Skenario 1 Blok Kardiovaskuler

1
1. Hubungan penyakit pasien dengan riwayat diabetes melitus Diabetes mellitus (DM) merupakan faktor risiko penyakit vaskuler, karena penyakit vaskuler diawali dengan proses aterosklerosis dan DM memicu proses aterosklerosis lebih dini daripada individu nondiabetes. Hal ini disebabkan oleh: Disfungsi endothel Endothel sangat berperan dalam menyelenggarakan fungsi vaskuler yang normal dalam hal menjaga keseimbangan tonus vaskuler (dilatasi dan konstriksi), mencegah terjadinya trombosis dan mengurngangi inflamasi. Berbagai kelainan metabolik seperti: dislipidemia, hiperglikemia serta resistensi insulin akan merusak endothel dan memicu terjadinya aterosklerosis. Proses aterosklerosis pada penderita DM umumnya lebih dini, karena mereka mempunyai profil lemak yang lebih aterogenik di mana kadar trigliserid, low density lipoprotein cholesterol (LDL-C), small dense LDL dan ApoB yang lebih tinggi.dan kadar high density lipoprotein cholesterol (HDL-C) yang lebih rendah. Aktivasi platelet DM juga mempengaruhi fungsi platelet seperti terjadinya agregasi platelet primer dan sekunder yang ditandai dengan pelepasan alpha granules termasuk tromboglobulin , platelet faktor 4 dan meningkatnya ikatan fibrinogen pada GPIIb/IIIa. Gangguan fungsi platelet ini dipengaruhi oleh kadar gula darah. Koagulasi yang abnormal Pada penderita DM, terjadi peningkatan kadar fibrinogen, menurunnya aktivitas fibrinolisis, serta peningkatan tissue factor dan trombogenicity , terutama pada individu dengan DM yang tidak terkontrol. Komposisi plak Komposisi plak pada penderita DM tampak lebih rapuh sehingga kejadian ruptur plak yang memicu sindroma koroner akut akan lebih mudah terjadi. Pada penderita DM, plak lebih banyak mengandung lemak , infiltrasi makrofag dan cangkang (plaques cap) yang lebih tipis. 2. Treadmill test Treadmill test digunakan untuk menilai perfusi dan fungsi kardiovaskuler. Prinsipnya, pada saat latihan, jantung dipacu atau ditingkatkan bebannya sehingga kebutuhan miokard akan makanan dan oksigen akan meningkat. Untuk memenuhinya, arteri koroner yang berfungsi mensuplai makanan dan oksigen untuk miokard akan melebar. Pada arteri koroner normal, pelebaran yang terjadi signifikan sehingga kebutuhannya dapat terpenuhi. Namun, pada arteri koroner yang menyempit (stenotik) atau tersumbat total, pelebaran sangat terbatas bahkan tidak terjadi sehingga miokard mengalami iskemia. Kondisi ini ditandai dengan keluhan nyeri dada dan perubahan gelombang ST pada EKG. Rilantono, Lily I (2013). Penyakit kardiovaskuler (PKV). Edisi 2. Jakarta: badan penerbit FK UI

description

Skenario 1 Blok Kardiovaskuler

Transcript of Skenario 1 Blok Kardiovaskuler

  • 1. Hubungan penyakit pasien dengan riwayat diabetes melitus

    Diabetes mellitus (DM) merupakan faktor risiko penyakit vaskuler, karena penyakit vaskuler

    diawali dengan proses aterosklerosis dan DM memicu proses aterosklerosis lebih dini daripada

    individu nondiabetes. Hal ini disebabkan oleh:

    Disfungsi endothel

    Endothel sangat berperan dalam menyelenggarakan fungsi vaskuler yang normal dalam

    hal menjaga keseimbangan tonus vaskuler (dilatasi dan konstriksi), mencegah terjadinya

    trombosis dan mengurngangi inflamasi. Berbagai kelainan metabolik seperti:

    dislipidemia, hiperglikemia serta resistensi insulin akan merusak endothel dan memicu

    terjadinya aterosklerosis. Proses aterosklerosis pada penderita DM umumnya lebih dini,

    karena mereka mempunyai profil lemak yang lebih aterogenik di mana kadar trigliserid,

    low density lipoprotein cholesterol (LDL-C), small dense LDL dan ApoB yang lebih

    tinggi.dan kadar high density lipoprotein cholesterol (HDL-C) yang lebih rendah.

    Aktivasi platelet

    DM juga mempengaruhi fungsi platelet seperti terjadinya agregasi platelet primer dan

    sekunder yang ditandai dengan pelepasan alpha granules termasuk tromboglobulin ,

    platelet faktor 4 dan meningkatnya ikatan fibrinogen pada GPIIb/IIIa. Gangguan fungsi

    platelet ini dipengaruhi oleh kadar gula darah.

    Koagulasi yang abnormal

    Pada penderita DM, terjadi peningkatan kadar fibrinogen, menurunnya aktivitas

    fibrinolisis, serta peningkatan tissue factor dan trombogenicity , terutama pada individu

    dengan DM yang tidak terkontrol.

    Komposisi plak

    Komposisi plak pada penderita DM tampak lebih rapuh sehingga kejadian ruptur plak

    yang memicu sindroma koroner akut akan lebih mudah terjadi. Pada penderita DM, plak

    lebih banyak mengandung lemak , infiltrasi makrofag dan cangkang (plaques cap) yang

    lebih tipis.

    2. Treadmill test

    Treadmill test digunakan untuk menilai perfusi dan fungsi kardiovaskuler. Prinsipnya, pada

    saat latihan, jantung dipacu atau ditingkatkan bebannya sehingga kebutuhan miokard akan

    makanan dan oksigen akan meningkat. Untuk memenuhinya, arteri koroner yang berfungsi

    mensuplai makanan dan oksigen untuk miokard akan melebar. Pada arteri koroner normal,

    pelebaran yang terjadi signifikan sehingga kebutuhannya dapat terpenuhi. Namun, pada

    arteri koroner yang menyempit (stenotik) atau tersumbat total, pelebaran sangat terbatas

    bahkan tidak terjadi sehingga miokard mengalami iskemia. Kondisi ini ditandai dengan

    keluhan nyeri dada dan perubahan gelombang ST pada EKG.

    Rilantono, Lily I (2013). Penyakit kardiovaskuler (PKV). Edisi 2. Jakarta: badan penerbit FK UI