I. Skenario
Tn.T, 41 tahun, seorang petani dating ke puskesmas dengan keluhan badan lemah, lesu, cepatlelah, dan mata berkunang-kunang sejak iga bulan yang lalu. Sebelumnya beliau sudahberobat ke mantra dan diberi vitamin. Namun keluhan Tn. T tidak berkurang. Tn. T biaasanyabertani tanpa menggunakan alas kaki.
Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum: pucat, lemah
HR: 90x/menit, RR: 22x/menit, Temp: 36,6 C, TD: 120/80 mmHg
Konjungtiva palpebral anemis (+/+)
Cheilitis positif
Lidah: atrofi papil
Koilonychia positif
Abdomen: hepar dan lien tidak teraba
Tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening
Laborator ium:
Hb: 6,2 g/dL, Ht: 18 vol%, RBC: 2.480.000/mm3, WBC: 7.400/mm3, Trombosit:
386.000/mm3, Diff.count: 0/2/5/63/26/4, MCV: 72 fL, MCH: 25 pg, MCHC: 30%
Besi serum 30 ug/L, TIBC 560 ug/dL, Feritin 8 ng/mL
Feses: telur cacing tambang positif, darah samar positif
Gambaran apusan darah tepi:
Eritrosit : mikrositik hipokrom, anisopoikilositosis, chigar-shaped cell, pencil
cell Leukosit : jumlah cukup, morfologi normal
Trombosit : jumlah cukup, penyebaran merata, morfologi normal
Kesan: anemia mikrositik hipokrom
II. Klar ifikasi Istilah
Mata berkunang-kunang Seakan-akan melihat cahaya berkilap-kilappada mata (kepala pening, akan pingsan, dansebagainya).
Vitamin Setiap kelompok substansi organic yangtidak saling berhubungan terdapat dalam
makanan dalam jumlah kecil dan diperlukandalam jumlah sangat kecil untuk fungsimetabolisme tubuh.
Cheilit is Peradangan pada bibir.Koilonychia Distrofi kuku jari dengan kuku menjadi tipis
dan cekung dengan tepi meninggi.Atrofi papil Mengecilnya ukuran papil (tonjolan yang
tersebar dalam lidah) dikarenakan selnyakehilangan substansi.
Besi serum Pengukuran jumlah besi dalam serum (bagiancairan dari darah).
TIBC (Total Iron Binding Capacity) Pemeriksaan darah yang bertujuan untukmelihat apakah darah mengikat terlalu
banyak besi atau terlalu sedikit.Anisopoikilositosis Adanya eritrosit yang ukurannya bervariasi
dan bentuknya abnormal dalam darah.Fer r itin Komplek besi apo-feritin, yang merupakan
bentuk utama penyimpanan besi.Darah samar Tes yang dilakukan untuk mengetahui
adanya pendarahan kecil yang tidak dapat
dinyatakan secara makroskopis danmikroskopis (tes kimia tinja).
Chigar -shaped Bentuk sel eritrosit yang seperti cerutu.Pencil cell Bentuk sel eritrosit yang seperti pensil
dikarenakan defisiensi besi.
III. Identifikasi Masalah1. Tn.T, 41 tahun, seorang petani dating ke puskesmas dengan keluhan badan lemah,
lesu, cepat lelah, dan mata berkunang-kunang sejak iga bulan yang lalu. Sebelumnyabeliau sudah berobat ke mantra dan diberi vitamin. Namun keluhan Tn. T tidakberkurang. Tn. T biaasanya bertani tanpa menggunakan alas kaki. (chief complain)
2. Pemer iksaan fisik: (vv)
Keadaan umum: pucat, lemah
HR: 90x/menit, RR: 22x/menit, Temp: 36,6 C, TD: 120/80 mmHg
Konjungtiva palpebral anemis (+/+)
Cheilitis positif
Lidah: atrofi papil
Koilonychia positif
Abdomen: hepar dan lien tidak teraba
Tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening
3. Laborator ium: (vv)
Hb: 6,2 g/dL, Ht: 18 vol%, RBC: 2.480.000/mm3, WBC: 7.400/mm3, Trombosit:386.000/mm3, Diff.count: 0/2/5/63/26/4, MCV: 72 fL, MCH: 25 pg, MCHC: 30%,Besi serum 30 ug/L, TIBC 560 ug/dL, Feritin 8 ng/mL
Feses: telur cacing tambang positif, darah samar positif
4. Gambaran apusan darah tepi: (main problem) Eritrosit : mikrositik hipokrom, anisopoikilositosis, chigar-shaped cell, pencil
cell Leukosit : jumlah cukup, morfologi normal
Trombosit : jumlah cukup, penyebaran merata, morfologi normal
Kesan: anemia mikrositik hipokrom
IV. Analisis Masalah
Tn.T, 41 tahun, seorang petani dating ke puskesmas dengan keluhan badan lemah,lesu, cepat lelah, dan mata berkunang-kunang sejak iga bulan yang lalu. Sebelumnyabeliau sudah berobat ke mantra dan diberi vitamin. Namun keluhan Tn. T tidak
berkurang. Tn. T biaasanya bertani tanpa menggunakan alas kaki.1. Apa dampak ber tani tanpa menggunakan alas kaki?
Karena ladang bertani merupakan habitat bagi cacing tambag seperti Necatoramericanus dan Ancylostoma duodenale (prevalensi di indonesia sekitar 40% dipedesaan) , maka akan besar kemungkinan terkena infeksi dari larva cacing tersebut.Karena larva cacing tambang yang berbentuk filariform akan menembus kulit kaki.
2. Bagaimana mekanisme keluhan pada Tn. T? (badan lemah, lesu, cepat lelah, danmata berkuna-kunang)
Keempat keluhan tersebut merupakan gejala umum anemia. Mekanismenya pun secaraumum sejalan, yaitu:
Infeksi cacing tambang cacing tambang melekat di mukosa usus dengangiginya kerusakan pembuluh darah dinding usus karena gigitannya pendarahan
(sebagian darah dihisap cacing dewasa, sebagian lagi keluar dari usus dan ditemukanpada feses) RBC berkurang distribusi oksigen ke jaringan tubuh (termasuk keotak) berkurang + faktor usia (degenerasi organ, penurunan kemampuan organ) badan lemah, lesu, cepat lelah, dan mata berkunang-kunang.
Selain itu, cacing tambang yang melekat di mukosa usus merusak reseptor
absorbsi Fe + ekskresi Fe yang berikatan dengan Hb meningkat (karena pendarahan)defisiensi zat besi penurunan fungsi mioglobin, enzim sitokrom dan gliserofosfatoksidase gangguan glikolisis penumpukan asam laktat mempercepat kelelahan
(berpengaruh juga ke badan lemah & lesu)
3. Apa saja parasit yang dapat ditularkan lewat tanah dan masuk lewat kulit kaki?Terdapat dua spesies cacing dari kelas nematoda usus yang dapat menginfeksi
manusia dengan cara masuk ke tubuh manusia dengan menembus kulit, yaitu Necatoramericanus dan Ancylostoma duodenale. Secara karakteristik kedua spesies cacing ini
dapat dibedakan ;
Karakteristik Ancylostoma duodenale Necator americanus
Ukuran cacing
- Jantan
- Betina
0,8-1,1 cm
1,0-1,3 cm
0,7-0,9 cm
0,9-1,1 cm
Bentuk cacing Menyerupai huruf C Menyerupai huruf S
Masa prepaten 53 hari 49-56 hari
Rute infeksi Oral, perkutan Perkutan
Jumlah telur/ cacing betina/hari
10.000-25.000 5000-10.000
Keadaan umum: pucat, lemah. HR: 90x/menit, RR: 22x/menit, Temp: 36,6 C, TD: 120/80mmHg. Konjungtiva palpebral anemis (+/+). Cheilitis positif. Lidah: atrofi papil. Koilonychiapositif. Abdomen: hepar dan lien tidak teraba. Tidak ditemukan pembesaran kelenjar getahbening
1. Bagaimana intrepratasi dan mekanisme dar i pemer iksaan fisik pada Tn. T?
Hasil Pemeriksaan Fisik Nilai Normal Interpretasi MekanismePucat dan lemah Sehat Tanda anemia,
anemia aliran darah
periferberkurang,oksigenisasi
jaringan menurunpucat,lemah
HR 90x/menit 60-100x/m Normal
RR 22x/m 16-24x/m NormalT: 36,60C 36,6-37,50C NormalTD: 120/80 mmHg 120/80 mmHg NormalKGB tidak membesar - Normal
Hepar dan lien tidak
teraba
Tidak teraba Cacing tambang tidak
menyerang melalui darahdan tidak masuk ke hati
maupun limpa. Cacingtambang hanya menyerang
pada mukosa usus untuk
mendapatkan makananberupa darah.
Chelitis(+) - Radang mukosa bibir padadefisiensi Fe karena
berkurangnya enzim yangmengandung Fe, dimana
fungsinya melindungi
mukosa mulut dan bibir dariperadangan.
Lidah : atropi papil - Papil di glottis beregenerasisetiap 2 minggu sekali.
Karena defisiensi besi,
regenenasi papil tergangguKoilonychia (+) - Defisiensi Fe
Epitel keratin padapermukaan kuku
kekurangan Fe epitel
keratin tak terbentuksempurna rapuh,cekung
Konjungtiva palpebraanemis (+/+)
(-/-) Tanda anemia
2. Bagaimana hubungan dar i intrepretasi dar i pemer iksaan fisik dan keluhan
yang dialami?
Dapat disimpulkan bahwa TN. T menderita anemia yang ditunjukkan dengan pucat,lemah, konjungtiva yang anemis dan lidah yang papilnya atrofi. Sedangkan adanyacheilitis dan koilonychia menunjukkan adanya defisiensi besi. Hepar dan lien yangtidak teraba menandakan bahwa anemia Tn. T bukanlah anemia yang disebabkan oleh
pecahnya sel darah (anemia hemolitik).
3. Mengapa tidak ter jadi pembesaran dar i KGB?KGB berfungsi menyaring antigen. Jika ada antigen asing, kerja kelenjar getah beningakan lebih berat sehingga menyebabkan terjadinya pembesaran.Tidak terjadinyapembesaran pada KGB menunjukkan bahwa tidak adanya infeksi, radang ataupunkeganasan.
Hb: 6,2 g/dL, Ht: 18 vol%, RBC: 2.480.000/mm3, WBC: 7.400/mm3, Trombosit:
386.000/mm3, Diff.count: 0/2/5/63/26/4, MCV: 72 fL, MCH: 25 pg, MCHC: 30%, Besiserum 30 ug/L, TIBC 560 ug/dL, Feritin 8 ng/mL
Feses: telur cacing tambang positif, darah samar positif
1. Bagaimana intrepratasi dan mekanisme dar i hasil pemeriksaan laboratorium
pada Tn. T?
NO Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Mekanisme1. Hb Wanita = 12-16
Pria =13-18 6,2 gr/ dL (Hb nya
turun)
Cacing yang menginfeksimenyerangusus halusmengeluarkan zatantikoagulan darah pada pasientidak dapat membeku terjadiperdarahancadangan besi turunHb turun
2. Ht Wanita = 37-43 %Pria =40-48 % 18 % (Ht nya turun)
Anemiakompensasi tubuh untukmempercepat eritropoeisisHtturun
3. RBC Wanita = 4,0 5,0juta/uL darah
Pria =4,5 5,5 juta/ uLdarah 2480000 (RBC
TerjadiperdarahanRBC turun
turun)4. WBC 5000 10000 /uL
darah 7400 (normal)
-
5. Trombosit 200000 500000/uLdarah 386000 (normal)
-
6. Diff.Count Basophil =0-1%Eosinofil =1-3 %(tinggi)N. Batang = 2-6 %N. segmen = 50-70 %Limfosit = 20-40 %Monosit = 2-8 % 0/ 8/3/ 59/26/ 4
Eosinophil tinggi.
Anemiakompensasi tubuh untukmempercepat eritropoesisbanyak terbentuk RBCyang tidaksempurnaproduksi eosinophildiperbanyak untuk menormalkanRBC.
7. MCV 82-92 fL 72 fL (turun)
Berdasarkan rumus, MCVberbanding lurus dengan Ht. Nilai HtturunMCVturun.
8. MCH 27-31pg 25 pg
Berdasarkan rumus, MCHberbanding lurus dengan Hb. Nilai HbturunMCHturun.
9. MCHC 32-37 % 30 % (turun)
Berdasarkan rumus nilai MCHCsangat bergantung dari nilai Ht danHb.
10. Besiserum 60 190 ug/100mL 30 ug/ 100mL
(rendah)
Terjadiperdarahandefisiensi besikadar besi serum turun.
11. TIBC 300 -360 ug/dL 560 ug/ dL (tinggi)
Defisiensibesi besi serummenurunpenggunaan cadanganFe tubuh ferritin menurunsebagaikompensasi,TIBCmeningkat.
12. Ferit in Pria =70-435 ng/mLWanita = 10-160 ng/ mL 8 ng/ mL
Terjadiperdarahandefisiensi besibesi serum menurunpenggunaan cadangan besi tubuhferritin menurun
Telur Hookworms positif:
Hookworms eggs ditemukan dalam tinja merupakan tanda terjadinya infeksicacing tambang (larva filariform menembus kulit/masuk kewat mulut kapiler darahsirkulasi sitemik jantung paru-paru menembus pembuluh darah di parualveolus bronkiolus bronkus trakea faring laring usus halus (menjadidewasa)cacing betina menghasilkan telurdikeluarkan bersama feses).
Feses darah samar positif
Feses darah samar positif artinya infeksi hookworm sudah berat sehinggamengakibatkan perdarahan usus yang hebat hingga darah terlihat pada pemeriksaan
feses.
2. Cacing apa yang kemungkinan menginfeksi Tn. T? serta bagimana siklus
hidupnya?
Cacing tambang yang mungkin menginfeksi Tn.T adalah Necator americanus atauAncylostoma duodenale.
Siklus Hidup Cacing Tambang
Telur (telur tidak infektif) keluar bersama feses, biasanya ber isi blastomer .Pada tanah yang teduh, gembur, berpasir dan hangat memudahkan untuk pertumbuhantelur dan biasanya telur menetas dalam 1-2 hari dalam bentuk larva rhabditiform.
Kemudian kurang lebih 5-10 hari tumbuh menjadi larva filar iform (bentukinfektif). Bentuk larva filariform ini dapat dikenal dari buccal cavity yang menutup.Bila selama periode infektif terjadi kontak dengan kulit manusia, maka filariformlarva akan menembus kulit dan masuk ke jaringan kemudian memasuki peredarandarah dan pembuluh limfe mengikuti peredaran darah vena sampai ke jantung kanan,
masuk ke paru-paru lewat arteri pulmonalis kemudian masuk ke kapile. Karenaukuran larva lebih besar akhirnya kapiler pecah ( lung migration). Kemudianbermigrasi menuju alveoli , bronchus, larink, pharink dan akhirnya ikut tertelanmasuk kedalam usus. Setelah di usus halus larva melepaskan kulitnya lalu melekatkandiri pada mukosa usus dan tumbuh sampai menjadi dewasa.Waktu yang dibutuhkaninfeksi melalui kulit sampai cacing dewasa betina menghasilkan telur kurang lebih 5minggu. Infeksi juga bisa melalui mulut apabila manusia tanpa sengaja menelanfilariform, larva langsung ke usus dan tumbuh menjadi dewasa tanpa melalui lungmigration.
3. Bagaimana cara pemer iksaan dar i:
a) HbCara pemeriksaan kadar Hb yang lazim digunakan adalah cara fotoelektrik dan
kolorimetrik visual.a. Cara fotoelektrik
Hemoglobin diubah menjadi sianmethemoglobin (hemoglobin-sianida) dalamlarutan yang berisi kalium ferrisianida dan kalium sianida. Larutan Drabkinmengubah hemoglobin, oksihemoglobin, methemoglobin dan karboksihemoglobin
menjadi sianmethemoglobin, sampai seterusnya.b. Cara kolorimetrik visual (cara Sahli)
Dengan cara ini, hemoglobin diubah menjadi hematin asam yang berwarna coklat.Kemudian warna ini dibandingkan dengan warna standar secara visual.Langkah-langkah pemeriksaan dengan cara Sahli yaitu:
- Masukkan 5 tetes HCl 0,1 N ke dalam tabung pengencer- Isap darah kapiler atau darah vena dengan antikoagulan EDTA atau oksalat
dengan menggunakan pipet Hb sampai tanda 20 L
- Hapuslah darah diluar ujung pipet- Segera alirkan darah ke dasar tabung, jangan sampai ada gelembung udara- Angkat pipet sedikit lalu hisap HCl 2 atau 3 kali untuk membersihkan darah- Aduklah supaya cepat terjadi reaksi antara darah dan HCl. Selama pengadukan
tambahkan setetes demi setetes aquades.
- Setelah 3-5 menit bandingkan warna tersebut dengan warna standar sampaibenarbenar sama. Bacalah kadar Hb setinggi permukaan cairan dalam tabung.
b) Hta. Makrometode menurut Wintrobe
- Dengan pipet Wintrobe masukkanlah darah yang telah dicampur denganantikoagulan ke dalam tabung Wintrobe setinggi garis tanda 0 mm. Jagalah
jangan sampai terjadi gelembung hawa atau busa.- Biarkan tabung Wintrobe itu dalam sikap tegak-lurus selama 60 menit- Putar tabung Wintrobe selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm
- Perhatikan: berapa hematokrit, buffy coat, plasma untuk icterus indexb. Mikrometode
- Isilah tabung mikrokapiler yang khusus dibuat untuk penetapan
mikrohematokrit dengan darah
- Tutuplah ujung satu dengan nyala api ( atau dengan bahan penutup khusus)- Masukkan tabung kapiler itu ke dalam sentrifuge khusus yang mencapai
kecepatan besar, yaitu lebih dari 16.000 rpm (sentrifuge mikrohematokrit).- Pusinglah selama 3-5 menit- Bacalah hematokrit dengan menggunakan grafik atau alat khusus
c) RBCI. Isap darah kapiler dengan pipet eritrosit sampai tanda 0.5, hapuslah
kelebihan darah yang melekat di ujung luar pipet.II. Isap ke dalam pipet (1) cairan Hayem (atau Gower) sampai tanda 101,
sambil memutar-mutar pipetnya, lepaskan karetnya.
III. Kocok pipet 10-15 detik dalam posisi horizontal sambil diputar-putar.IV. Kocok lagi selama 3 menit, buanglah 4 tetesan yang pertama lalu
diisikan ke dalam kamar hitung yang bersih, biarkan 2-3 menit.V. Hitung di bawah mikroskop dengan:
Kamar hitung Improved Neubauer:
Eritrosit: dengan HPF dalam 80 kotak kecil atau dalam 5 x 16 kotak kecil danhasilnya dikalikan dengan 10.000 (4 angka 0)
d) WBCi. Isap darah kapiler dengan pipet leukosit sampai tanda 0.5, hapuslah
kelebihan darah yang melekat di ujung luar pipet.ii. Isap ke dalam pipet (1) cairan Turk sampai tanda 11, sambil memutar-
mutar pipetnya, lepaskan karetnya.iii. Kocok pipet 10-15 detik dalam posisi horizontal sambil diputar-putar.iv. Kocok lagi selama 3 menit, buanglah 4 tetesan yang pertama lalu
diisikan ke dalam kamar hitung yang bersih, biarkan 2-3 menit.v. Hitung di bawah mikroskop dengan:
Kamar hitung Improved Neubauer:
Leukosit : dengan HPF dalam 64 kotak kecil atau dalam 4 x 16 kotak kecil danhasilnya dikalikan dengan 50
e) TrombositI. Isap cairan Rees-Ecker ke dalam pipet eritosit sampai garis tanda 1 dan
buanglah lagi cairan itu
II. Isap darah kapiler dengan pipet eritrosit sampai garis tanda 0.5 dancairan Rees-Ecker sampai tanda 101, segera kocok selama 3 menit.
III. Teruskan tindakan-tindakan seperti untuk menghitung eritrosit dalamkamar hitung
IV. Biarkan kamar hitung yang telah diisi dengan sikap datar dalam cawanpetri yang tertutup selama 10 menit agar trombosit mengendap.
V. Hitunglah semua trombosit dalam seluruh bidang besar di tengah-
tengah memakai lensa objektif besar.Jumlah itu dikali 2.000 menghasilkan jumlah trombosit per ul darah
f) Diff.countUntuk dapat melakukan hitung jenis lekosit diperlukan preparat apus darahtepi yang baik. Kriteria preparat darah hapus yang baik adalah lebar dan
panjangnya tidak memenuhi seluruh kaca benda, secara gradual penebalannyaberangsur-angsur menipis dari kepala ke ekor, tidak berlubang, tidak terputus-
putus, tidak terlalu tebal dan mempunyai pengecatan yang baik. Morfologipreparat darah hapus dibagi tiga bagian yaitu kepala, badan dan ekor.Pada
bagian badan dibagi dalam enam zona (daerah baca) yang dimulai dari zona 1yang berada dekat kepala sampai zona VI yang dekat dengan ekor.
Hitung jenis lekosit dimulai dari zona VI yang biasanya terdapat jenis lekosityang berukuran besar menuju ke zona IV yang terdapat konsentrasi serilimfosit tua (ukuran lebih kecil).Hitung jenis lekosit dilakukan sampai jumlahlekosit terpenuhi 100 sel dengan catatan tidak ada indikasi abnormal.Akantetapi seringkali penghitungan sudah mencapai 100 sel sebelum sampai ke
zona IV.Untuk mencapai zona IV maka penghitungan diteruskan sehinggajumlah sel melebihi angka 100 selanjutnya diprosentase.Interpretasi
Jenis Nilai normal Melebihi Nilai Normal Kurang dar i nilai normalBasofil 0,4-1%
40-100/L
Inflamasi, leukemia, tahap
penyembuhan infeksi atau
inflamasi
Stress, reaksi hipersensitivitas,
kehamilan, hipertiroidisme
Eosinofil 1-3%
100-300/L
Umumnya pada keadaan
atopi/ alergi dan infeksiparasite
Stress, luka bakar, syok,
hiperfungsi adrenokortikal.
Neutrofil 55-70%(2500-7000/L)Bayi Baru Lahir 61%
Umur 1 tahun 2%Segmen 50-65% (2500-6500/L)Batang 0-5% (0-500/L)
Inflamasi, kerusakan
jaringan, peyakit Hodgkin,leukemia mielositik,
hemolytic disease ofnewborn, kolesistitis akut,
apendisitis, pancreatitis
akut, pengaruh obat
Infeksi virus,
autoimun/idiopatik, pengaruhobat-obatan
Limfosit 20-40%
1700-3500/LBBL 34%
1 th 60%
6 th 42%12 th 38%
Infeksi kronis dan virus Kanker, leukemia, gagal ginjal,SLE, pemberian steroid yangberlebihan
Monosit 2-8%200-600/L
Anak 4-9%
Infeksi virus, parasit,anemia hemolitik, SLE 360 Menurun < 300 Normal / Normal / Saturasi
Transferin Menurun < 15%Menurun/N 10-20%
Meningkat >20 % Meningkat > 20%
Besi SumsumTulang Negatif Positif Positif Kuat
Positif Dengan RingSideroblast
Protopor fir inEr itrosit Meningkat Meningkat Normal Normal
Fer itin SerumMenurun < 20Mg/L
Normal 20-200mg/L
Meningkat >50 Mg/L
Meningkat > 50Mg/L
ElektrofoesisHb N N
Hb. A2Meningkat N
Learning Issues
I. Anemia1. Penger tian Anemia
Anemia merupakan keadaan di mana masa eritrosit dan atau masa hemoglobinyang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringantubuh (Handayani dan Haribowo, 2008).
Anemia dapat didefinisikan sebagai nilai hemoglobin, hematokrit, atau jumlaheritrosit per milimeter kubik lebih rendah dari normal (Dallman dan Mentzer, 2006).
2. Tanda-tanda AnemiaMenurut Anie Kurniawan, dkk (1998), tanda-tanda Anemia meliputi:a. Lesu, Lemah, Letih, Lelah, Lalai (5L)b. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunangc. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit, dan telapak tanganmenjadi pucat.
Gejala anemia defisiensi besi dapat digolongkan menjadi 3 golongan besar, yaitu :gejala umum anemia, gejala khas akibat defisiensi besi, gejala penyakit dasar.
i. Gejala Umum AnemiaGejala umum anemia (anemic syndrome) dijumpai pada anemia defisiensi
besi apabila kadar Hb turun dibawah 7-8 g/dl. Gejala ini berupa badan lemah, lesu,cepat lelah, mata berkunang-kunang serta telinga mendenging. Anemia bersifatsimtomatik jika hemoglobin telah turun di bawah 7 g/dl. Pada pemeriksaan fisikdijumpai pasien yang pucat, terutama konjungtiva dan jaringan di bawah kuku.
ii. Gejala Khas Akibat Defisiensi Besi Koilonychia: kuku sendok (spoon nail), kuku menjadi rapuh, bergaris-garis
vertikal dan menjadi cekung sehingga mirip seperti sendok. Atrofi papil lidah: permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena
papil lidah mengecil. Stomatitis angular is (cheilosis): adanya radang pada sudut mulut sehingga
tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan.
Disfagia : nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan akhloridia
Pika: keinginan untuk memakan bahan yang tidak lazim, seperti: tanah liat,es, lem, dan lain-lain.
Atrofi papil lidah & stomatitis angular
iii. Gejala Penyakit DasarMisalnya pada anemia akibat cacing tambang dijumpai dyspepsia, parotis
membengkak, dan kulit telapak tangan menguning seperti jerami. Pada anemiakarena perdarahan kronik akibat kanker kolon dijumpai gejala gangguankebiasaan buang air besar atau gejala lain tergantung dari lokasi kanker tersebut.
3. Penyebab AnemiaMenurut Tarwoto, dkk (2010) adalah:
a. Kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi
b. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupanmakanan
c. Remaja putri mengalami haid setiap bulan, di mana kehilangan zat besi 1,3mg per hari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari pada pria
Menurut Anie Kurniawan, dkk (1998), Anemia Gizi Besi dapat terjadi karena:a. Kandungan zat besi dari makanan yang di konsumsi tidak mencukupi
kebutuhanb. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi
- Pada masa pertumbuhan seperti anak-anak dan remaja, kebutuhan tubuhakan zat besi meningkat tajam.
- Pada masa hamil kebutuhan zat besi meningkat karena zat besi diperlukan
untuk pertumbuhan janin serta untuk kebutuhan ibu sendiri.- Pada penderita menahun seperti TBC.
c. Meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh. Perdarahan atau kehilangan
darah dapat menyebabkan anemia. Hal ini terjadi pada penderita:
- Kecacingan (terutama cacing tambang), infeksi cacing tambangmenyebabkan perdarahan pada dinding usus
- Malaria pada penderita Anemia Gizi Besi, dapat memperberat keadaan
anemianya.- Kehilangan darah pada waktu haid berarti mengeluarkan zat besi yang ada
dalam darah.4. Dampak anemia
Menurut Anie Kurniawan, dkk (1998), dampak anemia pada remaja putri ialah:a. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.b. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal.
c. Menurunkan kemampuan fisik olahragawati.d. Mengakibatkan muka pucat.
5. Pencegahan anemiaUpaya untuk mencegah anemia, antara lain sebagai berikut:a. Makan makanan yang mengandung zat besi dari bahan hewani dan nabati
b. Banyak makan makanan sumber vitamin c yang bermanfaat untuk meningkatkanpenyerapan zat besi, misalnya: jambu, jeruk, tomat, dan nanas.c. Minum 1 tablet penambah darah setiap hari, khususnya saat mengalami haid.
d. Bila merasakan adanya tanda dan gejala anemia, segera konsultasikan ke dokteruntuk dicari penyebabnya dan diberikan pengobatan.
6. Pengobatan anemiaMenurut Handayani dan Haribowo (2008), pada setiap kasus anemia perludiperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut ini:a. Terapi spesifik sebaiknya diberikan setelah diagnosis ditegakkan.
b. Terapi diberikan atas indikasi yang jelas, rasional, dan efisien.
Jenis-jenis terapi yang dapat diberikan adalah:a. Terapi gawat darurat
Pada kasus anemia dengan payah jantung atau ancaman payah jantung, makaharus segera diberikan terapi darurat dengan transfusi sel darah merah yang
dimampatkan (PRC) untuk mencegah perburukan payah jantung tersebut.b. Terapi khas untuk masing-masing anemia
Bergantung pada jenis anemia yang dijumpai, misalnya preparat besi untukanemia defisiensi besi.
c. Terapi kausal
Terapi kausal merupakan terapi untuk mengobati penyakit dasar yang menjadipenyebab anemia.Misalnya, anemia defisiensi besi yang disebabkan oleh infeksi
cacing tambang harus diberikan obat anti-cacing tambang.d. Terapi ex-juvantivus (empiris)
Terapi yang terpaksa diberikan sebelum diagnosis dapat dipastikan, jika terapi iniberhasil, berarti diagnosis dapat dikuatkan.Terapi hanya dilakukan jika tidaktersedia fasilitas diagnosis yang mencukupi. Pada pemberian terapi jenis ini,penderita harus diawasi dengan ketat. Jika terdapat respons yang baik, terapiditeruskan, tetapi jika tidak terdapat respons, maka harus dilakukan evaluasikembali.
Menurut Yayan Ahyar Israr (2008), setelah diagnosis ditegakan maka dibuat rencanapemberian terapi, terapi terhadap anemia difesiensi besi dapat berupa:
a. Terapi kausal: tergantung penyebabnya
b. Pemberian preparat besi untuk mengganti kekurangan besi dalam tubuh
- Besi per oral (pilihan pertama) Ferrous sulphat (sulfas ferosus): preparat pilihan pertama
(murah dan efektif). Dosis: 3 x 200 mg. Ferrous gluconate, ferrous fumarat, ferrous lactate, dan ferrous
succinate, harga lebih mahal, tetepi efektivitas dan efeksamping hampir sama.
- Besi parenteral
Efek samping lebih berbahaya, harganya lebih mahal. Indikasi, yaitu : Intoleransi oral berat
Kepatuhan berobat kurang Kolitis ulserativa
Perlu peningkatan Hb secara cepat (misal preoperasi, hamiltrimester akhir).
c. Penatalaksanaan yang juga dapat dilakukan
- Mengatasi penyebab perdarahan kronik, misalnya pada ankilostomiasisdiberikan antelmintik yang sesuai.
- Pemberian preparat Fe: Pemberian preparat besi
(ferosulfat/ferofumarat/feroglukonat) dosis 4-6 mg besi elemental/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis, diberikan di antara waktu makan.
Preparat besi ini diberikan sampai 2-3 bulan setelah kadar hemoglobinnormal.
- Bedah: Untuk penyebab yang memerlukan intervensi bedah seperti
perdarahan karena diverticulum Meckel.- Suportif: Makanan gizi seimbang terutama yang megandung kadar besi
tinggi yang bersumber dari hewani (limfa, hati, daging) dan nabati(bayam, kacang-kacangan).
II. Anemia Mikrositik Hipokrom
A. Defisiensi Besi
Suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin (proteinpengangkut oksigen) dalam sel darah berada dibawah normal, yang disebabkan karenakekurangan zat besi. Fe yang berperan Anemia defisiensi besi (ADB) adalah anemiayang disebabkan oleh kurangnya besi yang diperlukan untuk sintesi hemoglobin.Dengan berkurangnya besi dalam sintesa hemoglobin maka mengakibatkan
berkurangnya jumlah hemoglobin dalam darah. Gejala anemia ini sama seperti anemialainnya yaitu: lemah, lemah, letih, lesu serta pucat. Akan tetapi ada beberapa ciri khas
lainnya yang membedakan anemia ini dengan anemia lainnya yang antara lain: anemia
defisiensi Fe merupakan anemia hipokromik mikrositik yang kadar Fe serum rendahdengan TIBC (Total Iron Binding Capacity) yang meninggi serta tidak adanya Fedalam sumsum tulang.
B. Farmakokinetik
Absorbsi Fe malalui saluran cerna terutama di duodenum, makin ke distalabsorbsinya makin berkurang. Bila cadangan dalam tubuh tinggi dan kebutuhan akan
zat besi rendah, maka lebih banyak Fe diubah menjadi feritin. Bila cadangan rendah
atau kebutuhan meningkat, maka Fe yang baru diserap akan segera diangkut dari selmukosa ke sumsum tulang tulang untuk eritropoesis. Makanan yang mengandung 6
mg fe/1000 kilokalori akan diabsorbsi 5-10% pada orang normal. Absorbsi dapatditingkatkan oleh kobal, inosin, etionin, vitamin c, HCl, suksinat dan senyawa asamlain. Sebaliknya absorbsi Fe akan menurun bila terdapat fosfat atau antasida misalnya
kalsium karbonat, alumnium hidroksida dan magnesium hidroksida. Setelahdiabsorbsi, Fe dalam darah akan diikat oleh transferin (suatu beta-1-globulinglikoprotein) kemudian diangkut ke berbagai jaringan, terutama ke sumsum tulangdan depot Fe. Bila tidak digunakan dalam eritropoesis, Fe akan disimpan sebagaicadangan, dalam bentuk terikat sebagai feritin. Bila Fe diberikan IV, cepat sekali
diikat oleh apoferitin (protein yang membentuk feritin) dan disimpan terutama dalamhati, sedangkan setelah pemberian oral terutama akan disimpan di limpa dan sumsum
tulang.
Jumlah Fe yang diekskresi tiap hari biasanya sekitar 0.5-1 mg sehari. Ekskresiterutama berlangsung melalui saluran sel epitel kulit dan saluran cerna yang
terkelupas, selain itu juga melalui keringat, urin, feses, serta kuku dan rambut yangdipotong.
C. Penyebab
Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan besi, gangguan
absorpsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun.
i. Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun, yang dapat berasal dari:saluran cerna (akibat dari tukak peptik, kanker lambung, kanker kolon,divertikulosis, hemoroid, dan infeksi cacing tambang), saluran genitalia wanita(menorrhagia, atau metrorhagia), salura kemih: hematuria, dan saluran napas:hemoptoe.
ii. Faktor nutrisi: akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan, atau kualitasbesi (bioavaibilitas) besi yang tidak baik (makanan banyak serat, rendah vitamin C,dan rendah daging).
iii. Kebutuhan besi meningkat. Seperti pada prematuritas, anak dalam masapertumbuhan dan kehamilan.
iv. Gangguan absorpsi besi: gastrektomi, tropical sprue atau kolitis kronik.
D. Ter jadinya anemia karena kekurangan zat besi
Anemia karena kekurangan zat besi biasanya terjadi secara bertahap, melaluibeberapa stadium, gejalanya baru timbul pada stadium lanjut.
1) Stadium 1Kehilangan zat besi melebihi asupannya, sehingga menghabiskan cadangandalam tubuh, terutama di sumsum tulang. Kadar ferritin (protein yangmenampung zat besi) dalam darah berkurang secara progresif.
2) Stadium 2Cadangan besi yang telah berkurang tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk
eritropoesis, sehingga sel darah merah yang dihasilkan jumlahnya lebih sedikit3) Stadium 3
Mulai terjadi anemia. Pada awal stadium ini, sel darah merah tampak normal,tetapi jumlahnya lebih sedikit. Kadar hemoglogin dan hematokrit menurun.
4) Stadium 4Sumsum tulang berusaha untuk menggantikan kekurangan zat besi denganmempercepat pembelahan sel dan menghasilkan sel darah merah dengan
ukuran yang sangat kecil (mikrositik), yang khas untuk anemia karenakekurangan zat besi.
5) Stadium 5Timbul gejala-gejala karena kekurangan zat besi dan gejala-gejala karenaanemia semakin memburuk.
E. Gejala
Anemia pada akhirnya menyebabkan kelelahan, sesak nafas, kurang tenaga dan gejalalainnya. Anemia kekurangan zat besi memiliki gejala sendiri, yaitu:
Pika : suatu keinginan memakan zat yang bukan makanan seperti es
batu, kotoran atau kanji Glositis : iritasi lidah
Keilosis : bibir pecah-pecah
Koilonikia : kuku jari tangan pecah-pecah dan bentuknya seperti sendok.F. Patofisiologi
Secara klinis anemia defisiensi besi diklasifikasikan dalam tiga tahapberdasarkan jumlah defisiensinya, yaitu :
1) Iron Depleted atau Storage Iron deficiencyTahap dengan kadar feritin serum yang rendah, serta absorbsi besi non heme
yang meningkat. Biasanya belum terjadi anemia.2) Iron Deficiency Erithropoetin
Ditandai dengan kurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis sehingga
menimbulkan gangguan bentuk pada eritrosit, namun anemia belum tampak.3) Iron deficiency Anemia
Pada tahap ini, suplai besi tidak mencukupi eritropoesis dan nilai besi serum
yang turun, serta nilai TIBC yang meningkat. Anemia sudah jelas terlihat sertagambaran eritrositnya tampak hipokromik mikrositik karena Hb yang sedikit
yang disebabkan jumlah besi yang rendah.
Anemia defisiensi besi terjadi dalam 3 tahap, yaitu: Tahap 1 (tahap prelaten)
Penurunan hanya kadar feritin (simpanan besi)
Tahap 2 (tahap laten)Feritin dan saturasi transferin turun (tetapi Hb masih normal)
Tahap 3 (tahap def. besi)Feritin, saturasi transferin dan Hb turun (eritrosit menjadi mikrositikhipokrom)
III. PEMERIKSAAN LABORATORIUM1. Kelainan laborator ium pada kasus anemia defisiensi besi yang dapat dijumpai
adalah:
1. Kadar hemoglobin dan indeks eritrositDidapatkan anemia hipokrom mikrositer dengan penurunan kadar hemoglobin mulai
dari ringan sampai berat. MCV, MCHC dan MCH menurun. MCH < 70 fl hanyadidapatkan pada anemia difisiensi besi dan thalassemia mayor. RDW (red celldistribution width) meningkat yang menandakan adanya anisositosis. Apusan darahmenunjukkan anemia hipokromik mikrositer, anisositosis, poikilositosis, anulosit, selpensil, kadang-kadang sel target. Derajat hipokromia dan mikrositosis berbandinglurus dengan derajat anemia, berbeda dengan thalassemia. Leukosit dan trombosit
normal. Retikulosit rendah dibandingkan derajat anemia. Pada kasus ankilostomiasissering dijumpai eosinofilia.
2. Apus sumsum tulang
Hiperplasia eritropoesis, dengan kelompok-kelompok normoblast basofil. Bentukpronormoblast-normoblast kecil-kecil, sideroblast.
3. Kadar besi serum menurun 350 mg/dl, dan saturasi transferin < 15%.
4. Feritin serum
Sebagian kecil feritin tubuh bersirkulasi dalam serum, konsentrasinya sebandingdengan cadangan besi jaringan, khususnya retikuloendotel. Pada anemia defisensi besi,kadar feritin serum sangat rendah, sedangkan feritin serum yang meningkatmenunjukkan adanya kelebihan besi atau pelepasan feritin berlebihan dari jaringanyang rusak atau suatu respons fase akut, misalnya pada inflamasi. Kadar feritin serum
normal atau meningkat pada anemia penyakit kronik.5. TIBC (Total Iron Banding Capacity) meningkat.6. Feses: Telur cacing Ancylostoma duodenale / Necator americanus.7. Pemeriksaan lain: endoskopi, kolonoskopi, gastroduodenografi, colon in loop,
pemeriksaan ginekologi.
PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb)Cara pemeriksaan kadar Hb yang lazim digunakan adalah cara fotoelektrik dan
kolorimetrik visual.1. Cara fotoelektr ik
Dengan cara ini, hemoglobin diubah menjadi sianmethemoglobin (hemoglobin-sianida) dalam larutan yang berisi kaliumferrisianida dan kalium sianida. LarutanDrabkin mengubah hemoglobin, oksihemoglobin, methemoglobin dan
karboksihemoglobin menjadi sianmethemoglobin. Cara ini tidak kita bahas lebihlanjut, yang jelas cara ini sangat bagus untuk laboratorium rutin karena memilikiakurasi yang sangat tinggi.
2. Cara kolor imetrik visual (cara Sahli)Dengan cara ini, hemoglobin diubah menjadi hematin asam yang berwarna coklat.Kemudian warna ini dibandingkan dengan warna standar secara visual. Langkah-langkah pemeriksaan dengan cara Sahli yaitu:
1. Masukkan 5 tetes HCl 0,1 N ke dalam tabung pengencer2. Isap darah kapiler atau darah vena dengan antikoagulan EDTA atau oksalat
dengan menggunakan pipet Hb sampai tanda 20 L tanpa terputus
3. Hapuslah darah diluar ujung pipet4. Segera alirkan darah ke dasar tabung, jangan sampai ada gelembung udara5. Angkat pipet sedikit lalu hisap HCl 2 atau 3 kali untuk membersihkan darah6. Aduklah supaya cepat terjadi reaksi antara darah dan HCl. Selama pengadukan
tambahkan setetes demi setetes aquades.
7. Setelah 3-5 menit bandingkan warna tersebut dengan warna standar sampai benar-benar sama. Bacalah kadar Hb setinggi permukaan cairan dalam tabung .
Kelemahan metode ini adalah: Tak semua hemoglobin menjadi hematin asam, misalnya karboksihemoglobin (Hb-
CO2), methemoglobin dan sulfhemoglobin Kemampuan visual pemeriksa sangat mempengaruhi hasil Cahaya yang kurang terang mempengaruhi hasil
Nilai normal Hb adalah
Pria
Wanita
:
:
13,0 18,0 g/dL
12,0 15,5 g/dL
HEMATOKRIT
Hematokrit adalah volume semua eritrosit dalam 100 ml darah. Ada 2 cara pemeriksaanhematokrit yaitu cara Wintrobe dan cara mikrometode. Disini hanya dibahas cara
Wintrobe, dengan langkah langkah pemeriksaan sebagai berikut:
1. Ambil kapiler atau darah EDTA, darah heparin atau darah oksalat lalu masukkan kedalam tabung Wintrobe hingga tanda 100 di atas.
2. Masukkan tabung ke dalam sentrifuge yang cukup besar lalu pusingkan selama 30menit dengan kecepatan 3000 rpm
3. Bacalah hasilnya dengan memperhatikan:
a) Plasma di atas (kuning) dibandingkan dengan kaliumbikromat dan intensitasnyadisebut satuan. Satu satuan adalah 1:10000
b) Ketebalan lapisan putih (lekosit dan trombosit)
c) Volume sel-sel darah merah.
Nilai hematokrit normal adalah pria: 40-48% dan wanita: 37-43%
1. MCV = Ht/eritrosit x 10 (N:83-92)2. MCH = Hb/eritrosit x 10 (N:27-31)3. MCHC = Hbx100/Ht (N: 32-36)4. SI: Wanita : 37-145
Laki-laki : 59-1585. TIBC: Wanita : 150-250
Laki-laki : 200-300
6. HbA2 Normal < 35 ; HbF Normal < 1
IV. Pemer iksaan Sel Darah TepiPemer iksaan Sel Darah Merah
Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter darah.Seperti hitung leukosit, untuk menghitung jumlah sel-sel eritrosit ada dua metode, yaitumanual dan elektronik (automatik). Metode manual hampir sama dengan hitung leukosit,yaitu menggunakan bilik hitung.
Untuk menghitung eritrosit, darah diencerkan dalam pipa eritrosit lalu dimasukkan ke
dalam kamar hitung. Pengencer yang digunakan adalah larutan Hayem. Langkah-langkahpemeriksaan yang diterapkan adalah:
1. Hisap darah kapiler, darah EDTA atau darah oksalat sampai tanda 0,52. Hapus kelebihan darah di ujung pipet3. Masukkan ujung pipet ke dalam larutan Hayem dengan sudut 45o, tahan agar tetap di
tanda 0,5. Isap larutan Hayem hingga mencapai tanda 101. Jangan sampai ada
gelembung udara4. Tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan karet penghisap5. Kocok selama 15-30 detik6. Letakkan kamar hitung dengan penutup terpasang secara horisontal di atas meja.
Kocok pipet selama 3 menit, jaga agar cairan tak terbuang dari pipet.7. Buang semua cairan di batang kapiler (3-4 tetes) dan cepat sentuhkan ujung pipet ke
kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup dengan sudut 30o. Biarkan
kamar hitung terisi cairan dengan daya kapilaritas
8. Biarkan 2-3 menit supaya eritrosit mengendap9. Gunakan lensa obyektif mikroskop dengan pembesaran 40 kali, fokus dirahkan ke
garis-garis bagi dalam bidang besar yang tengah.10. Hitunglah eritrosit di 5 bidang sedang yang masing-masing tersusun atas 16 bidang
kecil, dari kiri atas ke kanan, ke bawah lalu ke kiri, ke bawah lalu ke kiri dan
seterusnya. Untuk sel-sel pada garis, yang dihitung adalah pada garis kiri dan atas.11. Jumlah lekosit per L darah adalah: jumlah sel X 10000
Nilai normal eritrosit adalah:
Pria
Wanita
:
:
4,5 - 5,5 jt/L
4,0 5,0 jt/L
Disini akan sedikit kita bahas beberapa gambaran abnormal dari sel darah merah atau
eritrosit yang bisa kita temukan pada saat pemeriksaan hapusan darah.
HipochromeDapat ditemukan pada anemia kurang besi (defisiensi Fe), sickle cells anemia,thalassemia, atau anemia karena penyakit kronis.
Makrositik
Gambaran makrositik berarti volume eritrosit lebih besar dari normal. Dapat ditemukanpada penyakit anemia megaloblastik karena kurang vit.B12 atau asam folat, anemia
setelah perdarahan akut, atau anemia karena penyakit hati kronik.
Nilai Rujukan Er itrosit Dewasa laki-laki : 4.50 6.50 (x106/L) Dewasa perempuan : 3.80 4.80 (x106/L) Bayi baru lahir : 4.30 6.30 (x106/L) Anak usia 1-3 tahun : 3.60 5.20 (x106/L) Anak usia 4-5 tahun : 3.70 5.70 (x106/L) Anak usia 6-10 tahun : 3.80 5.80 (x106/L)
Penurunan er itrosit. Kehilangan darah (perdarahan), anemia, leukemia, infeksi kronis,mieloma multipel, cairan per intra vena berlebih, gagal ginjal kronis, kehamilan, hidrasiberlebihan.
Peningkatan er itrosit. Polisitemia vera, hemokonsentrasi/dehidrasi, dataran tinggi,penyakit kardiovaskuler
Indeks Er itrosit
Mencakup parameter eritrosit, yaitu: Mean cell / corpuscular volume (MCV) atau volume eritrosit rata-rata (VER)
MCV = Hematokrit (l/l) / Jumlah eritrosit (106/L)Normal 80-96 fl
Mean Cell Hemoglobin Content (MCH) atau hemoglobin eritrosit rata-rata (HER)MCH (pg) = Hemoglobin (g/l) / Jumlah eritrosit (106/L)Normal 27-33 pg
Mean Cellular Hemoglobin Concentration (MCHC) atau konsentrasi hemoglobin
eritrosit rata-rata (KHER) MCHC (g/dL) = konsentrasi hemoglobin (g/dL) / hematokrit (l/l)
Normal 33-36 g/dL
Red Blood Cell Distribution Width (RDW)RDW adalah perbedaan/variasi ukuran (luas) eritrosit. Nilai RDW bergunamemperkirakan terjadinya anemia dini, sebelum nilai MCV berubah dan sebelumterjadi gejala. Peningkatan nilai RDW dapat dijumpai pada anemia defisiensi (zat besi,asam folat, vit B12), anemia hemolitik, anemia sel sabit. Ukuran eritrosit biasanya 6-8m, semakin tinggi variasi ukuran sel mengindikasikan adanya kelainan.RDW = standar deviasi MCV / rata-rata MCV x 100
Nilai normal rujukan 11-15%
Penghitungan Leukosit
Untuk menghitung leukosit, darah diencerkan dalam pipa leukosit lalu dimasukkan kedalam kamar hitung. Pengencer yang digunakan adalah larutan Turk. Langkah-langkah
pemeriksaan yang diterapkan adalah:1. Hisap darah kapiler, darah EDTA atau darah oksalat sampai tanda 0,52. Hapus kelebihan darah di ujung pipet3. Masukkan ujung pipet ke dalam larutan Turk dengan sudut 45o, tahan agar tetap di
tanda 0,5. Isap larutan Turk hingga mencapai tanda 11. Jangan sampai ada gelembungudara
4. Tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan karet penghisap5. Kocok selama 15-30 detik6. Letakkan kamar hitung dengan penutup terpasang secara horisontal di atas meja7. Kocok pipet selama 3 menit, jaga agar cairan tak terbuang dari pipet8. Buang semua cairan di batang kapiler (3-4 tetes) dan cepat sentuhkan ujung pipet ke
kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup dengan sudut 30o. Biarkan
kamar hitung terisi cairan dengan daya kapilaritas9. Biarkan 2-3 menit supaya lekosit mengendap
10. Gunakan lensa obyektif mikroskop dengan pembesaran 10 kali, fokus dirahkan ke
garis-garis bagi.11. Hitunglah lekosit di empat bidang besar dari kiri atas ke kanan, ke bawah lalu ke kiri,
ke bawah lalu ke kiri dan seterusnya. Untuk sel-sel pada garis, yang dihitung adalah
pada garis kiri dan atas.12. Jumlah lekosit per L darah adalah: jumlah sel X 50.
Nilai normal leukosit adalah 5.000 10.000/L
Penghitungan Trombosit
Ada 2 cara penghitungan trombosit yaitu: cara langsung dan cara tak langsung. Untuk
menghitung trombosit secara langsung, darah diencerkan dalam pipet eritrosit laludimasukkan ke dalam kamar hitung. Pengencer yang digunakan adalah larutan Rees
Ecker. Langkah-langkahnya adalah:1. Hisap cairan Rees Ecker sampai tanda 1dan buang lagi cairan tersebut
2. Hisap darah sampai tanda 0,5 dan cairan Rees Ecker sampai tanda 101 lalu kocokselama 3 menit
3. Lanjutkan langkah-langkah seperti penghitungan eritrosit4. Biarkan kamar hitung selama 10 menit dalam posisi horisontal supaya trombosit
mengandap
5. Hitunglah trombosit dalam seluruh bidang besar tengah dengan lensa obyektif besar6. Jumlah trombosit per L darah adalah: jumlah trombosit x 2000.
Nilai normal trombosit adalah 200.000 500.000/L
Pemer iksaan Differential CountPenger tian
Hitung jenis leukosit adalah penghitungan jenis leukosit yang ada dalam darahberdasarkan proporsi (%) tiap jenis leukosit dari seluruh jumlah leukosit. Hasilpemeriksaan ini dapat menggambarkan secara spesifik kejadian dan proses penyakitdalam tubuh, terutama penyakit infeksi.Pengukuran
Differensial counting merupakan hitung jenis lekosit yang biasanya dilakukan bersama-sama dengan pemeriksaan apus darah tepi. Pada hitung jenis lekosit yang dihitung adalahjenis-jenis lekosit normal sekaligus memperhatikan kemungkinan adanya sel lekosit
abnormal dalam darah tepi atau perifer.
Untuk dapat melakukan hitung jenis lekosit diperlukan preparat apus darah tepi yangbaik. Kriteria preparat darah hapus yang baik adalah lebar dan panjangnya tidakmemenuhi seluruh kaca benda, secara gradual penebalannya berangsur-angsur menipis
dari kepala ke ekor, tidak berlubang, tidak terputus-putus, tidak terlalu tebal danmempunyai pengecatan yang baik. Morfologi preparat darah hapus dibagi tiga bagian
yaitu kepala, badan dan ekor.Pada bagian badan dibagi dalam enam zona (daerah baca)yang dimulai dari zona 1 yang berada dekat kepala sampai zona VI yang dekat denganekor.
Hitung jenis lekosit dimulai dari zona VI yang biasanya terdapat jenis lekosit yangberukuran besar menuju ke zona IV yang terdapat konsentrasi seri limfosit tua (ukuranlebih kecil).Hitung jenis lekosit dilakukan sampai jumlah lekosit terpenuhi 100 seldengan catatan tidak ada indikasi abnormal.Akan tetapi seringkali penghitungan sudahmencapai 100 sel sebelum sampai ke zona IV.Untuk mencapai zona IV maka
penghitungan diteruskan sehingga jumlah sel melebihi angka 100 selanjutnyadiprosentase.Interpretasi
Jenis Nilai normal Melebihi Nilai Normal Kurang dar i nilai normalBasofil 0,4-1%
40-100/L
Inflamasi, leukemia, tahap
penyembuhan infeksi atau
inflamasi
Stress, reaksi hipersensitivitas,
kehamilan, hipertiroidisme
Eosinofil 1-3% Umumnya pada keadaan Stress, luka bakar, syok,
100-300/L atopi/ alergi dan infeksiparasite
hiperfungsi adrenokortikal.
Neutrofil 55-70%(2500-7000/L)Bayi Baru Lahir 61%
Umur 1 tahun 2%Segmen 50-65% (2500-6500/L)Batang 0-5% (0-500/L)
Inflamasi, kerusakan
jaringan, peyakit Hodgkin,leukemia mielositik,
hemolytic disease ofnewborn, kolesistitis akut,
apendisitis, pancreatitis
akut, pengaruh obat
Infeksi virus,
autoimun/idiopatik, pengaruhobat-obatan
Limfosit 20-40%
1700-3500/LBBL 34%
1 th 60%
6 th 42%12 th 38%
Infeksi kronis dan virus Kanker, leukemia, gagal ginjal,SLE, pemberian steroid yangberlebihan
Monosit 2-8%200-600/L
Anak 4-9%
Infeksi virus, parasit,anemia hemolitik, SLE