Sken 1. Mata Merah

29
(SKEN. 1 MATA MERAH) Dewi Arika H. 110 2011 075 I. ANATOMI MATA Makroskopik Gambar 1. Makroskopik mata Struktur mata sebagai berikut: - Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang berwarna putih dan relatif kuat. - Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian luar sclera - Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari iris, pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya. - Pupil : daerah hitam di tengah-tengah iris. - Iris : jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea dan di depan lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara merubah ukuran pupil. - Lensa : struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan vitreus; berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina. - Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola mata; berfungsi mengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke otak. - Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil dari retina ke otak. - Humor aqueus : cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea (mengisi segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan kornea; dihasilkan oleh prosesus siliaris. - Humor vitreus : gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina (mengisi segmen posterior mata). Cahaya yang masuk melalui kornea diteruskan ke pupil.

description

SKENARIO 1

Transcript of Sken 1. Mata Merah

Page 1: Sken 1. Mata Merah

(SKEN. 1 MATA MERAH) Dewi Arika H.110 2011 075

I. ANATOMI MATAMakroskopik

Gambar 1. Makroskopik mata

Struktur mata sebagai berikut:- Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang berwarna putih dan relatif kuat.- Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian luar sclera- Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari iris, pupil dan bilik anterior serta

membantu memfokuskan cahaya.- Pupil : daerah hitam di tengah-tengah iris.- Iris : jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea dan di depan lensa; berfungsi mengatur

jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara merubah ukuran pupil.- Lensa : struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan vitreus; berfungsi membantu memfokuskan

cahaya ke retina.- Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola mata; berfungsi mengirimkan pesan visuil melalui

saraf optikus ke otak.- Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil dari retina ke otak.- Humor aqueus : cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea (mengisi segmen anterior mata), serta

merupakan sumber makanan bagi lensa dan kornea; dihasilkan oleh prosesus siliaris.- Humor vitreus : gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina (mengisi segmen posterior mata).

Cahaya yang masuk melalui kornea diteruskan ke pupil.

IRIS mengatur jumlah cahaya yang masuk dengan cara membuka dan menutup, seperti halnya celah pada lensa kamera. Jika lingkungan di sekitar gelap, maka cahaya yang masuk akan lebih banyak; jika lingkungan di sekitar terang, maka cahaya yang masuk menjadi lebih sedikit.

PUPIL Dikontrol oleh M. sfingter pupil (menutup iris mengecilkan pupil) & M. dilator pupil (membuka iris melebarkan pupil)

LENSA

Page 2: Sken 1. Mata Merah

(SKEN. 1 MATA MERAH) Dewi Arika H.110 2011 075

– Terdapat di belakang iris.– Dengan merubah bentuknya, lensa memfokuskan cahaya ke retina :

- Jika mata memfokuskan pada objek yang dekat, maka otot silier akan berkontraksi, sehingga lensa menjadi lebih tebal dan lebih kuat.

- Jika mata memfokuskan pada objek yang jauh, maka otot silier akan mengendur dan lensa menjadi lebih tipis dan lebih lemah.

– Sejalan dengan pertambahan usia, lensa menjadi kurang lentur, kemampuannya untuk menebal menjadi berkurang sehingga kemampuannya untuk memfokuskan objek yang dekat juga berkurang. Keadaan ini disebut presbiopia.

RETINA– mengandung saraf-saraf cahaya dan pembuluh darah.– Bagian retina yang paling sensitif adalah makula, yang memiliki ratusan ujung saraf. Banyaknya ujung saraf ini menyebabkan

gambaran visuil yang tajam. Retina mengubah gambaran tersebut menjadi gelombang listrik yang oleh saraf optikus dibawa ke otak.

SARAF OPTIKUS– menghubungkan retina dengan cara membelah jalurnya. – Sebagian serat saraf menyilang ke sisi yang berlawanan pada kiasma optikus (suatu daerah yang berada tepat di bawah otak

bagian depan). Kemudian sebelum sampai ke otak bagian belakang, berkas saraf tersebut akan bergabung kembali.

Gambar 2. Saraf Optikus

BOLA MATA terbagi menjadi 2 bagian, masing-masing terisi oleh cairan:

- Segmen anterior : mulai dari kornea sampai lensa.(berisi humor aqueus yang merupakan sumber energi bagi struktur mata di dalamnya).

- Segmen posterior : mulai dari tepi lensa bagian belakang sampai ke retina.(berisi humor vitreus).

Cairan tersebut membantu menjaga bentuk bola mata.

Page 3: Sken 1. Mata Merah

(SKEN. 1 MATA MERAH) Dewi Arika H.110 2011 075

Segmen anterior sendiri terbagi menjadi 2 bagian:- Bilik anterior : mulai dari kornea sampai iris- Bilik posterior : mulai dari iris sampai lensa.

Dalam keadaan normal, humor aqueus dihasilkan di bilik posterior melewati pupil masuk ke bilik anterior keluar dari bola mata melalui saluran yang terletak ujung iris.

OTOT, SARAF & PEMBULUH DARAHOtot Penggerak Bola Mata :

1. M. obliqus inferior : memiliki aksi primer eksotorsi dalam abduksi, dan memiliki aksi sekunder elevasi dalam adduksi, abduksi dalam elevasi.

2. M. obliqus superior : memiliki aksi primer intorsi dalam aduksi, dan aksi sekunder berupa depresi dalam aduksi, dan abduksi dalam depresi.

3. M. rektus inferior : memiliki aksi primer berupa gerakan depresi pada abduksi, dan memiliki aksi sekunder berupa gerakan ekstorsi pada abduksi, dan aduksi dalam depresi.

4. M. rektus lateral : memiliki aksi gerakan abduksi.5. M. rektus medius : memiliki aksi gerakan aduksi6. M. rektus superior : memiliki aksi primer yaitu elevasi dalam abduksi dan aksi sekunder berupa intorsi dalam aduksi serta

aduksi dalam elevasi.

Beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf kranial tertentu. Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf lainnya.

Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot pada tulang orbita.

Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan, sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis. Pembuluh darah ini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang.

STRUKTUR PELINDUNGStruktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara bebas ke segala arah. Struktur tersebut melindungi

mata terhadap debu, angin, bakteri, virus, jamur dan bahan-bahan berbahaya lainnya, tetapi juga memungkinkan mata tetap terbuka sehingga cahaya masih bisa masuk.

Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf, pembuluh darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata.

Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak mata secara refleks segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin, debu dan cahaya yang sangat terang.

Ketika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan cairan ke seluruh permukaan mata dan ketika tertutup, kelopak mata mempertahankan kelembaban permukaan mata. Tanpa kelembaban tersebut, kornea bisa menjadi kering, terluka dan tidak tembus cahaya. Bagian dalam kelopak mata adalah selaput tipis (konjungtiva) yang juga membungkus permukaan mata.

Bulu mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan berfungsi membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier (penghalang).

Kelenjar kecil di ujung kelopak mata menghasilkan bahan berminyak yang mencegah penguapan air mata. Kelenjar lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan menghasilkan air mata yang encer.

Page 4: Sken 1. Mata Merah

(SKEN. 1 MATA MERAH) Dewi Arika H.110 2011 075

Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung melalui 2 duktus lakrimalis; setiap duktus memiliki lubang di ujung kelopak mata atas dan bawah, di dekat hidung. Air mata berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan mata, juga menjerat dan membuang partikel-partikel kecil yang masuk ke mata. Selain itu, air mata kaya akan antibodi yang membantu mencegah terjadinya infeksi.

Bola mata mempunyai 3 lapis dinding yang mengelilingi rongga bola mata adalah sebagai berikut (dari luar kedalam) :

SkleraSklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat; berwarna putih buram (tidak tembus cahaya), kecuali di bagian depan

bersifat transparan, disebut kornea. Konjungtiva adalah lapisan transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata. Lapisan ini berfungsi melindungi bola mata dari gangguan.

KoroidKoroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam merupakan lapisan yang berisi banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi

dan oksigen terutama untuk retina. Warna gelap pada koroid berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan, koroid membentuk badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk iris yang berwarna. Di bagian depan iris bercelah membentuk pupil (anak mata). Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi sebagai diafragma, yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang masuk. Badan siliaris membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi dari otot badan siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa.

RetinaLapisan ini peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk

urat saraf optik yang memanjang sampai ke otak. Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik buta.

Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola mata terbagi dua, yaitu bagian depan terletak di depan lensa berisi carian yang disebut aqueous humor dan bagian belakang terletak di belakang lensa berisi vitreous humor. Kedua cairan tersebut berfungsi menjaga lensa agar selalu dalam bentuk yang benar. Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan. Selaput transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam kelopak mata disebut konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi. Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan serabut saraf. Radang konjungtiva disebut konjungtivitis.Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari kelenjar air mata (kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis. Air mata mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke dalam mata.

Normalnya, sinar – sinar sejajar yang masuk ke dalam bola mata akan dibiaskan oleh sistem optis bolamata dan terfokus dalam satu titik yang jatuh tepat pada retina. Kondisi ini disebut emmetropia.

Pada beberapa orang, titik fokus dari sinar jatuh di depan retina, atau di belakang retina. Bahkan, dapat terjadi sistem optis bola mata membiaskannya tidak saja menjadi satu titik fokus, tetapi malah dua atau bahkan lebih. Kondisi inilah yang disebut ammetropia, dan menyebabkan mata tidak dapat melihat dengan sempurna, bahkan kabur sama sekali. Ammetropia ini terdiri dari beberapa jenis, diantaranya yaitu myopia.

MikroskopikBOLA MATATerdiri dari :

Dinding bola mata Cairan humor aqueous Cornea Lensa Corpus vitreus

Apparatus dioptik(media refraktif)

Page 5: Sken 1. Mata Merah

(SKEN. 1 MATA MERAH) Dewi Arika H.110 2011 075

Gambar 3. Bola Mata

Terdapat 3 tunica, yaitu :1. Tunica fibrosa (avaskuler)

Cornea- Membrane transparan- Meliputi 16 anterior bola mata- Media refraktif

Page 6: Sken 1. Mata Merah

(SKEN. 1 MATA MERAH) Dewi Arika H.110 2011 075

Gambar 4. kornea

Epitel – Tebalnya 50 μm, terdiri atas 5 lapis selepitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel poligonal dan

sel gepeng. – Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong ke depan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke

depan menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat berikatan erat dengan sel basal di sampingnya dan sel poligonal di depannya melalui desmosom dan makula okluden; ikatan ini menghambat pengaliran air, eliktrolit, dan glukosa yang merupakan barrier.

– Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren.

– Epitel berasal dari ektoderm permukaan

Membran Bowman – Terletak di bawah membran basal epitel kornea yang merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan

berasal dari bagian depan stroma.– Lapisan ini tidak mempunyai daya regenerasi

Stroma – Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang

teratur sadangkan dibagian perifer serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma.

Membran Descement – Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma kornea dihasilkan sel endotel dan merupakan membran

basalnya – Bersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 40 μm.

Endotel

– Berasal dari mesotelium, berlapis satu,bentuk heksagonal, besar 20-40 μm. Endotel melekat pada membran descement melalui hemi desmosom dan zonula okluden

(H. Sidarta Ilyas, 2004).

Endotel cornea (epitel selapis gepeng)

Epitel cornea (berlapis gepeng tanpa lap. Tanduk)

Membrana descemet

Subs. Propria (stroma)

Membrana Bowmann

Page 7: Sken 1. Mata Merah

(SKEN. 1 MATA MERAH) Dewi Arika H.110 2011 075

Nutrisi kornea :

Cornea avascular Difusi dari jaringan kapiler didalam limbus disekeliling kornea Difusi dari humor aqueous di camera oculi anterior Oksigen diperoleh dari udara luar & humor aqueous

Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf V. saraf siliar longus berjalan supra koroid, masuk ke dalam stroma kornea, menembus membran Boeman melepaskan selubung Schwannya. Seluruh lapis epitel dipersarafi samapai kepada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf. Bulbus Krause untuk sensasi dingin ditemukan di daerah limbus. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus terjadi dalam waktu 3 bulan (H. Sidarta Ilyas, 2004).

Trauma atau penyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem pompa endotel terganggu sehingga dekompresi endotel dan terjadi edema kornea. Endotel tidak mempunya daya regenerasi (H. Sidarta Ilyas, 2004).

Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola mata di sebelah depan. Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea (H. Sidarta Ilyas, 2004).

Sclera- Opaque (putih)- Meliputi 5/6 poterior bola mata

Gambar 5. Sclera

Limbus- Daerah peralihan antara cornea dengan sclera

Gambar 6. Limbus

Episclera :- Terdiri dari jaringan fibroelastis

Substansia propria :- Terdiri dari berkas-berkas kolagen tebal

Lamina fusca :- Terdiri dari jaringan penyambung jarang,

mengandung serat elastis & melanocyte

Page 8: Sken 1. Mata Merah

(SKEN. 1 MATA MERAH) Dewi Arika H.110 2011 075

2. Tunica vasculosa (uvea) (vaskuler) Choroid

- Terdapat diantara sclera dengan retina- Dianterior berlanjut menjadi corpus ciliaris- Diposterior berlanjut menjadi N. Opticus (II)

Gambar 7. Choroid

Corpus ciliaris- Lanjutan dari choroid dibagian anterior- Berorigo Zonula zinii- Processus ciliaris : mensekresi humor aqueous- Struktur utama : M. ciliaris yang berfungsi untuk akomodasi lensa mata :

Gambar 8. Corpus ciliaris

- Lamina suprachoroidea

- Substansia propria (stroma)

- Choriocapillaris

- Lamina basalis (membran Bruch)

Kontraksi lensa mencembungRelaksasi lensa mencakung

Page 9: Sken 1. Mata Merah

(SKEN. 1 MATA MERAH) Dewi Arika H.110 2011 075

Gambar 9. Drainase Humor Aqueous Iris

- Terletak di anterior lensa- Membatasi COA & COP- Fungsi : seperti diaphragm camera

Gambar 10. Iris

3. Tunica interna Retina

- Bagian anterior : NON-photosensitive

- Bagian posterior : photosensitive

M. Sphincter pupilae (parasimpatis)Kontraksi mengecilkan pupil

M. Dilator pupilae (simpatis)Kontraksi melebarkan pupil

Dibatasi oleh : ORA SERATAGambar 11. Ora Serata

Page 10: Sken 1. Mata Merah

(SKEN. 1 MATA MERAH) Dewi Arika H.110 2011 075

Gambar 12. Lapisan Retina (ada 10 lapis)

Gambar 13. Sel Rod dan ConeSel Bipolar :

- Mempunyai satu dendrit dan satu axon- Badan sel sebagian besar terdapat pada bagian pertengahan lapisan inti dalam

Sel muller :- Merupakan neuraglia

Sel horizontal :- Bedan sel terletak pada bagian luar lapisan inti dalam- Bersinaps dengan sel cone pada satu sisi dengan sel cone dan sel rod pada sisi lain

Epitel pigmen (epitel selapis kubis)

Membrana limitans interna

Lap. Serat saraf

Lap. Sel ganglion

Lap. Plexiform dalam

Lap. Inti dalam

Lap. Plexiform luarLap. Inti luar

Membrana limitans externa

Lap. Rod & Cone

Rod (sel batang) :- Pigmen visual rhodopsin- Terkonsentrasi di perifer retina- Sensitif pada keadaan gelap (untuk melihat

malam & hitam-putih)

Cone ( sel kerucut) :- Pigmen visual iodopsin- Terkonsentrasi di fovea centralis- Membutuhkan intensitas cahaya lebih

banyak (untuk melihat siang & warna)

Page 11: Sken 1. Mata Merah

(SKEN. 1 MATA MERAH) Dewi Arika H.110 2011 075

Sel amacrine :- Inti terletak pada 2/3 baris sel disebelah dalam lapisan inti dalam- Bentuk seperti buah pir

Fovea centralis (Makula Lutea) :- Cekungan kecil di retina posterior, berwarna kuninga- Cekungan terjadi karena tidak ada lapisan dalam retina- Sel cone > sel rod- Bagian tengah tidak ada papil darah

Papilla Optica (Discus Opticus) : - Blind spot- Tempat keluarnya N. Opticus- NO-PHOTORECEPTOR

Lensa :- Transparans, elastis- Media refraktif- Permukaan cembung (konvek) & cekung (konkaf)- Nutrisi dari humor aqueous- Avascular- Tergantung pada corpus ciliari melalui Zonula zinii- Proses akomodasi terjadi karena kontraksi & relaksasi m. ciliaris

II. FISIOLOGI MATA

Mata adalah struktur sferis (bentuk bola) yang berisi cairan dengan 3 lapisan protektif : Sklera/ Kornea

Jaringan ikat yang kuat dimana merupakan struktur protektif terluas. Secara visual sklera dapat terlihat sebagai elemen putih, sedangkan bagian depan (anterior) terdapat lapisan yang bening/ transparan sebagai tempat lewatnya berkas cahaya, sebut saja kornea

Koroid/ badan siliar/ irisStruktur ini terletak di bawah sklera, merupakan struktur yang kaya akan pembuluh darah. Pembuluh darah ini sebagai sumber nutrisi bagi sel sel retina. Seperti halnya sklera, koroid di bagian anterior juga mengalami spesialisasi menjadi badan siliar dan juga iris.

RetinaTerletak di bawah koroid merupakan lapisan kaya akan pigmen di bagian luar dan kaya akan jaringan saraf (neuron) disebelah dalam retina. Retina mengandung sel batang, sel kerucut serta fotoreseptor yang berfungsi untuk mengubah suatu rangsangan cahaya menjadi suatu energi listrik yang dapat menimbulkan potensial aksi.

Fungsi pigmen di dalam koroid dan retina bagian luar :Sebagai penyerap cahaya sehingga tidak terjadi pantulan ataupun penghamburan cahaya.

Gambar 14. Fovea centralis

Gambar 15. Discus Opticus

Gambar 16. Discus Opticus

Page 12: Sken 1. Mata Merah

(SKEN. 1 MATA MERAH) Dewi Arika H.110 2011 075

AQUEOUS HUMOR & VITREOUS HUMOR1. Aqueous Humor

Jadi, sferis mata terdapat dua bagian yang dipisahkan oleh lensa mata, anterior dan posterior. Di anterior (antara kornea dan lensa) terisi oleh cairan jernih yang memungkinkan cahaya masuk menuju retina, sebut saja aquous humor.

Fungsi aquos humorpada bagian kornea dan lensa tidak terdapat pembuluh darah (avaskuler) sehingga tidak mendapat pasokan nutrisi langsung dari pembuluh darah, karena itu aquous humor mengandung zat nutrisi bagi kedua struktur ini. Kornea dan lensa avascular karena, jika ada struktur pembuluh darah yang ada pada kedua bagian ini, lewatnya cahaya yang menuju fotoreseptor akan terganggu.

Produksi aqueous humorTempat produksi adalah struktur terdekatnya, yaitu oleh jaringan kapiler di dalam korpus siliaris (spesialisasi dari badan korois). Kecepatan pembentukan aquos humor adalah 5 ml/ hari. Secara berkala cairan ini akan di ganti sehingga aquos humor selalu mengalir ke tepi kornea memasuki kanal schlemm dan akhirnya masuk ke pembuluh darah.

Jika terjadi sumbatan di kanal drainase aquos humor Sumbatan pada kanal drainase aquos humor ke depan akan membuat tekan intraokuler meningkat (glaukoma) dan dorongan ke dalam akan mendorong lensa Lensa akan mendorong vireous humor Vitreus akan mendorong retina sehingga dapat menyebabkan kerusakan sel optikus yang akan menyebabkan kebutaan jika tidak segera diatas.

2. Vitreous HumorSedikit berbeda dengan aqous, vitreus lebih mirip dengan gel transparan karena fungsi utamanya adalah mempertahankan bentuk bola mata (sferis).

COLOR REGULATOR IN EYES IS IRISIris merupakan otot polos berpigmen sebagai pengatur jumlah cahaya yang dapat masuk mencapai fotoreseptor.warna pigmen itu sendiri tergantung dari genetik dan faktor lingkungan. Iris bentuknya seperti cincin yang ditengahnya terdapat lubang/pupil.

Cara iris mengatur jumlah cahaya yang masukIris merupakan otot polos dimana dapat melakukan kontriksi, ada 2 macam otot didalam iris : otot sirkuler dan radial. Otot sirkuler (mengelilingi) iris dan ada di dalam otot iris sendiri, sedangkan radial berjalan keluar menuju pupil seperti jari jari roda sepeda ontel.

- Kerja dari otot sirkuler (kontriktor) : ketika cahaya terlalu terang secara otomatis jumlah cahaya yang akan masuk terlalu banyak sehingga perlu dibatasi, sebagai akibatnya otot sirkuler berkontriksi dan pupil pun akan membentuk cincin yang lebih kecil.

- Kerja dari otot radial (dilator) : ketika cahaya yang masuk terlalu sedikit sehingga pupil di lebarkan agar cahaya yang masuk banyak.

Otot yang ada di iris merupakan otot involunter yang di atur oleh saraf otonom. Saraf simpatis mempersarafi otot radial, dan parasimpatis mempersarafi otot sirkuler.

Gambar 17. Kerja Otot Konstriktor dan Dilator

Page 13: Sken 1. Mata Merah

(SKEN. 1 MATA MERAH) Dewi Arika H.110 2011 075

Skenario unix 1 :sinta dan jojo adalah sahabat sejoli yang sedang naik daun karena aksi di youtube yang unix gilllak. nah karena itu penghasilan mereka bak selebritis holiwood, langsung deh mereka jadi omongan masyarakat dan tak terkecuali orang orang yang berniat jahat kepadanya : pencyuri, malying, pecoopet, jambrettt (lafalkan ala cinta laura).hahahahhaa. singkat cerita sinta sedang di rumah sendirian malam jumat. pukul 00.30 sinta terbangun karena mendengar ada yang mebuka pintu rumahnya. sinta dengan panik dan ketakutan di dalam kegelapan menuju pintu, nahhhh dorrr ternyata jojo kasih surprise di hari ulang tahun jojo....hahahahhahaapelajaran unix ! jojo dalam keadaan panik, cemas takut, dalam kegelapan sehingga jojo lebih dominan dikendalikan oleh saraf fight (simpatis), saraf ini yang mengatur dilatasi pupil agar cahaya yang masuk lebih banyak sehingga jojo dapat lebih jeli untuk mengamati situasi rumahnya..

PEMBIASAN CAHAYA

Gambar 18. Skema Pembiasan Cahaya

Cahaya adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik yang terdiri dari banyak foton sehingga berjalan sebagai suatu gelombang. Panjang gelombang yang dapat ditangkap oleh fotoreseptor yaitu antara 400 sampai 700 nm. Panjang gelombang yang berbeda beda akan tampak sebagai warna yang berbeda beda pula, panjang gelombang pendek di interpretasikan sebagai warna ungu dan biru, sedangkan panjang gelombang terpangjang di interpretasikan sebagai warna merah dan jingga. Panjang gelombang adalah jarak antara dua gelombang, sedangkan tinggi rendahnya gelombang disebut dengan amplitudo yang tidak akan mempengaruhi warna tetapi hanya terang atau redup warna.

Benda akan terlihat Karena benda terpengaruh oleh cahaya dan cahaya itu mengalami divergen (memancar ke segala arah) sehingga gelombang cahaya berjalan kedepan (berkas cahaya) sampai memasuki mata. Karena berkas cahaya awalnya divergen (menyebar), maka oleh mata harus di belokkan (refraksi) lagi akan terfokus pada fotoreseptor. Cahaya akan dibelokkan ketika berkas cahaya melewati 2 medium yang berbeda dengan densitas yang berbeda pula. Cahaya lebih cepat bergerak memalui cahaya dibanding melalui air dan kaca.

Semakin besar perbedaan densitas, semakin besar pembelokan cahaya Semakin besar perbedaan sudut kedua medium, semakan besar pembelokan cahaya Semakin cembung (konveks) semakin konvergen (menyatu), sebaliknya semakin cekung (konkaf) akan semakin divergen

(memancar)

Terdapat 2 bagian mata yang berperan dalam pembelokan cahaya, yaitu : kornea dan lensa. Kornea merupakan berperan paling besar dalam pembiasan cahaya karena perbedaan densitas udara dan kornea jauh lebih besar daripada cairan aquos humor dan lensa.

Page 14: Sken 1. Mata Merah

(SKEN. 1 MATA MERAH) Dewi Arika H.110 2011 075

Gambar 19. Mata Astigmatisme

Penderita astigmatisma karena kelengungan kornea tidak merata sehingga pembelokan cahaya tidak terfokus dalam satu titik.

AKOMODASI MATAPembelokkan benda jauh dengan dekat berbedaKarena semakin dekat dengan mata benda maka semakin divergen sehingga mata harus lebih ekstra melengkung (refraksi) untuk memfokuskan tepat di retina. Benda yang jaraknya jauh (>6 meter) di anggap sejajar dengan mata jadi akan mengurangi kerja refraksi mata. kornea tidak seperti lensa yang dapat menambah/mengurangi kelengkungannya sehingga organ refrakter yang dapat diatur hanya lensa mata.

Otot yang mengatur fungsi akomodasi lensaYaitu otot siliaris yang merupakan bagian dari korpus siliar. Otot ini melingkari lensa melalui ligamentum suspensorium.

Ketika otot siliaris melemas berarti ligamentum suspensorium akan menegang sehingga menarik ujung ujung lensa, terbentukkan lensa yang gepeng dengan kekuatan refraksi minimal.

Ketika otot siliaris kontraksi terjadi hal sebaliknya. Seperti iris juga, rangsangan saraf simpatis menyebabkan otot siliar relaksasi dan sebaliknya parasimpatis menyebabkan

kontraksi otot siliar sehingga berguna untuk penglihatan dekat

Gambar 20. Mata Katarak

Gambar di atas adalah gambaran kekeruhan lensa/karatak. Lensa adalah struktur elastik terdiri dari serat-serat transparan yang dapat menjadi opak/keruh . Seumur hidup hanya sel yang ada di bagian tepi luar lensa yang akan mengalami penggantian (regenerasi) sehingga sel yang ada dibagian tengah lensa adalah sel-sel yang sudah tua dan jauh dari sumber nutrisi (aquous humor) sehingga pada orang pada usia 45 keatas sering mengalami gangguan akomodasi lensa/presbiopi. Gangguan penglihatan umum :

Page 15: Sken 1. Mata Merah

(SKEN. 1 MATA MERAH) Dewi Arika H.110 2011 075

Miopi/penglihatan dekat

Melihat dekat lebih jelas dibanding melihat jauh karena bola mata terlalu panjang atau lensa yang terlalu kuat sehingga penglihatan jauh jatuh di depan retina, penglihatan dekat di fokuskan ke retina tanpa akomodasi. Karena terlalu melengkung sehingga harus di koreksi dengan kacamata yang dapat membuat berkas cahaya lebih divergen, yaitu lensa konkaf.

Hipermetropi /penglihatan jauh

Merupakan kebalikan dari miopi dan di koreksi dengan kacamata berlensa konveks, pada usia tua akan di persulit dengan presbiopi.

RETINA Perbedaan sel retina dari sistem saraf pusatWaktu perkembangan mudighah retina sedikit mundur sehingga secara anatomi retina itu berjalan dari bagian paling belakang ke bagian paling depan. Bagian paling belakang retina adalah foto reseptor (sel batang dan sel kerucut). Lapisan retina di antaranya (dari luar ke dalam) :

1. Fotoreseptor : sel batang dan sel kerucut. 2. Lapisan tengah / neuron bipolar3. Lapisan dalam : sel ganglion akan menyatu membentuk nervus optikus dan akan keluar dari retina bersama pembuluh

darah melalui diskus optikus/ bintik buta.

Gambar 21. Retinal Pathway

Dari gambar diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa cahaya yang masuk harus melewati sel ganglion dan neuron bipolar sebelum mencapai fotoreseptor, kecuali di daerah fovea , yaitu suatu celah sebesar jarum pentul tepat di belakang retina tanpa di lapisi lapisan ganglion dan neuron bipolar sehingga cahaya langsung sampai di fotoreseptor dengan sel kerucut lebih dominan. Makula lutea adalah daerah di sekitar fovea yang mempunyai banyak sel kerucut juga namun sudah terlapisi oleh lapisan ganglion dan neuron bipolar sehingga tingkat ketajaman penglihatan tertajam terletak di fovea dan di susul oleh makula

TRANSDUKSIFotoreseptor mengandung 3 lapisan :

Page 16: Sken 1. Mata Merah

(SKEN. 1 MATA MERAH) Dewi Arika H.110 2011 075

1. Lapisan luar : Sel batang dan sel kerucut terletak dekat dengan koroid, 2. Lapisan tengah : Mengandung perangkat metabolit sel, 3. Lapisan dalam : Merupakan terminal sinap.

Setiap fotoreseptor mengandung jutaan fotopigmen yang akan mengalami perubahan kimia jika dirangsang oleh cahaya. Fotopigmen mengandung protein enzimatik yang disebut dengan opsin yang nantinya akan berikatan dengan retinen (derivat vitamin A). Terdapat 4 macam fotoreseptor, 1 di sel batang dan 3 di sel kecucut.

Rodopsin : Fotopigmen yang terdapat di sel batang dan menyerap semua panjang gelombang, sehingga sel batang tidak dapat membedakan warna tetapi hanya menggambarkan bayangan abu abu.

Iodopsin : Fotopigmen yang terdapat di sel kerucut yang merupakan penyerap panjang gelombang berbeda sehingga sel ini mampu membedakan warna tertentu. Warna selain merah hijau dan biru merupakan stimulasi kombinasi dari ke tiga fotopigmen tersebut.

Ketika cahaya datang mengenai fotoreseptor, fotopigmen akan pecah menjadi opsin dan retinen. Retinen akan menginduksi reaksi enzimatik dari opsin sehingga menimbulkan hiperpolarisasi potensial reseptor.Mekanisme BiokimiaKetika cahaya datang Penutupan saluran na diluar sel cGMP siklik (Guanosin Monofosfat siklik) menurun, dalam keadaan gelap/tidak ada rangsangan GMP meninggi untuk menjaga kanal na tetap terbuka Menghentikan kebocoran Na dan penutupan kanal na dan hiperpolarisasi membran Penurunan pengeluaran zat perantara di terminal sinap (zat perantara dapat menghambat sel bipolar) Potensial berjenjang ke ganglion otak

Gambar 22. Visual Pathway

Informasi yang keluar dari retina berjalan terpisah sampai di persilangan (kiasma optikus) di bawah hipotalamus. di kiasma optikus serat serat separuh medial kedua mata menyilang ke sisi berlawanan, sedangakn separuh lateral tetap ipsilateral. Traktus optikus terus berjalan dari kiasma optikus menuju nukleus genikulatus lateralis untuk memancarkan serat optikus (radiasi optikus) ke berbagai tempat di korteks serebri untuk membedakan warna, kedalaman dan gerakan mata.

III. KONJUNGTIVITIS

Definisi

Page 17: Sken 1. Mata Merah

(SKEN. 1 MATA MERAH) Dewi Arika H.110 2011 075

Konjungtivitis merupakan peradangan pada konjungtiva. Peradangan konjuntiva selain memberi keluhan yang khas pada anamnesis seperti gatal, pedih, seperti ada pasir, seperti klilipen, rasa panas juga memberi gejala yang khas di konjuntiva, ada tahi lalat. Jika meluas ke kornea timbul silau dan ada air mata nrocos (epifora). Gejala objektif paling ringan adalah hiperemi dan berair sampai berat dengan pembengkakan bahkan nekrosis. Bangunan yang sering tampak khas lainnya adalah folikel, flikten dan sebagainya.

(Al-Ghozie, M., Handbook of Ophthalmology : A Guide to Medical Examination, FK UMY, Yogyakarta, 2002)

(Wijana, N., Konjungtiva dalam Ilmu Penyakit Mata, 1993, hal: 41-69)

Klasifikasi

Berdasarkan penyebabnya, konjungtivitis dapat diklasifikasikan menjadi :

1. Bakterial:

- Konjungtivitis Blenore- Konjungtivitis Gonorre- Konjungtivitis Difteri

- Konjungtivitis Folikuler- Konjungtivitis kataral- Blefarokonjungtivitis

2. Viral :

- Keratokonjungtivitis epidemika- Demam Faringokonjungtivitis

- Keratokonjungtivitis New castle- Konjungtivitis Hemoragik akut

3. Jamur

4. Alergi :- Konjungtivitis vernal- Konjungtivitis flikten

(Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah., Buku Pedoman Kesehatan Mata Telinga dan Jiwa, 2001)

Manifestasi Klinis

Gejala objektif dari konjuntivitis adalah:

a. Hiperemi

Merupakan gejala yang paling umum pada konjuntivitis. Terjadi karena pelebaran pembuluh darah sebagai akibat adanya peradangan. Hiperemi mengakibatkan adanya kemerahan pada konjuntiva. Makin kuat peradangan itu makin terlihat merah konjuntiva.

b. Epifora atau mata berair, nrocos.

Biasa terjadi pada mata yang terkena benda asing dan meradang. Adanya hiperemi yang berat, terjadi transudasi pembuluh darah dan menambah cairan air mata tersebut. eksudat adalah produksi dari peradangan konjuntiva.

c. Peradangan

pada infeksi lebih banyak eksudat ketimbang peradangan alergi. Jenis eksudat akan berbeda pada infeksi dengan Neisseria Gonokokken , eksudat akan berupa nanah. Sedang infeksi koken lain akan memberi getah radang mukus.

Page 18: Sken 1. Mata Merah

(SKEN. 1 MATA MERAH) Dewi Arika H.110 2011 075

d. Kemosis

Sembab pada konjuntiva bulbi yang meradang. Biasanya menunjukkan adanya peradangan yang berat, baik di dalam maupun diluar.

e. Follikel,

Merupakan bangunan khas sebagai benjolan kecil pada konjuntiva palpebra atau fornicis. Terdapat pada semua infeksi virus, klamidian, alergi dan konjuntivitis akibat obat-obatan, berwarna pucat atau abu-abu.

f. Granula

Merupakan bentuk ukuran besar dari follikel, terutama folikel trakoma.

g. Flikten

Bangunan khas berbentuk benjolan seperti gunung. Dilereng terlihat hiperemi dipuncak menguning pucat. Ini merupakan manifestasi alergi bakteri.

h. Membran dan pseudomembran,

Merupakan hasil proses koagulasi protein di permukaan konjuntiva. Pada pseudomembran koagulum hanya menempel di permukaan, sedang sekret membran koagulumnya menembus keseluruh tebal epitel.Pengelupasan membran akan menimbulkan perdarahan hebat, sedang pada pseudomembran tidak menimbulkan perdarahan.

(Al-Ghozie, M., Handbook of Ophthalmology : A Guide to Medical Examination, FK UMY, Yogyakarta, 2002)

IV. KONJUNGTIVITIS VERNAL

DefinisiMerupakan suatu peradangan konjungtiva kronik, rekuren bilateral, atopi, yang mengandung secret mucous sebagai akibat reaksi hipersensitivitas tipe I. Penyakit ini juga dikenal sebagai “catarrh musim semi”.

(Staff Ilmu Penyakit Mata FK UGM, Keratokonjungtivitis Vernalis dalam http://www.tempo.com.id/medika/042002.htm)

(Al-Ghozie, M., Handbook of Ophthalmology : A Guide to Medical Examination, FK UMY, Yogyakarta, 2002)

(Wijana, N., Konjungtiva dalam Ilmu Penyakit Mata, 1993, hal: 41-69)

(Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah., Buku Pedoman Kesehatan Mata Telinga dan Jiwa, 2001)

(Vaughan, D.G, Asbury, T., Eva, P.R., General Ophthalmology, Original English Language edition, EGC, 1995)

(Ilyas, S., Konjungtivitis Vernalis dalam Ilmu Penyakit Mata, Edisi III, Cetakan I, Fakultas Kedokteran UI, Balai Penerbit FK UI, Jakarta, 2004)

Klasifikasi

Ada dua tipe konjugtivitis vernalis :

- Bentuk Palpebra

Pada tipe palpebral ini terutama mengenai konjungtiva tarsal superior, terdapat pertumbuhan papil yang besar atau cobble stone yang diliputi secret yang mukoid. Konjungtiva bawah hiperemi dan edema dengan kelainan kornea lebih berat disbanding bentuk limbal. Secara klinik, papil besar ini tampak sebagai tonjolan bersegi banyak dengan permukaan uang rata dan dengan kapiler di tengahnya.

Page 19: Sken 1. Mata Merah

(SKEN. 1 MATA MERAH) Dewi Arika H.110 2011 075

- Bentuk Limbal

Hipertrofi pada limbus superior yang dapat membentuk jaringan hiperplastik gelatine. Dengan trantas dot yang merupakan degenerasi epitel kornea atau eosinofil di bagian epitel limbus kornea, terbentuknya panus dengan sedikit eosinophil

(Wijana, N., Konjungtiva dalam Ilmu Penyakit Mata, 1993, hal: 41-69)

(Ilyas, S., Konjungtivitis Vernalis dalam Ilmu Penyakit Mata, Edisi III, Cetakan I, Fakultas Kedokteran UI, Balai Penerbit FK UI, Jakarta, 2004)

Patofisiologi

Perubahan struktur konjungtiva erat kaitannya dengan timbulnya radang interstitial yang banyak didominasi oleh reaksi hipersensitivitas tipe I. Pada konjungtiva akan dijumpai hiperemi dan vasodilatasi difus, yang dengan cepat akan diikuti dengan hiperplasi akibat proliferasi jaringan yang menghasilkan pembentukan jaringan ikat yang tidak terkendali. Kondisi ini akan diikuti oleh hyalinisasi dan menimbulkan deposit pada konjungtiva sehingga terbentuklah gambaran cobblestone.

Jaringan ikat yang berlebihan ini akan memberikan warna putih susu kebiruan sehingga konjungtiva tampak buram dan tidak berkilau. Proliferasi yang spesifik pada konjungtiva tarsal, oleh von Graefe disebut pavement like granulations. Hipertrofi papil pada konjungtiva tarsal tidak jarang mengakibatkan ptosis mekanik

Limbus konjungtiva juga memperlihatkan perubahan akibat vasodilatasi dan hipertofi yang menghasilkan lesi fokal. Pada tingkat yang berat, kekeruhan pada limbus sering menimbulkan gambaran distrofi dan menimbulkan gangguan dalam kualitas maupun kuantitas stem cells.

Tahap awal konjungtivitis vernalis ini ditandai oleh fase prehipertrofi. Dalam kaitan ini, akan tampak pembentukan neovaskularisasi dan pembentukan papil yang ditutup oleh satu lapis sel epitel dengan degenerasi mukoid dalam kripta di antara papil serta pseudomembran milky white. Pembentukan papil ini berhubungan dengan infiltrasi stroma oleh sel- sel PMN, eosinofil, basofil dan sel mast.

Tahap berikutnya akan dijumpai sel- sel mononuclear lerta limfosit makrofag. Sel mast dan eosinofil yang dijumpai dalam jumlah besar dan terletak superficial. Dalam hal ini hampir 80% sel mast dalam kondisi terdegranulasi. Temuan ini sangat bermakna dalam membuktikan peran sentral sel mast terhadap konjungtivitis vernalis. Keberadaan eosinofil dan basofil, khususnya dalam konjungtiva sudah cukup menandai adanya abnormalitas jaringan.

Fase vascular dan selular dini akan segera diikuti dengan deposisi kolagen, hialuronidase, peningkatan vaskularisasi yang lebih mencolok, serta reduksi sel radang secara keseluruhan. Deposisi kolagen dan substansi dasar maupun seluler mengakibatkan terbentuknya deposit stone yang terlihat secara nyata pada pemeriksaan klinis. Hiperplasi jaringan ikat meluas ke atas membentuk giant papil bertangkai dengan dasar perlekatan yang luas. Horner- Trantas dot’s yang terdapat di daerah ini sebagian besar terdiri dari eosinofil, debris selular yang terdeskuamasi, namun masih ada sel PMN dan limfosit

(Staff Ilmu Penyakit Mata FK UGM, Keratokonjungtivitis Vernalis dalam http://www.tempo.com.id/medika/042002.htm)

DiagnosisDiagnosis konjungtivitis vernalis ditegakan berdasarkan :

- Gejala klinis

Keluhan utama adalah gatal yang menetap, disertai oleh gejala fotofobia, berair dan rasa mengganjal pada kedua mata. Adanya gambaran spesifik pada konjungivitis ini disebabkan oleh hiperplasi jaringan konjungtiva di daerah tarsal, daerah limbus atau keduanya. Selanjutnya gambaran yang tampak akan sesuai dengan perkembangan penyakit yang memiliki bentuk yaitu palpebral ataupun bentuk limbal.

Bentuk palpebral hamper terbatas pada konjungtiva tarsalis superior dan terdapat cobble stone. Ini banyak terjadi pada anak yang lebih besar. Cobble stone ini dapat demikian berat sehingga timbul pseudoptosis.

Page 20: Sken 1. Mata Merah

(SKEN. 1 MATA MERAH) Dewi Arika H.110 2011 075

Bentuk limbal disertai hipertrofi limbus yang dapat disertai bintik- bintik yang sedikit menonjol keputihan dikenal sebagai Horner- Trantas dot’s. Ini banyak terjadi pada anak- anak yang lebih kecil. Penebalan konjungtiva palpebra superior akan menghasilkan pseudomembran yang pekat dan lengket, yang mungkin bias dilepaskan tanpa timbul perdarahan.

Eksudat konjungtiva sangat spesifik, berwarna putih susu kental, lengket, elastic dan fibrinous. Peningkatan sekresi mucus yang kental dan adanya peningkatan jumlah asam hyaluronat, mengakibatkan eksudat menjadi lengket. Hal ini memberikan keluhan adanya sensasi seperti ada tali atau cacing pada matanya.

(Staff Ilmu Penyakit Mata FK UGM, Keratokonjungtivitis Vernalis dalam http://www.tempo.com.id/medika/042002.htm)

(Al-Ghozie, M., Handbook of Ophthalmology : A Guide to Medical Examination, FK UMY, Yogyakarta, 2002)

(Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah., Buku Pedoman Kesehatan Mata Telinga dan Jiwa, 2001)

(Ilyas, S., Konjungtivitis Vernalis dalam Ilmu Penyakit Mata, Edisi III, Cetakan I, Fakultas Kedokteran UI, Balai Penerbit FK UI, Jakarta, 2004)

- Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan berupa kerokan konjungtiva untk mempelajari gambaran sitologi. Hasil pemeriksaan menunjukkan banyak eosinofil dan granula- granula bebas eosinofilik. Di samping itu, terdapat basofil dan granula basofilik bebas.

(Staff Ilmu Penyakit Mata FK UGM, Keratokonjungtivitis Vernalis dalam http://www.tempo.com.id/medika/042002.htm)

Diagnosis Banding

Diagnosis banding pada umumnya tidak sulit, kecuali yang dihadapi penderita dewasa muda, karena mungkin suatu konjungtivitis atopik. Kelainan mata pada konjungtivitis atopik berupa kelopak mata yang tebal, likenisasi, konjungtiva hiperemi dan kemosis disertai papil- papil di konjungtiva tarsalis inferior. Kadang- kadang papil ini bias besar mirip cobble stone dan dapat dijumpai pada konjungtiva tarsalis superior. Trantas dot’s juga bias dijumpai pada konjungtivitis atopik meskipun tidak sesering pada konjungtivitis vernalis.

Selain konjungtivitis atopik, perlu juga dipikirkan kemungkinan adanya Giant Papillary conjungtivitis pada pemakaian lensa kontak, baik yang hard maupun yang soft. Gejalanya mulai dengan gatal disertai banyak mucus serta timbulnya atau ditemukannya papil raksasa di knjungtiva tarsalis superior. Kelainan ini dapat timbul baik satu minggu sesudah pemakaian lensa kontak maupun setelah lama pemakaian. Pada kelainan ini tidak ada pengaruh musim. Pemeriksaan sitologi hanya menunjukkan sedikit eosinofil. Dengan dilepasnya kontak lens, gejala- gejalanya akan berkurang.

Konjungtivitis vernalis kadang- kadang perlu di diagnosis banding dengan trachoma stadium II yang disertai folikel- folikel yang besar mirip cobble stone.

(Staff Ilmu Penyakit Mata FK UGM, Keratokonjungtivitis Vernalis dalam http://www.tempo.com.id/medika/042002.htm)

PenatalaksanaanSeperti halnya semua penyakit alergi lainnya, terapi konjungtivitis vernalis bertujuan untuk mengidentifikasi allergen dan bahkan mungkin mengeliminasi atau menghindarinya. Untuk itu, anamnesis yang teliti baik pada pasien maupun orang tua akan dapat membantu menggambarkan aktivitas dan lingkungan mana yang harus dihindari. Dengan demikian, penatalaksanaan pada pasien ini akan terbagi dalam tiga bentuk yang saling menunjang untuk dapat memberikan hasil yang optimal. Ketiga bentuk pelaksanaan tersebut meliputi : Tindakan umum; (2) Terapi medikasi; (3) Pembedahan.

Tindakan Umum

Page 21: Sken 1. Mata Merah

(SKEN. 1 MATA MERAH) Dewi Arika H.110 2011 075

Dalam hal ini mencakup tindakan- tindakan konsultatif yang membantu mengurangi keluhan pasien berdasarkan informasi hasil anamnesis tersebut diatas. Beberapa tindakan tersebut antara lain :

- Pemakaian mesin pendingin ruangan berfilter- Menghindari daerah berangin kencang yang biasanya juga membawa serbuk sari- Menggunakan kacamata berpenutup total untuk mengurangi kontak dengan allergen di udara terbuka. Pemakaian lensa

kontak dihindari karena dapat membantu resistensi allergen.- Kompres dingin di daerah mata- Pengganti air mata (artificial). Selain bermanfaat untuk cuci mata juga berfungsi protektif karena membantu menghalau

allergen.- Memindahkan pasien ke daerah beriklim dingin yang sering juga disebut climato-therapy. Cara ini memang kurang praktis,

mengingat tingginya biaya yang dibtuhkan. Namun, efektivitasnya yang cukup dramatis patut diperhitungkan sebagai alternative bila keadaan memungkinkan

- Menghindari tindakan menggosok- gosok mata dengan tangan atau jari tangan, karena telah terbukti dapat merangsang pembebasan mekanis dari mediator- mediator sel mast.

Terapi Medik

Dalam hal ini, terlebih dahulu perlu dijelaskan kepada pasien dan orang tua pasien tentang sifat kronis serta self limiting dari penyakit ini. Selain itu perlu juga dijelaskan mengenai keuntungan dan kemungkinan komplikasi yang dapat timbul dari pengobatan yang ada, terutama dalam pemakaian steroid. Salah satu factor pertimbangan yang penting dalam mengambil langkah untuk memberikan obat- obatan adalah eksudat yang kental dan lengket pada konjungtivitis vernalis ini, karena merupakan indicator yang sensitive dari aktivitas penyakit, yang pada gilirannya akan memainkan peran penting dalam timbulnya gejala.

Untuk menghilangkan sekresi mucus, dapat digunakan irigasi saline steril dan mukolitik seperti asetil sistein 10%-20% tetes mata. Dosisnya tergantung pada kuantitas eksudat serta beratnya gejala. Dalam hal ini, larutan 10% lebih dapat ditoleransi daripada larutan 10%. Larutan alkaline seperti sodium karbonat monohidrat dapat membantu melarutkan atau mengencerkan musin, sekalipun tidak efektif sepenuhnya.

Satu-satunya terapi yang dipandang paling efektif untuk pengobatan konjungtivitis vernalis ini adalah kortikosteroid, baik topical maupun sistemik. Namun untuk pemakaian dalam dosis besar harus diperhitungkan kemungkinan timbulnya resiko yang tidak diharapkan.

Untuk Konjungtivitis vernal yang berat, bias diberikan steroid topical prednisolone fosfat 1%, 6- 8 kali sehari selama satu minggu. Kemudian dilanjutkan dengan reduksi dosis sampai dosis terendah yang dibutuhkan oleh pasien tersebut. Pada kasus yang lebih parah, bias juga digunakan steroid sistemik seperti prednisolon asetet, prednisolone fosfat atau deksametason fosfat 2- 3 tablet 4 kali sehari selama 1-2 minggu. Satu hal yang perlu diingat dalam kaitan dengan pemakaian preparat steroid adalah gnakan dosis serendah mungkin dan sesingkat mungkin.

Antihistamin, baik local maupun sistemik dapat dipertimbangkan sebagai plihan lain karena kemampuannya untuk mengurangi rasa gatal yang dialami pasien. Apabila dikombinasi dengan vasokonstriktor, dapat memberikan control yang memadai pada kasus yang ringan atau memungkinkan reduksi dosis. Bahkan menangguhkan pemberian kortikosteroid topical. Satu hal yang tidak disukai dari pemakaian antihistamin adalah efek samping yang menimbulkan kantuk. Pada anak- anak, hal ini dapat juga mengganggu aktivitas sehari- hari.

Emedastine adalah antihistamin paling poten yang tersedia di pasaran dengan kemampuan mencegah sekresi sitokin. Sementara olopatadine merupakan antihistamin yang berfungsi sebagai inhibitor degranulasi sel mast konjungtiva.

Sodium kromolin 4% terbukti bermanfaat karena kemampuannya sebaga pengganti steroid bila pasien sudah dapat dikontrol. Ini juga berarti dapat membantu mengurangi kebutuhan akan pemakaian steroid. Sodium kromolin berperan sebagai stabilisator sel masi, mencegah terlepasnya beberapa mediator yang dihasilkan pada reaksi alergi tipe I, namun tidak mampu menghambat pengikatan IgE terhadap sel maupun interaksi sel IgE dengan antigen spesifik. Titik tangkapnya, diduga sodium kromolin memblok kanal kalsium pada membrane sel serta menghambat pelepasan histamine dari sel mast dengan cara mengatur fosforilasi.

Page 22: Sken 1. Mata Merah

(SKEN. 1 MATA MERAH) Dewi Arika H.110 2011 075

Lodoksamid 0,1% bermanfaat mengurangi infiltrate radang terutama eosinofil dalam konjungtiva. Levokabastin tetes mata merupakan suatu antihistamin yang spesifik terhadap konjungtivitis vernalis, dimana symptom konjungtivitis vernalis hilang dalam 14 hari.

Terapi pembedahan

Berbagai terapi pembedahan, krioterapi dan diatermi pada papil raksasa konjungtiva tarsal kini sudah ditinggalkan mengingat banyaknya efek samping dan terbukti tidak efektif, karena dalam waktu dekat akan tumbuh lagi. Apabila segala bentuk pengobatan telah dicoba dan tidak memuaskan, maka metode dengan tandur alih membrane mukosa pada kasus konjungtivitis vernalis tipe palpebra yang parah perlu dipertimbangkan. Akhirnya perlu dipetekankan bahwa konjungtivitis vernalis biasanya berlangsung selama 4- 6 tahun dan bisa sembuh sendiri apabila anak sudah dewasa.

(Staff Ilmu Penyakit Mata FK UGM, Keratokonjungtivitis Vernalis dalam http://www.tempo.com.id/medika/042002.htm)

(Wijana, N., Konjungtiva dalam Ilmu Penyakit Mata, 1993, hal: 41-69)

(Vaughan, D.G, Asbury, T., Eva, P.R., General Ophthalmology, Original English Language edition, EGC, 1995)

(Ilyas, S., Konjungtivitis Vernalis dalam Ilmu Penyakit Mata, Edisi III, Cetakan I, Fakultas Kedokteran UI, Balai Penerbit FK UI, Jakarta, 2004)

sorces : http://sanirachman.blogspot.com/2010/09/konjungtivitis-vernalis.html#ixzz2t25Lxc9U Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial

V. GANGGUAN MATA YANG BERKAITAN DENGAN VISUS

Mata merah visus tidak turun

Prinsip : mengenai struktur yang bervaskuler (konjungtiva atau sklera) yang tidak menghalangi media refraksi.

Contoh : konjungtivitis murni, trakoma, mata kering, xeroftalmia, pterigium, pinguekula, episkleritis, dan skleritis.

Mata merah visus turun

Prinsip : mengenai struktur bervaskuler yang mengenai media refraksi (kornea, uvea, atau seluruh mata).

Contoh : keratitis, keratokonjungtivitis, uveitis, glaukoma akut, endoftalmitis, dan panoftalmitis

Mata tenang visus turun mendadak

Contoh : Uveitis posterior, perdarahan vitreous, ablasio retina, oklusi arteri atau vena retinal, neuritis optik, neuropati optik akut karena obat (misalnya etambutol), migrain, dan tumor otak.

Mata tenang visus turun perlahan

Contoh : Katarak, glaukoma, retinopati penyakit sistemik, retinitis pigmentosa, dan kelainan refraksi.

Trauma mata

COntoh : Trauma fisik (tumpul dan tajam), trauma kimia (asam dan basa), trauma radiasi (ultraviolet dan infrared).

VI. CARA MENJAGA KESEHATAN MATA MENURUT ISLAM

Ibnul Qoyyim berkata dalam kitab ad-Da’ wad-Dawa’(penyakit dan obatnya) mengatakan:

Page 23: Sken 1. Mata Merah

(SKEN. 1 MATA MERAH) Dewi Arika H.110 2011 075

“Pandangan adalah anak panah Iblis yang beracun. Barangsiapa melepaskan pandangannya maka akan menyesal selamanya. Dalam menahan pandangan ada beberapa manfaat, diantaranya:Bahwasannya menahan pandangan merupakan kepatuhan pada perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang ini merupakan puncak kebahagiaan hamba di dunia dan akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

�يَن� ُق�ْل� �ُم�ْؤ�ِم�ِن �ْل �ُغ�ُّض�وا ِل �َص�اِر�ِه�ْم� ِم�َن� َي �ْب �ْح�َف�ُظ�وا َأ َوَج�ُه�ْم� َو�َي �َك� ُف�ُر� َك�ى َذ�ِل �ْز� �ُه�ْم� َأ �َّن( ِل (َه� ِإ �يُر- اِلْل ِب �ُم�ا َخ� �ُع�وَّن� ْب �َص�ِن (٣٠ )َي“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. (An-Nur: 30)Bahwasannya menahan pandangan dapat mencegah pelakungan dari sampainya pengaruh anak panah yang beracun barangkali didalamnya terdapat pengaruh racun yang dapat merusak hatinya.Bahwasannya menahan pandangan akan mewariskan ketenangan dan kemesraan bersama Allah didalam hati dan perasaan ingin selalu bersama Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena sesungguhnya melepas pandangan akan memecah dan membagi hati dan menjauhkannya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.Bahwasannya menahan pandangan akan menguatkan hati dan membuatnya senang, sebagaimana melepas pandangan akan melemahkan hati dan membuatnya sedih.Bahwasannya menahan pandangan akan membuat hati bercahaya, untuk inilah Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebut ayat an-Nur (cahaya ) setelah perintah menahan pandangan. Dia yang Maha Tinggi berkata: “Katakanlah kepada orang-orang beriman agar mereka menahan pandangan mereka”, kemudian setelah itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Allah (Pemberi) cahaya langit dan bumi.”Bahwasannya menahan pandangan akan mewariskan firasat yang benar yang dengan firasat tersebut pelakunya (pemilik hati) dapat membedakan yang haq dan yang bathil, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberi hamba balasan terhadap amalnya, karena menahan pandangan termasuk amal. Maka apabila seorang hamba menahan pandangannya dari apa saja yang dilarang Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti Dia akan memberi ganti padanya dengan melepas cahaya bashirohnya (memberi cahaya hati) dan membuka baginya pintu ilmu, ma’rifah dan firasat yang benar.Bahwasannya menahan pandangan akan mewariskan keteguhan, keberanian dan kekuatan didalam hati.Bahwasannya menahan pandangan akan menutup jalan masuk kehati bagi syaitan, karena sesungguhnya syaithan masuk melalui pandangan dan menembus hati melalui pandangan lebih cepat dari udara dan ditempat kosong.Bahwasannya menahan pandangan akan memberi kesempatan kepada hati untuk mecurahkan segenap pikiran dan tenaganya dalam kemashlahatan-kemaslahatannya.Sesungguhnya antara mata dan hati terdapat celah dan jalan masuk yang mengharuskan pemisahan satu dengan yang lain, ia akan baik dengan baiknya dan akan rusak karena rusaknya. Apabila hati rusak maka rusaklah pandangan, dan apabila pandangan rusak maka rusaklah hati. Begitu pula kebalikannya di bidang kebaikan.Inilah sebagian faidah menahan pandangan. Kita mohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan karunia dan kemuliaan-Nya untuk menjaga kita semua dari ketergelinciran, sebagaimana saya meminta PadaNya agar kita jadi termasuk orang yang data memberdayakan nikmat-nikmat Allah dalam ridha-Nya. Amin.