Sistem Respirasi. Blok 7

download Sistem Respirasi. Blok 7

of 8

description

paru paru respirasi pernapasan inspirasi ekspirasi anatomi

Transcript of Sistem Respirasi. Blok 7

SISTEM RESPIRASI-1; Sesak NafasVania Amalia Agatha*Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana1. Makroskopis Sistem Respirasi 11.1 Hidung, rongga hidung terdiri atas 3 regio yaitu vestibulum, penghidu dan pernapasan. Vestibulum dilapisi kulit yang mengandung bulu, berguna untuk menahan aliran partikel yang terkandung di dalam udara yang dihisap. Regio penghidu dimulai dari atap rongga hidung sampai setinggi konka nasalis superior. Regio pernapasan adalah bagian hidung selebihnya.1.2 Sinus paranasalis, terdiri atas sinus frontalis, ethmoidalis, sphenoidalis dan maxillaris. Fungsi sinus untuk meringankan tulang tengkorak dan menambah resonansi masalah. Sinus membesar semenjak erupsi gigi permanen dan sesudah pubertas, yang secara nyata mengubah ukuran dan bentuk wajah. Lihat gambar 1.

Gambar 1. Sinus Paranasalis

Sumber : John R. Fisika tubuh manusia. Edisi 2. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC 2006; h.98-9.

*Alamat Korespondensi :Vania Amalia Agatha,Fakulltas Kedokteran Universitas Krida Wacana,Jl. ArjunaUtaraNo.6 Jakarta Barat, 11510E-mail :[email protected] Pharynx, merupakan sebuah pipa musculomembranosa, panjang 12-14 cm dan membentang dari basis cranii sampai setinggi cervical 6. Pharynx terdiri dari 3 bagian yaitu, (1) Nasopharynx (epipharynx), berada di sebelah dorsal hidung dan sebelah cranial palatum molle. Rongga nya tidak pernah tertutup. Berdinding statik kecuali pallatum molle. (2) Oropharynx (mesopharynx), berada mulai dari pallatum molle sampai epiglotis atau setinggi corpus vetebra cervical 2 dan 3 bagian atas. Terdapat tonsilla palatina yang merupakan jaringan limfoid pada kedua dinding lateral oropharynx. (3) Laringopharnyx (hypopharunx) membentang dari tepi cranial epiglottis sampai tepi inferior cartilago cricoidea atau mulai setinggi cervical 3 sampai cervical 6.1.4 Larynx, merupakan saluran udara yang bersifat sphincter dan juga organ pembentuk suara, membentang antara lidah sampai trachea atau pada laki-laki dewasa setinggi vertebra cervical 3 sampai 6, tetapi sedikit lebih tinggi pada anak dan perempuan dewasa.

1.5 Trachea, merupakan sebuah pipa udara yang terbentuk dari tulang rawan dan selaput fibromuskular, panjangnya sekitar 10-11 cm, sebagai lanjutan dari larynx, membentang mulai cervical 6 sampai thoracal 5.

1.6 Pleura, merupakan selaput serosa yang membentuk sebuah kantong tertutup yang terinvaginasi oleh paru. Bagian pleura yang melekat pada permukaan paru dan fissure-fissura interlobaris paru disebut pleura visceralis atau pleura pulmonalis. Pleura yang melapisi permukaan dalam separuh dinding thorax, menutupi sebagian besar diaphragm dan struktur-struktur yang menempati daerah tengah thorax disebut pleura parietalis.

1.7 Pulmo, memiliki apex (puncak). Normal paru kanan sedikit lebih besar daripada paru kiri, karena mediastinum medius yang berisi jantung, menonjol lebih ke arah kiri daripada ke arah kanan. Paru kiri menjadi lobus-lobus superior dan inferior oleh fissure oblique. Dan paru kanan terbagi menjadi lobus superior, medius dan inferior oleh dua fissura.2. Mikroskopis Sistem Respirasi1.1 Hidung, merupakan organ berongga yang terdiri dari tulang, tulang rawan hialin, otot bercorak dan jaringan ikat. Sedangkan, kulit luar hidung secara makroskopis terdiri lari epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk, rambut-rambut halus dan kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.1.2 Kavum Nasi (Rongga hidung), dipisahkan oleh septum nasi. Kavum nasi dibagi menjadi 2 bagian. (1) vestibulum nasi, merupakan daerah paling lebar Di sekitar permukaan dalam nares, terdapat banyak kelenjar sebasea dan kelenjar keringat, selain rambut pendek tebal atau vibrisa, yang menahan partikel besar dari udara inspirasi dan (2) fossa nasalis, dinding lateral nya, keluar 3 tonjolan bertulang yang disebut konka, yaitu konka nasalis superior (epitel khusus), konka nasalis media dan konka nasalis inferior (epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet.1.3 Faring, merupakan ruangan dibelakang kavum nasi. Yang termasuk bagian faring adalah (1) Nasofaring, merupakan bagian pertama faring, yang berlanjut sebagai orofaring ke arah kaudal, yaitu bagian oral dari organ ini. Nasofaring dilapisi oleh epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet dan terdapat muara saluran yang menghubungkan rongga hidung dan telinga tengah yang disebut osteum faringeum tuba auditiva. (2) Orofaring, terletak di belakang rongga mulut dan permukaan belakang lidah. Epitelnya adalah epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Pada bagian ini terdapat tonsila palatina. (3) Laringofaring, terletak di belakang laring dan epitelnya sebagian besar adalah epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.1.4 Laring, merupakan tabung tak teratur yang menghubungkan faring dan trakea. Rangka pada laring mempunyai 9 tulang rawan, yaitu : tulang rawan yang lebih besar (1 tiroid, 1 krikoid dan kebanyakan atau 2 aritenoid) merupakan tulang rawan hialin. Tulang rawan yang lebih kecil (1 epiglottis, 2 kuneiformis, 2 kornikulatum, dan ujung aritenoid) merupakan tulang rawan elastis.1.5 Epiglotis, di bawah epiglottis, mukosanya membentuk 2 pasang. Pasangan atas membentuk pita suara palsu (plika vestibulatis), Pasangan lipatan bawah membentuk pita suara sejati. Jika udara dipaksa masuk di antara lipatan-lipatan ini, otot-otot tersebut akan membantu terbentuknya suara dengan frekuensi berbeda.1.6 Trakea, dilapisi mukosa respirasi khas. Terdapat 16-20 cincin T.R. hialin berbentuk C yang menjaga lumen trakea tetap terbuka. Cincin-cincin tersebut dihubungkan oleh jaringan penyambung padat fibroelastis dan retikulin/lig. Anulare. Bagian trakea yang mengandung tulang rawan disebut pars kartilagenia dan yang mengandung otot disebut pars membranasea.1.7 Bronkus, setiap bronkus primer bercabang sebanyak 9-12 kali, dan masing-masing cabang makin mengecil sehingga tercapai diameter sekitar 5 mm. Kecuali susunan tulang rawan dan otot polosnya, mukosa bronkus secara struktural mirip dengan mukosa trakea. Pengerutan otot yang terjadi setelah kematian adalah hal yang menyebabkan penampilan mukosa bronkus menjadi berlipat-lipat. Dan terdapat kelenjar getah bening dan terutama banyak dijumpai di tempat percabangan bronkus.1.8 Bronkiolus, tidak terdapat tulang rawan dan diameternya kira-kira 1 mm. Bronkiolus yang lebih besar, epitelnya adalah epitel bertingkat silindris bersilia, yang makin memendek dan makin sederhana sampai menjadi epitel selapis silindris bersilia atau selapis kuboid pada bronkiolus terminalis yang lebih kecil.1.9 Bronkiolus terminalis, diameternya 0,3 mm dan epitelnya selapis torak bersilia tanpa sel goblet. Lapisan luarnya terdiri dari serat kolagen, serat elastin, pembuluh darah dan saraf. Serta terdapat sel Clara pada deretan sel nya.1.10 Bronkiolus respiratorius, panjangnya antara 1-4 mm dan diameternya 0,5 mm. epitelnya selapis kubis bersilia tanpa sel goblet.1.11 Duktus alveolaris, merupakan dinding tipis yang sebagian besar terdiri dari alveoli dan dikelilingi sakus alveolaris. Terbentuk dari jaringan ikat serat elastin dan serat kolagen.1.12 Sakus alveolaris, merupakan kantong yang dibentuk oleh beberapa alveoli. Terdapat serat elastin dan serat retikulin yang melingkari muara sakus alveoli dan tidak terdapat otot polos.1.13 Alveolus, tempat pertukaran O2 dan CO2. Epitelnya selapis gepeng, dan pada dindingnya terdapat lubang kecil atau stigma alveoli. Di sekitar alveoli terdapat serat elastin dan serat kolagen. Jumlahnya 300-500 juta alveoli.Mekanisme pernapasan 3

Paru dan dinding dada adalah struktur yang elastis dan paru menempati bagian terbesar rongga dada. Paru dilapisi 2 lapisan pleura yaitu pleura viseral dan pleura parietal. Pada keadaan normal, terdapat selapis tipis cairan antara rongga dada dan dinding paru. Paru dengan mudah dapat bergeser sepanjang dinding dada, tapi sulit dipisahkan dari dinding dada. Tekanan di dalam ruang antara paru dan dinding dada, tekanan intrapleura, kurang dari tekanan atmosfer disebut tekanan subatmosferik.

Proses ekspirasi merupakan proses pasif, pada keadaan istirahat (akhir ekspirasi tenang), jaringan paru dan dada dalam keadaan resting end expiratory level, dimana keadaan seimbang dan resultan sifat paru cenderung kolaps dan dinding dada cenderung mengembang. Dan ekspirasi kuat, terjadi kontraksi otot-otot dinding perut dan otot interkostal internis.

Proses inspirasi merupakan proses aktif, pada inspirasi tenang terjadi kontraksi otot inspirasi utama yaitu m. interkostal eksternus dan pembesaran rongga dada kira-kira 75% oleh diafragma. Dan pada inspirasi kuat, otot-otot inspirasi tambahan ikut berkontraksi.

Pernapasan pertama pada bayi dalam kandungan menggunakan pernapasan luar melalui placenta. Jaringan paru belum mengembang. Sedangkan, pada bayi baru lahir, pemutusan placenta mengakibatkan tekanan intrapleura menurun dan akibatnya paru mengembang dan sekali udara masuk tidak dapat seluruhnya dikeluarkan.

Transport O2, terikat kimia dengan Hb. Tiap atom Fe dalam Hb mampu mengikat 1 molekul O2, dan tiap molekul Hb dapat mengikat 4 molekul O2. Dan transport CO2, daya larutnya lebih besar dari O2, tiap 100 ml darah hanya dapat membebaskan 0,3 CO2 dalam bentuk terlarut.Pemeriksaan fungsi paru 4

Pada elastisita paru terdapat daya recoil dan compliance. Daya recoil, merupakan kemampuan paru untuk kembali ke bentuk semula sesudah diregangkan atau kembali ke resting level. Sedangkan, compliance, merupakan kemudahan jaringan paru untuk diregang atau kemampuan pengembangan paru. Faktor-faktor yang mempengaruhi compliance adalah volume paru saat pengukuran, perubahan elastisita jaringan paru, tahanan jalan napas dan tegangan permukaan alveol.

Kerja pernapasan secara normal adalah apabila compliance paru tinggi dan jalanan napas rendah, kerja pernapasan kecil yaitu 3 % dari penggunaan energy total tubuh.

Volume dan kapasitas paru dapat di ukur menggunakan alat yaitu spirometer. Pemeriksaan paru dengan spirometer mendapatkan TV,IRV,ERV,IC,VC, pemeriksaan dengan spirometer serta pengaturan kecepatan pencatatan mendapatkan volume ekspirasi paksa dan dengan MBC mendapatkan volume pernapasan permenit pada pernapasan kuat dan cepat (125-170ml). Volume udara paru diantaranya adalah (1) Volume alun nafas (Tidal Volume/TV), jumlah udara yang masuk ke dalam paru setiap inspirasi atau ekspirasi pada pernapasan tenang. 500 ml. (2) Volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume/IRV), jumlah udara yang masih dapat masuk pada inspirasi maksimal, sesudah inspirasi biasa. 3300 ml. (3) Volume cadangan ekspirasi (expiratory reserve volume/ERV), jumlah udara yang dapat dikeluarkan secara aktif melalui kontraksi otot ekspirasi setelah ekspirasi biasa. 1200 ml. (4) Volume residu (residual volume/RV), udara yang masih tertinggal di dalam paru setelah ekspirasi maksimal. 1000 ml. (5) Kapasitas inspirasi (IC), IC= TV+IRV. 3800 ml. (6) Kapasitas residu fungsional (FRC), FRC= ERV+RV. 2200 ml. (7) Kapasitas vital (VC), VC= IRV+TV+ERV. 500 ml. (8) Kapasitas paru total (TLC), TLC= VC+RV. 6000 ml. (9) Ruang rugi, merupakan ruang di dari hidung sampai bronkiolus terminalis yang berisi udara namun tidak ikut serta dalam pertukaran gas dengan darah dalam kapiler paru. Volume ruang rugi adalah 150 ml. (10) Ventilasi pulmonal, jumlah udara yang keluar masuk per menit. TVx frekuensi pernapasan per menit. 7500 ml/menit. Frekuensi pernapasan per menit sekitar 15 kali. (11) Ventilasi alveoli, merupakan volume yang berperan dalam pertukaran gas per menit, (TV- Vol. ruang rugi) x frekuensi pernapasan per menit. 5250 ml/menit. Lihat gambar 2.

Gambar 2. SpirometerSumber : Ilyas Sidharta. Pemeriksaan sistem pernapasan. Edisi 3. Jakarta : Balai Penerbit EGC 2002; h.31 33.

Gangguan terhadap ventilasi dapat disebabkan oleh penyakit paru obstriktif dan penyakit paru restriktif. Penyakit paru obstriktif disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan saluran nafas udara nafas, dan dapat dikatakan bahwa pengosongan paru-paru lebih susah daripada pengisian dengan udaranya. Sedangkan, penyakit paru restriktif adalah kemampuan paru mengembang terhambat.Fungsi pernapasan 5

Secara umum system respirasi mempunyai fungsi penting, yaitu (1) untuk pertukaran gas, penyediaan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme sel-sel tubuh dan mengeluarkan CO2 hasil metabolisme secara terus menerus. (2) Fungsi primer paru adalah menjaga agar pH(keasaman) darah konstan. Dan fungsi sekundernya adalah berperan dalam pertukaran panas tubuh dengan menghangatkan dan melembabkan udara yang dihirup. (3) Fungsi penting dari pernapasan adalah menghasilkan suara.Pusat pernapasan 6

Pusat pengaturan pernapasan volunter di korteks cerebri, impuls nya disalurkan melalui traktus kortikospinalis ke motor neuron saraf pernapasan. Sedangkan, di formatio retikularis mesula oblongata lepas muatan berirama menghasilkan pernapasan spontan. Pusat pernapasan terdiri dari 3 bagian, yaitu (1) Pusat respirasi, dibagi menjadi kelompok neuron DRG (Dorsal Respiratory Group) dan VRG (Ventral Respiratory Group). DRG terutama terdiri dari neuron I, secara periodik melepaskan impuls dengan frekuensi 12-15/menit. Dan VRG terdiri dari neuron I dan neuron E, keduanya tidak aktif pada pernapasan tenang. (2) Pusat apneustik (pons bagian bawah), berpengaruh tonik terhadap pusat inspirasi, pusat ini dihambat oleh impuls saraf eferen melalui Nervus X. (3) Pusat pneumotaksik (pons bagian atas), impuls dari sini menghambat aktifitas neuron I (rangsang inspirasi dihentikan).

Pembahasan

Paru-paru secara makroskopis dan mikroskopis mempunyai fungsi dan karakteristik yang berbeda. Dan pemeriksaan fungsi paru dengan menggunakan alat spirometer, pada pemeriksaan ini akan di dapatkan volume-volume udara dalam paru, baik inspirasi maupun ekspirasi. Selain itu dengan spirometer dapat diketahui gangguan ventilasi, yaitu obstruktif dan restriktif. Misalnya adalah sesak nafas yang masuk kedalam gangguan ventilasi obstruktif. Sesak nafas tersebut juga berhubungan dengan fungsi pernapasan secara sekunder bahwa udara yang masuk ke paru akan dihangatkan, sehingga berhubungan dengan timbulnya sesak nafas saat pergantian musim.Kesimpulan

Sistem respirasi terdiri atas sepasang paru di dalam rongga thorax. Setiap paru dilapisi oleh suatu membran tipis yaitu pleura viceralis dan pleura parietalis. Pemeriksaan fungsi paru juga dapat dilakukan dengan alat spirometer untuk mengetahui volume udara dalam paru. Jalur pernapasan yaitu dari hidung, faring, laring, trakea, bronkus primer,paru kanan, bronkus kecil, bronkiolus, bronkiolus terminalis, bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, sakus alveolaris dan alveolus. Dan mekanisme pernapasan pada manusia yaitu inspirasi dan ekspirasi. Pada saat inspirasi diaphragma akan turun, sedangkan pada saat ekspirasi diaphragma akan naik.Daftar pustaka1. Drake RL, Vogl W, Mitchell AWM. Gray anatomy for students. 1st ed. Philadelphia : Elsevier Churchill livingstone 2005; h.102-52.2. Breeze RG. Histologi dasar. Edisi 10. Jakarta : EGC 2006; h.231-62.3. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 2. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC 2003; h.154-84.

4. Ethel S. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC 2003; h.96-9.

5. John R. Fisika tubuh manusia. Edisi 2. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC 2006; h.130-34.6. Sylvia AP. Patofisiologi: konsep klik proses-proses penyakit. Edisi 2. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC 2006; h.740-6.7