Sitokin Pada Otitis Media Efusi

19
PERAN SITOKIN PADA OTITIS MEDIA EFUSI Oleh: Angie Rennatha,dr Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher Fakultas Kedokteran UNAIR / RSUD Dr. Soetomo Surabaya PENDAHULUAN Otitis media efusi (OME) merupakan masalah serius yang sering muncul pada anak di negara berkembang, dengan angka kejadian 5%-10%. OME sering diderita pada anak usia 2 tahun pertama dan sekitar 80% anak masa sekolah pernah terkena OME. 1 Pada populasi anak, OME dapat timbul sebagai suatu kelainan short-term menyertai suatu infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), ataupun sebagai proses kronis yang disertai gangguan dengar berat, keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa, gangguan keseimbangan, hingga perubahan struktur membrana timpani dan tulang pendengaran. 1 Kondisi yang dianggap sebagai penyebab utama munculnya OME adalah setiap keadaan yang mempengaruhi muara atau ujung proksimal tuba Eustachius di nasofaring. Tuba Eustachius dianggap sebagai katup penghubung telinga tengah dan nasofaring. 1 1

Transcript of Sitokin Pada Otitis Media Efusi

Page 1: Sitokin Pada Otitis Media Efusi

PERAN SITOKIN PADA OTITIS MEDIA EFUSI

Oleh:

Angie Rennatha,dr

Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok

Bedah Kepala dan Leher

Fakultas Kedokteran UNAIR / RSUD Dr. Soetomo

Surabaya

PENDAHULUAN

Otitis media efusi (OME) merupakan masalah serius yang sering muncul pada anak di

negara berkembang, dengan angka kejadian 5%-10%. OME sering diderita pada anak

usia 2 tahun pertama dan sekitar 80% anak masa sekolah pernah terkena OME.1

Pada populasi anak, OME dapat timbul sebagai suatu kelainan short-term

menyertai suatu infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), ataupun sebagai proses kronis

yang disertai gangguan dengar berat, keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa,

gangguan keseimbangan, hingga perubahan struktur membrana timpani dan tulang

pendengaran.1

Kondisi yang dianggap sebagai penyebab utama munculnya OME adalah setiap

keadaan yang mempengaruhi muara atau ujung proksimal tuba Eustachius di

nasofaring. Tuba Eustachius dianggap sebagai katup penghubung telinga tengah dan

nasofaring.1

Proses inflamasi dimulai dengan adanya infiltrasi selular pada mukosa telinga

tengah, kemudian diikuti dengan pelepasan mediator inflamasi. Akhir-akhir ini para

peneliti meneliti bahwa beberapa mediator inflamasi telah diidentifikasi pada OME.1,2

Sitokin memegang peranan penting sebagai pencetus, mediator, dan regulator

pada proses inflamasi telinga tengah serta proses patologi molekular jaringan pada

telinga tengah yang berkaitan dengan perubahan histopatologi telinga tengah dan

patogenesis OME.3

Pada tinjauan pustaka ini akan dibahas peran sitokin pada etiopatogenesis OME.

1

Page 2: Sitokin Pada Otitis Media Efusi

2

1. DEFINISI

Otitis media efusi adalah proses inflamasi pada telinga tengah ditandai adanya

kumpulan sekret dengan membran timpani yang intak.4 Sekret dapat berupa serous atau

mukoid yang menetap selama 3 bulan atau lebih. Proses tersebut dapat berlangsung

akut, subakut, atau kronis. Istilah lain yang sering dipakai adalah kronik otitis media

sekretorik, kronik otitis media serosa, dan glue ear.5

2. ETIOPATOGENESIS OME

Etiopatogenesis OME bersifat multifaktorial, dugaan yang sering dikemukakan

pada mekanisme terjadinya OME adalah gangguan fungsi tuba Eustachius, alergi, otitis

media yang belum sembuh sempurna, infeksi virus.2

2.1 Gangguan fungsi tuba Eustachius

Gangguan fungsi tuba Eustachius dapat disebabkan karena adanya hiperplasi

adenoid, rhinitis kronis, tonsillitis kronis, tumor nasofaring, dan defek palatum.6 Hal

tersebut dapat mengakibatkan terganggunya mekanisme aerasi ke telinga tengah

terganggu, sehingga rongga telinga tengah akan mengalami tekanan negatif. Tekanan

negatif pada telinga tengah menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan

kemudian terjadi transudasi, serta infiltrasi sel inflamasi dan sekresi kelenjar yang pada

akhirnya akan terdapat penumpukan sekret di telinga tengah.2

2.2 Alergi

Alergi bukan hanya dapat menyebabkan obstruksi tuba Eustachius karena udem

tetapi juga dapat meningkatkan aktivitas sekresi pada mukosa telinga tengah sebagai

organ target. Selain itu adanya aspirasi bakteri nasofaring yang terdapat pada sekret

alergi yang masuk ke dalam telinga tengah dapat menjadi penyebab terjadinya OME.6

2.3 Otitis media yang belum sembuh sempurna

Terapi antibiotik yang tidak adekuat pada otitis media supuratif akut dapat

menonaktifkan infeksi tetapi tidak dapat sembuh sempurna. Pada kasus tersebut dapat

muncul infeksi tingkat rendah yang dapat memicu mukosa untuk memproduksi sekret

lebih banyak, serta terjadi peningkatan jumlah sel goblet dan kelenjar mukus.6

2.4 Infeksi virus

Page 3: Sitokin Pada Otitis Media Efusi

3

Infeksi virus pada saluran nafas atas dapat masuk ke mukosa telinga tengah

sehingga timbul peningkatan aktivitas sekresi di dalam telinga tengah.6

3 MEDIATOR INFLAMASI PADA OME

Latar belakang molekuler patologi OME masih belum jelas, tetapi proses paling

penting penyebab OME adalah inflamasi lokal. Bakteri, virus, dan reaksi alergi terlibat

sebagai stimulus awal dari inflamasi pada telinga tengah.2

Inflamasi akut merupakan respon khas imunitas nonspesifik. Respon inflamasi

akut ditujukan untuk eradikasi bahan atau mikroorganisme yang memacu repon awal.

Pada beberapa keadaan, eradikasi tidak efektif atau tidak lengkap menimbulkan fase

inflamasi kronis. 7

Inflamasi kronis dapat menimbulkan kerusakan jaringan yang tergantung dari

bahan pemicu, tempat terjadinya reaksi dan respon imun yang dominan. Bila inflamasi

terkontrol, neutrofil tidak dikerahkan lagi dan berdegenerasi. Selanjutnya dikerahkan sel

mononuklear seperti monosit, makrofag, limfosit dan sel plasma yang memberikan

gambaran patologis dari inflamasi kronis. Inflamasi lokal memberikan proteksi dini

terhadap infeksi atau cedera jaringan.7

Cedera atau infeksi mengaktifkan kaskade plasmin dan kinin. Enzim dari

kaskade plasmin dapat mengaktifkan komplemen sehingga menimbulkan migrasi

(ekstravasasi) leukosit ke tempat terjadinya cedera atau infeksi. Ekstravasasi juga diatur

oleh sitokin yang dihasilkan sel mast setempat (diaktifkan oleh komplemen) dan

makrofag ( diaktifkan oleh produk bakteri).8

Mikroba dapat melepas endotoksin dan eksotoksin, keduanya memacu pelepasan

mediator proinflamasi seperti IL-1, IL-6 dan TNFα. Endotoksin mikroba mengaktifkan

makrofag untuk melepas TNF-α dan IL-1 yang memacu vasodilatasi, melonggarkan

hubungan sel endotel, meningkatkan adhesi neutrofil dan migrasi sel ke jaringan sekitar

untuk memakan mikroba. Di tempat infeksi, makrofag yang menemukan mikroba

melepaskan sitokin TNF dan IL-1 yang mengaktifkan sel endotel sekitar untuk

memproduksi selektin. Selektin berperan dalam pengguliran neutrofil, kemokin

mengaktifkan neutrofil dan merangsang migrasi endotel ke tempat infeksi.8

Dalam beberapa jam setelah awitan perubahan vaskular, neutrofil menempel

pada sel endotel dan bermigrasi keluar pembuluh darah ke rongga jaringan, memakan

patogen dan melepas mediator yang berperan dalam proses inflamasi. Makrofag

Page 4: Sitokin Pada Otitis Media Efusi

4

jaringan yang diaktifkan melepas sitokin (TNF-α, IL-1, IL-6, IL-8) yang menginduksi

perubahan lokal. IL-1 menginduksi ekspresi molekul adhesi pada sel endotel seperti

TNF-α yang meningkatkan ekspresi selektin-E, IL-1 menginduksi peningkatan ekskresi

ICAM-1 dan VICAM-1. Neutrofil, monosit dan limfosit mengenai molekul adhesi

tersebut dan bergerak ke dinding pembuluh darah dan selanjutnya ke jaringan.8

ICAM terdiri dari ICAM-1, ICAM-2, dan ICAM-3. ICAM-1 dan ICAM-2, E-

selektin (ELAM-1) tidak ditemukan pada sel endotel dalam keadaan normal. Jumlahnya

meningkat pada sel endotel yang diaktifkan oleh TNF-α, IL-1 atau endotoksin. SE yang

dirangsang juga melepas peptide (IL-8) berat molekul rendah dengan sifat kemotaktif

untuk leukosit, neutrofil. IL-8 juga mengaktifkan neutrofil di tempat infeksi bakteri

(gambar 1).

Gambar 1. Sel dan mediator pada respon inflamasi akut lokal.8

3.1 Sitokin

Sitokin merupakan protein sistem imun yang mengatur interaksi antar sel dan

memacu reaktivitas imun. Sitokin mempunyai ciri sebagai berikut

a. Sitokin adalah peptida yang diproduksi sebagai respon terhadap rangsang

mikroba dan antigen lainnya dan berperan sebagai mediator pada reaksi imun

dan inflamasi.

b. Sekresi sitokin terjadi cepat dan hanya sebentar. Kerjanya sering pleiotropik

yaitu satu sitokin bekerja terhadap beragai jenis sel dan menimbulkan berbagai

efek dan redundan yaitu berbagai sitokin menunjukkan efek yang sama.

c. Sitokin sering berpengaruh terhadap sintesis dan efek sitokin yang lain.

Page 5: Sitokin Pada Otitis Media Efusi

5

Produk sitokin yang berhubungan dengan inflamasi akut adalah IL-1, IL-6,IL-8,

dan TNF-α. Sitokin proinflamasi tersebut dilepaskan oleh makrofag jaringan yang telah

diaktifkan.8

3.2 Produk sitokin

3.2.1 TNF-α

TNF-α merupakan sitokin proinflamasi yang pertama kali teridentifikasi pada

OME. Konsentrasi TNF-α berkaitan dengan usia, pada anak yang usia nya lebih tua

mempunyai level dan konsentrasi TNF-α yang tinggi. Anak yang mengalami

timpanostomi berulang juga memiliki level TNF-α yang tinggi daripada anak yang akan

menjalani timpanostomi untuk pertama kalinya.9

TNF-α diduga menjadi marker untuk kejadian OME, karena meskipun TNF-α

terdeteksi pada semua tipe otitis media tetapi tingkat TNF-α selalu tinggi pada tipe

kronis. Peran TNF-α pada patogenesis OME diteliti melalui studi in vitro dan in vivo.9

Studi in vitro menunjukkan bahwa TNF-α meningkatkan regulasi ekspresi dari

RANTES dan menstimulus sekresi mucous glycoprotein (MGP).10

Pada studi in vivo, peneliti telah menggunakan dua jenis model hewan. Model

pertama, rekombinan TNF-α langsung disuntikkan ke dalam telinga tengah hewan

percobaan dan selanjutnya dianalisa perubahan immunohistopatologi. Dalam model

kedua, proses TNF-α yang berhubungan dengan otitis media dianalisis setelah injeksi

bakteri atau produk bakteri (endotoksin) ke dalam telinga tengah hewan percobaan.10

Injeksi TNF-α transtimpani menginduksi OME tipe akut pada kelinci percobaan

dan dalam model tikus. Para efusi selular inflamasi mengeluarkan 67% limfosit dan

meningkat dalam waktu 24 jam setelah injeksi TNF-α. TNF-α yang telah menimbulkan

OME juga disertai dengan perubahan histopatologi seperti subepitel udem, infiltrasi

ditandai neutrofil dan meningkatnya permeabilitas mikrovaskuler di telinga tengah.10

Penelitian tentang TNF-α pada manusia dengan OME menghasilkan kesimpulan

berikut:

1. TNF-α diproduksi pada tahap awal peradangan oleh mukosa telinga tengah dan

dalam tahap akhir dengan mengumpulkan sel inflamasi, serta dapat dianggap

sebagai sitokin utama pada OME.

Page 6: Sitokin Pada Otitis Media Efusi

6

2. TNF-α berkorelasi dengan jumlah sel inflamasi dan keberadaan molekul sel

adhesi pada otitis media. Di mukosa telinga tengah, TNF-α merangsang ekspresi

RANTES yang merupakan salah satu mediator inflamasi sedang berlangsung. Oleh

karena itu, TNF-α juga merupakan mediator peradangan yang sedang berlangsung

di telinga tengah.

3. TNF-α meningkatkan regulasi ekspresi gen musin dan sekresi lendir di telinga

tengah dan mungkin memainkan peran penting dalam patogenesis glue ear.

4. TNF-α menyebabkan perubahan histopatologi berat pada jaringan telinga tengah

dan dapat menyebabkan terjadinya OME kronis.

5. TNF-α adalah salah satu sitokin utama dalam otitis media yang disebabkan oleh

bakteri patogen baik gram positif dan gram negatif, dan juga berperan pada OME

karena virus.10

Sitokin proinflamasi TNF-α adalah salah satu mediator utama dalam peradangan

telinga tengah (Gambar 2) yang mengatur banyak proses patologi molekul di telinga

tengah, dan dapat dianggap sebagai sitokin kunci yang terlibat dalam etiologi OME.10

Gambar 2. Alur sitokin proinflamasi pada OME.10

3.2.2 IL-1

Fungsi utama IL-1 yaitu mediator inflamasi yang merupakan respon terhadap

infeksi dan rangsangan lain. Bersama TNF berperan pada imunitas nonspesifik. Sumber

Page 7: Sitokin Pada Otitis Media Efusi

7

utama IL-1 adalah fagosit mononuklear yang diaktifkan. Protein IL-1 dibedakan dalam

dua bentuk IL-1α dan IL-1β yang masing-masing diatur oleh gen yang berbeda. Gen

untuk IL-1β diduga terletak pada 2q14.7,8

Interleukin-1β sebagai mediator inflamasi utama, diproduksi oleh makrofag

yang telah diaktifkan. IL-1β ada pada semua tipe otitis media. Efusi akut (purulen)

mengandung level IL-1β paling tinggi dibandingkan serous dan mukoid.11

Pada fase akut, konsentrasi IL-1β pada OME dengan adanya bakteri patogen 3

kali lebih tinggi daripada yang telah mendapat terapi antibiotik. IL-1β juga dideteksi

pada OME dengan infeksi virus. Hal tersebut membuktikan bahwa IL-1β sebagai

mediator pada OME.11

Penelitian tentang IL-1β pada OME telah menemukan korelasi sebagai berikut:

1. IL-1β berkorelasi terbalik dengan usia anak-anak. Pada kelompok yang lebih

muda memiliki tingkat IL-1β lebih tinggi dibandingkan kelompok yang lebih

tua.

2. Tingginya tingkat IL-1β pada efusi purulen berkorelasi dengan tingkat tinggi

kolagenase total.

3. Analisis immuno-sitologi dari efusi menunjukkan tingkat IL-1β tertinggi pada

neutrofil kaya efusi.

4. Pada efusi yang terdapat IL-1β di dalamnya juga ditemukan TNF-α, IL-6, dan

IL-8.

5. Secara statistik mempunya korelasi yang signifikan antara konsentrasi IL-1β

dengan TNF-α, IL1-β dengan IL-6, IL-1β dengan IL-8.10

Temuan ini memberikan bukti tidak langsung untuk berbagai proses molekuler,

serta membuktikan bahwa IL-1β dapat memberikan stimulus selama peradangan di

telinga tengah (Gambar 2), berperan sebagai up-regulasi primer bersama dengan TNF-α

sedangkan sekresi sitokin proinflamasi sekunder adalah IL-6 dan IL-8, dapat

mengaktifasi neutrofil di zona peradangan, serta mengaktifasi fibroblas dengan up-

peraturan berikutnya sekresi kolagenase.10

Peran IL-1β pada OME telah dipelajari secara in vivo, dengan melalui dua

pendekatan. Dalam pendekatan pertama, rekombinan IL-1β (RIL-1β) disuntikkan ke

hewan percobaan melalui transtimpani. Analisis perubahan patologis di telinga tengah

didapat hasil sebagai berikut. RIL-1β (100 U) tidak menghasilkan efusi signifikan

Page 8: Sitokin Pada Otitis Media Efusi

8

dalam kelinci percobaan normal. Namun, pada percobaan dengan menggunakan murine

(sejenis tikus) dengan OME, RIL-1β (100 ng) menimbulkan OME dalam waktu tiga

hari setelah injeksi.10

Pada pendekatan kedua, IL-1β dianalisis pada otitis media yang dipicu oleh

injeksi patogen bakteri ke telinga tengah hewan percobaan, dengan hasil sebagai

berikut:

1. IL-1β adalah sitokin proinflamasi awal yang terdeteksi pada OME, tampak

kurang dari 1 jam setelah inokulasi pneumokokus pada model chinchilla dengan

OME. Tingkat IL-1β meningkat dua kali yaitu pada 6 jam setelah inokulasi yaitu

sebelum cukupnya akumulasi sel inflamasi, serta pada 24 jam yaitu ketika

akumulasi sel inflamasi telah tinggi.

2. Konsentrasi IL-1β pada OME berkorelasi secara signifikan dengan jumlah

neutrofil, menunjukkan bahwa IL-1β mengaktifkan neutrofil dan menginduksi

peningkatan regulasi sekresinya sendiri dengan mengaktifasi neutrofil dalam

peradangan telinga tengah. Korelasi antara konsentrasi IL-1β dan jumlah makrofag

dan limfosit kurang signifikan dibandingkan dengan neutrofil.

3. Korelasi yang signifikan antara tingkat IL-1β dan tingkat TNF-α, IL-6, IL-8 dan

dinamika sekresi sitokin pada penelitian otitis media, menunjukkan bahwa IL-1β

bisa meningkatkan pengaturan sekresi TNF-α, IL-6 dan IL-8 pada peradangan

telinga tengah.10

Studi tentang IL-1β yang dilakukan pada manusia dengan OME telah

menghasilkan kesimpulan berikut:

1. IL-1β adalah produk sitokin paling awal dalam peradangan telinga tengah,

yang

diproduksi oleh sel di telinga tengah mukosa dan kemudian di akumulasi oleh sel

inflamasi. IL-1β bersama dengan TNF-α diakui sebagai sitokin utama pada OME.

2. IL-1β menginduksi sekresi sitokin proinflamasi pada jaringan telinga tengah dan

merangsang jalur sitokin proinflamasi pada proses inflamasi di telinga tengah

(Gambar 2 ).

3. IL-1β mengaktifkan neutrofil dan limfosit pada proses inflamasi telinga tengah

dan meningkatkan infiltrasi sel inflamasi ke telinga tengah.

Page 9: Sitokin Pada Otitis Media Efusi

9

4. IL-1β terlibat dalam otitis media yang disebabkan oleh bakteri patogen virus dan

baik Gram positif dan Gram negatif.10

Secara umum, IL-1β dapat dianggap sebagai mediator inflamasi akut dan kronis

di telinga tengah. Hal tersebut berkaitan dengan tahap awal penyakit dan otitis media

tipe akut. Namun, IL-1β dapat menginduksi aktivasi fibroblas dan proliferasi,

pertumbuhan osteoklas pada jaringan telinga tengah, dengan perubahan patologis

berikutnya seperti fibrosis dan erosi tulang dan dapat berkontribusi pada patogenesis

OME tipe kronis.12

3.2.3 IL-6

IL-6 telah diidentifikasi di OME kronis, bersama dengan sitokin proinflamasi

primer IL-1β dan TNF-α. IL-6 juga terdeteksi pada OME akut. mRNA untuk IL-6 juga

ada pada OME dan jaringan mukosa yang terinfeksi virus.12

Studi IL-6 dalam efusi telinga tengah mengungkapkan sebagai berikut:

1. Seperti IL-1β, tingkat IL-6 lebih tinggi pada anak-anak.

2. Tingkat IL-6 di otitis media akut lebih tinggi dibandingkan dengan otitis media

kronis, dan keberadaan IL-6 dalam spesimen biopsi berkorelasi positif dengan

kehadiran makrofag dan sel B.

3. Konsentrasi IL-6 pada OME berkorelasi dengan konsentrasi IL-1β dan TNF-α.11

Pengamatan ini menunjukkan partisipasi IL-6 dalam regulasi tahap akut dan

inflamasi berkelanjutan pada telinga tengah. Konsentrasi IL-6 dalam MEF berkorelasi

secara signifikan dengan jumlah sel inflamasi terutama makrofag dan limfosit, serta

sitokin primer (IL-1β dan terutama TNF-α). Penelitian tentang IL-6 pada manusia

dengan OME memberikan kesimpulan berikut:

1. IL-6 adalah mediator peradangan telinga tengah, dan diproduksi oleh sel pada

mukosa telinga tengah dan oleh sel-sel inflamasi akumulasi.

2. IL-6 mengaktifkan sel B dalam peradangan telinga tengah.

3. Sekresi IL-6 selama peradangan telinga tengah berada di bawah kendali pro-

inflamasi sitokin IL-1β utama dan TNF-α. IL-6 dapat dianggap sebagai sitokin

sekunder pada peradangan telinga tengah (Gambar 2).

4. IL-6 terlibat dalam otitis media dirangsang oleh bakteri patogen dan virus.10

Secara umum, IL-6 adalah pengatur proses peradangan yang sedang berlangsung

di telinga tengah berhubungan dengan tahap awal OME. Namun, IL-6 dapat melakukan

Page 10: Sitokin Pada Otitis Media Efusi

10

diferensiasi makrofag untuk osteoklas dan dengan demikian berpartisipasi dalam proses

remodeling tulang yang mengarah ke pengembangan timpanosklerosis dan perubahan

ke tahap kronis.10

3.2.4 IL-8

IL-8 telah diidentifikasi pada semua tipe otitis media termasuk OME.

Konsentrasi IL-8 dalam otitis media akut secara signifikan lebih tinggi daripada di OME

kronis. IL-8 terdeteksi dalam proporsi yang tinggi pada analisa cairan efusi yaitu

mencapai 100%, dan biasanya menunjukkan nilai konsentrasi rata-rata tertinggi dari

sitokin proinflamasi lainnya. Pada cairan efusi yang sama, konsentrasi IL-8 4.805

pg/mg, sedangkan konsentrasi IL-1β dan TNF-α adalah 4.075 pg/mg dan 163 pg/mg.

Namun, ada korelasi yang signifikan antara konsentrasi IL-8 dan konsentrasi IL-1β dan

TNF-α pada efusi yang menunjukkan bahwa IL-1β dan TNF-α dapat menginduksi

hipersekresi IL-8 pada OME.10

Pentingnya IL-8 dalam etiologi OME telah terbukti dengan in vivo dan in vitro

model. Injeksi IL-8 transtimpani pada manusia dengan OME sebanyak 25 mug / ml

menyebabkan peradangan telinga tengah. Peradangan berkembang dalam 8 jam pertama

setelah injeksi IL-8, dan disertai dengan penebalan lapisan epitel dan infiltrasi sel

inflamasi ke dalam ruang subepitel.10

Berdasarkan hasil penelitian IL-8 pada OME dapat dibuat kesimpulan:

1. IL-8 adalah mediator peradangan telinga tengah yang terakhir diproduksi oleh

sitokin proinflamasi lainnya (IL-1β, IL-6 dan TNF-α) dengan mengakumulasikan

sel inflamasi dan sel pada mukosa telinga tengah.

2. IL-8 adalah faktor kemotaksis utama untuk neutrofil pada inflamasi telinga

tengah dan bertanggung jawab untuk akumulasi neutrofil pada OME.

3. Sitokin proinflamasi primer (IL-1β dan TNF-α) dapat mengontrol ekspresi dan

sekresi IL-8 selama proses inflamasi telinga tengah. Oleh karena itu IL-8 dapat

dianggap sebagai sitokin sekunder pada peradangan telinga tengah (Gambar 2) .

4. IL-8 berpartisipasi dalam respon imun lokal pada telinga tengah terhadap virus

dan bakteri.10

Secara umum, IL-8 adalah mediator proses inflamasi yang berlangsung di

telinga tengah dan bertanggung jawab untuk infiltrasi sel inflamasi ke dalam jaringan

telinga tengah dan akumulasi sel inflamasi pada OME.13

Page 11: Sitokin Pada Otitis Media Efusi

11

Penelitian tentang sitokin proinflamasi pada manusia dengan OME

menunjukkan bahwa keempat sitokin TNF-α, IL-1β, IL-6 dan IL-8 diproduksi dalam

jaringan telinga tengah sebagai respon adanya bakteri patogen dan virus, serta

berpartisipasi dalam stimulasi dan regulasi proses molekuler yang menyertai

peradangan OME (Gambar 2).10

RINGKASAN

Peradangan lokal pada mukosa telinga tengah adalah peristiwa penting dalam

pengembangan OME. Sitokin proinflamasi meliputi TNF-alfa, IL-1β, IL-6 dan IL-8

adalah mediator kunci pada proses inflamasi telinga tengah.

Sitokin ini mengatur proses molekuler yang menyebabkan perubahan patologis

di telinga tengah dalam tahap awal dari penyakit seperti: jaringan infiltrasi sel inflamasi,

hipersekresi musin, akumulasi efusi pada telinga tengah.

Dengan adanya faktor predisposisi tambahan seperti disfungsi tuba Estachius

dan alergi dapat memicu perubahan ireversibel pada jaringan telinga tengah dan

mendorong otitis media dengan efusi kronis.

DAFTAR PUSTAKA

1. Johnson MD, Fitzgeral JE, Leonard G, Burleson JA, Kreutzer DL. Cytokines in

experimental otitis media in effusion. Laryngoscope. 1994; 104: 191-6

Page 12: Sitokin Pada Otitis Media Efusi

12

2. Ceng AT, Young M. Middle ear effusion in children. Indian J Pediatr. 1997; 64:

755-61

3. Skotnicka B, Hassman E. Proinflammatory and immunoregulatory cytokines in

middle ear effusion. Eur Arch Otorhinolaryngology. 2000; 257: 323-6

4. Cannel SS, Balkany TJ. Infection of the ear. In: Lee KJ ed. Essential

otolaryngology head and neck surgery. Ninth edition. New York: Mc graw hill;

2008. p.304-41

5. Pai S, Sanjay R, Parikh SR. Otitis media. In: Lawlani AK ed. Current diagnosis and

treatment in otolaryngology head and neck surgery. Third edition. New York: Mc

graw hill; 2012. p.674-81

6. Dhingra PL, Dhingra S. Disorder of middle ear. In: Dhingra D. Disease of ear nose

and throat. Fifth edition. New Delhi: Elsevier; 2010. p. 69-74

7. Subowo. Sitokin dalam sistem imun. Dalam: Subowo ed. Imunobiologi. Edisi 2.

Jakarta: Sagung seto; 2009. hal. 121-46

8. Baratawijaya KG. Sitokin. Dalam: Rengganis ed. Imunologi dasar. Edisi 8. Jakarta:

Balai penerbit FKUI. hal. 217-56

9. Smirnova NG, Birchall JP, Pearson JP. TNF-alpha in otitis media with effusion.

Cytokin. 2000; 12: 1732-6

10. Smirnova MG, Kiselev SE, Gruchef NV, Bircho JP, Pearson JP. Role of

proinflammatory cytokine TNF-alpha, IL-1beta, IL-6, and IL-8 in the pathogenesis

of the otitis media with effusion. European Cytokine Network. 2002; 13: 161-72

11. Skotnicka B, Hassman E. Proinflammatory and immunoregulatory cytokine in

middle ear effusion. International Journal of Pediatric Otorhinolaryngology. 2008;

72:13-7

12. Samuel EA. Burrows A, Kerschner JE. Cytokine regulation in human middle ear

epithelial model. 2007. Avalilable from www.elsevier.com/locate/issn. Accessed

July 5, 2012

13. Pospiech L, Jawaska M, Kubacka. Interleukine-8 in otitis media with effusion.

Auris Naris Larynx. 2000; 27: 213-7