanker kolon,divertikulosis, hemoroid, dan infeksi cacing tambang), saluran genitalia wanita(menorrhagia, atau metrorhagia), salura kemih: hematuria, dan saluran napas:hemoptoe.

    ii. Faktor nutrisi: akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan, atau kualitasbesi (bioavaibilitas) besi yang tidak baik (makanan banyak serat, rendah vitamin C,dan rendah daging).

    iii. Kebutuhan besi meningkat. Seperti pada prematuritas, anak dalam masapertumbuhan dan kehamilan.

    iv. Gangguan absorpsi besi: gastrektomi, tropical sprue atau kolitis kronik.

  • D. Ter jadinya anemia karena kekurangan zat besi

    Anemia karena kekurangan zat besi biasanya terjadi secara bertahap, melaluibeberapa stadium, gejalanya baru timbul pada stadium lanjut.

    1) Stadium 1Kehilangan zat besi melebihi asupannya, sehingga menghabiskan cadangandalam tubuh, terutama di sumsum tulang. Kadar ferritin (protein yangmenampung zat besi) dalam darah berkurang secara progresif.

    2) Stadium 2Cadangan besi yang telah berkurang tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk

    eritropoesis, sehingga sel darah merah yang dihasilkan jumlahnya lebih sedikit3) Stadium 3

    Mulai terjadi anemia. Pada awal stadium ini, sel darah merah tampak normal,tetapi jumlahnya lebih sedikit. Kadar hemoglogin dan hematokrit menurun.

    4) Stadium 4Sumsum tulang berusaha untuk menggantikan kekurangan zat besi denganmempercepat pembelahan sel dan menghasilkan sel darah merah dengan

    ukuran yang sangat kecil (mikrositik), yang khas untuk anemia karenakekurangan zat besi.

    5) Stadium 5Timbul gejala-gejala karena kekurangan zat besi dan gejala-gejala karenaanemia semakin memburuk.

    E. Gejala

    Anemia pada akhirnya menyebabkan kelelahan, sesak nafas, kurang tenaga dan gejalalainnya. Anemia kekurangan zat besi memiliki gejala sendiri, yaitu:

    Pika : suatu keinginan memakan zat yang bukan makanan seperti es

    batu, kotoran atau kanji Glositis : iritasi lidah

    Keilosis : bibir pecah-pecah

    Koilonikia : kuku jari tangan pecah-pecah dan bentuknya seperti sendok.F. Patofisiologi

    Secara klinis anemia defisiensi besi diklasifikasikan dalam tiga tahapberdasarkan jumlah defisiensinya, yaitu :

  • 1) Iron Depleted atau Storage Iron deficiencyTahap dengan kadar feritin serum yang rendah, serta absorbsi besi non heme

    yang meningkat. Biasanya belum terjadi anemia.2) Iron Deficiency Erithropoetin

    Ditandai dengan kurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis sehingga

    menimbulkan gangguan bentuk pada eritrosit, namun anemia belum tampak.3) Iron deficiency Anemia

    Pada tahap ini, suplai besi tidak mencukupi eritropoesis dan nilai besi serum

    yang turun, serta nilai TIBC yang meningkat. Anemia sudah jelas terlihat sertagambaran eritrositnya tampak hipokromik mikrositik karena Hb yang sedikit

    yang disebabkan jumlah besi yang rendah.

    Anemia defisiensi besi terjadi dalam 3 tahap, yaitu: Tahap 1 (tahap prelaten)

    Penurunan hanya kadar feritin (simpanan besi)

    Tahap 2 (tahap laten)Feritin dan saturasi transferin turun (tetapi Hb masih normal)

    Tahap 3 (tahap def. besi)Feritin, saturasi transferin dan Hb turun (eritrosit menjadi mikrositikhipokrom)

    III. PEMERIKSAAN LABORATORIUM1. Kelainan laborator ium pada kasus anemia defisiensi besi yang dapat dijumpai

    adalah:

    1. Kadar hemoglobin dan indeks eritrositDidapatkan anemia hipokrom mikrositer dengan penurunan kadar hemoglobin mulai

    dari ringan sampai berat. MCV, MCHC dan MCH menurun. MCH < 70 fl hanyadidapatkan pada anemia difisiensi besi dan thalassemia mayor. RDW (red celldistribution width) meningkat yang menandakan adanya anisositosis. Apusan darahmenunjukkan anemia hipokromik mikrositer, anisositosis, poikilositosis, anulosit, selpensil, kadang-kadang sel target. Derajat hipokromia dan mikrositosis berbandinglurus dengan derajat anemia, berbeda dengan thalassemia. Leukosit dan trombosit

  • normal. Retikulosit rendah dibandingkan derajat anemia. Pada kasus ankilostomiasissering dijumpai eosinofilia.

    2. Apus sumsum tulang

    Hiperplasia eritropoesis, dengan kelompok-kelompok normoblast basofil. Bentukpronormoblast-normoblast kecil-kecil, sideroblast.

    3. Kadar besi serum menurun 350 mg/dl, dan saturasi transferin < 15%.

    4. Feritin serum

    Sebagian kecil feritin tubuh bersirkulasi dalam serum, konsentrasinya sebandingdengan cadangan besi jaringan, khususnya retikuloendotel. Pada anemia defisensi besi,kadar feritin serum sangat rendah, sedangkan feritin serum yang meningkatmenunjukkan adanya kelebihan besi atau pelepasan feritin berlebihan dari jaringanyang rusak atau suatu respons fase akut, misalnya pada inflamasi. Kadar feritin serum

    normal atau meningkat pada anemia penyakit kronik.5. TIBC (Total Iron Banding Capacity) meningkat.6. Feses: Telur cacing Ancylostoma duodenale / Necator americanus.7. Pemeriksaan lain: endoskopi, kolonoskopi, gastroduodenografi, colon in loop,

    pemeriksaan ginekologi.

    PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb)Cara pemeriksaan kadar Hb yang lazim digunakan adalah cara fotoelektrik dan

    kolorimetrik visual.1. Cara fotoelektr ik

    Dengan cara ini, hemoglobin diubah menjadi sianmethemoglobin (hemoglobin-sianida) dalam larutan yang berisi kaliumferrisianida dan kalium sianida. LarutanDrabkin mengubah hemoglobin, oksihemoglobin, methemoglobin dan

    karboksihemoglobin menjadi sianmethemoglobin. Cara ini tidak kita bahas lebihlanjut, yang jelas cara ini sangat bagus untuk laboratorium rutin karena memilikiakurasi yang sangat tinggi.

    2. Cara kolor imetrik visual (cara Sahli)Dengan cara ini, hemoglobin diubah menjadi hematin asam yang berwarna coklat.Kemudian warna ini dibandingkan dengan warna standar secara visual. Langkah-langkah pemeriksaan dengan cara Sahli yaitu:

  • 1. Masukkan 5 tetes HCl 0,1 N ke dalam tabung pengencer2. Isap darah kapiler atau darah vena dengan antikoagulan EDTA atau oksalat

    dengan menggunakan pipet Hb sampai tanda 20 L tanpa terputus

    3. Hapuslah darah diluar ujung pipet4. Segera alirkan darah ke dasar tabung, jangan sampai ada gelembung udara5. Angkat pipet sedikit lalu hisap HCl 2 atau 3 kali untuk membersihkan darah6. Aduklah supaya cepat terjadi reaksi antara darah dan HCl. Selama pengadukan

    tambahkan setetes demi setetes aquades.

    7. Setelah 3-5 menit bandingkan warna tersebut dengan warna standar sampai benar-benar sama. Bacalah kadar Hb setinggi permukaan cairan dalam tabung .

    Kelemahan metode ini adalah: Tak semua hemoglobin menjadi hematin asam, misalnya karboksihemoglobin (Hb-

    CO2), methemoglobin dan sulfhemoglobin Kemampuan visual pemeriksa sangat mempengaruhi hasil Cahaya yang kurang terang mempengaruhi hasil

    Nilai normal Hb adalah

    Pria

    Wanita

    :

    :

    13,0 18,0 g/dL

    12,0 15,5 g/dL

    HEMATOKRIT

    Hematokrit adalah volume semua eritrosit dalam 100 ml darah. Ada 2 cara pemeriksaanhematokrit yaitu cara Wintrobe dan cara mikrometode. Disini hanya dibahas cara

    Wintrobe, dengan langkah langkah pemeriksaan sebagai berikut:

    1. Ambil kapiler atau darah EDTA, darah heparin atau darah oksalat lalu masukkan kedalam tabung Wintrobe hingga tanda 100 di atas.

    2. Masukkan tabung ke dalam sentrifuge yang cukup besar lalu pusingkan selama 30menit dengan kecepatan 3000 rpm

    3. Bacalah hasilnya dengan memperhatikan:

    a) Plasma di atas (kuning) dibandingkan dengan kaliumbikromat dan intensitasnyadisebut satuan. Satu satuan adalah 1:10000

    b) Ketebalan lapisan putih (lekosit dan trombosit)

  • c) Volume sel-sel darah merah.

    Nilai hematokrit normal adalah pria: 40-48% dan wanita: 37-43%

    1. MCV = Ht/eritrosit x 10 (N:83-92)2. MCH = Hb/eritrosit x 10 (N:27-31)3. MCHC = Hbx100/Ht (N: 32-36)4. SI: Wanita : 37-145

    Laki-laki : 59-1585. TIBC: Wanita : 150-250

    Laki-laki : 200-300

    6. HbA2 Normal < 35 ; HbF Normal < 1

    IV. Pemer iksaan Sel Darah TepiPemer iksaan Sel Darah Merah

    Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter darah.Seperti hitung leukosit, untuk menghitung jumlah sel-sel eritrosit ada dua metode, yaitumanual dan elektronik (automatik). Metode manual hampir sama dengan hitung leukosit,yaitu menggunakan bilik hitung.

    Untuk menghitung eritrosit, darah diencerkan dalam pipa eritrosit lalu dimasukkan ke

    dalam kamar hitung. Pengencer yang digunakan adalah larutan Hayem. Langkah-langkahpemeriksaan yang diterapkan adalah:

    1. Hisap darah kapiler, darah EDTA atau darah oksalat sampai tanda 0,52. Hapus kelebihan darah di ujung pipet3. Masukkan ujung pipet ke dalam larutan Hayem dengan sudut 45o, tahan agar tetap di

    tanda 0,5. Isap larutan Hayem hingga mencapai tanda 101. Jangan sampai ada

  • gelembung udara4. Tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan karet penghisap5. Kocok selama 15-30 detik6. Letakkan kamar hitung dengan penutup terpasang secara horisontal di atas meja.

    Kocok pipet selama 3 menit, jaga agar cairan tak terbuang dari pipet.7. Buang semua cairan di batang kapiler (3-4 tetes) dan cepat sentuhkan ujung pipet ke

    kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup dengan sudut 30o. Biarkan

    kamar hitung terisi cairan dengan daya kapilaritas

    8. Biarkan 2-3 menit supaya eritrosit mengendap9. Gunakan lensa obyektif mikroskop dengan pembesaran 40 kali, fokus dirahkan ke

    garis-garis bagi dalam bidang besar yang tengah.10. Hitunglah eritrosit di 5 bidang sedang yang masing-masing tersusun atas 16 bidang

    kecil, dari kiri atas ke kanan, ke bawah lalu ke kiri, ke bawah lalu ke kiri dan

    seterusnya. Untuk sel-sel pada garis, yang dihitung adalah pada garis kiri dan atas.11. Jumlah lekosit per L darah adalah: jumlah sel X 10000

    Nilai normal eritrosit adalah:

    Pria

    Wanita

    :

    :

    4,5 - 5,5 jt/L

    4,0 5,0 jt/L

    Disini akan sedikit kita bahas beberapa gambaran abnormal dari sel darah merah atau

    eritrosit yang bisa kita temukan pada saat pemeriksaan hapusan darah.

    HipochromeDapat ditemukan pada anemia kurang besi (defisiensi Fe), sickle cells anemia,thalassemia, atau anemia karena penyakit kronis.

  • Makrositik

    Gambaran makrositik berarti volume eritrosit lebih besar dari normal. Dapat ditemukanpada penyakit anemia megaloblastik karena kurang vit.B12 atau asam folat, anemia

    setelah perdarahan akut, atau anemia karena penyakit hati kronik.

    Nilai Rujukan Er itrosit Dewasa laki-laki : 4.50 6.50 (x106/L) Dewasa perempuan : 3.80 4.80 (x106/L) Bayi baru lahir : 4.30 6.30 (x106/L) Anak usia 1-3 tahun : 3.60 5.20 (x106/L) Anak usia 4-5 tahun : 3.70 5.70 (x106/L) Anak usia 6-10 tahun : 3.80 5.80 (x106/L)

    Penurunan er itrosit. Kehilangan darah (perdarahan), anemia, leukemia, infeksi kronis,mieloma multipel, cairan per intra vena berlebih, gagal ginjal kronis, kehamilan, hidrasiberlebihan.

    Peningkatan er itrosit. Polisitemia vera, hemokonsentrasi/dehidrasi, dataran tinggi,penyakit kardiovaskuler

    Indeks Er itrosit

    Mencakup parameter eritrosit, yaitu: Mean cell / corpuscular volume (MCV) atau volume eritrosit rata-rata (VER)

    MCV = Hematokrit (l/l) / Jumlah eritrosit (106/L)Normal 80-96 fl

    Mean Cell Hemoglobin Content (MCH) atau hemoglobin eritrosit rata-rata (HER)MCH (pg) = Hemoglobin (g/l) / Jumlah eritrosit (106/L)Normal 27-33 pg

    Mean Cellular Hemoglobin Concentration (MCHC) atau konsentrasi hemoglobin

  • eritrosit rata-rata (KHER) MCHC (g/dL) = konsentrasi hemoglobin (g/dL) / hematokrit (l/l)

    Normal 33-36 g/dL

    Red Blood Cell Distribution Width (RDW)RDW adalah perbedaan/variasi ukuran (luas) eritrosit. Nilai RDW bergunamemperkirakan terjadinya anemia dini, sebelum nilai MCV berubah dan sebelumterjadi gejala. Peningkatan nilai RDW dapat dijumpai pada anemia defisiensi (zat besi,asam folat, vit B12), anemia hemolitik, anemia sel sabit. Ukuran eritrosit biasanya 6-8m, semakin tinggi variasi ukuran sel mengindikasikan adanya kelainan.RDW = standar deviasi MCV / rata-rata MCV x 100

    Nilai normal rujukan 11-15%

    Penghitungan Leukosit

    Untuk menghitung leukosit, darah diencerkan dalam pipa leukosit lalu dimasukkan kedalam kamar hitung. Pengencer yang digunakan adalah larutan Turk. Langkah-langkah

    pemeriksaan yang diterapkan adalah:1. Hisap darah kapiler, darah EDTA atau darah oksalat sampai tanda 0,52. Hapus kelebihan darah di ujung pipet3. Masukkan ujung pipet ke dalam larutan Turk dengan sudut 45o, tahan agar tetap di

    tanda 0,5. Isap larutan Turk hingga mencapai tanda 11. Jangan sampai ada gelembungudara

    4. Tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan karet penghisap5. Kocok selama 15-30 detik6. Letakkan kamar hitung dengan penutup terpasang secara horisontal di atas meja7. Kocok pipet selama 3 menit, jaga agar cairan tak terbuang dari pipet8. Buang semua cairan di batang kapiler (3-4 tetes) dan cepat sentuhkan ujung pipet ke

    kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup dengan sudut 30o. Biarkan

    kamar hitung terisi cairan dengan daya kapilaritas9. Biarkan 2-3 menit supaya lekosit mengendap

    10. Gunakan lensa obyektif mikroskop dengan pembesaran 10 kali, fokus dirahkan ke

    garis-garis bagi.11. Hitunglah lekosit di empat bidang besar dari kiri atas ke kanan, ke bawah lalu ke kiri,

    ke bawah lalu ke kiri dan seterusnya. Untuk sel-sel pada garis, yang dihitung adalah

  • pada garis kiri dan atas.12. Jumlah lekosit per L darah adalah: jumlah sel X 50.

    Nilai normal leukosit adalah 5.000 10.000/L

    Penghitungan Trombosit

    Ada 2 cara penghitungan trombosit yaitu: cara langsung dan cara tak langsung. Untuk

    menghitung trombosit secara langsung, darah diencerkan dalam pipet eritrosit laludimasukkan ke dalam kamar hitung. Pengencer yang digunakan adalah larutan Rees

    Ecker. Langkah-langkahnya adalah:1. Hisap cairan Rees Ecker sampai tanda 1dan buang lagi cairan tersebut

    2. Hisap darah sampai tanda 0,5 dan cairan Rees Ecker sampai tanda 101 lalu kocokselama 3 menit

    3. Lanjutkan langkah-langkah seperti penghitungan eritrosit4. Biarkan kamar hitung selama 10 menit dalam posisi horisontal supaya trombosit

    mengandap

    5. Hitunglah trombosit dalam seluruh bidang besar tengah dengan lensa obyektif besar6. Jumlah trombosit per L darah adalah: jumlah trombosit x 2000.

    Nilai normal trombosit adalah 200.000 500.000/L

    Pemer iksaan Differential CountPenger tian

    Hitung jenis leukosit adalah penghitungan jenis leukosit yang ada dalam darahberdasarkan proporsi (%) tiap jenis leukosit dari seluruh jumlah leukosit. Hasilpemeriksaan ini dapat menggambarkan secara spesifik kejadian dan proses penyakitdalam tubuh, terutama penyakit infeksi.Pengukuran

    Differensial counting merupakan hitung jenis lekosit yang biasanya dilakukan bersama-sama dengan pemeriksaan apus darah tepi. Pada hitung jenis lekosit yang dihitung adalahjenis-jenis lekosit normal sekaligus memperhatikan kemungkinan adanya sel lekosit

  • abnormal dalam darah tepi atau perifer.

    Untuk dapat melakukan hitung jenis lekosit diperlukan preparat apus darah tepi yangbaik. Kriteria preparat darah hapus yang baik adalah lebar dan panjangnya tidakmemenuhi seluruh kaca benda, secara gradual penebalannya berangsur-angsur menipis

    dari kepala ke ekor, tidak berlubang, tidak terputus-putus, tidak terlalu tebal danmempunyai pengecatan yang baik. Morfologi preparat darah hapus dibagi tiga bagian

    yaitu kepala, badan dan ekor.Pada bagian badan dibagi dalam enam zona (daerah baca)yang dimulai dari zona 1 yang berada dekat kepala sampai zona VI yang dekat denganekor.

    Hitung jenis lekosit dimulai dari zona VI yang biasanya terdapat jenis lekosit yangberukuran besar menuju ke zona IV yang terdapat konsentrasi seri limfosit tua (ukuranlebih kecil).Hitung jenis lekosit dilakukan sampai jumlah lekosit terpenuhi 100 seldengan catatan tidak ada indikasi abnormal.Akan tetapi seringkali penghitungan sudahmencapai 100 sel sebelum sampai ke zona IV.Untuk mencapai zona IV maka

    penghitungan diteruskan sehingga jumlah sel melebihi angka 100 selanjutnyadiprosentase.Interpretasi

    Jenis Nilai normal Melebihi Nilai Normal Kurang dar i nilai normalBasofil 0,4-1%

    40-100/L

    Inflamasi, leukemia, tahap

    penyembuhan infeksi atau

    inflamasi

    Stress, reaksi hipersensitivitas,

    kehamilan, hipertiroidisme

    Eosinofil 1-3% Umumnya pada keadaan Stress, luka bakar, syok,

  • 100-300/L atopi/ alergi dan infeksiparasite

    hiperfungsi adrenokortikal.

    Neutrofil 55-70%(2500-7000/L)Bayi Baru Lahir 61%

    Umur 1 tahun 2%Segmen 50-65% (2500-6500/L)Batang 0-5% (0-500/L)

    Inflamasi, kerusakan

    jaringan, peyakit Hodgkin,leukemia mielositik,

    hemolytic disease ofnewborn, kolesistitis akut,

    apendisitis, pancreatitis

    akut, pengaruh obat

    Infeksi virus,

    autoimun/idiopatik, pengaruhobat-obatan

    Limfosit 20-40%

    1700-3500/LBBL 34%

    1 th 60%

    6 th 42%12 th 38%

    Infeksi kronis dan virus Kanker, leukemia, gagal ginjal,SLE, pemberian steroid yangberlebihan

    Monosit 2-8%200-600/L

    Anak 4-9%

    Infeksi virus, parasit,anemia hemolitik, SLE