sitokin pro inflamasi lanjut
-
Upload
michi-mich -
Category
Documents
-
view
69 -
download
2
description
Transcript of sitokin pro inflamasi lanjut
ReferatSitokin Pro Inflamasi lambat
Michael Alexander Dhira Damanik
1061050011
Kepaniteraan Ilmu Anestesi
FK UKI
Periode 5 Oktober – 9 November 2015
Pengertian Sitokin
• Sitokin : Protein yang disekresikan oleh sel
imunitas tubuh yang membawa sinyal antara
sel-sel lokal.
• Jenis :
– Limfokin
– Monokin
– Kemokin
– Interleukin
FUNGSI SITOKIN
- Menstimulasi berbagai respon sel yang terlibat dalam sistem
imun dan peradangan
- Merangsang pertumbuhan dan diferensiasi limfosit
- Mengaktivasi berbagai sel efektor yang berbeda untuk
mengeleminasi mikroba dan antigen lainnya
- Merangsang perkembangan sel hematopoetik
- Digunakan sebagai obat dan target antagonis spesifik dalam
berbagai penyakit imun dan peradangan
KARAKTERISTIK SITOKIN
Sitokin polipeptida yang diproduksi sebagai respon terhadap mikroba dan
antigen lainnya, berfungsi sebagai perantara dan mengatur reaksi imun dan
peradangan.
- Sekresi sitokin merupakan peristiwa yang singkat dan akan berakhir dengan
sendirinya (self-limited). Sitokin dibentuk langsung dari transkripsi RNA
yang labil sehingga produksi juga bersifat transient. Sitokin juga
dipengaruhi oleh mekanisme post-transkripsi seperti proteolitik dll.
- Aksi sitokin sering bersifat pleiotropik (beraksi pada berbagai sel yang
berbeda) dan redundant (beberapa sitokin mempunyai efek fungsional yang
sama).
KARAKTERISTIK SITOKIN
- Sitokin mempengaruhi sintesa dan aksi sitokin lainnya
- Sitokin dapat beraksi secara lokal dan sistemik
- Sitokin memulai aksinya dengan mengikat reseptor spesifik pada membran
sel target
- Sinyal eksternal dapat mengatur ekspresi reseptor sitokin sehingga
mengatur respon sel terhadap sitokin
- Respon seluler terhadap sitokin berupa perubahan ekspresi gen pada sel
target, sehingga timbul fungsi baru atau proliferasi sel target
Sitokin
Struktur
Famil α helix bundle
EPO & TPO
Famili IL-1
Famili IL-17
Fungsi
Tipe 1
Tipe
Waktu kerja
Cepat
Lanjut
KLASIFIKASI SITOKIN
KLASIFIKASI SITOKINBERDASARKAN FUNGSI
1. Mediator dan regulator respon imun non spesifik: terutama
diproduksi oleh fagosit mononuklear sebagai respon infeksi
patogen. Kebanyakan beraksi di sel endotelial atau leukosit
untuk menstimulasi reaksi radang terhadap mikroba
2. Mediator dan regulator respon imun adaptif : terutama
diproduksi sel T.
3. Stimulator hematopoeisis, diproduksi oleh sel stroma
sumsum tulang
RESEPTOR SITOKIN
1. Type I: disebut juga reseptor hemopeoietin, mengandung
satu atau lebih domain dengan 2 pasang residu sistein dan
sekuens proksimal membran berupa triptofan-serin-x-
triptofan-serin (WSXWS). Biasanya mengikat sitokin yang
terlipat menjadi 4 rantai heliks α
2. Type II: Mirip tipe I tetapi tidak mempunyai WSXWS,
mempunyai satu rantai polipeptida yang akan mengikat
ligand dan satu lagi sebagai rantai yang mentransduksi sinyal
RESEPTOR SITOKIN
3. Ig superfamily: mempunyai domain Ig ekstraseluler. Akan
mengikat berbagai sitokin yang memberi sinyal oleh berbagai
mekanisme
4. Reseptor TNF, beberapa diantaranya tidak termasuk reseptor
sitokin, mempunyai domain ekstraseluler yang kaya sistein.
Pada pengikatan dengan ligand, reseptor akan mengaktifkan
protein intraseluler yang menginduksi apoptosis atau
stimulasi ekspresi gen atau keduanya
RESEPTOR SITOKIN
5. Seven transmembrane α helical receptors: disebut
juga reseptor serpentine dan merupakan reseptor yang
berhubungan dengan protein G. Menggunakan
protein pengikat GTP. Reseptor ini menjadi mediator
respon transien dan cepat dari berbagai sitokin,
terutama yang tergolong dalam kemokin
SITOKIN YANG MENGATURRESPON IMUN NON-SPESIFIK
• Tumor Necrosis Factor (TNF)
• Interleukin-1 (IL-1)
• Chemokines
• IFN tipe I (IFN-α, IFN-β)
• IL-10
• IL-6
• IL-15
• IL-18
TUMOR NECROSIS FACTOR (TNF)
• TNF merupakan mediator utama untuk respon peradangan akut terhadap
bakteri Gram- dan mikroba lainnya serta bertanggung jawab terhadap
komplikasi sistemik dari infeksi berat.
• Sumber utama TNF adalah fagosit mononuklear yang diaktivasi , atau sel
T, NK yang dirangsang Ag.
• Pada fagosit mononuklear, TNF disintesa dalam bentuk membran protein
nonglycosilated type II, dengan terminus amino intraseluler dan terminus
karboksil ektraseluler.
TUMOR NECROSIS FACTOR (TNF)
• Bentuk membran TNF akan dipotong oleh metalloproteinase
dan melepas polipeptida. 3 dari polipeptida ini akan
berpolimerisasi dan membentuk protein TNF yang bersirkulasi
• Ada 2 jenis reseptor TNF dengan ukuran molekul 55 kD
(TNF-RI=reseptor p55) dan 75 kD (TNF-RII=reseptor p75)
• Kedua reseptor terdapat pada hampir semua jenis sel, dengan
afinitas terhadap TNF yang rendah
TUMOR NECROSIS FACTOR (TNF)
• Fungsi utama TNF menstimulasi rekrutmen netrofil dan monosit ke
tempat infeksi dan aktivasi sel ini untuk mengeradikasi mikroba
• TNF menyebabkan sel endotel mengekspresikan molekul adhesi yang
membuat permukaan endotel bersifat adhesif untuk leukosit, awalnya
untuk netrofil, tapi selanjutnya juga untuk monosit dan limfosit.
Komponen utama perlekatan ini adalah selectin dan ligand untuk integrin
leukosit
• Infeksi berat produksi TNF ↑ kelainan sistemik dan patologik
INTERLEUKIN-1 (IL-1)
• Fungsi utama IL-1 adalah mediator respon peradangan
pejamu terhadap infeksi dan stimulus radang lainnya.
• Sumber utama IL-1 adalah fagosit mononuklear yang
teraktivasi
• Ada 2 bentuk IL-1 (IL-1α dan IL-1β), keduanya hanya
sedikit homolog (<30%) tapi terikat ke reseptor permukaan
yang sama. Yang banyak dijumpai dalam sirkulasi adalah IL-
1β
CHEMOKINES
• Kemokin adalah kelompok besar sitokin homolog yang
merangsang pergerakan leukosit dan mengatur perpindahan
leukosit dari peredaran darah ke jaringan
• Kemokin diproduksi oleh berbagai sel sebagai respon
rangsangan peradangan dan menarik leukosit ke tempat
peradangan
CHEMOKINES
• Reseptor kemokin terdapat pada permukaan leukosit,
dengan jumlah besar dijumpai pada sel T
• Reseptor kemokin 16 , terutama CCR5 dan CXCR4
• Beberapa sel T aktif mensekresi kemokin yang
mengikat CCR5 dan menghalangi infeksi HIV
CHEMOKINES
Efek biologis kemokin:
1. Menarik sel yang berperan sebagai mekanisme pertahanan
pejamu ke tempat infeksi
2. Mengatur lalu lintas limfosit dan leukosit lainnya melalui
jaringan limfoid perifer
3. Terlibat dalam perkembangan sejumlah organ non-limfoid.
Tikus yang dihilangkan gen CXCR4 mempunyai kelainan
fatal dalam perkembangan jantung dan serebelum
INTERFERON TIPE 1
• Merupakan respon imun awal pada infeksi virus
• Terdiri dari 2 kelompok utama IFN-α dan IFN-β.
• IFN-α merupakan kelompok terdiri dari 20 polipeptida yang mirip secara
struktural, dikode oleh gen berbeda
• Fagosit mononuklear merupakan produsen utama, disebut juga interferon
leukosit
• IFN-β merupakan protein tunggal, diproduksi banyak sel, mis:fibroblast,
dan disebut juga interferon fibroblast
• Sintesa IFN tipe I adalah infeksi virus, terutama dsRNA yang diproduksi
oleh virus saat replikasi dalam sel.
INTERFERON TIPE 1
Walau kedua jenis IFN berbeda, terikat pada reseptor permukaan
yang sama dan mempunyai respon biologis yang mirip.
Reseptor IFN tipe I merupakan heterodimer dari 2 polipeptida
yang berhubungan secara struktur, satu terikat pada sitokin,
lainnya mentransduksi sinyal melalui jalur JAK/STAT.
Interferon tipe I
Efek biologis:
1. Mencegah replikasi virus, merupakan sinyal parakrin, sel
yang terinfeksi virus produksi IFN untuk melindungi sel
sekitarnya
2. Meningkatkan ekspresi MHC kelas I
3. Merangsang perkembangan Th1 pada manusia
4. Menghambat proliferasi banyak sel, termasuk limfosit secara
in vitro.
IL-10
• Merupakan inhibitor makrofag dan sel dendritik yang
teraktivasi sehingga terlibat sebagai kontrol reaksi imun non
spesifik dan imunitas seluler.
• IL-10 mempunyai struktur yang terdiri dari 4-α helical
globular dan terikat dengan reseptor sitokin tipe II.
• IL-10 diproduksi oleh makrofag yang teraktivasi dan
menghambat fungsi makrofag.
IL-10
Efek biologis:
1. Menghambat produksi IL-12 dengan mengaktivasi makrofag
dan sel dendritik
2. Menghambat ekspresi ko-stimulator dan MHC kelas II pada
makrofag dan sel dendritik.
Sitokin lain dalam respon imun non-spesifik
• IL-6 berfungsi dalam respon imun innate dan adaptif, diproduksi
oleh fagosit mononuklear, sel endotel, fibroblast sebagai respon
terhadap mikroba dan sitokin lainnya, terutama IL-1 dan TNF
• IL-15 diproduksi oleh fagosit mononuklear dan sel lainnya sebagai
respon terhadap infeksi virus
• IL-18 secara struktural homolog dengan IL-1 dirangsang oleh
reseptor yang mirip, tapi mempunyai fungsi berbeda, diproduksi
makrofag sebagai respon terhadap LPS dan produk mikroba lainnya
IL-12
• Merupakan mediator utama terhadap respon imun non-spesifik
awal terhadap mikroba intraseluler dan merupakan kunci
imunitas seluler dan respon imun adaptif terhadap mikroba ini.
• Merangsang produksi IFN-γ oleh sel T dan NK
IL-12
• Fungsi utama IL-12 mengaktivasi fagosit mononuklear dan sel
dendrit. memproduksi p40, diproduksi sebagai respon
perangsangan mikroba, infeksi bakteri intraseluler, serta infeksi
virus.
• Th terinduksi Ag menginduksi produksi IL-12 dari makrofag dan sel
dendritik, terutama oleh ligand CD40 pada sel T terikat ke CD40
makrofag dan sel dendritik.
IL-12
Efek biologis:
1. Merangsang produksi IFN-γ oleh sel T dan NK
2. Merangsang diferensiasi Th CD4+ menjadi sel Th1 yang
memproduksi IFN- γ
3. IL-12 memperkuat fungsi sitolitik dari sel NK yang teraktivasi
dan CTL
SITOKIN DALAM RESPON IMUN ADAPTIF
• Sitokin memerantarai proliferasi dan diferensiasi limfosit
setelah pengenalan Ag dalam fase aktivasi respon imun adaptif
dan aktivasi sel efektor dalam respon imun adaptif.
• Beberapa sitokin yang berperan dalam respon imun adaptif :
• IL-2, IL-4, IL-5, IFN-γ, TGF-β, LT, IL-13
IL-2
• Adalah growth factor untuk sel T yang dirangsang Ag dan
bertanggung jawab untuk perbanyakan klonal sel T setelah
pengenalan Ag
• IL-2 merupakan sinyal autokrin
• Diproduksi oleh Sel T CD4+, serta jumlah kecil oleh CD8+
• Diproduksi secara transien, puncak produksi 8-12 jam setelah
aktivasi
IL-2
• Ekspresi reseptor IL-2 diperkuat oleh rangsangan Ag. IL-2R terdiri
dari 3 protein (α, β dan γ) yang terikat secara non-kovalen.
• IL-2Rα adalah polipeptida 55 kD yang muncul pada aktivasi sel T,
merupakan bagian yang mengikat sitokin. IL-2 terikat dengan ikatan
lemah.
• IL-2Rβ berfungsi sebagai pengikat IL-2 juga sebagai transduser
sinyal, juga merupakan reseptor untuk IL-4, IL-7, IL-15.
• IL-2Rγ merupakan bagian yang berfungsi sebagai transduser sinyal.
IL-2
Aktivitas biologis:
1. Berperan dalam proliferasi sel Ag spesifik
2. Berperan dalam proliferasi dan diferensiasi sel imun lainnya
3. Berperan menghentikan respon imun dengan menstimulasi
perkembangan dan fungsi regulator sel T dan memicu
apoptosis melalui aktivasi sel T melalui jalur Fas
IL-4
• Merupakan rangsang utama untuk produksi IgE dan perkembangan Th
CD4+ yang naifTh2.
• Mempunyai struktur rantai heliks 4-α.
• Diproduksi terutama oleh sel T CD4+ subset Th2 dan basofil/sel mast
yang teraktivasi
• IL-4R terdiri dari rantai α, berasosiasi dengan γc.
• Sinyal diteruskan reseptor melalui jalur JAK3 atau 4/STAT6 (satu-
satunya sitokin yang mengaktivasi STAT6transkripsi gen yang
mengatur diferensiasi Th2, produksi IgE oleh sel B.
IL-4
Aktivitas biologis:
1. Sitokin utama yang menstimulasi sel B mengubah rantai berat
Ig ke kelas IgE
2. Merangsang perkembangan Th2 dari sel T CD4+ naif dan
berfungsi sebagai growth factor autokrin untuk diferensiasi
Th2
3. Antagonis efek aktivasi IFN-γ terhadap makrofag dan inhibisi
reaksi imun seluler
IL-4
Aktivitas biologis:
1. Sitokin utama yang menstimulasi sel B mengubah rantai berat
Ig ke kelas IgE
2. Merangsang perkembangan Th2 dari sel T CD4+ naif dan
berfungsi sebagai growth factor autokrin untuk diferensiasi
Th2
3. Antagonis efek aktivasi IFN-γ terhadap makrofag dan inhibisi
reaksi imun seluler
IL-5
• Adalah aktivator eosinofil dan berfungsi sebagai penghubung aktivasi
sel T dan peradangan eosinofilik
• Merupakan homodimer, tiap subunit terdiri dari 4 rantai heliks-α.
• Diproduksi oleh subset Th2 dan sel mast teraktivasi.
• IL-5R merupakan reseptor tipe I, berasosiasi dengan subunit 150 kD
transduser yang juga merupakan reseptor IL-3 dan GM-CSF (disebut
rantai β umum)
• Sinyal melalui jalur JAK/STAT
IL-5
Aktivitas biologis:
• Terutama mengaktivasi pertumbuhan dan diferensiasi eosinofil.
• Eosinofil yang teraktivasi mengekspresikan reseptor Fc
spesifik terhadap IgE dan dapat mengikat mikroba yang dilapisi
oleh IgE spt cacing
• IL-4 dan IL-5 berfungsi bersama untuk menghancurkan parasit.
• IL-5 merangsang sel B dan produksi IgA.
IFN-γ
• IFN-γ adalah sitokin utama yang mengaktivasi makrofag dan mempunyaiperan penting
dalam sistem imun innate dan imunitas seluler adaptif.
• Disebut juga IFN tipe II.
• Aktivitas antiviral lemah, dan fungsi utamanya untuk efektor sitokin dari respon imun.
• Merupakan protein homodimer yang diproduksi sel NK, Th1 dengan CD4+ dan T CD8+
• Merupakan sitokin penanda subset Th1
• Reseptor IFN-γ terdiri dari 2 polipeptida homolog tergolong dalam reseptor sitokin tipe
II.
• Aktivasi melalui STAT1 atau STAT1 dan IFN response factor I dan transaktivator kelas
II.
IFN-γ
Aktivitas biologis:
1. Sitokin yang mengaktivasi makrofag (oleh Th dan NK) untuk membunuh mikroba
yang difagositosis
2. Merangsang ekspresi MHC kelas I dan II dan ko-stimulus untuk APC
3. Meningkatkan diferensiasi CD4+ naif menjadi Th1 dan menghambat proliferasi Th2
4. Pada sel B meningkatkan peralihan produksi menjadi subklas IgG (IgG2 pada
mencit) tertentu, dan menghambat isotip yang tergantung rangsangan IL-4 mis IgE
atau IgG1 pada mencit
5. Mengaktivasi netrofil dan merangsang aktivitas sitolitik sel NK
TGF-β
• Peran utama menghambat proliferasi dan aktivasi limfosit dan leukosit lainnya.
• Ditemukan sebagai produk tumor yang meningkatkan kemampuan sel
mempertahankan diri pada media kultur semi-solid
• Merupakan kelompok molekul yang mirip tapi dikode gen-gen yang berbeda.
• Ada 3 macam, β1, β2 dan β3. Produksi utama β1
• Merupakan protein homodimer dan disekresi sebagai prekursor. Aktivasi dengan
pemotongan proteolitik
• Reseptornya meliputi tipe I dan tipe II yang bekerja melalui domain serin/treonin
kinase yang memfosforilasi faktor transkripsi SMADs
TGF-β
Aktivitas biologis:
1. Menghambat proliferasi dan diferensiasi sel T serta aktivasi
makrofag. Pada netrofil dan sel endotelial berfungsi melawan
kerja efek sitokin peradangan lainnya.
2. Merangsang produksi IgA
TGF-β mempunyai beragam aktivitas di luar sistem imun, kadang
menghambat proliferasi sel kadang merangsangnya. TGF-β juga
menyebabkan sintesa matriks protein ekstraseluler seperti kolagen.
SITOKIN LAIN DALAMSISTEM IMUN ADAPTIF
• Limfotoksin (LT) merupakan sitokin yang diproduksi oleh sel
T dan sel lainnya. Homolog 30% dengan TNF makrofag dan
mempunyai fungsi yang mirip (kadang disebut TNF-β !)
• IL-13 secara struktur mirip IL-4 diproduksi oleh Th2 dan
beberapa sel epitelial. IL-13R banyak dijumpai pada sel non-
limfoid, mis: makrofag dan dapat diaktivasi oleh IL-13
maupun IL-4. Terutama menghambat aktivasi makrofag dan
antagonis IFN-γ
SITOKIN DALAM HEMATOPOIESIS
• Sitokin dibutuhkan dalam proses hematopoiesis normal dan
mengatur fungsi sumsum tulang terhadap respon luar.
• Leukosit matur berasal dari pluripotent stem cells yang
berkomitmen kepada jalur diferensiasi tertentu. Diferensiasi
dan ekspansi sel progenitor pada sumsum tulang dirangsang
oleh sitokin yang disebut colony-stimulating factors (CSF)
SITOKIN DALAM HEMATOPOIESIS
Macam-macam sitokin yang berperan dalam hematopoiesis:
1. c-Kit ligand (Stem cell factor)
2. Interleukin-7 (IL-7)
3. Interleukin-3 (IL-3)
4. Granulocyte-monocyte CSF (GM-CSF)
5. Monocyte CSF (M-CSF)
6. Granulocyte CSF (G-CSF)
c-Kit Ligand
• c-Kit merupakan reseptor membran tyrosine-kinase yang
merupakan produk proto-oncogenes
• Sitokin yang berinteraksi dengan reseptor ini disebut c-Kit
Ligand atau stem-cell factor karena beraksi pada stem cells
yang immatur.
• Dibuat oleh sel stroma dari sumsum tulang sebagai protein
transmembran atau disekresi, keduanya diproduksi oleh gen
yang sama dengan perbedaan pada proses splicing.
c-Kit Ligand
• Stem cell factor dibutuhkan agar stem cells responsif terhadap
CSF serta mempertahankan viabilitas dan kapasitas proliferasi
sel T immatur di timus dan sel mast di jaringan mukosa.
• Bentuk terintegrasi pada membran lebih penting dari bentuk
terlarut untuk stimulus stem cell menjadi matur. Kehilangan
kedua bentuk dengan gene knockout mengakibatkan kematian.
IL-7
• Merupakan sitokin berbentuk 4 heliks α disekresi oleh sel
stroma pada berbagai jaringan untuk merangsang daya tahan
dan ekspansi dari sel prekursor menjadi sel B dan T.
• Reseptornya mempunyai rantai α yang unik dan akan
mengikat IL-7.
• IL-7 juga berperan dalam mempertahankan sel T matur dan
naif serta sel memori, terutama yang CD4+
IL-3
• Dikenal sebagai multi-CSF, merupakan produk CD4+ yang beraksi pada
progenitor immatur di sumsum tulang dan mempromosikan ekspansi sel untuk
berdiferensiasi menjadi sel matur.
• Merupakan anggota sitokin dengan 4 heliks α.
• IL-3R terdiri dari komponen pengikat sitokin dan merupakan anggota reseptor
tipe I serta subunit transduser sinyal yang berbagi dengan reseptor IL-5 dan GM-
CSF
• Proses transduksi sinyal melibatkan jalur JAK/STAT
• Perannya dalam hematopoiesis belum dipastikan.
SITOKIN HEMATOPOIESIS LAINNYA
• GM-CSF, M-CSF dan G-CSF dibentuk oleh sel T yang teraktivasi, makrofag dan
sel endotelial serta sel stroma sumsum tulang.
• Beraksi pada progenitor sumsum tulang untuk meningkatkan produksi leukosit
peradangan.
• GM-CSF sel sumsum tulang sel dendritik dan monosit
• G-CSF diproduksi pada tempat infeksi dan beraksi sebagai hormon endokrin
untuk mobilisasi netrofil dari sumsum tulang
• Rekombinan GM-CSF dan G-CSF digunakan untuk merangsang penyembuhan
sumsum tulang setelah kemoterapi
SITOKIN HEMATOPOIESIS LAINNYA
• IL-9 merupakan sitokin yang menunjang pertumbuhan sel T
tertentu dan progenitor sel mast yang berasal dari sumsum
tulang
• IL-11 diproduksi oleh sel stroma sumsum tulang,
menggunakan jalur JAK/STAT yang sama dengan IL-6.
Merangsang megakaryocytopoiesis dan digunakan untuk
mengobati pasien yang kekurangan platelet setelah
kemoterapi.